10
A. Pengertian Pencahayaan 1. Pencahayaan dapat didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m 2 ), dimana lm adalah lumens atau lux cahaya. Penerangan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam lingkungan kerja. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. 2. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Nilai Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux. B. Jenis-jenis Pencahayaan Menurut standar pencahayaan buatan Dep. PU (1981). Pada umumnya terdapat dua jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan umum dan pencahayaan setempat. 1. Pencahayaan umum, yaitu pencahayaan secara umum dengan memperhatikan karakteristik dan bentuk fisik ruangan, tingkat pencahayaan yang diinginkan dan instalasi yang dipergunakan. Pencahayaan di seluruh area tempat kerja. 2. Pencahayaan setempat, biasanya lebih mengkonsentrasikan cahaya pada tempat tertentu. Pencahayaan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan.

K3. Pencayahaan 22

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: K3. Pencayahaan 22

A. Pengertian Pencahayaan

1. Pencahayaan dapat didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada

permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux

cahaya. Penerangan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam

lingkungan kerja. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan

pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa

upaya-upaya yang tidak perlu.

2. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan

untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Nilai Pencahayaan yang

dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal

100 lux.

B. Jenis-jenis Pencahayaan

Menurut standar pencahayaan buatan Dep. PU (1981). Pada umumnya

terdapat dua jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan umum dan pencahayaan setempat.

1. Pencahayaan umum, yaitu pencahayaan secara umum dengan

memperhatikan karakteristik dan bentuk fisik ruangan, tingkat

pencahayaan yang diinginkan dan instalasi yang dipergunakan.

Pencahayaan di seluruh area tempat kerja.

2. Pencahayaan setempat, biasanya lebih mengkonsentrasikan cahaya pada

tempat tertentu. Pencahayaan di tempat obyek kerja, baik berupa meja

kerja maupun peralatan.

C. Tujuan Pencahayaan

Tujuan dari pencahayaan itu sendiri adalah untuk memberi kenyamanan dan

efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan serta memberi lingkungan kerja yang aman

bagi para pekerjanya.

D. Standar Pencahayaan

Nilai Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No.

1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux.

Page 2: K3. Pencayahaan 22

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998

Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Intensitas cahaya di ruang kerja

minimal 1000 Lux dalam rata-rata pengukuran 8 jam.

Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan menurut SNI Pencahayaan

buatan, 2001.

Fungsi ruanganTingkat

Pencahayaan(lux)

Kelompokrenderasi

warnaKeterangan

Rumah Tinggal :Teras 60 1 atau 2Ruang tamu 120~250 1 atau 2Ruang makan 120~250 1 atau 2Ruang kerja 120~250 1Kamar tidur 120~250 1 atau 2Kamar mandi 250 1 atau 2Dapur 250 1 atau 2Garasi 60 3 atau 4

Perkantoran :Ruang Direktur 350 1 atau 2Ruang kerja 350 1 atau 2Ruang komputer 350 1 atau 2Ruang rapat 300 1 atau 2Ruang gambar

750 1 atau 2Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar.

Gudang arsip 150 3 atau 4Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2Lembaga Pendidikan :Ruang kelas 250 1 atau 2Perpustakaan 300 1 atau 2Laboratorium 500 1Ruang gambar

750 1 atau 2Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar.

Kantin 200 1Hotel dan Restauran :

Lobby, koridor 100 1

Pencahayaan pada bidang vertikal sangat penting untuk menciptakan suasana ruang yang baik.

Ballroom/ruang sidang. 200 1 Sistem pencahayaan harus di rancang untuk menciptakan suasana yang sesuai. Sistem pengendalian “switching” dan “dimming” dapat

Page 3: K3. Pencayahaan 22

digunakan untuk memperoleh berbagai efek pencahayaan.

Ruang makan. 250 1Cafetaria. 250 1

Kamar tidur. 150 1 atau 2

Diperlukan lampu tambahan pada bagian kepala tempat tidur dan cermin.

Dapur. 300 1Rumah Sakit/

Balai pengobatan:Ruang rawat inap.

250 1 atau 2

Ruang operasi, ruang bersalin.

300 1Gunakan pencahayaan setempat pada tempat yang diperlukan.

Laboratorium 500 1 atau 2Ruang rekreasi dan rehabilitasi.

250 1

Pertokoan/Ruang pamer:

Ruang pamer dengan obyek berukuran besar (misalnya mobil).

500 1

Tingkat pencahayaan ini harus di-penuhi pada lantai. Untuk beberapa produk tingkat pencahayaan pada bidang vertikal juga penting.

Toko kue dan makanan. 250 1Toko buku dan alat tulis/gambar.

300 1

Toko perhiasan, arloji. 500 1Toko Barang kulit dan sepatu.

500 1

Toko pakaian. 500 1

Pasar Swalayan. 500 1 atau 2Pencahayaan pada bidang vertical pada rak barang.

Toko alat listrik (TV,Radio/tape, mesin cuci, dan lain-lain).

250 1 atau 2

Industri (Umum):Ruang Parkir 50 3Gudang 100 3Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3Pekerjaan sedang 200~500 1 atau 2Pekerjaan halus 500~1000 1Pekerjaan amat halus 1000~2000 1Pemeriksaan warna. 750 1

Rumah ibadah:

Page 4: K3. Pencayahaan 22

Mesjid 200 1 atau 2

Untuk tempat-tempat yang mem butuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat digunakan pencahayaan setempat.

Gereja 200 1 atau 2 Idem Vihara 200 1 atau 2 idem

E. Masalah Pencahayaan

Permasalahan pencahayaan meliputi kemampuan manusia untuk melihat

sesuatu, sifat-sifat dari indera penglihatan, usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat

obyek lebih baik dan pengaruh penerangan terhadap lingkungan.

Pencahayaan yang buruk di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal

sebagai berikut :

1.  Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkan

kurangnya daya efesiensi kerja

2. Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik

3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata

4. Kerusakan alat penglihatan atau mata

5. Meningkatnya kecelakaan kerja

F. Faktor Risiko (PAK/KK)

Penerangan yang kurang di lingkungan kerja akan menambah beban kerja

pekerjanya karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu cahaya yang

cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas

dan menghindarkan dari kesalahan kerja.

Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang

di dalam suatu lingkungan kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja

juga mempengaruhi. Pada pabrik atau tempat kerja yang mengerjakan objek yang

kecil akan membutuhkan intensitas penerangan relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan intensitas penerangan di pabrik yang objek pekerjaannya lebih besar. Begitu

juga umur pekerja dimana makin tua umur seseorang, daya penglihatannya semakin

berkurang. Orang yang sudah tua dalam menangkap objek yang dikerjakan

memerlukan penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda.

Page 5: K3. Pencayahaan 22

Akibat yang timbul dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan

menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala

kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya

kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping

itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek

guna memperbesar ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin

akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur.

G. Teknik Pengukuran Pencahayaan

Syarat-syarat dalam pengukuran pencahayaan:

a. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan

dilakukan

b. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi

pekerjaan.

Penggunaan luxmeter:

a. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup

sensor

b. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik

pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum.

c. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil.

d. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas

penerangan setempat

Menentukan titik pengukuran:1. Melakukan pengukuran lokal, yaitu diatas meja yang ada.2. Melakukan pengukuran umum, yaitu dengan memotong garis horisontal

panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Membedakan jarak tersebut berdasarkan luas ruangan, antara lain:a. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: memotong titik garis

horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter.b. Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi:

memotong titik garis horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter.

c. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: memotong titik horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.

Page 6: K3. Pencayahaan 22

H. Pengendalian Pencahayaan

Pengendalian terhadap penerangan yang buruk dapat dilakukan dengan

beberapa cara, yaitu:

a. Pengendalian secara teknis

Memperbesar ukuran obyek dengan menggunakan kaca pembesar

Memperbesar intensitas penerangan

Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek

Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar jalan

masuknya sinar tidak terhalang

b. Pengendalian secara administrative

Untuk pekerjaan pada malam hari atau yang membutuhkan ketelitian

tinggi, diusahakan untuk memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relatif

masih muda dan tidak menggunakan kacamata .

Sumber referensi:

http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/penerangan-dalam-k3.html

http://k3pelakan.blogspot.com/2010/12/aspek-penerangan-ditempat-kerja- dan.html

SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat

Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja

http://panserbiru36.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-

pengukuran.html