Upload
hafiz-huddin
View
33
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
1
A. Judul Percobaan : KARBON
B. Hari/Tanggal Percobaan : 15 April 2015, Pukul 13.00 WIB
C. Selesai Percobaan : 15 April 2015, Pukul 15.00 WIB
D. Tujuan :
1. Mengetahui cara pembuatan gas karbondioksida
2. Mengetahui sifat-sifat karbon dan senyawanya
3. Mengidentifikasi karbon dan senyawanya
E. Kajian Teori
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan IV A
dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena terdapat lebih banyak
senyawa yang terbentuk dari unsur karbon.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah untuk mengikat
dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatan tunggal, C - C ,
tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta rangkap tiga, CC.Akibatnya, jenis senyawa
karbon luar biasa banyaknya. kini diperkirakan terdapat sekitar dua juta jenis senyawa karbon, dan
jumlah itu makin meningkat dengan laju kira-kira lima persen per tahun. Alasan bagi kestabilan
termal rantai-rantai karbon adalah kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C - C.
Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s2 2s2 2p2) mudah terhibridasi
menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari sembilan puluh persen
senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan sisanya diperoleh dari mahluk hidup
(tumbuh-tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme) serta fosil mereka (batubara dan minyak
bumi).
1. Keberadaan Unsur Karbon di Alam
Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam wujud mineral
dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan merupakan wujud mineral dari karbon. Ikatan C-C dalam
intan berupa tetrahedron, sedangkan dalam grafit membentuk lingkar enam dalam bidang datar
yang beresonansi. Intan merupakan molekul besar yang melebar dalam tiga dimensi (ruang),
sehingga atom-atomnya terikat sangat kuat satu sama lain. Hal ini mengakibatkan intan menjadi
sangat keras.
Molekul grafit melebar dalam dua dimensi (bidang) dan bidang tersebut dapat berlapis-
lapis. Antara lapisan diikat oleh gaya Van Der Waals yang lemah, sehingga mudah bergeser dan
2
lepas, seperti pensil dapat dituliskan karena ujungnya adalah grafit. Elektron ikatan (dalam ikatan
rangkap) dapat berpindah-pindah, maka grafit bersifat konduktor dan dipakai dalam sel elektrolisis.
Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam bentuk unsur bebas dan
senyawa. Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik, misalnya senyawa organik
dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Selain itu, dalam bahan yang
berasal dari benda hidup seperti arang dan minyak bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik
komersial, misalnya senyawa asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya
adalah senyawa karbon anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO2) dan batuan karbonat
(CO3) yang dikenal sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA (MgCO3, SrCO3, dan BaCO3).
Juga kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium
karbonat (Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama pada mahluk
hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung atom karbon, ini dapat diketahui jika mahluk
hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti kayu dibakar,
binatang dibakar atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah
karbon.
2. Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon
Sifat Fisika
Fasa pada suhu kamar : Padat
Bentuk kristalin : Intan dan grafit
Massa jenis : 2,267 g/cm (grafit) dan 3,513 g/cm (diamond)
Titik leleh : 4300-4700 K
Titik didih : 4000 K
Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)
Kalor uap : 355,8 kJ/mol
Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK (diamond)
Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
3
Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
Jari-jari atom : 70 pm
Jari-jari kovalen : 77 pm
Jari-jari Vander Waals : 170 pm
Konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond) W/Mk
Struktur Kristal : Heksagonal
3. Kegunaan unsur karbon
Karbon bersifat sangat istimewa karena kemudahannya berikatan dengan unsur-unsur lain.
Keistimewaan karbon ini menyebabkannya mampu membentuk banyak senyawa. Unsur karbon
yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan karbon dalam bentuk intan, grafit,
dan amorf .
Grafit, baik yang alamiah maupun sintetik mempunyai banyak kegunaan. Kegunaannya itu
di antaranya untuk bahan hitam dalam pensil biasa, pigmen dalam cat hitam, bahan pembuatan krus
(mangkok untuk bahan kimia), elektode untuk penggunaan pada suhu yang sangat tinggi, pelumas
kering, bila serbuk grafit didispersikan dengan minyak akan dihasilkan pelumas cair.
Intan, terutama yang bernoda dan kecil-kecil digunakan dalam industri untuk membuat
bubuk penggosok yang paling keras untuk roda pengasah, ujung mata bor dan gigi gergaji.
Amorf, karbon dalam bentuk amorf, seperti arang, kokas, batu bara, dan karbon hitam
memiliki sifat yang rapuh. Karbon amorf ini, antara lain digunakan sebagai bahan bakar (batu bara),
zat warna hitam, tinta cetak, dan sebagai pereduksi pada proses peleburan logam.
Karbon amorf yang diaktifkan (karbon aktif) digunakan sebagai adsorben (penjerap) yang
dapat menyerap bau-bauan, gas beracun, mikroorganisme, dan kotoran dalam larutan.Obat sakit
perut dan norit merupakan contoh karbon amorf yang dapat menyerap mikroorganisme.
Selain itu, karbon juga diperlukan untuk pigmen hitam di dalam tinta cetak untuk buku,
majalah dan surat kabar, kertas karbon, bahan bakar mobil, semir sepatu, penguat dan pengeras
bahan karet, ban dalam dan barang-barang karet, dan sebagai unsur penting untuk konstruksi
bermacam-macam peralatan listrik dan nuklir, mulai dari sapu penyedot debu untuk rumah tangga
sampai dinamo yang paling besar dan rektor nuklir. Busur karbon digunakan untuk membuat
4
radiasi tampak dan ultraviolet dalam sejumlah besar proses industri yang bergantung pada reaksi
fotokimia.
Karbon juga memiliki manfaat di bidang pertanian yaitu sebagai pembangun bahan organik
karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa
CO2.
Karbon juga berperan dalam pembuatan baja. Baja adalah logam paduan, logam besi
sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon
dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)
atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan kandungan
karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya
(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility).
Ada banyak kegunaan terbatas dari karbon dalam bentuk unsurnya. Namun setelah
menggabungkan dengan unsur lain, karbon menjadi zat yang berguna untuk berbagai hal,
contohnya :
Karbon digunakan sebagai dasar untuk tinta printer inkject
Karbon dalam bentuk karbon dioksida, digunakan dalam pembuatan banyak minuman
bersoda dan brkarbonasi. Hal ini juga digunakan dalam alat pemadam kebakaran
Feron, digunakan dalam sistem pendingin dan perangkat seperi kulkas dan AC
Vegetal karbon, yang merupakan bentuk amorf karbon, digunakan sebagai agen
pemutihan dan gas penyerap
Karbon digunakan dalam peleg mobil sebagai pigmen asap hitam
Karbon monoksida, diekstasi melalui proses metalurgi, digunakan sebagai reduktor untuk
mendapatkan banyak unsur dan senyawa
Karbon juga digunakan untuk memproduksi banyak perangakat tahan panas dan alat-alat,
pemotong logam sebagai alat dekoratif dalam banyak item perhiasan
Kalsium karbida digunakan sebagai agen las untuk memotong logam dalam penyusunan
asetilena dan senyawa organik lainnya
5
Sedangkan kegunaan karbon berdasarkan persenyawaannya, yaitu:
Gas CO2 dalam air akan membentuk senyawa H2CO3. Asam karbonat H2CO3, bila
ditambahkan ke dalam minuman (minuman berkarbonasi), akan memberikan rasa tajam yang
menyegarkan. Asam karbonat H2CO3, merupakan bahan baku untuk pembuatan garam-garam
karbonat.
CO2 dalam udara berfungsi untuk menjaga suhu permukaan bumi pada malam hari agar
tidak terlalu dingin. CO2 dalam udara dapat menyerap sinar infra merah (sinar yang mengandung
energi panas) dari sinar matahari yang dipantulkan bumi. Pada malam hari CO2 melepaskan infra
merah tersebut ke permukaan bumi yang dingin sehingga permukaan bumi menjadi hangat.
Adapun senyawa karbon mempunyai dampak negatif sebagai berikut:
a. Karbon disulfida CS2, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan meledak
terutama bila mengalami gesekan,
b. Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap, dan terserap kulit. Selain itu
pemicu terjadinya kanker,
c. Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali ke
permukaan bumi disebut efek rumah kaca (green house effect). Akan tetapi, bila kadar CO2
terlalu besar di udara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi bertambah panas
sehingga terjadi pemanasan global (pemanasan yang merata di permukaan bumi). Akibat
dari pemanasan global di permukaan bumi tersebut, es di kutub akan mencair dan dapat
menimbulkan banjir di kota-kota pantai seluruh dunia.
4. Persenyawaan karbon
A. Karbon Monoksida
Bila bahan bakar yang mengandung karbon (misalnya, kayu, arang, bensin) dibakar dengan
ada udara yang banyak, praktis semua karbon iu bergabung dengan oksigen membentuk karbon
dioksia, CO2, tetapi sedikit sekali karbon monoksida, CO, terbentuk. Makin sedikit udara
(oksigen) tersedia, makin besar jumlah relative karbon monoksida yang terbentuk.Pada suhu yang
lebih tinggi karbon dioksida cenderung bereaksi dengan karbon panas.
Secara komersial, karbon monoksida mempunyai beberapa kegunaan.Campuran gas yang
mengandung karbon monoksida, telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
6
B. Karbon Dioksida
Karbon dioksida terdapat di atmosfer (300 ppm), dalam gas-gas vulkanik, dan dalam larutan
super jenuh dari mata air tertentu. Ia dilepaskan dalam skala besar oleh proses fermentasi, kalsinasi
batu kapur, dan semua bentuk pembakaran karbon dan senyawa karbon. Ini termasuk dalam siklus
geokimia demikian juga dalam fotosintesis. Di laboratorium, ia dapat dibuat dengan pemberian
panas atau asam pada karbonat.
C. Karbonat dan Bikarbonat
Sebagai senyawaan karbon anorganik yang paling melimpah, karbonat dan bikarbonat
adalaha zat yang berguna serta terkenal.Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air,
misalnya kalsium karbonat, CaCO3, barium karbonat, BaCO3, magnesium karbonat, MgCO3, dan
timbal karbonat, PbCO3.Banyak bikarbonat hanya stabil dalam larutan ai. Contohnya kalskum
bikarbonat Ca(HCO3)2, dan magnesium bikarbonat Mg(HCO3)2.
Karbon dan bikarbonat bereaksi dengan kebanyakan asam, menghasilkan CO2.Reaksi ini
sangat cepat dan gas itu dengan mudah terlepas. Bikarbonat adalah zat amfoter, yaitu, ia dapat
bereaksi baik dengan asam maupun basa. Bikarbonat tidak stabil; bila dipanaskan, ia terurai
membentuk karbonat. Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran karena
ia mudah terurai dengan menghasilkan karbon dioksida.
Percobaan Karbon dan Hidrogen dalam senyawa Karbon :
7
F. Rancangan Percobaan
Alat dan Bahan
Tabung reaksi berpipa samping
Statistif dan klem
Gelas ukur 100 ml
Pipet tetes
Selang plastik
Neraca
Kaca penutup
Pembakar bunsen / spirtus
Sumbu karet berlubang 1
Tabung reaksi
Langkah-Langkah Percobaan
Percobaan 1
CaCO 5 cm
Dimasukan kedalam tabung reaksi berpipa samping
Dihubungkan dengan gelas ukur terbalik menggunakan selang
Ditambahkan larutan HCL
Gas Gas
Diuji dengan lilin yang
menyala
Disalurkan kedalam air
kapur
Endapan Nyala api Endapan
Disalurkan kedalam air kapur
Dipanaskan
Diamati dan dicatat perubahannya
Batu marmer / kapur
Tembaga oksida
Larutan Funchin
Larutan HCl
Larutan HSO pekat
Serbuk arang
Larutan Ca(OH)
Lilin
Larutan asam formiat pekat
8
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4
1 ml Larutan CHO Pekat
Dimasukan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 0,5 ml HSO pekat Dipanaskan
Timbul gas
Diuji dengan kayu yang membara
Nyala api
CuO + Serbuk Arang
Dimasukan kedalam tabung reaksi dengan sumbat
Air Kapur
Dimasukan kedalam tabung reaksi
Dihubungkan melalui pipa bengkok atau selang plastik
Dipanaskan secara mendatar
Terbentuk gas endapan
1 Sendok Arang
Dimasukan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 ml larutan fuchin sangat encer
Dikocok hingga homogen
Disaring
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
Residu Filtrat
9
G. Hasil Pengamatan
No.
Perc. Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1.
- Serbuk CaCO3
berwarna putih
- Larutan HCl tidak
berwarna
- Air kapur agak
keruh
- Lilin menyala
- Percobaan serbuk
CaCO3 ditambah
dengan larutan HCl
menghasilkan banyak
gelembung CO2
- Air kapur ditambah gas
CO2 menjadi keruh
- Nyala api pada lilin
padam
- Setelah dipanaskan air
kapur menjadi lebih
jernih dan terdapat
endapan putih
Gas yang terbentuk
adalah CO2,
reaksinya:
CaCO3(s) +
2HCl(aq)
CaCl2(aq) + CO2(g)
+ H2O(l)
Air kapur menjadi
keruh, reaksinya:
CO2(g) +
Ca(OH)2(aq)
CaCO3(s) + H2O(l)
Kekeruhan
berkurang,
reaksinya:
CaCO3(s) + H2O(l)
+ CO2(g)
Ca(HCO3)2(aq)
Setelah dipanaskan
muncul endapan
CaCO3, reaksinya:
Ca(HCO3)2(aq)
CaCO3(s) + H2O(l)
+ CO2(g)
Gas yang dihasilkan
merupa gas CO2
10
No.
Perc. Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
2.
- Larutan HCOOH
tidak berwarna
- Larutan H2SO4
pekat tidak
berwarna
- Lidi menyala
- Larutan HCOOH
ditambah Larutan
H2SO4 pekat tidak
berwarna
- Setelah dipanaskan
timbul gelembung gas
- Lidi yang menyala
mengeluarkan nyala api
biru kemudian padam
Terbentuk gas CO,
reaksinya:
HCOOH(aq) +
H2SO4(l) CO(g)
+ 2H2O(l) +
SO3(aq)
Gas yang dihasilkan
berupa gas CO
3.
- CuO serbuk
berwarna hitam
- Serbuk arang
berwarna hitam
- Air kapur agak
keruh
- CuO ditambah serbuk
arang berwarna hitam
- Dipanaskan terbentuk
CO2
- Warna air kapur
menjadi keruh
Terdapat gas CO2
dan endapan Cu,
reaksinya:
2CuO(s) + C(s)
2Cu(s) + CO2(g)
Terbentuk endapan
CaCO3, reaksinya:
CO2(g) +
Ca(OH)2(aq)
CaCO3(s) + H2O(l)
Karbon teroksidasi
menjadi
karbondioksida dan
CuO tereduksi
menjadi endapan Cu
4.
- Larutan Fuchsin
berwarna ungu
- Serbuk arang
berwarna hitam
- Larutan Fuchsin
ditambah serbuk karbon
berwarna hitam
- Fitrat larutan tidak
berwarna
- Residu berwarna hitam
Karbon mengikat
zat warna pada
larutan fuchsin
sehingga filtrate
tidak berwarna
Karbon memiliki daya
adsorbs yang tinggi
sehingga bisa mengikat
zat warna larutan
fuchsin, ditandai dengan
perubahan warna pada
larutan menjadi tidak
berwarna
11
H. Analisis Data
Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembentukan gas karbondioksida.
Pertama dengan memasukkan CaCO 5 cm kedalam tabung reaksi berpipa samping, kemudian
selang dihubungkan dengan gelas ukur yang sudah diletakkan dalam baskom dengan posisi gelas
ukur terbalik dan terisi air penuh. Kemudian pada elemeyer ditambahkan larutan HCl lalu disumbat
dengan penyumbat. Dari reaksi antara CaCO dan HCl 6 ml dihasilkan gas CO yang mengisi gelas
ukur sehingga air yang berada didalam gelas ukur terdorong keluar. Gas yang dihasilkan adalah
gas CO , hal ini dibuktikan dengan uji nyala lidi pada gelas ukur yang terisi udara tadi, lidi yang
awalnya menyala menjadi padam setelah dimasukan kedalam gelas ukur . Selain dengan nyala lidi,
terbentukknya gas CO2 ini dibuktikan dengan berubahnya warna larutan pada larutan CaCO yang
dialiri gas dari selang, warna air kapur menjadi putih keruh setelah dialiri gas CO dan ketika gas
CO dialirkan secara berlebihan , larutan berubah menjadi jernih dan terdapat CaCO.
Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat sifat karbon dan senyawanya.
Pertama dengan memasukkan 1 mL CHO pekat kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
0,5 HSO pekat larutan menjadi jernih tak berwarna dan terdapat gelembung gas. Kemudian
larutan dipanaskan untuk mengetahui gas yang terbentuk . Gas diuji dengan memasukan lidi yang
membara dan lidi yang menyala kedalam tabung reaksi yang terdapat gas didalamnya . Pada lidi
yang membara setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi padam. Begitu juga pada lidi
yang menyala setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi padam.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengidentifikasi karbon dan senyawanya . Pertama
CuO dan Serbuk arang dimasukkan kedalam labu elemeyer pipa samping. Kemudian dihungkan
dengan selang ke tabung reaksi yang sudah berisi air kapur. Setelah itu labu elemeyer yang berisi
CuO + serbuk arang dipanaskan. Gas yang dihasilakan adalah gas CO2 dari reaksi 2CuO(s) + C
(s) 2 Cu (s) + CO2 (g). ini dibuktikan dengan adanya gelembung gas yang keluar dari selang dan
mengubah air kapur yang semula jernih menjadi putih keruh dan terdapat endapan kapur.
Pada percobaan keempat pertama larutan fuchsin yang berwarna merah jernih setelah
ditambah dengan serbuk arang tulang larutan berubah menjadi berwarna hitam pekat. Setelah
disaring menghasilkan residu dan filtrate, dimana residu berupa serbuk arang yang berwarna hitam
dan menghasilkan filtrate yang jernih tak berwarna.
12
I. Pembahasan
Percobaan I
Selama percobaan, air dalam gelas ukur lama kelamaan akan habis. Hal tersebut
karena adanya Gas CO2 yang terbentuk.
CaCO3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Kemudian selang diangkat dan dialirkan ke dalam air kapur menghasilkan air kapur
yang keruh. Kekeruhan yang dihasilkan menunjukkan adanya karbonat yang terbentuk.
CO2 (g) + Ca2+ + 2 OH- CaCO3 (s) + H2O (l)
(G. Svehla, 1985 : 317)
Setelah itu selang dialirkan ke dalam air kapur lebih lama menghasilkan air kapur
menjadi jernih. Hal ini dikarenakan bahwa dengan pengaliran karbon dioksida yang
terlalu lama, kekeruhan itu perlahan-lahan hilang akibat terbentuknya suatu hidrogen
karbonat yang larut.
CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) Ca2+ + 2 HCO3
(G. Svehla, 1985 : 318)
Kemudian air kapur dipanaskan menjadi air kapur yang keruh kembali. Hal ini
dikarenakan asam klorida akan menguraikan karbonat tersebut, sehingga larutan kembali
keruh.
Ca(HCO3)2 CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
Percobaan II
Lidi yang membara ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi menghasilkan nyala
api berwarna biru. Hal ini sesuai dengan teori bahwa asam formiat pekat jika direaksikan
dengan H2SO4 pekat menghasilkan karbon monoksida (sangat beracun) sehingga pelepasan
gas ini harus dipijarkan dan diperoleh nyala biru yang khas.
HCOO- (aq) + H2SO4 (aq) CO (g) + HSO4- (aq) + H2O (l)
(G. Svehla, 1985 : 392)
13
Percobaan III
Pada percobaan III bertujuan untuk membuktikan bahwa karbon sebagai pereduksi.
Dimasukkan CuO halus berwarna hitam ke dalam erlenmeyer pipa samping kemudian
ditambahkan serbuk arang tulang berwarna hitam. Setelah itu ditutup dengan karet penutup
kemudian selang plastik dihubungkan ke dalam air kapur. Lalu dipanaskan secara mendatar.
Ditunggu sampai 3-5 menit hingga timbul gelembung gas pada air kapur tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa karbon sebagai pereduksi atau yang mengalami oksidasi ( 0 +4
menjadi CO2).
2 CuO (s) + C (s) 2 Cu (s) + CO2 (g)
+2 -2 0 0 +4 -4
Percobaan IV
Proses penghilangan warna fuchsin oleh arang tulang ini disebut dengan adsorbsi
(penyerapan). Adsorbsi menggunakan istilah adsorban dan adsorben, dimana adsorben
adalah penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon (arang tulang), sedangkan
adsorban adalah media yang diserap (larutan fuchsin). Permukaan padatan (arang tulang)
yang bersentuhan dengan larutan fuchsin akan menyebabkan molekul-molekul terlarut
terserap atau adsorp pada permukaan padatan sehingga warna larutan fuchsin berubah
menjadi jernih, tak berwarna.
14
J. Kesimpulan
1. Pembuatan gas karbon dioksida dapat dilakukan melalui reaksi antara logam karbonat
dengan asam.
2. Karbon dapat membentuk senyawa-senyawa yaitu berupa CO2 dan CO
3. Salah satu sifat karbon dan senyawanya adalah zat yang menjadi pereduksi atau
mengalami oksidasi. C sebagai pereduksi atau yang mengalami oksidasi ( 0 +4
menjadi CO2). Contohnya pada percobaan ketiga pada reaksi :
2 CuO (s) + C (s) 2 Cu (s) + CO2 (g)
+2 -2 0 0 +4 -2
4. Salah satu sifat karbon sebagai adsorber yang dibuktikan pada percobaan keempat
dimana karbon mengadsorbsi zat warna pada larutan Futchsin yang mengubah larutan
Fuchsin menjadi jernih tak berwarna.
15
K. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi menjadi jernih dan keruh
kembali bila dipanaskan!
Jawab:
Pada awalnya gas CO2 yang dilepaskan dialirkan ke dalam air kapur yang terdapat dalam
tabung reaksi mengakibatkan larutan menjadi keruh. Kekeruhan yang dihasilkan
menunjukkan adanya karbonat.
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3 (s) + H2O(l)
Dengan pengaliran karbon dioksida yang terlalu lama, kekeruhan itu perlahan-lahan hilang
akibat terbentuknya suatu hidrogen karbonat yang larut.
CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O(l) Ca(HCO3)2(aq)
Kemudian apabila larutan tersebut dipanaskan maka asam akan menguraikan karbonat
tersebut, sehingga larutan kembali menjadi keruh.
2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras, apakah zat tersebut?
Jawab:
Lapisan putih keruh yang terdapat pada air kapur tersebut adalah karbonat (CaCO3).
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3 (s) + H2O(l)
16
L. Daftar Pustaka
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1991. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
Sugiarto dkk, Bambang. 2014. Kimia Dasar. Surabaya : Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima Bagian I. Jakarta : Kalman Media Pustaka.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima Bagian II. Jakarta : Kalman Media Pustaka.
Tim Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Surabaya : Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2013. Karbon, (online).
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon, diakses pada 20 April 2015 pukul 21.38 WIB
17
LAMPIRAN
Percobaan 1
18
19
Pecobaan 2
20
Percobaan 4