11
Kajian Potensi Kars Kawasan Sukolilo Pati, Jawa Tengah Wilayah perbukitan pada kawasan Kendeng Utara merupakan kawasan Kars. Geo Kawasan Kars Sukolilo adalah Perbukitan Kars Struktural dengan morfologi permukaan (ekso berupa bukit kerucut yang menjajar (conical hills). Pola aliran (sistem hidrologi) yang adalah pola pengaliran paralel yang dikontrol oleh struktur geologi yang ada Penjajaran mata air kars pada bagian Utara dan Selatan perbukitan kars Sukoli ketinggian kisaran 5 - 150 mdpl radius 1 2 km dari perbukitan kars Sukolilo. Mata air dan siste sungai bawah tanah di Kawasan Kars Sukolilo bersifat parennial. Kawasan Kars Sukolilo m kawasan penyimpan air bagi seluruh mata air kars di Pati dan Grobogan, sehin Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati perlu menetapkan kawasan ini sebagai kawasan kars dilindungi agar fungsinya tetap terjaga sehingga risiko bencana kekeringan bagi 8.000 KK ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari. 1. Latar Belakang Fenomena Kars Sukolilo (Kendeng Utara) tercermin melalui banyaknya bukit-b kapur kerucut, munculnya mata-mata air pada rekahan batuan, mengalirnya bawah tanah dengan lorong gua sebagai koridornya. Sering ditemukan laha kering di permukaan saat musim kemarau pada bagian-bagian bukit karena yang mengalir di permukaan sangat jarang. Aliran air masuk ke dalam rekahan batu atau batugamping (limestone) dan melarutkannya, sehingga di bagian bawah banyak ditemukan sumber-sumber mata air yang keluar melalui rekahan-rekahan batu Berdasarkan peraturan pemerintah dalam ”Keputusan Menteri Energi da Daya Mineral Nomor: 1456 K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Kars” menyebutkan bahwa pengkajian kars harus dilakukan dalam pengelolaan kawasan dila Selanjutnya, apabila dalam penetapannya sebuah kawasan kars memiliki kri kawasan Kars Kelas 1 (Pasal 12) maka perlindungan terhadap kawasan kars harus me perhatian utama dalam menentukan keberlanjutan ekologi di dalamnya. Samp Kawasan Kars Kendeng Utara yang melingkupi Kabupaten Pati hingga Kabupaten Grobo belum ditetapkan sebagai kawasan perlindungan kars. Status ini menjadikan ka berisiko untuk dikelola secara tidak tepat asas. Pengelolaan kawasan ka berorientasi pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan akan memunculk bencana kekeringan. Berkenaan dengan hal tersebut maka informasi tentang keberad nilai kawasan kars tersebut perlu digali dan diinformasikan ke pelbagai pihak se dilakukan kebijakan dan praktek pembangunan yang baik di kawasan tersebut.

Kajian Potensi Kars Kawasan Sukolilo

Embed Size (px)

Citation preview

Kajian Potensi Kars Kawasan Sukolilo Pati, Jawa TengahWilayah perbukitan pada kawasan Kendeng Utara merupakan kawasan Kars. Geomorfolgi Kawasan Kars Sukolilo adalah Perbukitan Kars Struktural dengan morfologi permukaan (eksokars) berupa bukit kerucut yang menjajar (conical hills). Pola aliran (sistem hidrologi) yang berkembang adalah pola pengaliran paralel yang dikontrol oleh struktur geologi yang ada di kawasan tersebut. Penjajaran mata air kars pada bagian Utara dan Selatan perbukitan kars Sukolilo, muncul pada ketinggian kisaran 5 - 150 mdpl radius 1 2 km dari perbukitan kars Sukolilo. Mata air dan sistem sungai bawah tanah di Kawasan Kars Sukolilo bersifat parennial. Kawasan Kars Sukolilo merupakan kawasan penyimpan air bagi seluruh mata air kars di Pati dan Grobogan, sehingga Pemerintah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati perlu menetapkan kawasan ini sebagai kawasan kars yang dilindungi agar fungsinya tetap terjaga sehingga risiko bencana kekeringan bagi 8.000 KK dan 4.000 ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari.

1. Latar Belakang Fenomena Kars Sukolilo (Kendeng Utara) tercermin melalui banyaknya bukit-bukit kapur kerucut, munculnya mata-mata air pada rekahan batuan, mengalirnya sungai-sungai bawah tanah dengan lorong gua sebagai koridornya. Sering ditemukan lahan yang sangat kering di permukaan saat musim kemarau pada bagian-bagian bukit karena sungai-sungai yang mengalir di permukaan sangat jarang. Aliran air masuk ke dalam rekahan batuan kapur atau batugamping (limestone) dan melarutkannya, sehingga di bagian bawah kawasan ini banyak ditemukan sumber-sumber mata air yang keluar melalui rekahan-rekahan batuan. Berdasarkan peraturan pemerintah dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1456 K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Kars menyebutkan bahwa pengkajian kars harus dilakukan dalam pengelolaan kawasan dilakukan. Selanjutnya, apabila dalam penetapannya sebuah kawasan kars memiliki kriteria sebagai kawasan Kars Kelas 1 (Pasal 12) maka perlindungan terhadap kawasan kars harus menjadi perhatian utama dalam menentukan keberlanjutan ekologi di dalamnya. Sampai saat ini Kawasan Kars Kendeng Utara yang melingkupi Kabupaten Pati hingga Kabupaten Grobogan belum ditetapkan sebagai kawasan perlindungan kars. Status ini menjadikan kawasan ini berisiko untuk dikelola secara tidak tepat asas. Pengelolaan kawasan kars yang tidak berorientasi pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan akan memunculkan risiko bencana kekeringan. Berkenaan dengan hal tersebut maka informasi tentang keberadaan dan nilai kawasan kars tersebut perlu digali dan diinformasikan ke pelbagai pihak sehingga dapat dilakukan kebijakan dan praktek pembangunan yang baik di kawasan tersebut.

2. Fisiografi & Geomorfologi Berdasarkan pengklasifikasian fisiografi Jawa (Bemmelen, 1949) tersebut maka Kawasan Kars Sukolilo Pati terletak pada pegunungan Kendeng (antiklinorium Bogor Serayu Utara - Kendeng). Tepatnya pada Pegunungan Kendeng Utara yang merupakan lipatan perbukitan dengan sumbu membujur dari arah Barat Timur dan sayap Lipatan berarah Utara Selatan.

Morfologi Kawasan Kars Sukolilo Pati secara regional merupakan komplek perbukitan kars yang terletak pada struktur perbukitan lipatan. Setelah perlipatan mengalami proses pelarutan, pada bagian puncak perbukitan Kars di permukaan (eksokars) ditemukan morfologi bukit-bukit kerucut (conical hills), cekungan-cekungan hasil pelarutan (dolina), lembah-lembah aliran sungai yang membentuk mulut gua (Sinkhole), mata air dan telaga kars ditemukan pada bagian bawah tebing. Morfologi bawah permukaan (endokars) kawasan kars tersebut terbentuk morfologi sistem perguaan dan sungai bawah tanah. Pada bagian Utara dan Selatan batas akhir batuan kapur / batugamping merupakan dataran.

Ketinggian tertinggi komplek perbukitan kars ini antara 300 - 530 mdpl. Bagian Selatan dari perbukitan tersebut terdapat tebing yang memanjang dari Barat Selatan dengan kemiringan lereng tegak hingga atau curam. Bagian ini merupakan blok struktur patahan dari komplek Perbukitan Kars Sukolilo Pati yang terbentuk saat proses pengangkatan Pegunungan Kendeng Utara.

3. Geologi Stratigrafi kawasan Kars Kendeng Utara masuk ke dalam Formasi Bulu dengan batuan penyusun (litologi) batu gamping masif yang mengandung koral, alga dan perlapisan batugamping yang juga mengandung foram laut berupa koral, orbitoid dan alga. Sesekali diselangselingi oleh Batupasir Kuarsa bersifat karbonatan. Formasi Bulu penyusun kawasan Kars Grobogan ini terbentuk pada masa Meosen Tengah Meosen Atas, terbentuk 25 juta tahun yang lalu berdasarkan skala waktu geologi.

Struktur geologi yang berkembang di Kawasan Kars Sukolilo adalah struktur sinklinal. Pada bagian Formasi Bulu yang menjadi kawasan kars merupakan bagian dari sinklin dengan arah sayap lipatan Utara Selatan. Sumbu sinklin terdapat pada bagian puncak komplek perbukitan kars yang memanjang dari Beketel hingga wilayah Wirosari, perbatasan dengan Blora. Terdapat juga struktur patahan yang berarah relatif Timur Laut Barat Daya. Kondisi struktur geologi demikian menyebabkan batugamping sebagai batuan dasar penyusun formasi Kars Sukolilo Pati memiliki banyak rekahan, baik yang berukuran minor maupun mayor. Rekahan-rekahan ini merupakan cikal bakal pembentukan dan perkembangan sistem perguaan di kawasan kars setelah mengalami proses pelarutan dalam ruang dan waktu geologi.

4.Speleologi Mulut-mulut gua di kawasan ini tersingkap dengan 2 tipe, yaitu tipe runtuhan dan pelarutan dari permukaan. Tipe runtuhan umumnya membentuk mulut gua vertikal, Contohnya Gua Kembang, Dusun Wates, Gua Lowo Misik, Gua Kalisampang, Gua Tangis, Gua Telo, Gua Ngancar, dan Sumur Jolot Dusun Kancil, Desa Sumber Mulyo Pati. Tipe ini memiliki karakter banyak terdapat bongkahan batuan yang runtuh dari atap lorong, hal ini merupakan bukti bahwa sistem gua ini terbentuk pada jalur rekahan yang relatif lemah sehingga batuan dasarnya labil dan mudah lepas. Disamping itu juga akan ditemukan lorong-lorong yang berkelok-kelok seperti retakan batuan. Bukti lain kalau kontrol struktur mempengaruhi pembentukan gua dapat dilihat pada penjajaran ornamen gua di atap-atap yang terbentuk dari hasil pengendapan karbonat hasil pelarutan. Selain kontrol struktur yang dominan di Kawasan Kars Sukolilo Pati dalam pembentukan sistem perguaannya, proses pelarutan yang berasal dari air permukaan juga terdapat di kawasan ini. Dapat di jumpai di beberapa gua yang mulutnya terdapat di dasardasar lembah, Seperti pada Gua Urang, Dsn. Guwo, Kemadoh Batur, Grobogan Gua Bandung, Gua Serut, Gua Gondang dan Gua Banyu Desa Sukililo dan Gua Wareh Desa Kedungmulyo, Kecamatan Sukolilo serta Gua Pancur di Kecamatan Kayen. Pada musim hujan mulut-mulut gua tersebut merupakan jalur sungai periodik yang masuk ke dalam gua dan juga sebagai sungai utama yang keluar dari dalam gua. Pada umumnya gua-gua horisontal di kawasan ini berkembang mengikuti pola perlapisan batuan dasarnya dengan kemiringan lapisan ke arah Utara sehingga akumulasi sungai-sungai permukaan akan terpusat pada daerah-daerah bawah yang keluar melalui mata air ataupun mulut-mulut gua.

Selama proses karstifikasi berlangsung, sistem hidrologi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan sistem-sistem perguaan yang terakumulasi pada zona jenuhnya menjadi aliran bawah permukaan atau sungai bawah permukaan. Gua menjadi corridor sistem penghubung antara proses-proses eksokars di permukaan dan endokars dibawah permukaan. Corridors adalah suatu struktur fungsional pada bentanglahan, adanya corridors menjadi dasar untuk mencegah fragmentasi menjadi kepingan atau sebaliknya untuk meningkatkan penetrasi dari makhluk asing. Corridors adalah suatu fungsi struktur dalam satu bentuklahan. Corridors dapat terbentuk oleh topografi seperti adanya siklus hidrologi seperti lapisan sungai, oleh manusia seperti pada kasus pembukaan hutan.

Potensi gua dan sungai bawah permukaan kars Sukolilo

5.HidrogeologiKars Pola hidrogeologi Kawasan Kars Sukolilo Pati secara regional adalah pola aliran paralel dimana terdapat penjajaran mata air dan mengikuti struktur geologi yang ada. Pola aliran seperti ini merupakan cerminan bahwa pola aliran sungai di Kawasan Kars Sukolilo Pati dipengaruhi oleh struktur geologi yang berkembang. Sungai-sungai yang mengalir dibagi menjadi dua zona, yaitu zona aliran Utara dan zona aliran Selatan. Baik zona Utara maupun Selatan adalah sungai-sungai yang muncul dari rekahan batugamping kawasan tersebut atau Kars Spring dengan tipe mata air kars rekahan (fracture springs). Terbentuknya mata air rekahan tersebut akibat terjadinya patahan pada blok batugamping di kawasan ini saat proses pengangkatan dan perlipatan.

Zona ditemukannya penjajaran mata air tersebut merupakan batas zona jenuh air di Kawasan Kars Sukolilo Pati. Pada Zona Utara pemunculan mata air kars berada pada daerahdaerah berelief rendah hingga dataran dengan kisaran ketinggian 20 - 100 mdpl dan pada Zona Selatan muncul pada ketinggian antara 100 - 350 mdpl. Bukti lain bahwa proses karstifikasi kawasan ini masih berlanjut dan masih merupakan fungsi hidrologis adalah ditemukannya sungai-sungai bawah permukaan yang keluar sebagai aliran permukaan melalui corridor-corridor mulut gua yang ada pada daerah Sukolilo. Bukti ini dapat dilihat dari sungai bawah tanah yang terdapat di Gua Wareh, Gua Gua Gondang, Gua Banyu dan Gua Pancuran. Keempat gua tersebut merupakan sistem perguaan sekaligus sistem sungai bawah tanah yang masih aktif. Fenomena tersebut memberikan gambaran bahwa perbukitan Kawasan Kars Sukolilo Pati berfungsi sebagai kawasan resapan air (recharge area), kemudian air resapan tersebut terdistribusi keluar melalui mata air-mata air yang bermunculan di bagian permukiman dan di daerah-daerah dataran sekitar Kawasan Kars Pati.

Dalam Kawasan Kars Kendeng ini terdapat 33 sumber mata air yang mengelilingi Kawasan Kars Grobogan dan 79 sumber mata air yang mengelilingi Kawasan Kars Sukolilo Pati (Kendeng utara). Keseluruhan mata air tersebut bersifat parenial artinya terus mengalir dalam debit yang konstan meskipun pada musim kemarau. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pemunculan air di sepanjang musim selalu berubah. Pada musim kemarau berdasarkan perhitungan dari 38 sumber air yang ada di kawasan Sukolilo mencapai lebih dari 1000 lt/dtk, dan mencukupi kebutuhan air lebih dari 7882 KK yang ada di Kecamatan Sukolilo. Perhitungan ini akan lebih meningkat drastis pada saat musim hujan.

6.Fungsi Kawasan Kawasan Kars Sukolilo memiliki fungsi utama sebagai fungsi hidrologi, yang berguna bagi kelangsungan sistem ekosistem yang ada di kawasan kars. Banyaknya outlet-outlet mata air yang keluar menunjukkan bahwa Kawasan Kars Sukolilo merupakan kawasan kars aktif yang telah dan sedang mengalami proses karstifikasi. Keberadaan air yang melewati sungai-sungai bawah permukaan dan sumber-sumber air sangat memberikan peranan penting terhadap setiap aset-aset kehidupan dan penghidupan yang ada di kawasan kars baik oleh biota-biota yang ada di dalam gua, flora dan fauna yang ada di purmukaan dan manusia sebagai komponen utama yang berperan penting dalam suatu ekosistem. Perbukitan batugamping kawasan ini memiliki sifat-sifat kawasan kars.

Ciri-ciri penting bentukan bukit dan lembah yang khas akibat proses-proses pelarutan, terdapat gua-gua, aliran sungai bawah permukaan, dan mata air. Air hujan yang jatuh di perbukitan, akan meresap ke dalam tanah, masuk ke rekahan-rekahan dan pori-pori batugamping menjadi aliran konduit. Selanjutnya, air mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui rekahan-rekahan dan kemiringan lapisan batuan yang membentuk lorong-lorong gua, menjadi aliran sungai bawah permukaan. Hingga akhirnya, air akan muncul lagi ke permukaan tanah di tempat yang lebih rendah menjadi mata air.

Fisik dan struktur geologi perbukitan ini, dengan sempurna telah menyimpan dan memelihara air, dalam jumlah dan masa tinggal yang ideal. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan air bagi warga setempat di musim kemarau sampai datangnya musim hujan berikutnya. Kemampuan bukit kars dan mintakat epikars pada umumnya telah mampu menyimpan tiga hingga empat bulan setelah berakhirnya musim penghujan, sehingga sebagian besar sungai bawah tanah dan mata air mengalir sepanjang tahun dengan kualitas air yang baik (Haryono, 2001).

Salah satu sumber mata air kars Sukolilo

Mata air epikars, menurut studi Linhua (1996), dikenal mempunyai kelebihan dalam hal: 1. Kualitas air. Air yang keluar dari mata air epikars sangat jernih karena sedimen yang ada sudah terperangkap dalam material isian atau rekahan. 2. Debit yang stabil. Mata air yang keluar dari mintakat epikars dapat mengalir setelah 2-3 bulan setelah musim hujan dengan debit relatif stabil. 3. Mudah untuk dikelola. Mata air epikars umumnya muncul di kaki-kaki perbukitan, sehingga dapat langsung ditampung tanpa harus memompa. Kawasan kars ini menjadi sebuah tandon air alam raksasa bagi semua mata air yang terletak di kedua kabupaten tersebut. Akifer yang unik menyebabkan sumberdaya air di kawasan kars terdapat sebagai sungai bawah permukaan, mata air, danau dolin/telaga, dan muara sungai bawah tanah (resurgence). Kawasan kars disinyalir merupakan akifer yang berfungsi sebagai tandon terbesar keempat setelah dataran aluvial, volkan, dan pantai.

Selain potensi sumber daya air, sebagian gua di kawasan kars Kendeng Utara Pati merupakan tempat tinggal bagi komunitas kelelawar. Kelelawar sangat berperan dalam mengendalikan populasi serangga yang menjadi hama dan vektor penyebaran penyakit menular.

7. Pemanfaatan Sumberdaya Air Sumberdaya air di kawasan kars merupakan aset berharga bagi masyarakat sekitar kawasan kars. Hampir seluruh masyarakat di kawasan Kars Kendeng Utara meliputi: kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo Kabupaten Pati memanfaatkan sumber-sumber air yang berasal dari kawasan Kars Sukolilo, karena 90% suplai air berasal dari Kawasan Kars Kendeng Utara. Hampir setiap dusun yang berada Desa Sukolilo (19 mata air), Desa Gadudero (3 mata air), Desa Tompe Gunung (21 mata air), Desa Kayen (4 mata air), Desa Kudumulyo (1 mata air), Desa Mlawat (1 mata air), Desa Baleadi (3 mata air), Desa Sumbersuko (24 mata air) yang ada di Kecamatan Sukolilo memiliki sumber-sumber mata air yang memiliki debit aliran bervariasi dari 1 liter/detik hingga 178,90 liter/detik. Sumber air yang terbesar di kecamatan Sukolilo adalah Sumber lawang yang terletak di Dusun Tengahan, Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo dengan debit aliran di musim kemarau 178,90 liter/detik. Sumber ini mampu memenuhi kebutuhan air lebih dari 2000 KK di Kecamatan Sukolilo, karena sumber ini merupakan sumber utama yang aliran permukaannya bergabung dengan beberapa sumber air yang ada di sekitarnya sehingga menjadi sungai permukaan yang memiliki aliran terbesar dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti:

mencuci, MCK, ternak, kebutuhan dasar sehari-hari dan sebagai saluran irigasi untuk lebih dari 4000 hektar areal persawahan di Desa Sukolilo. Selain itu juga Sumber Lawang juga telah dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik mikrohidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di Dusun Tengahan.

Proses pengukuran debit aliran mata air-mata air

Dari beberapa mata air yang ada di Kecamatan Sukolilo, debit aliran terkecil yaitu 0,06 liter/detik, yaitu Sumber Ngowak di Dusun Tompe Gunung, Desa Tompe Gunung, Kecamatan Sukolilo. Debit ini belum termasuk dengan aliran pipa yang sudah dimanfaatkan pada sumber ini. Dari sumber ini mampu memenuhi kebutuhan air bagi 40 KK yang ada di sekitar Dusun Tompe Gunung. Setiap sumber air yang ada di Kawasan Kars Sukolilo mampu memenuhi rata-rata kebutuhan air masyarakat lebih dari 200 KK di setiap dusun atau desa Pemanfaatan air per hari untuk 1 orang sekitar 15 - 20 liter, dapat dihitung jika 1 KK memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari bisa mencapai 100 liter. Hal ini dapat menunjukkan bahwa sumberdaya air yang ada di kawasan Kars Sukolilo melebihi kapasitas kebutuhan air masyarakat, dan yang lainnya juga dimanfaatkan sebagian besar untuk lahanlahan pertanian dan peternakan.

Peta Sebaran Sumber Air dan Gua Kawasan Kars Sukolilo

8.Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian dapat ditarik kesimpulan: 1. Wilayah perbukitan pada kawasan Kendeng Utara merupakan kawasan Kars. Geomorfolgi Kawasan Kars Sukolilo adalah Perbukitan Kars Struktural dengan morfologi permukaan (eksokars) berupa bukit kerucut yang menjajar (conical hills), Tebing patahan yang memanjang, Lembah-lembah hasil pelarutan (dolina) dan mata air kars (kars spring). Morfologi bawah permukaan (endokars) ditemukan sistem perguaan struktural dan sungai bawah tanah yang berkembang mengikuti pola rekahan 2. Pola aliran (sistem hidrologi) yang berkembang adalah pola pengaliran paralel yang dikontrol oleh struktur geologi yang ada di kawasan tersebut. Penjajaran mata air kars pada bagian Utara dan Selatan perbukitan kars Sukolilo, muncul pada ketinggian kisaran 5 - 150 mdpl radius 1 2 km dari perbukitan kars Sukolilo. Mata air dan sistem sungai bawah tanah di Kawasan Kars Sukolilo bersifat parennial (mengalir sepanjang musim). Fungsi hidrologi di kawasan ini merupakan pengontrol utama sistem ekologi yang meliputi hubungan antara komponen-komponen abiotik (tanah, batuan, sungai, air, dll), biotik (biota-biota gua serta flora dan fauna yang ada di kawasan kars), dan culture (lingkungan sosial, masyarakat, kebudayaan, dan adat istiadat) yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya membentuk suatu ekosistem dimana kars sebagai kontrol utamanya. 3. Perbukitan Kawasan Kars Sukolilo berfungsi sebagai daerah resapan dan penyimpan air untuk mata air-mata air yang mengalir di pemukiman, baik di bagian Utara maupun bagian Selatan Kawasan ini. Komplek perguaan kawasan Kars Grobogan memiliki potensi sumber

daya air untuk kebutuhan dasar 8.000 rumah tangga serta 4.000 ha lahan pertanian sebagai sumber penghidupan mereka. Pola pemukiman di kawasan tersebut semuanya mendekati pemunculan mata air-mata air, terutama pada bagian-bagian atas. 4. Berdasarkan hasil kajian dari fakta-fakta lapangan mengenai potensi dan keberlangsungan fungsi utama kawasan kars grobogan, maka Kawasan Kars Pati Kawasan Kars Grobogan masuk dalam klasifikasi Kawasan Kars Kelas I menurut Kepmen ESDM No. 1456/K/20/MEM/2000 pasal 12.

9. Rekomendasi 1. Kawasan Kars Sukolilo merupakan kawasan penyimpan air bagi seluruh mata air kars di Pati dan Grobogan, sehingga Pemerintahan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati perlu menetapkan kawasan ini sebagai kawasan kars yang dilindungi agar fungsinya tetap terjaga sehingga risiko bencana kekeringan bagi 8.000 kk dan 4.000 ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari. 2. Perlu dilakukan eksplorasi bawah pemukaan untuk memetakan sistem-sistem perguaan dan sistem-sistem sungai bawah permukaan di Kawasan Kars Sukolilo seperti yang sudah dilakukan di Kawasan Kars Grobogan untuk menemukan hubungan sistem-sistem utama Kawasan Kars Kendeng Utara.