karya tulis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

df

Citation preview

CV.GRAHA KARYA CONSULTANTPERENCANAAN DAN PENGAWASAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI I.PENDAHULUAN HalamanI - 1II. PENGALAMAN PERUSAHAAN II - 1III. PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA III - 1IV. TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA IV - 1V. APRESIASI DAN INOVASI V - 1VI. BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DANPROGRAM KERJA V - 1VII.RENCANA KERJAVII - 1VIII. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA VIII - 1IX. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN IX - 1X. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI X - 1XI. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN X1 - 1XII. LAPORAN X11 - 1XIII. STAF PENDUKUNG XIII - 1XIV. FASILITAS PENDUKUNG XIV - 1XV. PENUTUP XV - 1LAMPIRAN- Dokumen Pendukung- Daftar Riwayat Hidup- Dll- i - BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPenawaran Teknis ini disusun guna memenuhi undangan pengadaan Jasa Konsultansi Paket Pekerjaan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah yang berlokasi di Kabupaten Bener Meriah Tahun Anggaran 2013.Dalam hal ini CV.GRAHA KARYA CONSULTANT berkeyakinan mampu merealisasikan tujuan yang ingin dicapai seperti tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja dan tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja tersebut. Untuk itu CV.GRAHA KARYA CONSULTANT bermaksud mengajukan penawaran untuk menjadi Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan tersebut diatas.Agar memberikan layanan jasa dengan memberikan tingkat layanan jasa yang tinggi, dan kepuasan yang maksimal bagi pengguna jasa, pada Perencanaan tersebut diatas CV.GRAHA KARYA CONSULTANT memberikan dan mengerahkan sumber daya yang dimiliki baik personil yang telah berpengalaman dan mempunyai kualifikasi yang tinggi, pengalaman manajerial dalam mengelola proyek-proyek sejenis pada waktu-waktu yang lampau.1.2 KEBUTUHAN UMUM LAYANAN JASALayanan Jasa Konsultan dengan jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender denganLingkup pekerjaan Jasa Konsultan meliputi : Melaksanakan Pekerjaan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana KesehatanAkibat Gempa Kabupaten Bener Meriah sesuai dengan KAK dan Spesifikasi Teknis. Menjaga agar pelaksanaan pekerjaan dapat berdaya guna, bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh pelaksana (Kontraktor ) pada saat pelaksanaan Pekerjaan.1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNANDokumen Penawaran ini terdiri dari Dokumen Penawaran Teknis dan Dokumen PenawaranBiaya. Dokumen Penawaran Teknis ini terdiri dari beberapa Bab yaitu : BAB I : PendahuluanMenyajikan latar belakang penawaran dan uraian singkat lingkup pekerjaan dan sistimatika penyusunan Penawaran Teknis.BAB II : Pengalaman PerusahaanMenjelaskan pengalaman perusahaan dan menyajikan pengalaman dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir yang relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dilengkapi detail jumlah bulan orang yang terlibat dalam setiap pekerjaan, waktu pelaksanaan, uraian proyek, nilai kontrak dan instansi pengguna jasa.BAB III : Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan KerjaMenguraikan pengertian konsultan atas lingkup pekerjaan, sasaran proyek, kebutuhan dan jenis tenaga ahli, jenis dan substansi laporan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja.BAB IV : Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan KerjaBerupa uraian yang merupakan tanggapan/komentar terhadap KerangkaAcuan Kerja serta saran-saran perbaikan Kerangka Acuan Kerja.BAB V : Apresiasi InovasiMenguraikan beberapa usulan inovasi untuk penyempurnaan KAK.BAB VI : Pendekatan dan MetodologiMenguraikan pengetahuan konsultan tentang pekerjaan pengawasan jalan serta menampilkan metodologi pelaksanaan pekerjaan pengawasan jalan yang disesuaikan dengan kondisi dan persyaratan yang ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja.BAB VII : Rencana KerjaMenguraikan rencana pelaksanaan pekerjaan meliputi pola kerja, sistimatika pengumpulan data, analisis permasalahan dan pemecahan masalah. BAB VIII : Tenaga Ahli dan Tanggung JawabnyaMenguraikan tenaga-tenaga ahli yang akan ditugaskan serta uraian tanggung jawab masing-masing personil tenaga ahli tersebut.BAB IX : Jadwal Pelaksanaan PekerjaanUraian tentang Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan serta menampilkan gambar dari Jadwal Pelaksanaan tersebut.BAB X : Jadwal Penugasan Tenaga AhliUraian tentang Jadwal Penugasan Tenaga Ahli serta menampilkan gambar dari Jadwal Penugasan tersebut.BAB XI : Organisasi Pelaksanaan PekerjaanUraian tentang Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan serta menampilkan gambar dari Bagan Organisasi Pelaksanaan pekerjaan tersebut.BAB XII : Laporan laporanMemaparkan laporan-laporan yang akan dibuat konsultan selama pelaksanaan pekerjaan mencakup jenis laporan, isi laporan, waktu penyampaian laporan dll.BAB XIII : Staf PendukungMenguraikan staf pendukung yang akan ditugaskan untuk pelaksanaan pekerjaan.BAB XIV : Fasilitas PendukungMembahas fasilitas-fasilitas kerja seperti fasilitas kantor, peralatan-peralatan, fasilitas transportasi dan fasilitas pendukung kerja lainnya.BAB XV : Penutup Diharapkan dokumen Penawaran Teknis ini dapat memberikan informasi yang lebih jelas bagaimana CV.GRAHA KARYA CONSULTANT melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas baik dari segi manajemen maupun teknis pelaksanaan serta dapat dipertanggung jawabkan. BAB II PENGALAMAN PERUSAHAANPada bab ini kami akan mencoba untuk menguraikan Latar Belakang dan Pengalaman dari Perusahaan Kami yang dalam hal ini akan mengikuti pelelangan untuk paket Pekerjaan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah yang berlokasi di Kab.Bener MeriahCV.GRAHA KARYA CONSULTANT2.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN2.1.1. URAIAN SINGKATCV.GRAHA KARYA CONSULTANT adalah suatu Perusahaan Jasa di bidang Konsultansi Perencanaan dan Pengawasan Teknik,didirikan pada tahun 2007 di Kab.Bener Meriah dan saat ini berkantor pusat di Jalan Takengon Bireun Km.82 kabupaten Bener Meriah. Dalam kurun waktu yang relatif singkat CV.GRAHA KARYA CONSULTANT telah tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan daerah khususnya dimana perusahaan ini berdomisili.Sejalan dengan laju pembangunan di Indonesia, perkembangan perusahaan selaras dengan kedewasaannya yang diperoleh dari pengalaman dalam menangani berbagai pekerjaan yang merupakan faktor utama pendukung pertumbuhannya.Faktor lain yang menunjang pertumbuhan tersebut adalah kedewasaan dari staf CV.GRAHA KARYA CONSULTANT yang didukung oleh pengalaman dibidangnya masing-masing, rasa dedikasi dan tanggung jawab sebagai generasi pembangunan sehingga mampu memberikan tanggung jawab dan pelayanan yang memuaskan.Kemampuan dan keuletan CV.GRAHA KARYA CONSULTANT, telah memberikan kepercayaan yang terus meningkat dari klien-kliennya baik dari Instansi Pemerintah maupun Swasta untuk menangani berbagai jenis proyek baik perencanaan maupun pengawasan.2.1.2. LAYANAN DAN BIDANG KEAHLIANLingkup Jasa Pelayanan dan Bidang Keahlian yang telah ditangani olehCV.GRAHA KARYA CONSULTANT , meliputi : Jasa Engineering Fase Konstruksi dan Instalasi Bangunan. Jasa Engineering Fase Konstruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi. Jasa Nasehat/Pra-Desain dan Desain Engineering Bangunan Jasa Nasehat/Pra-Desain dan desain Engineering Pekerjaan Teknik SipilTransportasi. Jasa Pra-Desain /Nasihat dan Desain Arsitektural, dan Administrasi Kontrak.2.1.3. HUBUNGAN DENGAN BERBAGAI INSTANSICV.GRAHA KARYA CONSULTANT telah memberikan pelayanan kepada Pemberi Tugas dari berbagai Departemen Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, Swasta maupun perorangan.Di dalam usahanya untuk menambah dan memperat hubungan kerja dengan badan- badan usaha, CV.GRAHA KARYA CONSULTANT telah pula terdaftar dan lulus prakualifikasi pada berbagai instansi, antara lain :? Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata Bener Meriah? Dinas Perhubungan dan Informasi Aceh? Dinas Cipta Karya Aceh? Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bener Meriah? Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bener Meriah? Dinas Pendidikan Kab. Aceh Tengah? DPKKD Kab. Bener Meriah? SETDAKAB Kabupaten Bener Meriah? Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bener Meriah? Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kab.Bener Meriah? Dll.2.1.4. KEANGGOTAAN DALAM ORGANISASIAdapun keanggotaan dalam berorganisasi bersama rekan-rekan se-profesi adalah dengan membentuk suatu wadah keanggotaan, antara lain :? INKINDO2.1.5 KUALIFIKASI PERUSAHAANSesuai dengan pengalaman dalam bidang pelayananan perencanaan bangunan gedung yang telah dilaksanakan sampai saat ini, CV.GRAHA KARYA CONSULTANT mempunyai kualifikasi GRED 2. CV.GRAHA KARYA CONSULTANTPERENCANAAN DAN PENGAWASAN Bab II PENGALAMAN PERUSAHAAN 2.2 DATA PENGALAMAN PERUSAHAANDalam Penawaran Teknis ini Pengalaman perusahaan CV.GRAHA KARYA CONSULTANT selama 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel terlampir, Daftar Pengalaman Perusahaan 10 tahun terakhir yang disertakan lampiran data dan referensi pengalaman tersebut.1 2 3 4 5 6 7 8 CV.GRAHA KARYA CONSULTANTPERENCANAAN DAN PENGAWASAN Bab III PEMAHAMAN TERHADAP KAK BAB III PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)3.1. MAKSUD DAN TUJUANSesuai Kerangka Acuan Kerja Kerja Jasa Konsultansi Penyusunan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah, maka tujuan utama ditunjuknya Tim Jasa Konsultan Perencana adalah untuk membantu Satuan Kerja Dinas Kesehatan Aceh Mengingat pentingnya Kesehatan agar berlangsungnya proses layanan Kesehatan yang nyaman maka sangat diperlukan sarana Kesehatan di Kabupaten Bener Meriah.Dalam rangka meningkatkan kemampuan layanan Pemerintah Kab.Bener Meriah kepada Masyarakat dalam bidang Kesehatan, kami selaku consultant perencana Dengan ini merasa terpanggil untuk mengikuti proses perencanaan pekerjaan tersebut diatas. Diharapkan kualitas Kesehatan dan Bangunan di Kabupaten Bener Meriah semakin tumbuh dan berkembang pesat.Secara Khusus Maksud dan tujuan kami karena melihat rentannya konstruksi bangunan, dan menimbang dari segi potensi kebencanaan serta pertumbuhan masyarakat dan tingkat kesehatan yang semakin rendah dari tahun ketahun sehingga pada suatu saat nanti diperkirakan akan timbul permasalahan dimana kapasitas daya tampung ruang dapat teratasi. BAB IVTANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)BENTUK TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA DAN PERSONIL/FASILILTAS PENDUKUNG DARI PPKA. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJADalam KAK harus dijelaskan tipe, motif atau pola gedung yang digunakan pola gedung tradisional, modern atau kombinasi keduanya serta mencantumkan jenis bahan, sistim pengecatan, KDB, KLB sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat dan diharapkan kepada instansi Dinas Kesehatan karena ini adalah masalah Paket DED gempa yang terjadi di Bener Meriah,berhubungan dengan musibah yang dialami untuk spesifikasi tenaga ahli diharapkan menggunakan tenaga lokal setempat mengingat tenaga ahli lokal setempat mempunyai peran dan merupakan sebahagian adalah korban dengan adanya kita memasukkan spesifikasi tenaga ahli setempat maka setidaknya mereka bisa lebih mengetahui kondisi di lapangan karena bekas2 puing2 reruntuhan sangat berbahaya bagi tenaga ahli diluar daerah karena bisa mengancam keselamatan,kita ketahui dalam peraturan tidak boleh membatasi tenaga ahli akan tetapi kalo dalam masalah bencana itu tidak menjadi soal,selain itu kami berterimakasih kepada pengguna anggaran pada hal ini adalah Dinas Kesehatan Aceh yang telah memberikan kontribusi kepada tenaga lokal setempat dalam KAK dan sebaiknya tenaga lokal setempat diberi penilaian lebih sekian kami ucapkan terimakasih.B. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK Untuk Personil cukup memadai akan tetapi dibutuhkan personil yang berpengalaman tahun tinggi agar pekerjaan dapat tercapai maksimal untuk tenaga ahli dalam bidang perencanaan sebaiknya menggunakan tenaga ahli tamatan arsitektur / sipil dan menggunakan tenaga ahli lokal berkaitan dengan situasi gempa dan personil lokal setidaknya mengetahui keadaan di daerah setempat. fasilitas yang ke dua perlu mencantumkan GPS agar koordinat data survey dapat diketahui dengan jelas dan proses pelaksanaan rehab rekonstruksi gempa dapat berjalan lancar karena dilengkapi dengan GPS agar tidak terjadi tumpang tindih pendanaan dari bantuan donatur ataupun pemerintah BAB VAPRESIASI DAN INOVASI5.1 UmumPerencanaan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah bukan hanya untuk memenuhi kriteria namun juga sesuai dengan kebutuhan zaman akan desain dan mencerminkan khasanah arsitektur yg sedang berkembang di indonesia agar masyarakat dan tenaga ahli kesehatan dapat merasa nyaman saat proses pelayanan kesehatan dan yang paling utama adalah mendesain bangunan anti gempa mengingat daerah setempat rawan akan gempa5.2 geografiSecara geografis kabupaten Bener Meriah berada pada 43350- 45450 lintang utara dan 96405-971750 bujur timur dengan ketinggian 1000-2.500 m diatas permukaan laut.wilayah kabupaten BenerMeriah pada umumnya dataran tinggi dengan kemiringan lereng 3%-40%5.3AksebilitasDaerah kajian ini dapat dilalui transportasi darat dengan baik,hal ini dikarenakan telah terdapat jalur darat berupa jalan yg memadai.5.4 TopografiKeadaan Topografi pada lokasi pekerjaan pada umumnya adalah dataran tinggi karena merupakan lokasi perbukitan dan perkebunan kopi yg saat ini masih aktip dan produktif.5.5 Area ProyekLokasi proyek yg dimaksud dalam paket berlokasi di kabupaten Bener Meriah. 5.6 Sasaran ProyekSasaran fungsional dari perencanaan tersebut diatas adalah :a) Meningkatkan kualitas sarana Bangunan kesehatanb) Meningkatkan kualitas kesehatan serta pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang baik c) Terkendalinya proses perencanaan konstruksi dan pelaksanaan konstruksi secaraberkualitas,efesien dan efektif.5.7 Pendekatan serta Penanganan Proyek5.7.1 Apresiasi proyek pada kegiatan ini pelaksanaan pekerjaan oleh konsultan akan dilakukan terhadap katagori umum berupa pelaksanaan dan penanganan proyek tersebut diatasPelaksanaan survey akan dilaksanakan dengan pengambilan data-data a) Data lapanganb) Pengukuran situasic) Pengukuran Kedalaman sondir tanah untuk mengetahui jenis tanah dan pondasi yang digunakan disesuaikan dengan jenis tanah5.8 Ruang lingkup5.8.1 Lingkupa.Lokasi perencanaan pekerjaan tersebut diatas ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat berdasarkan layak uji dan layak bangun berdasarkan kebutuhan masyarakat.b.dapat meningkatkan mutu kehidupan dan kesehatan masyarakatc.kreatifitas rancangan mencakup aspek fungsional,dan kebutuhan akan masa sekarang serta masa depan. 5.8.2 lingkup teknisperencanaan tersebut diatas di desain berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kepentingan umum serta memperhatikan unsur estetika dan keindahan serta kenyamanan VI. BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJASTRATEGI PENDEKATAN PERENCANAANA. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI1. Maksud Dan TujuanUntuk melaksanakan Penyusunan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah dengan pembangunan berupa sarana fisik yang dirancang dengan memperhatikan fungsi, organisasi kerja, sirkulasi dan keamanan sehingga dapat tercapai hasil perancangan yang optimal dan yang paling utama merencanakan bangunan yang anti gempa2. Sasaran Yang Akan DicapaiSasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan tersebut adalah mendapatkan hasil Rancangan Penyusunan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah yang:- Mencerminkan kenyamanan, keamanan sebagai instansi layanan kesehatan- Representatif untuk wujudkan masyarakat yang hidup dalam pola sehat- Dapat dilaksanakan dalam program waktu yang ditargetkan serta dapat dimanfaatkan secepat mungkin- Menampilkan ekspresi Penyusunan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah yang professional dan kompeten , sesuai dengan corporate image serta serasi terhadap lingkungan sekitar instansi tersebut.- Mewujudkan Pemulihan kejiwaan dan mental masyarakat akibat terjadinya gempa3. Metoda Pendekatan Yang Dipakai Dalam Pelaksanaan PerencanaanPenanganan pelaksanaan pekerjaan perancangan akan dibuat seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan faktor-faktor kondisi alam, ekonomis, luwes, nyaman dan fungsional. Selain itu juga mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan pembangunan, penggunaan maupun pemeliharaan.Oleh karena itu dalam perancangan proyek ini kami akan menerapkan metoda pelaksanaan pekerjaan antara lain sebagai berikut : - Pendekatan Sistem PerencanaanMerancang suatu Gedung dengan metoda Pendekatan Perencanaan Sistem ialah suatu cara melihat bahwa yang akan dibangun merupakan suatu sistem yang sempurna dan terpadu. Cara ini dikembangkan untuk memecahkan suatu masalah yang kompleks menjadi kerangka-kerangka yang jelas.Setelah bangunan dianggap sebagai suatu sistem yang terdiri dari sub-sub sistem, maka untuk menganalisa masing-masing bagian sub-sub sistem akan ditetapkan teori dari "Benjamin Handler" dalam bukunya yang terkenal yaitu "System Approach to Architecture" yaitu dengan rumusan: INPUT Proses OUTPUT UMPAN BALIKKerangka dasar tersebut untuk masing-masing sub sistem akan mempengaruhi sub sistem lainnya seperti : tahap perancangan akan mempengaruhi tahap pelelangan, yang selanjutnya akan mempengaruhi tahap pelaksanaan yang terkait satu sama lainnya.INPUT PROSES 1 OUTPUTINPUT PROSES 2 OUTPUTINPUTDasar dari model diatas terlihat bahwa salah satu dari keunggulan perencanaan dengan pendekatan sistem adalah "Output" suatu tahapan perancangan selalu menjadi "Input" dari tahapan berikutnya dan dapat pula sebagai umpan balik (input) periksa kembali terhadap proses sebelumnya, sehingga kesalahan yang timbul pada tahap sebelumnya akan selalu termonitor.Metoda Perencanaan yang demikian itu pada saat sekarang ini sangat mudah dilaksanakan dengan bantuan Analisa Komputer.Keunggulan lain dari metoda Pendekatan Perencanaan Sistem adalah karena dipecah atas sub-sub sistem, maka sangat dimungkinkan untuk melaksanakan perencanaan dengan metoda Lintas Cepat (Fast Track Delivery Method Phase Design) dimana perencanaan sub-sub sistem dapat dilakukan secara bersamaan tanpa saling menunggu.- Perencanaan Lintas CepatMetoda ini dikembangkan untuk menghasilkan :a. Pelaksanaan penanganan pekerjaan yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya/tahapannya sehingga penghematan waktu dapat diperoleh.- Penghematan waktu perencanaan, berkaitan erat dengan kecepatan membangun. Dengan metoda lintas cepat ini, pelaksanaan pekerjaan perancangan akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan disiplin ilmu yang berkaitan. Untuk itu diperlukan pembagian paket pekerjaan yang pelaksanaannya dilakukan secara berurutan.- Guna memonitor pengendalian waktu, digunakan "Barchart" dan Network Planning".b. Produk dengan mutu/kualitas yang tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknik, sehingga pengendalian mutu dapat dilakukan.- Dengan menggunakan standar dan pertimbangan dalam pemilihan bahan yang mengutamakan kekuatan serta biaya pemeliharaannya kecil atau tidak ada (Maintenance Free), fungsional, hemat energi dan cukup estetika atas biaya yang ada, maka Konsultan Perancang akan memutuskan bahan dan sistem yang akan digunakan.- Pengendalian mutu pada tahap Perancangan ini kemudian ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis serta dalam gambar-gambar keseluruhan.- Untuk pengendalian mutu pada tahap pelaksanaan, selainpelaksana mengikuti yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan, diperlukan pula pertimbangan kondisi alam/daerah, dimana sumatera Khususnya Aceh terletak pada posisi lempeng bumi yang rawan gempa.c. Penggunaan dana yang dapat diatur sesuai dengan tahun anggarannya serta penggunaan besarnya dapat dikendalikan (Pengendalian Biaya).- Pengendalian biaya pada tahap perancangan berkaitan erat dengan pengendalian mutu yang dikenal dengan istilah "Value Engineering" yaitu suatu usaha Perancangan untuk mendapatkan keseimbangan nilai-nilai dari komponen suatu produk dengan fungsi dari komponen tersebut untuk mencapai fungsi pokok dari produk dengan biaya terendah. - Dalam tahap Perencanaan dan Persiapan proses pelelangan, Pemberi Tugas dan Konsultan Perancang mengadakan Evaluasi bersama. Hasil ini penting sebagai tolak ukur dalam menganalisa nilai untuk perbandingan biaya dalam tahap pelelangan.A.1. METODOLOGI PELAKSANAAN PERENCANAANDalam menangani pekerjaan Perancangan, Sebagai konsultan perencana membagi kegiatan dalam beberapa tahapan sebagai berikut :Tahap Survey dan Pengumpulan dataTahap Konsep Rencana TeknisTahap Pra Rencana TeknisTahap Pengembangan RencanaTahap Rencana DetailTahap Pembuatan Laporan-LaporanDalam menerapkan Metoda Perencanaan dengan Pendekatan Sistem, kita akan menganggap perancangan ini merupakan suatu sistem dan tahapan-tahapan merupakan sub sistem.Agar seluruh sistem ini dapat berjalan dengan baik dan sempurna, maka hasil akhir dari setiap tahapan yang dicapai harus selalu dikontrol kembali terhadap hasil dari tahap sebelumnya, yang disebut "Feed Back Control Model".A.1.1. Tahap Survey Dan Pengumpulan DataTerdiri dari pengumpulan data baik itu diperoleh dari survey penelahaan fisik lapangan dan lingkungan maupun data-data tertulis berupa peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat serta persyaratan teoritis yang disusun dalam suatu cek list survey pendahuluan.Termasuk di dalamnya segala kebutuhan Dasar Perencanaan seperti kegiatan dan struktur organisasi terinci dari Pemberi Tugas serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi perancangan seperti keadaan alam/cuaca waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan dan sebagainya.Pencarian data-data akan disertai pemeriksaan kebenaran terhadap data perancangan yang telah diberikan.Keluaran yang dihasilkan merupakan suatu perumusan kebutuhan berupa penurunan tujuan-tujuan, sasaran pembangunan, perincian data-data kebutuhan sampai pada saat garis besar alokasi tenaga, dana dan waktu. Survey Lapangan diperlukan untuk mendapatkan Data Primer dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan dan mengadakan interview (wawancara) . Data-data primer yang diperlukan untuk Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah meliputi :a. Kondisi Lingkungan? Kondisi alam (dari segi kebencanaan, dan jumlah pertumbuhan ruang)? kondisi bangunan, infrastruktur diluar dan didalam? kondisi utilities (air, listrik, telpon, keamanan kebakaran) dilihat kapasitas supply dan kontinuitasnya? zkondisi fasilitas penunjang lain seperti toilet, mushola, security, parkir, gudang, tempat sampah, dll.b. Kondisi Bangunan? jumlah Bagunan yang ada serta okupansinya? jumlah tenant/user yang menempati/memiliki- Pengukuran/Survey TopografiDidalam pelaksanaan survey topografi, sebagai konsultan perencana melakukan pengukuran sendiri :a. Penggunaan data-data survey topografi yang ada.Data-data ini dapat dilihat dari gambar kontur keseluruhan pada lokasi atau diukur dilapangan. Data ini dipakai sebagai data sekunder yang berfungsi sebagai data pendukung (pelengkap) untuk team perencana melakukan tugas-tugas perencanaan.b. Data-data Survey Topografi sebenarnyaData survey topografi ini diambil dari pelaksanaan survey topografi tentang kondisi dilapangan yang sebenarnya, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang ada.Pelaksanaan survey topografi dilapangan ini sudah mengarah ke dasar-dasar perencanaan yang akan dibuat dalam dokumen "Final Engineering Design" seperti pengukuran situasi, profil memanjang, profil melintang dan beberapa survey pengukuran lain yang diperlukan.c. Penggambaran data survey TopografiPenggambaran data-data survey topografi dengan menggunakan metode, ketentuan ataupun kertas-kertas gambar yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas dalam penyajian gambar perencanaan jalan seperti ukuran kertas, jenis dan bentuk kertasnya.d. Perhitungan Volume GedungPerhitungan volume hasil-hasil pengukuran topografi lapangan juga akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan oleh Standarisasi teknis . Perencanaan sarana gedung kesehatan akibat gempa direncanakan sesuai dengan khasanah dan ciri-ciri dari daerah setempat dan perlu adanya koordinasi dengan pengguna anggaran tentang pola gedung,fasilitas gedung dllSecara umum perencanaan meliputi :- Perencanaan Grafis (konsep dasar bentuk dan ruang)- Perencanaan struktur ( perhitungan dimensi struktur)- Utilitas limbah,instalasi listrik,fasilitas lainnya beserta perhitungan terhadap beban gempa yang ada- Penyelidikan dan Pengujian TanahPenyelidikan tanah dan pengujian tanah untuk mengetahui data-data fisik volume lapangan maupun parameter fisik dan struktur tanah. Dimana kondisi daerah Bener Meriah Rawan Gempa dan Longsor. Maka pengujian ini sangat penting adanya. Dengan memakai metode pengujian Dinamic Cone Penetrasi.Pengujian Dinamic Cone Penetrasi digunakan untuk mengetahui secara langsung nilai kekuatan tanah yang dinyatakan dalam CBR (California Bearing Ratio) lapangan.Pengambilan contoh tanah dengan bor digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan tanah bila mendapatkan perbaikan- perbaikan yang dinyatakan dalam CBR laboratorium untuk mengetahui besaran dimensi struktur baik kedalaman pondasi maupun struktur beton bertulang.A.1.2. Tahap Penyusunan Konsep Rencana Teknis (Conceptual)Dalam tahap ini Kami Konsultan perancang akan menyusun konsepsi perancangan yang akan dikonsultasikan kepada pihak pemberi tugas sebagai konsep perancangan yang akan digunakan.Konsep ini disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan/persyaratan teknis yang tercantum dalam dokumen syarat syarat penyusunan proposal serta masukan dari hasil survey dan pengumpulan data.Keluaran yang diharapkan pada tahap ini adalah :Gambar skematik rencana yang merupakan gambar yang disajikan dalam skala yang proporsional dan berupa gagasan yang memberikan gambaran yang cukup jelas tentang pola pembagian ruang, bentuk bangunan dalam gambaran 2 dimensi dan 3 dimensi (perspektif), kemungkinan pelaksanaan rencana, dan rencana pentahapan. A.1.3. Tahap Pra Rencana TeknisSebagai Konsultan Perencana pada tahapan ini Kami akan melakukan analisa-analisa terhadap data dan konsep Perancangan yang telah diberikan secara lebih mendalam serta melakukan perhitungan-perhitungan/proyeksi-proyeksi terhadap kebutuhan akan kekuatan bangunan, ruangan (space) dan terhadap potensi site yang ada.Pada tahapan ini akan dilengkapi pula penggambaran dari masing-masing secara garis besar, untuk mendapatkan tata letak yang diinginkan. Pada tahap ini akan disampaikan rancangan Blok Massa.Rancangan blok massa mengacu kepada blok plan setempat.A.1.4. Tahap Pengembangan PerencanaanPada tahap ini sebagai Konsultan perencana Kami akan membuat pra-rancangan yang merupakan hasil integrasi dari tahapan sebelumnya. Perancangan yang dilakukan secara skematik terdiri dari gambar Denah, Tampak dan Potongan secara menyeluruh serta laporan terhadap prinsip sistem Arsitektur, Struktur, Interior, Elektrikal dan Mekanikal yang akan digunakan dilengkapi dengan blok massa. Mulai tahap ini sebagai Konsultan perencana Kami akan menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pemberi tugas.a. Pada tahap ini akan disajikan berupaGambar situasi, denah, tampak, potongan dan sistim-sistim yang terkait perencanaan, dalam skala 1 : 200, 1 : 100, atau dalam skala lebih besarb. Rencana anggaran biaya awal, yang merupakan perhitungan secara kasar, biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan Gedung tersebutc. Garis besar spesifikasi teknis dari bangunan .d. Pekerjaan Interior dan Lansekap sekitar bangunane. Setelah disetujui oleh Pengelola Proyek, hasil pra-rancangan ini dapat dipakai sebagai dasar untuk pengembangan tahap selanjutnya.A.1.5. Tahap Pembuatan Detai-DetailDengan berdasarkan persetujuan pra-rancangan, maka persetujuan dalam Konsultasi Perencanaan adalah sebagai Dokumen Izin Mendirikan Bangunan untuk dilaksanakan tahap pengembangan desain yang merupakan perancangan yang dapat digunakan sebagai dasar Dokumen Lelang/Pelaksanaan keseluruhan berupa gambar kerja utama dalam skala lebih besar. Dokumen perancangan ini pula yang akan dijadikan Dokumen Lelang/Pelaksanaan.Secara tumpang tindih dengan tahapan ini, dilakukan pula tahapan pengurusan permohonan serta pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) Untuk semua disiplin pada Dinas Tata Kota dan Dinas Pengawasan Pembangunan Kota. Keluaran yang diharapkan pada tahap ini :- Gambar-gambar rancangan Arsitektur, Struktur, Mekanikal dan Elektrikal, Interior, Lansekap sekitar bangunan baik berupa Rencana Tapak, Denah, Tampak dan Potongan berikut gambar-gambar detail dari bagian yang dianggap penting, dalam skala 1 : 200, 1:100, 1: 50, dan seterusnya.- Rencana kerja dan syarat-syarat/spesifikasi teknis, dan proporsipenggunaan kandungan lokal dalam rancangan bangunan tersebut.- Daftar kuantitas pekerjaan/bahan (bill of quantity) berikut perkiraan biaya yang meliputi seluruh biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan konstruksi fisik.A.1.6. Tahapan Pembuatan Laporan-LaporanTahap ini sebagai Konsultan perencana Kami akan melaksanakan Pembuatan Laporan atas dasar pengembangan rancangan yang ada. Laporan ini akan dijadikan dasar pemborong dalam mengajukan penawaran pada pelelangan.Dokumen ini terdiri dari gambar-gambar, Rencana Kerja dan Syarat-syarat, serta perhitungan Biaya secara terperinci.Keluaran yang diharapkan:- Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, interior, lansekap baik berupa rencana tapak, Denah, tampak dan potongan berikut gambar-gambar detail dan seterusnya.- Rencana kerja dan syarat-syarat/spesifikasi teknis, dan proporsi penggunaan kandungan lokal dalam rancangan bangunan tersebut.- Daftar kuantitas pekerjaan/bahan (bill of quantity)- Perkiraan biaya pembangunan yang meliputi biaya persiapan, biaya konstruksi bangunan, biaya mekanikal dan elektrikal, dan biaya-biaya lainnya.- Laporan perencanaan (konsepsi Arsitektur, konsepsi Struktur dan perhitungannya, konsepsi M&E dan perhitungannya).A.2. KONSEPSI PERENCANAAN ARSITEKTUR A.2.1. Filosofi dan Wujud ArsitekturIdentitas yang kuat sebagai identitas Sarana Kesehatan Kab. Bener Meriah dengan penampilan yang berkesan monumental , bersahabat dengan mempertegas kesan sebagai identitas Instansi Kesehatan , berwibawa, kokoh dan bermanfaat sertamempertimbangkan kondisi alam (kebencanaan, asas harmonis,efesien dan tepatguna. A.2.2. Pertimbangan LingkunganPertimbangan lingkungan meliputi pertimbangan terhadap iklim, kondisi fisik dan lokasi bangunan dengan latar belakang yang rawan akan Bencana.A.2.3. Peraturan Bangunan SetempatMempertimbangkan Blok Plan/Tata Letak Bangunan dan persyaratan bangunan yang telah dikeluarkan seperti KDB,KLB dan peraturan lainnya yang di keluarkan oleh pemerintah setempatA.2.4. Analisis Perencanaan Arsitektur- Data Proyek Lokasi Perencanaan :Tersebar di Kabupaten BenerMeriahRehab RSUD Muyang Kute Bener Meriah2. Rehab Pusk. Simpang teritit3. Rehab Pusk. Singgah Mulo4. Rehab Pusk. Bandar5. Revitalisasi PUSTU SUKA RAMI6. Revitalisasi PUSTU Suka Jadi7. Rehab Pustu Simpang Balik8. Rehab Pustu Blangpaku9. Rehab Pustu Pantan Kemuning10. Rehab Pustu Bandar Lampahan11. Rehab Pustu Blang Rakal12. Rehab Pustu Pantan Lues13. Rehab Pustu Meriah Jaya14. Rehab Pustu Negeri Antara15. Rehab Pustu Blang Jurong16. Rehab Pustu Rusip17. Rehab Polindes Meri Satu18. Revitalisasi Polindes Bukit Penyanyi19. Revitalisasi Polindes Syurajadi20. Rehab Polindes Gegerung21. Rehab Polindes Jamur Uluh22. Rehab Polindes Luk Kucak23. Rehab Polindes Bumi Telon24. Rehab Polindes Suka Makmur25. Rehab Polindes Blangkucak26. Rehab Polindes Blang Paku27. Rehab Polindes Bener Ayu28. Rehab Polindes Kenine29. Rehab Polindes Linung Balee 30. Rehab Polindes Kampung Baru31. Rehab Polindes Sumber Jaya32. Rehab Polindes Datu Beru33. Rehab Polindes Timbang Rasa34. Rehab Polindes Bumi Ayu35. Rehab Polindes Cekal Baru36. Rehab Polindes Suka Damay37. Rehab Polindes Kenine38. Rehab Polindes Datu Beru39. Rehab Polindes Linung Balee40. Rehab Polindes Kampung Baru41. Rehab Polindes Sumber Jaya42. Rehab Polindes Timbang Rasa43. Rehab Polindes Bumi Ayu44. Rehab Polindes Cekal Baru45. Rehab Polindes Suka Damay46. Rehab Polindes Damaran Baru47. Revitalisasi Polindes Gegur Sepakat48. Rehab Polindes Rembune49. Rehab Polindes Gayo Setie50. Revitalisasi Polindes Gajah Putih51. Rehab Polindes Simpang Rahmat52. Rehab Polindes Alam Jayah53. Rehab Polindes Bukit Muli54. Rehab Polindes Meriah Jaya55. Rehab Polindes Arul Cincin56. Rehab Polindes Bintang Beragun57. Rehab Polindes Pancar Jelobok58. Rehab Polindes Perdamaian59. Rehab Polindes Pondok Gajah60. Rehab Polindes Menderek61. Rehab Polindes Pulo Intan62. Rehab Polindes KM 6063. Rehab Polindes Musara Pakat64. Rehab Polindes Gernasih65. Rehab Polindes Lawe Jadi66. Rehab PolindesSuku Wih Liang Bangunan :Sarana GedungAkibat Gempa Kesehatan Luas Lahan : variation Luas bangunan : Ketinggian bangunan : Estimasi 1 lantai Sirkulasi bangunan : + 20% - Analisis Penataan TapakLahan/tapak yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendapatkan kesan monumental sebuah citra gedung Sarana kesehatan yang representatif dan nyaman sehingga meningkatkan performance dan efektifitas, kokoh dan bersahabat, untuk hal tersebut maka diusahakan dengan : Penataan massa/gubahan bentuk dengan mempertimbangkan blok plan "Set back" atau bangunan mundur ke belakang untuk mendapatkan kesan monumental dengan mengatur jarak pandang yang cukup dan garis tegas Meninggikan peil lantai gedung untuk kesan megah dan berwibawa pada bangunan serta menghindari efek banjir yang masuk kedalam gedung. Pengokohan pondasi tapak, agar bangunan memiliki ketahanan dari efek gempa bumi kedepannya.Merupakan Analisis tentang tapak yang ada, pencapaian dan zoningkegiatan dari Sarana Kesehatan Kab. Bener Meriah yang direncanakan mempertimbangkan peraturan pemerintah daerah , karakter bangunan dan keamanan bangunan.- Analisis Kegiatan dan Kebutuhan RuangAnalisis kegiatan merupakan analisis tentang kegiatan yang terjadi didalam Sarana Kesehatan Kab. Bener Meriah yaitu :Program Ruang- Ruang kepala Instansi yang disesuaikan penggunaannya disesuaikan dengan jumlah pengguna- Ruangan dan Sarana kesehatan lainnya Yang DisesuaikanDengan Peruntukannya- Ruang Administrasi Yang di Sesuaikan DenganKeadaannya- Ruang Tunggu Yang Di tata Sedemikian Rupa, sehingga terlihat rapi dan nyaman- Ruang khusus untuk penyimpanan ( gudang ).- Ruang MCK disesuaikan dengan kebutuhannya.b. Organisasi ruang yang diijinkan dengan ruang yang terdiri dari ruang yang direncanakan secara efisien dan efektif.- Analisis Bentuk ArsitekturBentuk maupun wujud penampilan gedung berdasarkan pertimbangan dan pengolahan dari pada kebutuhan fungsi Arsitektur dan Teknologinya, dengan uraian dasar sebagai berikut : a. Identitas yang kuat sebagai corporate image kesehatan.Postur dan penampilan megah dan pengembangannya, berwibawa dan beridentitas diwujudkan dengan garis-garis tegak (vertikal/ horizontal) dan masif yang bernuansa monumental, permainan bidang masif transparant , tekstur dan warna bangunan. Perencanaan Penataan Tata Ruang Luar menyesuaikan dengan bentuk lingkungan sekitar Gedung Sarana kesehatan tersebut.b. Berwawasan Lingkungan dan lokalitas.Mengingat trend global saat ini maka disain arsitektur harus berorientasi kepada konsep-konsep: mengadopsi bentuk arsitektur daerah setempat, ramah lingkungan dan hemat energi. Perencanaan eksterior bangunan disesuaikan dengan kebudayaan setempat agar selaras dengan bangunan di sekitarnya.Aplikasi kebudayaan setempat pada bangunan antara lain pada bentuk Tombak Layar yang mengadopsi bentuk kerawang.c. Dalam Kreatifitas Desain. Pengelolaan Tata Ruang Dalam dapat dilakukan pelaksanaan finishing dengan sistem panel-panel dan konsepsi Instansi Kesehatan dan mudah dilaksanakan sesuai dengan karakteristik Instansi Kesehatan Untuk finishing exterior dapat menggunakan jendela kaca untuk area depan dan difinishing cat untuk muka lain. Untuk lantai dasar dan entrance direncanakan pemasangan keramik supaya penampilannya lebih berkesan representatif. KONDISI EKSISTING DAERAH & PENDUDUK VISI &MISI PEMBANGUN AN RUMUSAN MASALAHKUALITAS & KUANTITASTUJUAN KEGIATAN DAN PEKERJAANDiagaram Alur Konseptual PerencanaanA.3. KONSEPSI PERANCANGAN STRUKTUR A.3.1. Pendekatan Perancangan Struktur- Maksud PendekatanPendekatan perancangan ini dibuat guna mendapatkan sistem struktur yang menguntungkan dengan memperhatikan bentuk rancangan arsitektur, waktu pelaksanaan, pentahapan pelaksanaan pekerjaan dan keadaan lingkungan termasuk memperhitungkan Resiko Gempa. - Tujuan PendekatanAgar dapat diketahui hal-hal yang harus diperhatikan oleh perencana struktur dengan berbagai disiplin lainnya Arsitektural, Mekanikal, Elektrikal dan sebagainya, sehingga dihasilkan perencanaan yang terpadu.- Strategi Pendekatana. Syarat UmumAda beberapa syarat umum yang harus dipenuhi oleh setiap"sistem struktur" yang akan digunakan yaitu : Dapat mendukung baik beban vertikal (beban mati dan beban berguna) maupun beban horizontal (beban gempa) yang bekerja pada bangunan dengan cukup efektif.Struktur harus cukup kuat, kaku dan stabil. Sesuai dengan rancangan arsitektur yang ada. Dapat mendukung "service sistem " misalnya elektrikal, mekanikal, dan sebagainya. Mudah dan cepat pelaksanaannya. Tahan terhadap bahaya kebakaran dan cuaca. Mempunyai interaksi yang baik antara struktur bangunan atas pondasi dan tanah. Cukup ekonomis.Dalam proses penentuan sistem struktur yang cocok,maka ke tujuh persyaratan umum di atas selalu ditinjau sebagai batasan yang harus dipenuhi (design constraint). Dan hasil test uji kelayakan struktur oleh instansi atau lembaga terkaitb. Keadaan TanahPada site yang rusak total atau mengalami structure failure maka akan direncanakan bangunan baru, dan terletak pada daerah yg relatif datar. Dengan data-data yang ada masih terbatas maka harus dilakukan penyelidikan tanah.c. EkonomiSedapat mungkin digunakan bahan - bahan bangunan yang dapat diproduksi di dalam negeri sesuai dengan TOR. Hal ini, selain menghemat biaya, juga dapat mempermudah proses pemesanan dan turut membantu program pemerintah dalam menggalakkan produksi dalam negeri.d. Jenis Bangunan Bangunan terdiri dari 1 (satu) blok massa bangunan.A.3.2. Analisa Perancangan Struktur- Uraian Umuma Blok Bangunan ini direncanakan untuk satu bangunan:b. Tipe PondasiAlternatif pondasi yang dapat digunakan : Berdasarkan hasil survey dan pengalaman kami, bangunan dapat ditentukan setelah ada hasil penyelidikan tanah. Untuk daerah padat dan bersebelahan dengan bangunan sangat rapat maka perencanaan menggunakan pondasi tiang pancang / injection pile.c. Tipe Upper Struktur/Struktur Atas Struktur atap direncanakan menggunakan struktur baja. Tipe konstruksi yang dipilih adalah konstruksi beton bertulang tanpa sheer wall Dinding dan lapisan dinding memakai bata merah .- Basic Design Parametera. Design Codes (Peraturan-peraturan untuk Perencanaan) Perencanaan pondasi dan struktur atas akan mengikuti Peraturan Perencanaan dan Standard Konstruksi Bangunan (SKB) yang berlaku di Indonesia. Perencanaan Pondasi.Pemilihan jenis pondasi dan perencanaannya akan dilakukan berdasarkan laporan hasil penyelidikan tanah. Pekerjaan GalianPekerjaan galian tanah untuk lantai bawah akan dirinci dalam Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknik (RKS). Pembebanan.Beban pada bangunan gedung ditentukan berdasarkan : Pedoman Perencanaan Pembebanan untukRumah dan Gedung, SKBI - 1.3.53.1987 UDC:699.841 Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untukRumah dan Gedung, SKBI- 1.3.55.1987 UDC:624.042 Pengamanan Terhadap Kebakaran (Fire Protection). Keselamatan dan Pencegahan Kebakaran PadaGedung Gedung Tinggi (Puslitbang Pemukiman). Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 dan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T - 15-1991-03. Struktur Beton. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 dan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunanan Gedung SK SNI T - 15-1991-03. ACI 318-83 : Building Code Requirement forReinforced Concrete. Buku Pedoman Perencanaan Struktur untuk Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983. Struktur Baja Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia1983. AISC. Keselamatan terhadap radiasi.Tercakup dalam ketentuan/pedoman yang dikeluarkan olehBadan Tenaga Atom Nasional. a. Material Beton Struktural Semua adukan beton diperoleh dengan menggunakan mix design sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia. Kekuatan karakteristik beton disesuaikan dengan keadaan dilapangan, pondasi sesuaikan dengan analisis sondir tanah Tegangan rencana untuk analisis kekuatan batas penampang, baik untuk beban tetap maupun beban sementara, harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia 1971 dan Tata CaraPenghitungan Struktur Beton Untuk BangunanGedung SK SNI-15-1991-03. Parameter rangka dan susut harus diperhitungkan baik menurut Peraturan Beton Indonesia 1971 maupun standard international lainnya jika di pandang perlu. Baja Tulangan Semua baja tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 dan standard konstruksi bangunan produksi Krakatau Steel.Jenis baja tulangan yang akan dipakai adalahBJTD 24, BJTP 30, BJTD 40. Tegangan leleh karakteristik BJTP 24 = 2400 kg/cm2. Tegangan leleh karakteristik BJTD 30 = 3000 kg/cm2. Tegangan leleh karakteristik BJTD 40 = 4000 kg/cm2b. Pembebanan Beban MatiBeban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan Berat Jenis bahan bangunan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, dan unsur-unsur yang diketahui seperti tercantumpada denah Arsitektur dan Struktur. Beban Hidup.Beban hidup yang diperhitungkan adalah : Ruang kerja Instansi Kesehatan250kg/m2 Ruang AHU 600 kg/m2 Koridor dan Tangga 300 kg/m2 Beban Gempa Beban Gempa ditentukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung SNI 1726 03 -2002. Posisi lokasi terletak pada Zona gempa wilayah 6 dengan percepatan batuan dasar sebesar 0.3g Bangunan yang tingginya lebih dari 40 meter akan dianalisa dengan metode dinamis 3 dimensi dengan bantuan program komputer Bangunan medium rise yang lebih tinggi dari 40 meter akan dihitung dengan Analisa Dinamik. Analisa Gempa Falsafah Analisis ditujukan untuk menjamin bahwa:a. Pada saat gempa ringan, Struktur maupunNon Struktural tidak boleh rusak.b. Pada saat gempa sedang, boleh terjadi kerusakan non struktural tapi Struktur tidak boleh mengalami kerusakan.c. Pada saat gempa besar, boleh terjadi kerusakan non struktural dan struktural, tapi tidak terjadi keruntuhan (Failure) pada struktur. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka analisa gempa akan dilakukan terhadap sistem struktur utama maupun elemen- elemen sekunder bangunan ini. Untuk lebih memudahkan dalam mendeteksi kelakuan masing-masing sayap bangunan serta interaksi antara sayap yang pertama dengan kedua, maka dibuat beberapa dilatasi. Idealisasi Struktur Umuma. Dipergunakan paket program komputer dengan ETABS PLUS.b. Analisa struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan batas (ultimate).c. Portal dianggap sebagai open frame.d. Hubungan antara kolom dengan pile cap dianggap jepite. Gaya normal kolom diteruskan ke pondasi tiang dengan perantara pile cap, pondasi tiang menyalurkan gaya normal tersebutsampai lapisan tanah keras. Beban Vertikala. Beban vertikal pada suatu sistem plat lantai sebagai lumped mass pada level lantai tersebut.b. Beban hidup dapat direduksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.c. Pusat massa dihitung berdasarkan kumulatif di atas level yang ditinjau. Beban HorizontalAkan ditinjau pengaruh beban horizontal yang antara lain sebagai berikut :a. beban gempab. beban angin (khususnya untuk konstruksi kap). Perhitungan Struktur Bangunan UmumPerhitungan struktur dilakukan berdasarkan design codes yang berlaku di Indonesia. Apabila ada hal-hal yang belum diatur oleh peraturan-peraturan Indonesia, maka diambil codes international yanglazim digunakan dalam perencanaan struktur (mis:AISC, ASTM, & ACI), akan dilakukan analisa-analisa sebagai berikut :- analisa beban vertikal- analisa beban horizontal- analisa dinamis 3 dimensi- analisa penulangan Analisa Beban Vertikala. Pembebanan plat ke balok portal dengan cara markus, diperhitungkan juga faktor reduksi beban hidup.b. Gaya normal kolom dihitung berdasarkan trybutary area, dengan memperhatikan faktor reduksi beban hidup.c. Berat jenis beton diambil = 24kg/mAnalisa Beban Horizontala. Beban horizontal yang dikerjakan pada tiap lantai dihitung berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :- Hitung massa tiap lantai (massa =berat/gravitasi yaitu beban mati +30% beban hidup) Catatan :Beban hidup pada program ETABS (paket program komputer yang digunakan untuk menganalisa bangunan ini) disebut sebagai load Condition B. Besarnya g ( percepatan gravitasi) yang diambil adalah981 cm/dt.- Dengan massa ini, dilakukan analisa Eigen Value untuk masing-masing bangunan dengan program ETABS. Besaran yang diperoleh antaralain adalah periode waktu getar pertama (T).- Dengan T tadi dan gambar 3.3 dari SNI 1726 03 - 2002dengan mengambil zone 6daerah Palangkaraya serta struktur dianggap berdiri di atas tanah lunak, maka dapat diperoleh besarnya koefisen Gempa Dasar (= C).- Faktor keutamaan (I) untuk bangunan adalah 1,0 dan faktor jenis struktur (K) adalah 1.0 (portal) datail beton bertulang dan dinding geser berangkai).- Hitung V = gaya geser dasar untuk masing-masing sayap bangunan (massa yang berbeda).- Hitung Fi masing-masing lantai rumus :Wi.hiFi = x V? Wi.hi- Hitung pusat massa tiap lantai untuk masing-masing sayap.- Berikan Eksentrisitas rencanasesuai pasal 3.4.7. SNI 1726 03 - 2002, sehingga masing-masing Fi bertitik tangkap pada titik dengan eksentrisitas rencana ini. Koordinat titik tangkap ini tercantum pada echo input data. Peninjauan dilakukan untuk masing-masing eksentrisitas rencana, yaitu :ed = 1.5 ec + 0.05 b dan ed = ec + 0.05 b- Lakukan analisa 3 dimensi dengan beban vertikal danbeban horizontal seperti diuraikandi atas.Kondisi pembebanan yang dipakai yaitu:- Kondisi pembebanan A = semua beban mati (termasuk penampang balok, kolom dan dinding beton.- Kondisi pembebanan B = beban hidup saja arah sumbu x.- Kondisi pembebanan C = beban statik ekivalen arah sumbu x.- Kondisi pembebanan D = beban statik ekivalen arah sumbu y.Sedangkan Load Case (kasus pembebanan) yang dipakai untuk dibandingkan adalah :- 1.2 x A + 1,6 x B- 1.05 x (A+0.3B+C+0.3D)- 1.05 x (A+0.3B+0.3C+D)- 1.05 x (A+0.3B-C+03D)- 1.05 x (A+0.3B-0.3C+D)- 1.05 x (A+0.3B-0.3C-0.3D)- 1.05 x (A+0.3 B-C-D)- 1.05 x (A+0.3B-C-0.3D)- 1.05 x (A+0.3B-0.3C-D)Langkah ke 9 (j) ini dilakukan dua kali, untuk masing-masing eksentrisitas yang dijelaskan pada langkah 8 (i). Dari semua kasus pembebanan ini dilakukan disain pondasi, yang harus memenuhi semua kasus pembebanan yang telah diperoleh pada langkah 9 di atas.b. Beban horizontal akibat beban angin hanya akan ditinjau untuk perencanaan kuda-kuda baja. Analisa Dinamis 3 Dimensia. Akan ditinjau 3 ragam, dihitung waktu getar masing masing ragam, kombinasi ragam yang dilakukan adalah SRSS.b. Sebagai referensi akan digunakan Response Spektrum yang tercantum dalam gambar 3.3 SNI 1726 03 - 2002 untuk zone 6 tanah lunak.c. Akan ditinjau horizontal torsional moment akibat adanya eksentrisitas titik berat kekauan terhadap titik berat massa bangunan. Analisa Penulangana. Penulangan plat dihitung berdasarkan kekuatan batas.b. Penulangan yang dipakai adalah penulangan yang menentukan (akibat beban tetap atau beban sementara)c. Penulangan balok dan kolom dihitungberdasarkan disain kapasitas.A.5. KONSEPSI PERANCANGAN MEKANIKALLINGKUP PEKERJAAN MEKANIKALYang termasuk lingkup Pekerjaan Mekanikal dalam proyek Perencanaan PembangunanGedung Instansi Kesehatan Akibat Gempa Kab.Bener Meriah, yaitu meliputi :1. Pekerjaan Plumbing (Air Bersih, Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan).2. Pekerjaan Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant, Fire Sprinkler dan Fire Extinguisher).3. Pekerjaan Tata Udara Gedung (Air Conditioning dan Ventilasi Mekanis).4. Pekerjaan Pengolahan Sampah Gedung.5. Pekerjaan Transportasi Dalam Gedung A.5.1 PEKERJAAN PLUMBING (AIR BERSIH, AIR BEKAS, AIR KOTOR DAN DRAINASE AIR HUJAN) Untuk menunjang seluruh kegiatan yang dilakukan oleh seluruh penghuni gedung(pegawai, pasien dan masyarakat), perlengkapan sanitasi system plumbing air bersih, air bekas, air kotor dan air hujan akan direncanakan dengan sempurna sesuai dengan standart dan peraturan yang berlaku serta effisiensi waktu danbiaya mulai dari sumber air bersih (deep well/PDAM) sampai system pembuangandan pengolahan limbah (Sewage Treatment Plant, STP). Standart dan Peraturan Instalasi Plumbing.Standart dan peraturan instalasi yang dipakai guna menentukan material, peralatan maupun cara instalasi adalah standar dan peraturan yang telah ditentukan penggunaannya, yaitu sebagai berikut :SNI 03-6481-2000, tentangspesifikasi sistem plumbing 2000? SNI 19-6783-2002, tentang spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih? SNI 03-2459-2002, tentang sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan? SNI 03-2453-2002, tentang tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan? SNI 03-6373-2000, tata cara pemilihan dan pemasangan vent pada system plumbing? SNI 03-2398-2000, tentang tata cara perencanaan tangki septic dengan system resapan? AB K/OP/ST/005/98, tentang spesifikasi teknis desinfeksi perpipaan air bersih? AB D/LW/TC/011/98, tentang tata cara pemotongan dan penyambungan pipa? AB D/LW/TC/016/98, tentang tata cara uji coba pompa? SK Men.Kes No. 16/Men.Kes/Per/IX/1990, tentang persyaratan air bersih? PP RI No. 82 tahun 2000, tentang pengelolaan sumber daya air? Kep.Men PU No. 411/KPTS/1998, tentang persyaratan teknis bangunan gedung? Pedoman Plumbing Indonesia, 2000? Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 04/MEN/1980 PR.02/DP/1983? Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.Kep-02/ Men.KLH /I/1988, tentang Baku Mutu Air Limbah? Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 2000? Spesifikasi teknis, standart serta peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan.? Standart dan peraturan lain (Nasional dan Internasional) yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.? Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang(Pemda setempat) dan telah diakui penggunaannya.A.5.1.1 Instalasi Penyediaan air bersih. Sistem distribusi air dengan sistem gravitasi dan pompa (booster pump) Peralatan yang diperlukan:? Sumber Air : ? PDAM? Deep Well? Penampungan Air (ground tank)? Pompa Transmisi? Roof Tank? Pompa Booster? Sistem Jaringan Distribusi Keuntungan dari system ini adalah sistem lebih handal, instalasi lebih rapi dan tersedia cadangan. Sumber air bersih diambil dari jaringan instalasi pipa PDAM kota atau diambil dari dalam tanah dengan sumur dalam (deep well) apabila masih memungkinkan sebagai sumber cadangan air bersih. Air bersih kemudian ditampung di Reservoir Bawah (ground tank). Kemudian air bersih ditransfer ke Reservoir Atas (Roof Tank)dengan menggunakan pompa-pompa transmisi. Dan dari roof tank, air bersih di distribusikan ke unit-unit sanitasi dan fixture-fixture secara grafitasi. Untuk 2 (dua) lantai teratas pendistribusian air bersih dibantu dengan pompa penguat (booster pump) agar tekanan air keluar unit sanitasi sesuai dengan standartyang dipersyaratkan. Pompa booster hanya digunakan jika system gravitasi tidak memungkinkan.A.5.1.2 Instalasi air limbah Sistem Pengolahan Air Limbah dengan Sewage Treatment Plant (STP)dengan Bio Cell. Peralatan utama pada system ini antara lain :1. Instalasi pipa air kotor dan air kotoran2. Mesin pengolah limbah System BiotekKeuntungan dari system ini yaitu :1. Air yang dibuang sudah memenuhi syarat2. Pengurasan air limbah lebih lamaInstalasi air limbah terdiri dari 3 jenis, yaitu :a. Instalasi Air Kotor, yaitu instalasi plumbing yang menyalurkan air kotor yang berasal dari water closet dan urinoir sampai ke Sewage Treatment Plant (STP).b. Instalasi Air Bekas, yaitu instalasi plumbing yang menyalurkan air bekas yang berasal dari washtafel, kitchen sink dan floor drainsampai ke saluran drainase di luar gedung untuk selanjutnya disalurkan ke saluran drainase kota atau sumur resapan. Untuk menjaga bau yang timbul tidaktercium keluar, maka direncanakan pipa air kotor dan pipa air bekasdibuat terpisah dan dilengkapi dengan pipa ventilasi. c. Instalasi Air Hujan, yaitu instalasi pemipaan yang menyalurkan air hujan dari atap gedung dan kemudian disalurkan ke sumur resapan dan ke saluran drainase kota (riool).A.5.1.3 Instalasi Sewage Treatment Plant (STP) Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup serta Peraturan Pemerintah Daerah setempat (Pemda), maka untuk air limbah gedung sebelum dibuang ke saluran kota harus dibersihkan/ditreatment terlebih dahulu mengikuti persyaratan-persyaratan tertentu seperti kadar BOD/Baku Mutu Limbah haruslah kecildan ramah lingkungan agar limbah yang dibuang tidak membahayakan lingkungan dan masyarakat sekitar. Untuk menurunkan kadar BOD dari air kotor menjadi air bekas/buangan dengan kadar BOD yang sesuai dengan peraturantersebut maka diperlukan suatu alat untuk mengolah limbah, yaituyang dinamakan Sewage Treatment plant (STP). Dalam perencanaan Sewage Treatment Plant (STP) ini mengacu kepada system yang aman dan efisien seperti hemat lokasi dan konstruksi, hemat biaya operasional dan mudah dalam pemeliharaannya.A.5.1.4 Pompa-pompa (air bersih, air limbah, drainase, dan lain-lain). Pompa digunakan untuk melayani kebutuhan air bersih dan pembuangan air limbah gedung seperti untuk mengisi Reservoir Atas (Roof Tank) di lantai atap, mendistribusikan air bersih pada 2 lantai teratas (Booster Pump), sumber air bersih deep well, drainase pada sumpit (Pompa Sumpit) di lantai basement (jika memungkinkan) dan bagian-bagian lain yang membutuhkan pompa. Sedangkan sumpit di basement yang menampung air limbah dan air hujan direncanakan dengan menggunakan Pompa Sumpit pada beberapa tempat penampungan (jika memungkinkan).A.5.2. PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN (FIRE HYDRANT, FIRE SPRINKLER DAN FIRE EXTINGUISHER) Untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran yang mungkin saja terjadi sewaktu-waktu akibat kecerobohan para pengguna gedung ataukemungkinan kebakaran yang diakibatkan oleh hubungan arus pendek(konsleting) instalasi listrik, maka dibutuhkan perlengkapan pemadam kebakaran (Fire Hydrant & Fire Sprinkler) dan Pemadam Api Dini (Fire Extinguisher) yang akan direncanakan dengan sempurna sesuai dengan standart dan peraturan yang berlaku serta effisiensi waktu dan biaya. Standart dan Peraturan Instalasi Pemadam Kebakaran.Standart dan peraturan instalasi yang dipakai guna menentukan material, peralatan maupun cara instalasi adalah standar dan peraturan yang telahditentukan penggunaannya, yaitu sebagai berikut :? SNI 03-6481-2000, tentang spesifikasi sistem plumbing 2000.? SNI 03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.? SNI 03-6382-2000, tentang spesifikasi hydrant kebakaran tabung basah.? SNI 03-6570-2001, tentang instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.? SNI 03-3989-2000, tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan systemSprinkler Otomatis Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada BangunanGedung.? AB-D/LW/TC/011/98, tentang tata cara pemotongan dan penyambungan pipa.? AB-D/LW/TC/013/98, tentang tata cara pengujian dan pencucian pipa.? AB-D/LW/TC/016/98, tentang tata cara uji coba pompa.? Kep.Men PU No. 411/KPTS/1998, tentang persyaratan teknis bangunan gedung.? Kep.Men PU No. 10/KPTS/2000, tentang ketentuan pengamanan teknis terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.? Kep.Men PU No. 11/KPTS/2000, tentang ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan.? Pedoman Plumbing Indonesia, 2000.? Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 04/MEN/1980 PR.02/DP/1983.? Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 2000.? National Fire Protection Association (NFPA) 13, 20.? Fire Office Committee (FOC).? Spesifikasi teknis, standart serta peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan.? Standart dan peraturan lain (Nasional dan Internasional) yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.? Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang(Pemda setempat) dan telah diakui penggunaannya. Sistem pemadam kebakaran yang direncanakan untuk gedung ini adalah system pemadam kebakaran yang handal yang mampu untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran dan meminimalkan kemungkinan kerusakan yang ditimbulkannya. Sistem pemadam kebakaran ini terdiri dari :? Fire Hydrant System? Fire Sprinkler System? Portable Fire Extinguishera. Fire Hydrant System. Fire hydrant system, yang terdiri dari hydrant box indoor dan outdoor, hydrant pillar, seamesse connection dan lain-lain yang digunakan untuk pemadaman kebakaran secara manual denganbahan baku air. Hydrant box indoor ditempatkan di setiap ruangan dengan jumlah dan jarak sesuai dengan standar yang disebutkan di atas (SNI, NFPA, dan lain-lain). Hydrant pillar ditempatkan di halaman gedung lengkap dengan outdoor hydrant box untuk menyimpan peralatan pemadam dengan jumlah dan jarak sesuai standart (SNI, NFPA dan lain- lain). Siamesse Conection disediakan untuk penghubung fire hydrant system dengan mobil dinas pemadam kebakaran apabila persediaan air untuk pemadam kebakaran di reservoir sudah habis.b. Fire Sprinkler System. Direncanakan untuk pemadam kebakaran secara otomatis dengan menggunakan sprinkler dengan bahan baku air (wet system). Pemilihan dan penempatan sprinkler head sesuai dengan standart yang telah disebutkan di atas (SNI dan NFPA dan lain-lain).c. Pompa Pemadam Kebakaran (Fire Pump). Untuk menunjang Fire Hydrant System, direncanakan satu paket pompa pemadam kebakaran. Pemilihan type dan kapasitas pompa sesuai dengan kebutuhan dan mengacu kepada standart yang telah disebutkan di atas (SNI, NFPA dan Dinas Pemadam Kebakaran Setempat). Paket pompa pemadam kebakaran terdiri dari Jockey Fire Pump, Electric Fire Pump, Engine Fire Pump dan didukung oleh Panel Kontrol dan assesoris yang direncanakan mengikuti standart yang berlaku (SNI dan NFPA-20 dan lain-lain).d. Cadangan Air Pemadam Kebakaran (Ground Reservoir). Untuk menunjang kebutuhan air untuk Pemadam kebakaran gedung disediakan air cadangan untuk melayani ? 60 menit pompa pemadam yang bekerja sesuai standart SNI dan NFPA. Cadangan air untuk pemadam kebakaran dapat digabungkan dengan cadangan air untuk kebutuhan air bersih (saniter) dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhannya. e. Portable Fire Extingusher. Untuk ruangan-ruangan tertentu seperti ruang mesin, ruang pompa, ruang genset, ruang trafo dan pada tempat-tempat tertentu di setiap lantai disediakan Portable Fire Extingusher dengan kapasitas dan media yang sesuai dengan standart SNI,NFPA dan peraturan lainnya.Jenis fire extinguisher yang digunakan dari jenis yang ramah lingkungan, bersih dan tidak mengganggu kesehatan.A.5.3. PEKERJAAN TATA UDARA GEDUNG (AIR CONDITIONING DAN VENTILASI MEKANIS) Untuk mendapatkan suatu kenyamanan dan effisiensi yang tinggi dalam suatu gedung Instansi Kesehatan diperlukan suatu ruangan yang bersih, nyaman dan suasana yang tenang. Untuk mewujudkan semua itu, suatu ruangan haruslah dikondisikan sirkulasi udaranya dengan temperature dan kelembaban ruang yang sesuai dan nyaman bagi orang yang menempatinya. Untuk ruang kerja dengan luas dan kapasitas besar direncanakan menggunakan AC Sentral dengan Air Cooled System (Split Duct), sedangkan untuk ruang dengan luasan yang lebih kecil dan bersifat privasi direncanakan menggunakan AC split (Wall Mounted Type dan Ceiling Cassette Type), sedangkan ruang-ruang khusus yang operasinya 24 jam dengan suhu dan kelembaban tertentu dapat direncanakan dengan AC khusus pula. Sedangkan ruangan yang tidak perlu dikondisikan dengan AC seperti ruang toilet, parkir tertutup, gudang, ruang panel, ruang genset, ruang pompa, ruang tangga kebakaran dan lain-lain direncanakan menggunakan ventilasi mekanis (exhaust fan). Standart dan Peraturan Instalasi Air Conditioning dan Ventilasi Mekanis.Standart dan peraturan instalasi yang dipakai guna menentukan material, peralatan maupun cara instalasi adalah standar dan peraturan yang telahditentukan penggunaannya, yaitu sebagai berikut :? SNI 03-6572-2001, tentang tata cara perancangan system ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung.? SNI 19-6470.4-2000, tentang Tata Cara Perencanaan Sistem UdaraBertekanan Untuk Tangga Kebakaran? SNI 03-6767-2002, tentang Spesifikasi Umum Sistem Ventilasi Mekanis danSistem Tata Udara Sebagai Pengendali Asap Kebakaran Dalam Gedung? SK SNI T-14/1993/03, tentang tata cara perancangan teknis konservasi energi pada bangunan gedung.? Kep.Men PU No. 411/KPTS/1998, tentang persyaratan teknis bangunan gedung.? ASHRAE (American Society of Heating, Refrigeration and Air ConditioningEngineers) ? ASHVE (American Society for Heating and Ventilating Engineers)? SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors NationalAssociation)? ASTM (American Society For Testing And Material)? Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 2000? National Fire Protection Association (NFPA)? Hand Book of Air Conditioning System Design, Carrier Air ConditioningCompany? Spesifikasi teknis, standart serta peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan.? Standart dan peraturan lain (Nasional dan Internasional) yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.? Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang(Pemda setempat) dan telah diakui penggunaannya.A.5.4. Air Conditioning (AC) Sistem AC yang direncanakan didasarkan pada pemilihan dan kondisi yang diinginkan, yaitu:? Hasil pendinginan dan kelembaban yang dikehendaki sesuai dengan kondisi serta fungsi gedung dan ruang.? Sistem yang sederhana dan mudah dalam pengoperasiannya serta mudah dalam pemeliharaannya (maintenance).? Biaya investasi dan operasionalnya murah serta penggunaan ruangan untuk mesin-mesin AC lebih efisien. Untuk perencanaan air conditioning di gedung ini dipilih Air Cooled System dengan menggunakan Air Cooled Split Ducted dan Split Type (Wall Mounted dan Ceiling Cassette). Type ini kami rencanakan dengan pertimbangan sebagai berikut :? Space/tempat untuk mesin-mesin AC terbatas.? Getaran yang ditimbulkan rendah.? Low noise (tingkat kebisingannya rendah).? Instalasinya praktis dan mudah dalam pemeliharaannya.? Ramah lingkungan dan tidak merusak ozon.? Penggunaan energi listrik rendah dan fleksible sesuai dengan kebutuhan. Untuk ruang-ruang kerja dengan luas dan kapasitas besar direncanakan menggunakan AC Sentral dengan Air Cooled System (Split Duct) yang menuntut perlakuan khusus dan di setiap ruangan digunakan Fan Coil Unit (FCU) dengan type dan kapasitas sesuai luas dan fungsi ruang. Udara dingin didistribusikan dengan menggunakan instalasi ducting yang dilengkapi dengan diffuser maupun linier grille. Peralatan Utama :1. Evaporator Blower ( terdiri dari Blower, Motor dan Filter ).2. Condenser ( terdiri dari kompressor dan expansion valve ).3. Pipa Refrigerant.4. Instalasi Central dengan Ducting5. DiffuserKeuntungan dari system ini antara lain :? Sistem paling menguntungkan? Usia life time lebih lama.? Tidak menggunakan air pendingin? Biaya Operasional dan Pemeliharaan murah? Pemakaian listrik efisien? Aspek Arsitektural dan Teknik Sedangkan untuk ruang dengan luasan yang lebih kecil dan bersifat privasi direncanakan menggunakan AC split type (Wall Mounted Type dan Ceiling Cassette Type). Semua AC yang digunakan harus mampu untuk membuat kenyamanan terhadap orang yang menempati/menghuni ruangan tersebut, dapat membunuh kuman/virus penyebar penyakit, menghilangkan bau dan asap rokok serta menyegarkan ruangan.A.5.5. Ventilasi Mekanis (Exhaust Fan) Ruangan-ruangan yang tidak perlu dikondisikan dengan AC dan menimbulkan udara pengap dan panas, seperti toilet, gudang, ruang mesin, ruang genset, ruang arsip, basement dan lain-lain, maka digunakan ventilasi mekanis sesuai dengan kapasitas dan jenis yang dibutuhkan. Ventilasi mekanis tersebut digunakan untuk mengeluarkan udara pengap dan panas dari dalam dan menggantinya dengan udara segar dari luar ruangan. Unit-unit peralatan utama ventilasi mekanis berupa :? Unit-unit exhaust fan dan assesorisnya.? Instalasi ducting (jika diperlukan).? Exhaust air grille.? Dan peralatan bantu lainnya. Sedangkan untuk tangga kebakaran dilengkapi dengan pressurized fan yang berfungsi untuk memberi tekanan udara pada ruang tangga agar pada saat terjadi kebakaran, asap kebakaran tidak masuk ke ruang tangga sehingga dengan demikian evakuasi manusia dari dalam gedung dapat berjalan dengan lancar. A.5.6. PEKERJAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH GEDUNG. Standart dan Peraturan Instalasi Pengolahan Sampah Gedung.Standart dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan dengan sistem persampahan, yaitu sebagai berikut :? Peraturan Pemerintah Daerah Setempat (Perda).? Kepmen PU No. 411/KPTS/1998, tentang Persyaratan Teknis BangunanGedung.? Standart Nasional Indonesia (SNI), SNI 192454-2002, tentang Tata CaraPengolahan Sampah.? Standart serta peraturan-peraturan nasional dan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang. Pengelompokan Sampah.Sampah yang dihasilkan dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :? Sampah Alamiah.? Sampah Gedung / Buatan. Sistem Pengolahan Sampah.Sampah-sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia pemakai gedung dinamakan sampah buatan. Sampah ini dikumpulkan dalam suatu containersampah portable berkapasitas sedang (? 50 liter) yang disediakan beberapa buah di masing-masing lantai gedung pada tempat-tempat tertentu. Sampah yang terkumpul dalam container tersebut kemudian dikumpulkan dan dibuang ketempatsampah induk gedung di lantai dasar melalui cerobong sampah yangmenghubungkan masing-masing lantai dari lantai dasar/basement sampai lantai teratas.Di tempat sampah induk gedung, sampah tersebut dikumpulkan dan dipisahkan antara sampah basah dan sampah kering. Dari tempat sampah induk gedung, sampah-sampah tersebut dibawa dengan gerobak sampah dan dikumpulka ke tempat sampah utama kawasan (site).Sedangkan sampah yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dinamakan sampah alamiah. Sampah ini dikumpulkan dan dibawa ke tempat sampah utama kawasan (site) dengan menggunakan gerobak sampah.Dari tempat sampah utama kawasan (site), sampah-sampah tersebut diangkut ke tempat pembuangan akhir pemda dengan menggunakan truk sampah setiap beberapa waktu sekali. Selain itu kemungkinan untuk membuat instalasi pengolahan sampah tersendiri khusus dengan menyediakan Incinerator (mesin pembakar sampah), jadi setiap saat sampah dapat langsung dimusnahkan, sehingga mengurangi resiko penyebaran penyakit ke lingkungan sekitar. A.5.7. PEKERJAAN TRANSPORTASI DALAM GEDUNG.Transportasi dalam gedung 3 lantai secara umum hanya menggunakan tangga. Namun fasilitas lift dapat ditambahkan bila dibutuhkana. TanggaSelain lift, transportasi dalam gedung juga menggunakan tangga. Selain tangga utama yang digunakan untuk publik, juga menyediakan tangga darurat jika terjadi kebakaran. Tangga juga dapat digunakan apabila lift tidak berfungsi.b. Lift PenumpangJumlah Car : 1 Unit Kapasitas : 17 Orang Kecepatan : 90 mpm Peralatan:? Mesin dan Panel Central? Kereta dan pintu liftKeuntungan:? Mempercepat Transportasi orang dan barang antar lantai? Mempercepat dan mempermudah operasi dinas pemadam kebakaranA.6. KONSEPSI PERANCANGAN ELEKTRIKALBangunan Gedung Sarana Kesehatan Kab. Bener Meriah ini agar berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya, perlu dilengkapi sarana utilitas yang sesuai dengan kemajuan teknologi pada saat ini, dengan beberapa aspek system sesuai kebutuhan dari pada Gedung Sarana Kesehatan Kab. Bener Meriah antara lain.A.6.1 PERENCANAAN TEKNIK TENAGA LISTRIK : Sistem Daya Listrik ( Power System ) Sistem Perlindungan berupa Peredam Petir (Lightning Protection System).A.6.2 PERENCANAAN ELEKTRONIKA, KENDALI DAN TELEKOMUNIKASI : Pengindera & Alarm Kebakaran ( Fire Detector dan Alarm) Tata Suara ( Sound System ). Sistem Komunikasi ( Telepon ). Sistem Instalasi Kabel Data untuk Internet. Sistem Jaringan Acces dan Security Profesional Sistem A.6.3 TEKNIK TENAGA LISTRIK TERDIRI DARI :A.6.3.1. SISTEM DAYA LISTRIKa. Pemilihan Sistem Daya Listrik-. Standard dan Peraturan Perencanaan? SNI no.04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik(PUIL).? Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan tenaga listrik.? SNI no.03-6197 Tahun 2000 Tentang Konservasi Energi systemPencahayaan Pada Bangunan Gedung.? Panduan Pencahayaan Sisi Luar Bangunan Tinggi di Wilayah DKI Jakarta tahun 1999.? SPLN (Standard Perusahaan Listrik Negara).? Peraturan Daerah DKI-Jakarta No.7 tahun 1991.? Peraturan dan Standar international yang dikenal secara umum :- NESC (National Electric Safety Code)- IEC (International Electric Commision).- BS (British Standart)- JIS (Japanese Industrial Standart)- NEMA (National Electric Manufactures Association)- Sumber Daya Listrika. Gardu Listrik (Normal)Sumber daya listrik utama diperoleh dari Perusahan Listrik Negara(PLN), system jaringan Tegangan Menegah 20 KV, 3 fasa, 50Hz. b. Genset (emergency)Diesel generator set digunakan sebagai pembangkit tenaga listrikCadangan dengan Back up 100% dari sumber daya listrik utama yang beroperasi pada tegangan 380V/220V, 3fasa, 50 Hz.. Berarti daya genset mencapai 500 k VA (standby).c. Sumber daya listrik sangat darurat antara lain :? Uninteruptable Power Supply (UPS) untuk beban-beban tertentu.? Battery kering jenis Nicad untuk beban-beban evakuasi.- Faktor Keserempakan ( Demand Factor).Faktor keserempakan (Demand Faktor) dimana factor yang menunjukan kebutuhan beban secara bersamaan pada satuan waktu tertentu adalah sebagai berikut: Kotak-kontak (stop kontak) ruang Instansi Kesehatan :0,8 Air conditioning ( AC ) / Fan : 0,8 0,9 Pompa-pompa : 0,9 1,0Penurunan tegangan atau Voltage drop adalah sebagai berikut : Penurunan tegangan yang diizinkan antara penel pembagi ke titik pencahayaan dan kotak kontak maksimum 2%. Penurunan tegangan yang diizinkan dari terminal sisi sekunder transformator sampai pada titk beban terjauh (motor-motor)maksimum 5%.- Kebutuhan Daya Listrik.Pembebanan Sumber Daya Listrik.Pembebanan kebutuhan daya listrik maksimum diambil asumsi 150VA/m2, sesuai dengan luas area.Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik PLN meminta konsumen untuk mempersiapkan 1(satu ) unit Trafo kapasitas 180 kVA, dengan factor expansi 5 %.? Termasuk kabel Feeder (Twisted Cable) dan Tiang listrik2(dua) buah untuk penempatan Transformator Gantung, melayani areal Beban-beban utilitas antara lain :? Beban Pencahayaan.? Beban Power Outlet.? Beban Air Conditioning.? Beban Utilitas Pompa-pompa Sesuai dengan peraturan Mentri Pertambangan dan Energi tahun1991 yang menetapkan biaya atas kelebihan daya KVARh diatas beban yang ditetapkan yaitu 0,85, untuk mencapai tingkateffesiensi maksimal pada instalasi listrik, maka pada Panel Utama tegangan rendah dipasang perangkat Kapasitor Ruangan secara terpusat akan mensuplay daya kapasitif sebagaikompensasi terhadap daya induktif, dengan system Step by step.Sumber Daya Listrik Darurat. Battery : Nicad battery dengan waktu operasi minimum 4(empat) jam dengan kapasitas disesuaikan untuk mencatu peralatan- peralatan lampu Panic, lampu penunjuk arah serta lampu-lampu emergency. Seal-lead acid battery dengan waktu operasi 4(empat) jam dengan kapasitasnya akan disesuaikan untuk mencatu peralatan-peralatan Tata Suara, Komunikasi, Pengindera Kebakaran, serta peralatan control lainnya.b. Sistem Pelayanan Daya Listrik.Daya listrik yang berasal dari PLN dengan tegangan 20 kV, selanjutnya diturunkan melalui Transformator menjadi 380/220Volt, 50 Hz, dan didistribusikan melalui Panel Utama (LVMDP) dan diteruskan ke masing masing Panel untuk melayani beban Pencahayaan, Kotak kontak, Air Conditioning (AC) dan Pompa-pompa berikut Server dan UPS. akan bekerja secara Automatic Transfer Switch (ATS), guna mengatur pertukaran supply daya listrik PLN ke sumber Generator Set. dengan mengunakan Motor Rise, untuk menghidupka Genset mengunakan sistem Automatic Main Failure (AMF).c. Pemilihan Sistim Pencahayaan dan Instalasi Tenaga Listrik a. Sistem pencahayaanYang dimaksud dengan instalasi penerangan dan stop kontak adalah instalasi penyatu daya listrik untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan penyediaan daya listrik tambahan pada stop kontak yang kapnya tidak melebihi 10 A 1 phasa. Intensitas Kuat Pencahayaan.Sistem pencahayaan direncanakan atas dasar tingkat kuat penerangan yang dibutuhkan untuk setiap ruangan yang mana besar kecilnya kuatpenerangan ini tergantung pada fungsi ruangan tersebut.Pada ruangan-ruangan tertentu Intensitas kuat pencahayaan akan disesuaikan dengan fungsi dari Perencanaan Interior. Konservasi EnergiTerkait dengan Konservasi Energi pemakaian Armature yang direncanakan pada Gedung perinstansi Kesehatanan, secara umumakan menggunakan lampu Florescent baik dari jenis tabung maupun jenis Compact, sedangkan pencahayaan untuk sisi luar banguanan direncanakan mengunakan type Spot maupun Flood.b. Instalasi TenagaYang dimaksud dengan instalasi tenaga disini adalah sistem instalasi listrik guna memenuhi kebutuhan dari peralatan / mesin yang menggunakan tenaga listrik 3 phasa dengan mengunakan kabel Feeder maupun Busduct untuk Pencahayaan dan Air Handling Unit . A.6.3.2 SISTEM PEREDAM PETIRa. Standar dan Peraturan.1. SNI no.04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik(PUIL).2. SNI no.03-7013 tahun 2004 Sistem Proteksi Petir pada BangunanGedung.3. Peraturan departemen tenaga kerja no.8, Pengawasan InstalasiPenyalur Petir.4. Pedoman Perencanaan Penangkal Petir, Departemen PekerjaanUmum 1987.5. The Protection of Structure Against Lightning, British StandartInstitution.6. DIN 57185 dan VDE 0185 : Lightning Protection System.b. Perencanaan SistemSistem peredam petir direncanaan sedemikian rupa sehingga dapat mengamankan bahaya terhadap bangunan, yang diakibatkan sambaran petir.Sistem peredam petir yang direncanakan terdiri dari Air terminal (Head), Kabel penyalur petir (Down Conductor) serta terminal pentanahan (Grounding). Peredam petir yang direncanakan adalah type Early Streamer Emission dengan system perlindungan dengan metode Benjamin Fraklin dengan asumsi tingkat sambaran rata-rata25KA, dengan sudut perlindungan 30 derajat dan dengan radius perlindungan 100 m.Terminal Pentanahan (Earth Terminal) dengan tahanan pentanahan2-5 Ohm.c. Sistem Pentanahan.1. Metode pentanahan yang digunakan adalah kombinasi TNC- TNS.2. Guna menghindari perbedaaan Tegangan antar peralatan listrik, terutama pada saat adanya Transient Tegangan atau Voltage Drop, maka seluruh peralatan listrik yang bersifat konduktif akanditanahkan secara elektrik. A.6.3.3 ELEKTRONIKA, KENDALI DAN TELEKOMUNIKASI TERDIRI DARI : FIRE ALARM (Instalasi Deteksi Terhadap Kebakaran)a. Standar dan Peraturan.Sistem pengideraan dan alarm kebakaran berpedoman pada standar/peraturan :1. SNI no. 03-3985 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.2. NFPA 72 : National Fire Alarm Code ( USA).3. Perda DKI no.3 tahun 1975, Penanggulangan Bahaya Kebakaran.4. Departemen Pekerjaan Umum 1987, Panduan system deteksi dan alarm kebakaran.b. Sistem Peralatan yang digunakan.Sistem Penginderaan dan Alarm kebakaran yang direncanakan Sistem Semi Addresible yang akan mendeteksi setiap terjadi kebakaran dengan membunyikan tanda peringatan alarm setelah menerima sinyal dari detector, manual Call Point. Peralatan yang dibutuhkan antara lain :1. Master Control Fire Alarm ,dengan fasilitas sebagai berikut : Memantau kejadian pada daerah yang dilindungi. Mendeteksi adanya alarm palsu. Mengatur bekerjanya Pressurized Fan. Pengatur pemutusan aliran listrik secara zoning. Memantau aliran air dalam pipa Sprinkler head, serta bekerjanyaFire detector, Manual Call Point, Bell dan Indicator Lamp. Mengatur bekerjanya Pompa Hydran Kebakaran. Memberikan sinyal ke system control Lift.Sistem yang dimaksudkan untuk menyebarkan maupun mengulagi semua informasi yang terdapat pada Master Control Fire Alarm (MCFA)ketempat-tempat yang strategis seperti office, lobby utama, ruang kontrol dan pos keamanan pada saat bersamaan serta utilitas lainnya serta hubungan ke Pos DPK terdekat.2. Transfonder3. I / O Modul4. Annunsiator5. Detector ( ROR dan Smoke) Smoke Detector ( Detector Asap).Heat Detector ( Detector Panas ) dari tipe kombinasi antara Rate OfRise Temperatur dengan Fixed Temperatur.6. Manual Call Point ditempatkan pada pintu-pintu evakuasi.7. Lampu Indicator, Sirine (Bell) serta Fireman. A.6.3.4 SISTEM TATA SUARAa. Standar dan PeraturanSistem tata suara merupakan salah satu sarana penyampaian informasi melalui peralatan elektronik dan teknik akustik. Dengan Standar / Katalog referensi dari produk system tata suara seperti :1. Standar Nasional Indonesia, Pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai instalasi Tata Suara2. Philips (Bosch) Public Address System.3. TOA, Design of Public Address System.4. National Quality of Sound System Technical Informationb. Perencanaan Sistem Tata Suara.Sistem tata suara secara umum dibagi dalam tiga penggunaan utama yaitu :1. Untuk public address (play back, back ground music) berupa pengumuman dan music dalam waktu kerja.2. Untuk car calling : pemanggilan terhadap penunggu kendaraan yang berada di ruang parkir.3. Untuk Profesional System, khusus untuk Ruang Serbaguna.Peralatan yang digunakan, antara lain : Mixer, Amplifier, Aqualizer, Speaker, Horn Speaker, Emegency Call, DVD player, Mic.C. Distribusi Intensitas Suara ( DB ).Sistem tingkat intensitas suara yang direncanakan sebgai berikut : Lokasi Intensitas suara1. Ruang Kepala Instansi : 70 80 DB2. Ruang Sarana kesehatan : 70 80 DB3. Ruang Administrasi : 70 80 DB4. Ruang Tunggu : 60 DB5. Ruang Penunjang : 100 DB6. Areal Parkir dan Halaman : 90 00 DBDistribusi pemasangan loud speaker dalam ruangan dilakukan dengan cara memasang loud speaker dalam ruangan yang berdaya relatif kecil dari plafond.Jarak penempatan lound speaker dapat ditentukan dengan formula D= 2 h tangen 0 (meter) dimana : Tinggi Plafond Jarak Speaker Luas< 2,5 m2,5 - 4,5 m4,5 - 15 m 5 m6 m9 m 21 m236 m284 m2Asumsi 1 (satu) Back ground Music System (BMS) 36 m2A.6.3.5 SISTEM TELEPONa. Dasar-Dasar Peraturan yang dipakai1. UU No.32 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan PP No. 52/2000 TentangTelekomunikasi Indonesia.2. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai instalasi telekomunikasi.3. Standar NEC.4. Standar dan peraturan Direktorat Jendral Telekomunikasi.b. Perencanaan SistemMenggunakan Sistem Central PABX berfungsi untuk komunikasi internal dan eksternal. Sistem dengan melalui operator dan tanpa operator.1. Dasar perencanaana. Jumlah extention yang direncanakan.b. Pemanggilan rata-rata pada jam sibuk 3 kali/hari.c. Jarak pembicaraan per panggilan rata-rata 3 menit. d. Lamanya jam sibuk 3 jam.2. Perhitungan jumlah Trunk Line.Metode perhitungan dalam dilakukan dengan system Rumus Erlang.n . hE = -------- ERL TDimana : n = Jumlah panggilan.hT == Lamanya pembicaraan.Jumlah jam sibuk.E = Traffic erlang.c. Distribusi jaringan telepon.1. Pengkabelan dari door junction box ke kontak pembagi utama MDF, dan dariMDF ke IDF mengunakan under ground cable yang ditamam dalam tanah.2. Pengkabelan dari MDF ke terminal Box menggunakan Indoor Cable multy pair dipasang secara vertical didalam shaff. 3. Dari Terminal Box kemasing-masing outlet mengunakan kabel single pair didalam conduit diatas rak kabel.d. Peralatan yang Diperlukan, antara lain :1. Central PABX2. Billing System3. Personal Komputer4. MDF5. Terminal Box.6. Hanset Telepon.7. Outlet Telepon8. Kabel ITC 1 pair ( 2x0,6mm2)A.6.3.6 CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV).Sistem CCTV ini dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan cara mengamati kegiatan operasi dalam gedung, baik pengunjung maupun karyawan melalui Video camera, hasil gambar dapat diamati melalui monitor (layer televise. Peralatan utama system CCTV terdiri dari :1. Standar dan Peraturan Instalasi. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai instalasi yang dirancang. Standar acuan yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan CCTV danSecurity.2. Peralatan utama CCTV Camera Monitor Switcher Alarm programmed Sequential Switcher Pan & Tilt Head Pan & Tilt Head Control Zoom lens Control Zoom Time lapce video cassette recordera. CameraCamera merupakan suatu alat pengamat dari system CCTV yang dilengkapi dengan lensa. Melalui camera, gambar dari lokasi yang diamati dapat dilihat pada monitor melalui instalasi kabel video.b. MonitorMonitor alat yang mentralisasi isyarat elektronik yang dikirim oleh camera pada layer monitor. c. SwitcherSwitcher dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih camera nonitor, sehingga pengamat dapat melihat hasil gambarpengamatan pada lokasi yang dipasang camera kelayar monitor, posisi camera yang tidak diamati dapat di by pas tampa merubah urutan pengaman maupun intervalwaktu.d. Alarm Program Sequential SwitcherSwitcher ini bekerja sama seperti sequential switcher dilengkapi dengan fasilitas yang dihubungkan ke kontak fire alarm. Apabila isyarat alarm diterima maka secara otomatis akan menampilkan gambar lokasi yang terjadi alarm pada layer monitor dan akan memutus urutan pengamatan pada swither yang telah deprogram sebelumnya.e. Automatic Looping Sequential SwitcherSystem ini dilengkapi dengan fasilitas terminal yang dapat dihubungkan ke switcher lain pada lokasi yang berbeda dan dapat bekerja tidak saling berhubungan.f. ScannerAlat ini berfungsi untuk menggerakkan camera secara horizontal, scanner harus dilengkapi alat untuk mengontrol scanner sesuai keinginan operator.g. Pan & Tilt Head.Alat ini berfungsi untuk menggerakkan camera secara horizontal maupun vertical.h. Zoom LensAlat ini juga dilengkapi dengan Zone untuk menghasilkan gamabar yang diiginkan.i. Time Lapce Video RecorderAlat ini digunakan untuk merekam hasil gambar dari video camera secara manual atau otoyic dapat merekam lokasi yang terjadi gangguan. A.6.3.7 SISTEM INSTALASI KABEL DATA.a. Dasar-Dasar Peraturan yang dipakai1. Peraturan yang ditentukan oleh Pabrik2. PUIL 2000.3. Spesifikasi teknis standar Peralatan.b. Perencanaan Sistem1. Dasar perencanaana. Jumlah Oulet yang direncanakan.b. Sistem jaringan yang akan digunakan. Jaringan Convensioanal dengan kabel UTP cat 6. Jaringan mengunakan Serat Optic dan kabel UTP cat.6. c. Methode Network (LAN).2. Peralatan yang digunakan. a. Server Internet.b. HUB Switch.c. FO Patch Panel. d. F.D. Muxe. LAN Switch. f. Modem.g. Router.h. Fire Wall. i. Internetj.c. Distribusi jaringan Kabel Data.1. Pengkabelan dari FO Patch Panel ke masing-masing Switch Hub dengan menggunakan kabel Feeber Optik (FO 4 Core Multi Mode, 50/125um).2. Pengkabelan dari Switch Hub mengunakan kabel UTP Cat 6.A.6.3.8 SISTEM ACCES CONTROL DAN SECURITYMeliputi :1. Aces Card Control.2. Reader Interface Modul3. Finger Print4. In & Out reader5. Electronic door lock6. Release Push ButtonSistem ini dapat juga untuk di Sinkron dengan Security System dari padaBank terdiri dari :1. Control Panel2. Passive Infra red non microwave3. Door Contact 4. Money Clip5. Foot rail / Kick Bar6. Key Pad7. Hold Up Switch ( Push Button )8. Strobo Ligth9. SireneA.6.3.9 PROFESSIONAL SYSTEMProfessional System, terdiri dari :1. Mixer2. Equalizer3. Croscover4. Power Amplifier5. Speaker6. DVD Player7. Wireless ( Mic )Professional System biasanya digunakan untuk pesta perkawinan, sholat jumat dan seminar..A.7. KONSEP PERENCANAAN PEMELIHARAAN- Sistem Peralatan PemeliharaanDengan bangunan ketinggian 5 lantai, untuk merawat gedung yang memakai clading dan dianjurkan memakai tangga hydrolic, bangunan gedung untuk perawatan.- Sistem Pemeliharaan Luar dan Dalam a. Pemeliharaan Ruang Luar :- Untuk lanscape dipelihara/dirawat secara mingguan dengan pemotongan tanaman untuk keasrian gedung.- Untuk bangunan luar dirawat / dipelihara dengan cara membersihkan / dilap memakai bantuan tangga hydrolicb. Pemeliharaan DalamPembersihan rutin setiap hari.- Sistem Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal a. Pemeliharaan HarianMembersihkan seluruh peralatan mekanikal dan elektrikal yang sering kena debu.b. Pemeliharaan Mingguan- Mengecek segala kekurangan atau kerusakan yang terjadi terhadap peralatan mekanikal/elektrikal misalnya kebocoran plumbing, AC tidak dingin- Memperbaiki kerusakan yang diatas. c. Pemeliharaan Bulanan - Mengecek segala kekurangan atau kerusakan yang terjadi terhadap peralatan mekanikal dan elektrikal terutama panel listrik, AC, genset dan Hydrant.- Mengadakan pengetesan setiap bulan terhadap genset, hydrant apabila masih berfungsi.- Mengadakan perbaikan apabila terdapat kerusakan terhadap peralatan tersebut diatas.A.8. KONSEPSI DESAIN INTERIOR- Maksud Dan TujuanMemecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan fungsi dan kualitas dari lingkungan interior ruang pelayanan serta sarana pelengkapnya dengan tujuan menciptakan kualitas ruangan yang memberikan perlindungan kesehatan, keselamatan serta kenyamanan dari ruangan yang akan diciptakan, sehingga menunjang ter