Upload
faisal-muhammad
View
324
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
OPTIMALISASI PERAN KOWIL DALAM MELAKSANAKAN KOMUNIKASI
SOSIAL DENGAN MASYARAKAT GUNA MENUMBUHKAN KEINGINAN
MASYARAKAT BERPARTISIPASI DALAM BIDANG PERTAHANAN
NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Proses Penyelenggaraan Pembangunan Nasional merupakan
tanggung jawab seluruh komponen bangsa yang harus dilaksanakan
secara terencana, terpadu dan melalui tahap-tahap penyusunan
disemua tingkatan dan sektor/bidang pembangunan sesuai dengan
aspirasi masyarakat yang pada hakekatnya pembangunan tersebut
bertujuan mensejahterakan bangsa dan terciptanya stabilitas nasional
yang kedua faktor tersebut tidak dapat dipisahkan bahkan saling
mempengaruhi.
b. Pembinaan Teritorial merupakan bagian integral dari sistim
pembangunan nasional dengan obyek garapan Geografi, Demografi
dan Kondisi nasional melalui proses pengolahan dengan segala
aspeknya dijadikan ruang dan alat serta kondisi juang yang tangguh
dalam rangka menghadapi setiap ancaman oleh karena itu betapa
pentingnya peran koramil sebagai ujung tombak dari pada kowil
sebagai alat komunikasi yang penting dengan masyarakat dalam
rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam turut
berpartisipasi dalam pertahanan negara.
c. Sejalan dengan bergulirnya Era Reformasi yang berpengaruh
terdapat perubahan baik konsep pemikiran maupun tataran kebijakan,
hal ini mendorong semua elemen masyarakat untuk berperan aktif
untuk menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin timbul
bahkan mengarah disintegrasi bangsa di beberapa wilayah Indonesia.
d. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang dapat
menyeimbangkan dari berbagai kepentingan dalam pembangunan
daerah-daerah yang beraspek pertahanan wilayah khususnya di
tingkat Desa dan kecamatan mengingat pertahanan wilayah ini
merupakan hal yang fundamental sebagai kekuatan pertahanan
rakyat semesta yang implikasinya berpengaruh terdapat
pembangunan nasional, upayanya adalah dengan mengoptimalkan
peran koramil sebagai ujung tombak kowil dalam melaksanakan
komunikasi dengan masyarakat.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud. Maksud penulisan ini untuk memberikan gambaran
tentang konsep pemikiran mengoptimalkan peran koramil sebagai
ujung tombak kowil dalam berkomunikasi dengan masyarakat dalam
menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pertahanan negara.
b. Tujuan. Tujuan penilisan ini sebagai mamsukan bagi komando
atas untuk mengambil kebijakan tentang pentingnya peran koramil
sebagai ujung tombak dari kowil kedepan dalam upaya terciptanya
ketahanan Nasional.
3. Ruang lingkup dan Tata urut
Ruang lingkup penulisan dibatasi pada pembahasan strategi
Pembinaan Teritorial ditinjau dari aspek ketahanan nasional diharapkan pada
Era Reformasi khususnya pada wilayah / Daerah pedesaan yang sumber
daya manusianya masih murni dari pengaruh budaya, ideologi dan politik
yang menyesatkan. Adapun tata urut penulisan adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan.
b. Kondisi koramil saat ini.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha komunikasi sosial
d. Kondisi koramil sebagai ujung tombak kowil yang diharapkan
dalam meningkatkan komunikasi sosial dengan masyarakat.
e. Upaya meningkatkan fungsi komunikasi sosial koramil.
f. Penutup.
4. Metode dan Pendekatan.
Metode yang digunakan dalam penulisan koramil ini adalah Deskripsi
Analisis yaitu berupa penjelasan suatu masalah yang dibahas secara teratur
untuk memperoleh pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan
Teoritis.
5. Pengertian.
a. Binter TNI AD adalah merupakan kegiatan TNI AD dalam rangka
membina hubungan dengan masyarakat sehingga terciptanya
kemanunggalan TNI dan Rakyat untuk di Dayagunakan bagi
kepentingan pertahanan Negara Matra Darat.
b. Bhakti AD adalah pelibatan TNI sebagai komponen utama
pertahanan dalam membantu kegiatan manusia untuk menangani
masalah sosial dan kemanusiaan yang dilaksanakan bersama instansi
terkait untuk mewujudkan cita-cita Nasional.
c. Kemanunggalan TNI – Rakyat adalah suatu kondisi senasib dan
sepenanggungan TNI dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
BAB II
KONDISI KORAMIL SAAT INI
6. Umum
Semenjak Reformasi bergulir pada tahun 1998 yang diawali dengan
lengsernya Bapak HM. Suharto dari kursi kepresidenan, TNI mendapat
cercahan dan hujatan yang menyakitkan dari sekelompok masyarakat atau
Mahasiswa yang anti TNI, hal ini diakui atau tidak pada saat itu TNI
cenderung dimanfaatkan sebagai alat penguasa. Sehingga seolah-olah TNI
yang paling bersalah terhadap keterpurukan negara, lebih ironis TNI
dikatakan sebagai biang keladi setiap kesalahan yang ada.
Institusi Satuan TNI yang berhubungan langsung dengan kehidupan
masyarakat di Desa adalah koramil sangat merasakan dampaknya terhadap
keberadaan koramil beserta aparatnya, bahkan ada sebagian masyarakat
yang mempertanyakan keberadaan aparat koramil tentang fungsi dan
perannya karena setelah Era Reformasi semua permasalahan keamanan
adalah tugas dari POLRI. Dengan kondisi ini menimbulkan kontraversi
dikalangan aparat koramil sehingga menimbulkan kemalasan kejenuhan
bahkan ada anggota koramil bertanya apa yang harus diperbuat hal ini
menimbulkan motivasi dan Moril aparat koramil rendah apalagi sekarang ini
semakin rendahnya anggaran maupun dukungan Sarana dan Prasarana yang
didukung oleh komando atas.
7. Aspek Aparatur Koramil
Dihadapkan pada kondisi yang ada, dengan berbagai cercaan yang
timbul berdampak pada keberadaan koramil apalagi aparatur koramil-
koramil tingkat pemahaman kemampuan pembinaan terhadap teritorial
apakah yang menyangkut kemampuan pangkal maupun kemampuan khusus
yang dimiliki secara perorangan maupun satuan relatif terbatas.
8. Aspek Markas Koramil
Kondisi markas dimasing-masing satuan teritorial / koramil rata-rata
tidak mengalami penurunan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
terutama pada satuan teritorial yang berada diwilayah-wilayah karena
dukungan anggaran pemeliharaan maupun pembangunan sangat terbatas
bahkan sekarang ini tidak adanya pembangunan karena keterbatasan
anggaran bahkan lebih mencolok lagi pembangunan Markas Polsek lebih
baik dibandingkan Markas Koramil.
a. Kualitas. Kualitas markas yang ada di masing-maing tertorial
khususnya koramil merupakan aset lama dan bahkan bangunan
lama peninggalan Belanda. Sehingga karena pengaruh cuaca
kekuatannya semakin hari semakin menurun.
b. Kuantitas. Secara kuantitas kondisi markas koramil masih
belum sesuai dengan norma kebutuhan sebagaimana layaknya
perkantoran yang berperan dalam upaya pembinaan teritorial,
sarana perumahan prajurit masih belum dilengkapi dengan
demimkian berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas koramil.
9. Aspek Sarana dan Prasarana
a. Sarana. Sebelum Era Reformasi dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki aparatur koramil dengan segala
pendekatan teritorialnya, berupa Bhakti TNI mampu mengajak
Masyarakat untuk berperan serta untuk memberikan pengertian
bahwa koramil adalah milik Rakyat sehingga masyarakat dengan
sadar memmbantu dan berperan serta dalam pengadaan sarana
yang dibutuhkan oleh koramil. Namun pada sekarang ini dengan
digulirkannya Reformasi peluang tersebut diatas menjadi tidak ada,
hal ini kita dapat hasil survey bahwa kondisi sarana seperti
kendaraan, alat komunikasi dan alat kerja / mesin ketik khususnya
di wilayah kecamatan keadaannya kurang membanggakan berbeda
dengan perkotaan, alat komunikasi saja masih menggunakan
siskom yang lama sehingga dalam pelaksanaan tugas sekarang ini
sebagai laher cepat dan temu cepat kurang dapat diandalkan
apalagi wilayah tingkat kecamatan wilayahnya sangat luas, contoh
lain kendaraan pendukung masih menggunakan sepeda motor yang
lama dengan demikian sangat kurang efektif dalam pelaksanaan
tugas.
b. Prasarana. Prasarana kuantitas belum memadai personil aparat
teritorial di setiap koramil belum memiliki perumahan sehingga
aparat koramil harus mengontrak / sewa rumah. Lapangan olah
raga juga belum ada sebagai sarana pembinaan phisik setiap
prajurit walaupun di tingkat koramil, dampak kondisi prasarana
yang kurang memadai aparatur koramil menimnbulkan merosotnya
disiplin. Phisiknya lemah dengan demikian apabila menghadapi
tugas-tugas yang bersifat mendadak dari pimpinan atas akan
kurang siap.
BAB III
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA
KOMUNIKASI SOSIAL
10. Faktor Intern
a. Kemampuan
1) Organisasi TNI sampai saat ini masih solid dalam
mengembangkan amanat penderitaan rakyat yakni menjaga dan
mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2) Personil / Aparat koramil secara kualitas masih dapat
ditingkatkan kemampuannya dalam membina hubungan dengan
masyarakat dalam upaya menumbuhkan kesadaran bela negara
maupun kesadaran berbangsa dan bernegara terhadap masyarakat
akibat pengaruh Era Reformasi.
3). Sarana Prasarana yang ada masih dapat didaya gunakan secara
optimal walaupun kondisi terbatas.
4). Komunikasi sosial terus dilakukan dengan masyarakat untuk
menjelaskan keberadaan TNI yang bejuang untuk Negara kesatuan
Republik Indonesia dengan sikap dan perilaku yang diharapkan oleh
masyarakat.
b. Kelemahan
a. Aparatur teritorial tingkat koramil masih dirasakan kurang
bersosialisasi dengan masyarakat hal ini disebabkan kemampuan
personil itu sendiri masih kurang memadai sehingga kurang
menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat di Era
Reformasi.
c. Tingkat pendidikan aparatur koramil masih kurang memadai
bahkan masih terdapat anggota / Aparat koramil hanya lulusan SMP
sehingga secara kualitas kurang dapat dipercaya oleh masyarakat
yang tingkat pendidikannya lebih tinggi.
c. Dukungan dana dan Sarana Prasarana masih terbatas sehingga
terkadang menghambat pelaksanaan pembinaan teritorial.
11. Faktor Ekstern
a. Peluang
a. Pancasila dan UUD 1945 masih diakui sebagai Landasan
negara sehingga tidak bertentangan dengan tugas pokok TNI
menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945 serta keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Masih mendapat pengalaman dan perlunya TNI pada tingkat
satuan teritorial oleh masyarakat.
c. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masih dapat diikuti
oleh Institusi TNI sehinga aparatur teritorial tidak tertipa dengan
perkembangan teknologi.
d. Tuntutan / penegakan Hukum dan Hak Azasi Manusia secara
konsekwen TNI melaksanakan dan mendukung diterapkannya
masalah hukum tersebut.
e. Keterbukaan dan Demokrasi yang diinginkan masyarakat
dilaksanakan oleh TNI sesuai / dituangkan dalam Paradigma Baru
TNI maupun pedoman tentang Netralitas TNI dalam Pemilu sesuai
dengan TAP MPR NO VII / MPR / 2000.
b. Kendala
a. Ancaman Diintegrasi Bangsa yang disusun oleh agen asing
untuk menghasut masyarakat untuk mendirikan negara sendiri
dengan berdalih sebagai Hak Azasi Manusia, dengan menimbulkan
kekurang percayaan terhadap pemerintah.
b. Konflik Vertikal dan Horinzontal dengan ditandai perkelahian
antara kelompok masyarakat maupun perseturuan antara kelompok
Elit politik.
c. Multi krisis yang berkepanjangan hanya kelompok-kelompok
tertentu saja yang hidup berkecukupan sedangkan tingkat Ekonomi
menengah kebawah sangat sulit memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Rendahnya tingkat pendidikan karena biaya pendidikan yang
cukup tinggi usaha masyarakat tidak mampu menyekolahkan
anaknya.
BAB IV
KONDISI KORAMIL SEBAGAI UJUNG TOMBAK KOWIL YANG
DIHARAPKAN DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI SOSIAL DENGAN
MASYARAKAT
12. Umum
Dalam rangka pencapaian tujuan pembinaan teritorial yang berdaya
guna dan berhasil guna yang diarahkan pada perwujudan ketahanan
nasional maka diperlukan suatu sikap dan tekad aparatur koramil secara
konsiten untuk berbuat dan bertindak bersama-sama dengan kekuasaan
sosial lainnya khususnya dipedesaan beserta pada untuk membangun guna
melayaknya guna tercipta kesejahteraan seluruh Rakyat berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dengan kondisi ketahanan
wilayah yang stabil dan dinamis diharapkan akan tercipta daya tangkal
masyarakat terhadap suatu gangguan yang timbul baik dari dalam maupun
dari luar negeri, perwujudan gangguan berupa ekstrimkanan yaitu fanatik
keagamaan dan Ekstrim kiri idiologi komunis yang selalu mencari celah
untuk merubah tatanan kebangsaan Indonesia dengan adanya keterpaduan
antara TNI khususnya aparatur teritorial bersama-sama komponen lainnya
diharapkan timbul adanya daerah pangkal perlawanan, adanya kekeuatan
Ratih yang direkrut dari pemuda desa. Sistim logistik wilayah serta bela
negara yang mantap dari masyarakatnya.
13. Aspek Aparat Koramil
Dalam rangka menghadapi tuntutan tugas kedepan pada Era
Reforamasi sekarang ini yang semakin kritisnya daya nalar masyarakat dan
dilandasi dengan rendahnya sumber daya manusia khusunya aparatur
teritorial dalam mensosialisasikan masalah kesadaran bela negara
kesadaran berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu diperlukan aparatur:
a. Mepunyai sikap teritorial yang merupakan perwujudan nyata dari
penghayatan dan pengamalan Sapta marga, sumpah prajurit dan 8
wajib TNI dalam bentuk tingkah laku dan cara bergaul antara lain:
1) Murah senyum
2) Tegur sapa
3) Rasa hormat
4) Kenali adat istiadat
5) Menyesuaikan diri dengan lapisan masyarakat
6) Positif dalam tata susila
7) Kesediaan untuk membantu
8) Selalu ikut kegiatan keagamaan.
Inti dari hal diatas adalah merebut hati rakyat, bila hati telah
tersentuh maka usaha apapun yang kita lakukan akan mendapat
dukungan rakyat
b. Mempunyai kemampuan Teritorial antara lain:
a. Kemampuan temu cepat dan lapor cepat.
b. Kemampuan manajeman teritorial
c. Kemampuan penguasaan wilayah
d. Kemampuan perlawanan Rakyat
e. Kemampuan komunikasi sosial
14. Aspek Markas Koramil
Dengan adanya melihat keberadaan markas koramil sekarang ini
dihadapkan dengan pandangan masyarakat yang menilai tidak adanya
perkembangan tentang keberadaan koramil dilihat dari aspek markasnya
sehingga menjadi perhatian bagi masyarakat. Dipandang dari sudut kultural
bahwa dengan kondisi bangunan perkantoran yang bagus dan nyaman,
secara sugesti memberikan nilai positif bagi kondisi koramil itu sendiri baik
dari sudut pandang kinerjanya maupun kemampuannya sehingga
memberikan dampat terhadap semangat kerja bagi aparatnya juga menjadi
kebanggaan masyarakat itu sendiri dan kedepan harapannya dengan
dilengkapi perumahan bagi personil, lapangan upacara, lapangan oleh raga
dan sebagainya guna menampung kegiatan masyarakat dalam bidang olah
raga, sehingga terlihat nyata kebersamaannya antara TNI dan Rakyat
merasa memiliki tentang keberadaan koramil serta merasa terayomi bukan
ditakuti dengan demikian akan lebih memudahkan dalam pelaksanaan
pembinaan terhadap masyarakat.
15. Aspek Sarana dan Prasarana
Dengan dukungan aparat koramil yang mempunyai kemampuan dalam
mensosialisasikan pembinaan teritorial dengan dilengkapi Markas yang
dapat dimanfaatkan kegiatan masyarakat diharapkan timbul keamanan
secara kesadaran dengan sendirinya untuk membantu melengkapi
kebutuhan sarana dan parasarana yang diperlukan guna pelaksanaan tugas
aparat koramil. Disisi lain anggaran dukungan dari komando atas tetap harus
diberikan mengingat wilayah koramil sangat luas sehingga sangat diperlukan
mobilisasi secara cepat, jangan terlalu berharap dengan dukungan
masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan membebani masyarakat yang
sekarang ini masih diliputi degan krisis ekonomi bahkan belum ada tanda-
tanda pemulihannya: Adapun Sarana dan Parasarana hang diperlukan antara
lain:
a. Sarana pendukung pelaksanaan tugas pokok yang meliputi:
1. Kendaraan.
2. Alat komunikasi.
3. Komputer
4. Sarana olah raga.
b. Sarana pendukung kegiatan kemasyarakatan (Bhakti TNI) Meliputi:
1. Cangkul
2. Skop
3. Alat Pertukangan
BAB V
UPAYA MENINGKATKAN PERAN KOMUNIKASI SOSIAL KORAMIL
17.Umum
Dengan dilatar belakangi terpenuhnya citra TNI di masyarakat pada era
reformasi sekarang ini, TNI berusaha untuk menginstrospeksi diri tentang
kekurangan dan kesalahan yang telah dilakukannya dimasa lampau yang
digunakan sebagai alat penguasa, adapun usaha perbaikan citra adalah
dengan dikeluarkannya paradigma baru tentang peran TNI setelah
pemisahan antara TNI dan POLRI dengan fungsi utama sebagai pertahanan
negara. Hal ini berpengaruh terhadap peran komando militer tingkat Korem,
Kodim dan Koramil, oleh karena itu dianggap perlu dengan segera untuk
upaya pembenahan di segala aspek kehidupan teritorial secara bertingkat,
berlanjut dan berkesinambungan, sehingga setiap terwujudnya keterpaduan
antara aparat pemerintah di daerah khususnya aparatur desa dan
kecamatan dengan aparat teritorial setempat, kebersamaan dengan
segenap komponen bangsa juga didahulukan guna kepentingan sistim
pertahanan rakyat semesta didalam sistim pertahanan negara serta
mewujudkan kesinambungan pembangunan segenap potensi sumber daya
nasional guna kepentingan kesejahteraan bangsa.
18.Tujuan
a. Meningkatkan kualitas koramil dengan segala aspeknya agar
terciptanya kekuatan wilayah yang dikonstribusikan terhadap
ketahanan wilayah yang tangguh dan budaya guna bagi kepentingan
penyelenggaraan sistim pertahanan rakyat semesta.
b. Meningkatkan kualitas sikap, mental dan spiritual masyarakat yang
diarahkan agar memiliki nilai juang dan ketahanan mental yang tangguh
guna kepentingan penyelenggaraan sistim pertahanan rakyat semesta
di daerah.
c. Akumulasi dari semua diatas maka tercipta stabilitas yang
selanjutnya meningkatkan tahap kesejahteraan masyarakat.
19.Sasaran
a. Terwujudnya tata laksana dan mekanisme pembinaan yang terpadu
serta melembaga antara TNI dengan Instansi pemerintah lainnya.
b. Semakin meningkatnya kesejahteraan hidup masyarakat secara
lahir dan batin.
c. Semakin mantapnya kesadaran berbangsa dan bernegara.
d. Semakin mantapnya bela negara.
e. Terciptanya daerah pangkal perlawanan.
f. Terbentuknya Ratih yang sudah diorganisir.
20.Subjek
TNI dilahirkan dari rakyat, oleh rakyat dan berjuang untuk kepentingan
rakyat oleh sebab itu tanggung jawab memperkokoh keberadaan TNI adalah
semua komponen negara khususnya TNI yang berada diwilayah seperti
Kodim. Sebagai komando atas dari Koramil harus mampu membina dan
memberikan arah tentang pedoman pelaksanaan yang dilaksanakan
terhadap masyarakat. Sehingga kebijakan yang dilaksanakan tidak
menyimpang dari prosedur yang telah ditentukan.
21.Objek
Objek yang dibangun adalah institusi TNI yang terendah yang berada di
tingkat kecamatan dalam hal ini adalah Koramil beserta aparatnya serta
semua perangkat pendukungnya, dengan dilandasi kepribadian pancasila,
sapta marga, sumpah prajurit, 8 wajib TNI di harapkan mampu menangkal
segala pengaruh yang akan menghasut masyarakat untuk menentang
kebijakan pemerintah dan pembangunan nasional.
22.Metode
Metode yang digunakan adalah mengoptimalkan peran komunikasi
sosial Koramil dengan segala aspeknya guna membudayakan masyarakat
desa sehingga masyarakat mempunyai daya tangkal terhadap ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar
negeri yang dapat membahayakan integritas suatu bangsa. Dengan
mengupayakan mensosialisasikan Doktrin Kartika Eka Paksi mengadakan
pembinaan teritorial secara bertahap dan berlanjut serta berusaha
menempatkan personil teritorial yang mempunyai kemampuan dalam
bidang teritorial.
23.Sarana Prasarana
a. Kegiatan Bhakti TNI, yang melibatkan seluruh komponen
masyarakat, baik tokoh masyarakat maupun aparat birokrasi secara
bergotong royong.
b. Kegiatan olah raga, mengaktifkan kegiatan olah raga dengan para
pemuda setempat.
c. Kegiatan keagamaan, ikut serta dalam kegiatan keagamaan sesuai
dengan keyakinannya.
d. Merekrut pemuda untuk berperan aktif melalui rakyat terlatih.
24.Upaya
Dalam mengoptimalkan peran Koramil di pedesaan, maka perlu adanya
upaya dari segenap komponen dari Koramil itu sendiri dengan dukungan dari
komando tingkat atasnya, adapun beberapa aspek yang dirasakan perlu
guna dalam meningkatkan peran Koramil antara lain:
a. Aspek Aparat Koramil
Dengan kondisi TNI yang sekarang ini masih solid dan dihadapkan
pada Era Reformasi TNI harus berupaya untuk meningkatkan diri serta
menempatkan dirinya sesuai fungsi dan kewenangannya, secara khusus
sebagai pionir adalah Koramil, maka diupayakan peningkatan
kemampuan para aparat Koramil dari Mulai Dan Ramil sampai Babinsa,
antara lain:
1) Diadakannya pembinaan satuan serta secara terus menerus
yang dilakukannya oleh komando atas, secara bertahap, berlanjut
dan bertingkat sesuai dengan perkembangan situasi.
2) Meningkatkan kemampuan sikap, mental dan spiritual bagi
aparat teritorial, melalui pendidikan dan latihan yang
diselenggarakan oleh komando atas yang meliputi materi
kemampuan teritorial maupun materi spiritualnya sehingga
diharapkan mampu bersosialisasi maupun membina masyarakat
tanpa mengabaikan etika dan moral pergaulan.
3) Meningkatkan kesejahteraan merupakan salah satu upaya
yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tugas karena kondisi
di wilayah yang begitu luas dan terbatasnya anggaran yang ada
upayanya adalah dengan memberikan kesempatan meningkatkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi dengan skala prioritas.
4) Penerapan tentang pemahaman terhadap Doktrin Kartika Eka
Paksi kepada aparat teritorial melalui penataran-penataran
teritorial khususnya dalam meningkatkan kemampuan teritorial
sesuai harapan pimpinan maupun harapan masyarakat. Dengan
pemahaman terhadap Doktrin KEP mengharapkan pendekatan
terhadap masyarakat merupakan partner dalam kegiatan teritorial.
5) Diupayakan penempatan personil teritorial kedepan
disesuaikan dengan keadaan wilayah penduduknya dan kondisi
sosialnya, karena semakin kritisnya pendapat masyarakat oleh
karena itu untuk penempatan personil TNI yang ditegaskan ke
dalam wilayah tidak lagi dengan pendekatan emosional hubungan
bidang teritorial sehingga dalam pelaksanaan tidak mengalami
hambatan yang berarti.
6) Tingkat pendidikan minimal adalah lulusan sekolah lanjutan
atas agar mampu mensosialisasikan, pintar serta mampu sebagai
pengumpul keterangan atau data guna pengambilan keputusan
dalam kebijakan teritorial serta mampu berkomunikasi secara baik
dengan masyarakat dimana ditugaskan dari pengalaman yang ada
dengan tingkat yang rendah, maka tingkat kepercayaan terhadap
aparat berkurang bahkan mencemooh, karena rata-rata tingkat
pendidikan diwilayah/daerah adalah SLA disamping itu pengaruh
terhadap personil itu sendiri terutama moril prajurit sehinga terjadi
keragu-raguan bahkan asal berjalan saja tetapi tidak mengenai
sasaran atau harapan pimpinan komando atas.
b. Aspek Markas
Markas Koramil kondisinya masih dirasakan asing dan bahkan
orang yang berkunjung atau ke Koramil masih ada tanggapan
dimasyarakat terjadi hal-hal yang menakutkan atau ditandai dengan
orang-orang yang bermasalah hal ini masih terjadi di daerah-daerah
atau terjadi dikoramil perkotaan untuk menghilangkan pandangan jelek
di mata masyarakat yang menakutkan maka diupayakan perubahan
atau perbaikan antara lain:
1) Rehabilitas sarana bangunan, memperbaiki kondisi tempat
kerja/kantor yang telah mengalami kerusakan akibat
bocor/pengaruh cuaca, tembok yang rapuh, lantai yang tidak rata
dan sebagainya yang berkaitan dengan kondisi bangunanan segera
untuk diperbaiki hal ini dapat memotivasi kinerja aparat Koramil itu
sendiri.
2) Perlunya peningkatan/penambahan areal wilayah maupun
bangunanan yang digunakan sarana apel, kegiatan olah raga,
kegiatan personil oleh satuan sendiri dapat menunjang pembinaan
satuan maupun pembinaan fisik prajurit secara perorangan
maupun satuan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
bahkan diharapkan kondisi bangunan maupun lapangan dapat
dimanfaatkan oleh kegiatan masyarakat, sehingga masyarakat
dapat merasa memiliki, dalam bentuk perlombaan-perlombaan
antar warga masyarakat sehingga kedepan image masyarakat
tidak lagi memandang menakutkan.
3) Penempatan Markas. Penempatan markas Koramil diupayakan
ditempatkan pada sektor yang mudah dijangkau keseluruh wilayah
pedesaan sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan
menemukan markas, juga kedalam dalam pembinaan aparat
dengan mudah melakukan pembinaan ke desa-desa disisi lain
memberikan ketentraman masyarakat jangkauannya lebih dekat
dari yang sekarang.
Untuk menghilangkan pandangan masyarakat yang menakutkan
maka diupayakan perubahan ataupun perbaikan antara lain meliputi:
1). Rehabilitas sarana bagunan, memperbaiki kondisi
kantor/tempat kerja yang telah rusak akibat bocor/cuaca; tembok
yang rapuh dan sebagainya yang berkaitan dengan kondisi
bangunan sehingga dengan kondisi kantor yang nyaman dan
kondusif diharapkan merangsang/motivasi kerja tinggi.
2). Perluasan areal perkantoran/markas. Perluasan yang dimaksud
adalah penambahan luas lapangan apel, lapangan olah raga, hal ini
disamping digunakan oleh satuan itu sendiri baik pembinaan
satuan maupun pembinaan fisik prajurit diharapkan sarana olah
raga itu dimanfaatkan oleh masyarakat, baik pertandingan-
pertandingan antara desa dan sebagainya dengan demikian
kedepan diharapkan posisi koramil menjadi pusat kegiatan
keolahragaan maupun pembinaan pusat kewilayahan bahkan
masyarakat merasa memiliki, dengan demikian image Koramil tidak
seram/menakutkan lagi.
3). Peningkatan/pemenuhan prasarana. Prasarana sangatlah
mutlak untuk dipenuhi antara lain:
a). Kendaraan bermotor sebagai sarana angkutan dalam
rangka pembinaan kedesa-desa guna pengumpulan
keterangan.
b). Alat komunikasi perlu ditingkatkan atau diadakan yang
baru guna penyampaian berita dengan cepat dapat diterima
apabila terjadi permasalahan di masyarakat. Sarana yang ada
masih menggunakan teknologi lama sehingga menghambat
pelaksanaan tugas hubungan komando dengan aparat yang
ada diwilayah-wilayah.
Ditinjau dari sudut geografi kondisi markas koramil rata-rata berada
di posisi kotanya terkadang ada yang jauh dari desa tertentu sehingga
menyakitkan baik bagi masyarakat maupun aparat sendiri.
c. Aspek Sarana Prasarana.
Dalam rangka menunjang kecepatan dan ketepatan dalam rangka
pengumpulan keterangan/lapor cepat dan temu cepat maka harus
diupayakan adanya peningkatan sarana dan prasarana yang meliputi
antara lain:
1) Peningkatan kebutuhan kendaraan bermotor yang digunakan
sebagai sarana angkutan dalam rangka pembinaan ke desa-desa
guna pengumpulan keterangan tentang kondisi wilayah.
2) Alat komunikasi, perlu ditingkatkan atau diadakan yang baru
yang akan digunakan dalam penyampaian berita dari suatu wilayah
secara cepat dan tepat tanpa mengabaikan factor kebocoran berita
serta berita-berita yang terjadi di masyarakat dapat diatasi dengan
sendiri mungkin, alat komunikasi yang ada sekarang merupakan
alat lama sehingga beritanya hanya dua arah dengan komando
atas saja sedangkan masyarakat luas sudah menggunakan saluran
internal dan sebagainya. Hal demikian sangatlah mungkin apabila
sistim komunikasi ini menjadi prioritas utama.
3) Prasarana pendukung kerja seperti lemari, kursi, meja yang
sekarang ini juga merupakan asset lama pelru ditingkatkan dengan
upaya pembelian atau diperbaiki sehingga dapat tertata dengan
rapih dan teratur dan terciptanya tata ruang kerja yang kondusif
dan nyaman yang berdampak pada meningkatnya motivasi kerja
bagi aparat Koramil.
4) Hubungan sarana olah raga. Guna melengkapi kebutuhan olah
raga maka dibutuhkan sarana-sarana yang memadai, seperti alat
restok, matras, bola, net dan sebagainya, yang digunakan dalam
pembinaan phisik personil sehingga diharapkan prajurit mempunyai
kemampuan yang prima, tangguh dan trengginas dalam
melaksanakan tugas pokoknya.
Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang bulat dan
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, yang mendukung dalam
rangka peningkatan peran komunikasi sosial koramil dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pertahanan negara.
Dengan harapan kedepan satuan teritorial dapat kepercayaan dari
masyarakat dalam rangka menunjang ketahanan wilayah.
BAB VI
PENUTUP
26.Kesimpulan
Sesuai dengan kondisi koramil saat ini dan kondisi koramil yang
diharapkan maka dari permasalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Perlunya peningkatan disiplin aparat koramil melalui peningkatan
aspek kualitas personil, aspek markas dan aspek sarana prasarana guna
mendukung terlaksananya tugas koramil.
b. Pembinaan satuan dari tingkat komando atas (Kodim) secara terus
menerus sehingga dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya lebih di
tekankan kepada pendekatan moral, dengan cara menggugah,
mempengaruhi dan mendorong kesadaran masyarakat agar dalam
melaksanakan reformasi tidak menyimpang dari rambu-rambu yang
tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945.
c. Mengupayakan potensi geografi. Demografi dan Sumber Daya Alam
dan yang tersedia di daerah yang diarahkan pada pertumbuhan
ekonomi guna kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan
kemampuan logistik wilayah dalam rangka sistem pertahanan rakyat
semesta.
27.Saran
Agar peran kowil dalam hal ini koramil sebagai ujung tombak dalam
melaksanakan komunikasi sosial dengan masyarakat dapat meningkat ,
disarankan :
a. Disiplin agar lebih ditingkatkan dengan upaya kualitas personil
teritorial tingkat koramil dididik dan dilatih sesuai kondisi masyarakat
sekarang ini yang semakin kritis dalam penyampaikan pendapat (hak
kebebasan menyampaikan pendapat).
b. Perlu ditingkatkan segala upaya dalam merebut hati rakyat, seperti
kegiatan bhakti sosial, olahraga bersama rakyat maupun kegiatan
keagamaan.
c. Perlu ditingkatkannya kesejahteraan prajurit teritorial melalui
kenaikan pangkat, perumahan prajurit, kesempatan pendidikan yang
mendukung tugas teritorial dan pemenuhan sarana prasarana lainnya
dalam rangka hubungan dengan masyarakat.
d. Diadakannya pembinaan satuan dan tingkat komando atas secara
berkala dan terus menerus melalui ceramah maupun jam komando
sehingga setiap perubahan dapat diketahui sedini mungkin.
Kemiri, 18 April 2005
PENULIS
dr. IMAN GAUTAMA
LETDA CKM NRP.11040004821177
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Ridhonya, penulis dapat menyelesaikan karangan militer yang berjudul
“Optimalisasi peran kowil dalam melaksanakan komunikasi sosial
dengan masyarakat guna menumbuhkan keinginan masyarakat
berpartisipasi dalam bidang pertahanan negara”.
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan harapan penulis adanya tanggapan dan masukan guna perbaikan
dalam setiap pembuatan karangan militer selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua
pihak khususnya diri penulis dalam menghadapi tugas-tugas kedepan.
Kemiri, 18 April 2005
PENULIS
dr. IMAN GAUTAMA
LETDA CKM NRP 11040004821177