26
BAB V PEMBAHASAN Dari hasil percobaan karbohidrat yang di tambah dengan R fehling memberikan warna biru bening. Seharusnya bila di beri dengan R fehling menghasilkan warna merah bata, tetapi dari hasil memberikan warna larutan biiru bening. Hal ini ini bisa saja disebabkan oleh konsentrasi dari bahan tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi ( 1994 ) yang menyatakan bahwa dengan larutan glukosa pereaksi menghasilkan endapan berwarna merah bata. Dasar Teori Karbohidrat adalah merupakan polihidriksi aldehid atau keton yang sangat bervariasi dalam halberat molekul. Senyawa tersebut terdiri atas senyawa penyusun yaitu monosakarida. Dari jumlah satuan penyusunnya, karbohidrat dapat di bedakan menjadimonosakarida, disakarida, trisakarida, olisakarida dan polisakarida. Jumlah satuan penyusun satuannya adalah 2, 3 sampai 10 dan lebih dari 10. Monosakarida mempunyai jumlah atom c 3sampai 6, misalnya: glukosa, fruktosa, pentosa, galaktosa, arabinosa. Pengujian adanya karbohidrat (kualitatif) dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Asam sulfat pekat dapat menghidrolisi s ikatan glikosida karbohidrat menjadi monosakarida, selanjutnya mengalami dehidrasi membentuk furfural dan derivatnya. Senyawa ini jika ditambahkan sulfonat alfanaptolakan menjadi zat yang berwarna ungu (uji molisch) 2. Sakarida yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas, mempunyai sifat mereduksi. Sifat ini dapat diketahui jika larutan alkalis Cu (OH) kemudian dipanaskan akan terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Uji adanya gugus reduksi dapat dilakukan dengan penambahan larutan yang mengandung ion kupri, yaitu: fehling, benedict, barfoed, luff dan lain-lain. Larutan barfoed hanya dapat direduksi ole monosakarida. 3. Dehidrasi monosakarida keton akan menghasilkan furfural. Peristiwa dehidrasi ketosa menjadi furfural lebih cepat dari pada peristiwa dehidrasi monosakarida aldosa.hal ini disebabkan aldosa sebelum dehidrasi mengalami tranformasi terlebih dulu menjadi ketosa 4. Diyodin dapat diasorbsi oleh polisakarida hingga terjadi pewarnaan. Dengan amilum akan memberikan warna biru, dengan glikogen akan memberikan warna coklat, dengan dextrin memberikan warna coklat. 5. Polisakarida mempunyai gugus reduksi pada ujung rantai saja.

Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

Citation preview

Page 1: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

BAB VPEMBAHASAN

Dari hasil percobaan karbohidrat yang di tambah dengan R fehling memberikan warna biru bening. Seharusnya bila di beri dengan R fehling menghasilkan warna merah bata, tetapi dari hasil memberikan warna larutan biiru bening. Hal ini ini bisa saja disebabkan oleh konsentrasi dari bahan tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi ( 1994 ) yang menyatakan bahwa dengan larutan glukosa pereaksi menghasilkan endapan berwarna merah bata. Dasar TeoriKarbohidrat adalah merupakan polihidriksi aldehid atau keton yang sangat bervariasi dalam halberat molekul. Senyawa tersebut terdiri atas senyawa penyusun yaitu monosakarida. Dari jumlah satuan penyusunnya, karbohidrat dapat di bedakan menjadimonosakarida, disakarida, trisakarida, olisakarida dan polisakarida. Jumlah satuan penyusun satuannya adalah 2, 3 sampai 10 dan lebih dari 10. Monosakarida mempunyai jumlah atom c 3sampai 6, misalnya: glukosa, fruktosa, pentosa, galaktosa, arabinosa. Pengujian adanya karbohidrat (kualitatif) dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :1. Asam sulfat pekat dapat menghidrolisi s ikatan glikosida karbohidrat menjadi monosakarida, selanjutnya mengalami dehidrasi membentuk furfural dan derivatnya. Senyawa ini jika ditambahkan sulfonat alfanaptolakan menjadi zat yang berwarna ungu (uji molisch)2. Sakarida yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas, mempunyai sifat mereduksi. Sifat ini dapat diketahui jika larutan alkalis Cu (OH) kemudian dipanaskan akan terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Uji adanya gugus reduksi dapat dilakukan dengan penambahan larutan yang mengandung ion kupri, yaitu: fehling, benedict, barfoed, luff dan lain-lain. Larutan barfoed hanya dapat direduksi ole monosakarida.3. Dehidrasi monosakarida keton akan menghasilkan furfural. Peristiwa dehidrasi ketosa menjadi furfural lebih cepat dari pada peristiwa dehidrasi monosakarida aldosa.hal ini disebabkan aldosa sebelum dehidrasi mengalami tranformasi terlebih dulu menjadi ketosa4. Diyodin dapat diasorbsi oleh polisakarida hingga terjadi pewarnaan. Dengan amilum akan memberikan warna biru, dengan glikogen akan memberikan warna coklat, dengan dextrin memberikan warna coklat.5. Polisakarida mempunyai gugus reduksi pada ujung rantai saja. Apabila mengalami hidrolisa akan menghasilkan monosakarida yang lebih pendek, yang memiliki gugus reduksi. Hidrolisa amilum menghasilkan dextrin dan akhirnya tidak terjadi pewarnaan.

1.   Uji Molisch

              Untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.

2.   Uji Iodium

              Untuk menentukan polisakarida.

3.   Uji Benedict

              Membuktikan adanya gula reduksi.

4.   Uji Barfoed

              Membedakan antara monosakarida dan disakarida.

5.   Uji Seliwanoff

Page 2: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

             Membuktikan adanya kentosa.

6.   Uji Osazon

              Membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.

7.   Uji Asam Musat

             Membedakan antara glukosa dan galaktosa.

8.   Hidrolisis Pati

                        Mengidentifikasi hasil hidrolisis Amilum (pati).

9. Hidrolisis Sukrosa

                        Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.

I.3 PRINSIP PERCOBAAN

      1. Uji Molisch

      Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur dengan pereaksi

Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati  melalui dinding tabung agar tidak bercampur.

Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

     2. Uji Iodium

     Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil

positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna

merah anggur.

     3. Uji Benedict

Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi

Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif  ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna

biru kehijauan, merah, atau  kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.

     4. Uji Barfoed

Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan uji dicampurkan

dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan monosakarida

menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

     5. Uji Seliwanoff

Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkan dengan

pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan

berwarna merah orange.

    6. Uji Osazon

     Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas membentuk hidrazon atau

osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal

dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali

bila didinginkan. Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang

terikat pada monomernya sudah tidak bebas.  Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air

mendidih.

7.   Uji Asam Musat

       Dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Larutan uji dicampurkan dengan

HNO3 pekat kemudian dipanaskan. Karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam

yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.

8.   Hidrolisis Pati

Page 3: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

                Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum digunakan larutan amilum 1%, larutan iodium,

pereaksi Benedict, larutan HCl 2 N, Larutan NaOH 2%. Amilum ditambahkan dengan HCl lalu

dipanaskan. Dilakukan uji iodium setiap 3 menit hingga warnanya berubah jadi kuning pucat.

Kemudian larutan dihidrolisis lagi selama 5 menit lalu didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH

2%,. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict.

9.   Hidrolisis Sukrosa

                Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa digunakan larutan sukrosa 1%, pereaksi Benedict,

pereaksi Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2% sebagai bahannya.

larutan sukrosa ditambahkan dengan HCl pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan

dinetralkan dengan NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed. 

I

TINJAUAN PUSTAKA

       Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di

alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini pernah

diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah

disadari bahwa gagasan ”hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada

beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat (Tim

Dosen, 2010).

       Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus CH2O atau HCHO.

Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya

saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya (Tim Dosen, 2010).

       Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul

karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi itulah yang

menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat dapat

didefinisikan sebagai polihidroksialdehida danpolihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya

pada proses hidrolisis (Tim Dosen, 2010).

       Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal dari karbohidrat.

Menurut Neraca Bahan Makanan 1990 yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik, di Indonesia energi

berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh

penduduk. Di negara-negara maju seperti AmerikaSerikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah,

yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2010).

       Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat

sederhana atau gula sederhana; karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana

dalam satu molekul (Almatsier, 2010).

       Karbohidrat sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) :

1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu [C 6(H2O)6] dan

[C5(H2O)5];

2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air

[C12(H2O)11];

3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida

4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa.

Page 4: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

       Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih

sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau

heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus

aldehida atau keton yang dimilki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).

       Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah ketosa yang

paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan dari gliseraldehida atau

dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-masing membawa gugus hidroksil

(Tim Dosen, 2010).

       Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin

karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau

sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa,

fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang

sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada

cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam

susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain

ketiga monosakarida tersebut (Almatsier, 2010).

       Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis disakarida yaitu

sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi.

Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan

glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan

alfa, dengan melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam

bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul monosakarida

melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah

fruktosa dan galaktosa (Almatsier, 2010).

       Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada empat jenis gula

alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol terdapat di dalam beberapa jenis buah

dan secara komersial dibuat dari glukosa. Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan

khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Manitol dan dulsitol adalah

alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Secara komersial, manitol diekstraksi

dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan. Sedangkan

inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan

makanan, terutama dalam sekam serealia. Bentuk esternya dengan asam fitat menghambat absorpsi

kalsium dan zat besi dalam usus halus (Almatsier, 2010).

       Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar

oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray dkk, 2009).

       Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa,

fruktosa dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat di dalam biji tumbuh-tumbuhan dan

kacang-kacangan.seperti halnya polisakarida nonpati, oligosakarida ini di dalam usus besar

mengalami fermentasi (Almatsier, 2010).

      

       Untuk karbohidrat kompleks terdiri atas (Almatsier, 2010):

1. Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida.

2. Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.

Page 5: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

       Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu dengan yang lain

melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida (Tim Dosen,

2010).

       Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis

sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur

molekul polisakarida (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).

       Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun

dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula sederhana ini terutama adalah glukosa. Jenis

polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati

(Almatsier, 2010).

       Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat

utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian,

dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain

bergantung jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat

dipecah dalam proses pencernaan (Almatsier, 2010).

       Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial

pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam makanan. Cairan glukosa dalam hal ini

merupakan campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air. Dekstrin maltosa, suatu produk hasil

hidrolisis parsial pati, digunakan sebagai makanan bayi karena tidak mudah mengalami fermentasi

dan mudah dicernakan (Almatsier, 2010).

       Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat di dalam

tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Glikogen terdiri atas unit-

unit glukosa dalam bentuk rantai lebih bercabang. Struktur yang lebih bercabang ini membuat

glikogen lebih mudah dipecah. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di

dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk

keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya dalam bentuk

glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan lemak. Glikogen tidak merupakan

sumber karbohidrat yang penting dalam bahan makanan, karena hanya terdapat di dalam makanan

berasal dari hewani dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2010).

       Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada proses

hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena baik amilum maupun glikogen, tersusun dari

sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah

dangan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon

insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa

disebut glycogenolisis (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011)

       Mengenai penjelasan tentang serat, akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian karena peranannya

dalam mencegah berbagai penyakit. Definisi terakhir yang diberikan untuk serat makanan adalah

polisakarida nonpati yang menyatakan polisakarida dinding sel. Ada dua golongan serat, yaitu yang

tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak dapat larut dalam air adalah selulosa,

hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan dan algal

(Almatsier, 2010).

       Selulosa, hemiselulosa, dan lignin merupakan kerangka struktural semua tumbuh-tumbuhan.

Selulosa merupakan bagian utama dinding sel tumbuh-tumbuhan yang terdiri atas polimer linier

Page 6: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

panjang hingga 10.000 unit glukosa terikat dalam bentuk ikatan beta. Polimer karbohidrat dalam

bentuk ikatan beta tidak dapat dicernakan oleh enzim pencernaan manusia (Almatsier, 2010).

       Pektin, gum, dan mukilase terdapat di sekeliling dan di dalam sel tumbuh-tumbuhan. Ikatan-

ikatan ini larut atau mengembang di dalam air sehingga membentuk gel. Oleh karena itu, di dalam

industri pangan digunakan sebagai bahan pengental, emulsifer,dan stabilizer (Almatsier, 2010).

       Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut

nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Amilum

dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa

pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin dan

Najamuddin, 2011).

       Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):

1. Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat

merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan

harganya relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa

untuk keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan

sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan

lemak.

2. Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya

mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah

merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula

paling manis.

3. Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.

Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat

pembangun.

4. Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna,

sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-

butirat.

5. Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara peristaltik usus

dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus,sedangkan

hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk

pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.

       Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat diubah

menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab itu, tidak ada

ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO

(1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan

paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2010).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III. 1  ALAT DAN BAHAN

1.   Uji Molisch

              Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak        tabung, dan pipet tetes.

Page 7: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

                    Bahan yang digunakan adalah amilum, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa,

glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, pereaksi Molisch, dan H2SO4 pekat.

2.   Uji Iodium

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak   tabung, dan pipet tetes.

Bahan yang digunakan adalah amilum,dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa,

glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%,  dan larutan iodium.

3.   Uji Benedict

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas atau

penangas air,  penjepit tabung, rak tabung, dan pengatur waktu.      

Bahan yang digunakan adalah amilum, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa,

glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan pereaksi Benedict.

4.   Uji Barfoed

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas atau

penangas air, pengatur waktu, rak tabung, dan penjepit tabung.                        

Bahan yang digunakan adalah sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa,

               fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan pereaksi Barfoed.

5.   Uji Seliwanoff

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas atau

penangas air, pengatur waktu, rak tabung, penjepit tabung.  

                       Bahan yang digunakan adalah sukrosa, galatosa, fruktosa, glukosa, dan

               arabinosa dalam larutan 1%, serta pereaksi Seliwanoff.

6.   Uji Osazon

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop, alat    pemanas, tabung reaksi, dan

pipet ukur,spatula baja.

Bahan yang digunakan adalah sukrosa, maltosa, galaktosa, glukosa,   fenilhidrazin-hidroklorida

dan natrium asetat.

7.   Uji Asam Musat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas atau

penangas air, mikroskop, pengatur waktu, dan penjepit tabung.

Bahan yang digunakan adalah sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, glukosa, dan HNO3 pekat.

8.   Hidrolisis Pati

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet  tetes, pemanas air,

penjepit tabung, pengatur waktu, dan rak tabung.

Bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1%, larutan iodium, pereaksi Benedict, larutan

HCl 2 N, larutan NaOH 2%, dan kertas lakmus.

9.   Hidrolisis Sukrosa

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas air,

penjepit tabung, pengatur waktu, dan rak tabung.   

Bahan yang digunakan adalah larutan sukrosa 1%, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff,

pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2%, dan kertas lakmus.

 BAB IV

Page 8: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 HASIL PENGAMATAN

IV.1.1 TABEL

1.      Uji Molisch

NO. ZAT UJI HASIL UJI MOLISCHKARBOHIDRAT

(+/-)

1. Amilum 1% Terbentuk cincin ungu +

2. Dekstrin 1% Terbentuk cincin ungu +

3. Sukrosa 1% Terbentuk cincin ungu +

4. Maltosa 1% Terbentuk cincin ungu +

5. Galaktosa 1% Terbentuk cincin ungu +

6. Fruktosa 1% Terbentuk cincin ungu +

7. Glukosa 1% Terbentuk cincin ungu +

8. Arabinosa 1% Terbentuk cincin ungu +

           

2.      Uji Iodium

NO. ZAT UJI HASIL UJI IODIUMPOLISAKARIDA

(+/-)

1. Amilum 1% Biru +

2. Dekstrin 1% Merah anggur +

3. Sukrosa 1% Kuning -

4. Maltosa 1% Kuning -

5. Galaktosa 1% Kuning -

6. Fruktosa 1% Kuning -

7. Glukosa 1% Kuning -

8. Arabinosa 1% Kuning -

3.      Uji Benedict

NO ZAT UJI HASIL UJI BENEDICTGULA REDUKSI

(+/-)

1. Amilum 1% Biru -

2. Dekstrin 1% Hijau -

3. Sukrosa 1% Endapan Merah Bata +

4. Maltosa 1% Endapan Merah Bata +

5. Galaktosa 1% Endapan Merah Bata +

6. Fruktosa 1% Endapan Merah Bata +

7. Glukosa 1% Endapan Merah Bata +

8. Arabinosa 1% Endapan Merah Bata +

Page 9: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

4.      Uji Barfoed

NO. ZAT UJI HASIL UJI BARFOEDMONOSAKARIDA

(+/-)

1. Sukrosa 1% Biru +

2. Maltosa 1% Biru -

3. Galaktosa 1% Merah Bata +

4. Fruktosa 1% Orange (endapan merah bata) +

5. Glukosa 1% Merah Bata +

6. Arabinosa 1% Merah Bata +

5.      Uji Seliwanoff

NO. ZAT UJI HASIL UJI SELIWANOFF KETOSA (+/-)

1. Sukrosa 1% Kuning keorengan -

2. Galaktosa 1% Kuning Bening -

3. Fruktosa 1% Merah Orange +

4. Glukosa 1% Bening -

5. Arabinosa 1% Kuning -

6.      Uji Osazon

NO ZAT UJI HASIL UJI OSAZON GAMBAR

1. Sukrosa Tidak terdapat kristal

2. Maltosa Ada kristal, namun jarang

3. Galaktosa Terdapat kristal, namun sedikit

4. Glukosa Terdapat kristal

Page 10: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

7.      Uji Asam Musat

N

OZAT UJI HASIL UJI ASAM MUSAT GAMBAR

1. Amilum Tidak terdapat kristal

2. Glikogen Tidak terdapat kristal

3. Galaktosa Terdapat kristal, namun sedikit

4. Fruktosa Tidak terdapat kristal

8.      Hidrolisis Pati

NOHIDROLISIS

(MENIT)HASIL UJI IODIUM HASIL

1. 3 Biru kehitaman Amilosa

2. 6 Ungu Amilopektin

3. 9 Kuning coklat Akrodekstrin

4. 12 Kuning pucat Glukosa

Hasil akhir dengan uji Benedict : Terbentuk endapan merah bata

9.      Hidrolisis Sukrosa

PERLAKUAN UJI HASIL UJI

5 tetes larutanBenedict

(dipanaskan)

Sebelum dipanaskan : biru muda

Setelah dipanaskan : merah bata

5 tetes larutan Seliwanoff Oranye

5 tetes larutanBarfoed

(dipanaskan)

Sebelum dipanaskan : biru muda

Setelah dipanaskan : biru muda

IV.1.2 PEMBAHASAN

Page 11: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

1.      Uji Molisch

             Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa semua larutan uji ketika direaksikan dengan

pereaksi Molisch, dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan

adalah amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa semuanya

menunjukkan hasil yang positif.Hal ini membuktikan adanya suatu karbohidrat dalam larutan tersebut.

Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dialirkan dengan larutan H 2SO4 pekat

dengan cara memiringkan tabung reaksi. Hal ini dilakukan agar larutan H2SO4 tidak bercampur

dengan larutan yang ada dalam tabung, sehingga pada akhir reaksi diperoleh suatu pembentukan

cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung. Terbentuknya kompleks

berwarna ungu ini karena pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari

pereaksi Molisch.

    Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

                                                 H                                 O

                                                 │                                 ║ CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O +H2SO4 →     ─C—H +                                                                                                        │                                                                                                      OH                 Pentosa                                                                    Furfural         α-naftol

                                                                H                                                                                                                            │                                                           CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 

Heksosa                             

                                      O

                                 ║→ H2C─       ─C—H       +       │                                         │                  OH                                       OH5-hidroksimetil furfural                α-naftol

 Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah  sebagai berikut:                                  O                                ║

 

 

                                          ║                     __SO3H

H2C─       ─────C─────         ─OH

Cincin ungu senyawa kompleks

Page 12: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

2.      Uji Iodium

         Pada percobaan ini, suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan

   terbentuknya kompleks adsorpsi yang spesifik pada setiap jenis polisakarida ini. Di mana amilum

dengan iodium menghasilkan larutan berwarna biru pekat dan dekstrin yang menghasilkan warna

larutan merah anggur yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk

larutan uji monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena

itu hasil yang ditunjukkan negatif. Terbentuknya warna biru dan warna merah anggur ini disebabkan

molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan

iodium. Oleh karena itu, monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik

karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

3.      Uji Benedict

                                Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna

merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah

bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-tiap

larutan uji . Dekstrin, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa menunjukkan hasil yang

positif. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh

suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam

suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa

natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna

larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak mengandung

gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatif.

   Berikut reaksi yang berlangsung:       O                                          O       ║                                          ║R—C—H  + Cu2+ 2OH- →  R—C—OH + Cu2O(s)  + H2OGula Pereduksi                  Endapan Merah Bata  

4.      Uji Barfoed

                        Pada percobaan ini, diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan dengan disakarida

yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa, galaktosa, fruktosa

dan arabinosa, sedangkan pada zat uji lainnya tidak terbentuk endapan merah bata, sehingga dianggap

sebagai disakarida. Sama halnya dengan pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed ini juga mereduksi ion

Cu2+menjadi ion Cu+ . Pada dasarnya, monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dibandingkan

dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif oleh karena

itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna merah orange pada percobaan ini.

       O                                      O       ║            Cu2+ asetat         ║R—C—H  + ─────→  R—C—OH + Cu2O(s)  + CH3COOHn-glukosa          Kalor          E.merahmonosakarida                     bata

5.      Uji Seliwanoff

                        Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik

yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat

Page 13: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa

menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan

resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange. Hal ini tidak dialami oleh zat uji yang

lain di mana sukrosa, galaktosa, glukosa, dan arabinosa menunjukkan hasil negatif terhadap adanya

ketosa. Akan tetapi sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan hasil yang positif

terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan

sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan

bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah orange.

    Berikut reaksinya :

CH2OH             OH                                                                                                                             O               OH   OH

                    +HCl                             ║              │     │        H               CH2OH     ───→    H2C—       —C—H  +              →  kompleks                                      │                                                   berwarna           OH   H                                     OH                                             merah jingga                          5-hidroksimetil furfural         resorsinol

6.      Uji Osazon

       Pada percobaan ini diperoleh data bahwa karbohidrat dapat dibedakan dari bermacam-macam

gambar kristalnya. Hal ini dikarenakan semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau

keton bebas akan membentuk hidrazon atau oaszon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.

Maltosa, fruktosa, dan glukosa pada reaksinya terbentuk kristal. Berbeda dengan sukrosa, ketika

direaksikan tidak terbentuk kristal. Hal ini dikarenakan gugus aldehida atau keton yang terikat pada

monomernya sudah tidak bebas.

7.      Uji Asam Musat

                        Pada percobaan ini diperoleh data bahwa glukosa dan galaktosa dapat dibedakan berdasarkan

bentuk kristalnya. Sukrosa memiliki kristal yang jarang-jarang, laktosa yang bertebaran seperti pasir,

galaktosa memiliki kristal terpisah-pisah, dan glukosa yang sangat jarang. Galaktosa yang dioksidasi

oleh asam nitrat pekat ( HNO3 ) menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air dibandingkan

dengan glukosa dapat larut baik dengan air. Setelah larutan diamati dibawah mikroskop dan dengan

penambahan Mertion Oilyang berfungsi memperjelas gambar kristal di bawah mikroskop, maka

diperoleh bentuk kristal glukosa sangat jarang dan sedikit sekali jika dibanding gambar kristal

galaktosa yang cukup jarang namun tidak lebih sedikit jika dibanding dengan glukosa. Akibat dari

kristal inilah sehingga asam musat glukosa lebih larut dalam air dibanding galaktosa.

8.      Hidrolisis Pati

            Berdasarkan percobaan hidrolisis pati ini, diperoleh data bahwa hasil hidrolisis pati dengan

penambahan iodium tiap 3 menit menghasilkan warna larutan yang berbeda dari warna biru hingga

larutan berwarna kuning pucat. Akan tetapi, hasil percobaan yang diperolah berbeda dengan dasar

teori yang digunakan sebagai acuan. Di mana, setelah menit ke enam ternyata larutan yang diberi

iodium tidak berubah menjadi berwarna ungu seperti yang ditunjukkan pada data acuan. Demikian

Page 14: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

pula pada menit-menit berikutnya hingga warna memperlihatkan kuning pucat. Hal ini mungkin

disebabkan karena alat yang digunakan kurang steril dan masih terkontaminasi dengan senyawa lain,

ketidaktelitian praktikan dalam mereaksikan sejumlah bahan yang seharusnya sesuai dengan prosedur

kerja, dan pemanasan yang berlebihan sehingga mempengaruhi hasil reaksi. Adapun hasil hidrolisis

setelah dinetralkan dengan NaOH, lalu diuji dengan pereaksi Benedict akan menghasilkan larutan

yang memberntuk endapan merah bata.

9.      Hidrolisis Sukrosa

            Berdasarkan hasil percobaan hidrolisis sukrosa diperoleh data bahwa sukrosa yang ditambahkan

HCl pekat dan dipanaskan serta dinetralkan dengan NaOH bila diambil beberapa tetes dan diuji

dengan Benedict, sebelum dipanaskan berwarna biru ternyata setelah dipanaskan menghasilkan suatu

endapan berwarna merah bata. Dengan uji Seliwanoff yang ditambah HCl pekat, sebelum dipanaskan

berwarna kekuningan dan setelah dipanaskan berwarna orange. Uji seliwanoff  ini menunjukkan hasil

yang positif. Hal ini membuktikan bahwa pada sukrosa terkandung fruktosa setelah dihidrolisis.

Sedangkan pada uji Barfoed yang sebelum dipanaskan berwarna biru bening namun setelah

dipanaskan tetap berwarna biru bening. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sukrosa tidak

mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan pada waktu percobaan, sukrosa belum terhidrolisis

sempurna. Ketidaktelitian praktikan memicu tejadinya kesalahan pengamatan. Berdasarkan teori,

sukrosa bereaksi postif terhadap pereaksi barfoed. Jika telah terhidrolisis sempurna menandakan

bahwa sukrosa bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa

fruktosa dan glukosa. Monosakarida itulah yang menunjukkan reaksi dengan pereaksi tersebut.

SUKROSA       + HCl                              GLUKOSA     +      FRUKTOSA

(disakarida)                                      (monosakarida)      (monosakarida)

BAB V

PENUTUP

     V.1 KESIMPULAN

1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna     ungu  pada amilum,

dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa.

2. Polisakarida dibuktikan dengan terbentuknya kompleks berwarna spesifik,        amilum berwarna biru

dan dekstrin berwarna merah anggur sehingga menandakan polisakarida.

3. Gula reduksi pada suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan berwarna merah

bata pada  maltosa, galatosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa, hijau kekuningan pada dekstrin, dan

jingga pada maltosa.

4. Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya endapan merah bata pada

monosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk endapan merah bata.

5. Pada pengujian ketosa dibuktikan dengan terbentuknya senyawa kompleks   berwarna merah orange

pada fruktosa sehingga mengandung ketosa.

Page 15: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

6. Karbohidrat tersebut dibedakan dari gambar kristalnya. Karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida

atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon. Sukrosa tidak membentuk osazon karena

gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.

7. Glukosa dan galaktosa dibedakan berdasarkan bentuk kristalnya, kristal    glukosa bertebaran dan

sangat jarang, sedangkan kristal galaktosa tepisah-pisah dan berjauhan.

8. Hasil hidrolisis amilum diidentifikasi dengan terbentuknya endapan merah bata dan warna larutan

bening kebiruan.

9. Hasil hidrolisis sukrosa dengan pengujian Benedict menghasilkan endapan  

merah bata, dengan Seliwanoff berwarna orange, dan dengan Barfoed tidak berubah warna.

V.2 SARAN

       Laboratorium harus melengkapi sarana dan prasarana untuk kebutuhan praktikum karena

ketidaklengkapan sarana dan prasarana dalam laboratorium akan menghambat berlangsungnya

kegiatan praktikum.

Page 16: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka UtamaMurray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran    

       EGC Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : 

       Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar : UPT MKU

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU

Senyawa ini sangat banyak jenisnya, oleh karenanya diperlukan klasifikasi. Karbohidrat dapat digolongkan menjadi 3 atas dasar jumlah satuan dasar penyusunnya. Yang di maksud satuan dasar adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton tunggal. adapun klasifikasinya sebagai berikut :

No.

Aldosa Gliserosa, etirosa, ribosa, gulosa, glukosa dll

1. MonosakaridaTerdiri atas 1 satuan dasar.

Ketosa Ribulosa, xylulosa, psikosa, fruktosa, sorbosa, tagatosa, eritrulosa

DisakaridaMereduksi Tak mereduksiMaltosa, laktosa, selobiosa

Sukrosa, threhalosa

2. OligosakaridaTerdiri atas 2 – 10 satuan dasar

Disakarida

Mereduksi Tak mereduksiMannotriosa, robinosa, rhammninosa

Raffinosa,gentionosa, malezitosa.

3. Polisakarida Sederhana MajemukAmilum, (amilosa&amilopektin), selulosa,glikogen, deksrin, inulin.

            Pada oligosakarida dan polisakarida, antara satuan dasar satu dengan yang lain dihubungkan oleh ikatan glikosidik (glikosida).

ji MolischPercobaan  mengenai  karbohidrat  yang  pertama  adalah  uji  Molisch. Sampel  yang 

digunakan  adalah  glukosa, laktosa, kanji, madu dan potongan kertas saring. Sampel  ditambah  pereaksi molish yang terdiri dari alpha  naphthol  5% dalam alkohol, kemudian  secara hati-hati ditambahkan H2SO4 pekat, akan terbentuk dua lapisan zat (terbentuknya cincin).  Penambahan H2SO4 dilakukan melalui tepi dinding karena larutan tersebut bersifat

Page 17: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

eksotermis sehingga panas dari larutan tersebut dapat melubangi dasar  tabung reaksi.  Larutan  H2SO4  akan menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan  antara  satuan  dasar  yang  satu  terhadap yang  lainnya)  karbohidrat  menjadi  monosakarida, selanjutnya  menjadi  dehidrasi  membentuk furfural  dan  derivatnya (turunan) kemudian  menghasilkan monosakarida. Pada batas antara kedua lapisan itu   akan   membentuk cicncin warna ungu   karena   terjadi   reaksi   kondensasi   antara  fulfural   dengan   α-naftol. Berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang diuji (glukosa, laktosa, kanji, madu dan potongan kertas saring) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada kelima tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat tersebut. Larutan yang bereaksi positif memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Terbentuknya kompleks berwarna ungu ini karena

pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Molisch.

                 Asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Dimana pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, laktosa, kanji, madu dan potongan kertas. Cincin ungu  pada glukosa lebih banyak karena merupakan monosakarida. Sedangkan kanji  adalah polisakarida yang harus dihidrolisis menjadi monosakarida terlebih dahulu sebelum terdehidrasi menjadi furfural. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian dengan molish sangat spesifik untuk menunjukkan adanya golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa dan laktosa) dan polisakarida (amilum dan dekstrin) pada larutan karbohidrat.

 Uji FehlingPereaksi ini dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi  juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSO4  dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan garam KNatrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsih mencegah Cu²+  mengendap dalam suasana alkalis.

                                 2 Cu+ + 2 OH-            Cu2O + H2O                                                                   EndapanUji   fehlings   bertujuan   untuk   memperlihatkan   ada   atau   tidaknya   gula  

pereduksi.   Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat.  Pada   percobaan   terlihat   bahwa  dari 5 (glukosa, sukrosa, laktosa, kanji, madu) sampel yang diujikan hanya 3 sampel yang positif terhadap uji ini, sampel yang memberikan   hasil   positif   adalah glukosa, laktosa dan  madu. Sedangkan pada sukrosa dan kanji diperoleh reaksi yang negatif. Sudah diketahui  bersama bahwa sukrosa tidak mengahasilkan hasil positif terhadap uji fehling (lihat dasar teori), sedangkan   kanji adalah   polisakarida   atau   biasa   disebut   juga   karbohidrat   kompleks   sebab polisakarida  tidak memiliki  gugus  gula reduksi sehingga memberikan  reaksi yang negatif pada uji Fehling.

 Uji Benedict            Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Pada percobaan ini

dengan menguji larutan karbohidrat kedalam 1 ml  larutan benedict yang berada dalam

Page 18: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

tabung reaksi. Dimana dari ketiga larutan karbohidrat (glukosa, sukrosa, laktosa) ditambahkan larutan benedict, larutan karbohidrat yang bereaksi adalah larutan glukosa dan laktosa. Sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa dan kanjimenunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict.  Dan Reaksi yang diberikan oleh ke-2 larutan karbohidrat tersebut berupa hasil warna larutan yang berwarna merah dan endapan merah bata. Berikut reaksi yang berlangsung :

       O                                          O       ║                                          ║

R—C—H  + Cu2+ + 2OH- →  R—C—OH + Cu2OGula pereduksi                                                Endapan merah bata

Munculnya  endapan merah pada monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan disakarida (sukrosa dan laktosa) yang di uji menunjukan adanya sifat mereduksi.  karena  sakarida          dengan  bentuk gugus  aldehid (aldosa), dapat berperan  sebagai  reduktor  yang  mereduksi  Cu2+  pada  reagen  benedict menjadi  Cu+  pada  Cu2O  yang  merupakan  endapan  merah  bata  pada akhir  reaksi  ini dan juga disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) atau keton (fruktosa) bebas dalam molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Dalam asam polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida, dan monosakarida.

  Uji Terhadap AmilumDalam percobaan uji terhadap amilum, mengidentifikasikan bahwa kanji yang tanpa

disaring menhsalilkan warna larutan merah ungu dan filtratlarutan kanji menghasilkan warna biru yang mengidentifikasikan bahwa larutan A (kanji tanpa disaring) merupakan amilopektin dan B (filtrat larutan kanji) merupakan amilosa. Hal ini sejalan dengan teori bahwa amilum yang ditambahkan iodin akan menghasilkan warna biru. Percobaan ini untuk memisahkan antara amilosa dan amilopektin.

 Hidrolisis polisakaridaPada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat

menghasilkan   warna   yang   khas.   Amilum   dengan   iodine   dapat   membentuk kompleks   biru,   sedangkan   dengan   glikogen   akan   membentuk   warna   merah.   Hal ini  disebabkan  karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menjadi menghilang. (Fessenden, 1997: 609).

Page 19: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

Percobaan uji ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum (kanji) memberikan warna biru pada iodium, sedangkan kanji yang sudah dihidrolisis sebagian dan dinetralkan seharusnya memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium, namun dalam percobaan ini dihasilkan warna kuning kehijauan dalam pengujian kanji yang terhidrolisis mukin dikarenakan pada pemberian NaOH untuk menetralkan larutan terlalu berlebih (seharusnya nya sampai pH=7 namun dalam percobaan ini pH=9) sehingga menyebabkan kesalahan dalam identifikasi.

     H.    KESIMPULAN1.    Karbohidrat   dibagi   menjadi   tiga   golongan,   yaitu :  monosakarida, oligosakarida,   dan  

polisakarida   tergantung   banyaknya   atom   C   penyusun molekulnya.2.   Uji  Molisch  adalah  pengujian  untuk mengetahui  senyawa  mengandung karbohidrat  atau

tidak. Uji  Molisch  bereaksi  positif  pada  semua karbohidrat dengan  membentuk cincin  ungu. Cincin ungu ada  glukosa  lebih  banyak karena  glukosa merupakan  monosakarida,sedangkan 

kanji (amilum) adalah  polisakarida  yang harus  dihidrolisis  menjadi  monosakarida  dahulu  sebelum  terdehidrasi menjadi  furfural.

3.      Pada uji  fehlings dan benedict  bertujuan   untuk   memperlihatkan   ada   atau   tidaknya   gula   pereduksi.   Pada  uji  benedict dan fehling bahan yang positif bersifat pereduksi menunjukkan  warna  merah  bata. Bahan positif terhadap uji Fehling yaitu glukosa, laktosa, madu. Bahan yang positif terhadap uji benedict = glukosa, sukrosa, laktosa

4.   Perconaan   adanya amilum mengahasilkan warna biru. Uji ini digunakan untuk memisahkan   amilum   yang   terkandung   dalam   larutan   tersebut.  Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru.

5.      Percobaan hidrolisis polisakarida. Amilum dengan iodine dapat   membentuk kompleks biru, sedangkan apabila telah terhidrolisis ( kemudian dinetralkan) akan  membentuk warna merah. 

6.      Hidrolisis OligosakaridaSukrosa terhidroliosis menjadi fruktosa dan glukosa. Sukrosa yang tadinya negatif ( - ) setelah dihidrolisis menjadi positif (+) karena telah tereduksi.          

Preaksi molisch terdiri dari  naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan furfular membentuk

senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dhidrasi asam sulfat pekat terhadap

katbohidrat dan akan membentuk cincin berwara ungu pada

larutanglukosa,fruktosa,galaktosa,maltosa,laktosa,sukrosa dan amilum.Hal ini menunjukan bahwa

uji molisch sangat spesifik untuk membuktikan adanya karbohidrat.

      Tujuan ditambahkan nya asam sulfat pekat adalah untuk menghidrolisi ikatan pada sakarida agar

menghasilkan fulfular. Hasil reaksi yang positif, menunjukan bahwa larutan yang di uji mengandung

karbohidrat, sedangkan hasil reaksi negatif menunjukan bahwa larutan yang di uji tidak mengandung

karbohidrat.

Page 20: Karbohidrat Terdiri Dari Monosakarida

     Terbentuknya cicncin ungu menyatakan reaksi positif,  pada percobaan yang memberikan reaksi

positif adalah, Glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa , laktosa, sukrosa, dan amilum. Dalam hasil

percobaan, hampir seluruhnya larutan karbohidrat yang direaksikan dengan larutan asam sulfat

pekat membentuk larutan menjadi 2 lapisan dan pada bidang batas kedua lapisan tsebut akan

terbentuk cincin ungu yang disebut KWNOID