25
Makalah Karakteristik Batubara BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik batubara sangatlah luas. Seperti yang kita ketahui, sifat-sifat fisik ataupun komposisi batubara berbeda- beda, apakah masih berbentuk endapan ataupun telah menjadi bahan perdagangan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh kondisi penggambutan, perubahan-perubahan yang terjadi selama masa waktu geologi, cara-cara penambangan dan pengolahan yang telah dialaminya. Dewasa ini, berbagai cakupan mengenai karakteristik batubara menjadikan batubara sebagai bahan perdagangan yang tentunya mempunyai nilai jual yang tinggi tergantung pada jenis dan unsur yang terkandung dalam batubara. Batubara merupakan batuan sedimen organik, yang dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa - sisa tanaman purba dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya. Batubara merupakan bahan galian strategis dan salah satu sumber energi yang mempunyai peran besar dalam pembangunan nasional. Kelompok 2 1

Karakteristik Batubara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik batubara sangatlah luas.

Seperti yang kita ketahui, sifat-sifat fisik ataupun komposisi batubara berbeda-beda,

apakah masih berbentuk endapan ataupun telah menjadi bahan perdagangan.

Perbedaan ini dapat disebabkan oleh kondisi penggambutan, perubahan-perubahan

yang terjadi selama masa waktu geologi, cara-cara penambangan dan pengolahan

yang telah dialaminya.

Dewasa ini, berbagai cakupan mengenai karakteristik batubara menjadikan

batubara sebagai bahan perdagangan yang tentunya mempunyai nilai jual yang tinggi

tergantung pada jenis dan unsur yang terkandung dalam batubara. Batubara

merupakan batuan sedimen organik, yang dapat terbakar sehingga dapat digunakan

sebagai sumber energi. Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa - sisa tanaman

purba dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya. Batubara

merupakan bahan galian strategis dan salah satu sumber energi yang mempunyai

peran besar dalam pembangunan nasional.

Secara umum batubara dapat dikenal dari kenampakan sifat fisiknya yaitu

berwarna coklat sampai hitam, berlapis, padat, mudah terbakar, kedap cahaya, non

kristalin, berkilap kusam sampai cemerlang, bersifat getas, pecahan kasar sampai

konkoidal. Unsur kimia utama pembentuk batubara adalah karbon (C), hidrogen (H),

nitrogen (N) dan sulfur (S). Pengetahuan lebih lanjut mengenai Karakteristik batubara

akan dikaji pada pembahasan makalah ini.

Kelompok 2 1

Page 2: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana karakteristik dari Batubara dan penggunaannya dalam dunia

industri?

2. Apa saja sifat fisik dan kimia batubara ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Sesuai dengan permasalahan yang di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam

penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dan Memahami karakteristik dari Batubara

2. Mengetahui dan memahami sifat fisik dan kimia batubara

3. Dapat dijadikan sebagai materi penunjang mata kuliah pemanfaatan batubara

Kelompok 2 2

Page 3: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Batubara

Karakteristik batubara dapat dinyatakan berdasarkan sifat fisika dan sifat

kimia yang dimilikinya. Karakteristik batubara yang menunjukkan sifat fisikanya,

antara lain diwakili oleh nilai kerapatan/densitas, kekerasan, ketergerusan

(grindability), kalor jenis (specific heat), fluiditas, caking property, dan sebagainya.

Di lain pihak, sifat kimia batubara ditunjukkan dengan hasil analisis proksimat,

analisis ultimat, nilai kalori, komposisi abu, dan sebagainya.

Karakteristik batubara meliputi:

2.1.1 Air (Moisture)

Air yang ada pada atau di dalam batubara akan ikut terangkut atau tersimpan

bersama batubara. Bila banyaknya ada dalam jumlah besar, maka akan meningkatkan

ongkos atau mendatangkan kesulitan dalam penanganannya. Misalnya, adanya air

permukaan akan menyebabkan batubara lengket dan akan menyulitkan pada hopper

atau chute pada waktu menggerusnya. Adanya moisture akan menurunkan nila panas

dan sebagian panas juga hilang pada penguapan iair.

Air yang ada pada batubara terdapat pada:

Permukaan dan di dalam rekahan-rekahan, disebut air bebas (free moisture) atau

air permukaan (surface moisture)

Rongga-rongga kapiler, disebut inherent moisture

Pada kristal-kristal partikel- partikel yang ada pada batubara disebut air hydrasi

Bagian organic dari batubara, disebut air dekomposisi

Air yang terikat secara mekanik dengan batubara dan mempunyai tekanan uap

normal dimana kadarnya dipengaruhi oleh pengeringan dan pembasahan selama

penambangan, transportasi, penyimpanan dan lain-lain. Air lembab (moisture in air

Kelompok 2 3

Page 4: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

dried) yaitu air yang terikat secara fisika dalam batubara dan mempunyai tekanan uap

di bawah normal.

Air total adalah jumlah air air permukaan dan inherent moisiture dari batubara

pada waktu analisis. Nama lain dai air total yaitu as-received moisture.

2.1.2 Zat Terbang (volatile matter)

Apabila batubara dipanaskan pada atmosfer yang inert sampai temperatur

950oC, akan menghasilkan material yang disebut zat terbang. Zat terbang tersebut

terdiri dari campuran gas senyawa organik bertitik didih rendah yang akan mencair

menghasilkan material berbentuk oil dan tar. Proses menghasilkan zat terbang ini

disebut pirolisis yang berati memisahkan dengan menggunkaan panas. Di dalam

pemanfaatan batubara sebagai sumber panas (combustion), zat terbang ini penting

untuk mengendaliakan asap dan pembakaran.

Sampel dimasukkan ke dalam krusibel bertutup, lalu sambil diupayakan agar

tidak terjadi kontak dengan udara, sampel dipanaskan dalam waktu yang cukup

singkat. Setelah itu, kehilangan massa akibat pemanasan terhadap sampel dihitung

berdasarkan persen massa, kemudian nilai tersebut dikurangi nilai kandungan air dari

analisa kuantitatif yang dilakukan bersamaan.

Bila batubara memiliki kandungan zat terbang yang tinggi, maka sifat

penyalaan (ignition) dan pembakaran (combustion)-nya pun baik. Akan tetapi, hal ini

juga mengandung resiko swabakar (spontaneous combustion) yang tinggi.

- Bila kandungan zat terbang semakin tinggi, maka selain penyalaan dan

pembakaran batubara menjadi mudah, nyala api yang dihasilkan juga bagus

(panjang), dan pembakaran rendah NOx mudah dilakukan. Dan karena sifat

mampu terbakar habis yang dimiliki cukup tinggi, maka cocok untuk boiler.

- Bila kandungan zat terbangnya sedikit, maka batubara menjadi susah untuk

dinyalakan. Selain itu, sifat pembakarannya pun jelek, dan nyala api yang

dihasilkan juga kurang bagus (pendek). Karena sifat mampu terbakar habis yang

dimiliki cukup rendah, maka kandungan zat tak terbakar dalam abu menjadi

semakin banyak, sehingga tidak cocok untuk boiler.

Kelompok 2 4

Page 5: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

2.1.3 Porositas

Batubara mengandung dua sistem pori, yaitu pori dengan ukuran rat-rata

500Ao dan yang lain dengan pori berukuran 5-15Ao (1Ao=10-10 m). Pori yang kecil

lebih sedikit dibandingkan dengan yang besar, tetapi luas permukaannya besar (kira-

kira 200 m2/gr). Pori-pori yang lebih besar mempunyai total luas permukaan pori 1

m2/gr. Pori-pori ini dapat menyerap CH4 yang terbentuk pada tahap akhir dari

pembentukan batubara. Low volatile bituminous coal mempunyai kemampuan

menyrap CH4 lebih besar dan laju difusi rendah, pada btubara yang tidak rusak. Hal

ini berkaitan dengan sering terjadinya ledakan dan kebakaran pada tambang-tambang

Low volatile bituminous coal, bila terbentuk rekahan-rekahan yang memungkinkan

keluarnya gas CH4.

2.1.4 Berat Jenis (density)

Ada beberapa macam pengukuran berat jenis, tergantung pada tujuan

penggunaan diantaranya:

Bulk density adalah berat persatuan volume batubara lepas, gunanya untuk

menghitung besarnya stockpile

Appararent density adalah berat jenis bingkah batubara termasuk inherent moisture,

mineral matter dan udara di dalam pori.

True density adalah berat jenis batubara yang bebas dari udara dan air yang tidak

terikat, tetapi termasuk mineral matter.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya berat jenis, antara lain;

Rank. Umumnya batubara dengan rank yang tinggi maka mempunyai berat jenis

yang tinggi pula. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi

selama proses pembentukan batubara yaitu terbentuknya group-group hidrokarbon

yang lebih berat

Komposisi petrografik, yitu exinit,micrinit dan fusinit

Impurities ,yaitu air dan mineral yang ada di dalam batubara

Kelompok 2 5

Page 6: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

2.1.5 Grindability dan Friability

Grindability (Hardgrove index)adalah ukuram mudah sukarnya batubara

digerus menjadi berbutir untuk penggunaan bahan bakar bubuk (pulverized coal)

dibandingkan dengan batubara standar yang dipilh sebagai grindability 100. Dengan

demikian batubara akan lebih sukar digerus bila index grindabillity –nya lebih kecil

dari 100 dan akan slebih sukar digerus bila index grindability-nya lebih besar dari

100.

Friability adalah ukuran kemampuan untuk menahan remuknya material

selama penanganannya (handling). Baik grindability maupun friability tergantung

karakteristik toughnes, elastisitas dan fracture.

2.1.6 Weathering

Weathering adalah kecenderungan batubara untuk pecah bila ia mengering.

Umumnya hampir semua batubara bila kontak dengan atmosfer, cepat atau lambat

akan menunjukkan gejala weathering. Kenyataan lain banyak batubara yang

tersimpan mampu terbakar secara spontan. Bahaya ini timbul bila jumlah panas yang

terbebaskan oleh proses oksidasi lebih besar dari jumlah panas yang tersedia secara

konveksi atau konduksi.

2.1.7 Komposisi ukuran

Hal yang penting dalam memntukan harga batubara tertentu di pasar adalah

kualitasnya yang diukur dengan karakteristik penggunaannya seperti kandungan abu

dan sulfur, nilai panas. Kualitas ini sangat penting dan dikaitkan dengan size consist.

Size consist dimasukkan di dalam banyak kontrak yang sering dinyatakan dngan %-

maksimum undersize yang diizinkan dan kadang-kadang juga dalam %-oversize yang

diinginkan.

Sejumlah faktor memnetukan komposisi ukuran dari run of mine coal. Dari

segi batubaranya : kekuatan dan sifat sistem remuknya, lainnya : cara mining serta

Kelompok 2 6

Page 7: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

usaha yang dilakukan untuk menceegah pengecilan batubara. Semua ini sangat

bervariasi.

2.1.8 Kekuatan

Kekuatan batubara berkepentingan langsung dengan penambangan dan

permukaan. Kekuatan dan mode of failure tergantung pada rank dan kondisi batubara

dan cara-cara menerapkan stress. Kekuatan batubara banyak dipelajari dengan cara

uji kompresi, sebab hasilnya dapat diterapkan dalam memperkirakan kapasitas beban

pilar di dalam tabung.

2.1.9 Abrasiveness

Abrasiveness dari batubara penting dalam pengertian ekonomi pada

pertambangan, preparasi dan penggunaan. Batubara adalah material abrasif. Oleh

karena itu keausan pada pemboran, cutting (alat tambang) dan alat angkut sangat

tinggi dan sering harus diganti. Demikian juga pada waktu crushing dan grinding

untuk menghasilkan pulverized coal, keausan alat tinggi yang berakibatkan mahalnya

ongkos.

Penelitian menunjukkan, abrasiveness batubara tidak sama. Beberapa keausan

tinggi, yang lain lebih rendah. Hal ini disebabkan karena batubara merupakan

material hiterogen yang mempunyai komponen berbeda-beda sifatnya.

Suatu cara menentukan abrasiveness dari batubara dikembangkan oleh Seattle

Coal Reseaech Laboratory of USBM. Secara garis besar caranya sebagai berikut :

Alat teridiri dari 4 blade besi yang berputar di dalam tempat berisi batubara, diputar

dalam jumlah putar yang tetap dan tentukan kehilangan berat dari blade selama tes.

Penelitian menunjukkan beban abrasiveness lebih ditentukan oleh macam dan

banyaknya impurities di dalam batubara. Dengan demikian, pencucian yang bertujuan

mengurangi impurities juga akan mengurangi abrasiveness.

2.1.10 Impurities Batu Bara

Impurities yang terbentuk di dalam batubara dapat diklasifikasikan :

Kelompok 2 7

Page 8: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

- impurities yang akan membentuk abu

- impurities yang mengandung sulfur

Impurities lain seperti fosfor dan garam tertentu sering juga ada.

2.1.10.1 Mineral matter

Semua batubara mengandung mineral matter. Residu dan mineral ini setelah

batubara dibakar, disebut abu. Kandungan abu rata-rata 2-3 % di lapisan batubara dan

10 % atau lebih pada tambang-tambang komersial. Batubara yang mengandung abu

sangat tinggi pada penggunaan biasa disebut bone coal carbonaceus shale atau black

slate.

Material pembentuk abu yang menyatu dengan batubara disebut inherent

mineral matter. Bagian ini berasal dari unsur-unsur kimia yang telah ada pada

tumbuh-tumbuhan asal batubara. Umumnya inherent mineral matter kira-kira 2 %

dari total abu. Extraneous mineral matter adalah material pembentuk abu yang

berasal dari detritial matter yang mengendap ke dalam endapan batubara, endapan

berkristal yang masuk bersama air ke dalam rekahan-rekahan dan cleavege, pada

masa selama atau sesudah pembentukan batubara. Umumnya ia terdiri dari slate,

shale, sandstone, atau lime stone yang berukuran mulai dari ukuran mikroskopik

sampai membentuk lapisan yang agak tebal.

Ada beberapa rumus empiris yang dapat digunakan untuk menentukan mineral matter

dar data-data analisis abu dan unsur-unsur lain.

Formula Parr asli (North america)

MM= 1,08 A + 0,55 Stot

Formula Parr Modifikasi (North america)

MM = 1,13 A + 0,47 Spyt + Cl

Formula King-Maris-Crossley (KMC) yang direvisi oleh National Coal Board

(Britain):

MM= 1,13 A + 0,5 Spyt + 0,8 CO2 – 2,8 Sabu +2,8 Ssul + 0,31 Cl

Formula British Coal Utilization Research Association (BCURA):

MM= 1,10 A + 0,53 Stot + 0,74 CO2 – 0,36

Kelompok 2 8

Page 9: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Formula Standards Association of Australia (Australia)

MM= 1,1 A

Formula National Institute for Coal Research (South africa)

MM= 1,1 A + 0,55 CO2

Formula- formula di atas didasarkan pada basis air dried, dengan :

MM = mineral matter

A = abu

Stot = sulfur total

Spyt = sulfur pirit

Sabu = sulfur yang tertinggal di abu

Ssul = sulfur sulfat

CO2 = karbon dioksida

Cl = klor

2.1.10.2 Abu

Abu adalah residu yang berasal dari mineral matter hasil dari perubahan

batubara. Komposisi kimianya berbeda dan beratnya lebih kecil dari mineral matter

yang ada di dalam batubara asalnya.

Abu yang terbentuk pada pembakaran batubara berasal dari mineral-mineral

yang terikat kuat pada batubara seperti silika, alumunium oksida, ferri oksida,

kalsium oksida, titan oksida dan oksida alkali. Mineral-mineral ini tidak menyublim

pada pembakaran di bawah 925oC. Abu yang terbentuk ini diharapkan akan keluar

sebagai sisa pembakaran.

Komponen unsur-unsur abu yang utama:

Natrium

Kalsium

Magnesium

Kalium

Aluminium

Silikon

Kelompok 2 9

Page 10: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Besi

Sulfur

Kandungan Abu

Di saat awal proses pengabuan (insinerasi, pembakaran menjadi abu), belerang

organik dan belerang pirit (pyritic sulfur) terbakar menjadi oksida belerang. Dengan

terus melakukan pemanasan sambil mengontrol agar jumlah sulfatnya berada pada

tingkat minimum selama pengabuan, dan ditambah adanya penguraian sempurna dari

karbonat, maka zat sisa anorganik yang terjadi selama sulfat tidak mengalami

penguraian itulah yang disebut kandungan abu.

Kandungan Abu Bawaan:

Kandungan abu bawaan diperoleh dari abu yang terkandung pada tumbuh-tumbuhan

yang menjadi batubara, jumlahnya sedikit, dan sulit untuk diambil melalui proses

pemisahan. Pada batubara kilap (bright coal) atau vitrite yang berasal dari proses

pembatubaraan zat kayu pada tumbuhan, jumlah kandungan abunya sedikit.

Kandungan Abu Serapan:

Kandungan abu serapan terjadi akibat adanya intrusi lumpur dan pasir saat

tetumbuhan tersedimentasi. Atau bisa pula terjadi setelah proses pembatubaraan

berlangsung, dimana akibat adanya retakan dan sebagainya, menyebabkan lumpur

dan pasir ikut tercampur masuk (intrusi). Abu jenis ini terdistribusi secara tidak

merata di dalam batubara, dan banyak mengandung zat-zat seperti batu lanau (shale),

pirit, gipsum, silikat, karbonat, sulfat dan sebagainya, dimana kandungan asam silikat

dan alumina-nya banyak.

2.1.11 Kandungan Sulfur

Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan

kemungkinan berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Sulfur dalam

batubara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam beberapa hal sulfurnya bisa

mempunyai konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :

Sulfur Piritik (piritic Sulfur)

Kelompok 2 10

Page 11: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Sulfur Piritik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur yang terdapat

dalam makrodeposit (lensa, urat, kekar, dan bola) dan mikrodeposit (partikel halus

yang menyebar).

Sulfur Organik

Sulfur Organik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur, biasanya

berasosiasi dengan konsentrasi sulfat selama pertumbuhan endapan.

Sulfat Sulfur

Sulfat terutama berupa kalsium dan besi, jumlahnya relatif kecil dari seluruh jumlah

sulfurnya.

2.1.12 Sifat-Sifat Plastis batubara

Apabila batubara bituminous dipanaskan, ia akan mengalami suatu seri

perubahan fasa:

a.Partikel batubara melunak (pada temperatur 400oC) dan mencair

b. Akan terjadi pemuaian segera setelah partikel menyatu dan melebur

c.Pemuaian berhenti pada temperatur disekitar 500oC ketika batubara kehilangan

plastisitasnya dan mulai membeku membentuk struktur porous yang disebut

kokas.

Tingkah laku batubara antara temperatur pelunakan dan temperatur pembekuan

kembali (resolidification) umumnya disebut sifat plastis dari batubara. Plastisitas

akan teramati ketika telah terjadi proses dekomposisi, mula-mula terjadi proses

depolimerisasi batubara, diikuti dengan munculnya produk cair yang akan merubah

komponen lain menjadi plastis dan gas yang membentuk gelembung-gelembung.

Ketika gelembung-gelembung lewat melalui pori-pori besar dan rekahan dari partikel

batubara, ia melawan tahanan dari batubara plastis tersebut. Hasilnya seluruh

batubara memuai (swell). Pemuaian berhenti ketika batubara kembali membeku

ketika produk cair selanjutnya terdekomposisi membentuk zat terbang.

2.1.13 Sifat Muai (Swelling)

Kelompok 2 11

Page 12: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Swelling properties diukur dengan free swelling index (FSI) yaitu ukuran

pembesaran volume batubara apabila ia dipanaskan dibawah kondisi pemanasan

tertentu. Pembesaran volume ini ada kaitannya dengan sifat plastis batubara.

Batubara yang tidak menunjukkan sifat plastis pada waktu pemanasan juga tidak

menunjukkan sifat pemuaian. Sungguhpun hubungan antara pemuaian dan plastisitas

sangat komplek dan sulit dipelajari, yakni diyakini bahwa gas yang terbentuk selama

batubara berada dalam bentuk plastis atau semi plastis, bertanggung jawab akan

terjadinya pemuaian.

Free Swelling Index digunakan untuk meramalkan kecenderungan batubara

membentuk kokas bila dipanaskan pada alat tertentu. Batubara yang FSI-nya 2 atau

kurang, bukan merupakan coking coal yang baik, sedangkan yang menujukkan index

antara 4 sampai 8 akan menunjukkan sifat coking yang baik (FSI dapat mulai dari 0-

9).

2.2.Sifat-Sifat Fisik & Kimia Batubara

2.2.1 Sifat Fisik Batubara

Sifat fisik batubara tergantung kepada unsur kimia yang membentuk batubara

tersebut, semua fisik yang dikemukakan dibawah ini mempunyai hubungan erat satu

sama lain.

Berat jenis

Berat jenis (specific gravity) batubara berkisar dari 1,25g/cm3 sampai 1,70 g/cm3,

pertambahannya sesuai dengan peningkatan derajat batubaranya. Tetapi berat jenis

batubara turun sedikit dari lignit (1,5g/cm3) sampai batubara bituminous (1,25g/cm3),

kemudian naik lagi menjadi 1,5g/cm3 untuk antrasit sampai grafit (2,2g/cm3). Berat

jenis batubara juga sangat bergantung pada jumlah dan jenis mineral yang dikandung

abu dan juga kekompakan porositasnya. Kandungan karbon juga akan mempengaruhi

kualitas batubara dalam penggunaan. Batubara jenis yang rendah menyebabkan sifat

pembakaran yang baik.

Kekerasan

Kelompok 2 12

Page 13: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Kekerasan batubara berkaitan dengan struktur batubara yang ada. Keras atau

lemahnya batubara juga terkandung pada komposisi dan jenis batubaranya. Uji

kekerasan batubara dapat dilakukan dengan mesin Hardgrove Grindibility Index

(HGI). Nilai HGI menunjukan niali kekersan batubara. Nilai HGI berbanding terbalik

dengan kekerasan batubara. Semakin tinggi nilai HGI , maka batubara tersebut

semakin lunak. Dan sebaliknya, jika nilai HGI batubara tersebut semakin rendah

maka batubara tersebut semakin keras.

Warna

Warna batubara bervariasi mulai dari berwarna coklat pada lignit sampai warna

hitam legam pada antrasit. Warna variasi litotipe (batubara yang kaya akan vitrain)

umumnya berwarna cerah.

Goresan

Goresan batubara warnanya berkisar antara terang sampai coklat tua. Pada lignit,

mempunyai goresan hitam keabu-abuan, batubara berbitumin mempunyai warna

goresan hitam, batubara cannel mempunyai warna goresan dari coklat sampai hitam

legam.

Pecahan

Pecahan dari batubara memperlihatkan bentuk dari potongan batubara dalam

sifat memecahnya. Ini dapat pula memeperlihatkan sifat dan mutu dari suatu batubara.

Antrasit dan batubara cannel mempunyai pecahan konkoidal. Batubara dengan zat

terbang tinggi, cenderung memecah dalam bentuk persegi, balok atau kubus.

2.1.2 Sifat Kimia Batubara

Sifat kimia dari batubara sangat berhubungan langsung dengan senyawa

penyusun dari batubara tersebut, baik senyawa organik ataupun senyawa anorganik.

Sifat kimia dari batubara dapat digambarkan dari unsur yang terkandung di dalam

batubara,antara lain sebagai berikut :

Karbon

Kelompok 2 13

Page 14: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Jumlah karbon yang terdapat dalam batubara bertambah sesuai dengan peningkatan

derajat batubaranya. Kenaikan derajatnya dari 60% sampai 100%. Persentase akan

lebih kecil daripada lignit dan menjadi besar pada antrasit dan hamper 100% dalam

grafit. Unsur karbon dalam batubara sangat penting peranannya sebagai penyebab

panas. Karbon dalam batubara tidak berada dalam unsurnya tetapi dalam bentuk

senyawa. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah karbon yang besar yang dipisahkan

dalam bentuk zat terbang.

Hidrogen

Hidrogen yang terdapat dalam batubara berangsur-angsur habis akibat evolusi metan.

Kandungan hidrogen dalam liginit berkisar antara 5%, 6% dan 4.5% dalam batubara

berbitumin serta sekitar 3% smpai 3,5% dalam antrasit.

Oksigen

Oksigen yang terdapat dalam batubara merupakan oksigen yang tidak reaktif.

Sebagaimana dengan hidrogen kandungan oksigen akan berkurang selam evolusi atau

pembentukan air dan karbondioksida. Kandungan oksigen dalam lignit sekitar 20%

atau lebih, dalam batubara berbitumin sekitar 4% sampai 10% dan sekitar 1,5%

sampai 2% dalam batubara antrasit

Nitrogen

Nitrogen yang terdapat dalam batubara berupa senyawa organik yang

terbentuk sepenuhnya dari protein bahan tanaman asalnya jumlahnya sekitar 0,55%

sampai 3%. Batubara berbitumin biasanya mengandung lebih banyak nitrogen

daripada lignit dan antrasit.

Sulfur

Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan

kemungkinan berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Sulfur dalam

batubara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam beberapa hal sulfurnya bisa

mempunyai konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :

Kelompok 2 14

Page 15: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Sulfur Piritik (piritic Sulfur)

Sulfur Piritik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur yang terdapat

dalam makrodeposit (lensa, urat, kekar, dan bola) dan mikrodeposit (partikel halus

yang menyebar).

Sulfur Organik

Sulfur Organik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur, biasanya

berasosiasi dengan konsentrasi sulfat selama pertumbuhan endapan.

Sulfat Sulfur

Sulfat terutama berupa kalsium dan besi, jumlahnya relatif kecil dari seluruh jumlah

sulfurnya.

Kelompok 2 15

Page 16: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa karakteristik batubara

meliputi air (moisture), zat terbang (volatile matter), porositas, berat jenis (density),

grindability dan friability,weathering, komposisi ukuran, kekuatan, abrasiveness,

impurities batubara (mineral matter dan abu), kandungan sulfur, sifat-sifat plastis

batubara dan sifat muai (swelling). Penentuan karakteristik batubara dinyatakan

berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia yang dimilikinya.

3.2 Saran

Dengan mengetahui apa itu batubara dan peranan pentingnya, diharapkan

batubara tidak semata dipandang sebagai komoditas belaka saja, tapi yang lebih penting

adalah bahwa batubara merupakan salah satu sumber daya strategis bagi keamanan energi

di dalam negeri. Terlebih dengan kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu

negara yang memiliki cadangan batubara yang besar, yaitu sekitar 38.8 milyar ton dimana

70%-nya merupakan batubara muda sedangkan 30% sisanya adalah batubara kualitas

tinggi. Potensi ini hendaknya disadari oleh segenap lapisan masyarakat sehingga

pengelolaan batubara secara optimal untuk kepentingan bangsa dapat terus dipantau dan

diperhatikan bersama – sama.

Kelompok 2 16

Page 17: Karakteristik Batubara

Makalah Karakteristik Batubara

Kelompok 2 17