23
ISOLASI MIKROORGANISME PENGHASIL ANTIBIOTIK DARI ALAM I. Kompetensi Umum Praktikan dapat mengetahui uji potensi antibiotik Oxytetrasiklin dengan mikroba uji. II. Kompetensi Khusus Praktikan dapat mengetahui potensi zona hambatan dari Oxytetrasiklin dengan mikroba uji Stapilococcus aureus. III. Prinsip Mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji Oxytetrasiklin yang disebabkan oleh mikroba uji Stapilococcus aureus IV. Landasan Teori Zat kemoterapeutik ialah zat, kimia yang digubakan untuk mengobati penyakit menular (kemoterapi) atau mencegah penyakit (kemofilaksis). Zat ini diperoleh dari mikroorganisme atau tumbuhan atau disintesis di dalam laboratorium kimia. Secara umum, zat kimia EKA NURSITHYA NINGSIH ANDI NURUL HIDAYATI S,Farm 150 2012 0148

KARINI Isolasi Mikroorganisme Penghasil AB dari Alam.docx

Embed Size (px)

Citation preview

ISOLASI MIKROORGANISME PENGHASIL ANTIBIOTIK DARI ALAMI. Kompetensi UmumPraktikan dapat mengetahui uji potensi antibiotik Oxytetrasiklin dengan mikroba uji.II. Kompetensi KhususPraktikan dapat mengetahui potensi zona hambatan dari Oxytetrasiklin dengan mikroba uji Stapilococcus aureus.III. PrinsipMengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji Oxytetrasiklin yang disebabkan oleh mikroba uji Stapilococcus aureusIV. Landasan Teori

Zat kemoterapeutik ialah zat, kimia yang digubakan untuk mengobati penyakit menular (kemoterapi) atau mencegah penyakit (kemofilaksis). Zat ini diperoleh dari mikroorganisme atau tumbuhan atau disintesis di dalam laboratorium kimia. Secara umum, zat kimia demikianyang terdapat di alam dapat dibedakan dari persenyawaan sintetik dengan digunakannya nama antibiotic (Pelczar, 2012).Suatu zat kimia haruslah memiliki toksisitas yang selektif untuk dapat digunakan sebagai zat kemoterapeutik. Artinya, zat tersebut harus dapat menghambat atau mematikan parasit (atau sel ganas) seraya menyebabkan kerusakan yang kecilsaja terhadap sel inang atau sama sekali tidak merusak. Persyaratan lain bagi zat kemoterapeutik yang praktis iaalah harus mampu menembus sel dan jaringan inang serta tidak mengubah mekanisme pertahanan alamiah sel inang tersebut (Pelczar, 2012).Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan suatu organism tertentu, yan dalam jumlah amat kecilbersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Dengan perkataan lain, antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikrooganisme yang menghambat mikroorgaanisme lain (Pelczar, 2012).Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang ideal hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut (Pelczar, 2012) :1. Harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaaruhi, makin baik. Antibiotic berspektrum luas efektif terhadap banyak spesies.2. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resisten parasit.3. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, kiritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin.4. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang.5. Harus dapat diberikan melalui muluttanpadiinaktifkan oleh asam lambung, atau melalui suntikan (parenteral) tanpa terjadi pengikatan dengan protein darah.6. Memiliki taraf kelarutan yang tinggi dalam zat alir tubuh.7. Konsentrasi antibiotic di dalam jaringan atau darah harus dapat mencapai taraf cukup tinggi sehingga mampu menghambat atau mematikan penyebab infeksi.Sumber penghasil antibiotic antara lain berasal dari tanah, air laut, air sungai, lumpur, kompos, limbaah domestic, bahan makanan busuk dan lain-lain. Namun kebanyakan mikroba penghasil antibiotika diperoleh dari mikroba tanah. Pada pertengahan abad ke-20 telah ditemukan ratusan antibiotika daribiakan mikroba tanah, termasuk fungi, bakteri dan sebagian besar dari actinomicetes (Anonim, 2014).Uji potensi antibiotic dan vitamin secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk menetapkan potensi suatu antibiotika atau vitamin dengan mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai (Natsir, 2008).Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay, 1978).Secara umum antibiotika terbagi atas (Ganiswarna, 1995) : PenisilinPenisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman Gram-positif (khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-negatif. Contohnya : Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam Klavulanat, Ampisilin. SefalosporinSpektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan Gram-negatif termasuk Escherichia coli. Berkhasiat bakterisid dalam fase pembunuhan kuman, berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya. Contohnya : Sefaleksin, Sefamandol, Sefouroksin, Sefotaksim, Seftazidim, Aztreonam. AminoglikosidaAktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan juga bila kuman tidak membelah diri. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin, Amiksin, Neomisin Paromomisin. TetrasiklinMekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman. Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-negatif serta kebanyakan bacilli, kecuali pseudomonas dan proteus. Contohnya : Tetrasiklin, Doksisiklin, Oxytetrasiklin. Makrolida dan linkomisin Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-positif, dan spectrum kerjanya mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya dirintangi. Contohnya : Eritromisin, Azitromisin, Spiramisin, Linkomisin. PolipeptidaKhasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus. Contohnya : Polimiksin B, Basitrasin, Gramsidin. Antibiotika lainnya Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan Staphylococcus aureus berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin, Asam fusidat, Mupirosin, Spektinomisin.

V. Metode Kerja A. Alat dan Bahan Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cawan petri, vial, Erlenmeyer, spoit, botol coklat, enkas, dan inkubator. BahanAdapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air sungai daya, paper disk, medium NA dan medium PDA.B. Cara KerjaVI. Hasil Praktikum Pengambilan dan Penyiapan Sampel1. Pengambilan sampel tanah, air sungai dan air laut.a. Sampel air sungai diambil wilayah air sungai dimasukkan ke dalam botol cokelat yang juga telah disterilkan.b. Kemudian dibawa ke laboratorium.2. Seleksi dan Isolasi biakan.a. Sampel sebanyak 1ml diambil menggunakan spoit.b. Dimasukkan ke dalam botol coklat yang telah berisi 9ml air steril.c. Lalu, diencerkan dengan masing-masing diambil 1ml pada pengenceran 10-1 disimpan ke pengenceran ke 2 10-2 dan diambil lagi 1ml pada botol coklat ke 2 dan disimpan di pengenceran 10-3 dan sisa 1ml pada pengenceran 10-3 dibuang.d. Kemudian ambil 1ml pada masing-masing pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 diletakkan pada 3 cawan petri yang berbeda lalu masukkan medium PDA sebanyak 9ml.e. Selanjutnya diinkubasi dan amati.3. Fermentasi biakan murni.a. Diambil 1 ose biakan murnib. Diinokulasi dengan medium NA miring lalu diinkubasi pada suhu 37oc selama 1x24 jamc. Disuspensikan dengan 2,5ml larutan NaCL fisiologis dan diinokulasi dalam 50 medium pembenihan Maltosa Yeast Ekstrak Brothd. Diinkubasi pada suhu kamar selama 1x24jam dan dikocok menggunakan shaker dengan kecepatan 200 rpm.4. Pemeriksaan aktivitas antibiotika.a. Medium NA sebanyak 10ml diambil dimasukkan ke vial steril, disuspensikan 1 ose suspense bakteri Streptococcus aureus dan Esherichia coli ke dalam vial.b. Tuang vial ke dalam cawan petri yang telah di patron.c. Letakkan paper disk yang telah direndam dengan hasil fermentatd. Diinkubasi selama 1x24jam.A. Data PengamatanKlpKode IsolatDiameter zona hambatan (mm)

SMSAECSDSTPABSVCSA

IIBT 11412,5

IBT 211,512

IBT 31313

IIIBK 11112

IBK 298,66

IJK 110,339

IJK 266

IIIISB 19,3

ISB 210,3

IJB 19,6

IJB 28,6

IVIJTQ 112,6

IJTQ 210,3

IBT 125,3

IBT 28,6

VIJA 199

IJA 21010

IJA 31011

IBA 199

B. Foto Pengamatan

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAZona Hambatan S3 dan S5

Cawan Petri

Pertumbuhan Bakteri

Paper Disk

S3

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAZona Hambatan IJA 1, IJA 2,IJA 3 dan IBA 1 (SA)S5

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAZona Hambatan IJA 1, IJA 2,IJA 3 dan IBA 1 (SE)

VII. Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pengujian antibiotik, maka dapat diketahui bahwa antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam.Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang distandardisasikan (metode Kirby-Bauer) merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri. Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik.Pada pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona bening disekitar piper disk. Ini menunjukan bahwa antibiotik yang digunakan berpotensi menghambat pertumbuhan Streptococus Aureus. .VIII. KesimpulanTerbentuknya zona bening atau zona hambat yang menandakan adanya potensi dari antibiotik yang digunakan dalam menghambat dan membunuh bakteri gram positif yaitu Streptococus Aureus.Pengaruh komsentrasi antibiotika terhadap pertumbuhan bakteri adalah semakin besar konsentrasi dari antibiotika maka kemampuan antibiotika untuk menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar (efektifitas kerja antibiotia meningkat).

IX. Daftar PustakaAnonim.2014.Penuntun Praktikum Mikrobilogi Farmasi .Fakultas Farmasi UMI : Makassar.

Ganiswarna, S. G., et all.1995.Farmakologi dan Terapi.Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Garrity, M. G. 2004. Taxonomic Outline of the Prolcargotes Bergeys Marvel of Systemic Bacteriology. Second Edition. New York.

Natsir, M, dkk. 2008. ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI. Fakultas Farmasi : UNIVERSITAS HASANUDDIN. Makassar

Pelczar Michael J., ECS Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Buku 2. Jakarta: UI Press : 2012

Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting. Penerbit Elexmedia Komputindo. Jakarta.

X. LampiranA. Skema KerjaSeleksi isolasi biakan murni

Lanjutan aktivitas antibiotika.

Suspense bakteri 0,02mlMedium NA

Homogenkan10ml

IJA 1,IJA 2, IJA 3, IBA 1

Biarkan memadat

B. Uraian MikroorganismeStaphylococcus aureusKlasifikasi (Garrity, 2004)Domain : BacteriaPhylum : FirmicutesClass: BacilliOrdo: EubacterialesFamily : MicrococcaceaeGenus : StaphylococcusSpesies: Staphylococcus aureusMorfologi (Pelczar, 2012)Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 1,5 m, terdapat tunggai dan berpasangan, dan secara khas membelah diri lebih dari satu bidang sehingga membentuk gerombol yang tidak teratur. Dinding sel mengandung dua komponen utama; peptidoglikan dan asam teiokat. Metabolisme secara resipiratif dan fermentatif. Tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerob. Suhu optimum 35-40C. Terutama berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas. Kisaran inangnya luas, dan banyak galur merupakan patogen potensial.

EKA NURSITHYA NINGSIHANDI NURUL HIDAYATI S,Farm 150 2012 0148