95
KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA BIOAKTIF HIDROLISAT PROTEIN SUSU KEDELAI HASIL HIDROLISIS PAPAIN SKRIPSI LENI NURSAFITRI PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

  • Upload
    others

  • View
    38

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

i

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

PEPTIDA BIOAKTIF HIDROLISAT PROTEIN SUSU

KEDELAI HASIL HIDROLISIS PAPAIN

SKRIPSI

LENI NURSAFITRI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

ii

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

PEPTIDA BIOAKTIF HIDROLISAT PROTEIN SUSU

KEDELAI HASIL HIDROLISIS PAPAIN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

LENI NURSAFITRI

11150960000056

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 3: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari
Page 4: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari
Page 5: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH HASIL

KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Oktober 2019

Leni Nursafitri

11150960000056

Page 6: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

i

ABSTRAK

LENI NURSAFITRI. Karakteristik dan Aktivitas Antioksidan Peptida Bioaktif

Hidrolisat Protein Susu Kedelai Hasil Hidrolisis Papain. Dibimbing oleh SANDRA

HERMANTO dan ANNA MUAWANAH.

Susu kedelai memiliki peptida bioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum hidrolisis susu kedelai

menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

hidrolisat protein susu kedelai, dan menentukan bobot molekulnya. Ekstraksi

protein dilakukan dengan metode titik isoelektrik dan uji kadar protein terlarut

dengan metode Lowry. Hidrolisis protein susu kedelai menggunakan konsentrasi

papain 0,1; 0,2; dan 0,5 % (b/b) serta variasi waktu inkubasi 0, 2, 4, 8, 16, dan 24

jam pada suhu 37°C. Hasil hidrolisis dilakukan analisis proksimat, derajat

hidrolisis, aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-

picrylhydrazyl) dan analisis bobot molekul peptida bioaktif dengan LC-MS/MS Q-

TOF (Liquid Chromatography – Mass Spectrometry/ Mass Spectrometry

Quadrupole-Time of Flight). Hidrolisat protein dengan aktivitas antioksidan

tertinggi difraksinasi menggunakan ultramembran filtrasi (MWCO ≤ 3 kDa). Hasil

analisa proksimat susu kedelai menunjukkan kadar air, kadar abu dan kadar protein

sebesar 92,950%; 0,247%; dan 5,654%. Hidrolisat protein dengan aktivitas

antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh konsentrasi enzim 0,2% pada waktu

hidrolisis 8 jam dengan kadar protein terlarut 402,444 ppm, nilai derajat hidrolisis

11,000%, dan nilai IC50 52,344 ppm. Karakteristik fragmen protein diperoleh

beberapa peptida bioaktif dengan kisaran bobot molekul 0,322 kDa – 26,138 kDa.

Hidrolisat protein susu kedelai memiliki peptida bioktif yang diduga mengandung

gugus aromatik yang berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan.

Kata kunci: Antioksidan, enzim papain, peptida bioaktif, susu kedelai

Page 7: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

ii

ABSTRACT

LENI NURSAFITRI. Characteristic and Antioxidant Activity of Bioactive

Peptide Hydrolyzate of Soymilk Protein from Papain Hydrolysis. Supervised by

SANDRA HERMANTO and ANNA MUAWANAH.

Soymilk has a potentially bioactive peptide as antioxidants. This research aims to

determine optimal conditions of hydrolysis of soy milk using papain, obtain

antioxidant bioactive peptides from soymilk protein hydrolysate, and determine its

molecular weight. Protein extraction was carried out by isoelectric point method

and the test of dissolved protein levels by Lowry method. Protein hydrolysis of

soymilk using papain concentration 0,1; 0,2; and 0,5% and incubation time

variation 0, 2, 4, 8, 16, and 24 hours at 37°C. Hydrolyzate conducted proximate

analysis, degree of hydrolysis, antioxidant activity using DPPH (2,2-diphenyl-1-

picrylhydrazyl) method and analysis of molecular weight bioactive peptide with

LC-MS/MS Q-TOF (Liquid Chromatography – Mass Spectrometry/ Mass

Spectrometry Quadrupole-Time of Flight). Protein hydrolyzate with the highest

antioxidant activity is fractionated using ultramembrane filtration (MWCO ≤ 3

kDa). Proximate analysis of soymilk showing water content, ash content, and

protein content with value 92,950%; 0,247%; and 5,654%. Protein hydrolyzate with

the highest antioxidant activity is is shown by enzyme concentration 0,2% at 8 hours

incubation time with dissolved protein content 402,444 ppm, the degree of

hydrolysis 11,000%, and value of IC50 52,344 ppm. Characterization protein

fragment is obtained by several bioactive peptides with a molecular weight range

of 0,322 kDa – 26,138 kDa. Soymilk protein hydrolysate has a bioactive peptide

that is suspected to contain an aromatic group that contributes to antioxidant

activity.

Keyword: Antioxidant, enzyme papain, bioactive peptides, soy milk

Page 8: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

yang senantiasa memberikan rahmat dan nikmat kepada kita semua. Sholawat serta

salam penulis semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW

beserta sahabatnya. Dengan rahmat, hidayah, dan izin Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik dan Aktivitas Antioksidan

Peptida Bioaktif Hidrolisat Protein Susu Kedelai Hasil Hidrolisis Papain”.

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dari bulan November 2018 – Juni 2019.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan

banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis sehingga dapat

menyelesaikannya.

1. Dr. Sandra Hermanto, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

arahan, pengetahuan, bimbingan serta meluangkan waktu sehingga banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Anna Muawanah, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan saran, masukan dan ilmu yang bermanfaat dari awal sampai tahap

akhir penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si selaku penguji I dan ketua Program Studi Kimia,

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 9: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

iv

4. Ahmad Fathoni, M.Si selaku penguji II yang telah memberi kritik dan saran yang

bermanfaat kepada penulis dari tahap awal sampai tahap akhir penyusunan

skripsi.

5. Prof. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap dosen Program Studi Kimia atas ilmu pengetahuan yang dengan ikhlas

diajarkan kepada penulis.

7. Keluarga tersayang Nurjanah (Ibu), Abdurahman (Ayah), Lani Lestari (Kakak),

Asih (Nenek), Aip (Kakek), serta Amri Setiawan (Kakak) atas segala doa,

nasihat, dan dukungan baik moral ataupun materiil kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Dhiya Alwan yang senantiasa memberikan keceriaan, nasihat, doa, dukungan,

serta memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

9. Fiska Evianti, Reni Rismayanti, Rizkiyah Hasanah, Nurul Annisa, dan Yessinta

Kurnianti yang selalu memberikan semangat dan keceriaan serta membantu

penulis dalam kondisi apapun selama 4 tahun perkuliahan sampai selesainya

skripsi ini.

10. Teman-teman Kimia 2015, kakak-kakak dan adik-adik kelas yang telah

membantu, memotivasi dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan

penelitian dan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Oktober 2019

Penulis

Page 10: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1 Susu Kedelai .................................................................................................. 5

2.2 Protein ............................................................................................................ 8

2.3 Enzim Papain ............................................................................................... 12

2.4 Radikal Bebas dan Antioksidan ................................................................... 14

2.5 Uji Antioksidan Metode DPPH .................................................................... 15

2.6 Fraksinasi Ultramembran ............................................................................. 17

2.7 Liquid Chromatography-Mass Spectrometry ............................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 22

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................. 22

3.2.1 Alat ............................................................................................................... 22

3.2.2 Bahan ........................................................................................................... 22

3.3 Prosedur Penelitian....................................................................................... 23

3.3.1 Pembuatan Susu Kedelai .............................................................................. 24

3.3.2 Uji Proksimat ............................................................................................... 24

3.3.3 Ekstraksi Protein .......................................................................................... 26

3.3.4 Pengukuran Kadar Protein Terlarut ............................................................. 26

Page 11: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

vi

3.3.5 Hidrolisis Protein ......................................................................................... 27

3.3.6 Perhitungan Derajat Hidrolisis ..................................................................... 27

3.3.7 Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................................ 27

3.3.8 Fraksinasi dengan Membran Ultrafiltrasi..................................................... 28

3.3.9 Karakterisasi dengan LCMS/MS Q-TOF..................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 29

4.1 Ekstrak Protein Susu Kedelai ........................................................................ 29

4.2 Hasil Analisis Proksimat Susu Kedelai ......................................................... 30

4.3 Hidrolisis dan Kadar Protein Terlarut ........................................................... 32

4.4 Derajat Hidrolisis Hidrolisat Protein Susu Kedelai ...................................... 35

4.5 Aktivitas Antioksidan Protein Susu Kedelai ................................................. 37

4.6 Fraksinasi Peptida Bioaktif Hidrolisat Susu Kedelai .................................... 42

4.7 Karakteristik Peptida Bioaktif dengan LCMS/MS ....................................... 45

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 49

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 49

5.2 Saran .............................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50

LAMPIRAN ......................................................................................................... 57

Page 12: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Biji kacang kedelai ............................................................................... 5

Gambar 2. Ikatan peptida antara tiga asam amino................................................ 11

Gambar 3. Fungsi peptida bioaktif dari tanaman yang dihidrolisis menggunakan

enzim atau fermentasi.......................................................................... 12

Gambar 4. Mekanisme kerja enzim papain .......................................................... 13

Gambar 5. Reaksi DPPH dengan antioksidan ...................................................... 16

Gambar 6. Ilustrasi pemisahan dengan membran ................................................. 18

Gambar 7. Diagram alir penelitian ....................................................................... 22

Gambar 8. Pengaruh pH terhadap kelarutan protein ............................................ 29

Gambar 9. Kadar protein terlarut hidrolisat protein susu kedelai......................... 32

Gambar 10. Nilai derajat hidrolisis hidrolisat protein susu kedelai ..................... 35

Gambar 11. Mekanisme umum hidrolisis enzimatik substrat protein .................. 37

Gambar 12. Aktivitas antioksidan hidrolisat protein susu kedelai ....................... 38

Gambar 13. Struktur asam amino (a) Triptofan (b) Prolin ................................... 40

Gambar 14. Reaksi antara senyawa asam amino Trp dengan senyawa DPPH

radikal .... .......................................................................................... 41

Gambar 15. Struktur (a) vitamin C, (b) vitamin A dan (c) vitamin E .................. 44

Gambar 16. Kromatogram hidrolisat protein susu kedelai hasil LCMS/MS ....... 45

Gambar 17. Spektrum massa pada waktu retensi 3,162 menit ............................. 46

Gambar 18. Spektrum massa pada waktu retensi 3,858 menit ............................. 46

Gambar 19. Spektrum massa pada waktu retensi 4,753 menit ............................. 46

Gambar 20. Spektrum massa pada waktu retensi 4,416 menit ............................. 47

Gambar 21. Spektrum massa pada waktu retensi 5,227 menit ............................. 47

Page 13: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi kimia biji kedelai .................................................................... 6

Tabel 2. Komposisi gizi susu kedelai ...................................................................... 7

Tabel 3. Komposisi asam amino susu kedelai ......................................................... 8

Tabel 4. Penggolongan tingkat aktivitas antioksidan (IC50) .................................. 15

Tabel 5. Komposisi kimia susu kedelai ................................................................. 29

Tabel 6. Profil asam amino glycinin dan β-conglycinin ........................................ 42

Tabel 7. Kadar protein terlarut hidrolisat protein hasil fraksinasi ......................... 43

Tabel 8. Nilai IC50 pada hidrolisat protein hasil fraksinasi ................................... 43

Tabel 9. Bobot molekul peptida pada hidrolisat protein susu kedelai ................... 47

Page 14: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rendemen protein susu kedelai ....................................................... 57

Lampiran 2. Kadar air .......................................................................................... 57

Lampiran 3. Kadar abu ......................................................................................... 58

Lampiran 4. Kadar protein total ........................................................................... 58

Lampiran 5. Kadar protein terlarut ....................................................................... 59

Lampiran 6. Komposisi reagen Lowry ................................................................. 63

Lampiran 7. Perhitungan konsentrasi enzim: substrat untuk hidrolisis ............... 63

Lampiran 8. Hasil analisis derajat hidrolisis ........................................................ 64

Lampiran 9. Aktivitas antioksidan hidrolisat protein ........................................... 66

Lampiran 10. Kadar protein terlarut hasil fraksinasi ............................................ 74

Lampiran 11. Aktivitas antioksidan hasil fraksinasi ............................................ 75

Lampiran 12. Kromatogram blanko ..................................................................... 76

Lampiran 13. Kromatogram hidrolisat protein susu kedelai terbaik .................... 76

Lampiran 14. Spektrum massa kelima puncak kromatogram hidrolisat .............. 77

Lampiran 15. Setting instrument LCMS/MS ....................................................... 80

Lampiran 16. Spesifikasi enzim papain ............................................................... 81

Page 15: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radikal bebas yang terlalu banyak di dalam tubuh dapat membuat tubuh

mengalami stres oksidatif sehingga dapat menyebabkan penuaan dini dan penyakit

degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes (Sayuti &

Yenrina, 2015). Upaya untuk mencegah radikal bebas yang berlebihan di dalam

tubuh ialah dengan antioksidan. Antioksidan secara alami terdapat di dalam tubuh

manusia, namun jumlah radikal bebas dapat mengalami peningkatan setiap

waktunya sehingga diperlukan tambahan antioksidan dari luar (Sayuti & Yenrina,

2015). Antioksidan dapat diperoleh dari makanan diantaranya berasal dari biji-

bijian (Kussman & Bladeren, 2011).

Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rahman (55) ayat 10-13 yang

berbunyi:

( والحب ذو العصف ١١( فيها فاكهة والنخل ذات األكمام )١٠واألرض وضعها لألنام )

يحان ) آالء ربكما تكذبان )١٢والر (١٣(فبأي

Artinya: Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya). Didalamnya ada

buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan

biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka

nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah S.W.T telah menurunkan nikmat kepada

makhluk-Nya berupa buah-buahan, pohon, dan biji-bijian. Nikmat tersebut

merupakan rezeki dari Allah S.W.T dan sebagai pembelajaran bagi manusia. Salah

Page 16: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

2

satu upaya untuk mensyukuri nikmat Allah SWT adalah dengan mempelajari

ciptaan dan manfaatnya bagi manusia.

Kacang kedelai merupakan biji-bijian yang dapat dimanfaatkan untuk

kesehatan karena mengandung protein, mineral, vitamin, dan serat pangan yang

tinggi, serta dikenal sebagai sumber protein (BPS, 2012). Protein memiliki manfaat

yang penting bagi tubuh, yakni: pembangun struktur, biokatalis, pengatur pH,

sebagai salah satu sumber energi, dan sebagai pembawa sifat turunan. Kadar protein

kacang kedelai sangat tinggi dibandingkan dengan kacang-kacang lainnya, protein

kacang kedelai mencapai 35% berdasarkan bobot keringnya, bahkan kedelai

dengan varietas unggul memiliki kadar protein 40-43% (BPS, 2012). Susu kedelai

merupakan salah satu produk olahan yang berasal dari kacang kedelai melalui

proses perendaman, penggilingan, dan penyaringan.

Penelitian ini mengeksplorasi peptida bioaktif antioksidan dari protein susu

kedelai yang diproduksi pada skala rumah tangga. Eksplorasi peptida bioaktif pada

penelitian ini meliputi ekstraksi, fraksinasi, dan karakterisasi. Hidrolisis protein

dilakukan secara enzimatik dengan menggunakan enzim proteolitik yaitu enzim

papain. Kim (2013) menyatakan bahwa hidrolisis protein secara enzimatik

dilakukan agar diperoleh peptida bioaktif yang aman untuk pangan. Enzim papain

dipilih karena termasuk sistein protease golongan endopeptidase yaitu papain dapat

memecah protein pada tempat-tempat tertentu dalam molekul protein. Enzim

papain juga memiliki sifat dan mekanisme yang mirip dengan cathepsin yang

terdapat pada lisosom (Otto & Schirmeister, 1997). Penelitian mengenai peptida

bioaktif antioksidan dari sumber nabati telah dilakukan oleh beberapa peneliti

diantaranya kacang kedelai (Abu-Salem, 2013), beras (Yan et al., 2015), biji rami

Page 17: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

3

(Girgih et al., 2014), buncis (Ghribi et al., 2015), ubi (Zhang et al., 2014), kacang

gude, kacang komak dan kacang buncis (Ratnayani & Puspawati, 2016)

Meinlschmidt et al., (2015) telah melakukan penelitian mengenai hidrolisis

protein kedelai menggunakan enzim papain dengan konsentrasi enzim 0,2 %, suhu

80°C, pH 7, dan variasi waktu 0, 10, 30, 60, dan 120 menit diperoleh hasil derajat

hidrolisis tertinggi pada waktu 10 menit yaitu sebesar 4,9±0,0%. Enzim papain

telah digunakan untuk menghidrolisis protein dari kacang kedelai dengan perlakuan

suhu 38°C dan pH 8 diketahui bahwa hidrolisat kacang kedelai memiliki aktivitas

penghambatan radikal bebas sebesar 70% (Abu-Salem et al., 2013). Park et al.,

(2010) melaporkan bahwa kedelai yang dihidrolisis dengan enzim alkalase

memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan bobot molekul ≤ 3 kDa.

Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi enzim 0,1%; 0,2%; dan 0,5%

dengan variasi waktu inkubasi hidrolisis pada rentang waktu 2 sampai 24 jam.

Waktu optimum hidrolisis protein ditentukan berdasarkan kadar protein terlarut,

nilai derajat hidrolisis dan aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan

dilakukan menggunakan metode penghambatan radikal DPPH. Metode ini dipilih

karena kemudahan analisis dan telah banyak digunakan sebagai metode screening

aktivitas antioksidan. Hidrolisat protein paling aktif akan difraksinasi lebih lanjut

menggunakan membran ultrafiltrasi (MWCO ≤ 3 kDa) dan bobot molekulnya

dikarakterisasi dengan LCMS/MS Q-TOF.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah konsentrasi enzim papain dan waktu hidrolisis optimum yang mampu

menghasilkan peptida bioaktif dengan aktivitas antioksidan tertinggi?

2. Bagaimanakah karakteristik peptida bioaktif antioksidan yang dihasilkan

berdasarkan bobot molekulnya?

Page 18: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

4

3. Bagaimanakah aktivitas antioksidan peptida bioaktif hidrolisat sebelum dan

setelah dilakukan fraksinasi?

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Peptida bioaktif hidrolisat protein susu kedelai yang memiliki aktivitas

antikosidan tertinggi diperoleh melalui hidrolisis enzimatik dengan konsentrasi

enzim 0,2% - 0,5% dan waktu hidrolisis optimum antara 8 - 24 jam.

2. Karakteristik peptida bioaktif yang bersifat sebagai antioksidan memiliki bobot

molekul ≤ 3 kDa.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menentukan kondisi optimum proses hidrolisis protein susu kedelai melalui

variasi waktu dan konsentrasi enzim yang mampu menghasilkan peptida bioaktif

dengan aktivitas antioksidan yang tinggi.

2. Mengidentifikasi bobot molekul peptida bioaktif yang potensial sebagai

antioksidan dari hidrolisat protein susu kedelai.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi susu

kedelai sebagai alternatif pangan fungsional melalui pemanfaatannya sebagai

sumber antioksidan yang relatif murah dan aman untuk digunakan.

Page 19: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Susu Kedelai

Kacang kedelai menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3922-1995

adalah hasil tanaman kedelai berupa biji yang telah lepas dari kulit polong dan

dibersihkan. Bentuk biji kacang kedelai dapat dilihat pada gambar 1. Beberapa

sebutan lokal di Indonesia kacang kedelai adalah: kacang bulu, kacang gadela,

kacang jepung, atau kedelai (Astawan, 2004). Klasifikasi kacang kedelai manurut

Adisarwanto (2005) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merr.

Gambar 1. Biji kacang kedelai (Dokumentasi pribadi, 2018)

Kacang kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap seperti yang

disajikan pada tabel 1. Kandungan protein kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan

kacang hijau, kacang merah, jagung, telur dan ikan segar. Kebutuhan protein harian

yaitu sebesar 55 g/hari dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi 157,14 g kedelai

Page 20: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

6

(Widyaningrum, 2005). Kedelai sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk hasil

olahan seperti susu kedelai. Susu kedelai lebih mudah dicerna dan banyak disukai

oleh banyak kalangan termasuk anak-anak.

Tabel 1. Komposisi kimia biji kedelai (per 100 g bahan)

Kandungan Gizi Jumlah

Karbohidrat kompleks (g) 21,00

Karbohidrat sederhana (g) 9,00

Stakiosa (g) 3,30

Rafinosa (g) 1,60

Protein (g) 36,00

Lemak total (g) 19,00

Lemak Jenuh (g) 2,88

Monounsaturated (MUFA) (g) 4,40

Polyunsaturated (PUFA) (g) 11,20

Kalsium (mg) 276,00

Fosfor (mg) 704,00

Kalium (mg) 1.797

Magnesium (mg) 280,00

Seng (mg) 4,80

Zat besi (mg) 16,00

Serat tidak larut (g) 10,00

Serat larut (g) 7,00

Sumber: Winarsi, 2010

Susu kedelai adalah produk susu yang dihasilkan dari ekstraksi kacang

kedelai melalui proses perebusan dan penggilingan. Keunggulan yang dimiliki susu

kedelai diantaranya adalah cocok dikonsumsi untuk penderita laktosa intolerant,

disarankan untuk penderita diabetes mellitus, bebas kolesterol, rendah lemak, dan

mudah dalam pembuatannya (Koswara, 2006). Kandungan gizi susu kedelai

disajikan pada tabel 2. Proses pembuatan susu kedelai dilakukan melalui tahap-

tahap berikut ini:

1. Penyortiran bertujuan untuk memilih biji-biji kedelai yang berkualitas baik.

2. Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada biji

kedelai.

Page 21: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

7

3. Perendaman bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pelepasan

kulit ari agar memudahkan proses penggilingan.

4. Penggilingan dilakukan dengan air dengan perbandingan 1:6 (b/v) dengan

menggunakan perbandingan ini akan dihasilkan kekentalan seperti pada susu

sapi dan juga akan didapatkan protein susu yang tinggi.

5. Penyaringan bertujuan untuk memperoleh sari kedelai. Filtrat inilah yang

nantinya akan menjadi susu kedelai.

6. Pemanasan dilakukan pada proses akhir pembuatan susu dengan tujuan untuk

mematikan semua organisme yang bersifat patogen dan sebagian

mikroorganisme yang ada sehingga tidak merubah cita rasa maupun komposisi

susu (Adnan, 1984).

Tabel 2. Komposisi gizi susu kedelai

Zat Gizi Nilai per-100 g

Kalori (kkal) 41,00

Protein (g) 3,50

Lemak (g) 2,50

Karbohidrat (g) 5,00

Kalsium (mg) 50,00

Fosfor (mg) 45,00

Besi (mg) 0,70

Vitamin A (SI) 200,00

Vitamin B1 (SI) 0,08

Vitamin C (SI) 2,00

Air (g) 87,00

Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (2000)

Protein susu kedelai mengandung 18 asam amino, yaitu 9 jenis asam amino

esensial dan 9 jenis asam amino nonesensial. Asam amino esensial adalah asam

amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh namun dapat diperoleh dengan

mengkonsumsi makanan yang mengandung asam amino esensial, sedangkan asam

amino nonesensial dapat disintesis didalam tubuh dalam jumlah yang memadai.

Kedua jenis asam amino tersebut sangat diperlukan oleh tubuh (Cahyadi, 2006).

Page 22: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

8

Kelompok asam amino esensial dan asam amino nonesensial pada susu kedelai

beserta jumlahnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Komposisi asam amino susu kedelai

Jenis Asam Amino Asam Amino (mg/g nitrogen total)

Asam amino esensial

Sistein 46

Isoleusin 330

Leusin 470

Lisin 330

Metionin 86

Fenil alanin 330

Treonin 210

Triptofan 85

Valin 360

Asam amino

nonesensial

Alanin 280

Glisin 310

Arginin 400

Histidin 140

Prolin 470

Serin 350

Asam Aspartat 710

Asam Glutamat 1.100

Sumber: Santoso, 1994

2.2 Protein

Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi

yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang

dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Struktur protein dapat

disusun oleh sekitar 100-2.000 residu asam amino. Berat molekul protein sering

dinyatakan dalam satuan Dalton, dimana satu Dalton sama dengan unit satu

masa atom. Dengan demikian, protein dengan berat molekul 50.000 memiliki

massa atom 50.000 dalton atau 50 kilodalton (kDa). Protein banyak terdapat

pada bahan pangan seperti, daging, ikan, telur, susu, serealia dan kacang-

kacangan (Kusnandar, 2010).

Page 23: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

9

Ekstraksi Protein

Ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari

suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair sebagai separating gen,

pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-

komponen dalam campuran. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa,

yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna sebagai media pembawa dan

masuk ke dalam pelarut kedua sebagai media ekstraksi. Pada proses ekstraksi,

penyaringan berfungsi untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan untuk

memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat (Ariani & Hastuti, 2009).

Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda di

dalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion,

sifat dielektrik pelarut dan temperatur. Kelarutan protein dipengaruhi oleh pH.

Adanya gugus karboksil dan gugus amin pada asam amino menyebabkan protein

bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat asam dan basa tergantung nilai pH-nya.

Setiap protein mempunyai pH isoelektrik, pada pH isoelekrik tersebut molekul

protein mempunyai daya kelarutan yang minimum. Perubahan pH akan

mengubah ionisasi gugus fungsional protein, yang berarti mengubah muatan

protein (Kusnandar, 2010).

Titik Isoelektrik adalah suatu nilai pH ketika protein memiliki jumlah

muatan negatif sama dengan jumlah muatan positif, atau dengan kata lain protein

bermuatan netral. Protein akan mengendap pada titik isoelektriknya, yaitu titik

yang menunjukkan muatan total protein sama dengan nol (0), sehingga interaksi

antar protein menjadi maksimum. Pada nilai pH yang lebih rendah dari titik

Page 24: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

10

isoelektrik, protein memiliki muatan positif, dan pada nilai pH yang lebih besar

dari titik isoelektrik maka protein akan bermuatan negatif (Winarno, 2004).

Nilai titik isoelektrik suatu protein memberikan pengaruh penting pada sifat

biokimia protein tersebut dan dapat dimanfaatkan pada proses pemurnian dan

elektroforesis. Pada elektroforesis, jika pH larutan penyangga (buffer) lebih

besar daripada titik isoelektrik, maka molekul protein akan bermigrasi menuju

kutub positif, sementara jika pH buffer lebih rendah daripada titik isoelektriknya,

maka molekul protein akan bermigrasi menuju kutub negatif dan jika pH buffer

sama dengan titik isoelektrik, maka protein akan diam di tempat atau tidak

bermigrasi sama sekali (Poedjiadi, 1994).

Peptida Bioaktif

Peptida adalah polimer yang mengandung 2 hingga 50 asam amino, yang

dihubungkan melalui ikatan peptida. Ikatan peptida menghubungkan gugus amin

dan gugus karboksil secara kovalen seperti pada gambar 2. Istilah peptida

menunjukkan senyawa relatif kecil yang mirip dengan protein, tetapi memiliki berat

molekul yang lebih rendah dari protein. Reaksi pembentukan ikatan peptida disebut

juga reaksi polimerisasi kondensasi, karena pada prosesnya akan dibebaskan satu

molekul air. Berdasarkan jumlah asam amino yang terikat dikenal istilah dipeptida

(2 asam amino), tripeptida (3 asam amino), dan bila terdapat banyak asam amino

yang membentuk polimer peptida (4-50 asam amino) disebut polipeptida. Peptida

bersifat amfoter, yaitu dapat membentuk anion, kation, atau zwitterion (Kusnandar,

2010).

Page 25: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

11

Gambar 2. Ikatan peptida antara tiga asam amino (Murray et al., 2009)

Peptida dengan urutan asam amino yang spesifik dan memberikan efek

fisiologis positif pada tubuh disebut dengan peptida bioaktif (Patil et al., 2015).

Menurut Korhonen & Pihlanto (2003), umumnya peptida bioaktif tersusun atas 2-

20 asam amino dan memiliki berat molekul yang rendah. Beberapa peptida bioaktif

memiliki sifat fungsional lebih dari satu (Patil et al., 2015). Nakamura et al., (1995),

menjelaskan bahwa peptida bioaktif dengan susunan asam amino Pro-Pro atau Ile-

Prp-Pro mempunyai fungsi fisiologi segabai ACE inhibitor. Peptida bioaktif yang

memiliki susuan asam amino Val-Lys-Glu-Ala-Met-Ala-Pro-Lys memiliki fungsi

fisiologi sebagai antioksidan (Hernandez-Ledesma et al., 2004). Ricci-Cabello et

al., (2012) mengisolasi peptida antioksidan dari produk susu yang difermentasi

dengan menggunakan Lactobacillus delbruecki bulgaricus dan didapatkan susunan

asam aminonya yaitu Ala-Arg-His-Pro-His-Pro-His-Leu-Ser-Phe-Met.

Tanaman yang menjadi sumber protein berpotensi mempunyai peptida

biaoktif yang telah terbukti memiliki beberapa sifat fisiologis seperti pada gambar

3. Ikatan peptida dapat dilepaskan melalui proses hidrolisis menggunakan enzim

protease dan melalui proses fermentasi menggunakan mikroba. Enzim yang dapat

digunakan untuk memutuskan ikatan peptida ialah tripsin, alkalase, pepsin, papain,

dan bromelin. Mikroba yang dapat memecah protein sering digunakan untuk

Page 26: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

12

fermentasi produk berbasis susu, contohnya seperti Lactococcus lactis,

Lactobacillus GG strain, dan Lactobacillus helveticus (Kusnandar, 2010).

Gambar 3. Fungsi peptida bioaktif dari tanaman yang dihidrolisis menggunakan

enzim atau fermentasi (Kussman & Bladeren, 2011)

2.3 Enzim Papain

Papain (EC 3.4.22.2) merupakan salah satu enzim hidrolase yang bersifat

proteolitik yang merupakan hasil isolasi dari penyadapan getah tanaman pepaya

(Carica papaya, L). Getah papaya tersebut terdapat dalam hampir semua bagian

tanaman papaya kecuali bagian akar dan biji. Kandungan papain paling banyak

terdapat dalam buah pepaya yang masih muda. Dalam dunia perdagangan terdapat

dua macam papain, yaitu papain kasar (crude papain) dan papain murni (crystal

papain) (Winarno, 1986). Papain oleh Komisi Enzim Internasional diklasifikasikan

ke dalam EC 3.4.22.2, (3) menunjukkan kelas Hidrolase, (4) menunjukkan sub-

kelas amidase, dan (22) menunjukkan sub-sub kelas endopeptidase (Suhartono,

1991). Selain mengandung papain sebanyak 10%, getah buah pepaya juga tersusun

atas enzim kemopapain dan lisozim sebesar 20% dan 45% (Winarno, 1986). Papain

Kacang kedelai

Beras

Jagung

Bunga matahari

Gandum

Antioksidan

Antikanker

Hipotensi

Antihipertensi

Penghambat ACE

Hiperkolesterolemia

Imunostimulator

Hidrolisis,

pencernaan,

atau

fermentasi

Page 27: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

13

tersusun atas 212 residu asam amino yang membentuk sebuah polipeptida rantai

tunggal dengan bobot molekul sebesar 23.000 Dalton (Harrison et al., 1997).

Menurut Muchtadi et al., (1992), aktivitas papain dipengaruhi oleh

konsentrasi, pH, suhu, waktu inkubasi, kekuatan ion, dan tekanan. Beveridge

(1996) menjelaskan bahwa papain memiliki sisi aktif yang terdiri atas asam amino

sistein dan histidin. Diantara kedua asam amino tersebut, asam amino yang sangat

bersifat reaktif adalah sistein, karena di dalam sistein tersebut terdapat sebuah

gugus tiol (-SH). Belitz & Grosch (1999) menyatakan bahwa papain termasuk ke

dalam golongan protease sulfihidril yang aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh

adanya satu atau lebih gugus S-H pada sisi aktifnya. Gugus sulfihidril ini berperan

dalam reaksi hidrolisis substrat menyangkut pembentukan ikatan kovalen tiol ester

antara gugus karboksil dan sulfihidril protein papain seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Mekanisme kerja enzim papain (Fersht, 1985).

Poedjiadi (2006) menyatakan bahwa papain tergolong ke dalam

endopeptidase, yaitu papain dapat memecah protein pada tempat-tempat tertentu

dalam molekul protein dan biasanya tidak mempengaruhi gugus yang terletak di

ujung molekul. Papain dapat menghidrolisis amida pada residu asam amino arginin,

lisin, glutamin, histidin, glisin, dan tirosin (Leung, 1996).

Page 28: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

14

2.4 Radikal Bebas dan Antioksidan

Radikal bebas merupakan suatu spesi atom atau molekul yang memiliki

elektron tidak berpasangan dalam orbital terluarnya sehingga sangat reaktif dan

cenderung menjadi reaksi berantai. Reaksi berantai terjadi karena radikal bebas

bersifat tidak stabil sehingga menyerang molekul terdekat yang stabil dan

mengambil elektronnya, molekul yang elektronnya terambil akan menjadi radikal

bebas dan terjadilah reaksi berantai yang akhirnya dapat menyebabkan kerusakan

sel (Droge, 2002). Radikal bebas menyerang makromolekul yang terdapat dalam

tubuh seperti lipid, asam nukleat dan protein yang menjadi target utamanya.

Sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel, penyakit degeneratif hingga kanker

(Sayuti & Yenrina, 2015).

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan

mencegah proses terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid

(Kochar & Rossel, 1990). Superoksida Dismutase, katalase dan gluthatione

merupakan senyawa antioksidan yang terdapat di dalam tubuh dan dapat

menetralkan radikal bebas. Namun keberadaan radikal bebas dalam tubuh akan

mengalami peningkatan yang diakibatkan faktor stress, asap rokok, radiasi, dan

polusi lingkungan sehingga tubuh memerlukan tambahan antioksidan dari luar.

Senyawa antioksidan dapat diperoleh dari makanan yang mengandung citamin C,

vitamin E, beta karoten, dan senyawa fenolik (Prakash et al., 2001).

Menurut Blois (2005) senyawa antioksidan berdasarkan sumbernya dibagi

menjadi dua macam, yaitu:

Page 29: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

15

1. Antioksidan alami

Antioksidan alami ialah antioksidan yang diperoleh dari ekstraksi bahan alami

atau terbentuk dari reaksi-reaksi kimia selama proses pengolahan. Contoh

antioksidan alami ialah vitamin C, vitamin E, dan β-karoten.

2. Antioksidan buatan/sintetik

Antioksidan buatan merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis

reaksi kimia. Contoh antioksidan buatan ialah BHA, BHT, dan TBHQ.

Kemampuan antioksidan umumnya diukur berdasarkan nilai IC50, dimana

IC50 ini menggambarkan besarnya konsentrasi suatu senyawa yang mampu

menghambat radikal bebas sebanyak 50%. Jika nilai IC50 semakin kecil maka

kemampuan antioksidan semakin besar. Penggolongan tingkat aktivitas antioksidan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Penggolongan tingkat aktivitas antioksidan (IC50)

No. Nilai IC50 (ppm) Tingkat Aktivitas Antioksidan

1. 151-200 Lemah

2. 100-150 Sedang

3. 50-100 Kuat

4. <50 Sangat kuat

Sumber: Blois, 2005

2.5 Uji Antioksidan Metode DPPH

DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) merupakan senyawa radikal bebas yang

stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengukur radikal bebas sebagai

model dalam pengukuran aktivitas antioksidan. Metode DPPH (2,2-diphenyl-1-

picrylhydrazyl) ini umum digunakan dalam pengukuran antioksidan karena

prosesnya cukup sederhana. Radikal bebas DPPH dapat menangkap atom hidrogen

Page 30: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

16

dari komponen sampel uji, kemudian bereaksi menjadi bentuk tereduksinya

(gambar 5).

Gambar 5. Reaksi radikal DPPH dengan antioksidan (Sayuti & Yenrina, 2015).

Berdasarkan gambar 5 di atas, DPPH yang berbentuk radikal bereaksi dengan

senyawa antioksidan (AH), kemudian senyawa antioksidan memberikan atom

hidrogennya untuk membentuk DPPH bentuk tereduksi. Sementara senyawa

antioksidan akan membentuk senyawa radikal (A*) (Molyneux, 2004). Pengukuran

uji DPPH dilakukan pada panjang gelombang maksimum (λ maks) yaitu 515-520

nm dengan menggunakan spektrofotometer UV -Vis.

Perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas penangkap radikal

adalah nilai IC50 (inhibition concentration 50%), nilai tersebut menggambarkan

besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat menangkap radikal sebesar 50%.

Penentuan IC50, diperlukan persamaan kurva standar dari % inhibisi sebagai sumbu

y dan konsentrasi fraksi antioksidan sebagai sumbu x. IC50 dihitung dengan cara

memasukkan nilai 50% ke dalam persamaan kurva standar sebagai sumbu y

kemudian dihitung nilai x sebagai konsentrasi IC50. IC50 yang benilai kecil

menunjukkan semakin tinggi aktivitas antioksidasinya (Molyneux, 2004).

Page 31: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

17

2.6 Fraksinasi Ultramembran

Membran adalah selaput semi permeabel yang melewatkan spesi tertentu

dan menahan spesi yang lain berdasarkan pada ukuran spesi yang akan

dipisahkan. Spesi yang memiliki ukuran besar akan tertahan dan yang berukuran

lebih kecil akan dilewatkan (Mulder, 1996). Prinsip operasi pemisahan

menggunakan membran adalah memisahkan bagian tertentu dari umpan menjadi

retentat dan permeat. Retentat merupakan bagian yang ditahan oleh membran,

sedangkan permeat adalah bagian yang dilewatkan oleh membran.

Ultramembran merupakan membran permeabel kasar, tipis, dan selektif yang

mampu menahan makromolekul seperti koloid, mikroorganisme, dan pirogen

yang berukuran antara 0,1-0,01 mikron. Molekul yang lebih kecil seperti pelarut

dan kontaminan terionisasi dapat melewati membran sebagai filtrat. Ukuran pori

untuk ultramembran berkisar antara 5 – 100 nm dan mampu menahan molekul

dalam rentang berat molekul 10kDa – 1MDa. Ultramembran dapat digunakan

untuk filtrasi makromolekul seperti protein dan molekul polimer (Rho et al.,

2009).

Perpindahan molekul-molekul protein dari salah satu sisi membran ke

sisi lainnya bergantung dari interaksinya dengan pori membran dalam skala

nano. Molekul protein yang memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan

ukuran pori membran maka molekul protein akan tertahan disisi retentat.

Molekul protein dengan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pori

akan melewati pori dan menuju sisi lain dari membran (gambar 6) (Wu & Ding,

2001).

Page 32: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

18

Gambar 6. Ilustrasi pemisahan dengan membran (Ghosh & Cui, 2000)

2.7 Liquid Chromatography-Mass Spectrometry

Kromatografi cair-spektrometer massa (LC-MS) merupakan gabungan

kromatografi cair dan spektrometri massa (MS). Kromatografi cair berfungsi untuk

memisahkan senyawa atau campuran senyawa berdasarkan kepolarannya

sedangkan spektrometri massa berperan untuk mengidentifikasi senyawa

berdasarkan berat molekulnya. Prinsip spektrometri massa yaitu menghasilkan ion

yang berasal dari senyawa anorganik maupun organik, memisahkan ion-ion

berdasarkan rasio massa terhadap muatan (m/z) dan dapat mendeteksi ion-ion

secara kualitatif maupun kuantitatif melalui nilai hubungan m/z dan

kelimpahannya. Kelebihan LC-MS/MS menurut Vogeser et al., (2008) meliputi:

1. Spesifitas. Hasil analisis yang khas dan spesifik diperoleh dari penggunaan

spektrometer massa sebagi detektor.

2. Aplikasi yang luas dengan sistem yang praktis. Berbeda dengan GC-MS sebagai

spektrometer masa “klasik”, penerapan LC-MS/MS tidak terbatas untuk molekul

volatil (biasanya dengan berat molekul dibawah 500 Da).

3. Fleksibilitas. Pengujian yang berbeda dapat dikembangan dengan tingkat

fleksibilitas yang tinggi dan waktu yang singkat.

4. Kaya Informasi. Sejumlah data kuantitatif maupun kualitatif dapat diperoleh.

Retentat Permeat

Page 33: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

19

Spektrometri massa terdiri dari sumber ion, penganalisa massa dan detektor.

Sumber ion yang digunakan yaitu ESI yang merupakan metode ionisasi untuk

mendapatkan berat molekul dari senyawa metabolit dengan teknik spray. Molekul

yang terdeteksi merupakan ion dalam bentuk tetesan (droplet) agar tidak saling

menempel. Ion yang terdeteksi dapat berupa [M+H]-, [M-H]-, analit dengan

tambahan seperti Na+, K+, H3O+, NH4

+ dan molekul dari fase gerak seperti

asetonitril atau metanol. Kation-kation yang sering terbentuk dalam metode ESI

adalah ion pseudomolekul hasil adisi antara analit dengan proton (H)+. Oleh karena

itu, nilai m/z dalam spektra akan sering bernilai (M+H)+ atau (2M+H)+, dengan M

adalah bobot molekul analit (Kazakevich & Lobrutto, 2007).

Kelebihan ESI yaitu dapat melakukan ionisasi terhadap massa yang besar,

sensitivitas baik, kemampuan adaptasinya tinggi, dan menghasilkan fragmen saat

diionisasi. ESI merupakan ion lunak karena hanya menghasilkan sedikit

fragmentasi analit. Proses dapat dilakukan pada tekanan atmosfer dan pengionan

yang digunakan dalam mode ionisasi positif atau ionisasi negatif. Mode ionisasi

positif akan membuat analit menjadi terprotonasi atau menjadi kation dan biasanya

digunakan untuk analisis protein dan peptida, sedangkan mode ionisasi negatif akan

membuat analit menjadi anion atau mengalami deprotonasi dan biasanya digunakan

untuk analisis oligonukleotida serta oligosakarida (Kazakevich & Lobrutto, 2007).

Prinsip kerja ESI, terbentuknya droplet campuran pelarut dan analit yang bermuatan

listrik karena dilewatkan melalui celah sempit yang berpotensial listrik tinggi (4-5

kV).

Penganalisa massa yang digunakan quadrupole time of flight, terdiri dari

quadrupole dan time of flight (TOF). Kelebihan TOF yaitu dapat diterapkan untuk

Page 34: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

20

semua ion pada waktu yang sama menyebabkan ion akan dipercepat menyusuri

tabung dimana ion yang lebih ringan tiba pada detektor paling awal sehingga

fragmentasi ion ditentukan oleh waktu kedatangan mereka. Analisis massa

memiliki kisaran luas dan sangat akurat sehingga TOF banyak menjadi pilihan

dalam analisa metabolik. QTOF-MS dapat mengidentifikasi massa yang akurat dan

teliti dibandingkan penganalisa massa lain. Kemampuan penganalisa massa QTOF,

yaitu dapat mendeteksi berat molekul sampai dengan 4 desimal dengan

menggunakan pendekatan rumus empiris berdasarkan pembacaan berat molekul

secara akurat (Lacorte & Alba, 2006).

Mann et al., (1989) menyatakan bahwa dalam ESI, sampel dengan bobot

molekul hingga 1.200 Da menghasilkan ion fragmen yang bermuatan tunggal

(M+H)+ sehingga nilai m/z sama dengan bobot molekulnya, karena nilai z (jumlah

muatan) sama dengan 1. Sampel dengan bobot molekul lebih dari 1.200 Da akan

menghasilkan ion fragmen bermuatan berlipat ganda (M+nH)n+ dalam mode

ionisasi positif, sehingga dapat menyebabkan ulangan dari ion yang identik. Secara

umum, sinyal ion bermuatan berlipat tersebut merupakan kelompok isotop. Nilai

m/z untuk ion molekul bermuatan berlipat dapat ditentukan dengan cara berikut:

m/z = (M + nH+)/n

dimana:

m/z : rasio massa terhadap muatan

M : bobot molekul pada sampel

n : jumlah muatan

H : massa proton (1,008 Da)

Page 35: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

21

Penentuan bobot molekul dari ion fragmen bermuatan berlipat ganda dapat

juga dilakukan dengan menggunakan software ESIprot 1.0 atau ESIprot online

(www.bioprocess.org/esiprot/). Interpretasi menggunakan ESIprot memiliki

keunggulan yang memungkinkan dapat menginterpretasi data hanya dengan

menginput dua puncak (Winkler, 2010).

Page 36: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dari bulan November 2018 hingga Juni 2019.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat gelas (Pyrex),

vortex, timbangan analitik (Ohaus), oven, blender, termometer, mikropipet 5 µL

hingga 1000 µL, kertas saring whatman No. 1, pH meter (HANNA Instruments),

spektrofotometri Uv-Vis (Lamda 25 Perkin Elmer), membran filtrasi (Amicon

Ultra-0,5 ukuran 3 kDa), refrigerated microsentrifuge (Peqlab), dan LCMS/MS Q-

TOF (Shimadzu).

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu kacang kedelai yang

diperoleh dari supermarket di Bogor, asam klorida, buffer fosfat 0,02 M pH 7.5,

ekstrak papain yang diperoleh dari Xian Tonking Biotech Co., Ltd. (Lampiran 16),

aquadest, DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) 0,0002%, standar BSA (Bovin

Serum Albumin), buffer PBS (phosphate buffered saline), larutan Lowry I dan

Lowry II, metanol, dan asetonitril (ACN) grade-Kromatografi cair-spektrometri

masa (LC-MS) (Sigma-Aldrich).

Page 37: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

23

3.3 Prosedur Penelitian

Susu kedelai

Presipitasi dengan HCl dan disentrifugasi

Endapan

Hidrolisis dengan konsentrasi

enzim papain 0,1%; 0,2%;

dan 0,5% dengan waktu

inkubasi 2, 4, 8, 16, dan 24

jam

Hidrolisat protein

Analisa LCMS/MS

Q-TOF

Hidrolisat protein

paling aktif

Fraksinasi ultrafiltrasi

membran ≤ 3 kDa MCWO

Uji aktivitas

antioksidan

(DPPH)

Supernatan

Gambar 7. Diagram alir penelitian

Uji kadar

protein (Lowry)

Analisis

proksimat

Uji derajat

hidrolisis

Uji kadar

protein

(Lowry)

Uji aktivitas

antioksidan

(DPPH)

Kacang kedelai

Page 38: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

24

3.3.1 Pembuatan Susu Kedelai (Nirmagustina, 2014)

Kacang kedelai sebanyak 100 g direndam selama 12 jam dengan

perbandingan kedelai: air 1:3 b/b. Kemudian kacang kedelai dicuci menggunakan

air mengalir dan dikupas kulit arinya. Setelah itu kedelai digiling dengan

menggunakan blender selama 3-5 menit dan ditambahkan aquades dengan

perbandingan 1: 6, selanjutnya disaring.

3.3.2 Uji Proksimat

Kadar Protein (AOAC, 2005)

Analisa dilakukan terhadap susu kedelai. Tahapan analisis total nitrogen

terdiri dari tiga tahap yakni destruksi, destilasi, dan titrasi. Tahap destruksi

dilakukan dengan cara memasukkan sebanyak 0,5 g sampel ke dalam labu

Kjeldahl, ditambahkan 2 g campuran katalis selen (SeO2 + K2SO4 + CuSO4) dan

25 mL H2SO4 selanjutnya didestruksi selama 2,5 jam sampai cairan menjadi

berwarna hijau tosca dan didinginkan.

Sampel hasil destruksi diencerkan dengan akuades sampai 100 mL.

Tahap destilasi dilakukan dengan memasukkan 25 mL sampel hasil destruksi

yang ditambahkan 25 mL larutan NaOH 30 % dan 3 tetes indikator pp.

Erlenmeyer 250 mL yang berisi 25 mL larutan asam borat dan 3 tetes indikator

conway diletakkan dibawah kondensor. Destilasi dilakukan hingga 20 menit

setelah tetesan pertama hingga destilat menjadi hijau tosca.

Tahap titrasi dilakukan dengan cara larutan hasil destilasi dititrasi dengan

larutan HCl 0.05 N yang sebelumnya telah di standarisasi dengan menggunakan

larutan boraks 0.05 N. Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna dari

Page 39: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

25

hijau tosca sampai warna merah muda seulas. Selanjutnya diukur volume HCl

yang terpakai untuk titrasi.

% 𝑁 =𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝐶𝑙 × 𝑁 𝐻𝐶𝑙 × 𝐴𝑟 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛

𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙× 100%

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁 = %𝑁 × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖

Dimana:

Faktor konversi kacang kedelai= 5,75

Kadar Air (AOAC 2005)

Pengukuran kadar air dilakukan dengan metode oven. Cawan kosong

dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 1 jam, didinginkan dalam

desikator, kemudian ditimbang (A). Sebanyak 2 g susu kedelai ditimbang dalam

cawan yang telah ditimbang sebelumnya (B). Cawan berisi sampel dikeringkan

dalam oven dengan suhu 105 oC selama 6 jam. Selanjutnya sampel didinginkan

dalam desikator dan ditimbang sampai bobotnya konstan (C). Kadar air dihitung

dengan rumus:

Kadar air (%) = [B-(C-A)/B] x 100%

Dimana:

A= Bobot cawan kosong

B= Bobot sampel

C= Bobot cawan + sampel

Kadar Abu (AOAC 2005)

Analisis kadar abu dilakukan dengan metode pemanasan langsung. Susu

kedelai ditimbang sebanyak 2 g (B) dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang

telah diketahui bobotnya (A). Sampel diarangkan hingga tidak berasap, kemudian

dimasukkan dalam tanur bersuhu 500-600 oC sampai menjadi abu berwarna putih

Page 40: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

26

selama 3 jam. Cawan yang berisi abu didinginkan dalam desikator dan dilakukan

penimbangan hingga diperoleh bobot tetap (C). Kadar abu ditentukan dengan

rumus:

Kadar abu (%) = [(C-A) / B] x 100%

Dimana:

A= Bobot cawan kosong

B= Bobot sampel

C= Bobot cawan + sampel

3.3.3 Ekstraksi Protein (Wu & Ding, 2001)

Susu kedelai ditambahkan dengan NaOH 1N sampai pH mencapai 8,5.

Kemudian diaduk dengan stirrer selama 1 jam pada suhu ruang lalu di

sentrifugasi dengan kecepatan 6000-7000 rpm selama 20 menit. Supernatan

dikumpulkan dan ditambahkan HCl sampai pH mencapai ±4,5. Suspensi

disentrifugasi pada 6000 rpm selama 20 menit. Supernatan dibuang dan

presipitat disimpan.

3.3.4 Pengukuran Kadar Protein Terlarut (Lowry et al., 1951)

Sejumlah 0,2 mL sampel susu kedelai dimasukkan kedalam tabung reaksi

ditambahkan 5 mL larutan C (lampiran 6), kemudian divorteks dan didiamkan

selama 10 menit pada suhu ruang, lalu ditambahkan 0,5 mL pereaksi D dan

divorteks. Setelah 30 menit, campuran reaksi diukur pada λ 750 nm dan konsentrasi

protein ditentukan dengan kurva standar bovine serum albumin (BSA). Kadar

protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

Konsentrasi protein sebenarnya = x × Faktor pengenceran

Dimana:

Y = absorbansi sampel

X = konsentrasi sampel

Page 41: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

27

3.3.5 Hidrolisis Protein (Abu-Bakar, 2004)

Presipitat protein susu kedelai ditimbang dan dilarutkan dengan buffer

natrium fosfat 0,02 M pH 7,5 sebanyak 600 mL. Selanjutnya ditambahkan enzim

papain dengan variasi penambahan enzim 0,1; 0,2; dan 0,5% (Lampiran 6),

campuran diinkubasi pada suhu 37°C. Selama proses inkubasi, sebanyak 100 mL

campuran diambil setiap interval 2, 4, 8, 16, dan 24 jam. Setelah proses inkubasi

selesai, masing-masing campuran hidrolisat dipanaskan pada suhu 98 °C selama 5-

10 menit untuk menginaktivasi enzim. Campuran hidrolisat dikering bekukan

(freeze dry) dan disimpan pada suhu 4 °C.

3.3.6 Perhitungan Derajat Hidrolisis (Hoyle dan Merrit, 1994)

Sebanyak 10 mL hidrolisat protein ditambahkan TCA 10 % (v/v) sebanyak

10 mL. Campuran tersebut kemudian didiamkan selama 30 menit agar terjadi

pengendapan, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm selama 15

menit. Supernatan dianalisis kadar proteinnya dengan menggunakan metode Lowry.

Derajat hidrolisis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

DH% =konsentrasi protein terlarut TCA 10%

konsentrasi protein terlarut pada sampel (susu kedelai)× 100%

3.3.7 Uji Aktivitas Antioksidan (Oliveira et al. 2014)

Sebanyak 20 mL pada masing-masing hidrolisat diambil sebagai larutan

induk. Dari larutan induk tersebut dibuat larutan sampel dengan konsentrasi 1.000,

640, 320, 160, 80, 40, 20, 10, dan 5 ppm. Kemudian larutan sampel masing-masing

konsentrasi dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 mL DPPH

0,002%. Larutan sampel divortex sampai homogen dan diinkubasi selama 30 menit

dalam ruang gelap. Nilai absorbansi larutan sampel ditentukan dengan

Page 42: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

28

spektrofotometer Uv-Vis pada λ 512-520 nm. Pengujian dilakukan sebanyak dua

kali (duplo). Larutan blanko yang digunakan ialah 2 mL methanol dan 2 mL DPPH

0,002 %. Nilai persentase inhibisi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

% inhibisi =A blanko − A sampel

A blanko× 100

Nilai IC50 ditentukan menggunakan persamaan regresi linier y = ax + b,

dimana y adalah % inhibisi yang bernilai 50 dan x adalah konsentrasi sampel yang

akan ditentukan nilai IC50 nya.

3.3.8 Fraksinasi dengan Membran Ultrafiltrasi (Ranamukhaarachchi, 2012)

Hidrolisat protein susu kedelia difraksinasi dengan menggunakan membran

ultrafiltrasi Amicon Ultra-0,5 ukuran ≤ 3 kDa. Sebanyak 500 µL hidrolisat protein

susu kedelai dimasukkan kedalam tabung disentrifugasi dengan kecepatan 12000

rpm selama 15 menit pada suhu 4oC. Filtrat hasil sentrifugasi dikumpulkan untuk

dianalisis aktivitas antioksidan.

3.3.9 Karakterisasi dengan LCMS/MS Q-TOF (Zhang et al., 2013)

Sebanyak 10 µL sampel hidrolisat diambil dan disuntikkan pada LCMS/MS

melalui kolom C-18 (2 x 150 mm) dengan kecepatan alir 0,2 mL/menit. Spesifikasi

kolom atau fase diam yang digunakan yaitu kolom ACQUITY UPLC®BEH C18,

kolom ini merupakan kolom dengan fase terbalik (reverse phase) karena fase diam

bersifat nonpolar dan fase gerak bersifat polar. Fase gerak yang digunakan ialah

campuran asetonitril-air.

Page 43: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstrak Protein Susu Kedelai

Ekstraksi protein susu kedelai pada penelitian ini menggunakan metode

presipitasi dengan asam klorida atau disebut metode titik isoelektrik. Rendemen

ekstrak protein susu kedelai yang diperoleh yaitu sebesar 40,066%. Hasil

tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermanto et

al., (2019) yang melaporkan bahwa recovery hasil ekstraksi susu kedelai

diperoleh sebesar 36,480% dan pada penelitian Hoa et al., (2014) memperoleh

recovery sebesar 43,237%. Perbedaan perolehan rendemen disebabkan karena

jenis kacang kedelai yang digunakan, kurangnya ketepatan penentuan pH titik

isoelektrik susu kedelai yaitu pH 4,5 dan lamanya waktu penggilingan saat

proses pembuatan susu kedelai yang menyebabkan kacang kedelai tidak tergiling

atau hancur secara sempurna sehingga terdapat protein kacang yang terbuang

pada proses penyaringan.

Titik isoelektrik menunjukkan jumlah muatan postif sama dengan jumlah

muatan negatif, atau dengan kata lain protein bermuatan netral atau nol. Pada saat

mencapai titik isoelektrik maka protein mempunyai gaya tolak menolak yang paling

kecil sehingga memiliki kelarutan yang rendah dan akhirnya mudah mengendap.

Pada nilai pH yang lebih rendah dari titik isoelektrik protein memiliki muatan

positif, sedangkan pada nilai pH lebih besar dari titik isoelektrik protein akan

memiliki muatan negatif seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 (Winarno, 2004).

Kacang-kacangan memiliki pH titik isoelektrik 4,5 sehingga pada kondisi tersebut

kelarutan protein dalam air paling kecil sehingga protein mengendap (Kain et al.,

Page 44: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

30

2009). Triyono (2010) menyatakan bahwa penambahan asam pada proses ekstraksi

menyebabkan penambahan ion H+ sehingga akan menetralkan protein dan

tercapainya pH isoelektrik.

Gambar 8. Pengaruh pH terhadap kelarutan protein (Winarno, 2004)

4.2 Hasil Analisis Proksimat Susu Kedelai

Hasil analisis proksimat susu kedelai meliputi kadar air, kadar abu, dan

kadar protein yang ditampilkan pada tabel 5. Penelitian sebelumnya mengenai uji

proksimat susu kedelai telah dilakukan oleh Afroz et al., (2016) yang tersedia pada

tabel 5.

Tabel 5. Komposisi kimia susu kedelai

Komposisi Susu Kedelai Susu Kedelai (Afroz et al., 2016)

Kadar air (%) 92,950±0,004 87,520±5,81

Kadar abu (%) 0,247±0,001 0,624±0,41

Kadar protein (%) 5,654±1,61 4,726±1,50

Kadar air menunjukkan kestabilan penyimpanan produk, semakin tinggi

kadar air maka penyimpanan produknya semakin pendek atau tidak tahan lama.

Kadar air sangat mempengaruhi sifat-sifat produk, perubahan kimia, dan kerusakan

oleh mikroba karena air dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk

pertumbuhannya (Buckle, 1987). Pengukuran kadar air pada sampel susu kedelai

diperoleh sebesar 92,950±0,004%, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Afroz et al., (2016) sebesar 87,520±5,81%. Perbedaan kadar air tersebut terjadi

karena lamanya waktu pemanasan yang menyebabkan banyaknya air yang

menguap, pada penelitian ini pemanasan hanya dilakukan selama 5 menit

Page 45: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

31

sedangkan pada penelitian Afroz et al., (2016) selama 15 menit sehingga semakin

lama waktu pemanasan maka semakin banyak air yang menguap.

Kadar abu menunjukkan kandungan mineral yang terdapat dalam bahan

pangan (Sudarmadji, 1989). Winarno (2004) menjelaskan bahwa sebagian besar

bahan makanan terdiri dari 96% bahan organik dan air, sisanya terdiri dari unsur-

unsur mineral yang dikenal sebagai zat anorganik. Proses pembakaran

menyebabkan bahan-bahan organik akan terbakar sedangkan zat anorganiknya

tidak terbakar, karena itulah disebut kadar abu. Hasil analisis kadar abu pada susu

kedelai diperoleh sebesar 0,2474±0,001%. Penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Afroz et al., (2016) diperoleh kadar abu susu kedelai sebesar 0,624±0,41%.

Kulit ari biji kacang kedelai memiliki kandungan nutrisi seperti serat kasar, protein,

lemak, dan mineral. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pengupasan kulit

kedelai pada pembuatan susu kedelai mengakibatkan sejumlah mineral yang

terdapat pada kulit kacang kedelai terbuang sehingga kadar abu rendah. Perbedaan

kadar abu disebabkan karena terdapat kulit kacang kedelai yang belum terkupas.

Pengukuran kadar protein kasar susu kedelai menggunakan metode Kjeldahl

yang prinsipnya berdasarkan pada jumlah nitrogen total yang terdapat pada sampel,

sehingga molekul-molekul lain yang bukan protein tetapi mengandung nitrogen

akan ikut terukur. Hasil analisis diperoleh kadar protein susu kacang kedelai

sebesar 5,6540±1,61%, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Afroz et al.,

(2016) kadar protein susu kedelai diperoleh sebesar 4,726±1,50%. Perbedaan kadar

protein tersebut disebabkan karena berbedanya jenis kacang kedelai yang

digunakan pada proses pembuatan susu kedelai.

Page 46: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

32

4.3 Hidrolisis dan Kadar Protein Terlarut

Hidrolisis protein susu kedelai dilakukan dengan menggunakan variasi waktu

dan konsentrasi enzim papain. Enzim papain memiliki aktivitas enzim yang

ditunjukkan sebagai jumlah enzim yang dapat melakukan katalisis. Konsentrasi

enzim papain yang digunakan yaitu 0,1; 0,2; dan 0,5% dengan interval waktu

hidrolisis 2, 4, 8, 16, dan 24 jam. Proses hidrolisis dikondisikan sesuai dengan

aktivitas optimum enzim papain yaitu dengan menggunakan buffer natrium fosfat

0,02 M pH 7,5 pada suhu 37°C (Abu-bakar A, 2004). Hidrolisat dipanaskan pada

suhu 98°C untuk menginaktivasi enzim agar tidak terjadi proses hidrolisis berlebih.

Pada suhu 98°C menyebabkan produk hidrolisat protein mengalami denaturasi.

Pada saat protein mengalami denaturasi maka tidak ada ikatan kovalen pada rangka

peptida yang rusak sehingga deret asam amino tetap utuh setelah denaturasi

(Lehninger, 1982).

Purwoko & Noor (2007) menyatakan bahwa kadar protein terlarut

menunjukkan jumlah protein larut air yang terdapat dalam bahan pangan dan mudah

dicerna karena berbentuk oligopeptida. Penentuan kadar protein terlarut salah

satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode Lowry. Reagen Folin-

Ciocalteau bereaksi dengan protein yang terdapat pada sampel membentuk

senyawa kompleks yang berwarna. Pembentukan kompleks berwarna tersebut

disebabkan karena adanya reaksi antara basa Cu2+ dengan sampel protein yang diuji

(Bintang, 2010). Sampel susu kacang kedelai dan hidrolisat protein susu kedelai

menghasilkan warna biru ketika dilakukan uji dengan perekasi Folin-Ciocalteau.

Kadar protein terlarut susu kedelai setelah dihidrolisis oleh enzim papain dapat

dilihat pada gambar 9.

Page 47: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

33

Gambar 9. Kadar protein terlarut hidrolisat protein susu kedelai

Proses hidrolisis susu kedelai dilakukan selama 2 – 24 jam. Protein terlarut

pada hidrolisat ternyata dipengaruhi oleh waktu. Hidrolisat protein susu kedelai

dengan konsentrasi enzim 0,2% dan 0,5% mengalami peningkatan kadar protein

terlarut pada 2, 4, dan 8 jam sedangkan pada 16 dan 24 jam mengalami penurunan.

Hidrolisat protein pada konsentrasi enzim 0,1% mengalami peningkatan sampai

waktu hidrolisis 16 jam dan mengalami penurunan pada 24 jam.

Susi (2012) menyatakan lamanya waktu hidrolisis berpengaruh terhadap

peningkatan kadar protein terlarut hal tersebut dikarenakan proses hidrolisis enzim

papain mampu menghidrolisis protein menjadi asam amino dan oligopeptide

sehingga akan meningkatkan jumlah nitrogen terlarut, namun menurut Zarei et al.,

(2014) setelah mencapai kondisi optimum hidrolisis maka pada waktu tertentu

kadar protein terlarut akan mengalami penurunan karena enzim papain dipengaruhi

oleh lamanya enzim bekerja pada substrat sehingga terjadi ketidakseimbangan

enzim-substrat yang menyebabkan proses hidrolisis sudah tidak optimum lagi.

35

5.4

7

36

7.5

29

37

2.5

29

37

9.5

88

33

2.5

29

37

8

37

9.3

88

40

2.4

44

37

4.6

66

35

3.2

77

33

4.3

88

33

6.6

11

35

6.3

33

29

5.2

22

28

9.6

66

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2 4 8 1 6 2 4

Kad

ar p

rote

in t

erla

rut

(pp

m)

Waktu hidrolisis (jam)

0,1

0,2

0,5

Konsentrasi enzim (%)

Page 48: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

34

Konsentrasi enzim berpengaruh terhadap reaksi antara enzim dengan substrat

yang akan menentukan kecepatan reaksi hidrolisis (Murray et al., 2009). Gambar 9

menunjukkan bahwa konsentrasi enzim berpengaruh terhadap perubahan kenaikan

kadar protein terlarut, hal tersebut dapat dilihat bahwa kadar protein terlarut

mengalami peningkatan pada konsentrasi enzim 0,1% ke 0,2% sedangkan pada

konsentrasi enzim 0,5% mengalami penurunan kadar protein terlarut. Menurut

Pelczar & Chan (1988) penggunaan konsentrasi enzim yang lebih tinggi dapat

menurunkan aktivitas hidrolisis yang ditandai dengan penurunan kadar protein

terlarut. Penggunaan enzim berlebih menyebabkan tidak semua enzim berikatan

dengan substrat, sehingga kecepatan maksimum tidak dapat dicapai dan proses

hidrolisis menjadi tidak efisien.

Kondisi optimum proses hidrolisis protein susu kedelai oleh enzim papain

tercapai pada konsentrasi enzim 0,2% dan waktu hidrolisis 8 jam dengan perolehan

kadar protein terlarut sebesar 402,444 ppm. Beberapa penelitian lain mengenai

hidrolisis menggunakan enzim papain telah dilakukan. Yazid & Nuha (2017)

menghidrolisis ampas kedelai dengan penambahan konsentrasi enzim papain 15%

memperoleh kadar protein terlarut 228,097 ppm, hasil tersebut lebih kecil jika

dibandingkan dengam perolehan kadar protein terlarut pada penelitian ini. Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosdianti (2008) yang menyatakan bahwa

konsentrasi enzim papain (1460,63 Unit/mL) 0,2% merupakan konsentrasi enzim

paling optimum untuk hidrolisis protein galendo dengan perolehan kadar protein

terlarut sebesar 796,41 ppm, hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan

perolehan kadar protein terlarut pada penelitian ini.

Page 49: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

35

4.4 Derajat Hidrolisis Hidrolisat Protein Susu Kedelai

Protein susu kedelai yang telah dihidrolisis dilakukan pengukuran derajat

hidrolisis. Menurut Adler-Nissen (1979) derajat hidrolisis menunjukkan presentase

ikatan peptida yang terputus pada rantai polipeptida, serta memberikan informasi

mengenai efesiensi dari reaksi hidrolisis protein yang dilakukan. Hidrolisis

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu konsentrasi substrat,

konsentrasi enzim, suhu, pH dan waktu hidrolisis (Hasnaliza et al., 2010). Metode

hidrolisis protein susu kedelai pada penelitian ini dilakukan secara enzimatis

dengan menggunakan enzim papain. Nilai derajat hidrolisis dari hidrolisat protein

susu kedelai dengan pengaruh perlakuan konsentrasi enzim dan waktu hidrolisis

dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Nilai derajat hidrolisis hidrolisat protein susu kedelai

Nilai derajat hidrolisis pada gambar 10 menunjukkan perubahan dengan

adanya perlakuan konsentrasi enzim dan lamanya waktu hidrolisis. Proses hidrolisis

protein susu kedelai dengan menggunakan konsentrasi enzim papain 0,1%

7,2

94

8,0

28

8,3

81

6,7

13

4,5

65

10

,02

1

10

,28

4

11

10

,21

2

8,6

37

7,8

73

8,0

4 8,7

56

6,9

42

6,3

93

0

2

4

6

8

10

12

2 4 8 1 6 2 4

Der

ajat

hid

roli

sis

(%)

Waktu hidrolisis (jam)

0,1

0,2

0,5

Konsentrasi

enzim (%)

Page 50: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

36

menghasilkan derajat hidrolisis antara 4,565% - 8,381%, sedangkan proses

hidrolisis dengan konsentrasi enzim 0,2% menghasilkan derajat hidrolisis antara

8,637% - 11,000% dan proses hidrolisis dengan konsentrasi 0,5% menghasilkan

derajat hidrolisis antara 6,393% - 8,756%.

Nilai derajat hidrolisis terkecil terdapat pada perlakuan konsentrasi enzim

0,1% dengan waktu hidrolisis 24 jam yaitu sebesar 4,565% dan nilai derajat

hidrolisis tertinggi terdapat pada perlakuan konsentrasi enzim 0,2% dengan waktu

hidrolisis 8 jam yaitu sebesar 11,000%. Nilai derajat hidrolisis tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meinlschmidt et al.,

(2015) yang menghidrolisis protein kedelai dengan menggunakan enzim papain

0,2% dan waktu hidrolisis 10 menit memperoleh nilai derajat hidrolisis sebesar

4,900%.

Derajat hidrolisis pada hidrolisat protein susu kedelai dengan konsentrasi

enzim 0,1 ke 0,2% mengalami peningkatan dan pada 0,5% mengalami penurunan.

Menurut Yazid & Nuha (2017), semakin tinggi enzim yang ditambahkan akan

meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis sehingga banyak ikatan peptida pada

protein yang terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana dan bersifat larut,

sedangkan penurunan nilai derajat hidrolisis disebabkan karena enzim telah jenuh

dengan substrat protein. Kecepatan reaksi enzimatis berbanding lurus dengan

konsentrasi enzim sampai batas tertentu sehingga reaksi mengalami

kesetimbangan, dalam keadaan setimbang penambahan konsentrasi enzim sudah

tidak berpengaruh lagi (Yazid, 2015).

Nilai derajat hidrolisis pada waktu 2, 4, dan 8 jam mengalami peningkatan

sedangkan pada waktu hidrolisis 16 dan 24 jam mengalami penurunan nilai derajat

Page 51: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

37

hidrolisis. Nilai derajat hidrolisis yang besar berkaitan dengan jumlah produk

hidrolisat yang dihasilkan, atau dengan kata lain besarnya derajat hidrolisis

memiliki kecenderungan yang sama dengan jumlah protein terlarut atau gugus

amino bebas (Hernandez-Ledesma et al., 2004). Hasnaliza et al., (2010)

menyatakan bahwa peningkatan derajat hidrolisis disebabkan oleh peningkatan

peptida dan asam amino yang terlarut akibat dari pemutusan ikatan peptida selama

proses hidrolisis protein (gambar 11).

Gambar 11. Mekanisme umum hidrolisis enzimatik substrat protein (Hidayat et

al., 2006)

Hasil derajat hidrolisis pada penelitian ini mengindikasikan bahwa

konsentrasi enzim dan lama waktu hidrolisis mempengaruhi penguraian protein

menjadi peptida, dengan demikian dapat diketahui konsentrasi enzim papain yang

paling efisien untuk menghasilkan derajat hidrolisis protein susu kedelai yaitu

menggunakan konsentrasi enzim 0,2% dengan proses hidrolisis selama 8 jam.

4.5 Aktivitas Antioksidan Protein Susu Kedelai

Pengukuran aktivitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode

DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydarzyl) yang merupakan senyawa radikal nitrogen.

Metode DPPH sering digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan karena

sederhana, mudah, cepat, peka dan sampel yang digunakan hanya sedikit (Lung &

Destiani, 2017). Hasil dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna dari ungu

Page 52: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

38

menjadi kuning. Perubahan warna menunjukkan bahwa DPPH telah tereduksi oleh

proses donasi hidrogen atau elektron dari senyawa antioksidan sehingga warnanya

berubah dari ungu menjadi kuning (Yamaguchi et al., 1998).

Penentuan nilai aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan nilai

IC50. Molyneux (2004) mendefinisikan nilai IC50 sebagai besarnya konsentrasi yang

dapat menghambat aktivitas DPPH (radikal bebas) sebanyak 50%. Semakin kecil

nilai IC50, maka semakin tinggi aktivitas antioksidan. Perbedaan nilai aktivitas

antioksidan hidrolisat protein susu kedelai dengan perlakuan konsentrasi enzim dan

waktu hidrolisis yang berbeda dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Aktivitas antioksidan hidrolisat protein susu kedelai

Nilai aktivitas antioksidan berdasarkan gambar 12 mengalami perubahan

seiring berjalannya waktu hidrolisis dan perbedaan konsentrasi enzim yang

ditambahkan. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan pada gambar 12

menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi yaitu sebesar 52,344 ppm yang

diperoleh dari perlakuan konsentrasi enzim 0,2% dengan waktu hidrolisis selama 8

Konsentrasi enzim (%)

10

1,5

32

11

0,3

85

90

,05

3

59

,79

5

71

,65

8

11

8,8

63

10

1,7

78

79

,57

0

52

,34

4

10

1,1

15

10

9,6

19

10

5,6

85

10

0,5

31

81

,83

1

87

,50

3

11

2,4

83

0

20

40

60

80

100

120

140

0 2 4 8 1 6 2 4

IC5

0 (

pp

m)

Waktu hidrolisis (jam)

0

0,1

0,2

0,5

Konsentrasi

enzim (%)

Page 53: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

39

jam. Nilai tersebut sejalan dengan kadar protein terlarut yang didapatkan, dimana

pada perlakuan konsentrasi enzim 0,2% dengan lama waktu inkubasi selama 8 jam

mempunyai kadar protein terlarut yang paling tinggi dibandingkan dengan

konsentrasi enzim dan waktu inkubasi yang lainnya. Bamad et al., (2011)

menyatakan bahwa hidrolisis enzim mampu meningkatkan kadar protein terlarut

yang berbanding lurus dengan peningkatan aktivitas antioksidan.

Hermanto et al., (2019) melaporkan pada penelitiannya bahwa susu kedelai

yang dihidrolisis menggunakan enzim pepsin selama 48 jam memiliki nilai IC50

69,120 ppm. Penelitian sebelumnya mengenai aktivitas antioksidan dari susu

kedelai yang difermentasi menggunakan Bakteri Asam Laktat (BAL) selama 7 jam

memperoleh aktivitas penghambatan sebesar 23,26% (Muthia et al., 2017).

Hidrolisat protein kedelai hasil hidrolisis papain dengan waktu inkubasi 20 menit

memiliki aktivitas penghambatan 70% (Abu-Salem et al., 2013).

Aktivitas antioksidan terkecil terdapat pada penggunaan konsentrasi enzim

0,1% dengan lama waktu hidrolisis 24 jam yaitu sebesar 118,863 ppm. Hasil

tersebut tidak sesuai dengan kadar protein terlarutnya, dimana kadar protein terlarut

terkecil terdapat pada konsentrasi enzim 0,5% dan lama waktu hidrolisis 24 jam.

Hal ini mengindikasikan bahwa tidak semua komponen protein terlarut yang

dihasilkan dari proses hidrolisis secara enzimatik merupakan peptida yang bersifat

sebagai antioksidan (Arcan & Yemeniciog, 2010).

Aktivitas antioksidan dengan konsentrasi enzim 0,1%; 0,2%; dan 0,5%

mengalami kenaikan dari waktu hidrolisis 2 jam ke 4 jam sampai ke 8 jam.

Berdasarkan penelitian ini aktivitas antioksidan mengalami peningkatan sampai

mencapai kondisi optimumnya, karena semakin lama proses hidrolisis

Page 54: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

40

menyebabkan protein berubah menjadi fragmen peptida yang lebih kecil sehingga

aktivitas antioksidannya besar. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin kecilnya

nilai IC50. Penurunan aktivitas antioksidan terjadi pada waktu hidrolisis 16 jam dan

24 jam yang ditandai dengan peningkatan nilai IC50. Hal ini sejalan dengan

penelitian Zarei et al., (2014) yang menjelaskan bahwa aktivitas enzim papain

sangat dibatasi oleh energi kinetik yang dipengaruhi oleh lamanya enzim bekerja

pada substrat sehingga terjadi ketidakseimbangan enzim-substrat yang

menyebabkan proses hidrolisis menjadi tidak optimum.

Berdasarkan penelitian ini semakin tinggi konsentrasi enzim yang digunakan

maka aktivitas antioksidan semakin meningkat sampai mencapai kondisi

optimumnya. Hal tersebut ditunjukkan pada konsentrasi enzim 0,2% mengalami

peningkatan aktivitas antioksidan dari pada penggunaan konsentrasi enzim 0,1%,

namun pada konsentrasi enzim 0,5% mengalami penurunan aktivitas antioksidan.

Besarnya nilai aktivitas antioksidan bergantung pada komposisi asam amino

hidrofobik (Arcan & Yemeniciog, 2010) dan ukuran molekul peptida 3 – 20 kDa

hasil hidrolisis enzimatik juga berpotensi menghasilkan aktivitas antioksidan yang

tinggi (Alpay & Aktas, 2015).

Gambar 13. Struktur asam amino (a) Triptofan (b) Prolin

Samaranayaka & Li-Chan (2011) menjelaskan bahwa asam amino hidrofobik

Trp, Phe, Pro, Ile dan Val terbukti memiliki aktivitas penangkal radikal yang kuat

karena terdapat cincin imidazole sebagai pendonor proton. Pada asam amino Trp

O

NH2NH

OH

ONH

OH

(a) (b)

Page 55: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

41

dan Pro (gambar 13) terdapat cincin pirolidin dan diol yang juga dapat

mendonorkan hidrogen melalui gugus hidroksilnya yang dapat menangkal radikal

bebas. Penelitian Tsuge et al., (1991) melaporkan bahwa peptida bioaktif

antioksidan tersusun atas asam amino Ala-His, Val-His-His, dan Val-His-His-Ala-

Asn-Glu-Asn. Mendes et al., (2005) pada penelitiannya menunjukkan penangkalan

radikal bebas yang tinggi terdapat pada peptida yang mengandung residu asam

amino Phe dan His. Reaksi yang terdapat pada gambar 14 menunjukkan hubungan

yang tepat antara struktur peptida yang mengandung asam amino seperti Trp, Tyr,

His, Phe, Pro, Gly, Ily, Ile, dan Val dalam menangkal radikal bebas.

Gambar 14. Reaksi antara senyawa asam amino Trp dengan senyawa DPPH

radikal (Girgih et al., 2014)

Pownall et al., (2010) menambahkan bahwa aktivitas antioksidan lebih

berhubungan dengan kandungan total asam amino hidrofobik daripada ukuran

peptida. Menurut Udenigwe & Aluko (2011), komposisi asam amino aromatic. Hal

tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningtyas et al.,

(2015) yang melaporkan bahwa aktivitas antioksidan yang tinggi pada hidrolisat

protein susu kambing disebabkan oleh jumlah total asam amino hidrofobik dan

aromatik. Cincin aromatik yang terdapat pada asam amino mampu melakukan

resonansi sehingga membuat radikal antioksidan yang terbentuk menjadi lebih

stabil dan tidak mudah untuk terlibat pada reaksi radikal selanjutnya (Lee et al.,

2004).

Asam Amino Trp DPPH radikal DPPH Tereduksi

Page 56: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

42

Jenis protein terbanyak yang terdapat pada kedelai adalah β-conglycinin

(~28%), glycinin (~40%) (Garcia et al., 1997). Profil asam amino glycinin dan β-

conglycinin berdasarkan penelitian Vasconcellos et al., (2014) dapat dilihat pada

tabel 6:

Tabel 6. Profil asam amino glycinin dan β-conglycinin

Asam Amino Glycinin (%) β-conglycinin (%)

Asam aspartat 9,1 9,6

Treonin 3,9 4,2

Serin 6,3 5,7

Asam glutamat 8,5 8,2

Prolin 0,4 0,2

Glisin 6,7 6

Alanin 4,8 4,5

Sistein 5,7 5,4

Valin 1,1 -

Metionin 2,9 2,6

Isoleusin 6,1 6,3

Leusin 2,4 2,1

Tirosin 2,6 2,5

Penilalanin 4,6 4,4

Histidin 7,4 7,2

Lisin 11,3 10,1

Arginin 6,2 6

Amonia 10 15

Sumber: Vasconcellos et al., (2014)

Park et al., (2010) pada penelitiannya menjelaskan bahwa peptida bioaktif yang

bersifat sebagai antioksidan dari kacang kedelai kaya akan asam amino hidrofobik

dan asam amino aromatik seperti fenilalanin. Elektron stabil yang gerdapat pada

peptida dapat disumbangkan untuk menyeimbangkan radikal bebas, sedangkan

cincin aromatik memastikan elektron yang disumbangkan tersebut tidak berubah

menjadi radikal bebas.

4.6 Fraksinasi Peptida Bioaktif Hidrolisat Susu Kedelai

Fraksinasi dengan menggunakan membran ultrafiltasi (MWCO ≤ 3 kDa)

digunakan untuk memisahkan peptida dengan berat molekul ≤ 3 kDa sehingga

Page 57: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

43

hanya polipeptida dengan bobot molekul ≤ 3 kDa yang dapat melewati membran

dan merupakan cara yang efektif untuk memekatkan peptida antioksidan (Picot et

al., 2010). Fraksinasi dilakukan pada hidrolisat protein susu kedelai terbaik yaitu

pada konsentrasi enzim 0,2% dengan waktu hidrolisis selama 8 jam. Hidrolisat

protein terbaik ditentukan berdasarkan kadar protein terlarut yang tinggi, nilai

derajat hidrolisis yang tinggi, dan aktivitas antioksidan yang besar dengan

ditunjukkan oleh nilai IC50 yang kecil. Tahap selanjutnya hidrolisat protein terbaik

dilakukan pengukuran kadar protein terlarut. Hasil analisis kadar protein terlarut

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Kadar protein terlarut hidrolisat hasil fraksinasi

Sampel Hidrolisat 0,2% Kadar protein (ppm) Rata-rata (ppm)

Hidrolisat 8 jam 572,875 579,125±0,005

585,375 Filtrat 182,875 181,625±0,001

180,375 Retentat 452,875 452,250±0,0005

451,625

Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai kadar protein terlarut pada filtrat lebih

kecil dibandingkan dengan retentat dan juga hidrolisat. Hasil tersebut dikarenakan

jumlah protein yang > 3 kDa lebih banyak dibandingkan dengan jumlah protein

yang bobot molekulnya ≤ 3 kDa. Hal ini berarti kadar protein tertinggi diperoleh

dari hidrolisat protein dan retentat dengan perolehan kadar protein masing-masing

579,125 ppm dan 452,25 ppm.

Tabel 8. Nilai IC50 pada hidrolisat protein hasil fraksinasi

Sampel IC50 (ppm)

Filtrat 163,123

Retentat 120,862

Pengujian aktivitas antioksidan pada tabel 8 menunjukkan bahwa filtrat

hasil fraksinasi mempunyai aktivitas antioksidan sebesar 163,123 ppm. Jika

Page 58: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

44

dibandingkan dengan hasil pengujian aktivitas antioksidan hidrolisat sebelum

difraksinasi yaitu sebesar 52,344 ppm, terlihat bahwa akivitas antioksidannya relatif

lebih rendah atau mengalami penurunan aktivitas. Begitupun jika dibandingkan

dengan retentat yang mempunyai nilai IC50 sebesar 120,862 ppm. Hasil ini tidak

sesuai dengan penelitian Park et al., (2010), dan Ngoh & Gan (2016) yang

menyatakan bahwa aktivitas antioksidan yang tinggi terdapat pada peptida dengan

bobot molekul ≤ 3 kDa. Berdasarkan hasil tersebut kemungkinan peptida yang aktif

sebagai antioksidan lebih banyak terdapat pada hidrolisat yang sebelum dilakukan

fraksinasi.

Vitamin C digunakan sebagai senyawa pembanding dalam pengukuran

aktivitas antioksidan dan memiliki nilai IC50 3,71 ppm. Vitamin A dan vitamin E

juga dapat digunakan sebagai senyawa pembanding dalam pengukuran aktivitas

antioksidan, namun vitamin C memiliki nilai IC50 yang lebih kuat dibandingkan

vitamin A dan vitamin E yakni 14,790 ppm sedangkan vitamin A 159,800 ppm dan

vitamin E 21,759 ppm (Lung & Destiani, 2017). Hal ini berkaitan dengan struktur

senyawa vitamin tersebut, dimana vitamin C memiliki empat gugus hidroksil

sedangkan vitamin E dan vitamin A mempunyai satu gugus hidroksil (gambar 15),

sehingga aktivitas antioksidan vitamin C lebih kuat dibandingkan dengan vitamin

E dan vitamin A (Lung & Destiani, 2017).

Gambar 15. Struktur (a) vitamin C, (b) vitamin E dan (c) vitamin A (Sayuti &

Yenrina, 2015).

(b) (a)

(c)

Page 59: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

45

4.7 Karakteristik Peptida Bioaktif dengan LCMS/MS

Hidrolisat selanjutnya dikarakterisasi menggunakan LCMS/MS untuk

mengetahui bobot molekul dari peptida yang terdapat dalam sampel. Analisis data

LCMS/MS menggunakan software Mass Lynx (versi 4.1). Hasil analisis peptida

dari hidrolisat dengan aktivitas antioksidan tertinggi yakni berupa kromatogram dan

spektrum. Kromatogram peptida antioksidatif dari hidrolisat protein dapat dilihat

pada gambar 16.

Gambar 16. Kromatogram hidrolisat protein susu kedelai hasil analisis LCMS/MS

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa hidrolisat yang dianalisis

menghasilkan lima puncak kromatogram. Kelima puncak kromatogram muncul

pada waktu retensi 3,162; 3,858; 4,416; 4,753; dan 5,227 menit. Puncak-puncak

dari kromatogram tersebut selanjutnya dianalisis lebih lanjut berdasarkan spektrum

massanya. Spektrum massa pada waktu retensi 3,162; 3,858; 4,416; 4,753; dan

5,227 menit dapat dilihat pada gambar 17, 18, 19, 20, dan 21.

Blanko

Kimia FMIPA UIN

Time3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 5.20 5.40 5.60 5.80 6.00

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 1: TOF MS ES+ BPI

1.30e54.75

3.86

3.16

3.46

3.70

4.42

3.924.17

3.97

4.08

4.26 4.66

4.55

5.23

4.82

4.99

4.93

5.07

5.49

5.41 5.915.67

Page 60: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

46

Gambar 17. Spektrum massa pada waktu retensi 3,162 menit

Gambar 18. Spektrum massa pada waktu retensi 3,858 menit

Gambar 19. Spektrum massa pada waktu retensi 4,416 menit

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 141 (3.162) 1: TOF MS ES+ 5.63e4166.0900

316.1896

596.2683317.1937 731.3347

875.3715 1223.4508 1673.75541587.3727 1856.6179 2679.36231946.7015 2321.5803 3468.58422763.2007 3194.1235

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 172 (3.858) 1: TOF MS ES+ 9.90e4575.3092

313.1268

231.1751

576.3112

662.3399

905.3918666.33891155.4878

1237.00501461.5308

1732.6237 2062.6912 2253.50462435.7239

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 197 (4.416) 1: TOF MS ES+ 8.33e4818.3762

560.3217

329.1474

295.1638

276.1331

263.1391

379.2098

730.3505

819.3782

844.3911

909.4258

910.43041355.5238978.9175

1590.62111721.1072 1925.7208

2565.7595

Page 61: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

47

Gambar 20. Spektrum massa pada waktu retensi 4,753 menit

Gambar 21. Spektrum massa pada waktu retensi 5,227 menit

Berdasarkan data m/z dari masing-masing spektrum massa yang dihasilkan

selanjutnya dilakukan analisis bobot molekul menggunakan ESIprot online

(www.bioprocess.org/esiprot/). ESIprot dapat digunakan untuk analisis bobot

molekul protein tunggal dan protein yang memiliki bobot molekul sampai dengan

66,7 kDa (Winkler, 2010). Data m/z yang digunakan untuk menentukan bobot

molekul ialah m/z1 dan m/z2, m/z1 diambil dari base peak sedangkan m/z2 diambil

dari peak tetangga sebelah kanan dari base peak. Bobot molekul peptida dari kelima

puncak yang muncul pada kromatogram dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini.

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 212 (4.753) 1: TOF MS ES+ 1.30e5761.3990

670.8517

665.3461

557.3635403.2539

245.1877

762.4019

1128.5115763.4040

961.4443

1129.5150

1130.51421445.5814 1527.0912 1857.0951 2107.3960 2928.1641

2268.26392736.5281 3273.8325

3414.2144

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 233 (5.227) 1: TOF MS ES+ 9.91e4279.1744

195.0909

280.1772

678.4196

566.2847340.1937

679.4225

845.3955 911.44231395.58311313.6563 1716.6970

1846.23022940.4810

Page 62: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

48

Tabel 9. Bobot molekul peptida pada hidrolisat protein susu kedelai

Waktu Retensi (menit) Bobot Molekul (kDa)

3,162 0,322

3,858 4,609

4,416 26,138

4,753 3,819

5,227 1,681

Berdasarlkan tabel 9 diketahui bahwa bobot molekul peptida yang terdapat

pada hidrolisat protein susu kedelai dengan konsentrasi enzim 0,2% pada waktu

hidrolisis 8 jam memiliki kisaran bobot molekul 0,322 kDa – 26,138 kDa.

Vasconcellos et al., (2014) melaporkan bahwa bobot molekul β-conglycinin

berkisar 48-75 kDa dan glycinin memiliki bobot molekul 30 kDa dan 20 kDa.

Penelitian Susanti & Hidayat (2016) melaporkan bahwa peptida yang terdapat pada

isolat kacang kedelai memiliki bobot molekul 65 kDa, 55 kDa, 44 kDa, 37 kDa, dan

18 kDa. Amnuaycheewa & de Mejia (2010) juga melaporkan pada penelitiannya

bahwa isolat protein kedelai memiliki protein dengan bobot molekul 260 kDa

(glycinin), 150 kDa (conglycinin), 72,4 kDa (-conglicinin), 62.9 kDa (’-

conglicinin), ~29-33 kDa (Acidic-glicinin) dan 17 kDa (Basic glicinin).

Berdasarkan penelitian tersebut dapat dipastikan bahwa enzim papain telah berhasil

menghidrolisis protein yang terdapat pada susu kedelai menjadi peptida.

Page 63: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

49

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Kondisi optimum hidrolisis protein susu kedelai menggunakan enzim papain

diperoleh pada penggunaan konsentrasi enzim 0,2% dan waktu hidrolisis 8 jam

dengan perolehan kadar protein terlarut 402,444 ppm, derajat hidrolisis 11% dan

aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 52,344 ppm.

2. Karakteristik peptida bioaktif dari hidrolisat protein susu kedelai memiliki

kisaran bobot molekul 0,322 – 26,138 kDa.

3. Aktivitas antioksidan peptida bioaktif hidrolisat protein susu kedelai menurun

setelah dilakukan fraksinasi dengan nilai IC50 sebesar 163,123 ppm.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan optimasi hidrolisis protein susu kedelai menggunakan enzim

protease lainnya seperti tripsin, bromelin, dan alkalase dengan konsentrasi

penambahan enzim dan waktu yang berbeda serta membandingkan efektifitas

derajat hidrolisis dan aktivitas antioksidannya.

2. Perlu dilakukan analisis komposisi asam amino dengan menggunakan Ultra

Performance Liquid Chromatography (UPLC) untuk menduga jenis dan kadar

asam amino yang terdapat pada sampel hidrolisat protein susu kedelai.

Page 64: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

50

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association Official Analytical Chemist’s Technical Standard. 2005.

Official Methods of Analysis, 16th ed. Washington.

[BPS] Balai Pusat Statistik. 2012. Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Angka

Tetap 2011 dan Angka Ramalan I 2012). Berita Resmi Statistik: No.

43/07/Th.XV.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Mutu Kedelai SNI 013922

1995.

Abu-Bakar, A. 2004. Isolasi Peptida Antihipertensi dari Protein Susu. Journal

Indonesian Tropical Anim. Agric, 29(3): 121-128.

Abu-Salem, F.M., Marwa, H.M., M.H. El-Kalyoub., A.Y. Gibriel & Azza, A.A.

2013. Characterization of Antioxidant Peptides of Soybean Protein

Hydrolisate. International Journal of Nutrition and Food Engineering, 7(7):

522-526.

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya: Jakarta.

Adler-Nissen, J. 1979. Determination of The Degree of Hydrolysis of Food Proteins

Hydrolysates by Trinitrobenzenesulfonic Acid. Journal Agricultural Food

Chemistry, 27(6): 1256-1262.

Adnan, M. 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Andi Offset:

Yogyakarta.

Afroz, M.F., Anjum, W., NurulIslam, Md., Kobir, A.Md., Hossain, K., & Sayed,

A. 2016. Preparation of Soymilk Using Different Methods. Journal of Food

and Nutrition Science, 4(1): 11-17.

Alpay, P., & Aktas, D. 2015. Enzymatic Usage of Immobilized Papain for

Enzymatic Hydrolysis of Proteins. Journal Molecular Catalysis B;

Enzymatic, 111:56-63.

Amnuaycheewa, P., & E.G. de Mejia. 2010. Purification, Characterisation, and

Quantification of The Soy Allergen Profilin in Soy Products. Food

Chemistry,119:1671–1680.

Ariani, D.R.S., & Hastuti, W. 2009. Analisis Isoflavon dan Uji Aktivitas

Antioksidan pada Tempe dengan Variasi Lama Waktu Fermentasi dan

Metode Ekstraksi. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan

Kimia: Surakarta.

Arcan, I., & Yemeniciog, A. 2010. Effects of Controlled Pepsin Hydrolysis on

Antioxidant Potential & Fractional Changes of Chickpea Proteins. Journal

Food Research International, 43:140-147.

Astawan, M. 2004. Sehat Bersana Aneka Sehat Pangan Alami. Tiga Serangkai:

Solo.

Bamad, F., Wu, J., & Chen, L. 2011. Effects of Enzymatic Hydrolysis on Molecular

Structure & Antioxidant Activity of Barley Hordein. Journal of Cereal

Page 65: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

51

Science, 54(1):20-28.

Belitz, H.D., & Grosch, W. 1999. Food Chemistry. Springer: Germany.

Beveridge, A.J. 1996. A Theoritical Study of the Active Sites of Papain and S195C

Rat Tripsin: Implication for the Low Reactivity of Mutant Serine Proteinases.

Journal of Protein Science: Cambridge University Press.

Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga: Jakarta.

Blois, M. 2005. Antioxidant Determination By The Use of A Stable Free Radical.

Journal Nature, 181(4617): 1199–1200.

Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. UI Press: Jakarta

Cahyadi, W. 2006. Kedelai: Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara: Jakarta.

Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan. 2000. Daftar Komposisi Bahan Makanan.

Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Droge, W. 2002. Free Radicals in The Physiological Control of Cell Function.

Physiological Reviews, 82: 47-95.

Fersht, A. 1985. Enzyme: Structure and Mechanism, 2nd Edition. Wr Freeman and

Company: New York.

Garcia, M., Torre, M., Marina, M., & Laborda, F. 1997. Composition and

Characterization of Soyabean and Related Products. Critical Reviews in Food

Science and Nutrition, 37: 361.

Ghribi, A.M., Sila, A., Przybylski, R., Nedjar-Arroume, N., Makhlouf, I., Blecker,

C., Attia, H., Dhulster, P., Bougatef, A., & Besbes, S. 2015. Purification and

Identification of Novel Antioxidant Peptides from Enzymatic Hydrolysate of

Chickpea (Cicer arietinum L.) Protein Concentrate. Journal Functional

Foods, 12, 516–525.

Ghosh, R., & Cui, Z.F. 2000. Purification of Lysozyme Using Ultrafiltration.

Biotechnology Bioengineering, 68: 191-202.

Girgih, A.T., He, R., Malom, O. S., Offengenden, M., Wu, J.P., & Aluko, R.E.

2014. Structural and Functional Characterization of Hemp Seed (Cannabis

Sativa L.) Protein-Derived Antioxidant and Antihypertensive Peptides.

Journal Functional Foods, 6:384–394.

Harrison, M.J., N.A. Burton, & L.H. Hillier. 1997. The Mechanism of The Papain

Catalysed Amide Hydrolysis: Prediction with A Hybrid Quantum Mechanical

or Molecular Mechanical Potential. Journal America Chemistry Soc,

119:12285–12291.

Hasnaliza, H., Maskat, M.Y., Wan, A., & Mamot, S. 2010. The Effects of Enzyme

Concentration, Temperature and Incubation Time on Nitrogen Content and

Degree of Hydrolysis of Protein Precipitate from Cockle (Anadara Granosa)

Meat Wash Water. International Food Research Journal, 17(5):147-152.

Page 66: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

52

Hermanto, S., Septiana, A., Putera, D.K., Hatiningsih, F., & Muawanah, A. 2019.

ACE Inhibitory and Antioxidative Bioactive Peptides Derived from

Hydrolyzed Soy Milk. Jurnal Molekul, 14(1): 56-63.

Hernandez-Ledesma, B., Amigo, L., Ramos, M., & Recio, I. 2004. Angiotensin

Converting Enzyme Inhibitory Activity in Commercial Fermented Products.

Formation of Peptides Under Simulated Gastrointestinal Digestion. Journal

of Agricultural and Food Chemistry, 52: 1504-1510.

Hidayat, N., Padaga, C., & Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit

Andi: Yogyakarta.

Hoa, N.T., Minh, N.P., & Dao, D.T. 2014. Optimization of Enzymatic Hydrolysis

for Soy Milk under Experimental Planning. International Journal of

Advances in Pharmacy, Biology and Chemistry. 3(3):563-574.

Hoyle, N.T., & Merritt, J.H. 1994. Quality of Fish Protein Hydrolysates from

Herring (Clupea harengus). Journal of Food Science, 59(1): 76–79.

Kain, R.J. Chen, Z. Sonda, T.S. & Abu-Kpawoh, J.C. 2009. Study on the Effect of

Enzymatic Hydrolysis on the Physical, Functional and Chemical Properties of

Peanut Protein Isolates Extracted from Defatted Heat Pressed Peanut Meal

Flour (Arachis hypogea L.). Pakistan Journal of Nutrition, 8(6): 818-825.

Kazakevich, Y., & Lobrutto. 2007. Introduction HPLC for Pharmaceutical

Scientist. Journal of The American Chemical Society, 8925-8926.

Kim, S.K. 2013. Marine Proteins and Peptides, Biological Activities and

Applications. John Wiley and Sons: Oxford.

Kochar, S.P., & B. Rossel. 1990. Food Antioxidants: Detection, Estimation and

evaluation of Antioxidants in Food System, pp 19-64. University of Reading:

UK.

Korhonen, H., & Pihlanto, A. 2003. Food-Derived Bioactive Peptides

Opportunities for Designing Future Foods. Current Pharmaceutical,

16:1297- 1308.

Koswara, S. 2006. Susu Kedelai Tak Kalah dengan Susu Sapi. Institut Pertanian

Bogor: Bogor.

Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. PT. Dian Rakyat: Jakarta.

Kussman, M., & Bladeren, P.J.V. 2011. The Extended Nutrigenomics–

Understanding the Interplay Between the Genomes of Food, Gut Microbes,

and Human Host. Review Article, 2(21): 1-13.

Kusumaningtyas, E., Widiastuti, R., Kusumaningrum, H.D., & Suhartono, M.T.

2015. Antimikrobial and Antioxidative Activities of Peptides from Goat Milk

Hydrolyzed with Various Protease. Journal Animal Veterinary Science,

20(3): 175-183.

Lacorte, S., & Alba, A.R.F. 2006. Time of Flight Mass Spectrometry Applied to

The Liquid Chromatographic Analysis of Pesticides in Water and Food. Mass

Spectrometry Reviews, 25:866-880.

Page 67: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

53

Lee, J., Koo, N., & Min, D.B. 2006. Reactive Oxygen Species, Aging, and

Antioxidative Nutraceuticals. Comprehensive Reviews in Food Science and

Food Savety, 3(1): 21-33.

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta.

Leung, A.Y. 1996. Encyclopedia of Common Natural Ingredients Used in Food,

Drugs, and Cosmetics. Interscience: New York.

Lowry, O.H., Rosebrough, N.J., Farr, A.L., & Randall, R.J. 1951. Protein

Measurement with the Folin Phenol Reagent. Journal Biological Chemistry,

193: 265–275.

Lung, J., & Destiani, D. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin A, C, E dengan

Metode DPPH. Jurnal Farmaka Suplemen, 12(1): 53-62.

Mann, M., Meng, C.K., & Fenn, J.B. 1989. Interpreting Mass Spectra of Multiply

Charged Ions. Analytical Chemistry, 61(15): 1702-1708.

Meinlschmidt, P., Sussmann, D., Schweiggert-weisz, U., & Eisner, P. 2015.

Enzymatic Treatment of Soy Protein Isolates : Effects On The Potential

Allergenicity , Technofunctionality , And Sensory Properties. Food Science

& Nutrition, 4(1): 11-23.

Mendes, E., Rajapakse, N., Byun, H.G., & Kim, S.K. 2005. Investigation of Jumbo

Squid Skin Gelatin Peptides for Their In Vitro Antioxidant Effects. Life

Science, 77:2166–2178.

Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal of

Science and Technology, 26(2): 211–219.

Muchtadi, D.N.S., Palupi & Astawan, M. 1992. Enzim dalam Industri Pangan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas dan Gizi IPB:

Bogor.

Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membran Technology. Kluwer Academic

Publisher: Netherland.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V.W. 2009. Biokimia Harper. Buku

Kedokteran EGC: Jakarta.

Muthia, K.N.S., Sarjono, P.R., & Aminin, A.L.N. 2017. Aktivitas Antioksidan dan

Antibakteri Produk Fermentasi Susu Kedelai dan Whey Tahu menggunakan

Bakteri Asam Laktat. Jurnal Kimia Sains & Aplikasi, 20(1):9-12.

Nakamura, Y., Yamamoto, N., Sakai, K., & Takano, T. 1995. Antihypertensive

Effects of Sour Milk and Peptides Isolated from It That Are Inhibitors to

Angiotensin I-Converting Enzyme. Journal Dairy Science, 78(6): 1253-

1257.

Ngoh, Y.Y., & Gan, C.Y. 2016. Enzyme-Assisted Extraction and Identification of

Antioxidant and Amylase Inhibitory Peptides from Pinto Beans (Phaseolus

Vulgaris Cv. Pinto). Food Chemistry, 190:331–337.

Page 68: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

54

Nirmagustina, D.E, & Chandra, U.W. 2014. Potensi Susu Kedelai Asam (Soygurt)

Kaya Bioaktif Peptida sebagai Antimikroba. Jurnal Penelitian Pertanian

Terapan, 14(3): 158-166.

Notodarmojo, Suprihanto & Deniva, A. 2004. Penurunan Zat Organik dan

Kekeruhan Menggunakan Teknologi Membran Ultrafiltrasi dengan Sistem

Aliran Dead-End. Journal of Mathematical and Fundamental Science, 36(1):

63-82.

Oliveira, C.F., Coletto, D., Correa, A.P.F., Daroit, D.J., Toniolo, R., Cladera-

Olivera, F., & Brandelli, A. 2014. Antioxidant Activity and Inhibition of

Meat Lipid Oxidation by Soy Protein Hydrolysates Obtained with A

Microbial Protease. International Food Research Journal, 21(2): 775-781.

Otto, H.H., & Schirmeister, T. 1997. Cysteine Proteases and Their Inhibitors.

Chemistry Review, 97:133-171.

Park, S.Y., Lee J-S, Baek H.H, & Lee H.G. 2010. Purification and Characterization

of Antioxidant Peptides from Soy Protein Hydrolysate. Journal Food

Biochemistry, 34: 120-32.

Patil, P., Akanksha, W., Varsha, G., Kanchan, M., Sudhir, K.T., & Surajit, M. 2015.

Biofunctional Properties of Milk Protein Derived Bioaktive Peptides – A

Review. Asian Journal Dairy & Food Res, 34(4): 253-258.

Pelczar, M.J., & Chan, E.C.S. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Picot, L., Ravallec, R., Fouchereau-Peron, M., Van-dabjon, L., Jaouen, P.,

Chaplain-Derouiniot, M., Guerard, F., Chabeaud, A., LeGal, Y., Alvarez,

O.M., Berge, J., Batista, I., Pires, C., Thorkelsson, G., Delannoy, C.,

Jakobsen, G., Johansson, I., Bourseau, P. 2010. Impact of Ultrafiltration and

Nanofiltration of an Industrial Fish Protein Hydrolysate on its Bioactive

Properties. Journal Science Food Agriculture, 90: 1819-1826.

Poedjiadi, A. & F.M. Supriyanti. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas

Indonesia: Jakarta.

Poedjiadi, A. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Pownall, T.L., Udenigwe, CC., & Aluko, RE. 2010. Amino Acid Composition and

Antioxidant Properties of Pea Seed (Pisum Sativum L.) Enzymatic Protein

Hydrolysate Fractions. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 58:

4712-4718.

Prakash, A., Rigelhof, F., & Miller, E. 2001. Antioxidant Activity, Medalliaon

Laboratories Analitical Progress. Medallion Labs, Vo. 19 No. 2.

Purwoko, T., & Noor, S.H. 2007. Kandungan Protein Kecap Manis Tanpa

Fermentasi Moromi Hasil Fermentasi Rhizopus Oryzae dan R. Oligosporus.

Biodiversitas, 8(2): 223-227.

Ranamukhaarachchi, S. 2012. Production and Fractionation of Antioxidant

Peptides from Soy Protein Isolate using Sequential Membrane Ultrafiltration

and Nanofiltration [Thesis]. Universityof Waterloo: Canada.

Page 69: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

55

Ratnayani, K., & Puspawati, N.M. 2016. Aktivitas Antioksidan Hidrolisat Protein

Kacang Gude, Kacang Komak dan Kacang Buncis. Seminar Nasional

Saintek, Bali. pp, 1-3.

Rho, S.J., Lee, J.S., Chung, Y.I., Kim, Y.W., & Lee, H.G., 2009. Purification and

Identification of an Angiotensin I-Converting Enzyme Inhibitory Peptide

From Fermented Soybean Extract. Process Biochemistry, 44(4): 490–493.

Ricci-Cabello, I., Olalla Herrera, M., & Artacho, R. 2012. Possible Role of Milk

Derived Bioactive Peptides in The Treatment and Prevention of Metabolic

Syndrome. Nutrition reviews, 70: 241-255.

Rosdianti, I. 2008. Pemanfaatan Enzim Papain dalam Produksi Hidrolisat Protein

dari Limbah Industri Minyak Kelapa [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor:

Bogor.

Samaranayaka, A.G.P., & Li-Chan, E.C.Y. 2011. Food-Derived Peptidic

Antioxidants: A Review of Their Production, Assessment, and Potential

Applications. Journal Functional Foods. 3, 229–254.

Santoso, B.H., 1994. Susu dan Yogurt Kedelai. Kanisius: Yogyakarta.

Sayuti, K., & Yenrina, R. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. Universitas

Andalas Press: Padang.

Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty Yogyakarta:

Yogyakarta.

Suhartono, M.T. 1991. Protease. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Susanti, R., & Hidayat, E. 2016. Profil Protein Susu dan Produk Olahannya. Jurnal

MIPA, 39(2): 98-106.

Susi. 2012. Komposisi Kimia dan Asam Amino pada Tempe Kacang Nagara

(Vigna unguiculata ssp. Cylindrica). Jurnal Agroscientiae, 19(1): 28-36.

Toopcham, T., Sittiruk, R., & Jirawat, Y. 2015. Characterization and Identification

of Angiotensin I-Converting Enzyme (ACE) Inhibitory Peptides Derived

from Tilapia Using Virgibacillus Halodenitrificans SK1-3-7 Proteinases.

Journal of Functional Foods, 14: 435–444.

Triyono, A. 2010. Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam pada Proses

Isolasi Protein terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau (Phaseolus

radiatus L.). Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. LIPI. pp, 4–5.

Tsuge, N., Eikawa, Y., Nomura, Y., Yamamoto, M., & Sugisawa, K. 1991.

Antioxidative Activity of Peptides Prepared by Enzymatic Hydrolysis of

Egg-white Albumin. Nippon Nogeikagaku Kuishi, 65:1635-1641.

Udenigwe, C.C., & Aluko, R.E. 2011. Chemometric Analysis of The Amino Acid

Requirement of Antioxidant Food Protein Hydrolysates. International

Journal of Molecul Science, 12:3148-3161.

Vasconcellos, F.C.S., Woiciechowski, A.L., Soccol, V.T., Mantovani, D., & Soccol

C.R. 2014. Antimicrobial and Antioxidant Properties of from Soy Protein

Isolate. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences,

3(8): 144-157.

Page 70: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

56

Vogeser, M., & Seger, C. 2008. A Decade of HPLC-MS/MS in The Routine

Clinical Laboratory Goals for Further Developments. Journal Clinical

Biochemistry, 41:649-662.

Widyaningrum, H. 2005. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Medpress: Yogyakarta.

Winarno, F.G. 1986. Enzim Pangan. P.T. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Indah: Jakarta.

Winarsi, H. 2010. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasinya

dalam Kesehatan. Kanisius: Yogyakarta.

Winkler, R. 2010. ESIprot: a universal tool for charge state determination end

molecular wight calculation of proteins from electrospray ionization mass

spectrometry data. Rapid Communication in Mass Spectrometry, 24: 285-

294.

Wu, J., & Ding, X. 2001. Hypotensive and Physiological Effect of Angiotensin

Converting Enzyme Inhibitory Peptides Derived from Soy Protein on

Spontaneously Hypertensive Rats. Journal of Agricultural and Food Chem,

49(1): 501–506.

Yamaguchi, T., Takamura, H., Matoba, T., & Terao, J. 1998. HPLC Method for

Evaluation of the Free Radicalscavenging Activity of Food by Using 1,1

Diphenyl-2-picrylhydrazyl. Biosci. Biotechnol. Biochem, 62(6): 1201-1204.

Yan, Q.J., Huang, L.H., Sun, Q., Jiang, Z.Q., & Wu, X. 2015. Isolation,

Identification and Synthesis of Four Novel Antioxidant Peptides from Rice

Residue Protein Hydrolyzed by Multiple Proteases. Food Chemistry, 179:

290–295.

Yazid, E.A. 2015. Biokimia: Analis Kesehatan. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Yazid, E.A., & Nuha, B.U. 2017. Kadar Protein Terlarut pada Ampas Kedelai dari

Hasil Proses Pembuatan Tempe dengan Penambahan Ekstrak Kasar Papain

(Crude Papain). Journal of Ners Community, 8(1): 45-52.

Zarei, M., Ebrahimpour., Abdul-Hamid, A., Anwar, F., Abu, F., Philip, R., & Saari,

N. 2014. Identification & Characterization of Papain-Generated Antioxidant

Peptidas from Palm Kernel Cake Proteins. Journal Food International, 62:

726-734.

Zhang, Q.X., Wu, H., Ling, Y.F., & Lu, R.R. 2013. Isolation and Identification of

Antioxidant Peptides Derived from Whey Protein Enzymatic Hydrolysate

by Consecutive Chromatography and Q-TOF MS. Journal of Dairy

Research, 80:367–373.

Zhang, M., Mu, T.H., & Sun, M.J. 2014. Purification and Identification of

Antioxidant Peptides from Sweet Potato Protein Hydrolysates by Alcalase.

Journal Functional Foods, 7:191–200.

Page 71: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

57

LAMPIRAN

Lampiran 1. Rendemen protein susu kedelai

𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =120,2 𝑔𝑟𝑎𝑚

300,3 𝑔𝑟𝑎𝑚× 100%

= 40,0667%

Lampiran 2. Kadar air

Sampel Ulangan Berat cawan

kosong

Berat

sampel

Berat cawan +

sampel (setelah

oven)

Berat

sampel

kering Berat air Kadar air % Rata-rata SD

Susu

kedelai

1 44,274 g 5,028 g 44,699 g 0,424 g 4,603 g 91,559% 92,950%

±0,004

2 43,668 g 5,016 g 43,952 g 0,283 g 4,732 g 94,342%

Contoh Perhitungan Kadar Air Kacang Kedelai Ulangan 1:

Berat sampel kering = (Berat cawan + sampel) – berat cawan kosong

= 44,699 g – 44,274 g

= 0,424 g

Berat air = Berat sampel – ((Berat sampel + cawan) – Berat cawan kosong)

= 5,028 g – (44,699 g – 44,274 g)

= 4,603 g

Kadar air (%bb) = (berat air/berat sampel) x 100%

= 4,603 g /0,424 g x 100%

= 91,559%

Page 72: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

58

Lampiran 3. Kadar abu

Sampel Ulangan Berat cawan

kosong Berat sampel

Berat cawan +

abu Berat abu Kadar abu % Rata-rata SD

Susu

kedelai

1 12,562 g 5,050 g 12,573 g 0,011g 0,227% 0,247%

±0,001

2 12,076 g 5,012 g 12,089 g 0,013g 0,267%

Contoh perhitungan kadar abu susu kacang kedelai ulangan 1:

Berat abu = (Berat cawan + abu) – berat cawan kosong

= 12,573 g – 12,562 g

= 0,011 g

Kadar abu (%bb) = (berat abu/berat sampel) x 100%

= 0,011 g/5,050 g x 100%

= 0,227 %

Lampiran 4. Kadar protein total

Sampel Ulangan Volume

Awal (ml)

Volume HCl yang

digunakan (ml) Sampel (g) Kadar N (%) Rata-rata (%) SD

Susu kedelai 1 0,00 7,3 0,504 6,804 5,654 ±1,61

2 0,00 5,2 0,536 4,505

Contoh perhitungan kadar protein kacang ulangan 1:

Diketahui: Volume blanko : 0,2 ml

N HCl : 0,06 N

Faktor konversi Nitrogen :5,75

%Nitrogen = ((Vol. HCl terpakai – Vol. blanko) × N HCl × Ar N)/ mg sampel) × 100%

= (7,3 – 0,2) × 0,06 × 14)/504 × 100%

= 1,183%

Kadar N = %Nitrogen × Faktor konversi

= 6,793% × 5,75

= 6,804%

Page 73: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

59

Lampiran 5. Kadar protein terlarut

Deret standar BSA

Kadar protein terlarut ekstrak susu kacang kedelai

Contoh perhitungan kadar protein terlarut:

Konsentrasi standar

(ppm)

Ulangan Absorbansi Rata- rata

0 1 0,078 0,078

2 0,079

100 1 0,254 0,255

2 0,257

200 1 0,465 0,467

2 0,470

300 1 0,519 0,532

2 0,546

400 1 0,690 0,699

2 0,708

500 1 0,805 0,806

2 0,807

Keterangan Ulangan Absorbansi Abs. rata- rata Kadar protein (ppm)

Sampel 0 jam 1 0,432

0,439 1,163,5714 2 0,446

y = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,0014x + 0,1137

0,4395 - 0,1137 = 0,0014x

0,3258 = 0,0014x

x = 232,7142 × Fp

= 232,7142 × 5

= 1,163,5714 ppm

y = 0.0014x + 0.1137R² = 0.9821

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

0 100 200 300 400 500 600

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi Standar (ppm)

Kurva Standar BSA

Page 74: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

60

Deret standar BSA

Kadar protein terlarut hidrolisat protein susu kedelai 0,1%

Waktu Ulangan Absorbansi Kadar protein (ppm) Rata-rata SD

2 jam 1 0,696 353,117

355,470 ±0,004 2 0,704 357,823

4 jam 1 0,724 369,588

367,529 ±0,003 2 0,717 365,470

8 jam 1 0,720 367,235

372,529 ±0,009 2 0,738 377,823

16 jam 1 0,730 373,117

379,588 ±0,011 2 0,752 386,058

24 jam 1 0,662 333,117

332,529 ±0,001 2 0,660 331,941

Konsentrasi standar (ppm) Ulangan Absorbansi Rata-rata

0 1 0,069

0,059 2 0,050

100 1 0,277

0,279 2 0,281

200 1 0,497

0,485 2 0,473

300 1 0,637

0,637 2 0,637

400 1 0,790

0,793 2 0,797

500 1 0,952

0,943 2 0,934

y = 0.0017x + 0.0962R² = 0.9926

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 100 200 300 400 500 600

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi Standar (ppm)

Kurva Standar BSA

Page 75: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

61

Deret Standar BSA

Konsentrasi standar (ppm) Ulangan Absorbansi Rata-rata

0 1 0,038

0,036 2 0,034

100 1 0,265

0,263 2 0,261

200 1 0,433

0,448 2 0,464

300 1 0,633

0,632 2 0,631

400 1 0,808

0,805 2 0,803

500 1 0,936

0,945 2 0,955

Kadar protein terlarut hidrolisat protein susu kedelai 0,2%

Waktu Ulangan Absorbansi Kadar protein (ppm) Rata-rata SD

2 jam 1 0,744 375,777

378 ±0,004 2 0,752 380,222

4 jam 1 0,751 379,666

379,388 ±0,0005 2 0,750 379,111

8 jam 1 0,793 403

402,444 ±0,001 2 0,791 401,888

16 jam 1 0,737 371,888

374,666 ±0,005 2 0,747 377,444

24 jam 1 0,703 353

353,277 ±0,0005 2 0,704 353,555

y = 0.0018x + 0.0676R² = 0.995

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 100 200 300 400 500 600

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi Standar (ppm)

Kurva Standar BSA

Page 76: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

62

Kadar protein terlarut hidrolisat protein susu kedelai 0,5%

Waktu Ulangan Absorbansi Kadar protein (ppm) Rata-rata SD

2 jam 1 0,657 327,444

334,388 ±0,0125 2 0,682 341,333

4 jam 1 0,671 335,222

336,611 ±0,0025 2 0,676 338

8 jam 1 0,707 355,222

356,333 ±0,002 2 0,711 357,444

16 jam 1 0,617 305,222

295,222 ±0,018 2 0,581 285,222

24 jam 1 0,593 291,888

289,666 ±0,004 2 0,585 287,444

Page 77: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

63

Lampiran 6. Komposisi reagen Lowry

Pereaksi C: Pereaksi A (2 gr Na2CO3 dilarutkan dalam NaOH 0,1 N hingga batas 100 mL dalam

labu takar), pereaksi B (0,5 gr CuSO4.5H2O dilarutkan dalam Natrium Kalium Tartrat 1% hingga

batas 100 mL dalam labu takar) dan pereaksi C (50 mL pereaksi A ditambah 1 mL pereaksi B dan

dihomogenkan).

Pereaksi D: Pereaksi Folin-Ciocalteau (1:2) Sebanyak 10 ml pereaksi Folin-Ciocalteau diencerkan

dengan akuades hingga volume 30 ml.

Lampiran 7. Perhitungan konsentrasi enzim : substrat untuk hidrolisis

1. Konsentrasi enzim papain 0,1%

• Substrat protein yang dibutuhkan = 1.163,5714 mg/L × 0,7 L

= 814,49998 mg

• Enzim papain yang dibutuhkan = 0,1/100 × 814,49998 mg

= 0,81449 mg

2. Konsentrasi enzim papain 0,2%

• Substrat protein yang dibutuhkan = 1.163,5714 mg/L × 0,7 L

= 814,49998 mg

• Enzim papain yang dibutuhkan = 0,2/100 × 814,49998 mg

= 1,62899 mg

3. Konsentrasi enzim papain 0,5%

• Substrat protein yang dibutuhkan = 1.163,5714 mg/L × 0,7 L

= 814,49998 mg

• Enzim papain yang dibutuhkan = 0,5/100 × 814,49998 mg

= 4,07249 mg

Page 78: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

64

Lampiran 8. Hasil analisis derajat hidrolisis

Deret Standar BSA

Contoh perhitungan derajat hidrolisis:

Y = ax + b

Y = 0,0017x + 0,0962

0,239 – 0,0962 = 0,0017x

0,1428 = 0,0017x

X = 84,294

Konsentrasi (ppm) Ulangan Absorbansi Rata-rata

0 1 0,069 0,059

2 0,050

100 1 0,277 0,279

2 0,281

200 1 0,497 0,485

2 0,473

300 1 0,637 0,637

2 0,637

400 1 0,790 0,793

2 0,797

500 1 0,952 0,943

2 0,934

y = 0.0017x + 0.0962R² = 0.9926

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 100 200 300 400 500 600

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi Standar (ppm)

Kurva Standar BSA

𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 =𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑇𝐶𝐴

𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙× 100%

= 84,294

1163,5714× 100%

= 7,244%

Page 79: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

65

Derajat Hidrolisis Hidrolisat Protein

Konsentrasi

Enzim

Waktu

(jam) Ulangan Absorbansi

Kadar protein

terlarut TCA

Kadar

protein total

(ppm)

Derajat

Hidrolisis Rata-

rata SD

0,1%

2 1 0,239 84,294 1.163,5714 7,244

7,294 ±0,001 2 0,241 85,470 1.163,5714 7,345

4 1 0,254 93,235 1.163,5714 8,012

8,028 ±0,0003 2 0,255 93,588 1.163,5714 8,043

8 1 0,260 96,647 1.163,5714 8,306

8,381 ±0,0015 2 0,263 98,411 1.163,5714 8,457

16 1 0,230 79 1.163,5714 6,789

6,713 ±0,0015 2 0,227 77,235 1.163,5714 6,637

24

1 0,186 53,117 1.163,5714 4,565

4,565 ±0 2 0,186 53,117 1.163,5714 4,565

0,2%

2 1 0,282 119,111 1.163,5714 10,236

10,021 ±0,0045 2 0,273 114,111 1.163,5714 9,806

4 1 0,285 120,777 1.163,5714 10,379

10,284 ±0,002 2 0,281 118,555 1.163,5714 10,188

8 1 0,298 128 1.163,5714 11,000

11,000 ±0 2 0,298 128 1.163,5714 11,000

16 1 0,282 119,111 1.163,5714 10,236

10,212 ±0,0005 2 0,281 118,555 1.163,5714 10,188

24

1 0,249 100,777 1.163,5714 8,661

8,637 ±0,0005 2 0,248 100,222 1.163,5714 8,613

0,5%

2 1 0,241 96,333 1.163,5714 8,279

7,873 ±0,0085 2 0,224 86,888 1.163,5714 7,467

4 1 0,238 94,666 1.163,5714 8,135

8,040 ±0,002 2 0,234 92,444 1.163,5714 7,944

8 1 0,241 96,333 1163,5714 8,279

8,756 ±0,01 2 0,261 107,444 1.163,5714 9,234

16 1 0,211 79,666 1.163,5714 6,846

6,942 ±0,002 2 0,215 81,888 1.163,5714 7,037

24 1 0,196 71,333 1.163,5714 6,130

6,393 ±0,0055 2 0,207 77,444 1.163,5714 6,655

Page 80: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

66

Lampiran 9. Aktivitas antioksidan hidrolisat protein

Aktivitas Antioksidan 0 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,273

0,2734 -

- ±0,00035 2 0,273 -

9,090 1 0,245

- 10,184

10,148 ±0,0001 2 0,245 10,111

18,180 1 0,228

- 16,364

16,419 ±0,00015 2 0,228 16,474

36,361 1 0,210

- 23,020

22,947 ±0,0002 2 0,210 22,874

72,723 1 0,165

- 39,367

39,513 ±0,0004 2 0,165 39,659

145,446 1 0,089

- 67,452

67,452 ±0 2 0,089 67,452

Aktivitas Antioksidan 0,1%

A. Hidrolisat protein 2 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,326

0,326 -

- ±0,0005 2 0,327 -

5,554 1 0,290

- 11,179

11,638 ±0,0015 2 0,287 12,098

11,108 1 0,284

- 13,016

13,629 ±0,002 2 0,280 14,241

22,216 1 0,265

- 18,836

19,142 ±0,001 2 0,263 19,440

44,433 1 0,239

- 26,799

26,799 ±0 2 0,239 26,799

88,867 1 0,190

- 41,807

41807 ±0 2 0,190 41,807

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,414x + 7,9654

50 – 7,9654 = 0414x

42,0346 = 0,414x

x = 101,5328502 ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,3607x + 10,184

50 – 10,184 = 0,3607

39,816 = 0,3607x

x = 110,3853618 ppm

y = 0.414x + 7.9654R² = 0.9972

0

20

40

60

80

0 50 100 150 200

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.3607x + 10.184R² = 0.9966

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 81: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

67

B. Hidrolisat protein 4 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,320

0,319 -

- ±0,0014 2 0,318 -

5,742 1 0,286

- 11,458

11,631 ±0,0005 2 0,285 11,805

11,485 1 0,271

- 16,666

16,319 ±0,001 2 0,273 15,972

22,970 1 0,253

- 22,916

22,395 ±0,0015 2 0,256 21,875

45,941 1 0,224

- 32,986

33,333 ±0,001 2 0,222 33,680

91,882 1 0,175

- 50

49,479 ±0,0015 2 0,178 48,958

C. Hidrolisat protein 8 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,274

0,274 -

- ±0 2 0,274 -

5,820 1 0,197

- 28,233

28,597 ±0,001 2 0,195 28,961

11,641 1 0,184

- 32,969

33,697 ±0,002 2 0,180 34,426

23,283 1 0,163

-

40,619 40,072 ±0,0015

2 0,166 39,526

46,566 1 0,149

- 45,719

45,719 ±0 2 0,149 45,719

93,132 1 0,110

- 59,927

60,837 ±0,0025 2 0,105 61,748

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,429x + 11,367

50 – 11,367 = 0,429x

38,633 = 0,429x

x = 90,05361305 ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,3465x + 29,281

50 – 29,281 = 0,3465x

20,719 = 0,3465x

x = 59,7950938 ppm

y = 0.429x + 11.357R² = 0.9858

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi(ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.3465x + 29.281R² = 0.9751

0

20

40

60

80

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 82: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

68

D. Hidrolisat protein 16 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,274

0,274 -

- ±0,0001 2 0,274 -

5,931 1 0,221

- 19,489

20,036 ±0,0015 2 0,218 20,582

11,862 1 0,204

- 25,683

25,500 ±0,0005 2 0,205 25,318

23,724 1 0,197

- 28,233

29,508 ±0,0035 2 0,190 30,783

47,448 1 0,159

- 42,076

42,258 ±0,0005 2 0,158 42,440

94,897 1 0,115

- 58,105

58,652 ±0,0015 2 0,112 59,198

E. Hidrolisat protein 24 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,277

0,274 -

- ±0,0025 2 0,272 -

5,195 1 0,241

- 12,204

11,657 ±0,0015 2 0,244 11,111

10,391 1 0,230

- 16,211

17,122 ±0,0025 2 0,225 18,032

20,783 1 0,218

- 20,582

20,582 ±0 2 0,218 20,582

41,566 1 0,200

- 27,140

25,865 ±0,0035 2 0,207 24,590

83,132 1 0,170

- 38,069

38,251 ±0,0005 2 0,169 38,433

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,4245x + 19,581

50 – 19,581= 0,4245x

30,419 = 0,4245x

x = 71,65842167 ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,3151x + 12,546

50 – 12,546= 0,3151x

37,454 = 0,3151x

x = 118,8638527 ppm

y = 0.4245x + 19.581R² = 0.9865

0

20

40

60

80

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.3151x + 12.546R² = 0.9742

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 83: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

69

Aktivitas Antioksidan 0,2%

A. Hidrolisat protein 2 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,274

0,274 -

- ±0,0005 2 0,275 -

5,906 1 0,232

- 15,482

15,664 ±0,0005 2 0,231 15,846

11,812 1 0,222

- 19,125

19,489 ±0,001 2 0,220 19,854

23,625 1 0,212

- 22,768

24,590 ±0,005 2 0,202 26,411

47,25 1 0,188

- 31,511

31,876 ±0,001 2 0,186 32,240

94,5 1 0,144

- 47,540

46,994 ±0,0015 2 0,147 46,448

B. Hidrolisat protein 4 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,289

0,288 -

- ±0,001 2 0,287 -

5,927 1 0,210

- 27,083

27,604 ±0,0015 2 0,207 28,125

11,855 1 0,199

- 30,902

31,076 ±0,0005 2 0,198 31,250

23,711 1 0,190

- 34,027

34,722 ±0,002 2 0,186 35,416

47,423 1 0,175

- 39,236

39,583 ±0,001 2 0,173 39,930

94,847 1 0,130

- 54,861

54,687 ±0,0005 2 0,131 54,513

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,3419x + 15,202

50 – 15,202 = 0,3419

34,798 = 0,3419x

x = 101,7782977

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,2911x + 26,837

50 – 26,837 = 0,2911x

23,163 = 0,2911x

x = 79,5705943 ppm

y = 0.3419x + 15.202R² = 0.9923

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.2911x + 26.837R² = 0.9918

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 84: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

70

C. Hidrolisat protein 8 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,325

0,324 -

- ±0,0005 2 0,324 -

6,288 1 0,233

- 33,272

32,545 ±0,002 2 0,237 31,818

12,576 1 0,225

- 36,181

35,818 ±0,001 2 0,227 35,454

25,152 1 0,211

- 41,272

41,090 ±0,0005 2 0,212 40,909

50,305 1 0,180

- 52,545

51,636 ±0,0025 2 0,185 50,727

100,611 1 0,145

- 65,272

65,636 ±0,001 2 0,143 66

D. Hidrolisat protein 16 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,326

0,325 -

- ±0,001 2 0,324 -

5,854 1 0,291

- 10,461

10,615 ±0,0005 2 0,290 10,769

11,708 1 0,277

- 14,769

14,461 ±0,001 2 0,279 14,153

23,416 1 0,260

- 20

20,307 ±0,001 2 0,258 20,615

46,833 1 0,231

- 28,923

28,615 ±0,001 2 0,233 28,307

93,666 1 0,176

- 45,846

46,615 ±0,0025 2 0,171 47,384

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,3485x + 31,758

50 – 31,758 = 0,3485x

18,242 = 0,3485x

x = 52,34433286 ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,3992x + 9,6346

50 – 9,6346= 0,3992x

40,3654 = 0,3992x

x = 101,1157315 ppm

y = 0.3485x + 31.758R² = 0.9871

0

20

40

60

80

0 50 100 150

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.3992x + 9.6346R² = 0.9953

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 85: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

71

E. Hidrolisat protein 24 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,268

0,265 -

- ±0,0025 2 0,263 -

5,519 1 0,244

- 8,097

7,156 ±0,0025 2 0,249 6,214

11,039 1 0,232

- 12,617

12,994 ±0,001 2 0,230 13,371

22,079 1 0,219

- 17,514

18,267 ±0,002 2 0,215 19,020

44,159 1 0,199

- 25,047

25,423 ±0,001 2 0,197 25,800

88,319 1 0,157

- 40,866

41,054 ±0,0005 2 0,156 41,242

Aktivitas Antioksidan 0,5% jam

A. Hidrolisat protein 2 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,279

0,277 -

- ±0,0015 2 0,276 -

5,224 1 0,255

- 8,108

7,567 ±0,0015 2 0,258 7,027

10,449 1 0,246

- 11,351

11,711 ±0,001 2 0,244 12,072

20,899 1 0,236

- 14,954

15,135 ±0,0005 2 0,235 15,315

41,798 1 0,205

- 26,126

27,207 ±0,003 2 0,199 28,288

83,597 1 0,169

- 39,099

39,639 ±0,0015 2 0,166 40,180

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,3849x + 7,8076

50 – 7,8076= 0,3849x

42,1924 = 0,3849x

x = 109,6191218 ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,4059x + 7,1021

50 – 7,1021 = 0,4059x

42,8979 = 0,4059x

x = 105,6858832ppm

y = 0.3849x + 7.8076R² = 0.9805

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.4059x + 7.1021R² = 0.9783

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 86: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

72

B. Hidrolisat protein 4 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,267

0,267 -

- ±0,00005 2 0,267 -

5,259 1 0,264

- 1,066

1,029 ±0,0001 2 0,264 0,991

10,519 1 0,244

- 8,628

8,534 ±0,00025 2 0,244 8,440

21,038 1 0,232

- 12,89

12,970 ±0,0002 2 0,232 13,045

42,076 1 0,204

- 23,413

23,432 ±0,00005 2 0,204 23,451

84,152 1 0,157

- 41,044

41,119 ±0,0002 2 0,157 41,194

C. Hidrolisat protein 8 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,297

0,292 - ±0,0049 2 0,287

5,567 1 0,274

- 6,4

6,365 ±0,0001 2 0,274 6,330

11,135 1 0,263

- 10,295

10,295 ±0 2 0,263 10,295

22,270 1 0,243

- 17,252

17,200 ±0,0002 2 0,243 17,147

44,541 1 0,211

- 28,208

28,260 ±0,0002 2 0,211 28,313

89,083 1 0,136

- 54,295

54,226 ±0,0002 2 0,136 54,156

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,4797x + 1,7749

50 – 1,7749 = 0,4797x

48,2251 = 0,4797x

x = 100,5317907 ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,565x + 3,7652

50 – 3,7652 = 0,565x

46,2348 = 0,565x

x = 81,83150442 ppm

y = 0.4797x + 1.7749R² = 0.9813

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.565x + 3.7652R² = 0.999

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 87: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

73

D. Hidrolisat protein 16 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,327

0,328 -

- ±0,001 2 0,329 -

4,612 1 0,318

- 3,048

3,201 ±0,0005 2 0,317 3,353

9,225 1 0,311

- 5,182

5,182 ±0 2 0,311 5,182

18,451 1 0,287

- 12,500

12,804 ±0,001 2 0,285 13,109

36,902 1 0,251

- 23,475

23,018 ±0,0015 2 0,254 22,560

73,805 1 0,190

- 42,073

41,615 ±0,0015 2 0,193 41,158

E. Hidrolisat protein 24 jam

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,253

0,252 -

- ±0,0005 2 0,252 -

4,526 1 0,240

- 4,950

5,148 ±0,0005 2 0,239 5,346

9,052 1 0,234

- 7,326

7,920 ±0,0015 2 0,231 8,514

18,104 1 0,221

- 12,475

12,673 ±0,0005 2 0,220 12,871

36,208 1 0,209

- 17,227

17,623 ±0,001 2 0,207 18,019

72,416 1 0,166

- 34,257

33,861 ±0,001 2 0,168 33,465

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,5575x + 1,2167

50 – 1,2167= 0,5575x

48,7833 = 0,5575x

x = 87,50367713 ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,4093x + 3,9604

50 – 3,9604 = 0,4093x

46,0396 = 0,4093x

x = 112,4837527 ppm

y = 0.5575x + 1.2167R² = 0.9945

0

20

40

60

0 20 40 60 80

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.4093x + 3.9604R² = 0.993

0

10

20

30

40

0 20 40 60 80

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 88: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

74

Lampiran 10. Kadar protein terlarut hasil fraksinasi

Deret Standar BSA

Konsentrasi standar

(ppm) Ulangan Absorbansi Rata-rata

0 1 0 0

2 0 20 1 0,029 0,029

2 0,029 40 1 0,051 0,051

2 0,051 80 1 0,088 0,088

2 0,088 100 1 0,089 0,089

2 0,089 200 1 0,206 0,206

2 0,206 400 1 0,349 0,349

2 0,349 800 1 0,613 0,613

2 0,613

Kadar protei n hasil fraksinasi

Sampel 0,1% Ulangan Absorbansi Kadar protein Rata-rata SD

Hidrolisat 8 jam 1 0,480 572,875 579,125 ±0,005

2 0,490 585,375 Filtrat 1 0,168 182,875 181,625 ±0,001

2 0,166 180,375 Retentat 1 0,384 452,875 452,25 ±0,0005

2 0,383 451,625

y = 0.0008x + 0.022R² = 0.9918

0

0.2

0.4

0.6

0.8

0 200 400 600 800 1000Ab

sorb

ansi

(p

pm

)

Konsentrasi (ppm)

Kurva Standar BSA

Contoh perhitungan kadar protein

terlarut:

y = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,0008x + 0,022

0,480 - 0,022 = 0,0008x

0,458 = 0,0008x

x = 572,875 ppm

Page 89: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

75

Lampiran 11. Aktivitas antioksidan hasil fraksinasi

A. Filtrat

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,226 0,226 - - ±0,0005

2 0,227 - 11,351 1 0,191 - 15,673 16,556 ±0,002

2 0,187 17,439 22,7031 1 0,186 - 17,880 18,3222 ±0,001

2 0,184 18,763 45,406 1 0,179 - 20,971 21,412 ±0,001

2 0,177 21,854 90,812 1 0,163 - 28,035 28,697 ±0,0015

2 0,160 29,359 181,625 1 0,099 - 56,291 56,512 ±0,0005

2 0,098 56,732

B. Retentat

Konsentrasi

(ppm) Ulangan Absorbansi

Rataan

blanko %Inhibisi Rata-rata SD

Blanko 1 0,227 0,228 - - ±0,001

2 0,229 - 7,066 1 0,203 - 10,964 11,403 ±0,001

2 0,201 11,842 14,132 1 0,188 - 17,543 17,763 ±0,0005

2 0,187 17,982 28,265 1 0,174 - 23,684 24,342 ±0,0015

2 0,171 25 56,531 1 0,154 - 32,456 31,798 ±0,0015

2 0,157 31,140 113,062 1 0,122 - 46,491 46,271 ±0,0005

2 0,123 46,052

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

y = 0,234x + 11,829

50 - 11,829 = 0,234x

38,171 = 0,234x

x = 163,1239316ppm

Perhitungan nilai IC50

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 y = 0,3074x + 12,847 50 – 12,847 = 0,3074x 37,153 = 0,3074x x = 120,862069ppm

y = 0.234x + 11.829R² = 0.9716

0

20

40

60

0 50 100 150 200

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

y = 0.3074x + 12.847R² = 0.9649

0

20

40

60

0 50 100 150

%In

hib

isi

Konsentrasi (ppm)

Kurva %Inhibisi

Page 90: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

76

Lampiran 12. Kromatogram blanko

Lampiran 13. Kromatogram hidrolisat protein susu kedelai terbaik

Kimia FMIPA UIN

Time3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 5.20 5.40 5.60 5.80 6.00

%

0

100

Leni N Kode Blank Buffer Phospat F ACN Air 1x 1: TOF MS ES+ BPI

2.38e45.91

5.234.934.664.283.883.362.92 3.22 3.793.64

4.224.064.02 4.42

4.825.13

5.375.335.67 5.83

Kimia FMIPA UIN

Time3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 5.20 5.40 5.60 5.80 6.00

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 1: TOF MS ES+ BPI

1.30e54.75

3.86

3.16

3.46

3.70

4.42

3.924.17

3.97

4.08

4.26 4.66

4.55

5.23

4.82

4.99

4.93

5.07

5.49

5.41 5.915.67

Page 91: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

77

Lampiran 14. Spektrum massa kelima puncak kromatogram hidrolisat protein

(a) Waktu retensi 3,162 menit

(b) Waktu retensi 3,858 menit

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 141 (3.162) 1: TOF MS ES+ 5.63e4166.0900

316.1896

596.2683317.1937 731.3347

875.3715 1223.4508 1673.75541587.3727 1856.6179 2679.36231946.7015 2321.5803 3468.58422763.2007 3194.1235

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 172 (3.858) 1: TOF MS ES+ 9.90e4575.3092

313.1268

231.1751

576.3112

662.3399

905.3918666.33891155.4878

1237.00501461.5308

1732.6237 2062.6912 2253.50462435.7239

Page 92: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

78

(c) Waktu retensi 4,753

(d) Waktu retensi 4,416 menit

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 212 (4.753) 1: TOF MS ES+ 1.30e5761.3990

670.8517

665.3461

557.3635403.2539

245.1877

762.4019

1128.5115763.4040

961.4443

1129.5150

1130.51421445.5814 1527.0912 1857.0951 2107.3960 2928.1641

2268.26392736.5281 3273.8325

3414.2144

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 197 (4.416) 1: TOF MS ES+ 8.33e4818.3762

560.3217

329.1474

295.1638

276.1331

263.1391

379.2098

730.3505

819.3782

844.3911

909.4258

910.43041355.5238978.9175

1590.62111721.1072 1925.7208

2565.7595

Page 93: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

79

(e) Waktu retensi 5,227 menit

Kimia FMIPA UIN

m/z200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

%

0

100

Leni N Kode Sample Protein Hidrolisa F ACN Air 1x 233 (5.227) 1: TOF MS ES+ 9.91e4279.1744

195.0909

280.1772

678.4196

566.2847340.1937

679.4225

845.3955 911.44231395.58311313.6563 1716.6970

1846.23022940.4810

Page 94: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

80

Lampiran 15. Setting instrument LCMS/MS

Chromatographic Seperation

LC System : Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC)

Column : C18 (1.8 μm 2.1x100 mm) HSS

Temperatur : 50°C (Column), 25 C (room)

Mobile phase : Water + 5 mM Amonium Formic (A) and Acetonitril +

0,05 % Formic acid (B)

Flow rate : 0,2 mL/min

Injection Volume : 5 μl (filter through 0.2 μm syring filter first)

Mass Spectrometry

System : ES (electrospray ionization) Mode : Positip Mode

Mass analysis range : 50 – 1200 m/z

Source Temperatur : 100 C

Desolvation Temperatur: 350°C

Cone gas flow : 0 L/hr

Desolvation gas flow : 793 L/hr

Collision energy : 4 Volt (energi rendah)

Rampt Colision energy : 25 – 50volt (energi tinggi)

LCMS/MS Analysis Detail

Instrument Specification Detail

LC System

ACQUITY UPLC®H-Class

System (waters, USA)

UPLC (Ultra Performance

Liquid Chromatograpy)

LC Column

ACQUITY UPLC® HSS

C18 (1.8 μm 2.1x100 mm)

(waters, USA)

UPLC Column HSS (high

Streght Silica)

Mass

Spectrometer

Xevo G2-S Q-Tof

(waters, USA)

Two Generation Quadrupole

time-of-flight mass

spectrometry

Page 95: KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PEPTIDA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menggunakan enzim papain, memperoleh peptida bioaktif antioksidan dari

81

Lampiran 16. Spesifikasi enzim papain