Click here to load reader
Upload
deventa
View
24
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Klasifikasi tanaman kacang hijau
Citation preview
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Palawija
Palawija berarti semua tanaman pertanian semusim yang ditanam pada
lahan kering. Biasanya palawija berupa tanaman kacang-kacangan, selain padi
(seperti jagung), dan umbi-umbian semusim (ketela pohon dan ubi jalar).
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal
luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah
kedelai dan kacang tanah. (AM, JH,RK : 2007)
Kacang hijau atau Phaseolus Aureus berasal dari Famili Leguminoseae
alias polong-polongan ini mengandung vitamin B1 dan B2. Kandungan
proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain;
kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan tubuh. Sedangkan kandungan
lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi oleh
orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan.
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Vigna
Spesies: V. radiata
2.2 Lengkuas (Alpinia galanga)
5
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) adalah rempah-rempah populer
dalam tradisi boga dan pengobatan tradisional Indonesia maupun daerah Asia
Tenggara lainnya. Lengkuas termasuk ke dalam famili Zingiberacceae. Ada dua
jenis tumbuhan lengkuas, yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna
putih dan varietas berimpang umbi merah yang ukurannya lebih besar. Lengkuas
berimpang umbi putih umumnya digunakan sebagai penyedap masakan,
sedangkan lengkuas berimpang umbi merah banyak digunakan sebagai obat.
Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas.
Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpangnya yang beraroma khas.
Lengkuas dikenal kaya kandungan kimia. Beberapa zat kimia yang sudah
diketahui terkandung dalam tanaman yang dikenal dengan nama daerah laos, laja,
atau isem ini adalah saponin, tanin, flavonoida dan minyak atsiri. Selain itu,
terdapat kandungan aktif basonin, eugenol, galangan, dan galangol.
Lengkuas sebagai pengawet makanan tidak terlepas dari kemampuan
lengkuas yang memiliki aktivitas antimikroba. Antimikroba adalah senyawa
biologis atau kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan dan aktivitas mikroba,
khususnya mikroba perusak dan pembusuk makanan. Zat antimikroba dapat
bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat
pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik (menghambat
pertumbuhan kapang), ataupun germisidal (menghambat germinasi spora
bakteri). (Anonim : 2010)
Adapun klasifikasi Lengkuas (Alpinia galanga) adalah sebagai berikut :
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Upafamili: Alpinioideae
Bangsa: Alpinieae
Genus: Alpinia
6
Spesies: A. galanga
2.3 Kunyit (Curcuma longa Linn)
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan
(perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur
dan liar disekitar hutan atau bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada
ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal
dari India. Kunyit kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India
serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik
sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan
kecantikan. Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan
di negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan dalam masakan sejenis gulai, dan
juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan. Produk farmasi
berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan berbagai obat paten, misalnya
untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid) atau osteo-arthritis.
Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena
berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal,
dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu sebagai
bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu
masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga
bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker,
anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai
pembersih darah. (Darwis SN : 1991.)
Adapun klasifikasi Kunyit (Curcuma longa Linn) adalah sebagai berikut :
7
Kerajaan: Plantae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: C. longa
2.4 Daun Sirih (Piper betle L.)
Sirih adalah nama sejenis tumbuhan merambat yang bersandar pada
batang pohon lain. Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang
sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat
keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing,
tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila
diremas.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betiephenol),
seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya
mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih
juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit dan gangguan
saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak,
meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan. (Anonim : 2010)
Adapun klasifikasi Daun Sirih (Piper betle L.) adalah sebagai berikut :
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Magnoliidae
Ordo: Piperales
Famili: Piperaceae
Genus: Piper
Spesies: P. betle
2.5 Pengawetan
8
Pengawetan adalah upaya untuk mencegah, menghambat pertumbuhan
mikroba yang terdapat dalam pangan. Pengawetan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu penggunaan suhu rendah, suhu tinggi, iradiasi atau dengan
penambahan bahan pengawet.
Pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya
terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan tersebut
dapat disebabkan oleh fungi, bakteria dan mikroba lainnya. (Tri Margono, Detty
Suryati, Sri Hartinah : 2000)
Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang dibawa
makanan (food borne illness) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan.
Produk-produk pangan dalam kemasan yang diproses dengan panas atau disebut
sterilisasi komersil seperti kornet dalam kaleng atau susu steril dalam kemasan
tetrapak tidak menggunakan bahan pengawet karena proses termal sudah cukup
untuk memusnahkan mikroba pembusuk dan patogen.
Produk-produk ini akan awet lebih dari setahun meskipun disimpan pada
suhu kamar. memang ada produk pangan dalam kemasan yang menggunakan
bahan pengawet, misalnya sambal, selai dan jem dalam botol. Kedua jenis produk
ini setelah dibuka biasanya tidak segera habis, sehingga supaya awet terus pada
suhu kamar maka produk ini membutuhkan bahan tambahan pangan pengawet.
9