Upload
vungoc
View
240
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
KAJIAN HASIL - HASIL PENELITIAN TENTANG TINGKAT PERTUMBUHAN BERBAGAI JENIS POHON
PADA LAHAN PASCA TAMBANG
INGGE DHYAN CAKYAYANTI
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
ii
KAJIAN HASIL-HASIL PENELITIAN TENTANG TINGKAT
PERTUMBUHAN BERBAGAI JENIS POHON PADA LAHAN PASCA TAMBANG
INGGE DHYAN CAKYAYANTI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
iii
Kajian Hasil - Hasil Penelitian Tentang Tingkat Pertumbuhan berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca Tambang
Oleh :
Ingge Dhyan Cakyayanti dan Yadi Setiadi
Ringkasan
Kegiatan penambangan secara langsung akan berdampak negatif bagi lingkungan. Dampak tersebut seperti terbukanya lapisan permukaan tanah yang mengakibatkan peningkatan laju erosi dan aliran permukaan (surface run-off), terganggunya tingkat stabilitas lahan serta rusaknya ekologi hutan. Rehabilitasi tambang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan penambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdayaguna sesuai dengan peruntukkannya. Pengumpulan hasil penelitian daya hidup dan pertumbuhan berbagai jenis pohon perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana rehabilitasi yang dilakukan pada lahan bekas tambang tersebut berhasil atau tidak serta mengetahui faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pertumbuhan pohon tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil-hasil penelitian tentang status pertumbuhan berbagai jenis pohon pada lahan-lahan bekas tambang.
Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian pertumbuhan jenis pohon pada lahan bekas tambang berupa skripsi, tesis dan disertasi di perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB), LSI dan Perpustakaan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor.
Dari hasil studi terhadap serangkaian hasil penelitian, berbagai jenis pohon yang digunakan untuk rehabilitasi pada lahan bekas tambang antara lain akasia, lamtoro, gamal, sengon, jarak pagar, pulai, gaharu, nyatoh, kapur naga, mindi, melochia, cemara gunung, nyamplung, ubak, rengkat, leban, dan waru. Pada tailing bekas tambang timah jenis semai akasia, lamtoro, gamal dan sengon dapat tumbuh dengan perlakuan Mikoriza (Mycofer) dan penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos. Sedangkan semai jarak pagar mampu tumbuh dengan perlakuan campuran ameliorant maupun pupuk anorganik. Pada tailing batu bara pemberian sludge dapat membantu pertumbuhan akasia dan mangium. Sedangkan pemberian topsoil dapat membantu pertumbuhan jenis semai pulai. Untuk jenis tanaman gaharu pertumbuhan bibit dapat dibantu dengan inokulasi FMA dan pembenah tanah. Sedangkan untuk jenis nyatoh dan kapur naga, pemberian pembenah tanah saja sudah dapat memberikan pertumbuhan semai dengan baik. Pada media tailing emas jenis tanaman mindi mampu tumbuh dengan bantuan perlakuan kombinasi kompos aktif dan inokulum FMA. Untuk media tailing nikel dengan bantuan pemupukan jenis tanaman melochia mampu tumbuh dengan baik. Sedangkan cemara gunung dapat tumbuh baik dengan adanya sistem pengendalian rumput signal. Pada tailing timah jenis nyamplung, ubak, rengkat, laban dan waru dapat tumbuh dengan bantuan penyiraman.
KATA KUNCI : Evaluasi, Hasil Penelitian, Lahan Pasca Tambang
iv
Study Results of Research about the Growth Rate of Tree Species in
Post-Mining Area
By : Ingge Dhyan Cakyayanti and Yadi Setiadi
Abstract
Mining would give direct negative impact on environmental condition, there
are opened soil surface that will increase surface run-off; change on forest ecosystem and forest ecology stability. Objective on post mining area rehabilitation is to construct post mining area fit in the land purpose. Collection results of researches in growth of many trees species is important to know the development of technique and detect the success rate with its factors. The objective of this research to evaluate result on researches collected.
This research was carried out by collect and analyze the result of growth on
many tree species in post mining area on Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan ; dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) library, University library and Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism library at Bogor Agricultural University.
Many research resulted there were several tree species which used in
rehabilitation post mining area were akasia, lamtoro, gamal, sengon, jarak pagar, pulai, gaharu, nyatoh, kapur naga, mindi, melochia, cemara gunung, nyamplung, ubak, rengkat, leban, and waru . Over tailing in post tin mining area akasia, lamtoro, gamal and sengon well grown with Mycofer and compost treatment beside that jarak pagar seedlings well grown in mixed ameliorant and anorganic fertilizer tratment. Over batu bara tailing, sludge acquition increasing growth of mangium and acacia. Topsoil acquition increasing seedlings growth of pulai species. FMA inoculation and soil amandement treatments increasing grown of agarwood species. Soil amandement treatment given positive effect on seedlings of nyatoh and kapur naga species. Over post gold mining area, combination of active compost and FMA helped mindi species to grown up. Over post nickel mining area, melochia species well grown in fertilizer treatments, beside that grass controlling system helped cemara gunung grown well. Over post tin mining area nyamplung, ubak, rengkat, laban and waru grown up with water splash treatment.
Keywords : Evaluation, Result of researches, Post mining area
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Kajian Hasil - Hasil
Penelitian Tentang Tingkat Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca
Tambang” benar – benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen
pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan
tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2011
Ingge Dhyan Cakyayanti
NRP E14202051
vi
Judul Skripsi : Kajian Hasil - Hasil Penelitian Tentang Tingkat
Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon pada Lahan Pasca
Tambang
Nama Mahasiswa : Ingge Dhyan Cakyayanti
NIM : E14202051
Menyetujui : Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc NIP. 19551205 198003 1 004
Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP. 19611112 198601 1 001
Tanggal lulus :
N
m
2
M
K
P
T
G
P
F
s
P
b
Negeri 1 Bo
melanjutkan
2002, penul
Masuk IPB
Kehutanan.
Selam
Pengenalan
Taman Wisa
Garut. Serta
Pandeglang
Sebaga
Fakultas Ke
skripsi deng
Pertumbuh
bimbingan B
Penuli
Penuli
Drs. H
pendid
Kadip
Pendi
ojonegoro, d
n ke SMA N
lis diterima
(USMI) seb
ma masa perk
dan Pengel
ata Alam Ka
a melakuka
Banten tahu
ai salah satu
ehutanan In
gan judul :
han Berbaga
Bapak Dr. Ir
RIW
is dilahirkan
is merupaka
H. Moch M
dikan forma
paten II B
dikan form
dan lulus pad
egeri 2 Bojo
di Institut
bagai mahasi
kuliahan tah
lolaan Hutan
awah Kamoj
an Kuliah K
un 2007.
u syarat unt
nstitut Pertan
“ Kajian
ai Jenis Poh
. Yadi Setiad
WAYAT H
n di Bojone
an anak keti
Maftuchin, M
al yang ditem
Bojonegoro
mal penulis
da tahun 199
onegoro dan
Pertanian B
iswa program
hun 2006, p
n (P3H) di
jang dan Ke
Kerja Nyata
tuk memper
nian Bogor
Hasil - Ha
hon Pada La
di, M.Sc
HIDUP
egoro, pada
iga dari tiga
MM dan Hj
mpuh penulis
dan Lulus
kemudian
99. Pada tah
lulus pada t
Bogor melal
m studi Bud
penulis pern
Cagar Alam
esatuan Pem
a (KKN) T
roleh gelar
, penulis m
asil Peneliti
ahan Pasca
tanggal 09
a bersaudara
j. Tri Yulia
s dimulai di
s pada tah
dilanjutkan
hun yang sam
tahun 2002.
ui jalur Uji
didaya Hutan
nah mengiku
m Leuweung
mangkuan Hu
Tematik Fun
Sarjana Ke
melakukan p
ian Tentan
Tambang ”
vii
Juni 1984.
a pasangan
ati. Jenjang
SD Negeri
hun 1996.
ke SLTP
ma penulis
Pada tahun
ian Seleksi
n, Fakultas
uti Praktek
g Sancang,
utan (KPH)
ngsional di
hutanan di
penyusunan
g Tingkat
”, dibawah
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta dapat
menyusun skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan pada
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat serta para
pengikut beliau yang senantiasa menjaga sunnah beliau hingga akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “ Kajian Hasil-Hasil Penelitian Tentang Tingkat
Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon pada Lahan Pasca Tambang ” dan dibuat
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun agar menjadi lebih baik. Semoga penyusunan skripsi ini
dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis sendiri namun juga bagi para pembaca.
Bogor, Februari 2011
Penulis
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan karunia-Nya bagi seluruh ciptaan-Nya. Shalawat beriring salam semoga tetap terkirimkan kepada Rasulullah saw beserta seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah sampai akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1. Keluarga tercinta Mama, Bapak, Mas Dade, Mas Yonas, Teh Amie, Mbak Puspa serta keponakanku Kak Devan, Kak Aya dan Adek Rozan atas perhatian, kasih sayang, dukungan, kesabaran, semangat, pengorbanan dan doanya selama ini.
2. Bapak Dr. Ir. Yadi Setiadi M,Sc selaku dosen pembimbing atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan ilmu, bimbingan dan nasihat kepada penulis.
3. Bapak Dr. Ir.Naresworo Nugroho, MS,Ph.D sebagai dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Bapak Prof.Dr.Ir Ervizal Amzu Zuhud, MS sebagai dosen penguji dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Teguh Wibowo, ST yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
5. Staf dan pegawai Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, PPSHB IPB atas Fasilitas, bantuan dan arahan hingga terselesaikannya penelitian ini.
6. Segenap pegawai Fakultas Kehutanan IPB, terutama Tata Usaha Kehutanan IPB dan Departemen Silvikultur (Bu Aliyah, Pak Ismail, Mas Epul, Mas Dedi, Mba Putri, Mba Lia, Bu Kokom) yang telah membantu distribusi serta program akademik selama studi di IPB.
7. Keluarga besar Silvikultur Rio, Arif, Kaka, Stevano, Ana, Enyit dan Riri atas bantuan, perhatian, semangat, doa dan kebersamaannya selama ini.
8. Beserta semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga Allah swt membalas semua amal dan kebaikannya. Amin. Besar
harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Penulis
i
x
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Tujuan ........................................................................................... 2
1.3. Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kegiatan Penambangan .................................................................. 3
2.2. Reklamasi Lahan ............................................................................ 4
2.3. Penghijauan .................................................................................... 5
2.4. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi ................................................. 6
3. BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................... 9
3.2. Jenis Data ....................................................................................... 9
3.3. Metode Penelitian .......................................................................... 9
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kegiatan Penelitian Skala Laboratorium ....................................... 10
4.1.1. Tambang Timah .................................................................. 10
4.1.1.1. Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn.ex Benth) .... 11
4.1.1.2. Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.) .... 11
4.1.1.3. Gamal ( Gliricidia maculate H.B.K.) ........................ 11
4.1.1.4. Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.) ..... 11
4.1.1.5. Jarak pagar (Jatropha curcas) ................................... 12
4.1.2. Tambang Batu Bara ............................................................. 13
4.1.2.1. Akasia (Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth) ........ 14
4.1.2.2. Mangium (Acacia mangium Willd) ........................... 14
ii
xi
4.1.2.3. Pulai (Alstonia scholaris) ........................................... 14
4.1.2.4. Gaharu (Aquilaria crassna Pierre ex Lecomte) ......... 14
4.1.2.5. Nyatoh (Palaquium sp) ............................................. 15
4.1.2.6. Kapur naga (Calophyllum sp) .................................... 15
4.1.3. Tambang emas ..................................................................... 15
4.1.3.1. Mindi (Melia azedarach LINN) ................................ 16
4.2. Kegiatan Penelitian Skala Lapangan ............................................. 16
4.2.1. Tambang Nikel .................................................................... 16
4.2.1.1. Melochia (Melochia umbellata(Houtt.) Stapf) .......... 16
4.2.1.2. Cemara gunung (Casuarina junghuuniana Miq.) ..... 17
4.2.2. Tambang Timah ................................................................... 17
4.2.2.1. Nyamplung (Callophyllum inophyllum) .................... 17
4.2.2.2. Ubak (Syzygium grande) .......................................... 18
4.2.2.3. Rengkat(Ficus superba) ........................................... 18
4.2.2.4. Laban ( Vitex pinnata) .............................................. 18
4.2.2.5. Waru ( Hibiscus tiliaceaus) ....................................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 19
5.2 Saran ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20
LAMPIRAN ....................................................................................................... 22
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Evaluasi keberhasilan revegetasi .......................................................... 7
Tabel 2. Respon pertumbuhan akasia, lamtoro, gamal,
sengon dan jarak pagar pada media tailing tambang timah .......................... 10
Tabel 3. Respon pertumbuhan Akasia, Pulai,
Gaharu, Nyatoh dan Kapur naga pada media tailing batu bara..................... 13
Tabel 4. Respon pertumbuhan mindi pada media tailing
tambang emas ................................................................................................ 15
Tabel 5. Respon pertumbuhan Melochia dan Cemara gunung
pada media tailing tambang nikel ................................................................. 16
Tabel 6. Respon pertumbuhan tanaman Nyamplung, Ubak,
Rengkat, Laban dan Waru pada media tailing tambang timah .................... 17
iv
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Database Hasil Penelitian Respon Pertumbuhan
Berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca Tambang ......................................... 24
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri pertambangan dengan metode pertambangan terbuka telah
menghasilkan dampak ikutan berupa kerusakan lingkungan yang parah terutama
pada hutan hujan tropika. Kegiatan penambangan terbuka biasanya dilakukan
dengan tahapan pembukaan lahan, pengikisan lapisan - lapisan tanah,
penggerukan dan penimbunan. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan seperti terbukanya lapisan permukaan tanah yang
mengakibatkan peningkatan laju erosi dan aliran permukaan (surface run –off),
terganggunya tingkat stabilitas lahan serta rusaknya ekosistem hutan.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: 146/Kpts-II/99 tentang Pedoman
Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Hutan menyebutkan bahwa setiap
perusahaan pertambangan dan energi memiliki kewajiban untuk melaksanakan
reklamasi lahan bekas tambang atas kawasan hutan yang dipinjam-pakai. Hal ini
bertujuan untuk memulihkan kondisi kawasan hutan yang rusak sebagai akibat
kegiatan usaha pertambangan dan energi sehingga kawasan hutan yang dimaksud
dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya.
Setelah KTT perubahan iklim di Bali akhir 2007, Menteri Lingkungan
Hidup, Kehutanan, Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan pengusaha
pertambangan bersepakat bahwa setiap perusahaan pertambangan wajib
melakukan penambangan yang ramah lingkungan atau green mining. Green
mining mensyaratkan kepada perusahaan tambang yang melakukan aktivitas
penambangan harus memperhatikan aspek lingkungan. Dalam penerapan green
mining, perusahaan pertambangan berkewajiban untuk melakukan kegiatan seperti
rehabilitasi lahan setelah penambangan, pengolahan limbah, pengolahan air asam
tambang , pemantauan kondisi tanah dan air serta kegiatan konservasi lingkungan
lainnya.
Reklamasi lahan setelah penambangan merupakan hal yang wajib
dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lahan bekas
tambang seperti semula. Kegiatan reklamasi lahan bekas tambang sangat
2
kompleks, salah satu tahapannya adalah penanaman pohon hutan atau revegetasi.
Revegatasi yang sukses tergantung pada pemilihan jenis vegetasi yang adaptif
sesuai dengan karakteristik tanah, iklim dan tujuan akhir pasca tambang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil - hasil penelitian tentang
status pertumbuhan berbagai jenis pohon pada lahan - lahan bekas tambang di
Indonesia. Evaluasi hasil-hasil penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana rehabilitasi yang dilakukan pada lahan bekas tambang tersebut
berhasil atau tidak.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hasil - hasil penelitian tentang
tingkat pertumbuhan berbagai jenis pohon pada lahan bekas tambang mineral di
Indonesia.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Menyediakan database hasil penelitian pertumbuhan jenis pohon pada lahan
bekas tambang baik bekas tambang batu bara, emas, nikel dan timah yang
telah dilakukan di Indonesia.
2. Memberikan informasi mengenai jenis pohon dan teknik penanaman yang
sesuai dengan lahan bekas pertambangan
3. Memberikan informasi faktor - faktor yang mendukung keberhasilan
pertumbuhan pohon di lahan bekas tambang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegiatan Penambangan
Menurut Mulyanto (2008) kegiatan penambangan adalah kegiatan
mengekstrasi bahan tambang secara terencana dengan menggunakan berbagai
metode sesuai dengan karakteristik bahan tambang. Kegiatan penambangan pada
umumnya dilakukan dengan penambangan terbuka (open pit mining) yang akan
menimbulkan dampak pada perubahan lanskap dan kondisi kehidupan masyarakat
tempat kegiatan penambangan terjadi. Perubahan lanskap ini meliputi, perubahan
topografi dan pola hidrologi, kerusakan tubuh tanah, perubahan vegetasi penutup
tanah, yang pada akhirnya merubah ekosistem tempat dilakukannya penambangan
terbuka.
Perubahan ekosistem tempat penambangan tersebut akan berdampak pada:
a. Proses pelapukan batuan yang terbongkar (overburden) dan menghasilkan
bahan yang kurang menguntungkan bagi kehidupan, seperti air masam
tambang (acid main drainage), yang dapat berdampak luas sampai di luar
kawasan tempat penambangan.
b. Tercampur-aduknya tanah dan batuan overburden, sehingga daya dukungnya
terhadap kehidupan biotik menjadi sangat terbatas.
c. Jika vegetasi penutup tanah merupakan hutan, kegiatan ini berdampak pada
perubahan komposisi flora dan fauna dan bahkan berkemungkinan pada
kehilangan spesies yang menjadi bagian dari keragaman hayati.
d. Tailing limbah dari pengolahan biji dapat menutupi lanskap di luar lokasi
penambangan, sehingga menimbulkan dampak berikutnya seperti
tertimbunnya vegetasi alami, hilangnya ekosistem alami fauna, termasuk
lingkungan kehidupan masyarakat yang kehidupannya tergantung pada
lanskap tersebut.
Perubahan lanskap akibat penambangan perlu dikelola agar pada saat
setelah penambangan dan setelah tambang ditutup, bekas kawasan penambangan
tersebut tetap berdaya guna bagi kehidupan masyarakat (Mulyanto, 2008).
4
2.2 Reklamasi Lahan
Dalam Kepmen PE No.1211.K/008/M.PE/95 yang dimaksud reklamasi
adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata lahan yang terganggu
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum agar dapat berfungsi dan
berdaya guna sesuai dengan peruntukkannya. Menurut Sirait (1997) reklamasi
adalah usaha untuk memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang rusak sebagai
akibat usaha pertambangan agar dapat berfungsi optimal sesuai dengan
kemampuannya.
Kata reklamasi berasal dari kata to reclaim yang bermakna to bring back to
proper state, sedangkan arti umum reklamasi adalah the making of land fit for
cultivation yakni membuat keadaan lahan menjadi lebih baik untuk
dibudidayakan, atau membuat sesuatu yang sudah bagus menjadi lebih bagus,
memulihkan lahan ke kondisi asal dengan mengutamakan fungsi dan asas
kemanfaatan lahan. Arti demikian juga dapat diterjemahkan sebagai kegiatan-
kegiatan yang bertujuan mengubah peruntukan sebuah lahan atau mengubah
kondisi sebuah lahan agar sesuai dengan keinginan manusia (Young dan
Chan,1997 dalam Nusantara et al 2004).
Kegiatan reklamasi tersebut meliputi dua tahap yaitu :
a. Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu
ekologinya.
b. Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk
pemanfaatan lebih lanjut.
Tujuan rehabilitasi ekosistem hutan yang mengalami degradasi adalah
menyediakan, mempercepat dan melangsungkan proses suksesi alami, selain
untuk mempercepat produktifitas biologis, mengurangi laju erosi tanah,
menambah kesuburan tanah (termasuk bahan organik), dan menambah kontrol
biotik terhadap aliran biogeokimia dalam ekosistem yang ditutupi tanaman.
Sasaran akhir reklamasi adalah memperbaiki lahan bekas tambang agar
kondisinya aman, stabil, dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan
kembali (Parotta 1993).
5
2.3. Penghijauan
Model revegetasi dalam rehabilitasi lahan yang terdegradasi terdiri dari
beberapa model antara lain restorasi (memiliki aksentuasi pada fungsi proteksi
dan konservasi serta bertujuan untuk kembali ke kondisi awal), reforestasi dan
agroforestri. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa aktivitas dalam kegiatan
revegetasi meliputi beberapa hal yaitu (i) seleksi dari tanaman lokal yang
potensial, (ii) produksi bibit, (iii) penyiapan lahan, (iv) amandemen tanah, (v)
teknik penanaman, (vi) pemeliharaan, dan (vii) program monitoring (Setiadi,
2006).
Pada lahan bekas tambang, revegetasi merupakan sebuah usaha yang
kompleks yang meliputi banyak aspek, dan memiliki banyak keuntungan.
Beberapa keuntungan yang didapat dari revegetasi antara lain, menjaga lahan
terkena erosi dan aliran permukaan yang deras; membangun habitat bagi satwa
liar; membangun keanekaragaman jenis-jenis lokal; memperbaiki produktivitas
dan kestabilan tanah; memperbaiki kondisi lingkungan secara biologis dan
estetika; dan menyediakan tempat perlindungan bagi jenis-jenis lokal dan plasma
nutfah (Setiadi, 2006).
Menurut Setiadi (1991) penghijauan adalah berbagai usaha manusia untuk
memulihkan lahan kritis di luar kawasan hutan dengan maksud agar lahan tersebut
berfungsi secara optimal. Sedangkan Setiawan (1993) mengatakan penghijauan
adalah suatu usaha yang meliputi kegiatan-kegiatan penanaman tanaman keras,
rumput serta pembuatan teras dan bangunan pencegah erosi lainnya di areal yang
tidak termasuk areal hutan negara atau di areal lainnya yang berdasarkan tata guna
tanah tidak di peruntukkan sebagai hutan.
Tujuan utama penghijauan adalah (Indriyanto 2008):
a. Memperbaiki keadaan fisik dan kesuburan tanah sehingga produktifitas
pertanian di lahan petani meningkat dan pendapatan masyarakat akan
bertambah. Tujuan seperti itu dapat di penuhi dengan menanam jenis-jenis
pohon maupun perdu, terutama jenis leguminosae di lahan pertanian yang
kritis.
6
b. Memperbaiki keadaan hidrologi daerah aliran sungai dan mencegah
menurunnya kesuburannya tanah, erosi, banjir pada musim hujan, tanah
longsor, dan mencegah terjadinya kekeringan pada musim kemarau.
2.4 Evaluasi Keberhasilan Revegetasi
Daniel, Helms dan Baker (1987) menyatakan bahwa perhatian pertama dari
keberhasilan penghutanan kembali adalah kondisi dari tanaman itu yang harus
sehat, berbentuk baik, dan bebas dari persaingan hama dan gulma. Tanaman itu
hendaknya mempunyai potensi dominasi tinggi dan karakteristik vigor yang
diinginkan.
Lahan disebut berhasil direstorasi dan bersifat swalanjut manakala dapat
memenuhi kriteria-kriteria berikut (i) persen daya hidup bibit yang ditanam adalah
tinggi, (ii) pertumbuhan vegetasinya normal dan swalanjut, (iii) perkembangan
akar dapat menembus tanah asli (yang berkepadatan tinggi) dan menjangkau
bagian lain, (iv) penutupan tajuknya cepat, terstratifikasi dan melebar, (v) lahan
menghasilkan serasah yang melimpah dan terdekomposisi dengan cepat yang
ditunjukkan dengan nisbah C:N yang cepat turun dan konstan, (vi) terjadi
rekolonisasi spesies-spesies spesifik lokasi, dan (vii) tercipta habitat bagi beraneka
jenis satwa liar. Setidak-tidaknya ada lima hal penting yang harus diingat
sehubungan dengan restorasi yaitu (i) rekolonisasi, (ii) retensi hara dan air, (iii)
saling tindak biotik, (iv) produktivitas, dan (v) keswalanjutan (Setiadi, 2004
dalam Nusantara et al.2004).
Setiadi (2006) menyebutkan beberapa faktor sebagai bahan evaluasi
revegetasi antara lain, perfoma pertumbuhan dan kesesuaian jenis;
kesinambungan dan tingkat pemenuhan kebutuhan diri oleh tanaman; peningkatan
lingkungan mikro-habitat; pengurangan dampak terhadap lingkungan serta
keuntungan bagi masyarakat sekitar. Sedangkan beberapa kriteria mengenai lahan
revegetasi yang swalanjut antara lain: daya hidup anakan yang tinggi;
pertumbuhan tanaman yang normal dan berkesinambungan; perkembangan akar
yang telah mampu menembus lubang tanam; penutupan tajuk yang cepat,
beragam dan berstratifikasi; produksi serasah yang banyak dan mudah
terdekomposisi; dapat menghasilkan kolonisasi spesies lokal dan dapat
menciptakan suasana yang cocok bagi kehidupan satwaliar. Secara singkat, faktor-
7
faktor yang menjadi parameter bagi evaluasi keberhasilan revegetasi dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi (Setiadi, 2006)
No Kriteria Indikator
1 Adaptabilitas
(≤ 4 tahun)
1.1. Persentase Pertumbuhan
1.2. Perkembangan Pertumbuhan
1.3. Perkembangan Perakaran
1.4. Fase Produksi
2 Kelestarian 2.1. Keanekaragaman
2.2. Rekolonisasi
2.3. Penyimpanan nutrisi
2.4. Status Hidupan-liar
3 Struktur dan Komposisi
Tegakan
(≥ 5 tahun)
3.1. Kerapatan
3.2. Komposisi
3.3. Stratifikasi Tajuk
3.4. Penutupan Tajuk
4 Bentang Alam 4.1. Erosi
4.2. Stabilitas Lahan
Departemen Perindustrian, Pariwisata dan Sumber Daya Pemerintahan
Australia (2006) menyatakan bahwa pemantauan rehabilitasi mencakup:
1. Penilaian kestabilan permukaan (dan lereng).
2. Kinerja lapisan penutupan yang dibuat (jika ditaruh di atas limbah tambang
atau limbah pemrosesan mineral).
3. Sifat-sifat pada tanah atau medium zona akar (seperti sifat kimia, kesuburan
dan hubungan airnya).
4. Atribut-atribut struktural pada komunitas tumbuhan (misalnya sebagai lapisan
penutup, kepadatan dan tinggi spesies kayu).
5. Komposisi komunitas tumbuhan (seperti hadirnya spesies yang diinginkan dan
gulma).
6. Beberapa indikator terhadap ekosistem yang berjalan (seperti biomassa
mikroba tanah).
8
Evaluasi keberhasilan revegetasi adalah sebuah upaya untuk menjamin
bahwa kegiatan revegetasi tengah berjalan menuju arah yang diharapkan yaitu
kondisi yang di harapkan sesuai dengan peruntukannya. Selain itu, hal ini juga
merupakan suatu upaya untuk menentukan keberhasilan revegetasi yang telah
dilakukan, berdasarkan parameter silvikultur, ekologis kesesuaian dengan
peraturan pemerintah bagi pelaksana kegiatan revegetasi.
9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2010 di
perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian
Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB), LSI dan Perpustakaan
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian
Bogor.
3.2 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data - data yang
bersumber dari hasil - hasil penelitian rehabilitasi lahan tambang di Indonesia
yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis
hasil penelitian rehabilitasi lahan tambang, yaitu dengan tahapan sebagai berikut:
1. Semua evaluasi hasil penelitian rehabilitasi lahan tambang yang berupa
skripsi, tesis dan disertasi yang terdapat pada perpustakaan Laboratorium
Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati
dan Bioteknologi (PPSHB), LSI, dan Perpustakaan Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor
dikumpulkan.
2. Pengelompokan hasil penelitian berdasarkan macam tambang, jenis
tanaman, penanaman dan hasil rehabilitasinya.
3. Hasil penelitian setiap kelompok tanaman digabungkan dalam tabel.
4. Dibuat table database
No Tahun NamaPeneliti Judul Tanaman Jenis
karya Instansi
No Nama Spesies Perlakuan Parameter
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil studi pustaka tentang berbagai jenis pohon dalam rangka rehabilitasi
lahan tambang mineral di Indonesia berhasil mengumpulkan 9 hasil penelitian.
Data yang terkumpul dapat dikelompokkan dalam 2 jenis kegiatan penelitian.
Pertama kegiatan penelitian skala laboratorium yaitu penelitian yang dilaksanakan
di rumah kaca atau di persemaian dengan menggunakan media tanah tambang.
Kedua kegiatan penelitian skala lapangan, yakni kegiatan penelitian yang
dilaksanakan di lahan pasca tambang. Dalam pengkajian pustaka ini lahan pasca
tambang yang diamati adalah lahan pasca tambang batu bara (di Sumatera
Selatan), emas (PT Aneka Tambang Pongkor), nikel (PT INCO) dan timah ( PT
Timah di Dabo Singkep) yang ada di Indonesia. Adapun hasil yang didapatkan
adalah sebagai berikut :
4.1 Kegiatan Penelitian Skala Laboratorium
4.1.1 Tambang Timah
Hasil penelitian skala laboratorium yang menggunakan media tailing timah
dengan tanaman akasia, lamtoro, gamal, sengon dan jarak pagar ditunjukkan pada
tabel 2, sebagai berikut:
Tabel 2. Respon pertumbuhan akasia, lamtoro, gamal, sengon dan jarak
pagar pada media tailing tambang timah
No Nama Spesies Perlakuan Parameter (% terhadap kontrol)
T/P(cm) D(cm) BKT(gram) PA(cm)
1
Akasia (Acacia auriculiformis A.
Cunn.ex Benth)
Mycofer 100 tn 75 53 pupuk kandang + Mycofer 125 tn 150 87
pupuk kompos + Mycofer 113 tn 100 100
2
Lamtoro (Leucaena leucocephala
(Lam.)de Wit.)
Mycofer 118 140 136 97 pupuk kandang + Mycofer 124 140 73 163
pupuk kompos + Mycofer 129 140 245 131
3 Gamal
(Gliricidia maculata H.B.K)
Mycofer 114 125 121 117
pupuk kandang + Mycofer 106 125 129 90 pupuk kompos + Mycofer 100 125 114 67
4
Sengon (Paraserianthes falcataria (L.)
Nielsen.)
Mycofer 100 tn 82 56 pupuk kandang + Mycofer 87 tn 218 44
pupuk kompos + Mycofer 87 tn 109 74
5 Jarak pagar
(Jatropha curcas)
campuran ameliorant+kotoran ayam
59 td 25 50
pupuk anorganik+kotoran ayam
27 td 75 100
Keterangan : T/P = Tinggi/Panjang tanaman, D = Diameter batang, BKT = Berat Kering Total, BKA = Berat Kering Akar, PA = Panjang Akar, tn = tidak nyata, td = tidak diamati sumber: Badri tahun 2004, Lisfiani tahun 2009
11
4.1.1.1 Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn.ex Benth) Perlakuan media tanam menggunakan kombinasi pupuk kandang dan
Mycofer pada tanaman Acacia auriculiformis menunjukkan nilai tertinggi pada
parameter tinggi (125% dari kontrol). Perlakuan ini konsisten meningkatkan nilai
berat kering total (150% dari kontrol). Sedangkan parameter panjang akar, nilai
tertinggi sebesar 100% dari kontrol dihasilkan oleh perlakuan kombinasi pupuk
kompos dan Mycofer (Badri 2004).
4.1.1.2 Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.) Perlakuan media tanam menggunakan kombinasi pupuk kompos dan
Mycofer pada tanaman lamtoro menunjukkan nilai yang tertinggi pada parameter
tinggi sebesar 129%. Perlakuan yang sama juga dapat meningkatkan nilai berat
kering total sebesar 245%. Untuk parameter diameter batang ketiga perlakuan
(Mycofer, Mycofer + pupuk kompos, Mycofer + pupuk kandang) menunjukkan
nilai yang sama pada 140%. Namun untuk parameter panjang akar perlakuan yang
sesuai ada pada kombinasi antara pupuk kandang dan Mycofer dengan nilai
sebesar 163% (Badri 2004).
4.1.1.3 Gamal ( Gliricidia maculate H.B.K.)
Perlakuan Mycofer tunggal memberikan nilai yang tertinggi pada parameter
tinggi tanaman gamal yakni sebesar 114% dan panjang akar yang mengalami
peningkatan sebesar 117%. Namun berbeda untuk parameter berat kering total,
perlakuan kombinasi pupuk kandang dan Mycofer menunjukkan nilai tertinggi
sebesar 129% (Badri 2004).
4.1.1.4 Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)
Perlakuan Mycofer tunggal pada tanaman sengon menunjukkan nilai
tertinggi pada parameter tinggi tanaman sebesar 100%. Namun untuk parameter
berat kering total tertinggi, perlakuan kombinasi pupuk kandang dan Mycofer
yang menghasilkan nilai tertinggi sebesar 218%. Sedangkan pada panjang akar,
nilai tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi pupuk kompos dan Mycofer
sebesar 74% (Badri 2004).
12
4.1.1.5 Jarak pagar (Jatropha curcas)
Pada media tanam jarak pagar yang menggunakan perlakuan campuran
ameliorant dan kotoran ayam menunjukkan nilai tertinggi pada parameter tinggi
59 %. Sedangkan perlakuan pupuk anorganik dan kotoran ayam menunjukkan
nilai tertinggi pada parameter berat kering total sebesar 75% dan panjang akar
sebesar 100% (Lisfiani 2009).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jenis-jenis akasia,
lamtoro, gamal dan sengon dapat tumbuh di media tailing timah dengan bantuan
Mikoriza (Mycofer) yang dikombinasikan dengan pupuk organik (pupuk kompos
dan pupuk kandang). Demikian juga dengan penggunaan kotoran ayam yang
dikombinasikan dengan ameliorant dan pupuk anorganik mampu memberikan
pertumbuhan yang baik pada tanaman jarak pagar.
13
4.1.2. Tambang Batu Bara Hasil penelitian skala laboratorium menggunakan media tailing batu bara
dengan tanaman pada akasia, mangium, pulai, gaharu, nyatoh dan kapur naga
disajikan dalam Tabel 3, sebagai berikut:
Tabel 3. Respon pertumbuhan Akasia, Mangium, Pulai, Gaharu, Nyatoh dan
Kapur naga pada media tailing batu bara
No Nama
Spesies
Perlakuan
Parameter (% terhadap control)
T (cm)
D (cm)
BKT (gr)
BD (gr/tan)
BB (gr/tan)
BA (gr/tan)
NPA (gr/tan)
PHT (%)
pH KTK (me/
100gr)
1
Akasia (Acacia
crassicarpa A.Cunn.Ex
Benth)
Tailing 58 43 200 3 2 1 4 83 3 14
Top soil 58 43 220 4 2 2 6 100 4 16
Sludge 72 49 377 6 4 4 4 100 5 17
2
Akasia (Acacia
mangium Willd)
Tailing 2 10 147 59 66 22 7 100 3 14
Top soil 3 10 169 71 70 28 7 97 4 16
Sludge 3 20 195 73 71 50 5 100 5 16
3 Pulai
(Alstonia scholaris sp)
Tailing 10 2 80 27 37 16 2 80 3 14
Top soil 16 2 146 61 62 23 3 90 4 15
Sludge 6 2 99 25 49 25 1 100 5 16
4
Gaharu (Aquilaria Crassna pierre ex Lecomte)
FMA+ pembenah tanah
78 8 80 td td td 56 67 tn tn
Pembenah tanah
5 4 48 td td td 24 61 tn tn
5
Nyatoh (Palaquium
sp)
FMA+ pembenah tanah
3 3 tn td td td tn 95 td td
Pembenah tanah
8 3 tn td td td tn 99 td td
6
Kapur naga (Calophyllum
sp)
FMA+ pembenah tanah
tn tn tn td td td tn 153 td td
Pembenah tanah
tn tn tn td td td tn 294 td td
Keterangan : T = Tinggi, D = Diameter, BKT = Berat Kering Total, BD = Biomassa Daun, BB = Biomassa Batang, BA = Biomassa Akar, NPA = Nisbah Pucuk Akar, PHT = Persen Hidup Tanaman, PHT = Persen Hidup Tanaman, DHT = Daya Hidup Tanaman, pH = Derajat Kemasaman, KTK = Kapasitas Tukar Kation, td = tidak diamati, tn = tidak nyata sumber: Riadi tahun 2006, Sormin tahun 2006, Rahayu tahun 2006, Karyaningsih tahun 2009
13
14
4.1.2.1. Akasia (Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth) Perlakuan media tanam dengan pemberian sludge (limbah lumpur dari
proses pengolahan limbah cair dari pabrik kertas) pada tanaman akasia
memberikan hasil yang tinggi pada parameter tinggi tanaman sebesar 72%,
diameter batang sebesar 49%, dan berat kering total sebesar 377%. Hampir
semua parameter vegetatif menunjukkan nilai yang konsisten tinggi dengan
perlakuan tersebut, kecuali parameter nisbah pucuk akar. Nilai nisbah pucuk akar
tertinggi sebesar 6% dihasilkan oleh perlakuan topsoil (Riadi 2006).
4.1.2.1. Akasia (Acacia mangium Willd)
Pemberian sludge pada Acacia mangium memberikan peningkatkan nilai
hampir pada semua parameter vegetatif kecuali parameter tinggi tanaman dan
nisbah pucuk akar. Untuk nilai tinggi tanaman, perlakuan topsoil dan sludge
memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 3%. Sedangkan nilai nisbah pucuk akar
perlakuan topsoil dan tailing memiliki nilai yang sama sebesar 7% dan untuk nilai
persen hidup tanaman dari ketiga perlakuan tergolong baik yaitu 97%-100%
(Sormin 2006).
4.1.2.2. Pulai (Alstonia scholaris) Perlakuan topsoil yang diberikan pada media tanam pulai memberikan nilai
terbesar untuk parameter tinggi tanaman sebesar 16%. Perlakuan ini konsisten
meningkatkan nilai parameter diameter (2%), berat kering total(146%), biomassa
daun (61%), biomassa batang (62%) dan nisbah pucuk akar (3%). Sedangkan
pemberian sludge meningkatkan biomassa akar (25%), persen hidup tanaman
(100%), derajat kemasaman (5%) dan nilai kapasitas tukar kation (16%) (Rahayu
2006).
4.1.2.3. Gaharu (Aquilaria crassna Pierre ex Lecomte) Pemberian inokulasi FMA dan pembenah tanah pada media tanam gaharu
memberikan hasil tertinggi pada semua parameter yaitu, tinggi (78%), diameter
batang (8%), berat kering total (80%), nisbah pucuk akar (56%) dan persen hidup
tanaman (67%). Pemberian pembenah tanah saja juga mengalami peningkatan,
namun nilainya masih di bawah perlakuan kombinasi antara inokulasi FMA
dengan pembenah tanah (Karyaningsih 2009).
15
4.1.2.4. Nyatoh (Palaquium sp) Pada tanaman nyatoh perlakuan pembenah tanah saja menghasilkan nilai
tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan kombinasi antara inokulasi FMA dan
pembenah tanah. Pembenah tanah meningkatkan tinggi tanaman (8%), diameter
batang (3%) dan persen hidup tanaman (99%) (Karyaningsih 2009).
4.1.2.5. Kapur naga (Calophyllum sp) Pada tanaman kapur naga perlakuan pembenah tanah saja menghasilkan
nilai tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan kombinasi antara inokulasi FMA
dan pembenah tanah ditunjukan dengan nilai persen hidup tanaman sebesar 294%
(Karyaningsih 2009).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jenis- jenis akasia dan
mangium dapat tumbuh di media tailing batu bara dengan bantuan pemberian
sludge. Sedangkan pemberian topsoil memberikan hasil yang baik untuk
pertumbuhan jenis pulai. Untuk jenis tanaman gaharu pertumbuhan bibit dapat
dibantu dengan inokulasi FMA dan pembenah tanah. Sedangkan untuk jenis
nyatoh dan kapur naga, pemberian pembenah tanah saja sudah dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman di media tailing batubara.
4.1.3. Tambang emas
Penelitian tanaman mindi dengan media tailing emas pada skala
laboratorium ditunjukkan dalam tabel 4, sebagai berikut:
Tabel 4. Respon pertumbuhan mindi pada media tailing tambang emas
No Nama
Spesies Perlakuan
Parameter (% terhadap kontrol)
T(cm) D(cm) B(gr) NPA(gr/tan) MIE(%) IMB
1
Mindi (Melia
azedarach LINN)
kompos aktif +
inokulum FMA
9 2 tn 2 16 1
Keterangan : T = Tinggi, D = Diameter, B = Biomassa, NPA = Nisbah Pucuk Akar, MIE = Mycorrhizae Inoculation Effect, IMB = Indeks Mutu Bibit, tn = tidak nyata sumber: Luluk Setyaningsih tahun 2007
16
4.1.3.1 Mindi (Melia azedarach LINN) Tabel 4. Menunjukkan kombinasi antara kompos aktif dan inokulum FMA
memberikan peningkatan tinggi tanaman mindi sebesar 9%, diameter sebesar 2%
dan nilai nisbah pucuk akar 2%. Jika dilihat dari nilai efek pemberian mikoriza
adalah sebesar 16% lebih dari kontrol dari nilai indeks mutu bibit sebesar 1
(Setyaningsih 2007).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jenis tanaman mindi mampu tumbuh
pada media tailing emas dengan bantuan perlakuan kombinasi kompos aktif dan
inokulum FMA pada media tumbuhnya.
4.2. Kegiatan Penelitian Skala Lapangan 4.2.1 Tambang Nikel
Hasil penelitian lapangan di lahan bekas tanbang nikel yang berhasil
dikumpulkan adalah pengukuran pertumbuhan tanaman melochia dan cemara
gunung. Detail nilai yang dicapai disajikan pada tabel 5, sebagai berikut:
Tabel 5. Respon pertumbuhan melochia dan cemara gunung pada media
tailing tambang nikel
No Nama Spesies Perlakuan Parameter(% terhadap kontrol)
T(cm) D(cm) PHT(%)
1
Melochia (Melochia umbellata
(Houtt.) Stapf)
Control (tanpa pengendali)
tn tn tn
Pengendalian (H) td td td Pemupukan (P) 101 120 97 Interaksi H*P tn tn td
2
Cemara gunung (Casuarina
junghuuniana Miq.)
Control (tanpa pengendali)
tn tn td
Pengendalian (H) 96 tn 100 Pemupukan (P) tn tn td Interaksi H*P tn tn td
Keterangan : T = Tinggi, D = Diameter, PHT = Persen Hidup Tanaman, tn = tidak nyata, td = tidak diamati/diukur, n =nyata sumber: Ari Prasetiyo tahun 2008
4.2.1.1 Melochia (Melochia umbellata(Houtt.) Stapf) Pemupukan yang diberikan pada tanaman melochia di lapangan
menunjukkan nilai peningkatan tinggi tanaman sebesar 101%, diameter batang
120% dan nilai persen hidup tanaman 97%. Sedangkan perlakuan kombinasi
antara pengendalian dan pemupukan tidak memberikan respon yang baik
terhadap pertumbuhan melochia (Prasetiyo 2008).
17
4.2.1.2 Cemara Gunung (Casuarina junghuuniana Miq.) Pada tanaman cemara gunung adanya perlakuan pengendalian rumput signal
menunjukkan peningkatan nilai persentase tinggi tanaman sebesar 96% dan nilai
persen hidup tanaman sebesar 100%. Peningkatan yang berarti tidak ditunjukkan
oleh kombinasi perlakuan pengendalian dan pemupukan (Prasetiyo 2008).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jenis melochia dapat tumbuh pada
media tailing nikel dengan bantuan pemupukan. Sedangkan cemara gunung dapat
tumbuh baik dengan bantuan pengendalian rumput signal.
4.2.2. Tambang Timah
Penelitian di tambang timah skala lapangan yang berhasil dikumpulkan
adalah menggunakan jenis nyamplung, ubak, rengkat, leban dan waru. Hasil
selengkapnya disajikan pada tabel 6, sebagai berikut:
Tabel 6. Respon pertumbuhan tanaman nyamplung, ubak, rengkat leban dan
waru pada media tailing tambang timah.
No Nama spesies perlakuan Parameter (% terhadap control) S(%) T(m²) PA(cm)
1 Nyamplung (Callophyllum inophyllum) Penyiraman 99 1 52
2 Ubak
(Syzygium grande) penyiraman 90 2 60
3 Rengkat
(Ficus superba) penyiraman 100 1 57
4 Leban
( Vitex pinnata penyiraman 77 tn tn
5 Waru
(Hibiscus tiliaceus) penyiraman 100 4 71
Keterangan: S = Survival, T = Tajuk, PA = Panjang Akar Sumber: Eddy Nurtjahya tahun 2008
4.2.2.1 Nyamplung (Callophyllum inophyllum)
Perlakuan penyiraman yang diberikan pada tanaman nyamplung di lapangan
menunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 99%. Perlakuan yang sama juga
mampu meningkatkan luas tajuk 1% dan nilai panjang akar 52% (Nurtjahya
2008).
18
4.2.2.2 Ubak (Syzygium grande)
Tanaman ubak yang diberikan perlakuan penyiraman menunjukkan nilai
peningkatan survival sebesar 90%, luas tajuk 2% dan nilai panjang akar 60%
(Nurtjahya 2008).
4.2.2.3 Rengkat (Ficus superba)
Perlakuan penyiraman yang diberikan pada tanaman rengkat di lapangan
menunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 100%. Perlakuan yang sama
mampu meningkatkan luas tajuk 2% dan nilai panjang akar 57% (Nurtjahya
2008).
4.2.2.4 Laban ( Vitex pinnata)
Tanaman leban yang diberikan perlakuan penyiraman di lapangan hanya
ditunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 77%. Untuk parameter tajuk dan
panjang akar untuk perlakuan penyiraman tidak menunjukkan hasil.
4.2.2.5 Waru ( Hibiscus tiliaceaus)
Perlakuan penyiraman yang diberikan pada tanaman waru di lapangan
menunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 100%, luas tajuk 4% dan nilai
panjang akar sebesar 71% (Nurtjahya 2008).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jenis nyamplung, ubak, rengkat,
leban dan waru dapat tumbuh di tailing timah dengan bantuan penyiraman.
19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perlakuan Mikoriza (Mycofer) dan penambahan pupuk kandang atau pupuk
kompos dapat membantu pertumbuhan semai tanaman akasia, lamtoro, gamal
dan sengon sehingga tumbuh pada tailing bekas tambang timah. Sedangkan
semai jarak pagar mampu tumbuh pada lahan bekas tambang timah.
2. Pemberian sludge dapat membantu pertumbuhan akasia dan mangium pada
media tanam tailing batu bara. Sedangkan pemberian topsoil dapat membantu
pertumbuhan jenis semai pulai. Untuk jenis tanaman gaharu pertumbuhan
bibit dapat dibantu dengan inokulasi FMA dan pembenah tanah. Sedangkan
untuk jenis nyatoh dan kapur naga, pemberian pembenah tanah saja sudah
dapat memberikan pertumbuhan semai yang baik di media tailing batubara.
3. Jenis tanaman mindi mampu tumbuh pada media tailing emas dengan bantuan
perlakuan kombinasi kompos aktif dan inokulum FMA.
4. Bantuan pemupukan, jenis tanaman melochia dapat tumbuh pada media
tailing nikel di lapangan. Sedangkan cemara gunung dapat tumbuh baik
dengan adanya sistem pengendalian rumput signal.
5. Jenis nyamplung, ubak, rengkat, laban dan waru dapat tumbuh di tailing
timah dengan bantuan penyiraman.
5.2 Saran
Perlu adanya penelitian tentang faktor - faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan pertumbuhan tanaman di lahan tailing. Selanjutnya perlu
dilakukan evaluasi hasil penelitian setiap 5 tahun sekali untuk menghasilkan
update informasi tentang rehabilitasi lahan pasca tambang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Badri LN 2004. Karakteristik Tanah, Vegetasi dan Air kolong Pasca Tambang Timah dan Tehnik Rehabilitasi Lahan untuk Keperluan Revegetasi ( Studi Kasus Pasca Tambang Timah Dabo Singkep). Tesis. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.
[DITR] Departement of Industry Tourism and Resources. 2006. Mine Rehabilitation Leading Practice Sustainable Development Program for The Mining Industry. Canberra : Commonwealth of Australia.
Daniel TW, JA Helms dan FS Baker. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. Bumi Aksara. Jakarta Karyaningsih I. 2009. Pembenah Tanah dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Untuk Peningkatan Kualitas Bibit Tanaman Kehutanan Pada Areal Bekas Tambang Batu Bara. Tesis. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.
Lakitan B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Lisfiani F.2009. Kontribusi Bahan Organik dan Anorganik pada Pemantapan Pertumbuhan Jarak Pagar (Jatropha curcas) di Lahan Bekas Tambang Timah. Tesis. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.
Mulyanto. 2008. Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang. Makalah Seminar dan Workshop Reklamasi dan Pengelolaan Kawasan Pasca Penutupan Tambang. Pusdi Reklatan, Bogor.22 Mei 2008
Nurtjahya E.2008. Revegetasi Lahan Pasaca Tambang Timah Dengan Beragam Jenis Pohon Lokal di Pulau Bangka.Disertasi. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.
Nusantara A, Enny, Iwan S, Arief D, Untung S. 2004. Strategi Restorasi Lahan Terdegredasi. Makalah. Sekolah Pasca Sarjana, IPB. Tidak Diterbitkan.
Parotta JA. 1993. Secondary Forest Regeneration on Degraded Tropical Land: The Role of Plantation as “ Foster Ecosystem ˝. Kluwer Academic Publisher. Dardrecht, The Netherlands
Prasetiyo A. 2008. Pengaruh Pengendalian Rumput Signal dan Cara Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pionir di Lahan Pasca Tambang PT.Internatioanal Nickel Indonesia Sorowako Sulawesi Selatan. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.
Rahayu RRD. 2006. Penggunaan Sludge Industri Kertas untuk Meningkatkan Pertumbuhan Pulai pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.
Riadi F. 2006. Pertumbuhan Semai Acacia crassicarpa A.Cunn Ex. Benth Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara yang diberi Perlakuan Bioremediasi. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.
Sirait EESA. 1997. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi di Lahan Bekas Tambang Nikel PT. INCO, Sorowako, Sulawesi. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.
21
Setiadi Y.1991. Aplikasi Silvikultur Lahan Kering di proyek Pekan Penghijauan Nasional XXX Lembah Palu Sulawesi Tengah. Tim APHI-IPB.Jakarta
_______. 2006a. Bahan Kuliah Ekologi Restorasi. Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pasca Sarjana, IPB. Tidak Diterbitkan.
_______. 2006b. Criteria and Indicator for Evalaution the Succesfull Revegetation Programme. IUC-IPB Report. Tidak diterbitkan.
Setiawan AI. 1993. Penghijauan Dengan Tanaman Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta
Setiawan IE. 2003. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi Pada Lahan Bekas Tambang Timah PT. KOBA TIN, Koba, Bangka-Belitung. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.
Setyaningsih L. 2007. Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Kompos Aktif untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Mindi ( Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor. Tesis. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.
Sormin BR. 2006. Pertumbuhan Bibit Acacia mangium Willd. Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara setelah Pemberian Sludge Industri Kertas. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.
Tan KH. 1993. Priciples of Soil Chemistry. Marcel Dekker Inc, New york
23
Lampiran 1 : Database Hasil Penelitian Respon Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca Tambang
No Tahun Nama Peneliti Judul Tanaman Jenis Karya Instansi
1 2004 Lusi Nurbaiti Badri
Karakteristik Tanah, Vegetasi dan Air kolong Pasca Tambang Timah dan Tehnik Rehabilitasi Lahan untuk Keperluan Revegetasi ( Studi Kasus Pasca Tambang Timah Dabo Singkep)
Akasia (Acacia auriculiformis A.Cunn.ex Benth)
Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.)de Wit.)
Gamal (Gliricidia maculata H.B.K)
Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)
Tesis Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor
2 2009 Faulia Lisfiani Bahan Organik dan Anorganik pada Pemantapan Pertumbuhan Jarak Pagar (Jatropha curcas) di Lahan Bekas Tambang Timah
Jarak pagar (Jatropha curcas)
Tesis Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor
3 2006 Fian Riadi Pertumbuhan Semai Acacia crassicarpa A.Cunn Ex. Benth Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara yang diberi Perlakuan Bioremediasi
Akasia (Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth)
Skripsi Fakultas Kehutanan IPB
4 2006 .BisukRicardo Sormin
Pertumbuhan Bibit Acacia mangium Willd. Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara setelah Pemberian Sludge Industri Kertas
Akasia (Acacia mangiumWilld)
Skripsi Fakultas Kehutanan IPB
5 2006 Ria Rahmawati Dwi Rahayu
Penggunaan Sludge Industri Kertas untuk Meningkatkan Pertumbuhan Pulai pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara
Pulai (Alstonia scholaris)
Skripsi Fakultas Kehutanan IPB
24
6 2009 Ika Karyaningsih Pembenah Tanah dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Untuk Peningkatan Kualitas Bibit Tanaman Kehutanan Pada Areal Bekas Tambang Batu Bara
Gaharu (Aquilaria crassna Pierre ex Lecomte)
Nyatoh (Palaquium sp.)
Kapur naga (Calophyllum sp)
Tesis Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor
7 2007 Luluk Setyaningsih
Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Kompos Aktif untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Mindi ( Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor.
Mindi (Melia azedarach LINN)
Tesis Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor
8 2008 Ari Prasetyo Pengaruh Pengendalian Rumput Signal dan Cara Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pionir di Lahan Pasca Tambang PT.Internatioanal Nickel Indonesia Sorowako Sulawesi Selatan
Melochia (Melochia umbellata (Houtt.) Stapf)
Cemara gunung (Casuarina junghuuniana Miq.)
Skripsi Fakultas Kehutanan IPB
9 2008 Eddy Nutjahya Revegetasi Lahan Pasaca Tambang Timah Dengan Beragam Jenis Pohon Lokal di Pulau Bangka
Nyamplung (Callophyllum inophyllum)
Ubak (Syzygium grande)
Rengkat (Ficus superba)
Laban (Vitex pinnata)
Waru (Hibiscus tiliaceus)
Disertasi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor