15
2.11. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Impetigo A. Pengkajian Pada anamnesis biasnya didapatkan keluhan, meliputi hal-hal berikut: 1. Pada impetigo nonbulosa, keluhan dimulai dengan adanya pembentukan suatu makula eritematosa tunggal yang cepat berkembang menjadi vesikel dan pecah, meninggalkan eksudat kuning dengan adnya erosi diatasnya. Awitan impetigo bulosa biasanya lebih cepat membesar dan bula yang pecah. Lesi biasanya tanpa gejala. Terkadang, pasien melaporkan rasa sakit atau gatal. Pasien dengan impetigo biasnya didapatkan adanya riwayat kontak penderita impetigo lainnya. 2. Pada kedua jenis impetigo didapatkan adanya riwayat kondisi lingkungan hidup yang penuh sesak, kebersihan yang rendah, atau lingkungan kerja tidak higienis mendorong kontaminasi patogen yang dapat menyebabkan impetigo. 3. Lesi impetigo biasanya sembuh tanpa jaringan parut. Jika tidak diobati, lesi impetigo menghilo bolusa sering terjadi secara sepontan setelah beberapa minggu. Pada pemeriksaan fisik impetigo bulosa, biasanya didapatkan hal berikut: 1. Impetigo bulosa sering terjadi pada neonatus, tetapi juga terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.

Kasus

  • Upload
    yanni

  • View
    216

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

impetigo

Citation preview

Page 1: Kasus

2.11. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Impetigo

A. Pengkajian

Pada anamnesis biasnya didapatkan keluhan, meliputi hal-hal berikut:

1. Pada impetigo nonbulosa, keluhan dimulai dengan adanya pembentukan suatu makula

eritematosa tunggal yang cepat berkembang menjadi vesikel dan pecah, meninggalkan

eksudat kuning dengan adnya erosi diatasnya. Awitan impetigo bulosa biasanya lebih

cepat membesar dan bula yang pecah. Lesi biasanya tanpa gejala. Terkadang, pasien

melaporkan rasa sakit atau gatal. Pasien dengan impetigo biasnya didapatkan adanya

riwayat kontak penderita impetigo lainnya.

2. Pada kedua jenis impetigo didapatkan adanya riwayat kondisi lingkungan hidup yang

penuh sesak, kebersihan yang rendah, atau lingkungan kerja tidak higienis mendorong

kontaminasi patogen yang dapat menyebabkan impetigo.

3. Lesi impetigo biasanya sembuh tanpa jaringan parut. Jika tidak diobati, lesi impetigo

menghilo bolusa sering terjadi secara sepontan setelah beberapa minggu.

Pada pemeriksaan fisik impetigo bulosa, biasanya didapatkan hal berikut:

1. Impetigo bulosa sering terjadi pada neonatus, tetapi juga terjadi pada anak-anak yang

lebih tua dan orang dewasa.

2. Karakteristik lesi adalah vesikel yang berkembang menjadi sebuah bula kurang dari 1 cm

pada kulit normal, dengan sedikit atau tidak ada kemerahan di daerah sekitarnya.

Awalnya, vesikel berisis cairan bening yang menjadi keruh. (Gambar 4.2).

3. Hampir semua bula pecah. Apabila bula pecah, sering meninggalkan jaringan parut di

pinggiran.

4. Lesi dapat lokal atau tersebar luas. Lesi sering ditemukan di daerah intertrigianosis

seperti lipatan leher, ketiak dan lipatan paha, tetapi dapat juga ditemukan di wajah atau

dimanapun pada tubuh.

Page 2: Kasus

5. Pada bayi, lesi yang luas dapat berhubungan dengan gejala sistemik seperti demam ,

malaise, kelemahan umum, dan diare.

6. Impetigo bulosa dianggap kurang menular dari impetigo nonbulosa.

Gambar Bulosa

Pada pemeriksaan fisik impetigo nonbulosa, biasnya didapatkan hal berikut ini:

1. Kelainan terlihat pertama adalah makula kemerahan atau papul, dengan diameter 2-5 mm.

2. Karakteristik luka adalah vesikel yang mudah pecah dan menjadi papula atau plak lebih

kecil dari 2 cm dengan sedikit atau tidak ada kemerahan sekitarnya.

3. Lesi berkembang di kulit normal atau pada kulit yang telah mengalami suatu trauma atau

pada kulit setelah mengalami penyakit kulit sebelumnya (misalnya: varisela, dermatitis

atopik) dan dapat menyebar dengan cepat.

4. Lesi terletak di sekitar mulut, hidung, dan terkena bagian tubuh (misalnya: tangan, kaki),

telapak tangan dan telapak kaki.

5. Limfadenopati lokal biasanya didapatkan.

6. Jika tidak diobati, lesi menyebar dan secara spontan sembuh setelah beberapa minggu

tanpa jaringan parut.

Page 3: Kasus

Gambar impetigo nonbulosa

B. Diagnosa Keperawatan yang Muncul

1. Nyeri akut b/d respon inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit.

2. Gangguan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi.

3. Gangguan citra tubuh b/d perubahan struktur kulit, perubahan peran keluarga.

4. Defisiensi pengetahuan b/d tidak adekuatnya sumber informasi. Ketidaktahuan

program perawatan dan pengobatan.

C. Perencanaan Keperawatan

Tujuan dilakukan intervensi keperawatan adalah menurunkan stimulus nyeri, penurunan

suhu tubuh, peningkatan citra diri, dan pemenuhan informasi. Untuk intervensi

penurunan suhu tubuh dan peningkatan citra diri, intervensi dapat disesuaikan dengan

masalah yang sama pada pasien varisela.

Page 4: Kasus

Dx : Nyeri b/d respon inflamasi lokal saraf perifer kulit.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam nyeri berkurang/

hilang.

Kriteria evaluasi:

Secara subjectif px melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Skala

nyeri 0-1 (0-4).

Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

Pasien tidak gelisah.

INTERVENSI RASIONAL

1. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan

pereda nyeri nonfarmakologi dan

noninvasif.

2. Lakukan menejemen nyeri dengan

melakukan perawatan:

Istirahatkan pasien.

Ajarkan teknik relaksasi pernapasan

dalam pada saat nueri muncul.

3. Ajarkan teknik distraksi pada saat

nyeri.

4. Kolaborasi dengan dokter tentang

pemberian analgetik.

1. Pendekatan dengan menggunakan

relaksasi dan nofarmakologi

lainya telah menunjukan

keefektifan dalam mengurangi

nyeri.

2. Isirahat secara fisiologis akan

menurunkan kebutuhan oksigen

yang diperlukan unutuk

memenuhi kebutuhan

metabolisme basal. Meningkatkan

asupan 02 sehingga akan

menurunkan nyeri sekunder dari

iskemia spina.

3. Distraksi (pengalihan perhatian)

dapat menurunkan stimulasi

internal.

4. Analgetik memblok lintasan nyeri

Page 5: Kasus

sehingga nyeri akan berkurang.

Page 6: Kasus

A. Kasus

Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan utama adanya luka di bagian kaki kanan. Awalnya muncul vesikel karena gatal, lalu digaruk oleh pasien kemudian vesikel pecah dan menimbulkan kerak. Vesikel-vesikel semakin lama semakin bertambah banyak dan menyebar. Pasien sudah dibawa berobat ke dokter, diberi salep dan tablet namun keluhan tidak berkurang. Akhirnya pasien berobat ke klinik terdekat.

B. Data Klinis

Nama : An. T

Umur : 2 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Surabaya

Agama : Islam

TB : 100 cm

BB : 35 kg

C. Asuhan Keperawatan1. Pengkajian

a. Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan sekarangAn. T dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan utama adanya luka di bagian kaki kanan.Riwayat kesehatan dahuluKlien tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya.Riwayat kesehatan keluargaKeluarga yang tinggal bersama klien saat ini tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.Riwayat alergiKlien tidak punya riwayat alergi obat maupun makanan, dan klien tidak pernah melakukan pemeriksaan alergi sebelumnya.

b. Pemeriksaan fisikVital signTB : 100cmBB : 35 kgRR : 28 x/ menitNadi : 100 x/ menit

Page 7: Kasus

Suhu : 370 C

Pemeriksaan kepalaInspeksi :Bentuk : simetris Rambut: warna rambut hitam, tidak ada ketombePalpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan

Pemeriksaan mataInspeksi Konjungtiva : tidak anemisSclera : tidak ikterus

Pemeriksaan hidungInskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak ada polip maupun peradangan, tidak ada sekret.Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan.

Pemeriksaan mulutInspeksi : bibir pucat, sudut bibir pecah-pecah, gusi berdarah.

Pemeriksaan telingaInspeksi : simetris kiri dan kanan Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Fungsi pendengaran normal.

Pemeriksaan leherInspeksi : tidak ada pembesaran getah bening Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid

Pemeriksaan kakiInspeksi : terlihat ada vesikel dan lesi.Palpasi : adanya nyeri tekan.

Pemeriksaan thorakJantung Inspeksi : iktus terlihatPalpasi : iktus teraba.Perkusi : redupAuskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal.Paru- paru Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi

Page 8: Kasus

Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.Perkusi : sonorAuskultasi : bunyi nafas vesikuler.Pemeriksaan abdomenInspeksi : terdapat luka pada bagian abdomen bawah.Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit. Palpasi : Terdapat nyeri tekanPerkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen

Pemeriksaan EkstremitasEkstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah. Terdapat memar dan bercak-bercak hitam di tangan kiri.Ekstremitas bawah : pergerakan lemah

2. Analisa Data

No. Data Diagnosa Keperawatan

1. DS :

1. Klien mengatakan kaki nya gatal dan

terdapat vesikel-vesikel.

DO :

1. RR : 28 x/ menit

2. Nadi : 100 x/ menit

3. Suhu : 370 C

Gangguan integritas kulit

berhubungan dengan lesi dan

reaksi inflamasi

2. DS :

1. Klien mengatakan nyeri pada daerah yang

mengalami luka

DO :

1. Adanya nyeri tekan pada kulit yang luka

Nyeri berhubungan dengan proses

peradangan dan adanya lesi pada

kulit.

Prioritas diagnosa :

Page 9: Kasus

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi.2. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan dan adanya lesi pada kulit.

3. Intervensi

No.

Dx

NOC (Tujuan) NIC (Rencana

Keperawatan)

Rasional

1 Setelah dilakukan

tidakan keperawatan

selama 1x24 jam

1. Observasi atau catat

ukuran, warna dan

keadaan kulit di area

sekitar luka.

2. Beri perawatan kulit

sering agar tidak kering

1. Mengetahui

perkembangan

luka pasien dan

kulit di

sekitarnya.

2. Terjadi kering

dapat merusak

kulit dan

mempercepat

kerusakan.

2 Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1x24 jam nyeri

berkurang/ hilang.

Kriteria Hasil :

Nyeri berkurang

dengan skala 0.

1. Jelaskan dan bantu

pasien dengan tindakan

pereda nyeri

nonfarmakologi dan

noninvasif.

2. Ajarkan teknik distraksi

pada saat nyeri.

1. Pendekatan

dengan

menggunakan

relaksasi dan

nonfarmakologi

lainnya telah

menunjukkan

keefektifan

dalam

mengurangi

nyeri.

2. Distraksi

(pengalihan

Page 10: Kasus

3. Kolaborasi dengan

dokter tentang

pemberian analgesic.

perhatian) dapat

menurunkan

stimulasi

internal.

3. Analgesik

memblok

lintasan nyeri

sehingga nyeri

berkurang.

4. Implementasi

No.

Dx

Tanggal dan

Jam

Pelaksanaan Evaluasi

Tindakan/respon

Klien

Nama

dan

Paraf

Petugas

1 2 Oktober 2015

Pukul 08.00

1. Observasi atau catat

ukuran, warna dan

keadaan kulit di area

sekitar luka.

2. Beri perawatan kulit

sering agar tidak

kering

1. kulit berwarna

kemerahan

pada area yang

luka

2. Kulit mulai

lembab saat

dilakukan

perawatan

2 2 Oktober 2015

Pukul 08.30

1. Jelaskan dan bantu

pasien dengan

tindakan pereda nyeri

nonfarmakologi dan

noninvasif.

1. Pasien

mengerti

mengenai

penanganan

nyeri dan nyeri

dapat

Page 11: Kasus

2. Ajarkan teknik

distraksi pada saat

nyeri.

3. Kolaborasi dengan

dokter tentang

pemberian analgesik.

berkurang.

2. Pasien terlihat

nyaman dan

tidak nyeri.

3. Nyeri

menghilang.

5. Evaluasi

No.

DxTanggal Catatan Perkembangan

Nama

& paraf

1 5 Oktober 2015 S: An T mengatakan kulitnya tidak kasar

lagi

O: pada saat palpasi kulit sudah tidak

kasar

A:Masalah Teratasi

P:Lanjutkan pemberian HE

2 5 Oktober 2015 S: Anak mengatakan tidak merasa

terganggu dalam beraktivitas

O: Pasien terlihat dapat melakukan

mobilitas fisik

A:Masalah Teratasi

P:Pasien diberikan HE