14
Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 1 Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO Tri Jeniati Alumni Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Suyoto Dosen Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Email: [email protected] Abstrak “Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo” dilatarbelakangi bahwa kesenian warok memiliki beberapa ragam bentuk gending dan irama. Permasalahan musikal di dalamnya cukup kompleks, mulai dari instrumentasi, pola-pola garap permainan instrumen. Berbagai permasalahan musikal kesenian warok cukup menarik untuk diungkap, karena memiliki berbagai permasalahan musikal yang cukup kompleks. Persoalannya adalah 1) Bagaimana peran musik di dalam Kesenian Warok di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo? 2) Bagaimana garap instrumen Kesenian Warok di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo? Persoalan dimaksud diungkap dengan menggunakan konsep garap Rahayu Supanggah, dan teori fungsi oleh RM. Soedarsono. Hasil penelitian ditemukan, secara turun-temurun digantikan oleh generasi berikutnya, sehingga masih tetap eksis sampai sekarang. Peran musik dalam kesenian Warok sangat dominan. Kesan dapat terbentuk tidak hanya dari kostum, tata rias, atau gerak saja, namun bunyi instrumen pun dapat menciptakan kesan dari sebuah pertunjukan. Bunyi dari pola tabuhan mempunyai kesan yang dapat memperkuat karakter warok. Proses ndadi dipercaya berkaitan dengan pola- pola tabuhan yang mendukungnya. Musik menjadi media seseorang meningkatkan emosi, kemudian direspon oleh tubuh. Pola tabuhan yang ritmik, menimbulkan rasa untuk bergerak. Ketika musik dalam tempo cepat, dengan kondisi fisik penari yang lelah sangat mudah untuk dirasuki oleh makhluk gaib. Garap gending kesenian Warok dibagi dalam tiga bagian, yaitu bagian pertama garap gending untuk penari putri, bagian ke dua garap gending untuk penari putra, bagian ke tiga garap gending untuk penari putra dan putri. Kata kunci: Gending, Garap, Warok. Abstract The research background of “Musical Study On Warok Arts In Talunombo Village, Sapuran District Wonosobo Regency” is that Warok art has various forms of musical tunes and rhythms. The problem on its musical aspect is quite complex, ranging from its instrumentation and its playing patterns (garap) on its instruments. Various musical problems in Warok arts is interesting to be reveal because it has complex musical problems. Issues of this research are: 1) what is the role of music in Warok Art in Talunombo Village, Sapuran District, Wonosobo Regency. 2) How is work of instrument (garap) in Warok Arts? The problem of this research revealed using the concept of works of Rahayu Supanggah, and function theory by RM. Soedarsono. The results of the study found that the Warok arts is as existing legacy from generations. The role of music in Warok is very dominant. Impressions from Warok obtained not only by it costumes, make-up, or movement, but rather to the sound of the musical instruments that could create the impression of a performance. The sound of the wasp pattern has an impression that can strengthen the Warok character. The trance process believed having relation to the

KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 1

Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto

KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROKDI DESA TALUNOMBO, KECAMATAN SAPURAN

KABUPATEN WONOSOBO

Tri JeniatiAlumni Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

SuyotoDosen Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia (ISI) SurakartaEmail: [email protected]

Abstrak

“Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, KabupatenWonosobo” dilatarbelakangi bahwa kesenian warok memiliki beberapa ragam bentuk gendingdan irama. Permasalahan musikal di dalamnya cukup kompleks, mulai dari instrumentasi,pola-pola garap permainan instrumen. Berbagai permasalahan musikal kesenian warok cukupmenarik untuk diungkap, karena memiliki berbagai permasalahan musikal yang cukup kompleks.Persoalannya adalah 1) Bagaimana peran musik di dalam Kesenian Warok di Desa TalunomboKecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo? 2) Bagaimana garap instrumen Kesenian Warokdi Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo? Persoalan dimaksud diungkapdengan menggunakan konsep garap Rahayu Supanggah, dan teori fungsi oleh RM. Soedarsono.Hasil penelitian ditemukan, secara turun-temurun digantikan oleh generasi berikutnya, sehinggamasih tetap eksis sampai sekarang. Peran musik dalam kesenian Warok sangat dominan. Kesandapat terbentuk tidak hanya dari kostum, tata rias, atau gerak saja, namun bunyi instrumenpun dapat menciptakan kesan dari sebuah pertunjukan. Bunyi dari pola tabuhan mempunyaikesan yang dapat memperkuat karakter warok. Proses ndadi dipercaya berkaitan dengan pola-pola tabuhan yang mendukungnya. Musik menjadi media seseorang meningkatkan emosi,kemudian direspon oleh tubuh. Pola tabuhan yang ritmik, menimbulkan rasa untuk bergerak.Ketika musik dalam tempo cepat, dengan kondisi fisik penari yang lelah sangat mudah untukdirasuki oleh makhluk gaib. Garap gending kesenian Warok dibagi dalam tiga bagian, yaitubagian pertama garap gending untuk penari putri, bagian ke dua garap gending untuk penariputra, bagian ke tiga garap gending untuk penari putra dan putri.

Kata kunci: Gending, Garap, Warok.

Abstract

The research background of “Musical Study On Warok Arts In Talunombo Village, Sapuran DistrictWonosobo Regency” is that Warok art has various forms of musical tunes and rhythms. The problemon its musical aspect is quite complex, ranging from its instrumentation and its playing patterns (garap)on its instruments. Various musical problems in Warok arts is interesting to be reveal because it hascomplex musical problems. Issues of this research are: 1) what is the role of music in Warok Art inTalunombo Village, Sapuran District, Wonosobo Regency. 2) How is work of instrument (garap) inWarok Arts? The problem of this research revealed using the concept of works of Rahayu Supanggah,and function theory by RM. Soedarsono. The results of the study found that the Warok arts is asexisting legacy from generations. The role of music in Warok is very dominant. Impressions fromWarok obtained not only by it costumes, make-up, or movement, but rather to the sound of the musicalinstruments that could create the impression of a performance. The sound of the wasp pattern has animpression that can strengthen the Warok character. The trance process believed having relation to the

Page 2: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 20192

wasp patterns that support it. Music becomes a media for a person to increase their emotions and totheir body responds. Rhythmic wasp pattern causes a sense to a body movement. When the musicplayed in fast tempo, the tired physical dancers could easily possessed by supernatural beings. Warokart works genre divided into three parts namely: 1.) works (garap) on music for female dancers, 2.)works (garap) on music for male dancers, and 3.) works (garap) on music for both male and femaledancers.

Keywords: Gending, Garap, Warok.

Pengantar

Kesenian Warok adalah salah satu darisekian jenis kesenian rakyat yang ada diwilayah Kabupaten Wonosobo, khususnya diDesa Talunombo Kecamatan Sapuran. SelainWarok di Talunombo terdapat beberapakesenian lain seperti, Kuda Lumping ,Dayakan, Rebana, dan Janenan. Dari sekianbanyak kesenian rakyat yang ada di desaTalunombo, kesenian Warok merupakan salahsatu jenis kesenian rakyat yang palingberkembang dan sangat populer di daerahWonosobo dibandingkan dengan kesenianrakyat yang lainnya. Hal tersebut terbuktidalam perkembangannya ditandai denganbanyaknya peminat yang ingin mementaskanpertunjukan Kesenian Warok, dibandingkandengan kesenian lain yang ada di daerahtersebut (Agus, 20 Agustus 2016).

Kesenian Warok merupakan gabungandari seni musik dan seni tari. Pemain kesenianWarok berjumlah sekitar 20 orang. Parapemain merupakan satu kesatuan, tidakterikat oleh tugas masing-masing, kadang-kadang seorang pemain dapat bertugassebagai penabuh gamelan atau sebagai penaridalam pementasan kesenian tersebut.

Tata rias dan properti yang digunakanpada Kesenian Warok memiliki kekhasan. Parapenari menggunakan riasan hitam tebal padawajah. Bagian alas kaki mengenakan gelangklinthingan sehingga menimbulkan suara riuhgemerincing tiap gerakannya. Hentakan kakipara penari dan musik gamelan yangberdentum membuat kemeriahan sebuahpentas Kesenian Warok. Para penari yangmenggunakan riasan hitam tebal pada wajah,menari mengikuti irama musik gamelan yangmengiringi.

Dalam setiap pementasannya parapenari warok selalu melibatkan hal gaibkarena dalam setiap pementasannya selalu adapenari yang kesurupan. Selain itu banyaksekali sesajen yang disediakan untukmemenuhi permintaan para dhanyang yangmerasuk kedalam tubuh penari. Keberadaanseni tradisi merupakan bagian yang takterpisahkan dari kebudayaan masyarakatpendukungnya. Seni difungsikan sebagaisalah satu sarana dilaksanakannya aktivitasbudaya mereka. Terutama cabang senitradisional di Jawa, baik langsung maupuntidak langsung hampir selalu berkaitandengan upacara dan ritual keagamaan (Simuhdalam Soedarsono 1985: 64). Masyarakatsebagai pendukung kesenian mengalamiberbagai perubahan sesuai denganperkembangan jamannya. Keberadaan,peranan, fungsi, dan bentuknya akan bergeseratau berubah seiring dengan situasi dankondisi masyarakat pendukungnya.Perkembangan dan perubahan yang terjadipada Kesenian Warok terdapat pada unsurmusikal, unsur urutan sajian, dan busana yangdigunakan.

Peranan Kesenian Warok masih tampakdalam masyarakat Talunombo, meskipunsudah mengalami perkembangan danperubahan, misalnya dalam acara bersih desa.Kenyataan ini menunjukkan bahwa peranankesenian erat kaitannya dengan kehidupanmasyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapatEdi Sedyawati, melihat bahwa bermacam-macam peranan masih dimiliki oleh keseniandalam kehidupan, dan peranan itu ditentukanoleh keadaan masyarakat, maka besarlah artikondisi masyarakat ini bagi pengembangankesenian (Sedyawati, 1998:61). Sehubungandengan peranan kesenian, terbukti KesenianWarok sampai sekarang masih dipercaya

Page 3: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 3

Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto

masyarakat Desa Talunombo, karena kesenianmasih digunakan dalam berbagai ritual danacara daerah.

Ciri dan identitas sajian Kesenian Warokdapat divisualisasikan melalui tiga aspek,yakni: aspek musikal, ragam gerak, dan alursajian. Jika seorang pelaku Kesenian Warokmemiliki ragam gerak yang lain (berbeda) darisajian Kesenian Warok secara umum, tetapiragam gerak yang disajikan dapat diterimaatau bahkan disukai oleh masyarakatpendukungnya, maka ragam gerak tersebutakan menjadi ciri khas dari Kesenian Warok.Demikian halnya alur sajian dan aspekmusikal. Kesenian Warok akan dianggapmempunyai kekhasan jika mampumembawakan sajian yang berbeda denganpertunjukan Kesenian Warok secara umum,ketika disajikan mendapat apresiasi positif darimasyarakat.

Mengulas tentang ciri dan identitasKesenian Warok dilihat dari unsur-unsursajiannya, peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian terhadap sajian Kesenian Warokyang ada di Desa Talunombo khususnya padakelompok kesenian Projo Mukti. KesenianWarok Projo Mukti yang ada di DesaTalunombo memiliki kekhasan atau keunikantersendiri, sehingga masyarakat masih tertarikuntuk mementaskannya. Selain itu, kelompokkesenian Projo Mukti mampu mengikutiperkembangan zaman dan selera masyarakatyaitu dengan menyajikan bentuk tari danmusik yang lebih modern, serta menambahkanbeberapa alat musik untuk membantumemeriahkan setiap pertunjukan KesenianWarok, namun tanpa menghilangkan ciri khasdari Kesenian Warok yang terdahulu. Haltersebut dilakukan supaya pertunjukanKesenian Warok tidak membosan-kan danmasyarakat memiliki antusias yang tinggiuntuk menyaksikan Kesenian Warok.

Musik merupakan pendukung utamaKesenian Warok, sehingga dengan kehadiranmusik menjadikan Kesenian Warok hidup danada rohnya. Sesuai dengan perkembanganzaman Kesenian Warok juga mengalamiperkembangan yang cukup pesat. Hal iniditandai dengan Kesenian Warok masukpanggung seni pertunjukan modern, sejalan

dengan perkembangan keseluruhan unsurpertunjukannya sendiri.

Perkembangan selanjutnya mulaidiadakannya festival, lomba yangmengikutsertakan Kesenian Warok. Hal inimembawa pengaruh yang cukup berarti bagiperkembangan Kesenian Warok beserta semuaaspek-aspeknya. Salah satu dampak dariperkembangan ini adalah semakin maraknyamusik-musik yang bukan musik KesenianWarok, ikut masuk dan ditampilkan dalampertunjukan Kesenian Warok. KendatipunKesenian Warok telah banyak dimasuki ataudisisipi unsur-unsur musik lain seperti musikdangdut, campursari, regae, dan lainnya,namun kedudukan musik atau gendingKesenian Warok tetap mempunyai kedudukantersendiri dalam suatu garap komposisimusiknya. Garap musik Kesenian Warok yangtradisi masih sangat eksis dan dipegang teguholeh para seniman (musisi/pengrawit)Kesenian Warok.

Kesenian Warok memiliki beberaparagam bentuk gending dan irama.Permasalahan musikal di dalamnya puncukup kompleks, mulai dari masalahinstrumentasi, pola-pola garap permainaninstrumen seperti kendang, bendhe, senggakan,interaksi musikal, dan masalah musikalnya.Berbagai permasalahan musikal KesenianWarok cukup menarik untuk diungkap,karena memiliki berbagai permasalahanmusikal yang cukup kompleks.

Telah dijelaskan pada aleniasebelumnya, bahwa Kesenian Warok memilikitiga aspek, yakni: aspek musikal, bentuk sajian,dan ragam gerak, namun dalam hal ini penelitimembahas pada musikalnya. Alasannyaadalah bahwa dari ketiga aspek tersebut, yangsesuai dengan disiplin ilmu yang peneliti milikiadalah musikalnya. Musik atau gending didalam pertunjukan Kesenian Warok memilikiperan yang cukup vital, sebagaimanadikemukakan oleh Rahayu Supanggah bahwagending untuk keperluan tari memerlukangarap khusus pada beberapa unsurnya(Supanggah, 2007: 262).

Pemikiran di atas, menjadi latarbelakang peneliti untuk melakukan penelitianterhadap kajian musikal dalam Kesenian

Page 4: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 20194

Warok yang ada di Desa Talunombo,Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo.Hal-hal yang berhubungan dengan ragamgerak dan alur sajian tidak dibahas secaradetail, melainkan diinformasikan seperlunyauntuk menjembatani peneliti melakukanidentifikasi.

Atas dasar uraian yang telahdikemukakan di dalam latar belakang, makaberbagai masalah yang menarik untukmendapatkan pemecahan dan jawabannya,dirumuskan dalam beberapa pertanyaan. 1)Bagaimana peran musik di dalam KesenianWarok di Desa Talunombo KecamatanSapuran Kabupaten Wonosobo? 2)Bagaimana garap instrumen Kesenian Warokdimaksud?

Pembahasan

Kehadiran musik di dunia ini sangatmempengaruhi dan tidak lepas dari kehidupanmanusia, bahkan musik seakan telah menyatudalam kehidupan manusia. Musik merupakannada atau suara yang disusun disertai bunyi-bunyian dari alat musik sehinggamengandung lagu, irama, dan kekompakan(Salim, 1991:1251). Tidak hanya dari alatmusik namun berbagai bunyi dari mana sajadapat menjadi musik apabila terbentuknyamusik tersebut terdapat elemen-elemen musikdi dalamnya. Berdasarkan ensiklopediNasional Indonesia, musik dapat dikatakaninteraksi tiga elemen, yaitu irama, melodi, danharmoni.

... Irama adalah pengaturan suara danwaktu, panjang atau pendek. Iramamembantu musik memberikankarakternya,... Semua musikmempunyai irama dan kecepatan musikyang disebut tempo. Kombinasibeberapa tinggi nada dan beberapairama dapat menghasilkan sebuahmelodi atau sebuah lagu. Beberapabagian pendek hanya mempunyai satumelodi, sedangkan bagian yang lebihpanjang mungkin terdiri atas beberapamelodi, berbeda yang memberikankontras pada musik dan membuatnyabervariasi (Setiawan, 1990:413).

Keadaan diatas juga dapat tertuangpada fenomena alam seperti hujan, terkadangsuara hujan yang tadinya deras tiba-tiba redadan sesaat kemudian menjadi deras kembali.Keadaan yang demikian seperti halnya tempodalam musik. Pada pertunjukan musik adakalanya tempo musik harus dimainkan pelanatau cepat. Hal ini dalam musik karawitanJawa disebut laya cepet (tempo cepat), layasedeng (tempo sedang) dan laya cepet (tempocepat).

Musik mempunyai dua fungsi yaitumandiri dan digunakan untuk keperluan lainsebagai bagian dari sebuah pertunjukan,seperti tari, wayang, film/teater, fashion show,upacara dan lain sebagainya. Dalam duniakarawitan, oleh Trustho kedua peran tersebutdikatakan sebagai in action dan ex action. Peranin action dapat dilihat apabila karawitan itusejalan dengan partnernya, sedangkan peranex action apabila karawitan hanya berfungsimelatar belakangi (Trustho, 2005: 4).

Dalam fungsinya yang pertama bahwamusik dimainkan secara mandiri menuntutpenikmat ataupun pendengar untuk lebihberkonsentrasi saat mendengarkan musiktersebut, sehingga akan menimbulkankepuasan tersendiri bagi para penikmatnya.Hal ini bisa terjadi pada orkestra-orkestra yangdalam permainannya tanpa dikaitkan dengankeperluan lain seperti tari, wayang, teater danlain sebagainya. Fungsinya yang kedua musikdijadikan sebagai pendukung dari sebuahpertunjukan. Tanpa adanya musikpertunjukan tidak akan dapat berjalansebagaimana mestinya. Musik dapatdigunakan untuk mengiringi saja, contohuntuk mengiringi upacara, selain itu musikjuga dapat dipakai untuk membentuk suasanaseperti yang terjadi pada drama atau film.Adegan yang tidak terlalu menegangkan akanmenjadi mencekam saat musik ikut terlibatdalam pertunjukan tersebut. Dengan demikianmusik dapat mendukung suasana daripertunjukan, sehingga dapat mempengaruhijiwa penikmatnya saat menyaksikanpertunjukan tersebut.

Melihat musik dapat ditempatkan dimana saja dan digunakan untuk kepentinganapa saja, maka musik bersifat luwes.

Page 5: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 5

Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto

Kenyataan tersebut tampak pada pertunjukanKesenian Warok, musik digunakan untukmengiringi tarian di setiap permainannya.Musik dalam Kesenian Warok cukupsederhana, bahkan orang awam mengatakanmusik Kesenian Warok itu monoton.Pengulangan irama seakan banyak terjadi disetiap pertunjukannya. Hal ini MathiasSupriyanto menjelaskan bahwa karenapemberian iringan dengan tekanan yang ajegpada semua bagian atau gerak bisamenimbulkan kesan monoton (Supriyanto,2002: 55).

Keberadaan musik sangat menentukanjalannya pertunjukan, baik vokal maupuninstrumen dapat dijadikan sebagai pengiringdari sebuah pertunjukan. Meskipun musikKesenian Warok hanya sedikit menggunakanmelodi vokal, namun irama yang terbentukdapat mendukung pertunjukan. Perananmusik dalam pertunjukan Kesenian Warokdapat menciptakan suasana yang diperlukandalam setiap tariannya. Penonton dapat dibuattakjub oleh berbagai gerak tarian yangdisajikan oleh para penari Kesenian Warok,yang bertindak sebagai peran utama dalampertunjukan, akan tetapi tarian akan berjalandengan bagus apabila terdapat musik yangmenyertainya.

Peran beberapa jenis instrumen musikpukul begitu berarti untuk membentuk sebuahmusik Kesenian Warok. Meskipun musik yangdimainkan memiliki volume yang keras danramai, namun suara itulah yang diharapkandalam musik Kesenian Warok. Alunan bunyimusik tersebut yang membantu para penariWarok untuk menampilkan setiap gerakannya.Kesenian Warok tidak jauh berbeda dengankesenian-kesenian Indonesia yang banyakmenggunakan alat musik perkusi dalampertunjukannya. Meskipun sama-samamenggunakan alat musik perkusi namun jenisalat musik dan musiknya pun berbeda.Masing-masing kesenian mempunyai cirikhasnya sendiri-sendiri, yang memudahkanmasyarakat cepat mengenalinya walaupunhanya dengan mendengar musik dari sebuahpertunjukan.

Fungsi Musik dalam Berbagai Keperluan

Kesenian Warok beserta musiknya telahmenjadi salah satu bentuk budaya dantradisi bagi masyarakat pendukung kesenianini. Bentuk budaya dimaksud adalahdigunakannya kesenian ini untuk sejumlahkeperluan. Berikut fungsi dari aspek musikatau tabuhan Kesenian Warok.

1. Fungsi MusikalFungsi untuk seni pertunjukan tentunya

mengarah juga pada sisi hiburan. KesenianWarok sebagai kesenian rakyat, dipahami olehmasyarakat sebagai seni pertunjukan tari. Atasdasar ini, aspek musik Kesenian Warok dapatdisebut sebagai musik tari, atau dengan katalain berfungsi sebagai musik tari.a. Musik Tari

Fungsi pokok musik Kesenian Warokadalah sebagai musik tari untuk KesenianWarok. Sejak terbentuknya Kesenian Warokmusik memang sudah digunakan untukmengiringi tarian Warok, meskipun masihbersifat sederhana. Namun, tetap instrumendan musik yang digunakan adalah instrumenmusik Warok. Seiring perkembangan zamanmusik Kesenian Warok terus berkembang,terlihat dari penambahan alat musik yangsemakin beragam dan pola tabuhan yangsemakin bertambah.

b. Musik Mandiri (Tanpa Tari)Selain sebagai musik tari, musik Warok

juga sering disajikan tidak dalam keperluansebagai musik tari. Dalam pertunjukanKesenian Warok pun sajian musik Warok tidakmesti ditujukan sebagai musik tari (tarianWarok). Beberapa kasus yang menunjukkanbahwa musik Kesenian Warok dapat berfungsiuntuk keperluan bunyi-bunyian (tetabuhan)mandiri, tanpa bermaksud nabuhi suatu tarian(bukan sebagai musik tarian Warok). Hal inibisa dilihat dari aktivitas-aktivitas senimanKesenian Warok ketika melakukan latihan,seringkali ia nabuh musik tanpa sajian tari, dancukup untuk dinikmati. Saat pentas pun,sebelum atau disela-sela sajian tarian Warok,penyajian tabuhan Warok tanpa tari seringdisajikan, dan bukan sekedar mengisi waktu

Page 6: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 20196

luang tetapi juga dinikmati/dihayati oleh parapenonton. Menurut pengamatan, parapenikmat Kesenian Warok pun tampakmenikmati musik Warok.

Pada tahun 2000-an sekarang iniKesenian Warok cukup inovatif dalampenggarapan musiknya. Seperti halnyadengan mengangkat lagu-lagu populer(terutama Jawa) seperti langgam, campursari,dangdut dan sejenisnya, yang telah masukdapur rekaman komersial tanpa meninggalkantabuhan asli Kesenian Warok. Kenyataan inijuga menunjukkan bahwa musik Warok kinibukan sekedar musik tari, namun jugaberfungsi sebagai bunyi-bunyian yang dapatdinikmati oleh penikmatnya, meskipun tanpaadanya unsur tari dalam Kesenian Warok.

Dalam pembelajaran garap musikKesenian Warok secara tradisional dilakukanmelalui budaya lisan. Hal tersebut sepertidikatakan Taat bahwa dirinya dan banyakpemain musik Kesenian Warok pada zamandahulu masih berlaku hingga sekarang,umumnya menimba kemampuan dengan carangèngèr, yaitu proses belajar tradisional,dimana para calon musisi selalu mengikutiaktivitas berkesenian dari gurunya. Dalam halini terjadi proses belajar mengajar denganinteraksi antara murid dan guru secaralangsung. Penyampaian materi garap tabuhanoleh seorang guru kepada muridnya diberikandengan memberikan contoh-contoh praktik.Para murid berusaha mendengarkan ataumelihat dengan seksama praktik dari guru.

Selain belajar musik Kesenian Warokdengan cara ngèngèr, para musisi juga bisabelajar melalui mendengarkan sajian musisilain ataupun rekaman kaset, apa yang dilihatdan didengarkan selanjutnya ditirukan. Dilihatdari cara belajar memang tampak adanyaperbedaan antara bentuk belajar yangdilakukan antara musisi satu dengan yang lain.Tetapi secara sifat, proses transferpengetahuan sebenarnya memiliki kesamaan.Keduanya tidak menggunakan metode notasisebagai median transfer pengetahuan,melainkan hanya dengan cara mengamatipraktik sajian sumber garapnya (guru).Pengamatan dilakukan dengan cara melihat

dan mendengarkan. Informasi garap dari hasilpengamatan mereka simpan dalam memoriingatan (niteni). Memori ingatan inilah yangakan menjadi pijakan para musisi KesenianWarok dalam menyajikan garap musikKesenian Warok. Teknik belajar seperti iniselanjutnya lebih dikenal dengan istilahnguping atau kupingan.

2. Fungsi SosialSelain memiliki daya sugesti terhadap

penghayat dan penikmatnya untuk melakukangerakan-gerakan (joget), tabuhan dapatmengobarkan semangat dan keberanian padadiri pendengar dan penikmatnya. Inilahsebabnya, musik Warok pernah disertakanpada sebuah acara ritual untuk siswa suatuperguruan silat dan tenaga dalam diWonosobo, untuk mengobarkan jiwakeberanian, kegagahan, dan maskulinitas parasiswa perguruan silat dan tenaga dalamtersebut.

Fungsi musik Kesenian Warok untukacara ritual dalam perguruan silat dan tenagadalam tersebut dikaitkan dengan adegan tarianWarok yang mempresentasikan latihankanuragan murid-murid Ki Ageng Suryangalam pada masa lalu. Terlepas darihubungannya dengan keperluan pertunjukanKesenian Warok, musik Warok jelas-jelasdigambarkan sebagai musik pengiring latihankanuragan atau sejenisnya.

3. Keterkaitan Musik dengan Warok.Pembicaraan awal telah dijelaskan

bahwa berhasilnya sebuah pertunjukan biladidukung satu sama lain unsur-unsur yangterdapat didalamnya. Begitu pula denganKesenian Warok, pertunjukan KesenianWarok akan dapat berjalan apabila didukungoleh beberapa unsur yang terkait seperti musik,gerak, properti, kostum, serta tempat. Unsur-unsur tersebut dapat membantu pertunjukan.Selain itu unsur ruang dan waktu serta tenagajuga dibutuhkan dalam pertunjukan KesenianWarok. Unsur ruang untuk pengekspresianemosional, waktu mengetengahkan sebuahurutan temporal yang diekspresikan melaluiritme. Dalam penyajiannya unsur waktu

Page 7: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 7

Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto

dituangkan melalui ritme, sehingga terbentukirama tertentu, dan unsur tenagaberhubungan dengan pengaturan tensi tubuh(Trustho, 2005:55).

Penyatuan jiwa sangat diperlukandalam memainkan Kesenian Warok. Tidakhanya pada musisi dengan musiknya saja,namun dalam beratraksipun jugamembutuhkan penyatuan jiwa untukmenghasilkan sajian seperti yang diinginkan.Gerak penari warok menjadi hidup sepertilayaknya karakter warok yang sesungguhnyaapabila dalam memainkannya menggunakanpenghayatan. Penari harus mengetahui gerakdan karakteristik seorang Warok, untukmendapatkan hasil sajian yang elok danmemukau penonton. Cara seorang Warokberjalan, cara makan, melompat, menari, danlain sebagainya. Karakter Warok disajikansemirip mungkin, untuk menunjang agarpementasan Kesenian Warok lebih menarik.

Gerak-geraknya yang khas seorangWarok mengundang banyak penonton untukmelihat dan menikmati pertunjukan KesenianWarok. Ekspresi wajah juga sangat dibutuhkanuntuk mendukung sajian pertunjukan, selainkelincahan geraknya. Melalui ekspresi wajah,pertunjukan Kesenian Warok terkesan lebihhidup. Tidak hanya ekspresi wajah para penariyang menggunakan kostum Warok, parapenari yang menggunakan topeng juga haruslihai memainkan ekspresi mimik wajah sesuaidengan peran yang sedang disajikan.

Kesenian Warok mempunyai duamacam topeng, berbeda dengan topeng yangbiasa digunakan tari topeng pada umumnya.Dalam pertunjukan Kesenian Warok, topengtersambung kain panjang yang fungsinyauntuk menutupi badan pemain depan danbelakang. Kedua tangan pemain digerak-gerakkan ketika ia hendak memainkan ekspresiwajah seperti binatang aslinya.

Sebagaimana telah dijelaskan diawalbahwa musik pada Kesenian Warok adalahsebagai salah satu peran penting jalannyasebuah sajian. Alunan musik yang begituramai akan membawa ungkapan ekspresi daripenari Warok untuk disampaikan kepadapenonton. Munculnya ekspresi disebabkan

adanya perpaduan unsur musik dan gerak.Penuangan musik dan gerak yang disajikandalam pertunjukan Kesenian Warok biasadilakukan melalui komunikasi antara keduabelah pihak. Menurut Thrustho komunikasitersebut disebut dengan komunikasi non verbal,yaitu dengan isyarat berupa pola-pola yangdimiliki oleh keduanya, baik gerak maupunmusik. Antara pola musik dengan gerak akanmembentuk sebuah interaksi. Dan pertemuankeduanya (musik dengan gerak) tersebut dapatditangkap oleh manusia dan di interpretasikansebagai sebuah simbol.

Kesan dapat terbentuk tidak hanya darikostum, tata rias atau gerak saja, namun bunyiinstrumen pun dapat menciptakan kesan darisebuah pertunjukan. Seperti halnya dalampertunjukan Kesenian Warok yang hanyamempunyai beberapa pola musik saja, namunbunyi dari beberapa pola musik tersebutmempunyai kesan yang dapat memperkuatkarakter Warok. Munculnya bunyi daribeberapa instrumen dan dibentuk dalambeberapa pola tersebut seakan dapatmempengaruhi jiwa manusia yangmendengarnya. Hal ini seperti pendapatAristoteles seorang filsuf Yunani pada abad IVsebelum Masehi, yang dituliskan oleh Groutdalam A History of Western Music, dan JudithBecker tertulis dalam buku yang berjudul KalauBahasa Dapat Diterjemahkan.

Secara langsung musik menirukangejolak dan keadaan jiwa – kelembutan,kemarahan, keberanian, keikhlasan hati,dan sebagainya. ...Oleh karena itu,apabila seseorang mendengarkan musikyang menirukan gejolak jiwa tertentu,ia akan masuk ke dalam gejolak jiwayang sama; dan jika di dalam jangkawaktu yang lama dan terus menerus iaterbiasa mendengarkan jenis musik yangmembangkitkan gejolak jiwa yangrendah dan murahan, maka padadirinya akan terbentuk watak yangsama pula. (Grout, 1975: 7-8, JudithBecker, 1990: 19-20).

Bunyi dari sebuah instrumen dapatmempengaruhi jiwa, tidak selalu bunyi musik

Page 8: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 20198

yang dimainkan secara berasama atauorkestra. Dalam musik Kesenian Warok, suarakendang yang tegas sangat mendukungpertunjukan. Hal ini dikarenakan kesan gagah,wibawa yang ditimbulkan dari suara kendang.Dengan demikian warna suara tersebut dapatmemperkuat karakter Warok menjadi lebihhidup. Kendang dapat bertempo cepat dandapat pula bertempo lambat, meskipun tempokendang dimainkan lambat namun kesangagah masih tampak dalam warna suaratersebut.

4. Keterkaitan Musik dan Ndadi ( Warok)Musik dan kebudayaan memiliki

hubungan yang saling mempengaruhi, karenamusik ataupun kebudayaan berkembangseiring dengan peradapan manusia. Berbagaikebudayaan diberbagai penjuru dunia tidakterpisah dari penggunaan musik. Musik padaawalnya hanya dianggap sebagai bunyi atausuara, namun kini anggapan mengenai musiktidak lagi demikian. Dello Joio, seorangkomponis asal Amerika mengatakan“mengenal musik akan menumbuhkan rasapenghargaan akan nilai seni, selain menyadariakan dimensi lain dari kekayaan yang selamaini tersembunyi”. Penganut agama nasranimenggunakan musik sebagai saranaperibadatan, demikian juga agama Hindu danBudha menempatkan musik untuk mencapaipenyatuan dengan dewa-dewa mereka. Bagiumat Islam khususnya Jawa, musik jugamemiliki tempat tersendiri yakni sebagai syiar/dakwah.

Kesenian Warok hidup di tengahlingkungan yang pendukungnya beragamaIslam, maka pembicaraan mengenai KesenianWarok lebih banyak menggunakan sudutpandang Islam. Umat Islam di Persia, terutamapenganut aliran tasawuf menggunakan musiksebagai media untuk mendapatkanpengalaman kerohanian dan meningkatkanpenghayatan religius. Penghayatan yang tinggidi kalangan tasawuf mampu mencapai tingkatpeleburan dan kekekalan dengan Yang MahaKuasa. Musik dikalangan sufisme ini hanyasatu contoh kekuatan musik dan kemampuanmusik yang mampu mempengaruhi keadaanseseorang. Seperti pernyataan Mary Bassano

yang dikutip Darmo Budhi Suseno dalam“Gong” (No.56/VI/2004).

Bunyi-bunyian dan nada tertentu dapatmengubah sifat kimiawi tubuh kita, dandapat menaikkan emosi yang rendahmenjadi keadaan kesadaran yang baru,yang dengan cara ini dapatmenyelaraskan instrumennya, yakni taklain adalah diri kita sendiri”.

Kesenian Warok hidup ditengahbudaya Jawa yang masyarakatnya menganutkepercayan kejawèn. Dalam kerangka pikirkejawèn, rasionalitas selalu digabungkandengan intuisi, kepercayaan Islam dicampurdengan Hindu dan Animistik. “Orang Jawaselalu berfikir secara induktif, manganalisispengalaman dan peristiwa sambil meraihesensinya (rasa-nya, kebenaran dibalik sebuahfenomena) secara intuitif dengan caralangsung tanpa konstruksi teoritis dan risetyang membosankan” (Nick Mulder, 2001:138). Mungkin hal ini yang mendasari, satuanggapan bahwa proses ndadi dalam KesenianWarok berkaitan dengan pola-pola musikallagu Kesenian Warok dan berhubungandengan makhluk gaib.

Ndadi adalah sebuah peristiwa ketikaseorang penari Warok mengalami tingkatkesadaran tertentu, sehingga tidak dapatmengendalikan raganya. MasyarakatTalunombo menganggap peristiwa ini sebagai“kesurupan”. Kesurupan adalah suatu kondisiketika raga seseorang dirasuki oleh makhlukgaib yang disebut dhanyang. Kepercayaanmasyarakat Talunombo kepada dunia gaib dankepada hubungan dengan orang-orang yangsudah meninggal, merupakan sifat-sifatkebudayaan petani ladang yang sampai saatini masih dipertahankan. Realitas inimemberikan kesadaran bahwa nilai-nilai lokaltidak dapat dipisahkan dalam penciptaankeseniannya. Memahami kesenian Jawa tidakdapat melupakan sistem kepercayaan aslimasyarakatnya. Budaya masyarakatIndonesia lama adalah budaya religius,budaya mitos, budaya spiritual, berbedadengan orang modern yang lebih profan,rasional-obyektif (Jakob Sumardjo, 2004: 33).Hal terpenting dari wacana ini adalah adanya

Page 9: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 9

Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto

kepercayaan terhadap sesuatu yangtransenden, dan upaya menghadirkan yangtransenden tersebut.

Awalnya kemunculan Kesenian Warokmungkin tidak diketahui secara pasti.Kepercayaan masyarakat Talunomboterhadap makhluk gaib menunjukkan bahwakebudayaan primitif masih berpengaruhdalam masyarakat Talunombo. Menurut JakobSumardjo (2004: 33), pada masa primitiftingkat kebudayaan manusia masih sangatsederhana dan sangat percaya terhadapkekuatan makhluk gaib. Masa primitifmemandang dunia ini sebagai kosmosentrisdan biosentris. Kesatuan alam roh, alamsemesta dan alam manusia amat nyata dalampandangan religius mereka. Ketiga hal tersebutdisatukan oleh kekuatan adikodrati: hidup inidikelilingi gaya-gaya gaib dan persoalannyakemudian adalah bagaimana manusia dapatmemenejnya. Kebudayaan mereka adalahpersoalan manajeman daya-daya adikodratiyang terdapat di mana-mana itu. MasyarakatTalunombo sampai saat ini juga masihmempercayai dan menggunakan praktek-praktek mistik. Kesenian Warok dan fenomenandadi menjadi salah satu contoh kepercayaanmasyarakat Talunombo terhadap makhlukgaib.

Kesenian Warok menjadi contohbagaimana masyarakat mengelola dayaadikodrati. Unsur-unsur yang ada dalam jenistari ini memiliki bentuk yang belum diolahsecara koreografis seperti halnya polagerakannya, iringan musik, pakaian, danriasannya pada umumnya masih sederhana(Soedarsono, 1977: 18). Masyarakat percayabahwa makhluk gaib membutuhkan mediauntuk menunjukkan eksistensi mereka. Penarindadi dijadikan media makhluk gaib,kemudian dimanfaatkan sebagai hiburan.

Bagi masyarakat Talunombo fenomenandadi selalu dikaitkan dengan musik. Melihatkomposisi musik Kesenian Warok dengan polayang diulang-ulang, sehingga tidak sulit untukbelajar musik Kesenian Warok, karena tidakada aturan baku. Tetapi bagaimana musik yangsederhana mampu mempengaruhi kesadaranseseorang. “Nada naik dan turun, intensitasserta aksen dan temponya bisa menjadi iringan

tari, dan menimbulkan ekspresi emosional”(Margareth N. H Doubler, 1959: 122). Musiksebagai perangsang seorang penari mengalamindadi, juga harus didukung dengan situasi dankondisi pertunjukan. Pada saat latihan,meskipun musik iringan ndadi desajikan tetapitidak terjadi peristiwa ndadi. Hal ini terjadikarena emosi dari penari itu sendiri tidakmuncul, karena biasanya yang menontonadalah rekan-rekan mereka sendiri. Musikdalam proses ndadi adalah media yangmembantu seseorang meningkatkan emosiyang kemudian direspon oleh tubuh.

Pola tabuhan iringan Kesenian Warokyang ritmik, menimbulkan perasaan untukterus bergerak. Ketika iringan menyajikan lagudengan tempo cepat, dengan kondisi fisikpenari yang lelah sangat mudah untukdirasuki oleh makhluk gaib. “musik juga dapatberakibat pada tekanan darah, mempercepatpulsa, sirkulasi, aktifitas gelombang otak,metabolisme dan respon fisik, serta emosi yangtak terhitung jumlahnya” (Djohan, 2003: 223).Pernyatan ini menunjukkan bahwa musikdapat mempengaruhi keadaan seseorang.

Musik dalam tarian bukan hanyasebagai iringan, tetapi musik adalah faktorpendukung tari yang tidak dapat ditinggalkan.Musik dalam Kesenian Warok menjadi sangatpenting ketika masyarakat manganggapbahwa suaranya mampu menyebabkanseseorang mengalami trance. Musik menjadiunsur yang memperkuat tekanan pada geraktari dan sebagai pendukung suasanapertunjukan. Seorang ahli tari Jawa, PangeranSuryadiningrat memberikan pengertiantentang tari sebagai berikut, “Tari adalahgerak dari seluruh anggota tubuh manusiayang disusun selaras dengan irama musik sertamempunyai maksud tertentu” (Soedarsono,1992: 81).

Sarana Musikal

Unsur-unsur musik dapat diidentifikasidalam garap Kesenian Warok diantaranyaadalah: instrumen, laras, irama atau tempo,ritme, dan volume.

Page 10: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 20191 0

1. InstrumenBanyak kesenian tradisi Nusantara yang

menggunakan perangkat alat musik atauansambel yang disebut gamelan. Pengertian“...alat musik pukul atau perkusi...” cukupmemberi penjelasan tentang definisi ‘gamelan’secara umum. Kata gamelan berasal dari katadasar gamel(bahasa Jawa), kata kerja nggamel,yang artinya memukul, menabuh. Istilahgamel, nggamel, atau gamelan memiliki maknayang dekat dengan istilah tabuh, nabuh, atautabuhan. Berikut instrumen gamelan yangdigunakan Kesenian Warok adalah:a. Kendang

Kendang adalah instrumen dalamklasifikasi membranofon yang memiliki duamuka. (Pono Bonoe, 1984: 123). Kendang yangdigunakan pada Kesenian Warok terdiri daritiga buah, kendang besar, kendang tanggungmenyerupai kendang ciblon, serta sebuahketipung yang mirip dengan ketipung jaipong,posisi telungkup dan hanya bagian membranukuran kecil saja yang dimainkan. Peran daripermainan kendang pada Kesenian Waroktidak jauh berbeda dengan peran kendangpada perangkat gamelan ageng, yakniberperan sebagai pemurba irama.

b. DemungDemung adalah salah satu instrumen

gamelan ageng termasuk dalam keluargabalungan . Demung berbentuk bilah yangterbuat dari perunggu atau kuningan,menghasilkan nada dengan oktaf terendahdalam keluarga balungan, dengan memilikiukuran fisik yang lebih besar. Kesenian Warokdi desa Talunombo hanya menggunakandemung berlaras pelog, ricikan ini terdiri daritujuh bilah dengan urutan nada sebagaiberikut: _ 1 2 3 4 5 6 7 _

Cara memainkannya dengan caradipukul mengunakan tabuh yang biasanyaterbuat dari kayu dengan bentuk seperti palu.Demung ditabuh sesuai dengan nada yangtelah dirangkai menjadi sebuah lagu ataugending. Cepat lambat dan keras lemahnyatabuhan tergantung pada komando darikendang.

c. SaronSaron memiliki bentuk yang sama

dengan demung, hanya saja ukuran bilahnyalebih kecil. Selain itu jumlah bilah pada ricikansaron juga berbeda dengan ricikan demung.Saron yang digunakan dalam Kesenian Warokdi desa Talunombo yaitu saron sanga yangmempunyai sembilan wilahan atau bilahbernada pelog dengan urutan nada sebagaiberikut:

_ y 1 2 3 4 5 6 7 ! _Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih

tinggi daripada demung. Cara memainkannyajuga sama dengan demung bisa saja sesuaidengan nada, atau bisa juga dimainkandengan cara imbal1 dan nyacah2. Selain itu,dalam Kesenian Warok saron juga bisadimainkan seperti instrumen saron penerus.Hal ini bertujuan agar tabuhan yangdihasilkan terasa lebih ramai.

d. Kempul kecil (bendhé)Dalam karawitan Jawa kempul

merupakan salah satu perangkat gamelanyang ditabuh, biasanya digantung menjadisatu perangkat dengan gong. Kempul ataubendhé ini merupakan instrumen yang palingtua dalam Kesenian Warok, karena sebelumditambahkan beberapa intrumen lain sepertidemung dan saron, dahulu Kesenian Warokhanya menggunakan dua kempul kecil, yangdimainkan bersama dengan kendang.Berdasarkan fungsinya, kempul atau bendhédapat dikelompokkan sebagai ricikanstruktural, yakni ricikan yang menegaskansèlèh-sèlèh berat dari alur lagu dari gendingyang disajikan.

e. Drum dan JidorDrum dan jidor merupakan instrumen

pendukung dalam Kesenian Warok. Instrumenini bertugas untuk memeriahkan tabuhan dariinstrumen lainnya. Meskipun musik masih bisamengiringi tarian Warok tanpa menggunakaninstrumen ini, namun pertunjukan yangdihasilkan tentu akan kurang maksimal,karena instrumen ini dapat memperkuatkarakter dari setiap gerak penari Warok.

Page 11: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 1 1

Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto

f. VokalUnsur vokal dalam Kesenian Warok

mempunyai kedudukan yang sangat penting.Unsur vokal ini disebut senggakan (senggak).Akan terasa hambar jika tabuhan musikKesenian Warok tidak disenggaki (diberi vokalberupa senggakan). Melihat bentuknya, senggakmerupakan manusia, namun dilihat dari polamusikal senggakan itu sendiri, erat kaitannyadengan tabuhan instrumen gamelan, makadisejajarkan dengan alat musik padainstrumentasi Kesenian Warok yang lain.

Para penyenggak selain menyajikansenggakan, biasanya juga alok, nggerok, ataunggereng, serta juga menyajikan lelagon.Dengan demikian, sebutan senggak olehmasyarakat Talunombo mencakupkeseluruhan pelaku vokal Warok. Bentuk-bentuk vokal (senggak) dalam musik KesenianWarok sendiri apabila dirinci terdiri sebagaiberikut.1) Senggakan

Senggakan berasal dari kata senggakmendapat akhiran an. Senggak memiliki artibersuara santak, giyak, sorak, semangat.Dengan demikian dapat ditarik suatupemahaman bahwa senggakan adalahbersuara santak sebagai bentuk interaksimusikal dalam pertunjukan karawitan, yangdisajikan secara kelompok dan berlagu.Dengan kata lain senggakan adalah lagu vokalbersama di luar lagu pokok denganserangkaian kata-kata indah (Suyoto, 2016:137).

Senggak atau senggakan dalam KesenianWarok mengacu pada pola tarian dan/ataukendangan. Pada tabuhan Kesenian Warokyang bukan dalam rangka sebagai musik tari,misalnya murni untuk tabuhan saja atau untukmenyajikan tembang, pola dan ritme senggakanjuga mengacu pada pola kendhangan.2) Alok, Gerok

Di dalam karawitan, alok adalah vokalbersama tidak bernada, dan kata-kata yangdigunakan tidak memiliki arti (Suyoto,2016:140). Alok-gerok yang penulis maksudadalah unsur vokal berupa suara manusiadengan warna dan karakter tertentu,diantaranya: teriakan (gerokan), erangan(gerengan), ungkapan bunyi atau suara

tertentu, yang tidak ritmis atau tidak terikatirama namun disuarakan pada tempat-tempattertentu, kaitannya dengan gerak dan suasanatari yang didukung oleh pola musik (tabuhan)tertentu.3) Lagu

Penyajian vokal terutama yangberbentuk lagu dengan wadah tabuhan (musik)Kesenian Warok menjadi sesuatu yangdibanggakan bagi para seniman atau penikmatKesenian Warok. Penyajian lagu-lagu yangmengambil repertoar dari langgam, lelagondolanan Jawa, atau bahkan dari musik-musikpopuler atau dangdut. Penyajian semacam itubiasanya dilakukan bukan dalam rangkakeperluan tarian Warok, akan tetapi lebihkepada penyajian bebas, selingan di sela-selapenyajian tarian-tarian, atau disajikan ketikapara penari sudah mulai memasuki fase ndadi(kondisi dimana para penari kehilangankesadaran diri karena dikuasai atau dirasukioleh mahkluk gaib).

Garap gending

Penggarapan gending denganmelakukan inovasi dengan cara mengolah,menyegarkan dan mengemas bentuk sajianmenjadi lebih menarik. selera masyarakat yangselalu berubah seiring dengan perkembanganjaman dan pengaruh dari kesenian bentuk lain,kemudian mengalihkan identitas sajiankesenian Warok di masyarakat menjadisemakin memudar dengan memasuki bentuk-bentuk baru seperti dangdut dan campursari.

Sebagai upaya untuk mengimbangiselera masyarakat, kelompok kesenian Warokdi desa Talunombo mencoba mengembangkangarap gending kesenian Warok dengan inovasiserta disegarkan kembali kedalam bentukkemasan yang baru. Inovasi yang dilakukanadalah dengan mengolah sajian lebih menarik,merubah bentuk gending dengan pola-polayang lebih rapi dan dinamis tanpa harus keluardari identitas (ciri khas) kesenian Warok.

Garap gending kesenian Warok dibagidalam tiga bagian, yaitu bagian pertama garapgending untuk penari putri, bagian ke duagarap gending untuk penari putra, bagian ketiga garap gending untuk penari putra dan

Page 12: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 20191 2

putri masing-masing bagian dianalisis sebagaiberikut:

1. Garap Gending untuk Penari Putri Bagian pertama menggunakan

gending bentuk srepeg laras pélog pathet nem,disajikan tanpa ngelik.Notasi balungan: Srepeg laras pélog pathet nem

_ .6.5 .6.5 .2.3 .5.g3.5.3 .5.3 .5.2 .3.5.7.6 .5.3 .6.5 .3.g2.3.2 .3.2 .3.5 .6.g5 _2. Garap Gending Penari Putra

Garap gending untuk penari putraterdiri dari beberapa bagian seperti berikut:1. Notasi Balungan

Bagian Pertama

_ .6.1 .6.1 .6.1 .2.3 .2.3 .2.3 .2.3 .2.1 _

Bagian Kedua

_ 2321 2321 2321 2356 5356 5356 5356 5321 _3. Garap Gending untuk Penari Putra danPutri

Garap gending pada bagian putra danputri ini menggunakan notasi balungan yangsama dengan notasi balungan garapsebalumnya. tabuhan kendang tentunyamemiliki perbedaan karena harusmenyesuaikan pola gerak tari oleh parapemeran warok. Berikut tabuhan kendangpada garap kesenian warok bagian putra danputri.

Garap Irama dan TempoSalah satu unsur garap yang sangat

mendasar dalam sajian gending dalamKesenian Warok adalah irama. DituturkanSupanggah, irama merupakan konsepmenyangkut dengan ruang dan waktu.Berkaitan dengan ruang, irama merupakanbentuk panjang-pendek, lebar-sempit,

banyaknya volume ruang untuk ditempatiisian permainan musik, misalnya irama lancar,irama tanggung, irama dadi, dan sebagainya.Berkaitan dengan waktu, yakni kecepatanirama musik. Ada macam-macam tempo ataukecepatan irama, diantaranya: seseg (cepat),sedheng (sedang), tamban (lambat) (Supanggah,2002:124).

Dalam Kesenian Warok dikenal tigairama, yaitu irama I, irama II, irama III. IramaI dalam Kesenian Warok sejajar degan iramalancar pada gending gaya Surakarta, dan iramaII pada Kesenian Warok sejajar dengan iramatanggung pada gending gaya Surakarta,sedangkan irama III jarang sekali digunakankarena pada sajian irama III lebih seringdigunakan untuk klenèngan yang bersifat mat-matan. Dalam sajian Kesenian Warok hanyamenggunakan irama I dan II, untukmempermudah pembicaraan selanjutnyadalam garap Kesenian Warok maka istilahyang digunakan adalah irama I (satu) untukmenyebut irama lancar dan irama II (dua) untukmenyebut irama dadi.

1. RitmeMiller menyatakan bahwa ritme

dihasilkan oleh faktor aksen (penekanan atassebuah nada yang membuatnya berbunyi lebihkeras) serta faktor durasi yang berkaitandengan variasi panjang-pendek nada.Selanjutnya menurut Miller memilikibermacam-macam karakter seperti: kuat -lemah, teratur – tidak teratur, dan sederhana– rumit (2001:30-31). Dalam musikalitasKesenian Warok unsur-unsur ritmik nampakpada permainan instrumen kendang, bendhé,hingga suara vokal senggak.

Tentu saja unsur ritme ini juga berkaitandengan tarian yang ditampilkan. Banyaknyasuasana dan karakter yang dipresentasikansepeti: gagah, sigrak, gecul (lucu), dan garang,yang implementasinya tentu tampak juga padatabuhan-nya. Hal ini untuk menciptakandinamika tarian,yang turut didukungsepenuhnya oleh aspek musikal.

2. VolumeMusik Kesenian Warok menggunakan

medium gamelan. Sering kali terjadi

Page 13: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 2019 1 3

Kajian Musikal Kesenian Warok di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran... Tri Jeniati dan Suyoto

permainan musik yang menuntut adanyatabuhan (dalam arti pukulan) yang kadangkeras, lirih, atau sedang. Sebagai contoh padaadegan tari yang energik,volume tabuhangamelan harus keras supaya mendukungsuasana menjadi semangat.

Selain penerapan variasi volume padakeseluruhan permainan gamelan, volume jugamenjadi hal yang sangat diperhitungkandalam memainkan tiap-tiap instrumen.Sebagai contoh adalah permainan demungdalam Kesenian Warok yang di dalamnyajelas-jelas memperhitungkan volume pukulan.Dalam permainannya selalu ada bunyi yangkeras dan bunyi yang lirih serta bunyi yangsedang pada bagian-bagian tertentu.Perbedaan ketiganya (volume keras – lirih –sedang) sangat jelas terdengar.

Kesimpulan

Kesenian Warok merupakan gabungandari seni tari dan seni musik. Tema ceritamenggambarkan kehidupan sesorang warok,sosok yang kuat, sakti dengan ciri khasmengenakan tali panjang dan besar (kolorwarok) sebagai senjata andalan. KesenianWarok terdapat beberapa penari bertopengbesar berwajah seram, menggambarkan sosokmakhluk jahat menjadi musuh warok.

Secara turun-temurun sampai beberapagenerasi, kesenian Warok masih tetap eksissampai sekarang. Hal tersebut tidak lepas daripara pemain yang terus menerus, inovatif,namun tidak meninggalkan tradisi leluhurterdahulu yang tetap melibatkan makhlukghaib dalam setiap pementasannya, dan selalumenyiapkan sesajen demi keberlangsunganpementasan.

Musik kesenian Warok, keberadaannyasangat menentukan jalannya pertunjukan.Peran musik kesenian Warok sangat dominan,untuk menciptakan suasana yang diperlukan.Kesan dapat terbentuk tidak hanya darikostum, tata rias, atau gerak saja, namun bunyiinstrumen pun dapat menciptakan kesan darisebuah pertunjukan. Bunyi dari beberapa polatabuhan mempunyai kesan yang dapatmemperkuat karakter warok. Instrumen yangdigunakan dalam tiap penyajiannya yaitu

kendang, demung, saron, drumset, jidor,bendhé dan vokal. Selain itu, proses ndadidalam kesenian Warok dipercaya berkaitandengan pola-pola tabuhan yangmendukungnya. Musik menjadi mediaseseorang meningkatkan emosi yang kemudiandirespon oleh tubuh. Pola tabuhan yang ritmik,menimbulkan perasaan untuk terus bergerak.Ketika musik dalam tempo cepat, dengankondisi fisik penari yang lelah sangat mudahuntuk dirasuki oleh makhluk gaib. Hal tersebutmenunjukkan bahwa musik dapatmempengaruhi keadaan seseorang.

Kesenian Warok dalam setiappementasannya melibatkan makhluk gaib.Masyarakat desa Talunombo masihmempercayai dunia gaib, hubungan rohdengan orang-orang yang sudah meninggal.Kepercayaan masyarakat Talunomboterhadap makhluk gaib menunjukkan bahwakebudayaan primitif masih berpengaruhdalam masyarakat Talunombo. Kehidupanorang primitif tingkat kebudayaan manusiasangat sederhana dan kepercayaan terhadapkekuatan makhluk gaib sangat kuat.Masyarakat Talunombo sampai saat ini masihmempercayai dan menggunakan praktik-praktik mistik, masih percaya bahwa makhlukgaib membutuhkan media untukmenunjukkan eksistensinya. Penari warokyang ndadi dijadikan media makhluk gaib,kemudian dimanfaatkan sebagai hiburan.Kesenian Warok dan fenomena ndadi menjadisalah satu contoh kepercayaan masyarakatTalunombo terhadap makhluk gaib.

Pada dasarnya pertunjukan kesenianWarok sangat sederhana, namun para generasimuda mampu melakukan inovasi dengan caramengolah, menyegarkan, dan mengemasbentuk sajian menjadi lebih menarik. Haltersebut dilakukan sebagai upaya untukmengimbangi selera masyarakat yang selaluberubah-ubah seiring dengan perkembanganjaman, mengolah sajian menjadi lebihmenarik.

(Endnotes)

1 Imbal: tabuhan/pukulan instrumensecara bergantian.

Page 14: KAJIAN MUSIKAL KESENIAN WAROK DI DESA TALUNOMBO, …

Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”

Volume 19 Nomor 1 Bulan Mei 20191 4

2 nyacah: tabuhan/pukulan instrumenyang diperbanyak atau dilipatkan.

Kepustakaan

Becker, Judith. 1990. Kalau Bahasa dapatDiterjemahkan, Mengapa Musik Tidak?,dalam Jurnal Masyarakat MusikologiIndonesia, Seni Pertunjukan IndonesiaTh. 1 No.1.

Handayani, Umi. 1998. “Keberadaan danBentuk Pertunjukan Reog ‘Singa KridaMuda Wacana’ Dusun WidanKelurahan Makam Haji KartasuraKabupaten Sukoharjo”. Skripsi.Institut Seni Indonesia Surakarta.

Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat.Jakarta: Sinar Harapan.

Kumorohadi. 2004. “Reog Obyogan:Keberlanjutan dan Perubahan CaraPenyajian dalam Pertunjukan ReogPonorogo”. Skripsi. Institut SeniIndonesia Surakarta.

Manggala, Bondan Aji. 2006. “MembangunAtraksi Ndadi Warok Komunitas ReogSingo Tamtomo Dukuh Prayan DesaPlanggu Kecamatan Trucuk Klaten”.Skripsi. Institut Seni IndonesiaSurakarta.

Mulder, Nick. 2001. Ruang Batin MasyarakatIndonesia. Yogyakarta: Lkis.

Santosa, Ajid Heri. 2007. “Fungsi Slompretdalam Pertunjukan Reog Ponorogo”.Skripsi. Institut Seni IndonesiaSurakarta.

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan SeniPertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.

Soedarsono, R.M. 1999. Seni PertunjukanIndonesia di Era Globalisasi. Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Supanggah, Rahayu. 2007. Bothekan KarawitanII: Garap. Surakarta: ISI Press.

___________. Bothèkan Karawitan I. 2002.Jakarta: Masyarakat Seni PertunjukanIndonesia,.

Suseno, Darmo Budi. 2004. Musik dan DuniaSufisme, dalam Gong.

Suyoto. 2016. “Carem: Puncak Kualitas Bawadalam Karawitan Gaya Surakarta”.Disertasi. Program Studi S3Pengkajian Seni Pertunjukan dan SeniRupa.

Trustho. 2005. Kendang dalam Tradisi Tari Jawa.Surakarta: STSI Press.

Daftar Narasumber

1. Arifin, 28 tahun, pengendang penggantisekaligus penari, asal Talunombo,Sapuran, Wonosobo.

2. Burhani, 80 tahun, pawang sekaligus tokohyang mengerti banyak tentangkesenian Warok, asal Talunombo,Sapuran, Wonosobo.

3. Fahron, 25 tahun, pemusik sekaliguspenggarap lagu kesenian Warok, asalTalunombo, Sapuran, Wonosobo.

4. Hartanto, 48 tahun, pawang yangmenangani saat para penari warokmengalami ndadi, asal Talunombo,Sapuran, Wonosobo.

5. Sigit, 35 tahun, pengelola organisasi dalamkelompok kesenian Warok, asalTalunombo, Sapuran, Wonosobo.

6. Taat, 50 tahun, pengendang sekaliguspelatih kendang kesenian Warok, asalTalunombo, Sapuran, Wonosobo.

7. Wahyu, 28 tahun, sebagai pelatih sekaliguspenari warok, asal Talunombo,Sapuran, Wonosobo.

.