Upload
rhisma-hilda
View
908
Download
85
Embed Size (px)
Citation preview
A. Pengertian Pencahayaan
1. Pencahayaan dapat didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada
permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux
cahaya. Penerangan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam
lingkungan kerja. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan
pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa
upaya-upaya yang tidak perlu.
2. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Nilai Pencahayaan yang
dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal
100 lux.
B. Jenis-jenis Pencahayaan
Menurut standar pencahayaan buatan Dep. PU (1981). Pada umumnya
terdapat dua jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan umum dan pencahayaan setempat.
1. Pencahayaan umum, yaitu pencahayaan secara umum dengan
memperhatikan karakteristik dan bentuk fisik ruangan, tingkat
pencahayaan yang diinginkan dan instalasi yang dipergunakan.
Pencahayaan di seluruh area tempat kerja.
2. Pencahayaan setempat, biasanya lebih mengkonsentrasikan cahaya pada
tempat tertentu. Pencahayaan di tempat obyek kerja, baik berupa meja
kerja maupun peralatan.
C. Tujuan Pencahayaan
Tujuan dari pencahayaan itu sendiri adalah untuk memberi kenyamanan dan
efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan serta memberi lingkungan kerja yang aman
bagi para pekerjanya.
D. Standar Pencahayaan
Nilai Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998
Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Intensitas cahaya di ruang kerja
minimal 1000 Lux dalam rata-rata pengukuran 8 jam.
Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan menurut SNI Pencahayaan
buatan, 2001.
Fungsi ruanganTingkat
Pencahayaan(lux)
Kelompokrenderasi
warnaKeterangan
Rumah Tinggal :Teras 60 1 atau 2Ruang tamu 120~250 1 atau 2Ruang makan 120~250 1 atau 2Ruang kerja 120~250 1Kamar tidur 120~250 1 atau 2Kamar mandi 250 1 atau 2Dapur 250 1 atau 2Garasi 60 3 atau 4
Perkantoran :Ruang Direktur 350 1 atau 2Ruang kerja 350 1 atau 2Ruang komputer 350 1 atau 2Ruang rapat 300 1 atau 2Ruang gambar
750 1 atau 2Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar.
Gudang arsip 150 3 atau 4Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2Lembaga Pendidikan :Ruang kelas 250 1 atau 2Perpustakaan 300 1 atau 2Laboratorium 500 1Ruang gambar
750 1 atau 2Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar.
Kantin 200 1Hotel dan Restauran :
Lobby, koridor 100 1
Pencahayaan pada bidang vertikal sangat penting untuk menciptakan suasana ruang yang baik.
Ballroom/ruang sidang. 200 1 Sistem pencahayaan harus di rancang untuk menciptakan suasana yang sesuai. Sistem pengendalian “switching” dan “dimming” dapat
digunakan untuk memperoleh berbagai efek pencahayaan.
Ruang makan. 250 1Cafetaria. 250 1
Kamar tidur. 150 1 atau 2
Diperlukan lampu tambahan pada bagian kepala tempat tidur dan cermin.
Dapur. 300 1Rumah Sakit/
Balai pengobatan:Ruang rawat inap.
250 1 atau 2
Ruang operasi, ruang bersalin.
300 1Gunakan pencahayaan setempat pada tempat yang diperlukan.
Laboratorium 500 1 atau 2Ruang rekreasi dan rehabilitasi.
250 1
Pertokoan/Ruang pamer:
Ruang pamer dengan obyek berukuran besar (misalnya mobil).
500 1
Tingkat pencahayaan ini harus di-penuhi pada lantai. Untuk beberapa produk tingkat pencahayaan pada bidang vertikal juga penting.
Toko kue dan makanan. 250 1Toko buku dan alat tulis/gambar.
300 1
Toko perhiasan, arloji. 500 1Toko Barang kulit dan sepatu.
500 1
Toko pakaian. 500 1
Pasar Swalayan. 500 1 atau 2Pencahayaan pada bidang vertical pada rak barang.
Toko alat listrik (TV,Radio/tape, mesin cuci, dan lain-lain).
250 1 atau 2
Industri (Umum):Ruang Parkir 50 3Gudang 100 3Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3Pekerjaan sedang 200~500 1 atau 2Pekerjaan halus 500~1000 1Pekerjaan amat halus 1000~2000 1Pemeriksaan warna. 750 1
Rumah ibadah:
Mesjid 200 1 atau 2
Untuk tempat-tempat yang mem butuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat digunakan pencahayaan setempat.
Gereja 200 1 atau 2 Idem Vihara 200 1 atau 2 idem
E. Masalah Pencahayaan
Permasalahan pencahayaan meliputi kemampuan manusia untuk melihat
sesuatu, sifat-sifat dari indera penglihatan, usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat
obyek lebih baik dan pengaruh penerangan terhadap lingkungan.
Pencahayaan yang buruk di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkan
kurangnya daya efesiensi kerja
2. Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik
3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata
4. Kerusakan alat penglihatan atau mata
5. Meningkatnya kecelakaan kerja
F. Faktor Risiko (PAK/KK)
Penerangan yang kurang di lingkungan kerja akan menambah beban kerja
pekerjanya karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu cahaya yang
cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas
dan menghindarkan dari kesalahan kerja.
Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang
di dalam suatu lingkungan kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja
juga mempengaruhi. Pada pabrik atau tempat kerja yang mengerjakan objek yang
kecil akan membutuhkan intensitas penerangan relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan intensitas penerangan di pabrik yang objek pekerjaannya lebih besar. Begitu
juga umur pekerja dimana makin tua umur seseorang, daya penglihatannya semakin
berkurang. Orang yang sudah tua dalam menangkap objek yang dikerjakan
memerlukan penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda.
Akibat yang timbul dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan
menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala
kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya
kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping
itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek
guna memperbesar ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin
akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur.
G. Teknik Pengukuran Pencahayaan
Syarat-syarat dalam pengukuran pencahayaan:
a. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan
dilakukan
b. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi
pekerjaan.
Penggunaan luxmeter:
a. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup
sensor
b. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik
pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum.
c. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
d. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
penerangan setempat
Menentukan titik pengukuran:1. Melakukan pengukuran lokal, yaitu diatas meja yang ada.2. Melakukan pengukuran umum, yaitu dengan memotong garis horisontal
panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Membedakan jarak tersebut berdasarkan luas ruangan, antara lain:a. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: memotong titik garis
horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter.b. Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi:
memotong titik garis horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter.
c. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: memotong titik horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.
H. Pengendalian Pencahayaan
Pengendalian terhadap penerangan yang buruk dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
a. Pengendalian secara teknis
Memperbesar ukuran obyek dengan menggunakan kaca pembesar
Memperbesar intensitas penerangan
Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek
Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar jalan
masuknya sinar tidak terhalang
b. Pengendalian secara administrative
Untuk pekerjaan pada malam hari atau yang membutuhkan ketelitian
tinggi, diusahakan untuk memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relatif
masih muda dan tidak menggunakan kacamata .
Sumber referensi:
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/penerangan-dalam-k3.html
http://k3pelakan.blogspot.com/2010/12/aspek-penerangan-ditempat-kerja- dan.html
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja
http://panserbiru36.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-
pengukuran.html