97
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QIRAATI (Studi Kasus Siswa Kelas V MI Darul Muttaqin Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : AHMAD SYAUQI NIM 1111011000108 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QIRAATI

(Studi Kasus Siswa Kelas V MI Darul Muttaqin Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh :

AHMAD SYAUQI

NIM 1111011000108

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Syauqi

Tempat/tgl lahir : Jakarta, 01 Agustus 1993

NIM : 1111011000108

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Angkatan : 2011

Alamat : Jln. H. Abd. Wahid RT 008 RW 03 No.29 Jatipadang,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa Skripsi yang berjudul “Efektivitas Metode Pembelajaran Qiraati (Studi Kasus

Siswa Kelas V MI Darul Muttaqin Jakarta)”. Adalah benar hasil karya sendiri di

bawah bimbingan dosen:

Nama : Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag

NIP : 19580707 198703 1 005

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 26 Juni 2018

Mahasiswa Ybs.

Ahmad Syauqi

NIM. 1111011000108

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …
Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …
Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

ABSTRAK

Ahmad Syauqi (1111011000108). Efektivitas Metode Pembelajaran Qiraati

(Studi Kasus Siswa Kelas V MI Darul Muttaqin Jakarta). Skripsi Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode Qiraati pada

kemampuan membaca Alquran siswa, yang diukur melalui beberapa aspek yaitu

makharijul huruf, kemampuan membaca per kata, membaca surat Al-Zalzalah dan

kelancaran membaca Alquran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang

digunakan yaitu metode eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ingin

diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap obyek penelitian dalam kondisi

yang terkontrol. Penelitian yang bersifat eksperimen ini, menguji penerapan

Metode Qiraati untuk pembelajaran Alquran pada siswa Madrasah Ibtidaiyah

Darul Muttaqin yang memiliki dampak pada kemampuan membaca Alquran

siswa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai

kemampuan membaca Alquran siswa setelah diajarkan menggunakan metode

Qiraati .Oleh karena itu, dalam penelitian ini metode Qiraati terbukti efektif untuk

meningkatkan kemampuan membaca Alquran siswa, dapat dilihat dari hasil tes

membaca Alquran siswa yang mencapai nilai rata-rata 80,5.

Kata Kunci: Efektivitas, Metode Qiraati

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

ABSTRACT

Ahmad Syauqi (1111011000108). Effectiveness of Qiraati Learning Method

(Case Study of Grade V student MI Darul Muttaqin Jakarta). Thesis

Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2018.

This study aims to find out how the effectiveness of the Qiraati method

on the ability to read the Qur'an, which is measured through several aspects

namely makharijul letters, the ability to read per word, read the letter of Al-

Zalzalah and the smooth reading of the Qur'an.

This research uses qualitative approach and the method used is

experimental method. In experimental research, to know the effect of certain

treatment on the object of research under controlled conditions. This experimental

study will examine whether the application of the Qiraati Method for the study of

the Qur'an to the students of Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin has an impact

on students' reading ability.

The results of this study indicate that there is an increase in the value of

students 'Quran reading ability after being taught using Qiraati method. Therefore,

in this study Qiraati method proved effective to improve students' Qur'an reading

ability.

Keywords: Effectiveness, Qiraati Method

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan

hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita

sebagai ummatnya yang selalu mengikuti sunnah-sunnahnya akan mendapat

syafa’atnya di hari Kiamat nanti, amiin.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sadar betul masih banyak kekurangan

dan banyak hambatan yang dilalui baik hambatan dari luar maupun dari penulis

sendiri, namun berkat tekad yang kuat dan merasa penuh tanggung jawab demi

membahagiakan hati orang tua, Alhamdulillah semuanya dapat dilewati dengan

baik.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan moril berupa motivasi

maupun masukan dari semua pihak yang tidak akan penulis lupakan jasa-jasanya.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK).

2. Dr. H. Abdul Majid Khon,. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian,

bimbingan, nasehat, kritik dan saran, serta motivasi yang besar dalam

proses penulisan skripsi ini.

3. Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam. Semoga kebijakan yang telah dilakukan selalu mengarah kepada

kontinuitas eksistensi mahasiswanya.

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

4. Dr. Akhmad Sodiq, MA. Dosen pebimbing akademik yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan konsultasi bagi

penulis.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai materi

perkuliahan.

6. Ayahanda Bapak Usman Hamid dan Mama tercinta Ibu Romlah

KH.Ahmad yang telah banyak mencurahkan kasih sayang, perhatian dan

doanya yang tiada henti. Juga mendidik putra-putrinya dengan tulus

ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta membimbing,

memotivasi dan mendo’akan penulis dalam menempuh kehidupan ini.

7. Kakak dan adikku tersayang. Fauzan Zamahsyarie, Meuthia Ariefiani,

Riza Fauziah, Nasyitha Amelia yang tidak pernah bosan memberikan

motivasinya.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan Wildan Tamam, Lutfi Wibowo, Tarmizi

Hamdi, Irvan Shaddiq Munsyawi dan khususnya kepada Wardatul Jamilah

yang masih setia mendampingi hari-hari penulis dan terus memberikan

semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Kawan-kawan PAI C angkatan 2011, khususnya kawan CMPS yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Abdul Azis, Wiguna

Miharja, Achmad Widadi, Ahmad Irfan, M.Haikal Al-Yusdi, Akmal

Nurullah, Ade Esa Nur Iskandar.

10. Dewan Guru dan Staff Majelis Rasulullah, Habib Ja’far bin Muhammad

Bagir Al-Athos, Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi, Habib Baghir

bin Yahya yang telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis

dalam menjalani kehidupan ini, khususnya kepada Guru Mulia Al-Habib

Umar bin Hafidh, serta kepada Tim Hadroh Majelis Rasulullah Pusat yang

telah mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu

karena sedemikian banyaknya orang yang memberikan bantuan dalam

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

proses pembuatan skripsi ini, penulis hanya berharap semoga semuanya

mendapatkan balasan yang terbaik dan terindah dari Allah SWT. Amin.

Akhirnya penulis sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah

semata. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih atas perhatian

dan bantuan semua pihak. Semoga Allah SWT memberikan barokah-Nya atas

segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga apa yang telah

ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Robbal

`Âlâmîn.

Jakarta, 22 Juni 2018

Ahmad Syauqi

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK ................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Alquran .................................................................... 7

B. Pengertian, Sejarah, Sistem dan Isi Buku Metode Qiraati .......................... 14

C. Kemampuan Membaca Alquran yang Baik dan Benar ................................ 27

D. Efektivitas Metode Qiraati .......................................................................... 31

E. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 34

F. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 34

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian......................................................................................... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 36

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

vii

C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 36

D. Setting Penelitian ....................................................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 37

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian ………………………. .................................... 43

B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................. 53

C. Usaha Peningkatan Kemampuan Membaca Alquran Siswa Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin ........................................................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 67

B. Saran ............................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Isi Buku Metode Qiraati ................................................................... 24

Tabel 2 Sarana Prasarana MI Darul Muttaqin ............................................... 49

Tabel 3 Jadwal Jam Pelajaran Harian ............................................................ 50

Tabel 3.1 Kemampuan Terkait Makhraj Huruf Sebelum dan Sesudah

Pembelajaran Metode Qiraati ........................................................... 57

Tabel 4 Kemampuan Terkait Membaca Per Kata Sebelum dan Sesudah

Pembelajaran Metode Qiraati ............................................................ 59

Tabel 5 Kemampuan Terkait Aplikasi Surat Al-Zalzalah Sebelum dan

Sesudah Pembelajaran Metode Qiraati ............................................. 60

Tabel 6 Kemampuan Terkait Kelancaran Sebelum dan Sesudah

Pembelajaran Metode Qiraati ........................................................... 62

Tabel 7 Rangkuman Hasil Penelitian Kemampuan Membaca Alquran

Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Metode Qiraati ............. 65

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alquran ialah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

dalam bentuk lafal Arab melalui Malaikat Jibril, diturunkan secara mutawatir,

diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, serta ditulis

dalam mushaf.1 Al-Qur‟an merupakan sumber utama ajaran Islam dan sebagai

pedoman hidup bagi setiap Muslim. Al-Qur‟an bukan sekedar memuat petunjuk

tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan

manusia dengan sesamanya (hablum mina Allah wa hablum minan-Nas), bahkan

hubungan manusia dengan alam sekitarnya.”2

Alquran merupakan Kalam/Firman Allah yang dijadikan sebagai pedoman

hidup dan petunjuk bagi umat Islam. Allah SWT telah berfirman dalam surat al-

Isra ayat 9, yang berbunyi:

لون م ع ين ي ين إل ن ؤم م إل ش ب وم وي ق ت ه آ ل ي ل د ن ي رآ ق إ إل ذ ن ه إ

يرإ ب رإ ك ج م آ ه ن ل ات آ ح ال إلص“Sesungguhnya Al-Qur‟an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang

lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang

mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka pahala yang besar.” (QS. Al-

Isra: 9)3

Allah yang menurunkan Alquran sebagai “bacaan mulia” agar dapat menjadi

petunjuk bagi manusia dan menjadi pembeda antara yang benar dan yang bathil.4

Alquran diturunkan untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia yang ingin

1 Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.25 2 Choirudin Hadhiri, Klasifikasi Kandungan Al-Qur‟an, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), Cet. 1, h.

25. 3 Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang, CV. Toha Semarang, 1988), Edisi Revisi, h.

45. 4 Ahmad Fathoni, Metode Maisura, (Jakarta: Transhop Printing, 2014), h.1

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

2

mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, karena di dalamnya terdapat segala

aspek kehidupan manusia. Alquran tidak diturunkan untuk satu umat atau untuk

satu masa, akan tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa

(universal).5 Benar adanya bahwa membaca Alquran mempunyai aturan baku

sejak diturunkannya. Allah menjanjikan pahala berlipat ganda untuk setiap huruf

bagi pembacanya walaupun tidak tahu artinya, bahkan di hari kiamat nanti Allah

memberi jaminan bahwa bacaan Alquran bisa memberi syafa‟at atau pertolongan

bagi pembacanya.

Kitab Alquran adalah kitab yang sangat penting untuk dibaca dan diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari, karena di dalamnya memuat tentang aturan hidup,

hukum, sejarah atau cerita-cerita umat terdahulu, dan juga Alquran merupakan

petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia. Oleh karena itu, bagi umat

Islam mampu membaca Alquran dengan baik dan benar merupakan hal yang

sangat penting, selain mendapatkan pahala dan ilmu, mereka juga akan

mendapatkan petunjuk kehidupan dari Allah menuju jalan yang benar. Sudah

maklum adanya, bahwa Alquran tidak boleh dengan dibaca asal, akan tetapi harus

dibaca dengan tartil. Maka dari itu umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk

membaca Alquran saja, akan tetapi harus mempelajari ilmu-ilmu dalam

memahami dan menguasai Alquran agar dapat membaca Alquran dengan tartil.

Karena, ada beberapa aspek yang harus dicapai dalam membaca Alquran, diawali

dengan mengenal huruf, menguasai makharijul huruf agar dapat melafalkan

Alquran dengan fasih, serta ilmu tajwid agar dapat melafalkan bacaan Alquran

dengan baik dan benar.

Namun saat ini, berdasarkan hasil pengamatan penulis generasi muda Islam

menjadi jarang membaca Alquran, karena kurangnya peranan orang tua dalam

membimbing anak-anaknya sejak dini dan pengaruh lingkungan yang kurang

5 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian

Muslim, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2011), cet. 2, h. 179

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

3

baik, sehingga ketika menjadi remaja ataupun beranjak dewasa mereka tidak bisa

membaca Alquran. Maka dari itu pentingnya peranan orang tua dalam

membimbing anak-anaknya haruslah sejak dari usia dini.

Pendidikan Alquran yang diberikan orang tua kepada anaknya sejak dini bisa

dilakukan dengan cara memasukan anaknya ke Taman Pendidikan Alquran

(TPA). Karena pembelajaran Alquran di sekolah-sekolah formal hanya dimasukan

ke dalam materi pembelajaran pendidikan agama Islam dari jenjang TK hingga

SMU. Sehingga pembelajaran yang diadakan di sekolah-sekolah sangatlah

sedikit, sehingga anak didiknya belum mempunyai kemampuan untuk membaca

Alquran dengan baik dan benar. Untuk menyiasati keterbatasan tersebut, maka

dibutuhkan suatu metode pengajaran yang cepat dan tepat serta menarik dalam

pengajaranya, sehingga anak didik di sekolah-sekolah formal mampu menguasai

cara membaca Alquran dengan baik dan benar.

Dalam proses belajar mengajar, metode pendidikan atau pembelajaran

merupakan suatu aspek pendidikan atau pembelajaran yang sangat penting guna

mentransfer pengetahuan dari seorang guru kepada muridnya. Melalui metode

pembelajaran terjadi proses penyerapan ilmu pengetahuan oleh murid sehingga

mereka dapat memahami dan menyerap dengan baik apa yang telah dipelajari.

Terutama dalam proses membaca Alquran diperlukan metode yang cocok agar

tujuan dapat tercapai dengan mudah, terarah dan efisien. Dahulu, apabila

seseorang ingin bisa membaca Alquran diperlukan waktu yang bertahun-tahun

lamanya, bahkan ada yang belajar sejak kecil hingga dewasa baru mampu

membaca Alquran dengan baik dan benar. Akan tetapi, tidak menjamin waktu

yang lama tersebut, adakalanya sudah belajar Alquran bertahun-tahun tapi tetap

saja tidak dapat membaca Alquran dengan benar. Dari hal seperti ini, maka

muncullah berbagai macam metode pengajaran Alquran yang disusun oleh para

tokoh dari kalangan pesantren maupun kalangan tokoh agama yang lain untuk

mempermudah, mempercepat serta menarik perhatian dalam pengajaran Alquran.

Metode-metode tersebut adalah:

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

4

a. Metode Iqra‟

b. Metode Qawaidul Baghdadiyah

c. Metode Jibril

d. Metode An-Nahdiyah

e. Metode Qiraati.6

Berbagai metode tersebut yang digunakan di lembaga-lembaga pengajaran

Alquran seperti TKQ/TPA/TPQ/LPQ maupun di sekolah tentu saja memiliki

kelebihan dan kekurangan. Munculnya metode-metode tersebut didasari oleh

perbedaan latar belakang dan tuntutan masyarakat yang mengharapkan anak-anak

mereka mampu membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu

tajwid dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Metode qiraati adalah suatu metode membaca Alquran yang langsung

memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Metode qiraati merupakan metode yang pertama kali disusun oleh KH. Dachlan

Salim Zarkasyi pada tahun 1986. Metode ini dibuat oleh KH. Dachlan Salim

Zarkasyi atas pengamatan dan kajiannya terhadap para guru dan pembimbing

Alquran, yang beliau nilai lamban dan asal-asalan dalam mengajarkan Alquran

kepada siswanya, sehingga yang diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu

tajwid.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas tentang efektivitas

metode qiraati, dan mengangkat tema untuk dijadikan skripsi dengan judul

“Efektivitas metode pembelajaran Qiraati (studi kasus siswa kelas V MI

Darul Muttaqin Jakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat

diidentifikasikan beberapa persoalan yang menyangkut tugas guru dalam

meningkatkan keberhasilan pembelajaran Alquran antara lain :

6 http://qashthaalhikmah.blogspot.com/2010/01/macam-macam-metode-pembelajaran-alquran.html

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

5

1. Masih banyak kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam membaca

Alquran.

2. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari Alquran.

3. Banyaknya siswa yang kurang diperhatikan oleh orang tuanya dalam

mempelajari Alquran dirumah.

4. Lingkungan yang kurang memperhatikan dan memfasilitasi generasi muda

dalam mempelajari Alquran.

5. Penerapan pembelajaran qiraati di sekolah oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan ini lebih terarah dan tidak terjadi peluasan masalah di dalam

pembahasanya, maka penulis membatasi permasalahan yang ada.

Adapun masalah yang penulis batasi yaitu:

1. Pembelajaran Qiraati yang dimaksud adalah pembelajaran yang dilakukan

disekolah oleh guru untuk menyampaikan materi membaca Alquran yang

terkait dengan makhorijul huruf, kemampuan membaca per kata dan

kelancaran membaca Alquran.

2. Efektivitas dan dampak penerapan metode pembelajaran Qiraati pada

kemampuan membaca Alquran siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar pembatasan di atas, penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Alquran Metode Qiraati di MI

Darul Muttaqin?

2. Apakah penerapan metode Qiraati dapat meningkatkan kemampuan membaca

Alquran siswa kelas V MI Darul Muttaqin?

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan Metode Qiraati di MI

Darul Muttaqin.

b. Untuk mengetahui apakah Metode Qiraati dapat meningkatkan

kemampuan membaca Alquran siswa kelas V MI Darul Muttaqin.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kajian ini sangat berguna untuk:

1. Menjadi bahan acuan bagi praktisi pendidikan khususnya bagi para

pengajar di Lembaga Pendidikan Alquran (TKQ/TPA/TPQ/LPQ) untuk

memilih metode yang lebih efektif dalam pembelajaran Alquran.

2. Kajian ini dapat dijadikan acuan atau referensi dalam meningkatkan

belajar Alquran di kalangan anak-anak.

3. Untuk menambah wawasan para Guru Alquran baik lembaga formal

maupun non formal, serta masyarakat umumnya dalam rangka

memberantas buta huruf Alquran di Indonesia.

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Alquran

Metode merupakan salah satu cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu

kegiatan yang nantinya akan membantu terlaksanannya kegiatan dengan hasil

yang baik dan maksimal. Dalam dunia pendidikan, metode mempunyai peranan

yang sangat penting terutama dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercipta

suasana yang kondusif baik di dalam maupun di luar kelas.

Metodologi atau methodology dalam bahasa Inggris, diserap dari bahasa

Perancis “méthodologie” yang berasal dari bahasa Latin modern “methodologia”

yang tersusun dari kata Latin “methodos – logia” (merriam-webster). Beberapa

pendapat juga mengemukakan bahwa metodologi berasal dari bahasa Yunani

yang tersusun dari kata “methodos – logos“. Dengan penambahan leksem

“logia atau logos” menunjukkan pengertian “yang bersifat ilmiah” atau menunjuk

pada ilmu itu sendiri.7

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di jelaskan, bahwa Metode adalah cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai

yang dikehendaki; “Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.8

Pengertian metode menurut arti Etimologi sebagaimana termaktub dalam

buku sosiologi suatu pengantar yang mengartikan metode (method) adalah: “Cara

Kerja.”9

7 Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Research Design & Methodology, 2010) 8 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media)

9 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. 20, h. 48

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

8

Sedangkan secara Simatik, “metodologi berarti ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu

tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.”10

H.M Arifin, dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam mengatakan bahwa

kata metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari “meta” yang berarti

“melalui” dan “hodos” yang berarti “jalan”. Jadi metode berarti jalan yang

dilalui.11

Dalam hal ini metode dapat dikatakan sebagai suatu cara teratur dan sistematis

dalam melaksanakan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan yang diinginkan yang

nantinya akan berpengaruh terhadap hasil yang efektif dan efisien.

Kata metode dapat diartikan dengan kata “metodologi, yang secara ringkas

berarti pembahasan tentang metode atau metode-metode.”12

Dengan kata lain metodologi adalah: “ilmu tentang metode-metode yang

mengkaji/membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, tentang

keunggulan dan kelemahannya, lebih tepat/serasi untuk penyajian pelajaran apa,

bagaimana penerapannya dan sebagainya.”13

Banyak macam jenis metode tersebut, disebabkan oleh karena metode tersebut

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor berikut:

1. Tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing bidang studi.

2. Perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing anak didik atau

murid.

3. Perbedaan orientasi, sifat dan kepribadian atau kemampuan dari masing-

masing guru.

10

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Da‟wah Islamiyah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu), 1979, h. 90

11 M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1987) . hal. 89

12 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3,

h. 12. 13

Tayar Yusuf&Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada), Cet. 1, h. 1-2

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

9

4. Faktor situasi dan kondisi, dimana proses pendidikan dan pengajaran

berlangsung. Termasuk dalam hal ini jenis lembaga pendidikan dan faktor

geografis yang berbeda-beda.

5. Tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda, baik secara kualitas

maupun kuantitasnya.14

Dalam penerapan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran, setidaknya

memperhatikan beberapa faktor sebagai seperti: tujuan masing-masing bidang

studi, latar belakang kemampuan peserta didik, orientasi serata kepribadian

dan kemampuan guru, situasi dan kondisi serta fasilitas pengajaran.

Dari berbagai macam pengertian metode di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode adalah suatu cara yang disusun secara sistematis dalam rangka

mempermudah proses penyampaian materi pelajaran dari seorang guru kepada

peserta didik agar materi tersebut dapat dipahami dengan cepat dan mudah.

Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat penting

dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dibawah ini akan disebutkan

beberapa metode pembelajaran Alquran yang berkembang di Indonesia15

,

sebagai berikut:

A. Metode Al-Baghdadi

Metode Al-Baghdadi atau yang sering dikenal dengan baghdadiyah adalah

metode yang pertama kali muncul dan merupakan metode tertua di Indenesia

yang berasal dari baghdad, irak. Cara Belajar membaca Alquran yang diawali

14

Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, ( Surabaya, 1983), h. 80.

15 http://www.wahdah.or.id/wis/images/stories/Metode%20baca%20tulis%20al-Qur‟an.pdf

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

10

dengan mengenalkan huruf-huruf hijaiyah tunggal, dilanjutkan dengan meng-

eja perkata dan membaca surat-surat pendek dengan dituntun oleh guru.16

1) Kelebihan

a) Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi,

santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.

b) Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya

karena tidak menunggu orang lain.

2) Kekurangan

a) Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf

hijaiyah dahulu dan harus dieja.

b) Santri kurang aktif karena harus mengikuti guru dalam membaca.

c) Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.

B. Metode Iqra

Metode Iqra adalah suatu Metode membaca Alquran yang menekankan

langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan Iqra terdiri dari 6 jilid

di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan

yang sempurna.

Metode Iqra ini disusun oleh Ustadz As‟ad Humam yang berdomisili di

Yogyakarta. Kitab Iqra dari keenam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi

yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk

pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar

maupun yang mengajar Al-Qur‟an.

Cara belajar membaca Alquran dengan mengacu pada buku Iqra susunan

KH. As‟ad Humam yang terdiri dari 6 jilid, yang dapat diselesaikan dalam

tempo 12 bulan pada paket A. Prinsip-prinsip pembelajaranya adalah bacaan

16 Muhammad Zuhri, Terjemah Juz „Amma, (Jakarta : Pustaka Amani, 1994) h. 3

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

11

langsung (tanpa di-eja/di-urai), tatap muka langsung (musyafahah), CBSA,

dapat melalui asistensi, dan menggunkana sistem modul.17

a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Iqra

1) Kelebihan

a) Menggunakan Metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan

santri yang dituntut aktif.

b) Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara

bersama), prifat (penyimakan secara individual), maupun cara

eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan

temannya yang berjilid rendah).

c) Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan

benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.

d) Bila ada santri yang sama tingkat pelajarannya, boleh dengan sistem

tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya

menyimak.

e) Bukunya mudah di dapat di toko-toko.

2) Kekurangan

a) Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.

b) Tidak ada media belajar

c) Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.

4. Metode An-Nahdliyah

Metode An-Nahdliyah adalah salah satu metode membaca Alquran yang

muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah

lembaga pendidikan Ma‟arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini

merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdadi maka materi

pembelajaran Alquran tidak jauh berbeda dengan Metode Qiraati dan Iqra. Dan

17

U. Syamsuddin, MZ, Pedoman Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-kanak Alquran (TKA) dan

Taman Pendidikan Alquran (TPA), (Jakarta, : LPPTKA BKPRMI Pusat, Rev. 2006) h. 35

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

12

perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian

dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran

Alquran pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.18

Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode ini mempunyai dua program yang

harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:

a. Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk

mengenal dan memahami serta mempraktekan membaca Alquran.

b. Program sorogan Alquran yaitu progam lanjutan sebagai aplikasi praktis

untuk mengantarkan santri mampu membaca Alquran sampai khatam.

Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin

menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah

mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdliyah.

Dalam program sorogan Alquran ini santri akan diajarkan bagaimana cara-

cara membaca Alquran yang sesuai dengan sistem bacaan dalam membaca

Alquran. Dimana santri langsung praktek membaca Alquran besar. Disini santri

akan diperkenalkan beberapa sistem bacaan, yaitu tartil, tahqiq, dan taghani.

5. Metode Jibril

Terminology (istilah) Metode Jibril yang digunakan sebagai nama dari

pembelajaran Alquran yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah di latar

belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. untuk mengikuti

bacaan Alquran yang telah diwahyukan melalui Malaikat Jibril. Menurut KH. M.

Bashori Alwi (dalam Taufiqurrahman) sebagai pencetus Metode Jibril, bahwa

teknik dasar Metode Jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat

atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga

18

Moh. Muhgin Arief dan Khanan Mukhtar, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Alquran

Metode An-Nahdiyah, (Tulung Agung : LP. Ma‟arif NU. 1993) h. 9

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

13

mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode Jibril terdapat 2 tahap

yaitu tahqiq dan tartil.

Di dalam metode Jibril terdapat dua tahap, yaitu tahqiq dan tartil.

a. Tahap tahqiq adalah pembelajaran Al-Qur‟an dengan pelan dan mendasar.

Tahap ini dimulai dengan pengenalan huruf dan suara, hingga kata dan

kalimat. Tahap ini memperdalam artikulasi (pengucapan) terhadap sebuah

huruf dengan tepat dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat huruf.

b. Tahap tartil adalah pembelajaran membaca Al-Qur‟an dengan durasi sedang

dan bahkan cepat sesuai dengan irama lagu. Tahap ini dimulai dengan

pengenalan sebuah ayat atau beberapa ayat yang dibacakan guru, lalu

ditirukan oleh para santri secara berulang-ulang. Disamping pendalaman

artikulasi (pengucapan), dalam tahap tartil juga diperkenalkan praktek

hukum-hukum ilmu tajwid seperti: bacaan mad, waqaf, dan ibtida‟,

hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, dan sebagainya.

Metode ini sudah dipakai pada zaman Rasulullah dan para sahabat. Setiap kali

Rasulullah SAW menerima wahyu yang berupa ayat-ayat Al-Qur‟an, beliau

membacanya di depan para sahabat, kemudian para sahabat menghafalkan ayat-

ayat tersebut sampai hafal di luar kepala. metode yang digunakan Nabi mengajar

para sahabat tersebut, dikenal dengan metode belajar kuttab. Di samping

menyuruh menghafalkan, Nabi menyuruh kuttab (penulis wahyu) untuk

menuliskan ayat-ayat yang baru diterimanya itu.19

6. Metode Qiraati

Metode Qiraati disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun 1986

bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai penyusun di

dalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro‟ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah

19 Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur‟an&Tafsir (Semarang: As-Syifa,1991), h. 104

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

14

membaca Alquran yang langsung memasukan dan mempraktekan bacaan tartil

sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Sistem pendidikan dan pengajaran metode

Qiraati ini melalui sistem pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan

kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara

individual (perseorangan).

a. Kelebihan dan kekurangan Metode Qiraati

1) Kelebihannya :

a) Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca

Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya

fardlu kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu

fardlu „ain.

b) Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.

c) Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.

d) Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest

bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika

lulus test.

2) Kekurangannya:

Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini

lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun, melainkan kemampuan membaca

seseorang.

B. Pengertian, Sejarah, Sistem dan Isi Buku Metode Qiraati

1. Pengertian Metode Qiraati

Qiraati artinya “Bacaanku” secara bahasa arab merupakan kata dasar atau

masdar. Masdar yang disandarkan pada Ya Mutakalim, artinya bacaanku.

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

15

Secara ilmu nahwu, dapat menakdirkan atau dapat menyembunyikan.

Contoh: (1) Iqra Qiraati artinya: “bacalah bacaanku”, (2) Itba‟ Qiraati:

“Ikutilah Bacaanku”.

Dapat juga diartikan khobar dari mubtada yang disembunyikan seperti

hadzihi qiraati (inilah bacaanku), dan dapat juga dijadikan mubtada,

khobarnya dibuang seperti qiroati hadzihi (bacaanku, ini bukunya). Mengapa

bacaanku? Dan mengapa bukan bacaan kita? Bacaanku mempunyai arti,

sudah saya gurukan, sudah saya ijazahkan pada beberapa ahli Alquran.20

Meskipun Qiraati berarti bacaanku, namun secara lebih jelasnya bahwa

Qiraati merupakan nama salah satu metode membaca Alquran yang tujuann

utamanya sama dengan metode-metode yang lain, namun ciri khas metode ini

adalah lebih menekankan kepada bacaan.

Dari pengertian metode dan Qiraati di atas dapat disimpulkan, bahwa

Metode Qiraati adalah suatu cara yang teratur dan sistematis dalam proses

pembelajaran Alquran yang menekankan pada aspek bacaan dan disampaikan

dengan sistem klasikal dan individual yang nantinya akan dihasilkan

kemampuan membaca Alquran secara baik dan benar.

2. Sejarah Metode Qiraati

Berawal dari ketidakpuasan dan prihatin melihat proses belajar mengajar

Alquran di madrasah, mushala, masjid dan lembaga masyarakat muslim yang

pada umumnya belum dapat membaca Alquran dengan baik dan benar,

Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi tergugah untuk melakukan

pengamatan dan mengkaji secara seksama lembaga-lembaga pembelajaran

Alquran dimana ternyata metode yang dipergunakan oleh para guru dan

pembimbing Alquran dinilai lamban, ditambah sebagian guru ngaji (Ustadz)

20

Abu Bakar Dachlan, Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak Al-Qur‟an, (Semarang: Yayasan

Pendidikan Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin), Cet. 1, h. 61-62

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

16

yang masih asal-asalan mengajarkan Alquran sehingga yang diperoleh kurang

sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Hal itulah yang mendorong Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi pada

tahun 1963 memulai menyusun metode baca tulis Alquran yang sangat

praktis. Berkat Inayah Allah beliau telah menyusun 10 jilid yang dikemas

sangat sederhana. Almarhum KH. Dachlan Salim Zarkasyi dalam perjalanan

menyusun metode baca tulis Alquran sering melakukan Studi Banding

keberbagai pesantren dan madrasah Alquran hingga beliau sampai ke

Pesantren Sedayu Gresik Jawa Timur (tepatnya pada bulan Mei 1986) yang

pada saat itu dipimpin oleh Almukarram KH. Muhammad.

KH. Dachlan Salim Zarkasyi tertarik untuk melakukan Studi Banding

sekaligus bersilaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik, karena TK Alquran

balitanya (4-6 tahun), yang dirintis oleh KH. Muhammad sejak tahun 1965

dengan jumlah muridnya 1300 siswa yang datang dari berbagai kepulauan

yang ada di Indonesia. Maka dapat disimpulkan TK Alquran Sedayu adalah

TK Alquran pertama di Indonesia bahkan di dunia.

Sebulan setelah silaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik tepatnya pada

tanggal 1 Juli 1986, KH. Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK

Alquran yang sekaligus mempraktekan dan mengujikan metode yang

disusunnya sendiri dengan target rencana 4 tahun seluruh muridnya akan

khatam Alquran. Berkat Inayah Allah SWT., diluar dugaan dalam perjalanan

7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa ayat

Alquran, serta dalam jangka waktu 2 tahun telah mengkhatamkan Alquran dan

mampu membaca dengan baik dan benar (Mujawwad Murattal).

TK Alquran yang dipimpinnya makin dikenal keberbagai pelosok karena

keberhasilan mendidik siswa-siswinya. Dari keberhasilan inilah banyak yang

melakukan Studi Banding dan meminta petunjuk cara mengajarkan metode

yang diciptakannya. KH. Dachlan Salim Zarkasyi secara terus-menerus

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

17

melakukan evaluasi dan meminta penilaian dari para Kyai Alquran atas

motode yang diciptakannya.

Atas usul dari Ustadz A. Juned dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini

diberi istilah dengan nama "QIRAATI" dibaca "QIROATI" yang artinya

BACAANKU (pada saat itu ada sepuluh jilid).

Memperhatikan perjalanan sejarah penyusunan Metode Qiraati,

tampaknya KH. Dachlan Salim Zarkasyi sangat didukung oleh para kyai

ummul quran, walaupun menurut penuturannya beliau ini bukanlah santri

namun kehidupannya salalu dekat dengan para kyai sehingga tampak

tawadhu, mukhtish dan berwibawa.

Atas restu para Kyai, Metode Qiraati selanjutnya menyebar luas dan

digunakan sebagai materi dasar dalam pengajaran baca tulis Alquran di

masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ, Pesantren dan Sekolah Umum.”21

3. Sistem Pengajaran Metode Qiraati

a. Klasikal

Kegiatan klasikal dibedakan menjadi 2, yaitu klasikal besar dan

klasikal individual.

1) Klasikal Besar

Sebelum santri atau peserta didik masuk ke dalam kelasnya masing-

masing, mereka berkumpul di aula atau diluar kelas untuk membaca

doa kemudian dilanjutkan dengan membaca materi penunjang sesuai

dengan jadwal. Hal ini dilaksanakan selama ± 30 menit.

Adapun materi penunjang yang dibaca pada kegiatan klasikal besar

adalah surat-surat pendek (Adh-dhuha s/d An-Nash), doa-doa harian

(dari bangun tidur sampai tidur kembali), dan bacaan sekitar shalat.

21

http://www.gokkri.com/2010/01/sejarah-qiroati.html

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

18

2) Klasikal Peraga

Klasikal peraga ialah pembelajaran Alquran yang dilaksanakan di

kelas dengan menggunakan alat peraga, yaitu guru menerangkan

materi pokok yang berada di dalam alat peraga kemudian santri

membaca secara bersama-sama, sewaktu-waktu guru menyuruh salah

satu santri untuk membaca sendiri sementara santri yang lain

menyimak dan mengoreksi.

b. Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Setelah kegiatan klasikal besar selesai, semua murid masuk ke kelasnya

masing-masing untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas selama

± 30 menit dengan sistem pembelajaran sebagai berikut:

1) Klasikal peraga awal (15 Menit Pertama)

Pada kegiatan ini, seorang guru mengajarkan kepada santri dengan

menggunakan alat peraga dengan cara guru menerangkan dan memberikan

contoh pokok bahasan yang bergaris bawah yang berada di peraga tanpa

dieja kemudian anak mengikutinya, setelah itu anak membaca materi yang

ada di bawah pokok bahasan secara bersama-sama dan sewaktu-waktu guru

menunjuk salah satu murid untuk membaca sendiri sementara yang lainnya

memperhatikan bacaan dari temannya dengan cara tidak dituntun (daktun).

2) Individual (30 Menit)

Kegiatan individual dilaksanakan setelah para santri belajar dengan

menggunakan alat peraga. Pelaksanaan kegiatan ini yaitu, santri membaca

jilid/ buku Qiraati di depan guru secara bergantian sementara yang lainnya

diberi tugas menulis atau membaca sendiri halaman yang akan dibaca di

depan guru sebagai persiapan.

3) Klasikal Peraga Akhir (15 Menit Akhir)

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

19

Yaitu pembelajaran dengan menggunakan peraga untuk yang kedua

kalinya. Pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan klasikal

peraga awal, perbedaannya hanya pada pembacaan halaman peraga. Kalau

pada klasikal peraga awal, guru mengajarkan materi peraga dari halaman

pertama sampai terakhir (± lima halaman), sedangkan pada pelaksanaan

klasikal peraga akhir, pengajaran Alquran dengan peraga dari halaman

terakhir sampai awal sesuai dengan materi peraga yang dibaca pada klasikal

peraga awal.

Adapun inti dari pembelajaran Alquran Metode Qiraati adalah

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, hal ini dirasa sangat efektif

karena pada pelaksanaan klasikal peraga, santri akan lebih semangat belajar

sebab dituntut untuk membaca secara serempak/bersama-sama, kemudian

pada saat guru menunjuk salah satu santri untuk membaca peraga, secara

tidak langsung guru melatih agar anak mempunyai sifat pemberani untuk

membaca sendiri sementara guru dan murid yang lainnya mendengarkan

dan mengoreksi bacaannya.

Santri/anak didik dapat naik kelas/jilid berikutnya dengan syarat:

A. Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas

B. Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA

1. Prinsip-prinsip Dasar Qiraati

a. Prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru/ustadz yaitu:

1) Tiwasgas (teliti, waspada dan tegas)

2) Daktun (tidak boleh menuntun)

b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri/anak didik:

1) CBSA : Cara Belajar Santri Aktif

2) LCTB : Lancar, Cepat, Tepat, dan Benar

2. Visi, Misi dan Ciri-ciri Metode Qiraati

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

20

Dalam suatu metode pembelajaran membaca Alquran, tentunya

mempunyai Visi, Misi, dan Moto, tidak terkecuali Metode Qiraati sebagai

berikut:22

a. Visi Qira‟ati

Membudayakan membaca Alquran dengan tartil.

b. Misi Qira‟ati

1) Mengadakan pendidikan Alquran untuk menjaga, memelihara

kehormatan dan kesesuaian Alquran dari segi bacaan yang tartil.

2) Menyebarkan ilmu dengan memberi ujian memakai buku Qira‟ati

hanya bagi lembaga-lembaga/guru-guru yang taat, patuh, amanah

dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh koordinator.

3) Mengingatkan para guru agar berhati-hati jika mengajarkan

Alquran.

4) Mengadakan pembinaan para guru/calon guru untuk meningkatkan

kualitas pendidikan pengajaran Alquran.

5) Mengadakan Tashih untuk calon guru dengan obyektif.

6) Mengadakan bimbingan metodologi bagi calon guru yang lulus

tashih.

7) Mengadakan tadarus bagi para guru ditingkat lembaga atau MMQ

yang diadakan oleh kordinator.

8) Menunjuk/memilih koordinator, kepada sekolah dan para guru yang

amanah/profesional dan berakhlakul karimah.

9) Memotivasi para koordinator, kepada sekolah dan para guru

senantiasa mohan petunjuk dan per-tolongan kepada Allah demi

kemajuan lembaga-nya dan mencari keridhaan-Nya.

22

http://qiraati.wordpress.com/2009/11/12/pesan-pesan-kh-dachlan-salim-zarkasyi/

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

21

c. Ciri-ciri Qiraati

1) Tidak dijual secara bebas

2) Guru-guru lewat tashih dan pembinaan

3) Kelas TKQ/TPQ dalam disiplin yang sama

3. Strategi Mengajar dalam Qiraati

Dalam mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi, yaitu:

a. Strategi Mengajar Umum (Global)

1) Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu

persatu.

2) Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz

untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.

3) Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk

mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Alquran orang

lain.

b. Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan

syarat-syaratnya, karena strategi ini mengajarkannya secara khusus

atau detil.

4. Tahapan dan Langkah-langkah Penerapan Metode Qiraati

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tentunya menggunakan beberapa

tahapan dan langkah-langkah agar pelaksanaan pembelajaran disesuaikan

dengan tingkat dan kemampuan peserta didik.

Adapun tahapan dan langkah-langkah penerapan Metode Qiraati adalah

sebagai berikut:

a. Jilid 1-6

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada kelas jlid 1-6 dibagi

menjadi 3 tahap, yaitu tahap pertama murid belajar membaca Alquran

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

22

dengan menggunakan alat peraga selama 15 menit (peraga awal). Tahap

kedua, santri membaca Jilid/Buku Qiraati satu-persatu (individual) selama

30 menit, sementari santri yang lainnya menulis. Tahap ketiga, santri

membaca peraga untuk kedua kalinya (peraga akhir) selama 15 menit,

kemudian diakhir pembelajaran guru dan murid menutup kegiatan belajar-

mengajar dengan membaca surat al-Asr dan doa kafarotul majelis, kemudian

guru memberikan nasehat.

Tahapan dalam mengajarkan Metode Qiraati ada jilid I sampai VI

yaitu:

1) Jilid I

Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Alquran.

Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru

harus memperhatikan kecepatan santri.

2) Jilid II

Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target

Jilid I.

3) Jilid III

Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan

panjang (huruf mad).

4) Jilid IV

Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan

bertajwid.

5) Jilid V

Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan santri sudah

harus mampu membaca dengan baik dan benar.

6) Jilid VI

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

23

Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan

dengan pelajaran Juz 27.

Jilid I sampai jilid VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga

disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target

itu tercapai.

b. Alquran

Pada kelas Alquran dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkatan

Tadarus (Juz 1-10), tingkatan Tadarus Gharib (Juz 11-20), dan Tadarus

Tajwid (Juz 21-30). Adapun pelaksanaan pembelajarannya dibagi menjadi 4

tahap:

1) Guru mengajarkan santri dengan alat peraga gharib kemudian

menguraikan materi yang ada diperaga.

2) Murid membaca tadarus Alquran sementara guru menyimak dan

membanarkan bacaan yang salah kemudian menyuruh untuk

diulang/disempurnakan.

3) Santri membaca buku gharib/tajwid satu persatu, sementara santri yang

lainnya membaca dan menghafal materi gharib/tajwid secara individual

sebagai persiapan.

4) Guru mengajarkan santri dengan peraga untuk kedua kalinya, setelah

selesai guru dan murid menutup kegiatan pembelajaran dengan

membaca doa dan memberikan nasehat.

c. Finishing

Kelas Finishing terdiri dari santri yang sudah menghatamkan Alquran

sampai 30 juz dan sudah menguasai materi gharib dan tajwid, serta materi

penunjang/tambahan. Kegiatan pembelajaran pada kelas finishing sifatnya

adalah ricek dan penyempurnaan materi-materi yang sudah disampaikan

sebelumya, hal ini bertujuan agar santri tidak lupa dan sebagai persiapan

dalam menghadapi Imtihan Akhir Santri (IMTAS)

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

24

4. Isi Buku Metode Qiraati

Pertama kali muncul, buku Qiraati terdiri dari 10 jilid kemudian

mengalami dua kali revisi hingga sekarang buku Qiraati terdiri dari 6 jilid.

Isi Buku Metode Qiraati

NO JILID/

KELAS MATERI MISI TARGET

1.

Pra TK

(41 Pokok

Bahasan)

Huruf Hijaiyah

berharakat

fathah

Memberantas

bacaan yang

kurang jelas

dengan mulut

terbuka

40 hari

2.

1

(39 Pokok

Bahasan)

1. Huruf

Hijaiyah

berharakat

fathah

2. Bunyi huruf

hijaiyah asli

3. Huruf

sambung

Memberantas

bacaan yang

kurang jelas

(nggremeng)

dengan mulut

terbuka

A: 45 hari

B: 40 hari

C: 28 hari

3.

II

(13 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 6, 11,

13, 16, 20, 23, 24,

28, 29, 33, 36, 40

1. Mad Thabi‟I

2. Harakat

3. Fathah

Panjang

(fathah

berdiri yang

dibaca

panjang)

4. Angka 1-99

5. Huruf ،س، ب

م د6. Ta‟

Marbuthah

(ت = ـة = ة )

1. Meberantas

bacaan yang

kurang jelas

(nggremeng)

dengan mulut

terbuka

2. Meberantas

bacaan yang

asal-asalan,

dengan

membaca

harakat

dengan

benar

A: 30 hari

B: 45 hari

4. III 1. Mad Shilat

Qashirah

Memberantas

bacaan yang A: 30 hari

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

25

(13 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 2, 4,

6, 10, 15, 19, 26,

28, 31, 35, 38, 41

2. Al Qamariah

3. Huruf

berharakat

sukun

4. Idzhar

Syafawi

5. Layyin

6. Hukum “Ra”

Tafkhim dan

Tarqiq

7. Huruf : ع+ ء

8. Angka 21-

976

tawallud

(ndlewer)

B: 45 hari

5.

IV

(14 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 5, 7,

10, 12, 13, 16, 18,

19, 23, 25, 30, 32,

36, 39.

1. Ikhfa ( / ن

) 2. Ahruf Al

Muqatha‟ah

3. Mad Wajib

Muttasil

4. Mad Jaiz

Munfasil

5. Huruf: س-

خ-ح -ش

6. Huruf

bertasydid

7. Tanda sukun

( )

8. Al

Syamsiyah

9. Huruf wawu

yang tidak

dibaca

10. Idgham

Mimi

11. Ghunnah

12. Idgham

Bighunnah

(bertemu

dengan mim)

13. Idgham bila

ghunnah

Memberantas

bacaan yang

tidak bertajwid

A: 38 hari

B: 33 hari

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

26

6.

V

(18 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 3, 4,

6, 7, 8, 11, 12, 14,

16, 18, 20, 23, 24,

26, 28, 34, 38.

1. Idgham

Bighunnah

(yang

bertemu

dengan و dan

ى )

2. Waqaf

3. Mad „Arid

Lis sukun

4. Mad „Iwadh

5. Tanda

tasydid ( )

6. Huruf : هـ-غ-

ث7. Lafdzhu

Jalalah

8. Iqlab

9. Ikhfa

Syafawi

10. Qalqalah

11. Idzhar

Syafawi

12. Mad Lazim

Mutsaqal

Kalimi

Memberantas

bacaan yang

tidak bertajwid

dan tartil

A: 36 hari

B: 21 hari

7. Juz 27

1. Tanaffus

2. Ibtida wan

Nihayah

3. Kelancaran

Memberantas

bacaan yang

tidak bertajwid

dan tidak tartil

30 hari

8.

VI

(10 Pokok

Bahasan):

Halaman 1, 5, 8,

12, 15, 18, 19, 21,

22.23

Idzhar Halqi

Memberantas

bacaan yang

tidak bertajwid

dan tidak tartil

24 hari

23

Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur‟an, (Semarang: Yayasan

Pendidikan Al-Qur‟an Raudhatul Mujawwidin, 1990), Jilid 1-6.

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

27

9.

Tadarus

Alquran

(Juz 1-10)

1. Fashahah

a. Mura‟atul

Huruf

b. Mura‟atul

Harakat

c. Mura‟atus

Shifat

d. Volume

2. Tartil

a. Mura‟atut

Tajwid

b. Mura‟atul

Kalimah

c. Waqaf-

Ibtida

d. Tanaffus

e. Kelancara

n

90 hari Al-

Qur‟an&Gharib

(Juz 11-20)

Alquran &

Tajwid (Juz 21-

30)

10. Finishing

1. Alquran

2. Gharib

3. Tajwid

4. Materi

Tambahan

(cheking

hafalan)

Pengulangan

dan pemantapan

bacaan Alquran,

materi Gharib

dan Tajwid,

serta materi

tambahan dalam

rangka

persiapan

Imtihan Akhir

Santri (IMTAS)

C. Kemampuan Membaca Alquran yang Baik dan Benar (Tartil)

1. Pengertian Membaca Alquran yang Baik dan Benar (Tartil)

Dalam ilmu bacaan Alquran, dapat dikatakan bahwa membaca tartil

adalah membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, makhorijul huruf,

dan sifatul huruf. Jadi dalam hirarki membaca Alquran, tartil menduduki

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

28

tingkat paling tinggi karena dikatakan orang yang membaca dengan tartil

berarti dia sudah menguasai tajwid dan makhorijul huruf serta sifatul huruf.

Adapun tingkatan bacaan yang diakui oleh Ulama Qiraat ada empat

tingkatan:

a. At Tartil, yaitu bacaan lambat dengan menggunakan kaidah-kaidah

ilmu tajwid dan mentadabburkan. Allah berfirman dalam Alquran:

(٤)المزمل: ورتل القرآن ت رتيلا

“Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzammil:4)

b. At Tarqiq, yaitu bacaan yang lebih lambat dari pada tartil, yang lazim

digunakan untuk mengajarkan Alquran dengan sempurna.

c. Al Hard, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat tetapi

mempraktekan tajwidnya.

d. At Tadwir, yaitu bacaan yang tidak telalu cepat dan tidak terlalu

lambat, pertengahan antara al hard dan at tartil.24

2. Langkah-langkah Membaca Tartil

Ada beberapa tahap membaca secara tartil, yaitu dengan menguasai

ilmu tajwid dan makharijul huruf (fasohah) terlebih dahulu.

a. Tajwid

Tajwid berasal dari bahasa Arab yaitu kata Jawwada د-تجويدا د-يجو .جو

Tajwīd (تجويد) secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan

indah atau bagus dan membaguskan. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti

mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang

dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari

24

Abdul Aziz Abdul Rauf, Pedoman Tahsin Alqu‟an, (Jakarta: Dzilal Press, 1997), Cet. 6, h. 8-9

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

29

bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang

terdapat dalam kitab suci al-Quran.25

Lafadz tajwid menurut bahasa artinya membaguskan, sedangkan

menurut istilah ialah mengeluarkan huruf dari tempat keluarnya dengan

memberikan haknya dan mustahiknya.

Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu

bersamanya, seperti sifat al-jahr, isti‟la, istifal, dan lain sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan mustahik huruf adalah sifat yang

nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa dan lain sebagainya.26

Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Alquran dari kesalahan

dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.27

b. Makharijul Huruf

Makhraj di tinjau dari morfologi berasal dari fiil madhi Kha Ra Ja

yang artinya keluar. Sedangkan menurut istilah makhraj adalah Suatu nama

tempat yang padanya huruf dibentuk (diucapkan).

Dengan demikian, makhraj huruf adalah tempat keluarnya huruf pada

waktu huruf tersebut dibunyikan.

Ketika membaca Alquran, setiap huruf harus dibunyikan sesuai

makhraj hurufnya. Kesalahan dalam mengucapkan huruf atau makhraj

bacaan yang tengah dibaca. Dalam kondisi tertentu, kesalahan ini bahkan

dapat menyebabkan kekafiran manakala seseorang melakukannya dengan

sengaja dan sadar.

25 http://khazanahtajwid.blogspot.com/2008/10/pengertian-tajwid.html 26

Abdul Aziz Abdul Rauf, Pedoman Tahsin Alquran, (Jakarta: Dzilal Press, 1997), Cet. 6, h. 5. 27 Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid, (Jawa Timur: Trimurti Press Gontor Ponorogo, 1995), h. 1

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

30

Untuk mengetahui makhraj suatu huruf, hendaklah huruf tersebut

disukunkan atau ditasydidkan, kemudian tambahkan satu huruf hidup

dibelakangnya, lalu bacalah! Tatkala suara tertahan, maka tampaklah

makhraj huruf dari huruf yang bersangkutan.

Bagi pembaca Alquran apabila tidak atau kurang menguasai makhraj

dan sifat huruf baik secara teori dan praktik, tentulah kualitas bacaan

tartilnya tidak akan mencapai derajat tartil optimal atau kurang bertajwid.28

Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang pembagian

makhraj huruf. Imam Syibaweh dan Asy-Syatibi berpendapat bahwa

makhraj huruf terbagi atas 16 makahraj, sementara menurut Imam al-Fara‟

terbagi atas 14 makhraj.

Namun, pendapat yang paling masyhur dalam perkara ini adalah yang

menyatakan bahwa makhraj huruf terbagai atas 17 makhraj. Imam Khalil

bin Ahmad menjelaskan bahwa pendapat inilah yang banyak dipegang oleh

para qari–termasuk Imam Jazari–seta para ahli nahwu.

Selanjutnya 17 makhraj ini diklasifikasikan ke dalam lima tempat

(Maudli). Lima tempat inilah yang merupakan letak makhraj dari setiap

huruf.

Lima tempat yang dimaksudkan dalam mahkrijul huruf ialah:

1) Al-Jauf, ialah makhraj huruf yamg terletak pada rongga mulut. Dari

tempat ini muncul satu makhraj.

2) Al-Halaq, ialah makhraj huruf yang terletak pda tenggorokan. Dari

tempat ini muncul tiga makhraj.

28 Ahmad Fathoni, Petujuk Praktis Tahsin Tartil Alquran Metode Maisura, (Bogor: CV Duta Grafika,

2017), h.15

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

31

3) Al-Lisan, ialah makhraj huruf yang teretak pada lidah. Dari tempat ini

muncul sepuluh makhraj.

4) Asy-Syafatain, ialah makhraj huruf yang terletak pada dua bibir. Dari

tempat ini muncul dua makhraj.

5) Al-Khoisyum, ialah makhraj huruf yang terletak pada pangkal hidung.

Ditempat ini muncul satu makhraj.29

Dengan demikian total makhraj yang muncul adalah tujuh belas

makhraj. Pembahasan dibawah ini akan merinci ke tujuh belas makhraj

tersebut yang terbagi ke dalam lima tempat: al-jauf, al-halaq, al-lisan,

asy-syafatain, dan al-khaisyum.

D. Efektivifitas Metode Qiroati

Kata „‟Efektivitas‟‟ merupakan kata sifat dari kata “efektif” yang berarti ada

efeknya (akibat, pengaruh, kesan), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil;

berhasil, guna.30

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, efektif berarti ada

pengaruhnya, ada akibatnya dan ada efeknya.31

Efektifitas adalah salah satu kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

Hal ini didukung oleh pendapat Etzioni bahwa: “Efektifitas dapat dinyatakan

sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya.” Sesuatu

dapat dikatakan efektif jika dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai (telah direncanakan) sebelum melakukan hal tersebut.

Jadi, berdasarkan pendapat tersebut bahwa secara umum efektifitas berarti

ketercapaian suatu usaha dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

29 Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung, CV Penerbit Diponogoro, 2007),

Cet. 10, h. 20-22. 30

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, KBBI (Jakarta: Balai Pustaka),

Cet.ke-8, h.961 31

Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta : Aneka Ilmu, 2008), Cet.ke-3, h.269

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

32

Sejalan dengan pendapat diatas, tim pembina mata kuliah Didaktika / metodik

kurikulum IKIP Surabaya mengemukakan bahwa, “Efektifitas adalah tingkat

keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan tersebut adalah siswa dan guru,

sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan pembelajaran.”

Menurut E. Mulyasa, efektifitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur

keberhasilan pendidikan. Dalam upaya pengukuran ini terdapat dua istilah yang

diperhatian yaitu validasi dan evaluasi.

Validasi dapat dilihat dari dua sisi yakni intern dan ekstern. Validasi itu

merupakan serangkaian tes dan penilaian yang dirancang untukmengetahui

secara pasti apakah suatu program pendidikan telah mencapai sasaran yang

telah ditentukan. Adapun validasi eksternal merupakan serangkai tes dan

penilaian yang dirancang untuk mengetahui secara pasti apakah sasaran

perilaku dari suatu persiapan mengajar secara intern telah valid. Sedangkan

evaluasi dapat digunakan untuk mengukur tiga tahapan,yakni perencanaan,

pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.32

Dalam dunia pendidikan efektifitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi

efektifitas mengajar guru dan segi efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar

guru terutama menyangkut jenis-jenis kegiatan belajar mengajar yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik, efektifitas belajar murid terutama

menyangkut tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan telah tercapai melalui

kegiatan belajar mengajar yang telah ditempuh.33

Suatu belajar mengajar dapat dikatakan efektif jika telah diuji melalui

beberapa kriteria efektifitas, baik efektifitas bagi guru, maupun bagi siswa.

Sebagaimana telah dikemukakan oleh tim penyusun Didaktik Metode Kurikulum

IKIP Surabaya bahwa demi ketetapan dan keobjektifan dalam pengamatan dan

penilaian terhadap proses belajar mengajar guru, maka perlu digunakan sebuah

32

E. Mulyasa, Impelementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2006). h.90 33

Madya, Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar Offset, 1990), Cet.ke-1, h.63

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

33

daftar pertimbangan dan penilaian efektifitas mengajaryang berisi (10) kriteria

efektifitas mengajar yang perlu diperhatikan oleh para pengajar, diantaranya;

a. Persiapan: seperti peralatan mengajar, buku pegangan dan sebagainya

b. Sikap guru harus berwibawa daan suara didalam mengajar harus jelas

c. Perumusan kompetensi dasar, harus dinyatakan secara konkret

d. Bahan pelajaran harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

e. Menguasai bahan pelajaran

f. Penguasaan situasi kelas

g. Pilihan dan pelaksanaan metode mengajar

h. Pengunaan alat pengajaran

i. Jalan pengajaran atau proses pengajaran haruslah efektif dan efisien

j. Tehnik evaluasi yang harus disesuaikan dengan perubahan tingkah

laku murid yang diaharapkan.34

Menurut Nana Sudjana, indikator-indikator efektifitas pembelajaran meliputi;

a. Kesesuaian proses pembelajaran dengan kurikulum

b. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru

c. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh siswa

d. Interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa

e. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran

f. Motivasi siswa meningkat

g. Keterampilan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi

kualitas hasil nelajar yang dicapai oleh siswa.35

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas belajar membaca Al-

Qur‟an adalah :

34

Tim Penyusun Didaktik Metode Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum

PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993). Cet.ke-5, h.164 35

Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar,([Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1991).

Cet. Ke-3 hal. 60-63

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

34

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan yang

digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.36

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Mustiawan, dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode

Iqra‟ dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Membaca Alquran di TKQ/TPQ Al-

Marwah” pada tahun 2013, memberikan kesimpulan bahwa metode Iqra‟

berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar membaca Alquran siswa.

Muhammad Syaefullah, dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

Pengajaran Alquran Hadits terhadap Kemampuan Baca Alquran Siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Margasari Tangerang” pada tahun 2013,

memberikan kesimpulan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara

pengajaran Alquran Hadits terhadap kemampuan baca Alquran siswa.

36

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya, 2008). h. 132

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian yang merupakan unsur

yang paling penting. Uraian pada bab ini mencakup enam bagian dan dicatat secara

sistematis yaitu sumber dan jenis data, manusia sebagai instrumen dan pengamatan,

wawancara, test, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan cara lainnya.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

pendekatan kualitatif dalam bentuk metode deskriptif analitik atau penelitian yang

ditunjang dengan data yang diperoleh dari penelitian lapangan (Field Research).

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada

filsafat posrpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.37

Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti dalam pencarian data adalah sebagai

berikut:

1. Peneliti mencari buku, mengambil teori yang berkaitan dengan metode

pembelajaran Alquran. Fungsi teori dalam penelitian kualitatif lebih

ditunjukan untuk kerangka dalam mencari dinamika masalah, karena dalam

penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses dari pada hasil.

2. Dalam penelitian ini peneliti berupaya untuk mengetahui bagaimana

gambaran dan hasil pembelajaran Alquran dengan menggunakan Metode

Qiraati dengan cara terjun langsung ke lapangan.

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D,( Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 9, h.

9.

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

36

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin Jln. H.

Abdul Wahid RT 008 RW 03 No.30 Jatipadang Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Adapun waktu pelaksanaannya adalah selama satu bulan, yaitu bulan Mei sampai

Juni 2018.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek penelitian

yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan penelitian. Adapun target

dalam populasi ini adalah keseluruhan siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul

Muttaqin.

“Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang harus diteliti, yang dipilih atau

ditetapkan sebagai analisa.”38

Maka untuk memudahkan penelitian dan juga

keterbatasan waktu, peneliti hanya mengambil sampel dari kelas V terdiri dari 24

siswa. Dalam skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin.

D. Setting Penelitian

Setting yang dipilih dalam penelitian ini adalah setting kelas. Penentuan setting

ini membantu peneliti dalam merencanakan serta untuk mendekati subjek penelitian.

Peneliti menggunakan kelas V sebagai subjek utama dalam penelitian.

Kriteria yang dilakukan dalam penelitian ini, subjek mempunyai kualitas

membaca Alquran secara baik dan benar, hal ini dapat dilihat dari makhraj huruf yang

dilafalkan, kemampuan membaca per kata dengan menerapkannya dalam bacaan

Alquran, mampu menghafal, memahami dan menerapkan ilmu tajwid dalam

membaca Alquran, dan mampu membaca Alquran dengan baik dan benar/mujawwad

murattal pada tingkat permulaaan (Lilmubtadi).

38

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 12,

h. 266

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

37

E. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

peneliti. Dalam hal ini peneliti juga bertindak sebagai guru pendamping pada

pembelajaran Alquran dengan Metode Qiraati. Menurut Moleong “Peneliti dalam

penelitian kualitatif merupakan perencanaan, pelaksana, pengumpul data, dan

pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya.39

Dengan demikian peneliti sebagai instrumen penelitian berperan dari

keseluruhan proses penelitian. Adapun pengumpulan data yang digunakan

adalah:

a. Observasi

Observasi adalah: “Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.”40

Dalam hal ini penulis melakukan observasi dengan cara meneliti tentang

gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin yang menjadi obyek

penelitian.

b. Tes

Yaitu penulis melakukan pengetesan langsung selama 3 hari kepada siswa-

siswa MI Darul Muttaqin kelas V untuk mengetahui kemampuan dan kualitas

mereka dalam membaca Alquran.

c. Wawancara (Interview)

Interview adalah: ”Suatu teknik yang menghendaki komunikasi langsung

antara penyelidik dengan subjek atau sampel.”41

Dalam pelaksanaan interview,

39

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.

26, h. 168. 40

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik,

(Bandung, Tarsito, 1998), Cet. 8, h. 174

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

38

penulis berbincang-bincang dengan pengelola, kepala sekolah, tata usaha (TU),

dan guru pengajar Alquran MI Darul Muttaqin.

Dalam penelitian, penulis melakukan wawancara terpimpin, yaitu pertanyaan

diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang

administrasi, data guru, data santri, seta pembelajaran Alquran di Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin Jln. H. Abdul Wahid RT 008 RW 03 Jatipadang Pasar

Minggu Jakarta Selatan. Teknik dokumentasi digunakan pula untuk memperoleh

data yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti atau yang dibahas.

Dokumentasi yang digunakan peneliti berupa arsip (data guru, data santri, dan

data MI Darul Muttaqin), raport siswa, dan foto kegiatan pembelajaran baik di

dalam maupun di luar kelas.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

“Menurut Potton dan Biklen dalam buku Moleong yang berjudul penelitian

kualitatif, analisis data kualitatif”, adalah upaya yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, menemukan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain. Dengan adanya data, hasil penelitian dapat

digunakan sebagai suatu informasi baru yang mempunyai sifat ilmiah.”42

Sedangkan “analisa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya.”43

Adapun data adalah keterangan yang

benar dan nyata yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, Test,

dokumentasi, ataupun catatan lapangan.

42 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.

26, h. 168. 43

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1995), Cet. 4, h. 37.

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

39

Dengan demikian analisa data adalah penyelidikan atau pengolahan data-data

agar dapat dipahami antara satu dengan yang lainnya, berdasarkan bukti nyata

yang dikumpulkan oleh peneliti dilapangan berdasarkan masalah yang sedang

diuji.

Tahapan analisis data yang digunakan yaitu redaksi data, dan penarikan

kesimpulan. Proses analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang

ada, kemudian data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas

diubah menjadi kalimat-kalimat bermakna dan ilmiah.

Analisa data akan dilakukan melalui proses klasifikasi (mengelompokan

jawaban-jawaban dari responden). Proses kategorisasi pengelompokan jawaban

dan proses interpretasi data berdasarkan aspek-aspek masalah.

Penelitian tentang penerapan Metode Qiraati pada siswa Madrasah Ibtidaiyah

darul Muttaqin ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen. Dalam

penelitian eksperimen, ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap

obyek penelitian dalam kondisi yang terkontrol.44

Penelitian eksperimen juga disebut sebagai bentuk penelitian ilmiah yang

paling teliti dan tepat untuk menyelidiki pengaruh suatu peubah terhadap peubah

yang lain. Penelitian ini memiliki keunggulan karena dapat menentukan apakah

hubungan yang ada tersebut menunjukkan adanya sebab akibat.45

Penelitian yang bersifat eksperimen ini akan menguji apakah penerapan

Metode Qiraati untuk pembelajaran Alquran pada siswa Madrasah Ibtidaiyah

Darul Muttaqin memiliki dampak pada kemampuan membaca Alquran.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian dengan menggunakan Metode Qiraati

lainnya adalah bahwa penelitian ini hanya mengadopsi konsep pembelajaran

44 Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 45

Gall, Borg and Gall. 2003. Educational Research : An Introduction. Boston : Allyn and Bacon.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

40

Metode Qiraati untuk mengajarkan siswa cara membaca Alquran, bukan dengan

menerapkan Metode Qiraati secara keseluruhan. Sehingga aspek-aspek yang

diteliti dalam penelitian ini tidak mencakup seluruh indikator yang digunakan

dalam pembelajaran Alquran menggunakan Metode Qiraati.

Untuk mengolah data, agar mendapatkan hasil yang komparatif, penulis

menganalisa dokumen-dokumen prestasi siswa di MI Darul Muttaqin, melihat

hasil test siswa, melakukan analisa hasil observasi dan hasil wawancara yang

mengacu kepada indkator-indikator efektivitas pembelajaran Alquran dengan

menggunakan metode Qiraati kemudian ditarik kesimpulan.

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin

Negara Republik Indonesia sebagai negara berkembang yang sekarang

sedang giat- giatnya melaksanakan pembangunan disemua bidang. Salah

satunyan adalah bidang pendidikan, dimana penyelenggaraan pendidikan

pada tingkat Dasar yang meliputi MI dan SD sama-sama memberikan

kontribusi pendidikan mata pelajaran umum dan agama.

Untuk menghadapi era globalisasi, maka dunia pendidikan harus

mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas atau dengan kata lain

manusia yang unggul dan tangguh, sebagaimana yang diamanatkan dalam

GBHN, yakni mempersiapkan pembangunan manusia seutuhnya. Oleh

karena itu, Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin, memiliki beban tanggung

jawab yang berat guna mewujudkan tuntutan kualitas tersebut. berikut adalah

Proses keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin, dari awal berdirinya

sampai diakuinya sekolah tersebut, sebagai sekolah yang berstatus

Terakreditasi B.1

Pada awalanya gagasan pertama untuk mendirikan madrasah, di cetuskan

oleh Guru Amin Kali bata bersama dengan Guru Ali bin Hasan jati padang,

hingga di bangunlah sebuah Madrasah di wilayah jati padang, Gang Raya

dengan nama “Syamsul Huda”. sekitar tahun 1930, Guru Ali bin Hasan

meninggal dunia, maka madrasah ini di lanjutkan oleh putra bungsu dari

Guru Ali bin Hasan, yaitu Guru Abdul Qadir bin Ali, yang di bawah

pimpinannya madrasah ini mengalami perpindahan lokasi ke Gang Masjid

Ar-Ridwan, hal ini di karenakan dekatnya lokasi madrasah dengan tempat

tinggal beliau. Kemudian sekitar tahun 1938 Guru Abdul Qadir bin Hasan

meninggal dunia, jabatannya sebagai pimpinan madrasah di gantikan oleh

kakaknya, yaitu Guru Ahmad bin Ali/KH. Ahmad bin Ali. Madrasah pun

1 Ahmad Dahlan, Sejarah Berdirinya MI Darul Muttaqin, (Jakarta: 2010), h. 1

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

42

mengalami perpindahan lokasi untuk kedua kalinya, alasannya lokasi

madrasah akan di bagikan (faro‟id) oleh ahli waris Guru Abdul Qadir. Jadilah

madrasah ini pindah ke lahan milik Guru Ahmad bin Ali, di Jl. Jatipadang

Gg. H.A.Wahid Rt 008/03 Jati padang Ps. Minggu, Jakarta Selatan hingga

sekarang.

Di bawah pimpinan Guru Ahmad bin Ali, madrasah “Syamsul Huda” ini

mengalami kemajuan yang pesat, sehingga di lengkapi dengan Pondok

Pesantren, hal ini sangatlah wajar, mengingat madrasah ini, di kala itu

hanyalah satu-satunya madrasah dalam wilayah beberapa kecamatan, murid-

muridnya datang dari berbagai wilayah, dari arah selatan meliputi:

Jatipadang, Kebagusan, Jagakarsa, Lenteng Agung, Kelapa Dua, Depok

Kukusan. Dari arah barat, meliputi : Ragunan, Pisangan, Kp.Kandang,

Kp.Setu, Ciganjur, Pondok Labu, Cinere, Terogong, Cilandak, dan Cipete.

Dari arah Utara, meliputi : Pejaten, Pulo, Kalibata, Bangka. Kemang, Kp.

Kebon, Pedurenan. Sedang dari arah Timur, meliputi : Padang poncol,

Padang Jati, Tanjung Barat, Kp. Jawa, dan Pejaten Timur. Karena luasnya,

madrasah ini mendapatkan perhatian pada masa Jepang, sehingga pernah

mendapatkan bantuan, berupa alat-alat tulis, alat kebersihan, buku-buku, alat

olahraga, dan instalasi air.

Salah satu kegiatan yang menonjol pada Pesantren ini adalah, apabila di

adakannya pekan Haflah, artinya haflah di laksanakan selama sepekan, berisi

dengan kegiatan hafalan para santri dari atas mimbar, hafalan di mulai dari

kitab-kitab yang kecil sampai kitab-kitab tafsir.2

Ketika Guru Ahmad bin Ali telah berumur (tua), anak-anaknya tidak ada

yang melanjutkan pengelolaan pesantren, melainkan hanya madrasahnya

saja. madrasah “Syamsul Huda” ini pertama kali di pimpin oleh Ust. Muhdas

Yusuf, yang tak lain adalah kemenakan dari Guru Ahmad. Untuk selanjutnya

madrasah ini terus mengalami pergantian pemimpin, banyaknya siklus

pergantian ini, di karenakan suatu keharusan, yaitu demi kelangsungan

2 Ahmad Dahlan, Sejarah Berdirinya MI Darul Muttaqin, (Jakarta: 2010), h. 2

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

43

Kegiatan Pengajaran dan Pendidikan di Madrasah. Berikut siklus

pergantiannya:

Sekitar tahun 1970 -an, di bentuklah Yayasan yang pada saat itu madrasah

di pimpin oleh Ust.H.Bunyamin (anak Guru Ahmad), Hingga terpilih KH.

Musthofa Hadi sebagai ketuanya, dan Wakilnya adalah Ust.H.Ahmad

Dahlan. Yayasan ini bernama “ Yayasan Pendidikan Islam Al-Muttaqin (

YASPIKA )”, pada masa ini pula tanah madrasah ini di wakafkan dan tejadi

pergantian nama dari “Syamsul Huda” menjadi “Darul Muttaqin”, di

sebabkan adanya dua nama Madrasah yang sama pada satu Kecamatan, yaitu

Syamsul Huda di Ciganjur, yang pada dasarnya pemberian nama Syamsul

Huda di madrasah tersebut di karenakan pendirinya merupakan alumni

Pesantren Syamsul Huda Jatipadang, dan mengharap berkahnya.3

Izin operasional Madrasah Darul Muttaqin di buat pada tahun 1973, meski

sebenarnya madrasah ini telah terbentuk dan beroperasi sejak zaman

penjajahan Belanda. Sedangkan untuk kepengurusan Yayasan telah ada

perubahan dan pergantian pengurus di tahun 1994 hingga saat ini.

3 Ahmad Dahlan, Wawancara , 17 Mei 2010

1. H.Muhdas Yusuf 2. H.Abd.Rahman 3. M.Aizi

4. H.Abd Rahman 5. H. Bunyamin 6. H. Abdullah

7. H.Usman Yusuf 8. H.Bunyamin 9. Salam A.Rahim

10. H.Bunyamin 11. H.A Dahlan 12. H.Bunyamin

13. H.A Dahlan 14. Dailami Taufiqqurrahman

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

44

2. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin

Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin, terletak di Jl. Jati padang Gg. H.A.

Wahid Rt. 008/03 no 30 kel. Jati padang Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan,

yang mempunyai batas-batas lingkungan sekolah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Masjid Jami‟ Hidayatul Muttaqin

d. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk

Untuk keadaan sekolah, letak madrasah tersebut cukup strategis, karena

terletak sedikit jauh dari jalan, sehingga tidak terganggu dengan kebisingan

lalu lintas, dan memberikan kenyamanan dan ketenangan yang cukup dalam

kegiatan belajar mengajar. Keadaan gedung madrasah ini sudah permanen,

dimana mulai dari ruang guru sampai dengan ruang kelas siswa terbuat

terbuat dari dinding semen.

3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin

Nama Sekolah : MI Darul Muttaqin

NIS : 111231740062

NSB : 004 161 700 672 002

Alamat Sekolah : Jl.Jatipadang Gg.H.A.Wahid Rt.008/03 No.30

Kecamatan : Pasar Minggu

Kabupaten/Kota : Jakarta Selatan

Provinsi : DKI Jakarta

Kode POS : 12540

Telpon : (021) 7890154

Status Sekolah : Swasta

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam AlMuttaqin Jatipadang

(YASPIKA)

Tahun Berdiri Sekolah : 1973

Status tanah : Wakaf

Status Akreditasi : Terakreditasi B / 2013

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

45

Visi : Menghasilkan lulusan MI Darul Muttaqin yang

mampu berfikir kritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, serta

menciptakan siswa yang berakhlaqul karimah.

Misi :

a) Mengembangkan kemampuan dasar siswa untuk mewujudkan

muslim yang taat beribadah

b) Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dan sistematis dalam

memahami peradaban Islam.

c) Mengembangkan keagamaan yang toleran.

d) Memberikan landasan dalam memahami agama.

e) Mewujudkan kemampuan daya saing siswa dalam IMTAQ dan

IPTEK.

4. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Al-Muttaqin

(YASPIKA)

Ketua : Drs. H. Hanafi Ahmad

Wakil Ketua : Fudholi Ahmad Kurnia

Sekretaris : Usman Hamid

Bendahara : Marhatib

Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin:

Kepala Sekolah : Taufiqurrahman, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah : Abdullah, S.Ag

Sekretaris/TU : Nahdiyah, S.Pd

Bendahara : Nida Matin Fairus, S.Pd.I

Ahmad Dairobi, S.SI

Wali Kelas I : Mas‟ain

Wali Kelas II : Sri Mulyanih, S.Pd

Wali Kelas III : Maswani, S.Pd

Wali Kelas IV : Nurita, S.Pd

Wali Kelas V : Dailami, S.Pd

Wali Kelas VI : H. Ahmad Muhtar, S.Ag

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

46

5. Data Guru, Karyawan dan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul

Muttaqin

1. Nama : Taufiqur Rahman, S.Pd

TTL : Jakarta, 4 April 1978

Jabatan : Kepala Madrasah

NUPTK : 9736756657110052

Alamat : Jl. Jatipadang rt. 008/003. Jatipadang-Ps.Minggu

No Telp : 021 91794775

TMT : 17 Juli 1999

Ibu Kandung : Mariyah

Bidang Study : IPS dan PKN

Pendidikan Terakhir : S1

2. Nama : Abdullah, S.Ag

TTL : Jakarta, 18 Agustus 1952

Jabatan : Guru

NUPTK : 2150730636110003

Alamat : Jl.Kalibata Rt. 003/004 Kalibaata

No Telp : 087887744104

TMT : 17 Juli 2007

Ibu Kandung : Halimah

Bidang Study : Guru Agama Kelas IV

Pendidikan Terakhir : S1

3. Nama : Mas‟ain

TTL : Jakarta, 22 Mei 1962

Jabatan : Guru kelas Satu

NUPTK : 3854740644210002

Alamat : Jl Jatipadang Gg. Menara Rt. 004/004 Jatipadang

No Telp : 021 78835336

TMT : 17 Juli

Ibu Kandung : Hj. Nur‟aini

Bidang Study : Guru kelas 1

Pendidikan Terakhir : Madrasah Aliyah

4. Nama : Dailami, S.Pd

TTL : Jakarta, 7 mei 1964

Jabatan : Guru

NUPTK : 9839742644200052

Alamat : Jl. Beji Rt. 005/013 Kel. Beji Depok

No Telp : 081807064082

TMT :

Ibu Kandung : Salamah

Bidang Study : Matematika dan IPA

Pendidikan Terakhir : S1

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

47

5. Nama : Nurita, S.Pd

TTL : Jakarta, 12 Desember 1965

Jabatan : Guru Kelas IV

NUPTK : -

Alamat : Jl. Jatipadang Rt. 008/003 Jatipadang Ps.Minggu

No Telp : 021 51131663

TMT :

Ibu Kandung : Hj. Rofiah

Bidang Study : Bahasa Indonesia

Pendidikan Terakhir : S1

6. Nama : Sri Mulyanih, S.Pd

TTL : Jakarta, 25 November 1969

Jabatan : Guru kelas dua

NUPTK : 1357747650210073

Alamat : Jl. Kebagusan RT 006/007. Kebagusan-Ps.Minggu

No Telp : 021 99668508

TMT :

Ibu Kandung : Sawiyah

Bidang Study : Guru kelas dua

Pendidikan Terakhir : S1

7. Nama : Maswani, S.Pd

TTL : Jakarta, 27 Desember 1973

Jabatan : Guru Kelas III

NUPTK : 1559751660210003

Alamat : JL. Kebagusan RT 006/001 Kebagusan

No Telp : 021 94524852

TMT :

Ibu Kandung : Hj. Hasanah

Bidang Study : PLBJ

Pendidikan Terakhir : S1

8. Nama : Romlah

TTL : Jakarta, 22 Mei 1967

Jabatan : Guru

NUPTK : -

Alamat : Jl. Jatipadang RT 008/003 Jatipadang, Ps.Minggu

No Telp : -

TMT :

Ibu Kandung : Hj. Hanifah

Bidang Study : Guru Agama Kelas II

Pendidikan Terakhir : Aliyah

9. Nama : Hj. Andah Yuningsih, S.Pd

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

48

TTL : Jakarta, 9 September 1971

Jabatan : Guru

NUPTK : 2241749651210133

Alamat : Jl Jatipadang Rt. 004/009 Jatipadang, Ps.Minggu

No Telp : 021 99992380

TMT :

Ibu Kandung : Hj. Homsah

Bidang Study : SBK, PLBJ

Pendidikan Terakhir : S1

10. Nama : Nahdiyah, S.Pd.I

TTL : Jakarta, 20 September 1984

Jabatan : Guru

NUPTK : 8252762663210113

Alamat : Jl. Jatipadang Gg. Menara Rt. 004/004 Jatipadang

No Telp : 081382623256

TMT : 17 Juli 2007

Ibu Kandung : Hj. Nur‟aini

Bidang Study : Matematika

Pendidikan Terakhir : S1

11. Nama : Nida Matin Fairus, S.Pd.I

TTL : Jakarta, 12 Desember 1988

Jabatan : Guru

NUPTK : 8544766667210053

Alamat : Jl. Gotong Royong 1 rt. 003/001 no 30 Ragunan

No Telp : 08561507980

TMT : 17 Juli 2007

Ibu Kandung : Hj. Masuah

Bidang Study : B. Arab dan B. Inggris

Pendidikan Terakhir : S1

12. Nama : H. Ahmad Muhtar, S.Ag

TTL : Jakarta, 26 Juli 1972

Jabatan : Guru

NUPTK : 6058750652110053

Alamat : Jl. Ampera Rt. 006/002 Cilandak Timur

No Telp : 083891085111

TMT : 17 Juli 2007

Ibu Kandung : Hj. Hamimah

Bidang Study : Al-Qur‟an Hadist, Fiqih, SKI

Pendidikan Terakhir : S1

13. Nama : Zainal Abidin

TTL : Jakarta, 12 Oktber 1953

Jabatan : Guru

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

49

NUPTK : 1344731642110003

Alamat : Jl. Jatipadang rt. 008/003 Jatipadang-Ps.Minggu

No Telp : -

TMT :

Ibu Kandung : Hj. Hanifah

Bidang Study : Guru Agama Kelas III

Pendidikan Terakhir : Aliyah

14. Nama : Ahmad Dairobi, S.SI

TTL : Jakarta, 1 Maret 1986

Jabatan : Guru

NUPTK : -

Alamat : Jl. Jatiapadang rt. 008/003

No Telp : 021 92458221

TMT : 17 Juli 2011

Ibu Kandung : Hj. Maryam

Bidang Study : IPA dan Olahraga

Pendidikan Terakhir : S1

15. Nama : Siti Maryam

TTL :

Jabatan : Karyawan Kebersihan

NUPTK :

Alamat : Jl. Jatipadang rt. 008/003

No Telp :

TMT :

Ibu Kandung :

Bidang Study :

Pendidikan Terakhir :

Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin berjumlah 245

siswa, yang terbagi menjadi 6 kelas, dari kelas 1 sampai kelas 6.

6. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin

Bangunan di Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin ini berbentuk

permanen, dengan sarana dan prasarana yang cukup. Hal ini dapat dilihat

pada tabel berikut :

No Sarana dan prasarana Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Guru 1

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

50

3 Ruang Tata Usaha 1

4 Ruang Perpustakaan 1

5 Ruang kelas 6

6 Ruang UKS 1

7 WC Guru 3

8 WC Siswa 2

9 Lapangan Futsal 1

7. Pelaksanaan Program Belajar-Mengajar

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah

Darul Muttaqin, berlangsung selama 6 hari, yaitu terhitung dari hari Senin-

Sabtu, dan di mulai dari Jam 06.30-12.00 WIB. Kegiatan sehari-hari ini di

mulai dengan berbaris dan membaca do‟a bersama di lapangan, kemudian

di lanjutkan dengan masuk ke dalam kelas masing-masing dan membaca

do‟a untuk memulai pelajaran. Berikut jadwal jam pelajaran perhari:

Jadwal Jam Pelajaran Harian

No Jam Jam Pelajaran

1 06.30 – 07.00 Tadarus Al-Qur‟an

2 07.00 – 07.35 Jam I

3 07.35 – 08.10 Jam II

4 08.10 – 08.45 Jam III

5 08.45 – 09.20 Jam IV

6 09.20 – 09.55 Istirahat

7 09.55 – 10.30 Jam V

8 10.30 – 11.05 Jam VI

9 11.05 – 11.40 Jam VII

10 11.40 – 12.15 Jam VIII

11 12.15 – 12.50 Jam IX

Keterangan: Untuk hari senin, kegiatan belajar mengajar dimulai dari

pukul 06.30 – 12.50, namun untuk lainnya kegiatan belajar mengajar selesai

pada pukul 11. 40. Adapun untuk pelaksanaan program lainnya, seperti UTS,

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

51

UAS, ataupun UASBN, kegiatan ini berlangsung secara mandiri di Madrasah

Darul Muttaqin, artinya pelaksanaannya tidak bergabung dengan sekolah lain

B. Analisis Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini berdasarkan tahapan-tahapan penelitian kualitatif

dalam Moleong (2010) adalah sebagai berikut4:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca Alquran

siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin sebelum diberikan perlakuan

metode pembelajaran Qiraati terhadap aspek-aspek pendidikan dalam

keseharian kegiatan belajar mengajar. Observasi ini dilakukan menggunakan

beberapa indikator yaitu :

a. Indikator A, Keterlaksanaan Program Pembelajaran oleh Guru

Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru di Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin secara garis besar sudah tercapai. Secara

umum program pembelajaran oleh guru telah berjalan dengan baik.

Hal ini terlihat dari pola aktivitas siswa di mana seluruhnya

mengikuti kegiatan harian secara tertib mulai dari apel pagi di mana

ada pembacaan ikrar dan doa yang awalnya dipimpin dan

dikondisikan oleh guru. Kemudian untuk melatih mental siswa,

secara bergantian siswa diminta untuk memimpin teman-temannya

membaca ikrar dan doa. Kegiatan apel ini tidak hanya wajib diikuti

oleh seluruh siswa tapi juga diikuti oleh seluruh guru sebagai bentuk

pendidikan berupa teladan bahwa seluruh unsur sekolah memiliki

kewajiban yang sama untuk melakukan apel pagi.

Setelah selesai apel, siswa masuk ke dalam kelas didampingi

oleh guru untuk memulai jam pelajaran dimulai dari kelas yang

memiliki barisan paling tertib dan rapi. Hal ini sangat bermanfaat

sebagai pembelajaran bagi siswa agar selalu tertib dalam segala hal

yang mereka lakukan. Kegiatan dilanjutkan dengan aktivitas belajar

4 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),

Cet. 26, h. 168.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

52

mengajar seperti biasa setiap harinya berdasarkan jadwal pelajaran

yang ada.

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin mampu mengkondisikan siswa untuk

tertib. Ketika jam pelajaran berlangsung, tidak ada siswa yang

berjalan-jalan di dalam maupun luar kelas. Guru-guru di Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin terlihat memiliki wibawa dan dihormati

sehingga siswa-siswa patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh

guru. Berdasarkan pengamatan, aktivitas belajar dan mengajar sangat

kondusif untuk meningkatkan kemampuan siswa.

b. Indikator B, Kesesuaian Proses Pembelajaran dengan Kurikulum

Kurikulum yang disusun dan dikaji ulang kesesuaiannya setiap

awal tahun ajaran wajib diterapkan oleh semua guru di kelas.

Berdasarkan kurikulum tersebut, aktivitas belajar dan mengajar

dilakukan setiap harinya di Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin.

Khusus untuk pembelajaran Alquran, mata pelajaran ini memiliki

alokasi waktu sebanyak 2 jam pelajaran setiap minggunya. Waktu

belajar Alquran ini memang tidak terlalu banyak karena Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin bukan merupakan lembaga pendidikan

yang mengkhususkan pada pembelajaran Alquran. Dengan alokasi

waktu sebanyak itu dan metode pembelajaran yang dilakukan selama

ini, diharapkan bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca Alquran.

c. Indikator C, Keterlaksanaan Program Pembelajaran oleh Siswa

Program pembelajaran siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul

Muttaqin sudah terlaksana yang bisa dilihat dari keikutsertaan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai program yang sudah

ditetapkan. Siswa mengikuti dengan semangat seluruh kegiatan di

sekolah mulai dari apel pagi hingga berakhirnya kegiatan sekolah.

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

53

Suasana sekolah yang kondusif membuat siswa lebih fokus untuk

belajar dan mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah

setiap harinya.

Khusus untuk pembelajaran Alquran, siswa selama ini

memiliki semangat untuk belajar karena dibimbing oleh guru yang

memiliki latar belakang yang relevan untuk pembelajaran Alquran

dan memiliki suara yang merdu sehingga siswa tidak merasa bosan

untuk belajar.

d. Indikator D, Interaksi antara Guru dan Siswa

Interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar dan

mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin terjadi dengan

sangat baik. Guru terlihat memiliki wibawa dan dihormati oleh

siswa-siswanya namun tidak membuat hubungan yang berjarak

antara guru dan siswa sehingga terlihat seperti orang tua dengan

anaknya. Siswa terlihat bisa bercengkerama dengan guru sambil

memeluk sebagai bentuk kedekatan antara siswa dengan guru tanpa

menghilangkan wibawa guru. Ketika siswa melakukan kesalahan,

mereka pun diberikan hukuman sebagai konsekuensi tanpa membuat

mereka takut kepada guru.

Khusus untuk pembelajaran Alquran, guru yang mengajar

pelajaran ini terlihat mampu mengambil peran dengan baik karena

mampu membuat siswa hormat tanpa takut. Ketika siswa diberikan

kewajiban untuk menghafal beberapa surat dalam Alquran, mereka

melakukannya dengan kesadaran bahwa aka nada konsekuensi jika

mereka tidak menghafalnya. Guru juga memiliki kemampuan yang

mumpuni dalam bidang Alquran karena merupakan qariah yang

telah menjuarai berbagai lomba Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ)

dan memiliki murid yang juga sudah teruji kemampuannya dalam

perlombaan MTQ.

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

54

e. Indikator E, Keikutsertaan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Sebagai lembaga pendidikan yang resmi dan memiliki kelas

yang memadai, seluruh siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin

terlihat selalu mengikuti seluruh program pembelajaran setiap

harinya dari awal hingga akhir secara tertib.

Khusus untuk pembelajaran Alquran, siswa terlihat mengikuti

dan menikmati proses pembelajaran karena kemampuan guru yang

mengajari Alquran dengan suara yang merdu. Metode yang

dilakukan selama ini untuk pembelajaran Alquran adalah

menggunakan metode iqra. Dari seluruh siswa kelas V yang menjadi

obyek penelitian kali ini, sebagian dari mereka merupakan siswa

yang masih dalam tahap Iqra dan belum mampu untuk membaca

Alquran dengan kalimat yang panjang.

f. Indikator F, Peningkatan Motivasi Siswa

Mayoritas siswa memiliki motivasi belajar yang meningkat dari

hari ke hari walaupun tidak secara signifikan. Hal ini dipengaruhi

secara tidak langsung oleh aktivitas apel pagi di mana mereka

melafalkan ikrar dan doa secara lantang dan bersemangat. Ditambah

lagi setiap apel pagi ada pemberian motivasi belajar bagi siswa oleh

kepala sekolah atau guru yang bertugas sebagai pembina apel.

Khusus untuk pembelajaran Alquran, siswa juga memiliki

motivasi yang tinggi karena diajarkan oleh orang yang memiliki

kemampuan yang baik, suara yang merdu dan berprestasi sehingga

memicu siswa untuk mempelajari Alquran dengan baik.

g. Indikator G, Keterampilan dan Kemampuan Guru dalam

Menyampaikan Materi

Guru di Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin memiliki latar

belakang pendidikan yang relevan dengan mata pelajaran yang

diajarkannya di sekolah. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

55

siswa dalam memahami pelajaran. Hal ini terlihat dari hasil belajar

siswa khususnya lulusan dari Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin

yang dari tahun ke tahun memiliki nilai kelulusan yang semakin baik

dan semakin banyak yang diterima di sekolah-sekolah favorit di

sekitar Pasar Minggu.

Khusus untuk pembelajaran Alquran, guru dengan kualifikasi

seorang qariah untuk lomba MTQ menjadi sebuah keuntungan bagi

siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin karena bisa mempelajari

tidak hanya cara membaca dengan baik dan benar tapi juga

bagaimana membaca Alquran dengan suara yang indah.

2. Tes

Dalam pelaksanaan tes, penelitian secara spesifik dilakukan pada

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin. Tes ini dilakukan

dua kali yaitu saat siswa diminta untuk melakukan bacaan berdasarkan

kemampuan yang mereka miliki dari proses pembelajaran di sekolah dan

ketika siswa sudah diajarkan cara membaca menggunakan metode

pembelajaran Qiraati. Latar belakang kemampuan membaca Alquran

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin saat ini sebagian

besar masih pada tahap belajar membaca Iqra. Sebagian lagi sekitar 40

persen sudah mampu membaca Alquran baik menggunakan juz „amma

ataupun mushaf yang besar.

Sebagian siswa kelas V untuk kemampuan membaca surat-surat

pendek juga masih kurang tepat melafalkan huruf, karena mereka pada

dasarnya hanya mendengar kemudian mengikuti apa yang dicontohkan

oleh guru yang mengajar Alquran.

Secara umum ada peningkatan kemampuan membaca Alquran dari

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin sebelum dan sesudah

diberikan materi pembelajaran Alquran menggunakan Metode Qiraati.

Dalam penelitian ini secara sederhana aspek penilaian kemampuan

membaca Alquran dari siswa disederhanakan menjadi tiga yaitu

makhraj, kemampuan per kata, aplikasinya dalam Surat Alzalzalah dan

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

56

kelancaran membaca. Secara lebih terperinci akan dibahas kemampuan

membaca Alquran siswa berdasarkan aspek-aspek penilaian tersebut

sebelum dan sesudah diajarkan menggunakan Metode Qiraati.

a. Makhraj Huruf

Kemampuan melafalkan huruf dengan tepat merupakan hal

yang sangat penting dalam kemampuan membaca Alquran.

Ketepatan ini diukur berdasarkan apakah tepat tempat keluarnya

huruf ketika huruf tersebut dibunyikan. Dalam membaca Alquran,

makhraj huruf merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena jika

ada kesalahan dalam pelafalan huruf maka arti sebuah kata akan

berbeda. Untuk konteks Alquran tentu hal ini bisa membawa kepada

keburukan karena bisa mengubah maksud dari firman Allah SWT.

Sebagaimana diketahui bahwa makhraj huruf terbagi ke dalam

lima tempat yaitu :

1) Asyafataintain (dua bibir) di mana terdapat 4 huruf yang

keluar dari sini.

2) Halaq (tenggorokan) di mana terdapat 6 huruf yang

keluar dari sini.

3) Lisan (lidah) di mana terdapat 18 huruf yang keluar dari

sini. Secara spesifik kemudian bagian lidah ini

dikelompokkan lagi menjadi 10 titik keluarnya huruf.

4) Aljauf (rongga mulut) di mana terdapat 3 huruf yang

keluar dari sini.

5) Alkhaisyum (pangkal hidung) di mana tempat keluarnya

bacaan dengung.

Kemampuan makhraj huruf siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Darul Muttaqin pada awalnya memiliki rata-rata yang kecil yaitu

pada angka 68,79. Angka ini diperoleh berdasarkan penelitian awal

sebelum menerapkan metode qiraati dan dilakukan penilaian

terhadap kemampuan makhraj huruf. Siswa kelas V Madrasah

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

57

Ibtidaiyah Darul Muttaqin memiliki kelemahan dalam pelafalan

beberapa huruf yang umumnya juga terjadi pada kebanyakan anak

yang mempelajari makhraj huruf namun tidak diawasi secara ketat.

Huruf yang sering kali dibaca tidak sesuai dengan makhraj-nya

yaitu antara “tsa”, “sa”, “sya”, “za” dan “dza”. Sangat banyak siswa

yang masih kurang mampu membedakan ketiga huruf ini dalam

pelafalannya karena memang tidak diawasi secara individu terkait

dengan kemampuan mereka melafalkan huruf.

Namun setelah dilakukan pembelajaran membaca Alquran

menggunakan Metode Qiraati kemudian dilakukan pengujian ulang

terdapat perbaikan kemampuan makhraj huruf dari siswa. Hal ini

karena dalam Metode Qiraati siswa diminta untuk mengikuti cara

membaca huruf yang benar dan diajarkan di mana seharusnya titik

tempat huruf itu keluar ketika dibunyikan. Perbaikan kemampuan itu

ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai kemampuan membaca

menjadi 80,33. Secara lengkap penilaian kemampuan makhraj huruf

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin sebelum dan

sesudah diberikan pembelajaran menggunakan Metode Qiraati bisa

dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kemampuan terkait Makhraj Huruf Sebelum dan

Sesudah Pembelajaran Metode Qiraati

No Nama METODE SEBELUM

QIRAATI

METODE

QIRAATI

1. Alif Ba Tasya 61 71

2. Alya Miftahul 72 87

3. Arga Suta 71 83

4. Arya Suta 72 82

5. Citra H.N 68 83

6. Flora Nafisa 74 84

7. Najwa R 71 81

8. Nuraini 66 78

9. Rabi Pasya 61 73

10. Akhmad 67 77

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

58

No Nama METODE SEBELUM

QIRAATI

METODE

QIRAATI

Maulana

11. Aska Nayla 68 80

12. Ayudhita 73 83

13. Herdy

Ramadhan 69 79

14. Keisha Adelina 75 85

15. M. Ihsan 66 76

16. M. Rasya 63 78

17. Namira AR 71 83

18. Neng Siska 73 83

19. Rajwa Sahira 71 86

20. Sella Artanty 72 82

21. Sukarno 68 78

22. Syadad

Irfansyah 75 85

23. Tazkiyah AN 64 79

24. Zahwa S 60 72

Rata-rata 68.79 80.33

b. Membaca Per Kata

Kemampuan membaca Alquran siswa kelas V Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin juga diukur dengan kemampuan membaca

per kata. Kemampuan ini adalah tahap lanjut setelah siswa mampu

melafalkan dengan baik dan benar huruf-huruf hijaiyah. Pada tahap

ini, siswa dituntut untuk tidak saja mampu melafalkan dengan benar

hurufnya namun juga bisa memahami kaidah panjang pendek serta

tanda baca dari huruf tersebut.

Salah satu kelemahan metode pembelajaran Alquran selama ini

yang diterapkan adalah sering kali siswa tidak memperhatikan

panjang pendeknya bacaan karena mereka membaca sesuai dengan

apa yang mereka yakini benar tanpa ada pengawasan yang ketat.

Kemampuan membaca per kata siswa pada awalnya ada di rata-

rata 70,88 karena masih ada yang kurang mampu membaca dengan

benar khususnya terkait dengan panjang pendek bacaan. Namun

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

59

setelah dilakukan pembelajaran menggunakan Metode Qiraati

terdapat peningkatan kemampuan sehingga rata-rata nilainya menjadi

80,71. Secara lengkap hasil penilaian kemampuan siswa kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin sebelum dan sesudah diberikan

pembelajaran menggunakan Metode Qiraati bisa dilihat pada Tabel

4.

Tabel 4. Kemampuan terkait Membaca per Kata Sebelum dan

Sesudah Pembelajaran Metode Qiraati

No Nama METODE SEBELUM

QIRAATI

METODE

QIRAATI

1. Alif Ba Tasya 61 71

2. Alya Miftahul 77 85

3. Arga Suta 75 84

4. Arya Suta 72 84

5. Citra H.N 74 84

6. Flora Nafisa 75 85

7. Najwa R 70 82

8. Nuraini 70 80

9. Rabi Pasya 61 71

10.

Akhmad

Maulana 65 75

11. Aska Nayla 71 83

12. Ayudhita 74 84

13. Herdy

Ramadhan 67 79

14. Keisha Adelina 77 86

15. M. Ihsan 71 79

16. M. Rasya 69 79

17. Namira AR 72 81

18. Neng Siska 69 79

19. Rajwa Sahira 78 87

20. Sella Artanty 75 83

21. Sukarno 67 76

22. Syadad

Irfansyah 73

85

23. Tazkiyah AN 69 81

24. Zahwa S 69 74

Rata-rata 70.88 80.71

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

60

c. Aplikasi Surat Alzalzalah

Surat Alzalah merupakan salah satu surat dalam Alquran yang

memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Kesulitannya terletak pada

susunan kata di setiap ayatnya di mana huruf-huruf yang terdengar

mirip letaknya berdekatan sehingga perlu kemampuan makhraj huruf

yang baik dan kemampuan membaca per kata yang baik agar bacaan

menjadi baik dan benar. Misalnya pada ayat pertama di mana huruf

“dzal” dan “za” dibaca secara berturut-turut serta pada ayat keenam

di mana huruf “shod”, “sin” dan “sya” juga tersusun secara berurutan

dalam ayat yang sama. Oleh karena itu surat ini digunakan untuk

melihat kemampuan sejauh mana siswa bisa membaca dengan baik.

Pada umumnya siswa membaca ayat pertama dan terdengar

tidak ada perbedaan antara huruf “dzal” dan “za” begitu juga tidak

terdengar perbedaan signifikan pada huruf “shod”, “sin” dan “sya”

pada ayat keenam. Oleh karena itu pada penilaian awal rata-rata

nilainya hanya 69,92 karena banyaknya siswa dengan kemampuan

membaca di bawah rata-rata untuk surat Alzalzalah. Tapi setelah

diberikan pembelajaran menggunakan Metode Qiraati, terjadi

peningkatan kemampuan siswa dengan rata-rata nilai menjadi 80,38.

Secara lengkap hasil penilaian siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Darul Muttaqin untuk penilaian aplikasi surat Alzalzalah bisa dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Kemampuan terkait Aplikasi Surat Alzalzalah Sebelum

dan Sesudah Pembelajaran Metode Qiraati

No Nama METODE SEBELUM

QIRAATI

METODE

QIRAATI

1. Alif Ba Tasya 60 66

2. Alya Miftahul 71 86

3. Arga Suta 72 85

4. Arya Suta 73 82

5. Citra H.N 71 85

6. Flora Nafisa 73 85

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

61

No Nama METODE SEBELUM

QIRAATI

METODE

QIRAATI

7. Najwa R 72 82

8. Nuraini 69 79

9. Rabi Pasya 60 67

10.

Akhmad

Maulana 64

76

11. Aska Nayla 72 82

12. Ayudhita 71 82

13. Herdy

Ramadhan 69 78

14. Keisha Adelina 76 88

15. M. Ihsan 68 77

16. M. Rasya 72 80

17. Namira AR 75 81

18. Neng Siska 70 81

19. Rajwa Sahira 80 90

20. Sella Artanty 70 82

21. Sukarno 65 75

22. Syadad

Irfansyah 75

90

23. Tazkiyah AN 70 80

24. Zahwa S 60 70

Rata-rata 69.92 80.38

d. Kelancaran

Aspek terakhir yang dinilai adalah kelancaran dalam membaca

Alquran. Kelancaran yang dimaksud adalah tidak terbata-bata dalam

mengucapkan serangkaian kata dalam sebuah ayat, termasuk di tiap

pergantian katanya.

Sebelum diberikan pembelajaran menggunakan Metode

Qiraati, kelancaran membaca siswa ada pada nilai dengan rata-rata

70,50 karena salah satu sebabnya secara teknis mereka masih suka

memanjangkan huruf di akhir kata walaupun tidak bertanda baca

panjang. Hal ini disebabkan karena siswa masih berpikir untuk huruf

berikutnya. Setelah diberikan pembelajaran menggunakan Metode

Qiraati terdapat peningkatan kelancaraan bacaan yang bisa dilihat

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

62

dari peningkatan rata-rata nilai siswa menjadi 80,63. Secara lengkap

hasil penilaian kelancaran membaca siswa kelas V Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin bisa dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kemampuan terkait Kelancaran Sebelum dan Sesudah

Pembelajaran Metode Qiraati

No Nama METODE SEBELUM

QIRAATI

METODE

QIRAATI

1. Alif Ba Tasya 63 68

2. Alya Miftahul 74 86

3. Arga Suta 75 85

4. Arya Suta 72 83

5. Citra H.N 76 85

6. Flora Nafisa 73 85

7. Najwa R 70 82

8. Nuraini 70 79

9. Rabi Pasya 60 70

10.

Akhmad

Maulana 63 76

11. Aska Nayla 73 82

12. Ayudhita 70 82

13. Herdy

Ramadhan 68 78

14. Keisha Adelina 76 88

15. M. Ihsan 67 77

16. M. Rasya 69 80

17. Namira AR 70 81

18. Neng Siska 71 81

19. Rajwa Sahira 80 90

20. Sella Artanty 72 82

21. Sukarno 65 75

22. Syadad

Irfansyah 80 90

23. Tazkiyah AN 72 80

24. Zahwa S 63 70

Rata-rata 70.50 80.63

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

63

3. Wawancara

Untuk melengkapi data penelitian, penulis melakukan wawancara

dengan 2 orang yang dianggap mewakili kelas V MI Darul Muttaqin. Adapun

orang-orang yang penulis wawancarai adalah Wali Kelas dan Guru Pengajar

Alquran dengan hasil wawancara sebagai berikut:

a. Wali Kelas

Secara keseluruhan motivasi siswa dalam mempelajari Alquran

sangat baik. Dilihat dari semangat siswa dalam melafalkan bacaan

Alquran dan mengikuti instruksi guru dalam proses belajar Alquran.

Kendala yang sering terjadi di MI Darul Muttaqin yaitu berkaitan

dengan masalah kedisiplinan (guru/siswa datang terlambat), guru kurang

menguasai metodologi dan psikologi anak, perhatian terhadap guru

kurang antusias karena dilakukan pembelajaran Alquran pada siang hari.

Adapun persiapan yang dilakukan guru MI Darul Muttaqin adalah

sebagai berikut:

1) Mengetahui dan menguasai materi.

2) Persiapan harian, meliputi: mengetahui kemampuan anak dan

efektivitas waktu.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan santri selalu

menggunakan alat bantu. Alat yang di pakai guru dalam mengajar adalah:

Stik penunjuk, Papan tulis, Absensi, Buku Qiraati, Buku materi

tambahan, Spidol, Penghapus. Sedangkan alat yang dipakai santri dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah: Buku Qiraati, Materi

tambahan, Buku prestasi, dan Buku tulis.5

b. Guru Pengajar Alquran

Secara garis besar penerapan Metode Qiraati sudah cukup efektif,

hal ini dapat dilihat dari penerapan metode yang dipakai oleh guru

dengan baik dari awal sampai kegiatan pembelajaran sampai akhir.

5 Nurita, Wawancara, Jakarta, 3 Mei 2018

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

64

Secara keseluruhan motivasi siswa dalam mempelajari Alquran

sangat baik. Dilihat dari semangat siswa dalam melafalkan bacaan

Alquran dan mengikuti instruksi guru dalam proses belajar Alquran.

Kendala yang sering terjadi di MI Darul Muttaqin dalam proses

belajar Alquran adalah kurang perhatian dari orang tua siswa, yang

seolah hanya mengandalkan belajar Alquran disekolah saja. Sehingga

ketika siswa sampai dirumah tidak diperintahkan untuk mengulang apa

yang telah dipelajari di sekolah dan tidak memasukkan anaknya di TPA

maupun TPQ yang ada di lingkungana tempat tinggalnya. Padahal

lingkungan tempat tinggal juga berperan dalam meningkatkan

kemampuan membaca Alquran siswa.6

4. Melalui Dokumentasi

Pencarian data melalui teknik dokumentasi yang penulis lakukan

melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

a. Administrasi, Data Guru dan Siswa

Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin mempunyai tenaga pengajar

berjumlah 14 orang dan 1 orang karyawan dengan data sebagaimana

terlampir.

Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin berjumlah 245

siswa, yang terbagi menjadi 6 kelas dari kelas 1 sampai kelas 6.

1) Kegiatan Pembelajaran

a. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Darul

Muttaqin, berlangsung selama 6 hari, yaitu terhitung dari hari Senin-Sabtu,

dan di mulai dari Jam 06.30-12.00 WIB. kegiatan sehari-hari ini di mulai

dengan berbaris dan membaca do‟a bersama di lapangan, kemudian di

lanjutkan dengan masuk ke dalam kelas masing-masing dan membaca do‟a

untuk memulai pelajaran.

6 Romlah, Wawancara, Jakarta, 2 Mei 2018

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

65

C. Usaha Peningkatan Kemampuan Memaca Alquran Siswa Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin

Jika dirangkum seluruh aspek penilaian menggunakan metode lama

dibandingkan dengan Metode Qiraati, maka terjadi peningkatan kemampuan

siswa dalam membaca Alquran yang terbukti dari adanya peningkatan rata-

rata nilai siswa baik secara perorangan maupun secara aspek penilaian. Secara

lengkap hasil penilaian terhadap kemampuan membaca Alquran siswa kelas

V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin bisa dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Penilaian Kemampuan Membaca Alquran

Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Qiraati

No Nama

METODE SEBELUM QIRAATI

Rata-

rata

METODE QIRAATI

Rata-

rata Makhraj

Huruf

Membaca

Per Kata

Aplikasi

Surat

Al-

zalzalah

Kelancaran Makhraj

Huruf

Membaca

Per Kata

Aplikasi

Surat

Al-

Zalzalah

Kelancaran

1. Alif Ba Tasya 61 61 60 63 61.25 71 71 66 68 69

2. Alya Miftahul 72 77 71 74 73.5 87 85 86 86 86

3. Arga Suta 71 75 72 75 73.25 83 84 85 85 84.25

4. Arya Suta 72 72 73 72 72.25 82 84 82 83 82.75

5. Citra H.N 68 74 71 76 72.25 83 84 85 85 84.25

6. Flora Nafisa 74 75 73 73 73.75 84 85 85 85 84.75

7. Najwa R 71 70 72 70 70.75 81 82 82 82 81.75

8. Nuraini 66 70 69 70 68.75 78 80 79 79 79

9. Rabi Pasya 61 61 60 60 60.5 73 71 67 70 70.25

10. Akhmad Maulana 67 65 64 63 64.75 77 75 76 76 76

11. Aska Nayla 68 71 72 73 71 80 83 82 82 81.75

12. Ayudhita 73 74 71 70 72 83 84 82 82 82.75

13. Herdy Ramadhan 69 67 69 68 68.25 79 79 78 78 78.5

14. Keisha Adelina 75 77 76 76 76 85 86 88 88 86.75

15. M. Ihsan 66 71 68 67 68 76 79 77 77 77.25

16. M. Rasya 63 69 72 69 68.25 78 79 80 80 79.25

17. Namira AR 71 72 75 70 72 83 81 81 81 81.5

18. Neng Siska 73 69 70 71 70.75 83 79 81 81 81

19. Rajwa Sahira 71 78 80 80 77.25 86 87 90 90 88.25

20. Sella Artanty 72 75 70 72 72.25 82 83 82 82 82.25

21. Sukarno 68 67 65 65 66.25 78 76 75 75 76

22. Syadad Irfansyah 75 73 75 80 75.75 85 85 90 90 87.5

23. Tazkiyah AN 64 69 70 72 68.75 79 81 80 80 80

24. Zahwa S 60 69 60 63 63 72 74 70 70 71.5

Rata-Rata 68.79 70.88 69.92 70.50 70.02 80.33 80.71 80.38 80.63 80.51

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

66

Berdasarkan tabel di atas, secara signifikan Metode Qiraati mampu secara

efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Alquran. Oleh karena

itu dalam rangka usaha peningkatan kapasitas Madrasah Ibtidaiyah Darul

Muttaqin dalam mengajarkan Alquran, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

1. Menambah jumlah guru pengajar Alquran agar lebih fokus dalam

mengajar dan mengawasi siswa.

2. Guru pengajar Alquran tidak hanya mengandalkan satu metode pengajaran

Alquran saja, diperbolehkan mengggunakan beberapa metode sesuai

dengan keadaan siswa, agar lebih variatif dan menarik perhatian siswa

dalam mengajar Alquran.

3. Menambahkan jam pelajaran Alquran yang awalnya hanya satu kali dalam

satu minggu menjadi tiga kali dalam satu minggu, yaitu sebelum pulang

sekolah apabila jam pelajaran dihari selasa, kamis dan sabtu telah selesai.

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dihimpun melalui observasi, tes,

wawancara, dokumentasi serta cacatan lapangan maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Proses pelaksanaan pembelajaran Alquran khususnya metode Qiraati

secara garis besar sudah terlaksana dengan baik. Namun ada beberapa

kendala terlihat, seperti hanya ada satu guru pengajar Alquran saja yang

mengajar program membaca Alquran dan mengajar semua kelas yang

mengikuti program membaca Alquran ini. Kegiatan pembelajaran alquran

di MI Darul Muttaqin dilaksanakan pada siang hari yaitu setiap selesai jam

pelajaran sekolah sebelum siswa pulang ke rumah masing-masing. Dalam

kegiatan membaca Alquran ini hanya dilaksanakan satu kali dalam satu

minggu, sehingga siswa mudah lupa apa yang telah diajarkan guru

pengajar Alquran, apalagi banyak siswa yang di lingkungan tempat

tinggalnya tidak masuk ke lembaga pendidikan Alquran seperti TPA/TPQ.

2. Kemampuan membaca Alquran siswa MI Darul Muttaqin terutama kelas

V tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil tes baca Al-Qur‟an

kelas V yang mencapai nilai rata-rata 80,5. Hal ini mengindikasikan

bahwa penerapan metode qiraati dapat meningkatkan kemampuan

membaca Alquran siswa MI Darul Muttaqin terutama kelas V, namun

peningkatan kualitas pembelajaran kiranya perlu ditingkatkan lagi, supaya

kualitas membaca Alquran siswa MI Darul Muttaqin lebih baik.

B. Saran

1. Bagi Pengelola Yayasan, hendaknya lebih meningkatkan mutu pendidikan

melalui peningkatan sumber daya manusia (SDM), yaitu melalui kegiatan

pembinaan guru, pelatihan, serta peningkatan dalam hal sarana dan

prasarana supaya kegiatan pembelajaran lebih baik serta tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai program yang sudah direncanakan.

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

68

2. Bagi Kepala Lembaga, hendaknya lebih meningkatkan kedisiplinan guru

serta memfasilitasi dalam mengikuti pembinaan, penyuluhan atau traning-

training, agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru lebih

menguasai metodologi dan psikologi anak.

3. Bagi masyarakat, terutama wali murid hendaknya memberikan dukungan

baik moril maupun materil terhadap sekolah dalam meningkatkan

kemampuan membaca Alquran dan memberikan motivasi kepada anaknya

dalam belajar membaca Alquran.

3. Bagi Lembaga, baik formal maupun non formal yang mengajarkan

pembelajaran Alquran, hendaknya lebih selektif dalam pemilihan metode

pembelajaran Alquran, karena pemilihan metode akan berpengaruh

terhadap kualitas membaca Alquran anak.

4. Kepada para Guru Alquran, hendaknya mengikuti pelatihan-pelatihan yang

berkaitan dengan pengajaran anak agar kualitas dalam pengajaran lebih

baik serta mempu memahami psikologi anak.

5. Bagi para siswa yang sedang belajar membaca Alquran baik di Lembaga

Pendidikan formal maupun non formal hendaknya lebih tekun lagi dalam

belajar membaca Alquran agar mampu membaca Alquran dengan baik dan

benar sebagai bekal di masa depan.

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

69

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2011.

Amanah. Pengantar Ilmu Al-Qur’an&Tafsir. Semarang: As-Syifa,1991.

Arifin, H.M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1987.

Artmanda, W Frista. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Lintas Media Jombang

Aziz Abdul Rauf, Abdul. Pedoman Tahsin Alqu’an. Jakarta: Dzilal Press, Cet. 6,

1997.

Bakar Dachlan, Abu. Pak Dachlan Pembaharu dan Bapak Al-Qur’an. Semarang:

Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, Cet. 1

Dahlan, Ahmad. Sejarah Berdirinya MI Darul Muttaqin. Jakarta: 2010.

Dahlan, Ahmad. Wawancara, 17 Mei 2010

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 4, 1995.

Zuhairini Dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: 1983.

Fathoni, Ahmad. Metode Maisura. Jakarta: Transhop Printing, cet. 2, 2014.

Furchan, Arief. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. 2011.

Gall, Borg and Gall. 2003. Educational Research : An Introduction. Boston :

Allyn and Bacon.

http://khazanahtajwid.blogspot.com/2008/10/pengertian-tajwid.html

http://qiraati.wordpress.com/2009/11/12/pesan-pesan-kh-dachlan-salim-zarkasyi/

http://www.gokkri.com/2010/01/sejarah-qiroati.html

http://www.wahdah.or.id/wis/images/stories/Metode%20baca%20tulis%20al-

Qur’an.pdf

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. 26, 2010.

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. 26, 2010.

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

70

Kutha Ratna, Nyoman. Metodologi Penelitian. Jakarta: Research Design &

Methodology, 2010.

Lim Abdurohim, Acep. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: CV Penerbit

Diponogoro, Cet. 10, 2007.

Madya, Eko Susilo. Dasar-dasar Pendidikan. Semarang: Effhar Offset, Cet.1,

1990.

Muhgin, Arief, Moh. dan Khanan Mukhtar. Pedoman Pengelolaan Taman

Pendidikan Alquran Metode An-Nahdiyah. Tulung Agung : LP. Ma’arif

NU.1993.

Mulyasa, E. Impelementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.

Nurita. Wawancara, Jakarta, 3 Mei 2018

Romlah. Wawancara, Jakarta, 2 Mei 2018

Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Cet. 20, 1995.

Sudjana, Nana. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya, Cet. 3, 1991.

Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, Cet. 12, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta, Cet. 9, 2010.

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar Metoda

Teknik. Bandung: Tarsito, Cet. 8, 1998.

Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya, 2008.

Syamsuddin, MZ, H. U. Pedoman Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-

kanak Alquran (TKA) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA). Jakarta, :

LPPTKA BKPRMI Pusat, Rev. 2006.

Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Da’wah Islamiyah. Surabaya: PT. Bina

Ilmu, 1979.

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

71

Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. 3, 1997.

Tim Penyusun. Didaktik Metode Kurikulum IKIP Surabaya. Pengantar Didaktik

Metodik Kurikulum PBM. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet.5, 1993.

Tim Penyusun. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa KBBI.

Jakarta: Balai Pustaka. Cet.8

Yusuf, Tayar & Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa

Arab. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 1,

Zarkasyi Dachlan, Salim. Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an.

Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin, 1990.

Zarkasyi, Imam. Pelajaran Tajwid. Jawa Timur: Trimurti Press Gontor Ponorogo,

1995.

Zuhri, Muhammad. Terjemah Juz ‘Amma. Jakarta : Pustaka Amani, 1994.

Zul Fajri, Em. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Aneka Ilmu, 2008.

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2018

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …
Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

1. Bangunan Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin Jakarta

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

2. Lapangan Serba Guna Madrasah Ibtidiyah Darul Muttaqin Jakarta

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

3. Penulis Foto bersama Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin yang

Menjadi Obyek Penelitian

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

4. Proses Tes Membaca Alquran Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Muttaqin

Jakarta

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

BERITA WAWANCARA

Wawancara diajukan kepada:

Nama : Romlah Ahmad

Jabatan : Guru Pengajar Alquran

Tempat : MI Darul Muttaqin Jakarta

Hari, Tanggal : Rabu, 02 Mei 2018

1. Sudah berapa lama ibu mengajar Alquran di MI Darul Muttaqin?

Jawab: Kurang lebih 5 tahun saya mengajar Alquran di MI Darul

Muttaqin.

2. Berapa orang pengajar Alquran yang ada di MI Darul Muttaqin?

Jawab: Cuma saya aja sendiri, karena latar belakang saya adalah seorang

Qori’ah jadi saya yang dipercaya mengajar Alquran disini.

3. Kapan waktu belajar Alquran di MI Darul Muttaqin?

Jawab: Setiap selesai belajar sebelum pulang sekolah, jadi belajar

membaca Alqurannya di siang hari.

4. Dalam satu minggu, berapa kali kegiatan belajar membaca Alquran di MI

Darul Muttaqin?

Jawab: Satu minggu sekali, sesuai jadwal per kelas.

5. Metode Pengajaran Alquran apa saja yang ibu ketahui?

Jawab: Yang saya tau cuma metode Iqra, Jibril sama metode Al-Baghdadi

6. Metode apa yang sering ibu gunakan dalam mengajar Alquran?

Jawab: Metode Iqra atau metode Jibril kadang-kadang, tergantung situasi

di kelas seperti apa.

7. Bagaimana pelaksanaan metode yang ibu terapkan?

Jawab: Kurang baik, anak-anak mudah bosan dengan metode lama seperti

Iqra dan Jibril, dan mungkin butuh metode baru agar lebih menarik.

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

8. Dari penerapan metode tersebut, bagaimana hasilnya?

Jawab: Kemampuan membaca Alquran siswa agak lama meningkatnya,

rata-rata nilainya kurang dari 80.

Jakarta, 02 Mei 2018

Guru Pengajar Alquran Interviewer

Romlah Ahmad Ahmad Syauqi

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Ahmad Syauqi

NIM : 1111011000108

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Efektivitas Metode Pembelajaran Qiraati (Studi Kasus Siswa

Kelas V MI Darul Muttaqin Jakarta)

No Judul Buku No.

Footnote

Halaman

Skripsi

Paraf

Pembimbing

BAB I

1

Ahmad Fathoni, Metode Maisura,

(Jakarta: Transhop Printing, 2014),

h.1

1 1

2

Muhammad Alim, Pendidikan

Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian

Muslim, (Bandung : PT.Remaja

Rosda Karya, 2011), cet. 2, h. 179

2 1

BAB II

9

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi

Penelitian, (Jakarta: Research

Design & Methodology, 2010)

3 7

10

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu

Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1995), Cet. 20, h. 48

4 7

11

Asmuni Syukir, Dasar-dasar

Strategi Da’wah Islamiyah,

(Surabaya: PT. Bina Ilmu), 1979, h.

99

6 8

13

M Arifin, Filsafat Pendidikan

Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1987) . hal. 97

7 8

14

Ahmad Tafsir, Metodologi

Pengajaran Agama Islam,

(Bandung: Remaja Rosdakarya,

1997), Cet. 3, h. 12

8 8

15

Tayar Yusuf&Syaiful Anwar,

Metodologi Pengajaran Agama dan

Bahasa Arab (Jakarta: PT Raja

9 8

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

Grafindo Persada), Cet. 1, h. 1-2

16

Zuhairini dkk, Metodik Khusus

Pendidikan Agama, (Surabaya,

1983), h. 80.

10 9

17

http://www.wahdah.or.id/wis/image

s/stories/Metode%20baca%20tulis

%20al-Qur’an.pdf (diunduh pada

23 September 2017, pada pukul

20.50 WIB

11 9

18

Muhammad Zuhri, Terjemah Juz

‘Amma, (Jakarta : Pustaka Amani,

1994) h. 3

12 10

19

U. Syamsuddin, MZ, Pedoman

Kurikulum dan Pengajaran Taman

Kanak-kanak Alquran (TKA) dan

Taman Pendidikan Alquran (TPA),

(Jakarta, : LPPTKA BKPRMI

Pusat, Rev. 2006) h. 35

13 11

20

Moh. Muhgin Arief dan Khanan

Mukhtar, Pedoman Pengelolaan

Taman Pendidikan Alquran Metode

An-Nahdiyah, (Tulung Agung : LP.

Ma’arif NU. 1993) h. 9

14 12

21

Amanah, Pengantar Ilmu Al-

Qur’an&Tafsir (Semarang: As-

Syifa,1991), h. 104

15 13

22

Abu Bakar Dachlan, Pak Dachlan

Pembaharu dan Bapak Al-Qur’an,

(Semarang: Yayasan Pendidikan

Al-Qur’an Raudhatul

Mujawwidin), Cet. 1, h. 61-62

16 15

23

http://www.gokkri.com/2010/01/sej

arah-qiroati.html (diunduh pada 2

Mei 2018, pada pukul 20.50 WIB

17 17

24

1

http://qiraati.wordpress.com/2009/1

1/12/pesan-pesan-kh-dachlan-

salim-zarkasyi/

(diunduh pada 2 Mei 2018, pada

pukul 20.50 WIB

18 20

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

25

Dachlan Salim Zarkasyi, Metode

Praktis Belajar Membaca Al-

Qur’an, (Semarang: Yayasan

Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul

Mujawwidin, 1990), Jilid 1-6.

19 26

26

Abdul Aziz Abdul Rauf, Pedoman

Tahsin Alqu’an, (Jakarta: Dzilal

Press, 1997), Cet. 6, h. 8-9

20 28

27

1

http://khazanahtajwid.blogspot.com

/2008/10/pengertian-tajwid.html

21 29

28

Abdul Aziz Abdul Rauf, Pedoman

Tahsin Alquran, (Jakarta: Dzilal

Press, 1997), Cet. 6, h. 5.

22 29

29

Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid,

(Jawa Timur: Trimurti Press Gontor

Ponorogo, 1995), h. 1

23 29

30

Ahmad Fathoni, Petujuk Praktis

Tahsin Tartil Alquran Metode

Maisura, (Bogor: CV Duta Grafika,

2017), h.15

24 30

31

Acep Lim Abdurohim, Pedoman

Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung,

CV Penerbit Diponogoro, 2007),

Cet. 10, h. 20-22.

25 31

32

Tim Penyusun Kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa, KBBI (Jakarta: Balai

Pustaka), Cet.ke-8, h.961

26 31

33

Em Zul Fajri, Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Aneka

Ilmu, 2008), Cet.ke-3, h.269

27 31

34

E. Mulyasa, Impelementasi

Kurikulum 2004 Panduan

Pembelajaran KBK, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2006). h.90

28 32

35

Madya, Eko Susilo, Dasar-dasar

Pendidikan, (Semarang: Effhar

Offset, 1990), Cet.ke-1, h.63

29 32

36 Tim Penyusun Didaktik Metode

Kurikulum IKIP Surabaya, 30 33

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

Pengantar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1993). Cet.ke-5,

h.120-127

37

Nana Sudjana, Penilaian Proses

Belajar Mengajar,([Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya, 1991). Cet.

Ke-3 hal. 60-63

31 33

38

Muhibin Syah, Psikologi

Pendidikan dengan Pendekatan

Baru, (Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 2008). h. 132

32 34

39

Sugiyono, Metode Penelitian

Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2010), Cet. 9, h. 1

33 35

40

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik

Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), Cet. 12, h.

28

34 36

BAB III

41

Lexy J. Moleong, Metodologi

Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.

26, h. 103.

35 dan

37 37 dan 38

42

Winarno Surakhmad, Pengantar

Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar

Metoda Teknik, (Bandung, Tarsito,

1998), Cet. 8, h. 174

36 37

43

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1995), Cet. 4, h. 37.

38 38

BAB IV

48

Furchan, Arief. 2011. Pengantar

Penelitian dalam Pendidikan.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

39 39

49

Gall, Borg and Gall. 2003.

Educational Research : An

Introduction. Boston : Allyn and

40 39

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

Bacon

50

Ahmad Dahlan, Sejarah Berdirinya

MI Darul Muttaqin, (Jakarta:

2010), h. 1

41 dan

42 41 dan 42

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Syauqi (Oki) dilahirkan di Jln. H. Abd. Wahid RT 008 RW

03 No. 29 Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada

tanggal 01 Agustus 1993.

Nama lengkapnya adalah Ahmad Syauqi, telah lahir dari

pasangan Bapak Usman Hamid dan Ibu Romlah, Ia Merupakan anak ke-empat dari lima

bersaudara yaitu: Fauzan Zamahsyarie, Meuthia Ariefiani, Riza Fauziah, dan Nasyitha

Amelia. Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Islam Nuryakin, kemudian di Madrasah

Ibtidaiyah Darul Muttaqin yang tidak jauh dari rumah kediamannya, setelah itu melanjutkan

studi nya di MTs Fatahillah dan MAN 13 Jakarta. Setelah Lulus Aliyah Ia Melanjutkan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam. Pria yang

memiliki suara khas ini dikenal sebagai Mahasiswa yang Humoris dan sangat akrab dengan

teman-temannya. Ia juga sering tampil di berbagai acara, baik menjadi vokalis marawis,

hadroh, maupun menjadi qori acara pernikahan di berbagai tempat. Pria yang akrab disapa

Syauqi/Oki ini masih terus menjalankan aktifitasnya sebagai seorang Munsyid (Vokal) di

Majelis Rasulullah SAW yang dipimpin oleh Almarhum Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa.