6
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektif Home Care Nursing Dosen pembimbing Ns. Niken Safitri DK, S.Kep.,M.Si.Med Disusun Oleh : Ayu Dwi Lestari 22020111130025 Fahmi Sya’rani 22020111130029 Fiqih Diah K 22020111130098 Galuh Forestry M 22020111130056 Kartika Ekawati 22020111130042 Nunung Hidayati 22020111130086 Rizky Asriningati 22020111130059

Kasus 4 Homecare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kasus 4 Homecare

Citation preview

Page 1: Kasus 4 Homecare

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektif Home Care Nursing

Dosen pembimbing Ns. Niken Safitri DK, S.Kep.,M.Si.Med

Disusun Oleh :

Ayu Dwi Lestari 22020111130025

Fahmi Sya’rani 22020111130029

Fiqih Diah K 22020111130098

Galuh Forestry M 22020111130056

Kartika Ekawati 22020111130042

Nunung Hidayati 22020111130086

Rizky Asriningati 22020111130059

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2014

Page 2: Kasus 4 Homecare

KASUS 4

Ny. B (25 th) P1A0 melahirkan 3 hari yang lalu. Saati ini kondisi Ny. B masih lemah dan

belum mau beraktifitas, karena merasa sakit dijalan lahir. Bayi Ny. B lebih banyak di asuh

oleh Ny. B (nenek bayi). Bayi Ny. B minum susu formula dari dot dengan alasan ASI Ny. B

belum lancer dan masih sedikit. Ny. B juga mengatakan ragu – ragu untuk menyusui bayinya

karena khawatir badannya bertambah gemuk dan menjadi jelek. Keluarga mengatakan

keputusan untuk menyusui bayinya atau tidak diserahkan kepada Ny. B, keluarga hanya

mendukung saja. Menurut keluarga, bayi yang minum susu formula pun bisa sehat dan aktif

seperti bayi yang minum ASI bahkan lebih gendut.

HASIL DISKUSI

Berdasarkan kasus diatas, adapun permasalahan yang muncul dari berbagai segi:

1. Masalah Fisik

Salah satu tahap transisi pada ibu melahirkan adalah Letting go. Pada masa ini ibu baru

pulang kerumah setelah melahirkan di bidan/rumah sakit. Pada fase ini ibu baru masuk

pada fase yang paling sensitive secara fisik maupun emosianal. Secara fisik ibu paska

melahirkan merasakan kelelahan dan merasa sakit pada jalan lahir paska melahirkan. Hal

ini terjadi pada Ny. B dimana Ny. B mengeluh lemah dan belum mau beraktifitas karena

merasa sakit dijalan lahir. Pengetahuan yang minim pada Ny.B mengenai adaptasi

fisiologis ibu post partum menyebabkan Ny.B tetap bertahan pada keadaan yang lemah

dan tidak beraktivitas. Padahal, Ny.B seharusnya mulai melakukan aktivitas secara

perlahan sesuai kemampuan agar kondisi Ny.B semakin cepat pulih. Tentu saja aktivitas

yang sesuai kemampuan Ny.B harus diimbangi dengan istirahat yang cukup.

Kelemahan pada NY.B menyebabkan bayi Ny.B diasuh oleh neneknya (ibu Ny.B). Hal

ini dapat menyebabkan masalah baru karena kedekatan ibu dengan bayinya (bounding

attachment) akan terhambat.

2. Masalah Psikologis

Periode post partum atau periode menyusui dapat menyebabkan stress pada ibu baru.

Perhatian ibu baru tertuju pada kekhawatiran akan perubahan penampilan dirinya

terutama pada bentuk tubuh. Masalah ini juga terjadi pada Ny.B dimana Ny. B

mengatakan ragu- ragu untuk menyusui bayinya karena khawatir badannya bertambah

gemuk gemuk dan menjadi jelek. Pengetahuan yang minim mengenai manfaat ibu

Page 3: Kasus 4 Homecare

menyusui bagi seorang ibu dan bayinya menjadi dasar sehingga Ny.B ragu menberikan

susu formula.

Pada saat Ny.B ragu untuk menyusui bayinya maka akan menimbulkan masalah baru

mengenai hubungan kedekatan antara ibu dan anak. Kedekatan bayi yang diberikan ASI

akan berbeda dengan bayi yang diberikan susu formula. Dengan ASI, kebutuhan bayi

akan terpenuhi sehingga bayi dapat berkembang dengan baik. Namun, jika Ny.B tidak

memberikan ASI sesegera mungkin maka bayi akan terbiasa menghisap dot dari susu

formula. Dengan dot, bayi tidak memerlukan energy yang besar untuk mendapatkan susu.

Maka, pada saat Ny.B siap memberikan ASI makan kemungkinan bayi akan menolak

lebih besar karena untuk mendapatkan ASI bayi memerlukan energy untuk menghisap.

Masalah ASI yang masih sedikit keluar seharusnya menjadi supporting system Ny.B

untuk memberikan ASI pada bayinya, karena dengan dirangsang dengan hisapan bayi dan

nutrisi yang baik maka akan mempercepat keluarnya ASI secara baik.

3. Masalah Sosial

Dimana masalah ini akan muncul jika masalah psikologis muncul. Pada saat Ny.B merasa

ragu akan terjadi perubahan pada bentuk tubuh karena menyusui, maka Ny.B akan ragu

memberikan ASI pada bayinya. Ketika Ny. B merasa takut gemuk maka akan

mempengaruhi juga hubungan sosialnya dengan orang lain, karena Ny.B merasa tidak

percaya diri dengan lingkungan sosial disekitarnya.

4. Masalah Budaya dan Pendidikan

Dimana sikap orang tua Ny. B menyerahkan semuanya tentang kebebasan bayinya akan

diberikan ASI maupun susu formula kepada Ny. B tanpa memberi masukan yang

sebenarnya dapat membantu Ny. B. Padahal pada masa ini Ny.B ragu dalam menyusui,

seharusnya orang-orang disekitar Ny.B memberikan support untuk bersedia memberi

ASI. Kurangnya pengetahuan Ny.B maupun ibu Ny.B dalam pentingnya memberikan

ASI pada bayi menjadi masalah yang mendasar sehingga Ny.B ragu memberikan ASI.

5. Masalah Supporting system

Kurangnya system pendukung disekitar Ny.B menyebabkan Ny.B tidak dapat

menyelesaikan masalah kekhawatirannya sebagai seorang ibu baru. Seharusnya suami

dapat meyakinkan Ny.B untuk memberikan asuhan pada bayinya secara optimal dan

memberikan support bahwa dirinya akan menerima keadaan apapun yang terjadi dan

tetap mencintai istrinya meskipun ada perubahan penampilan yang akan terjadi.

Page 4: Kasus 4 Homecare

Ibu Ny.B seharusnya memberikan support berdasarkan pengalaman yang pernah

dilaluinya sebagai seorang ibu yang baru memiliki anak. Sehingga Ny.B dapat menerima

dan tidak khawatir terhadap perubahan yang akan terjadi pada dirinya.

Lingkungan social yang baik juga seharusnya dapat dirasakan oleh Ny.B, bahwa setiap

ibu yang baru melahirkan adalah hal yang wajar untuk menyusui dan terjadi perubahan

baik fungsi social maupun perubahan fisik pada Ny.B

6. Masalah Ekonomi

Dimana sebernarnya penggunaan susu formula justru memakan biaya yang lebih besar

daripada penggunaan ASI. Keluarga harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli dot

dan susu formula, sedangkan ASI bisa didapat langsung dari sang ibu (Ny.B).

Dari masalah – masalah yang kami paparkan di atas dapat disimpulakan bahwa masalah

utama yang di alami Ny. B adalah kurangnya pengetahuan yang dialami oleh Ny. B dan

keluarga. Untuk mengatasi masalah yang di alami oleh Ny. B dari kelompok kami

memberikan solusi berupa promosi kesehatan kepada Ny. B dan keluarga.