76
KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI BALAI REHABILITASI SOSIAL BINA KARYA DAN LARAS (RSBKL) YOGYAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Srata 1 Oleh: MIRNA YUSTIEN SAFITRI NIM 12250015 Pembimbing: Dr. H. Zainudin, M. Ag, NIP 19660827 199903 1 001 PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN

GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI BALAI REHABILITASI SOSIAL

BINA KARYA DAN LARAS (RSBKL) YOGYAKARTA

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan KomunikasiUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syaratMemperoleh Gelar Sarjana Srata 1

Oleh:

MIRNA YUSTIEN SAFITRI

NIM 12250015

Pembimbing:

Dr. H. Zainudin, M. Ag,

NIP 19660827 199903 1 001

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIALFAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA

2016

Page 2: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 3: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 4: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 5: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 6: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

karunia-Nya sehingga penulis selalu sehat, semangat dan diberikan kemudahan

untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis

haturkan kepada Rasulullah Saw, manusia terbaik yang selalu menjadi sumber

inspirasi penulis untuk selalu menjadi lebih baik disegala aspek kehidupan.

Segenap kasih dan cinta penulis skripsi ini spesial penulis

persembahkan untuk kedua orang tua terkasih, untuk Bapak Agus Endro

Sulistiyono dan Ibu Yatimah yang sejak ananda dilahirkan selalu memberikan

yang terbaik kepada ananda selalu dalam keadaan apapun. Besar harapan

ananda untuk dapat menjadi anak yang berbakti dan membanggakan. Ananda

bersyukur mempunyai orang tua hebat dan luar biasa seperti Bapak dan Ibuk.

Kepada adik semata wayang ku, Fatma Sari Indrayati yang selalu

memberiku semangat. Kepada seseorang yang selalu menemaniku saat senang

dan susah, serta menjadi sumber penyemangatku Iyan Anugrah, terima kasih

banyak atas semua waktu yang telah diluangkan untuk membantuku sampai

sejauh ini.

Kepada Alamamater Tercinta Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta.

vi

Page 7: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

MOTTO

“Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalandengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam

menghadapi cobaan Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan

kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk dirisendiri dan orang lain”

“Do not put off doing a job because no bodyknows whether we can meet tomorrow or not”

(Jangan menunda-nunda untuk melakukan suatupekerjaan karena tidak ada yang tahu apakah kita

dapat bertemu hati esok atau tidak).

“Do the best, be good, then you will the best”(Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik,maka kau akan menjadi orang yang terbaik).

Kita akan sukses jika belajar dari kesalahan

Page 8: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

ABSTRAK

Penellitian ini berjudul “Karakteristik dan Dinamika KehidupanGelandangan dan Pengemis di Balai Rehabilitasi sosial Bina Karya dan laras(RSBKL) Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan mengingat permasalahan sosiale=semakin meningkat dan kompleks. Terutama masalah gelandangan danpengemis. Gelandangan dan pengemis merupakan salah satu penyandang masalahkesejahteraan sosial. Mereka tersebat di seluruh kota-kota yang ada di Indonesia.Salah satunya adalah di Kota Yogyakarta. Gelandangan dan pengemis adalahorang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dan hanya tinggal dijalanan. Oleh sebab itu, perlu adanya rehbilitasi bagi gelandangan dan pengemisagar nantinya mereka tidak kembali ke jalanan. Salah satu bentuk penangananyang telah dilakukan oleh Pemkot DIY adalah dengan mendirikan panti sosialyang khusus menangani permasalahan gelandangan dan pengemis, yaitu BalaiRehabilitasi sosial Bina Karya dan laras (RSBKL) Yogyakarta.

Dari pernyataan di atas peneliti mengajuka pertanyaan sebagai rumusanmasalah, yaitu bagaimana dinamika kehidupan serta karakteristik warga binaansosial gelandangan dan pengemis di Balai Rehabilitasi sosial Bina Karya dan laras(RSBKL) Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptifkualitatif. Peneliti mengumpulkan data dengan metode observasi, wawancara sertadokumentasi. Observasi di peroleh dengan mengamati apa yang terjadi dilapangan secra langsung serta kegiatan apa saja yang dilakukan oleh warga binaansosial gelandangan dan pengemis selama di Balai. Peneliti memperoleh datawawancara dari informan seperti enam warga binaan sosial gelandangan danpengemis dan dua pekerja sosial di Balai Rehabilitasi sosial Bina Karya dan laras(RSBKL) Yogyakarta. Serta dokumentasi digunakan untuk melihat arsip yangterkait dengan klien ataupun mengenai Balai Rehabilitasi sosial Bina Karya danlaras (RSBKL) Yogyakarta.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa alah satu yang menjadi faktorutama penyebab gelandangan dan pengemis berpindah-pindah panti sosial adalahfaktor pengaruh dari gelandangan yang sudah senior dan secara sengajamemberikan informasi terkait kelemahan dan kelebihan yang dimiliki olehmasing-masing panti sosial yang ada di berbagai daerah agar bisa dimanfaatkan.Gelandangan dan pengemis yang sering berpindah-pindah panti sosial cenderungmemiliki karakteristik yang sama. Karakteristik individu yang mereka milikiadalah sikap mental yang rendah, berorientasi hanya pada uang, kurang mampubersosialisasi dengan lingkungan, tingkat religiusitas rendah, perilaku sosialcenderung negatif, serta budaya hidup bebas berpasangan tanpa memiliki suratpernikahan. Secara umum warga binaan sosial gelandangan dan pengemis di BalaiRehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta tidak memilikitujuan hidup yang jelas. Mereka tidak memikirkan masa depan untuk lebih baikdari saat ini. Mereka menganggap bahwa menjadi gelandangan dan pengemisadalah sebuah takdir yang tidak dapat diubah lagi.

ix

Page 9: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun

dn menyelesaikan skripsi dengan judul Karakteristik dan Dinamika kehidupan

Gelandangan dan Pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

(RSBKL) Yogyakarta tanpa halangan yang berarti.

Segala upaya untuk menjadikan skripsi ini mendekati sempurna telah

penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis mak akan dijumpai

kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Adapun

terselesaikannya skripsi ini tentu tidak akn berhasil dengan baik tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penhargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. H. Zainudin , M.Ag , selaku dosen pembimbing skripsi penulis.

Terimakasih atas bimbingan, masukn, motivasi serta kesabaran beliau

membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

sampai sengan terselesaikannya karya ilmiah ini.

2. Ibu Andayani, S.IP, MSW, selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih

atas bimbingan, motivasi saran dan motivasi beliau sehingga penulis dapat

segera menyelesaikan study di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Ibu Dosen Prodi Ilmu kesejahteraan Sosial dan segenap Staff tata

Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Terimakasih atas dorongan dan bantuan yang diberikan

kepada penulis dalam pembuatan karya ilmiah ini serta pelayanan

administrasi yang baik.

viii

Page 10: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

4. Kedua orang tuaku Ayahku Agus Endro Sulistiyono dan Ibuku yatimah,

terimakasih atas doa yang tak pernah henti untuk anakmu ini dan terimakasih

banyak atas dukungan moril dan materil yang telah diberikan selama ini,

semoga dengan terselesaikannya skripsi ini menjadi langkah awal menuju

masa depan yang lebih baik. Tanpa kalian aku tak berarti apa apa. Aku

mencintai kalian.

5. Adikku tercinta Fatma Sari Indrayati, terimakasih sudah memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan study di UIN

Sunan Klijaga Yogyakarta.

6. Seseorang yang special dihidupku Iyan Anugrah yang senantiasa

menemaniku disaat susah maupun senang. Terimakasih banyak atas

dukungan, motivasi, semngat serta cinta dan kasih selama mendampingiku

selama ini.

7. Bapak Rahmat Joko Widodo serta Ibu Anah Wigati, selaku pekerja sosial di

Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta.

Terimakasih banyak atas bantuan, dukungan, motivasi serta ilmu yang telah

diberikan selama penulis menjalai PPS disana.

8. Sahabat-sahabat tercintaku, Vandry, Nurul, Umi Mujiati, Kak Josua, Irma

9. Teman-teman PPS I, II, III Nofi, Umi, Zakka, Papsa, Adit, mas Izzul, Brilian,

Septi, dan yang lainnya. Terimakasih banyak telah menjadi teman-teman

terbaikku selama ini. Banyak hal yang telah kita lewati bersama.

10. Teman-teman Prodi IKS 2012 dan teman-teman Fakultas Dakwah dan

Komunikasi. Terimakasih untuk dukungan dan semangat yang kalain berikan.

11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini, yang

tidak penulis sebutkan satu per satu.

Tiada kata yang dapat terucap kecuali ucapan terima kasih kepada mereka

semua iringan doa, semoga Allah SWT membalasnya dengan sebaik-sebaiknya

balasan. Amiin. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan-

Page 11: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

penulisan selanjutnya. Sehingga dapat mengantarkan skripsi inimenjadi lebih

baik. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi dunia

pendidikan. Amiin.

Yogyakarta, 23 Agustus 2016

Hormat Penulis,

Mirna Yustien Safitri

Page 12: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BERJILBAB .......................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi

MOTTO ......................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

ABSTRAK ...................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL DAN BAGAN ................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8

E. Kajian Pustaka ....................................................................................................... 9

F. Kajian Teori ........................................................................................................ 12

G. Metode Penelitian................................................................................................ 39

H. Sistematika Pembahasan ..................................................................................... 45

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI REHABIITASI SOSIAL BINA

KARYA DAN LARAS, YOGYAKARTA

A. Sejarah RSBKL Yogyakarta .............................................................................. 46

B. Landasan Hukum ............................................................................................... 48

C. Letak Geografis ................................................................................................... 48

D. Visi dan Misi Lembaga ....................................................................................... 49

E. Sasaran Program ................................................................................................. 51

F. Tugas Pokok ....................................................................................................... 52

G. Persyaratan Masuk dan Proses Penerimaan di RSBKL Yogyakarta ................. 52

H. Sruktur Organisasi/Personalia RSBKL Yogyakarta .......................................... 54

I. Jumlah Gelandangan dan Pengemis di RSBKL Yogyakarta ............................. 55

J. Jaringan Mitra RSBKL Yogyakarta ................................................................... 57

K. Sarana dan Prasarana .......................................................................................... 61

L. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................................................... 63

Page 13: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

xi

M. Fasilitas Pelayanan .............................................................................................. 64

N. Program Layanan ................................................................................................ 67

O. Prinsip-prinsip Pelayanan dan Indikator Keberhasilan ...................................... 68

BAB III KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN

GELANDANGAN DAN PENGEMIS SELAMA MENJALANI MASA

REHABILITASI DI PANTI SOSIAL

A. Karakteristik warga binaan gelandangan dan pengemis di RSBKL

Yogyakarta .................................................................................................... ..... 71

1. Mentalitas Rendah ........................................................................................ 72

2. Berperilaku Kasar ......................................................................................... 73

3. Egois ............................................................................................................. 73

4. Tidak Mampu Bersosialisasi dengan Baik ................................................... 74

5. Asosial .......................................................................................................... 76

B. Dinamika Kehidupan Warga Binaan Gelandangan dan Pengemis Selama

Masa Rehabilitasi ............................................................................................... 79

1. Profil warga binaan gelandangan dan pengemis ........................................... 84

2. Penyebab gepeng sering melarikan diri dari panti sosial ............................ 107

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 114

B. Saran-saran ........................................................................................................ 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

A. TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah gelandangan dan pengemis berdasarkan jenis kelamin .......... 55

Tabel 1.2 Data jumlah gelandangan dan pengemis berdasarkan perujuknya ............. 56

Tabel 1.3 Data jumlah gelandangan dan pengemis berdasarkan asal daerah .............. 56

Tabel 1.4 Data sarana yang dimiliki oleh RSBKL Yogyakarta .................................. 61

Tabel 1.5 Data Prasarana yang dimiliki oleh RSBKL Yogyakarta ............................. 62

B. BAGAN

Bagan 1.1 Sruktur Organisasi Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

Yogyakarta Tahun 2016 ............................................................................ 54

Bagan 1.2 Sistem Pelayanan di BRSBKL Yogyakarta ............................................... 66

Page 15: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah yang rumit. Sedemikian peliknya

seakan-akan menjadi persoalan abadi yang senantiasa berputar. Dampak

yang ditimbulkannya sangat luas, baik dari segi psikologis, sosial, ekonomi

maupun segi spiritual. Arti kemiskinan menurut kaca mata Sosiologi adalah

suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memeilhara dirinya sendiri

sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu

memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.1

Secara sosial ekonomi kondisi kemiskinan yang menahun di desa maupun di

kota dengan segala sebab dan akibatnya, seperti kurangnya lapangan

pekerjaan, penghasilan yang kurang memadai, lahan yang semakin

menyempit, sementara jumlah penduduk desa terus bertambah,

menyebabkan perpindahan penduduk desa menuju kota-kota untuk

mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih.2

Dalam persaingan untuk mendapatkan pekerjaan, terdapat orang-

orang yang tersingkirkan, orang-orang yang tersingkir inilah yang kemudian

mencoba segala daya upaya tetap bertahan hidup dengan membanjiri sektor-

1 Soerjono Soekanto, “Sosiologi” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990) hlm. 406 –407.

2 M.Amien Rais, “Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia” (Yogyakarta: AdityaMedia, 1995), hlm. 30.

Page 16: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

2

sektor informal, entah dengan menjadi gelandangan, pengemis, pemulung

dan lain sebagainya.3

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) penduduk miskin pada tahun

2014 berjumlah 27,7 juta jiwa dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 28,5

juta jiwa.4 Mengatasi kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya

memberdayakan orang miskin untuk dapat mandiri, baik dalam pengertian

ekonomi, budaya, dan politik.5 Oscar Lewis mengemukakan bahwa, tingkah

laku dan kebudayaan penduduk miskin ikut berpengaruh terhadap

kemiskinan mereka. Karena itu, sekali kemiskinan menimpa, maka norma,

tingkah laku dan kebudayaan kemiskinan yang berkembang dalam

kehidupan itu cenderung mengekalkan keadaan miskinnya.6 Saat ini salah

satu fenomena menarik dari masalah kemiskinan adalah semakin

merebaknya gelandangan dan pengemis di jalanan. Kehadiran mereka tidak

dapat dilepaskan dari keberadaan kota-kota besar yang ada di Indonesia.

Kehidupan kota yang tampak mewah dengan segala daya tariknya ibarat

sebuah magnet yang mengundang banyak orang untuk berurbanisasi pindah

3 Firman Lukman, Fenomena Anjal dan Gepeng Sebagai Citizenship, dalamhttp://firmanlukman33.blogspot.co.id/2012/02/fenomena-anjal-dan-gepeng-sebagai.html, diaksespada tanggal 03 Mei 2016, pukul 13.08 WIB.

4 Badan Pusat Statistik, Jumlah Penduduk Miskin Berdasarkan Provinsi, dalamhttps://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119, diakses pada tanggal 25 Mei 2016, pukul21.51 WIB

5 M.Amien Rais, “Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia” (Yogyakarta: AdityaMedia, 1995) hlm.33

6 Widiyanto Paulus, “Gelandangan Pandangan Kaum Sosial” (Jakarta: LP3ES, 1998)hlm. 62

Page 17: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

3

ke kota. Permasalahan gelandangan dan pengemis sebenarnya merupakan

turunan dari permasalahan kemiskinan.7

Gelandangan dan pengemis yang ada di kota Yogyakarta merupakan

salah satu fenomena sosial yang belum mendapat perhatian serius dari

pemerintahan Yogyakarta maupun dari masyarakat. Hampir setiap harinya

kita menyaksikan mereka beroperasi di tengah-tengah keramaian kota untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya.8 Melihat fenomena tersebut pemerintah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya untuk menangani

permasalahan gelandangan dan pengemis dengan mengeluarkan Perda No. 1

tahun 2014 tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis. Daerah

Istimewa Yogyakarta merupakan satu-satunya provinsi yang memiliki perda

khusus terkait dengan gelandangan dan pengemis. Dalam perda ini secara

garis besar memuat tentang penyelenggaraan dan prosedur penanganan

gelandangan dan pengemis.9

Dengan adanya kebijakan Perda ini pemerintah berusaha

membersihkan gelandangan dan pengemis agar kota Yogyakarta terbebas

dari gelandangan dan pengemis dan tercermin sebagai kota yang sejahtera.

Salah satu bentuk penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah DIY

dalam menangani permasalahan gelandangan dan pengemis adalah dengan

7 Soerjono Soekanto, “Sosiologi” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 409.

8 Norikha Priyanto, “Penanganan Gelandangan Dan Pengemis Dalam Perspektif Siyasah(Studi Pasal 24 Perda DIY No. 1 Tahun 2014)”, skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN SunanKalijaga Yogyakarta, (Tahun 2015)

9 Perda DIY No. 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis

Page 18: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

4

mendirikan Panti Sosial yang khusus menangani permasalahan ini, yaitu

Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) yang dulunya

bernama Panti Sosial Bina Karya.10

Berangkat dari fenomena dan realita di atas maka penulis tertarik

untuk mengangkat tema Karakteristik dan Dinamika Kehidupan

Gelandangan dan Pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan

Laras (RSBKL) Yogyakarta dengan beberapa argumentasi sebagai berikut.

Penulis sebelumnya pernah menjalani PPS (Praktik Pekerjaan

Sosial) I. II. dan III di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

(RSBKL) Sidomulyo TR IV/369 Tegalrejo Yogyakarta sehingga untuk

efektifitas pengumpulan datanya lebih efisien. Balai Rehabilitasi Sosial Bina

Karya dan Laras (RSBKL) merupakan Balai Sosial di Daerah Istimewa

Yogyakarta yang menangani masalah gelandangan dan pengemis. Balai

Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) merupakan Unit

Pelaksana Tehnis Daerah Istimewa Yogyakarta di bawah koordinasi Dinas

Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertugas dalam pelayanan dan

rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

khususnya gelandangan dan pengemis, maupun eks psikotik. Balai

Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras merupakan satu-satunya panti

sosial yang menangani permasalahan gelandangan dan pengemis yang ada

di Daerah Istimewa Yogyakarta. Program rehabilitasi yang ada di Balai

Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras Yogyakarta meliputi bimbingan

10 Perda DIY No. 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis

Page 19: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

5

fisik, mental, sosial, dan keterampilan resosialisasi dan pembinaan lanjut

yang bertujuan agar warga binaan sosial yang telah dibina dapat berperan

aktif kembali dalam kehidupan bermasyarakat.11

Dengan berbagai program rehabilitasi yang telah diberikan oleh

Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) pada

kenyataannya belum mampu menekan jumlah gelandangan dan pengemis di

kota Yogyakarta. Menurut pengalaman penulis selama melakukan

praktikum di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL)

Yogyakarta rekrutmen gelandangan dan pengemis yang dilakukan oleh

Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) diambil dari camp

assesment Daerah Istimewa Yogyakarta , Dinas Sosial Daerah Istimewa

Yogyakarta maupun penyerahan diri secara langsung ke pihak Balai.

Hal menarik yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan

Laras (RSBKL) Yogyakarta yaitu, dilakukannya assesment ulang kepada

semua calon warga binaan gelandangan dan pengemis baik yang berasal

dari camp assesment, Dinas Sosial maupun dari penyerahan diri. Banyak

dari mereka yang sebelumnya sudah pernah terjaring razia berkali-kali di

berbagai kota yang dilakukan oleh pemerintah setempat kemudian

dimasukkan ke Panti Sosial daerah tersebut untuk mendapatkan rehabilitasi.

Namun, pada kenyataanya banyak dari mereka yang secara sengaja

melarikan diri dari Panti Sosial dengan berbagai alasan yang mereka miliki.

Di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta

11 Brosur Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta

Page 20: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

6

sendiri belum memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) yang mengatur

tentang larangan untuk meninggalkan Balai dan wajib tinggal berada di

Balai selama jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan belum adanya

SOP tersebut menyebabkan banyak warga binaan gelandangan dan

pengemis yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

(RSBKL) Yogyakarta sering melarikan diri.12 Bahkan tak jarang dari

mereka yang sengaja melarikan diri untuk berpindah ke panti sosial lainnya

hanya karena tidak ada hal yang menguntungkan untuk didapatkannya dari

panti sebelumnya. Mereka mengaku bahwa ketika mereka tinggal di suatu

panti harus ada beberapa keuntungan yang mereka dapat. Jika itu tidak

mereka dapatkan, maka mereka akan lebih memilih untuk melarikan diri

dan kembali ke jalanan atau beralih berpindah ke panti sosial lain yang

dirasa dapat menguntungkan bagi dirinya.

Di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL)

Yogyakarta telah banyak memberikan program rehabilitasi kepada warga

binaan gelandangan dan pengemis seperti yang sudah dijelaskan di atas,

namun hal tersebut dinilai kurang efektif untuk pembelajaran dan bekal

hidup bagi gelandangan dan pengemis ketika nantinya mereka harus keluar

dari balai dan kembali hidup bermasyarakat. Bahkan, yang terjadi saat ini

adalah sebagaian dari warga binaan gelandangan dan pengemis di Balai

Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta masih

melakukan aktifitas memulung, mengemis, mengamen dan lain sebagainya

12 Hasil conferensi case (cc) “Karakteristik dan Proses Rekrutmen Calon Binaan di BalaiRehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta” pada tanggal 21 Mei 2016.

Page 21: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

7

disela-sela kegiatan yang diberikan oleh balai. Hal tersebut menunjukkan

bahwa mereka tinggal di balai bukan karena niat mereka yang ingin

merubah diriya menjadi manusia yang lebih produktif dan mandiri di

kehidupan nantinya, tetapi justru ada beberapa keuntungan yang ingin

mereka raih ketika berada di balai disamping itu mereka masih tetap bisa

beroperasi dijalanan seperti biasa meski ada waktu yang membatasi.13

Berdasarkan paparan yang penulis kemukakan di atas, maka penulis

merasa tertarik untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang bagaimana

karakteristik yang dimiliki oleh gelandangan dan pengemis serta

mengetahui bagaimana dinamika kehidupan yang dialami oleh gelandangan

dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL)

Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakangan masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik gelandangan dan pengemis yang ada di Balai

Rehablitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta?

2. Bagaimana dinamika kehidupan yang dialami oleh gelandangan dan

pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL)

Yogyakarta?

13 Hasil Observasi di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogykarta

Page 22: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

8

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan karakteristik gelandangan dan pengemis yang

ada di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (RSBKL) Yogyakarta.

2. Untuk mendiskripsikan dinamika kehidupan beberapa gelandangan dan

pengemis yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

(RSBKL) Yogyakarta.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan

baik secara teoritis maupun praktis antara lain:

1. Kegunaan secara teoritis

a. Diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah ilmu

pegetahuan khususnya dibidang pelayanan dan rehabilitasi sosial

bagi gelandangan dan pengemis.

b. Sebagai pengembangan ilmu tentang penanganan dan rehabilitasi

sosial bagi gelandangan dan pengemis di Fakultas Dakwah Dan

Komunikasi Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial.

2. Kegunaan secara praktis

a. Menjadi bahan evaluasi bagi lembaga yang berkaitan dengan

masalah sosial khususnya gelandangan dan pengemis.

Page 23: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

9

b. Dapat menambah wawasan pengetahuan dan sebagai sumbanagan

informasi bagi yang berminat mengadakan penelitian lebih jauh

tentang pembinaan gelandangan dan pengemis.

E. Kajian Pustaka

Sejauh yang penulis ketahui belum ada kajian yang membahas

secara khusus mengenai karakteristik dan dinamika kehidupan gelandangan

dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL)

Yogyakarta. Penulis menemukan beberapa buku yang terkait dengan

penelitian ini. Seperti yang dikemukakan oleh Sujarwa dalam bukunya yang

berjudul “Manusia dan Fenomena Budaya, Menuju Perspektif Moralitas

Agama” mengungkapkan bahwa dinamika-dinamika perubahan manusia

sering disebut dengan sikap hidup, dimana sikap hidup adalah keadaan hati

dalam menghadapi hidup ini. Sikap hidup bisa positif dan negatif, bisa

optimis atau pesimis dan bahkan bisa jadi apatis. Semua itu sangat

bergantung kepada pribadi orang tersebut dan juga lingkungannya. Setiap

manusia memiliki sikap. Kadar sikap yang dimiliki oleh setiap manusia satu

sama lain tidaklah sama. Sikap seseorang dapat berubah secara tiba-tiba

karena situasi dan kondisi lingkungannya.14

14 Sujarwa, “Manusia dan Fenomena budaya, menuju perspektif moralitas agama”(Yogykarta: UAD, 1999), hlm 97.

Page 24: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

10

Menurut T.m. Newcomb sebagaimana dikutip oleh Sujarwa, mengatakan

bahwa,

“Sikap manusia bukanlah suatu konstruk yang berdiri sendiri,namun memiliki hubungan yang sangat erat dengan konstruk-konstruk lain. Seperti, dorongan, motivasi ataupun nilai-nilaitertentu.”15

Menurut Parsudi Suparlan dalam bukunya yang berjudul

“Gelandangan Sebuah Konsekuensi Perkembangan Kota”, dimana Oscar

Lewis mendefinisikan kemiskinan kultur adalah sebuah kemiskinan yang

terjadi akibat faktor-faktor budaya sehingga seseorang atau kelompok orang

tidak mampu “berproduksi” secara maksimal. Menurur Oscar Lewis

sebagaimana dikutip oleh Parsudi, mengatakan bahwa kemikinan pada

akhirnya mendorong terwujudnya sikap meminta-minta dan mengharapkan

uluran tangan orang lain yang menjadi ciri-cirisubkultur orang miskin.16

Menurut Syafaruddin dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan dan

Pemberdayaan Masyarakat” bahwa membangun rasa percaya diri adalah

sala satu cara untuk mencapai sebuah kemandirian, dengan percaya diri

seseorang akan mudah mengembangkan kreatifitas dan potensi diri yang

dimiliki dan potensi diri inilah yang jika dikembangkan secara maksimal

dan dengan tekat yang kuat dapat membawa seseorang berdiri sendiri tanpa

menggantungkan nasib pada orang lain.

15 Ibid, hlm.98

16 Parsudi Suparlan, “Gelandangan Sebuah Konsekuensi Perkembangan Kota” (Jakarta:LP3ES, 1999 ), hlm.70.

Page 25: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

11

Kemandirian selalu diiringi dengan tindakan yang original, kreatif dan

mampu bertanggung jawab. Kemandirian adalah suatu kemampuan untuk

memikirkan, merasakan serta melakukan sesuatu secara mandiri.17

Ada beberapa penelitian ilmiah yang berkaitan dengan penelitiian

yang dikaji. Pertama, skripsi Nur Hayati, Fakultas Dakwah Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 2008 yang berjudul “ Peranan Panti Sosial Bina Karya

Dalam Membentuk Manusia Produktif Bagi Warga Binaan Sosial”

penelitian ini mendiskripsikan peranan-peranan dalam membentuk manusia

produktif bagi warga binaan sosial (gelandangan dan pengemis) dan hasil

usaha Panti Sosial Bina Karya dalam membentuk manusia produktif bagi

gelandangan dan pengemis.

Kedua, skripsi Tri Muryani, Fakultas Dakwah Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 2009 yang berjudul , ”Rehabilitasi Sosial Bagi

Gelandangan Dan Pengemis Di Panti Sosial Bina Karya” penelitian ini

mendiskripsikan tentang alur rekrutmen bagi gelandangan dan pengemis

dan juga rehabiltasi yang diberikan oleh Panti Sosial Bina Karya.

Ketiga, skripsi Norika Priyantoro, Fakultas Syari’ah dan Hukum

Jurusan Siyasah UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta tahun 2015 yang berjudul,

17 Syarifuddin , “Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat”, (Medan: PerdanaPublishing, 2012), hlm. 147.

Page 26: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

12

“Penanganan Gelandangan dan Pengemis dalam Perspektif Siyasah (Studi

Pasal 24 Perda DIY No.1 th 2014)”, penelitian ini mendiskripsikan tentang

pandangan syari’ah mengenai perda tersebut terkait penanganan terhadap

gelandangan dan pengemis.

Setelah menganalisis secara cermat dari beberapa hasil penulisan

tersebut, pada dasarnya penelitian tentang “Karakteristik dan Dinamika

Kehidupan Gelandangan dan Pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina

Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta” ini adalah bukan merupakan

pengulangan dan plagiasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Karena

peneliti belum pernah menemukan buku atau penelitian yang secara spesifik

membahas tema tersebut.

F. Kajian teori

1. Tinjauan Tentang Gelandangan

Masalah sosial yang tidak dapat dihindari keberadaannya dalam

kehidupan masyarakat, terutama yang berada di perkotaan adalah

masalah gelandangan dan pengemis. Permasalahan gelandangan dan

pengemis merupakan akumulasi dan interaksi dari berbagai

permasalahan seperti halnya kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya

keterampilan kerja yang dimiliki, lingkungan sosial, budaya, kesehatan,

dan lain sebagainya.18

18 Parsudi Suparlan, “Gelandangan Sebuah Konsekuensi Perkembangan Kota” (Jakarta:LP3ES, 1999 ), hlm.23.

Page 27: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

13

a. Pengertian Gelandangan

Gelandangan adalah orang yang tidak tentu tempat

tinggalnya, pekerjaannya, dan arah tujuan kegiataannya.19 Semakin

banyaknya gelandangan dan pengemis merupakan contoh yang ada

saat ini bahwa kemiskinan adalah faktor utama yang paling

berpengaruh dan mendasari mengapa masalah sosial itu terjadi,

apalagi fenomenaa sosial tersebut banyak kita temukan di perkotaan.

Dalam keterbatasan ruang lingkup sebagai gelandangan tersebut,

mereka berjuang untuk mempertahankan di daerah perotaan dengan

berbagai macam strategi, seperti menjadi pemulung, pengamen,

pengemis, dan lain sebagainya.20

Perjuangan hidup sehari-hari mereka mengandung resiko

yang cukup berat tidak hanya karena tekanan ekonomi, tetapi juga

tekanan sosial budaya dari masyarakat, kerasnya kehidupan jalanan,

dan tekanan dari aparat ataupun petugas ketertiban kota.21

b. Faktor-Faktor Penyebab

Daya dorong dari desa seseorang menjadi gelandangan antara lain :

1) Desa tidak lagi mampu memberikan pekerjaan dan penghidupan

yang layak, sementara jumlah penduduk semakin bertambah.

19 Argo Twikromo, “Gelandangan Yogyakarta" (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002) , hlm. 6.

20 Firman Lukman, Fenomena Anjal dan Gepeng Sebagai Citizenship, dalamhttp://firmanlukman33.blogspot.co.id/2012/02/fenomena-anjal-dan-gepeng-sebagai.html, diaksespada tanggal 03 Mei 2016, pukul 13.08 WIB.

21 Parsudi Suparlan, “Gelandangan Sebuah Konekuensi Perkembangan Kota” (Jakarta:LP3ES, 1999 ) hlm. 24

Page 28: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

14

2) Tingkat pendidikan dan keterampilan rata-rata masyarakat desa

rendah.

3) Faktor sosial budaya masyarakat yang dijumpai pada desa-desa

tertentu atau desa miskin tidak menunjang upaya pengentasan

kemiskinan dan peningkatan pendidikan.

4) Kondisi alam pedesaan tertentu tidak menunjang kegiatan

ekonomi dan pendidikan masyarakat desa.

5) Secara individu terdapat warga desa yang rawan menjadi

gelandangan mempunyai sifat pemalas, pasrah pada nasib, tidak

punya daya juang, dan menolak pada perubahan.

Daya tarik kota bagi sesorang untuk menjadi gelandangan, yaitu :

1) Masyarakat menganggap di kota-kota besar mudah mencari

pekerjaan dan mewujudkan impian.

2) Di kota tersedia banya cara untuk dapat memperoleh uang

dengan adanya ajakan atau bujukan teman.22

c. Kriteria Gelandangan

1) Perempuan/laki-laki usia 18 tahun ke atas, tinggal di sembarang

tempat, hidup mengembara atau menggelandang di tempat

umum.

2) Tidak memiliki tanda pengenal atau identitas diri, berperilaku

bebas/liar, terlepas dari norma-norma kehidupan masyarakat

pada umumnya.

22 Ibid, hlm. 27

Page 29: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

15

3) Tidak memiliki pekerjaan tetap, meminta-minta atau mengambil

sisa makanan atau barang bekas dan lain-lain.23

d. Persoalan yang Dihadapi Individu Gelandangan

1) Tingkat kesehatan rendah

Dari segi kesehatan gelandangan dan pengemis termasuk

kategori warga tingkat kesehatan terendah, yaitu kesehatan fisik.

Rendahnya kualitas kesehatan fisik bisa diakibatkan oleh

rendahnya gizi makanan yang mereka konsumsi sehari-hari dan

kondisi lingkungan yang buruk serta penyakit infeksi.

2) Tingkat penghasilan yang rendah dan tidak menentu

Hidup kaum gelandangan dan pengemis penuh dengan

perjuangan-perjuangan untuk mengorganisasi aktivitas mereka

dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan yang relatif

langka, merka harus dapat bersaing untuk sekedar dapat makan

dan bertahan hidup di daerah perkotaan.

3) Mentalitas semakin buruk

Penerimaan sosial. Hampir segala upaya untuk menjalin

hubungan dengan sikap curiga, deskriminasi, ketidakpercayaan

dan pandangan-pandangan negatif lainnya itulah gelandangan

23 Dirjen Bina Rehabilitas Sosial, Pedoman Pelaksanaan dan Rehabilitasi Sosial BagiGelandangan, (Yogyakarta:Dinsos Panti Sosial Bina Karya, 2005), hlm. 11-12.

Page 30: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

16

dan pengemis tersebut mentalitasnya menjadi semakin

memburuk.24

e. Potensi-Potensi Gelandangan

1) Tidak mudah menyerah.

2) Mau hidup bekerja disegala kondisi.

3) Potensi intelektual tidak cacat.

4) Suka berpetualangan.

5) Kemandirian.25

f. Kebutuhan Umum Gelandangan

1) Dasar pendidikan yang lebih baik.

2) Keterampilan yang khas dan bermutu.

3) Tempat tinggal atau rumah yang memadai dan tetap.

4) Lapangan kerja yang tetap dengan penghasilan yang memadai

(normatif).

5) Peningkatan kesehatan fisik.

6) Perubahan sikap mental dari nilai-nilai keluarga.

7) Peningkatan harga diri dan kepercayaan diri.

8) Motivasi untuk merubah nasib.

9) Peningkatan kerajinan.26

24 Tri Muryani, “Rehabilitasi Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis Di Panti SosialBina Karya Sidomulyo Yogyakarta”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2008.

25 Dayat Rangga, “Gelandangan dan Pengemis”, dalamhttp://wwwdayatranggambozo.blogspot.co.id/2011/05/gelandangan-dan-pengemis-gepeng.html,diakses pada tanggal 04 April 2016 pukul 08.00 WIB

26 Tri Muryani, “Rehabilitasi Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis Di Panti SosialBina Karya Sidomulyo Yogyakarta”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2008.

Page 31: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

17

2. Tinjaun Tentang Pengemis

a. Pengertian Pengemis

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata pengemis

berasal dari kata “emis” ditambah awalan “peng” menjadi

pengemis, artinya orang yang meminta-minta.27 Menurut

Departemen Sosial RI pengemis adalah seseorang atau kelompok

yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di jalanan

atau tempat umum dengan berbagai cara atau alasan untuk

mengharapkan belas kasihan orang lain. Mengemis adalah hal yang

dilakukan oleh seseorang yang membutuhkan uang, makanan,

tempat tinggal atau hal lainnya dari orang yang mereka temui

dengan meminta. Umumnya di kota besar sering terlihat pengemis

meminta uang, makanan atau benda lainnya. Pengemis sering

meminta dengan menggunakan gelas, kotak kecil, topi atau benda

lainnya yang dapat dimasukan uang.28

b. Ciri-ciri Pengemis

1) Pakaian yang dikenakan compang camping.

2) Kondisi tubuh yang cacat, ada yang memang benar-benar cacat

tapi juga ada yang tidak.

27 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

28 Parsudi Suparlan, “Gelandangan Sebuah Konekuensi Perkembangan Kota” (Jakarta:LP3ES, 1999 ) hlm. 35.

Page 32: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

18

3) Biasa mengemis di pinggir jalan raya, trotoar, jembatan,

perempatan lampu merah, kawasan pusat perbelanjaan dan pasar

tradisional.

4) Selain itu pengemis musiman, akan banyak berdatangan di

waktu-waktu tertentu seperti pada waktu bulan Ramadhan dan

menjelang hari raya..

c. Faktor-faktor Terjadinya Mengemis

1) Karena yang bersangkutan tidak berdaya sama sekali untuk

melakukan pekerjaan lain disebabkan cacat fisik, tidak

berpendidikan, tidak punya rumah tetap atau gelandangan.

2) Kedua, kehilangan rasa malu dan beban moril di depan

masyarakat karena sudah merasa enak dan memiliki penghasilan

besar dari mengemis.

3) Ketiga, waktu dimana orang-orang banyak mengeluarkan

sedekah seperti di bulan Ramadhan, menjelang hari raya Idul

Fitri, dan tahun baru, menjadikan mereka merasa memiliki

kesempatan untuk mendapatkan uang tambahan.

4) Keempat, mengemis karena miskin mental dan malas bekerja.

Kelima, pengemis yang terkoordinasi dalam suatu sindikat.

Dengan dikoordinasi oleh seseorang yang dianggap bos

penolong, setiap pengemis “anggota” setia menyetor hasil

Page 33: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

19

mengemisnya kepada sindikat, baik secara harian, mingguan

atau bulanan.29

3. Tinjauan Tentang Karakteristik dan Dinamika KehidupanGelandangan dan Pengemis

a. Pengertian Karakteristik Gelandangan dan Pengemis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus

Besar Bahasa), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional

karakter artinya sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain, atau bermakna bawaan,

hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,

tabiat, tempramen, watak.30 Definisi karakteristik adalah fitur

pembeda dari seseorang. Karakteristik didefinisikan sebagai kualitas

atau sifat. Karakteristik manusia dalam biologi meliputi watak dan

sifat-sifat manusia yang mendasar. Termasuk ciri-ciri fisik atau

tindakan manusia tersebut.31 Setiap orang mempunyai pandangan,

tujuan, kebutuhan serta kemampuan yang berbeda satu sama lain.

Perbedaan inilah yang akan terbawa dalam kehidupannya yang

29 Arif Rohman, “Modul Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemisdi Panti”, Februari 2011, hlm. 15

30 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

31 “Pengertian Karakteristik Menurut Para Ahli”, dalamhttp://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-karakteristik-menurut-para-ahli/, diaksespada tanggal 01 Juni 2016, pukul 15.07 WIB

Page 34: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

20

menyebabkan kepuasan satu orang dengan yang lain berbeda pula,

meskipun berada di lingkungan yang sama.32

Secara spesifik, karakteristik gelandangan dan pengemis dapat

dibagi menjadi :

1) Karakteristik Gelandangan :

a) Anak sampai usia dewasa (laki-laki/perempuan) usia 18-59

tahun, tinggal di sembarang tempat dan hidup mengembara

atau menggelandang di tempat-tempat umum, biasanya di

kota-kota besar.

b) Tidak mempunyai tanda pengenal atau identitas diri,

berperilaku kehidupan bebas/liar, terlepas dari norma

kehidupan masyarakat pada umumnya.

c) Tidak mempunyai pekerjaan tetap, meminta-minta atau

mengambil sisa makanan atau barang bekas.33

2) Karakteristik Pengemis :

a) Anak sampai usia dewasa (laki-laki/perempuan) usia 18-59

tahun.

32 Nadira, “Pengertian Karakteristik Individu”, dalamhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46575/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada tanggal 7Juni 2016, pukul 13.00 WIB

33 Arif Rohman, “Modul Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemisdi Panti”, Februari 2011, hlm. 7

Page 35: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

21

b) Meminta-minta di rumah-rumah penduduk, pertokoan,

persimpangan jalan (lampu lalu lintas), pasar, tempat ibadah

dan tempat umum lainnya.

c) Bertingkah laku untuk mendapatkan belas kasihan ; berpura-

pura sakit, merintih dan kadang-kadang mendoakan dengan

bacaan-bacaan ayat suci, sumbangan untuk organisasi

tertentu.

d) Biasanya mempunyai tempat tinggal tertentu atau tetap,

membaur dengan penduduk pada umumnya. Menurut

Soetjipto Wirosardjono mengatakan ciri-ciri dasar yang

melekat pada kelompok masyarakat yang dikatagorikan

gelandangan adalah:”mempunyai lingkungan pergaulan,

norma dan aturan tersendiri.34

Dalam teori karakteristik individu yang di kemukakan oleh

Stephen Robbins, mengatakan bahwa,

Karakteristik individual terdiri atas sejumlah aspek ataudimensi tertentu dari suatu kriteria yang dapat diatribusikanpada masing-masing individu sehingga masing-masing dapatdibedakan satu dengan yang lainnya. Setidaknya terdapatempat karakteristik individu yaitu karakteristik biografis,karakteristik kemampuan, karakteristik kepribadian, dankarakteristik belajar. Karakteristik individu yang palingmudah diamati yang mempengaruhi seorang individu dalamberorganisasi adalah karakteristik biografis. Kondisi biografismerupakan situasi nyata yang menjadi latar belakang dari cirifisik setiap individu. Karakteristik biografis mencakupbeberapa sifat yaitu umur, jenis kelamin, dan ras.Karakeristik individu mempengaruhi sikap dan perilakutertentu. Perilaku yang disebabkan secara internal merupakan

34 Ibid, hlm. 18

Page 36: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

22

perilaku yang diyakini dipengaruhi oleh kendali pribadiindividu bersangkutan. Sedangkan perilaku eksternal munculakibat adanya pengaruh luar yang memaksa individu dalamberperilaku.35

Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi :

Pertama, karakteristik biografis merupakan ciri-ciri individual yang

mencakup usia, jenis kelamin, dan ras. Karakteristik biografis

merupakan sesuatu yang objektif dan mudah diperoleh dari catatan

pribadi. Semua ini dapat menimbulkan perbedaan perilaku terhadap

pekerjaan dalam suatu lingkungan baik produktivitas, loyalitas

kerajianan, dan kepuasan kerja. Usia, menentukan kemampuan

seseorang untuk bekerja, termasuk bagaimana dia merespon stimulus

yang dilancarkan individu/pihak lain. Semakin tinggi usia seseorang

semakin rendah kemampuan fisik tetapi sebaliknya pengalaman dan

kestabilan emosi dapat semakin tinggi. Artinya semakin tinggi usia

seseorang akan semakin tinggi kesediaan untuk menerima kenyataan

semakin sikap positif terhadap pekerjaan dan semakin memiliki

kepuasan kerja. Jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang konsisten

antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah,

ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas,

atau kemampuan belajar. Namun studi-studi psikologi telah

menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi

wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya

35 Stephen P.Robbins, “Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 8 Jilid 2”,(Indonesia : PT.Macanan Jaya Cemerlang, 2007), hlm. 50.

Page 37: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

23

daripada wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses. Bukti

yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat

kemangkiran yang lebih tinggi daripada pria. Ras, dalam sebuah

lingkungan masyarakat terdapat sebuah kecenderungan bagi individu

untuk lebih menyukai rekan-rekan dari ras mereka sendiri dalam hal

bersosialisasi, atau bekerjasama.36 Mereka cenderung lebih

mengutamakan individu lain yang ras nya sama dengannya. Selain

itu, terdapat tindakan afirmatif dan biasanya sebagian golongan akan

mendapatkan perilaku yang lebih buruk bila dibandingkan dengan

kelompok yang lain.37

Kedua, karakteristik kepribadian Stephen Robin

mengemukakan,

”personality is the dynamic organization within theindividual of those psychophycal systems that determine hisunique adjustment to this environment (kepribadian sebagaipengorganisasian yang dinamis dari sistem psikofisik dalamdiri individu yang menentukan penyesuaian diri denganlingkungannya)”.38

Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa kepribadian

merupakan sebagai keseluruhan cara bagaimana seorang individu

36 Stephen p.Robbins, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontrovensi, Aplikasi Edisi 8 Jilid1”, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), hlm. 57.

37 Ibid, hlm 57

38 Stephen P.Robbins, “Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 8 Jilid 2”,(Indonesia : PT.Macanan Jaya Cemerlang, 2007), hlm. 68.

Page 38: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

24

beraksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian dapat juga

dikatakan kombinasi antara seperangkat fisik dan karakteristik

mental seseorang. Kepribadian dapat dilihat dari perilaku individu,

seperti bagaimana cara seseorang berbicara, bertindak dan

melakukan sesuatu. Adapun karakteristik kepribadian yang popular

di antaranya adalah agresif, malu, pasrah, malas, ambisius, setia,

jujur, dll. Semakin konsisten karakteristik tersebut di saat merepons

lingkungan, hal itu menunjukkan faktor keturunan atas pembawaan

(traits) merupakan faktor yang penting dalam membentuk keribadian

seseorang.39

Menurut Kunarto menyebutkan bahwa, “temperament we are

born with, character we have to make”. Berangkat dari pendapat ini,

pribadi seseorang selalu diwarnai oleh temperamen dan sekaligus

karakter. Temperamen berwarna sifat-sifat yang diperoleh dari

keturunan. Sedangkan karakter terbentuk oleh lingkungan dan

situasi. Interaksi antara temperamen dan karakter itu yang

membentuk kepribadian seseorang.40 Orang yang karakternya

terbentuk paada lingkungan dan budaya yang tinggi akan cenderung

serius, ambisius, dan agresif.

39 Stephen p.Robbins, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontrovensi, Aplikasi Edisi 8 Jilid1”, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), hlm. 57

40 “Pengertian Karakteristik Menurut Para Ahli”, dalamhttp://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-karakteristik-menurut-para-ahli/, diaksespada tanggal 01 Juni 2016, pukul 15.07 WIB

Page 39: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

25

Sedangkan orang yang berada pada lingkungan dan budaya yang

menekankan pada pentingnya bergaul baik dengan orang lain, maka

ia akan lebih memprioritaskan keluarga dibandingkan dirinya

sendiri.41

Ketiga, karakteristik kemampuan merupakan kapasitas

seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu

pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa

yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan seorang

individu pada dasarnya terdiri atas 2 kelompok faktor yaitu,

kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas mental seperti berpikir, menalar dan

memecahkan masalah. Individu yang cerdas cenderung mendapat

banyak penghargaan seperti uang dan pendidikan yang tinggi.

Semakin tinggi intelektual seseorang, maka semakin kompleks suatu

pekerjaan dalam hal tuntutan pemrosesan informasi, semakin banyak

kemampuan kecerdasan umum dan verbal yang akan dibutuhkan

untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan sempurna. Kemampuan

fisik yaitu, kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut

41 Stephen p.Robbins, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontrovensi, Aplikasi Edisi 8 Jilid1”, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), hlm. 59

Page 40: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

26

stamina, kecepatan, kekuatan dan keterampilan serupa yang

membutuhkan manajemen untuk mengidentifikasi kemampuan fisik

seorang. Pekerjaan menuntut hal yang berbeda-beda dari setiap

individu dan setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-

beda.42

Keempat, karakteristik minat (interest) adalah sikap yang

membuat seseorang senang akan sebuah obyek situasi atau ide-ide

tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan

untuk mencari obyek yang disenangi tersebut.

Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang

menentukan kesesuaian seseorang dengan pekerjaannya.43

Kelima, karakteristik religiusitas merupakan nilai karakter

yang dideskripsikan sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh seseorang

dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal

ini warga binaan sosial gelandangan dan pengemis diharapkan

mampu memiliki dan berprilaku dengan ukuran baik dan buruk yang

di dasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Pandangan hidup

42 Stephen p.Robbins, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontrovensi, Aplikasi Edisi 8 Jilid1”, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), hlm. 59

43 Ibid, hlm 67

Page 41: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

27

(way of life, world view) merupakan hal yang penting dan hakiki

bagi manusia, karena dengan pandangan hidupnya memiliki kompas

atau pedoman hidup yang jelas di dunia ini. Manusia antara satu

dengan yang lain sering memiliki pandangan hidup yang berbeda-

beda seperti pandangan hidup yang berdasarkan agama misalnya,

sehingga agama yang dianut satu orang berbeda dengan yang dianut

yang lain.44

Keenam, karakteristik sosial meskipun memiliki tanggung

jawab yang penuh terhadap dirinya sendiri, manusia juga

membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hal ini dilakukan dengan bersosialisasi atau bermasyarakat dengan

manusia lainnya. Dorongan dari lahir memaksa mereka untuk selalu

menampakan dirinya dalam berbagai bentuk di masyarakat, sehingga

dengan sendirinya mereka akan berinteraksi dengan masyarakat. Ciri

manusia sebagai makhluk sosial adalah dengan adanya interaksi

sosial dalam hubungannya dengan manusia lain. Secara garis besar,

ada beberapa faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia

dengan manusia lainnya, yaitu tekanan emosional, harga diri, dan

isolasi sosial.45

Ketujuh, karakteristik budaya, pengertian budaya adalah

suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah

44 Ibid, hlm 70

45 Ibid, hlm 75

Page 42: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

28

kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan

politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya

seni. Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak

terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung

menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang

berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya

dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa

budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.

Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya

turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya

ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa

alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi

dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:

Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan

oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya

sendiri. Ada beberapa karakteristik budaya, antara lain : komunikasi

dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan

makan, waktu dan kesadaran akan waktu, penghargaan dan

pengakuan, hubungan, nilai dan norma, dll.

Kedelapan, karakteristik ekonomi pengertian ekonomi

menurut Paul A. Samuelson adalah suatu cara yang dilakukan oleh

manusia dan kelompoknya agar dapat memanfaatkan segala sumber

Page 43: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

29

yang terbatas dalam memperoleh setiap komoditi dan menyalurkan

oleh masyarakat untuk dapat dikonsumsi. Pengertian ekonomi

menurut Prof. Paul Anthony Samuelson adalah suatu studi mengenai

manusia dalam aktivitas hidup mereka dalam sehari-hari untuk

memperoleh dan menikmati kehidupan itu.46

b. Pengertian Dinamika Kehidupan Gelandangan dan Pengemis

Sedangkan, dinamika merupakan perubahan, jadi dinamika

manusia dapat kita artikan perubahan yang dialami oleh manusia

sejak manusia itu masih dalam kandungan sampai dilahirkan hingga

akhir hayatnya selalu bersifat dinamis. Dinamis berarti berubah,

berkembang atau tidak tetap. Dinamika kehidupan manusia adalah

proses perubahan kehidupan dari satu kondisi kepada kondisi lain,

yang menghasilkan efek positif dan negatif.47 Dinamika kehidupan

gelandangan dan pengemis berjalan sinkrotis dengan kompleksitas

permasalahan perkotaan yang berakar pada kondisi kemiskinan yang ada di

daerah perkotaan maupun di daerah pinggiran kota. Sebagian besar dari

mereka adalah para urbanisan yang tidak mempunyai bekal pendidikan dan

ketrampilan yang memadai sehingga mereka tidak mampu memasuki

sektor formal dan akhirnya mereka terpaksa bekerja seadanya di sektor

46 Stephen P.Robbins, “Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 8 Jilid 2”,(Indonesia : PT.Macanan Jaya Cemerlang, 2007), hlm. 78.

47 Sarlito Wirawan, “Psikologi Sosial”, dalamhttps://books.google.co.id/books?id=qPFDETMhBckC&pg=PR9&dq=dinamika+kehidupan+manusia&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false, diakses pada tanggal 21 April2016 Pukul 12.50 WIB.

Page 44: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

30

informal. Mereka menciptakan pemukiman di sekitar pusat pertumbuhan

ekonomi dan membuat komunitas dalam kelompok.48

Teknik-teknik untuk memahami tingkah laku manusia

Berikut ini adalah teknik-teknik dengan berbagai pendekatan

untuk memahami tingkah laku manusia, antara lain :

1) Pendekatan Psikodinamika

Sebagaimana dikutip oleh Miftachul Huda, bahwa teori

psikodinamika memahami sumber terjadinya perilaku manusia

baik disadari maupun tidak adalah berasal dari dalam diri

manusia itu sendiri. Teori ini ditemukan oleh Sigmund Frued

(1956-1939). Teori psikodinamika mendasarkan diri kepada

struktur kepribadian seorang manusia. Menurut Frued struktur

kepribadian seorang manusia terbagi menjadi tiga tingkatan

kesadaran: sadar (concious,), prasadar (preconcious), dan tak

sadar (unconcious). Dalam perkembangannya freud kemudian

mengenalkan lagi tiga model struktur kepribadian manusia

dimana ini identik dengan ketiga struktur kepribadian

sebelumnya, yaitu id, ego, dan super ego.49

Hubungan ketiga struktur dalam manusia tersebut saling

mengalami tekanan disebabkan perbedaan-perbedaan dorongan

yang mendasar di antara ketiganya. Sehingga ketika kondisi

48 Parsudi Suparlan, “Gelandangan Sebuah Konekuensi Perkembangan Kota” (Jakarta:LP3ES, 1999 ) hlm. 24

49Miftachul Huda, ”Paradigma dan Teori” (Yogyakarta: Samudra Biru, 2012), hlm.72.

Page 45: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

31

tubuh mengalami ketidakseimbangan akibat tekanan-tekanan

tersebut maka dapat mengakibatkan gangguan-angguan tingkah

laku dalam diri manusia.50

Pendekatan psikodinamika yaitu memahami tingkah laku

manusia sebagai manifestasi dari perkembangan kepribadian

seseorang dimasa lalu. Dengan perkataan lain, psikodinamika

memandang bahwa tingkah laku manusia dibentuk oleh

pengalaman-pengalaman masa lalu yang sering kali disimpan di

alam bawah sadar manusia. Teknik-teknik dalam pendekatan ini

banyak digunakan oleh para psikolog atau para ahli

psikoanalisa. Akan tetapi ada juga beberapa teknik dalam

pendekatan ini yang bisa digunakan, seperti teknik eksplorasi,

deskripsi dan ventilasi. Teknik-teknik tersebut dapat digunakan

oleh pekerja sosial dalam menolong klien yang sedang

menghadapi permasalahan gangguan depresi ringan, yang

disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang masih dalam batas

kesadaran orang.51

Untuk menolong klien tersebut, pekerja sosial

memfasilitasi klien untuk mengungkapkan semua perasaannya

secara bebas tanpa kekhawatiran yang dapat menghambat

50 Ibid, hlm.73.

51 Arif Rohman, “Modul Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemisdi Panti”, Februari 2011, hlm. 28

Page 46: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

32

pencurahannya. Ketika klien mengalami hambatan untuk itu,

pekerja sosial berusaha untuk merangsang klien dengan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat membawa klien pada situasi

perasaan yang selama ini tersembunyi. Kunci keberhasilan dari

penggunaan teknik ini adalah empati dan penerimaan pekerja

sosial akan berbagai gaya klien dalam mencurahkan segala

perasaannya. Keseimbangan emosional klien yang akan dicapai

sebagai akibat dari kejenuhan emosional setelah klien

mencurahkan semua perasaan yang membebaninya, merupakan

tujuan utama dari penggunaan teknik ini.52

2) Pendekatan Afektif

Pendekatan ini memahami tingkah laku manusia sebagai

manifestasi dari perasaannya. Dengan kata lain, kehidupan

perasaan menjadi pusat perhatian pertolongan. Beberapa teknik

mendasar dari pendekatan ini diantaranya adalah, teknik gestalt,

“clien centered” (teknik pertolongan yang berpusat pada

pribadi), dan legoterapi. Teknik-teknik yang banyak digunakan

oleh pekerja sosial dalam jenis ini adalah teknik gesalt dan clien

centered yang kemudian dikenal dengan teknik refleksi.

52 Ibid, hlm. 30

Page 47: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

33

a) Teknik gesalt

Teknik gesalt mendasarkan pada pemahaman

mengenai manusia sebagai keseluruhan yang bermakna.

Pendekatan ini memandang manusia dalam keterlibatannya

untuk mencapai keseimbangan bilamana kehidupannya

terganggu oleh kebutuhan-kebutuhan dunia dalam, dan

tuntutan-tuntutan dari dunia luar. Gangguan-gangguan ini

akan menimbulkan ketegangan-ketegangan sehingga

diperlukan keseimbangan. Dalam keadaan sehat manusia

akan mampu menerima dan bereaksi terhadap keadaan dunia

dalam dan dunia luar. Tetapi, jika keadaanya tidak seimbang

akan muncul perasaan-perasaan ketakutan dan akan

menghindar dari situasi-situasi tersebut.53

Pertolongan diarahkan pada upaya membantu atau

menemanni klien dalam menghadapi kenyataan-kenyataan

yang dianggap menakutkan tersebut, dan agar mampu

mengembangkan dirinya sendiri mencapai kematangan dan

melibatkan diri dalam kehidupan nyata, serta bertanggung

jawab akan dirinya sendiri. Pada intinya teknik ini ditujukan

untuk memperkuat penyadaran yang akan meningkatkan arti

kehidupan klien secara penuh.

53 Ibid, hlm.32

Page 48: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

34

b) Teknik berpusat pada klien (clien contered)

Teknik “clien contered” memandang klien sebagai

orang yang paing ahli mengenai permasalahan yang mereka

hadapi dan paling ahli dalam megembangkan alternatif yang

dapat dilakukan untuk mengatasi masalah, memenuhi

kebutuhan dan mengembangkan potensi-potensi yang

dimilikinya. Pekerja sosial yang menggunakan teknik ini

dituntut untuk membimbing dalam mendengarkan dirinya

sendiri dan memahami diri mereka.

Dengan pemahaman akan diri mereka sendiri,

pemahaman akan masalah, kebutuhn dan potensi yang

mereka miliki, klien akan mampu mengatasi persoalan-

persoalan yang mereka hadapi dan mewujudkan cita-cita

mereka. Pekerja sosial berusaha untuk merefleksikan

ungkapan-ungkapan klien untuk membantu klien

mendengarkan dirinya sendiri, dan menstimulasi

pengungkapan diri klien dengan pertanyaan-pertanyaan.54

54 Ibid, hlm. 36

Page 49: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

35

Merefleksikan ungkapan klien dengan menggunakan

bahasa pekerja sosial yang mudah dipahami klien, sebagai

cara untuk meyakinkan klien bahwa pekerja sosial dapat

memahami apa yang diungkapkan klien. Kemampuan

mendengarkan dan empati merupakan kunci utama dalam

kesuksesan penggunaan teknik ini.55

3) Pendekatan Perilaku

Pendekatan ini menitikberatkan peranan lingkungan

atau dunia luar sebgai faktor penting bagi kehidupan

seseorang. Dengan perkataan lain, pendekatan perilaku

memandang perilaku manusia sebagai sesuatu yang dapat

diubah dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang

baru. Dalam pendekatan ini dipahami bahwa perilaku

manusia bisa dibedakan atas :

a) Perilaku operan (disadari), misalnya makan, minum,

mandi, bekerja, dll

b) Perilaku responden (reflek/tidak disadari) seperti

menangis, malu, sedih, tertawa, ketergantungan, dll.56

Berdasarkan pemahaman ini, maka teknik-teknik perilakupun

harus dibedakan dengan jenis perilaku tersebut :

55 Ibid, hlm. 38

56 Ibid, hlm. 39

Page 50: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

36

a) Teknik-teknik operan hanya bisa digunakan untuk

mengubah perilaku operan. Contoh :

1. Penguatan positif, penguatan negatif.

2. Pemberian hukuman positif.

3. Hukuman negatif dan teknik modeling (peniruan).

b) Teknik-teknik responden hanya bisa digunakan untuk

perilaku responden. Contoh :

1. Refleksi.

2. Pengebalan sistematik.

3. Latihan asertif (dalam rangka meningkatkan rasa

percaya diri dengan cara mengekspresikan perasaan

atau sikapnya dengan tanpa hambatan), penguasaan

diri, dll.57

4) Pendekatan kognitif

Pendekatan kognitif memandang tingkah laku

manusia sebagai manifestasi dari perasaan sebagai hasil dari

pengolahan kognitif seseorang. Berdasarkan pendekatan ini,

pekerja sosial dapat menolong klien dari psikososial yang

mereka hadapi dengan mengubah kognisi mereka. Teknik-

teknik yang bermuara pada pendekatan kognitif ini

diantaranya :

57 Ibid, hlm. 46

Page 51: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

37

a) Teknik emosi rasional (rational emotive techique)

Asumsi yang mendasari teknik ini adalah :

1. Bahwa setiap, kejadian yang menimpa seseorang akan

diterima, diolah dan ditanggapi kognisi yang

dimilikinya, yang dtentukan oleh pengalaman, tingkat

kedewasaan intelektual, kemampuan berpikir serta

pengetahuan yang dimilikinya.

2. Berdasarkan olahan kognisi tersebut seseorang akan

mengeluarka “self talk” (kata hati) sebagai upaya

pemaknaan terhadap kejadian yang menimpanya

tersebut.

3. Kata hati yang muncul bisa bersifat positif, atau bisa

juga bersifat negatif. Jika kata hati yang muncul

adalah positif, maka akan diikuti dengan reaksi

emosional positif, dan sebaliknya jika kata hati yang

muncul adalah negatif, maka reaksi emosional yang

muncul juga akan negatif.58

b) Teknik realitas

Teknik emosional rasional, yang dikembangkan oleh

Albert Ellis :

58 Ibid, hlm.62

Page 52: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

38

1. Emosi yang muncul akan diikuti dengan

kecenderungan tingkah laku yang konsisten dengan

reaksi emosional yang muncul.

2. Reaksi emosional tersebut dapat termanifestasikan

dalam perilaku-perilaku tertentu, seperti perilaku

regresi, hysteria, perilaku agresif, menarik diri, dll.

3. Reaksi emosional ini juga akan diikuti dengan reaksi-

reaksi fisiologis secara spontan.

4. Kecemasan yang dialaminya akan diikuti oleh reaksi

fisiologis berupa produksi hormonal yang tidak

seimbang.

Berdasarkan teknik ini, maka untuk menolong orang

yang mengalami stress, dapat dilakukan dengan mengubah

kognisi orang tersebut, melalui pemberian informasi yang

proporsional mengenai permasalahan yang dihadapi dan

pengubahan pola-pola pikir melalui diskusi-dikusi rasional.59

59 Ibid, hlm 80.

Page 53: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

39

G. Metode penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dilaksanakan oleh seorang

peneliti untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menganalisis fakta-

fakta yang ada di tembat penelitian dengan menggunakan ukuran-ukuran

dan pengetahuan.60 Dalam penelitian ini metode mempunyai peranan

penting dalam penelitian, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Jenis Penulisan

Penulisan ini merupakan penelitian lapangan (field-research)

yang menggunakan metode kualitatif (qualitative research).61

Penelitian ini meneliti terkait karakteristik dan dinamika kehidupan

gelandangan dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan

Laras (RSBKL) Yogyakarta. Penulis ingin melakukan sebuah kajian

intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu obyek tertentu dengan

mempelajarinya sebagai kasus.62

60 A. Mangunhardjono, “Pembinaan, Arti dan Metodenya”, (Yogyakarta: Kanisius,1986), hlm.101.

61 Saifuddin Azwar, “Metode Penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm.6.

62 Handari Nawawi, “Metode Penelitian Bidang Sosial”, (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Pers, 1995), hlm 72.

Page 54: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

40

2. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber

informasi yang dapat memberikan data sesuai dengan masalah yang

sedang diteliti. 63 Subyek dari penelitian ini, antara lain:

1) Enam orang warga binaan sosial (gelandangan dan pengemis) di

Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL)

Sidomulyo TR IV/369 Tegalrejo Yogyakarta yang dipilih

berdasarkan atas rekomendasi dari pekerja sosial di Balai

Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta.

2) Pekerja sosial/pendamping yang mendampingi warga binaan

sosial di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

(RSBKL) Sidomulyo TR IV/369 Tegalrejo Yogyakarta.

b. Obyek penelitian

Maksud obyek penelitian di atas adalah permasalahan-

permasalahan yang menjadi titik sentral perhatian suatu penelitian.64

Obyek dari penelitian ini adalah karakteristik yang mencakup sifat-

sifat, watak dan perilaku dari gelandangan dan pengemis. Serta

dinamika kehidupan yang mencakup sejarah kehidupan seorang

gelandangan dan pengemis selama berada dalam panti sosial.

Dinamika merupakan perubahan, atau dinamika perubahan yang

63 Tatang Aminn, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1998), hlm.135.

64 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: RinekaCipta, 1992), hlm.91.

Page 55: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

41

dialami oleh gelandangan sejak menjadi seorang gelandangan dan

pengemis.

c. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer

dalam penelitian ini adalah hasil dari observasi, dan juga hasil dari

wawancara yang dilakukan dengan subyek penelitian.

Sedangkan sumber data sekunder diambil dari dokumen atau

arsip, buku, artikel, jurnal, surat kabar elektronik maupun cetak dan

bentuk lainnya yang sesuai dengan konteks penelitian.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan data primer dan sekunder yang maksimal

sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka penulis menggunakan

beberapa instrumen antara lain :

a. Observasi, adalah pengmatan dan pencatatan dengan sistematik

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.65 Adapun jenis

observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipan, yaitu observasi ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh subyek-subyek yang diobservasi. Metode ini

digunakan sebagai metode pelengkap dan untuk menguatkan data

yang diperoleh dari metode interview dan dokumentasi.hal ini

digunakan untuk melakukan pengamatan dan penelitian secara

65 Sutrisno Hadi, “Metodologi Research II” (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm 122.

Page 56: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

42

sistematis dalam rangka mengumpulkan data dari para

pembina/pembimbing dalam melaksankan rehabilitasi dan pelayanan

sosial di dalam menangani gelandangan dan pengemis.

b. Wawancara (Interview), yaitu segala yang menghimpun data atau

informasi dengan jalan menggunakan tanya jawab secara tatap muka

(face to face) dengan subyek penelitian.66 Dengan metode ini,

peneliti menggunakn jenis interview tak tersruktur. Artinya,

responden mendapat kebebasan dan kesempatan mengeluarkan buah

pikiran, pandangan, dan perasaannya tanpa diatur ketat oleh

peneliti.67 Dengan demikian, meskipun interview sudah terikat oleh

pedoman wawancara (interview guide) , tetapi pelaksanaannya tetap

berlangsung harmonis, tidak terlalu formal dan wawancara

berlangsung secara santai.

c. Dokumentasi, adalah metode pengumpulan data melalui sumber

dokumen, arsip-arsip dan catatan-catatan yang mengandung petunjuk

tertentu yang berkaitan dengan kepentingan penelitian yang

dilakukan.68

66 Lexy J Maleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Pt Remaja RosdaKarya,1985), hlm 135.

67 S. Nasution, “Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif”, (Bandung : Tarsito, 2003),hlm 72.

68 Suharsini a\Arikunto, “Prosedur Penelitian”, (Jakarta: Rineka Cipta , 1993), hlm.202.

Page 57: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

43

4. Metode analisis data

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari lapangan,

penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif yaitu

menginterpretasikan data-data yang telah diperoleh ke dalam bentuk-

bentuk kalimat dengan menggunakan langkah-langkah sebagaimana

diuraikan oleh Miles Huberman A.Michael bahwa data kualitatif

analiisnya menggunakan reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan, dan verifikasi atau penyalinan (pembuktian kebenaran).69

a. Reduksi data adalah kegiatan menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan memilih bagian yang

penting sesuai dengan masalah penelitian.

b. Penyajian data diartikan sebagai kegiatan untuk menyusun

informasi yang memberi kemungknan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan.

c. Penarikan kesimpulan, langkah ini menyangkut interpretasi

penelitian, yaitu menggambarkan maksud dari data yang

ditampilkan.

d. Keabsahan data, teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar dari data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui

sumber lainnya yang berarti membandingkan dan mengecek baik

69 Miles Hubermen A.michael, “Analisis Data Kualitatif”, (Jakarta: UI Press, 1992 ), hlm17.

Page 58: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

44

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.70 Langkah ini

menyangkut :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang-orang

seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan, mahasiswa atau

pemerintah.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Keuntungan menggunakan triangulasi adalah dapat

mempertinggi faliditas, memberi kedalaman hasil penelitian, sebagai

pelengkap apabila data dari sumber pertama masih ada keraguan.71

Dalam penelitian ini kegiatan triangulasi dapat dilakukan dengan

mengecek data, antara data hasil wawancara dengan data hasil

pengamatan atau sebaliknya maupun hasil dokumentasi.

70 Lexy J Maleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Pt Remaja RosdaKarya,1985), hlm 178.

71 Ibid, hlm. 179.

Page 59: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

45

H. Sistematika pembahasan

Untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan gambaran tentang

bahasan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka peneiti akan

menggunakan sistematika pembahasan skripsi ini yang terdiri dari empat

bab, yaitu :

Bab I, memuat pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teori, metode penulisan dan sistematika pembahasan.

Bab II, yaitu membahas tentang gambaran umum dari Balai

Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras Yogyakarta yang meliputi : letak

geografis, sejarah berdirinya, visi dan misi lembaga, tugas dan weenang,

persyaratan masuk dan proses penerimaan, struktur organisasi, data jumlah

gelandangan dan pengemis tahun 2015-2016, pendanaan dan jaringan mitra,

fasilitas pelayanan, program layanan, tujuan pelayanan, kondisi RSBKL saat

ini, dan prinsip-prinsip pelayanan dan indikator keberhasilan.

Bab III, dalam bab ini penulis akan membahas tentang inti dari

penelitian ini. Peneliti akan mendiskripsikan karakteristik yang dimiliki oleh

gelandangan dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan

Laras (RSBKL) serta mendiskripsikan dinamika kehidupan yang meraka

alami selama masa berada di panti sosial.

Bab IV, merupakan penutup dari penelitian ini yang memuat

kesimpulan dan saran-saran. Selain itu, pada bagian terakhir dicantumkan

daftar pustaka serta lampiran yang diperlukan.

Page 60: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan penelitian ini, maka

kesimpulannya adalah :

1. Salah satu yang menjadi faktor utama penyebab gelandangan dan

pengemis berpindah-pindah panti sosial adalah faktor pengaruh dari

gelandangan yang sudah senior dan secara sengaja memberikan

informasi terkait kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-

masing panti sosial yang ada di berbagai daerah agar bisa dimanfaatkan.

2. Gelandangan dan pengemis yang sering berpindah-pindah panti sosial

cenderung memiliki karakteristik yang sama. Karakteristik individu

yang mereka miliki adalah sikap mental yang rendah, berorientasi hanya

pada uang, kurang mampu bersosialisasi dengan lingkungan, tingkat

religiusitas rendah, perilaku sosial cenderung negatif, serta budaya hidup

bebas berpasangan tanpa memiliki surat pernikahan.

3. Secara umum warga binaan sosial gelandangan dan pengemis di Balai

Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta tidak

memiliki tujuan hidup yang jelas. Mereka tidak memikirkan masa depan

untuk lebih baik dari saat ini. Mereka menganggap bahwa menjadi

gelandangan dan pengemis adalah sebuah takdir yang tidak dapat diubah

lagi.

Page 61: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

115

4. Salah satu harapan yang diinginkan oleh warga binaan sosial

gelandangan dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan

Laras (RSBKL) Yogyakarta adalah perubahan sistem dalam kegiatan

keterampilan yang diberikan. Mereka menginginkan agar kegiatan

keterampilan yang mereka ikuti didasari atas minat bakat serta

kemampuan mereka masing-masing. Bukan atas dasar keterpaksaan

untuk mengikuti aturan yang ada.

B. Saran-saran

Tanggung jawab dalam menjalankan tugas pekerjaan merupakan

kewajiban individu setiap pegawai yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial

Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta, menjunjung tinggi integritas

dalam berkerja menjadi kunci sukses pelayanan rehabilitisi. Dalam

pelaksanaannya, komunikasi antar sektor baik atasan dan bawahan maupun

sebaliknya sangat penting. baik kepala panti dengan bagian tata usaha,

maupun kepala panti dengan bagian rehabilitasi sosial, ataupun sebaliknya.

Begitu juga keterlibatan petugas fungsional seperti pekerja sosial, instruktur

maupun pramurti. Dibutuhkan sebuah pertemuan antar berbagai lini ini

dalam sebuah pertemuan yang membahas pemberian pelayanan berjenjang

agar warga binaan sosial gelandangan dan pengemis tidak melarikan diri

yang disebabkan oleh tidak ada harapan yang jelas untuk karir bagi warga

binaan sosial gelandangan dan pengemis setelah keluar dari Balai. Baik

Page 62: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

116

apakah target yang telah tercapai maupun target yang belum terpenuhi.

Dengan begitu, antara satu pihak dengan pihak dapat saling bersinergi.

Berikut penulis sampaikan rekomendasi kami terkait dengan perbaikan

sistem dan metode pelayanan dan rehabilitasi gelandangan dan pengemis di

Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta

sebagai mana tertera dibawah ini :

1. Mengkaji ulang kurikulum rehabilitasi

2. Perlu adanya SOP (Standar Operasional Prosedur) tentang kebijakan

penentuan kontrak untuk tetap tinggal di Balai Rehabilitasi Sosial Bina

Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta dengan waktu yang ditentukan.

Sehingga akan membuat warga binaan sosial terikat dengan sebuah

kontrak yang telah disepakati dan mereka tidak akan meninggalkan Balai

sebelum batas waktu berakhir.

3. Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) Yogyakarta

perlu mencari jejaring dengan pengusaha swasta yang lebih banyak agar

memudahkan untuk menyalurkan warga binaan sosialnya untuk bekerja.

4. Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (RSBKL) perlu

mengevaluasi terkait kegiatan keterampilan yang dberikan kepada warga

binaan sosial agar disesuaikan dengan minat bakat serta kemampuan

yang dimiliki oleh masing-masing warga binaannya tidak serta mertsa

disama ratakan. Karena setiap masing-masing warga binaan sosial

gelandangan yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

(RSBKL) Yogyakarta memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

Page 63: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

117

5. Diperlukan adanya pemanfaatan waktu luang dengan melakukan

kegiatan yang bermanfaat agar warga binaan sosial gelandangan dan

pengemis yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras

(RSBKL) Yogyakarta tidak terlalu sering melakukan kegiatan

mengamen, memulung juga mengemisnya disaat ada waktu luang di

Balai.

Page 64: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

118

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Amin Tatang, Meyusun Rencana Penelitian, Jakarta : PT. Grafindo Persada,1998.

Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 1992.

Azwar Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999.

Dirjen Bina Rehabilitasi Sosial, Pedoman Pelaksanaan dan RehabilitasiSosial Bagi Gelandangan, Yogyakarta : Dinsos Panti Sosial BinaKarya, 2005.

Hadi Sutrisno, Metedologi Reearch II, Yogyakarta : Andi Offset, 1989.

Huda Miftachul, Paradigma dan Teori, Yogyakarta : samudra Biru, 2012

Maleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja PosdaKarya, 1985.

Mangunhardjono, A, Pembinaan, Arti dan Metodenya, Yogyakarta :Kanisisu, 1986.

Nawawi Handari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : GajahMada University Pers, 1995.

Nasution S, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito :2003.

Paulus Widiyanto, Gelandangan Pandangan Kaum Sosial, jakarta : LP#ES,1998.

Rais, M.Amien, Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, Yogyakarta :Aditya Media, 1995.

Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi (Organisasional Behavior) Edisi 8Jilid 2, Indonesia : PT.Macanan Jaya Cemerlang, 2007.

Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi Konsep, Kontovensi, AplikasiEdisi 8 Jilid 1, jakarta : PT. Perlindo, 2001.

Page 65: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

119

Rohman Arif, Modul Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan danPengemis di Panti, 20011.

Soerjono Soekanto, Sisiologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1990.

Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya Menuju Perspektif MoralitasAgama, Yogykarta : UAD, 1999.

Suparlan Parsudi, Gelandangan Sebuah Konsekuensi Perkembangan Kota,Jakarta : LP3ES, 1999.

Twikromo Argo, Gelandangan Yogyakarta, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2002.

B. Internet

Badan Pusat Statistik, Jumlah Penduduk Miskin Berdasarkan Provinsi,dalam https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119,diakses pada tanggal 25 Mei 2016, pukul 21.51 WIB.

Dayat Rangga, “Gelandangan dan Pengemis”, dalamhttp://wwwdayatranggambozo.blogspot.co.id/2011/05/gelandangan-dan-pengemis-gepeng.html, diakses pada tanggal 04 April 2016pukul 08.00 WIB

Firman Lukman, Fenomena Anjal dan Gepeng Sebagai Citizenship, dalamhttp://firmanlukman33.blogspot.co.id/2012/02/fenomena-anjal-dan-gepeng-sebagai.html ,diakses pada tanggal 03 Mei 2016, pukul13.08 WIB.

Nadira, “Pengertian Karakteristik Individu”,dalamhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46575/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada tanggal 7 Juni 2016, pukul 13.00 WIB

Stephen P.Robbins, Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), dalamhttps://books.google.co.id/books?id=IwrWupB1rC4C&printsec=frontcover&dq=TEORI+KARAKTERISTIK+INDIVIDU+ROBBINS&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiSwqTor4HOAhVC7GMKHfshDgkQ6AEIGjAA#v=onepage&q&f=false, diakses pada tanggal 27 April 2016 pukul 12.30WIB.

Sarlito Wirawan, “Psikologi Sosial”, dalamhttps://books.google.co.id/books?id=qPFDETMhBckC&pg=PR9&dq=dinamika+kehidupan+manusia&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false, diakses pada tanggal 21 April 2016 Pukul 12.50 WIB.

Page 66: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

120

C. Penelitian

Nur Hayati, Peranan Panti Sosial Bina Karya Dalam Membentuk ManusiaProduktif Bagi Warga Binaan Sosial, Fakultas Dakwah JurusanPengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri SunanKalijaga Yogyakarta tahun 2008

Tri Muryani , Rehabilitasi Sosial Bagi Gelandangan Dan Pengemis DiPanti Sosial Bina Karya, Fakultas Dakwah Jurusan PengembanganMasyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan KalijagaYogyakarta tahun 2009

Norika Priyantoro, Penanganan Gelandangan dan Pengemis dalamPerspektif Siyasah (Studi Pasal 24 Perda DIY No.1 th 2014) ,Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Siyasah UIN Sunan KaljagaYogyakarta tahun 2015

Page 67: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal

PEDOMAN WAWANCARA

A. Warga Binaan Sosial Gelandangan dan Pengemis

1. Sejak kapan bapak/ibu hidup menggelandang ?

2. Apa yang menjadi latar belakang bapak/ibu menggelandang?

3. Bagaimana pengalaman hidup bapak/ibuk selama hidup di jalanan?

4. Apakah bapak/ibu masih memiliki keluarga?

5. Apakah bapak/ibu berkeinginan untu kembali hidup bermasyarakat ?

6. Apakah bapak/ibuk merasa nyaman hidup di dalam balai ?

7. Sudah berapa lama bapak/ibuk tinggal di balai?

8. Bagaimana dengan program rehabilitasi yang diberikan oleh balai?

9. Apakah bapak/ibu masih percaya dengan agama dalam menuntun

kehidupan bapak/ibu= saat ini dan masa yang akan datang?

10. Sudah berapa panti sosial yang pernah bapak/ibu yang pernah ibu

tinggali ?

11. Apakah hubungan antar tetangga di dalam balai baik ?

B. Pekerja Sosial

1. Berapa jumlah gepeng yang ada di balai ?

2. Bagaimana sikap mereka ketika berada di balai?

3. Apakah program keterampilan yang diberikan kepada gepeng mampu

mengubah sikap mereka ?

4. Apakah mereka masih tetap mengamen , mengemis, dll?

5. Apakah warga gepeng di rsbkl banyak yang kabur ?

6. Berapa jumlah warga gepeng yang kabur di setiap bulannya?

7. Bagaimana tanggapan peksos atas kaburnya gepeng dari balai?

8. Apa penyebab mereka melarikan diri dari balai?

Page 68: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 69: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 70: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 71: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 72: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 73: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 74: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 75: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal
Page 76: KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA KEHIDUPAN …digilib.uin-suka.ac.id/22058/1/12250015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · membimbing dalam proses penyusunan skripsi muli dari pembuatan proposal