Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KADAR RELIGIUSITAS SANTRI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2015
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Pemikiran Islam Fakultas Sekolah Pascasarjana
Oleh : Akhmad Yasin Hadi Pranoto
O000090011
PROGRAM STUDI MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016M/1437H
i
ii
iii
1
KADAR RELIGIUSITAS SANTRI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM
MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2015
ABSTRAK
Para remaja di Indonesia akhir-akhir ini mulai familiar dengan globalisasi teknologi dan informasi. Terbukti dengan sudah banyaknya pengguna internet, bukan hanya para remaja, orang tua dan anak-anakpun sudah ikut tergabung.
Panti Asuhan sebagai lembaga yang menampung anak-anak yatim, piyatu, yatim piyatu dan dhuafa sudah saatnya memiliki peran lebih dari sekedar menjadi tempat penampungan tetapi meningkat menjadi tempat pembentukan karakter Islami yang kuat. Menyiapkan anak-anak asuhnya memiliki kompetensi religiusitas yang baik sebagai daya filter dari derasnya arus globalisasi teknologi dan informasi yang pada gilirannya akan membawa mashlahat dan tidak mendatangkan madlarat. Kondisi inilah yang mendorong penulis untuk meneliti bagaimanakah kadar religiusitas santri Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta saat ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kadar religiusitas santri Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan kadar religiusitas pada santri PAKYM serta diharapkan ada proses pengkajian lanjut secara mendalam menghasilkan kompetensi religiusitas yang lebih baik. Secara praktis, bagi Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pengasuhan, penanaman aqidah dan akhlak, serta pengembangan karakter santri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Penelitian ini juga bermanfaat bagi muhammadiyah secara umum yaitu untuk memperkaya data dan fakta empiris panti asuhan dibawah naungan Muhammadiyah sehingga muhammadiyah bisa menjadi organisasi masyarakat yang profesional dalam penanganan anak yatim.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode angket, interview, dokumentasi, dan obserfasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar religusitas santri Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta dalam kategori sangat baik. Hal ini dikarenakan nilai rata – rata 77,90yang berada pada interval 78 – 93, sehingga menunjukan bahwa tingkat religusitas santri PAKYM menunjukan kategori baik.
Kata kunci: Kadar - Religiusitas - Santri
ABSTRACTS
The teens in Indonesia lately started familiar with the globalization of technology and information. Proven by many internet users, not just the teenagers, parents and children have participated incorporated.
1
2
Orphanage as an institution which accommodates orphans, piyatu, piyatu orphans and orphans was time to have a role more than just being a shelter but it increases to a formation of a strong Islamic character. Preparing foster children have a good competence religiosity as a power filter of the swift currents of globalization and information technology, which in turn will bring mashlahatand not bring madlarat. These conditions encourage the authors to examine how levels of religiosity students Orphanage Family Yatim Muhammadiyah Surakarta today. The purpose of this study was to determine how the level of religiosity of students Orphanage Family Yatim Muhammadiyah Surakarta. Theoretically, the results of this study would be useful to develop a level of religiosity in PAKYM students and is expected to have more in-depth assessment process produces better religiosity competence. In practical terms, for Orphanage Family Yatim Muhammadiyah Surakarta this study can be used as a basis for improving and developing the quality of care, planting beliefs or morals, and character development of students in social life.
This study is also useful for general muhammadiyah is to enrich the data and empirical facts under the auspices of Muhammadiyah orphanage so muhammadiyah could be a community organization that is professional in handling the orphans. The data collected in this study uses questionnaires, interviews, documentation, and observation. The analytical method used is descriptive analytical method. The result showed that level of students religious Orphan Family Orphanage Muhammadiyah Surakarta is in a good category. This is because the value - average 77,90 which is in the interval 78-93, so it shows that the level religious PAKYM students showed a good category. Keywords: Level - Religiosity - Students 1. PENDAHULUAN
Era Globalisasi1 sangat erat kaitanya dengan transparansi atau
keterbukaan. Transparan berarti suatu keadaan di mana kondisi suatu daerah
secara mudah dapat diakses, dilihat, dan diterima oleh masyarakat di daerah lain.
Akibat transparansi atau keterbukaan, maka segala pengaruh luar sangat mudah
memasuki sebuah negara.
Panti Asuhan sebagai lembaga yang menampung anak-anak yatim, piyatu,
yatim piyatu dan dhuafa sudah saatnya memiliki peran lebih dari sekedar menjadi
tempat penampungan tetapi meningkat menjadi tempat pembentukan karakter
1Globalisasi berasal dari kata global yang secara hafiah berarti umum atau mendunia. Globalisasi merupakan suatu kondisi dimana perbedaaan jarak dan letak geografis bukan lagi menjadi penghalang untuk berkomunikasi.
2
3
Islami yang kuat. Menyiapkan anak-anak asuhnya tidak hanya mendapatkan kasih
sayang dan pendidikan formal tetapi yang lebih penting dari itu semua yaitu
memiliki kompetensi religiusitas yang baik sebagai daya filter dari derasnya arus
globalisasi teknologi dan informasi.
Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah (PAKYM) Surakarta
didirikan sebagai upaya untuk membantu anak – anak yatim agar tidak putus
sekolah dan untuk bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. PAKYM
berusaha untuk menerima anak yatim dari daerah manapun di wilayah Indonesia
yang memang membutuhkan dan siap tinggal di asrama2. Hal ini membawa
dampak beragamnya tingkat kemampuan anak dalam hal pemahaman agama dan
perilaku.
Penelitian tentang religiusitas yang relevan dengan penelitian ini,
diantaranya pernah dilakukan oleh Yayah Kisbiah (1992) dengan judul “
Hubungan Religiusitas dengan Kebermaknaan Hidup pada Mahasiswa Beragama
Islam Fakultas Isipol Universitas Gajah Mada” Hasilnya menyatakan bahwa
semakin tinggi religiusitas mahasiswa maka semakin tinggi pula kebermaknaan
hidup mereka3. Sakinah Rosyidah (2008) “Hubungan Religiusitas Dengan
Kebermaknaan Hidup Pada Anak Yatim Panti Asuhan Mardhatillah”
menyimpulkan ada korelasi positif antara religiusitas dan kebermaknaan hidup
terhadap anak yatim Panti Asuhan Mardhatillah sehingga dapat diartikan bahwa
semakin tinggi religiusitas subjek maka akan semakin tinggi kebermaknaan
hidupnya4. Ismawati (2012) “Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan
Hidup Pada Santriwati Pondok Pesantren Wali Songo Desa Wado Kecamatan
Kedungtuban Kabupaten Blora” menyimpulkan ada hubungan antara religiusitas
dengan kebermaknaan hidup dengan kategori sedang5.
2 Tim penyusun, Profil PAKYM, (Solo: TP, 2014) hlm. 7. 3Yayah Kisbiyah, Hubungan Religiusitas dengan Kebermaknaan Hidup pada Mahasiswa
Beragama Islam Fakultas Isipol Universitas Gajah Mada, ( Thesis, tidak terbit, 1992), hlm. 89. 4Sakinah Rosyidah, Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Anak
Yatim Panti Asuhan Mardhatillah, (Skripsi Tidak terbit, 2008), hlm. 74. 5Ismawati, Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Santriwati
Pondok Pesantren Wali Songo Desa Wado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora, (Skripsi, Tidak Terbit, 2012), hlm. 69.
3
4
Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki kekhasan tersendiri yaitu
meneliti bagaimana kadar religiusitas santri Panti Asuhan Keluarga Yatim
Muhammadiyah Surakarta.
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
mengembangkan kadar religiusitas pada santri PAKYM serta diharapkan ada
proses pengkajian lanjut secara mendalam untuk menghasilkan kompetensi
religiusitas yang lebih baik.
Secara praktis, bagi Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah
Surakarta penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas pengasuhan, penanaman aqidah dan akhlak, serta
pengembangan karakter santri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kancah atau field research, karena
penelitian ini dilakukan untuk mencari, menganalisis, dan menginterpretasi dari
suatu hasil pengamatan yang terjadi di suatu tempat6. Adapun tempat yang
menjadi penelitian adalah Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah
Surakarta.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi agama, yaitu
pendekatan untuk meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan
mempelajari berapa besar pengaruh religiusitas/pengaruh keyakinan agama itu
dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Selain itu,
psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama
pada seseorang, serta faktor- faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut7.
Metode angket digunakan sebagai metode pokok dalam penelitian ini.
Metode angket adalah metode penelitian dengan menggunakan suatu daftar
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang akan menjadi
subjek penelitian. Metode angket merupakan pemberian respon yang berwujud
6Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jilid II. ( Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1987), hlm.136
7Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 11.
4
5
seft report atau laporan tentang diri sendiri yang berhubungan dengan
pengetahuan, keyakinan pribadi8. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karekteristik dirinya dengan cara
memberi tanda silang atau tanda checklist9.
Metode observasi yaitu penglihatan, penciuman, pengamatan dan
pencatatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra10.
Metode observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data terkait
dengan perilaku keseharian seperti shalat fardlu, shalat sunnah, puasa sunnah,
membaca Al-Qur’an, qiyamullail dan infaq.
Metode dekumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihat
dokumen–dokumen yang meliputi buku-buku, majalah, foto, peraturan dan
sebagainya 11. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kesantrian
yang meliputi tempat dan tanggal lahir santri, absensi santri, agenda kegiatan, dan
peratuan atau tata tertib, susunan pengurus dan pengasuh Panti Asuhan Keluarga
Yatim Muhammadiyah Surakarta.
Metode Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara
pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden). 12.
Analisis data adalah proses penyederhanaan data menjadi bentuk yang
lebih sederhana dan mudah dibaca dan diinterpretasi 13. Metode yang digunakan
dalam menganalisa data dalam penelitian ini adalah metode campuran yaitu
Sequential explanatory yang mana pada tahap pertama, dilakukan pengumpulan
8S.Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 229
9 Dr. Riduwan, M.B.A. Metode dan Teknik Menyusun Tesis (Bandung: Alfabeta 2013) hal.99-102
10S.Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 146
11S.Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 148.
12Rianto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2010) hlm. 72. 13Singarimbun,masri dan sofyan efendi (ed) Metodologi penelitian survei.(Jogjakarta:
LP3ES, 1989) hlm. 263
5
6
data dan analisis data dengan Kuantitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan
pengumpulan data dan analisis data secara kualitatif, untuk memperkuat hasil
penelitian kuantitaif yang dilakukan di tahap pertama. Analisis data yang
diperoleh dipaparkan secaradeskriptif analitis, yakni peneliti memberikan
gambaran secara teratur dan menganalisa secara cermat 14. Hasil ditulis secara
sistematis sesuai dengan pembahasannya, kemudian peneliti juga melakukan
interpretasi terhadap kadar religiusitas santri PAKYM. Kemudian data yang ada
dielaborasikan dengan menggunakan logika deduktif.
3. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan langkah-langkah pengambilan data oleh penulis maka
selanjutnya adalah pemaparan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk kajian
analitis kuantitatif. Data tersebut adalah sebagai berikut.
Data nilai angket tingkat religiusitas
No Jawaban Nilai
Total ss s n ts sts 5 4 3 2 1
1 3 8 6 2 1 15 32 18 4 1 70
2 6 9 2 2 1 30 36 6 4 1 77
3 3 6 9 1 1 15 24 27 2 1 69
4 1 1 6 1 1 5 4 18 2 1 30
5 5 7 6 1 1 25 28 18 2 1 74
6 8 7 1 3 1 40 28 3 6 1 78
7 3 12 3 1 1 15 48 9 2 1 75
8 10 4 3 1 2 50 16 9 2 2 79
9 13 1 4 1 1 65 4 12 2 1 84
10 9 7 1 2 1 45 28 3 4 1 81
11 5 7 5 2 1 25 28 15 4 1 73
12 15 1 1 1 2 75 4 3 2 2 86
14Bakker, anton. 1986. Metode-metode filsafat.(jakarta: ghalia 1986) hlm. 17
6
7
13 3 12 2 2 1 15 48 6 4 1 74
14 3 12 2 2 1 15 48 6 4 1 74
15 9 4 3 1 3 45 16 9 2 3 75
16 10 7 1 1 1 50 28 3 2 1 84
17 13 3 1 1 2 65 12 3 2 2 84
18 7 6 4 2 1 35 24 12 4 1 76
19 10 2 5 1 1 50 8 15 2 1 76
20 12 4 1 2 1 60 16 3 4 1 84
21 14 2 1 1 2 70 8 3 2 2 85
22 12 4 1 2 1 60 16 3 4 1 84
23 9 5 3 1 2 45 20 9 2 2 78
24 10 7 1 1 1 50 28 3 2 1 84
25 13 2 2 1 2 65 8 6 2 2 83
26 11 4 2 1 2 55 16 6 2 2 81
27 10 6 1 1 2 50 24 3 2 2 81
28 6 7 4 2 1 30 28 12 4 1 75
29 8 7 2 2 1 40 28 6 4 1 79
30 12 4 1 1 2 60 16 3 2 2 83
31 16 1 1 1 1 80 4 3 2 1 90
32 15 1 1 1 2 75 4 3 2 2 86
33 10 5 3 1 1 50 20 9 2 1 82
34 8 2 2 5 2 40 8 6 10 2 66
35 12 4 1 1 2 60 16 3 2 2 83
36 8 4 6 1 1 40 16 18 2 1 77
37 15 1 1 1 2 75 4 3 2 2 86
38 9 7 2 1 1 45 28 6 2 1 82
39 4 6 8 1 1 20 24 24 2 1 71
40 9 5 3 1 2 45 20 9 2 2 78
41 15 1 1 1 2 75 4 3 2 2 86
42 11 4 2 2 1 55 16 6 4 1 82
7
8
43 7 6 4 1 2 35 24 12 2 2 75
44 12 4 1 2 1 60 16 3 4 1 84
45 6 7 3 2 2 30 28 9 4 2 73
46 5 4 8 1 1 25 16 24 2 1 68
47 12 5 1 1 1 60 20 3 2 1 86
48 3 9 5 2 1 15 36 15 4 1 71
49 5 9 3 2 1 25 36 9 4 1 75
Jumlah 3.817
Rata2 77,90
Deskripsi data tentang religiusitas 49 santri Panti Asuhan Keluarga Yatim
Muhammadah Surakarta diketahui bahwa nilai rata rata 77,90 dengan terendah 30
dan tertinggi 90.
Kemudian untuk mengetahui tingkat religiusitas santri Panti Asuhan
Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta, data dikelompokkan ke dalam empat
kategori yaitu sangat baik, baik, tidak baik dan sangat tidak baik.
Pengelompokkanya dilakukan dengan teknik berikut :
Interval kelas = skor tertinggi – skor terendah
Banyak kategori
= 90 – 30
4
= 15
Berdasarkan distribusi tingkat religusitas santri Panti Asuhan Keluarga
Yatim Muhammadiyah Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut :
8
9
Interval Kategori Jumlah responden
30-45 Sangat tidak baik 2
46-61 Tidak baik 0
62-77 Baik 21
78-93 Sangat baik 26
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan distribusi frekuensi diatas, tingkat religusitas santri Panti
Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta dalam kategori baik. Hal ini
dikarenakan nilai rata – rata 77,90 yang berada pada interval 62-77, sehingga
menunjukan bahwa tingkat religusitas santri Panti Asuhan Keluarga Yatim
Muhammadiyah menunjukan kategori baik.Sesuai dengan hasil observasi
dilapangan yang juga menunjukan religiusitas yang sangat baik. Dibuktikan
dengan aspek ibadah, yakni pada tertibnya mengikuti shalat subuh berjamaah
setiap hari dan tidak ada yang terlambat satupun. Hal itu terjadi karena santri
dibangunkan tiga puluh menit sebelum subuh dan ada alarm atau bel otomatis
yang berdering pada pengeras suara yang ada di setipa kamar. Lalu lampu besar
dihidupkan dan semuau wajib bangun dan mempersiapkan diri untuk shalat
subuh. Kemampuan mereka bangun shalat subuh juga dikarenakan santri wajib
tidur pada pukul 21.30 sehingga memiliki waktu istirahat yang cukup dan bangun
pagi menjadi mudah dan terbiasa.
Aspek akhlak ditunjukkan dengan tidak adanya santri yang melakukan
pelanggaran berat seperti dalam tata tertib yang terpapar di bab sebelumnya.
Santri berlaku tertib dan disiplin. Hal ini terbentuk dengan adanyay sistem
mudabbir dimana santri senior mengontrol, membimbing dan menegur santri
yunior yang belum tertib dan patuh.
Aspek intelektual juga menujukkan santri memiliki religiusitas sangat baik
yang dibuktikan dengan pemahaman mereka tentang adienul Islam, yang memang
mereka dapatkan materinya secara intensif setiap pagi dan sore. Sebagaimana
tertulis pada jadwal kegiatan santri bahwa santri wajib mengikuti ta’lim pagi dan
ta’lim sore untuk memperdalam dan memperluas wawasan keagamaan.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto. 2010. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit
Amal, Taufiq Adnan. 1989. Islam dan Tantangan Modernitas. Bandung: Mizan.
Ancok,D. Dan Suroso. 2001. Psikologi Islami;solusi Islam Atas Problem-Problem
Psikologi. Yogyakarta. : Pustaka Pelajar
Arikunto, S, 1992. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi: Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup
dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
_________. 1996. Meraih Hidup Bermakna : Kisah Pribadi Dengan Pengalaman
Tragis. Jakarta : Paramadina.
Bakker, anton. 1986. Metode-metode filsafat.jakarta: ghalia.
Buku PAKYM. 1997
Creswel, John W. 2009. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed, Yogyakarya: Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiah. 1990. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang
Depag. 1977. Al-Qur’an Terjemah. Semarang: Toha Putra.
Esposito, John L. 1994. Ancaman Islam; mitos atau realitas. Bandung: Mizan.
Frankl, Victor E. 2003. Logterapi: Terapi Psikologi melalui Pemaknaan Esistensi.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
10
11
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research. Jilid II. Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hamka. 1987. Tafsir Al - Azhar: Juz 13 dan Juz 14. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Ismawati. 2012. Hubungan Religiusitas dengan Kebermaknaan Hidup Pada
Santriwati Pondok Pesantren WaliSongo Desa Wado kecamatan
Kedungtuban Kabupaten Blora. Skripsi. (Tidak dipublikasikan).
Karl, Britton. 2009. Philosophy and The Meaning of Life : Filsafat Sebagai
Lentera Kehidupan. Yogyakarta. Ar – Ruzz Media.
Khisbiyah, Yayah. 1992. Hubungan religiusitas dengan kebermakanan hidup
pada mahasiswa Beragama Islam Fakultas ISIPOL Universitas Gadjah
Mada. Skripsi ( Tidak dipublikasikan ).
Munawaroh, khusnawati. 2005. Relasi Religiusitas Dengan Empati Mahasiswa
Pondok Hajjah Nuriyah Shobron Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Skripsi (Tidak dipublikasikan).
Najati, Utsman. 1984. Al- Qur’an dan Ilmu Jiwa. Bandung: Pustaka.
Rahmat, Jalaluddin dan miftah F.rahmat. 1997. Catatan Kang Jalal: visi media,
politik, dan pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Agama. Jakarta: Grafindo Persada.
Shihab, Quraisy. 1994. Membumikan Al Qur’anBandung: Mizan.
Singarimbun, masri dan sofyan efendi (ed). 1989. Metodologi Penelitian Survei.
LP3ES.
11
12
Smart, Ninian. 1996. The Religious Experience, University of California:
Prentice Hall
____________. 2000. Worldviews: Crosscultural Explorations of Human Beliefs,
University of California: Prentice Hall
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
___________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D ,
Bandung: Alfabeta.
___________. 2012. Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta.
Tamara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta: Gema
Insan Press.
___________. 2001. Kecerdasan Ruhaniah : Membentuk Kepribadian Yang
Bertanggung Jawab, Profesional dan Berakhlak. Jakarta : Gema Insani.
Thouless, Robert Henry. 1971. An introduction to the psychology of religion.
London: Cambridge University Press.
12