jurnalistik TV(3)

  • Upload
    lp3yorg

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 jurnalistik TV(3)

    1/1

    Bagi bangsa ini, televisi saat ini tentu bukan lagisebagai barang ganjil. Namun, bisa dikatakan, televisi sudahmerupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

    Kehadiran televisi yang menyajikan aneka siarangambar dan suara itu, sekaligus mengubah perilaku dan sikapmasyarakat. Jika ada yang mengatakan bangsa ini belum lagiselesai atau belum lulus dari budaya membaca, sekarang, kok,malah sudah melompat jauh ke budaya tontonan, makaakhirnya, budaya membaca yang belum selesai itu pun sirna,

    jadi asing. Budaya tutur pun demikian adanya. Yang menonjoladalah budaya visual, tontonan.

    Pertanyaannya adalah, bagaimana tontonan itudibuat? Sudahkah masyarakat mengetahui lebih jauh apa sajayang sebenarnya layak dan atau tidak layak ditonton ataudisiarkan televisi? Kaidah apa yang dipakai oleh pengelola

    program siaran dalam mencari, mengolah dan menyiarkanfakta menjadi siaran berita?

    Buku ini merupakan satu dari sekian banyak bukuyang mengulas tentang pertelevisian. Dengan tinjauan khusus,yakni memberi pengetahuan tentang cara mengolah danmembuat berita televisi yang baik, terutama bagi para

    pembaca yang akan terjun di dunia pertelevisian, jugamasyarakat luas akan menjadi tahu cara kerja dalam

    pemberitaan televisi.

    MempengaruhiSebagai media massa, televisi memiliki fungsi antara

    lain memberikan informasi (to inform), menghibur (toentertain) dan termasuk di dalamnya adalah fungsimempengaruhi (to persuade)

    Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi mempengaruhiini sering terjadi tanpa disadari oleh khalayak. Sebab, televisiyang bebas hambatan ruang dan waktu itu, bisa sajamenyeruak dinding tembok, membobol atap genting danmematahkan medan lokasi yang sulit dijangkau jikamengandalkan media lain, misalnya suratkabar atau majalah.Dengan demikian, pengaruh televisi yang sajiannya real time,itu sering pula mematahkan kategori pengertian tentang

    aktual bagi sebuah peristiwa yang hendak diberitakan,terutama jika menggunakan medium lain. Inilah kekuatantelevisi yang sangat besar. Keserentakan, kekinian dankebersamaan dari siaran televisi yang bersifat audio-visualdan cinematography (pandang dengar dan gambar bergerak)itulah yang menjadi faktor utama dalam fungsi mempengaruhitersebut.

    Media televisi punya dampak identifikasi optik yangtajam bagi pemirsanya. Dengan kata lain, pemirsa seolah

    berada di tempat peristiwa yang ditayangkan di televisi.Seolah menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan hadir ditempat kejadian yang sebenarnya. Padahal, apa yangdilihatnya itu, hanya merupakan berita yang disiarkan dari

    jarak yang sangat jauh.

    Proses identifikasioptik akan berdampak padaidentifikasi psikologis bagikhalayak pemirsa televisi.Mereka turut merasakankejadian yang diberitakantelevisi, atau yang dijadikanfilm berita (newsreels ).Akibatnya, pemirsa bisamerasa sangat terharu, sedih atau gembira. Informasi yangdisampaikan melalui medium televisi diterima dengan duaindera sekaligus secara simultan pada saat bersamaan, yakniindera pendengaran (audio) dan indera penglihatan (visual).

    Munculnya stasiun televisi, lokal maupun nasional,

    merupakan keniscayaan tuntutan perkembangan zaman,Dalam upaya salah satu fungsi komunikasi massa, yaitumemberikan informasi (to inform), stasiun televisimenayangkan program berita. Berita televisi mempunyaikelebihan yakni pada faktor kecepatannya untuk dihadirkan ditengah pemirsa. Berita televisi juga lebih efektif dalammembentuk pengalaman dan kesan (image) atas realitas sosialyang dipersepsikan pemirsa.

    MemahamiDibagi dalam tiga belas bab, buku ini menuturkan

    mulai dari sejarah dan perkembangan televisi (bab I),Pengaruh Televisi, Jurnalistik, Karakter dan BahasaJurnalistik Televisi (bab II, III, IV dan V) kemudian mengulastentang Membuat Berita Televisi (bab VI), Struktur dan

    Format Berita, Pengaruh Berita Televisi (Bab VII dan VIII).Pada bagian selanjutnya, dikenalkan tentang JurnalismeInvestigatif Televisi (Bab IX) dan lebih ke teknis tentangSiaran Langsung Televisi (Live Report) pada Bab X.

    Akan tetapi, tak lupa juga diulas tentang sosok ataumanusia di balik layar, yakni tentang Reporter dan JuruKamera di Bab XI dan tentang Penyiar Berita di Bab XII.Bagian terakhir yang tentu saja menarik, adalah Bab XIII yangmengulas tentang Jurnalisme Infotainment.

    Bagian yang menarik, selain bahasan tentang teori,bahasa, cara kerja reporter, juru kamera dan penyiar beritasebagai pemahaman standard untuk diketahui, adalahditampilkannya contoh tentang berita investigasi televisi.Dengan topik Kelangkaan Minyak Tanah, contoh inimenempati 13 halaman dalam buku ini (hal 132-145). Dengan

    demikian, pembaca tentu bisa membayangkan sekaligusmemahami, betapa tidak mudah membuat sebuah program

    berita, apalagi berita investigasi, untuk tayangan siarantelevisi.

    Selain itu, lampiran tentang sebuah lembaga (NU)dalam menyikapi acara infotainmentdi televisi (hal 179), bisamenjadi wacana bagi pembaca atau siapa pun yang hendakmengerti.

    Tentu saja lampiran kode etik jurnalistik televisiIndonesia dan beberapa istilah dalam pertelevisian, akanmemberi bantuan bagi kaum awam untuk lebih memahamitelevisi. Setidaknya muncul harapan, buku ini bisa membukacakrawala bagi khalayak, bagaimana sejatinya televisi harusdisikapi. (awd)

    Edisi: Agustus 2011 11

    I n f o B u k u

    Judul Buku : Jurnalistik Televisi

    Penulis : Adi Badjuri

    Penerbit : Graha Ilmu

    Tahun : 2010

    Tebal : viii + 192

    MEMAHAMI ANEKA TONTONAN TELEVISI