139
K A R B O H I D R A T Akbar Pandu W (1406607786) Ardha Bariq Fardiansyah (1406553064) Nadya Saarah Amelinda (1406552824) Thareq Kemal Habibie (1406552963)

KARBOHIDRAT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

karbohidrat

Citation preview

Page 1: KARBOHIDRAT

K A R B O H I D R A TAkbar Pandu W (1406607786)

Ardha Bariq Fardiansyah (1406553064)

Nadya Saarah Amelinda (1406552824)

Thareq Kemal Habibie (1406552963)

Page 2: KARBOHIDRAT

STRUKTUR

Page 3: KARBOHIDRAT

Apa Itu Karbohidrat?

• Karbohidrat merupakan senyawa yang tersusun atas molekul karbon, hidrogen, dan oksigen.

• Rumus karbohidrat dikenal dengan Cx(H2O)n

Page 4: KARBOHIDRAT

Klasifikasi Karbohidrat

Jumlah unit gula

Monosakarida

Disakarida

Polisakarida

Stereokimia

Proyeksi Fischer

Proyeksi Haworth

Proyeksi Newman

Page 5: KARBOHIDRAT

Jumlah Unit gula

Page 6: KARBOHIDRAT

Monosakarida• Monosakarida merupakan

molekul sederhana

• Tidak dapat di hidrolisis

• Umumnya terdiri dari 3 – 7 atom karbon.

• Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa.

• Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH).

Page 7: KARBOHIDRAT

Jumlah karbon dalam monosakarida

• Gula tiga karbon (Triosa)• Contoh : Gliseraldehid, Dihidroksiaseton

• Gula empat karbon (Tetrosa)

• Gula lima karbon (Pentosa)• Contoh : Ribosa, deoksiribosa

• Gula enam karbon (Heksosa)• Contoh : Glukosa Fruktosa

• Gula tujuh karbon (Heptosa)

Page 8: KARBOHIDRAT

Glukosa• Glukosa dinamakan juga

dekstrosa atau gula anggur,

• Glukosa terdapat di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu.

• Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia.

• Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.

Page 9: KARBOHIDRAT

Fruktosa• Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah,

adalah gula paling manis.• Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan

glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda.

• Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.

Page 10: KARBOHIDRAT

Galaktosa

• Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.

Page 11: KARBOHIDRAT

Manosa

• Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.

Page 12: KARBOHIDRAT

D-ribosa

• D-ribosa digunakan dalam pembentukan RNA• Jika atom C nomor 2 dari ribosa kehilangan atom O, maka

akan menjadi deoksiribosa yang merupakan penyusuna kerangka DNA.

Page 13: KARBOHIDRAT

Disakarida• Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua

molekul monosakarida yang berikatan kovalen dengan sesamanya.

• Ikatan kimia yang menggabung kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain

• Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh asam, tetapi tahan terhadap basa.

Page 14: KARBOHIDRAT

Maltosa• Maltosa merupakan hasil dari hidrolisis parsial

tepung (amilum) dengan asam maupun enzim• Mengandung dua residu D-gluksa yang

dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom C1 dari residu glukosa yang pertama dan atom C4 dari glukosa yang kedua dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air.

• Maltosa adalah gula pereduksi

Page 15: KARBOHIDRAT

• Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit.

• Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi.

• Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.

Sukrosa

Page 16: KARBOHIDRAT

Laktosa• Laktosa (gula susu) hanya terdapat

dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa.

• Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare.

• Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.

Page 17: KARBOHIDRAT

Polisakarida

• Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.

• Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida.

Page 18: KARBOHIDRAT

• Homo polisakarida

Contoh dari homopolisakarida adalah pati

Page 19: KARBOHIDRAT

• Heteropolisakarida

contoh dari heteropolisakarida adalah asam hialuronat.

Page 20: KARBOHIDRAT

Sifat Polisakarida• Polisakarida tidak mempunyai rasa manis• Tidak mempunyai struktur kristal. • Polisakarida tidak dapat diragikan.• Daya kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih

kecil kemungkinannya dibandingkan dengan gula-gula lainnya

• Polimer tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn D-Glukosa, tetapi sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan.

Page 21: KARBOHIDRAT

Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi berguna dalam mekanisme alat pencernaan:• merangsang alat pencernan untuk mengeluarkan getah cerna• membentuk volume makanan sehingga menimbulkan rasa

kenyang• memadatkan sisa-sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh

dinding usus.• Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji

kopi, kulit kacang, buah-buahan dan sayuran.

Selulosa

Page 22: KARBOHIDRAT

• Chitin merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan dalam jumlah besar pada kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons, molusca, dan annelida. Juga telah diidentifikasi dari dinding sel fungi.

• Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari polimer asetil-glukosamin dan terdiri atas ribuan unit.

• Fungsinya sebagai substansi penunjang pada insekta dan crustaceae (kepiting).

• Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan zat padat yang tidak larut dalam air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral lemah tetapi larut dalam asam-asam mineral yang pekat.

• Polisakarida ini mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer berantai lurus  dengan  nama lain β-(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin) 

Kitin

Page 23: KARBOHIDRAT
Page 24: KARBOHIDRAT

• Glikogen merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri atas glukosa dalam ikatan 1→4 dan 1→6.

• Banyak ditemukan dalam hampir semua sel hewan dan juga dalam protozoa serta bakteri.

• Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati dan otot.

• Glikogen terdiri atas jutaan unit glukosil. Unit glukosil terikat dengan ikatan 1→4 glikosidik membentuk rantai panjang, pada titik cabang terbentuk ikatan 1→6.

Glikogen

Page 25: KARBOHIDRAT

• Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi tumbuhan.

• Pati merupakan polimer α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4). • Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. • Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus)

dan amilopektin (pati berpolimer bercabang-cabang).Sebagian besar pati merupakan amilopektin.

Pati

Page 26: KARBOHIDRAT

• Asam Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang terdiri atas disakarida dari N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam glukoronat terikat kepada N-asetilglukosamin pada masing-masing disakarida dengan ikatan 1→3 glikosidik, tetapi disakarida yang berurutan terikat 1→4.

• Asam hialuronat didapat dalam cairan sinovial persendian, vitreous humor mata, dan substansi dasar kulit.

Asam Hialuronat

Page 27: KARBOHIDRAT

STEREOKIMIA

Page 28: KARBOHIDRAT

Proyeksi FischerPada rumus

Fischer, rantai karbon digambarkan secara vertikal (tegak) atau struktur alifatik dengan gugus aldehid atau keton berada di puncak rumus. Berdasarkan letak gugus –OH, rumus Fischer dapat digolongkan atas dua yaitu: D(Dekstro=kanan) jika atom C

asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus –OH di sebelah kanan, dan L(Levo=kiri) jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat gugus –OH di sebelah kiri.

Page 29: KARBOHIDRAT

Proyeksi HaworthPada rumus Haworth, rantai karbon

digambarkan dengan struktur lingkar. Jika posisi –OH pada atom C nomor satu mengarah ke bawah, disebut α(alfa), Jika posisi –OH pada atom C nomor satu mengarah ke atas, disebut β(beta).

Page 30: KARBOHIDRAT

Proyeksi Newman• Pada kebanyakan gula, cincin ini berada dalam konfirmasi

kursi, tetapi pada beberapa gula cincin tersebut berada dalam bentuk kapal. Bentuk-bentuk ini digambarkan oleh rumus konfirmasi. Konfirmasi dimensi spesifik gula sederhana 6 karbon penting dalam menentukan sifat biologis dan fungsi beberapa polisakarida

Page 31: KARBOHIDRAT

BIOSINTESIS

Page 32: KARBOHIDRAT

Biosintesis Karbohidrat

Metabolisme Karbohidrat

Katabolisme Anabolisme

Penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana untuk

menghasilkan energi

Penyusunan senyawa kompleks dari senyawa sederhana dengan

menggunakan energi

Glikogenolisis

Glikolisis

Siklus Krebs

Glikogenesis

Glukoneogenesis

Fotosintesis

Page 33: KARBOHIDRAT

Glikogenolisiso Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang

terjadi terutama di hati dan otot. o Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan hewan yang tersusun

atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan α 1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan α 1-6 glikosidik untuk titik cabang.

o Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam sel.

o Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang berolahraga dan saat sedang lapar.

o Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon, berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui glikogenesis.

o Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

Page 35: KARBOHIDRAT

Tahapan Proses GlikogenolisisEnzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan

glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.

Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang terikat dengan

ikatan α 1-6 glikosidik.

Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa

(bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).

Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat.

Enzim Fosfoglukomutase yang mengkatalisis reaksi isomerasi ( memindahkan gugus fosfat dari C1 ke C6) glukosa 1-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat

Page 36: KARBOHIDRAT

Glikolisiso Glikolisis merupakan serangkaian reaksi biokimia dimana glukosa

dioksidasi menjadi molekul asam piruvat.o Glikolisis dibagi menjadi 2 tahapan yaitu

• Tahap persiapan(Tahap Investasi Energi)Tahap persiapan adalah tahap di mana ada konsumsi ATP dan juga dikenal sebagai fase investasi. Fase panen adalah di mana ATP dihasilkan. Lima langkah pertama dari reaksi glikolisis dikenal sebagai fase persiapan atau investasi. Tahap ini mengkonsumsi energi untuk mengubah molekul glukosa menjadi dua molekul molekul gula tiga-karbon.

• Tahap panen (Tahap Menghasilkan Energi)Tahap kedua glikolisis dikenal sebagai fase panen atau fase menghasilkan energi dari glikolisis. Fase ini ditandai dengan keuntungan dari molekul yang kaya energi ATP dan NADH. Menghasilkan energi bersih dari glikolisis, per molekul glukosa, dihasilkan 2 ATP ditambah 2 NADH.

Page 37: KARBOHIDRAT

Tahap PersiapanLangkah 1• Langkah satu dalam glikolisis adalah fosforilasi. Langkah ini Glukosa

terfosforilasi oleh enzim heksokinase. Dalam proses ini, molekul ATP dikonsumsi. Sebuah gugus fosfat dari ATP ditransfer ke molekul glukosa untuk menghasilkan glukosa-6-fosfat.

• Glukosa (C6H12O6) + Heksokinase + ATP → Glukosa-6-fosfat (C6H11O6P1) + ADP

Page 38: KARBOHIDRAT

Tahap PersiapanLangkah 2• Tahap kedua dari glikolisis merupakan reaksi isomerisasi. Dalam reaksi

ini glukosa-6-fosfat diatur ulang menjadi fruktosa-6-fosfat oleh isomerase fosfat enzim glukosa. Ini adalah reaksi reversibel dalam kondisi normal sel.

• Glukosa-6-fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase → Fruktosa-6-fosfat (C6H11O6P1)

Page 39: KARBOHIDRAT

Tahap PersiapanLangkah 3• Pada langkah ketiga glikolisis adalah reaksi fosforilasi. Pada langkah ini

enzim fosfofruktokinase yang mentransfer gugus fosfat untuk membentuk fruktosa 1,6-bifosfat. Molekul ATP lain yang digunakan dalam langkah ini.

• Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + + ATP fosfofruktokinase → Fruktosa 1,6-bifosfat (C6H10O6P2) + ADP

Page 40: KARBOHIDRAT

Tahap PersiapanLangkah 4• Langkah ini dalam glikolisis adalah langkah destabilisasi, di mana aksi enzim

aldolase memecah fruktosa 1,6-bifosfat menjadi dua gula. Gula ini isomer satu sama lain, mereka adalah dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida fosfat.

• Fruktosa 1,6-bifosfat (C6H10O6P2) + aldolase → Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)

Langkah 5• Langkah 5 glikolisis merupakan reaksi interkonversi. Di sini, enzim triose

isomerase fosfat interkonversi molekul fosfat dihidroksiaseton dan gliseraldehida fosfat.

• Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)• Langkah ini menandai akhir dari persiapan atau fase investasi glikolisis. Jadi

pada akhir di sini, molekul glukosa 6-karbon dibagi menjadi dua molekul tiga karbon dengan mengorbankan molekul ATP.

Page 41: KARBOHIDRAT

Tahap Persiapan

Page 42: KARBOHIDRAT

Tahap Panen (Menghasilkan Energi)

Langkah 6• Langkah glikolisis ini merupakan langkah dehidrogenasi. Enzim triose

fosfat dehidrogenase, dehydrogenates gliseraldehida 3-fosfat dan menambahkan fosfat anorganik untuk membentuk 1,3- bifosfogliserat. Pertama, aksi enzim mentransfer sebuah H (hidrogen) dari gliseraldehida fosfat ke + NAD yang merupakan agen pengoksidasi untuk membentuk NADH. Enzim juga menambahkan fosfat anorganik dari sitosol ke gliseraldehida fosfat untuk membentuk 1,3- bifosfogliserat. Reaksi ini terjadi dengan kedua molekul yang dihasilkan pada langkah sebelumnya.

• 2 gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) + triose fosfat dehidrogenase + 2H- + 2P + 2NAD + → dua 1,3- bifosfogliserat

• (C3H4O4P2) + + 2H + 2NADH

Page 43: KARBOHIDRAT

Tahap Panen (Menghasilkan Energi)

Page 44: KARBOHIDRAT

Tahap Panen (Menghasilkan Energi)

Langkah 7• Langkah 7 glikolisis adalah langkah fosforilasi tingkat substrat, di mana

enzim phosphoglycerokinase mentransfer gugus fosfat dari 1,3- bifosfogliserat. Fosfat ditransfer ke ADP untuk membentuk ATP. Proses ini menghasilkan dua molekul molekul 3-fosfogliserat dan dua molekul ATP. Ada dua molekul ATP yang disintesis dalam langkah glikolisis ini.

• 2 molekul 1,3 bifosfogliserat (C3H4O4P2) + phosphoglycerokinase + 2 ADP → 2 molekul 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) + 2 ATP

Page 45: KARBOHIDRAT

Tahap Panen (Menghasilkan Energi)

Langkah 8• Langkah glikolisis Ini merupakan langkah mutase, terjadi di hadapan

enzim mutase fosfogliserat. Enzim ini merelokasi fosfat dari posisi karbon ketiga 3-fosfogliserat molekul ke posisi karbon kedua, hasil dalam pembentukan ini 2-fosfogliserat.

• 2 molekul 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) + fosfogliseratmutase → 2 molekul 2- fosfogliserat (C3H5O4P1)

Page 46: KARBOHIDRAT

Tahap Panen (Menghasilkan Energi)

Langkah 9• Langkah glikolisis Ini adalah reaksi liase, yang terjadi dengan adanya

enzim enolase. Dalam reaksi ini enzim menghilangkan molekul air dari 2-fosfogliserat untuk membentuk asam fosfoenolpiruvat (PEP)

• 2 molekul 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase → 2 molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1) + H2O

Page 47: KARBOHIDRAT

Tahap Panen (Menghasilkan Energi)

Langkah 10• Ini adalah tahap akhir dari glikolisis yang merupakan langkah fosforilasi

tingkat-substrat. Dalam kehadiran kinase enzim piruvat, ada transfer molekul fosfat bentuk molekul fosfoenolpiruvat anorganik ke ADP untuk membentuk asam piruvat dan ATP. Reaksi ini menghasilkan 2 molekul asam piruvat dan dua molekul ATP.

• 2 molekul PEP (C3H3O3P1) + piruvat kinase + 2 ADP→ 2 molekul asam piruvat (C3H4O3) + 2 ATP

• Reaksi ini menandai akhir dari glikolisis, dengan ini menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa.

Page 48: KARBOHIDRAT

Tahap Panen (Menghasilkan Energi)

Page 49: KARBOHIDRAT

Tahapan Glikolisis Keseluruhan

Page 52: KARBOHIDRAT

Fungsi GlikolisisFungsi glikolisis adalah untuk memecah glukosa :• Untuk membentuk NADH dan ATP sebagai sumber energi

untuk sel.• Sebagai bagian dari respirasi aerobik piruvat dibuat tersedia

untuk siklus asam sitrat.• Proses ini menghasilkan senyawa antara, yang dapat

digunakan pada berbagai langkah untuk tujuan seluler lainnya.

Page 53: KARBOHIDRAT

Siklus KrebsoMerupakan Tahap selanjutnya dari Respirasi Seluler. Terjadi dalam

Mitokondria.oSiklus Krebs adalah reaksi antara Asetil Ko-A dengan Asam Oksaloasetat

yang membentuk Asam Sitrat. Oleh karena itu, Siklus Krebs disebut Siklus Asam Sitrat.

oSetelah memasuki mitokondria melalui transpor aktif, piruvat diubah menjadi senyawa yang disebut asetil koenzim A, atau asetil KoA.

oLangkah ini, menghubungkan glikolisis dan siklus asam sitrat, dilakukan oleh  multienzim kompleks.

oSetelah proses oksidasi piruvat selesai, asetil KoA masuk ke siklus asam sitrat.

oFungsi dari siklus asam sitrat (Siklus Krebs) yaitu sebagai pusat pembakaran metabolisme yang mengoksidasi molekul organik yang berasal dari piruvat.

oMenghasilkan : 1 ATP, 3 NADH, dan 1 FADH2

Page 55: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Pertama• Pertama-tama asetil ko-A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi

sitrat dengan melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kondensasi asetil ko-A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko-A, kemudain sitril ko-A dihidrolisis menjadi sitrat dan ko-A.

Page 56: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Kedua• Tahap kedua, sitrat menjadi cis-sitrat dengan melibatkan enzim

aconitase, yaitu dengan menghidrolisis sitrat yang merupakan isomer dari isositrat dan menghasilkan cis-asositat sebagai intermedietnya.

Page 57: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Ketiga• Tahap ketiga, cis-aconitate menjadi isositrat, dalam reaksi ini juga

melibatkan enzim aconitase dengan saling menukarkan atom H dengan gugus OH dari tahap kedua di atas.

Page 58: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Keempat• Tahap keempat, terjadinya reaksi isositrat menjadi α-ketoglutarat dengan

melibatkan enzim isositrat dehidrogenase, melalui proses dekarboksilasi oksidatif dari isositrat menjadi oksalosuksinat sebagai intermedietnya. Lalu CO2 meninggalkan oksalosuksinat yang kemudian berubah menjadi α-ketoglutarat. Reaksi ini menghasilkan NADH.

Page 59: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Kelima• Tahap kelima, α-ketoglutarat menjadi suksinil ko-A dengan melibatkan

enzim α-ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini hampir sama dengan reaksi dekarboksilasi oksidatif dari piruvat menjadi asetil ko-A oleh kompleks piruvat dehidrogenase. Reaksi ini menghasilkan 1 NADH.

Page 60: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Keenam• Tahap keenam, suksinil ko-A menjadi suksinat yang melibatkan enzim

suksinil ko-A sintase, dengan reaksi fosforilasi ikatan thioester dari suksinil dan ko-A yang banyak energinya. Langkah ini merupakan satu-satunya yang memberikan energi tinggi. GTP dihasilkan oleh beberapa reaksi thioester dan fosforilasi dari GDP.

Page 61: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Ketujuh• Tahap ketujuh, suksinat menjadi fumarat dengan melibatkan enzim

suksinat dehidrogenase dengan reaksi oksidasi dua atom hidrogen dari suksinat terlepas menuju penerima, FAD. Lalu reaksi ini menghasilkan fumarat dan FADH2.

Page 62: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Kedelapan• Tahap kedelapan, fumarat menjadi L-malat dengan melibatkan enzim L-

malase, dimana pada masuknya H2O ke dalam fumarat yang kemudian menghasilkan L-malat.

Page 63: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Kesembilan• Tahap kesembilan, L-malat menjadi oksaloasetat dimana pada reaksi ini

terjadi oksidasi malet yang dihidrogenasi menjadi bentuk oksaloasetat dengan akseptor NAD. Reaksi ini melibatkan enzim malat dehidrogenase dan menghasilkan NADH2.

Page 64: KARBOHIDRAT

Reaksi-Reaksi dalam Siklus Krebs

Tahap Kesepuluh• Tahap terakhir, reaksi oksaloasetat dengan asetil ko-A menjadi sitrat

dengan melibatkan enzim sitrat sintase melalui reaksi kondensasi oksaloasetat dengan asetil ko-A menjadi sitril ko-A. Lalu sitril ko-A dihidrolisis lagi menjadi sitrat dan ko-A.

Page 66: KARBOHIDRAT

Glikogenesis• Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogenesis

merupakan proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang terjadi terutama di dalam hati dan otot.

• Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil pencernaan makanan. Glukosa akan saling berikatan dengan ikatan α 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen. Molekul glikogen tersusun bercabang-cabang agar dapat tersimpan maksimal di dalam sel.

• Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya hormon insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah lagi menjadi glukosa saat kadar glukosa darah menurun seperti dalam keadaan lapar atau puasa.

• Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai glikogen yang telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa akan terjadi secara bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang glikogen yang telah ada.

Page 67: KARBOHIDRAT

Glikogenesis

Page 68: KARBOHIDRAT

Glikogenesis

Gambar: Glikogenesis (Biokimia Harper, Edisi 27)

Page 69: KARBOHIDRAT

GlikogenesisProses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut :• Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim

glukokinase/hexokinase.• Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat, dikatalisis

oleh enzim fosfoglukomutase.• Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil di phosphate

glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil transferase.• UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada, dikatalisis oleh

enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai glikogen primer dan membentuk ikatan α 1-4 glikosidik.

• Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik cabang. Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen primer.

• Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.

• Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang normal.

Page 70: KARBOHIDRAT

Glikogenesis• Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah

penting dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh untuk menjalankan glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes melitus.

• Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses pemecahan glikogen untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut dengan glikogenolisis.

• Glikogen sering disebut sebagai pati hewan karena merupakan cadangan makanan pada hewan. Ikatan antar molekul glukosa antara glikogen dan amilum (pati) adalah sama, yaitu ikatan α 1-4 glikosidik. Glikogen adalah cadangan makanan hewan, sedangkan amilum adalah cadangan makanan tumbuhan. Perbedaan utama antara glikogen dan amilum adalah adanya lebih banyak rantai cabang pada glikogen dibandingkan dengan amilum.

Page 71: KARBOHIDRAT

Glukoneogenesis• Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa

bukan glukosa. Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan akan glukosa, terutama ketika tubuh tidak mendapat pasokan glukosa yang cukup dari makanan.

• Secara umum tahapan reaksi glukoneogenesis hampir sama dengan tahapan reaksi glikolisis yang dibalik arahnya. Namun ada beberapa tahapan dalam glukoneogenesis yang tidak sama dengan glikolisis dan memerlukan kerja enzim-enzim yang berbeda.

• Perbedaan ini terjadi karena pada tahapan-tahapan tersebut enzim yang terlibat tidak dapat bekerja secara bolak-balik.

• Glikolisis merupakan reaksi yang menghasilkan energi, sedangkan glukoneogenesis merupakan proses yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP.

Page 72: KARBOHIDRAT

Glukoneogenesis• Proses glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal adalah sebagai

berikut :

Page 73: KARBOHIDRAT

Glukoneogenesis

Page 74: KARBOHIDRAT

GlukoneogenesisProses glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal adalah sebagai berikut :• Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase.• Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase. Malat keluar dari

mitokondria menuju sitoplasma.• Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase.• Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat, dikatalisis oleh enzim phospoenolpiruvat

karboksilase.• Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim enolase.• 2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim fosfogliseromutase.• 3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfogliserat yang dikatalisis enzim fosfogliserokinase.• 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim

gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.• Gliseraldehida 3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan reaksi yang dapat bolak-

balik) yang dikatalisis oleh enzim isomerase.• Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan menjadi fruktosa 1,6 bifosfat yang

dkatalisis enzim enolase.• Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim fruktosa difosfatase.• Fruktosa 6 fosfat akan diubah  menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim fosfoglukoisomerase.• Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang dikatalisis oleh enzim glukosa 6 fosfatase.

Page 75: KARBOHIDRAT

Glukoneogenesis• Asam amino glukogenik seperti alanin, arginin, asparagin, sistein,

glutamate, histidin, metionin, prolin, serin, threonin, valin, dan triptofan dapat diubah manjdai glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjadi piruvat atau senyawa antara yang lain.

• Asam laktat hasil oksidasi anaerob juga dapat diubah manjadi glukosa setelah diubah menjadi oksaloasetat di dalam mitokondria.

• Gliserol hasil metabolisme lemak juga dapat diubah manjadi glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjdai glisrol 3 fosfat kemudian manjadi dihidroksi aseton fosfat dan langkah-langkah selanjutnya.

Page 76: KARBOHIDRAT

Fotosintesis

• Berlangsung sepanjang hari selama stomata terbuka dan tertutup. pagi dan sore stomata terbuka tengah hari dan malam stomata menutup

• Tujuan: untuk menghasilkan makanan serta oksigen dan energi (dalam bentuk karbohidrat)

• Yang terjadi: perubahan energi cahaya (yang umumnya berasal dari matahari) menjadi energi kimia. Dalam fotosintesis, proses juga melibatkan karbondioksida atau CO2 dan air.

Page 77: KARBOHIDRAT

Reaksi Gelap dan Terang

REAKSI TERANG

• Melibatkan energi cahaya dalam prosesnya. • Energi digunakan untuk melepaskan atau

meluncurkan elektron dari zat seperti air, yang menghasilkan gas oksigen. Setelah itu, dua komponen akan terbentuk, yaitu NADPH dan ATP.

2H2O + 2NADP+ + 3ADP + 3Pi → O2 + 2NADPH + 3ATP

• Tujuan: memberikan energi untuk terjadinya reksi gelap

Page 78: KARBOHIDRAT

Reaksi Terang

Merupakan tahap fotosintesis yang memerlukan cahaya. Reaksi ini terjadi di dalam grana, khususnya pada membran tilakoid kloroplas. Proses ini memerlukan bahan: H2O, akseptor elektron berupa NADP (Nikotinamida Adenin Dinukleotida Phosfat) dan pigmen fotosintetik.

Pigmen fotosintetik yang terdapat dalam thilakoid ada tiga macam: – klorofil a, disebut juga photosystem I /photosystem 700 – klorofil b, disebut juga photosystem II /photosystem 680 – karotenoid (disebut juga pigmen antena), terdiri dari karoten dan xantofil

Transpor non- siklik

Cahaya matahari Klorofil

NADPH

ATP

Transpor siklik

Page 79: KARBOHIDRAT

• Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-elektron di P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar), dan keluar menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron.

• Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya.

• Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron.

• Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP.

• Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I.

• Dengan kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya.

Tahap Transportasi Siklik

Page 80: KARBOHIDRAT

• Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-.• Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+

akan digunakan pada reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.

• Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer.

• Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi.

• Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I, tepatnya di P700.

Tahap Transportasi Non-siklik

Page 81: KARBOHIDRAT

• Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z".• Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan

energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.• Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga

yang cukup besar dari cahaya matahari.• Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan akhirnya

sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air.

• Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:

• NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH

Tahap Transportasi Non-siklik (Cont’d)

Page 82: KARBOHIDRAT

Aliran Elektron Siklik Aliran Elektron Non-Siklik

Perbedaan Antara Keduanya

Page 83: KARBOHIDRAT

Reaksi Gelap (Siklus Calvin)

Fiksasi Karbon Reduksi Regenerasi

Merupakan reaksi yang terjadi tidak bergantung pada cahaya. bisa terjadi pada saat siang dan malam

1.Bahan : CO2 (Carbon dioksida) 2.Produk: Glukosa yang nantinya disimpan menjadi amilum3.Energi : NADPH2 dan ATP hasil dari reaksi Terang4.Enzim : Rubisco Enzim yang terlibat dalam Fiksasi5.Tempat : Stroma

Page 84: KARBOHIDRAT

Karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa bifosfat (RuBp) oleh enzim rubisco. Rubisco adalah protein enzim yang paling banyak terdapat di dalam kloroplasKarbondioksida yang diikat oleh Ribulosa Bifosfat akan menghasilkan adalah molekul dengan 6 karbon yang tidak stabil, dan kemudian segera dipecah menjadi dua molekul 3 fosfogliserat (PGA)

Fase Fiksasi

Page 85: KARBOHIDRAT

Fase Reduksi Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP

sehingga terbentuk 1,3 bifosfogliserat.

Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bifosfogliserat dan terbentuk 6 molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P). Enzim = G3P dehidrogenase.

1 molekul menjadi molekul gula/ glukosa5 molekul akan masuk ke tahap regenerasi

Page 86: KARBOHIDRAT

Fase Regenerasi• Regenerasi atau pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat

(RuBP) digunakan untuk mengikat CO2• Pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) dan pecah

menjadi 2 senyawa (G3P) bereaksi dengan ATP membentuk asam fosfogliseraldehid dan NADPH2

• Siklus reaksinya berjalan 3 kali, dan kembali regenerasi lagi.• Jadi untuk membentuk 1 molekul glukosa maka dibutuhkan

sebanyak 6 kali siklus (siklus Calvin) dengan menangkap sebanyak 6 molekul 6CO2, reaksinya sebagai berikut:

6CO2 + 6H2O ——> C6H12O6 + 6O2

Page 87: KARBOHIDRAT

Fotorespirasi• Rubisco tidak absolut secara spesifik mengikat CO2 sebagai

subtrat pada sisi aktif, bersaing dengan O2. • Rubisco (enzim ribulosa bifosfat karboksilase-oksigenase), alih-

alih mengikat CO2, justru mengikat O2 glikolat (2-fosfoglikolat) dan terurai

• Umumnya terjadi pada tanaman C3• Kondisi lingkungan yang mendorong fotorespirasi: hari yang

panas, kering, dan terik stomata tertutup CO2 terus di konsumsi dalam daun, kadar O2 menjadi lebih tinggi + cahaya fotorespirasi

Page 88: KARBOHIDRAT

Tahap Fotorespirasi (1): Oksigenase Rubisco

1. Rubisco bekerja sama dan berikatan dengan oksigen

2. Membentuk senyawa antara atau intermediate yang tidak stabil

3. Terpecah menjadi 2-fosfoglikolat (digunakan kembali) dan 3-fosfogliserat (untuk siklus Calvin)

Page 89: KARBOHIDRAT

Tahap Fotorespirasi (2): Jalur Glikolat

1. Di kloroplas, fosfatase mengubah 2-fosfoglikolat glikolat

2. Dibawa ke peroksisom, glikolat dioksidasi oleh molekul oksigen aldehid (glioksilat) + H2O2 (produk sampng)

3. Transaminasi (membentuk glisin)

4. Glisin di bawa ke matriks mitokondria untuk dekarboksilasi oksidatif

Page 90: KARBOHIDRAT

Tahap Fotorespirasi (3): Sistem Dekarboksilasi Glisin

1. Kompleks dekarboksilasi glisin mengoksidasi glisin karbon dioksida dan amonia dengan reduksi NAD+ NADH

2. Memindahkan karbon sisa dari glisin ke kofaktor tetrahidrofolat

3. Unit karbon ini dibawa ke glisin kedua oleh serin hidroksimetiltransferase serin

4. Serin hidroksipiruvat gliserat 3-fosfogliserat untuk regenerasi RuBP

Page 91: KARBOHIDRAT

Fotosintesis TumbuhanC3, C4 dan CAM

Page 92: KARBOHIDRAT

Tumbuhan C3

Tumbuhan C3 adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan senyawa Phospo Gliseric Acid yang memiliki 3 atom C pada proses fiksasi CO2 oleh RuBp. Hampir 80% tumbuhan yang melakukan fotosintesis menggunakan jalur C3 untuk pengikatan CO2.

Senyawa PGA yang dihasilkan berenergi rendah, sehingga pengikatan CO2 oleh RuBp berlangsung spontan tanpa menggunakan ATP hasil reaksi terang

Contoh tanaman C3: Kacang Kedelai, Kentang, dan Kacang Tanah

Page 93: KARBOHIDRAT

Merupakan sekelompok tumbuhan yang melakukan persiapan reaksi gelap fotosintesis melalui jalur 4 karbon/4C(Jalur Hatch-Slack) sebelum memasuki siklus calvin untuk meminimalkan keperluan fotorespirasi.

Tumbuhan C4

1. Karbon dioksida dengan bantuan air menghasilkan HCO32. HCO3 dengan bantuan enzim PEP oksaloaasetat3. Oksalo asetat tereduksi menjadi malat (NADPH NAD+ )4. Menuju sel seludang pembuluh melalui plasmodesmata5. Malat teroksidasi dan terdekarboksilasi piruvat dan karbon dioksida

dengan bantuan enzim malat mereduksi NADP+6. Pada tumbuhan yang menggunakan aspartat sebagai pembawa CO2,

aspartat ditransaminasi oksaloasetat tereduksi menjadi malat 3-fosfogliserat

7. RuBP + 3-fosfogliserat CO28. Piruvat di transfer ke sel mesofil PEP oleh piruvat fosfat dikinase

Page 94: KARBOHIDRAT

Tumbuhan CAM

1. Saat stomata terbuka pada malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil akan diikat oleh PEP dengan bantuan enzim PEP karboksilase sehingga terbentuk oksaloasetat

2. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi malat (persis seperti tumbuhan C-4).

3. Malat yang terbentuk disimpan dalam vakuola sel mesofil hingga pagi hari.

4. Pada siang hari saat reaksi terang menyediakan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin-Benson, malat dipecah lagi CO2 dan piruvat.

5. CO2 masuk ke siklus Calvin-Benson di stroma kloroplas, 6. Piruvat akan digunakan untuk membentuk kembali PEP

Merupakan tumbuhan yang stomatanya membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari, memiliki laju fotosintesis yang rendah bila dibandingkan dengan tanaman C3 dan C4 (Lakitan, 1995).

Page 95: KARBOHIDRAT

BIOSINTESIS SUKROSA DAN PATI

Page 96: KARBOHIDRAT

Biosintesis Sukrosa Dan Pati• Sukrosa disintesis di sitosol sebagai karbohidrat berlebih pada

fotosintesis aktif dalam cahaya terang yang dikonversikan menjadi sukrosa.

• Pati disintesis di kloroplas untuk penyimpanan sementara hasil akhir fotosintesis

• Sintesis Sukrosa dan Pati berasal dari Triose Phosphate (Karbohidrat Berlebih dari fotosintesis cahaya terang)

Page 97: KARBOHIDRAT

Sintesis Pati• Secara umum, pati dapat disintesiskan dengan reaksi mengubah

glukosa-1 fosfat menjadi glukosa menggunakan enzim glukosa 1- fosfat adenylyltransferase.

• Pati dibentuk di dalam kloroplas dan disimpan sebagai amiloplas.• Terbentuk ketika fotosintesis melebihi laju gabungan antara

respirasi dan translokasi. • Pembentukan pati terjadi melalui proses yang melibatkan

sambungan berulang unit glukosa dari nukleotida yang disebut ADPG.

• Pembentukan berlangsung dengan 1 ATP dan glukosa-1-fofat di kloroplas dan plastid lainnya Enzim sintetase yang mengkatalis reaksi tersebut dikatifkan oleh ion.

Page 98: KARBOHIDRAT

Langkah Sintesis Pati pada Kloroplas

Page 99: KARBOHIDRAT

Sintesis Sukrosa

• Biosintesis sukrosa menggunakan UDP-Glukosa dan Fruktosa 6-Fosfat yang dikatalisis enzim sukrosa 6-fosfat sintase.

• Sintesis sukrosa terjadi di sitosol. • Glukosa dan fruktosa difosforilasi terlebih dahulu menjadi glukosa-1-fosfat dan fruktosa-6-fosfat.

Page 100: KARBOHIDRAT

Langkah-langkah Biosintesis Sukrosa

Molekul gliseraldehid 3-fosfat berkondensasi membentuk fruktosa 1,6 bisfosfat yang dikatalisis oleh enzim aldolase.

terjadi hidrolisis membentuk fruktosa 6-fosfat.

Terjadi pengubahan fruktosa 6-fosfat menjadi UDP-glukosa membentuk sukrosa 6-fosfat.

Enzim yang digunakan : sukrosa 6-fosfat sintase

enzim sukrosa 6-fosfat fosfatase menghilangkan gugus fosfat dan menghasilkan sukrosa

Page 101: KARBOHIDRAT

Sintesis Sukrosa pada Sitosol.

Page 102: KARBOHIDRAT

DETEKSI

Page 103: KARBOHIDRAT

UJI KUALITATIF

UJI KUANTITATIF

Uji Seliwanoff

Uji Benedict

Uji Tollens

Uji Osazon

Uji Iodin

Uji Barfoed

Uji Moore

Uji Fehling

Uji Molisch

Uji Bial

Metode Fisika

Metode Kimia

Analisis Total Gula (Metode Fenol)

Metode Dinitrosalisil

at

Berdasarkan Rotasi Optis

Berdasarkan Indeks Bias

Metode Anthrone

Metode Luff Schoorl

Metode Lane-Eynon

Metode Nelson-Somogyi

Page 104: KARBOHIDRAT

Uji Molisch• Tujuan: Untuk mengetahui keberadaan• Prinsip: Reagen uji mendehidrasi pentosa untuk membentuk furfural dan mendehidrasi

heksosa untuk membentuk 5-hidroksimetil furfural. Furfural kemudian bereaksi dengan α-naftol yang terdapat pada reagen uji untuk menghasilkan produk ungu.

• Cara:1. 15 tetes larutan uji dmasukkan ke dalam tabung reaksi2. Menambahkan 3 tetes pereaksi Molisch3. Memiringkan tabung reaksi dan menambahkan 1 ml asam sulfat pekat

• Parameter: Hasil positif memberikan warna ungu.

Uji Kualitatif

Dehidrasi Heksosa Dehidrasi Pentosa

Page 105: KARBOHIDRAT

Negatif Positif

Page 106: KARBOHIDRAT

Uji Benedict• Tujuan: Untuk mengetahui kandungan gula pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton

bebas)• Prinsip: Gula yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam

suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai CuO.• Cara:

1. Memasukkan 3 tetes sampel ke dalam tabung reaksi2. Menambahkan 2 ml reagen Benedict dan dikocok3. Memasukkan tabung reaksi ke penangas air selama 5 menit

• Parameter: Hasil positif ditunjukkan dengan pembentukan endapan warna hijau, kuning, atau merah

Uji Kualitatif

Page 107: KARBOHIDRAT

Uji Seliwanoff• Tujuan: Untuk mengetahui ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton).• Prinsip: Dehidrasi fruktosa leh HCl pekat menghasilkan hidroksi metil furfural dan dengan

penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks• Cara:

1. Mencampurkan 5 tetes larutan sampel dengan 15 tetes reagen Seliwanoff dalam tabung reaksi

2. Memanaskan tabung reaksi diatas api kecil selama 30 detik atau pada penangas air selama 1 menit

• Parameter: Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah oren.

Uji Kualitatif

Page 108: KARBOHIDRAT

Uji Barfoed• Tujuan: Untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan meninjau kondisi

pH dan pemanasan.• Prinsip: Ion Cu2+ dalam reagen pada suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh

gula reduksi monosakarida daripada disakarida.• Cara:

1. Mencampurkan 1 ml larutan sampel dengan reagen Barfoed2. Memanaskan tabung pada penangas air selama 3 menit3. Mendinginkan pada air yang mengalir4. Bila tidak terjadi perubahan selama 5 menit, lakukan pemanasan ulang selama 15 menit

• Parameter: Terdapat endapan merah bata (Cu2O)

Uji Kualitatif

Page 109: KARBOHIDRAT

Uji Iodin• Tujuan: Untuk mengidentifikasi polisakarida• Prinsip: Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk senyawa kompleks

adsorpsi berwarna yang spesifik• Cara:

1. Memasukkan 3 tetes larutan sampel ke dalam tabung reaksi 2. Menambahkan 2 tetes larutan iodin

• Parameter: Amilum atau pati mengasilkan warna biru; Dekstrin menghasilkan warna merah anggur; Glikogen dan pati yang terhidrolisis sebagian menghasilkan warna cokelat.

Uji Kualitatif

Page 110: KARBOHIDRAT

Uji Osazon• Tujuan: Membedakan macam-macam karbohidrat berdasarkan bentuk kristalnya.• Prinsip: Suatu aldose atau ketosa dengan fenil hidrozin akan membentuk Kristal Osazon.• Cara:

1. Memasukkan 2 ml larutan sampel tabung reaksi2. Menambahkan sedikit fenil hidrazin-hidroklorida dan Kristal natrium asetat3. Memanaskan tabung pada penangas air selama beberapa menit4. Mendinginkan pada air yang mengalir5. Mengamati bentuk Kristal pada mikroskop

• Parameter: Terbentuknya Kristal Osazon, tiap karbohidrat memiliki bentuk masing -masing

Uji Kualitatif

Page 111: KARBOHIDRAT

Uji Tollens• Tujuan: Untuk membedakan karbohidrat Pentosa dengan Heksosa• Prinsip: Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagen

direduksi menjadi logam Ag.• Cara:

1. Mencampurkan beberapa tetes larutan sampel dengan 2 ml pereaksi Tollens2. Memanaskan pada penangas air selama 1 menit

• Parameter: Hasil positif ditandai dengan terbentuknya cincin perak pada dinding tabung reaksi

Uji Kualitatif

Page 112: KARBOHIDRAT

Uji Fehling• Tujuan: Untuk menunjukkan adanya karbohidrat reduksi seperti monosakarida, laktosa

dan maltosa.• Prinsip: Ion Cu2+ dalam reagen direduksi menjadi ion Cu+ dalam suasana basa dan

diendapkan menjadi Cu2O (Fehling A). Fehling B mencegah Cu2+ mengendap dalam suasana alkalis.

• Cara:1. Mencampurkan 1 ml sampel dengan 2 ml campuran reagen Fehling2. Memanaskan pada pembakar spiritus

• Parameter: Hasil positif menghasilkan warna merah bata pada sampel

Uji Kualitatif

Page 113: KARBOHIDRAT

Uji Moore• Tujuan: Untuk mengetahui terjadinya sifat karamelisasi• Prinsip: Berdasarkan oksidasi dan pemanasan karbohidrat menghasilkan senyawa

kompleks• Cara:

1. Memasukkan 5 ml larutan sampel2. Menambahkan 1 ml reagen Moore3. Memanaskan dengan penangas air selama 5 menit

• Parameter: Hasil positif ditandai dengan warna cokelat dan bau yang khas (karamel)

Uji Kualitatif

Page 114: KARBOHIDRAT

Uji Bial• Tujuan: Untuk menguji adanya gula pentosa• Prinsip: Dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dengan penambahan

orsinol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks• Cara:

1. Mencampurkan 5 tetes larutan sampel dengan 10 tetes reagen Bial dan 2 tetes HCl pekat2. Memanaskan di atas api hingga muncul gelembung-gelembung di permukaan

• Parameter: Terbentuknya warna biru pada sampel menunjukkan hasil positif

Uji Kualitatif

Page 115: KARBOHIDRAT

Metode Fisika: Berdasarkan Indeks Bias• Menggunakan perangkat Refraktometer

• Alat yang digunakan untuk mengukur kadar/konsentrasi bahan terlarut• Prinsip kerjanya yaitu memanfaatkan refraksi cahaya matahari

• Dimana, • X = % Sukrosa atau gula yang diperoleh• A = berat larutan sampel • B = Berat larutna pengencer• C = % Sukrosa dala campuran A dan B berdasarkan tabel• D = % Sukrosa dalam pengencer B

Uji Kuantitatif

𝑋=[ (𝐴+𝐵 ) .𝐶− (𝐵 .𝐷 ) ]

Page 116: KARBOHIDRAT

Metode Fisika: Berdasarkan Rotasi Optis

• Digunakan berdasarkan sifat optis dari gula yang memiliki struktur asimetris (dapat memutar bidang polarisasi)

• Alat yang digunakan yaitu Polarimeter• Menurut hokum Biot, “Besarnya rotasi optis tiap individu gula sebanding dengan konsentrasi

larutan dan tebal cairan”.

• Dimana, • [a]D20 = Rotasi pada suhu 20oC menggunakan sinar kuning [λ = 589 nm] dari lampu Natrium• A = Sudut putar yang diamati• C = Kadar larutan [g/100ml]• L = Panjang tabung [dm]

Uji Kuantitatif

[𝑎 ] 𝐷20=100. 𝐴𝐿 .𝐶

Page 117: KARBOHIDRAT

Metode Kimia: Metode Lane-Eynon• Tujuan: Menentukan gula pereduksi dalam bahan padat atau cair seperti laktosa, glukosa,

fruktosa dan maltosa dengan cara volumetri dengan titrimetri.• Prinsip: Reaksi reduksi reagen Fehling oleh gula-gula pereduksi. Udara yang mempengaruhi

reaksi dikeluarkan dari campuran dengan cara mendidihkan larutan selama titrasi.• Cara:

• Timbang dengan teliti 5 gr bahan, haluskan dengan mortar.• Tambahkan akuades 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan 2 ml HCl pekat, aduk hingga

homogen.• Panaskan dalam kompor selama 15 menit, dinginkan. Tambahkan indikator bromthymol blue 3 tetes.• Netralkan dengan menambah Na2CO3 10% smpai larutan berwarna kehijauan.• Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu seukuran 250 ml. Tambahkan H2O sampai tanda batas.• Kocok sampai homogen kemudian disaring, filtrat ditampung.• Masukkan 5 ml tepat larutan fehling 1 dan 5 ml larutan fehling 2 dalam erlenmeyer, kemudian kocok

(homogenkan).• Masukkan filtrat bahan ke dalam buret.• Tambahkan larutan bahan 15 ml dari buret ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan fehling 1 dan fehling 2.

Panaskan sampai mendidih.• Tambahkan 3 tetes methylen blue, jika terbentuk warna biru, titrasi dalam keadaan mendidih sampai warna biru

hilang.

Uji Kuantitatif

Page 118: KARBOHIDRAT

Metode Kimia: Metode Nelson-Somogyi• Prinsip: Reaksi reduksi pereaksi tembaga sulfat oleh gula-gula

pereduksi. Gula peereduksi mereduksi pereaksi tembaga (II) basa menjadi tembaga (I) oksida (Cu2O)

• Cara:1. 6 tabung reaksi dimasukkan dengan larutan gula standar dengan

variasi volume dengan interval 0,2 ml2. Menambahkan aquades hingga volume tiap tabung sama3. Tambah reagen Nelson dan memanaskan hingga 20 menit4. Mendinginkan pada air bersuhu 25oC5. Menambahkan 1 ml reagen Arsenomolobat, kocok secara

homogeny hingga endapan kuproksida larut6. Menambah aquades 7 ml, kocok homogen7. Menggunakan absorbansi λ = 540 nm pada spektrofotometer8. Mmebuat kurva standar (absorbansi v konsentrasi)

• Rumus: Total gula = gula pereduksi + gula non-pereduksi

Uji Kuantitatif

Page 119: KARBOHIDRAT

Metode Kimia: Metode Luff Schoorl• Tujuan: menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan

dengan gula reduksi ( titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi ( titrasi sampel).

• Prinsip: Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat cara ini mula- mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam K-iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kuprioksida Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat cara ini mula- mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam K-iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kuprioksida

• Parameter: Perubahan warna dari biru menjadi putih

Uji Kuantitatif

Page 120: KARBOHIDRAT

Metode Kimia: Metode Anthrone

• Gula dapat bereakdi denga sejumlah pereaksi menghasilkan warna spesifik• Intensitas warna dipengaruhi oleh konsentrasi gula• Intensitas diukur dengan Spektrofotometer• Prinsip: Senyawa Anthrone akan bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat

dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan yang khas

• Dimana,• G = Konsentrasi gula dari kurva standar• FP = Faktor pengenceran• W = Berat sampel

Uji Kuantitatif

Page 121: KARBOHIDRAT

Analisis Total Gula (Metode Fenol)

• Tujuan: Menentukan total gula semua bahan pangan• Prinsip: Gula sederhana, oligosakarida, polisakarida dan turunannya dapat bereaksi dengan fenol

dalam asam sulfat pekat.• Cara:

1. Mencampur 2 ml larutan beberapa konsentrasi dengan larutan fenol (5%), melakukan vortex2. Menambahkan 5 ml asam sulfat pekat3. Mendiamkan 10 menit lalu panaskan pada penangas air 15 menit4. Mengukur absorban pada λ = 490 nm5. Buat kurva standar

• Dimana,• G = Konsentrasi gula dari kurva standar• FP = Faktor pengenceran• W = Berat sampel

Uji Kuantitatif

Page 122: KARBOHIDRAT

Metode Dinitrosalisilat (DNS)

• Tujuan: Mengukur gula preduksi dengan teknik kolorimetri• Prinsip: Gugus aldehid pada glukosa akan dioksidasi oleh asam 3,5-

dinitrosalisilat menjadi gugus karboksil dan menghasilkan 3-amino-5-salisilat

• Cara:1. Buat larutan standar glukosa 0 – 1200 ppm dengan interval 200 ppm2. Mengambil 1 ml dari masing-masing sampel dan mencampur dengan 3 ml reagen

DNS3. Melakukan vortex dan memanaskan selama 5 menit4. Setelah dingin, mengencerkan sebanyak 5 kali5. Mengukur absorbansi dengan λ = 540 nm

Uji Kuantitatif

Page 123: KARBOHIDRAT

FUNGSI DAN APLIKASI

Page 124: KARBOHIDRAT

Fungsi dan Aplikasi Karbohidrat Dalam Bidang

PanganXanthan Gum

Page 125: KARBOHIDRAT

Fungsi Karbohidrat• Sumber Energi

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.

Page 126: KARBOHIDRAT

2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan

Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.

Page 127: KARBOHIDRAT

Penghemat Protein

Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.

Page 128: KARBOHIDRAT

Pengatur Metabolisme Lemak

Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh.

Page 129: KARBOHIDRAT

Membantu Pengeluaran Feses

• Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.

• Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.

• Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.

Page 130: KARBOHIDRAT

5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa

merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.

Page 131: KARBOHIDRAT

5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa

merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.

Oksidasi glukosa menghasilkan asam glukorat, asam glukarot dan asam glukuronat. Asam glukuronat dapat mengikat senyawa yang membahayakan bagi tubuh atau bersifat racun. Dengan cara mengikat, senyawa ini dapat dikurangi daya racunnya dan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine. Proses inilah yang disebut detoksifikasi sebagai fungsi dari karbohidrat

Page 132: KARBOHIDRAT

Aplikasi Karbohidrat Sebagai Xanthan Gum

• Gum xanthan merupakan polisakarida yang secara alami dihasilkan oleh bakteri Xanthomonas campestris ]. Struktur primer gum xanthan tersusun atas lima gugus sakarida yang berulang, yang masing-masing mempunyai dua gugus glukosa, dua gugus manosa, dan satu gugus asam glukuronat, dengan perban

• dingan molar sebesar 2.8:2.0:2.0 [1].

Page 133: KARBOHIDRAT

Rumus molekul gum xanthan adalah C35H49O29 . Gum xanthan merupakan

rangkaian polisakarida yang tersusun atas rantai panjang tiga macam gula sederhana

(heteropolimer).

Page 134: KARBOHIDRAT

Ciri-ciri gum xanthan :• Terlarut dan stabil pada kondisi asam dan basa• Stabil dan sesuai untuk larutan dengan kadar garam tinggi• Tidak mudah terdegradasi oleh enzim• Memiliki sifat membasahi yang baik• Menjaga kestabilan makanan baik dalam kondisi membeku/mencair• Agen penstabil emulsi yang efektif• Terkesan lembut di mulut

Page 135: KARBOHIDRAT

Produksi Xanthan Gum

• Produksi gum xanthan umummnya dilakukan dengan fermentasi Xanthomonas campestris pada bioreaktor menggunakan kultur tertutup. Glukosa, sukrosa, pati, asam organik, atau hidrolisat molase biasanya digunakan sebagai sumber karbon, sementara hidrolisat kasein, limbah kedelai, dan hidrolisat sel khamir merupakan sumber nitrogen yang biasa digunakan. Untuk menghasilkan produksi gum xanthan yang optimal, sumber karbon biasanya digunakan berlebih, sedangkan sumber nitrogen dibatasi.

Page 136: KARBOHIDRAT

Sifat khas fisik dari gum xanthan komersial

Page 137: KARBOHIDRAT

Flow Diagram Pembuatan

Xanthan gum

Page 138: KARBOHIDRAT

Langkah – langkah utama proses produksi xanthan dirangkum pada tabel di bawah ini :

Page 139: KARBOHIDRAT

Aplikasi utama industri gum xanthan :