Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN TOKOH DALAM
NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
ELFIRA YANTI
NPM 14080024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2019
ABSTRAK
Elfira Yanti (NPM 14080024), “Karakteristik Kepribadian Tokoh Dalam
Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat,
Padang 2019.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan karakteristik
kepribadian yang terdapat pada tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari. Setiap manusia pasti mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Orang-orang yang sehat secara psikilogis tidak terbebas dari kelemahan ataupun
keanehan yang membuat mereka unik. Kepribadian merupakan sifat dalam diri
manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik
kepribadian tokoh yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
analisis. Data penelitian ini adalah teks yang berupa kalimat yang
menggambarkan karakteristik kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari. Sumber data penelitian ini adalah novel Di Kaki
Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan data yaitu membaca dan
memahami isi novel, menandai hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik
kepribadian sehat dalam novel, mengiventarisaskikan data yakni mencatat data-
data yang berhubungan dengan karakteristik kerpibadian tokoh dalam novel,
mengklasifikasikan data yang terdapat dalam novel.
Berdasarkan penelitian terhadap karakteristik kepribadian tokoh dalam
novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari terdapat sebelas karakteristik
kepribadian sehat. Karakteristik kepribadian sehat tersebut sebagai berikut:
pertama karakteristik kepribadian sehat yang meliputi mampu menilai diri secara
realistis dimiliki tokoh Pambudi dan Runtah. kedua mampu menilai situasi secara
realistis, dimiliki tokoh Pak Danu dan Pambudi. Ketiga mampu menilai prestasi
yang diperoleh secara realistik, dimiliki tokoh Pambudi dan Runtah. Keempat
menerima tanggung jawab, yang dimiliki tokoh Pak Barkah. Kelima kemandirian
(autonomy), memiliki sifat mandiri dalam berfikir dan bertindak dimiliki tokoh
Pambudi. keenam dapat mengontrol emosi dimiliki tokoh Pambudi. ketujuh
berorientasi tujuan dimiliki tokoh Pambudi dan Topo. Kedelapan berorientasi
keluar dimiliki oleh tokoh Sanis, Mbok Ralem dan Pambudi. Kesembilan
penerimaan sosial dimiliki tokoh Pambudi, Topo. Kesepuluh memiliki filsafat
hidup dimiliki tokoh Pambudi. kesebelas kebahagiaan. Karakteristik kepribadian
tidak sehat terdapat lima kategori yaitu pertama menunjukkan kekhawatiran dan
kecemasan, kedua mempunyai kebiasaan berbohong, ketiga kurang mempunyai
rasa tanggung jawab, keempat kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran
agama, kelima bersikap pesimis.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Karakteristik Kepribadian Tokoh Pada Novel Di Kaki Bukit Cibalak
Karya Ahmad Tohari.
Kerja keras serta berusaha memperbaiki kesalahan telah penulis lakukan
demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Dr. Zusmelia, M. Si, ketua STKIP PGRI Sumatera Barat.
2. Sri Imelwaty, M.Pd, Ph. D sebagai wakil ketua I STKIP PGRI Sumatera
Barat.
3. Liza Husnita, M. Pd. sebagai wakil ketua II STKIP PGRI Sumatera Barat.
4. Jaruddin, M. A, Ph. D sebagai wakil ketua III STKIP PGRI Sumatera Barat.
5. Emil Septia, S.S., M.Pd. sebagai pembimbing I saya yang telah bersedia
berbagi ilmu dan membantu penulis untuk menulis proposal ini.
6. Yulia Pebriani, M.Pd. sebagai pembimbing II, yang telah bersedia membantu
penulis untuk menulis proposal ini.
7. Dra. Indriani Nisja, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
8. Upit Yulianti, M.Pd. selaku Penasehat Akademik yang telah membimbing
dan memberikan nasehat sejak awal penulisan skripsi.
ii
9. Bapak dan ibuk dosen STKIP PGRI Sumatera Barat, terkhusus untuk Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membekali penulis
dengan ilmu pendidikan.
10. Fuaddillah Putra, M. Pd., Kons dosen prodi Bimbingan dan Konseling dan
sekaligus sebagai validator dalam penelitian ini.
11. Orang tua dan keluarga yang telah memberi dorongan semangat dan doa agar
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman yang telah memberi semangat dan doa untuk menyelesaikan
ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dari
skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Maka
dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tercapainya
kesempurnaan dari skripsi ini.
Padang, Februari 2019
Elfira Yanti
iii
DAFTAR ISI
ABTRAK .............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Fokus Masalah ............................................................................................5
C. Rumusan Masalah .......................................................................................5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................5
F. Batasan Istilah .............................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori ...........................................................................................8
1. Hakikat Novel...................................................................... 8
a. Pengertian Novel ....................................................................................8
b. Unsur Pembangun Novel .......................................................................9
1) Unsur-Unsur Intrinsik .......................................................................10
a) Tema Dan Amanat ........................................................................10
b) Tokoh Dan Penokohan .................................................................11
c) Alur ...............................................................................................12
d) Latar ..............................................................................................13
e) Sudut Pandang ..............................................................................14
f) Gaya Bahasa .................................................................................15
2) Unsur Ektrinsik .................................................................................16
a) Konvensi Sastra .....................................................................16
b) Konvensi bahasa ....................................................................17
c) Konvensi budaya ...................................................................17
d) Ideologi..................................................................................18
2. Hakikat Kepribadian.................................................................................19
a. Pengertian Keribadian ............................................................................19
iv
b. Karakteristik Kepribadian ......................................................................20
1) Karakteristik Kepribadian Sehat ................................................22
2) Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat ......................................24
3. Pendekatan Psikologi Sastra dalam Menelaah Karya Sastra ...................25
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................26
C. Kerangka Konseptual ..................................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................30
B. Metode Penelitian .......................................................................................30
C. Data dan Sumber Data ................................................................................31
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................31
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................32
F. Teknik Pengabsahan Data...........................................................................33
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Temuan Penelitian ...................................................................................36
a. Karakteristik kepribadian sehat.......................................................37
1. Mampu Menilai Diri Secara Realistis .........................................37
2. Mampu Menilai Situasi Secara Realistis .....................................37
3. Mampu Menilai Prestasi yang Diperoleh ....................................38
4. Menerima Tanggung Jawab ........................................................39
5. Kemandirian (Autonomy) ............................................................39
6. Dapat Mengontrol Emosi ............................................................39
7. Berorientasi Tujuan .....................................................................40
8. Berorientasi Keluar ......................................................................40
9. Penerimaan Sosial .......................................................................41
10. Memiliki Filsafat Hidup ..............................................................41
11. Kebahagiaan ................................................................................42
b. Karakteristik kepribadian tidak sehat..............................................42
1. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan ..............................42
2. Mempunyai kebiasaan berbohong ..............................................43 v
3. Kurang memiloki rasa tanggung jawab ......................................44
4. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama ..........44
5. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan .......................45
B. Analisis Data ...........................................................................................45
a. Karakteristik kepribadian sehat .......................................................46
1. Mampu Menilai Diri Secara Realistis ...................................46
2. Mampu Menilai Situasi Secara Realistis ...............................48
3. Mampu Menilai Prestasi yang Diperoleh Secara Realistis ...50
4. Menerima Tanggung Jawab ..................................................52
5. Kemandirian (Autonomy) ......................................................53
6. Dapat Mengontrol Emosi ......................................................54
7. Berorientasi Tujuan ...............................................................60
8. Berorientasi Keluar ...............................................................63
9. Penerimaan Sosial .................................................................66
10. Memiliki Filsafat Hidup ........................................................68
11. Kebahagiaan ..........................................................................69
b. Karakteristik kepribadian tidak sehat ..............................................75
1. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan .........................75
2. Mempunyai kebiasaan berbohong .........................................76
3. Kurang memiliki rasa tanggung jawab ..................................79
4. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama .....82
5. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan ...................84
C. Pembahasan .............................................................................................85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................89
B. Saran ........................................................................................................90
Daftar Pustaka
vi
Daftar Isi Lampiran
Lampiran I Sinopsis Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari
Lampiran II Inventarisasi Data Karakteristik Kepribadian
vii
Daftar Isi Bagan
Kerangka konseptual ......................................................................................... 29
Format inventarisasi data kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak
karya Ahmad Tohari ......................................................................................... 32
Inventarisasi data karakteristik kepribadian tokoh dalam novel DI Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari ............................................................................. 97
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepribadian berupa sifat yang terdapat dalam diri seorang manusia.
Sifat yang terdapat dalam diri manusia bisa saja sifat yang baik dan sifat yang
kurang baik. Sifat yang tidak baik dan sifat yang baik itu disebabkan oleh situasi,
dan keadaan yang dialami manusia. Kalau situasi dan keadaan manusia tersebut
menggantungkan dirinya maka sifat yang tidak baik akan muncul. Kepribadian itu
sama halnya dengan karakter dari seseorang makhluk hidup, bagaimana dia
bersikap antar manusia lainnya.
Hal tersebut juga dikemukakan oleh Heri Gunawan (2012) karakter
tidak bisa diwariskan, karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar
hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah
sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari. Setiap
orang bertanggung jawab atas karakternya. Kita memiliki kontrol penuh atas
karakter kita, artinya kita tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter kita
yang baik atau buruk, karena kita yang bertanggung jawab pribadi kita sendiri.
Dengan kepribadian ini banyak muncul-munculnya karya sastra yang di tulis oleh
pengarang-pengarang hingga menjadi tulisan seperti novel.
Sebuah novel dapat dijadikan acuan untuk mempelajari kehidupan
manusia yang sesungguhnya. Novel sangat erat kaitannya dengan kehidupan
manusia karena pengarang menceritakan permasalahan kehidupan yang dialami
1
2
beserta sikap dan sifat (karakter) manusia yang digambarkan melalui tokoh- tokoh
manusia karena pengarang menceritakan permasalahan kehidupan yang dialami
beserta sikap dan sifat (karakter) manusia yang digambarkan melalui tokoh-
tokohnya. Salah satu tokoh cerita dalam novel yang mendapatkan pusat perhatian
pengarang dalam mengekplorasi karakter adalah tokoh utama. Melalui tokoh
utama ini pengarang menceritakan semua permasalahan kehidupan yang
dialaminya. Melalui tokoh pengarang memperlihatkan kepribadiannya.
Kepribadian antar tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari, dari tokoh Pak Dirga yang sangat keras dan sangat suka untuk
menggelapkan dana serta tidak sesuainya aturan pekerjaannya dengan semestinya.
Pak Dirga yang suka marah, bersikap kejam serta sangat gemar dalam berbohong.
Hal tersebut dikatakan sebagai kepribadian yang tidak sehat pada bagian
kepribadian tidak sehat mudah marah dan mempunyai kebiasaan berbohong.
Sangat berbeda dengan Pambudi yang sangat baik, dia hanya ingin bekerja sesuai
dengan ukurannya, dia tidak ingin menyusahkan warganya. Pambudi sangat
menerima sebuah tanggung jawab dalam kehidupannya, yang dialami Pambudi
banyak termasuk kedalam karakteristik kepribadian sehat pada bagian menerima
tanggung jawab dan berorientasi tujuan. Pambudi juga sangat dapat mengontrol
sebuah emosi dalam situasi apapun yang dia hadapi bersama Pak Dirga dalam
urusan apapun. Ketika Pak Dirga yang tidak mau membantu Mbok Ralem dalam
mengatasi masalah nya untuk meminjam uang berobat kanker Pambudi lah yang
menolong hingga semuanya tidak terjadi masalah lagi dengan Mbok Ralem.
Banyak karakteristik tokoh yang terdapat dalam novel ini.
3
Masalah penokohan dalam karya sastra tidak hanya berhubungan
dengan masalah pemilihan jenis kepribadian, melainkan juga bagaimana
melukiskan kehadiran dan penghadiran kepribadian tokoh-tokoh secara tepat
sehingga mampu menciptakan dan mendukung tujuan artistik karya yang
bersangkutan. Seorang pengarang yang baik akan memperlihatkan teknik
penggambaran kepribadian tokoh yang bervariasi sehingga menantang untuk
dibaca dan dianalisis. Selain itu, cara penggambaran kepribadian tokoh yang
bervariasi juga akan membuat cerita lebih menarik dan tidak monoton.
Tokoh yang dimunculkan pengarang dalam novel juga memiliki
karakter kepribadian yang beragam. Karakter kepribadian yang beragam itu
digambarkan dari tingkah laku, sifat, sikap, dan kebiasaan seseorang. Hal
demikian akan muncul ketika seorang tokoh berada dalam situasi. Situasi tersebut
misalnya seorang tokoh mengalami permasalahan dan keberhasilan hidup setelah
melalui proses yang panjang dan penuh rintangan.
Beberapa dari banyak novel Indonesia yang membahas tentang
karakteristik kepribadian adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari. Selain itu ada novel yang membahas karakteristik kepribadian yaitu novel
Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Kepribadian tokoh novel Di Kaki
Bukit Cibalak dengan novel Ronggeng Dukuh Paru. Sama-sama memiliki
semangat dan tekat yang kuat.
Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Ahmad Tohari
merupakan salah seorang sastrawan Indonesia yang telah lama di dunia
kepenulisan. Sudah banyak karya-karya Ahmad Tohari, salah satunya novel yang
4
berjudul Di Kaki Bukit Cibalak. Ia berhasil memenangkan berbagai penghargaan
dalam lingkup nasional maupun internasional. Selepas menempuh pendidikan
formalnya di SMAN 2 Purwokerto, pria kelahiran Banyumas, 13 Juni 1948 ini
pernah kuliah dibeberapa fakultas. Namun ia tidak menyelesaikan kuliahnya
lantaran kendala non akademik. Banyak penghargaan yang diraih oleh Ahmad
Tohari salah satunya novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari (1986)
menjadi pemenang salah satu hadiah Sayembara Mengarang Roman Dewan
Kesenian Jakarta tahun 1979. Pada tahun 1995 Ahmad Tohari menerima hadiah
sastra Asean, SEA Write Award. Sekitar tahun 2007 Ahmad Tohari menerima
Hadiah Sastra Rance.
Banyak yang meneliti mengenai kepribadian tokoh dalam novel, namun
penelitian ini lebih memfokuskan pada kepribadian dalam novel Di Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari. Adapun alasan penelitian ini dilakukan (1) novel Di
Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sangat dekat kepribadiannya dengan
keadaan jaman sekarang, (2) kehidupan masyarakat di desa yang lebih
menggantungkan segalanya terhadap lurahnya, (3) serta karakteristik kepribadian
sehat tokoh Pambudi yang baik dan berkepribadian bertanggung jawab.
Karakteristik para tokoh tersebut bisa menjadi motivasi untuk pembaca seperti
bermacam ragam penghidupan para tokoh, sehingga novel Di Kaki Bukit Cibalak
karya Ahmad Tohari ini layak untuk teliti.
5
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini
difokuskan pada karakteristik kepribadian tokoh yang terdapat pada novel Di Kaki
Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah, maka rumusan maslah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimanakah karakteristik kepribadian tokoh pada novel Di Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan karakteristik kepribadian tokoh pada novel Di Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dihrapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis.
1) Secara teoritis,
a) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu
sastra, khusunya terkait dengan karakteristik kepribadian tokoh.
b) Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penggunaan teori-
teori karya sastra secara teknik analisis karya sastra.
2) Secara praktis,
a) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
berpikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan skripsi, sehingga dapat
6
menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam bidang
pendidikan khususnya terhadap analisis sastra psikologis berkaitan dengan
kepribadian bagi peneliti.
b) Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah minat baca dalam
pengapresiasian karya sastra yang berhubungan dengan psikologi,
khususnya tentang karakteristik kepribadian.
c) Dapat dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti selanjutnya.
d) Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
karakteristik kepribadian, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
F. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pengertian, baik yang
berkenaan dengan istilah maupun judul, perlu dijelaskan batasan istilah berikut:
a) Novel adalah karya sastra prosa yang panjang dan mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
b) Kepribadian merupakan terjemahaan dari bahasa inggris personality. Kata
personality berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng yang
digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Para
aktor menyembunyikan kepribadian yang asli, dan menampilkan dirinya
sesuai dengan topeng yang digunakan (Menurut Yusuf dan Nurhisan
2008:3)
7
c) Penokohan adalah pelukisan atau gambaran tingkah laku, dan sifat tokoh,
yang ditunjang oleh keadaan fisik dan psikis tokoh, yang harus pula
mendukung perwatakan tokoh dan permasalahn fiksi. (Muhardi dan
Hasanuddin 1992:24)
d) Karakteristik adalah kualitas tertentu atau ciri yang khas dari seseorang
atau sesuatu.
e) Novel Di Kaki Bukit Cibalak adalah karya fiksi Ahmad Tohari. Jumlah
halaman 176 cetakan kelima, Maret 2015
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Sehubungan dengan masalah penelitian, maka hal-hal yang dibahas
dalam landasan teori ini adalah: (1) hakikat novel, (2) hakikat kepribadian, dan
(3) pendekatan psikologi sastra dalam menelaah karya sastra.
1. Hakikat Novel
Pada hakikat novel, akan dijelaskan tentang pengertian novel, unsur-
unsur pengembang novel, yaitu unsur intrinsik yang terdiri dari: alur,
penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat, serta unsur
ekstrinsik.
a. Pengertian Novel
Nurgiyantoro (2012:22), menyatakan bahwa novel merupakan sebuah
totalitas, suatu mntyeluruh yang bersifat artistik. Sebagai totalitas, novel
mempunyai bagian-bagin, unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang
lain secara erat dan saling menguntungkan. Secara garis besar unsur tersebut
dapat dikelempokan menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri
seperti, tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan
amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra
itu dari luar, seperti nilai pendidikan, sosial, agama, ekonomi, dan lain-lain
Menurut Muhardi dan Hasanuddin (2006:6) menjelaskan bahwa novel
memuat beberapa kesatuan permasalahan. Permasalahan dalam novel disamping
8
9
diikuti oleh faktor penyebab dan akibatnya, terjadi rangkaian dengan
permasalahan berikut, yakni dengan mengungkapkan kembali permasalahn atau
akibat tersebut menjadi faktor penyebab untuk permasalahan lainnya.
Atmazaki (2007:170), menjelaskan bahwa novel adalah suatu bentuk
karya sastra prosa yang bersifat imajinatif yang panjang secara substansial.
Novel menceritakan tindakan karakter tokoh yang semua merupakan imajinasi
pengarang, sehingga disbut dengan fisik. Meskipun ada fakta sejarah dengan
tokoh-tokoh yang benar-benar hidup, mamun tidak mengurangi aspek fisik
dalam novel. Fakta sejarah yang dapat diverivikasi sebagai karya imajinatif.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
novel adalah sebuah karya sastra yang imajinatif yang bersifat tidak nyata tetapi
menyentuh jiwa. Novel juga menceritakan kehidupan manusia yang dituliskan
oleh pengarang dengan menggunakan imajinasinya.
b. Unsur Pembangun Novel
Sebuah karya sastra, fiksi, atau puisi, menurut kaum strukturalisme
adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur
pembangunnya. Struktur karya fiksi menyaran pada pengertian hubungan antar
unsur (intrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling
mempengaruhi, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh
(Nurgiyantoro, 2013:36).
Menurut Muhardi dan Hasanuddin (2006:22), mengemukakan bahwa
unsur-unsur ektrinsik tidaklah terlepas satu sama lainnya, tetapi secara bersama-
sama membentuk kesamaan dan kepaduan fisik. Kesatuan kepaduan unsur
10
intrinsik tersebut hanya dapat dipisahkan dalam kepentingan teoritis dan praktis
penganalisisannya.
Novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang artistik.
Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsur-unsur yang saling
berkaitan satu dengan yang lain. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang
secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.
1) Unsur Intrinsik
Nurgiyantoro (2012:23), menyatakan unsur intrinsik adalah unsur-
unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang
menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya satra, yang secara langsung turut
membangun karya sastra tersebut. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu, tema,
tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.
Menurut Muhardi dan Hasanuddin ( 1995:22), unsur-unsur intrinsik
tidaklah terlepas satu sama lainnya, tetapi secara bersama-sama membentuk
kesamaan dan kepaduan fiksi. Kesatuan kepaduan unsur fiksi tersebut hanya
dapat dipisahkan kepentingan teoritis dan praktis penganalisisannya. Tetapi
dalam mengkonklusikannya haruslah dipandang sebagai unsur yang tidak
mungkin dipisahkan, dan harus diinterpretasikan secara simultan.
a) Tema dan Amanat
Tema (theme), menurut Stanton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro,
2012:67) adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Hal senada
dikemukakan Rahmanto dan Hariyanto (1998:2.20) bahwa tema adalah makna
cerita, gagasan utama, atau dasar cerita. Sedangkan Hartoko dan Rahmanto juga
11
sebagaimana dikutip Nurgiyantoro (2000:68) menafsirkan bahwa tema
merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang
dikandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut
persamaan-persamaan dan perbedaan–perbedaan.
Muhardi dan Hasanuddin (2006:38), menyatakan bahwa amanat
merupakan opini, kecendrungan, dan visi pengarang terhadap tema yang
dikemukakannya, sedangkan amanat dalam sebuah fiksi dapat terjadi lebih dari
satu, asal semua itu terkait dengan tema.
Tarigan (2011:125), setiap fiksi harus mempunyai dasar atau tema yang
merupakan sasaran tujuan. Penulis melukiskan watak para tokoh dalam karyanya
dengan dasar tersebut. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan
bahwa tema ini merupakan hal yang paling penting dalam seluruh cerita.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok yang ingin dikemukakan
oleh pengarang didalam karyanya. Sedangkan amanat merupakan opini atau
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.
b) Tokoh dan Penokohan
Nurgiyantoro (2012: 176) membedakan tokoh dilihat dari segi peranan
atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita sebagai tokoh utama dan tokoh
tambahan. Tokoh utama senantiasa ada dalam setiap peristiwa di dalam cerita.
Untuk menentukan siapa tokoh utama dalam cerita, kriteria yang biasa
digunakan ialah (1) tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain,
12
(2) tokoh yang paling banyak dikisahkan oleh pengarangnya, dan (3) tokoh yang
paling banyak terlibat dengan tema cerita.
Muhardi dan Hasanuddin (2006:24), penokohan adalah pelukisan atau
gambaran tingkah laku, dan sifat tokoh, yang ditunjang oleh keadaan fisik dan
psikis tokoh, yang harus pula mendukung perwatakan tokoh dan permasalahan
fiksi. Menurut jones (dalam Nurgiyantoro, 2012:165), penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang ditampilkan dalam sebuah
cerita.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa tokoh
adalah orang-orang yang dihadirkan pengarang dalam ceritanya sedangkan
penokohan adalah karakter atau sifat yang diperankan oleh tokoh tersebut.
c) Alur
Muhardi dan Hasanuddin (2006:29), menyatakan alur dibagi menjadi
dua yaitu konvensional dan inkonvensional. Konvensional adalah jika peristiwa
yang disajikan lebih dahulu selalu menjadi penyebab sesudahnya. Peristiwa yang
muncul kemudian selalu menjadi akibat dari peristiwa yang diceritakan
sebelumnya. Sedangkan inkonvensional adalah peristiwa yang diceritakan
kemudian menjadi penyebab dari peristiwa yang diceritakan sebelumnya, atau
peristiwa yang diceritakan lebih dahulu menjadi akibat dari peristiwa yang
diceritakan sesudahnya.
Menurut Staton (dalam Nurgiyantoro, 2012: 113), plot (alur) adalah
cerita yang berisi urutan kejadian. Namun setiap kejadian itu hanya dihubungkan
13
sebab akibatnya, peristiwa yang disebabkan atau diakibatkan terjadinya
peristiwa yang lain.
Pendapat di atas menegaskan bahwa adanya susunan-susunan dalam
cerita terjadi karena adanya unsur novel yang disebut alur. Kehadiran alur dapat
membuat cerita berkesinambungan. Oleh sebab itu, antara peristiwa yang satu
dengan peristiwa yang lain dalam alur harus saling berhubungan. Dengan kata
lain, alur harus memiliki keterpaduan, sehingga apabila salah satu peristiwa
dihilangkan dengan sengaja, maka keseluruhan cerita akan rusak.
d) Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran
pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro,
2000:216).
Muhardi dan Hasanuddin (2006:30), latar merupakan penanda identitas
permasalahan fiksi yang mulai secara samar diperlihatkan alur atau penokohan.
Jika permasalahan fiksi sudah diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar
memperjelas suasana, tempat, dan waktu peristiwa itu berlaku. Menurut Abrams
(dalam Nurgiantoro, 2012:216), latar atau setting yang disebut juga sebagai
landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar
memberikan pijakan cerita secara konkret danjelas. Hal ini penting untuk
memberikan kesan realita kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang
seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.
14
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa latar
merupakan unsur yang memberikan keterangan baik itu tempat, waktu, ataupun
suasana guna untuk memperjelas jalan ceritanya.
e) Sudut Pandang
Sudut pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya,
sebab pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita
(Nurgiyantoro, 2012:246). Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara
sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,
dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kapada
pembaca (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2012:248).
Nurgiyantoro (2012:248), mengemukakan bahwa sudut pandang pada
hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih
pengarang untuk mengemukan gagasan ceritanya. Segala sesuatu yang
dikemukakan pengarang dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan
hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun semuanya itu dalam karya
fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh dan lewat kaca mata tokoh cerita.
Menurut Atmazaki (2007:105), sudut pandang atau pusat pengisahan
adalah posisi narator dalam meceritakan kisahnya. Abrams (dalam
Nurgiyantoro, 2012:248), menyatakan sudut pandang merupakan cara atau
pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh,
tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah
karya fiksi pada pembaca. Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya
15
merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk
mengemukakan gagasan dan cerita.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan sudut pandang strategi atau teknik pengarang untuk megemukakan posisi
di dalam karyanya.
f) Gaya Bahasa
Menurut Muhardi dan Hasanuddin (2006:37), gaya bahasa merupakan
variasi dan pengembangan dari perbedaan-perbedaan bagaimana seharusnya
tokoh berbahasa dapat diikuti berdasarkan pola hubungan peran dalam
penokohan. Pada hakekatnya bahasa yang digunakan oleh tokoh-tokoh cerita
tersebut, semuanya merupakan kemahiran pengarang dalam menetapkan pilihan
kata dan aturan kalimatnya. Pengarang yang mahir akan membedakan
penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra.
Selanjutnya menurut Atmazaki (2007:107), gaya bahasa dalam karya
satra naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan oleh
pengarang untuk menyampaikan ceritanya. Penggunaan bahasa dalam
menggunakan ide atau tema yang dijukan dalam karya satra dapat beragam dari
pengarang dengan pengarang lain. Dengan demikian gaya bahasa merupakan
ungkapan bahasa yang digunakan oleh pengarang untuk memberikan sebuah
nilai di dalam cerita.
Dari tujuh unsur intrinsik, pada penelitian ini peneliti memfokuskan
atau menggunakan unsur intrinsik pada alur dan unsur intrinsik tokoh atau
penokohan.
16
2) Unsur Ekstrinsik
Muhardi dan Hasanuddin (2006:20), mengemukakan bahwa unsur
ekstrinsik fisik yang utama adalah pengarang, sedangkan pengaruh lain akan
masuk kedalam fiksi melalui pengarang. Nurgiantoro (2013:23-24), unsur
ekstrinsik adalah unsur-unur yang berada di luar karya itu sendiri, tapi secara
tidak langsung mempengaruhi bangunan cerita atau sistem organisasi karya
sastra. Unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita
yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik haruslah tetap dipandang
sebagai suatu yang pentig.
Welek dan Werren (dalam Nurgiyantoro, 2012:24), unsur ekstrinsik
juga terdiri dari sejumlah unsur yaitu keadaan subjektifitas individu pengarang
yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemua itu akan
memoengaruhi krya yang ditulisnya.
Dari pendapat ahli ditas dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik
merupakan unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik
merupakan hal yang penting untuk mempengaruhi karya yang ditulis oleh
pengarang.
a) Konvensi Sastra
Konvensi sastra menurut A. Teeuw (2002:47) adalah aturan sosial dan
sesuatu yang disetujui atau disepakati masyarakat. Sistim sastra merupakan
norma-norma sastra yang sudah tersusun secara teratur yang sudah disepakati.
Karya sastra sifatnya longar dan dicipta individual karena itu karya sastra sering
melanggar norma-normanya. Konvensi sastra menurut Preminger (2000: 980)
17
adalah konvensi tambahan untuk melengkapi konvensi bahasa. Karena konvensi
sastra sering melanggar aturannya sendiri.
b) Konvensi bahasa
Karya sastra adalah karya seni yang mendiumnya sudah bersifat tanda
yang mempunyai arti, yaitu bahasa. Tanda kebahasaan itu adalah bunyi yang
dipergunakan sebagai simbol, yaitu tanda yang hubungannya dengan artinya itu
bersifat arbiter atau semau-maunya. Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi
masyarakatnya. Para pemakai bahasa tunduk kepada sistem konvensi bahasa itu,
seperti konvensi tata bahasa. Artinya para sastrawan sebagai pemakai bahasa
untuk karya sastranya tunduk kepada sistem konvensi bahasa yang
dipergunakannya (Teeuw, 2002:96).
Seringkali sastrawan mempergunakan bahasa yang tampaknya
menyimpang dari penggunaan bahasa yang umum. Akan tetap,sesungguhnya
sastrawan dalam ruang lingkup konvensi bahasa yang dipergunakan. Bila tidak
demikan bahasanya tidak komunikatif, berarti makna karya sastranya tidak dapat
diproduksi berdasarkan sistem konvensi bahasa yang dipergunakan.
c) Konvensi budaya
Konvensi budaya adalah pemahaman terhadaplatar kehidupan, konteks,
dan sistem sosial budaya. Kelahiran karya sastra diprakondisikan oleh kehidupan
sosial budaya pengarangnya. Karena itu, sikap dan pengarang dalam karyanya
mencerminkan kehidupan sosial budaya masyarakat. Karya sastra sebagai tanda
terikat pada konvensi masyarakatnya, karena merupakan cermin realitas budaya
masyarakat yang menjadi modelnya.
18
Kaitan budaya dan sastra memang dua sisi yang tidak bisa dipisahkan
dalam hal ini. Mengemukakan bahwa yang memaknai sastra itu hanya
masyarakatlah. Sejalan dengan pernyataan Teeuw (2002:83) bahwa untuk
memahami suatu roman kita harus memahami konvensi sosiologi budaya
setempat.
d) Ideologi
Ideologi itu paham yang abstrak dalam sastra. Ideologi memang dekat
dengan politik dan kekuasaan. Sebagai paham, ideologi masih perlu ditafsirkan.
Ideologi itu ilmu ide, yang mirip dengan kekuasaan. Sastra jelas kaya ide. Maka
sastra yang bagus memang berideologi. Dalam ilmu sastra terdapat disiplin ilmu
lain, dan istilah non sastra yang dibagi atas beberapa bagian dari sastra, salah
satunya adalah ideologi serta wacana yang berputar dengan persoalan itu,
khususnya dalam kerangka teori kritik sastra (Endraswara 2006:3).
Sastra yang berideologi tersebut memang seolah-olah berkaitan kepada
agama dan religi. Membahas tentang idelogi secara kategirikal menjelajahi dunia
keyakinan, nilai-nilai dan konsep ideal. Ideologi sastra juga memuat pemahaman
cara kerja dunia dan seorang manusia merespon orang lan dan lingkungannya.
Ideologi sastra sebagai sebuah representasi dari hubungan imajinasi individu
dengan kondisi yang baik dan mempunyai eksistensi. Ideologi sastra memang
memuat tekanan-tekanan tertentu.
Unsur ekstrinsik yang digunakan dalam penelitian ini konvensensi
sastra. Konvensi sastra adalah aturan sosial yang disetujui oleh masyarakat yang
dikaitkan dengan karya sastra. Sebab karya sastra sering melanggar aturannya.
19
2. Hakikat Kepribadian
Pada hakikat kepribadian ini, akan dijelaskan tentang pengertian
kepribadian secara umum serta kepribadian dalam karya sastra yang digunakan
sebagai teori untuk penelitian.
a. Pengertian Kepribadian
Menurut Yusuf dan Nurhisan (2008:3), kepribadian merupakan
terjemahaan dari bahasa inggris personality. Kata personality berasal dari bahasa
latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu
permainan atau pertunjukan. Para aktor menyembunyikan kepribadian yang asli,
dan menampilkan dirinya sesuai dengan topeng yang digunakan. Ahli lain
menjelaskan kepribadian merupakan organisasi atau pola yang diberikan kepada
berbagai respon lepas individu.
Hall dan Lindzey (dalam Yusuf dan Nurhisan 2007:3), mengatakan
bahwa kepribadian dapat diartikan sebagai: (1) keterampilan atau kecakapan
sosial, dan (2) kesan yang paling menonjol, yang ditunjukkan seorang terhadap
orang lain (seperti seseorang yang dikesankan sebagai orang yang agresif atau
pendiam).
Darlega, Winstead dan Jones (dalam Yusuf dan Nurhisan 2007:3),
mengatakan bahwa kepribadian adalah system yang relativ stabil mengenai
karakteristik individu yang bersifat internal yang berkontribusi terhadap pikiran,
perasaan, dan tingkah laku yang konsisten.
Menurut Gordon willard Allport (dalam Winarti 2015: 26) kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis dalam diri individu yang sistem
20
psikofisiknya menentukan karakteristik tingkah laku serta cara berfikir
seseorang.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkam bahwa kepribadian
adalah mencalup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan
ketidaksadaran.
b. Karakteristik Kepribadian
Kata kunci dari kepribadian adalah adjustment. Menurut Alexander
(dalam Hamdi 2016:11), penyesuaian dapat diartikan sebagai suatu respon
individu, baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustasi dan
konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut
dengan tuntutan (normal) lingkungan.
Karakteristik kepribadian terbagi ke dalam karakteristik kepribadian
yang sehat dan karakteristik kepribadian yang tidak sehat. menurut Amin
(2005:113), menjelaskan ciri-ciri utama dan lawannya di dalam kepribadian
seseorang. Ciri-ciri utama, yaitu sebagai berikut: (1) tak banyak susah, kawatir
tentang sesuatu, baik hati, bersikap ramah, bersemangat, tidak egois, suka
menolong, (2) cerdas, mandiri, bertindak sendiri, tak mempercayai diri
sepenuhnya pada orang lain, dapat dipercaya, (3) suasana diri stabil, realistis,
praktis, objektif, tetap tabah, konsisten, (4) menguasai, ingin memerintah,
memegang pimpinan, sukar menjadi anggota biasa, menonjolkan diri, menuntut
peran dengan keras, (5) tenang, gembira, suka bergaul, ramah, tidak dingin, suka
bicara, (6) sensitif (sangat peka), emosional, mudah kasihan merasahati orang
21
dan menunjukkan simpati, (7) terpelajar, berbudi, dapat menilai,
mempertimbangkan, punya rasa estetis, seni, (8) seksama, teliti, jujur, bertindak
sesuai dengan kata hati, bertanggung jawab, waspada, (9) berani, suka mencari
pengalaman, kejadian hebat, baik hati, (10) kuar, giat, aktif, bersikeras,
bersemangat dalam berusaha, (11) sangat perasa, sangat mudah kasihan, mudah
bergolak, gugup, gelisah, (12) suka bergaul, penuh kepercayaan pada orang lain.
Lebih lanjut lagi, Amin menjelaskan selain ciri-ciri utama kepribadian
seseorang, terdapat juga lawan dari ciri-ciri tersebut, yaitu: (1) keras hati, tenang,
dingin, tak periang perasannya, tidak mudah bergolak, malu-malu, tidak bersikap
ramah, (2) bodoh, tak mempertimbangkan sesuatu, tak berfikir panjang,
sembrono, tak ada kesungguhan, dangkal, (3) perasa dan suasana diri mudah
goncang, mengelak kesukaran secara tidak langsung, perasa berubah-ubah, (4)
patuh, menerima, tidak menentang, tak menonjolkan diri, mementingkan diri,
diam-diam, tak mau diperhatikan, (5) sedih, duka, gundah, tak bersemangat, tak
bergairah, menyendiri, mengasingkan, diri, bingung, (6) perasaan kasar, tak
malu, bermuka papan, bersikap acuh, tidak emosional, (7) kasar, dangkal,
rendah, tak terpelajar, tak tahu etika, kampungan, (8) bertindak menurut
keinginan, perasaan yang tiba-tiba muncul (spontan), tak punya perimbangan,
tak bertanggung jawab, (9) memendam rasa, tertutup, menyisih diri, hati-hati,
menarik diri, (10) lemah, lengah, tak cekatan, lalai, malas, suka melamun, (11)
kepala dingin, tenang, lamban, berfikir, bersedia membiarkan orang lain, (13)
curiga, berprasangka buruk, cepat marah, tidak bersikap ramah.
22
Hurlock (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2008:12-14), mengemukakan
bahwa karakteristik kepribadian terbagi atas karakteristik kepribadian sehat dan
karakteristik kepribadian tidak sehat.
1) Karakteristik Kepribadian Sehat
Menurut Winarti (2015: 30) Pribadi yang sehat biasanya masa kecil yang
relatif tidak traumatis walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat
menghadapi konflik dan penderitaan. Orang-orang yang sehat secara psikologis
tidak terbebas dari kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang
membuat mereka unik. Selain itu usia tidak diperlukan untuk kedewasaan
walaupun manusia yang sehat kelihatan menjadi lebih dewasa saat mereka
bertambah umurnya.
Menurut E.B Hurlock (dalam Yusuf, 2008: 12-14) mengemukakan
bahwa karakteristik penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat (healthy
personality) ditandai dengan beberapa karakter. Karakter kepribadian yang sehat
akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Mampu menilai diri diri secara realistis. Individu yang kepribadiannya
sehat mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupun
kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan, dan
kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan)
b. Mampu menilai situasi secara realistis, individu dapat menghadapi situasi
atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau
menerimanya secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan
itu sebagai suatu yang harus sempurna.
23
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, individu dapat
menilai prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara realistik dan
mereaksinya secara rasional. Dia tidak menjadi sombong, angkuh atau
mengalami “superiority complex”, apabila memperoleh prestasi yang
tinggi atau kesuksesan dalam hidupnya. Apabila mengalami kegagalan,
dia tidak mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimistik
(penuh harapan).
d. Menerima tanggung jawab, individu yang sehat adalah individu yang
bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
e. Kemandirian (autonomy). Individu memiliki sifat mandiri dalam cara
berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku
di lingkungannya.
f. Dapat mengontrol emosi. Individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia
dapat menghadapi situasi frustasi, drepresi atau stres secara positif atau
konstruktif, tidak destruktif (merusak).
g. Berorientasi tujuan. Setiap orang mempunyai tujuan yang dicapainya.
Namun, dalam merumuskan tujuan itu ada yang realistik dan ada yang
tidak realistik. Individu yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan
tujuannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas
dasar paksaan dari luar. Dia berupaya untuk mencapai tujuan tersebut
dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan) dan keterampilan.
24
h. Berorientasi keluar. Individu yang sehat memiliki orientasi keluar
(ekstrovert). Dia bersifat respek (hormat), empati terhadap orang lain
mempunyai kepedulian terhadap situasi, atau masalah-masalah
lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir.
i. Penerimaan sosial. Individu dinilai positif oleh orang lain, mau
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan memiiki sikap bersahabat
dalam hubungan dengan orang lain.
j. Memiliki filsafat hidup. Dia mengakrabkan hidupnya berdasarkan filsafat
hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
k. Kebahagiaan. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai
kebahagiaan.kebahagiaan ini didukung oleh faktor-faktor achievement
(pencapaian prestasi), acceptance (penerimaan dari orang lain), dan
affection (perasaan dicintai atau disayangi oran lain).
Karakteristik kepribadian sehat berkembang atas dasar dari pola pikir
manusia. Pola pikir dan tingkah laku yang mampu mencerminkan bagaimana
karakteristik dari seseorang tersebut.
2) Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat
Yusuf dan Nurihsan (2008:12-14) karakteristik kepribadian tidak sehat
yaitu dalam upaya memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi diantara mereka banyak juga yang mengalaminya secara tidak
wajar, tidak sehat.
(a) Mudah marah ( tersinggung), (b) Menunjukkan kekhawatiran dan
kecemasan, (c) Sering merasa tertekan (stres atau drepresi), (d) Bersikap kejam
25
dan suka mengganggu orang yang lebih muda dan mengganggu hewan
(binatang), (e) ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang
meskipun sudah diperingati atau dihukum, (f) mempunyai kebiasaan berbohong,
(g) Hiperaktif, (h) bersikap memusuhi semua bentuk otoritas, (i) Senang
mengkritik atau mencemooh orang lain, (j) Sulit tidur, (k) Kurang memiliki rasa
tanggung jawab, (l) Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya
bukan bersifat organis), (m) Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran
agama, (n) Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan, dan (o) Kurang
bergairah (bermuram durja) dalam menghadapi kehidupan.
Karakteristik kepribadian yang berkembang atas pola pikir dan tingkah
laku yang dimiliki seseorang.
3. Pendekatan Psikologi Sastra dalam Menelaah Karya Sastra
Rockhan ( Endraswara, 2013:97-98) mengemukakan pada dasarnya,
psikologi sastra akan ditopang oleh tiga pendekatan. Pertama, pendekatan
tekstual, yang mengkaji aspek tokoh dalam karya sastra. Kedua, reseptif-
pragmatik, yang mengkaji aspek psikologimembaca sebagai penikmat karya
sastra yang terbentuk dari pengaruh dari karya satra yang dibacanya, serta proses
resepsi pembaca dalam menikmati karya sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif,
yang mengkaji aspek psikologi sang penulis ketika melakukan kreatif yang
terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun wakil
masyarakatnya.
Menurut Atmazaki (2007:14), menjelaskan bahwa pendekatan
psikologi, yaitu kritik sastra yang ingin memperlihatkan proses kejiwaan
26
pengarang sewaktu menciptakan karya sastra karya sastra dan proses kejiwaan
pengarang sewaktu menciptakan karya sastra dan proses kejiwaan tokoh yang
ada di dalam karya sastra. Karya sastra dianggap sebagai hasil proses kejiwaan.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan, bahwa pendekatan
psikologi sastra tidak hanya mengkaji karya sastra itu sendiri dan juga mengkaji
dampak psikologi sastra kepada pembaca. Jadi, kata-kata yang disuguhkan
pengarang dlam karya sastra dapat dinilai psikologi pengarang.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan kepribadian sudah banyak
dilakukan. Akan tetapi, penelitian yang akan dilakukan memiliki fokus atau
sumber data yang berbeda dengan peneliti sebelumnya sebagai berikut ini
Pertama, oleh Novrianti (2017) “Karakteristik Kepribadian Tokoh Utama Dalam
Novel Cinta 2 Kodi Karya Asma Nadia”. Berdasarkan hasil penelitian ini lebih
mengutamakan krakteristik kepribadian tokoh utamanya. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari adalah pada
sumber data yang digunakan. Penelitian ini menggunakan sumber data novel Di
Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
Kedua, Putri (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Kepribadian
Alif Fikri Dalam Novel “Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi”. Berdasarkan
hasil penelitian tokoh Alif Fikri memiliki semua karakteristik kepribadian
berdasarkan konsep Alfred Adler yakni individualitas, finansialisme semu, dua
dorongan pokok dan gaya hidup. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan
penelitian di atas, yaitu sama-sama menganalisis karakteristik kepribadian tokoh
27
dalam novel. Namun penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari sedangkan penelitian diatas adalah novel Ranah 3 Warna karya
Ahmad Fuadi. Perbedaan penelitian ini terdapat pada teori yang digunakan.
Ketiga, Sari (2017), meneliti tentang “Karakteristik Kepribadian Tokoh
Utama Dalam Novel 728 Hari: Ibu Jembatanmu Menuju Surga Karya Djono W.
Oesman”. Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini lebih menfokuskan pada
kepribadian tokoh utama. Aspek kepribadian ini diteliti berdasarkan karakteristik
kepribadian sehat dan karakteristik kepribadian tidak sehat yang terdapat pada
tokoh Eva dalam novel 728 Hari: Ibu Jembatanmu Menuju Surga karya Djono
W. Oesman. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian diatas, yaitu
sama-sama menganalisis kepribadian tokoh dalam novel. Namun penelitian ini
juga memiliki perbedaan yaitu berbeda pada sumber data penelitiannya dan
penelitian ini hanya menfokuskan kepada karakteristik tidak sehat nya saja.
Sumber data penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari sedangkan objek penelitian di atas adalah novel 728 Hari: Ibu
Jembatanmu Menuju Surga karya Djono W. Oesman.
Berdasarkan penelitian relevan di atas terdapat persamaan dan
perbedaan dalam penelitian. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama
memfokuskan pada karakteristik tokoh dan perbedaannya terdapat pada sumber
datapenelitiannya, yaitu penelitian lebih menfokuskan pada karakteristik
kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
28
C. Kerangka Konseptual
Karya sastra adalah karya yang lahir dari perpaduan realitas objektif
dengan imajinasi pengarang. Dengan demikian, dunia sastra dapat dikatakan
dunia otonom dan berada diantara posisi realita dengan imajinasi.
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur intrinsik yang termasuk kedalam penelitian ini yaitu latar, alur,
tokoh/penokohan, tema, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik yang
membangun karya sastra dari luar. Unsur ekstrinsik yang termasuk kedalam
penelitian ini yaitu pengarang dan juga realita objektif. Dalam penelitian ini,
penulis meneliti kepribadian yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak
karya Ahmad Tohari. Analisis kepribadian dalam novel ini penulis teliti dengan
melihat Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagan berikut:
29
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang tidak menggunakan penghitungan angka-angka melainkan
menggunakan kata-kata sebagai medianya. Endaswara ( 2013: 5), mengatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data mengutamakan
kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji
secara empiris.
Ratna (2010:46) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya
dalam bentuk deskripsi. Penelitian yang memperkenankan hakikat nilai-nilai
yang mana objek penelitiannya bukan gejala sosial secara substantif,
melainkan makna-makna yang terkandung dibalik tindakan, yang justru
menimbulkan gejala sosial tersebut.
B. Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang digunakan adalah
metode deskriptif analisis. Ratna (2010:53), menjelaskan bahwa metode
deskriptif analisis adalah metode penelitian yang diperoleh dari gabungan dua
metode yaitu metode deskriptif dan analisis yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis data.
30
31
C. Data dan sumber data
Menurut Ratna (2010:47), menyatakan bahwa data dalam penelitian
sastra adalah kata-kata dan kalimat yang terdapat dalam karya sastra. Data dalam
penelitian ini yaitu kata, frasa dan kalimat berkaitan dengan karakteristik
kepribadian dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari berkaitan
dengan karakteristik kepribadian dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari yang memperlihatkan persoalan kepribadian tokoh, sedangkan
sumber data penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta cetakan kelima
2015 yang terdiri dari 176 halaman:20 cm.
Ratna (2010:47), menjelaskan dalam ilmu sastra sumber datanya adalah
karya dan naskah sedangkan data penelitiannya sebagai data formal adalah kata,
frasa, kalimat dan wacana.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Moleong (2010:121) menyatakan bahwa instrumen penelitian
merupakan perencanaan dalam melakukan penelitian. Instrumen lain adalah
format invetarisasi data. Peneliti membaca, menandai objek yang diteliti,
mencatat data yang ditemukan, dan mengklasifikasi persoalan kepribadian tokoh
dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
.
32
Format Inventarisasi Data Data Kepribadian Tokoh Dalam
Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari
No
Tokoh
Peristiwa
Karakteristik Kepribaian Tokoh yang sehat
Hal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Keteragan:
Karakteristik kepribadian tokoh yang sehat
1. Mampu menilai diri secara realistis. 2. Mampu menilai situasi secara realistis. 3. Mampu menlai prestasi yang diperoleh secara realistik. 4. Menerima tanggung jawab. 5. Kemandirian (autonomy). 6. Dapat mengontrol emosi. 7. Berorientasi tujuan. 8. Berorientasi keluar. 9. Penerimaan sosial. 10. Memiliki filsafat hidup. 11. Kebahagiaan.
No
Tokoh
Peristiwa
Karakteristik Kepribaian Tokoh yang tidak sehat
Hal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
33
Keteragan:
Karakteristik kepribadian tokoh yang tidak sehat
1. Mudah marah ( tersinggung) 2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan 3. Sering merasa tertekan (stres atau drepresi) 4. Bersikap kejam dan suka mengganggu orang yang lebih muda dan
mengganggu hewan (binatang)
5. ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum,
6. Mempunyai kebiasaan berbohong 7. Hiperaktif 8. bersikap memusuhi semua bentuk otoritas 9. Senang mengkritik atau mencemooh orang lain 10. Sulit tidur 11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab 12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat
organis)
13. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama 14. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan 15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menghadapi kehidupan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan studi kepustakaan. Ratna (2010:17), mengatakan bahwa studi
kepustakaan dilakukan dalam kaitanya dengan objek dalam bentuk karya
tertentu. Artinya, objek tersebut dianggap sah, sudah cukup dari untuk mewakili
keseluruhan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara: (1) membaca dan memahami isi novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari, (2) menandai hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik
kepribadian sehat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari, (3)
menginventarisasikan data yakni mencatat data-data yang berhubungan
kepribadian sehat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari dan
(4) mengklasifikasikan data yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak
karya Ahmad Tohari.
34
F. Teknik Pengabsahan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengabsahan data yang digunakan adalah
teknik triangulasi. Moleong (2010:330), menyatakan bahwa dalam teknik
triagulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembandingan terhadap data tersebut. Pada penelitian ini teknik triagulasi yang
digunakan adalah teknik triagulasi penyidik. Teknik triagulasi dalam bentuk
penyidik merupakan teknik pengabsahan data dengan memanfaatkan peneliti
atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan
data. Pemanfaatan yang lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam
pengumpulan data.
Validator dalam pengabsahan data ini adalah Fuaddillah Putra,
M.Pd.,Kons. Beliau dosen Prodi Bimbingan dan Konseling. Pria kelahiran
Padang,18 Mei 1988, menempuh pendidikan SI Bimbingan dan Konseling di
Unirversitas Negeri Padang, S2 Bimbingan dan Konseling di Unirversitas
Negeri Padang. Keahlian yang dimiliki beliau (1) psikologi remaja, (2) psikologi
keluarga, (3) psikologi bembingan kelompok. Prestasi yang pernah diraih yaitu
Dosen terbaik I tingkat prodi Bimbingan dan Konseling. Beliau juga pernah
menjadi validator data mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yaitu Serli Yuliarsih dengan judul Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel
Kalatidha Karya Seno Gumira : Tinjauan Psikologi.
35
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisi data adalah proses mengatur urutan data atau
mengkategorikan sebuah data. Menurut Patton (Moleong, 2008:280), analisis
data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Teknik analisis data yang dilakukan berdasarkan kerangka teori yang
digunakan dalam penelitian ini. Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara
berikut ini:
1. Mendeskripsikan atau menggambarkan data yang berhubungan dengan
persoalan kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari.
2. Menganalisis data yang berhubungan dengan persoalah kepribadian
tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
3. Membahas data yang berhubungan dengan persoalan persoalah
kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari.
4. Menyimpulkan hasil temuan.
5. Menulis laporan dan hasil penelitian dengan lengkap.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang temuan dan pembahasan.
Pembahasan dilakukan dengan menganalisis data yang berhubungan dengan
karakteristik kepribadian tokoh yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak
karya Ahmad Tohari. Temuan penelitian yang akan dipaparkan adalah
karakteristik kepribadian sehat dan karakteristik kepribadian tidak sehat tokoh
yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari
A. Temuan Penelitian
Berdasarkan data yang telah di inventarisasikan dan diklarifikasikan maka
temuan penelitian terkait dengan permasalahan karakteristik kepribadian tokoh
adalah karakteristik kepribadian. Jumlah keseluruhan yang terdapat pada
karakteristik kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari adalah lima puluh sembilan data.
Karakeristik kerpibadian sehat terdiri dari sebelas poin. Yang pertama
karakteristik kepribadian sehat mampu menilai diri secara realistis.
Keduakarakteristik kepribadian sehat mampu menilai situasi secara realistis.
Ketiga karakteristik kepribadian sehat mampu menilai prestasi. Keempat
karakteristik kepribadian sehat menerima tanggung jawab, kelimakarakteristik
kepribadian sehatkemandirian (autonomy). Keenam karakteristik kepribadian
sehat dapat mengontrol emosi, ketujuh karakteristik kepribadian sehat berorientasi
tujuan, kedelapanberorientasi keluar. Kesembilan karakteristik kepribadian sehat
penerimaan sosial, kesepuluhkarakteristik kepribadian sehat memiliki filsafat
36
37
hidup. Kesebelas karakteristik kepribadian sehat kebahagiaan. Karakteristik
kepribadian sehat terdapat empat puluh tujuh data. Sedangkan karakteristik
kepribadian tidak sehat terdapat dua belas data. Berikut deskripsi temuan data
penelitian:
a. Karakteristik Kepribadian Sehat.
1) Mampu Menilai Diri Secara Realistis
Individu yang kepribadiannya sehat mampu menilai diri apa adanya, baik
kelebihan maupun kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah,
keutuhan, dan kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan).
Mampu menilai diri secara realistis dideskripsikan melalui tokoh-tokoh
sebagai berikut: pertama tokoh Pambudi, tokoh Pambudi mampu menilai diri
secara realistis ketika dia melakukan pekerjaan rumah seperti memperbaiki
kandang ayam, menyulam dinding yang telah lapuk, dan membersihkan parit-
parit, tokoh Pambudi bisa dikatakan mampu menilai diri secara realistis karena dia
mempunyai keterampilan dan kecerdasan dalam dirinya melakukan kelebihan
yang dimilikinya. Kedua tokoh Runtah, tokoh Runtah mampu menilai diri secara
realistis ketika Runtah yang mempunyai insting tinggi terhadap kesukaan
suaminya mengganggu wanita-wanita lain. Runtah yang mampu menilai dirinya
secara realistis dalam hal yang dia lakukan sehari-hari. Dia mempunyai
kemampuan atau kecerdasan dalam menilai tingkah laku suaminya.
2) Mampu Menilai Situasi Secara Realistis
Mampu menilai situasi secara realistis, individu dapat menghadapi situasi
atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerimanya
38
secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai suatu yang
harus sempurna.
Mampu menilai situasi secara realistis dideskripsikan melalui tokoh-tokoh
sebagai berikut: pertama tokoh Pak Danu, Pak Danu mampu menilai situasi
secara realistis ketika Pak Danu menerima pekerjaan yang sekarang dia lakukan,
walaupun sebagai tukang timbang ampas singkong . Kedua tokoh Pambudi, tokoh
Pambudi yang menerima dan menikmati bahwa dia pengangguran. Dia menerima
bahwa kondisi kehidupannya tersebut tidak harus sempurna.
3) Mampu menilai prestasi yang diperoleh
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, individu dapat
menilai prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara realistik dan
mereaksinya secara rasional. Dia tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami
“superiority complex”, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan
dalam hidupnya. Apabila mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan
frustasi, tetapi dengan sikap optimistik (penuh harapan).
Mampu menilai prestasi yang diperoleh dideskripsikan melalui tokoh-
tokoh sebagai berikut: pertama tokoh Pambudi, tokoh Pambudi mampu menilai
prestasi yang diperoleh, Pambudi yang tidak mau menyombongkan dirinya bahwa
dia menolong Mbok Ralem dalam proses pengobatan. Kedua tokoh Runtah, tokoh
Runtah mampu menilai prestasi yang diperoleh, Runtah tidak sombong setelah
mendapatkan prestasi dengan pujian.
39
4) Menerima Tanggung Jawab
Menerima tanggung jawab, individu yang sehat adalah individu yang
bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk
mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Menerima tanggung
jawab dideskripsikan melalui tokoh Pak Barkah, Pak barkah mampu menerima
tanggung jawab yang diberikan masyarakat terhadapnya. Pak barkah tidak mau
merusak kepercayaan tersebut.
5) Kemandirian (autonomy)
Individu memiliki sifat mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan, dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Kemandirian
dideskripsikan melalui tokoh Pambudi. Pambudi yang mampu berfikir dan
mengambil keputusan dengan sebaik mungkin.
6) Dapat Mengontrol Emosi
Individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia dapat menghadapi situasi
frustasi, drepresi atau stres secara positif atau konstruktif, tidak destruktif
(merusak). Dapat mengontrol emosi dideskripsikan melalui tokoh Pambudi.
Pambudi mampu mengontrol emosi, Pambudi yang dituduh melarikan uang
lumbung hingga Pak Dirja yang ingin berbuat jahat terhadap Pambudi, tetapi
Pambudi tetap sabar dan menontrol emosi, dia menyerahkan semuanya kepada
hukum.
40
7) Berorientasi Tujuan
Setiap orang mempunyai tujuan yang dicapainya. Namun, dalam
merumuskan tujuan itu ada yang realistik dan ada yang tidak realistik. Individu
yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan tujuannya berdasarkan
pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar. Dia
berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara mengembangkan
kepribadian (wawasan) dan keterampilan.
Berorientasi tujuan dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai
berikut:tokoh Pambudi dan tokoh topo, tokoh Pambudi yang mampu berorientasi
tujuan agar mampu mencapai sebuah tujuan yang diinginkannya tersebut.
Pambudi merumuskan motivasi dalam hidupnya agar pencapaian melanjut
sekolahnya itu berhasil dilaksanakan. Begitupun dengan Topo yang selalu
memberi semangat dan motivasi agar Pambudi bisa melakukan seperti yang
pernah dia lakukan dahulunya dalam melanjutkan sekolah.
8) Berorientasi Keluar
Individu yang sehat memiliki orientasi keluar (ekstrovert). Dia bersifat
respek (hormat), empati terhadap orang lain mempunyai kepedulian terhadap
situasi, atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir.
Berorientasi keluar dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai berikut: pertama
tokoh Sanis, tokoh sanis yang selalu respek atau dengan rasa hormat melirikkan
bola matanya terhadap orang yang memanggilnya. Kedua tokoh Mbok Ralem,
tokoh Mbok Ralem yang tidak mempunyai kemampuan dalam membiayai
pengobatannya. Mbok Ralem dengan rasa hormat dia meminjam uang kepada
41
lurahnya. Ketiga tokoh Pambudi, tokoh Pambudi yang mempunyai kepedulian
terhadap Mbok Ralem berniat membantu Mbok Ralem dalam pengobatannya
tersebut, Pambudi yang hatinya selalu dikacaui dengan rasa kasihan membuat dia
ingin menolong pengobatan Mbok Ralem tersebut.
9) Penerimaan Sosial
Individu dinilai positif oleh orang lain, mau berpartisipasi aktif dalam
kegiatan sosial, dan memiiki sikap bersahabat dalam hubungan dengan orang lain.
Penerimaan sosial dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai berikut:
pertamatokoh Pambudi, tokoh Pambudi memiliki sikap yang positif, dia bertekat
untuk menolong pengobatan Mbok Ralem, hingga ketika Mbok Ralem dalam
masa pengobatan Pambudi membelikan pakaian bekas untuk Mbok Ralem karna
Pambudi mengetahui bahwa Mbok Ralem sama sekali tidak membawa pakaian
ganti. Kedua tokoh pejabat, tokoh Pejabat sangat menyesal karna dia tidak mampu
merawat Mbok Ralem dengan gratis karna tuntutan peraturan dari pihak rumah
sakit. Ketiga tokoh Topo, tokoh Topo memiliki sikap bersahabat terhadap
Pambudi, Topo yang dengan senang hati menumpangkan Pambudi dan untuk
makan pun Topo akan menanggung semuanya.
10) Memiliki Filsafat Hidup
Memiliki filsafat hidup. Dia mengakrabkan hidupnya berdasarkan filsafat
hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya. Memiliki filsafat hidup
dideskripsikan melalui tokoh Pambudi. Pambudi yang bersyukur atas pencapaian
yang telah dilaluinya. Pambudi bersyukur dengan lulusan ujian sarjana mudanya
tersebut.
42
11) Kebahagiaan
Kebahagiaan. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai
kebahagiaan. Kebahagiaan ini didukung oleh faktor-faktor achievement
(pencapaian prestasi), acceptance (penerimaan dari orang lain), dan affection
(perasaan dicintai atau disayangi oran lain).
Kebahagiaan dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai berikut: pertama
tokoh Pambudi, tokoh Pambudi merasa bahagia ketika hal yang dia lakukan untuk
menolong pengobatan Mbok Ralem berhasil, Pambudi juga bahagia setelah
menyelesaikan pencapaian prestasi ujian sarjana mudanya. Pambudi juga
merasakan kebahagiaan dengan teman-temat tempat dia berkuli. Kedua tokoh
Sanis, tokoh Sanis yang merasa bahwa dirinya merasa dicintai atau disayangi.
Sanis yang menjadi salah tingkah ketika Pambudi menemuinya. Ketiga tokoh
Mbok Ralem, Mbok Ralem merasa bahwa dirinya disayang dan dicintai oleh
orang lain. Mbok Ralem diperhatikan, dimanjakan sedemikian telitinya. Keempat
tokoh Runtah, tokoh runtah yang bahagia karna mencapai sebuah prestasi, Runtah
bahagia atas prestasi yang sudah ia capai tersebut. Runtah merasa bangga atas
pencapaiaannya tersebut. Kelima tokoh Mulyani, tokoh Mulyani merasa bahagia
karna merasa dicintai atau disayangi karna perlakuan Pambudi terhadapnya
membuat Mulyani sangat merasa kebahagiaan.
b. Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat
1) Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan adalah kondisi emosional
yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti
43
ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, dan ciri-ciri tidak percaya, sinis, dan
skeptis, seperti yang terlihat. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
dideskripsikan melalui tokoh Pak Dirga, tokoh Pak Dirga yang merasa
kekhawatiran dan ketakutan atas yang dilakukan oleh Pambudi dalam menolong
Mbok Ralem mengobati penyakitnya. Pak Dirga sangat takut dengan panggilan
yang dilakukan oleh Bupati terhadapnya.
2) Mempunyai Kebiasaan Berbohong
kebohongan adalah kegagalan-kegagalan yang tidak dapat ditamggung
oleh orang tersebut. Dirinya terlalu lemah untuk menerima kejatuhan dan
kegagalan. Kegagalan keluarga, studi, pekerjaan, asmara, dan masalh hidup
lainnya menjadi gangguan terhadap kebohongan yang dilakukan. Melakukan
kebohongan adalah caranya untuk melarikan diri dari kenyataan sebenarnya.
Semangkin orang lain percaya dengan kebohongannya, ia merasa lega
karena kenyataan yang sulit diterimanya itu terasa berkurang. Mempunyai
kebiasaan berbohong ini dideskripsikan melalui tokoh pertama Pak Danu. Pak
Danu dengan bangganya memamerkan sebuah tabungan yang dicurinya dari
rumah rakyat. Kedua, tokoh Poyo dengan melakukan kebohongan harga penjualan
padi sebenarnya dapat membuat dia lebih mendapatkan keuntungan yang sangat
besar. Ketiga, tokoh Pak Dirga. Pak Dirga yang mempunyai kegemaran dalam
melakukan kebohongan terhadap rakyatnya. Dia menindas rakyat bawahan agar
dapat hidup berlimpah dengan harta.
44
3) Kurang Memiliki Rasa Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menanggung segala sesuatu yang telah atau sudah
terjadi dan dialami. Tanggung jawab itu kesadaran diri manusia terhadap semua
tingkah laku dan perbuatan yang disengaa atapun tidak disengaa. Tanggung jawab
juga harus berasal dari dalam hati dan kemauan diri sendiri atas kewajiban yang
harus ditanggung jawabkan. Kurang memiliki rasa tanggung jawab itu merupakan
seseorang yang tidak mampu memepertanggung jawabkan atas sesuatu yang telah
dia lakukan itu.
Kurang memiliki rasa tanggung jawab dapat dideskripsikan melalui tokoh
pertama, tokoh Poyo. Tokoh Poyo yang tidak menjaga tanggung jawab dalam
melakukan penjagaan lumbung koperasi. Poyo yang melakukan korupsi atas
lumbung koperasi dengan menentukan harga jual padi seenak dia saja. Kedua,
tokoh Pak Dirga yang kurang memiliki rasa tanggung jawab atas jabatan yang
dianutnya tersebut. Dia sesuka hati memakai uang lumbung. Pak Dirga yang tidak
mampu memegang tanggung jawabnya sendiri. Pak Dirga juga menghasut
Pambudi untuk melakukan penggelapan dana untuk membangun jembatan dan
ganti rugi penebangan pohon kelapa milik warga yang telah ditentukan oleh
pemerintah.
4) Kurang Memiliki Kesadaran Untuk Menaati Ajaran Agama
Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama dapat
dideskripsikan melalui tokoh pertama, tokoh Pak Dirga. Pak Dirga sama sekali
tidak menaati ajaran agama. Dia selalu mengutamakan kepentingan diri sendiri.
Mementingkan keuntungan yang berlipat ganda yang akan diperolehnya. Dengan
45
hal demikian membuat Pak Dirga serakah dan tergolong tidak menaati ajaran
agama. Kedua, tokoh Eyang yang tidak memiliki kesadaran untuk menaati ajaran
agama. Eyang dengan yakin mantranya akan masuk terhadap Pambudi. Sifat
syirik sangat jauh dari ajaran agama.
5) Bersikap Pesimis dalam Menghadapi Kehidupan
Bersifat pesimis adalah individu selalu khawatir akan memperoleh
kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana. Sehingga ia tidak mau berusaha
untuk mencoba dengan ciri-ciri tidak percaya, sinis, dan skeptis dan kehilangan
semangat hidup, pesimis seperti yang dihadapi tokoh Mbok Ralem. Mbok Ralem
bersikap pesimis dalam menghadapi hidupnya yang sangat jauh dari kata
sederhana tersebut. Dia kehilangan semangat untuk mencoba lagi meminjam uang
kepada lurah karna dia tidak mempunyai jaminan untuk mengganti uang tersebut.
B. Analisis Data
Pada berikut ini, akan dianalisis data Karakteristik Kepribadian Sehat dan
Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat Tokoh dalam Novel Di Kaki Bukit Cibalak
Karya Ahmad Tohari akan dijabarkan.
a. Karakteristik Kepribadian Sehat
Pribadi yang sehat biasanya masa kecil yang relatif tidak traumatis
walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat menghadapi konflik dan
penderitaan. Orang-orang yang sehat secara psikologis tidak terbebas dari
kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang membuat mereka unik.
Selain itu usia tidak diperlukan untuk kedewasaan walaupun manusia yang sehat
kelihatan menjadi lebih dewasa saat mereka bertambah umurnya.
46
Menurut E.B Hurlock (dalam Yusuf, 2008: 12-14) mengemukakan bahwa
karakteristik penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat (healthy
personality) ditandai dengan beberapa karakter.
1. Mampu Menilai Diri Secara Realistis
Menurut Hurlock (dalam Yusuf dan Nurhisan, 2008:12), Individu yang
kepribadiannya sehat mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupun
kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan, dan kesehatan)
dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan). Sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Hurlock di atas, maka dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari juga terdapat kepribadian mampu menilai diri sendiri secara
realistis yang dimiliki oleh tokoh Pambudi dan Runtah.
Pambudi dapat mengerjakan suatu pekerjaan-pekerjaan kecil untuk
mengisi waktu luangnya. Dengan kreativitas Pambudi membuat dia bisa
menabung dengan rutin. Pambudi dapat menilaia hal yang ada pada dirinya.
Sehubung dengan pernyataan di atas, kutipan yang dapat mendukung pernyataan
tersebut adalah sebagai berikut:
Data 6
Untuk mengisi waktunya, Pambudi melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil.
Memperbaiki kandang ayam yang membuatnya bisa menabung
dengan teratur selama ini, menyulami dinding bambu yang telah
lapuk, atau menggali parit-parit sekitar perkarangan rumah. (Tohari,
2015:28)
Pada data ke-6 terdapat karakteristik kepribadian sehat berupa mampu
menilai diri secara realistis. Data tersebut dapat dianalisis bahwa, Pambudi adalah
memiliki kreativitas dalam memperbaiki kandang ayam dan menyulami dinding
47
yang sudah lapuk sangat baik. Dengan beraktifitas melakukan pekerjaan-
pekerjaan kecil ini Pambudi selalu menghasilkan uang dan bisa menabung secara
teratur. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Pambudi ini merupakan sebah
pekerjaan yang telah biasa dia lakukan.
Kemampuan yang dimiliki oleh Pambudi, menunjukkan bahwa dalam diri
Pambudi terdapat kepribadian yang sehat, bahwa Pambudi mampu mengelurkan
kemapuannya dalam melakukan pekerjaan memperbaiki kandang ayamnya.
Melalui pekerjaan itu Pambudi mampu menghasilkan uang dan memperbaiki
sulaman dinding yang telah lapuk dan membersihkan parit-parit seperkarangan
rumahnya, pekerjaan itu bisa menciptakan sesuatu hal yang berguna dan
bermanfat dalam kehidupannya. Dari kutipan tersebut sudah dapat dikatakan
bahwa Pambudi memiliki kepribadian sehat, dimana Pambudi sudah mampu
menilai dirinya secara realistis. Menilai realistis yang dimaksud di sini adalah
Pambudi dapat melakukan pekerjaan kreativitasnya dengan sangat baik untuk
dapat menghasilkan uang.
Mampu menilai diri secara realistis juga ada dalam diri tokoh Runtah,
Runtah yang mempunyai kelebihan dalam menilai dari setiap perkataan suaminya
seperti kutipan di bawah ini:
Data 26
“Runtah adalah istri Pak Dirga dari perkawinan yang ketujuh. Ia
mempunyai perasaan yang amat peka, terutama tentang kebajulan
suaminya. Bahkan Bu Runtah sudah dapat menangkap isyarat mengapa
suaminya tanpak salah tingkah.” (Tohari, 2015:80)
Pada data ke-26 terdapat karakteristik kepribadian sehat berupa mampu
menilai diri secara realistis. Data tersebut dapat dianalisis bahwa, Runtah yang
48
memiliki kelebihan yaitu memiliki insting tinggi terhadap suaminya yag suka
mengganggu wanita-wanita lainnya. Runtah telah paham betul mengenai isyarat-
isyarat suaminya jika sesuatu yang dilakukan suaminya berbeda dan salah tingkah.
Bagaimana mungkin Runtah tidak paham mengenai suaminya, Runtah sendiri saja
dari perkawinan yang ketujuh dari Pak Dirga. Kelebihan yang dimiliki oleh
Runtah ini menunjukkan bahwa Runtah memiliki kepribadian sehat. Dengannaluri
yang dimiliki Runtah terhadap kesukaan suaminya mengganggu wanita-wanita
termasuk kepada mampu menilai diri dengan kelebihan yang dimiliki.
2. Mampu Menilai Situasi Secara Realistis.
Menurut Hurlock (dalam Yusuf dan Nurhisan, 2008:12), individu dapat
menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan
mau menerimanya secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu
sebagai suatu yang harus sempurna. Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
Hurlock, maka dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari juga
terdapat kepribadian mampu menilai situasi secara realistis yang dimiliki oleh
tokoh Pak Danu dan Pambudi.
Mampu menilai diri situasi secara realistis adalah individu dapat mengatasi
situasi atau kondisi kehidupan yang dialami secara realistik dan mau
menerimanya menanyakan secara wajar, seperti yang terlihat pada tokoh Pak
Danu yang mampu menerima bagaimanapun penghidupannya. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan berikut:
49
Data 1
Pak Danu misalnya, yang dulu dikagumi orang karena kecakapa nnya
memainkan bajak, kini bekerja pada Akiat.Ia menjadi tukang
timbang ampas singkong. Gajinya berupa makanan yang ia terima
padahari itu plus sedikit uang. Dua orang anak gadis Pak Danu dibawa
oleh makelar, menjadi babu di Jakarta, empat ratus kilometer jauhnya
dari Desa Tanggir. (Tohari, 2005:6)
Pada data ke-1 terdapat karakteristik kepribadian sehat berupa mampu
menilai situasi secara realisits. Data tersebutmenyatakan bahwa Pak Danu tidak
sama sekali mengeluh dalam hal apapun, dia menerima bagaimanapun yang dia
hadapi walaupun semuanya jauh dari harapannya tapi dia tetap m