Karbon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

  • 1

    A. Judul Percobaan : KARBON

    B. Hari/Tanggal Percobaan : 15 April 2015, Pukul 13.00 WIB

    C. Selesai Percobaan : 15 April 2015, Pukul 15.00 WIB

    D. Tujuan :

    1. Mengetahui cara pembuatan gas karbondioksida

    2. Mengetahui sifat-sifat karbon dan senyawanya

    3. Mengidentifikasi karbon dan senyawanya

    E. Kajian Teori

    Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan IV A

    dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena terdapat lebih banyak

    senyawa yang terbentuk dari unsur karbon.

    Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah untuk mengikat

    dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatan tunggal, C - C ,

    tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta rangkap tiga, CC.Akibatnya, jenis senyawa

    karbon luar biasa banyaknya. kini diperkirakan terdapat sekitar dua juta jenis senyawa karbon, dan

    jumlah itu makin meningkat dengan laju kira-kira lima persen per tahun. Alasan bagi kestabilan

    termal rantai-rantai karbon adalah kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C - C.

    Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s2 2s2 2p2) mudah terhibridasi

    menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari sembilan puluh persen

    senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan sisanya diperoleh dari mahluk hidup

    (tumbuh-tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme) serta fosil mereka (batubara dan minyak

    bumi).

    1. Keberadaan Unsur Karbon di Alam

    Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam wujud mineral

    dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan merupakan wujud mineral dari karbon. Ikatan C-C dalam

    intan berupa tetrahedron, sedangkan dalam grafit membentuk lingkar enam dalam bidang datar

    yang beresonansi. Intan merupakan molekul besar yang melebar dalam tiga dimensi (ruang),

    sehingga atom-atomnya terikat sangat kuat satu sama lain. Hal ini mengakibatkan intan menjadi

    sangat keras.

    Molekul grafit melebar dalam dua dimensi (bidang) dan bidang tersebut dapat berlapis-

    lapis. Antara lapisan diikat oleh gaya Van Der Waals yang lemah, sehingga mudah bergeser dan

  • 2

    lepas, seperti pensil dapat dituliskan karena ujungnya adalah grafit. Elektron ikatan (dalam ikatan

    rangkap) dapat berpindah-pindah, maka grafit bersifat konduktor dan dipakai dalam sel elektrolisis.

    Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam bentuk unsur bebas dan

    senyawa. Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik, misalnya senyawa organik

    dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Selain itu, dalam bahan yang

    berasal dari benda hidup seperti arang dan minyak bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik

    komersial, misalnya senyawa asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya

    adalah senyawa karbon anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO2) dan batuan karbonat

    (CO3) yang dikenal sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA (MgCO3, SrCO3, dan BaCO3).

    Juga kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium

    karbonat (Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).

    Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama pada mahluk

    hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung atom karbon, ini dapat diketahui jika mahluk

    hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti kayu dibakar,

    binatang dibakar atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah

    karbon.

    2. Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon

    Sifat Fisika

    Fasa pada suhu kamar : Padat

    Bentuk kristalin : Intan dan grafit

    Massa jenis : 2,267 g/cm (grafit) dan 3,513 g/cm (diamond)

    Titik leleh : 4300-4700 K

    Titik didih : 4000 K

    Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)

    Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)

    Kalor uap : 355,8 kJ/mol

    Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (diamond)

    Sifat Kimia

    Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4

    Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)

  • 3

    Energi ionisasi : 1086 kJ/mol

    Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol

    Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol

    Jari-jari atom : 70 pm

    Jari-jari kovalen : 77 pm

    Jari-jari Vander Waals : 170 pm

    Konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond) W/Mk

    Struktur Kristal : Heksagonal

    3. Kegunaan unsur karbon

    Karbon bersifat sangat istimewa karena kemudahannya berikatan dengan unsur-unsur lain.

    Keistimewaan karbon ini menyebabkannya mampu membentuk banyak senyawa. Unsur karbon

    yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan karbon dalam bentuk intan, grafit,

    dan amorf .

    Grafit, baik yang alamiah maupun sintetik mempunyai banyak kegunaan. Kegunaannya itu

    di antaranya untuk bahan hitam dalam pensil biasa, pigmen dalam cat hitam, bahan pembuatan krus

    (mangkok untuk bahan kimia), elektode untuk penggunaan pada suhu yang sangat tinggi, pelumas

    kering, bila serbuk grafit didispersikan dengan minyak akan dihasilkan pelumas cair.

    Intan, terutama yang bernoda dan kecil-kecil digunakan dalam industri untuk membuat

    bubuk penggosok yang paling keras untuk roda pengasah, ujung mata bor dan gigi gergaji.

    Amorf, karbon dalam bentuk amorf, seperti arang, kokas, batu bara, dan karbon hitam

    memiliki sifat yang rapuh. Karbon amorf ini, antara lain digunakan sebagai bahan bakar (batu bara),

    zat warna hitam, tinta cetak, dan sebagai pereduksi pada proses peleburan logam.

    Karbon amorf yang diaktifkan (karbon aktif) digunakan sebagai adsorben (penjerap) yang

    dapat menyerap bau-bauan, gas beracun, mikroorganisme, dan kotoran dalam larutan.Obat sakit

    perut dan norit merupakan contoh karbon amorf yang dapat menyerap mikroorganisme.

    Selain itu, karbon juga diperlukan untuk pigmen hitam di dalam tinta cetak untuk buku,

    majalah dan surat kabar, kertas karbon, bahan bakar mobil, semir sepatu, penguat dan pengeras

    bahan karet, ban dalam dan barang-barang karet, dan sebagai unsur penting untuk konstruksi

    bermacam-macam peralatan listrik dan nuklir, mulai dari sapu penyedot debu untuk rumah tangga

    sampai dinamo yang paling besar dan rektor nuklir. Busur karbon digunakan untuk membuat

  • 4

    radiasi tampak dan ultraviolet dalam sejumlah besar proses industri yang bergantung pada reaksi

    fotokimia.

    Karbon juga memiliki manfaat di bidang pertanian yaitu sebagai pembangun bahan organik

    karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa

    CO2.

    Karbon juga berperan dalam pembuatan baja. Baja adalah logam paduan, logam besi

    sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon

    dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja

    adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)

    atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom

    (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan kandungan

    karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan

    kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya

    (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan

    keuletannya (ductility).

    Ada banyak kegunaan terbatas dari karbon dalam bentuk unsurnya. Namun setelah

    menggabungkan dengan unsur lain, karbon menjadi zat yang berguna untuk berbagai hal,

    contohnya :

    Karbon digunakan sebagai dasar untuk tinta printer inkject

    Karbon dalam bentuk karbon dioksida, digunakan dalam pembuatan banyak minuman

    bersoda dan brkarbonasi. Hal ini juga digunakan dalam alat pemadam kebakaran

    Feron, digunakan dalam sistem pendingin dan perangkat seperi kulkas dan AC

    Vegetal karbon, yang merupakan bentuk amorf karbon, digunakan sebagai agen

    pemutihan dan gas penyerap

    Karbon digunakan dalam peleg mobil sebagai pigmen asap hitam

    Karbon monoksida, diekstasi melalui proses metalurgi, digunakan sebagai reduktor untuk

    mendapatkan banyak unsur dan senyawa

    Karbon juga digunakan untuk memproduksi banyak perangakat tahan panas dan alat-alat,

    pemotong logam sebagai alat dekoratif dalam banyak item perhiasan

    Kalsium karbida digunakan sebagai agen las untuk memotong logam dalam penyusunan

    asetilena dan senyawa organik lainnya

  • 5

    Sedangkan kegunaan karbon berdasarkan persenyawaannya, yaitu:

    Gas CO2 dalam air akan membentuk senyawa H2CO3. Asam karbonat H2CO3, bila

    ditambahkan ke dalam minuman (minuman berkarbonasi), akan memberikan rasa tajam yang

    menyegarkan. Asam karbonat H2CO3, merupakan bahan baku untuk pembuatan garam-garam

    karbonat.

    CO2 dalam udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi pada malam hari agar

    tidak terlalu dingin. CO2 dalam udara dapat menyerap sinar infra merah (sinar yang mengandung

    energi panas) dari sinar matahari yang dipantulkan bumi. Pada malam hari CO2 melepaskan infra

    merah tersebut ke permukaan bumi yang dingin sehingga permukaan bumi menjadi hangat.

    Adapun senyawa karbon mempunyai dampak negatif sebagai berikut:

    a. Karbon disulfida CS2, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan meledak

    terutama bila mengalami gesekan,

    b. Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap, dan terserap kulit. Selain itu

    pemicu terjadinya kanker,

    c. Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali ke

    permukaan bumi disebut efek rumah kaca (green house effect). Akan tetapi, bila kadar CO2

    terlalu besar di udara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi bertambah panas

    sehingga terjadi pemanasan global (pemanasan yang merata di permukaan bumi). Akibat

    dari pemanasan global di permukaan bumi tersebut, es di kutub akan mencair dan dapat

    menimbulkan banjir di kota-kota pantai seluruh dunia.

    4. Persenyawaan karbon

    A. Karbon Monoksida

    Bila bahan bakar yang mengandung karbon (misalnya, kayu, arang, bensin) dibakar dengan

    ada udara yang banyak, praktis semua karbon iu bergabung dengan oksigen membentuk karbon

    dioksia, CO2, tetapi sedikit sekali karbon monoksida, CO, terbentuk. Makin sedikit udara

    (oksigen) tersedia, makin besar jumlah relative karbon monoksida yang terbentuk.Pada suhu yang

    lebih tinggi karbon dioksida cenderung bereaksi dengan karbon panas.

    Secara komersial, karbon monoksida mempunyai beberapa kegunaan.Campuran gas yang

    mengandung karbon monoksida, telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

  • 6

    B. Karbon Dioksida

    Karbon dioksida terdapat di atmosfer (300 ppm), dalam gas-gas vulkanik, dan dalam larutan

    super jenuh dari mata air tertentu. Ia dilepaskan dalam skala besar oleh proses fermentasi, kalsinasi

    batu kapur, dan semua bentuk pembakaran karbon dan senyawa karbon. Ini termasuk dalam siklus

    geokimia demikian juga dalam fotosintesis. Di laboratorium, ia dapat dibuat dengan pemberian

    panas atau asam pada karbonat.

    C. Karbonat dan Bikarbonat

    Sebagai senyawaan karbon anorganik yang paling melimpah, karbonat dan bikarbonat

    adalaha zat yang berguna serta terkenal.Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air,

    misalnya kalsium karbonat, CaCO3, barium karbonat, BaCO3, magnesium karbonat, MgCO3, dan

    timbal karbonat, PbCO3.Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan ai. Contohnya kalskum

    bikarbonat Ca(HCO3)2, dan magnesium bikarbonat Mg(HCO3)2.

    Karbon dan bikarbonat bereaksi dengan kebanyakan asam, menghasilkan CO2.Reaksi ini

    sangat cepat dan gas itu dengan mudah terlepas. Bikarbonat adalah zat amfoter, yaitu, ia dapat

    bereaksi baik dengan asam maupun basa. Bikarbonat tidak stabil; bila dipanaskan, ia terurai

    membentuk karbonat. Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran karena

    ia mudah terurai dengan menghasilkan karbon dioksida.

    Percobaan Karbon dan Hidrogen dalam senyawa Karbon :

  • 7

    F. Rancangan Percobaan

    Alat dan Bahan

    Tabung reaksi berpipa samping

    Statistif dan klem

    Gelas ukur 100 ml

    Pipet tetes

    Selang plastik

    Neraca

    Kaca penutup

    Pembakar bunsen / spirtus

    Sumbu karet berlubang 1

    Tabung reaksi

    Langkah-Langkah Percobaan

    Percobaan 1

    CaCO 5 cm

    Dimasukan kedalam tabung reaksi berpipa samping

    Dihubungkan dengan gelas ukur terbalik menggunakan selang

    Ditambahkan larutan HCL

    Gas Gas

    Diuji dengan lilin yang

    menyala

    Disalurkan kedalam air

    kapur

    Endapan Nyala api Endapan

    Disalurkan kedalam air kapur

    Dipanaskan

    Diamati dan dicatat perubahannya

    Batu marmer / kapur

    Tembaga oksida

    Larutan Funchin

    Larutan HCl

    Larutan HSO pekat

    Serbuk arang

    Larutan Ca(OH)

    Lilin

    Larutan asam formiat pekat

  • 8

    Percobaan 2

    Percobaan 3

    Percobaan 4

    1 ml Larutan CHO Pekat

    Dimasukan kedalam tabung reaksi

    Ditambahkan 0,5 ml HSO pekat Dipanaskan

    Timbul gas

    Diuji dengan kayu yang membara

    Nyala api

    CuO + Serbuk Arang

    Dimasukan kedalam tabung reaksi dengan sumbat

    Air Kapur

    Dimasukan kedalam tabung reaksi

    Dihubungkan melalui pipa bengkok atau selang plastik

    Dipanaskan secara mendatar

    Terbentuk gas endapan

    1 Sendok Arang

    Dimasukan kedalam tabung reaksi

    Ditambahkan 1 ml larutan fuchin sangat encer

    Dikocok hingga homogen

    Disaring

    Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

    Residu Filtrat

  • 9

    G. Hasil Pengamatan

    No.

    Perc. Prosedur Percobaan

    Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan

    Sebelum Sesudah

    1.

    - Serbuk CaCO3

    berwarna putih

    - Larutan HCl tidak

    berwarna

    - Air kapur agak

    keruh

    - Lilin menyala

    - Percobaan serbuk

    CaCO3 ditambah

    dengan larutan HCl

    menghasilkan banyak

    gelembung CO2

    - Air kapur ditambah gas

    CO2 menjadi keruh

    - Nyala api pada lilin

    padam

    - Setelah dipanaskan air

    kapur menjadi lebih

    jernih dan terdapat

    endapan putih

    Gas yang terbentuk

    adalah CO2,

    reaksinya:

    CaCO3(s) +

    2HCl(aq)

    CaCl2(aq) + CO2(g)

    + H2O(l)

    Air kapur menjadi

    keruh, reaksinya:

    CO2(g) +

    Ca(OH)2(aq)

    CaCO3(s) + H2O(l)

    Kekeruhan

    berkurang,

    reaksinya:

    CaCO3(s) + H2O(l)

    + CO2(g)

    Ca(HCO3)2(aq)

    Setelah dipanaskan

    muncul endapan

    CaCO3, reaksinya:

    Ca(HCO3)2(aq)

    CaCO3(s) + H2O(l)

    + CO2(g)

    Gas yang dihasilkan

    merupa gas CO2

  • 10

    No.

    Perc. Prosedur Percobaan

    Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan

    Sebelum Sesudah

    2.

    - Larutan HCOOH

    tidak berwarna

    - Larutan H2SO4

    pekat tidak

    berwarna

    - Lidi menyala

    - Larutan HCOOH

    ditambah Larutan

    H2SO4 pekat tidak

    berwarna

    - Setelah dipanaskan

    timbul gelembung gas

    - Lidi yang menyala

    mengeluarkan nyala api

    biru kemudian padam

    Terbentuk gas CO,

    reaksinya:

    HCOOH(aq) +

    H2SO4(l) CO(g)

    + 2H2O(l) +

    SO3(aq)

    Gas yang dihasilkan

    berupa gas CO

    3.

    - CuO serbuk

    berwarna hitam

    - Serbuk arang

    berwarna hitam

    - Air kapur agak

    keruh

    - CuO ditambah serbuk

    arang berwarna hitam

    - Dipanaskan terbentuk

    CO2

    - Warna air kapur

    menjadi keruh

    Terdapat gas CO2

    dan endapan Cu,

    reaksinya:

    2CuO(s) + C(s)

    2Cu(s) + CO2(g)

    Terbentuk endapan

    CaCO3, reaksinya:

    CO2(g) +

    Ca(OH)2(aq)

    CaCO3(s) + H2O(l)

    Karbon teroksidasi

    menjadi

    karbondioksida dan

    CuO tereduksi

    menjadi endapan Cu

    4.

    - Larutan Fuchsin

    berwarna ungu

    - Serbuk arang

    berwarna hitam

    - Larutan Fuchsin

    ditambah serbuk karbon

    berwarna hitam

    - Fitrat larutan tidak

    berwarna

    - Residu berwarna hitam

    Karbon mengikat

    zat warna pada

    larutan fuchsin

    sehingga filtrate

    tidak berwarna

    Karbon memiliki daya

    adsorbs yang tinggi

    sehingga bisa mengikat

    zat warna larutan

    fuchsin, ditandai dengan

    perubahan warna pada

    larutan menjadi tidak

    berwarna

  • 11

    H. Analisis Data

    Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembentukan gas karbondioksida.

    Pertama dengan memasukkan CaCO 5 cm kedalam tabung reaksi berpipa samping, kemudian

    selang dihubungkan dengan gelas ukur yang sudah diletakkan dalam baskom dengan posisi gelas

    ukur terbalik dan terisi air penuh. Kemudian pada elemeyer ditambahkan larutan HCl lalu disumbat

    dengan penyumbat. Dari reaksi antara CaCO dan HCl 6 ml dihasilkan gas CO yang mengisi gelas

    ukur sehingga air yang berada didalam gelas ukur terdorong keluar. Gas yang dihasilkan adalah

    gas CO , hal ini dibuktikan dengan uji nyala lidi pada gelas ukur yang terisi udara tadi, lidi yang

    awalnya menyala menjadi padam setelah dimasukan kedalam gelas ukur . Selain dengan nyala lidi,

    terbentukknya gas CO2 ini dibuktikan dengan berubahnya warna larutan pada larutan CaCO yang

    dialiri gas dari selang, warna air kapur menjadi putih keruh setelah dialiri gas CO dan ketika gas

    CO dialirkan secara berlebihan , larutan berubah menjadi jernih dan terdapat CaCO.

    Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat sifat karbon dan senyawanya.

    Pertama dengan memasukkan 1 mL CHO pekat kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan

    0,5 HSO pekat larutan menjadi jernih tak berwarna dan terdapat gelembung gas. Kemudian

    larutan dipanaskan untuk mengetahui gas yang terbentuk . Gas diuji dengan memasukan lidi yang

    membara dan lidi yang menyala kedalam tabung reaksi yang terdapat gas didalamnya . Pada lidi

    yang membara setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi padam. Begitu juga pada lidi

    yang menyala setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi padam.

    Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengidentifikasi karbon dan senyawanya . Pertama

    CuO dan Serbuk arang dimasukkan kedalam labu elemeyer pipa samping. Kemudian dihungkan

    dengan selang ke tabung reaksi yang sudah berisi air kapur. Setelah itu labu elemeyer yang berisi

    CuO + serbuk arang dipanaskan. Gas yang dihasilakan adalah gas CO2 dari reaksi 2CuO(s) + C

    (s) 2 Cu (s) + CO2 (g). ini dibuktikan dengan adanya gelembung gas yang keluar dari selang dan

    mengubah air kapur yang semula jernih menjadi putih keruh dan terdapat endapan kapur.

    Pada percobaan keempat pertama larutan fuchsin yang berwarna merah jernih setelah

    ditambah dengan serbuk arang tulang larutan berubah menjadi berwarna hitam pekat. Setelah

    disaring menghasilkan residu dan filtrate, dimana residu berupa serbuk arang yang berwarna hitam

    dan menghasilkan filtrate yang jernih tak berwarna.

  • 12

    I. Pembahasan

    Percobaan I

    Selama percobaan, air dalam gelas ukur lama kelamaan akan habis. Hal tersebut

    karena adanya Gas CO2 yang terbentuk.

    CaCO3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

    Kemudian selang diangkat dan dialirkan ke dalam air kapur menghasilkan air kapur

    yang keruh. Kekeruhan yang dihasilkan menunjukkan adanya karbonat yang terbentuk.

    CO2 (g) + Ca2+ + 2 OH- CaCO3 (s) + H2O (l)

    (G. Svehla, 1985 : 317)

    Setelah itu selang dialirkan ke dalam air kapur lebih lama menghasilkan air kapur

    menjadi jernih. Hal ini dikarenakan bahwa dengan pengaliran karbon dioksida yang

    terlalu lama, kekeruhan itu perlahan-lahan hilang akibat terbentuknya suatu hidrogen

    karbonat yang larut.

    CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) Ca2+ + 2 HCO3

    (G. Svehla, 1985 : 318)

    Kemudian air kapur dipanaskan menjadi air kapur yang keruh kembali. Hal ini

    dikarenakan asam klorida akan menguraikan karbonat tersebut, sehingga larutan kembali

    keruh.

    Ca(HCO3)2 CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)

    Percobaan II

    Lidi yang membara ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi menghasilkan nyala

    api berwarna biru. Hal ini sesuai dengan teori bahwa asam formiat pekat jika direaksikan

    dengan H2SO4 pekat menghasilkan karbon monoksida (sangat beracun) sehingga pelepasan

    gas ini harus dipijarkan dan diperoleh nyala biru yang khas.

    HCOO- (aq) + H2SO4 (aq) CO (g) + HSO4- (aq) + H2O (l)

    (G. Svehla, 1985 : 392)

  • 13

    Percobaan III

    Pada percobaan III bertujuan untuk membuktikan bahwa karbon sebagai pereduksi.

    Dimasukkan CuO halus berwarna hitam ke dalam erlenmeyer pipa samping kemudian

    ditambahkan serbuk arang tulang berwarna hitam. Setelah itu ditutup dengan karet penutup

    kemudian selang plastik dihubungkan ke dalam air kapur. Lalu dipanaskan secara mendatar.

    Ditunggu sampai 3-5 menit hingga timbul gelembung gas pada air kapur tersebut. Hal ini

    membuktikan bahwa karbon sebagai pereduksi atau yang mengalami oksidasi ( 0 +4

    menjadi CO2).

    2 CuO (s) + C (s) 2 Cu (s) + CO2 (g)

    +2 -2 0 0 +4 -4

    Percobaan IV

    Proses penghilangan warna fuchsin oleh arang tulang ini disebut dengan adsorbsi

    (penyerapan). Adsorbsi menggunakan istilah adsorban dan adsorben, dimana adsorben

    adalah penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon (arang tulang), sedangkan

    adsorban adalah media yang diserap (larutan fuchsin). Permukaan padatan (arang tulang)

    yang bersentuhan dengan larutan fuchsin akan menyebabkan molekul-molekul terlarut

    terserap atau adsorp pada permukaan padatan sehingga warna larutan fuchsin berubah

    menjadi jernih, tak berwarna.

  • 14

    J. Kesimpulan

    1. Pembuatan gas karbon dioksida dapat dilakukan melalui reaksi antara logam karbonat

    dengan asam.

    2. Karbon dapat membentuk senyawa-senyawa yaitu berupa CO2 dan CO

    3. Salah satu sifat karbon dan senyawanya adalah zat yang menjadi pereduksi atau

    mengalami oksidasi. C sebagai pereduksi atau yang mengalami oksidasi ( 0 +4

    menjadi CO2). Contohnya pada percobaan ketiga pada reaksi :

    2 CuO (s) + C (s) 2 Cu (s) + CO2 (g)

    +2 -2 0 0 +4 -2

    4. Salah satu sifat karbon sebagai adsorber yang dibuktikan pada percobaan keempat

    dimana karbon mengadsorbsi zat warna pada larutan Futchsin yang mengubah larutan

    Fuchsin menjadi jernih tak berwarna.

  • 15

    K. Jawaban Pertanyaan

    1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi menjadi jernih dan keruh

    kembali bila dipanaskan!

    Jawab:

    Pada awalnya gas CO2 yang dilepaskan dialirkan ke dalam air kapur yang terdapat dalam

    tabung reaksi mengakibatkan larutan menjadi keruh. Kekeruhan yang dihasilkan

    menunjukkan adanya karbonat.

    CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3 (s) + H2O(l)

    Dengan pengaliran karbon dioksida yang terlalu lama, kekeruhan itu perlahan-lahan hilang

    akibat terbentuknya suatu hidrogen karbonat yang larut.

    CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O(l) Ca(HCO3)2(aq)

    Kemudian apabila larutan tersebut dipanaskan maka asam akan menguraikan karbonat

    tersebut, sehingga larutan kembali menjadi keruh.

    2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras, apakah zat tersebut?

    Jawab:

    Lapisan putih keruh yang terdapat pada air kapur tersebut adalah karbonat (CaCO3).

    CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3 (s) + H2O(l)

  • 16

    L. Daftar Pustaka

    Keenan, Kleinfelter, Wood. 1991. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

    Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.

    Sugiarto dkk, Bambang. 2014. Kimia Dasar. Surabaya : Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.

    Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi

    Kelima Bagian I. Jakarta : Kalman Media Pustaka.

    Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi

    Kelima Bagian II. Jakarta : Kalman Media Pustaka.

    Tim Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Surabaya : Jurusan Kimia

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.

    Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2013. Karbon, (online).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon, diakses pada 20 April 2015 pukul 21.38 WIB

  • 17

    LAMPIRAN

    Percobaan 1

  • 18

  • 19

    Pecobaan 2

  • 20

    Percobaan 4