11

Click here to load reader

KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 95- 104

95 - Volume 4, No. 4, November 2015

KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

DITINJAU DARI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA

BANDA ACEH

Indra Moulwian1, Mirza Irwansyah

2, Azmeri

3

1)Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

Abstract: Spatial planning, the city of Banda Aceh 2009-2029 is expected to make the Krueng

Aceh river border into the area of green open space, protected areas, tourism development, the

city's transportation system development plan and regional development banks of the river water

front city support programs. The purpose of this study conducted to assess the existing condition of

the surrounding area Krueng Aceh river banks, and determine the factors supporting the

government's policy of Banda Aceh, on the arrangement of Krueng Aceh river banks, which are

reviewed and Spatial Banda Aceh 2009-2029, as well as knowing the strategy structuring the

development of riparian areas Krueng Aceh, which consists of the strategy structure and strategy

pattern space. Factors affecting riparian assessment arrangement Krueng Aceh affected by the

restructuring plan, management plan, insight and level of public confidence, which will affect the

community's participation in the arrangement of riparian Krueng Aceh and recommendations that

can be applied to future arrangements associated riparian Krueng Aceh. The method used in this

research is descriptive research approach combined (mixed methods), which supported the

qualitative data processing quantitative data. To find significant relationships and test each of

respondents used the validity and reliability. The result is that the arrangement of riparian

reviewed and Spatial Krueng Aceh Banda Aceh 2009-2029, based plans (Spatial) Banda Aceh

from 2009 to 2029, to improve the knowledge society to spatial planning based on the Spatial Plan

of Banda Aceh 2009-2029.

Keywords: Riparian, Region, City Planning, Spatial

Abstrak: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh 2009-2029 diharapkan mampu

menjadikan sempadan sungai Krueng Aceh menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau, kawasan

lindung, pengembangan kawasan wisata, rencana pengembangan sistem transportasi kota dan

pengembangan kawasan tepi sungai untuk mendukung program water front city. Tujuan penelitian

ini dilakukan untuk mengkaji kondisi eksisting kawasan sekitar sempadan Sungai Krueng Aceh,

dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh,

terhadap penataan sempadan sungai Krueng Aceh, yang ditinjau dari RTRW Kota Banda Aceh

2009-2029, serta mengetahui strategi pengembangan penataan daerah sempadan sungai Krueng

Aceh, yang terdiri atas strategi struktur ruang dan strategi pola ruang. Faktor yang mempengaruhi

Kajian penataan sempadan sungai Krueng Aceh dipengaruhi oleh rencana penataan, rencana

pengelolaan, wawasan dan tingkat kepercayaan masyarakat, yang akan berpengaruh terhadap

partisipasi masyarakat dalam penataan sempadan sungai Krueng Aceh serta rekomendasi yang

dapat diterapkan ke depannya terkait penataan Sempadan Sungai Krueng Aceh. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kombinasi (mixed

methods), dimana data kualitatif didukung dengan pengolahan data kuantitatif. Untuk mencari

hubungan dan menguji signifikan masing-masing jawaban responden digunakan uji validitas dan

reliabilitas dengan metode korelasi dan metode persentase. Hasil penelitian didapat bahwa

responden setuju penataan sempadan sungai Krueng Aceh ditinjau dari RTRW Kota Banda Aceh

2009-2029, dengan Meningkatkan wawasan masyarakat terhadap Penataan Ruang berdasarkan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh 2009-2029.

Kata kunci : sempadan sungai, wilayah, tata kota, tata ruang

Page 2: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 4, November 2015 - 96

PENDAHULUAN

Sistem perkotaan biasanya dibentuk

oleh ketersediaan fasilitas publik baik darat, air

dan udara yang saling menghubungkan pada

kawasan-kawasan fungsional kota dengan

kelengkapan sarana dan prasarana yang

memadai.

Peran serta masyarakat dalam penataan

ruang dapat berupa keterlibatan secara langsung

maupun tidak langsung yang dapat berupa

kritikan dan saran maupun bantuan keuangan

serta hibah harta benda. Undang-Undang

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

menjelaskan bahwa masyarakat mempunyai

hak, kewajiban dan peran serta dalam penataan

ruang, sehingga penataan ruang kota

berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Penataan ruang bukanlah semata-mata suatu

kegiatan yang rasionalistik, teknis dan estetis

tetapi merupakan pula proses sosial politis yang

dinamis dan sarat dengan konflik

(Yuditrinurcahyo, 2005). Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Banda Aceh 2009-2029

diharapkan mampu menjadikan sempadan

sungai Krueng Aceh menjadi kawasan ruang

terbuka hijau, kawasan lindung, pengembangan

kawasan wisata, rencana pengembangan sistem

transportasi kota dan pengembangan kawasan

tepi sungai untuk mendukung program water

front city. Permasalahan yang timbul saat ini

lebih pada penataan kawasan yang belum

maksimal, dimana pola penyusunan ruang yang

telah ditetapkan masih banyak yang

disalahfungsikan, seperti untuk tempat tinggal,

usaha peternakan dan perkebunan, tempat usaha

dan industri rumah tangga.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007

tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa

penataan ruang adalah suatu proses

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang yang meliputi

ruang darat, ruang laut dan ruang udara

termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu

kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk

lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara

kelangsungan hidupnya.

Pengaruh Besaran Sampling

Penentuan jumlah sampel ditentukan

dengan rumus Slovin dalam Novita (2010) :

12

Nd

Nn ...................(1)

Dimana:

n= jumlah sampel yang dicari (responden)

N= jumlah populasi

d= Nilai kritis (batas ketelitian) yang

diinginkan, Missal yang dikehendaki adalah

90%, maka d=10%

Analisis Uji Validitas dan Reabilitas

Untuk mengetahui kuisioner yang telah

dibuat valid atau tidak maka perlu dilakukan uji

validitas dan reabilitas. Dengan adanya uji

validitas tersebut maka kuisioner tersebut dapat

digunakan sebagai alat pengukur penelitian.

Hasil uji validitas digunakan untuk mengetahui

tingkat keabsahan data yang dapat dilihat pada

angka Corrected Item-Total Correlation.

Page 3: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

97 - Volume 4, No. 4, November 2015

Analisis Korelasi

Menurut Suwigno (2009) analisis

korelasi adalah metode statika yang digunakan

untuk menentukan kuatnya atau derajat

hubungan linier antara dua variabel atau lebih

Besar kecilnya sumbangan nilai variabel

X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus

koefisien determinasi sebagai berikut :

R² = r² x 100% ....................... (2)

Di mana:

R² = nilai koefisien determinasi

r = nilai koefisien korelasi (r > 0,3)

Analisis Persentase

Proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil

kuesioner, kemudian dideskripsikan dengan

cara menggunakan analisis persentase. Untuk

menghitung persentase jawaban yang diberikan

responden, penulis menggunakan rumus seperti

yang dikemukakan Khusnul Khotimah, 2007,

adalah sebagai berikut:

P = F/N x 100 ................ (3)

Di mana:

P = Persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari

persentasenya (frekuensi jawaban)

N = Jumlah responden

Setelah dibuat persentase, selanjutnya jumlah

seluruh data responden dihitung kembali

berdasarkan zona-zona yang telah dibagi per

kecamatan. Perhitungan menggunakan Metode

kombinasi (mixed methods) dengan pendekatan

deskriptif, dimana data kualitatif didukung

dengan pengolahan data kuantitatif.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di sepanjang

sempadan sungai Krueng Aceh dalam wilayah

Kota Banda Aceh, yang dimulai dari Jembatan

Pangoe sampai dengan Jembatan Pante Pirak,

yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu

Kecamatan Ulee Kareng, Kuta Alam, Lueng

Bata dan Kecamatan Baiturrahman.

Teknik Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari kuisioner

yang dibagikan kepada masyarakat yang tinggal

di sepanjang sempadan sungai dalam lokasi

penelitian. Kuisioner yang dipakai bersifat

tertutup. Data sekunder diperoleh dari telaah

pustaka, wawancara dengan instansi terkait dan

dokumentasi (tercetak, tergambar).

Teknik sampling yang dilakukan pada

penelitian ini adalah teknik simple random

sampling yaitu pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak, tiap unit

sampel memiliki peluang yang sama untuk

dipilih. Jumlah sampel dibagi menurut jumlah

kecamatan dengan menggunakan rumus slovin

sehingga diperoleh jumlah sampel yang

proporsional untuk tiap kecamatan.

Secara lebih jelas jumlah sampel dapat

dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Sampel Tiap Kecamatan

No Kecamatan Jumlah

penduduk

Jumlah

responden

1 Ulee Kareng 25702 18

2 Kuta Alam 50895 36

3 Lueng Bata 25947 19

4 Baiturrahman 37470 27

Total 140014 100

Page 4: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 4, November 2015 - 98

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan metode

deskriptif dengan pendekatan penelitian

kombinasi (mixed methods), dimana data

kualitatif didukung dengan pengolahan data

kuantitatif, metode yang digunakan untuk

pengukuran dengan skala Likert. Di dalam

mencari hubungan dan menguji signifikan

masing-masing jawaban dari responden

digunakan uji reliabilitas dan validitas dengan

analisa korelasi dan analisa persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Eksisting Kawasan Sekitar

Sempadan Sungai Krueng Aceh Ditinjau

Dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Banda Aceh

Kondisi eksisting Sungai Krueng Aceh

saat ini telah dimanfaatkan dan dibangun

bermacam usaha masyarakat yang belum

mendapatkan izin dari pemerintah kota Banda

Aceh. Hal ini telah menyebabkan kondisi

eksisting Sungai Krueng Aceh tidak terawat

dan terbengkalai sehingga mengurangi

keindahan Kota Banda Aceh.

Karakteristik Responden Penelitian

Responden pada penelitian ini berjumlah

100 orang, sedangkan sampel yang diambil

adalah masyarakat yang tinggal di daerah

sempadan sungai Krueng Aceh pada Wilayah

Kota Banda Aceh yang terdiri dari 4 (empat)

kecamatan yaitu: Kecamatan Ulee Kareng,

Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan Lueng Bata

dan Kecamatan Baiturrahman. Distribusi

frekuensi umur responden terbanyak adalah

umur tua (>40 tahun) yaitu berjumlah 48%,

serta umur responden yang terendah Berusia

antara 21-30 tahun berjumlah 20%. Sementara

itu, distribusi frekuensi jenis kelamin pada

penelitian ini yakni laki-laki lebih banyak dari

perempuan yaitu 86% dan yang perempuan

hanya berjumlah 14%. Bila ditinjau dari tingkat

pendidikan, maka dominasi tingkat pendidikan

responden paling banyak adalah SMA yang

berjumlah 55 orang dan diikuti dengan tingkat

sarjana yaitu 26 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa responden yang berpendidikan tinggi

masih kurang.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kuisioner

Uji reliabilitas dilakukan untuk

mengetahui suatu konsistensi hasil pengukuran

dari instrumen penelitian yang dipakai. Dalam

pengukuran reliabilitas ini digunakan cara one

shot atau pengukuran sekali saja. Suatu

instrument dikatakan reliabel apabila memiliki

nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60

(Gozhali, 2005). Secara ringkas hasil uji

reliabilitas instrumen penelitian ini ditunjukkan

pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil uji reliabilitas instrumen kuisioner

Kegiatan

Nilai

Cronbach

Alpha

Kriteria Status

Rencana

penataan

Sempadan

0.735 0.600 Reliabel

Rencana

Pengelolaan

Sempadan

0.834 0.600 Reliabel

Partisipasi Masyarakat

Dalam

Perencanaan

Tata Ruang

0.801 0.600 Reliabel

Page 5: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

99 - Volume 4, No. 4, November 2015

Tingkat

Kepercayaan Masyarakat

Terhadap

Tata Ruang

0.818 0.600 Reliabel

Wawasan

Masyarakat

Terhadap Tata Ruang

0.719 0.600 Reliabel

Dari Tabel 2 tersebut di atas dijelaskan

bahwa nilai alpha cronbach yang diperoleh >

0,6 maka hasil jawaban kuisioner dinyatakan

reliabel atau akurat.

Hasil Uji Validitas Instrumen Kuisioner

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

suatu konsistensi hasil pengukuran dari

instrumen penelitian yang dipakai sudah valid.

Pertanyaan pada kuesioner dapat dikatakan

valid apabila nilai koefisien korelasi > 0,3

(Gozhali, 2005). Secara ringkas hasil uji

validitas instrumen penelitian ini ditunjukkan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas

No VARIABEL R

hitung

R

tabel Ket

1

2

3

4

5

A. Rencana

Penataan

Sempada

0,552

0,418

0,326

0,790

0,479

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

1

2

3

4

5

B. Rencana

Pengelolaan

Sempadan

0,469

0,853

0,801

0,627

0,458

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

1

2

3

4

5

C. Wawasan

Masyarakat

Terhadap

Tata Ruang

0,455

0,555

0,641

0,522

0,460

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

1

2

3

4

5

D. Tingkat

Kepercayaan

Masyarakat

Terhadap

Tata Ruang

0,452

0,782

0,751

0,553

0,551

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

1

2

3

4

5

E. Partisipasi

Masyarakat

Dalam

Perencanaan

Tata Ruang

0,445

0,714

0,613

0,671

0,519

0,3

0,3

0,3

0,3

0,3

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Uji Faktor-Faktor yang Menjadi Pendukung

Kebijakan Pemerintah Terhadap Penataan

Sempadan Sungai Krueng Aceh

Hasil Analisis Korelasi

Analisis korelasi berganda dilakukan

untuk mengetahui derajat hubungan antara dua

variabel bebas (X) atau lebih secara bersama-

sama (simultan) sebagai rencana penataan

sempadan, rencana pengelolaan, wawasan

masyarakat, tingkat kepercayaan masyarakat

(independent) dengan variabel terikat (Y)

fungsi hasil yaitu faktor yang menunjang

persepsi masyarakat terhadap rencana tata

ruang wilayah (dependent). Hasil deskriptif

variabel bebas X1, X2, X3, X4 dan variabel

terikat Y dalam tabel Descriptive Statistics,

dijelaskan bahwa nilai rata-rata (mean) terbesar

adalah 3,1500, dan simpangan baku (standar

deviation) sebesar 0,90314, dari 100 responden

(N) yang mengisi kuisioner. Nilai yang

diperoleh untuk membuktikan hipotesis

terdapat hubungan antara variabel X1, X2, X3

dan X4 terhadap Y maka diuji dengan kaidah

keputusan, jika nilai probabilitas 0,05 ≤ nilai

probabilitas Sig maka tidak signifikan, dan

apabila nilai probabilitas 0,05 ≥ nilai

Page 6: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 4, November 2015 - 100

probabilitas Sig maka signifikan. Maka secara

keseluruhan uji signifikasi dapat disimpulkan,

seluruh variabel bebas X mempunyai hubungan

yang kuat dan signifikan terhadap variabel

terikat Y.

Tabel 4. Uji Korelasi Besarnya Hubungan Dan

Kontribusi Variabel Bebas X2, X3, X4

Terhadap Variabel Terikat Y.

Model

R R

Square

Adjusted R

Square

Change Statistics

F Change

Sig. F Change

1 .869a .755 .744 73.081 .000

Tabel 4 di atas menjelaskan bahwa

besarnya hubungan antara variable X dan Y

yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah

sebesar 0,869. Hal ini menunjukkan pengaruh

yang kuat. Sedangkan kontribusi secara

simultan variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap

Y = R2 x 100% atau 0,869

2 x 100% = 75,5%,

sedangkan sisanya 24,5% ditentukan oleh

variabel lain di luar penelitian ini. Untuk

mengetahui tingkat signifikan koefisien korelasi

secara keseluruhan digunakan uji signifikansi

analisis jalur dengan bandingkan antara nilai

probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig.

Dari tabel Model Summary diperoleh nilai R =

0,869 dengan nilai probabilitas (sig. Fchange) =

0,000, karena nilai sig. Fchange < 0,05, maka

artinya rencana penataan sempadan, rencana

pengelolaan sempadan, wawasan masyarakat

terhadap tata ruang dan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap tata ruang wilayah

berhubungan secara simultan dan signifikan

terhadap partisipasi masyarakat dalam

perencanaan tata ruang wilayah.

Rencana Penataan Sempadan

Sebanyak 5 orang responden menjawab

sangat setuju, 74 Orang responden menjawab

setuju dan 21 Orang responden menjawab

cukup terhadap rencana penataan sempadan

Sungai Krueng Aceh yang merupakan sumber

air baku dan biohidrologis yang potensial bagi

Kota Banda Aceh, tidak ada responden yang

memberi pendapat kurang setuju dan sangat

kurang setuju terhadap rencana tersebut, hal ini

dapat dilihat dari jawaban responden yang

didominasi pendapat setuju sebanyak 74 orang

dari 100 orang responden yang mewakili 4

(empat) zona penelitian.

Rencana Pengelolaan Sempadan

Sebanyak 9 orang responden menjawab

sangat setuju, sebanyak 76 orang responden

menjawab setuju dan 15 orang responden

menjawab cukup terhadap rencana pengelolaan

sempadan Sungai Krueng Aceh sebagai wilayah

ruang terbuka hijau dan tempat sarana dan

prasarana publik masyarakat Kota Banda Aceh,

tidak ada responden yang memberi pendapat

kurang setuju dan sangat kurang setuju terhadap

rencana tersebut, hal ini dapat dilihat dari

jawaban responden yang didominasi pendapat

setuju sebanyak 76 orang dari 100 orang

responden yang mewakili 4 (empat) zona

penelitian.

Page 7: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

101 - Volume 4, No. 4, November 2015

Wawasan Masyarakat Terhadap Penataan

Ruang

Sebanyak 78 orang responden menjawab

setuju dan 22 orang responden menjawab cukup

terhadap kuisioner wawasan masyarakat

terhadap penataan ruang sebagai pengendali

dan sebagai kawasan strategis dalam wilayah

Kota Banda Aceh, tidak ada responden yang

memberi pendapat sangat setuju, kurang setuju

dan sangat kurang setuju terhadap wawasan

masyarakat terhadap penataan ruang tersebut,

hal ini dapat dilihat dari jawaban responden

yang didominasi pendapat setuju sebanyak 78

orang dari 100 orang responden yang mewakili

4 (empat) zona penelitian.

Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap

Rencana Tata Ruang Wilayah

Sebanyak 13 orang responden menjawab

sangat setuju, sebanyak 73 orang responden

menjawab setuju dan sebanyak 14 orang

responden menjawab cukup pada tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap rencana tata

ruang wilayah sebagai akibat dari pemanfaatan

ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang,

tidak ada responden yang memberi pendapat

kurang setuju dan sangat kurang setuju terhadap

tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

rencana tata ruang wilayah tersebut, hal ini

dapat dilihat dari jawaban responden yang

didominasi pendapat setuju sebanyak 71 orang

dari 100 orang responden yang mewakili 4

(empat) zona penelitian

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan

Tata Ruang Wilayah

Sebanyak 4 orang responden menjawab

sangat setuju, sebanyak 68 orang responden

menjawab setuju dan 28 orang responden

menjawab cukup pada partisipasi masyarakat

dalam perencanaan tata ruang wilayah sebagai

bentuk keikutsertaan masyarakat dalam

penataan sempadan sungai baik secara langsung

(harta benda) maupun tidak langsung (pendapat,

saran dan informasi) untuk penataan wilayah

Kota Banda Aceh, tidak ada responden yang

memberi pendapat kurang setuju dan sangat

kurang setuju terhadap partisipasi masyarakat

dalam perencanaan tata ruang wilayah tersebut,

jawaban responden yang didominasi pendapat

setuju sebanyak 68 orang dari 100 orang

responden yang mewakili 4 (empat) zona

penelitian. Hasil rekapitulasi persentase

jawaban kuisioner kajian penataan sungai

Krueng Aceh ditinjau dari rencana tata ruang

wilayah Kota Banda Aceh disajikan pada Tabel

5, di bawah ini.

Tabel 5. Rekapitulasi Dominasi Jawaban Responden

No Karakteristik

Kuisioner

Jawaban Kuision

er

Persen

tase Respo

nden

Domina

si Jawaba

n

1 Rencana Penataan

Sempadan

Sangat

Setuju 5

74% Setuju 74

Cukup 21

2 Rencana

Pengelolaan

Sempadan

Sangat

Setuju 9

76% Setuju 76

Cukup 15

3

Wawasan

Masyarakat

Terhadap

Sangat

Setuju -

78%

Setuju 78

Page 8: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 4, November 2015 - 102

Penataan

Ruang Cukup 22

4

Tingkat

Kepercayaan Masyarakat

Terhadap

Rencana Tata

Ruang Wilayah

Sangat

Setuju 13

73% Setuju 73

Cukup 14

5

Partisipasi

Masyarakat Dalam

Perencanaan

Tata Ruang

Wilayah

Sangat

Setuju 4

68% Setuju 68

Cukup 28

Rata-Rata

Sangat Setuju 6,2 %

Setuju 73,8 %

Cukup 20 %

Jumlah 100 %

Dari tabel 5 di atas, rekapitulasi

responden dapat disimpulkan bahwa, dominasi

jawaban responden setuju dengan nilai rata-rata

73,8% kemudian jawaban responden cukup

dengan nilai rata-rata 20% dan terakhir

responden menjawab sangat setuju dengan nilai

rata-rata 6,2%. Dapat disimpulkan

bahwasannya 73,8% masyarakat yang tinggal di

sepanjang sempadan sungai dalam Kota Banda

Aceh dari Jembatan Pangoe sampai dengan

jembatan Pante Pirak Setuju terhadap penataan

sempadan sungai Krueng Aceh ditinjau dari

RTRW Kota Banda Aceh tahun 2009-2029.

Nilai faktor tertinggi yang mempengaruhi

karakteristik responden yang setuju terdapat

pada wawasan masyarakat terhadap penataan

ruang yaitu sebesar 78% terhadap rencana

penataan sempadan sungai yang sesuai dengan

RTRW Kota Banda Aceh.

Strategi Pengembangan Penataan Daerah

Sempadan Sungai Krueng Aceh

Strategi yang digunakan pada penataan

sempadan sungai Krueng Aceh yaitu:

Strategi Pengembangan Struktur Ruang

Sempadan Sungai Krueng Aceh yang disusun

sebagai berikut:

a. Peningkatan pelayanan bagi masyarakat di

sepanjang sempadan sungai.

b. Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan

prasarana kota secara merata.

Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota

Banda Aceh disusun sebagai berikut:

1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan

Kawasan Lindung

a. Pelestarian fungsi sempadan yang

berkelanjutan dalam jangka panjang.

b. Penetapan kawasan RTH, kawasan cagar

budaya dan kawasan rawan bencana di

sepanjang sempadan sungai

Kebijakan dan Strategi Pengembangan

Kawasan Strategis di sempadan sungai.

a. Pengembangan dan peningkatan fungsi

sempadan sungai.

b. Pelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah

di sepanjang sempadan sungai.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah:

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian

ini adalah:

1. Pemanfaatan lahan yang belum sesuai

dengan peraturan dan izin pada sempadan

Page 9: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

103 - Volume 4, No. 4, November 2015

sungai telah terjadi sebelum lahirnya RTRW

Kota Banda Aceh. Namun setelah

disahkannya RTRW, penataan dan

pemanfaatan lahan di sepanjang sempadan

sungai belum juga dikelola secara maksimal,

terutama pada zona II dan zona IV.

2. Kondisi eksisting zona I dan zona III

sebahagian besar lahan telah dikelola dan

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

peternakan, pertanian dan tempat usaha.

Seluruh kegiatan dan pembangunan yang

dilakukan masyarakat tersebut, tidak

mendapat izin resmi instansi terkait dan

tidak sesuai dengan RTRW Kota Banda

Aceh.

3. Yang menjadi faktor pendukung diketahui

bahwa, kajian penataan sempadan sungai

Krueng Aceh dengan nilai korelasi R

sebesar 0,869 ini menggambarkan bahwa

keeratan hubungan variabel bebas (rencana

penataan sempadan, rencana pengelolaan

sempadan, wawasan masyarakat terhadap

tata ruang dan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap tata ruang wilayah) dan

variabel terikat (partisipasi masyarakat

dalam perencanaan tata ruang wilayah)

adalah sebesar 86,9% (interval koefisien

0,800 – 1,000).

4. Besarnya koefisien determinasi (Rsquare)

sebesar 0,755, Hal ini menunjukkan

pengertian bahwa partisipasi masyarakat

dalam perencanaan tata ruang wilayah yang

merupakan variabel Y dipengaruhi sebesar

75,5% oleh rencana penataan sempadan

(x1), rencana pengelolaan sempadan (x2),

wawasan masyarakat terhadap tata ruang

(x3) dan tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap tata ruang wilayah (x4).

5. Hasil rekapitulasi responden dapat

disimpulkan bahwa, jawaban responden

rata-rata 73,8% masyarakat yang tinggal

di sepanjang sempadan sungai dalam

Kota Banda Aceh dari Jembatan Pangoe

sampai dengan jembatan Pante Pirak

Setuju terhadap penataan sempadan

sungai Krueng Aceh ditinjau dari

rencana tata ruang wilayah Kota Banda

Aceh tahun 2009- 2029, serta sebahagian

lainnya memberi jawaban cukup 20%

dan sangat setuju 6,2%.

6. Strategi pengembangan kawasan

sempadan sungai diharapkan menjadi

prioritas utama, dalam penataan kawasan

Kota Banda Aceh dalam perencanaan

jangka panjang pola ruang dan struktur

7. ruang. Seluruh fasilitas sarana dan

prasarana pendukung yang telah ada

maupun yang akan dibangun, diharapkan

sesuai dengan standar/peraturan yang

berlaku, mengingat sempadan sungai

juga berfungsi sebagai kawasan

perlindungan setempat, kawasan rawan

bencana, RTH dan kawasan strategis

lainnya.

Page 10: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 4, November 2015 - 104

Saran

Dari penjelasan di atas maka akan

diberikan saran dan masukan antara lain:

1. Disarankan bagi peneliti selanjutnya, dapat

melakukan penelitian yang lebih mendalam

dengan menambahkan faktor-faktor lain.

2. Dari aspek tata ruang saat ini, maka akan

terbentuk tata ruang kota yang tidak teratur.

Keadaan ini perlu diantisipasi dengan

tindakan pengendalian pemanfaatan lahan

secara dini untuk menghindari dan

mengendalikan pelanggaran-pelanggaran

yang dimungkinkan akan terjadi secara

berkelanjutan.

3. Perlu peningkatan kualitas kelembagaan

baik dari tingkat bawah sampai dengan

pemerintah pusat, dalam pengawasan daerah

sempadan melalui pengadaan pendidikan

dan pelatihan sesuai bidangnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Bambang, Prasetyo, Lina, Miftahul,

Jannah, 2003, Metodologi Penelitian, Ikatan

Penerbit Indonesia (IKAPI), Bandung.

2. Dian Kusuma Wardani, dan rekan,

2010, Spatial Urban Design Pada Area

Sempadan Sungai (penerapan gis dalam urban

design). Local Wisdom-Jurnal Ilmiah.

3. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan program SPSS, Badan.

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasibuan, SP. Melayu. 2002.

4. Hasnidar, 2013, Kajian Setback (Maju

Mundur) Bangunan Terhadap Tata Ruang

Kota, Studi Kasus Jalan DR. MR. H. T.

Muhammad Hasan, Banda Aceh

5. Novita Diana, 2010, Faktor Dominan

Yang Mempengaruhi Masyarakat Miskin

Terhadap Perumahan di Kota Kuala Simpang,

Tesis, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

6. Novitasari Susilo, 2013, Rancangan

Dasar Penataan Kawasan Pemukiman Di

Bantaran Sungai Brantas Bagian Tengah Kota

Malang, Unbraw, Malang

7. Pemerintah Republik Indonesia,

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011,

Tentang Sungai.

8. Pontoh Kurniawan dan Iwan

Kustiawan, 2009, Pengantar perencanaan

Perkotaan, Penrbit ITB Bandung

9. Sri Dewi Novita, 2010, Kajian Persepsi

Masyarakat Terhadap Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh 2009-2029,

Ditinjau Dari Rencana Utilitas Kota.

10. Subana, M & Sudrajat, 2005, Dasar-

dasar Penelitian Ilmiah, Pustaka Setia,

Bandung.

11. Suciati, 2009, Partisipasi Masyarakat

Dalam Penyusunan Rencana Umum Tata

Ruang Kota Pati, Tesis, Universitas

Diponegoro, Semarang.

12. Suwigno, 2009, Partisipasi Masyarakat

Dalam Pemanfaatan Dan Pengendalian Ruang

di Kecamatan Bawen, Tesis, Universitas

Diponegoro, Semarang.

13. Yuditrinurcahyo, 2005, Kajian Persepsi

Masyarakat Terhadap RTRW Kota Kendal,

Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 11: KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 4, November 2015 - 105