Upload
buitram
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG
DAN KOTA CILEGON PERIODE 2004-2008
Disusun Oleh
Resnawati
106084002755
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010M
2
ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG DAN KOTA
CILEGON PERIODE 2004 – 2008
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk memenuhi syarat-syarat
untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
RESNAWATI
NIM: 106084002755
Dibawah bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS Utami Baroroh, M.Si
NIP.195706171985031002
JURUSANILMU EKONOMI STUDIPEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
3
Hari ini Jum'at Tanggal 03 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Resnawati NIM: 106084002755 dengan
judul Skripsi " ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG
DAN KOTA CILEGON PERIODE 2004-2008 ". Memperhatikan penampilan
mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 September 2010
Penguji Ujian Komprehensif
Fitri Amalia, M.Si Fitri Amalia, M.Si
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
4
Hari ini Kamis Tanggal 9 Bulan Desember Tahun 2010 telah dilakukan Ujian
Skripsi atas nama Resnawati, NIM: 106084002755 dengan judul skripsi
"ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG DAN
KOTA CILEGON PERIODE 2004-2008" Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian beriangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univeisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Utami Baroroh, M.Si
Penguji Ahli Sekretaris
Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz M.M M. Hariana I. Putra M.Si
Penguji Ahli I Penguji Ahli II
5
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Resnawati
Nim : 106084002755
Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan/IESP
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri dan bukan
merupakan rekapitulasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau rekapitulasi maka skripsi
ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyusun
skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di
kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 03 Desember 2010
(Resnawati)
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Resnawati
2. Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 22 Oktober 1988
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kios Bunga “ Trubusku ”
Jalan. Cilegon-Serang, Rt.01/002,
Kec.Toyomerta, Serang-Banten
6. Telepon : 0856 240 31 209/0878 825 454 04
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Kedaleman 1 Cilegon, Lulus 2000
2. SLTP Negeri 5 Cilegon, Lulus 2003
3. SMA Negeri 3 Cilegon, Lulus 2006
4. Universitas Islam Negeri Jakarta, Lulus 2010
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Primagama Cilegon, Tahun 2005
2. ILP Gintung, Tahun 2007
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Darsono
2. Ibu : Hj. Sukawati
3. Alamat : Kios Bunga “ Trubusku ” Jalan. Cilegon-Serang
Rt.01/002, Kec.Toyomerta, Serang-Banten
4. Telepon : 081 310 30 80 62
5. Anak ke : 1 (satu) dari 2 (dua) bersaudara
ii
Analysis of Economic Potency in Serang Regency
And Cilegon Town for the 2004-2008 Periods
by Resnawati
Abstract
This research is an attempt to figure out regional potencies that have
influences towards the economic growth in Serang regency and Cilegon town for
the 2004-2008 periods, as well as the contribution of those potential sectors for
the regional economic growth. The data used for the research are the Gross
Regional Domestic Product (GRDP) of Serang regency, Cilegon town and Banten
province for the 2004-2008 periods. The research also used the Location Quotient
(LQ) analytical tool and is completed with the Shift Share analysis, which is
functioned to figure out superior sectors in the analyzed region.
Basic sectors with the highest LQ average in the Serang regency are
development (2,03 percent), agricultural and services, processing industries,
financial, tenancies as well as corporate services. Meanwhile, basic sectors in
Cilegon are electricity, gas and clean water, with an average LQ of 2,20 percent,
and 1,28 percent for the processing industry sector. The results of the Shift Share
analytical method applying the differential growth (Dj) component in nine sectors
in the Serang regency has indicated that the nine sectors have a slower growth
compared to those in the Banten Province. Therefore, the nine sectors have low
competitiveness and do not have a growth potential to boost the economic growth
in the Serang regency. Meanwhile, six sectors have a positive average value
based on the Proportional (Pj) growth component, indicating that the Serang
regency specializes in the same sector with the fast-growing sectors in Banten’s
economy.
The Shift Share analytical method using a differential (Dj) growth
component has shown that three indicated sectors in Cilegon, i.e., processing
industrial sector with an average (Dj) of 80952,90, trading, hotel and restaurants
with an average (Dj) of 30518,05 as well as services with 30518,05, growing
faster than the same economic sectors in Banten. Meanwhile, the proportional
(Pj) growth component has shown that six sectors have positive average growth.
Key Words : Economic Potency, Location Quotient, Shift Share
iii
ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG
DAN KOTA CILEGON PERIODE 2004 – 2008
Oleh: Resnawati
Abstrak
Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui potensi-
potensi daerah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Serang dan Kota Cilegon selama tahun 2004 hingga tahun 2008, dan seberapa
besar sumbangan sektor-sektor potensial tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah. Data yang digunakan yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dan Provinsi Banten tahun 2004 hingga
tahun 2008. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Location Quotient (LQ)
yang dilengkapi analisis Shift Share, yang berguna untuk mengetahui sektor-
sektor unggulan di daerah analisis.
Untuk Kabupaten Serang yang merupakan sektor basis dengan rata-rata
LQ terbesar yaitu sektor bangunan dengan LQ rata-rata sebesar 2,03 %, kemudian
sektor pertanian lalu sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan serta sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan pada Kota Cilegon sektor
basis dimiliki oleh sektor listrik, gas dan air bersih dengan LQ rata-rata 2,20 %
dan sektor industri pengolahan dengan rata-rata LQ sebesar 1,28 persen. Hasil
metode analisis Shift Share menggunakan komponen pertumbuhan differential
(Dj) pada Kabupaten Serang dari 9 sektor terindikasi bahwa ke-9 sektor tersebut
tumbuh lebih lambat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Provinsi
Banten sehingga ke-9 sektor tersebut memiliki daya saing rendah dan tidak
berpotensi untuk dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Serang, sedangkan komponen pertumbuhan proportional (Pj) menunjukkan bahwa
terdapat 6 sektor yang memiliki nilai rata-rata positif, hal ini berarti Kabupaten
Serang berspesialisasi pada sektor yang sama dengan sektor yang tumbuh cepat di
perekonomian Provinsi Banten.
Hasil metode analisis Shift Share menggunakan komponen pertumbuhan
differential (Dj) pada Kota Cilegon terdapat 3 sektor yang terindikasi bahwa ke-3
sektor tersebut yaitu sektor industri pengolahan dengan (Dj) rata-rata 80952,96
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan (Dj) rata-rata 30518,05 serta
sektor jasa-jasa yang (Dj) rata-ratanya adalah 167,27, tumbuh lebih cepat
dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Provinsi Banten. Sedangkan
komponen pertumbuhan proportional (Pj) menunjukkan bahwa terdapat 6 sektor
yang memiliki nilai rata-rata positif.
Kata Kunci : Potensi Ekonomi, Kuosien Lokasi, Shift Share
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi
Rabbi, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya
kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad saw, sang
pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi ummatnya dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan
skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal
baik dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus,
apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada:
1. Ayahanda H. Darsono dan Ibunda Hj. Sukawati, atas doa dan kasih sayang
yang tidak terbatas kepada peneliti hingga saat ini, semoga Allah selalu
menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti.
2. Adik aku, si hitam nan bawel Saraswati meskipun sering berdebat, tetapi dede
saras telah mensuport dan meluangkan waktu untuk menemani teteh Resna
dalam „merefresh‟ otak.
3. Ahmad Fauzi, yang telah menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu
memberikan semangat, terimakasih untuk waktu, tenaga dan cintanya, bagian
warna terindah kehidupan yang pernah dimiliki dan tidak akan terlupakan.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan mengarahkan penulis
selama penulisan skripsi.
v
5. Ibu Utami Baroroh, M,Si., selaku dosen pembimbing II yang telah membantu
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih ibu cantik atas
bimbingan, jasa dan support tiada henti yang ibu telah berikan.
6. Bapak Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz M.M dan Bapak M. Hartana I. Putra
M.Si selaku dosen penguji skripsi, terimakasih atas ilmunya.
7. Bapak Drs. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Bapak Zuhairan, Ibu
Fitri Amalia, Bapak Tony Candra, Bapak Nurberlian, Bapa Agung, Bapa
Abbas, Ibu Rahmawati dan Ibu Isna yang telah memberikan motivasi dan
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama penulisan skripsi dan masa
perkuliahan.
9. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati khususnya Ibu Lili, Ibu Siska, Ibu Dewi
dan Bapak Amminudin, yang telah membantu penulis hingga saat ini.
10. H. Sajam kakek tercinta, Om Nara, Tante Nia, keponakanku Adam dan Tegar,
Om Sukma, Om fata, Hj. Dasem, Endang, Sumeri, untuk doanya, dukungan
yang tidak henti dan nenek terbaik Hj. Sawana (alm).
11. Persahabatan Bertujuh, Ayu, Amel, Ririn, Ael, Fauzy Tetot dan Adam,
terimakasih untuk persahabatan yang tidak akan hilang oleh waktu, jarak serta
untuk setiap kebahagian dan kesedihan yang telah kita lalui dan bagi bersama.
“Friendship Never End”
12. Keluarga Besar Gujeg: Hj. Rakayah (alm), H. Tulis, Mimi Kaji, Yayu,
Sawini, Bapa Embem, Bapak Us, Bapak Sajut, Om Tampidi dan Keluarga,
Bunda Tuti, Tante Ida, Om Ras, Tante En, Mimi Ci, Tante Sukila, terimakasih
doanya.
13. Saudara-saudaraku, ka Indra, Ulvi, Ririn dan Retna, Aziz, Aris, terimakasih.
14. Keluarga Besar Kost Cantik, yang menjadi „2ndHome‟ selama empat tahun
bagi peneliti, beserta kekasi hati pujaan bangsanya. Lebih khususnya kepada
Tika untuk ilmu dan tuntunanya, Fatmi Ucup, Lela Umam, Dilas Doi, Uwi Abi, Zee
Jamil, Leni Awal, Anis Sutan yang memberikan suport dan menemani penulis
vi
15. dalam menyelesaikan skripsi ini dan Juniorku, Dewi Ola, Iceh, Maya Tresna,
Lilis Reza, Fany Mul, Putri Rizky.
16. Untuk Bubble, Reny, Yaz, Ledy, Arin, Lany, Yuli, Mya, Dita, Uum, yang
telah memberikan suport yang tiada henti, terimakasih untuk setiap doanya.
17. KKN 78, Boi, Adit, Oday, Akbar, Akew, Pay, Andi, Kusai, Budi, Anjar, Dafi
dan Haris, yang melengkapi silatuhrami bermakna di akhir semester.
18. Rekan-rekan mahasiswa IESP, khususnya Angkatan 2006 IESP A, Hadafi, Asri,
Isti, Feby, Andra, serta Safitri, Abu, Yanti, Awang, untuk diskusi beserta supportnya
dan adik-adik IESP, Angga, Aryo, HollyKey atas doanya khususnya JB Sukma
dan Slamet yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu.
19. HMI Ciputat, Khususnya KAFEIS, Adi Komba, Bang Oji, Bang Taka, Bang
Sugi, Bang Hafis, Bang Eko, Hany, Fauzi, Bande, Wasis, Dila, Arin, Yudhina,
Adha, Dendi, Bopeng, Sony, Fahmi, Hafa dan seluruh anggota “YAKUSA”
lanjutkan perjuangan kita.
20. Fajar beserta keluarga, yang selalu mensuport serta mas Reza, Dara, Iyu,
Bagus, terimkasih telah menjadi pendengar setia penulis dalam segala hal.
21. Untuk Miss Fitri, Diaz dan Elok Computer, khususnya „Uda‟, terimakasih
untuk bantuanya terhadap penulis.
22. Seluruh teman SD Kedaleman, SMP N 5 dan SMA N 3 Khususnya Ririn,
Rendy dan Jaka terimakasih ya teman atas bantuan dan suportnya.
23. Rasa cinta dan hormat kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang
tak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan skripsi.
Kami berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan
referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para
pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.
Jazákumullah Khoiron Katsiron.
Ciputat, Desember 2010
Resnawati
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ..................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ............... 9
1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........ 12
2. Model Basis Ekonomi .......................................................... 16
B. Landasan Teori ........................................................................... 17
1. Teori Pembangunan Ekonomi .............................................. 18
viii
2. Teori Pembangunan Daerah ................................................. 18
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 19
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ................................... 22
a. Teori Ekonomi Klasik .................................................... 23
b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik ..................................... 24
c. Teori Harrod-Domar dalam sistem regional .................. 25
d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan ....... 26
e. Teori Basis Ekonomi ...................................................... 27
C. Penelitian Terdahulu .................................................................. 33
D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 40
E. Hipotesis Penelitian ................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup ........................................................................... 43
B. Metodologi Penentuan Sampel .................................................. 43
1. Library Research .................................................................. 43
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 44
D. Metode Analisis ......................................................................... 44
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 55
1. Kabupaten Serang ................................................................. 55
a. Keadaan Geografis .......................................................... 55
b. Kependudukan ................................................................ 57
ix
c. Pemerintahan ................................................................... 59
d. Pendidikan ...................................................................... 59
e. Kesehatan ........................................................................ 60
2. Kota Cilegon ......................................................................... 60
a. Keadaan Geografis .......................................................... 60
b. Kependudukan ................................................................ 62
c. Pemerintahan .................................................................. 63
d. Pendidikan ...................................................................... 63
e. Kesehatan ....................................................................... 64
B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi .................................... 64
1. Analisis Perkembangan PDRB ............................................ 65
a. Kabupaten Serang .......................................................... 65
b. Kota Cilegon .................................................................. 66
2. Analisis Location Quotient (LQ) ......................................... 66
a. Kabupaten Serang .......................................................... 67
b. Kota Cilegon .................................................................. 70
3. Analisis Shift Share (SS) ...................................................... 72
a. Kabupaten Serang .......................................................... 73
b. Kota Cilegon .................................................................. 78
4. Tipologi Sektoral .................................................................. 82
C. Pembahasan ................................................................................. 85
1. Pembahasan Per Sektor Kabupaten/Kota Analisis ............... 85
a. Kabupaten Serang .......................................................... 85
b. Kota Cilegon .................................................................. 97
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 109
B. Saran ........................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114
LAMPIRAN ...................................................................................................... 116
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten
Serang Atas Dasar Harga Berlaku 5
1.2 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto di Kota
Cilegon Atas Dasar Harga Berlaku 5
1.3 Perbedaan Masing-masing Daerah Analisis 6
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 39
4.1 Luas Daerah di Kabupaten Serang 56
4.2 Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administratif
Kota Cilegon 62
4.3 Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto
Tahun 2004-2008 Kabupaten Serang Menurut Sektor
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 65
4.4 Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto
Tahun 2004-2008 Kota Cilegon Menurut Sektor Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2000 66
4.5 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten
Serang 67
4.6 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Cilegon 70
4.7 Komponen Shift Share (SS) Kabupaten Serang 73
xii
4.8 Komponen Pertumbuhan Proposional (Pj) Kabupaten
Serang 75
4.9 Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kabupaten
Serang 77
4.10 Komponen Shift Share (SS) Kota Cilegon 78
4.11 Komponen Pertumbuhan Proposional (Pj) Kota Cilegon 80
4.12 Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota Cilegon 81
4.13 Makna Tipologi Sektor Ekonomi 84
4.14 Analisis Sektor Pertanian Kabupaten Serang 85
4.15 Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten
Serang 86
4.16 Analisis Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Serang 88
4.17 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten
Serang 89
4.18 Analisis Sektor Bangunan Kabupaten Serang 90
4.19 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Kabupaten Serang 91
4.20 Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Kabupaten Serang 93
4.21 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan Kabupaten Serang 94
4.22 Analisis Sektor Jasa-Jasa Kabupaten Serang 95
4.23 Analisis Sektor Pertanian Kota Cilegon 97
xiii
4.24 Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian Kota
Cilegon 98
4.25 Analisis Sektor Industri Pengolahan Kota Cilegon 99
4.26 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kota Cilegon 101
4.27 Analisis Sektor Bangunan Kota Cilegon 102
4.28 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kota
Cilegon 103
4.29 Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kota
Cilegon 104
4.30 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan Kota Cilegon 106
4.31 Analisis Sektor Jasa-Jasa Kota Cilegon 107
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pemikiran 41
3.1 Bagan Kerangka Peranan Potensi Ekonomi 53
4.1 Piramida Penduduk Kabupaten Serang 58
4.2 Peta Kota Cilegon 61
4.3 Presentase Luas Lahan Menurut Penggunaan Kabupaten Serang 69
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
I Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten,
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon Atas Dasar
Harga Konstan 2000 116
II Hasil Perhitungan Location Quotent Kabupaten
Serang 118
III Hasil Perhitungan Location Quotient Kota Cilegon 121
IV Hasil Perhitungan Komponen Shift Share Kabupaten
Serang 124
V Hasil Perhitungan Komponen Shift Share Kota
Cilegon 126
VI Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share
(Nj) Kabupaten Serang 128
VII Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share
(Nj) Kota Cilegon 130
VIII Hasil Perhitungan Komponen Differensial Shift (Dj)
Kabupaten Serang 132
IX Hasil Perhitungan Komponen Differensial Shift (Dj)
Kota Cilegon 135
X Hasil Perhitungan Komponen Proposional Shift (Pj)
Kabupaten Serang 137
xvi
XI Hasil Perhitungan Komponen Proposional Shift (Pj)
Kota Cilegon 139
XII Hasil Perhitungan Rata-Rata Komponen Shift Share
Kabupaten Serang 142
XIII Hasil Perhitungan Rata-Rata Komponen Shift Share
Kota Cilegon 144
XIV Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten Serang 146
XV Checking Perhitungan Shift Share Kota Cilegon 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kesejahtraan rakyat.
Oleh karena itu, hasil pembangunan harus dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat sebagai wujud peningkatan kesejahtraan lahir maupun batin secara
adil dan merata. Pembangunan ekonomi daerah pada hakekatnya adalah
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, bersama
sama dengan masyarakatnya dalam mengelola dan memanfaatkan sumber
daya yang ada secara optimal untuk merangsang perkembangan ekonomi
daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah.
(Fahrurrazy, 2009:11).
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan
daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus mampu menaksir
potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah. (Arsyad, 2010:374).
Peran serta masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan daerah
dapat terlaksana dengan kondusif, karena ditunjang adanya otonomi daerah
yang ditandai dengan lahirnya dua produk undang-undang, yaitu UU. No.22
2
Tahun 1999 (sekarang UU tersebut diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004)
tentang Pemerintahan Daerah dan UU. No 25 Tahun 1999 (sekarang diganti
dengan UU No. 33 Tahun 2004) tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. Lahirnya undang-undang tersebut
disambut positif oleh banyak kalangan dengan segenap harapan bahwa
melalui otonomi daerah akan dapat merangsang terhadap adanya upaya untuk
menghilangkan praktik-praktik sentralistik yang pada satu sisi dianggap
kurang menguntungkan bagi daerah dan penduduk lokal. Era otonomi telah
memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah, baik provinsi maupun
kabupaten/kota untuk mengembangkan sendiri potensi daerah yang
dimiliknya. Dengan kata lain, daerah diberi wewenang untuk mengelola
sendiri keuangannya sekaligus menentukan arah pembangunan yang akan
dilaksanakan demi tercapainya kemakmuran penduduk di daerahnya, dengan
mempertimbangkan segenap potensi, sumber daya serta faktor-faktor lainnya,
baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.
Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut kreatif dalam
mengembangkan perekonomian, peranan investasi swasta dan perusahaan
milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Dengan demikian suatu daerah sangat memerlukan
beragam data yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan, baik dalam
penyusunan evaluasi pembangunan ekonomi di daerah yang telah
dilaksanakan maupun dalam perumusan perencanaan di masa yang akan
datang. (Dini, 2007:2).
3
Sejak Tahun 2001, dengan diberlakukanya Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang pemerintah Daerah (sekarang UU tersebut diganti dengan
UU No.32 Tahun 2004), maka pembangunan daerah Kabupaten Serang dan
Kota Cilegon merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
dilakukan secara terus-menerus untuk menuju ke arah perubahan yang lebih
baik. Adanya perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan
menuntut pihak pemerintah daerah untuk lebih mengutamakan prinsip-prinsip
penyelenggaraan otonomi daerah yang memperhatikan aspek demokrasi,
keadilan, pemerataan serta sektor potensi daerah.
Dini (2007:4), mengemukakan bahwa pada era otonomi daerah
paradigma baru dalam pembangunan ekonomi daerah, keberhasilan
pembangunan tidak lagi hanya diukur dari kemajuan fisik yang diperoleh atau
berapa besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat diterima keberhasilan
pembangunan harus dapat diukur dengan parameter yang lebih luas dan lebih
strategis yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik materil dan non materil.
Agar dapat memenuhi kriteria luas dan strategi tersebut, maka pelaksanaan
pembangunan harus diawali berdasarkan prioritas dan pemilihan sasaran-
sasaran yang mempunyai nilai strategis dan memberikan dampak yang positif
dalam meningkatkan citra kedua daerah dengan membangun sektor-sektor
ekonomi yang memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
kedua daerah.
Studi mengenai pertumbuhan ekonomi disuatu daerah oleh beberapa
peneliti telah dilakukan, salah satunya Dini (2007), dimana peneliti
menganalisis pertumbuhan ekonomi ekonomi yang melibatkan satu wilayah
yaitu Kota Tanggerang sebagai bahan penelitian.
4
Berpedoman pada penelitian terdahulu tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan studi yang sama namun dengan cakupan daerah yang lebih luas.
Dua daerah di provinsi Banten dipilih untuk studi ini, yaitu Kabupaten Serang
dan Kota Cilegon. Alasan memilih kedua daerah tersebut sebagai lokasi dari
studi penelitian ini karena pada masing-masing daerah mempunyai
karakteristik ekonomi yang berbeda.
Salah satu indikator ekonomi yang sangat diperlukan untuk mengukur
kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). PDRB merupakan indikator penting di suatu daerah yang
dapat mengindikasikan totalitas produksi neto barang/jasa yang selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pembangunan
daerah.
Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masing-
masing daerah, dimana sektor perekonomian diklasifikasikan berdasarkan
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) yang terdiri dari 9 (sembilan)
sektor, yaitu: (1) Sektor Pertanian, (2) Sektor Pertambangan dan Penggalian,
(3) Sektor Industri Pengolahan, (4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, (5)
Sektor Bangunan, (6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, (7) Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi, (8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan serta (9) Sektor Jasa-Jasa.
Berikut ini adalah tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha dalam perekonomian
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon selama 2004 s.d. 2008
5
Tabel 1.1
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 s.d. 2008 (Persentase)
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 13,97 13,63 13,39 15,26 15,38
Pertambangan & Penggalian 0,06 0,06 0,06 0,08 0,08
Industri Pengolahan 49,21 48,41 47,72 63,02 61,70
Listrik, Gas & Air Bersih 5,15 4,91 4,62 5,14 4,84
Bangunan 6,30 6,43 6,59 2,17 2,29
Perdagangan, Hotel & Restoran 10,43 10,61 10,75 6,55 7,32
Pengangkutan & Komunikasi 3,37 3,75 4,05 2,96 3,14
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,16 4,10 4,45 2,26 2,44
Jasa-jasa 8,08 8,10 8,37 2,56 2,82
Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Serang berbagai edisi.
Tabel 1.2
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Cilegon Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 s.d. 2008 (Persentase)
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 2,62 2,49 2,37 2,28 2,24
Pertambangan & Penggalian 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07
Industri Pengolahan 59,32 59,13 59,24 58,47 57,50
Listrik, Gas & Air Bersih 12,14 11,85 10,62 9,60 8,63
Bangunan 0,44 0,46 0,47 0,50 0,54
Perdagangan, Hotel & Restoran 11,94 12,53 13,58 14,93 16,51
Pengangkutan & Komunikasi 9,01 8,94 8,91 9,03 9,22
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,07 3,13 3,29 3,60 3,72
Jasa-jasa 1,38 1,38 1,42 1,51 1,58
Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Cilegon berbagai edisi.
Peranan setiap sektor ekonomi dalam perekonomian dapat kita ketahui
dengan angka distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) seperti yang tertera pada Tabel 1.1 dan
Tabel 1.2. Menurut tabel 1.1 dan 1.2, terlihat bahwa sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan sektor ekonomi yang mempunyai peranan paling
rendah baik dalam perekonomian Kabupaten Serang maupun Kota Cilegon
6
yang pada tahun 2004 sebesar 0,06 persen untuk Kabupaten Serang dan 0,08
persen untuk Kota Cilegon.
Sementara konstribusi terbesar dalam perekonomian kedua daerah
disumbang oleh sektor Industri Pengolahan yang mempunyai sumbangan
paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Serang hingga mencapai
angka sekitar 49,21 persen dan Kota Cilegon mempunyai persentase lebih
besar hingga angkanya mencapai 59,32 pada tahun yang sama dibandingkan
dengan Kabupaten Serang. Ketimpangan seperti ini tidak hanya terjadi pada
tahun 2004 tetapi sudah terjadi pada beberapa tahun sebelumnya. Secara
karakteristik keduanya memiliki perbedaan meskipun berada dalam satu
provinsi yaitu:
Tabel 1.3
Perbedaan Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
No Kabupaten Serang Kota Cilegon
1 Berbentuk sebuah kabupaten,
yang terdiri dari 28 kecamatan.
Berbentu sebuah kota dengan jumlah
kecamatan lebih sedikit yaitu 8
kecamatan.
2 Jumlah penduduk lebih padat
dengan luas daerah yang lebih
besar 1. 734,09 Km2.
Jumlah penduduk relatif padat akan
tetapi luas daerah lebih sempit
175,50 Km2.
3 Dengan daerah yang lebih luas
maka luas lahan yang
dimanfaatkan untuk
perekonomian lebih besar.
Berbatasan langsung dengan akses
penghubung Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera.
Dengan kondisi distribusi dan karakteristik diatas terlihat jelas bahwa
kedua daerah mempunyai potensi ekonomi dan sumberdaya yang berlainan.
Berdasarakan uraian diatas maka penelitian ini akan menganalisis potensi
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon pada tahun
2004-2008.
7
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas
muncul pertanyaan-pertanyaan yang perlu mendapat jawaban dari penelitian
ini yaitu :
1. Bagaimana perkembangan PDRB selama 5 tahun pada masing-masing
sektor ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon ?
2. Sektor basis ekonomi apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
di masing-masing daerah analisis yaitu Kabupaten Serang dan Kota
Cilegon?
3. Sektor-Sektor ekonomi mana yang potensial untuk dikembangkan sebagai
penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui perkembangan PDRB selama 5 tahun (tahun 2004-2008) pada
masing-masing sektor di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
2. Untuk mengetahui sektor basis ekonomi yang meningkatkan pertumbuhan
ekonomi pada masing-masing daerah yaitu Kabupaten Serang dan Kota
Cilegon sesuai dengan tipologi yang ada.
3. Mengetahui sektor-sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan
sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah yaitu
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
8
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :
1. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada.
2. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang gambaran/informasi
mengenai potensi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota
Cilegon sehingga pemerintah daerah dapat lebih mengembangkan potensi
daerahnya secara optimal.
3. Masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan
pembangunan Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dalam rangka
mempersiapkan program pembangunan selanjutnya, serta terciptanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
bagi semua pihak, diantaranya Akademisi serta pihak lain yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Sebagai tambahan refrensi guna mempermudahkan bagi para akademisi
atau pihak yang berkepentingan yang ingin melakukan penelitian dengan
objek yang sama.
2. Pihak Lain (umum)
Diharapakan dapat menjadi bahan informasi bahwa adanya keterkaitan
sektor potensial yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Sebelum kita membahas mengenai teori pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi daerah, ada baiknya dibahas mengenai daerah atau
regional terlebih dahulu, pengertian daerah berbeda-beda tergantung pada
aspek dan tinjauanya. Menurut Arsyad (2010:373) dilihat dari aspek ekonomi,
daerah mempunyai tiga pengertian, yaitu:
1. Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan
di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama.
Kesamaan sifat-sifat tersebut, antara lain tercermin dari segi pendapatan per
kapitanya, sosial-budayanya, geografisnya, dan lain sebagainya. Daerah
dalam definisi ini disebut daerah homogen.
2. Suatu daerah dianggap sebagai suatu “ruang ekonomi” yang dikuasai oleh
satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam definisi seperti
ini disebut daerah nodal.
3. Suatu daerah adalah suatu “ruang ekonomi” yang berada dibawah satu
administrasi tertentu, seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dan
sebagainya. Jadi, daerah di sini didasarkan atas pembagaian administratif
suatu negara. Daerah dalam definisi seperti ini disebut dengan daerah
perencanaan atau daerah administrasi.
10
Dalam praktiknya, jika kita membahas perencanaan pembangunan
ekonomi daerah, maka definisi yang ketiga tersebut di atas yang lebih banyak
digunakan, karena: (1) dalam melaksanakan kebijakan dan rencana
pembangunan daerah diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai lembaga
pemerintah. Oleh karena itu, akan lebih praktis jika suatu negara dipecah
menjadi beberapa daerah ekonomi berdasarkan satuan administratif yang ada,
dan (2) daerah yang batasnya ditentukan secara administratif lebih mudah
dianalisis, karena biasanya pengumpulan data di berbagai daerah dalam satu
negara, pembagianya didasarkan pada satuan administratif tertentu.
Arsyad (2010:374), mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai
suatu proses. Proses yang dimaksud adalah proses yang mencakup
pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,
perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan
jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan
pengembangan perusahaan-perusahaan baru.
Setiap pembangunan daerah memiliki tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dan masyarakatnya
harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh
karena itu, pemerintah daerah dengan partisipasi masyrakatnya dengan
memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir
potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan
membangun perekonomian daerah.
11
Pengertian pertumbuhan ekonomi (economic growth) dan
pembangunan ekonomi (economic development) masih sering jadi perdebatan
para ekonom. Pertumbuhan ekonomi menurut beberapa ekonom
mengartikanya sebagai berikut:
Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan
mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
sehingga terjadi proses pertumbuhan. Boediono (1999:2) dalam Dini
(2007:17).
Menurut Prof. Simon Kuznets dalam Jhingan (2004:57) berpendapat :
“Pertumbuhan Ekonomi adalah sebagai kenaikan jangka panjang
dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai
dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang
diperlukannya”.
Definisi tersebut mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama,
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya persediaan
barang suatu bangsa secara terus-menerus; kedua, teknologi maju merupakan
faktor dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga,
penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya
penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang
dihasilkan ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
12
Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi
mempunyai kandungan arti yang lebih luas yang mencakup perubahan pada
tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh, analisis yang
menekankan pada pertumbuhan ekonomi semata dianggap kurang sempurna.
Hal ini disebabkan apabila terjadi peningkatan output dan pendapatan daerah
belum tentu meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat, Setiawan
(2006:18).
1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
Menurut Badan Pusat Statistik (2002:3), PDRB mempunyai
pengertian sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh
wilayah usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu
wilayah.
Untuk menghitung PDRB yang ditimbulkan dari satu daerah ada
empat pendekatan yang digunakan, yaitu:
a. Pendekatan Produksi, yaitu pendekatan untuk mendapatkan nilai
tambah di suatu wilayah dengan melihat seluruh produksi netto barang
dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor perekonomian selama satu
tahun.
b. Pendekatan Pendapatan, adalah pendekatan yang dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi,
meliputi :
1) Upah/gaji (balas jasa faktor produksi tenaga kerja)
2) Sewa tanah (balas jasa faktor produksi tanah)
13
3) Bunga modal (balas jasa faktor produksi modal)
4) Keuntungan (balas jasa faktor produksi wiraswasta/skill)
c. Pendekatan Pengeluaran, adalah model pendekatan dengan cara
menjumlahkan nilai permintaan akhir dari seluruh barang dan jasa,
yaitu:
1) Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, lembaga
swasta yang tidak mencari untung (nirlaba) dan pemerintah.
2) Barang dan jasa yang digunakan untuk membentuk modal tetap
bruto.
3) Barang dan jasa yang digunakan sebagai stok dan ekspor netto.
d. Metode Alokasi, model pendekatan ini digunakan karena kadang-
kadang dengan data yang tersedia tidak memungkinkan untuk
mengadakan penghitungan Pendapatan Regional dengan menggunakan
metode langsung seperti tiga cara di atas, sehingga dipakai metode
alokasi atau metode tidak langsung.
Sebagai contoh, bila suatu unit produksi mempunyai kantor pusat
dan kantor cabang. Kantor pusat berada di wilayah lain sedangkan kantor
cabang tidak mengetahui nilai tambah yang diperoleh karena perhitungan
rugi-laba dilakukan di kantor pusat. Untuk mengatasi hal itu penghitungan
nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan metode alokasi, yaitu dengan
mengalokasikan angka-angka oleh kantor pusat dengan menggunakan
indikator-indikator yang dapat menunjukkan seberapa besarnya peranan
suatu kantor cabang terhadap kantor pusat. (Saerofi, 2005:19).
14
PDRB disajikan dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan
atas dasar harga konstan, PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada
setiap tahunya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga
pada suatu tahun tertentu (tahun dasar), dalam penelitian ini, penghitungan
yang digunakan adalah tahun 2000 sebagai tahun dasar.
Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah bruto
(NTB) atas harga konstan, yaitu:
a. Revaluasi
Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya
antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar.
Selanjutnya NTB atas dasar hargakonstan, diperoleh dari selisih antara
output dan biaya antara.
b. Ekstrapolasi
Metode ini dilakukan dengan cara nilai tambah masing-masing
tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai
tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi
sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing
produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator
produksi misalnya tenaga kerja.
Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan
output atas dasar harga konstan. Kemudian dengan menggunakan rasio
15
tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai
tambah atas dasar harga konstan.
c. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara
membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku masing-masing
tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai
deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan sebagainya. Indeks harga di atas
dapat pula dipakai sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah
atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai
tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut.
d. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan
biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara
output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang
digunakan sebagai deflator untuk penghitungan ouput atas dasar harga
konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga
perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan
indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen
input terbesar. Kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap
biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga
karena indeks harganya belum tersedia secara baik.
16
2. Model Basis Ekonomi
Dalam model basis ekonomi dinyatakan bahwa faktor penentu
utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah keuntungan kompetitif yang
berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar
daerah. Berdasarkan teori ini perekonomian suatu wilayah dibagi menjadi
dua yaitu sektor basis dan sektor non basis.
Menurut Sjafrizal (2008) dalam Purwaningsih (2009:29) penjelasan
mengenai sektor basis dan non basis yaitu :
Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung
perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif yang
cukup tinggi, sehingga mampu mengekspor barang dan jasa ke luar batas-
batas perekonomian wilayah yang bersangkutan. Sedangkan sektor non
basis merupakan kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang bertempat tinggal di dalam
batas-batas perekonomian wilayah tersebut. Sektor basis ini berfungsi
sebagai sektor penunjang sektor basis atau service industri.
Adanya permintaan barang dan jasa dari luar daerah akan
meningkatkan proses produksi di sektor industri. Proses produksi di suatu
daerah yang menggunakan sumber daya produksi lokal, termasuk tenaga
kerja dan bahan bakunya, yang hasil output akhirnya diekspor akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita,
dan penciptaan peluang kerja di daerah tersebut.
17
Pengertian basis ekonomi di suatu wilayah tidak bersifat statis
melainkan dinamis, maksudnya pada tahun tertentu mungkin saja sektor
basis tersebut bisa beralih ke sektor lain. Sektor basis bisa mengalami
kemajuan atau kemunduran. Penyebab kemajuan sektor basis adalah
perkembangan jaringan transportasi dan komunikasi, perkembangan
pendapatan dan penerimaan daerah, perkembangan teknologi, dan adanya
perkembangan prasarana ekonomi dan sosial. Sedangkan penyebab
kemunduran sektor basis adalah adanya perubahan permintaan dari luar
daerah dan kehabisan cadangan sumber daya.
B. Landasan Teori
1. Teori Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam berbagai pengertian
yang berannekaragam, seperti uarian dibawah ini.
Menurut Adam Smith dalam Dini (2007:13), pembangunan
ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan
kemajuan teknologi. Sementara itu Tarmidi (1992:11) dalam Dini
(2007:13) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses
multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam
struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun
percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan
penghapusan dari kemiskinan mutlak.
18
Menurut Prof. Meier dalam Dini (2007:13), mendefinisikan
pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan rill perkapita
dalam suatu jangka waktu yang panjang. Schumpeter berpendapat bahwa
pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau
gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-
putus. Sedangkan Suryana (2000:5) dalam Dini (2007:13) menjelaskan
bahwa pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam
lapangan industri dan perdagangan.
Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan
pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata
penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai
produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu
perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan
nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan
untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan
tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah.
Dalam penelitian ini pengertian pembangunan ekonomi yang
dijadikan pedoman adalah sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka
panjang.
2. Teori Pembangunan Daerah
Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu menjelaskan
pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif. Namun demikian,
19
ada beberapa teori yang secara parsial dapat membantu bagaimana
memahami arti penting pembangunan ekonomi daerah. Pada hakikatnya,
inti dari teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu pembahasan yang
berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah
dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu. (Arsyad, 2010:375).
Menurut Adisasmita (2005:19) dalam Dini (2007:15) menjelaskan
bahwa pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu
proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri
alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan produk
lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru dan informasi pengetahuan.
Dalam penelitian ini pembangunan daerah merupakan fungsi dari
potensi tenaga kerja, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, investasi
modal, sarana dan prasarana pembangunan, transformasi dan komunikasi,
komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar
wilayah, kemampuan pembiayaan dan pendanaan pembangunan daerah,
kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara
luas.
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi menempati porsi
tinggi dalam ilmu ekonomi makro. Hal ini disepakati oleh Robert Barro
dan Sala-I-Martin (Economic Growth:5), dalam ungkapanya:
20
” Economic growth in the part of macroeconomics that’s really mater ”
Hampir semua turunan ilmu ekonomi makro mempunyai keterkaitan
dengan pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi ”.
Pengangguran, inflasi, kebijakan pemerintah, hingga perdagangan
internasional pun tidak akan terbahas tuntas tanpa mengikutsertakan
pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi.
Menurut Karl E, Case dan Ray C Fair, (Principle of Economic
Edisi 7:12-15):
” Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai peningkatan output dari
total ekonomi. Peningkatan ini disebabkan karena ada peningkatan dalam
produksi. Jika output bertambah lebih cepat dan besar dari pertambahan
populasi, maka ouput per kapita akan meningkat dan secara tidak
langsung akan meningkatkan standard kehidupan. Selain definisi harafiah
diatas , pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu kriteria untuk
mengukur hasil kegiatan ekonomi-selain definisi, kesetaraan dan
stabilitas.”
Beberapa ekonom juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi
juga dapat didefinisikan sebagai pertambahan dari pendapatan rill Gross
Domestic Product (GDP).
Pertumbuhan merupakan suatu proses perbaikan, pertambahan
total output yang terjadi menambah pilihan yang disediakan bagi
konsumen. Hal ini turut memberi andil dalam peningkatan kualitas
kehidupan melalui kebebasan dalam memilih.
21
Menurut Boediono (1999:2) dalam Dini (2007:17), teori
pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai:
“ Penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan
kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan
mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses proses
pertumbuhan ”.
Menurut Simon Kuznets dalam M.L Jhingan (2004:57)
pertumbuhan ekonomi adalah:
“ peningkatan kemampuan suatu negara (daerah) untuk
menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud
dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang
disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian
kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya “.
Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan
PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya
(PDRB t-1).
Menurut Arsyad (2010:270) Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh beberapa faktor-faktor sebagai berikut :
a. Akumulasi Modal, termasuk investasi baru yang berwujud tanah
(lahan), peralatan fiskal dan sumberdaya manusia (human resources),
Laju Pertumbuhan Ekonomi = PDRBt – PDRBt-1 x100%
PDRBt-1
22
akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang akan
ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa
yang akan datang. Akumulasi modal akan menambah sumberdaya-
sumberdaya yang baru dan meningkatkan sumberdaya-sumberdaya
yang ada.
b. Pertumbuhan Penduduk, dan hal-hal yang berhubungan dengan
kenaikan jumlah angkatan kerja dianggap sebagai faktor yang positif
dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan
merangsang tergantung kepada kemampuan sistem ekonomi yang
berlaku dalam menyerap dan memperkerjakan tenaga kerja secara
produktif.
c. Kemajuan Teknologi Menurut para ekonom, kemajuan teknologi
merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi
disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki
dalam melakukan pekerjaanpekerjaan tradisional.
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Menurut Robinson Taringan (2010:46) pertumbuhan ekonomi
daerah didefinisikan sebagai:
“ Pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu
wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di
wilayah tersebut “.
23
Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga
berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke
kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya
dinyatakan dalam harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan
balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut
(tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi), yang berarti secara kasar dapat
menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.
Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai
tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi
transfer payment, yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah
atau mendapat aliran dana dari luar wilayah.
Terdapat beberapa teori pertumbuhan ekonomi daerah/wilayah
sebagai berikut:
a. Teori Ekonomi Klasik
Sukirno (2006:244), mengemukakan bahwa Adam Smith
ternyata bukan saja pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang
pertama kali mengemukakan kebijakan laissez faire, tetapi juga
merupakan orang pertama yang membahas pertumbuhan ekonomi
secara sistematis. Inti ajaran Smith adalah agar masyarakat diberi
kebebasan yang seluas-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi
yang terbaik untuk dilakukan.
Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas akan menciptaka
efisiensi, membawa ekonomi kepada kondisi full employment dan
menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stationer.
24
Sementara peranan pemerintah adalah menjamin keamanan dan
ketertiban serta memberi kepastian hukum dan keadilan bagi para
pelaku ekonomi.
John Maynard Keynes mengoreksi pandangan Smith dengan
mangatakan bahwa pertumbuhan dalam kondisi jangka pendek dan
pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dari suatu
negara, semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkan, semakin
besar pendapatan nasional yang diperoleh, demikian juga sebaliknya.
Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif.
Permintaan efektif ditentukan pada saat titik harga permintaan
agregat sama dengan penawaran agregat. Keynes juga menyatakan
untuk menjamin pertumbuhan yang stabil pemerintah perlu menerapkan
kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan moneter, dan pengawasan
langsung.
Sementara proses pertumbuhan ekonomi menurut Schumpeter
adalah proses peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang
berjalan secara siklikal. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh
pengusaha berperan dalam peningkatan kegiatan ekonomi.
Dalam proses siklikal tersebut, tingkat keseimbangan yang baru
akan selalu berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat
keseimbangan sebelumnya
b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh Robert M.
Solow (1970) dari Amerika Serikat dan TW. Swan (1956) dari
25
Australia. Menurut teori ini tingkat pertumbuhan berasal dari 3 sumber
yaitu akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja dan
peningkatan teknologi. Teori neo klasik sebagai penerus dari teori
klasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar
sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna perekonomian bisa tumbuh
maksimal. Analisis lanjutan dari paham neo klasik menunjukkan bahwa
terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth),
diperlukan suatu tingkat s (saving) yang pas dan seluruh keuntungan
pengusaha diinvestasikan kembali di wilayah itu. (Tarigan, 2007:52).
c. Teori Harrod-Domar dalam Sistem Regional
Teori ini dikembangkan hampir dalam waktu bersamaan oleh
Roy F. Harrod (1984) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957), teori ini
didasarkan atas asumsi:
1) Perekonomian bersifat tertutup
2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan
3) Proses produksi memiliki koefesien yang tetap, serta
4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama
dengan timgkat pertumbuhan penduduk.
Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat
analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang
mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa
tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :
g = k= n,
26
Dimana : g = Growth (tingkat pertumbuhan output)
k = Capital (tingkat pertumbuhan modal)
n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I)
harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk
menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal output).
(Tarigan, 2007:49).
d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan
Dalam Tarigan (2007:55) dijelaskan bahwa teori pertumbuhan jalur
cepat (Turnpike) diperkenalkan oleh Samuelson (1955). Setiap
negara/wilayah perlu melihat sektor/komoditi apa yang memiliki potensi
besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam
maupun karena sektor itu memiliki competitive advantage untuk
dikembangkan. Artinya dengan kebutuhan modal yang sama sektor
tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar, dapat
berproduksi dalam waktu relatif singkat dan volume sumbangan untuk
perekonomian yang cukup besar.
Agar pasarnya terjamin, produk tersebut harus dapat menembus dan
mampu bersaing pada pasar yang lebih luas. Perkembangan struktur
tersebut akan mendorong sektor lain untuk turut berkembang sehingga
perekonomian secara keseluruhan akan tumbuh. Mensinergikan sektor-
sektor adalah membuat sektor-sektor saling terkait dan saling mendukung
sehingga pertumbuhan sektor yang satu mendorong pertumbuhan sektor
27
yang lain, begitu juga sebaliknya. Menggabungkan kebijakan jalur cepat
dan mensinergikannya dengan sektor lain yang terkait akan mampu
membuat perekonomian tumbuh cepat.
e. Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout.
Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di
dalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis
adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi
internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong
tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non basis adalah
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh
karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum
perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous
(tidak bebas tumbuh), pertumbuhannya tergantung kepada kondisi
perekonomian wilayah secara keseluruhan. (Tarigan, 2007:55).
Analisis basis ekonomi adalah berkenaan dengan identifikasi
pendapatan basis, (Richardson, 1977:14). Bertambah banyaknya kegiatan
basis dalam suatu wilayah akan menambah arus pendapatan ke dalam
wilayah yang bersangkutan, yang selanjutnya menambah permintaan
terhadap barang atau jasa di dalam wilayah tersebut, sehingga pada
akhirnya akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan non basis.
Sebaliknya berkurangnya aktivitas basis akan mengakibatkan berkurangnya
pendapatan yang mengalir ke dalam suatu wilayah, sehingga akan
menyebabkan turunnya permintaan produk dari aktivitas non basis.
28
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan
ekspor dari wilayah tersebut. Pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku
untuk kemudian diekspor, sehingga akan menghasilkan kekayaan daerah
dan penciptaan peluang kerja. (Arsyad, 2010:367).
Asumsi tersebut memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan
mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan
persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat
menghasilkan ekspor. Untuk menganalisis ekonomi suatu wilayah, salah
satu teknik yang lazim adalah kuosien lokasi (Location Quotient) disingkat
LQ. Pada LQ dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan. Dalam teknik LQ berbagai
peubah (faktor) dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan wilayah,
misalnya kesempatan kerja dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Teori basis merupakan bentuk model pendapatan yang paling
sederhana dan dapat bermanfaat sebagai sarana untuk memperjelas
struktur daerah yang bersangkutan, selain itu teori ini juga memberikan
landasan yang kuat bagi studi pendapatan regional dan juga dapat
digunakan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong
pertumbuhan wilayah.
Terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah, sebagai berikut:
29
(a) Analisis Shift Share (SS)
Analisis Shift Share (SS) merupakan teknik yang sangat
berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah
dibandingnkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini
sendiri adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkanya dengan daerah yang
lebih besar (region/nasional).
Analisis SS, memberikan data tentang kinerja perekonomian
dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain yitu:
(1) Pertambahan Ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis
perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan
pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.
(2) Pergeseran Proposional merupakan perbedaan antara pertumbuhan
daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional sektoral dan
pertumbahan daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional.
Daerah dapat tumbuh lebih cepat/lebih lambat dari rata-rata
nasional jika mempunyai sektor atau industri yang tumbuh lebih
cepat/lambat dari nasional. Dengan demikian, perbedaan laju
pertumbuhan dengan nasional disebabkan oleh komposisi sektor
yang berbeda.
(3) Pergeseran Diferensial, digunakan untuk menentukan seberapa
jauh daya asing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang
dijadikan acuan.
30
(b) Location Quotient (LQ)
Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah, salah satu
teknik yang lazim digunakan adalah kuosien lokasi (Location Quotient,
LQ). Location Quotient digunakan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan (leading sectors).
Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu :
(1) Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di
daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan.
(2) Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di
daerah itu sendiri.
Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang
intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang barang dan
jasa-jasa untuk pasar di daerah maupun diluar daerah yang
bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan
pendapatan bagi daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari luar
daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di
daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan pendapatan dan
menciptakan kesempatan kerja baru.
Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan
permintaan terhadap sektor basis, tetapi juga menaikan permintaan
akan sektor non basis. Kenaikan permintaan ini akan mendorong
kenaikan investasi pada sektor yang bersangkutan sehingga investasi
modal dalam sektor non basis merupakan investasi yang didorong
sebagai akibat dari kenaikan sektor basis.
31
(c) Angka Pengganda Pendapatan
Angka pengganda pendapatan (k) adalah suatu perkiraan
tentang potensi kenaikan pendapatan dari suatu kegiatan ekonomi yang
baru di dalam masyarakat.
(d) Angka Pengganda Pengerjaan
Angka pengganda pengerjaan dimaksudkan untuk mengukur
pengaruh suatu kegiatan ekonomi baru terhadap penciptaan jumlah
pekerjaan.
(e) Analisis Input-Output
Analisis ini, merupakan suatu teknik pengukuran ekonomi
daerah (regional). (Arsyad, 2010:397). Biasanya teknik ini digunakan
untuk melihat keterkaitan antar industri dalam upaya untuk memehami
kompleksitas perekonomian serta kondisi yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Penelitian ini menggunakan Analisis Location Quotient karena
memiliki kebaikan berupa alat analisis yang sederhana yang dapat
menunjukan struktur perekonomian suatu daerah dan industri subsitusi
impor potensi atau produk-produk yang bisa dikembangkan untuk
ekspor dan menunjukan industri-industri potensial untuk dianalisis
lebih lanjut.
Analisis Location Quotient merupakan alat yang dapat
digunakan dengan mudah, cepat dan tepat. Karena kesederhanaannya,
teknik tersebut dapat dihitung berulang kali dengan menggunakan
berbagai perubah acuan dan periode waktu.
32
Location Quotient dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan
merumuskan komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatu
wilayah dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. Adisasmita (2005:29)
dalam Dini (2007:30).
Selain Location Quotient dalam penelitian ini digunakan juga
Analisis Shift Share, karena mempunyai beberapa keunggulan antara
lain:
(1) Memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi
yang terjadi.
(2) Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur
perekonomian dengan cepat.
(3) Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan
struktur dengan cukup akurat.
Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2004:4),
Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-
putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan
mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Berdasarkan
pengertian di atas yang dimaksud dengan pengembangan sektor
potensial dalam penelitian ini adalah upaya untuk
mengubah/menaikkan keadaan yang ada (mengganti keseimbangan
yang telah ada) pada sektor-sektor ekonomi potensial guna
meningkatkan PDRB masing-masing daerah analisis.Yang dimaksud
33
dengan sektor unggulan (key sector) adalah sektor yang memiliki
peranan yang relatif besar disbanding sektor-sektor lainnya dalam
memacu tujuan pertumbuhan ekonomi.
C. Penelitian Terdahulu
1. Abdul Mukti dan Abdullah Dja‟far (2009:113) dengan judul “ Studi
Potensi Ekonomi Wilayah Kota Waringin Timur Peride 2003-2006 “.
Dalam penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan di
Sampit sebagai ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan
menggunakan alat analisis shif share untuk mendeskripsikan laju
pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Kotawaringin Timur serta metode
Location Quotient (LQ) untuk menemukan sektor yang paling besar
konstribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa selama periode
penelitian mengalami kenaikan dengan nasional share semua sektor positif
sehingga adanya konstribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi
regional Provinsi Kalimantan Tengah dan proposional shift menunjukan
terdapat 5 sektor yang yang mempunyai konstribusi positif terhadap
provinsi namun tidak unggul sedangkan 4 sektor lainya mempunyai
perkembangan pendapatan lebih kecil dibandingkan pendapatan regional
provinsi, untuk nilai differnsial sektor pertanian; industri pengolahan;
listrik, gas dan air bersih lebih unggul dari pada rata-rata provinsi
Kalimantan Tengah. Sementara sektor yang mempunyai konstribusi paling
34
besar atau yang menjadi leading sector adalah sektor pertanian;
perdagangan; hotel dan restoran serta industri pengolahan. Komoditas
unggulan Kabupaten Kotawaringin Timur yaitu sektor pertanian. yang
dimiliki oleh Kecamatan Parenggean.
2. Didit Welly Udjianto (2005:19) dalam penelitianya “Analisis Struktur
Ekonomi Potensi Wilayah di Kabupaten Sleman Propinsi DIY Periode
(1988-2002)“. Data yang digunakan adalah data sekunder PDRB
Kabupaten Sleman menurut sektor tahun 1998-2002 atas dasar harga
konstan 1993 serta presentase penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja
menurut lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Sleman pada tahun 1998-
2002.
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif untuk
menjelaskan laju pertumbuhan sektoral serta metode analisis kuantitatif
dengan teknik analisis Shift share guna mengetahui pertumbuhan struktur
ekonomi, Model Ratio Pertumbuhan (MRP) untuk mengetahui
perbandingan antarsektor, Location Quotient mengetahui sektor yang
menjadi basis serta anlisis Overlay yang dijadikan alat untuk mengetahui
identisifikasi sektor yang potensial untuk dikembangkan.
Dengan analisis-analisis tersebut diharapkan mampu melihat
gambaran struktur perekonomian di Kabupaten Sleman provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta sehingga dapat merencanakan pembangunan
ekonomi yang lebih baik. Pada Kabupaten Sleman mempunyai keunggulan
dalam sektor industri pengolahan, sektor keuangan, persewaan dan jasa
35
perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sedangkan dalam kesempatan kerja
Kabupaten Sleman mempunyai keunggulan yang khas terutama dalam
sektor tersier.
3. Dini (2007:1), dalam penelitian skripsinya dengan judul “ Analisis
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tanggerang (Pendekatan Model Basis
Ekonomi) “. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui sektor basis dan
sektor potensial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah
analisis dengan menggunakan pendekatan basis sektor. Periode analisis
yang digunakan adalah tahun 2001-2004 dengan menggunakan data
sekunder berupa PDRB daerah analisis. Dalam penelitian ini, alat analisis
yang digunakan adalah location quotient, shift share dan tipologi. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 4 sektor yang menjadi
basis di Kota Tanggerang dilihat dari nilai LQ yang lebih dari satu serta
berdasarkan perhitungan shift share dan tipologi terdapat 3 sektor yang
potensial untuk dikembangkan.
4. Fahrurrazy (2009:1), menganalisis mengenai “ Analisis Penentuan Sektor
Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara dengan
Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB “. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Aceh
Utara sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan
pembangunan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
runtun waktu (time series) dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Aceh Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun
36
1993-2007. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
analisis Klassen Tipology, analisis Location Quotient (LQ) dan analisis
Shift Share.
Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga alat analisis
menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulan sektor
pertanian. Sub sektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan
sebagai sub sektor unggulan, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan,
sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya,
dan sub sektor perikanan.
5. Mukhyi, (2008:2) dengan judul penelitian “ Analisis Peranan Subsektor
Pertanian dan Sektor Unggulan terhadap Pembangunan Kawasan
Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan Analisis IRIO“. Dalam
penelitian analisis shift share digunakan untuk mencari sektor yang
mempunyai konstribusi pada wilayah analisis serta untuk mengetahui
apakah sektor pertanian mempunyai konstribusi terhadap perekonomian
serta memiliki keterkaitan dan Analisis I-O interregional bertujuan untuk
mengetahui keterkaitan perekonomian wilayah analisis dengan wilayah
sekitar baik keterkaitan kedepan maupun keterkaitan kebelakang.
Sedangkan dengan location quotient dalam penelitian ini digunakan untuk
mencari keunggulan kompetitif. Penelitian menggunakan data PDRB dan
PDB serta Tabel I-O Interregional wilayah analisis.
Pada Provinsi Jawa Barat yang mempunyai konstribusi terbesar
adalah sektor perdagangan, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan
37
restoran serta sektor pertanian. Sementara yang memiliki nilai multiplier
besar terhadap perekonomian secara nasional sesuai dengan sektor
unggulan diprovinsi Jawa Barat adalah sebsektor perternakan, sedangkan
hasil dari analisis IRIO sektor dan subsektor unggulan Provinsi Jawa
Barat adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
6. Ropingi (2008:1), dengan judul analisis “ Aplikasi Shift Share Estaben-
Marquillas pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali “. Ruang
lingkup penelitian adalah Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu 10
(sepuluh) bulan, data yang digunakan data time series Kabupaten Boyolali
PDRB selama lima tahun terakhir. Dengan analisis Shift Share Estaben-
Marquillas untuk meneliti efek alokasi, dimana dalam efek alokasi dapat
diketahui apakah daerah tersebut terspesialisasi dengan sektor pertanian
yang ada.
Hasil penelitian berdasarkan nilai efek alokasi sektor
perekonomian di Kabupaten Boyolali mempunyai 2 sektor keunggulan
kompetitif dan terspesialisasikan, 3 sektor keunggulan kompetitif namun
tidak terspesialisasi dan 2 sektor tidak memiliki keunggulan kompetitif
dan juga tidak terspesialisasi serta 2 yang tidak memiliki keuntungan
kompetitif namun terspesialisasi. Kontribusi sektor pertanian dalam
perekonomian Kabupaten Boyolali dilihat dari pengganda pendapatan
selama tahun 1998–2002 berkecenderungan meningkat kecuali pada tahun
2001 mengalami penurunan.
38
7. Wali I. Mondal (2009:41), menganalisis mengenai “ An Analysis of The
Industrial Development Potential of Malaysia: A Shift-Share Approach “.
Melalui pendekatan shift share penelitian ini mencari mix industri yang
dapat dikembangkan dan berpotensi dalam memajukan pembangunan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
PDB menurut lapangan usaha periode 2001-2005 yang mencakup 11
sektor ekonomi di Malaysia. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
malaysia mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu,
Pahong dan Johar Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai
mix industri yang unik dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal
tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Pada
Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor perikanan,
selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam
perekonomian Malaysia.
8. Zuhairan Y. Yunan (2010:25) dalam penelitianya dengan judul “Sektor
Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan (Suatu
Pendekatan Location Quotient)”. Tujuan dari penelitian ini adalah
pemecahan masalah dengan perlu adanya kemampuan di bidang ekonomi
di daerah analisis, dengan menggunakan populasi sebagai subyek
penelitian berupa PDRB sektoral Kota Tanggerang Selatan dan Provinsi
Banten tahun 2007-2009 dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan
2000, dengan purposive sample sebagai teknik pengambilan sampelnya.
Identifikasi sektor basis dan non basis menggunakan alat analisis location
quotient. Penghitungan hasil dari LQ dalam penelitian tersebut
39
menunjukan bahwa secara rata-rata selama 3 tahun terakhir, terdapat 6
sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor listrik, gas dan air
bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor hotel, restoran,
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan perusahaan serta
sektor jasa-jasa.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Penelitian Metode Keterangan
1 Abdul Mukti
dan Abdullah
Dja‟far
(2009:113).
Studi Potensi
Ekonomi Wilayah
Kota Waringin
Timur Periode 2003-
2006.
Survey, dengan alat
analisis LQ dan Shift
Share.
LQ untuk mencari sektor
basis dan non basis dan
Shift Share untuk
mendeskripsikan laju
pertumbuhan ekonomi.
2 Didit Welly
Udjianto
(2005:19).
Analisis Struktur
Ekonomi Potensi
Wilayah di
Kabupaten Sleman
Provinsi DIY
Periode 1998-2002.
Analisis kualitatif
dan kuantitatif
dengan LQ, Shift
Share, MRP dan
overlay.
Kualitatif untuk
menjelaskan laju
pertumbuhan sektoral dan
Kuantitatif, mengetahui
pertumbuhan sektor
ekonomi.
3 Dini (2007:1) Skripsi “ Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi di Kota
Tanggerang
(Pendekatan Model
Basis Ekonomi).
Data Sekunder
dengan alat analisis
LQ, Shift Share dan
Tipologi.
Data yang digunakan
berupa PDRB Kota
Tanggerang.
4 Fahrurrazy
(2009:1)
Analisis Penentuan
Sektor Unggulan
Perekonomian
Wilayah Kabupaten
Aceh Utara dengan
Pendekatan Sektor
Pembentuk PDRB.
Data yang digunakan
skunder berupa time
series.
Dengan alat analisis
Klassen tipology,
LQ, Shift Share.
Time Series berupa kurun
waktu dari tahun 1993-
2007 berupa PDRB
Wilayah analisis.
5 Mukhyi
(2008:1)
Analisis Peranan
Subsektor Pertanian
dan Sektor Unggulan
terhadap
Pembangunan
Kawasan Ekonomi
Propinsi Jawa Barat:
Pendekatan Analisis IRIO.
Penelitian deskriptif.
Menggunakan alat
analisis Shift Share,
IRIO dan LQ.
Analisis IRIO berkaitan
dengan mengetahui
keterkaitan perekonomian
wilayah dengan wilayah
sekitar baik keterkaitan
kedepan maupun
kebelakang.
40
No Nama Penelitian Metode Keterangan
6 Ropingi
(2008:1)
Aplikasi Shift Share
Estaban Marquillas
pada Sektor
Pertanian di
Kabupaten Boyolali.
Alat analisis Shift
Share Estaban
Marquillas.
Alat analisis SS-EM
digunakan untuk meneliti
efek lokasi, dengan
melihat daerah
spesialisasi.
7 Wali i Mondal
(2009:41)
An Analysis of The
Industrial
Development
Potential of
Malaysia A Shift
Share Approach
Data yang digunakan
adalh sekunder
dengan alat analisis
Shift Share.
Data Skunder yang
digunakan berupa PDB
Malaysia, Shift Share
untuk mencari industri
mix.
8 Zuhairan
(2010:25)
“Sektor Basis dan
Non Basis di
Kotamadya
Tanggerang Selatan
(Suatu Pendekatan
Location Quotient)”.
Teknik pengambilan
sampel purposive
sample dengan alat
analisis LQ.
Location quotient atau LQ
digunakan untuk mencari
sektor basis dan non basis
di daerah analisis.
Keterangan: Tabel lanjutan dari ringkasan penelitian terdahulu halaman 39.
D. Kerangka Pemikiran
Pada gambar 2.1 dibawah ini dijelaskan bahwa peningkatan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan serangkaian usaha
kebijaksanaan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meratakan distribusi
pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah di dalam region
maupun antar region dan mengembangkan ekonomi secara sektoral maupun
atar lintas sektoral yang lebih menguntungkan didukung dengan strategi
peningkatan sumber daya manusia Indonesia.
Pertumbuhan suatu daerah terjadi sebagai akibat adanya permintaan
barang dan jasa tertentu terhadap suatu daerah oleh daerah lainnya. Upaya
memenuhi permintaan ekspor tersebut dengan menggerakkan potensi ekonomi
41
dan sistem produksi lokal akan memberikan pertumbuhan ekonomi bagi
daerah yang bersangkutan. Semakin tinggi permintaan luar daerah dapat
dipenuhi berarti semakin tinggi pula aktivitas perekonomian lokal dan
pertumbuhan ekonominya.
Bagan kerangka pemikiran Analisis potensi ekonomi di Kabupaten
Serang dan Kota Cilegon dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran Analisis Potensi Ekonomi
di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan proposisi atau anggapan yang
mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan
(Prasetyo dan Janah, 2005:76). Pertimbangan penelitian terhadap diperlukanya
hipotesis tidak tergantung pada jenis penelitian karena tidak semua penelitian
dapat menggunakan hipotesis bahkan desain hipotesis juga bisa berbeda-beda,
Perekonomian Daerah
Sektor-Sektor Ekonomi
Identifikasi Sektor Ekonomi
Analisis Potensi Ekonomi
Sektor Potensial
(Basis)
Sektor Tidak Potensial
(Non Basis)
Pertumbuhan Ekonomi
42
keberadaan hipotesis tidak diperlukan karena pada penelitian termasuk dalam
katagori penelitian yang menggunakan data ataupun variabel yang
menunjukan gejala-gejala rumit dan sukar dibangun secara kuantitatif, maka
hipotesis yang dibangun hanya harus dalam berbentuk yang lebih verbal.
(Bungin, 2010:74). Selain pada penelitian kuantitatif deskriptif penggunaan
hipotesis tidak lebih penting seperti yang dilakukan pada penelitian kuantitatif
eksplanatif/penelitian yang menggunakan generalisasi sampel terhadap
populasinya. Hal ini disebabkan karena kuantitatif deskriptif tidak bertujuan
untuk menguji hipotesis, hanya mendeskripsikan ataupun sekedar
mengidentisifikasi data. Ciri penelitian kuantitatif yang mutlak menggunakan
hipotesis: eksplanatori, menggunakan pengujian statistik inferensial dan hasil-
hasil penelitian digeneralisasikan. (Bungin, 2010:84). Akan tetapi
penggunaan hipotesis pada penelitian kuantitatif deskriptif bukan tidak
diperbolehkan akan tetapi tidak lebih penting, pada penelitian ini penggunaan
hipotesis deskriptif tetap berfungsi untuk mengetahui dugaan sementara
tentang bagaimana peristiwa-peristiwa atau variabel-variabel tersebut terjadi.
Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini:
1. Terdapat perkembangan PDRB selama 5 tahun di Kabupaten Serang dan
Kota Cilegon pada masing-masing sektor.
2. Adanya sektor basis yang dapat meningkatkan pertumbuhan PDRB pada
masing-masing daerah.
3. Terdapat sektor ekonomi yang potensial yang mampu menunjang
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Secara umum penelitian ini mencakup dua daerah di provinsi Banten,
dengan mengkhususkan pada Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Ruang
lingkup waktu yang dipakai 2004 hingga 2008 yang bertujuan untuk
menganalisis potensi ekonomi di masing-masing daerah yaitu Kabupaten
Serang dan Kota Cilegon.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Prasetyo
dan Janah, 2005:119). Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah
Library Research.
1. Library Research
Metode pengambilan sampel Library Research yang merupakan
tekhnik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan mempelajari serta
menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal
yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat
landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan dengan
membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
44
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut Nur Indriantoro (2002:146) jika dilihat datanya maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data
sekunder.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data penelitian yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan. (Bungin, 2010:122). Data sekunder
penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah analisis. Data-
data tersebut adalah:
1. PDRB Sektoral atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Serang dan Kota
Cilegon periode 2004-2008, data ini digunakan untuk mengetahui
perkembangan pertumbuhan ekonomi serta analisis sektor basis dan non
basis ekonomi. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
D. Metode Analisis
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan maka
metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu
dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka, dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan format
deskriptif bertujuan untuk menjelaskan meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau beberapa variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian
45
mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi
ataupun variabel tersebut. (Bungin, 2010:36). Dimana metode analisis dalam
penelitian ini menggunakan beberapa teknik analasis, yaitu:
1. Peranan Sektor Unggulan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Secara garis besar keterkaitan sektor unggulan serta sektor basis
dan non basis ekonomi dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengidentisifikasi sektor basis dan non basis serta potensi sisi konstribusi
PDRB melalui alat analisis location quotient (LQ) dan Shift Share (SS).
a. Analisis Location Quotient (LQ)
Location Quotient atau disingkat LQ , merupakan suatu
pendekatan tidak langsung yang digunakan untuk mengukur kinerja
basis ekonomi suatu daerah, artinya bahwa analisis itu digunakan
untuk melakukan pengujian sektor-sektor ekonomi yang termasuk
dalam sektor unggulan. (Arsyad, 2010:390).
Arsyad (2010:391), menjelaskan bahwah dalam tekhnik LQ ini
kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1) Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan baik pasar domestik maupun pasar luar daerah. Artinya
sektor ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah
sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.
2) Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu
memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal
sebagai sektor non unggulan.
46
Dasar pemikiran dari teknik ini adalah teori basis ekonomi
(economic base) yang intinya adalah:
“ Karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa-
jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan,
maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi
daerah tersebut”. Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu
diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka memacu pertumbuhan
ekonomi daerah.
Rumusan LQ menurut Didit (2005:25), dalam penentuan sektor
basis dan non basis, dinyatakan dalam persamaan berikut:
Si / S
LQ =
Bi / B
Catatan : Simbol y (PDRB Wilayah) dan Y (PDRB Provinsi) dalam jurnal
asli, diganti dengan S untuk PDRB Wilayah dan B untuk PDRB Provinsi
Dimana:
LQ = Nilai Location Quotient (LQ).
Si = Produksi sektor i di Daerah analisis pada tahun tertentu.
S = Total PDRB Daerah analisis.
Bi = Produksi sektor i Provinsi daerah analisis pada tahun tertentu.
B = Total PDRB Provinsi daerah analisis.
Sektor basis/spesialisasi mengacu kepada sektor ekonomi disuatu
wilayah, dimana suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika
wilayah tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga
47
pertumbuhan maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan
dengan sektor yang sama pada daerah lainya, spesialisasi juga tercipta
akibat potensi sumber daya alam yang besar maupun peranan permintaan
pasar yang besar terhadap output-output lokal.
Bendavid Val memberikan pengukuran terhadap derajat
spesialisasi/sektor basis dengan kriteria sebagai berikut. (Ghalib,
2005:169):
1) LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada
Provinsi daerah analisis.
2) LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tertentu di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada
tingkat Provinsi daerah analisis.
3) LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tertentu di daerah analisis sama dengan sektor yang sama pada tingkat
Provinsi daerah analisis.
Derajat spesialisasi/sektor basis tidak dapat bernilai negatif, ini
terlihat dari rumus LQ sendiri yang menunjukan pencarian rasio yaitu
mencari perbandingan sektor yang lebih unggul bukan mencari selisi dari
sektor tersebut.
b. Analisis Shift Share (SS)
Untuk Untuk mengkaji kinerja berbagai sektor ekonomi yang
berkembang disuatu daerah dan membandingkannya dengan
48
perekonomian regional maupun nasional digunakan teknik analisis Shift-
Share. Dengan teknik ini, selain dapat mengamati penyimpangan dari
berbagai perbandingan kinerja perekonomian antar wilayah, maka
keunggulan kompetitif (competitive advantage) suatu wilayah juga dapat
diketahui melalui analisis Shift-Share ini. (Mukti, 2008:35).
Pada dasarnya, analisis Shift Share menggambarkan kinerja dan
produktivitas sektor-sektor dalam perekonomian suatu wilayah dengan
membandingkannya dengan kinerja sektor-sektor wilayah yang lebih besar
(provinsi/nasional). Analisis ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-
sektor ekonomi regional (kota/kabupaten) dengan laju pertumbuhan
perekonomian yang lebih tinggi tingkatanya (provinsi). Dengan
menggunakan analisis Shift Share dapat diketahui perubahan struktur
ekonomi selama periode pengamatan tertentu. Data yang digunakan adalah
PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000.
Komponen Share sering juga disebut komponen national share
sementara komponen Shift adalah penyimpangan atau (deviation) dari
national share dalam pertumbuhan ekonomi regional. Dimana
penyimpanganya positif pada daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat
dibandingkan pertumbuhan pada region yang lebih besar
(provinsi/nasional)
Tujuan analisis ini adalah analisis ini digunakan untuk menentukan
kinerja atau produktivitas suatu daerah, pergeseran struktur, posisi relatif
sektor-sektor ekonomi dan identifikasi sektor-sektor ekonomi potensial
49
suatu daerah kemudian membandingkannya dengan daerah yang lebih
besar (regional/nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja
perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain. (Arsyad,
2010:389). Tiga bidang yang saling berhubungan itu meliputi:
1) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara melihat nialai PDRB
daerah analisis sebagai daerah pengamatan pada periode awal yang
dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian provinsi,
sehingga diketahui perubahan-perubahan dan perbandinganya.
2) Pergeseran proporsional (proportional shift) digunakan untuk
mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada
daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang
dijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui
apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industriindustri yang
tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
3) Pergeseran diferensial (differential shift) digunakan untuk membantu
dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal)
dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu jika
pergeseran diferensial dari satu industri adalah positif, maka industri
tersebut lebih tinggi daya saingnya dibanding industri yang sama pada
perekonomian yang dijadikan acuan.
Pertumbuhan suatu daerah pada dasarnya di pengaruhi oleh ketiga
bidang yang telah diuraikan sebelumnya yaitu, share national, proposional
shift dan differensial shift. (Ghalib, 2005:175).
50
Menurut Glasson (1990:95) dalam Dini (2007:45), metode analisis
ini diawali dengan formulasi:
G = Yjt - Yjo
(Nj+Pj+Dj)
Nj = Yjo (Yt / Yo) – Yjo
(P + D)j = Yjt – (Yt / Yo) Yjo
Pj = Σi [(Yit / Yio) – (Yt / Yo)] Yijo
Dj = Σt [ Yijt – (Yit / Yio) Yijo]
= (P + D)j – Pj
Dimana:
Gj = Pertumbuhan PDRB Total wilayah analisis
Nj = Komponen Share
(P + D)j = Komponen Net Shift
Pj = Proportional Shift wilayah analisis
Dj = Differential Shift wilayah analisis
Yj = PDRB Total wialayah analisis
Y = PDRB Total Provinsi wilayah analisis
o,t = Periode awal dan Periode akhir
i = Subskripsi sektor pada PDRB
Catatan: Simbol E (tenaga kerja) dalam buku asli, diganti dengan
simbol Y (PDRB) karena data yang diteliti adalah PDRB.
Jika Pj > 0, maka wilayah analisis akan berspesialisasi pada sektor
yang di tingkat provinsi wilayah analisis tumbuh lebih cepat. Sebaliknya
51
jika Pj < 0, maka wilayah analisis akan berspesialisasi pada sektor yang di
tingkat propinsi tumbuh lebih lambat.
Bila Dj > 0, maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis lebih
cepat dari pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi wilayah analisis dan
bila Dj < 0, maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis relatif lebih
lambat dari pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi wilayah analisis.
Apabila nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukkan bahwa
sektor yang bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati
posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya bilai
nilainya negatif menunjukkan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian
masih memungkinakan untuk diperbaiki dengan membandingkannya
terhadap struktur perekonomian provinsi (Harry W. Richardson, 1978,
202). Untuk sektor-sektor yang memiliki differential shift yang positif
maka sektor tersebut memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap
sektor yang sama di daerah lain. Dan untuk sektor-sektor yang memiliki
proportional shift positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di
daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
dengan daerah lainnya. Apabila negatif maka tingkat pertumbuhan sektor
tersebut relatif lamban. Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional disebut
pengaruh pangsa (share). Pertumbuhan atau perubahan perekonomian
suatu daerah dianalisis dengan melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi
nasional terhadap variable regional sektor/industri daerah yang diamati.
Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan nasional yang
52
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah. Diharapkan bahwa
apabila suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi maka akan
berdampak positif terhadap perekonomian daerah.
Secara umum nilai Pj dan Dj tidak dapat bernilai sama dengan nol,
hal ini disebabkan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa pertumbuhan
total PDRB sektor pada daerah tersebut tidak mempunyai nilai atau sama
dengan nol, hal ini kemungkinan terjadinya sangat kecil karena total
PDRB sektor yang bernilai nol menunjukan bahwa tidak terjadi
pertumbuhan pada sektor daerah tersebut dan tidak adanya penghitungan
oleh pemerintah daerah mengenai distribusi sektor terhadap daerahnya.
Apabila total PDRB sektor daerah tersebut bernilai negatif, hal itu
menunjukan bahwa sektor pada daerah tersebut mengalami kebangkrutan.
Menurut Arsyad (2010:390), kelemahan dari analisis Shift Share
antara lain analisis ini hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post,
masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau
(t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik, terdapat data pada periode waktu
tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak terungkap, analisis ini
tidak handal sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak
konstan dari suatu periode ke periode lainnya, analisis ini tidak dapat
dipakai untuk melihat keterkaitan antar sektor dan tidak ada keterkaitan
antar daerah.
53
Gambar 3.1
Bagan Kerangka Peranan Potensi Ekonomi
di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan. Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek
penelitian yang mempunyai kriteria yang sama, Sugiyono (2005:2). Penjelasan
variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan
penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi berlaku atau tidak.
Laju pertumbuhan ekonomi diukur dengan indikator perkembangan
PDRB dari tahun ke tahun yang dinyatakan dalam persen per tahun.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pembangunan daerah dilihat
dari besarnya pertumbuhan PDRB setiap tahunnya.
Potensi Ekonomi
Dij>0, sektor
tumbuh lebih
cepat dari
provinsi.
Dj<0, sektor
tumbuh lebih
lambat dari
provinsi
Pj>0, sektor di
provinsi
tumbuh cepat
Pj<0, sektor di
provinsi
tumbuh lambat
LQ>1 Sektor Basis LQ<1
Sektor
Non Basis
Pertumbuhan Ekonomi
Analisis Location Quotient (LQ) Analisis Shift
Share
54
2. Sektor ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB, yang
mencakup 9 (sembilan) sektor.
3. Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa
dari setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar
harga konstan (ADHK) tahun 2000 dan dinyatakan dalam persentase.
PDRB (ADHK) merupakan nilai produksi barang dan jasa akhir dalam
suatu waktu kurun waktu tertentu orang-orang dan perusahaan.
Dinamakan bruto karena memasukkan komponen penyusutan. Disebut
domestik karena menyangkut batas wilayah. Disebut konstan karena
harga yang digunakan mengacu pada tahun tertentu (tahun dasar = 2000).
4. Dalam penelitian ini, sesuai rekomendasi Syafrizal, dkk (1997), maka
unsur minyak dan gas bumi (pertambangan migas dan industri migas)
tidak diikutsertakan. Apalagi kondisi Kabupaten Serang yang tidak
memiliki sumber daya migas potensial.
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitia
1. Gambaran Umum Kabupaten Serang
a. Keadaan Geografis
Kabupaten Serang adalah salah satu wilayah di Provinsi
Banten, dimana sebagian daerahnya berupa dataran rendah. Secara
Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50‟
sampai dengan 6°21‟ Lintang Selatan dan 105°0‟ sampai dengan
106°22‟ Bujur Timur. Secara administratif batas-batas Wilayah
Kabupaten Serang adalah sebagaai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang
Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda
Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Pandeglang
Secara umum wilayah Kabupaten Serang berada pada
ketinggianya kurang dari 500 meter dpl dan tersebar pada semua
wilayah. Kemiringan tanah atau lereng selain mempengaruhi bentuk
wilayah juga mempengaruhi tingginya perkembangan erosi.
Kabupaten Serang memiliki luas 1.734,09 Km2. Luas daerah
Kabupaten Serang meliputi 34 Kecamatan, akan tetapi saat ini
Kabupaten Serang hanya terdiri dari 28 Kecamatan karena sekitar
56
tahun 2007 ada 6 Kecamatan yang memisahkan diri dari Kabupaten
Serang yaitu:
Kecamatan Curug, Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok
Jaya, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Kasemen dan Kecamatan
Walantaka. Berikut Tabel Kecamatan di Kabupaten Serang mencakup
36 Kecamatan yaitu:
Tabel 4.1
Luas Daerah di Kabupaten Serang, 2008 (Km2)
NO Kecamatan Luas Area (Km2) NO Kecamatan Luas Area (Km
2)
1 Cinangka 111,47 18 Walantaka 48,48
2 Padarincang 99,12 19 Cipocok Jaya 31,54
3 Ciomas 48,53 20 Serang 25,88
4 Pabuaran 79,14 21 Taktakan 41,88
5 Gunungsari 48,60 22 Waringinkurung 54,29
6 Baros 44,07 23 Mancak 76,00
7 Petir 46,94 24 Anyar 50,83
8 Tunjung Teja 39,52 25 Bojonegara 34,31
9 Curug 49,60 26 Pulo Ampel 32,56
10 Cikeusal 88,25 27 Kramatwatu 48,59
11 Pamarayan 41,92 28 Kasemen 63,36
12 Bandung 25,18 29 Ciruas 40,61
13 Jawilan 38,95 30 Pontang 64,85
14 Kopo 44,69 31 Carenang 36,40
15 Cikande 50,53 32 Biruang 26,17
16 Kibin 33,51 33 Tirtayasa 64,46
17 Kragilan 51,56 34 Tanara 49,30
Kabupaten Serang 1.734,09
Sumber: BPS, Kabupaten Serang Dalam Angka, 2008
Pada tabel 4.1 diatas terlihat bahwa ada 34 Kecamatan yang
mempunyai luas bervariasi, Kecamatan terluas dimiliki oleh Kecamatan
Cinangka dengan luas daerah 111,47 Km2 kemudian Kecamatan
Padarincang menempati urutan kedua sebesar 99,12 Km2. Sedangkan
57
Topografi Kabupaten Serang bervariasi mulai dari pantai sampai
pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl, berhawa sedang 26-
30oC dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan. Kabupaten serang di aliri
4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan Cidanau. Seluruh
kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat layanan listrik
dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon genggam
serta mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi.
Luas Kabupaten Serang 173.402,09 Km2. Dari luas wilayah
tersebut pembangunan serta pertumbuhan fisik Kabupaten Serang sekitar
tahun 2004 Luas lahan ditunjuk oleh besarnya kawasan Lahan Pertanian
hingga 75 persen dan disusul oleh Perumahan, Pemukiaman/Dwelling and
Residence sebesar 13 persen selanjutnya adalah Industri Manufaktur 5
persen dan lainya sebesar 7 persen.
b. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Serang tahun 2008 tercatat 503.491
jiwa dengan jumlah, dimana pada 28 Kecamatan dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 1.753 rumah tangga dan sex rasio laki-laki sebesar
660,618 dan perempuan 637,096.
Dengan memperhatikan piramida penduduk dibawah ini terlihat
bahwa persentase penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu
penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak
(usia 0-4 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (60 tahun
ke atas) sebesar 33,25 %. Sedangkan persentase penduduk yang berpotensi
58
sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau
yang berusia 15-59 tahun sebesar 66,75 %.
Gambar 4.1
Piramida Penduduk Kabupaten Serang
Sumber: BPS, Kabupaten Serang Dalam Angka, 2008
Pada gambar 4.1 diatas adalah piramida jumlah penduduk
Kabupaten Serang Serang tahun 2008, menurut kelompok umur. Penduduk
muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk
yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada
orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk
berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah
melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-59 tahun, adalah penduduk usia
kerja yang dianggap sudah produktif.
PRESENTASE
59
Gambar piramida penduduk Kabupaten Serang tahun 2008
sebagaimana tertera di halaman sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah
penduduk yang berada pada kelompok umur dibawah 9 tahun sudah mulai
berkurang karena penurunan jumlah kelahiran selama 10 tahun yang lalu.
Kecuali usia 10-14 tahun, jumlah penduduk diatas 9 tahun menunjukkan
jumlah yang membengkak pada badan priamida penduduk. Ini
menunjukkan besarnya penduduk yang mencapai usia kerja.
c. Pemerintahan
Secara administrasi Kabupaten Serang pada tahun 2007 terdiri dari
34 Kecamata sebelum 6 Kecamatan memisahkan diri, dimana wilayah
tersebut terdiri dari 374 desa atau kelurahan, dengan diantaranya adalah
Kelurahan. Banyaknya pegawai negeri sipil menurut golongan di
Kabupaten Serang pada tahun 2007 secara total tidak dapat disajikan
karena data PNS kecamatan tidak tersedia.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang pada tahun
2007 mempunyai 4 komisi dan 5 fraksi dengan total anggota 45 orang.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap
manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan
rakyat. Jika pembangunan yang dilakukan tidak dapat mengandalkan
sumber daya alam yang keberadaannya terbatas maka peningkatan sumber
daya manusia yang hasilnya merupakan modal untuk penggerak
pembangunan.
60
Pemerataan kesempatan pendidikan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah,
perpustakaan, dan buku- buku penunjang pelajaran serta tenaga pendidik
(guru), dimana pada Kabupaten Serang sendiri memiliki 948 SD, 92
SLTP, 35 SMU, 14 SMK, 5 Akademi dan 7 Perguruan Tinggi yang
tersebar di berbagi kecamatan.
e. Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata
dan murah. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan produktivitas.
Untuk melayani masyarakat di Kabupaten Serang tersedia fasilitas
kesehatan berupa Polides sebanyak 39 unit, Posyandu 1.476 unit,
Puskesmas 38 unit dan Puskesmas bembantu 61 unit.
2. Gambaran Umum Kota Cilegon
a. Keadaan Geografis
Kota Cilegon merupakan kota otonomi yang secara yuridis
dibentuk berdasarkan UU No. 15/1999. Sebagai kota yang berada di ujung
barat Pulau Jawa, Kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang
menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera.
Secara geografis, kota Cilegon berada pada koordinat 5o52 ‟24”-6
o
04‟07” Lintang Selatan dan 105o
54‟05”-106o
05‟11” Bujur Timur, dimana
61
pada georafis Kota Cilegon letak koordinat tersebut sekelilingnya dibatasi
oleh:
Sebelah Barat : Selat Sunda
Sebelah Utara : Kab. Serang
Sebelah Timur : Kab. Serang
Sebelah Selatan: Kab. Serang
Berikut adalah peta Kota Cilegon yang terbagi menjadi 8
kecamatan.
Gambar 4.2
Peta Kota Cilegon
Sumber: Kota Cilegon dalam angka 2008, BPS.
Pada gambar 4.2 diatas menggambarkan peta Kota Cilegon dengan
Luas 175,50 Km2 yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 43
kelurahan. Dengan luas daerah dan pembagian wilayah administrasi
seperti yang tertera pada tabel 4.2 dibawah ini.
62
Tabel 4.2
Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administrasi
NO Kecamatan Ibu Kota Luas Area Banyak
Kelurahan Km2 %
1 Ciwandan Tegal Ratu 51,81 29,52 6
2 Citangkil Kebonsari 22,98 13,09 7
3 Pulomerak Tamansari 19,86 11,32 4
4 Purwakarta Purwakarta 15,29 8,71 6
5 Grogol Grogol 23,38 13,32 4
6 Cilegon Ciwaduk 9,15 5,21 5
7 Jombang Jombang
Wetan
11,55 6,58 5
8 Cibeber Kalitimbang 21,49 12,24 6
Kota Cilegon 175,51 100,00 43
Sumber: Pemerintah Provinsi Banten
Sementara iklim yang dimiliki Kota Cilegon sendiri adalah berupa
iklim tropis dengan temparatur berkisar antara 21,90C – 32,8
0C serta curah
hujan rata-rata 123 mm per bulan.
b. Kependudukan
Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Cilegon mengalami
penambahan yang semakin besar. Jumlah penduduk Kota Cilegon pada
tahun 2008 sebesar 343.599 jiwa, dengan komposisi 172.616 laki-laki dan
170.983 perempuan dengan tingkat kepadatan mencapai 1.958 jiwa/km2.
63
Situasi ketenagakerjaan di Kota Cilegon pada tahun 2008
menunjukan terjadinya peningkatan angkatan kerja dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) 2008, persentase angkatan kerja tercatat sebesar 60,00 persen.
Lebih dari separuh penduduk 15 tahun ke atas bekerja pada sektor
perdagangan. Hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan masing-
masing sebesar 26,16 persen dan 21,59 persen.
c. Pemerintahan
Kota Cilegon terbagi dalam 8 kecamatan dengan kelurahan
sebanyak 43, dalam menjalankan roda pemerintahanya, Pemerintah Kota
Cilegon didukung oleh 5.508 pegawai daerah.
Anggota DPRD Kota Cilegon terpilih 2009-20014 terdiri dari 9
partai politik, dengan jumlah anggota sebanyak 35 orang.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap
manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan
rakyat. Apabila pembangunan yang dilakukan tidak dapat mengandalkan
sumber daya alam yang keberadaanya terbatas maka peningkatan sumber
daya manusia yang hasilnya merupakan modal guna penggerak
pembangunan.
Pemerataan kesempatan pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekola,
64
perpustakaan dan buku-buku penunjang serta tenaga pendidik. Fasilitas
pendidikan di Kota Cilegon tersedia dari tingkat TK sampai Perguruan
Tinggi.
Kota Cilegon sendiri memiliki fasilitas pendidikan baik Negeri
ataupun Swasta yang cukup banyak, diantaranya seperti SD Negeri
sebanyak 150 dan 23 SD swasta yang tersebar pada 8 kecamatan, 11 SLTP
Negeri dan 23 SLTP Swasta.
e. Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata
dan murah. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang baik dimana pada gilirannya akan
meningkatkan produktivitas. Untuk melayani masyarakat di Kota Cilegon
tersedia fasilitas kesehatan berupa 3 rumah sakit, 3 rumah bersalin, 8
puskesmas, 8 puskesmas pembantu dan 39 balai pengobatan.
B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi
Analisis penulisan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perkembangan PDRB Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
serta potensi pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah sehingga
sektor-sektor strategis yang potensial dapat di kembangkan untuk
meningkatkan PDRB wilayah analisis. Untuk mengetahui potensi sektor-
sektor ekonomi yang mendukung PDRB Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
65
maka digunakan alat analisis LQ yaitu untuk mengetahui apakah sektor
ekonomi tersebut termasuk sektor basis atau non basis, juga digunakan metode
Shift Share sebagai pendukung alat analisis LQ.
1. Analisis Perkembangan PDRB
Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan
dari masing-masing sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks
lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu sektor perekonmian
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. Nilai PDRB
kedua wilayah analisis selama periode penelitian cenderung fluktuatif,
dimana ada sektor yang jumlah nominalnya mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya dan sebaliknya, ada juga sektor yang mengalami
penurunan jumlah nominal dari tahun sebelumnya.
a. Kabupaten Serang
Tabel 4.3
Distribusi Persentase PDRB Tahun 2004-2008 Menurut Sektor Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 Di Kabupaten Serang
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 14,62 14,35 14,09 15,61 15,59
Pertambangan & Penggalian 0,06 0,06 0,06 0,07 0,08
Industri Pengolahan 49,96 49,53 49,15 64,36 63,27
Listrik, Gas & Air Bersih 4,11 4,11 3,91 4,38 4,18
Bangunan 6,54 6,64 6,74 2,10 2,23
Perdagangan, Hotel & Restoran 10,80 11,07 11,25 6,58 7,91
Pengangkutan & Komunikasi 3,18 3,23 3,38 2,49 2,75
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,49 3,68 3,78 1,85 1,93
Jasa-jasa 7,25 7,33 7,64 2,55 2,78
Total PDRB ADHK 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS, Provinsi Banten 2004-2008
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Serang seperti pada tabel 4.3 di atas dilihat dari kontribusi tiap
66
sektornya, sektor industri pengolahan menempati urutan pertama
diikuti dengan sektor pertanian diurutan kedua serta sektor
perdagangan, hotel dan restoran di urutan ketiga.
b. Kota Cilegon
Tabel 4.4
Distribusi Persentase PDRB Tahun 2004-2008 Menurut Sektor Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 Di Kota Cilegon
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 2,86 2,75 2,63 2,52 2,42
Pertambangan & Penggalian 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Industri Pengolahan 63,06 63,06 63,33 62,99 61,99
Listrik, Gas & Air Bersih 10,09 10,01 9,28 8,76 8,26
Bangunan 0,43 0,43 0,43 0,45 0,45
Perdagangan, Hotel & Restoran 10,98 11,35 12,00 12,77 14,00
Pengangkutan & Komunikasi 8,48 8,29 8,14 8,24 8,38
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,70 2,69 2,72 2,76 2,89
Jasa-jasa 1,31 1,33 1,37 1,43 1,52
Total PDRB ADHK 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS, Provinsi Banten Tahun 2004-2008
Sementara pada tabel 4.4 menunjukan untuk Kota Cilegon sendiri
masih di dominasi oleh sektor industri pengolahan dan konstribusi terbesar
berikutnya disumbang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Selanjutnya andil sektoral lainya yang masih bergerak dikisaran satu digit
yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi.
2. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui
sektor-sektor ekonomi manakah yang termasuk sektor basis atau
berpotensi ekspor dan manakah yang termasuk bukan merupakan sektor
basis. Hal tersebut dapat terlihat jika LQ menunjukkan angka lebih dari
67
satu (LQ > 1) berarti sektor tersebut merupakan sektor basis. Kemudian
jika hasil menunjukkan angka kurang dari satu (LQ<1) berarti sektor
tersebut bukan merupakan sektor basis. (Ghalib, 2005:169)
a. Kabupaten Serang
Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Serang selama 5
tahun (2004-2008) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Serang Tahun 2004-2008
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata
LQ
Pertanian 1,62
(b)
1,64
(b)
1,71
(b)
1,93
(b)
1,98
(b)
1,73
(b)
Pertambangan &
Penggalian
0,57
(nb)
0,57
(nb)
0,59
(nb)
0,70
(nb)
0,66
(nb)
0,61
(nb)
Industri Pengolahan 0,98
(nb)
0,99
(nb)
0,98
(nb)
1,32
(b)
1,35
(b)
1,07
(b)
Listrik, Gas & Air Bersih 0,93
(nb)
0,92
(nb)
0,95
(nb)
1,08
(b)
1,02
(b)
0,97
(nb)
Bangunan 2,48
(b)
2,44
(b)
2,48
(b)
0,72
(nb)
0,76
(nb)
2,03
(b)
Perdagangan, Hotel &
Restoran
0,60
(nb)
0,60
(nb)
0,60
(nb)
0,33
(nb)
0,34
(nb)
0,53
(nb)
Pengangkutan &
Komunikasi
0,38
(nb)
0,38
(nb)
0,38
(nb)
0,28
(nb)
0,30
(nb)
0,35
(nb)
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan
1,22
(b)
1,22
(b)
1,22
(b)
0,56
(nb)
0,53
(nb)
1,06
(b)
Jasa-jasa 1,68
(b)
1,69
(b)
1,70
(b)
0,55
(nb)
0,56
(nb)
1,41
(b)
Sumber: Lampiran II
Keterangan: (b): Sektor Basis
(nb): Sektor Non Basis
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, Kabupaten Serang memiliki 5 sektor
basis, sektor tersebut yaitu sektor bangunan indeks LQ rata-rata sebesar 2,03.
68
Sektor bangunan merupakan sektor yang memiliki kekuatan ekonomi yang
cukup baik di Kabupaten Serang karena kegiatan pembangunan fisik atau
konstruksi yang bersifat sebagai tempat tinggal maupun sarana lainya yang
dilakukan oleh perusahaan konstruksi ataupun perorangan pada Kabupaten
Serang berkembang pesat sehingga mampu menjadi sektor yang mampu
memenuhi kebutuhan baik daerah Kabupaten Serang sendiri maupun pasar
luar daerah, sehingga dapat dijadikan sektor basis.
Sektor basis terbesar kedua dengan indeks LQ rata-rata sebesar 1,73
adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian mampu
mencukupi kebutuhan dalam Kabupaten Serang dan mempunyai kelebihan
untuk dijadikan komoditi ekspor. Sementara sektor jasa-jasa berada pada
urutan ketiga sebagai salah satu sektor basis pada Kabupaten Serang dengan
LQ rata-rata sebesar 1,41, sektor ini mencakup kegiatan jasa yang
dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Sektor yang juga merupakan sektor basis adalah sektor industri
pengolahan dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1,07. Hal ini menunjukan bahwa
selama 5 tahun proses industrialisasi pada Kabupaten Serang berjalan cepat,
fenomena pengembangan industri dapat dilihat di 7 kecamatan yaitu Jawilan,
Kopo, Cikande, Kibin, Kragilan, Walantaka dan Pulo Ampel. Ketujuh daerah
tersebut merupakan pusat konsentrasi industri pengolahan Kabupaten Serang.
Sementara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki
LQ rata-rata terendah diantara keempat sektor lainya, LQ rata-rata sektor ini
hanya 1,06, akan tetapi walaupun LQ rata-ratanya rendah akan tetapi sektor ini
sudah mampu menjadi sektor yang berperan dalam memenuhi kebutuhan
daerah sendiri dan pasar luar daerah.
69
Secara distribusi PDRB sektor industri pengolahan menempati urutan
pertama penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Kabupaten Serang
dibandingkan sektor pertanian, akan tetapi pada LQ rata-rata sektor pertanian
menunjukan nilai lebih besar dibandingkan dengan sektor industri, ini berarti
sektor industri hanya berkonstribusi besar pada pertumbuhan daerah lokal saja
sementara untuk memenuhi pasar diluar daerah tetap bisa memenuhi akan
tetapi tidak sebesar sektor pertanian. Sementara pada sektor pertanian
walaupun dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri
maupun dapat memenuhi kebutuhan daerah lain dan menjadi sektor unggulan,
secara umum pasar luar daerah Kabupaten Serang kebutuhan akan barang-
barang dan jasa-jasa dari sektor pertanian lebih besar. Selain itu, luas
pembangunan serta pertumbuhan Kabupaten Serang luas lahan ditunjuk oleh
besarnya kawasan lahan pertanian hingga 75 persen, seperti yang digambarkan
oleh grafik dibawah ini
Gambar 4.3
Presentase Luas Lahan Menurut Penggunaan
Kabupaten Serang Tahun 2008
13%7%5%
75%
Lainnya
Perumuhan dan Pemukiman
Pertanian
Industri
Sumber: Serang dalam angka 2008, BPS.
70
Sektor yang merupakan bukan sektor basis selama periode 2004-2008
terdapat 4 sektor yaitu, pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air
bersih; perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan
komunikasi. Dengan LQ rata-rata seperti yang di tabel 4.5 pada halaman
sebelumnya.
b. Kota Cilegon
Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Cilegon selama 5
tahun (2004-2008) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kota Cilegon Tahun 2004-2008
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata
LQ
Pertanian 0,31
(nb)
0,31
(nb)
0,32
(nb)
0,31
(nb)
1,30
(b)
0,31
(nb)
Pertambangan &
Penggalian
0,84
(nb)
0,85
(nb)
0,87
(nb)
0,83
(nb)
0,80
(nb)
0,84
(nb)
Industri Pengolahan 1,24
(b)
1,26
(b)
1,27
(b)
1,30
(b)
1,32
(b)
1,28
(b)
Listrik, Gas & Air Bersih 2,29
(b)
2,26
(b)
2,26
(b)
2,16
(b)
2,02
(b)
2,20
(b)
Bangunan 0,16
(nb)
0,15
(nb)
0,15
(nb)
0,15
(nb)
0,15
(nb)
0,15
(nb)
Perdagangan, Hotel &
Restoran
0,61
(nb)
0,61
(nb)
0,64
(nb)
0,64
(nb)
0,67
(nb)
0,63
(nb)
Pengangkutan &
Komunikasi
1,02
(b)
0,98
(nb)
0,92
(nb)
0,92
(nb)
0,93
(nb)
0,95
(nb)
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan
0,95
(nb)
0,89
(nb)
0,88
n(b)
0,83
(nb)
0,79
(nb)
0,87
(nb)
Jasa-jasa 0,30
(nb)
0,30
(nb)
0,30
(nb)
0,30
(nb)
0,30
(nb)
0,30
(nb) Sumber: Lampiran III
Keterangan: (b): Sektor Basis
(nb): Sektor Non Basis
71
Berdasarkan penghitungan dengan LQ, maka teridentifikasi sektor-
sektor mana saja yang terdapat di Kota Cilegon yang merupakan sektor basis
maupun non basis. Kota Cilegon mempunyai 2 sektor basis, sektor tersebut
yaitu sektor listrik, gas dan air bersih dengan indeks rata-rata LQ sebesar 2,20
sehingga sektor ini merupakan sektor basis dengan indeks rata-rata terbesar.
Sektor industri pengolahan merupakan sektor basis terbesar kedua dengan
indeks LQ rata-rata 1,28.
Hal ini menunjukan kedua sektor tersebut mempunyai gambaran
sebagai sektor yang memiliki kekuatan ekonomi cukup baik dengan
berpengaruh terhadap peningkatan PDRB Kota Cilegon. Selain itu pada tahun
2004-2998 terdapat 7 sektor lainya yang merupakan sektor non basis yaitu
sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; bangunan;
perdagangan, hotel dan restoran; pengangkuatan dan komunikasi; keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa.
Sektor bangunan pada Kota Cilegon justru memiliki LQ rata-rata
terendah diantara keenam sektor lainya, LQ rata-rata sektor ini hanya 1,15,
akan tetapi walaupun LQ rata-ratanya rendah akan tetapi sektor ini sudah
mampu menjadi sektor yang berperan dalam memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan pasar luar daerah.
Nilai rata-rata LQ pada sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai
nilai terbesar dibandingkan rata-rata nilai LQ sektor industri pengolahan
meskipun pada distribusi PDRB Kota Cilegon, industri pengolahan
mempunyai sumbangan terbesar dibandingkan sektor listrik, gas dan air
72
bersih. Hal ini menunjukan bahwa sektor industri pengolahan hanya
mempunyai sumbangan terbesar pada perekonomian daerah lokal dengan
distribusinya pada PDRB, sedangkan untuk memenuhi pasar luar daerah
sumbanganya kurang besar walaupun dapat memenuhi kebutuhan lokal dan
luar daerah. Sementara untuk sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai
distribusi rendah terhadap PDRB Kota Cilegon akan tetapi sektor listrik, gas
dan air bersih merupakan sektor unggulan dimana selain mampu memenuhi
kebutuhan daerahnya tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan daerah lain
dengan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor listrik, gas dan air bersih
walaupun sektor industri pengolahan dapat memenuhi kebutuhan daerah lain
namun konstribusinya tidak sebesar barang-barang dan jasa-jasa dari sektor
listrik, gas dan air bersih.
Walaupun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial untuk
dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang
dan Kota Cilegon, sektor non basis harus dikembangkan untuk menjadi sektor
basis baru ditunjang dengan adanya sektor basis yang telah ada.
3. Analisis Shift Share (SS)
Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan
perekonomian nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau
produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan
daerah yang lebih besar. Untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dengan menggunakan analisis Shift Share digunakan vriabel
73
penting seperti tenaga kerja, penduduk dan pendapatan. Dalam penelitian ini
digunakan variabel pendapatan yaitu PDRB untuk menguraikan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
Pertumbuhan PDRB total (G) dapat diuraikan menjadi komponen Shift
dan Komponen Share yaitu:
(a) Komponen National Share (N) adalah banyaknya pertambahan PDRB
seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB
Provinsi selama periode yang tercakup dalam studi.
(b) Komponen Proportional shift (P) mengukur besarnya net shift
kabupaten/Kota yang diakibatkan oleh perubahan komposisi sektor sektor
PDRB Daerah. Apabila Pj > 0 artinya Kota/Kabupaten yang bersangkutan
berspesialisasi pada sektor-sektor yang pada tingkat Provinsi tumbuh lebih
cepat dan apabila Pj < 0 berarti Kota/Kabupaten yang bersangkutan
berspesialisasi pada sektor yang ditingkat Provinsi tumbuh lebih lambat
atau bahkan sedang merosot. (Dini, 2007:46)
a. Kabupaten Serang
Tabel 4.7
Komponen Shift Share Kabupaten Serang
Tahun 2004-2008
Tahun Gj Nj Gj-Nj
2004-2005 336.348,68 448.997,59 -112.648,91
2005-2006 384.308,91 443.863,36 -59.554,45
2006-2007 -1.969.974,09 504.814,88 -2.474.789,97
2007-2008 252.283,29 368.858,89 -116.575,60 Sumber: Lampiran IV dan VI
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2004-2005
komponen pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang (Gj) adalah 336.348,68
74
padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang apabila
pertumbuhanya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Banten (Nj)
sebesar 448.997,59 ini berati terjadi penyimpangan yang mengalami
penurunan bahkan menunjukan angka negatif sebesar -112.648,91, hal ini
menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang adalah lebih
rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Provinsi Banten.
Untuk tahun 2005-2006 komponen pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang
(Gj) adalah 384.308,91 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kabupaten
Serang apabila pertumbuhanya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi
Banten (Nj) sebesar 443.863,36, ini berarti mengalami penurunan
penyimpangan namun menunjukan angka negatif sebesar -59.554,45, hal ini
menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang adalah lebih
rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Provinsi Banten.
Kemudian pada tahun berikutnya 2006-2007 dari kedua komponen Gj dan Nj
masing-masing mengalami pertumbuhan yang variatif, dimana komponen (Gj)
mengalami penurunan sebesar -1.969.974,09 serta komponen (Nj) meningkat
sebesar 504.814,88 dari tahun sebelumnya, akan tetapi tetap terjadi
penyimpangan negatif yang lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar -
2.474.789,97 ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang
adalah lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB
Provinsi Banten. Pada tahun 2007-2008 komponen PDRB Kabupaten Serang
(Gj) sedikit mengalami peningkatan sebesar 252.283,29 dari tahun
sebelumnya, akan tetapi laju pertumbuhan PDRB Provinsi Banten mengalami
penurunan hingga mencapai 368.858,89 namun penurunan laju pertumbuhan
PDRB Provinsi Banten, akan tetapi ini tidak mempengaruhi karena pada tahun
75
2007-2008 tetap terjadi penyimpangan dengan angka negatif sebesar -
116.575,60 walaupun penyimpangan yang terjadi lebih rendah dari tahun
sebelumnya. Untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang menjadi
spesialisasi serta pertumbuhanya digunakan propotional shift (Pj) dan
differnsial shift (Dj). Oleh karena itu analisis selanjutnya dilakukan untuk
mencari sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lambat dan
sektor mana yang memiliki daya saing tinggi atau tidak memiliki daya saing.
Tabel 4.8
Komponen Pertumbuhan Proportional (Pj) Kabupaten Serang
Sektor 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -35894,51
(l)
-70843,63
(l)
-21424,02
(l)
-25910,09
(l)
-38518,06
(l)
Pertambangan &
Penggalian
-47,63
(l)
-85,72
(l)
330,56
(c)
403,84
(c)
150,26
(c)
Industri
Pengolahan
-55696,35
(l)
-5451,35
(l)
-120607,30
(l)
-142339,96
(l)
-81023,74
(l)
Listrik, Gas & Air
Bersih
1059,77
(c)
-25390,32
(l)
-4293,08
(l)
2593,69
(c)
-6507,48
(l)
Bangunan 18164,14
(c)
-2027,96
(l)
39774,99
(c)
1537,03
(c)
14362,05
(c)
Perdagangan,
Hotel & Restoran
24454,60
(c)
15096,66
(c)
51561,85
(c)
21754,53
(c)
28216,91
(c)
Pengangkutan &
Komunikasi
5530,90
(c)
12224,72
(c)
1889,21
(c)
2374,48
(c)
5504,83
(c)
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
16232,22
(c)
7816,65
(c)
22774,24
(c)
12618,31
(c)
14860,35
(c)
Jasa-jasa 3205,60
(c)
22647,54
(c)
22867,14
(c)
10689,51
(c)
14852,45
(c)
Jumlah -22.991,66 -46.013,41 -7.126,40 -116.278,64 -48.102,42 Sumber: Lampiran X
Keterangan: (c): Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat provinsi
(l): Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat provinsi
Berdasarkan tabel pertumbuhan komponen proposional Kabupaten
serang diketahui bahwa proposional shift (Pj) Kabupaten Serang dari tahun
76
2004-2008 terdapat nilai positif dan juga nilai negatif, hal ini berarti
Kabupaten Serang berspesialisasi pada sektor yang sama, dengan sektor yang
tumbuh cepat pada perekonomian Provinsi Banten apabila nilai Pj rata-ratanya
positif, sedangkan apabila nilai Pj memiliki rata-rata negatif maka Kabupaten
Serang berspesialisasi pada sektor yang tumbuh lambat di perekonomian
Provinsi Banten.
Sektor-sektor yang memiliki nilai rata-rata komponen pertumbuhan
proposional yang positif yaitu pertambangan dan penggalian; bangunan;
perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa.
Kabupaten serang nilai rata-rata Pj sektor pertanian dan sektor industri
pengolahan negatif meskipun pada nilai LQ rata-rata keduanya adalah sektor
basis dimana keduanya dapat memenuhi kebutuhan pasar diluar daerah
Kabupaten Serang akan tetapi di provinsi sendiri berspesialisasi pada sektor
yang sama namun pertumbuhanya lebih lambat, karena di provinsi sendiri
sektor sejenis pertumbuhanya lebih cepat.
Pertumbuhan differensial (Dj) rata-rata sektor ekonomi di Kabupaten
Serang dari tahun 2004-2008 menunjukan nilai positif dan nilai negatif. Nilai
positif menunjukan bahwa di Kabupaten Serang terdapat sektor ekonomi yang
tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Provinsi
Banten. Sedangkan nilai negatif menunjukan bahwa sektor tersebut tumbuh
lambat dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi Banten.
Dari 9 sekror di Kabupaten Serang dilihat dari rata-rata nilai Dj dari
kesembilan sektor semua bernilai negatif, ini menunjukan bahwa sektor-sektor
77
tersebut pertumbuhanya lambat sehingga tidak berpotensi untuk
dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang.
Tabel 4.9 di bawah ini menunjukan penghitungan komponen
pertumbuhan differensial pada Kabupaten Serang.
Tabel 4.9
Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kabupaten Serang
Sektor 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -2305,91
(l)
41006,81
(c)
-230502,51
(l)
5993,81
(c)
-46451,95
(l)
Pertambangan &
Penggalian
-16,44
103,85
(c)
-851,89
(l)
-351,46
(l)
-278,98
(l)
Industri
Pengolahan
-34995,52
(l)
-56029,71
(l)
-123657,66
(l)
-5239,78
(l)
-54980,67
(l)
Listrik, Gas & Air
Bersih
-5666,04
(l)
6626,37
(c)
-62433,17
(l)
-20814,19
(l)
-20571,76
(l)
Bangunan -17261,18
(l)
5820,30
(c)
-502626,77
(l)
4763,54
(c)
-127326,02
(l)
Perdagangan,
Hotel & Restoran
-15468,83
(l)
-6135,17
(l)
-628700,75
(l)
11295,24
(c)
-159752,37
(l)
Pengangkutan &
Komunikasi
-4914,71
(l)
-1898,24
(l)
-142354,94
(l)
12277,19
(c)
-34222,67
(l)
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
-4535,66
(l)
-1527,24
(l)
-239931,25
(l)
-9658,08
(l)
-63913,06
(l)
Jasa-jasa -4493,31
(l)
-1508,01
(l)
-536603,62
(l)
1436,80
(c)
-135292,03
(l)
Jumlah -89.657,64
(l)
-13.541,03
(l)
-2.467.662,60
(l)
-296,91
(l)
-642.789,54
(l) Sumber: Lampiran VIII
Nilai Dj pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Serang bernilai
negatif sedangkan rata-rata nilai LQ menunjukan bahwa sektor tersebut
merupakan sektor yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan
pasar luar daerah akan tetapi pada provinsi sektor industri pengolahan
pertumbuhan lamban dibandingkan dengan sektor yang sejenis.
78
b. Kota Cilegon
Tabel 4.10
Komponen Shift Share Kota Cilegon
Tahun 2004-2008
Tahun Gj Nj Gj-Nj
2004-2005 553.970,85 522.471,14 31.499,71
2005-2006 532.138,80 525.547,43 6.591,37
2006-2007 546.092,39 602.373,12 -56.226,73
2007-2008 528.327,31 607.420,64 -79.093,33 Sumber: Lampiran VI dan VII
Sementara untuk Kota Cilegon, komponen shift share dapat dilihat dari
tabel diatas bahwa pada tahun 2004-2005 komponen pertumbuhan PDRB total
Kota Cilegon (Gj) adalah 553.970,85 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB
Kota Cilegon apabila pertumbuhanya sama dengan laju pertumbuhan PDRB
Provinsi Banten (Nj) sebesar 522.471,14 ini berarti terjadi penyimpangan
positif sebesar 31.499,71 dan ini menunjukan pertumbuhan PDRB di Kota
Cilegon lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Provinsi
Banten. Dan untuk tahun berikutnya 2005-2006, dari kedua komponen Gj dan
Nj masing-masing mengalami peningkatan dan penyimpangan yang terjadi
menunjukan nilai positif sebesar 6.591,37, yang berarti pertumbuhan PDRB
Kota Cilegon masih lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB
provinsi Banten.
Pada tahun 2006-2007, untuk masing-masing komponen Gj dan Nj
mengalami peningkatan lagi, namun penyimpangan yang terjadi mengalami
penurunan bahkan menunjukan angka negatif yaitu sebesar -56.226,73, hal ini
menunjukan pertumbuhan PDRB di Kota Cilegon adalah lebih rendah jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Provinsi Banten, begitupun pada
79
tahun 2007-2008, dimana masing-masing komponen bervariatif, seperti Gj
mengalami penurunan sebesar 528.327,31 dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal tersebut berbanding dengan komponen Nj yang mengalami kenaikan
sebesar 607.420,64 akan tetapi penyimpangan masih terjadi dengan nilai
negatif pada angkanya yaitu -79.093,33, ini menunjukan pertumbuhan PDRB
di Kota Cilegon adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan
PDRB di Provinsi Banten.
Untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang menjadi spesialisasi
serta pertumbuhanya digunakan propotional shift (Pj) dan differnsial shift (Dj).
Oleh karena itu analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari sektor-sektor
yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lambat dan sektor mana yang
memiliki daya saing tinggi atau tidak memiliki daya saing.
Pada tabel 4.11 dibawah ini menunjukan pertumbuhan komponen
proposional Kota Cilegon diketahui bahwa proposional shift (Pj) Kota Cilegon
dari tahun 2004-2005 terdapat nilai positif juga nilai negatif, hal ini berarti
Kota Cilegon berspesialisasi pada sektor yang sama dengan sektor yang
tumbuh cepat pada perekonomian Provinsi Banten apabila nilai Pj rata-ratanya
positif, sedangkan apabila nilai Pj memiliki rata-rata negatif maka Kota
Cilegon berspesialisasi pada sektor yang tumbuh lambat di perekonomian
Provinsi Banten.
Sektor-sektor yang memiliki nilai rata-rata komponen pertumbuhan
proposional yang positif yaitu pertambangan dan penggalian; bangunan;
perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa. Dimana nilai positif terlihat jelas
80
pada penghitungan pengolahan komponen proposional shift pada tabel 4.11
dibawah ini.
Tabel 4.11
Komponen Pertumbuhan Proportional (Pj) Kota Cilegon
Sektor 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -8194,25
(l)
-16060,83
(l)
-4770,33
(l)
-6900,43
(l)
-8981,46
(l)
Pertambangan &
Penggalian
-81,64
(l)
-149,94
(l)
581,99
(c)
793,29
(c)
285,92
(c)
Industri
Pengolahan
-81809,29
(l)
-8218,13
(l)
-185450,41
(l)
-229399,67
(l)
-126219,38
(l)
Listrik, Gas & Air
Bersih
3029,92
(l)
-73258,34
(l)
-12155,14
(l)
8535,51
(c)
-18462,01
(l)
Bangunan 1373,90
(c)
-154,33
(l)
3052,77
(c)
537,90
(c)
1202,56
(c)
Perdagangan,
Hotel & Restoran
28922,96
(c)
18342,12
(c)
65642,42
(c)
69570,64
(c)
45619,54
(c)
Pengangkutan &
Komunikasi
17161,84
(c)
37131,37
(c)
5430,52
(c)
12934,44
(c)
18164,54
(c)
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
14628,66
(c)
6771,68
(c)
19558,14
(c)
30975,80
(c)
17983,57
(c)
Jasa-jasa 673,55
(c)
4855,03
(c)
4892,52
(c)
9854,23
(c)
5068,83
(c)
Jumlah -24.294,35 -30.741,38 -103.217,50 -103.098,23 -65337,87 Sumber: Lampiran XI
Keterangan : (c): Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat provinsi
(l): Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat provinsi
Kota Cilegon nilai rata-rata Pj sektor industri pengolahan negatif
meskipun pada nilai LQ termasuk dalm sektor basis dimana sektor industri
pengolahan dapat memenuhi kebutuhan pasar diluar daerah Kota Cilegon akan
tetapi di provinsi sendiri berspesialisasi pada sektor yang sama namun
pertumbuhanya lebih lambat, karena di provinsi sendiri sektor sejenis
pertumbuhanya lebih cepat.
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui Dj rata-rata Kota Cilegon,
dimana dari 9 sektor di Kota Cilegon dilihat dari rata-rata nilai Dj terdapat 3
81
sektor yang bernilai positif, ini menunjukan bahwa sektor-sektor tersebut
pertumbuhanya cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam
memacu pertumbuhan PDRB Kota Cilegon. Sedangkan 6 sektor lainya
pertumbuhanya lambat karena Dj rata-rata bernilai negatif.
Tabel 4.12
Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota Cilegon
Sektor 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -2332,82
(l)
4531,17
(c)
-7786,47
(l)
-6632,56
(l)
-3055,17
(l)
Pertambangan &
Penggalian
138,82
(c)
238,83
(c)
-526,57
(l)
-535,54
(l)
-171,11
(l)
Industri
Pengolahan
101406,05
(c)
39165,59
(c)
114072,99
(c)
69167,21
(c)
80952,96
(c)
Listrik, Gas & Air
Bersih
-7601,40
(l)
1480,78
(c)
-48136,38
(l)
-70925,18
(l)
-31295,55
(l)
Bangunan -1059,81 808,33 -1916,32 -927,28 -773,76
Perdagangan,
Hotel & Restoran
10164,86
(c)
47183,28
(c)
8102,76
(c)
56621,29
30518,05
(c)
Pengangkutan &
Komunikasi
-32133,32
(l)
-51779,98
(l)
-26,13
(l)
-3176,41
(l)
-21778,96
(l)
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
-14332,34
(l)
-3704,45
(l)
-17482,97
(l)
-18609,43
(l)
-13532,30
(l)
Jasa-jasa 1544,02
(c)
-590,81
(l)
635,90
(c)
-920,02
(l)
167,27
(c)
Jumlah 55.794,06 37.332,76 46.936,78 24.062,64 41.031,41 Sumber: Lampiran IX
Keterangan : (c) : Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat provinsi
(l) : Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat provinsi
Nilai Dj pada sektor listrik, gas dan air bersih di Kota Cilegon bernilai
negatif sedangkan rata-rata nilai LQ menunjukan bahwa sektor tersebut
merupakan sektor yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan
pasar luar daerah akan tetapi pada provinsi sektor listrik gas dan air bersih
pertumbuhan lamban dibandingkan dengan sektor yang sejenis.
82
Kedua komponen shift ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon yang bersifat intern dan ekstern, dimana
proporsional shift dari pengaruh unsur-unsur luar (mix industri) yang bekerja
dalam provinsi, dan differensial shift adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor
(lingkungan) yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan.
4. Tipologi Sektoral
Analisis ini mengembangkan hasil perhitungan indeks Location
Quotient ( LQ > 1 ), komponen differential shift ( Dj>0 ), dan komponen
proportional shift ( Pj > 0 ) untuk ditentukan tipologi sektoral. Tipologi ini
mengklasifikasikan sektor basis dan non basis serta komponen pertumbuhan
internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ dengan komponen
Dj dan Pj dalam analisis Shift Share, tipologi sektoral diharapkan dapat
memperjelas dan memperkuat hasil analisis.
Menurut Saerofi (2005:66), Tipologi sektoral tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan
pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan
provinsi (Dj rata-rata > 0 ) meskipun di tingkat Provinsi pertumbuhannya
cepat (Pj rata-rata > 0).
b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan
dengan Provinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat provinsi
pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih lambat dibanding
83
provinsi ( Dj rata-rata < 0) karena ditingkat provinsi pertumbuhannya cepat
(Pj rata-rata > 0).
d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih lambat
dibandingkan Provinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat provinsi
pertumbuhannya juga lambat (Pj rata-rata < 0).
e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata <
1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding
pertumbuhan di tingkat provinsi (Dj rata-rata > 0) padahal di provinsi
sendiri pertumbuhannya jg cepat (Pj rata-rata > 0).
f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata <
1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding
pertumbuhan di tingkat Provinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun di provinsi
sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di banding
Provinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di provinsi sendiri pertumbuhannya
lambat (Pj rata-rata > 0).
h. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di banding
Provinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat provinsi sendiri
pertumbuhannya lambat (Pj < 0).
84
Tabel 4.13
Makna Tipologi Sektor Ekonomi
Tipologi LQ Rata-Rata Dj Rata-Rata Pj Rata-Rata Tingkat
Kepotensialan
I (LQ > 1 ) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa
II (LQ > 1 ) (Dj > 0) (Pj < 0) Baik Sekali
III (LQ > 1 ) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik
IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Lebih dari cukup
V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup
VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Hampir dari Cukup
VII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Kurang
VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Kuramg Sekali Sumber: Dini (2007:71)
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan bahwa sektor ekonomi
dalam Tipologi I merupakan sektor yang tingkat kepotensialanya ” istimewa “
untuk dikembangkan karena sektor tersebut merupakan sektor basis (LQ > 1).
Selain itu, di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan tingkat provinsi (Dj > 0), meskipun ditingkat propinsi
juga tumbuh dengan cepat. (Pj rata-rata positif). Sektor ini akan mendatangkan
pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB
Kabupaten/Kota analisis.
Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.13 di atas
(LQ, Dj dan Pj), maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa sektor
ekonomi yang masuk Tipologi II adalah sektor yang tingkat kepotensialannya
” baik sekali ” untuk dikembangkan, Tipologi III ” baik ”, Tipologi IV ” lebih
dari cukup ”, Tipologi V ” cukup”, Tipologi VI ”hampir dari cukup”,
Tipologi VII ” kurang ”, Tipologi VIII ” kurang sekali ”.
85
C. Pembahasan
1. Pembahasan Per Sektor Kabupaten/Kota Analisis
a. Kabupaten Serang
1) Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada Kabupaten Serang mempunyai peran
besar terlihat pada konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi sektor pertanian pada
tahun 2008 sebesar 15,59 persen menempati urutan ke dua dalam
urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang.
Tabel 4.14
Analisis Sektor Pertanian
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi IV Lebih dari Cukup Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008),
sektor pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu
sebesar 1,73 (>1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis.
Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini tidak hanya dapat
memenuhi kebutuhan Kabupaten Serang, tapi juga mampu memenuhi
daerah lainya sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang berpotensi
ekspor. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar -
38518,06 yang menunjukan bahwa pertumbuhan sektor ini lebih lambat
86
pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sejenis ditingkat provinsi
karena nilainya negatif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor pertanian
adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya
lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama ditingkat provinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
yaitu sebesar -46451,95.
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral sektor pertanian
memiliki LQ > 1, Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0) termasuk ke dalam
tipologi IV sehingga sektor ini menunjukan lebih dari cukup untuk
dikembangkan.
2) Sektor Pertambangan dan Penggalian
Tabel 4.15
Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh Cepat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VI Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber: Lampiran I, VII dan X
Sektor pertambangan dan penggalian pada Kabupaten Serang
mempunyai peran yang kurang ini terlihat pada konstribusi sektor terhadap
PDRB Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi pada tahun 2008 sebesar
0,08 persen menempati urutan terakhir dalam urutan kontribusi terhadap
PDRB Kabupaten Serang.
87
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
pertambangan dan penggalian menunjukan nilai rata-rata LQ rendah yaitu
sebesar 0,61 (<1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non
basis. Nilai LQ yang kurang dari satu berarti sektor ini tidak mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat daerahnya.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
150,26 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh
cepat pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sama diprovinsi
Banten karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah
sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat di banding pertumbuhannya diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan
besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -278,98.
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral sektor
pertambangan dan penggalian memiliki LQ > 1, Pj positif (>0) dan Dj
negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah
sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup.
3) Sektor Industri Pengolahan
Kegiatan industri di Kabupaten Serang sebagai motor utama karena
memiliki sumbangan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Serang
tahun 2008 sebesar 63,27 persen dan menepati urutan pertama dalam
struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang. Kegiatan industri di
88
Kabupaten Serang sebaranya terdapat di Kecamatan Jawilan, Kopo,
Cikande, Kibin, Walantaka, Kragtilan dan Pulo Ampel.
Tabel 4.16
Analisis Sektor Industri Pengolahan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ > 1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi IV Tingkat kepotensialan lebih dari cukup Sumber: Lampiran I, VII dan X
Hasil perhitungan LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
industri Pengolahan menunjukan nilai rata-rata LQ lebih besar dari satu
yaitu sebesar 1,07 (>1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor
basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu
memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini
berpotensi untuk ekspor kedaerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor industri pengolahan, nilai rata-rata komponen Pj-nya
adalah sebesar -81023,74 yang menunjukan bahwa sektor ini lebih lambat
pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sejenis ditingkat provinsi
karena nilainya negatif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor industri
pengolahan adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga
pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama
diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang
negatif, yaitu sebesar -54980,67.
89
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral sektor pertanian
memiliki LQ > 1, Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0), sektor industri
pengolahan termasuk dalam tipologi IV sehingga sektor ini menunjukan
lebih dari cukup untuk dikembangkan.
4) Sektor Listrik, Gas dan Air bersih
Sektor listrik, gas dan air bersih pada Kabupaten Serang
mempunyai peran cukup terlihat pada konstribusi sektor ini terhadap
PDRB Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi sektor listrik, gas dan air
bersih pada tahun 2008 sebesar 4,18 persen menempati urutan ke empat
dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang
Tabel 4.17
Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VIII Tingkat kepotensialan kurang sekali Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
listrik, gas dan air bersih menunjukan nilai rata-rata LQ yang kecil yaitu
sebesar 0,97, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis.
Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu
memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini
perlu atau berpotensi impor dari daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor listrik, gas dan air bersih, nilai rata-rata komponen Pj-
nya adalah sebesar -6507,48 yang menunjukan bahwa pertumbuhan sektor
90
ini lebih lambat pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sejenis
ditingkat provinsi karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil
perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya
menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan
sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -20571,76. Sementara hasil LQ <
1, Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VIII
sehingga sektor listrik, gas dan air bersih menunjukan kepotensialanya
kurang sekali untuk dikembangkan.
5) Sektor Bangunan
Tabel 4.18
Analisis Sektor Bangunan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj positif Tumbuh cepat diprovinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi II Tingkat kepotensialan baik sekali Sumber: Lampiran I, VII dan X
Sektor bangunan pada Kabupaten Serang mempunyai konstribusi
terhadap PDRB Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi sektor bangunan
pada tahun 2008 sebesar 2,23 persen menempati urutan ke tujuh dalam
urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
bangunan menunjukan peringkat pertama dengan nilai rata-rata LQ yang
besar yaitu sebesar 2,03 (>1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah
sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu
91
memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini
berpotensi untuk ekspor kedaerah lain.
Sementara dalam perhitungan analisis Shift Share selama periode
penelitian (2004-2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya
adalah sebesar 14362,05 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan
sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi
Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan
komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun
sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor
yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -127326,02.
Hasil analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj positif (>0),
Dj negatif (<0) sektor bangunan termasuk ke dalam tipologi II sehingga
sektor ini adalah sektor yang memiliki tingkat kepotensialan yang baik
sekali dan menunjukan bahwa sektor ini mempunyai kinerja sektor yang
juga dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Tabel 4.19
Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj positif Tumbuh cepat diprovinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VI Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber: Lampiran I, VII dan X
92
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada Kabupaten Serang
mempunyai peran terhadap PDRB Kabupaten Serang dengan
konstribusinya 7,91 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan
ke tiga dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang.
Analisis LQ selama 5 tahun (2004-2008), sektor perdagangan,
hotel dan restoran menunjukan nilai rata-rata LQ dibawah satu yaitu 0,53.
Ini berarti bahwa sektor ini merupakan sektor non basis. Nilai LQ yang
kurang dari satu ini menunjukan bahwa sektor ini belum dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat daerah tersebut.
Menurut perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian
(2004-2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 28216,91 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor
yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor yang sama di Provinsi
Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan
komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun
sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor
yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -159752, 37.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj negatif (<0) sektor perdagangan, hotel dan restoran termasuk ke
dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat
kepotensialanya hampir dari cukup.
93
7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada Kabupaten Serang
mempunyai peran terhadap PDRB Kabupaten Serang dengan
konstribusinya 2,75 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan
ke enam dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang.
Tabel 4.20
Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj positif Tumbuh cepat diprovinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VI Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber: Lampiran I, VII dan X
Analisis LQ selama 5 tahun (2004-2008), sektor pengangkutan dan
Komunikasi menunjukan nilai rata-rata LQ dibawah satu yaitu 0,35. Ini
berarti bahwa sektor ini merupakan sektor non basis. Nilai LQ yang
kurang dari satu ini menunjukan bahwa sektor ini belum dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat daerah tersebut.
Menurut perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian
(2004-2008) untuk sektor pengangkutan dan komunikasi, nilai rata-rata
komponen Pj-nya adalah sebesar 5504,83 yang menunjukan bahwa sektor
ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor
sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil
perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya
menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan
94
sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -34222, 67.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj negatif sektor pengangkutan dan komunikasi termasuk ke dalam
tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya
hampir dari cukup.
8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada Kabupaten Serang
mempunyai peran kecil terhadap PDRB Kabupaten Serang dengan
konstribusinya 1,93 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan
ke delapan dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang.
Tabel 4.21
Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj positif Tumbuh cepat diprovinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi II Tingkat kepotensialan baik sekali Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukan nilai rata-rata LQ
yang besar yaitu sebesar 1,06, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah
sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu
memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini
berpotensi untuk ekspor kedaerah lain.
95
Sementara dalam perhitungan analisis Shift Share selama periode
penelitian (2004-2008) untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 14860,35
yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat
terhadpa konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya
positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah
sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini
ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu
sebesar -63913,06.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj positif
(>0), Dj negatif (<0) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
termasuk ke dalam tipologi II sehingga sektor ini adalah sektor yang
memiliki tingkat kepotensialan yang baik sekali dan menunjukan bahwa
sektor ini mempunyai kinerja sektor yang juga dapat diandalkan dan dapat
meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
9) Sektor Jasa-Jasa
Tabel 4.22
Analisis Sektor Jasa-Jasa
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj positif Tumbuh cepat diprovinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi II Tingkat kepotensialan baik sekali Sumber: Lampiran I, VII dan X
Sektor jasa-jasa pada Kabupaten Serang mempunyai peran
terhadap PDRB Kabupaten Serang dengan konstribusinya 2,78 persen
96
pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke lima dalam urutan
kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang.
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
jasa-jasa menunjukan nilai rata-rata LQ yang besar yaitu sebesar 1,41, hal
ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih
besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik
maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor
kedaerah lain.
Sementara dalam perhitungan analisis Shift Share selama periode
penelitian (2004-2008) untuk sektor jasa-jasa, nilai rata-rata komponen Pj-
nya adalah sebesar 914852,45 yang menunjukan bahwa sektor ini
merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis
di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil
perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya
menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan
sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -135292,03.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj positif
(>0), Dj negatif (<0) sektor jasa-jasa termasuk ke dalam tipologi II
sehingga sektor ini adalah sektor yang memiliki tingkat kepotensialan
yang baik sekali dan menunjukan bahwa sektor ini mempunyai kinerja
sektor yang juga dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahtraan
masyarakat.
97
b. Kota Cilegon
1) Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada Kota Cilegon mempunyai peran terhadap
PDRB Kota Cilegon dengan konstribusinya 2,42 persen pada tahun
2008. Sektor ini menempati urutan ke enam dalam urutan kontribusi
terhadap PDRB Kota Cilegon.
Tabel 4.23
Analisis Sektor Pertanian
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VIII Tingkat kepotensialan kurang sekali Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
listrik, gas dan air bersih menunjukan nilai rata-rata LQ yang kecil yaitu
sebesar 0,31, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis.
Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu
memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini
perlu atau berpotensi impor dari daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar -8981,46 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor
yang tumbuh lambat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten
karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj,
sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga
pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama
98
diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang
negatif, yaitu sebesar -3055,17.
Sementara hasil perhitungan analisis tipologi menunjukan LQ<1,
Pj negatif (<0), Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga
sektor listrik, gas dan air bersih tidak potensial untuk dikembangkan
karena tingkat kepontensialanya kurang sekali.
2) Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian terendah dibandingkan sektor-
sektor lainya, konstribusi sektor pertambangan dan enggalian hanya
sebesar 0,09 persen pada Kota Cilegon di tahun 2008. Sektor ini
menempati urutan ke sembilan dalam urutan kontribusi terhadap PDRB
Kota Cilegon.
Tabel 4.24
Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh Cepat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VI Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
pertambangan dan penggalian menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat
besar yaitu sebesar 0,84, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor
non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak
mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta
sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain.
99
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
285,92 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh
cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya
positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah
sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini
ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu
sebesar -171,11.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj negatif (<0) sektor pertambangan dan penggalian termasuk ke
dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat
kepotensialanya hampir dari cukup.
3) Sektor Industri pengolahan
Tabel 4.25
Analisis Sektor Industri Pengolahan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ > 1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat dipropinsi
3 Dj Positif Pertumbuhan lebih cepat dibanding provinsi
4 Tipologi III Tingkat kepotensialan Baik Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Sektor industri pengolahan sebagai penggerak perekonomian Kota
Cilegon, sektor industry pengolahan memberikan andil terbesar dalam
konstribusinya terhadap PDRB Kota Cilegon sebesar 61,99 persen, hal ini
menempatkan sektor industry pada peringkat pertama terhadap PDRB Kota
Cilegon.
100
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
industri pengolahan menunjukan nilai rata-rata LQ yang besar yaitu sebesar
1,28, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ
yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan
domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor
kedaerah lain.
Hasil perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian
(2004-2008) untuk sektor industri pengolahan, nilai rata-rata komponen Pj-
nya adalah sebesar -126219,38 yang menunjukan bahwa sektor ini
merupakan sektor yang tumbuh lambat terhadap konstribusi sektor sejenis
di Provinsi Banten karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil
perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya
meningkat sehingga pertumbuhannya lebih cepat di banding pertumbuhan
sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang positif, yaitu sebesar -80952,96.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj negatif
(<0), Dj positif (>0) sektor industri pengolahan termasuk ke dalam tipologi
III sehingga sektor ini adalah sektor yang memiliki tingkat kepotensialan
yang baik dan menunjukan bahwa sektor ini mempunyai kinerja sektor
yang dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor listrik, gas dan air bersih pada Kota Cilegon mempunyai
peran terhadap PDRB Kota Cilegon dengan konstribusinya 8,26 persen
101
pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke empat dalam urutan
kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon.
Tabel 4.26
Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
No Aspek Parameter Makna
1 LQ > 1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi IV Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
listrik, gas dan air bersih menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar
yaitu sebesar 2,20, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor
basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu
memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini
berpotensi untuk ekspor kedaerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor listrik, gas dan air bersih, nilai rata-rata komponen Pj-
nya adalah sebesar -1846,01 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan
sektor yang tumbuh lambat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi
Banten karena nilainya negatif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor listrik, gas
dan air bersih adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga
pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama
diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang
negatif, yaitu sebesar -31295,55.
102
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral listrik, gas dan
air bersih menunjukan LQ>1, Pj negatif (<0), Dj negatif (<0) termasuk ke
dalam tipologi IV sehingga sektor ini menunjukan lebih dari cukup untuk
dikembangkan.
5) Sektor Bangunan
Sektor bangunan pada Kota Cilegon mempunyai peran terendah ke
dua setelah sektor pertambangan dan penggalian, dengan konstribusinya
yang hanya sebesar 0,45 persen terhadap PDRB Kota Cilegon pada tahun
2008. Sektor ini menempati urutan ke sembilan dalam urutan kontribusi
terhadap PDRB Kota Cilegon.
Tabel 4.27
Analisis Sektor Bangunan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh Cepat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VI Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
bangunan menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar
0,15, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai
LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi
kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau
berpotensi impor dari daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
1202,56 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang
103
tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena
nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini
adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini
ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu
sebesar -773,76.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj negatif sektor bangunan termasuk ke dalam tipologi VI sehingga
sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup.
6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada Kota Cilegon
mempunyai peran terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan dengan
konstribusinya terhadap PDRB Kota Cilegon sebesar 14,00 persen pada
tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke dua dalam urutan kontribusi
terhadap PDRB Kota Cilegon.
Tabel 4.28
Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh Cepat dipropinsi
3 Dj Positif Pertumbuhan lebih Cepat dibanding provinsi
4 Tipologi V Tingkat kepotensialan cukup Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
perdagangan, hotel dan restoran menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat
besar yaitu sebesar 0,63, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor
non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak
104
mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta
sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
45619,54 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang
tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena
nilainya positif. Sementara dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini
adalah sektor yang daya saingnya meningkat sehingga pertumbuhannya
lebih cepat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini
ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang positif, yaitu
sebesar 30518,05.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj positif (>0) sektor bangunan termasuk ke dalam tipologi V
sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya cukup.
7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Tabel 4.29
Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh Cepat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VI Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber : Lampiran II, IX dan XI
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada Kota Cilegon
mempunyai peran terhadap PDRB Kota Cilegon dengan konstribusinya
8,38 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke tiga dalam
urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon.
105
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
pengangkutan dan komunikasi menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat
besar yaitu sebesar 0,95, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor
non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak
mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta
sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
18164,54 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang
tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena
nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini
adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama dipovinsi. Hal ini
ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu
sebesar -21778,96.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj negatif (<0) sektor pengangkutan dan komunikasi termasuk ke
dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat
kepotensialanya hampir dari cukup.
8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada Kota
Cilegon mempunyai peran terhadap PDRB Kota Cilegon dengan
konstribusinya sebesar 2,89 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati
urutan ke lima dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon.
106
Tabel 4.30
Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh Cepat dipropinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi VI Tingkat kepotensialan hampir dari cukup Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
persewaan dan jasa perusahaan menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat
besar yaitu sebesar 0,87, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor
non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak
mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta
sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
17983,57 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang
tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena
nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini
adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini
ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu
sebesar -13532,30.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj negatif (<0) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang
tingkat kepotensialanya hampir dari cukup.
107
9) Sektor Jasa-Jasa
Sektor jasa-jasa, pada Kota Cilegon mempunyai peran rendah ke
tiga setelah sektor bangunan dengan konstribusinya sebesar 1,52 persen
terhadap PDRB Kota Cilegon pada tahun 2008. Sektor ini menempati
urutan ke tujuh dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon.
Tabel 4.31
Analisis Sektor Jasa-Jasa
No Aspek Parameter Makna
1 LQ < 1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh Cepat dipropinsi
3 Dj Positif Pertumbuhan lebih Cepat dibanding provinsi
4 Tipologi V Tingkat kepotensialan cukup Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor
jasa-jasa menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar
0,30, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai
LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi
kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau
berpotensi impor dari daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-
2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
5068,83 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang
tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena
nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini
merupakan sektor yang daya saingnya meningkat sehingga
pertumbuhannya lebih cepat di banding pertumbuhan sektor yang sama
108
diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang
positif, yaitu sebesar 167,27.
Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif
(>0), Dj positif (>0) sektor jasa-jasa termasuk ke dalam tipologi V
sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya cukup.
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing daerah, Pada Kabupaten
Serang, Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Serang selama 5 tahun menunjukan kenaikan dan penurunan
pada masing-masing sektor disetiap tahunya, akan tetapi selama periode
analisis yaitu tahun 2004 hingga 2008 sektor industri pengolahan masih
mendominasi terhadap distribusi PDRB di Kabupaten Serang 63,27 persen
pada tahun 2008 meskipun nilai tersebut lebih kecil dibandingkan tahun
2007 yang nilai distribusinya sebesar 63,36 persen. Sementara sektor
pertambangan dan penggalian selama periode analisis merupakan sektor
yang mempunyai distribusi terhadap PDRB terendah hanya sebesar 0,08
persen, meskipun justru pada tahun 2008 sektor tersebut mengalami
kenaikan satu digit dari tahun sebelumnya sebesar 0,07 persen di tahun
2007. Untuk Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto pada Kota
Cilegon selama 5 tahun kondisi perkembangan PDRBnya tidak jauh
berbeda dengan Kabupaten Serang, dimana distribusi terbesar masih di
dominasi sektor industri pengolahan yang pada tahun 2008 sebesar 61,99
persen, kondisi tersebut menurun dibandingkan tahun 2007 yang mencapai
110
62,99 persen, akan tetapi sektor industri pengolahan tetap menjadi sektor
dengan distribusi terbesar dibandingkan dengan delapan sektor lainya yang
ada di Kota Cilegon. Sementara itu distribusi terendah dimiliki oleh sektor
yang sama dengan Kabupaten Serang yaitu sektor pertambangan dan
penggalian dimana nilainya sebesar 0,09 persen terhadap PDRB Kota
Cilegon, kondisi tersebut konstan dari tahun 2004 hingga 2008 sektor
pertambangan dan penggalian tetap memiliki nilai distribusi 0,09 persen
dan selama periode analisis sektor tersebut tetap menjadi sektor terendah
distribusinya selama lima tahun.
2. Berdasarkan hasil penghitungan indeks location quotient pada masing-
masing daerah menunjukan hasil LQ yang beragam, di Kabupaten Serang
sendiri terdapat lima sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ>1 yang
merupakan sektor basis dimana sektor tersebut mampu memenuhi
kebutuhan pasar lokal maupun luar daerah, dimana sektor bangunan
merupakan sektor basis dengan nilai rata-rata LQ tertinggi sebesar 2,03
persen kemudian sektor pertanian dengan LQ rata-rata LQ sebesar 1,73
persen , sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan yang nilai rata-rata LQ masing-masing 1,07 persen dan
1,06 persen. Kemudian sektor jasa-jasa memiliki LQ rata-rata sebesar 1,41
persen. Sedangkan pada Kota Cilegon, hanya ada dua sektor yang menjadi
basis (LQ>1) yaitu sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan
air kedua sektor tersebut merupakan sektor basis ekonomi yang berpotensi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Cilegon karena
111
memiliki nilai LQ lebih dari satu. LQ rata-rata sektor industri pengolahan
sebesar 1,28 persen dan rata-rata LQ sektor listrik, gas dan air bersih
sebesar 2,20 persen.
3. Selain analisis sektor basis diatas, sektor-sektor ekonomi yang potensial
dengan kriteria tergolong kedalam sektor yang tumbuh dengan cepat
terhadap sektor sejenis ditingkat provinsi (Pj rata-rata > 0) dan tingkat
kepotensialan cukup (tipologi V) atau hampir cukup (tipologi VI) maka
sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang yaitu sektor perdagangan,
hotel dan restoran dengan tingkat kepotensialan hampir dari cukup karena
pertumbuhanya cepat diprovinsi, begitu juga dengan sektor pengangkutan
dan komunikasi serta sektor pertambangan dan penggalian yang
mempunyai pertumbuhan cepat diprovinsi sehingga tingkat kepotensialan
hampir dari cukup.
Sedangkan untuk Kota Cilegon sektor yang potensial untuk
dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi yaitu sektor
pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor
jasa-jasa, karena kriteria kelima sektor tersebut tergolong kedalam sektor
yang tumbuh dengan cepat terhadap sektor sejenis ditingkat provinsi (Pj
rata-rata > 0) dan tingkat kepotensialan cukup (tipologi V) atau hampir
cukup (tipologi VI) potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang
pertumbuhan ekonomi.
112
B. Saran
1. Berdasarkan pemahaman yang dimiliki terhadap potensi yang dimiliki
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, maka pemerintah kota ini diharapkan
merumuskan strategi pengembangan daerah yang paling menguntungkan
untuk diterapkan di masa mendatang, yakni dengan mengutamakan
kegiatan unggulan berupa: sektor pertanian, sektor bangunan, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa serta sektor
industri pengolahan. Namun dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Serang dan Kota Cilegon melalui sektor-sektor basis
hendaknya tidak mengabaikan sektor-sektor non basis, karena dengan
meningkatkan peran dari sektor non basis diharapkan sektor tersebut dapat
tumbuh menjadi sektor basis dan pada akhirnya semua sektor ekonomi
dapat secara bersama-sama mendukung peningkatan potensi pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
2. Pada Kabupaten Serang, pengembangan sektor bangunan sebagai sektor
basis, disarankan kepada bangunan yang bermanfaat bagi masyarakat dan
juga menjadi sumber penghasilan masyarakat, khususnya masyarakat
ekonomi lemah. Selain itu pengembangan sektor bangunan sebagai sektor
basis juga harus diarahkan kepada peningkatan produk yang berkualitas
dan ekonomis. Untuk Kota Cilegon, pengembangan sektor industri sebagai
sektor basis disarankan kepada industri yang memanfaatkan bahan baku
lokal seperti bahan baku yang digunakan berasal dari daerah sendiri.
Pengembangan sektor industri juga disarankan untuk lebih efisien dan
113
berdaya saing, dan diarahkan pada berkembangnya industri hulu-hilir
seperti usaha sektor industri kecil yang menghasilkan berbagai produk.
Selain hal tersebut diatas pengembangan sektor industri sebagai sektor
basis juga harus diarahkan kepada peningkatan produk yang berkualitas
dan ekonomis.
3. Kabupaten Serang dan Kota Cilegon pada saat mengembangkan sektor-
sektor ekonomi yang strategis/potensial dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonominya hendaknya juga tidak mengabaikan peran sektor
yang tergolong non potensial. Karena dengan pengembangan sektor
potensial diharapkan akan dapat merangsang pertumbuhan sektor non
potensial sehingga menjadi sektor potensial yang pada akhirnya semua
sektor ekonomi bersama-sama mendukung peningkatan peningkatan
pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah analisis.
4. Masing-masing daerah tersebut potensial untuk dijadikan pusat
pertumbuhan di Provinsi Banten dengan memilih dan mengembangkan
sektor potensial yang paling utama. Adanya peran serta pemerintah daerah
dan masyarakat daerah dalam membuat inisiatif untuk pengadaan kawasan
terpadu guna pengembangan sektor potensial yang sama di kedua daerah
sehingga dapat mendukung pengembangan “Metropolitan Area” yang
terdiri Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan sekitarnya ataupun
sebaliknya.
114
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, “ Ekonomi Pembangunan Edisi 5 ”, UPP STIM YKPN, 2010.
Bungin, Burhan, “ Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu Sosial lainya “. Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, 2010.
BPS. ” Banten Dalam Angka ”. BPS Jakarta, 2008.
BPS. ” Kabupaten Serang Dalam Angka 2000-2008 ”. BPS Jakarta, 2008.
BPS. “ Kota Cilegon Dalam Angka 2000-2008”. BPS Jakarta, 2008.
Fahrurrazy. “Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah
Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB
“. Tesis, Pascasarjana, USU, 2009.
Fatmasari, Wulan S. Dini. “ Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota
Tanggerang (Pendekatan Model Basis Ekonomi) ”. Skrpsi sarjana,
Fakultas Ekonomi, UNS, 2007.
Ghalib, Rusli. “Ekonomi Regional”. Pustaka Ramadhan, 2005.
Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
UIN Syrif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “ Metodologi Penentuan Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
Jhigan, M.L. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan “. Rajawali Pers,
Jakarta, 2004.
Mondal, I. Wali. “ An Analysis of The Industrial Development Potential of
Malaysia: A Shift-Share Approach “. Journal of Business & Economic
Research. Vol. 7, May 2009:hal. 41-46.
Mukhyi, Abdul. Mohamad, “Analisis Peranan Subsektor Pertanian dan Sektor
Unggulan terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa
Barat: Pendekatan Analisis IRIO “. Jurnal Fakultas Ekonomi,
Universitas Gunadarma, Depok, Agustus 2008: hal. 2-8.
Mukti, Abdul dan Abdullah Dja‟far, “ Studi Potensi Ekonomi Kotawaringin
Timur “. Journal Social Economics Agruculture (J-SEA). Vol. 4 No. 2,
Agustus 2009: hal. 113-129.
115
Prasetyo, Bambang dan Lina, M. Janah, “ Metode Penelitian Kuantitatif (Teori
dan Aplikasi) “. Rajawali Pers, Jakarta, 2005.
Purwaningnsih, “ Analisis Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor Unggulan
Kabupaten Parigi Mountong Propinsi Sulawesi Tengah “. Skripsi
sarjana, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor, 2009.
Riadi, Mukti, “ Analisis Sektor Ekonomi Potensial di Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur Propinsi Sumatra Selatan”. Skripsi sarjana, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor, 2008.
Richardson, Harry, “ Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional ”. Lembaga Penerbit
FE-UI, Jakarta, 1997.
Ropingi, “ Aplikasi Analisis Shift Share Estabaen-Marquillas pada Sektor
Pertanian di Kabupaten Boyolali “. Jurnal, Fakultas Pertanian,
Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta, 2008.
Saerofi, Mujib. “ Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Potensial di
Kabupaten Semarang (Pendekatan Model Basis Ekonomi dan SWOT)”.
Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu Sosial, UNS, Semarang, 2005.
Setiawan, I. D. Made, Darma, “ Peranan Sektor Unggulan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah: Pendekatan Input-Output
Multiregional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat “. Disertasi,
Pascasarjana, IPB, Bogor, 2006.
Sugiyono. “ Metode Penelitian Bisnis” . CV Alfabeta, Bandung, 2006.
Sukirno, Sadono. ”Ekonomi Pembangunan Edisi 2 : proses, masalah dan dasar
kebijakan ”, Kencana Prenada Media Group, 2006.
Tarigan, Robinson. “ Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi) “, Bumi
Aksara, 2007.
Udjianto, W. Didit, “ Analisis Struktur Ekonomi Potensi Wilayah di Kabupaten
Sleman Propinsi DIY Tahun 1998-2002”. Buletin Ekonomi, vol. 3 No.
1, April 2005; hal. 19-33.
Yunan Y. Zuhairan, “ Sektor Baasis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang
Selatan (Suatu Pendekatan Location Quotient)”, Signifikan, Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Vol. I,
No. 2, Oktober 2010; hal. 25-38.
116
LAMPIRAN-LAMPIRAN
117
Lampiran I
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Povinsi Banten Tahun 2004 – 2008
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 4.930.266,80 5.061.650,42 5.030.011,59 5.242.350,48 5.408.861,73
Pertambangan &
Penggalian 56.557,59 59.286,02 61.508,86 69.292,77 79.151,1
Industri Pengolahan 27.749.175,75 28.975.547,08 30.548.566,62 31.496.751,75 32.225.075,2
Listrik, Gas & Air Bersih 2.416.794,00 2.567.049,93 2.510.895,12 2.629.581,32 2.805.792,5
Bangunan 1.443.158,80 1.580.487,69 1.662.420,23 1.880.273,94 2.010.388,56
Perdagangan, Hotel &
Restoran 9.830.054,85 10.699.437,65 11.478.134,19 12.800.800,86 14.202.996,50
Pengangkutan &
Komunikasi 4.540.508,58 4.910.855,75 5.417.133,59 5.780.569,93 6.200.675,31
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan 1.557.896,64 1.744.477,29 1.888.037,80 2.138.061,77 2.489.875,78
Jasa-jasa 2.355.993,50 2.508.156,40 2.744.950,65 3.009.092,96 3.380.093,59
Total PDRB ADHK 54.880.406,51 58.106.948,23 61.341.658,65 65.046.775,78 68.802.910,29 Sumber: BPS, Provinsi Banten Tahun 2004-2008 (diolah)
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Serang Tahun 2004 – 2008
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 1.116.683,65 1.144.135,54 1.177.990,71 997.216,36 1.034.884,47
Pertambangan & Penggalian 4.515,21 4.716,59 4.997,29 4.777,84 5.106,08
Industri Pengolahan 3.815.508,79 3.949.139,20 4.107.499,68 4.111.333,11 4.201.162,82
Listrik, Gas & Air Bersih 313.602,46 327.433,58 326.897,27 279.916,03 277.859,32
Bangunan 499.477,25 529.745,59 563.027,93 134.183,78 148.232,82
Perdagangan, Hotel &
Restoran 824.801,85 882.279,56 940.355,99 420.015,84 477.319,49
Pengangkutan & Komunikasi 242.872,35 257.767,55 282.443,49 159.037,72 182.873,05
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 266.223,18 293.571,59 316.203,61 118.145,71 127.928,28
Jasa-jasa 553.337,30 584.581,52 638.263,66 163.079,15 184.622,50
Total PDRB ADHK 7.637.022,04 7.973.370,72 8.357.679,63 6.387.705,54 6.639.988,83 Sumber: BPS, Kabupaten Serang Tahun 2004-2008 (diolah)
118
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kota CilegonTahun 2004 – 2008
Sektor 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 254.924,45 259.384,95 262.294,79 265.580,93 267.383,93
Pertambangan & Penggalian 7.738,06 8.250,18 8.798,34 9.385,19 10.184,89
Industri Pengolahan 5.604.390,05 5.953.481,42 6.315.848,60 6.625.956,77 6.848.341,04
Listrik, Gas & Air Bersih 896.597,82 944.739,33 925.553,72 921.166,85 911.970,08
Bangunan 37.779,48 40.314,71 43.212,96 46.959,53 49.281,84
Perdagangan, Hotel &
Restoran 975.510,17 1.071.950,42 1.197.149,40 1.343.203,99 1.546.959,42
Pengangkutan &
Komunikasi 753.608,14 782.942,96 811.879,39 866.322,37 926.106
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan 239.923,40 254.325,35 271.550,42 290.027,59 319.141,64
Jasa-jasa 116.265,72 125.318,82 136.559,32 150.336,11 167.951,50
Total PDRB ADHK 8.886.737,29 9.440.708,14 9.972.846,94 10.518.939,33 11.047.320,64 Sumber: BPS, Kota Cilegon Tahun 2004-2008 (diolah)
119
Lampiran II
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Serang Tahun 2004-2008
Tahun 2004
Sektor PDRB Kab.
Serang
(Si)
Total
PDRB
Kab. Serang
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 1.116.683,65 7.637.022,04 4.930.266,80 54.880.406,51 1,627619976
Pertambangan &
Penggalian 4.515,21 7.637.022,04 56.557,59 54.880.406,51 0,573694035
Industri Pengolahan 3.815.508,79 7.637.022,04 27.749.175,75 54.880.406,51 0,988088049
Listrik, Gas & Air
Bersih 313.602,46 7.637.022,04 2.416.794,00 54.880.406,51 0,932466208
Bangunan 499.477,25 7.637.022,04 1.443.158,80 54.880.406,51 2,487109267
Perdagangan, Hotel &
Restoran 824.801,85 7.637.022,04 9.830.054,85 54.880.406,51 0,60295786
Pengangkutan &
Komunikasi 242.872,35 7.637.022,04 4.540.508,58 54.880.406,51 0,38438537
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 266.223,18 7.637.022,04 1.557.896,64 54.880.406,51 1,228006037
Jasa-jasa 553.337,30 7.637.022,04 2.355.993,50 54.880.406,51 1,687753955
Tahun 2005
Sektor PDRB Kab.
Serang
(Si)
Total
PDRB
Kab. Serang
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 1.144.135,54 7.973.370,70 5.061.650,42 58.106.948,23 1,647295226
Pertambangan &
Penggalian 4.716,59 7.973.370,70 59.286,02 58.106.948,23 0,579778279
Industri Pengolahan 3.949.139,20 7.973.370,70 28.975.547,08 58.106.948,23 0,993246192
Listrik, Gas & Air
Bersih 327.433,58 7.973.370,70 2.567.049,93 58.106.948,23 0,92955483
Bangunan 529.745,59 7.973.370,70 1.580.487,69 58.106.948,23 2,442656191
Perdagangan, Hotel &
Restoran 882.279,56 7.973.370,70 10.699.437,65 58.106.948,23 0,600940365
Pengangkutan &
Komunikasi 257.767,55 7.973.370,70 4.910.855,75 58.106.948,23 0,382522669
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 293.571,59 7.973.370,70 1.744.477,29 58.106.948,23 1,226407551
Jasa-jasa 584.581,52 7.973.370,70 2.508.156,40 58.106.948,23 1,69854313
120
Tahun 2006
Sektor PDRB Kab.
Serang
(Si)
Total
PDRB
Kab. Serang
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 1.177.990,71 8.357.679,63 5.030.011,59 61.341.658,65 1,718868588
Pertambangan &
Penggalian 4.997,29 8.357.679,63 61.508,86 61.341.658,65 0,596302555
Industri Pengolahan 4.107.499,68 8.357.679,63 30.548.566,62 61.341.658,65 0,986862159
Listrik, Gas & Air
Bersih 326.897,27 8.357.679,63 2.510.895,12 61.341.658,65 0,955548019
Bangunan 563.027,93 8.357.679,63 1.662.420,23 61.341.658,65 2,485758422
Perdagangan, Hotel &
Restoran 940.355,99 8.357.679,63 11.478.134,19 61.341.658,65 0,601299431
Pengangkutan &
Komunikasi 282.443,49 8.357.679,63 5.417.133,59 61.341.658,65 0,382676523
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 316.203,61 8.357.679,63 1.888.037,80 61.341.658,65 1,229209574
Jasa-jasa 638.263,66 8.357.679,63 2.744.950,65 61.341.658,65 1,70661427
Tahun 2007
Sektor PDRB Kab.
Serang
(Si)
Total
PDRB
Kab. Serang
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 997.216,36 6.387.705,54 5.242.350,48 65.046.774,78 1,937065125
Pertambangan &
Penggalian 4.777,80 6.387.705,54 69.292,77 65.046.774,78 0,702135487
Industri Pengolahan 4.111.333,11 6.387.705,54 31.496.751,75 65.046.774,78 1,329222788
Listrik, Gas & Air
Bersih 279.916,03 6.387.705,54 2.629.581,32 65.046.774,78 1,083981934
Bangunan 134.183,78 6.387.705,54 1.880.273,94 65.046.774,78 0,726707722
Perdagangan, Hotel &
Restoran 420.015,84 6.387.705,54 12.800.800,86 65.046.774,78 0,334125335
Pengangkutan &
Komunikasi 159.037,72 6.387.705,54 5.780.569,93 65.046.774,78 0,280162731
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 118.145,71 6.387.705,54 2.138.061,77 65.046.774,78 0,562702168
Jasa-jasa 163.079,15 6.387.705,54 3.009.092,96 65.046.774,78 0,551878804
121
Tahun 2008
Sektor PDRB Kab.
Serang
(Si)
Total
PDRB
Kab. Serang
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 1.034.884,47 6.639.988,83 5.408.861,73 68.802.910,29 1,98255594
Pertambangan &
Penggalian 5.106,08 6.639.988,83 79.151,1
68.802.910,29 0,668451666
Industri Pengolahan 4.201.162,82 6.639.988,83 32.225.075,2 68.802.910,29 1,350874594
Listrik, Gas & Air
Bersih 277.859,32 6.639.988,83 2.805.792,5
68.802.910,29 1,026145343
Bangunan 148.232,82 6.639.988,83 2.010.388,56 68.802.910,29 0,764018415
Perdagangan, Hotel &
Restoran 477.319,49 6.639.988,83 14.202.996,50 68.802.910,29 0,348231977
Pengangkutan &
Komunikasi 182.873,05 6.639.988,83 6.200.675,31 68.802.910,29 0,305597768
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 127.928,28 6.639.988,83 2.489.875,78 68.802.910,29 0,532388101
Jasa-jasa 184.622,50 6.639.988,83 3.380.093,59 68.802.910,29 0,565972542
Location Quotient Rata-Rata
Kabupaten Serang
2004
2005 2006 2007 2008 LQ Rata-Rata
1,627619976 1,647295226 1,718868588 1,937065125 1,98255594 1,732712229
0,573694035 0,579778279 0,596302555 0,702135487 0,668451666 0,612977589
0,988088049 0,993246192 0,986862159 1,329222788 1,350874594 1,074354797
0,932466208 0,92955483 0,955548019 1,083981934 1,026145343 0,975387748
2,487109267 2,442656191 2,485758422 0,726707722 0,764018415 2,0355579
0,60295786 0,600940365 0,601299431 0,334125335 0,348231977 0,534830748
0,38438537 0,382522669 0,382676523 0,280162731 0,305597768 0,357436823
1,228006037 1,226407551 1,229209574 0,562702168 0,532388101 1,061581333
1,687753955 1,69854313 1,70661427 0,551878804 0,565972542 1,41119754
122
Lampiran III
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kota Cilegon Tahun 2004-2008
Tahun 2004
Sektor PDRB Kota
Cilegon
(Si)
Total
PDRB
Kota Cilegon
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 254.924,45 8.886.737,29 4.930.266,80 54.880.406,51 0,319312594
Pertambangan &
Penggalian 7.738,06 8.886.737,29 56.557,59 54.880.406,51 0,844921138
Industri Pengolahan 5.604.390,05 8.886.737,29 27.749.175,75 54.880.406,51 1,247249228
Listrik, Gas & Air
Bersih 896.597,82 8.886.737,29 2.416.794,00 54.880.406,51 2,29104185
Bangunan 37.779,48 8.886.737,29 1.443.158,80 54.880.406,51 0,161665307
Perdagangan, Hotel &
Restoran 975.510,17 8.886.737,29 9.830.054,85 54.880.406,51 0,61284527
Pengangkutan &
Komunikasi 753.608,14 8.886.737,29 4.540.508,58 54.880.406,51 1,024981574
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 239.923,40 8.886.737,29 1.557.896,64 54.880.406,51 0,951062252
Jasa-jasa 116.265,72 8.886.737,29 2.355.993,50 54.880.406,51 0,304756218
Tahun 2005
Sektor PDRB Kota
Cilegon
(Si)
Total
PDRB
Kota Cilegon
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 259.384,95 9.440.708,14 5.061.650,42 58.106.948,23 0,315410482
Pertambangan &
Penggalian 8.250,18 9.440.708,14 59.286,02 58.106.948,23 0,85651431
Industri Pengolahan 5.953.481,42 9.440.708,14 28.975.547,08 58.106.948,23 1,264628175
Listrik, Gas & Air
Bersih 944.739,33 9.440.708,14 2.567.049,93 58.106.948,23 2,26517195
Bangunan 40.314,71 9.440.708,14 1.580.487,69 58.106.948,23 0,15699865
Perdagangan, Hotel &
Restoran 1.071.950,42 9.440.708,14 10.699.437,65 58.106.948,23 0,616647879
Pengangkutan &
Komunikasi 782.942,96 9.440.708,14 4.910.855,75 58.106.948,23 0,981287894
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 254.325,35 9.440.708,14 1.744.477,29 58.106.948,23 0,897320989
Jasa-jasa 125.318,82 9.440.708,14 2.508.156,40 58.106.948,23 0,307528364
123
Tahun 2006
Sektor PDRB Kota
Cilegon
(Si)
Total
PDRB
Kota Cilegon
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 262.294,79 9.972.846,94 5.030.011,59 61.341.658,65 0,320742891
Pertambangan &
Penggalian 8.798,34 9.972.846,94 61.508,86 61.341.658,65 0,879831333
Industri Pengolahan 6.315.848,60 9.972.846,94 30.548.566,62 61.341.658,65 1,271678224
Listrik, Gas & Air
Bersih 925.553,72 9.972.846,94 2.510.895,12 61.341.658,65 2,267302252
Bangunan 43.212,96 9.972.846,94 1.662.420,23 61.341.658,65 0,159885678
Perdagangan, Hotel &
Restoran 1.197.149,40 9.972.846,94 11.478.134,19 61.341.658,65 0,641524749
Pengangkutan &
Komunikasi 811.879,39 9.972.846,94 5.417.133,59 61.341.658,65 0,921845908
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 271.550,42 9.972.846,94 1.888.037,80 61.341.658,65 0,884659519
Jasa-jasa 136.559,32 9.972.846,94 2.744.950,65 61.341.658,65 0,306001226
Tahun 2007
Sektor PDRB Kota
Cilegon
(Si)
Total
PDRB
Kota Cilegon
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 265.580,93 10.518.993,33 5.242.350,48 65.046.775,78 0,313272613
Pertambangan &
Penggalian 9.385,19 10.518.993,33 69.292,77 65.046.775,78 0,837542282
Industri Pengolahan 6.625.956,77 10.518.993,33 31.496.751,75 65.046.775,78 1,300871579
Listrik, Gas & Air
Bersih 921.166,85 10.518.993,33 2.629.581,32 65.046.775,78 2,166223632
Bangunan 46.959,53 10.518.993,33 1.880.273,94 65.046.775,78 0,154438014
Perdagangan, Hotel &
Restoran 1.343.203,99 10.518.993,33 12.800.800,86 65.046.775,78 0,648868104
Pengangkutan &
Komunikasi 866.322,37 10.518.993,33 5.780.569,93 65.046.775,78 0,926745454
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 290.027,59 10.518.993,33 2.138.061,77 65.046.775,78 0,838823638
Jasa-jasa 150.336,11 10.518.993,33 3.009.092,96 65.046.775,78 0,308943668
124
Tahun 2008
Sektor PDRB Kota
Cilegon
(Si)
Total
PDRB
Kota Cilegon
(S)
PDRB Banten
(Bi)
Total PDRB
Banten
(B)
(Si/S)/(Bi/B)
LQ
Pertanian 267.383,93 11.047.320,64 5.408.861,73 68.802.910,29 0,307878436
Pertambangan &
Penggalian 10.184,89 11.047.320,64 79.151,1
68.802.910,29 0,801399612
Industri Pengolahan 6.848.341,04 11.047.320,64 32.225.075,2 68.802.910,29 1,323552857
Listrik, Gas & Air
Bersih 911.970,08 11.047.320,64 2.805.792,5
68.802.910,29 2,024300068
Bangunan 49.281,84 11.047.320,64 2.010.388,56 68.802.910,29 0,152671074
Perdagangan, Hotel &
Restoran 1.546.959,42 11.047.320,64 14.202.996,50 68.802.910,29 0,67834213
Pengangkutan &
Komunikasi 926.106 11.047.320,64 6.200.675,31 68.802.910,29 0,930190067
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 319.141,64 11.047.320,64 2.489.875,78 68.802.910,29 0,798280722
Jasa-jasa 167.951,50 11.047.320,64 3.380.093,59 68.802.910,29 0,309460349
Location Quotient Rata-Rata
Kota Cilegon
2004
2005 2006 2007 2008 LQ Rata-Rata
0,319312594 0,315410482 0,320742891 0,313272613 0,307878436 0,315323403
0,844921138 0,85651431 0,879831333 0,837542282 0,801399612 0,844041735
1,247249228 1,264628175 1,271678224 1,300871579 1,323552857 1,281596012
2,29104185 2,26517195 2,267302252 2,166223632 2,024300068 2,20280795
0,161665307 0,15699865 0,159885678 0,154438014 0,152671074 0,157131745
0,61284527 0,616647879 0,641524749 0,648868104 0,67834213 0,639645626
1,024981574 0,981287894 0,921845908 0,926745454 0,930190067 0,957010179
0,951062252 0,897320989 0,884659519 0,838823638 0,798280722 0,874029424
0,304756218 0,307528364 0,306001226 0,308943668 0,309460349 0,307337965
125
Lampiran IV
Komponen Shift Share
Komponen Shift Share Kabupaten Serang
Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Serang
Tahun Yjt Yjo Gj
2004-2005 7.973.370,72 7.637.022,04 336.348,68
2005-2006 8.357.679,63 7.973.370,72 384.308,91
2006-2007 6.387.705,54 8.357.679,63 -1.969.974,09
2007-2008 6.639.988,83 6.387.705,54 252.283,29
Pertambahan PDRB (Gj) Sektoral Kabupaten Serang
2004-2005
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 1.144.135,54 1.116.683,65 27.451,89
Pertambangan & Penggalian 4.716,59 4.515,21 201,38
Industri Pengolahan 3.949.139,20 3.815.508,79 133.630,41
Listrik, Gas & Air Bersih 327.433,58 313.602,46 13.831,12
Bangunan 529.745,59 499.477,25 30.268,34
Perdagangan, Hotel & Restoran 882.279,56 824.801,85 57.477,71
Pengangkutan & Komunikasi 257.767,55 242.872,35 14.895,20
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 293.571,59 266.223,18 27.348,41
Jasa-jasa 584.581,52 553.337,30 31.244,22
JUMLAH 7.973.370,72 7.637.022,04 336.348,68
2005-2006
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 1.177.990,71 1.144.135,54 33.855,17
Pertambangan & Penggalian 4.997,29 4.716,59 280,70
Industri Pengolahan 4.107.499,68 3.949.139,20 158.360,48
Listrik, Gas & Air Bersih 326.897,27 327.433,58 -536,31
Bangunan 563.027,93 529.745,59 33.282,34
Perdagangan, Hotel & Restoran 940.355,99 882.279,56 58.076,43
Pengangkutan & Komunikasi 282.443,49 257.767,55 24.675,94
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 316.203,61 293.571,59 22.632,02
Jasa-jasa 638.263,66 584.581,52 53.682,14
JUMLAH 8.357.679,63 7.973.370,72 384.308,91
126
2006-2007
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 997.216,36 1.177.990,71 -180.774,35
Pertambangan & Penggalian 4.777,84 4.997,29 -219,45
Industri Pengolahan 4.111.333,11 4.107.499,68 3.833,43
Listrik, Gas & Air Bersih 279.916,03 326.897,27 -46.981,24
Bangunan 134.183,78 563.027,93 -428.844,15
Perdagangan, Hotel & Restoran 420.015,84 940.355,99 -520.340,15
Pengangkutan & Komunikasi 159.037,72 282.443,49 -123.405,77
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 118.145,71 316.203,61 -198.057,90
Jasa-jasa 163.079,15 638.263,66 -475.184,51
JUMLAH 6.387.705,54 8.357.679,63 -1.969.974,09
2007-2008
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 1.034.884,47 997.216,36 37.668,11
Pertambangan & Penggalian 5.106,08 4.777,84 328,24
Industri Pengolahan 4.201.162,82 4.111.333,11 89.829,71
Listrik, Gas & Air Bersih 277.859,32 279.916,03 -2.056,71
Bangunan 148.232,82 134.183,78 14.049,04
Perdagangan, Hotel & Restoran 477.319,49 420.015,84 57.303,65
Pengangkutan & Komunikasi 182.873,05 159.037,72 23.835,33
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 127.928,28 118.145,71 9.782,57
Jasa-jasa 184.622,50 163.079,15 21.543,35
JUMLAH 6.639.988,83 6.387.705,54 252.283,29
127
Lampiran V
Komponen Shift Share Kota Cilegon
Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kota Cilegon
Tahun Yjt Yjo Gj
2004-2005 9.440.708,14 8.886.737,29 553.970,85
2005-2006 9.972.846,94 9.440.708,14 532.138,80
2006-2007 10.518.993,33 9.972.846,94 546.146,39
2007-2008 11.047.320,64 10.518.993,33 528.327,31
Pertambahan PDRB (Gj) Sektoral Kota Cilegon
2004-2005
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 259.384,95 254.924,45 4.460,50
Pertambangan & Penggalian 8.250,18 7.738,06 512,12
Industri Pengolahan 5.953.481,42 5.604.390,05 349.091,37
Listrik, Gas & Air Bersih 944.739,33 896.597,82 48.141,51
Bangunan 40.314,71 37.779,48 2.535,23
Perdagangan, Hotel & Restoran 1.071.950,42 975.510,17 96.440,25
Pengangkutan & Komunikasi 782.942,96 753.608,14 29.334,82
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 254.325,35 239.923,40 14.401,95
Jasa-jasa 125.318,82 116.265,72 9.053,10
JUMLAH 9.440.708,14 8.886.737,29 553.970,85
2005-2006
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 262.294,79 259.384,95 2.909,84
Pertambangan & Penggalian 8.798,34 8.250,18 548,16
Industri Pengolahan 6.315.848,60 5.953.481,42 362.367,18
Listrik, Gas & Air Bersih 925.553,72 944.739,33 -19.185,61
Bangunan 43.212,96 40.314,71 2.898,25
Perdagangan, Hotel & Restoran 1.197.149,40 1.071.950,42 125.198,98
Pengangkutan & Komunikasi 811.879,39 782.942,96 28.936,43
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 271.550,42 254.325,35 17.225,07
Jasa-jasa 136.559,32 125.318,82 11.240,50
JUMLAH 9.972.846,94 9.440.708,14 532.138,80
128
2006-2007
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 265.580,93 262.294,79 3.286,14
Pertambangan & Penggalian 9.385,19 8.798,34 586,85
Industri Pengolahan 6.625.956,77 6.315.848,60 310.108,17
Listrik, Gas & Air Bersih 921.166,85 925.553,72 -4.386,87
Bangunan 46.959,53 43.212,96 3.746,57
Perdagangan, Hotel & Restoran 1.343.203,99 1.197.149,40 146.054,59
Pengangkutan & Komunikasi 866.322,37 811.879,39 54.442,98
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 290.027,59 271.550,42 18.477,17
Jasa-jasa 150.336,11 136.559,32 13.776,79
JUMLAH 10.518.939,33 9.972.846,94 546.092,39
2007-2008
Sektor Yijt Yijo Gij
Pertanian 267.383,93 265.580,93 1.803,00
Pertambangan & Penggalian 10.184,89 9.385,19 799,70
Industri Pengolahan 6.848.341,04 6.625.956,77 222.384,27
Listrik, Gas & Air Bersih 911.970,08 921.166,85 -9.196,77
Bangunan 49.281,84 46.959,53 2.322,31
Perdagangan, Hotel & Restoran 1.546.959,42 1.343.203,99 203.755,43
Pengangkutan & Komunikasi 926.106 866.322,37 59.783,93
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 319.141,64 290.027,59 29.114,05
Jasa-jasa 167.951,50 150.336,11 17.615,39
JUMLAH 11.047.320,64 10.518.939,33 528.381,31
129
Lampiran VI
Komponen Share
Komponen Nasional Share Kabupaten Serang (Nj)
Tahun Yjo Yt Yo Yjo
Nj
Yjo(Yt/ Yo) -Yjo
2004-2005 7.637.022,04 58.106.948,23 54.880.406,51 7.637.022,04 448.997,59
2005-2006 7.973.370,72 61.341.658,65 58.106.948,23 7.973.370,72 443.863,36
2006-2007 8.357.679,63 65.046.775,78 61.341.658,65 8.357.679,63 504.814,88
2007-2008 6.387.705,54 68.802.910,29 65.046.775,78 6.387.705,54 368.858,89
Nasional Share Sektoral Kabupaten Serang (Nj)
2004-2005
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 1.116.683,65 1,058792234 1182335,977 65.652,33
Pertambangan & Penggalian 4.515,21 1,058792234 4780,669284 265,46
Industri Pengolahan 3.815.508,79 1,058792234 4039831,077 224.322,29
Listrik, Gas & Air Bersih 313.602,46 1,058792234 332039,8493 18.437,39
Bangunan 499.477,25 1,058792234 528842,6335 29.365,38
Perdagangan, Hotel & Restoran 824.801,85 1,058792234 873293,7936 48.491,94
Pengangkutan & Komunikasi 242.872,35 1,058792234 257151,3581 14.279,01
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 266.223,18 1,058792234 281875,0356 15.651,86
Jasa-jasa 553.337,30 1,058792234 585869,2362 32.531,94
JUMLAH 7.637.022,04 9,53 8.086.019,63 448.997,59
2005-2006
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 1.144.135,54 1,055668221 1207827,53 63.691,99
Pertambangan & Penggalian 4.716,59 1,055668221 4979,154173 262,56
Industri Pengolahan 3.949.139,20 1,055668221 4168980,753 219.841,55
Listrik, Gas & Air Bersih 327.433,58 1,055668221 345661,2248 18.227,64
Bangunan 529.745,59 1,055668221 559235,5844 29.489,99
Perdagangan, Hotel & Restoran 882.279,56 1,055668221 931394,4933 49.114,93
Pengangkutan & Komunikasi 257.767,55 1,055668221 272117,0109 14.349,46
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 293.571,59 1,055668221 309914,1981 16.342,61
Jasa-jasa 584.581,52 1,055668221 617124,1331 32.542,61
JUMLAH 7.973.370,72 9,50 8.417.234,08 443.863,36
130
2006-2007
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 1.177.990,71 1,06040132 1249142,903 71.152,19
Pertambangan & Penggalian 4.997,29 1,06040132 5299,132911 301,84
Industri Pengolahan 4.107.499,68 1,06040132 4355598,081 248.098,40
Listrik, Gas & Air Bersih 326.897,27 1,06040132 346642,2965 19.745,03
Bangunan 563.027,93 1,06040132 597035,56 34.007,63
Perdagangan, Hotel & Restoran 940.355,99 1,06040132 997154,7327 56.798,74
Pengangkutan & Komunikasi 282.443,49 1,06040132 299503,4495 17.059,96
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 316.203,61 1,06040132 335302,7253 19.099,12
Jasa-jasa 638.263,66 1,06040132 676815,6273 38.551,97
JUMLAH 8.357.679,63 9,54 8.862.494,51 504.814,88
2007-2008
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 997.216,36 1,05774513 1054800,748 57.584,39
Pertambangan & Penggalian 4.777,84 1,05774513 5053,736991 275,90
Industri Pengolahan 4.111.333,11 1,05774513 4348742,574 237.409,46
Listrik, Gas & Air Bersih 279.916,03 1,05774513 296079,8175 16.163,79
Bangunan 134.183,78 1,05774513 141932,2398 7.748,46
Perdagangan, Hotel & Restoran 420.015,84 1,05774513 444269,7092 24.253,87
Pengangkutan & Komunikasi 159.037,72 1,05774513 168221,3738 9.183,65
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 118.145,71 1,05774513 124968,0494 6.822,34
Jasa-jasa 163.079,15 1,05774513 172496,1767 9.417,03
JUMLAH 6.387.705,54 9,52 6.756.564,43 368.858,89
(P + D )j Kabupaten Serang
Tahun Yjt Yt Yo Yjo (P+D)j
2004-2005 7.973.370,72 58.106.948,23 54.880.406,51 7.637.022,04 -112648,9094
2005-2006 8.357.679,63 61.341.658,65 58.106.948,23 7.973.370,72 -59554,4512
2006-2007 6.387.705,54 65.046.775,78 61.341.658,65 8.357.679,63 -2474788,969
2007-2008 6.639.988,83 68.802.910,29 65.046.775,78 6.387.705,50 -116575,5532
131
Lampiran VII
Komponen Nasional Share Kota Cilegon (Nj)
Tahun Yjo Yt Yo Yjo
Nj
Yjo(Yt/ Yo) -Yjo
2004-2005 8.886.737,29 58.106.948,22 54.880.406,51 8.886.737,29 522.471,14
2005-2006 9.440.708,14 61.341.658,65 58.106.948,22 9.440.708,14 525.547,43
2006-2007 9.972.846,94 65.046.775,78 61.341.658,65 9.972.846,94 602.373,12
2007-2008 10.518.993,33 68.802.910,29 65.046.775,78 10.518.993,33 607.420,64
Nasional Share Sektoral Kota Cilegon (Nj)
2004-2005
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 254.924,45 1,058792234 269912,028 14.987,58
Pertambangan & Penggalian 7.738,06 1,058792234 8192,997837 454,94
Industri Pengolahan 5.604.390,05 1,058792234 5933884,663 329.494,61
Listrik, Gas & Air Bersih 896.597,82 1,058792234 949310,8091 52.712,99
Bangunan 37.779,48 1,058792234 40000,62004 2.221,14
Perdagangan, Hotel & Restoran 975.510,17 1,058792234 1032862,593 57.352,42
Pengangkutan & Komunikasi 753.608,14 1,058792234 797914,4464 44.306,31
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 239.923,40 1,058792234 254029,0328 14.105,63
Jasa-jasa 116.265,72 1,058792234 123101,2415 6.835,52
JUMLAH 8.886.737,29 9,53 9.409.208,43 522.471,14
2005-2006
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 259.384,95 1,055668221 273824,4487 14.439,50
Pertambangan & Penggalian 8.250,18 1,055668221 8709,452841 459,27
Industri Pengolahan 5.953.481,42 1,055668221 6284901,138 331.419,72
Listrik, Gas & Air Bersih 944.739,33 1,055668221 997331,2876 52.591,96
Bangunan 40.314,71 1,055668221 42558,95817 2.244,25
Perdagangan, Hotel & Restoran 1.071.950,42 1,055668221 1131623,993 59.673,57
Pengangkutan & Komunikasi 782.942,96 1,055668221 826528,0015 43.585,04
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 254.325,35 1,055668221 268483,1897 14.157,84
Jasa-jasa 125.318,82 1,055668221 132295,0957 6.976,28
JUMLAH 9.440.708,14 9,50 9.966.255,56 525.547,42
132
2006-2007
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 262.294,79 1,06040132 278137,7414 15.842,95
Pertambangan & Penggalian 8.798,34 1,06040132 9329,771346 531,43
Industri Pengolahan 6.315.848,60 1,06040132 6697334,19 381.485,59
Listrik, Gas & Air Bersih 925.553,72 1,06040132 981458,3861 55.904,67
Bangunan 43.212,96 1,06040132 45823,07981 2.610,12
Perdagangan, Hotel & Restoran 1.197.149,40 1,06040132 1269458,804 72.309,40
Pengangkutan & Komunikasi 811.879,39 1,06040132 860917,9765 49.038,59
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 271.550,42 1,06040132 287952,4237 16.402,00
Jasa-jasa 136.559,32 1,06040132 144807,6831 8.248,36
JUMLAH 9.972.846,94 9,54 10.575.220,06 602.373,12
2007-2008
Sektor Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo
Pertanian 265.580,93 1,05774513 280916,9353 15.336,01
Pertambangan & Penggalian 9.385,19 1,05774513 9927,139015 541,95
Industri Pengolahan 6.625.956,77 1,05774513 7008573,504 382.616,73
Listrik, Gas & Air Bersih 921.166,85 1,05774513 974359,7493 53.192,90
Bangunan 46.959,53 1,05774513 49671,21415 2.711,68
Perdagangan, Hotel & Restoran 1.343.203,99 1,05774513 1420767,479 77.563,49
Pengangkutan & Komunikasi 866.322,37 1,05774513 916348,2677 50.025,90
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 290.027,59 1,05774513 306775,2708 16.747,68
Jasa-jasa 150.336,11 1,05774513 159017,2882 8.681,18
JUMLAH 10.518.939,33 9,52 11.126.356,85 607.420,64
(P + D )j Kota Cilegon
Tahun Yjt Yt Yo Yjo (P+D)j
2004-2005 9.440.708,14 58.106.948,22 54.880.406,51 8.886.737,29 31499,71038
2005-2006 9.972.846,94 61.341.658,65 58.106.948,22 9.440.708,14 6591,373702
2006-2007 10.518.993,33 65.046.775,78 61.341.658,65 9.972.846,94 -56226,72552
2007-2008 11.047.320,64 68.802.910,29 65.046.775,78 10.518.993,33 -79093,32513
133
Lampiran VIII
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT (Dj) KABUPATEN SERANG
2004-2005
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 1.144.135,54 5.061.650,42 4.930.266,80 1.116.683,65 -2305,919523
Pertambangan &
Penggalian 4.716,59 59.286,02 56.557,59 4.515,21 -16,44106381
Industri
Pengolahan 3.949.139,20 28.975.547,08 27.749.175,75 3.815.508,79 -34995,52079
Listrik, Gas &
Air Bersih 327.433,58 2.567.049,93 2.416.794,00 313.602,46 -5666,044126
Bangunan 529.745,59 1.580.487,69 1.443.158,80 499.477,25 -17261,18781
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 882.279,56 10.699.437,65 9.830.054,85 824.801,85 -15468,83534
Pengangkutan &
Komunikasi 257.767,55 4.910.855,75 4.540.508,58 242.872,35 -4914,714662
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 293.571,59 1.744.477,29 1.557.896,64 266.223,18 -4535,665422
Jasa-jasa 584.581,52 2.508.156,40 2.355.993,50 553.337,30 -4493,31843
JUMLAH 7.973.370,72 58.106.948,23 54.880.406,51 7.637.022,04 -89.657,65
2005-2006
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 1.177.990,71 5.030.011,59 5.061.650,42 1.144.135,54 41006,81163
Pertambangan &
Penggalian 4.997,29 61.508,86 59.286,02 4.716,59 103,8585639
Industri
Pengolahan 4.107.499,68 30.548.566,62 28.975.547,08 3.949.139,20 -56029,7129
Listrik, Gas &
Air Bersih 326.897,27 2.510.895,12 2.567.049,93 327.433,58 6626,375173
Bangunan 563.027,93 1.662.420,23 1.580.487,69 529.745,59 5820,309124
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 940.355,99 11.478.134,19 10.699.437,65 882.279,56 -6135,172811
Pengangkutan & 282.443,49 5.417.133,59 4.910.855,75 257.767,55 -1898,246879
134
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 316.203,61 1.888.037,80 1.744.477,29 293.571,59 -1527,24388
Jasa-jasa 638.263,66 2.744.950,65 2.508.156,40 584.581,52 -1508,015842
JUMLAH 8.357.679,63 61.341.658,65 58.106.948,23 7.973.370,72 -13.541,04
2006-2007
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 997.216,36 5.242.350,48 5.030.011,59 1.177.990,71 -230502,5137
Pertambangan &
Penggalian 4.777,80 69.292,77 61.508,86 4.997,29 -851,8941057
Industri
Pengolahan 4.111.333,11 31.496.751,75 30.548.566,62 4.107.499,68 -123657,662
Listrik, Gas &
Air Bersih 279.916,03 2.629.581,32 2.510.895,12 326.897,27 -62433,17762
Bangunan 134.183,78 1.880.273,94 1.662.420,23 563.027,93 -502626,772
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 420.015,84 12.800.800,86 11.478.134,19 940.355,99 -628700,7516
Pengangkutan &
Komunikasi 159.037,72 5.780.569,93 5.417.133,59 282.443,49 -142354,9479
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 118.145,71 2.138.061,77 1.888.037,80 316.203,61 -239931,2576
Jasa-jasa 163.079,15 3.009.092,96 2.744.950,65 638.263,66 -536603,6242
JUMLAH 6.387.705,50 65.046.775,78 61.341.658,65 8.357.679,63 -2.467.662,60
2007-2008
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 1.034.884,47 5.408.861,73 5.242.350,48 997.216,36 5993,817475
Pertambangan &
Penggalian 5.106,08 79.151,1
69.292,77 4.777,80 -351,4622679
Industri
Pengolahan 4.201.162,82 32.225.075,2
31.496.751,75 4.111.333,11 -5239,786008
Listrik, Gas &
Air Bersih 277.859,32 2.805.792,5
2.629.581,32 279.916,03 -20814,19568
Bangunan 148.232,82 2.010.388,56 1.880.273,94 134.183,78 4763,546449
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 477.319,49 14.202.996,50 12.800.800,86 420.015,84 11295,24896
135
Pengangkutan &
Komunikasi 182.873,05 6.200.675,31 5.780.569,93 159.037,72 12277,19601
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 127.928,28 2.489.875,78 2.138.061,77 118.145,71 -9658,082549
Jasa-jasa 184.622,50 3.380.093,59 3.009.092,96 163.079,15 1436,803544
JUMLAH 6.639.988,83 68.802.910,29 65.046.775,78 6.387.705,50 -296,91
136
Lampiran IX
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT (Dj) KOTA CILEGON
2004-2005
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 259.384,95 5.061.650,42 4.930.266,80 254.924,45 -2332,82345
Pertambangan &
Penggalian 8.250,18 59.286,02 56.557,59 7.738,06 138,8234178
Industri Pengolahan 5.953.481,42 28.975.547,08 27.749.175,75 5.604.390,05 101406,0571
Listrik, Gas & Air
Bersih 944.739,33 2.567.049,93 2.416.794,00 896.597,82 -7601,403662
Bangunan 40.314,71 1.580.487,69 1.443.158,80 37.779,48 -1059,810305
Perdagangan, Hotel
& Restoran 1.071.950,42 10.699.437,65 9.830.054,85 975.510,17 10164,86538
Pengangkutan &
Komunikasi 782.942,96 4.910.855,75 4.540.508,58 753.608,14 -32133,32548
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 254.325,35 1.744.477,29 1.557.896,64 239.923,40 -14332,34647
Jasa-jasa 125.318,82 2.508.156,40 2.355.993,50 116.265,72 1544,026174
JUMLAH 9.440.708,14 58.106.948,23 54.880.406,51 8.886.737,29 55.794,06
2005-2006
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 262.294,79 5.030.011,59 5.061.650,42 259.384,95 4531,176058
Pertambangan &
Penggalian 8.798,34 61.508,86 59.286,02 8.250,18 238,8319306
Industri Pengolahan 6.315.848,60 30.548.566,62 28.975.547,08 5.953.481,42 39165,59976
Listrik, Gas & Air
Bersih 925.553,72 2.510.895,12 2.567.049,93 944.739,33 1480,781002
Bangunan 43.212,96 1.662.420,23 1.580.487,69 40.314,71 808,3339503
Perdagangan, Hotel
& Restoran 1.197.149,40 11.478.134,19 10.699.437,65 1.071.950,42 47183,28325
Pengangkutan &
Komunikasi 811.879,39 5.417.133,59 4.910.855,75 782.942,96 -51779,98498
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 271.550,42 1.888.037,80 1.744.477,29 254.325,35 -3704,452649
Jasa-jasa 136.559,32 2.744.950,65 2.508.156,40 125.318,82 -590,8100382
JUMLAH 9.972.846,94 61.341.658,65 58.106.948,23 9.440.708,14 37.332,76
137
2006-2007
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 265.580,93 5.242.350,48 5.030.011,59 262.294,79 -7786,475553
Pertambangan &
Penggalian 9.385,19 69.292,77 61.508,86 8.798,34 -526,5747442
Industri
Pengolahan 6.625.956,77 31.496.751,75 30.548.566,62 6.315.848,60 114072,991
Listrik, Gas &
Air Bersih 921.166,85 2.629.581,32 2.510.895,12 925.553,72 -48136,38907
Bangunan 46.959,53 1.880.273,94 1.662.420,23 43.212,96 -1916,320457
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 1.343.203,99 12.800.800,86 11.478.134,19 1.197.149,40 8102,760532
Pengangkutan &
Komunikasi 866.322,37 5.780.569,93 5.417.133,59 811.879,39 -26,13528409
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 290.027,59 2.138.061,77 1.888.037,80 271.550,42 -17482,97553
Jasa-jasa 150.336,11 3.009.092,96 2.744.950,65 136.559,32 635,900113
JUMLAH 10.518.939,33 65.046.775,78 61.341.658,65 9.972.846,94 46.936,78
2007-2008
Sektor
Yijt Yit Yio Yijo
Yijt-(Yit/Yio)
Yijo
Pertanian 267.383,93 5.408.861,73 5.242.350,48 265.580,93 -6632,569655
Pertambangan &
Penggalian 10.184,89 79.151,1
69.292,77 9.385,19 -535,53743
Industri
Pengolahan 6.848.341,04 32.225.075,2
31.496.751,75 6.625.956,77 69167,21027
Listrik, Gas &
Air Bersih 911.970,08 2.805.792,5
2.629.581,32 921.166,85 -70925,18904
Bangunan 49.281,84 2.010.388,56 1.880.273,94 46.959,53 -927,2810683
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 1.546.959,42 14.202.996,50 12.800.800,86 1.343.203,99 56621,29371
Pengangkutan &
Komunikasi 926.106 6.200.675,31 5.780.569,93 866.322,37 -3176,716966
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 319.141,64 2.489.875,78 2.138.061,77 290.027,59 -18609,43998
Jasa-jasa 167.951,50 3.380.093,59 3.009.092,96 150.336,11 -920,0265734
JUMLAH 11.047.320,64 68.802.910,29 65.046.775,78 10.518.939,33 24.062,64
138
Lampiran X
KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT
KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT (Pj) KABUPATEN SERANG
2004-2005
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-(Yt/Yo)
x Yijo
(Pj)
Pertanian 5.061.650,42 4.930.266,80 58.106.948,23 54.880.406,51 1.116.683,65 -35894,51731
Pertambangan &
Penggalian 59.286,02 56.557,59 58.106.948,23 54.880.406,52 4.515,21 -47,63821972
Industri Pengolahan 28.975.547,08 27.749.175,75 58.106.948,23 54.880.406,53 3.815.508,79 -55696,35463
Listrik, Gas & Air Bersih 2.567.049,93 2.416.794,00 58.106.948,23 54.880.406,54 313.602,46 1059,774991
Bangunan 1.580.487,69 1.443.158,80 58.106.948,23 54.880.406,55 499.477,25 18164,14467
Perdagangan, Hotel &
Restoran 10.699.437,65 9.830.054,85 58.106.948,23 54.880.406,56 824.801,85 24454,60249
Pengangkutan &
Komunikasi 4.910.855,75 4.540.508,58 58.106.948,23 54.880.406,57 242.872,35 5530,906829
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan 1.744.477,29 1.557.896,64 58.106.948,23 54.880.406,58 266.223,18 16232,2202
Jasa-jasa 2.508.156,40 2.355.993,50 58.106.948,23 54.880.406,59 553.337,30 3205,603075
JUMLAH 58.106.948,23 54.880.406,51 522.962.534,07 493.923.658,95 7.637.022,04 -22.991,66
2005-2006
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-(Yt/Yo)
x Yijo
(Pj)
Pertanian 5.030.011,59 5.061.650,42 61.341.658,65 58.106.948,23 1.144.135,54 -70843,63141
Pertambangan &
Penggalian 61.508,86 59.286,02 61.341.658,65 58.106.948,23 4.716,59 -85,72273714
Industri Pengolahan 30.548.566,62 28.975.547,08 61.341.658,65 58.106.948,23 3.949.139,20 -5451,359781
Listrik, Gas & Air
Bersih 2.510.895,12 2.567.049,93 61.341.658,65 58.106.948,23 327.433,58 -25390,32998
Bangunan 1.662.420,23 1.580.487,69 61.341.658,65 58.106.948,23 529.745,59 -2027,963558
Perdagangan, Hotel &
Restoran 11.478.134,19 10.699.437,65 61.341.658,65 58.106.948,23 882.279,56 15096,66952
Pengangkutan &
Komunikasi 5.417.133,59 4.910.855,75 61.341.658,65 58.106.948,23 257.767,55 12224,72601
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan 1.888.037,80 1.744.477,29 61.341.658,65 58.106.948,23 293.571,59 7816,655808
Jasa-jasa 2.744.950,65 2.508.156,40 61.341.658,65 58.106.948,23 584.581,52 22647,54275
JUMLAH 61.341.658,65 58.106.948,23 552.074.927,85 522.962.534,07 7.973.370,72 -46.013,41
139
2006-2007
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-(Yt/Yo)
x Yijo
(Pj)
Pertanian 5.242.350,48 5.030.011,59 65.046.775,78 61.341.658,65 1.177.990,71 -21424,02968
Pertambangan &
Penggalian 69.292,77 61.508,86 65.046.775,78 61.341.658,65 4.997,29 330,5611952
Industri
Pengolahan 31.496.751,75 30.548.566,62 65.046.775,78 61.341.658,65 4.107.499,68 -120607,309
Listrik, Gas & Air
Bersih 2.629.581,32 2.510.895,12 65.046.775,78 61.341.658,65 326.897,27 -4293,088867
Bangunan 1.880.273,94 1.662.420,23 65.046.775,78 61.341.658,65 563.027,93 39774,99202
Perdagangan,
Hotel & Restoran 12.800.800,86 11.478.134,19 65.046.775,78 61.341.658,65 940.355,99 51561,85888
Pengangkutan &
Komunikasi 5.780.569,93 5.417.133,59 65.046.775,78 61.341.658,65 282.443,49 1889,218416
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 2.138.061,77 1.888.037,80 65.046.775,78 61.341.658,65 316.203,61 22774,24226
Jasa-jasa 3.009.092,96 2.744.950,65 65.046.775,78 61.341.658,65 638.263,66 22867,14691
JUMLAH 65.046.775,78 61.341.658,65 585.420.982,02 552.074.927,85 8.357.679,63 -7.126,41
2007-2008
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-(Yt/Yo)
x Yijo
(Pj)
Pertanian 5.408.861,73 5.242.350,48 68.802.910,29 65.046.775,78 997.216,36 -25910,09561
Pertambangan &
Penggalian 79.151,1
69.292,77 68.802.910,29 65.046.775,78 4.777,80 403,8475868
Industri
Pengolahan 32.225.075,2
31.496.751,75 68.802.910,29 65.046.775,78 4.111.333,11 -142339,968
Listrik, Gas & Air
Bersih 2.805.792,5
2.629.581,32 68.802.910,29 65.046.775,78 279.916,03 2593,698194
Bangunan 2.010.388,56 1.880.273,94 68.802.910,29 65.046.775,78 134.183,78 1537,033759
Perdagangan,
Hotel & Restoran 14.202.996,50 12.800.800,86 68.802.910,29 65.046.775,78 420.015,84 21754,53184
Pengangkutan &
Komunikasi 6.200.675,31 5.780.569,93 68.802.910,29 65.046.775,78 159.037,72 2374,480208
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 2.489.875,78 2.138.061,77 68.802.910,29 65.046.775,78 118.145,71 12618,31319
Jasa-jasa 3.380.093,59 3.009.092,96 68.802.910,29 65.046.775,78 163.079,15 10689,51977
JUMLAH 68.802.910,29 65.046.775,78 619.226.192,61 585.420.982,02 6.387.705,50 -116.278,64
140
Lampiran XI
KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT
KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT (Pj) Kota Cilegon
2004-2005
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-
(Yt/Yo) x Yijo
(Pj)
Pertanian 5.061.650,42 4.930.266,80 58.106.948,22 54.880.406,51 254.924,45 -8194,254506
Pertambangan &
Penggalian 59.286,02 56.557,59 58.106.948,22 54.880.406,52 7.738,06 -81,6412517
Industri
Pengolahan 28.975.547,08 27.749.175,75 58.106.948,22 54.880.406,53 5.604.390,05 -81809,29701
Listrik, Gas &
Air Bersih 2.567.049,93 2.416.794,00 58.106.948,22 54.880.406,54 896.597,82 3029,925205
Bangunan 1.580.487,69 1.443.158,80 58.106.948,22 54.880.406,55 37.779,48 1373,9003
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 10.699.437,65 9.830.054,85 58.106.948,22 54.880.406,56 975.510,17 28922,96323
Pengangkutan &
Komunikasi 4.910.855,75 4.540.508,58 58.106.948,22 54.880.406,57 753.608,14 17161,84012
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 1.744.477,29 1.557.896,64 58.106.948,22 54.880.406,58 239.923,40 14628,66408
Jasa-jasa 2.508.156,40 2.355.993,50 58.106.948,22 54.880.406,59 116.265,72 673,5525714
JUMLAH 58.106.948,23 54.880.406,51 522.962.533,98 493.923.658,95 8.886.737,29 -24.294,35
141
2005-2006
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-(Yt/Yo)
x Yijo
(Pj)
Pertanian 5.030.011,59 5.061.650,42 61.341.658,65 58.106.948,22 259.384,95 -16060,83476
Pertambangan &
Penggalian 61.508,86 59.286,02 61.341.658,65 58.106.948,22 8.250,18 -149,9447734
Industri Pengolahan 30.548.566,62 28.975.547,08 61.341.658,65 58.106.948,22 5.953.481,42 -8218,138637
Listrik, Gas & Air
Bersih 2.510.895,12 2.567.049,93 61.341.658,65 58.106.948,22 944.739,33 -73258,34873
Bangunan 1.662.420,23 1.580.487,69 61.341.658,65 58.106.948,22 40.314,71 -154,3321326
Perdagangan, Hotel
& Restoran 11.478.134,19 10.699.437,65 61.341.658,65 58.106.948,22 1.071.950,42 18342,12396
Pengangkutan &
Komunikasi 5.417.133,59 4.910.855,75 61.341.658,65 58.106.948,22 782.942,96 37131,37332
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 1.888.037,80 1.744.477,29 61.341.658,65 58.106.948,22 254.325,35 6771,682882
Jasa-jasa 2.744.950,65 2.508.156,40 61.341.658,65 58.106.948,22 125.318,82 4855,034282
JUMLAH 61.341.658,65 58.106.948,23 552.074.927,85 522.962.533,98 9.440.708,14 -30.741,38
2006-2007
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-(Yt/Yo)
x Yijo
(Pj)
Pertanian 5.242.350,48 5.030.011,59 65.046.775,78 61.341.658,65 262.294,79 -4770,335892
Pertambangan &
Penggalian 69.292,77 61.508,86 65.046.775,78 61.341.658,65 8.798,34 581,9933977
Industri
Pengolahan 31.496.751,75 30.548.566,62 65.046.775,78 61.341.658,65 6.315.848,60 -185450,4109
Listrik, Gas & Air
Bersih 2.629.581,32 2.510.895,12 65.046.775,78 61.341.658,65 925.553,72 -12155,147
Bangunan 1.880.273,94 1.662.420,23 65.046.775,78 61.341.658,65 43.212,96 3052,770648
Perdagangan,
Hotel & Restoran 12.800.800,86 11.478.134,19 65.046.775,78 61.341.658,65 1.197.149,40 65642,42593
Pengangkutan &
Komunikasi 5.780.569,93 5.417.133,59 65.046.775,78 61.341.658,65 811.879,39 5430,528758
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 2.138.061,77 1.888.037,80 65.046.775,78 61.341.658,65 271.550,42 19558,14182
Jasa-jasa 3.009.092,96 2.744.950,65 65.046.775,78 61.341.658,65 136.559,32 4892,526753
JUMLAH 65.046.775,78 61.341.658,65 585.420.982,02 552.074.927,85 9.972.846,94 -103.217,51
142
2007-2008
Sektor Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo
Kab. Serang
Per Sektor
(Yit/Yio)-
(Yt/Yo) x Yijo
(Pj)
Pertanian
5.408.861,73 5.242.350,48 68.802.910,29 65.046.775,78 265.580,93
-
6900,435618
Pertambangan &
Penggalian 79.151,1
69.292,77 68.802.910,29 65.046.775,78 9.385,19 793,2911242
Industri
Pengolahan 32.225.075,2
31.496.751,75 68.802.910,29 65.046.775,78 6.625.956,77 -229399,674
Listrik, Gas &
Air Bersih 2.805.792,5
2.629.581,32 68.802.910,29 65.046.775,78 921.166,85 8535,519724
Bangunan 2.010.388,56 1.880.273,94 68.802.910,29 65.046.775,78 46.959,53 537,9069134
Perdagangan,
Hotel &
Restoran 14.202.996,50 12.800.800,86 68.802.910,29 65.046.775,78 1.343.203,99 69570,64755
Pengangkutan &
Komunikasi 6.200.675,31 5.780.569,93 68.802.910,29 65.046.775,78 866.322,37 12934,44927
Keuangan,
Persewaan &
Jasa Perusahaan 2.489.875,78 2.138.061,77 68.802.910,29 65.046.775,78 290.027,59 30975,80915
Jasa-jasa 3.380.093,59 3.009.092,96 68.802.910,29 65.046.775,78 150.336,11 9854,238389
JUMLAH 68.802.910,29 65.046.775,78 619.226.192,61 585.420.982,02 10.518.939,33 -103.098,25
143
Lampiran XII
RATA RATA KOMPONEN SHIFT SHARE KABUPATEN SERANG
Rata-Rata Gj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian 27.451,89 33.855,17 -180.774,35 37.668,11 -20.449,80
Pertambangan &
Penggalian 201,38 280,7 -219,45 328,24 147,72
Industri
Pengolahan 133.630,41 158.360,48 3.833,43 89.829,71 96.413,51
Listrik, Gas & Air
Bersih 13.831,12 -536,31 -46.981,24 -2.056,71 -8.935,79
Bangunan 30.268,34 33.282,34 -428.844,15 14.049,04 -87.811,11
Perdagangan,
Hotel & Restoran 57.477,71 58.076,43 -520.340,15 57.303,65 -86.870,59
Pengangkutan &
Komunikasi 14.895,20 24.675,94 -123.405,77 23.835,33 -14.999,83
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 27.348,41 22.632,02 -198.057,90 9.782,57 -34.573,73
Jasa-jasa 31.244,22 53.682,14 -475.184,51 21.543,35 -92.178,70
JUMLAH 336.348,68 384.308,91 -1.969.974,09 252.283,29 -249.258,30
Rata-Rata Nj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian 65.652,33 63.691,99 71.152,19 57.584,39 64.520,22
Pertambangan &
Penggalian 265,46 262,56 301,84 275,90 276,44
Industri
Pengolahan 224.322,29 219.841,55 248.098,40 237.409,46 232.417,93
Listrik, Gas & Air
Bersih 18.437,39 18.227,64 19.745,03 16.163,79 18.143,46
Bangunan 29.365,38 29.489,99 34.007,63 7.748,46 25.152,87
Perdagangan,
Hotel & Restoran 48.491,94 49.114,93 56.798,74 24.253,87 44.664,87
Pengangkutan &
Komunikasi 14.279,01 14.349,46 17.059,96 9.183,65 13.718,02
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 15.651,86 16.342,61 19.099,12 6.822,34 14.478,98
Jasa-jasa 32.531,94 32.542,61 38.551,97 9.417,03 28.260,89
JUMLAH 448.997,59 443.863,36 504.814,88 368.858,89 441.633,68
144
Rata-Rata Pj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -35894,51731 -70843,63141 -21424,02968 -25910,09561 -38518,0685
Pertambangan &
Penggalian -47,63821972 -85,72273714 330,5611952 403,8475868 150,2619563
Industri
Pengolahan -55696,35463 -5451,359781 -120607,309 -142339,968 -81023,74786
Listrik, Gas & Air
Bersih 1059,774991 -25390,32998 -4293,088867 2593,698194 -6507,486415
Bangunan 18164,14467 -2027,963558 39774,99202 1537,033759 14362,05172
Perdagangan,
Hotel & Restoran 24454,60249 15096,66952 51561,85888 21754,53184 28216,91568
Pengangkutan &
Komunikasi 5530,906829 12224,72601 1889,218416 2374,480208 5504,832865
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 16232,2202 7816,655808 22774,24226 12618,31319 14860,35786
Jasa-jasa 3205,603075 22647,54275 22867,14691 10689,51977 14852,45313
JUMLAH -22.991,26 -46.013,41 -7.126,41 -116.278,64 -48.102,43
Rata-Rata Dj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -2305,919523 41006,81163 -230502,5137 5993,817475 -46451,95103
Pertambangan &
Penggalian -16,44106381 103,8585639 -851,8941057 -351,4622679 -278,9847184
Industri
Pengolahan -34995,52079 -56029,7129 -123657,662 -5239,786008 -54980,67043
Listrik, Gas & Air
Bersih -5666,044126 6626,375173 -62433,17762 -20814,19568 -20571,76056
Bangunan -17261,18781 5820,309124 -502626,772 4763,546449 -127326,0261
Perdagangan,
Hotel & Restoran -15468,83534 -6135,172811 -628700,7516 11295,24896 -159752,3777
Pengangkutan &
Komunikasi -4914,714662 -1898,246879 -142354,9479 12277,19601 -34222,67837
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan -4535,665422 -1527,24388 -239931,2576 -9658,082549 -63913,06235
Jasa-jasa -4493,31843 -1508,015842 -536603,6242 1436,803544 -135292,0387
JUMLAH -89.657,65 -13.541,04 -2.467.662,60 -296,91 -642.789,55
145
Lampiran XIII
RATA RATA KOMPONEN SHIFT SHARE KOTA CILEGON
Rata-Rata Gj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian 4.460,50 2.909,84 3.286,14 1.803,00 3.114,87
Pertambangan &
Penggalian 512,12 548,16 586,85 799,7 611,71
Industri
Pengolahan 349.091,37 362.367,18 310.108,17 222.384,27 310.987,75
Listrik, Gas & Air
Bersih 48.141,51 -19.185,61 -4.386,87 -9.196,77 3.843,07
Bangunan 2.535,23 2.898,25 3.746,57 2.322,31 2.875,59
Perdagangan,
Hotel & Restoran 96.440,25 125.198,98 146.054,59 203.755,43 142.862,31
Pengangkutan &
Komunikasi 29.334,82 28.936,43 54.442,98 59.783,93 43.124,54
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 14.401,95 17.225,07 18.477,17 29.114,05 19.804,56
Jasa-jasa 9.053,10 11.240,50 13.776,79 17.615,39 12.921,45
JUMLAH 553.970,85 532.138,80 546.092,39 528.381,31 540.145,84
Rata-Rata Nj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian 14.987,58 14.439,50 15.842,95 15.336,01 15.151,51
Pertambangan &
Penggalian 454,94 459,27 531,43 541,95 496,90
Industri
Pengolahan 329.494,61 331.419,72 381.485,59 382.616,73 356.254,16
Listrik, Gas & Air
Bersih 52.712,99 52.591,96 55.904,67 53.192,90 53.600,63
Bangunan 2.221,14 2.244,25 2.610,12 2.711,68 2.446,80
Perdagangan,
Hotel & Restoran 57.352,42 59.673,57 72.309,40 77.563,49 66.724,72
Pengangkutan &
Komunikasi 44.306,31 43.585,04 49.038,59 50.025,90 46.738,96
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 14.105,63 14.157,84 16.402,00 16.747,68 15.353,29
Jasa-jasa 6.835,52 6.976,28 8.248,36 8.681,18 7.685,33
JUMLAH 522.471,14 525.547,42 602.373,12 607.417,52 564.452,30
146
Rata-Rata Pj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -8194,254506 -16060,83476 -4770,335892 -6900,435618 -8981,465193
Pertambangan &
Penggalian -81,6412517 -149,9447734 581,9933977 793,2911242 285,9246242
Industri
Pengolahan -81809,29701 -8218,138637 -185450,4109 -229399,674 -126219,3801
Listrik, Gas & Air
Bersih 3029,925205 -73258,34873 -12155,147 8535,519724 -18462,0127
Bangunan 1373,9003 -154,3321326 3052,770648 537,9069134 1202,561432
Perdagangan,
Hotel & Restoran 28922,96323 18342,12396 65642,42593 69570,64755 45619,54017
Pengangkutan &
Komunikasi 17161,84012 37131,37332 5430,528758 12934,44927 18164,54787
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 14628,66408 6771,682882 19558,14182 30975,80915 17983,57448
Jasa-jasa 673,5525714 4855,034282 4892,526753 9854,238389 5068,837999
JUMLAH -24.294,35 -30.741,38 -103.217,51 -103.098,25 -65.337,87
Rata-Rata Dj
Sektor
2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008 Rata-Rata
Pertanian -2332,82345 4531,176058 -7786,475553 -6632,569655 -3055,17315
Pertambangan &
Penggalian 138,8234178 238,8319306 -526,5747442 -535,5401389 -171,1148837
Industri
Pengolahan 101406,0571 39165,59976 114072,991 69167,21027 80952,96453
Listrik, Gas & Air
Bersih -7601,403662 1480,781002 -48136,38907 -70925,18904 -31295,55019
Bangunan -1059,810305 808,3339503 -1916,320457 -927,2810683 -773,76947
Perdagangan,
Hotel & Restoran 10164,86538 47183,28325 8102,760532 56621,29371 30518,05072
Pengangkutan &
Komunikasi -32133,32548 -51779,98498 -26,13528409 -3176,416966 -21778,96568
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan -14332,34647 -3704,452649 -17482,97553 -18609,43998 -13532,30366
Jasa-jasa 1544,026174 -590,8100382 635,900113 -920,0265734 167,2724189
JUMLAH 55.794,06 37.332,76 46.936,78 24.062,04 41031,41
147
Lampiran XIV
CHECKING PERHITUNGAN SHIFT SHARE
Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Share (Nj) + Proporsional Shift (Pj) + Differential
Shift (Dj. Maka, hal ini akan sama dengan nilai rata-ratanya, sehingga Nilai rata-rata Gj = Nilai
Rata-rata Nj + Nilai Rata-rata Pj + Nilai Rata-rata Dj
KABUPATEN SERANG
Sektor
Gj Nj Pj Dj Nj+Pj+Dj
Pertanian -20.449,80 64.520,22 -38518,0685 -46451,95103 -20.449,79
Pertambangan &
Penggalian 147,72 276,44 150,2619563 -278,9847184 147,72
Industri
Pengolahan 96.413,51 232.417,93 -81023,74786 -54980,67043 96.413,51
Listrik, Gas & Air
Bersih -8.935,79 18.143,46 -6507,486415 -20571,76056 -8.935,78
Bangunan -87.811,11 25.152,87 14362,05172 -127326,0261 -87.811,11
Perdagangan,
Hotel & Restoran -86.870,59 44.664,87 28216,91568 -159752,3777 -86.870,59
Pengangkutan &
Komunikasi -14.999,83 13.718,02 5504,832865 -34222,67837 -14.999,82
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan -34.573,73 14.478,98 14860,35786 -63913,06235 -34.573,72
Jasa-jasa -92.178,70 28.260,89 14852,45313 -135292,0387 -92.178,70
JUMLAH -249.258,30 441.633,68 -48.102,43 -642.789,55 -249.258,30
148
Lampiran XV
CHECKING PERHITUNGAN SHIFT SHARE
Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Share (Nj) + Proporsional Shift (Pj) + Differential
Shift (Dj. Maka, hal ini akan sama dengan nilai rata-ratanya, sehingga Nilai rata-rata Gj = Nilai
Rata-rata Nj + Nilai Rata-rata Pj + Nilai Rata-rata Dj
KOTA CILEGON
Sektor
Gj Nj Pj Dj Nj+Pj+Dj
Pertanian 3.114,87 15.151,51 -8981,465193 -3055,17315 3.114,87
Pertambangan &
Penggalian 611,71 496,9 285,9246242 -171,1148837 611,71
Industri
Pengolahan 310.987,75 356.254,16 -126219,3801 80952,96453 310.987,74
Listrik, Gas & Air
Bersih 3.843,07 53.600,63 -18462,0127 -31295,55019 3.843,07
Bangunan 2.875,59 2.446,80 1202,561432 -773,76947 2.875,59
Perdagangan,
Hotel & Restoran 142.862,31 66.724,72 45619,54017 30518,05072 142.862,31
Pengangkutan &
Komunikasi 43.124,54 46.738,96 18164,54787 -21778,96568 43.124,54
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 19.804,56 15.353,29 17983,57448 -13532,30366 19.804,56
Jasa-jasa 12.921,45 7.685,33 5068,837999 167,2724189 12.921,44
JUMLAH 540.145,84 564.452,30 -65.337,87 41031,41 540.145,84