32
“KAPASITAS PARU-PARU SEBELUM DAN SESUDAH BEROLAHRAGA” DI S U S U N OLEH: NAMA : NIM : 1006104020108 KELAS : REGULER 3 PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

“KAPASITAS PARU-PARU SEBELUM DAN SESUDAH

BEROLAHRAGA”

DI

S

U

S

U

N

OLEH:

NAMA :

NIM : 1006104020108

KELAS : REGULER 3

PENJASKESREK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2011

Page 2: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kapasitas Paru-Paru Sebelum

dan Sesudah Berolahraga” dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam semoga

dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang

istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat.

Penyusunan makalah ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Matakuliah

Permainan Bulutangkis. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun sehingga kekurangan tersebut tidak terjadi lagi

dan dapat memperbaiki kualitas penulisan di masa yang akan datang.

Banda Aceh, 31 Mei 2011

Penulis

i

Page 3: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. iDAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 11.1................................................................................................Latar Belakang

............................................................................................................ 11.2..............................................................................................Rumusan Masalah

............................................................................................................ 21.3............................................................................................Tujuan dan Manfaat

............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 42.1.............................................................................................Paru-Paru Manusia

............................................................................................................ 42.2...................................................................................Faal Paru-Paru dalam Olahraga

............................................................................................................ 42.3.............................................................................................Ventilasi Paru-Paru

............................................................................................................ 72.4..............................................................................................Volume Paru-Paru

............................................................................................................ 72.5.....................................................................................Kapasitas Paru-Paru Manusia

............................................................................................................ 82.6...........................................................Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru

............................................................................................................ 92.7...........................................................................Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah

............................................................................................................ 13

BAB III PENUTUP...................................................................................... 153.1...................................................................................................Kesimpulan

..........................................................................................................153.2........................................................................................................Saran

..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17

ii

Page 4: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan

bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan

(Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Definisi ilmu

kedokteran olahraga menurut A. Venerando (1975) adalah “Aplikasi ilmu

kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, agar didapat keuntungan

segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk

mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang

berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik”.

Usaha memaksimalkan kerja paru menjadi penting demi mencegah

gangguan organ pernapasan ini serta menghindari kemungkinan komplikasi

penyakit. Untuk memasok kebutuhan oksigen bagi tubuh, idealnya kita menghirup

udara bersih. Selanjutnya udara bersih itu pun hanya akan bermanfaat maksimal

jika paru-paru berfungsi dengan baik. Di samping itu banyak faktor yang

membuat fungsi paru mengalami penurunan dan tidak bisa lagi bekerja secara

optimal. Paru-paru adalah salah satu organ vital yang bertugas memasok oksigen

(O2) ke setiap sel tubuh supaya terus hidup dan menjalankan fungsinya dengan

baik. Paru juga bertanggung jawab dalam pengeluaran zat karbondioksida (CO2)

dari dalam tubuh. Seandainya fungsi paru mengalami penurunan atau gangguan,

bisa dibayangkan, seluruh sistem kerja tubuh pun akan terpengaruh.

"Jika fungsi paru-paru baik, otomatis pasokan oksigen ke dalam darah

yang mengalir ke seluruh tubuh juga berjalan baik. Oksigen sendiri merupakan

bahan bakar bagi terjadinya proses di dalam sel. Artinya, kalau selnya segar

karena pasokan oksigen tercukupi dan bagus akan membentuk sistem kerja tubuh

yang baik pula,’’ tutur Dr. Pradjnaparamita, Sp.P. FCCP&FCCM, dokter spesialis

paru dari Bagian Pulmonologi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta.

Fungsi paru dapat diukur dengan menggunakan spirometri. Cara

sederhana, yakni meniup balon, juga bisa dilakukan untuk mengetahui

1

Page 5: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

kemampuan paru-paru kita. Bila anda masih mampu untuk meniup balon hingga

mengembang dalam sekali tiup, berarti paru-paru anda masih baik.

Hal lain yang juga bisa dipakai sebagai indikasi adalah menguji apakah

kita cepat lelah dan tidak mampu melakukan aktivitas dalam kondisi sehat,

sementara hal yang sama bisa dilakukan orang lain seusia kita. "Misalnya kita

sama-sama lari dengan kecepatan sedang sepanjang 200 meter di lintasan datar,"

katanya. Apabila kita merasa lelah, berarti telah mengalami penurunan fungsi

paru.

Latihan dapat meningkatkan fungsi kerja pulmonary, terbukti dari

kenyataannya bahwa atlit memiliki volume paru-paru yang lebih banyak

dibanding bukan atlit pada saat beristirahat dan berolahraga (berlatih).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut diatas,bahwa kapasitas paru-paru sebelum dan

sesudah berolahraga maka permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis

rumuskan:

Pengertian paru-paru pada manusia

Faal paru-paru pada manusia

Ventilasi paru-paru

Volume paru-paru

Kapasitas paru-paru

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru

Daya tahan jantung dan pembuluh darah

2

Page 6: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1.3.1 Tujuan Penulisan

Bertitik tolak dari permasalahan yang akan di bahas, maka tujuan

dari penulisan ini dapat dirinci sebagai berikut :

Menjelaskan tentang faal paru-paru manusia dan pengaruhnya

pada aktivitas olahraga.

Memberikan pengetahuan tentang kapasitas vital paru maupun

volume serta faktor-faktor yang berkaitan dengan hal tersebut.

1.3.2 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan makalah ini diharapkan untuk pembaca agar

menambah pengetahuan dan menjadi acuan atas bahasan Kapasitas Paru

Sebelum dan Sesudah Berolahraga.

BAB II

3

Page 7: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

PEMBAHASAN

2.1 Paru-Paru Manusia

Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma

adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pau-

paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan

memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-

paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Selaput paru-paru

terdiri dari dua lapis. Selaput paru-paru membungkus alveolus-alveolus. Jumlah

alveolus kurang lebih 300 juta buah. Luas permukaan seluruh alveolus

diperkirakan 100 kali dari luas permuklaan tubuh manusia.

Volume udara di dalam paru-paru orang dewasa lebih kurang 5 liter.

Kemampuan paru-paru menampung udara diebut dengan daya tampung paru-paru

atau kapasitas paru-paru. Volume udara yang dipernapaskan oleh tubuh

tergantung besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada

pernapasan biasa orang dewasa udara yang keluar dan masuk paru-paru sebanyak

0,5 liter. Udara sebanyak ini disebut udara pernapasan atau udara tidal.

Apabila kita menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas

sekuat-kuatnya, volume yang dan ke luar lebih kurang sebanyak 3,5-4 liter.

Volume udara ini disebut kapasitas vital paru-paru. Sebanyak 1-1,5 liter udara

tetap tinggal di paru-paru walaupun kita telah menghembuskan napas sekuat-

kuatnya. Volume udara ini disebut udara residu.

2.2 Faal Paru Dalam Olahraga

Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik.

Gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga. Sebaliknya,

latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru.

Faal paru masuk dalam pembahasan Fisiologi olahraga, sebagai salah satu

disiplin kedokteran berusaha untuk mempelajari efek latihan terhadap tubuh,

mempelajari bagaimana efisiensi tubuh manusia dapat diperbaiki dengan latihan,

mempelajari metoda yang paling sesuai untuk menilai 13 perbedaan parameter

4

Page 8: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

fisik dan fisiologis dan mempelajari bermacam-macam tes yang cocok untuk

mengukur keadaan kesegaran jasmani. Berdasarkan tipe dan intensitas performa

latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada

panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi

sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular.

2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan

intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang

otot dan pergerakan sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot

menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya

menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.

Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru dan

pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan

untuk mengambil oksigen dan mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk

metabolisme tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, antara lain:

2.2.1 Keturunan/genetik

Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max ditentukan oleh

faktor genetik. Hal ini dapat dirubah dengan melakukan latihan yang

optimal.

2.2.2 Usia

Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan

mencapai puncaknya pada usia 20 – 30 tahun dan mencapai puncaknya

pada usia 19 – 21 tahun. Sesudah usia ini daya tahan kardiorespirasi akan

menurun. Penurunan ini terjadi karena paru, jantung dan pembuluh darah

mulai menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapat dikurangi dengan

melakukan olahraga aerobik secara teratur.

2.2.3 Jenis kelamin

Sampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi antara anak

perempuan dan laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai

pada wanita lebih rendah 15 – 25% dari pria. Perbedaan ini antara lain

disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan

5

Page 9: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas

paru.

2.2.4 Aktivitas fisik

Daya tahan kardiorespirasi ana menurun 17 – 27% bila seseorang

beristirahat di tempat tidur selama 3 minggu. Jenis latihan juga

mempengaruhi. Orang yang melakukan olahraga lari jarak jauh, daya

tahan kardorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang

berolahraga senam atau anggar.

Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi

otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada

saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih

relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih lambat dan

lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja

otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen

sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya.

Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi perbaikan

pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar

asam laktat darah, yang seimbang dengan pengurangan penggunaan

oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ

sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja

maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting dalam

perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah

kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga

jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang

berikatan dengan oksigen per unit waktu juga akan meningkat.

Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap

oksigen. Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua

terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding

dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced

expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru.

6

Page 10: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

2.3 Ventilasi Paru-paru

Ventilasi adalah perpindahan udara masuk dan keluar alveolar paru-paru.

Perubahan pada ventilasi diatur secara kimia dan stimulus neurogenik. Selama

berlatih atau berolahraga ventilasi paru-paru dapat mencapai 15 sampai 30 kali

dibanding saat istirahat. Selama berlatih ventilasi dijadikan alat pendeteksi untuk

peningkatan rata-rata metabolisme anaerobik pada atlet. Ventilasi terdiri dari fase

yaitu Inspirasi ( Inhalation ) dan Ekspirasi ( Exhalation ). Inspirasi merupakan

fase di mana udara masuk ke dalam paru-paru dan sebaliknya pada Ekspirasi

merupakan fase pada saat udara keluar dari paru-paru.

Adapun juga masalah yang membahas tentang Ventilasi Per Menit

(Minute Ventilation) adalah jumlah udara yang per menit,dengan cara

penghitungan volume tidal (liter) dikalikan dengan frekuensi respirasi (jumlah

nafas per menit). Dijelaskan juga pebedaan selama istirahat dan berolahraga

antara lain :

Ventilasi pada saat istirahat bervariasi antara setiap orangnya dengan

jumlah antara 4 sampai 15 liter. Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh

ukuran tubuh antara laki-laki dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah

antara volume tidal dan frekuensi respirasi bervariasi antara 400

sampai 600 ml untuk volume tidal dan 10 sampai 25 kali untuk

frekuensi respirasi.

Ventilasi berolahraga (berlatih) lebih membahas secara kompleks yaitu

pembahasan terhadap perhitungan konsumsi oksigen produksi

karbondioksida per menit dengan acuan dari kerja otot.

2.4 Volume paru-paru

Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

2.4.1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi

pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang

dewasa.

2.4.2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang

diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.

7

Page 11: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

2.4.3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat

dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan

normal besarnya ± 1100ml.

2.4.4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam

paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.

2.5 Kapasitas paru-paru manusia

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan

dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

2.5.1 Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan

inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat

dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan

paru sampai jumlah maksimum.

2.5.2 Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan

inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya

udara yang tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal.

2.5.3 Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume

tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan

jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih

dahulu mengisi paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya

sebanyak-banyaknya.

2.5.4 Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu.

Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan

sebesar mungkin dengan inspirasi paksa.

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih kecil

daripada

pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang

yang bertubuh kecil dan astenis.

Serta tambahan pustaka mengenai kapasitas paru-paru bahwa volume

paru-paru manusia bisa mencapai 4.500 cc, disebut kapasitas total. Volume vital

untuk pernafasan sekitar 3.500 cc, sisanya 1.000 cc merupakan udara residu/sisa

8

Page 12: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

yang selalu mengisi paru-paru. Dalam keadaan normal, udara yang dipergunakan

untuk pernafasan sekitar 500 cc, biasa juga disebut kapasitas tidal. Penghitungan

kapasitas pada saat respirasi dalam 1 menit dan di waktu beristirahat adalah antara

4 sampai 15 liter. Dan pada saat latihan dapat mencapai maksimal 150 liter.

Cara pengukuran volume dan kapasitas paru-paru. Volume udara diukur

dengan spirometer. Jarum penunjuk ditempatkan pada titik nol, bisa juga 1000

untuk memudahkan pembacaan, jika pada 1000, hasil pembacaan akan dikurangi

1000. Untuk mengukur volume tidal (VT) dilakukan inhalasi normal, kemudian

diinhalasikan kedalam spirometer dengan normal. Untuk mengukur Volume

ekspirasi cadangan (VEC) setelah ekshalasi normal, dilakukan ekshalasi lagi

secara total kedalam spirometer. Untuk mengukur kapasitas vital (KV) dilakukan

inhalasi total kemudian ekhalasi total kedalam spirometer, setiap prosedur

diulangi tiga kali. Volume inspirasi cadangan dihitung dengan persamaan :VIC =

KV – (VT+VEC).

2.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru

2.6.1 Usia

Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung sebanyak

± 5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter udara.

Pada waktu bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2600 cc (2,5

liter) jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal:

Orang Dewasa : 16-18 kali per menit

Anak-anak : 24 kali per menit

Bayi kira-kira : 30 kali per menit

Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pada orang dewasa jumlah

pernafasannya antara 16-18 kali per menit, pada anak-anak sekitar 24 kali per

menit sedangkan pada bayi kira-kira 30 kali per menit. Walaupun pada

pernapasan pada orang dewasa lebih sedikit daripada anak-anak dan bayi,

akan tetapi kapasitas vital paru orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan

anak-anak dan bayi. Dalam keadaan tertentu keadaan tersebut akan berubah

9

Page 13: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

misalnya akibat dari suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat dan

sebaliknya.

Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur.

Semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi

penurunan fungsi paru.

2.6.2 Jenis Kelamin

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25

persen lebih kecil daripada pria. Menurut Jan Tambayong “ Kapasitas vital

pria 4.8 liter dan wanita 3,1 liter , yang artinya bahwa pria memiliki kapasitas

vital paru lebih besar daripada wanita.

2.6.3 Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok dapat menimbulkan gangguan paru berupa bronchitis

dan emfisema. Pada kedua keadaan ini terjadi penurunan fungsi paru

dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit tersebut. Selain itu

pecandu rokok sering menderita penyakit batuk kronis, kepala pusing, perut

mual, sukar tidur dan lain-lain. Kalau gejala-gejala diatas tidak segera diatasi

maka gejala yang lebih buruk lagi akan terjadi, seperti semakin sulit untuk

bernapas, kecepatan pernapasan bertambah, kapasitas vital berkurang, dan

lain-lain.

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran

pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa

membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak. Pada saluran

pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat

bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi

peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan

anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan klinisnya. Hal ini

menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruktif paru menahun.

Menurut Joko Suyono Inhalasi asap tembakau baik primer maupun

sekunder dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan pada orang dewasa.

Asap rokok mengiritasi paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok

10

Page 14: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

lebih merendahkan kapasitas vital peru dibandingkan beberapa bahaya

kesehatan akibat kerja.

2.6.4 Kebiasaan Olahraga

Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan

faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga, sebaliknya latihan fisik

yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif

dalam latihan fisik akan mempunyai kapasitas erobik yang lebih besar dan

kebugaran yang lebih tinggi.

Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang

melakukan olahraga. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-

paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru

dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang

atlet lebih besar daripada orang yang tidak pernah berolahraga.

2.6.5 Status Gizi

Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Orang

kurus panjang biasanya kapasitasnya lebih dari orang gemuk pendek. Masalah

kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)

merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-

penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena

itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal.

Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai

under weight atau kekurusan, dan berat badan yang berada di atas batas

maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang

yang berada di bawah ukuran berat normal mempunyai resiko terhadap

penyakit infeksi, sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai

resiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.

2.6.6 Riwayat Penyakit Paru

11

Page 15: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

Kapasitas vital paru akan berkurang pada penyakit paru-paru, pada

penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot

paru-paru. Penyakit yang dapat mempengaruhi kapasitas paru, meliputi:

Emfisema paru kronik

Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi

kronik, kelebihan mucus, dan edema pada epitel bronchiolis yang

mengakibatkan terjadinya obstriktif dan destruktif paru yang kompleks

sebagi akibat mengkonsumsi rokok.

Pneumonia

Pneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru yaitu

penurunan luas permukaan membran pernafasan dan menurunnya

resiko ventilasi perfusi. Kedua efek ini mengakibatkan menurunnya

kapasitas paru.

Atelektasi

Atelektasi berarti alveoli paru mengempis atau kolaps. Akibatnya

terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga tahanan aliran darah

meningkat dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh darah

sehingga volume paru berkurang.

Asma

Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi

dan volume inspirasi.

Tuberkulosis

Pada penderita tuberculosis stadium lanjut, banyak timbul daerah

fibrosis di seluruh paru dan mengurangi jumlah paru fungsional,

sehingga mengurangi kapasitas paru.

2.6.7 Pemakaian APD (Pernafasan)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga

kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi

bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidaklah secara sempurna dapat

melindungi tubuh tenaga kerja, tetapi akan dapat mengurangi tingkat

keparahan yang mungkin terjadi.

12

Page 16: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

Pelindung pernafasan adalah alat yang penting, mengingat 90% kasus

keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosi

lewat saluran pernafasan. Alat pelindung pernafasan memberikan

perlindungan terhadap sumber bahaya di udara tempat kerja seperti:

pencemaran udara oleh gas (uap), pencemaran oleh partikel (debu, asap,

fumes), kekurangan O2.

Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,

peralatan dan lingkungan kerja sangat perlu diutamakan. Namun kadang-

kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya,

sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat-alat demikian harus

memenuhi persyaratan:

Nyaman dipakai

Tidak mengganggu kerja

Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya

Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker untuk melindungi debu

atau partikel-pertikel yang lebih besar yang masuk ke dalam pernafasan, dapat

terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

2.7 Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah

Pada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen dan nutrisi yang

adekuat. Agar tambahan oksigen dan nutrisi dapat terpenuhi diperlukan aliran

darah yang cukup. Sebagai reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan

pengambilan oksigen oleh tubuh yang melibatkan penambahan fungsi paru-paru

dan curah jantung serta peningkatan jumlah oksigen yang diambil oleh jaringan.

Kemampuan kerja yang terkuat dibatasi oleh jumlah maksimal O2 yang dapat

dihantarkan dari paru-paru ke otot.

Jumlah pengambilan O2 yang maksimal ini disebut VO2 max atau

kapasitas aerobik yang digunakan sebagai parameter untuk menentukan

kebugaran jasmani. VO2 max erat hubungannya dengan sistem transportasi

oksigen.

13

Page 17: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

Kenaikan VO2 max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup serta

bertambahnya densitas kapiler otot rangka yang cenderung meningkatkan

ekstraksi oksigen dari darah oleh otot rangka. Dari penelitian Budhy Adriskanda,

Faisal Yunus dan Budiman Setiawan tahun 1997, diketahui bahwa nilai VO2 max

pada pria Indonesia dengan menggunakan alat ergonometer sepeda dengan teknik

pengukuran Astrand sebesar 39,4 ml/KgBB/menint, sedangkan pada pria

Indonesia yang terlatih sebesar 50,8 ml/KgBB/menit. VO2 max tertinggi dijumpai

pada atlet-atlet yang berkompetisi dan berlatih dengan latihan-latihan endurance.

BAB III

PENUTUP

14

Page 18: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

3.1 KESIMPULAN

Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan

bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan

(Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Berdasarkan

tipe dan intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,

yaitu:

1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada

panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi

sedikit perubahan

pada kekuatan intramuskular.

2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan

intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang

otot dan pergerakan sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot

menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya

menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.

Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma

adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pau-

paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan

memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.

Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi

pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata

orang dewasa.

Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang

diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.

Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat

dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada

keadaan normal besarnya ± 1100ml.

Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam

paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.

15

Page 19: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan

dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan

inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup

seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai

jumlah maksimum.

Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi +

volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa

dalam paru pada akhir eskpirasi normal.

Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal

+ volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara

maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru

secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.

Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu.

Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar

mungkin dengan inspirasi paksa.

3.2 SARAN

Dengan pengetahuan tentang kapsitas paru-paru pada manusia dan faktor-

faktor yang berhubungan dengan hal tersebut, maka ada baiknya untuk menjaga

maupun memperbaiki kebiasaan pada kehidupan agar menjadi lebih baik. Salah

satu contohnya yaitu telah diuaraikan di atas bahwa olahraga sangat

mempengaruhi kesehatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 20: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

Anjani, Atmi P.M. 2003. Hubungan Kadar Debu Pupuk, Masa Kerja, dan

Pemakaian APD (masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru.

http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1126. 10 Mei

2009.

Fox, L. Edward. Bowers, Richard W. Foss, Merle L. 1988. The Phisiologycal

Basis of Physical Education and Athletics. Fourth Edition. New York :

W.B Saunders Company.

GloriaNet. 2008. Paru-Paru Sehat Napas pun Lega.

http://www.glorianet.org/arsip/b4401.html. 10 Mei 2009

Lamb, David R. 1984. Phisiology of Exercise ( Responses & Adaptations).

Second Edition. New York : Macmillan Publishing Company.

Madina, Deasy S. 2007. Nilai Kapasitas Paru dan Hubungannya Dengan

Karakteristik Fisik Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga. (online).

(http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/

NILAI%20 KAPASITAS%20VITAL%20PARU.PDF. Diakses tanggal 10

Mei 2009).

Reza, S. 2008. Berapa Kapasitas Paru Kita?.(online).

(http://id.answers.yahoo.com/ question/index?

qid=20071121062954AAzCYR1. Diakses tanggal 10 Mei 2009).

Saputra, Adrian. 2008. Alat Pernapasan Manusia. (online).

(http://andriansaputra.multiply.com/ journal/ item/20. Diakses tanggal 10

Mei 2009).

Suharto. 1978. Peningkatan Kondisi Fisik. Cermin Dunia Kedokteran No 12. 5-7.

Trisnawati, Hanida. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kapasitas

Vital Paru Tukang Ojek di Alun-Alun Ungaran Kabupaten Semarang

Bulan Maret 2007. (online). (http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/

index/assoc/ HASHb7c9.dir/ doc.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2009).

Widodo. 2008. Kemarahan Perburuk Kondisi Paru-Paru. (online).

(http://www.tribunbatam.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=16697&Itemid=1041. Diakses

tanggal 10 Mei 2009).

17

Page 21: Kapasitas Paru-paru Sebelum Dan Sesudah Berolahraga

Widodo, Wahyu Eko. 2009. Volume dan Kapasitas Respirasi. (online).

(http://farmasi07itb.wordpress.com/ 2009/04/24/ sistem-respirasi/. Diakses

tanggal 10 Mei 2009).

18