Upload
giyan-potgieter
View
317
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
KAMI ADALAH ANAK-ANAK BAGIAN DARI MASA DEPAN BANGSA
Pada edisi reportase kali ini akan disajikan hasil liputan wartawan onone.com
tentang pendidikan anak-anak difabel khususnya anak tunarungu. Anshari Al-Gharibi
akan mengulas salah satu metode pengajaran yang diterapkan di sebuah lembaga
swasta yang konses pada pendidikan anak tunarungu.
Anak adalah asset yang sangat berharga, tidak hanya bagi orangtua, keluarga atau
masyarakatnya tapi juga bagi keberlangsungan sebuah peradaban. Anak-anak yang
terdidik dengan baik akan memungkinkan lahirnya generasi penerus berkwalitas.
Hanya saja tidak semua anak ternyata terlahir sempurna. Namun demikian, mereka
tetaplah asset yang sangat berharga. Tinggal bagaimana keluarga, masyarakat, atau
negara menyikapi dan memperlakukan mereka.
Ketidak sempurnaan mereka (red; difabel) bukan menjadi penghalang untuk tumbuh
dan kembang dengan baik. Mereka juga memiliki hak-hak yang sama dengan anak-
anak lainnya. Tidak hanya keluarga atau orang tuanya tetapi juga negara berkewajiban
memberikan pendidikan yang layak bagi mereka.
Masih kecilnya peran negara dalam melayani anak-anak difabel menjadikan mereka
semakin tertinggal dengan anak-anak seusianya. Sarana dan prasarana pendidikan
bagi mereka berjalan seadanya. Demikian pula kwalitas guru dan pengelolaannya,
terlihat asal jalan saja. Kondisi ini semakin membuat mereka terlantar dan tidak
terdidik dengan baik. Bagi orangtua, seolah anak-anak tidak memiliki hari esok yang
lebih cerah.
Ketunarunguan merupakan gangguan pendengaran yang bisa terjadi karena keracunan
atau terjangkit virus tertentu ketika ibu mengandung, kondisi saat dilahirkan atau
kecelakaan setelah anak lahir. Gangguan pada anak tunarungu umumnya bersifat
permanent. Akibat disfungsi pendengaran yang disandang, kemampuan kebahasaan
anak tidak dapat berkembang. Padahal bahasa penting bagi kelancaran komunikasi
anak dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Sementara sebagai kaum minoritas
anak tunarungu harus mampu menyesuaikan dengan lingkungannya yang
menggunakan komunikasi verbal (bukan isyarat).
Kenyataan, tidak semua keluarga dan lingkungan anak tunarungu dapat membantu
anak berkomunikasi secara verbal. Kebanyakan dari mereka melakukan komunikasi
melalui bahasa isyarat, padahal bahasa isyarat tidak membantu perkembangan bahasa
dan komunikasi serta pendidikan anak. Untuk itu diperlukan suatu bentuk pendidikan
yang dapat membantu anak mampu berkomunikasi secara verbal.
Hasil penelusuran media ini dari puluhan sekolah dasar khusus untuk anak-anak
difabel ditemukan ada salah satu sekolah yang memiliki kekhasan tersendiri dalam
mendidik siswa-siswanya. Sekolah tersebut berada di kabupaten Karanganyar
Jawatengah tepatnya nama sekolahnya adalah SLB-B Pawestri. Sekolah ini
merupakan salah satu sekolah yang dikelola oleh lembaga non pemerintah yang
konsen terhadap pendidikan anak-anak tunarungu. Di lembaga ini, anak-anak
didiknya tertangani sangat memadai dengan menerapkan metode pengajaran khas
mereka yang berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya.
Unggulan Pawestri
Sekolah Luar Biasa bagian B untuk anak tunarungu (SLB-B) Pawestri Karanganyar
berusaha menjawab permasalahan pendidikan anak tunarungu dengan
menyelenggarakan pendidikan yang berbasis oral. Pendidikan diselenggarakan
dengan pendekatan percakapan dalam Metode Maternal Reflektif (MMR), dan
metode ini menjadi ciri khas sekaligus unggulannya.
Lembaga ini hadir sejak tahun 2005 dan telah berkomitmen untuk menyelenggarakan
pendidikan anak tunarungu secara dini. Pendidikan dimulai dari usia 1,8 tahun sampai
dan maksimal usia 6 tahun, dengan jenjang pendidikan pada Kelas Latihan dan Kelas
Taman (setingkat playgroup dan taman kanak-kanak). Setelah selesai dari kelas
Taman dilanjutkan ke tingkat sekolah dasar (SD) dari kelas 1 sampai 6. Pada tingkat
ini anak akan menempuh pendidikan selama 8 tahun, 2 tahun pertama di kelas 1 (satu)
dan 2 tahun berikutnya di kelas 2 (dua). Sisa tahun berikutnya akan ditempuh di kelas
3 sampai kelas 6.
Lembaga ini tidak semata berbekal semangat dan jiwa pengabdian yang tinggi tetapi
juga ditopang dengan guru-guru yang berkwalitas. Pengurus lembaga ini menyadari
sepenuhnya bahwa anak-anak didik yang dididiknua membutuhkan penanganan yang
istimewa. Untuk itu, guru-guru yang pilihpun juga dengan kreteria istimewa, tidak
saja secara akademis tapi juga secara skill, emosional dan spiritual. Dan berdasarkan
pengalaman sebelumnya, dengan metode pengajaran yang tepat yaitu MMR dan
kwalitas pendidik serta ditopang fasilitas pengajaran yang memadai, lembaga ini
optimis mampu mencetak anak-anak didiknya menjadi anak-anak yang berprestasi
luar biasa, tidak kalah dengan anak-anak normal pada umumnya. (Bersambung)