Upload
jesica-olivia
View
82
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penyerap Sinar Sang Surya Sebagai Energi Aternatif untuk Sahabat Kecil Desa Monggak di Pulau Terluar dan Terdepan
Citation preview
KARYA TULIS ILMIAH
MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL 2013
PENYERAP SINAR SANG SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
UNTUK SAHABAT KECIL DESA MONGGAK
DI PULAU TERLUAR DAN TERDEPAN
OLEH:
JESSICA OLIFIA
NIM. 3111101039
POLITEKNIK NEGERI BATAM
PARKWAY STREET BATAM CENTRE
BATAM
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “PENYERAP SINAR
SANG SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK SAHABAT
KECIL DESA MONGGAK DI PULAU TERLUAR DAN TERDEPAN” . Karya
tulis ini dibuat untuk menuhi salah satu syarat dalam mengikuti pemilihan
Mahasiswa Berprestasi (Mawapres). Shalawat serta salam tak lupa penulis
hadiahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang karenanya
manusia pada zaman sekarang dapat menikmati perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang luar biasa.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang berperan besar
dalam pembuatan tulisan ini, yaitu:
1. Orang tua penulis yang selalu memberikan doa serta dukungannya kepada
penulis.
2. Bapak Kamarudin, ST selaku dosen pembimbing dalam pembuatan tulisan
ini.
3. Dosen-dosen yang turut membantu dalam memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk tulisan ini.
4. Beberapa pihak lain yang juga berperan dalam penyusunan tulisan ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih mempunyai banyak kekurangan dan
kesalahan. Karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk lebih menyempurnakan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Batam, 19 April 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan ……………………………………………….. i
Kata Pengantar ……………………………………………………… ii
Daftar isi …………………………………………………………...... iii
Daftar Gambar ………………………………………………………. vi
Daftar Tabel …………………………………………………………. v
Daftar Lampiran ……………………………………………………. vi
Ringkasan …………………………………………………………… vii
Pendahuluan ………………………………………………………… 1
I.1 Latar Belakang ……………………………………… 1
I.2 Rumusan Masalah …………………………………... 2
I.3 Uraian singkat gagasan ……………………………… 2
I.4 Tujuan dan Manfaat ………………………………… 2
Telaah Pustaka ……………………………………………………… 4
Metode Penulisan …………………………………………………… 8
Analisis dan Sintesis ………………………………………………... 9
IV.1 Analisis Kebutuhan …………………………………… 9
IV. 2 Laporan Hasil Pemasangan Panel Surya …………….. 11
dari September 2012- April 2013
Simpulan dan Rekomendasi ………………………………………... 13
Daftar Pustaka ………………………………………………………. 15
Lampiran ……………………………………………………………. 16
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar I.1 Solar panels ……………………………………………….. 4
Gambar I.2 Solar charge controller ……………………………… 4
Gambar I.3 Baterai/aki ……………………………………………. 5
Gambar I.4 Inventer ………………………………………………. 6
Gambar I.5 Alur kerja/prinsip kerja Panel Surya …………………. 6
Gambar I.6 Penambahan unsur lain ke dalam semikonduktor ……. 7
Gambar I.7 Jarak dari Politeknik N. Batam ke desa Monggak ……. 9
Gambar I.8 Panel surya yang telah dipasang di samping sekolah …. 11
iv
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Harga barang yang dibutuhkan untuk memasang panel surya ... 11
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Pemasangan Panel Surya di Sekolah Monggak …… .….. 15
vi
RINGKASAN
Indonesia merupakan Negera kepulauan terbesar di dunia. Terdiri dari 17.506
pulau, 5.705 pulau yang tak bernama dan 11.801 pulau yang bernama (Dishidros,
2001) [4]. Batam merupakan salah satu pulau di Indonesia. Batam merupakan
daerah perdagangan dan perindustrian yang sangat penting, karena merupakan
salah satu daerah FTZ (Free Trade Zone)-nya Indonesia. Selain itu, Batam juga
terletak sangat dekat dengan Negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.
Hal ini menjadikan Batam juga merupakan wilayah perbatasan Negara, atau salah
satu pulau terluar dan terdepan Indonesia.
Walaupun kemajuan teknologi dan infrastruktur di pulau Batam sudah cukup
memadai. Namun masih banyak terdapat daerah hinterland di Batam, salah
satunya desa Monggak kelurahan Rempang Cate kecamatan Galang, kota Batam.
Pembangunan yang telah dilakukan di sana masih minim. Akibatnya, banyak
daerah pesisir di pulau yang merupakan salah pulau terluar dan terdepan tersebut
yang keadaannya memprihatinkan, jauh dari fasilitas publik yang sangat
dibutuhkan, seperti listrik, air bersih, infrastruktur sosial, infrastruktur pendidikan
dan tenaga pengajar dan juga kesehatan serta sarana transportasi. Hal ini
disebabkan karena faktor lokasi daerah pesisir tersebut yang cukup jauh dari kota
Batam.
Masalah yang paling vital adalah ketersediaan energi listrik yang sangat kurang,
bahkan langka. Masalah ini jugalah yang dihadapi oleh masyarakat desa
Monggak. Masyarakat desa ini hanya memanfaatkan genset sebagai sumber utama
energi listrik mereka. Pemakaian genset ini selain menimbulkan polusi suara dan
udara, juga menguras uang masyarakat, karena biaya pemakaiannya yang mahal.
Warga harus mengeluarkan uang minimal Rp 5.000/harinya untuk membayar
energi listrik yang hanya tersedia dari pukul 18.00 hingga pukul 22.00. Dengan
biaya sebesar itu, warga hanya dapat menghidupkan beberapa lampu selama
kurang lebih hanya 4 jam. Itupun tidak bisa dihidupkan semua sekaligus.
vii
Terdapat dua sekolah di desa Monggak yaitu Sekolah Dasar Negeri 007 dan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 039 . Dua sekolah ini juga belum mempunyai
sumber energi listrik yang memadai. Hal ini berdampak langsung kepada aktivitas
belajar mengajar. Siswa-siswi tersebut tidak dapat menikmati pelajaran praktikum
Teknologi Informasi menggunakan komputer karena keterbatasan energi listrik
untuk mengoperasikan komputer tersebut. Alhasil pengetahuan siswa akan
teknologi dan dunia luar melalui internet pun menjadi sangat sedikit.
Kekurangan pasokan energi listrik di desa Monggak dapat diatasi dengan
penggunaan energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang cocok digunakan di
daerah ini adalah panel surya (Solar cell). Untuk tahap awal, panel surya
diletakkan di sekolah, hal ini untuk membantu kegiatan operasional dan
administrasi sekolah berjalan dengan baik. Pemakaian panel surya tersebut
sebagai energi alternatif akan dapat lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses belajar mengajar di sekolah, mempermudah siswa-siswi daerah pesisir
Monggak untuk lebih mengenal teknologi dan dunia luar melalui TV atau internet,
dan berbagai manfaat lainnya. Secara tidak langsung, dengan meningkatnya
pengetahuan siswa-siswi tersebut diharapkan juga dapat membantu
pengembangan desa mereka, dapat bersaing dengan siswa-siswi yang bersekolah
di kota atau bahkan di Negara tetangga serta akhirnya dapat meningkatan taraf
hidup keluarga mereka menjadi lebih baik lagi ke depannya.
SUMMARY
Indonesia is the largest archipelago in the world. It has 17.506 islands, 5.705 of
them are named and 11.901 are still unnamed (Dishidros, 2001). Batam is one of
the islands in Indonesia. Batam is an important industrial and commercial area
because it is one of FTZ (Free trade Zone) of Indonesia. Moreover, Batam is also
located near neighbor countries like Singapore and Malaysia. This condition
makes Batam become a country’s border since it is one of the outer islands.
Therefore, Batam is expected to give more income for the country.
Batam’s area includes three main islands, Batam-Rempang-Galang ( which is then
well known with Barelang) and Batam is the main island. It has advance
technology and infrastructure. It just needs some more improvement to be able to
compete with neighbor countries. However, in hinterland like Rempang and
Galang, there are still limited developments done. As the result, many coastal area
in the islands, that is one of foremost and outermost islands, in unorganized and
inadequate condition. The facilities are still far away from enough for the
communities, such as the facilities of electricity,clean water, social infrastructure,
educational infrastructure and teaching staff as well as health and transport. In
other words, Rempang and galang are far left behind in any aspects of life
compared to Batam.
However, the most vital problem in the hinter lands is the availability of electrical
energy. This causes many bad effects to various aspects of life in the
community.For example problem faced by rural communities in Monggak, the
coastal districts in Galang island. This society rely their electrical needs on
generator as their main source of electrical energy. The generator does not only
produce noise and air pollution but also takes a lot of communities’ money
because of the expensive cost of using it. Community should spend at least Rp
5.000/day to pay for electrical energy that is only available from 6 PM to 10 PM.
In addition, there are two schools in Monggak, state elementary school number
007 and state junior high school number 039. The unavailability of an adequate
supply of electrical energy in this village has also gives direct impact to learning
and teaching activities at those schools. The Students cannot get information
technology subject like operating computers because of limited electrical energy
available to operate them. Therefore, the students rarely have good knowledge
about technology and world via internet. The Limited supply of electrical energy
in Monggak actually can be overcome by using alternative energy, for example
solar panel (solar cell). The high intensity of sunlight in this village makes solar
panel can work well as an alternative energy replacing generator. For initial step,
solar panel can be placed at schools. It is to assist administrative and operational
of the schools. Moreover, the students have access to learn more, in particular for
subjects that required electrical energy such as computing. In addition, teachers
also can do their job better. This alternative energy can improve the efficiency and
effectiveness of learning-teaching process at those schools. Furthermore, by
increasing the knowledge of students are also expected to help the development of
their village, to be able to compete with students studying in city or neighbor
countries, and to improve their families living standards.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negera kepulauan terbesar di dunia. Terdiri dari 17.506
pulau, 5.705 pulau yang tak bernama dan 11. 801 pulau yang bernama (Dishidros,
2001) [4]. Kondisi alam Indonesia yang seperti ini menjadikan Indonesia banyak
memiliki daerah-daerah pesisir yang kehidupan masyarakatnya sangat terisolir
dilihat dari berbagai aspek. Tak jarang daerah pesisir tersebut merupakan daerah
pulau terluar dan terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara
lain.
Salah satu daerah pesisir (terluar dan tredepan) tersebut adalah desa Monggak
yang terletak di kelurahan Rempang Cate kecamatan Galang, pulau Galang yang
masih merupakan gugusan pulau Batam-Rempang-Galang (Barelang). Namun
sayangnya, desa yang berjarak kurang lebih 63 km dari Politeknik Negeri Batam
ini belum dialiri listrik PLN. Sebenarnya, banyak masalah infrastruktur yang
kurang di desa Monggak ini, tetapi masalah yang paling vital adalah kurangnya
pasokan energi listrik. Kegitan belajar mengajar di sekolah yang terdapat di desa
ini juga terganggu karena kurangnya energi listrik. Akibatnya, anak-anak belum
dapat merasakan fasilitas yang memadai seperti yang ada pada sekolah-sekolah di
kota.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan dan mengembangkan proses belajar mengajar
di sekolah desa Monggak menjadi lebih baik, energi alternatif penghasil listrik
dengan menggunakan panel surya (solar cell) sangat tepat untuk mengatasi
masalah kurangnya energi listrik di desa Monggak ini, khususnya di sekolah
Dasar 007 dan Sekolah Menengah Pertama 039 yang ada disana. Selain itu, letak
desa Monggak yang cukup jauh dari kota juga sehingga PLN sulit menjangkau
desa ini untuk menyalurkan energi listrik, sehingga sinar matahari yang selalu
menyinari desa ini dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik yang bebas
polusi dan aman serta mudah didapat dan tidak akan habis persediaannya di alam.
1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan tersebut diatas, maka dapat muncul
beberapa pertanyaan :
1. Bagaimana mengatasi keadaan masyarakat desa monggak yang kekurangan
pasokan listrik ?
2. Energi alternatif apa yang tepat dan mungkin untuk digunakan dalam
mengatasi kekurangan energi listrik di desa Monggak ?
I.3 Uraian Singkat Mengenai Gagasan Kreatif yang Ingin disampaikan
Desa Monggak yang letaknya 63 km dari kota Batam menyebabkan kampung ini
tidak dapat dialiri listrik oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara). Namun, listrik
merupakan kebutuhan yang sangat vital karena berpengaruh terhadap setiap aspek
kehidupan di desa tersebut, sehingga dibutuhkan energi alternatif penghasil energi
listrik yang dapat mengatasi masalah ini. Panel surya (solar cell) sangat tepat
untuk dijadikan energi alternatif yang bersumber dari sinar matahari yang tidak
akan pernah habis tersedia di alam. Perawatannya juga tidak terlalu sulit, energi
yang dihasilkan juga cukup untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik desa
kecil seperti desa Monggak tersebut.
I.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk membantu mengatasi kekurangan
energi listrik di desa Monggak, khususnya untuk sekolah yang ada di desa tersebut
dengan energi alternatif terbarukan. Manfaat yang diharapkan dari pemasangan
panel surya ini adalah dapat membantu jalannya berbagai sektor kehidupan di
desa ini berjalan dengan lebih baik lagi, khususnya sektor pendidikan. Anak-anak
desa Monggak dapat memperoleh fasilitas pendidikan yang lebih baik, sehingga
dapat meningkatkan daya saingnya dengan anak-anak yang bersekolah di kota,
bahkan dapat juga bersaing dengan anak-anak negeri tetangga.
2
Terlebih lagi energi alternatif ini terbukti efektif digunakan pada desa Monggak,
maka akan lebih baik jika model energi alternatif ini juga digunakan di daerah
pesisir lainnya sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan listrik
masyarakat pesisir. Dengan begitu, masyarakat pesisir dapat menikmati indahnya
malam yang terang dengan lampu-lampu yang dapat menyala karenanya. Selain
itu, dapat mengembangkan kehidupan masyarakat pesisir yang terlebih lagi berada
di pulau terluar dan terdepan menjadi lebih baik lagi di segala aspek kehidupan
dengan kecukupan energi listrik yang mereka rasakan.
3
BAB II TELAAH PUSTAKA
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS) terdiri dari:
1. Panel surya
Sel silikon (di dalam solar cells atau sel surya) yang ada di panel surya (solar
panel) disinari matahari/surya, membuat photon bergerak menuju elektron dan
menghasilkan arus dan tegangan listrik. Sebuah sel surya menghasilkan kurang
lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang
lebih 36 sel surya (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).[5]
Gambar I.1 : Solar panels
2. Solar charge controller
Arus dan tegangan yang dihasilkan oleh panel surya dialirkan melalui kabel
ke solar charge controller. Fungsi charge controller adalah untuk mengatur
pengaturan pengisian baterai. [5]
Gambar I.2 : Solar charge controller
4
3. Baterai
Baterai digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan dari panel surya yang
dialirkan ke baterai melalui solar charge controller. [5] Baterai merupakan sebuah
sel atau elemen sekunder dan merupakan sumber arus listrik searah yang dapat
mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai termasuk elemen
elektrokimia yang dapat mempengaruhi zat pereaksinya, sehingga disebut elemen
sekunder. Kutub positif baterai menggunakan lempeng oksida dan kutub
negatifnya menggunakan lempeng timbal sedangkan larutan elektrolitnya adalah
larutan asam sulfat.
Ketika baterai dipakai, terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan endapan pada
anode (reduksi) dan katode (oksidasi). Akibatnya, dalam waktu tertentu antara
anode dan katode tidak ada beda potensial, artinya baterai menjadi kosong.
Supaya baterai dapat dipakai lagi, harus diisi dengan cara mengalirkan arus listrik
kearah yang berlawanan dengan arus listrik yang dikeluarkan baterai itu. Ketika
baterai diisi akan terjadi pengumpulan muatan listrik. Pengumpulan jumlah
muatan listrik dinyatakan dalam amper jam disebut tenaga baterai. Pada
kenyataannya, pemakaian baterai tidak dapat mengeluarkan seluruh energi yang
tersimpan baterai itu. Oleh karenanya, baterai mempunyai rendemen atau efisiensi
[7]
Gambar I.3 : Baterai/aki
4. Inverter.
Inverter, diperlukan apabila kita menggunakan perangkat Alternating Current
(AC). Inverter adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan
5
searah (DC - direct current) dari baterai menjadi tegangan bolak balik (AC -
alternating current). [5]
Gambar I.4 : Inverter
Gambar I.5 : Alur kerja/prinsip kerja Panel Surya
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa
semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni
jenis n dan jenis p. [1]
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan
elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan
6
semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p =
positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur
lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor
tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini. [1]
Gambar I.6 : Penambahan unsur lain ke dalam semikonduktor
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk
meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik
dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan
semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama.
Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun
panas dari sebuah semikoduktor. [1]
Penggunaan pertama panel surya untuk kepentingan masyarakat secara langsung
adalah di Americus, sebuah kawasan pedesaan dan kota kecil yang terisolir di
negara bagian Georgia. Pembangkit listrik tersebut digunakan untuk sumber
energi bagi sistem relai telepon setempat. Program tersebut sukses dan berjalan
lancar selama bertahun-tahun. [6]
Pemanfaatan sumber energi alternatif dengan panel surya, dilakukan sejumlah
petani di Yogyakarta, untuk memanfaatkan sinar matahari menjadi sumber tenaga
listrik bagi penggerak aerator. [3]
7
BAB III METODE PENULISAN
Dalam menulis karya tulis ini, penulis mengumpulkan data dengan beberapa
metode, di antaranya metode observasi lapangan dengan mendatangi langsung
desa Monggak tepatnya Sekolah Menengah Negeri 39 di mana panel surya (solar
cell) tersebut dipasang. Selain itu, penulis juga menggunakan metode tinjauan
pustaka dengan mencari data, informasi, dan fakta dari beberapa halaman website
di internet. Setelah semua data yang diperlukan terkumpul dengan baik, barulah
penulis mengolah data tersebut dengan memilah-milah data atau informasi yang
layak dipakai untuk memperkuat pernyataan atau opini penulis serta untuk
memperkuat konten dari karya tulis ini pada setiap bagiannya. Setelah itu, penulis
merumuskan analisis masalah dan sintesis yang dilakukan untuk memecahkan
masalah tersebut. Pada karya tulis ini, penulis memeparkan keadaan kampung
Monggak, khususnya Sekolah Dasar Negeri 007 dan Sekolah Menengah Pertama
Negeri 039 yang ada di sana yang belum teraliri listrik PLN. Kemudian penulis
memaparkan dampak yang terjadi baik yang dirasakan oleh sekolah tersebut
maupun warga sekitar ketika panel surya (solar cell) sebagai energi alternatif
penghasil energi listrik telah dipasang di sekolah tersebut. Ketika analisis dan
sintesis telah selesai dibuat, penulis menyimpulkan dari seluruh bagian karya tulis
ini, apa yang menjadi pokok masalah, solusi dan hasil yang didapat dari
pelaksanaan solusi tersebut. Pada akhirnya, barulah penulis menyatakan saran atau
rekomendasi apa yang patut dilakukan untuk membuat program penggunaan panel
surya (solar cell) sebagai energi alternatif penghasil energi listrik didaerah pesisir
dapat dikembangkan lagi, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi banyak
masyarakat daerah pesisir, khususnya desa Monggak.
8
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
IV.1 Analisis Kebutuhan
Pemasangan panel surya (solar cell) di desa Monggak tersebut, pada tahap awal
hanya untuk sekolah saja, tepatnya di SDN 007 dan SMPN 39 Monggak. Keadaan
kegiatan kesiswaan, kegiatan administratif sekolah dan juga proses belajar
mengajar pada sekolah ini sebelum digunakannya panel surya sebagai sumber
energi listrik alternatif, sangat memprihatinkan dan jauh dari kata layak untuk
dikatakan sebagai sekolah dengan fasilitas yang memadai.
Gambar I.7 Jarak dari Politeknik Negeri Batam ke desa Monggak
Melihat hal ini, Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) Politeknik Negeri Batam
berinisiatif untuk mengatasi masalah ketidaktersedianya energi listrik yang
memadai di SDN 007 dan SMPN 39 Monggak. Dalam rangka melaksanakan
program desa binaan dari Dirjen Pendidikan Tinggi(Dikti), BEM Politeknik
Negeri Batam memberikan bantuan panel surya (solar cell) sebagai sumber energi
listrik alternatif bagi SMPN 39 Monggak.
9
Adapun rincian kebutuhan daya listrik yang diperlukan oleh SDN 007 dan SMP N
39 Monggak, antara lain :
1. 3 Buah PC (150 Watt) = 2 Jam sehari
= (150 Watt x 2 Jam) x 3 = 900 Watt jam
2. 10 buah lampu (10 Watt)
4 lampu teras dengan lama nyala 12 Jam sehari (dari sore hingga pagi hari)
= (10 Watt x 12 Jam) x 4 = 480 Watt jam
6 lampu dalam ruang kelas, ruang kepala sekolah dan ruang guru dengan lama
nyala sekitar 2 jam sehari hanya pada saat-saat gelap di siang hari saja.
= (10 Watt x 2 jam) x 6 = 120 Watt jam
3. 2 buah kipas angin (75 Watt) = 4 Jam sehari
= (75 Watt x 4 Jam) x 2 = 600 Watt jam
4.Total daya pemakaian = 900 Watt jam + 600 Watt jam + 600 Watt jam = 2.100
Watt jam
Untuk memenuhi kebutuhan daya tersebut. Jika kita memiliki 4 buah panel surya
100 Wp / 12 V. Maka per jam daya yang dihasilkan adalah = 4 x 100 Wp = 400
Wp. Arus keluaran dari tiap panel surya adalah = 100 Wp / 12 V = 8, 33 A (Arus
maksimum yang dapat dihasilkan) dan keseluruhan arusnya adalah = 4 x 8,33 A =
33,32 A. Jadi solar charger controller-nya dengan spesifikasi 12 V dan arus >=
40 A. Dengan Baterai / aki (12V /100 Ah) 2 buah maka daya yang dapat disimpan
= (12V x 100A) x 2 = 2.400 Watt. Lama pengisian baterai = 2.400 Watt / 400 Wp
= 6 Jam penyinaran / pengisian. Inverter yang digunakan 2500 Watt berdasarkan
daya maksimum yang dihasilkan panel surya yaitu 100 wp x 4 x 6 jam pengisian
= 2400 wp.
10
Tabel I.1 Harga barang yang dibutuhkan untuk memasang panel surya
No. Nama Barang Kuantitas Harga/Unit Total
1 Panel Surya (100 Wp) –
Poly 4 Unit Rp 2.350.000,- Rp 9.400.000,-
2 Solar Charge Controller
(12 V/50 A) 2 unit Rp.1.100.000,- Rp 2.200.000,-
3 Baterai (12 V / 100 Ah) 2 unit Rp 850.000,- Rp 1.700.000,-
4 Inverter 2500 Watt 2 Unit Rp 2.183.000,- Rp 4.366.000,-
5 Kabel isi tunggal 2 mm 3 roll Rp 250.000,- Rp 750.000,-
6 Tiang Besi 2x6 meter - Rp 1.000.000,-
7 Lampu 10 Buah Rp 35.000,- Rp 350.000,-
Total Rp 19.766.000,-
IV. 2 Laporan Hasil Pemasangan Panel Surya dari September 2012- April 2013
Gambar I.8 Panel surya yang telah dipasang di samping sekolah
Panel surya tersebut dapat memenuhi kebutuhan energi listrik SMPN 39 setiap
harinya. Ketersediaan energi listrik yang cukup sangat membantu jalannya
kegiatan-kegiatan di sekolah dengan baik. Pihak sekolah juga sangat terbantu
dengan adanya energi alternatif panel surya ini. Keadaan sekolah yang dulunya
tanpa energi listrik yang cukup sangat memprihatinkan dengan segala
keterbatasan yang ada, dapat sedikit diperbaiki dengan dipasangnya solar panel
11
ini. Setelah adanya panel surya tersebut, 3 unit komputer dapat dioperasikan,
sehingga para siswa bisa mendapatkan pelajaran teknologi informasi secara
praktik walaupun satu komputer masih harus digunakan oleh 6 orang anak. Tetapi,
itu sudah cukup untuk memberikan sedikit informasi tentang teknologi informasi
khususnya cara-cara dasar dalam mengoperasikan komputer. Selain itu, pihak
sekolah tidak perlu lagi susah payah mengeluarkan banyak biaya untuk
mengoperasikan genset yang sudah tua dan sering rusak. Para guru juga sudah
bisa mengerjakan pekerjaan administratif sekolah di kantor guru, karena sudah
ada satu komputer yang sudah dapat dioperasikan untuk mengelola tata usaha
sekolah.
Dampak positif juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar, dengan tersedianya
listrik pada siang hari di sekolah, masyarakat terkadang bisa menumpang untuk
memfotocopy dokumen-dokumen penting mereka. Selain itu, mereka juga bisa
menitipkan telepon seluler mereka untuk dicharge di sekolah pada siang hari.
Secara tidak langsung, masyarakat juga diuntungkan karena anak-anak mereka
yang bersekolah di SMPN 39 tersebut mendapat pendidikan yang lebih layak lagi
dengan adanya pembangkit listrik tenaga panel surya tersebut. Selain di SMPN
39, energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya tersebut juga dialirkan ke SDN
007 yang berada tidak jauh dari SMP tersebut. Sehingga, berkat digunakannya
panel surya ini, dapat membantu memenuhi kebutuhan energi listrik dua sekolah
sekaligus.
12
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
V.1 Kesimpulan
Desa Monggak merupakan salah satu daerah pesisir yang terletak di pulau terluar
dan terdepan yaitu Galang. Desa ini mengalami krisis fasilitas public, terutama
listrik yang mencukupi. Di desa ini terdapat 2 sekolah, SMP N 39 dan SD Negeri
007. Kedua sekolah ini juga tidak memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk
menyalakan peralatan elektronik yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar
mengajar. Kekurangan energi listrik menyebabkan sekolah kesulitan menyediakan
fasilitas tersebut. Karena itu, penghasil energi listrik alternatif harus diterapkan
pada desa Monggak ini untuk mengatasi masalah kelangkaan energi listrik
tersebut.
Panel surya sangat tepat digunakan sebagai sumber energi alternatif bagi desa
Monggak yang merupakan daerah terluar dan terdepan yang jauh dari fasilitas
listrik Negara. Dengan berinvestasi sekitar Rp 20.000.000, seperangkat panel
surya sudah dapat dipasang sebagai penghasil energi listrik alternatif di sekolah.
Setelah panel surya tersebut terpasang di sekolah, kebutuhan listrik untuk kegiatan
operasional, administrasi dan belajar mengajar sekolah dapat terpenuhi dengan
cukup sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan lebih baik. Para siswa sudah
dapat menikmati pelajaran praktek komputer dengan baik dan dapat menikmati
fasilitas sekolah yang memerlukan listrik untuk mengoperasikannya. Selain itu,
warga desa juga bisa merasakan dampak positif adanya solar panel tersebut di
sekolah. Pada akhirnya, dengan tersedianya energi listrik yang cukup di sekolah
desa Monggak ini dapat meningkatkan kualitas anak didik menjadi lebih baik.
V.2 Rekomendasi
Panel surya adalah alternatif pembangkit listrik yang sangat cocok di terapkan di
daerah pesisir seperti desa Monggak. Alangkah lebih baiknya ketika panel surya
ini bisa digunakan untuk menerangi seluruh rumah warga di desa Monggak
tersebut. Namun, hal ini baru bisa terwujud dengan dukungan berbagai pihak
13
pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang memiliki kemampuan dan
keinginan untuk membantu, karena membutuhkan biaya yang sangat besar untuk
itu. Ketika panel surya bisa menerangi seluruh desa Monggak, maka dampak
positif akan sangat besar dirasakan oleh mereka. Kemajuan ekonomi, sosial dan
pendidikan pasti akan terjadi dengan sangat pesat.
14
DAFTAR PUSTAKA
[1]http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-prinsip-kerja-sel-surya-
lebih-dekat/ diakses pada tanggal 18 April 2013.
[2]http://Kota%20Batam%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklo
pedia%20bebas.htm diakses pada tanggal 19 April 2013.
[3] http://www.voaindonesia.com/content/petani-ikan-yogyakarta-gunakan-panel-
surya/667281.html diakses pada tanggal 19 April 2013.
[4]http://12%20PULAU%20TERLUAR%20%20%20Website%20Dinas%20Pote
nsi%20Maritim%20TNI%20AL%20%20%20Articles.htm diakses pada tanggal
20 April 2013.
[5]http://Energi%20Hijau%20%20Cara%20Kerja%20Pembangkit%20Listrik%20
Tenaga%20Surya%20(PLTS).htm diakses pada tanggal 21 April 2013.
[6]http://Panel%20Surya%20%20Mengubah%20Sinar%20Matahari%20Menjadi
%20Listrik%20%20%20Info%20Teknologi,%20Web%20dan%20Gadget.htm
diakses pada tanggal 21 April 2013.
[7]http://www.kumpulanistilah.com/2011/06/pengertian-aki.html diakses pada
tanggal 5 Mei 2013.
15
LAMPIRAN
16