73
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK TOREFAKSI SAMPAH BIOMASSA CAMPURAN PADA REAKTOR KONTINU TIPE TUBULAR (Skripsi) Oleh : IKA SANJAYA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK TOREFAKSISAMPAH BIOMASSA CAMPURAN PADA REAKTOR KONTINU

TIPE TUBULAR

(Skripsi)

Oleh :

IKA SANJAYA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

ABSTRAK

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK TOREFAKSISAMPAH BIOMASSA CAMPURAN PADA REAKTOR KONTINU

TIPE TUBULAR

Oleh

IKA SANJAYA

Sumber energi di Indonesia saat ini masih bertumpu pada bahan bakar fosil, yakniminyak bumi, gas alam dan batu bara. Dengan cadangan energi fosil yangsemakin menipis maka perlu adanya energi baru dan terbarukan sebagai penggantibahan bakar fosil. Salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang berpotensisebagai pengganti bahan bakar fosil adalah sampah biomassa. Teknologipengolahan sampah yang dapat menghasilkan bahan bakar padat berkalori tinggiadalah melalui proses torefaksi. Torefaksi merupakan proses perlakuan panaspada temperatur antara 200-300 oC pada tekanan atmosfer tanpa oksigen.Penelitian torefaksi terhadap beberapa komponen sampah yang telah dilakukansebelumnya menggunakan reaktor batch menunjukkan bahwa proses torefaksisampah dapat menaikkan kualitas sifat-sifat pembakarannya hingga setarabatubara. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian torefaksi sampah biomassapada reaktor kontinu tipe tubular yang sudah dibuat pada penelitian sebelumnya.Tujuannya adalah menentukan sifat-sifat pembakaran dari bahan bakar padatsampah biomassa campuran produk torefaksi reaktor kontinu tipe tubular yang diketahui dari hasil pengujian nilai kalor, pengujian proksimat dan ultimat.Pengujian dilakukan dengan variasi temperatur 225, 250, 275, 300 dan 325°Cdengan massa umpan biomassa 1 kg dan waktu tinggal 30 menit. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa proses torefaksi sampah biomassa dapat menghasilkan bahanbakar padat dengan nilai kalor tertinggi sebesar 5425 kcal/kg, setara denganbatubara subbituminus B, yang diperoleh pada temperatur 275°C. Selain itu, darihasil pengujian proksimat dan ultimat terbukti bahwa kandungan fixed carbonyang semakin tinggi dan turunnya rasio atom O/C akan meningkatkan nilai kalorproduk padatan hasil torefaksi.

Kata Kunci : Sampah Biomassa, Torefaksi, Reaktor Kontinu, Nilai Kalor.

Page 3: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF SOLID FUEL IN TORREFACTIONPRODUCTS OF MIXED BIOMASS WASTE ON CONTINUOUS

REACTORS TUBULAR TYPE

BY

IKA SANJAYA

Energy sources in Indonesia currently still rely on fossil fuels, namely oil, naturalgas and coal. With the depletion of fossil energy depleting, the need for new andrenewable energy as a substitute for fossil fuels. One new and renewable energysource that has the potential to replace fossil fuels is biomass waste. Wasteprocessing technology that can produce high calorie solid fuels is through atorrefaction process. Torrefaction is the process of heat treatment at temperaturesbetween 200-300 °C at atmospheric pressure without oxygen. Torrefactionresearch on several waste components that have been carried out by theresearcher team using batch reactors shows that the waste torrefaction process canincrease the quality of the combustion properties to the coal equivalent. In thisstudy, biomass waste torrefaction was tested in a tubular type continuous reactorthat had been made in previous studies. The aim is to determine the combustionproperties of solid fuel torrefaction product mixed biomass waste on continuousreactors tubular type which is known from the results of testing the heating value,proximate and ultimate testing. Tests were carried out with temperature variationsof 225, 250, 275, 300 and 325 °C with a biomass feed mass of 1 kg and aresidence time of 30 minutes. The results showed that the waste biomasstorrefaction process can produce solid fuels with the highest heating valueof 5425 kcal/kg, equivalent to subbituminous B coal, which was obtained at antemperature of 275°C. In addition, from the proximate and ultimate test results itis evident that the higher fixed carbon content and the decrease in the atomic ratioof O/C will increase the heating value of the solid product by torrefaction.

Keywords : Biomass Waste, Torrefaction, Continuous Reactor, Calorific Value.

Page 4: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK TOREFAKSISAMPAH BIOMASSA CAMPURAN PADA REAKTOR KONTINU

TIPE TUBULAR

Oleh

Ika Sanjaya

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik MesinFakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,
Page 6: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,
Page 7: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,
Page 8: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Lampung Tengah

tepatnya di Desa Bandar Sari Kecamatan Padang Ratu

pada 22 Januari 1996, yang merupakan anak pertama

dari dua bersaudara pasangan Bapak Nasoha dan Ibu

Insiyah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar di SD Negeri 01 Bandar Sari Kecamatan Padang

Ratu Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2007,

kemudian penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP

Negeri 01 Padang Ratu dan lulus pada tahun 2010. Penulis melanjutkan

pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 01 Kalirejo dan tamat pada

tahun 2013. Selama menjalani pendidikan SMA, penulis aktif mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler yaitu KIR (Kreasi Ilmiah Remaja), Sispelam (Siswa Pecinta

Alam) dan OSIS. Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebaga Mahasiswa Jurusan

Teknik Mesin, Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (UNILA) melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan

berdasarkan nilai rapor dan memperoleh biasiswa Bidik Misi.

Page 9: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif dalam organisasi internal kampus,

yaitu sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM)

sebagai

Page 10: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Anggota Bidang Organisasi dan Kepemimpinan pada Divisi Kaderisasi pada

tahun 2014-2015, pada tahun 2015-2016 menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa

Teknik Mesin (HIMATEM) sebagai Anggota Bidang Organisasi dan

Kepemimpinan pada Divisi Kaderisasi. Pada Tahun 2016-2017 penulis menjabat

sebagai Sekertaris Dinas Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) di

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM-FT). Selain itu, penulis juga

pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Pengukuran Teknik dan

Metrologi.

Pada pertengahan tahun 2016, penulis melakukan kerja praktik di PT. Daya Radar

Utama Unit III Lampung yang berada di Jln. Alamsyah Ratu Prawira Negara km

12 Srengsem Panjang, Bandar Lampung. Topik bahasan yang diambil penulis

pada saat kerja praktik adalah “Analisa Perbandingan Kapasitas Pompa Kargo

Berdasarkan Desain dan Kontrak dengan Aplikasi pada Kapal Tanker Elisabeth

Satu”. Pada awal tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Periode I selama 40 hari di kampung Gunung Haji, Kecamatan Pubian, Kabupaten

Lampung Tengah dan selama KKN menjabat sebagai Ketua Koordinator

Kecamatan Pubian. Sejak bulan Oktober 2017, penulis mulai melakukan

penelitian pada bidang konsentrasi Konversi Energi dengan judul tugas akhir

“Karakteristik Bahan Bakar Padat Produk Torefaksi Sampah Biomassa

Campuran Pada Reaktor Kontinu Tipe Tubular” di bawah bimbingan Bapak

Dr. Amrul, S.T., M.T. dan Amrizal, S.T., M.T., Ph.D.

Page 11: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

PERSEMBAHAN

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk untuk orang-orang yang aku sayang

Ayah dan Ibuku

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Nasoha dan Ibu Insiyah yang tiada pernah hentinya

selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta

pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan

yang ada didepanku

Adikku

Kepada Adikku Dwi Adi Sanjaya yang sekaligus menjadi teman dalam segala

suasana suka dan duka, Terimakasih atas segala keceriaan, canda tawa, kasih

sayang, pengertian dan dukungannya selama ini.

Page 12: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Dosen Teknik Mesin Universitas Lampung

Yang selalu membimbing, mengajarkan, memberikan saran serta saran baik

secara akademis maupun non akademis

Teman-Teman Teknik Mesin 2013

Yang selalu memberi semangat dan selalu berdiri bersama dalam perjuangan

menuju kesuksesan.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 13: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Motto

"Dan bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akanmengajarkanmu Sesungguhnya Allah maha mengetahui

segala sesuatu."(Qs. Al Baqarah [2] : 282)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Makaapabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepadaTuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Al-Insyirah [94] : 6-8)

Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannyadengan baik (untuk memotong), maka ia akan memanfaatkanmu

(dipotong)."(HR. Muslim)

“Banyak kegagalan dalam kehidupan ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan

keberhasilan saat mereka menyerah.”(Thomas Alva Edison)

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan

impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar

hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus

sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha,

dan berdoa untuk menggapainya. Jatuh berdiri lagi. Kalah

mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.

Never give up !!!

Sampai Allah SWT berkata “Waktunya Pulang”

(Ika Sanjaya)

Page 14: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah, serta inayah-Nya dan tak lupa Shalawat

beriring salam selalu tercurah kepada junjungan seluruh alam Nabi Muhammad

SAW, sahabatnya, serta para pengikutnya yang selalu istiqomah diatas jalan

agama Islam hingga hari ajal menjemput, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Tugas Akhir dengan mempersembahkan judul “Karakteristik Bahan

Bakar Padat Produk Torefaksi Sampah Biomassa Campuran Pada Reaktor

Kontinu Tipe Tubular” dengan sebaik-baiknya sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lampung.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan, motivasi

dan bantuan baik moral maupun materi oleh banyak pihak. Untuk itu dengan

sepenuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT dengan segala kuasa-NYA pemberi rahmat, hidayah dan

ampunan bagi hamba-NYA termasuk penulis. Terimakasih ya Allah, semoga

semua hal yang telah penulis lakukan dan kerjakan bernilai ibadah dan

mendapat pahala dari-MU. Amin ya rabb

Page 15: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

2. Nabi Muhammad SAW, untuk segala hal yang telah beliau lakukan dahulu.

Menyempurnakan ahlaq sehingga semua ummat yang hidup hingga sekarang

dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa keragu-

raguan.

3. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

4. Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Amrul, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing utama tugas akhir,

yang banyak memberikan waktu, ide pemikiran dan semangat serta motivasi

bagi penulis.

6. Bapak Amrizal, S.T., M.T., Ph.D. selaku pembimbing kedua tugas akhir,

yang telah banyak memberikan waktu, pengalaman, motivasi dan pemikiran

bagi penulis.

7. Bapak Dr. Muhammad Irsyad, S.T., M.T. selaku dosen pembahas yang telah

banyak memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung berkat ilmu yang

telah diajarkan kepada penulis selama penulis menjalani masa studi di

perkuliahan.

9. Staf Akademik serta Asisten Laboratorium yang telah banyak membantu

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Untuk kedua orang tua-ku Ayahanda Nasoha dan Ibunda tercinta Insiyah

yang selalu menjadi pondasi dan motivasi utama penulis menyelesaikan studi

Page 16: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

di Jurusan Teknik Mesin, atas segala do’a, dukungan dan setiap tetes keringat

yang telah didedikasikan tanpa pamrih kepada penulis.

11. Dwi Adi Sanjaya sebagai Adik yang terus memberikan dukungan, terima

kasih atas nasehat, doa, motivasi serta sabar menunggu penulis hingga dapat

menyelesaikan studi..

12. Sahabat Partner penelitian Mas Agus Apriyanto, S.T., M.T. yang telah

memberikan saran, bantuan dan dukungan dalam pelaksanakan penelitian.

13. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, terima kasih atas rasa kekeluargaan dan dukungan yang telah

diberikan selama masa kuliah ini.

14. Abang-abang dan adik-adik tingkat serta pengurus HIMATEM di Jurusan

Teknik Mesin Unila, Terimakasih banyak atas dukungan, bantuan dan

saransarannya, salam SOLIDARITY FOREVER.

15. Terima kasih kepada Revi Veronica yang telah memberikan semangat,

motivasi, dukungan/doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

ini.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu secara tulus memberikan

bantuan moril dan materil kepada penulis.

Semoga Allah SWT. senantiasa membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah

kalian berikan. Akhir kata, penulis memohon maaf kepada semua pihak apabila

skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekeliruan. Semoga skripsi ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi semuanya, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 17: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Bandar Lampung, 29 Oktober 2018Penulis,

Ika Sanjaya

Page 18: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

xv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT.................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN ORISIONLITAS .............................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... ix

MOTTO ......................................................................................................... xi

SANWACANA .............................................................................................. xii

DAFTAR ISI................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xx

DAFTAR SIMBOL ....................................................................................... xxi

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 4

Page 19: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

xvi

1.4 Sitematika Penulisan ......................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .... .................................................................... 6

2.1 Sampah Kota ………………………. ............................................. 6

2.2 Biomassa ………………………..................................................... 7

2.2.1 Selulosa ………………………. .......................................... 82.2.2 Hemiselulosa ………………………................................... 92.2.3 Lignin ……………………….............................................. 10

2.3 Torefaksi ………………………. .................................................... 11

2.3.1 Proses Torefaksi ……………………….............................. 122.3.2 Produk Torefaksi ………………………. ........................... 142.3.3 Parameter Torefaksi ………………………........................ 15

2.4 Karakteristik Bahan Bakar Padat ………………………................ 18

2.4.1 Ultimate Analysis ………………………............................ 182.4.2 Proximate Analisis ……………………….......................... 192.4.3 Nilai Kalor Pembakaran (Calorific Value) .......................... 23

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 29

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 29

3.1.1 Tempat Penelitian ................................................................ 293.1.2 Waktu Penelitian ................................................................. 29

3.2 Alat dan Bahan ........... .................................................................... 30

3.2.1 Alat ................ .................................................................... 303.2.2 Bahan ............. .................................................................... 35

3.3 Metode Pengambilan Data .............................................................. 35

3.4 Pengujian Laboratorium ................................................................. 37

3.4.1 Analisis Proksimat .............................................................. 373.4.2 Analisis Ultimat ................................................................... 373.4.3 Uji Nilai Kalor Pembakaran (Calorific Value) ................... 37

3.5 Alur Tahap Pelaksanaan .................................................................. 38

3.6 Rancangan Eksperimen torefaksi ................................................... 39

Page 20: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

xvii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42

4.1 Hasil Eksperimen Torefaksi ........................................................... 42

4.2 Pengaruh Temperatur Terhadap Padatan Produk Torefaksi ........... 43

4.3 Hasil Pengujian Analisis Proksimat ............................................... 47

4.4 Hasil Pengujian Analisis Ultimat ................................................... 51

4.5 Hasil Pengujian Nilai Kalor............................................................. 54

4.6 Hasil Perolehan Massa dan Energi .................................................. 58

4.7 Hasil Perhitungan Empiris Nilai Kalor ........................................... 60

V. SIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 62

5.1 Simpulan ......................................................................................... 62

5.2 Saran ............................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 64

LAMPIRAN ................................................................................................... 67

Page 21: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Molekul Selulosa ....................................................................... 9

2.2 Struktur Molekul Hemiselulosa ............................................................... 10

2.3 Struktur Molekul Lignin .......................................................................... 10

2.4 Produk Torefaksi Biomassa ..................................................................... 14

2.5 Diagram Van Krevelen ............................................................................ 24

3.1 Reaktor Torefaksi ..................................................................................... 30

3.2 Sistem Pemanas Reaktor ........................................................................... 31

3.3 Gas LPG ................................................................................................... 32

3.4 Thermocouple ........................................................................................... 32

3.5 Timbangan Digital ................................................................................... 33

3.6 Gas Nitrogen ............................................................................................ 33

3.7 Masker ...................................................................................................... 34

3.8 Stopwactch ............................................................................................... 34

3.9 Sampah biomassa campuran .................................................................... 35

3.10Diagram Alur Penelitian .......................................................................... 38

4.1 Grafik pengaruh temperatur terhadap padatan produk torefaksi ............. 44

Page 22: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

xix

4.2 Penampakan visual sampah biomassa sebelum dan sesudah di torefaksi pada

masing-masing temperatur ....................................................................... 46

4.3 Grafik Hasil Pengujian Analisis Proksimat ............................................. 48

4.4 Posisi produk padatan torefaksi sampah biomassa campuran pada diagram

Van Krevelen ........................................................................................... 54

4.5 Nilai Kalor Sampah Biomassa Campuran ................................................ 55

4.6 Perbandingan Nilai Kalor Produk Torefaksi dengan Batubara................. 58

4.7 Grafik Perolehan Massa dan Energi.......................................................... 59

4.8 Grafik Perbandingan Nilai Kalor Pengujian dengan Perhitungan ........... 61

Page 23: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

xx

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komposisi sampah kota di beberapa kota besar di Indonesia .................. 8

2.2 Klasifikasi batubara menurut ASTM ........................................................ 27

3.1 Rencana kegiatan penelitian ..................................................................... 29

3.2 Desain eksperimen torefaksi sampah biomassa campuran ...................... 39

4.1 Perolehan massa padatan torefaksi sampah biomassa campuran ............. 43

4.2 Hasil Pengujian Analisis Proksimat ......................................................... 48

4.3 Hasil Pengujian Analisis Ultimat ............................................................. 51

4.4 Perolehan massa dan energi sampah biomassa campuran hasil torefaksi (dry

basis) ........................................................................................................ 59

4.5 Perbandingan Nilai Kalor Pengujian dengan Perhitungan ....................... 60

Page 24: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

xxi

DAFTAR SIMBOL

Db Dry basic

E Tingkat kesalahan

HHV Higher heating value

HHVa Nilai kalor yang diperoleh dari perhitungan

HHVf Higher heating value bahan bakar padat

HHVo Higher heating value awal

mf Massa bahan bakar padat

mo Massa awal

Wb Wet Basic

ym Massa yield

ye Energy yield

Page 25: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

terbesar ke empat di dunia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada

tahun 2017 jumlah penduduk Indonesia mencapai 262 juta jiwa. Dengan

besarnya jumlah penduduk yang ada secara tidak langsung akan

mempengaruhi kebutuhan energi terutama dalam sektor rumah tangga,

transportasi dan pada sektor industri, dimana sebagian energi di suplai dari

bahan bakar fosil.

Berdasarkan data BPH MIGAS cadangan energi yang ada di indonesia saat

ini mulai menipis, dimana cadangan minyak bumi sekarang ini diperkirakan

sekitar 4,7 miliar barel yang akan habis dalam 15 tahun. Selain itu cadangan

batu bara di indonesia pada saat ini tercatat sebesar 8,26 miliar ton dengan

400 juta ton di produksi per tahun, sehingga cadangan batu bara yang siap

digunakan terbukti cukup untuk 20 tahun ke depan dan gas alam akan habis

dalam 60 tahun (Purba, 2007). Dengan cadangan energi fosil yang semakin

menipis maka perlu adanya energi baru sebagai energi alternatif yang bersifat

terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil untuk menunjang kebutuhan

Page 26: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

2

energi di dalam negeri. Salah satu sumber energi alternatif yang sangat

menjanjikan adalah biomassa, baik yang berasal dari limbah pertanian

maupun sampah kota. Sampah merupakan bahan baku yang sangat melimpah

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, tetapi selama ini

sampah hanya dikenal sebagai sumber permasalahan terutama di kota-kota

besar di Indonesia. Di sisi lain, sampah kota mengandung material biomassa

yang berpotensi diolah sebagai sumber energi yang tersimpan dalam bentuk

ikatan kimia antara karbon, hidrogen dan molekul oksigen. Jika ikatan kimia

itu dirusak, bahan organik akan melepas energi kimia dalam fase gas, cair dan

padat.

Namun di dalam aplikasi pengolahan sampah masih memiliki banyak kendala

yang dihadapi, diantaranya adalah densitas energi yang rendah, kandungan air

yang tinggi dan komponen yang heterogen serta bentuknya yang bermacam-

macam. Selain itu sampah juga memiliki potensi sebagai sumber penyakit dan

memiliki bau yang busuk. Akan tetapi apabila dalam pegolahan sampah padat

perkotaan digunakan metode yang tepat maka didapatkan keuntungan yaitu

berkurangnya sampah dan didapatkan bahan bakar alternatif pengganti bahan

bakar fosil.

Salah satu teknologi pengolahan sampah menggunakan proses perlakuan

panas yang dapat menghasilkan bahan bakar dengan kualitas yang baik

adalah proses torefaksi. Torefaksi merupakan proses pirolisis ringan pada

temperatur 200-300oC pada tekanan atmosfer tanpa adanya oksigen dan

produk utama yang dihasilkan berupa padatan. Keunggulan dari teknologi

Page 27: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

3

pegolahan sampah menggunakan proses torefaksi adalah proses yang

berlangsung pada temperatur dan tekanan yang relatif rendah serta efisiensi

konversi energi yang cukup tinggi yaitu 90 % (Bergman dkk., 2004).

Penelitian tentang proses torefaksi dengan menggunakan bahan baku sampah

padat perkotaan telah banyak dilakukan, salah satunya oleh Amrul (2014)

dengan menggunakan sistem reaktor batch dan menghasilkan bahan bakar

padat dengan kualitas setara batubara Sub-bituminous B yang memiliki nilai

kalor (HHV) 5300-5800 kcal/kg dengan temperatur pengujian 285 oC.

Reaktor batch yang digunakan untuk pengujian memiliki kapasitas yaitu 600

g/bed dan prosesnya tidak kontinu.

Penelitian lain tentang torefaksi sampah biomassa campuran yang dilakukan

oleh Faris (2017) adalah perancangan dan pembuatan alat torefaksi reaktor

kontinu tipe tubular dengan kapasitas 5 kg/jam dengan waktu tinggal 30

menit. Akan tetapi produk padatan yang dihasilkan dari proses torefaksi

menggunakan sistem reaktor kontinu tipe tubular ini belum diketahui

kuantitas dan kualitasnya. Selain itu, belum adanya informasi yang tersedia

terkait kuantitas dan kualitas dari produk padatan hasil torefaksi sampah

biomassa campuran menggunakan sistem reaktor kontinu tipe tubular. Hal

inilah yang melatarbelakangi penulis tertarik untuk melakukan pengujian

pada alat torefaksi sistem kontinu dengan reaktor tipe tubular menggunakan

bahan baku sampah biomasa campuran dan menganalisis kandungan

berdasarkan analisis proksimat dan analisis ultimat serta mengetahui nilai

kalor pada produk padatan yang dihasilkan.

Page 28: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

4

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan sifat-sifat pembakaran dari

bahan

bakar padat sampah biomassa campuran produk torefaksi reaktor kontinu tipe

tubular yang di ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, pengujian proksimat

dan pengujian ultimat.

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, dilakukan pembatasan masalah dengan ruang lingkup

sebagai berikut :

1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan reaktor kontinu tipe tubular.

2. Hanya mengamati produk padatan yang dihasilkan dari proses torefaksi

kontinu tipe tubular.

3. Bahan baku yang digunakan untuk pengujian adalah sampah biomassa

campuran.

4. Komposisi bahan baku sampah biomassa diambil dari data sekunder pada

penelitian sebelumnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis terdiri dari beberapa

bab dengan substansi yang berbeda-beda sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Page 29: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

5

Pada bab ini berisikan latar belakang dilakukannya penelitian, tujuan, batasan

masalah serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori yang dijadikan sebagai landasan teori yang

digunakan untuk penunjang penelitian yang dilakukan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tempat dan waktu dilakukannya pengujian, tahapan

pengujian, alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian, alur pengambilan

data, metode pengujian dan variabel pengujian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan berdasarkan data-data yang

didapatkan dari pengujian.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian ini serta saran yang

disampaikan penulis terkait penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini berisikan literatur-literatur referensi yang digunakan dalam

penulisan dan penyusunan laporan.

LAMPIRAN

Berisikan data pendukung kelengkapan dalam penyusunan laporan.

Page 30: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah Kota

Sampah merupakan semua limbah dalam bentuk padat yang bersumber dari

kegiatan manusia dan hewan yang sudah tidak bermanfaat atau tidak

diinginkan lagi keberadaannya (Tchobanoglus dkk, 1993). Sampah kota

mempunyai komposisi yang bermacam-macam yang disebabkan oleh faktor

cuaca, musim, tingkat sosial ekonomi, pendapatan perkapita, kemasan produk

dan frekuensi pengumpulan. Pengelompokan sampah kota berdasarkan

sumbernya dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

1. Sampah yang berasal dari permukiman atau sampah rumah tangga

2. Sampah dari non-permukiman, seperti dari pasar maupun komersial.

Sampah kota yang berasal dari permukiman maupun non-permukiman

dikenal sebagai sampah domestik. Sedangkan untuk sampah non-domestik

adalah sampah atau limbah selain dari sampah rumah tangga, misalnya

limbah dari proses industri. Bila sampah domestik ini berasal dari lingungan

perkotaan dikenal sebagai sampah pada perkotaan atau municipal solid waste

(MSW). Sampah dapat dikelompokkan menjadi 10 komponen utama yaitu

Page 31: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

7

organik, kaca, kertas, plastik daur ulang, sampah elektronik, plastik bukan

daur ulang,

Page 32: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

7

logam, tekstil, karet dan lain-lain (seperti cangkang telur, sabuk kelapa, mika

dan lain-lain). Komposisi sampah terbesar berasal dari biomassa (daun,

ranting, dan sisa makanan), dengan fraksi massa yang hampir mencapai 60%

(Amrul, 2014).

Tabel 2.1 Komposisi sampah kota di beberapa kota besar di Indonesia

(Amrul, 2014)

No Jenis KomponenKomposisi (%)

Semarang Surabaya Jakarta Bandung1 Organik 61,95 71.85 68.12 63.522 Plastik 13,39 12.45 11.08 4.903 Kertas 12,36 7.60 10.11 10.424 Tekstil 1,55 0.90 2.45 1.705 Karet 0,50 0.90 0.55 4.96 Logam 1,80 0.54 1.90 0.957 Kaca 1,72 1.94 1.63 1.458 Lain-lain 6,83 3.82 4.12 12.16

2.2 Biomassa

Biomassa merupakan material organik yang berasal dari makhluk hidup, baik

dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme (Basu, 2013). Setelah organisme

mati, mikoorganisme menguraikan biomassa menjadi unsur penyusun dasar

seperti H2O, CO2, dan energi potensi lainnnya. Sebagai sumber energi

berkelanjutan dan terbarukan, biomassa terus terbentuk oleh interaksi antara

CO2, udara, air, tanah, dan sinar matahari dengan tanaman dan hewan.

Material organik yang selama jutaan tahun telah ditransformasikan oleh

proses geologi menjadi bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi

bukan termasuk kedalam biomassa. Material biomassa mempunyai

kandungan energi dalam bentuk ikatan kimia antara molekul karbon,

Page 33: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

8

hidrogen, dan oksigen. Ketika terjadi dekomposisi ikatan kimia tersebut,

maka akan menghasilkan energi kimia dalam fasa gas, cair dan padat sesuai

dengan perlakuan yang diberikan (McKendry, 2002). Produk gas alternatif

yang dihasilkan dari biomassa yaitu CH4, CO2, CO, dan H2, sedangkan untuk

produk bio-fuel berupa ethanol, methanol, bio-diesel, vegetable oil, dan

phyrolisis oil. Adapun produk yang dihasilkan biomassa dalam bentuk

padatan yaitu torefaksi biomassa dan charcoal (Basu, 2010).

Pada umumnya, struktur utama penyusun biomassa adalah material

lignoselulosa yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin.

Lignoselulosa merupakan material berserat yang membentuk dinding sel

tumbuh-tumbuhan. Selain itu, komponen seperti protein, asam lemak ester,

dan material organik lainnya (terdiri dari N, P dan K) juga terdapat pada

biomassa tetapi dalam jumlah yang sedikit (Amrul, 2014).

2.2.1 Selulosa

Selulosa merupakan komponen senyawa organik penyusun utama

dinding sel dalam biomasa. Selulosa adalah polimer glukosa yang

tersusun dari rantai lurus (linier) monomer glukopiranosa yang saling

berkaitan pada posisi atom karbon 1 dan 4 oleh ikatan β-glukosida yang

terbuat dari enam karbon (C6) dengan tingkat polimerisasi tinggi sekitar

10.000 dan berat molekul sekitar 500.000. Ikatan hidrogen yang

terbentuk dari struktur linier kemudian akan membentuk struktur kristal

yang kokoh dan tidak mudah untuk dilarutkan. Rumus empiris selulosa

adalah (C6H10O5)n di mana n merupakan jumlah satuan glukosa yang

Page 34: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

9

berhubungan dan berarti juga sebagai derajat polimerisasi selulosa

(Basu, 2010). Degradasi termal pada selulosa terjadi pada temperatur

240oC – 350oC. Selulosa dapat dihidrolisis menggunakan 3 enzim, yaitu

endoglucanase, selohidrolase, dan β-glikosidase.

Gambar 2.1 Struktur Molekul Selulosa

2.2.2 Hemiselulosa

Hemiselulosa (C5H8O4) merupakan polisakarida heterogen dalam

tanaman yang berada di antara serat selulosa. Hemiselulosa dan selulosa

mempunyai kemiripan yaitu merupakan polimer glukosa, namun

penyusun hemiselulosa adalah bermacam-macam jenis glukosa

sedangkan selulosa hanya tersusun dari glukosa. Hemiselulosa bersifat

non-kristalin dan tersusun dari gabungan monomer glukosa dengan 5

atom karbon (C-5) atau 6 atom karbon (C-6), seperti D-xilosa, D-

manosa, D-glukoronat, D-galaktosa, I-ababinosa, dan asam

metilglukuronat. Tidak seperti selulosa yang memiliki struktur kristalin

serta terletak didalam serat, hemiselulosa memiliki struktur amorf dan

terletak dipermukaan luar sehingga lebih mudah dihidrolisis (Amrul,

Page 35: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

10

2014). Degradasi termal pada hemiselulosa terjadi pada temperatur

130oC – 260oC, dengan penurunan massa paling banyak pada

temperatur diatas 180oC (Tumuluru dkk, 2010). Produk yang dihasilkan

dari degradasi hemiselulosa berupa volatil ringan, sedangkan tar dan

arang yang didapatkan lebih sedikit dibandingkan dengan selulosa.

Gambar 2.2 Struktur Molekul Hemiselulosa

2.2.3 Lignin

Lignin adalah polimer fenilpropana yang memiliki banyak cabang.

Lignin mengisi tempat diantara selulosa, hemiselulosa serta komponen

pektin dalam dinding sel. Lignin termasuk komponen makromolekul

ketiga pada biomassa yang berfungsi sebagai pengikat serat. Degradasi

termal pada lignin terjadi pada temperatur 280oC – 500oC serta

menghasilkan fenol dari penguraian eter dan putusnya ikatan rantai

karbon (Tumuluru dkk, 2010).

Gambar 2.3 Struktur Molekul Lignin

Page 36: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

11

2.3 Torefaksi

Torefaksi merupakan pirolisis temperatur rendah, adalah metode perlakuan

panas termo-kimia untuk konversi biomassa yang berlangsung pada

temperatur 200 oC sampai 300 oC dalam kondisi tekanan atmosfer dan tanpa

kehadiran oksigen. Tujuan utama dari berlangsungnya proses torefaksi adalah

untuk menghasilkan bahan bakar padat. Keseimbangan massa dan energi

untuk fraksi padatan yang dihasilkan dari produk torefaksi biomassa (mass

yield) mencapai 70% dan kandungan energi produk (energy yield) mencapi

90% di mana 30% massa lainnya diubah menjadi gas torefaksi yang hanya

mengandung 10% energi biomassa (Bergman dkk., 2005).

Karbonisasi biomasa yang menggunakan torefaksi dapat memperbaiki

karakteristik biomasa sebagai bahan bakar padat, yang ditandai dengan

meningkatnya nilai kalor, densitas energi yang tinggi, hidrofobia serta

kandungan air yang rendah. Proses torefaksi dapat menghilangkan kandungan

H2O dan CO2 yang ada didalam biomasa, sehingga rasio O/C dan H/C dari

biomassa menurun. Pada proses pemanasan awal biomasa selama terjadi

proses torefaksi akan menghilangkan kandungan air yang terdapat pada

permukaan biomasa (surface moisture). Pada pemanasan lebih lanjut akan

menghilangkan kandungan air dari ikatan melalui reaksi kimia (inherent

moisture). Sebagian besar air yang dihasilkan tersebut merupakan akibat dari

proses termokondensasi yang terjadi pada temperatur diatas 160 oC saat

pembentukan CO2 dimulai. Pemanasan lebih lanjut pada temperatur antara

180-270 oC akan terjadi reaksi eksotermik dan memulai dekomposisi

Page 37: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

12

hemiselulosa, yang menyebabkan perubahan warna pada biomassa karena

kehilangan air, CO2, dan sejumlah besar asam asetat dan fenol. Pada

temperatur diatas 280oC keseluruhan prosesnya akan menjadi eksotermik,

menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam produksi CO2, fenol, asam

asetat, dan hidrokarbon lainnya.

Torefaksi dari bahan lignoselulosa menghasilkan dekomposisi lebih banyak

hemiselulosa dari pada lignin dan selulosa. Reaksi dekomposisi ini akan

menghancurkan gugus hidroksil (-OH) dan meningkatkan densitas serta nilai

kalor spesifik dari produk. Proses torefaksi jika dilakukan pada temperatur

kurang dari 250oC umumnya bersifat endotermik dan dapat menurunkan

efisiensi energinya. Pada akhir proses torefaksi akan terbentuk padatan yang

memiliki struktur polimer yang lebih pendek dan lebih sederhana

dibandingkan sebelum torefaksi. Selain itu proses torefaksi juga dapat

menurunkan rasio O/C biomasa secara efektif. Hal ini akan menyebabkan

produk padatan memiliki nilai kalor per massa yang lebih tinggi

dibandingkan sebelum ditorefaksi (Tumuluru, 2010).

2.3.1 Proses Torefaksi

Secara keseluruhan proses torefaksi dapat dibagi menjadi beberapa

tahap, seperti pemanasan, pengeringan, torefaksi dan pendinginan.

Tahapan pada proses torefaksi biomassa ini menunjukan perubahan

massa, temperatur dan konsumsi energi dari biomassa. Adapun tahapan

perlakuan panas dalam proses torefaksi adalah sebagai berikut

(Basu,2013) :

Page 38: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

13

1. Tahap pemanasan awal (Predrying)

Pemanasan awal biomassa sampai tahap pengeringan biomassa

tercapai. Di mana pada tahap ini kondisi pemanasan biomassa yang

terjadi pada temperatur ~100oC dari temperatur kamar menuju

temperatur pengeringan.

2. Tahap pengeringan (Drying)

Pada tahap ini terjadi kenaikan temperatur ~100oC yang bertujuan

untuk menguapkan kandungan air yang terdapat didalam biomassa

pada suhu konstan sampai kandungan air yang terdapat pada

permukaan biomassa menghilang.

3. Tahap pengeringan lanjut (Postdrying)

Pada tahap ini biomassa dipanaskan lebih lanjut hingga temperatur

mencapai ~200oC sebelum terjadi proses torefaksi. Selama tahap ini

berlangsung terjadi penguapan fraksi massa, kandungan air serta

senyawa organik telah hilang dari biomassa.

4. Tahap torefaksi

Selama tahap ini proses sebenarnya terjadi karena pada tahap ini

terjadi proses depolimerisasi biomassa. Ketika tahap ini berlangsung

diperlukan rentang waktu tertentu untuk proses ini sesuai dengan

temperatur reaksi yang ditentukan. Selama proses torefaksi terjadi

reaksi eksotermis pada temperatur 250-300oC.

5. Tahap pendinginan

Produk padatan yang dihasilkan dari proses torefaksi memiliki

temperatur yang tinggi sehingga harus didinginkan hingga mencapai

Page 39: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

14

temperatur ruangan. Hal ini karena dikhawatirkan pada temperatur

tinggi dapat menyebabkan produk torefaksi mengalami oksidasi

setelah berkontak dengan udara.

2.3.2 Produk Torefaksi

Proses dekomposisi termal yang terjadi pada proses torefaksi

menghasilkan tiga produk utama seperti pada gambar 2.4 yaitu produk

padatan yang berwarna coklat sampai hitam, gas yang dapat

terkondensasi (cairan) dan gas yang tidak dapat terkondensasi (gas

permanen).

Gambar 2.4 Produk torefaksi biomassa (Bergman dkk.,2005)

Selama proses torefaksi berlangsung, biomassa kehilangan sebagian

besar kandungan air dan volatil lainnya yang memiliki nilai kalor

rendah. Jenis dan jumlah gas yang dihasilkan selama proses torefaksi

tergantung pada jenis bahan baku dan kondisi proses torefaksi,

termasuk temperatur selama proses dan waktu tinggal (Tumuluru dkk.,

2011). Produk padatan terdiri dari struktur polimer dari fraksi yang

tidak bereaksi selama proses torefaksi dan berbagai produk yang

Page 40: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

15

bereaksi. Yang mencakup oligomer yang terbentuk melalui reaksi

depolimerisasi dan reaksi kondensasi, struktur organik rantai pendek

yang terkondensasi dalam torefaksi biomassa, struktur yang menyerupai

char yang dikarbonisasi, dan bahan mineral yang hadir dalam biomassa

(Prins dkk., 2006).

Produk cairan yang terkondensasi dari aliran volatil terdiri dari berbagai

senyawa seperti air, asetat, asam, methanol, asam laktat, hidroksil

aseton, dan sejumlah bahan organik lainnya. Produk cairan pada

torefaksi dapat dibagi menjadi beberapa subkelompok yaitu air reaksi

yang dihasilkan dari dekomposisi termal, air terikat (inherent water)

dan air bebas (surface water) yang telah dilepaskan melalui penguapan,

zat organik dalam bentuk cair yang terdiri dari zat organik yang

dihasilkan selama devolatilisasi dan karbonisasi dan lipid yang

mengandung senyawa seperti wax dan asam lemak (Tumuluru dkk.,

2011).

Gas permanen atau sering disebut dengan non condensable gas (NCG)

merupakan fraksi volatil yang berada didalam fase gas pada suhu

kamar. Gas permanen pada proses torefaksi terdiri dari molekul ringan

seperti karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), metana, etana

dan etilena. Korbondioksida merupakan fraksi terbesar dari penyusun

gas permanen yang dihasilkan (Pach dkk., 2002)

2.3.3 Parameter Torefaksi

Page 41: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

16

Pada proses torefaksi material lignoselulosa akan mengalami

dekomposisi kimia sehingga struktur polimernya akan berubah.

Perubahan material lignoselosa tersebut dipegaruhi oleh berbagai faktor

selama proses torefaksi berlangsung. Faktor-faktor yang berpengaruh

selama proses torefaksi adalah sebagai berikut :

1. Temperatur

Proses torefaksi berada pada temperatur 200-300 oC. Temperatur

torefaksi memiliki pengaruh yang sangat besar pada proses torefaksi

karena tingkat degradasi termal biomassa bergantung pada

temperatur. Meningkatnya temperatur reaksi torefaksi akan

meningkatkan laju dekomposisi pada struktur penyusun material

biomassa. Hal itu akan mengakibatkan terjadinya peningkatan

kehilangan massa dan karbonisasi material biomassa. Temperatur

yang tinggi akan mengahsilkan jumlah massa dan energi lebih

rendah tetapi kerapatan energinya lebih tinggi. Fraksi karbon tetap

pada biomassa meningkat sedangkan kandungan hidrogen dan

oksigen akan berkurang pada saat kenaikan temperatur torefaksi

(Bridgeman dkk., 2008). Temperatur reaksi yang tinggi melebihi

temperatur torefaksi akan meningkatkan laju dekomposisi yang

mengakibatkan komponen lignoselulosa banyak dikonversikan ke

dalam bentuk gas dan cairan, sehingga produk padatan yang

dihasilkan pada proses torefaksi menjadi berkurang.

2. Waktu Tinggal

Page 42: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

17

Waktu tinggal merupakan parameter lain yang mempengaruhi

produk yang dihasilkan dari proses torefaksi. Waktu tinggal

berkaitan dengan lamanya waktu material biomassa bertahan

didalam reaktor. Parameter ini mempengaruhi proses dekomposisi

dan karbonisasi selama proses torefaksi berlangsung. Waktu tinggal

dapat bervariasi tergantung pada temperatur torefaksi, jenis

biomassa, dan produk akhir yang diinginkan. Proses torefaksi

dengan waktu tinggal yang lebih lama akan menghasilkan massa

produk padatan yang lebih rendah akan tetapi memiliki energi

padatan yang lebih tinggi, walaupun efek waktu tinggal tidak

mempengaruhi sifat biomassa secara signifikan (Pimchuai dkk.,

2010).

3. Ukuran Partikel

Ukuran partikel juga mempengaruhi reaksi dari torefaksi, tetapi pada

tingkat yang lebih rendah dari temperatur dan waktu tinggal. Ukuran

partikel mempengaruhi luas permukaan kontak perpindahan panas

antara material biomassa dan sumber panas selama terjadi proses

dekomposisi termal. Semakin kecil ukuran bahan baku yang

digunakan maka permukaan perpindahan panas semakin luas dan

meningkatkan laju pemanasan ke permukaan bahan baku. Hal ini

mengakibatkan meningkatnya laju dekomposisi pada material

biomassa dan meningkatkan efisiensi torefaksi terutama pada

kebutuhan waktu tinggal yang pendek (Bergman dkk,. 2005).

4. Jenis Biomassa

Page 43: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

18

Jenis biomassa merupakan parameter penting lainnya yang dapat

mempengaruhi proses torefaksi. Hal ini karena kandungan

hemiselulosa paling banyak terdegradasi pada saat proses torefaksi,

akibatnya akan kehilangan jumlah massa yang lebih tinggi pada

biomassa yang banyak megandung hemiselulosa. Kandungan xilan

dari hemiselulosa paling reaktif dalam kisaran suhu torefaksi

sehingga menurunkan massa lebih cepat dari komponen padat

lainnya dari biomassa (Basu dkk., 2013).

2.4 Karakteristik Bahan Bakar Padat

Bahan bakar padat banyak digunakan pada tungku skala rumah tangga dan

sebagai sumber bahan bakar utama boiler pada industri. Contoh dari bahan

bakar padat adalah batubara, gambut, dan kayu. Didalam dunia industri bahan

bakar padat yang paling banyak digunakan adalah batubara karena memiliki

nilai kalor yang tinggi dibandingkan bahan bakar padat yang lainnya. Oleh

karena itu karakteristik batubara menjadi acuan dalam analisis bahan bakar

padat yang diperoleh dari hasil ekperimen torefaksi sampah biomassa.

Untuk mengetahui karakteristik dari batubara digunakan dua macam analisis

yaitu analisis proksimat (proximate analysis) dan analisis ultimat (ultimate

analysis). Analisis proksimat merupakan analisa yang mengidentifikasi

kandungan air (moisture content), volatile matter, karbon tetap (fixed

carbon), dan abu (ash). Sedangkan analisis ultimat merupakan analisa yang

mengindikasi komposisi kimia penyusun bahan bakar padat seperti karbon,

Page 44: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

19

hidrogen, nitrogen, sulfur, dan oksigen. Penentuan hasil pengujian

karakteristik ini dilakukan menurut standar ASTM E-870-06 (Basu,2010).

2.4.1 Ultimate Analysis

Pada analisis ultimat, komposisi bahan bakar hidrokarbon dinyatakan

dalam bentuk elemen dasarnya seperti C, H, O, N, dan S kecuali untuk

kandungan air (M) dan abu (ash).

C + H + O + N + S + ASH + M = 100 %

(1)

Di mana C, O, H, N, dan S merupakan persentase berat dari karbon,

oksigen, hidrogen, nitrogen, dan sulfur masing-masing dalam bahan

bakar. Selain itu kandungan air dalam bahan bakar padat dinyatakan

secara terpisah sebagai M. Sehingga hidrogen dan oksigen dalam

analisis ultimat tidak mencakup hidrogen dan oksigen yang ada didalam

kandungan air, tetapi hanya hidrogen dan oksigen yang ada dalam

komponen organik bahan bakar (Basu, 2013).

2.4.2 Proximate Analysis

Analisis proksimat merupakan analisis yang digunakan untuk

menentukan jumlah fixed carbon (FC), volatile matter (VM), abu (ash),

dan kandungan air (M) dalam satuan persen berat kemudian di kalkulasi

dalam beberapa basis seperti AR (as received), ADB (air dried basis),

DB (dry basis), DAF (dry, ash free), DMMF (dry, mineral-matter free),

MAF (moist, ash-free) dan moist, mineral-matter free (Basu, 2013).

1. Zat Terbang (Volatile Matter, VM)

Page 45: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

20

Volatile matter atau zat terbang merupakan komponen dalam bahan

bakar padat yang dapat terkondensasi dan tidak terkondensasi yang

dilepaskan pada saat dilakukan pemanasan. Jumlahnya tergantung

pada temperatur pemanasan dan tingkat pemanasan yang digunakan

(Basu, 2013). Volatile matter terdiri dari sebagian besar gas yang

mudah terbakar seperti hidrogen, karbon monoksida, dan metana

serta terdapat sebagian kecil uap yang dapat terkondensasi seperti

tar. Nilai kalor yang dihasilkan oleh volatile matter dalam proses

pembakaran tidak sebesar karbon tetap. Selain itu, komposisi karbon

tetap dan volatile matter pada bahan bakar disebut batubara murni

(pure coal).

2. Abu (Ash)

Abu merupakan residu padat anorganik yang tersisa setelah terjadi

pembakaran bahan bakar. Komponen utama dari abu adalah silika,

alumunium, besi, dan kalsium serta terdapat sejumlah kecil

magnesium, titanium, natrium, dan juga kalium (Basu, 2013). Di

dalam bahan bakar abu tidak mewakili bahan mineral anorganik asli

karena beberapa unsur abu dapat mengalami oksidasi selama

pembakaran. Selain itu, kandungan abu biomassa pada umumnya

sangat kecil akan tetapi sangat penting dalam pemanfaatan biomassa

terutama jika mengandung logam alkali seperti kalium dan halida

seperti klorin. Komponen tersebut dapat menyebabkan tumpukan,

kotoran dan korosi pada boiler atau gasifier (Mettanant dkk., 2009).

3. Kandungan air (moisture content, MC)

Page 46: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

21

Kandungan air yang tinggi merupakan karakteristik utama dari

biomassa yang dapat mencapai 90 % (db). Pada biomassa terdapat

dua macam kandungan air, yaitu free moisture dan inherent

moisture. Di mana free moisture merupakan kandungan air pada

biomassa yang berada dipermukaan atau diluar dinding sel.

Sedangkan inherent moisture merupakan kandungan air yang

terkandung di dalam dinding sel biomassa. Pada proses pemanasan

free moisture lebih mudah dihilangkan dibandingkan dengan

inherent moisture (Basu, 2013).

4. Karbon Tetap (fixed carbon, FC)

Karbon tetap merupakan karbon padat dalam biomassa yang

tertinggal setelah devolatisasi atau setelah zat terbang dilepaskan. Di

dalam suatu bahan bakar padat komponen fixed carbon memberikan

nilai kalor yang besar. Selain itu, fixed carbon berbeda dengan

kandungan unsur karbon, karena beberapa unsur karbon akan hilang

dalam bentuk ikatan hidrokarbon bersama zat terbang ketika

menguap. Karbon tetap pada batubara termasuk unsur karbon dalam

bahan bakar asli ditambah residu karbon yang terbentuk saat terjadi

proses pemanasan (Basu, 2013).

Selain komponen penyusun batubara, yang harus diperhatikan adalah

metode penyajian karakteristik batubara. Hal ini karena batu bara

memiliki kondisi yang berbeda-beda sehingga membutuhkan suatu

acuan kondisi yang sama saat dibandingkan. Berikut ini metode analisis

yang umum digunakan (Miller, 2005) :

Page 47: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

22

1. As received (ar)

Metode ini menunjukan seluruh kandungan yang ada di dalam

biomassa. Apabila menggunakan metode as received, hasil analisis

ultimat dan proksimat dapat dituliskan sebagai berikut :

Ultimate analysis : C + H + O + N + S + ASH + M =100%

..(2)

Proximate analysis : VM + FC + M + ASH =100%

…(3)

Di mana VM, FC, M, dan ASH mewakili persentase jumlah massa

dari zat terbang, karbon tetap, kandungan air, dan abu yang masing-

masing diukur dengan analisis proksimat. Sedangkan C, H, O, N,

dan S mewakili persentase massa dari kandungan karbon, hidrogen,

oksigen, nitrogen, dan sulfur yang masing-masing diukur dengan

analisis ultimat. Metode as received mengacu pada pemanfaatannya

secara langsung di pembakaran sehingga biasanya disebut juga nilai

as-fired (Basu, 2013).

2. Air dried basis (adb)

Metode ini menunjukan kandungan batubara tanpa adanya

kandungan air jenis surface moisture di dalamnya karena pada saat

bahan bakar dikeringkan di udara surface moisture akan dilepaskan

sedangkan inherent moisture akan dipertahankan (Basu, 2013).

3. Dry basis (db)

Page 48: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

23

Pada metode ini data yang ditunjukan adalah kandungan batubara

tanpa adanya surface moisture dan inherent moisture.

4. Dry, ash-free (daf)

Pada metode ini abu merupakan komponen lain yang dihilangkan

bersamaan dengan kandungan air. Jadi dry, ash free menunjukan

karakteristik batubara tanpa kandungan air dan abu.

5. Dry, mineral-matter free (dmmf)

Pada metode ini data yang ditunjukan adalah kandungan batubara

komponen organik tanpa adanya kandungan air, abu, dan mineral

lainnya.

6. Moist, ash-free (maf)

Pada metode ini menunjukan kandungan batubara masih

mengandung sedikit kandungan air dan tanpa abu sama sekali.

7. Moist, mineral-matter free (mmmf)

Metode ini menunjukan data batubara tanpa kandungan abu dan

mineral akan tetapi masih memiliki kandungan air.

2.4.3 Nilai Kalor Pembakaran (Calorific Value)

Nilai kalor merupakan salah satu parameter yang digunakan sebagai

indikator kandungan energi yang dimiliki setiap bahan bakar. Analisis

nilai kalor dilakukan untuk mengetahui besarnya kalor per satuan massa

yang dihasilkan oleh bahan bakar padat setelah dilakukan pembakaran

(Basu, 2013). Terdapat dua jenis nilai kalor pembakaran, yaitu higher

heating value (HHV) dan lower heating value (LHV).

1. Higher heating value (HHV)

Page 49: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

24

Higher heating value dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang

dilepaskan oleh unit massa atau volume bahan bakar setelah dibakar.

Produk pembakaran pada HHV kondisi air berada pada fasa cair

sehingga terdapat kalor laten pengembunan yang terlepas

mengakibatkan nilai HHV yang semakin besar. Untuk mendapatkan

nilai HHV dapat menggunakan Bom kalorimeter yang dilakukan di

laboratorium pada temperatur ruangan. Pengujian nilai kalor HHV

menggunakan standar ASTM D-388 (Speight, 2005).

2. Lower heating value (LHV)

Nilai kalor LHV dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang

dihasilkan dari pembakaran dalam jumlah tertentu dikurangi dengan

panas penguapan air dalam produk pembakaran (Basu, 2013).

Setelah proses pembakaran kondisi air dari produk pembakaran

dengan fasa gas dapat menghasilkan nilai kalor LHV. Biasanya nilai

kalor LHV ini didapatkan pada kondisi pembakaran di boiler.

Pada umumnya, untuk mengetahui nilai kalor dari suatu bahan bakar

dilakukan pengujian labolatorium menggunakan Bom kalorimeter. Jika

tidak memungkinkan melakukan pengujian labolatorium, nilai kalor

suatu bahan bakar dapat diketahui dari perhitungan menggunakan

persamaan empiris Dulong-Berhelot dan persamaan Channiwala. Pada

awalnya persamaan Dulong dikembangkan untuk mengetahui nilai

kalor dari batubara dengan koefisien yang sudah dimodifikasi untuk

Page 50: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

25

biomassa dapat digunakan. Untuk menghitung jumlah nilai kalor dapat

digunakan persamaan Dulong sebagai berikut :

HHV = 0.314 C + 1.4445 H – (N+O-1)/8 + 0.0093 S

………………(2.1)

Kemudian Channiwala dan Parikh mengembangkan persamaan empiris

untuk menghitung nilai kalor suatu bahan bakar. Persamaan empiris ini

menggunakan metode korelasi terpadu untuk HHV (higher heating

value) berdasarkan 15 korelasi yang ada dan 50 bahan bakar, termasuk

biomassa, cairan, gas, dan batubara (Basu, 2013). Untuk menghitung

nilai kalor menggunakan persamaan Channiwala, dapat digunakan

persamaan empiris seperti di bawah ini :

HHV = 349.1C + 1178.3H + 105S – 103.4O – 15.1N – 21.1Ash

…...(2.2)

Di mana C, H, S, O, N dan ash merupakan persentase dari karbon,

hidrogen, sulfur, oksigen, nitrogen dan abu sebagaimana ditentukan

oleh hasil pengujian analisis ultimat. Persamaan Channiwala dapat

digunakan jika memenuhi syarat sebagai berikut :

0 < C < 92 % ; 0.43 < H < 25 %

0 < O < 50 % ; 0 < N < 5.6 %

0 < ASH < 71 % ; 4745 < HHV < 55345 kJ/kg

Nilai kalor yang diperoleh dari hasil perhitungan berdasarkan analisis

ultimat menggunakan persamaan empiris dibandingkan dengan nilai

Page 51: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

26

kalor yang diperoleh dari hasil pengujian. Hal ini dilakukan untuk

melihat tingkat dari kesalah data yang didapatkan dari hasil pengujian.

Tingkat kesalahan perkiraan nilai kalor dari setiap persamaan dapat

dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Basu, 2013):

E=HHVa-HHV

HHV×100% ……………………………………………(2.3)

Di mana :

E = Tingkat kesalahan, %

HHVa = Nilai kalor yang diperoleh dari perhitungan, kcal/kg

HHV = Nilai kalor yang diperoleh dari pengujian, kcal/kg

Selain itu, untuk memahami peningkatan nilai kalor bahan bakar padat akibat

perubahan komposisi dapat digunakan klasifikasi berdasarkan rasio atom.

Rasio atom diperoleh dari kandungan oksigen, hidrogen dan karbon dari

bahan bakar padat. Perubahan komposisi yang terjadi pada bahan bakar padat

dapat diilustrasikan menggunakan diagram yang dikembangkan oleh Van

Krevelen (Basu, 2013), seperti pada Gambar 2.5.

Page 52: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

27

Gambar 2.5 Diagram Van Krevelen

Diagram Van Krevelen memplot rasio H/C terhadap O/C untuk semua bahan

bakar padat, dari antrasit yang kaya akan karbon hingga biomassa yang

memiliki kandungan karbon rendah serta menunjukan bahwa biomassa

memiliki rasio O/C dan H/C yang lebih tinggi dari bahan bakar fosil.

Biomassa memiliki nilai kalor yang rendah karena memiliki rasio H/C dan

O/C yang tinggi.

Proses torefaksi dapat menghilangkan kandungan H2O dan CO2 yang ada

didalam biomasa, sehingga rasio O/C dan H/C dari biomassa menurun. Bahan

bakar padat yang dihasilkan dari proses torefaksi memiliki rasio O/C serta

H/C yang lebih kecil dibandingkan biomassa yang tidak ditorefaksi. Hal ini

akan menyebabkan bahan bakar padat produk torefaksi memiliki nilai kalor

per massa yang lebih tinggi.

Berdasarkan karakteristik dan parameter dari batubara tersebut, dapat

ditentukan klasifikasi dari batubara. Klasifikasi batubara yang sering

Page 53: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

28

digunakan sebagai acuan di Indonesia adalah klasifikasi batubara menurut

ASTM (American Society for Testing Materials). Menurut standar ASTM,

batubara secara garis besar dapat dibagi menjadi empat peringkat, yaitu

anthracite, bituminous, subbituminous, dan lignite seperti ditunjukan pada

Tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2 Klasifikasi batubara menurut ASTM (Miller, 2005)

Class GroupFixed

CarbonVolatileMatter

Heating Value

(MJ/kg) (kcal/kg)

Anthracitic Meta-anthracite ≥ 98 ≤ 2Anthracite 92 - 98 2 - 8

Semi-anthracite 86 - 92 8 - 14

Bituminous Low-volatile 78 - 86 14 - 22

Medium-volatile 69 - 78 22 - 31

High-volatile A < 69 > 31 ≥ 32.6 ≥ 7786High-volatile B 30.2 - 32.6 7213 - 7786

High-volatile C 26.7 - 30.2 6377 - 7213

Subbituminous Subbituminous A 24.4 - 26.7 5828 - 6377

Subbituminous B 22.1 - 24.4 5278 - 5828

Subbituminous C 19.3 - 22.1 4610 - 5278

Lignitic Lignite A 14.7 - 19.3 3511 - 4610

Lignite B < 14.7 < 3511

Pada tabel di atas dapat diketehaui bahwa batubara yang memiliki kualitas

paling baik adalah batubara jenis anthrasite, sedangkan jenis lignite

merupakan batubara dengan kualitas paling buruk. Nilai kalor batubara

dengan kualitas yang lebih baik dari High Volatie A Bituminous tidak

dituliskan. Hal ini disebabkan karena batubara tingkat tinggi pada praktiknya

tidak digunakan sebagai bahan bakar padat, melainkan digunakan dalam

Page 54: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

29

proses industri kimia untuk diekstraksi kandungan karbonnya. Sedangakan

untuk jenis batubara lainnya digunakan pada proses pembakaran, sehingga

nilai kalor menjadi parameter yang paling penting.

Page 55: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut :

3.1.1 Tempat Penelitian

Pengambilan data penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium

Termodinamika Teknik Mesin Universitas Lampung.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Maret

2018 sampai dengan bulan Agustus 2018. Dengan jadwal kegiatan yang

akan dilakukan dalam waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1

dibawah ini :

Tabel 3.1 Rencana kegiatan penelitian

KegiatanMaret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1Studiliteratur

2Persiapanalat danbahan

3 Pengujian

4Analisisdata

5Penulisanlaporanakhir

Page 56: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

30

3.2 Alat dan Bahan

Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam proses torefaksi ini adalah sebagai

berikut :

1. Reaktor

Reaktor yang digunakan sebagai tempat terjadinya proses torefaksi

seperti pada Gambar 3.1 merupakan reaktor kontinu tipe tubular

yang telah di rancang oleh Faris (2017). Reaktor jenis ini merupakan

reaktor berbentuk tabung dengan dinding tetap dan yang bergerak

adalah material bahan baku didalam reaktor dengan sistem secrew

conveyor.

Gambar 3.1 Reaktor torefaksi

Reaktor dipanaskan dengan sistem pemanas selimut dengan media

pemanas adalah oli yang berada diantara dinding luar tabung reaktor

Page 57: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

31

dan dinding dalam selimut. Dinding bagian luar reaktor yang telah

dipanaskan menggunakan burner akan memanaskan oli yang berada

didalamnya, kemudian panas dari oli akan memanaskan dinding

bagian dalam reaktor. Tujuan digunakannya oli sebagai media

pemanas adalah untuk menghantarkan panas secara merata pada

reaktor dan mempermudah pengontrolan panas reaktor.

Pengontrolan panas pada reaktor dan oli pemanas menggunakan

thermocouple yang terpasang pada tiga titik yaitu inlet, centre, dan

outlet. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui profil temperatur dari

tiga bagian reaktor yaitu bagian bahan baku masuk, bagian tengah

dan pada reaktor bagian bahan baku keluar. Untuk sistem selimut oli

pada reaktor kontinu dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini :

Gambar 3.2 Sistem Pemanas Reaktor

2. Gas LPG

Gas LPG digunakan sebagai sumber panas untuk memanaskan

reaktor seperti pada Gambar 3.3. Penggunaan gas LPG karena lebih

Page 58: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

32

praktis dan banyak tersedia dipasaran. Selain itu laju pemanasan

yang diberikan dapat di kontrol dengan mengatur bukaan gas.

Gambar 3.3 Gas LPG

3. Thermocouple

Thermocouple merupakan salah satu jenis sensor temperatur seperti

pada Gambar 3.4 yang sering digunakan karena responnya yang

cepat terhadap perubahan temperatur dan juga rentang temperatur

operasionalnya yang luas yaitu antara -200 oC hingga 2000 oC. Di

dalam proses pengambilan data, alat ini digunakan sebagai pengukur

temperatur di dalam reaktor dan oli.

Gambar 3.4 Thermocouple

Page 59: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

33

4. Timbangan Digital

Gambar 3.5 merupakan timbangan digital yang digunakan untuk

mengukur berat dari bahan baku yang akan digunakan dalam proses

torefaksi serta untuk mengukur berat dari produk padatan torefaksi.

Gambar 3.5 Timbangan Digital

5. Gas Nitrogen

Gambar 3.6 merupakan gas nitrogen yang digunakan untuk

menghilangkan kandungan O2 yang berada di dalam reaktor.

Gambar 3.6 Gas nitrogen

Page 60: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

34

6. Masker

Selama proses torefaksi akan menghasilkan gas berbahaya, sehingga

digunakan masker seperti Gambar 3.7 untuk keamanan operator.

Gambar 3.7 Masker

7. Stopwatch

Gambar 3.8 merupakan Stopwatch yang digunakan untuk mengukur

lamanya waktu proses berlangsungnya torefaksi.

Gambar 3.8 Stopwatch

3.2.2 Bahan

Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah sampah biomasa,

dengan model komposisi yang digunakan adalah mewakili kawasan

Page 61: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

35

umum yang mengandung sedikit sisa makanan (nasi, kulit jeruk, dan

kulit pisang) dan didominasi oleh ranting dan daun-daunan akibat ruang

hijau dari tata kota . Ranting pohon mewakili komponen sampah dari

kayu-kayuan. Daun mewakili komponen sampah dari kelompok daun-

daunan termasuk juga sisa makanan jenis sayur-sayuran. Nasi mewakili

sisa makanan yang berasal dari komponen makanan pokok. Sementara

itu, kulit pisang dan kulit jeruk mewakili komponen sampah yang

berasal dari buah-buahan. Kemudian bahan baku dikeringkan selama

beberapa hari dan selanjutnya dilakukan pengujian kandungan air awal

sebelum proses torefaksi.

Gambar 3.9 Sampah biomassa campuran

3.3 Metode Pengambilan Data

Tahapan pengujian yang dilakukan dalam pengambilan data adalah sebagai

berikut :

Page 62: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

36

1. Menyiapkan alat torefaksi kontinu tipe tubular dan bahan baku sampah

biomassa campuran.

2. Menimbang bahan baku yang akan digunakan dengan berat total 1 kg

dengan masing-masing komposisi massa setiap komponen sampah

biomassa yang digunakan.

3. Menghidupkan motor listrik yang terhubung ke rotary valve pada saluran

pengumpanan dan secrew conveyor di dalam reaktor dengan menekan

tombol ON pada kontrol.

4. Memanaskan reaktor dengan cara membuka katub gas dan

menghidupkan burner yang ada pada reaktor hingga mencapai temperatur

yang telah ditentukan sesuai data pengujian yaitu temperatur 225oC, 250

oC, 275 oC dan 300 oC, 325oC.

5. Menghidupkan stopwatch dan mencatat waktu untuk menghitung

lamanya proses pemanasan reaktor hingga proses torefaksi berakhir.

6. Menginjeksikan gas N2 ke dalam reaktor dengan cara memasukan gas N2

melalui kran inlet dengan tujuan untuk mengikat dan mendorong keluar

O2 yang ada dalam reaktor melalui kran outlet.

7. Ketika temperatur pengujian tercapai, bahan baku dimasukkan kedalam

reaktor melalui saluran pengumpanan.

8. Mengatur bukaan pada gas LPG agar temperatur dalam keadaaan stedi

pada temperatur pengujian yang ditentukan.

9. Menimbang dan mencatat produk padatan yang dihasilkan dari proses

torefaksi

Page 63: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

37

10. Setalah mendapatkan data pengujian, kemudian produk padatan torefaksi

diserahkan ke labolatorium untuk dilakukan pengujian analisis

proksimat, analisis ultimat dan nilai kalor.

3.4 Pengujian Laboratorium

Adapun pengujian laboratorium digunakan untuk mengetahui komponen

penyusun bahan bakar padat hasil torefaksi menggunakan analisis proksimat

dan komponen unsur kimia penyusun bahan bakar padat hasil torefaksi

menggunakan analisis ultimat. Selain itu, untuk menunjukan nilai kalor per

satuan massa dari bahan bakar padat hasil torefaksi dilakukan pengujian

colorific value (nilai kalor pembakaran).

3.4.1 Analisis proksimat

Analisis proksimat digunakan untuk mengetahui komponen penyusun

bahan bakar padat produk torefaksi seperti kandungan karbon tetap,

volatile matter, kandungan air, dan abu.

3.4.2 Analisis ultimat

Analisis ultimat digunakan untuk mengetahui komponen unsur-unsur

kimia yang menyusun bahan bakar padat hasil torefaksi seperti karbon,

hidrogen, oksigen, sulfur, nitrogen, dan unsur lainnya.

3.4.3 Uji nilai kalor pembakaran (Calorific Value)

Pengujian nilai kalor pembakaran dilakukan untuk melihat besarnya

kalor per satuan massa yang dihasilkan oleh bahan bakar padat hasil

torefaksi setelah dibakar.

Page 64: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

38

3.5 Alur Tahapan Pelaksanaan

Secara garis besar alur penelitian dapat dijabarkan melalui flowchart dibawah

ini :

Gambar 3.10 Diagram alur penelitian

Mulai

Studi

Persiapan alat danbahan

Proses pengujian torefaksi sesuai denganvariasi yang sudah ditentukan

Pengolahan dan Analisis Data

DataLengkap

Kesimpulan

Penulisan laporan

Selesai

Data Hasil Pengujian

Page 65: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

39

3.6 Rancangan Eksperimen Torefaksi

Eksperimen ini menggunakan beberapa variabel tetap dan variabel berubah.

Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui kondisi proses torefaksi terbaik

dengan menggunakan reaktor kontinu tipe tubular. Pada pengujian ini,

parameter utama torefaksi yang divariasikan adalah temperatur. Hal ini

bertujuan untuk mendapatkan parameter temperatur optimal pada proses

torefaksi biomassa campuran. Bahan baku yang digunakan adalah sampah

biomassa campuran dengan model komposisi yang digunakan adalah

mewakili kawasan umum yang mengandung sedikit sisa makanan (nasi, kulit

jeruk, dan kulit pisang) dan didominasi oleh ranting dan daun-daunan akibat

ruang hijau dari tata kota. Desain eksperimen torefaksi sampah biomassa

campuran ditampilkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Desain ekperimen torefaksi sampah biomassa campuran

Eksperimen torefaksi sampah biomassa campuran menggunakan reaktor

kontinu tipe tubular yang akan dilakukan pada temperatur 225 oC, 250 oC,

275 oC, 300 oC, dan 325 oC dengan waktu tinggal 30 menit. Pada pengujian

Temperatur Torefaksi 225, 250, 275, 300 dan 325 oCWaktu Tinggal 30 menit

Massa Total Sampah Biomassa 1000 grJenis Komponen Sampah Biomassa Massa Komponen (gr)

Nasi 190Kulit Jeruk 105Kulit Pisang 105

Daun 460Ranting 140

Page 66: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

40

ini hanya produk padatan saja yang dilakukan analisis karena belum

tersedianya instalasi aliran gas produk torefaksi yang selanjutnya di

kondensasi untuk mendapatkan produk cairan. Berdasarkan hasil pengujian

torefaksi didapatkan data jumlah produk padatan yang dihasilkan. Hal ini

bertujuan untuk melihat pengaruh temperatur terhadap jumlah produk padatan

yang dihasilkan.

Untuk mengetahui karakteristik bahan bakar padat yang diperoleh dari hasil

torefaksi biomassa campuran maka dilakukan pengujian analisis proksimat

dan analisis ultimat. Selain itu, dilakukan pengujian nilai kalor pembakaran

untuk menunjukan besarnya nilai kalor persatuan massa yang dihasilkan oleh

bahan bakar padat setelah dibakar. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

karakteristik dari sampah biomassa campuran sesudah ditorefaksi maupun

sebelum torefaksi.

Selain dengan pengujian di labolatorium, nilai kalor dapat diperoleh dari hasil

perhitungan menggunakan persamaan empiris seperti yang dijelaskan pada

bagian sebelumnya. Perhitungan ini dilakukan sebagai pembanding data hasil

pengujian nilai kalor untuk melihat valid tidaknya data yang diperoleh. Pada

penelitian ini digunakan dua persamaan empiris untuk menghitung nilai kalor,

yaitu persamaan Dulong (persamaan 2.1) dan persamaan Channiwala

(persamaan 2.2). Dari kedua persamaan tersebut akan dilihat nilai kalor yang

mendekati dari nilai kalor hasil pengujian.

Selanjutnya dilakukan perhitungan perolehan massa, ym (mass yield) dan

perolehan energinya, ye (energy yield) produk torefaksi sampah biomassa

Page 67: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

41

campuran pada kondisi kering (dry basis). Hasil perhitungan ini menunjukan

seberapa jauh proses torefaksi dapat meningkatkan kualitas sifat-sifat

pembakaran dari sampah biomassa campuran. Perhitungan perolehan massa

dan perolehan energi adalah sebagai berikut (Basu,2013):

ym=mf

mo|db …………………………………………...…(3.1)

ye= ym×HHVf

HHVo|db ……………………….……………(3.2)

Page 68: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian torefaksi yang telah dilakukan pada sampah

biomassa campuran menggunakan reaktor kontinu tipe tubular dengan sistem

pemanas selimut oli dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perolehan massa padatan produk torefaksi semakin sedikit seiring

meningkatnya temperatur karena semakin banyak komponen lignoselulosa

yang terdekomposisi.

2. Hasil pengujian nilai kalor terhadap produk padatan hasil torefaksi

menunjukan bahwa nilai kalor produk padatan hasil torefaksi berkisar

antara 4500 – 5500 kcal/kg. Dengan nilai kalor paling tinggi terdapat pada

temperatur 275 oC yaitu sebesar 5424.6 kcal/kg yang setara dengan

batubara Subbituminous B.

3. Hasil pengujian proksimat menunjukan bahwa semakin tinggi kandungan

fixed carbon akan meningkatkan nilai kalor dari produk padatan hasil

torefaksi.

4. Dari hasil pengujian ultimat didapatkan perbandingan O/C dan

perbandingan H/C yang semakin kecil seiring meningkatnya temperatur

Page 69: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

sehingga produk padatan hasil torefaksi memiliki nilai kalor per massa

yang

Page 70: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

63

lebih tinggi. Rata – rata penurunan rasio O/C dan H/C untuk setiap

peningkatan temperatur adalah 0.1 %.

5. Nilai kalor produk torefaksi sampah biomassa campuran dapat diprediksi

melalui persamaan empiris berdasarkan data hasil pengujian ultimat. Nilai

kalor yang diperoleh dari hasil pengujian cukup akurat, dimana nilai kalor

yang diperoleh dari hasil perhitungan tidak memiliki perbedaan yang

signifikan dengan data nilai kalor hasil pengujian.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil yang didapatkan,

maka saran yang dapat diberikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya intalasi untuk aliran gas hasil torefaksi sehingga dapat

mengetahui kesetimbangan massa dari hasil torefaksi reaktor kontinu tipe

tubular.

2. Disarankan untuk melakukan pengujian kandungan air terlebih dahulu

pada masing-masing sampel sebelum digunakan untuk menghindari

terjadinya penyimpangan data.

3. Perlu adanya sistem otomatis untuk buka tutup katup aliran gas LPG

untuk mempermudah pengontrolan temperatur pada reaktor.

Page 71: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

DAFTAR PUSTAKA

Amrul. 2014. Pemanfaatan Sampah Menjadi Bahan Bakar Padat Setara

Batubara Melalui Proses Torefaksi. Disertasi Institut Teknologi

Bandung. Bandung.

Basu Pabir. 2010. Biomass Gasification and Pyrolisis : Practical Design and Theory.

Elsevier, Oxford, UK.

Basu Pabir. 2013. Biomass Gasification, Pyrolysis, and Torrefaction: Practical

Design and Theory, Second Edition. Elsevier, Oxford, UK

Basu Pabir dan Dhungana, A. 2013. An investigation Into the Effect of Biomass

Particle Size on its Torrefaction. Chem. Eng.

Bergman. P.C.A., Boersma, A.R., dan Jacob, H.A. 2004. Torrefaction for entrained-

flow gasification of biomass. Energy Research Center of Netherlands (ECN),

Unit ECN Biomass, Einhoven.

Bergman, P.C.A., Kiel, J.H.A., 2005, Torrefaction for biomass upgrading, Published

at 14th European Biomass Conference & Exhibition, Paris. ECN Report

ECN-RX-05-180.

Page 72: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Bridgeman. T.G., Jones, J.M., Shield, I., dan Williams, P.T. 2008. Torrefaction of

reed canary grass, wheat straw and willow to enhance solid fuel qualities

and combustion properties. Fuel, V. 87, P. 844–856.

Fariz, Muhammad. 2017. Perancangan dan Simulasi Termal Reaktor Torefaksi

Kontinu Tipe Tubular Untuk Produksi Bahan Bakar Padat dari Sampah

Kota. (Skrpsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

McKendry, P. 2002. Energy Production from Biomass (part 1): Overview of Biomass,

Bioesource Technology, V. 83, P. 37-46.

Mettanant, V., Basu, P., Leon, M.A., 2009. Gasification of rice husk in supercritical

water. Eighth World Conference on Chemical Engineering, Montreal,

August, paper # 971.

Miller, B. G. 2005. Coal Energy System. New York : Elsevier, 0-12-497451-1.

Pach, M. Zanz, R. dan Bjornborm, R. 2002. Torrefied Biomass a Substitute for Wood

and Charcoal, 6th Asia-Pacific International Symposium on Combustion and

Energy Utilization, Kuala Lumpur.

Pimchuai, A., Dutta, A., Basu, P., 2010. Torrefaction of agriculture residue to

enhance combustible properties. Energy. Fuels 24 (9), 4638-4645.

Prins, M.J., Ptasinski, K.J., dan Janssen, F.J.J.G., 2006. Torrefaction of Wood: Part 2.

Analysis of Products, Journal of Analytical and Applied Pyrolysis, 77:1, pp.

35–40.

Page 73: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADAT PRODUK …digilib.unila.ac.id/54606/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ketahui dari hasil pengujian nilai kalor, ... batubara subbituminus B,

Purba, Victor S. 2007. Penentuan Total Cadangan Minyak Nasional Indonesia

Dengan Metoda Perhitungan Kurva Puncak Hubbert dan Pendekatan

Numerkal Terhadap Grafik Produksi Minyak Nasional Indonesia.

Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Speight, J.G. 2005. Handbook of Coal Analysis, John Wiley&son, Inc., New Jersey.

Tchobanoglous, G.H., Theissen, H., Vigil, S.A. 1993. Integrated Solid Waste

Management, McGraw Hill.

Tumuluru, J.S., Sokhansanj, S., Wright, C. T., dan Boardman, R. D. 2010. Biomass

Torrefaction Process Review and Moving Bed Torrefaction System Model

Development. Research Report for the U.S. Departement of Energy at INL

and ORNL.

Tumuluru, J.S., Sokhansanj, S., Wright, C.T., dan Boardman, R.D., Hess, J.R. 2011.

Review on ;Biomass Torrefaction Process and Product properties and

Design of Moving Bed Torrefaction System Model Development, ASABE

Annual International, Meeting, Louisville, Kentucky.