6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ABSTRAK Bandara adalah fasilitas yang harus aman dari resiko genangan. Hal yang perlu diperhatikan dari kondisi terkini dari bandara Abd. Saleh yaitu belum adanya jaringan drainase dari hulu daerah aliran area bandara sisi udara menuju pembuangan akhir atau sungai terdekat. Memang ada pond/kolam namun selama ini hanya digunakan untuk menampung limpasan hujan dari area terminal dan lahan parkir mobil dan motor. Seiring dengan perkembangan bandara, ada perubahan peruntukan lahan dari lahan hijau menjadi terminal dan sebagainya, maka koefisien aliran pun menjadi berubah sehingga debit limpasan hujan yang jatuh ke saluran dipastikan akan bertambah. Maka dari itu perlu direncanakan sistem drainase bandara yang sesuai dengan kondisi bandara setelah pengembangan. Dalam di Tugas Akhir ini, ada tiga perencanaan sistem drainase yang diterapkan pada bandara, yaitu : sistem drainase dengan pembuangan aliran langsung ke sungai, sistem drainase dengan kolam tampung sementara, dan sistem drainase dengan pembuangan aliran ke kolam resapan. Dengan adanya perencanaan ulang sistem drainase ini, diharapkan kondisi bandara bisa lebih aman dari resiko genangan. Kata kunci : Bandara, sistem drainase, resapan, kolam tampungan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari kondisi terkini dari bandara Abdulrachman Saleh. Pertama, belum adanya jaringan drainase dari hulu daerah aliran area bandara menuju pembuangan akhir atau sungai terdekat. Yang ada hanyalah dari daerah aliran menuju kolam yang ada, namun tidak semua daerah aliran area bandara. Kedua, tidak ada saluran drainase di kanan kiri runway. Limpasan hujan langsung dibuang ke lahan hijau di kanan kiri runway. Ketiga, memang ada tiga pond/kolam namun selama ini hanya digunakan untuk menampung limpasan hujan dari area bandara saat bandara masih berstatus bandara militer. Kondisi ideal pada sistem drainase bandara yaitu perlu adanya jaringan drainase yang baik dari daerah aliran menuju pembuangan akhir atau sungai, sekalipun ada lahan hijau yang daya resapnya cukup tinggi dan kondisi air tanah yang cukup dalam. Karena dengan hal itu, resiko genangan bisa diminimalisir. Selain itu, di fasilitas transportasi seperti bandara seharusnya tidak boleh ada genangan terutama di area runway karena sangat berimbas pada laju pesawat saat landing atau saat akan take off. Peluang besar terjadi genangan bila runway tidak difasilitasi saluran drainase di sekitarnya, karena debit limpasan hujan tidak bisa diprediksi apakah diserap semua oleh tanah atau tidak. Limpasan hujan dari area runway tidak seharusnya dibuang begitu saja ke samping kanan kiri runway karena sifat dan kondisi tanah yang tidak bisa diprediksi seiring dengan perkembangan bandara. Diperlukan saluran drainase untuk menampung debit limpasan di sisi kanan kiri runway agar tidak terjadi genangan. Seiring dengan perkembangan bandara, yakni ada perubahan peruntukan lahan dari lahan hijau menjadi terminal dan sebagainya, maka koefisien aliran pun menjadi berubah sehingga debit limpasan hujan yang jatuh ke saluran dipastikan akan bertambah. Oleh karena itu, perlu direncanakan saluran drainase yang bisa berfungsi secara optimal pada area bandara. 1.2 Permasalahan 1. Dengan adanya pengembangan area bandara, seberapa besarkah penambahan daerah aliran pada bandara tersebut? 2. Apakah jaringan drainase bandara eksisting masih layak diterapkan jika sudah ada pengembangan bandara? 3. Bagaimanakah sistem drainase dan dimensi saluran yang sesuai untuk diterapkan di bandara pada kondisi setelah pengembangan? 4. Berapakah dimensi dan debit buangan dari kolam jika diperlukan kolam untuk menampung sementara debit limpasan area bandara? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui seberapa besar penambahan daerah aliran setelah dilakukan pengembangan bandara. PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH – MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL Akhlis Fitanto Husandani, Fifi Sofia, Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan … TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru untuk drainase bandara atau tidak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan … TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru untuk drainase bandara atau tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

1

ABSTRAK – Bandara adalah fasilitas yang harus aman dari resiko genangan. Hal yang perlu diperhatikan dari kondisi terkini dari bandara Abd. Saleh yaitu belum adanya jaringan drainase dari hulu daerah aliran area bandara sisi udara menuju pembuangan akhir atau sungai terdekat. Memang ada pond/kolam namun selama ini hanya digunakan untuk menampung limpasan hujan dari area terminal dan lahan parkir mobil dan motor.

Seiring dengan perkembangan bandara, ada perubahan peruntukan lahan dari lahan hijau menjadi terminal dan sebagainya, maka koefisien aliran pun menjadi berubah sehingga debit limpasan hujan yang jatuh ke saluran dipastikan akan bertambah. Maka dari itu perlu direncanakan sistem drainase bandara yang sesuai dengan kondisi bandara setelah pengembangan.

Dalam di Tugas Akhir ini, ada tiga perencanaan sistem drainase yang diterapkan pada bandara, yaitu : sistem drainase dengan pembuangan aliran langsung ke sungai, sistem drainase dengan kolam tampung sementara, dan sistem drainase dengan pembuangan aliran ke kolam resapan.

Dengan adanya perencanaan ulang sistem drainase ini, diharapkan kondisi bandara bisa lebih aman dari resiko genangan. Kata kunci : Bandara, sistem drainase, resapan, kolam tampungan.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari kondisi

terkini dari bandara Abdulrachman Saleh. Pertama, belum adanya jaringan drainase dari hulu daerah aliran area bandara menuju pembuangan akhir atau sungai terdekat. Yang ada hanyalah dari daerah aliran menuju kolam yang ada, namun tidak semua daerah aliran area bandara. Kedua, tidak ada saluran drainase di kanan kiri runway. Limpasan hujan langsung dibuang ke lahan hijau di kanan kiri runway. Ketiga, memang ada tiga pond/kolam namun selama ini hanya digunakan untuk menampung limpasan hujan dari area bandara saat bandara masih berstatus bandara militer.

Kondisi ideal pada sistem drainase bandara yaitu perlu adanya jaringan drainase yang baik dari daerah aliran menuju pembuangan akhir atau sungai, sekalipun ada lahan hijau yang daya resapnya cukup tinggi dan kondisi air tanah yang cukup dalam. Karena dengan hal itu, resiko genangan bisa diminimalisir. Selain itu, di fasilitas transportasi seperti bandara seharusnya tidak boleh ada genangan terutama di area runway karena sangat berimbas pada laju pesawat saat landing atau saat akan take off. Peluang besar terjadi genangan bila runway tidak difasilitasi saluran drainase di sekitarnya, karena debit limpasan hujan tidak bisa diprediksi apakah diserap semua oleh tanah atau tidak. Limpasan hujan dari area runway tidak seharusnya dibuang begitu saja ke samping kanan kiri runway karena sifat dan kondisi tanah yang tidak bisa diprediksi seiring dengan perkembangan bandara. Diperlukan saluran drainase untuk menampung debit limpasan di sisi kanan kiri runway agar tidak terjadi genangan.

Seiring dengan perkembangan bandara, yakni ada perubahan peruntukan lahan dari lahan hijau menjadi terminal dan sebagainya, maka koefisien aliran pun menjadi berubah sehingga debit limpasan hujan yang jatuh ke saluran dipastikan akan bertambah. Oleh karena itu, perlu direncanakan saluran drainase yang bisa berfungsi secara optimal pada area bandara. 1.2 Permasalahan

1. Dengan adanya pengembangan area bandara, seberapa besarkah penambahan daerah aliran pada bandara tersebut?

2. Apakah jaringan drainase bandara eksisting masih layak diterapkan jika sudah ada pengembangan bandara?

3. Bagaimanakah sistem drainase dan dimensi saluran yang sesuai untuk diterapkan di bandara pada kondisi setelah pengembangan?

4. Berapakah dimensi dan debit buangan dari kolam jika diperlukan kolam untuk menampung sementara debit limpasan area bandara?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui seberapa besar penambahan daerah aliran setelah dilakukan pengembangan bandara.

PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH – MALANG,

DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL

Akhlis Fitanto Husandani, Fifi Sofia, Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]

Page 2: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan … TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru untuk drainase bandara atau tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

2

2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru

untuk drainase bandara atau tidak. 3. Mengetahui sistem drainase dan menghitung

spesifikasi hidrolika dan dimensi saluran yang efektif untuk diterapkan pada bandara.

4. Menentukan debit buangan, dan volume kolam tampungan yang cukup untuk menampung sementara debit limpasan.

II. METODOLOGI

Diagram alir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Diagram Alir Metodologi

Uraian Metodologi : Penelitian dimulai dari pengumpulan data dan analisis

data awal. Setelah didapatkan data hujan maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan hidrologi untuk menentukan debit yang masuk ke saluran. Debit ini yang nanti akan dijadikan dasar perhitungan hidrolika atau dimensi saluran. Setelah itu, akan dilakukan kontrol luapan dengan memperhatikan tinggi muka air, baik di saluran maupun di kolam. Setelah dicek aman dari luapan, maka disimpulkan sistem drainase sudah cocok diterapkan pada area bandara.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Hidrologi

Analisis dilakukan pada data hujan harian maksimum selama 10 tahun yaitu tahun 2002-2011. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan tinggi hujan rencana yang akan digunakan untuk perhitungan debit hidrologi. Adapun data hujan yang dianalisis, diperoleh dari stasiun penakar hujan area bandara Abdulrachman Saleh, yaitu ditampilkan pada Tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1. Data Hujan Harian Maks. Tahun 2002-2011

n Tahun Ri

(mm)

1 2004 162,00

2 2002 153,00

3 2007 150,00

4 2009 144,00

5 2010 117,00

6 2008 97,00

7 2003 77,00

8 2006 73,00

9 2011 73,00

10 2005 63,00

Σ 1109

Ket. : Ri menunjukkan hujan harian maks. dalam 1 tahun

Analisis frekuensi data hujan menggunakan distribusi Normal, Log Normal, Gumbel, dan Log Pearson III. Setelah diuji kecocokan datanya menggunakan Uji Chi Kuadrat, didapatkan hasil bahwa yang memenuhi kriteria uji kecocokan data adalah menggunakan Distribusi Log Pearson III.

Pada Tabel 3.2. berikut akan ditunjukkan besar tinggi hujan rencana menggunakan Distribusi Log Pearson III, diambil periode ulang hujan 10 tahun. Tabel 3.2. Tinggi Hujan Rencana Dist. Log Pearson III

Tahun Rt

2 105,27 5 142,41

10 166,22 25 198,80

Ket. : Rt : Tinggi Hujan Rencana tahun ke t (mm)

Page 3: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan … TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru untuk drainase bandara atau tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

3

3.2. Analisis Hidrolika Setelah didapatkan tinggi hujan rencana, selanjutnya

dilakukan perhitungan debit hidrologi maksimum untuk perencanaan hidrolika/dimensi saluran. Perhitungan debit hidrologi menggunakan rumus Q = 0,278. C . I . A. Intensitas hujan didapatkan dari tinggi hujan rencana PUH 10 tahun dengan menggunakan rumus Mononobe, yaitu :

3/224 24

24

tcRI

Untuk perhitungan debit hidrolika, menggunakan

rumus Manning yaitu : Q = v . A v = 1 . R2/3 . I1/2 n Luas penampang saluran (A) dicoba-coba sehingga

mendapatkan debit hidrolika yang mampu menampung debit hidrologi maksimum yang masuk ke saluran. Pada Tabel 3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5 berikut ditunjukkan hasil perhitungan debit hidrolika untuk saluran zona 1, 2, dan 3. Tabel 3.3. Perhitungan Debit Hidrolika Zona 1 Tabel 3.4. Perhitungan Debit Hidrolika Zona 2

Tabel 3.5. Perhitungan Debit Hidrolika Zona 3

Setelah diperoleh dimensi saluran beserta output hidrolika lainnya, selanjutnya akan dikontrol kecepatan aliran pada tiap saluran. Dalam penelitian ini, direncanakan kecepatan maksimum aliran yaitu 1 m/dt, sehingga saluran yang kecepatan alirannya lebih dari 1 m/dt harus direncanakan pula bangunan terjunnya.

Qhidrologi h* z b A P R vlap vrencana Qhidrolika

m3/dt m m m2 m m m/dt m/dt m3/dt

1 T9 0,168 0,45 0,013 0,000240 0 0,90 0,41 1,80 0,23 0,44 0,44 0,179 OK2 T10 0,950 0,95 0,013 0,000140 0 1,90 1,81 3,80 0,48 0,55 0,55 1,001 OK3 T11 0,325 0,45 0,013 0,004000 0 0,90 0,41 1,80 0,23 1,80 1,00 0,405 OK

4 T12 0,968 0,75 0,013 0,000561 0 1,50 1,13 3,00 0,38 0,95 0,95 1,066 OK5 GORONG 3 1,173 0,80 0,013 0,000556 0 1,60 1,28 3,20 0,40 0,98 0,98 1,260 OK

6 T13 0,050 0,30 0,013 0,000200 0 0,60 0,18 1,20 0,15 0,31 0,31 0,055 OK7 T14 0,097 0,40 0,013 0,000200 0 0,80 0,32 1,60 0,20 0,37 0,37 0,119 OK

8 T15 1,010 1,00 0,013 0,000112 0 2,00 2,00 4,00 0,50 0,51 0,51 1,027 OK9 T16 1,035 0,95 0,013 0,000159 0 1,90 1,81 3,80 0,48 0,59 0,59 1,065 OK

10 S3 1,731 0,80 0,013 0,000420 1 1,60 1,92 3,86 0,50 0,99 0,99 1,899 OK11 S4 0,302 0,50 0,013 0,000140 1 1,00 0,75 2,41 0,31 0,42 0,42 0,313 OK

12 T17 0,206 0,35 0,013 0,004000 0 0,70 0,25 1,40 0,18 1,52 1,00 0,245 OK13 T18 0,122 0,45 0,013 0,000159 0 0,90 0,41 1,80 0,23 0,36 0,36 0,145 OK14 GORONG 4 2,854 1,20 0,013 0,000330 0 2,40 2,88 4,80 0,60 0,99 0,99 2,863 OK

15 T19 0,465 0,70 0,013 0,000200 0 1,40 0,98 2,80 0,35 0,54 0,54 0,529 OK16 T20 0,411 0,70 0,013 0,000160 0 1,40 0,98 2,80 0,35 0,48 0,48 0,473 OK17 P2 2,990 0,90 0,013 0,000340 1,5 2,25 3,24 5,49 0,59 1,00 1,00 3,231 OK

Nama Saluran n Slap

Kontrol Debit

M 9

M 5

M 6

No

KOLAM 1

M 7

M 8

Qhidrologi h* z b A P R vlap vrencana Qhidrolika

m3/dt m m m2 m m m/dt m/dt m3/dt

1 T2 0,936 1,00 0,013 0,000114 0 2,00 2,00 4,00 0,50 0,52 0,52 1,036 OK2 T3 0,750 0,90 0,013 0,000107 0 1,80 1,62 3,60 0,45 0,47 0,47 0,755 OK

3 T1 0,926 1,00 0,013 0,000107 0 2,00 2,00 4,00 0,50 0,50 0,50 1,001 OK4 GORONG 1 1,601 1,00 0,013 0,000333 0 2,00 2,00 4,00 0,50 0,88 0,88 1,769 OK

5 T4 0,419 0,75 0,013 0,000114 0 1,50 1,13 3,00 0,38 0,43 0,43 0,481 OK6 T5 0,505 0,80 0,013 0,000120 0 1,60 1,28 3,20 0,40 0,46 0,46 0,586 OK7 T6 1,016 1,00 0,013 0,000123 0 2,00 2,00 4,00 0,50 0,54 0,54 1,075 OK8 T7 1,097 0,75 0,013 0,006000 0 1,50 1,13 3,00 0,38 3,10 1,00 1,125 OK9 S2 0,604 0,55 0,013 0,000355 1 1,10 0,91 2,66 0,34 0,71 0,71 0,643 OK

10 T8 0,181 0,35 0,013 0,006573 0 0,70 0,25 1,40 0,18 1,95 1,00 0,245 OK11 S1 1,960 0,85 0,013 0,001333 1 1,70 2,17 4,10 0,53 1,84 1,00 2,168 OK12 GORONG 2 1,956 1,05 0,013 0,000333 0 2,10 2,21 4,20 0,53 0,91 0,91 2,015 OK

13 P1 3,745 1,00 0,013 0,001905 1,5 2,50 4,00 6,11 0,66 2,53 1,00 4,000 OK

Nama Saluran n Slap

Kontrol DebitNo

M 1

M 2

SUNGAI

M 3

M 4

Qhidrologi h* z b A P R vlap vrencana Qhidrolika

m3/dt m m m2 m m m/dt m/dt m3/dt

1 T23 0,052 0,25 0,013 0,001000 0 0,50 0,13 1,00 0,13 0,61 0,61 0,076 OK2 T24 0,109 0,35 0,013 0,000500 0 0,70 0,25 1,40 0,18 0,54 0,54 0,132 OK

3 T25 0,696 0,90 0,013 0,000110 0 1,80 1,62 3,60 0,45 0,47 0,47 0,767 OK4 T26 0,717 0,70 0,013 0,000400 0 1,40 0,98 2,80 0,35 0,76 0,76 0,749 OK5 T27 0,923 0,95 0,013 0,000128 0 1,90 1,81 3,80 0,48 0,53 0,53 0,956 OK6 T28 0,984 0,75 0,013 0,000500 0 1,50 1,13 3,00 0,38 0,89 0,89 1,006 OK7 S5 0,303 0,55 0,013 0,000125 1 1,10 0,91 2,66 0,34 0,42 0,42 0,382 OK

8 T29 0,053 0,20 0,013 0,001600 0 0,40 0,08 0,80 0,10 0,66 0,66 0,053 OK9 T30 0,085 0,30 0,013 0,000500 0 0,60 0,18 1,20 0,15 0,49 0,49 0,087 OK

10 GORONG 5 1,647 1,00 0,013 0,000377 0 2,00 2,00 4,00 0,50 0,94 0,94 1,883 OK

11 T31 0,745 0,65 0,013 0,005867 0 1,30 0,85 2,60 0,33 2,79 1,00 0,845 OK12 T32 0,766 0,70 0,013 0,000500 0 1,40 0,98 2,80 0,35 0,85 0,85 0,837 OK13 T33 0,615 0,60 0,013 0,006133 0 1,20 0,72 2,40 0,30 2,70 1,00 0,720 OK14 T34 0,650 0,60 0,013 0,010000 0 1,20 0,72 2,40 0,30 3,45 1,00 0,720 OK15 S6 1,711 0,80 0,013 0,008000 1 1,60 1,92 3,86 0,50 4,32 1,00 1,920 OK

16 T21 0,439 0,55 0,013 0,000727 0 1,10 0,61 2,20 0,28 0,88 0,88 0,531 OK17 T22 1,797 0,95 0,013 0,003043 0 1,90 1,81 3,80 0,48 2,58 1,00 1,805 OK18 T35 0,085 0,30 0,013 0,000500 0 0,60 0,18 1,20 0,15 0,49 0,49 0,087 OK19 GORONG 6 2,473 1,20 0,013 0,000302 0 2,40 2,88 4,80 0,60 0,95 0,95 2,739 OK

20 T38 0,890 0,80 0,013 0,000286 0 1,60 1,28 3,20 0,40 0,71 0,71 0,904 OK21 T39 0,870 0,85 0,013 0,000228 0 1,70 1,45 3,40 0,43 0,66 0,66 0,949 OK

22 T40 0,300 0,55 0,013 0,000319 0 1,10 0,61 2,20 0,28 0,58 0,58 0,352 OK23 GORONG 7 1,645 1,00 0,013 0,000333 0 2,00 2,00 4,00 0,50 0,88 0,88 1,769 OK

24 T36 0,885 0,70 0,013 0,004320 0 1,40 0,98 2,80 0,35 2,51 1,00 0,980 OK25 T37 0,988 0,75 0,013 0,002857 0 1,50 1,13 3,00 0,38 2,14 1,00 1,125 OK26 S7 0,416 0,45 0,013 0,000500 1 0,90 0,61 2,17 0,28 0,74 0,74 0,447 OK27 S8 1,347 0,70 0,013 0,000500 1 1,40 1,47 3,38 0,43 0,99 0,99 1,451 OK

28 T43 0,468 0,50 0,013 0,004000 0 1,00 0,50 2,00 0,25 1,93 1,00 0,500 OK29 T44 0,468 0,50 0,013 0,006667 0 1,00 0,50 2,00 0,25 2,49 1,00 0,500 OK30 T45 0,229 0,35 0,013 0,008889 0 0,70 0,25 1,40 0,18 2,27 1,00 0,245 OK

31 T41 0,449 0,65 0,013 0,000267 0 1,30 0,85 2,60 0,33 0,59 0,59 0,502 OK32 T42 0,887 0,70 0,013 0,001000 0 1,40 0,98 2,80 0,35 1,21 1,00 0,980 OK33 T46 0,239 0,35 0,013 0,013333 0 0,70 0,25 1,40 0,18 2,78 1,00 0,245 OK34 S9 2,474 0,95 0,013 0,007979 1 1,90 2,71 4,59 0,59 4,83 1,00 2,708 OK35 GORONG 8 2,504 1,15 0,013 0,000333 0 2,30 2,65 4,60 0,58 0,97 0,97 2,569 OK36 GORONG 9 2,474 1,15 0,013 0,000333 0 2,30 2,65 4,60 0,58 0,97 0,97 2,569 OK37 GORONG 10 0,676 0,70 0,013 0,000333 0 1,40 0,98 2,80 0,35 0,70 0,70 0,684 OK

38 T47 0,702 0,60 0,013 0,007143 0 1,20 0,72 2,40 0,30 2,91 1,00 0,720 OK39 T48 0,783 0,65 0,013 0,025714 0 1,30 0,85 2,60 0,33 5,83 1,00 0,845 OK40 S10 3,518 1,10 0,013 0,007105 1 2,20 3,63 5,31 0,68 5,03 1,00 3,630 OK

41 T49 0,165 0,30 0,013 0,025714 0 0,60 0,18 1,20 0,15 3,48 1,00 0,180 OK42 GORONG 11 4,037 1,45 0,013 0,000250 0 2,90 4,21 5,80 0,73 0,98 0,98 4,127 OK

43 T50 0,729 0,65 0,013 0,012857 0 1,30 0,85 2,60 0,33 4,12 1,00 0,845 OK44 T51 0,675 0,60 0,013 0,012857 0 1,20 0,72 2,40 0,30 3,91 1,00 0,720 OK

45 T52 1,420 0,85 0,013 0,004000 0 1,70 1,45 3,40 0,43 2,75 1,00 1,445 OK46 S11 1,278 0,70 0,013 0,011429 1 1,40 1,47 3,38 0,43 4,72 1,00 1,470 OK47 S12 4,088 1,20 0,013 0,007143 1 2,40 4,32 5,79 0,75 5,35 1,00 4,320 OK48 S13 1,420 0,80 0,013 0,000235 1 1,60 1,92 3,86 0,50 0,74 0,74 1,420 OK

49 P3 3,951 1,00 0,013 0,006667 1,5 2,50 4,00 6,11 0,66 4,74 1,00 4,000 OK50 P4 3,889 1,00 0,013 0,030000 1,5 2,50 4,00 6,11 0,66 10,05 1,00 4,000 OK51 P5 5,345 1,20 0,013 0,033333 1,5 3,00 5,76 7,33 0,79 11,96 1,00 5,760 OK

No Nama Saluran n Slap

Kontrol Debit

KOLAM 2

M 23

M 15

M 16

M 17

M 18

M 19

M 20

M 21

M 22

M 10

M 11

M 12

M 13

M 14

Page 4: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan … TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru untuk drainase bandara atau tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

4

Pada Tabel 3.6 berikut ini ditunjukkan hasil

perhitungan bangunan terjun dari saluran zona 1, 2, dan 3. Tabel 3.6. Perhitungan Bangunan Terjun

Dan Gambar 3.1 berikut adalah potongan memanjang bangunan terjun yang akan dipasang pada saluran yang tertera pada Tabel 3.6 di atas. Gambar 3.1. Potongan Memanjang Bangunan Terjun

3.3. Analisis Sistem Pembuangan Akhir Aliran

a. Sistem Pembuangan Akhir Zona 1 Direncanakan aliran yang dibuang langsung ke sungai

menggunakan kontrol pintu air yang berdimensi lebar 0,70m dan pintu berjumlah 3 buah. Adapun perhitungan tinggi bukaan rencana pintu air maksimum terjadi pada debit maksimum yaitu menit ke 72 dengan Q = 3,74 m3/dt, yaitu sebagai berikut :

Q = n pintu. K.μ.a.b √(2 g h1 ) 3,74 = 3. 1. 0,515. a. 0,70. √(2.9,81.0,478) a = 0,82 m

Untuk perhitungan tinggi bukaan pintu air (a) pada debit normal yang lain, disajikan pada Tabel 3.7 berikut ini :

Tabel 3.7. Perhitungan Tinggi Bukaan Pintu Air Zona 1

a(mnt) (m3/dt) (m) (m)

- - - 0,500 1,00 - 4,00 0,21 0,327 0,500 1,00 0,08 8,00 0,42 0,281 0,500 1,00 0,17

12,00 0,62 0,357 0,500 1,00 0,22 16,00 0,83 0,421 0,500 1,00 0,28 20,00 1,04 0,478 0,500 1,00 0,32 24,00 1,25 0,529 0,500 1,00 0,37 28,00 1,46 0,577 0,500 1,00 0,41 32,00 1,66 0,622 0,500 1,00 0,45 36,00 1,87 0,664 0,500 1,00 0,49 40,00 2,08 0,704 0,500 1,00 0,53 44,00 2,29 0,741 0,500 1,00 0,57 48,00 2,50 0,777 0,500 1,00 0,61 52,00 2,70 0,811 0,500 1,00 0,65 56,00 2,91 0,844 0,500 1,00 0,68 60,00 3,12 0,876 0,500 1,00 0,72 64,00 3,33 0,907 0,500 1,00 0,75 68,00 3,54 0,937 0,500 1,00 0,79 72,00 3,74 0,965 0,500 1,00 0,82 76,00 3,54 0,937 0,500 1,00 0,79 80,00 3,33 0,907 0,500 1,00 0,75 84,00 3,12 0,876 0,500 1,00 0,72 88,00 2,91 0,844 0,500 1,00 0,68 92,00 2,70 0,811 0,500 1,00 0,65 96,00 2,50 0,777 0,500 1,00 0,61

100,00 2,29 0,741 0,500 1,00 0,57 104,00 2,08 0,704 0,500 1,00 0,53 108,00 1,87 0,664 0,500 1,00 0,49 112,00 1,66 0,622 0,500 1,00 0,45 116,00 1,46 0,577 0,500 1,00 0,41 120,00 1,25 0,529 0,500 1,00 0,37 124,00 1,04 0,478 0,500 1,00 0,32 128,00 0,83 0,421 0,500 1,00 0,28 132,00 0,62 0,357 0,500 1,00 0,22 136,00 0,42 0,281 0,500 1,00 0,17 140,00 0,21 0,327 0,500 1,00 0,08 144,00 - - 0,500 1,00 -

tPerencanaan Bukaan Pintu

Q Inflow hair

Hubungan antara tinggi bukaan pintu air dan waktu seperti Tabel 3.7 di atas, akan digunakan untuk operasional bukaan pintu air pada saluran P1 zona 1.

h1

h2

hc

t

z

t1

L1 L2

a

L ΔH Q t l L2

(m) (m) (m3/dt) (m) (buah) (m) (m) (m) (m) (m)

1 T7 0,000625 200 0,006000 1,08 1,097 0,50 2 66,67 1,20 0,58 2,16 0,80 2 T8 0,001727 213 0,006573 1,03 0,181 0,50 2 70,83 1,20 0,38 1,24 0,80 3 S1 0,000396 150 0,001333 0,14 1,960 0,20 1 75,00 0,30 0,48 8,53 0,10 4 P1 0,000297 525 0,001905 0,84 3,745 0,25 4 La = 350 0,45 0,58 7,88 0,60

Lb-Lf = 37,5

5 T11 0,001235 125 0,004000 0,35 0,325 0,25 2 41,67 0,45 0,30 1,64 0,30 6 T17 0,001727 250 0,004000 0,57 0,206 0,25 3 62,50 0,45 0,25 1,40 0,45

7 T31 0,000756 375 0,005867 1,92 0,745 0,50 4 75,00 1,20 0,53 1,85 1,60 8 T33 0,000842 375 0,006133 1,98 0,615 0,50 4 75,00 1,20 0,50 1,73 1,60 9 T34 0,000842 50 0,010000 0,46 0,650 0,25 2 16,67 0,45 0,38 2,38 0,30 10 S6 0,000429 375 0,008000 2,84 1,711 0,50 6 53,57 1,20 0,60 2,85 2,40 11 T22 0,000456 1.150 0,003043 2,98 1,797 0,50 6 La = 850 1,20 0,68 2,59 2,40

Lb-Lg = 5012 T36 0,000685 463 0,004320 1,68 0,885 0,50 4 92,50 1,20 0,55 1,97 1,60 13 T37 0,000625 175 0,002857 0,39 0,988 0,25 2 58,33 0,45 0,45 2,92 0,30 14 T43 0,001073 125 0,004000 0,37 0,468 0,25 2 41,67 0,45 0,33 2,07 0,30 15 T44 0,001073 225 0,006667 1,26 0,468 0,50 3 56,25 1,20 0,45 1,65 1,20 16 T45 0,001727 225 0,008889 1,61 0,229 0,50 4 45,00 1,20 0,38 1,37 1,60 17 T42 0,000685 500 0,001000 0,16 0,887 0,25 1 250,00 0,45 0,43 2,80 0,15 18 T46 0,001727 225 0,013333 2,61 0,239 0,50 6 32,14 1,20 0,38 1,40 2,40 19 S9 0,000341 188 0,007979 1,43 2,474 0,50 3 46,88 1,20 0,68 3,35 1,20 20 T47 0,000842 350 0,007143 2,21 0,702 0,50 5 58,33 1,20 0,50 1,88 2,00 21 T48 0,000756 175 0,025714 4,37 0,783 0,50 9 17,50 1,20 0,53 1,91 3,60 22 S10 0,000281 563 0,007105 3,84 3,518 0,50 8 62,50 1,20 0,75 4,03 3,20 23 T49 0,002120 175 0,025714 4,13 0,165 0,50 9 17,50 1,20 0,35 1,27 3,60 24 T50 0,000756 350 0,012857 4,24 0,729 0,50 9 35,00 1,20 0,53 1,83 3,60 25 T51 0,000842 350 0,012857 4,21 0,675 0,50 9 La-Li = 11,11 1,20 0,50 1,83 3,60

Lj = 25026 T52 0,000529 125 0,004000 0,43 1,420 0,25 2 41,67 0,45 0,50 3,80 0,30 27 S11 0,000513 175 0,011429 1,91 1,278 0,50 4 35,00 1,20 0,55 2,53 1,60 28 S12 0,000250 350 0,007143 2,41 4,088 0,50 5 58,33 1,20 0,80 4,28 2,00 29 P3 0,000297 525 0,006667 3,34 3,951 0,50 7 65,63 1,20 0,70 3,99 2,80 30 P4 0,000297 300 0,030000 8,91 3,889 1,00 9 La-Le = 50 2,70 0,95 3,36 8,10

Lf-Lj = 1031 P5 0,000233 150 0,033333 4,97 5,345 1,00 5 25,00 2,70 1,05 3,66 4,50

No.Nama

Saluran

Kemiringan Renc.

Panjang Sal.

Kemiringan Lap.

Tinggi BT Jumlah BT Panjang Terjunan

Beda Kemiringan

ZONA 1

ZONA 2

ZONA 3

Pjg. Kolam Z saluran

akibat BTIR IL

L1 t1Debit

Page 5: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan … TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru untuk drainase bandara atau tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

5

b. Sistem Pembuangan Akhir Zona 2 Direncanakan pembuangan akhir pada zona 2 menggunakan kolam tampung berluasan 3750 m2, yang kemudian aliran akan dibuang menuju sungai terdekat. Kontrol pembuangan menggunakan pintu air sejumlah 2 buah berdimensi lebar 1m dan tinggi bukaan 1 m. Ada 2 kondisi perbedaan muka air di hulu dan hilir pintu air, yaitu :

- Kondisi A : Pintu air diapit oleh muka air kolam dan muka air sungai karena sungai dalam kondisi banjir, ditunjukkan dengan Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Potongan Pintu Air Kondisi A - Kondisi B : Pintu air hanya diapit oleh muka air

kolam karena sungai dalam kondisi dangkal, ditunjukkan dengan Gambar 3.3.

Gambar 3.2. Potongan Pintu Air Kondisi B Pada Tabel 3.8 berikut adalah hasil perhitungan tampungan akhir di kolam 1 kondisi A : Tabel 3.8. Perhitungan Tampungan Akhir Kolam 1 - A

Pada Tabel 3.9 berikut adalah hasil perhitungan tampungan akhir di kolam 1 kondisi B :

Tabel 3.9. Perhitungan Tampungan Akhir Kolam 1 - B

c. Sistem Pembuangan Akhir Zona 3 Direncanakan pembuangan akhir pada zona 3

menggunakan kolam resapan berluasan 1 ha. Pada Tabel 3.10 berikut ini ditunjukkan perhitungan tampungan akhir dari volume masukan dan resapannya. Tabel 3.10. Perhitungan Tampungan Akhir Kolam Resapan

Tampungan hair

Q total Vol. Total Vol. Kum Q Vol. V Kum Akhir kolam(mnt) (m3/dt) m3 m3 (m3/dt) m3 m3 m3 m64,46 2,99 773,13 6.959,18 - - 6.959,18 1,856 68,93 2,78 773,13 7.732,32 0,856 0,546 5,64 755,40 755,40 6.976,92 1,861 72,50 2,62 579,25 8.311,57 0,861 0,547 5,68 1.214,35 1.969,75 6.341,82 1,691 76,93 2,41 667,42 8.978,99 0,691 0,542 4,32 1.326,64 3.296,39 5.682,60 1,515 80,93 2,23 556,55 9.535,54 0,515 0,538 3,02 880,45 4.176,84 5.358,70 1,429 84,93 2,04 512,03 10.047,57 0,429 0,536 2,43 654,48 4.831,32 5.216,25 1,391 88,93 1,86 467,50 10.515,07 0,391 0,535 2,18 553,93 5.385,25 5.129,82 1,368 92,93 1,67 422,98 10.938,05 0,368 0,534 2,04 506,30 5.891,55 5.046,50 1,346 97,36 1,46 416,21 11.354,26 0,346 0,534 1,90 522,01 6.413,56 4.940,70 1,318

100,72 1,31 279,59 11.633,84 0,318 0,533 1,72 364,50 6.778,06 4.855,78 1,295 104,93 1,11 305,99 11.939,84 0,295 0,532 1,58 417,19 7.195,25 4.744,59 1,265 108,93 0,93 244,88 12.184,72 0,265 0,532 1,40 358,32 7.553,57 4.631,15 1,235 113,14 0,73 209,80 12.394,52 0,235 0,531 1,23 332,66 7.886,23 4.508,29 1,202 116,93 0,56 146,40 12.540,91 0,202 0,530 1,04 257,64 8.143,87 4.397,04 1,173 120,93 0,37 111,31 12.652,22 0,173 0,529 0,88 229,95 8.373,82 4.278,40 1,141 124,93 0,19 66,79 12.719,01 0,141 0,529 0,70 189,60 8.563,42 4.155,59 1,108 128,93 - 22,26 12.741,27 0,108 0,528 0,53 148,36 8.711,78 4.029,49 1,075

tInflow

K µmax

Outflow dari PINTU AIR (a = b = 1m)

Tampungan hair

Q total Vol. Total Vol. Kum Q Vol. V Kum Akhir kolam(mnt) (m3/dt) m3 m3 (m3/dt) m3 m3 m3 m64,46 2,99 773,13 6.959,18 - - 6.959,18 1,856 68,93 2,78 773,13 7.732,32 1,00 0,546 6,59 882,70 882,70 6.849,62 1,827 72,50 2,62 579,25 8.311,57 1,00 0,546 6,53 1.407,50 2.290,20 6.021,37 1,606 76,93 2,41 667,42 8.978,99 1,00 0,540 6,06 1.671,03 3.961,23 5.017,76 1,338 80,93 2,23 556,55 9.535,54 1,00 0,533 5,46 1.382,90 5.344,13 4.191,42 1,118 84,93 2,04 512,03 10.047,57 1,00 0,528 4,94 1.248,70 6.592,83 3.454,74 0,921 88,93 1,86 467,50 10.515,07 1,00 0,523 4,45 1.126,46 7.719,28 2.795,78 0,746 92,93 1,67 422,98 10.938,05 1,00 0,519 3,97 1.009,23 8.728,51 2.209,54 0,589 97,36 1,46 416,21 11.354,26 1,00 0,515 3,50 991,20 9.719,71 1.634,55 0,436

100,72 1,31 279,59 11.633,84 1,00 0,511 2,99 653,90 10.373,61 1.260,24 0,336 104,93 1,11 305,99 11.939,84 1,00 0,508 2,61 707,15 11.080,76 859,08 0,229 108,93 0,93 244,88 12.184,72 1,00 0,506 2,14 570,34 11.651,10 533,62 0,142 113,14 0,73 209,80 12.394,52 1,00 0,504 1,68 483,51 12.134,62 259,90 0,069 116,93 0,56 146,40 12.540,91 1,00 0,502 1,17 323,92 12.458,54 82,38 0,022 120,93 0,37 111,31 12.652,22 1,00 0,501 0,66 219,17 12.677,71 - - 124,93 0,19 66,79 12.719,01 1,00 0,500 - 78,83 12.756,54 - - 128,93 - 22,26 12.741,27 1,00 0,500 - - 12.756,54 - -

tInflow Outflow dari PINTU AIR (a = b = 1m)

K µmax

Outflow Tampungan hair

Q total Vol. total Vol. Kum Vol. Kum Akhir kolam(mnt) (m3/dt) m3 m3 m3 m3 m

- - - - - - - 4,00 0,49 58,71 58,71 608,67 - 0,0008,00 0,98 176,12 234,82 1.174,13 - 0,000

12,00 1,47 293,53 528,35 1.701,13 - 0,00016,00 1,96 410,94 939,30 2.193,87 - 0,00020,00 2,45 528,35 1.467,65 2.656,12 - 0,00024,00 2,94 645,77 2.113,42 3.091,22 - 0,00028,00 3,42 763,18 2.876,60 3.502,16 - 0,00032,00 3,91 880,59 3.757,19 3.891,57 - 0,00036,00 4,40 998,00 4.755,19 4.261,83 493,36 0,04940,00 4,89 1.115,41 5.870,60 4.615,04 1.255,56 0,12644,00 5,38 1.232,83 7.103,43 4.953,06 2.150,37 0,21548,00 5,87 1.350,24 8.453,67 5.277,57 3.176,11 0,31852,00 6,36 1.467,65 9.921,32 5.590,03 4.331,29 0,43356,00 6,85 1.585,06 11.506,38 5.891,79 5.614,60 0,56160,00 7,34 1.702,48 13.208,86 6.184,00 7.024,86 0,70264,00 7,83 1.819,89 15.028,75 6.467,72 8.561,02 0,85668,00 8,32 1.937,30 16.966,05 6.743,88 10.222,16 1,02274,66 9,13 3.485,13 20.451,18 7.189,01 13.262,17 1,32676,70 9,09 1.116,11 21.567,29 7.322,30 14.244,99 1,42478,74 8,84 1.098,20 22.665,48 7.454,22 15.211,26 1,52185,40 8,02 3.368,32 26.033,81 7.875,87 18.157,93 1,81689,40 7,54 1.867,13 27.900,93 8.123,62 19.777,31 1,97893,40 7,05 1.749,71 29.650,65 8.367,76 21.282,89 2,12897,40 6,56 1.632,30 31.282,95 8.608,68 22.674,27 2,267

101,40 6,07 1.514,89 32.797,84 8.846,73 23.951,11 2,395105,40 5,58 1.397,48 34.195,32 9.082,23 25.113,08 2,511109,40 5,09 1.280,07 35.475,38 9.315,46 26.159,92 2,616113,40 4,60 1.162,65 36.638,03 9.546,67 27.091,36 2,709117,40 4,11 1.045,24 37.683,28 9.776,08 27.907,19 2,791121,40 3,62 927,83 38.611,11 10.003,89 28.607,22 2,861125,40 3,13 810,42 39.421,52 10.230,27 29.191,25 2,919129,40 2,64 693,01 40.114,53 10.455,38 29.659,15 2,966133,40 2,15 575,59 40.690,12 10.679,36 30.010,77 3,001137,40 1,66 458,18 41.148,30 10.902,33 30.245,98 3,025141,40 1,18 340,77 41.489,07 11.124,40 30.364,67 3,036145,40 0,69 223,36 41.712,43 11.345,68 30.366,75 3,037149,32 0,21 104,93 41.817,36 11.561,62 30.255,73 3,026153,40 - 25,37 41.842,73 11.786,18 30.056,55 3,006

tInflow

Page 6: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan … TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 2. Mengetahui apakah diperlukan sistem jaringan baru untuk drainase bandara atau tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

6

IV. KESIMPULAN

Dari uraian dan perhitungan, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Luasan daerah aliran masing-masing zona, yaitu : DAS Zona 1 = 516.250 m2 DAS Zona 2 = 399.345 m2 DAS Zona 3 = 1.244.834 m2 DAS Total Aliran = 2.160.430 m2

2. Landasan pesawat area bandara tidak memiliki saluran drainase, maka dari itu diperlukan sistem drainase agar aman dari resiko genangan. Perencanaan sistem drainase bisa diterapkan pada bandara yaitu dengan sistem drainase saluran terbuka, dan kolam sebagai tampungan sementara sebelum dibuang ke sungai terdekat. Adapun untuk area yang kemiringan medannya yang tidak mengarah ke sungai, maka sistem drainasenya bisa menggunakan kolam resapan.

3. Ada tiga sistem drainase yang diterapkan pada bandara setelah mengalami pengembangan, yaitu : Sistem drainase dengan pembuangan aliran

langsung ke sungai Sistem drainase dengan kolam tampung

sementara dan buangan dari pintu air Sistem drainase dengan pembuangan aliran ke

kolam resapan Bentuk saluran pada saluran zona 1, 2, dan 3 adalah bentuk segiempat dan trapesium. Dimensi pada saluran segiempat yang diterapkan pada zona 1, 2, dan 3 yaitu dengan lebar&tinggi minimal 0,40m&0,60m, dan lebar&tinggi maksimal 2,00m&1,50m. Dimensi pada saluran trapesium dengan z = 1, yaitu dengan lebar&tinggi minimal 0,90&0,85m, dan lebar&tinggi maksimal 2,40&1,80m. Kemudian untuk dimensi pada saluran trapesium dengan z = 1,5; yaitu dengan lebar&tinggi minimal 2,25&1,50m, dan lebar&tinggi maksimal 3,00&1,95m. Serta untuk box culvert memiliki lebar&tinggi minimal 1,40&1,20m, dan lebar&tinggi maksimal 2,90&1,45m.

4. Bangunan dan fasilitas drainase yang dibutuhkan yaitu :

a. Untuk sistem drainase dengan pembuangan langsung menuju sungai, direncanakan dengan pintu air dengan lebar bukaan 0,70m dan tinggi bukaan maksimum 0,82m dari dasar pintu, dengan jumlah 3 unit pintu.

b. Untuk sistem drainase dengan kolam tampung sementara, memiliki dimensi kolam tampung 75m x 50m dengan bangunan perlengkapan kolam sedalam 2 m dan 2 unit pintu air ukuran lebar x tinggi yaitu 1m x 1m. Operasional pintu sebagai berikut :

- Jika kondisi sungai penuh dan pintu air dalam keadaan terbuka, untuk tinggi air di kolam kurang dari 1 m, bisa terjadi air balik dari sungai ke kolam. Maka pintu harus ditutup kembali.

- Selama waktu hujan 128,93 menit, volume masukan ke kolam tampungan yaitu 12.741 m3. Jika tidak ada operasional pintu air, maka air akan meluap karena mencapai ketinggian lebih dari 2m. Jika dua unit pintu air dibuka pada menit ke 64,46, maka tepat saat waktu hujan habis, akan didapat tinggi air di kolam setinggi 1,075m dari dasar kolam. Kolam tidak akan kemasukan air sungai karena ketinggian air masih di atas 1 m di atas dasar kolam.

- Kondisi B sungai kering sehingga kolam bisa dikuras. Jika dua pintu air dibuka pada menit ke 64,46, maka tepat saat hujan habis, kolam juga bisa meloloskan semua volume air.

c. Untuk sistem drainase dengan kolam resapan, memiliki dimensi kolam 100m x 100m dengan kedalaman kolam 4 m. Infiltrasi yang terjadi pada kolam resapan dimulai dari awal waktu hujan dan volume air yang masuk ke kolam berhasil diresapkan habis hingga menit ke 32. Setelah menit ke 32 ke atas, kolam mulai ada penggenangan air dengan ketinggian yang semakin bertambah. Saat hujan habis, ketinggian air dari dasar kolam yaitu 3,00m sehingga masih belum meluap dari kolam. Untuk meresapkan sisa volume yang tertampung, dibutuhkan waktu sekitar 10 jam hingga air di kolam habis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] ______. 2012. Topografi Bandara Abdulrachman Saleh-Malang.URL:<http://map.google.com/abdulrachmansalehmalang/>

[2] Canonika, Lucio. 1991. Memahami Hidrolika. Bandung: Angkasa

[3] Horonjeff, Robert. 1993. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara. Jakarta : Erlangga

[4] Husandani, Akhlis Fitanto. 2013. Perencanaan Ulang Sistem Drainase Bandara Abdulrachman Saleh – Malang, Dalam Pengembangannya Dari Status Militer Menuju Komersial. Surabaya

[5] Mahmub, Muhammad. 2010. Modul Perhitungan Infiltrasi. URL:<http://mmahbub.wordpress.com/>

[6] Ruslan Wirosoedarmo, Bambang Suharto, Wulan Ruhunnatiqah Hijriyati. Agustust. 2009. “Evaluasi Laju Infiltrasi Pada Beberapa Penggunaan Lahan Menggunakan Metode Infiltrasi Horton Di Sub Das Coban Rondo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang”. Jurnal Teknik Pertanian-FTP-UB MALANG Vol. 10 No. 2:88-96

[7] Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (KP-02), 1986

[8] Soewarno. 1995. Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Bandung : Nova

[9] Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidraulika II. Jogjakarta : Beta Offset

[10] Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi Terapan. Jogjakarta : Beta Offset