Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA REKAYASA NILAI DESAIN STRUKTUR SARUNG UNTUK MEMENUHI
SELERA KONSUMEN
Kiswandono, Sony Hariyanto
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Email : [email protected]
Abstrak
Dalam meningkatkan mutu hasil produksi kain tenun banyak faktor yang harus di
perhatikan agara mempunya kualitas yang baik. Begitu pula hal nya dengan kain sarung
selain motif nya desain struktur yang di utamakan, faktor yang harus di perhatikan adalah
karakteristik,pemilihan model dan ukuran, mengingat tingkat selera konsumen berbeda-beda.
Selera identik dengan keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut.
Rekayasa nilai adalah suatu teknik atau metode pengendalian biaya dengan
menganalisa nilai terhadap fungsi nya dengan kata lain rekayasa nilai bermaksud
menghasilkan suatu yang optimalbagi sejumlah uang yang di keluarkan. Penerapan rekayasa
nilai adalah suatu untuk menyelesaikan masalah. Tahap – tahap yang di lakukan dalam
rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap
informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi. Berdasarkan
hasil analisa dan perhitungan yang di lakukan dengan rekayasa nilai di peroleh 3 alternastif :
harga, model,kombinasi warna, estetika dan kualitas bahan. Adapun hasil analisa alternatif
desain produk sarung tenun adalah alternatif desain awal yang mempunyai performance
terbesar yang di pertimbangkan untuk di produksi dalam jumlah yang besar dengan biaya
bahan dan harga jual produk adalah Rp 151.800
Kata kunci : Rekayasa nilai, desain struktur kain sarung, selera konsumen
3.1 Metode Penelitian
Dalam melaksanakan pengumpulan
data digunakan beberapa metode
sehingga langkah-langkah yang akan
diambil dapat berjalan secara sistematis.
Adapun metode pengumpuan data yang
digunakan adalah:
1. Metode Kepustakaan
2. Metode Observasi
3. Metode Angket / Kuisioner
4.Metode Wawancara
3.2. Rancangan Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian
diperlukan rancangan penelitian yang
nantinya akan membantu kita dalam
melakukan peneltian dengan metode
Survey
.
3.3 Diagram Alir Penelitian
3.4. Metode Penelitian Secara
Operasional
Agar dalam penyusunan
didapatkan data yang obyektif
dari ilmiah diperlukan langkah-
langkah tertentu yang
digunakan sebagai pedoman
dalam meneliti dan membahas
permasalahan yang dihadapi.
Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1.Survey
2.Studi literatur.
3.Merumuskan masalah dan
mengumpulkan data
4.Penyebaran kuisioner.
5.Analisa kebutuhan
6.Melakukan penyebaran kuisioner
7.Melakukan nilai berdasarkan
performance.
8.Langhkah terakhir menarik
kesimpulan
3.5. Sumber Data
Penelitian dilakukan Di Pengrajin
Sarung Tenun maka data atau
informasi yang dikumpulkan harus
relevan dengan persoalan yang
dihadapi.
Penelitian memerlukan
pengumpulan data primer, data
sekunder atau keduanya. Data
sekunder terdiri dari data yang sudah
ada, yang telah dikumpulkan untuk
kebutuhan tambahan. Data primer
terdiri dari informasi orisinil yang
dikumpulkan untuk kebutuhan utama
dan dalam penyusunan ini
menggunakan kedua sumber data
tersebut yaitu data primer dan data
sekunder.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Data Hasil Quisoner
Tabel 4.1 Susunan bobot
penilaian responden
No Adjective
1 2 3 4
1 40 10 10 40
2 20 30 30 20
3 30 40 20 10
4 20 40 10 30
5 30 30 20 20
6 10 40 10 40
7 30 10 40 20
8 10 20 30 40
9 20 20 30 30
10 40 10 10 40
11 30 20 20 30
12 20 20 30 30
13 20 30 20 30
14 20 20 20 40
15 40 40 10 10
16 40 30 20 10
17 30 10 20 40
18 40 20 10 30
19 40 30 20 10
20 30 10 20 40
21 40 20 10 30
22 30 20 20 30
23 20 30 10 40
24 30 20 20 30
25 40 10 10 40
26 30 10 20 40
27 30 20 10 40
28 40 10 10 40
29 20 40 20 20
30 40 10 10 40
31 10 20 30 40
32 20 20 30 30
33 20 30 10 40
34 30 10 40 20
35 10 20 30 40
36 20 20 30 30
37 30 20 10 40
38 20 30 10 40
39 20 10 30 40
40 10 10 40 40
41 20 40 20 20
42 30 20 10 40
43 20 20 20 40
44 40 10 20 30
45 10 20 30 40
46 20 20 30 30
47 40 10 10 40
48 30 20 20 30
49 20 20 30 30
50 20 30 20 30
∑X 1120 1070 1010 1600
22,4 21,4 20,4 32
Rank 2 3 4 1
Keterangan :
1. data yang di peroleh di anggap
mewakili populasi
2. pembobotan diisi langsung oleh
responden
3. pembobotan: 0-100
4.2 Pengolah data
Tabel 4.2 Penentuan angka rangking
Ad
jec
tiv
SD z F
(z
)
V
act
V
Id
ea
l
∆ rank
ing
1 1,15 0 1
0
0
20 20 0 3
2 0,81
6
-
1,
23
6
9,
7
5
20,
78
30 -
9,
22
1
3 1,17 -
0,
34
9
1,
5
36,
6
40 -
3,
4
2
4 1,54 0,
58
1
1
4,
5
11,
45
10 2,
9
4
Hasil Olahan
Tabel 4.3 Kesimpulan hasil Delta (∆)
untuk desain awal
No Adjective ∆
1 Model
kombinasi
warna
menarik
-9,22
2 Estetika -3,4
3 Harga 0
4 Kualitas
bahan
2.9
Gambar 4.1 Penampilan desain Awal
Produk sarung tenun
4.3 Pembahasan
Setelah melihat hasil grafik dari desain
awal prdouk sarung tenun untuk kriteria
yang bernilai negatif yaitu untuk kriteria
model kombinasi warna menarik, maka
perlu di tambah atau di naikkan untuk
memperoleh produk yang ideal. Hal ini
ternyata di pengaruhi oleh estetika dan
kualitas bahan yang terkait. Kedua kriteria
diatas di pengaruhi oleh estetika dan
kualitas bahan.
4.3.1 Identifikasi dan analisa fungsi
Untuk fungsi utama dan
pendukung dari desain sarung
tenun di tunjukkan dengan
model penjelasan seperti
berikut :
Gambar 4.2 Analisa fungsi sarung tenun
Analisa terhadap fungsi yang paling
rendah :
1. Menambah rasa percaya diri
Bagaimana memberikan percaya diri
pada pemakai dengan memberikan model
kombinasi warna yang meanrik ?.
Jawaban atas fungsi :
Sarung tenun yang di produksi di
sesuaikan dengan tujuan
pemakainya yaitu untuk upacara
perkawinan,tari-tarian serta acara
resmi lain nya.
2. Membangkitkan minat
Bagaimana caranya untuk
membangkitkan minat pada konsumen
untuk membeli sarung tenun dilihat dari
segi model dan warna yang serasi sehingga
menimbulkan keinginan untuk membeli?.
Jawaban atas fungsi :
Membuat motif desain struktur
dengan paduan warna yang serasi
sehingga dapat merangsang
keinginan seseorang.
3. Memberi keindahan
Bagaimana menambah keindahan
pada sarung tenun pada saat di pakai?
Jawaban atas fungsi :
Membuat model yang menarik
dengan perpaduan warna yang
serasi sehingga dapat di padu
padankan dengan berbagai
macam kemeja/ baju yang di
inginkan.
4. Memberikan rasa nyaman
Bagaimana menambah rasa nyaman
pada pemakai pada saat memakai sarung
tenun?
Jawaban atas fungsi :
Membuat sarung tenun dengan
bahan dasar yang berkualitas
baik.
4.3.2 Alternatif desain
Berdasarkan analisa kebutuhan dan
analisa fungsi, maka untuk medapatkan
desain sarung tenun yang di gunakan ada 3
macam elemen yang di butuhkan, yaitu :
o Elemen bentuk
o Elemen bahan
o Elemen warna
Dan pembangkit alternatif desain
dalam studi rekayasa nilai ini, penulis
melakukan dengan cara analisa
morfologis.
4.3.3 Analisa Morfologis
Tabel 4.4 Analisa morfologis
desain sarung tenun
Elemen Atribut/
alternatif
Bentuk A B C
Bahan 1 2
Warna X Y Z
Keterangan :
Bentuk : A = Model Kotak-kotak
B = Model Lurus
C = Model Kotak
kombinasi Lurus
Bahan : 1 = Cotton
2 = Rayon
Warna Kombinasi benang :
X = 1. Biru 3.Merah
2.Hijau Daun 4. Hitam
5.Putih
Y = 1. Biru 3. Hijau daun
2. Merah 4. Kuning
Z = 1. Hitam 3.Biru
2. Merah 4. Merah muda dan Hijau
Alternatif-alternatif yang muncul dari
hasil analisa morfologis di tunjukkan
dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Solusi yang muncul dari hasil
analisa morfologis
Kemudahan di lakukan seleksi terhadap
alternatif-alternatif yang telah di dapat
dari analisa morfologis untuk
mendapatkan alternatif-alternatif yang
lebih dulu memenuhi tujuan dengan
melakukan penyeleksian dua tahap yaitu :
1. Tahap pertama
Pada tahap ini di lakukan berdasarkan
pada faktor-faktor sebagai berikut :
a) Kesesuaian model dengan warna
b) Kemudahan dalam proses produksi
dari mesin yang di pakai
2. Tahap kedua
Pada tahap ini di lakukan dengan
menggunakan metode zero-one yang
selanjutnya di lakukan evaluasi
dengan matriks evaluasi.
a. Alternatif A-1-X4
Desain A
Dengan bahan Cotton
Dominasi Warna Hitam
b. Alternatif B-1-Y2
Desain B
Dengan Bahan Cotton
Dominasi Warna merah
c. Alternatif C-1-Z4
Desain B
Dengan Bahan Rayon
Dominasi warna merah campur hijau
4.3.4 Matriks Zero-One
Metode zero-one adalah salah satu
pengambilan keputusan yang bertujuan
untuk menententukan prioritas fungsi-
fungsi.
Prefrensi alternatifnya berdasarkan
penilaian dari responden adalah sebagai
berikut :
1. Harga
Tabel 4.6 Zero-One untuk harga
Alterna
tif
1 2 3 4 Juml
ah
inde
x
1 1 1 1 3 3/7
2 0 ½ 1 1 12⁄ 1 1
2⁄
/ 7
3 0 1 0 1 1/7
4 1/
2
1 1/
2
2 1/7
Total 7
2. Model Kombinasi Warna
Menarik
Tabel 4.7 Zero-One untuk model
Kombinasi Warna Menarik
Alternat
if
1 2 3 4 Jumla
h
inde
x
1 1 0 1 2 2/7
2 ½ 0 1 1 ½ 3/7
3 0 ½ 1 1 ½ 1/7
4 0 1 1 2 1/7
Total 7
3. Estetika
Tabel 4.8 Zero-One untuk Estetika
Alternati
f
1 2 3 4 Jumla
h
inde
x
1 0 1 1 2 2/7
2 1 1 1 3 3/7
3 0 0 1 1 1/7
4 0 1 0 1 1/7
Total 7
4. Kualitas Bahan
Tabel 4.9 Zero-One untuk Kualitas
bahan
Alter
natif
1 2 3 4 Juml
ah
ind
ex
1 1 1 ½ 2 ½
3/7
2 0 ½ 0 ½ 1 12⁄
/ 7
3 0 ½ 1 1 ½ 1/7
4 1/2 1 1 2 ½ 1/7
Total 7
4.3.5 Matriks Evaluasi
Hasil dari matriks evaluasi dapat di
lihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.10 Matriks Evaluasi
N
o
Altern
atif
Adjective tota
l 1 2 3 4
Bobot 1 3 4 2
1 A-1-
X4
3/7 1 ½
/7
1/7 1/7 0,9
97
0,4
28
0,2
14
0,1
42
0,1
42
2 B-1-
Y2
2/7 1 ½
/ 7
1 ½
/ 7
2/7 0,
998
0,2
85
0,2
14
0,2
14
0,2
85
3 C-1-
Z4
2/7 3/7 1/7 1/7 0,9
97 0,2
85
0,4
28
0,1
42
0,1
42
4 Desain
Awal
2 ½
/ 7
½ /
7
1 ½
/ 7
2 ½
/ 7
0,9
99
0,3
57
0,
071
0,2
14
0,3
57
Dari matriks evaluasi diatas yang adalah
alternatif terpilih, untuk alternatif yang
mempunyai nilai performance terbesar
yaitu desain awal yang perlu di
pertimbangkan untuk di produksi dalam
jumlah yang paling besar.
4.4 Perhitungan biaya bahan dan harga jual
produk terpilih
Dalam perhitungan ini harga jual
produk di hitung berdasarkan pada
biaya langsung dan biaya tak langsung
1) Alternatif dipilih
Biaya langsung :
a. biaya bahan baku
Harga Benang katun
= Rp. 25000
Harga Benang Emas/perak
= Rp. 40000
Kebutuhan bahan baku
= Rp. 40000
Biaya bahan pembantu
= Rp.10000
b. Biaya Tenaga Kerja
= Rp.60000
Total biaya langsung
= Rp.40000 + Rp.10000 +
Rp.60000
= Rp.110000
Biaya Tak Langsung
Merupakan biaya yang di pergunakan
untuk perawatan mesin-mesin yang di
gunakan dan disini di tetapkan sebesar
10% dari biaya langsung.
Harga pokok Produksi
= Rp.110000 +
(10%X Rp.110000)
= Rp.122000
Keuntungan
= 25% X Rp. 110.000
= Rp. 28000
Pajak
= 10% X ( Rp.110.000 + Rp.28.000)
= Rp.13.800
Harga Jual
= HPP + Keuntungan + Pajak
= Rp.110.000+ Rp.28.000+ Rp.13.800
= Rp. 151.800
2) Desain awal
Biaya Langsung :
c. Biaya Bahan Baku
Harga Benang katun
= Rp.25.000
Harga Benang emas/perak
= Rp. 40.000
Kebutuhan bahan baku
=Rp.40.000
Biaya Bahan pembantu
=Rp. 10.000
d. Biaya Tenaga Kerja
=Rp. 60.000
Total Biaya Langsung
=Rp.40.000+Rp.10.000+Rp.60.000
= Rp.110.000
Biaya Tak Langsung
Merupakan biaya yang di pergunakan
untuk perawatan mesin-mesin yang di
gunakan dan disini di tetapkan sebesar
10% dari biaya langsung.
Harga pokok Produksi
=Rp.110.000+ (10%X Rp.122.000)
=Rp.122.200
Keuntungan
=25% X Rp. 122.200
= Rp.35.550
Pajak = 10% X
( Rp.110.000+Rp.12.200)
= Rp.12.220
Harga Jual = HPP + Keuntungan +
Pajak
= Rp.122.200+Rp.35.550+ Rp.12.220
= Rp 169.970
4.5 Analisis nilai sebelum dan sesudah
rekayasa nilai
I.Desain Alternatif
Performance = 0,997
Nilai = 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
𝑐𝑜𝑠𝑡
=0,997
151800 = 6,56
( Nilai >1 maka layak Produksi)
II.Desain Awal
Performance = 0,999
Nilai = 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
𝑐𝑜𝑠𝑡
= 0,999
169970 = 5,86
( Nilai >1 maka layak produksi)
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan metode rekayasa
nilai pada desain sarung tenun yang dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Informasi yang di dapat dari hasil
survey, wawancara, dan kuisoner, yang
di sebarkan pada responden adalah :
A. Data tentang material dari sarung
tenun
B. Kriteria/adjective dari sarung
tenun tentang harga,model kobinasi
warna estetika, dan kualitas bahan
2. Setelah di lakukan analisa
morfologis dan penyebaran kuisoner
tentang pemilihan alternatif desain.
Hasil analisa morfologis di dapat 3
alternatif desain sarung tenun, yaitu :
A. Alternatif A-1-X4
B. Alternatif B-1-Y2
C. Alternatif C-1-Z4
3. Kondisi usulan dari desain awal
memiliki performance dan nilai baik,
yaitu :
A. Kondisi awal : performance =
0,999, nilai = 1,34
B. Kondisi usulan: performance =
0,997, nilai = 1,44
4. Dari perhitungan matriks zero-one
yang kemudian di lanjutkan dengan
matriks evaluasi di dapat performance
alternatif desain dengan ranking
terebsar sebagai berikut
:
A. Alternatif A-1-X4 dengan
performance 0,997
B. Alternatif B-1-Y2 dengan
performance 0,998
C. Alternatif C-1-Z4 dengan
performance 0,997
5. Perhitungan biaya bahan dan
harga jual produk terpilih dan dari
desain awal harga jual per sarung
adalah Rp. 151.800
5.2 Saran
Saran yang dapat di berikan
sehubungan dengan penerapan rekayasa
nilai pada perbaikan desain dari sarung
tenun sebagai berikut :
1. Para pengrajin sarung tenun
sebaiknya melakukan pengembangan
alternatif desain dengan berbagai
bentuk warna dan motif sehingga
lebih meanrik minat konsumen
2. Promosi yang lebih genjar untuk
lebih meningkatkan penjualan
3. Pengrajin sebaiknya menerapkan
metode rekayasa nilai dalam
melakukan pengembangan produk
nya sehingga memenuhi selera
konsumen .
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. “Prosedur
Penelitian”, Edisi Revisi V,Rineka
Cipta,2002
Heller, Edward, D. “ Value
Management, Value Engineering and
Cost Reduction”, Advision- Wesley-
Publishiung Company.
Jumaeri, et al, Textile Design, Institut
Teknologi Tesktil,Bandung,2001
Kotler, Philip, “Manajemen
Pemasaran”, Edisi 8, Salemba
Empat,2001
Kusnadi, H., Marwan & Kadarisman
Sumeidi, H. Pengantar Bisnis dan
Wirausaha,Universitas Brawaijaya
Malang,2001
Mitchel, Robert. “The Application of
Value Engineering And Analysis in
Design and Construction”, Jakarta, 2000
......, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,
Edisi Keempat, Universitas Negeri
Malang (UM),2000
Soeharto, Imam, “Manajemen Proyek”,
Erlangga Jakarta,2000