119
EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) ARLITA PUJI WIDIAMEIGA I34060224 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

(Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO,KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra)

ARLITA PUJI WIDIAMEIGA

I34060224

DEPARTEMEN SAINSKOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

ABSTRACT

The goal of this research is to understand the implementation of PT AstraInternasional Tbk. Corporate Social Responsibility ( CSR ) program. How far therealization of PT Astra International Tbk. CSR will also be analized in thisresearch through Dharma Bhakti Astra Foundation based on societyempowerment and analize the benefit of Micro, Small, and Medium Enterprises(MSME) establishment program realization by Dharma Bhakti Astra Foundation.

CSR activities form done by PT Astra Internasional TBk will be explainedin this research. Empowerment aspects will be analyzed from MSMEestablishment held by Dharma Bhakti Astra Foundation. Identification andprogram analysis of establishment will point toward eight instruments ofVerhagen empowerment. The benefit of MSME establishment can be viewed fromsix aspects. These are knowledge, skill, income, market expansion, competitionamong established MSME and the advance of establishment program existencefor society.

The result of this research are that PT Astra Internasional Tbk. has someCSR programs which are directly done or done by a foundation. MSMEestablishment program is one of CSR programs held by PT Astra InternasionalTbk. through Dharma Bakti Astra Foundation. Based on the analysis, entirely theestablishment program has implemented Verhagen empowerment aspectsalthough there are some aspects which need to be evaluated. This establishmentprogram also has some benefits for the established MSME.

Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), empowerment, Micro SmallAnd Medium Enterprises (MSME) establishment program.

Page 3: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

RINGKASAN

ARLITA PUJI WIDIAMEIGA. EVALUASI PROGRAM PEMBINAANUSAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAIIMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. KasusProgram Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra. (Di bawahbimbingan NINUK PURNANINGSIH).

Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang juga lazim

dikenal dengan tanggung jawab sosial perusahaan mulai bergema pada tahun

1950-an dan semakin dikenal sejak awal 1970. Definisi umum yang muncul saat

ini mengemukakan bahwa CSR sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang

berhubungan dengan stakeholders, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,

penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk

berkontribusi.

Salah satu bentuk aktualisasi lain dari CSR adalah Pengembangan

Masyarakat atau Community Development (CD) dengan menitikberatkan pada

keberlanjutan. Salah satu program pengembangan masyarakat yang diharapkan

dapat terus berlanjut dan membantu memandirikan masyarakat adalah

memberikan pembinaan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Penelitian ini bertujuan: 1) mengetahui penerapan program Corporate

Social Responsibility (CSR) PT. Astra Internasional Tbk., 2) menganalisis sejauh

mana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Astra Internasional

Tbk. melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah berbasiskan

pemberdayaan masyarakat, dan 3) menganalisis manfaat pelaksanaan program

pembinaan UMKM yang dilakukan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra bagi

UMKM binaannya. Lokasi penelitian ini adalah kantor Yayasan Dharma Bhakti

Astra (YDBA), Jalan Gaya Motor I No 10, Sunter, Jakarta Utara. Lokasi ke dua

adalah PT. XYZ, di Desa Dayeuh, Cileungsi, Bogor. Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif yang didukung kualitatif. Responden merupakan karyawan PT.

XYZ, terdiri dari 10 orang karyawan yang mengikuti pelatihan dari YDBA tahun

2009 dan 20 orang karyawan yang tidak pernah mengikuti pelatihan dari YDBA.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Astra Internasional Tbk.

mempunyai beberapa program CSR baik yang dilakukan langsung maupun yang

Page 4: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

dilaksanakan melalui yayasan yang telah dibentuk. Salah satu program CSR

tersebut adalah program pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

yang dilakukan melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Bila merujuk

pada delapan instrumen pemberdayaan masyarakat Verhagen, program pembinaan

UMKM tersebut telah memenuhi semua instrumen walaupun pada

pelaksanaannya, masih terdapat beberapa kekurangan.

Program pembinaan yang dilakukan oleh YDBA mempunyai beberapa

manfaat. Pada penelitian ini, identifikasi manfaat pembinaan dilakukan dengan

mengambil contoh PT. XYZ yang juga merupakan salah satu UMKM binaan

YDBA. Berdasarkan penelitian, kegiatan pembinaan UMKM yang dilakukan oleh

YDBA dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh

para penerimanya. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar responden yang

merupakan karyawan dari PT. XYZ memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

tinggi. Apabila dilakukan pengujian secara statistik memang tidak menunjukkan

adanya hubungan, namun apabila dianalisis lebih jauh dan didukung dengan

wawancara mendalam, kegiatan pembinaan tersebut dapat menambah

pengetahuan dan keterampilan karena terjadi difusi pengetahuan dan keterampilan

diantara karyawan.

Manfaat lain yang diperoleh UMKM dari pembinaan yang dilakukan oleh

YDBA adalah adanya peningkatan omset penjualan dan perluasan jangkauan

pemasaran produk. Hal ini dipengaruhi oleh adanya beberapa kegiatan, misalnya

keikutsertaan UMKM binaan pada pameran yang diadakan oleh YDBA dan atau

pihak lain. YDBA juga kerap kali memberikan kemudahan UMKM binaannya

untuk mendapatkan pinjaman modal dengan cara memfasilitasi UMKM tersebut

dengan lembaga-lembaga keuangan. Adanya program pembinaan ini juga dapat

memicu persaingan bisnis diantara UMKM untuk dapat merebut pasar. Salah satu

kekurangan dari kegiatan pembinaan ini adalah keterbatasan dari UMKM binaan

untuk melakukan program pemberdayaan lanjutan terutama pada masyarakat

sekitar sebagai bentuk pemberdayaan lanjutan.

Page 5: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO,KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra)

Oleh:ARLITA PUJI WIDIAMEIGA

I34060224

SkripsiSebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakatpada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatFakultas Ekologi ManusiaInstitut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINSKOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 6: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DEPARTEMEN SAINSKOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh:

Nama : Arlita Puji Widiameiga

NRP : I34060224

Program Studi : Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Judul Skripsi : Evaluasi Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, danMenengah (UMKM) sebagai Implementasi CorporateSocial Responsibility (Kasus Program Pembinaan UMKMYayasan Dharma Bhakti Astra)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasidan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut PertanianBogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.SiNIP. 19690108 199303 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MSNIP. 19550630 198103 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN

MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (KASUS PROGRAM PEMBINAAN UMKM

YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA)” BELUM PERNAH DIAJUKAN

PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA

JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL

KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN

YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA

LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN

DALAM NASKAH.

Bogor, Maret 2010

Arlita Puji Widiameiga

I34060224

Page 8: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Susilo

dan Runi Puji Nur’eni, S.Pd. Penulis dilahirkan di Pemalang pada tanggal 29 Mei

1988.

Penulis memulai mengikuti pendidikan formal pada tahun 1993 di TK

Adhiyaksa III kemudian melanjutkan pendidikan di SDN Kebondalem 2

Pemalang dan lulus tahun 2000. Tahun 2000-2003, penulis menuntut ilmu di

SLTP Negeri 2 Pemalang, kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Pemalang

hingga lulus pada tahun 2006. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Kemudian diterima di Mayor

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia dengan Minor

Kewirausahaan Agribisnis.

Selain aktif dalam kegiatan perkuliahan, penulis juga pernah mengikuti

beberapa organisasi dan kepanitiaan. Pada tahun 2008, penulis merupakan

anggota Komisi Eksternal Dewan Perwakilan Mahasiswa FEMA dan menjadi

anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) pada Divisi Public Relation.

Pengalaman kepanitiaan yang pernah diikuti penulis antara lain adalah The Earth

Day Celebration (TEDC) 2007, Link FEMA 2008, dan COMMNEX 2008.

Penulis juga pernah ikut serta dalam kepanitiaan Pemilihan Raya Fakultas Ekologi

Manusia (PEMIRA FEMA) 2008 sebagai Ketua Panitia Pengawas Pemilihan

Raya. Penulis juga tercatat sebagai Asisten Mata Kuliah Sosiologi Umum tahun

2008-2009.

Page 9: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya

dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) Sebagai Implementasi Corporate Social Responsibility (Kasus Program

Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra)”.

Terimakasih yang setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada pihak-pihak

yang telah membantu pembuatan skripsi ini. Terimakasih kepada Dr. Ir. Ninuk

Purnaningsih, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan

bimbingan, meluangkan waktu, dan berbagi ilmu sehingga penulis dapat lebih

memahami topik bahasan dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada pihak Yayasan Dharma Bhakti Astra yaitu

Bapak M. Kosasih dan Bapak M. Iqbal, Bapak A. Karim Suwandono dari pihak

Astra Internasional Tbk. dan pihak PT. XYZ atas kerjasamanya sehingga

penelitian ini dapat terlaksana.

Skripsi ini bertujuan mengetahui penerapan program Corporate Social

Responsibility (CSR) PT. Astra Internasional Tbk. Selain itu, penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) PT. Astra Internasional Tbk. melalui Yayasan Dharma

Bhakti Astra (YDBA) telah berbasiskan pemberdayaan masyarakat serta

menganalisis manfaat pelaksanaan program pembinaan UKM yang dilakukan oleh

YDBA Astra bagi UMKM binaannya. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Maret 2010

Penulis

Page 10: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuandari berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut telah membantu penulis denganmenyumbangkan pemikiran, memberikan masukan, dan mendukung penulis baiksecara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulismengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si sebagai dosen pembimbing, atas segalabimbingan, motivasi, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sebagai dosen penguji utama atas kesediaannyauntuk menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini.

3. Ir. Hadiyanto, M.Si sebagai dosen penguji wakil Departemen Sains KPM ataskesediaannya untuk menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsiini..

4. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan segenap kasih sayangnya,motivasi, dukungan moril dan materil sehingga penulis tidak kekurangan suatuapapun dan selalu bersemangat dalam menjalani hari-hari, serta adikkutersayang, Dimas yang selalu memotivasi penulis untuk selalu berusahamenjadi contoh yang baik. Terima kasih atas untaian doa yang tidak pernahputus sampai saat ini.

5. Bapak M. Kosasih dan Bapak M. Iqbal selaku pihak Yayasan Dharma BhaktiAstra, serta Bapak A. Karim Suwandono selaku pihak PT. Astra InternasionalTbk., terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga penulis dapatmelaksanakan penelitian di Yayasan Dharma Bhakti Astra, bimbingan,bantuan, dan informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini.

6. PT. XYZ terutama Bapak Hry dan Ibu Smrsh serta para karyawan atasbantuan dan informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini.

7. Keluarga besar Dharmo dan Karmad yang senantiasa mendoakan danmemotivasi penulis selama penulisan skripsi ini.

8. Keluarga di Halim yang senantiasa memberikan motivasi, doa, dan bantuanselama penulisan skripsi ini.

9. Andy Norman, yang selalu menjadi tempat berbagi. Terima kasih atas segaladukungan, semangat, pengertian, kesabaran, serta kisah-kisah yang ada sampaisaat ini.

10. Sahabat-sahabat tersayang di KPM 43 Icha, Uni, Nissa, dan Adji terima kasihatas kasih sayang, semangat, dukungan moril, dan persahabatan yang penuhwarna.

Page 11: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

11. Sahabat-sahabat lamaku tersayang Ix_A, Dezni, Sintya, Dandy, Dwi, Tunggul,d’Aru, Dessy, Rony, dan Yogi terima kasih atas perhatian, kasih sayang, dansemangat yang terus diberikan sampai saat ini. terima kasih atas bantuan-bantuannya. Aku akan selalu merindukan kalian.

12. Teman-teman KPM’ers 43 terutama Abdillah serta teman-teman yangmengambil program akselerasi Sita, Indra, Vani, Adha, Lingga, Riri dan yanglainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semangat kalian luarbiasa!Hebat!

13. Teman satu bimbingan, Aliyatur dan Rey yang selalu memberikan semangatbagi penulis untuk dapat segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

14. Kakak-kakak KPM’ers 42 Kak Fahmi, Kak ’Ia, Kak Hani, Kak Nui’, dan KakBibob yang telah membantu memberikan masukan selama penulisan skripsi.

15. TIARA’ers, anak-anak kosan yang jadi keluarga keduaku. Uliz, Picil, Pales,Mba Fiya, Selvi, Mba Nura, Mba Riyant, Thae, Afni, Abang dan yang lainnya.Terima kasih atas dukungan dan kasih sayang yang begitu besar. Terima kasihsudah menyediakan tempat terbaik dan nyaman sampai saat ini.

16. Mbak Maria, Mbak Icha, dan Bu Susi yang sangat membantu penulis terkaitmasalah administrasi.

17. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan, dan do’a kepadapenulis.

Bogor, Maret 2010

Penulis

Page 12: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................iDAFTAR GAMBAR......................................................................................... ivDAFTAR TABEL .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 11.1. Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3. Tujuan ................................................................................................ 4

1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 4

BAB II PENDEKATAN TEORITIS................................................................ 52.1. Tinjauan Pustaka................................................................................. 5

2.1.1. Corporate Social Responsibility................................................... 5

2.1.1.1. Definisi Corporate Social Responsibility .............................. 5

2.1.1.2. Implementasi Corporate Social Responsibility...................... 8

2.1.1.3. Manfaat Implementasi CSR................................................ 11

2.1.2. Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat ................................. 12

2.1.3. Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah(UMKM)................................................................................... 15

2.1.3.1. Definisi UMKM ................................................................. 15

2.1.3.2. Pembinaan UMKM ............................................................ 17

2.1.4. Evaluasi ..................................................................................... 19

2.2. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 21

2.3. Hipotesis Uji ..................................................................................... 23

2.4. Definisi Konseptual .......................................................................... 23

2.5. Definisi Operasional ......................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 273.1. Metode Penelitian ............................................................................. 27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 27

3.3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 28

3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28

3.5. Teknik Analisa Data ......................................................................... 28

Page 13: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

ii

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................ 304.1. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)............................................ 30

4.1.1. Profil Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)........................... 30

4.1.2. Program Pembinaan UMKM oleh YDBA .................................. 31

4.1.2.1. UMKM binaan YDBA ....................................................... 31

4.1.2.2. Bentuk Pembinaan UMKM ................................................ 32

4.2. PT. XYZ........................................................................................... 37

4.2.1. Profil PT. XYZ .......................................................................... 37

4.2.2. Struktur Organisasi PT. XYZ..................................................... 40

4.2.3. Produk dan Customers PT. XYZ................................................ 41

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL ............... 425.1. Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR.................. 42

5.2. Implementasi Program CSR dan Pendanaan Kegiatan ...................... 44

5.3. PT. Astra Internasional Tbk. dalam Pengembangan Masyarakat........ 46

BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAMYAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA (YDBA) ......................... 49

6.1. Cara Pandang YDBA terhadap Pemberdayaan Masyarakat ............... 49

6.2. Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Pembinaan UMKM........ 49

6.2.1. Identifikasi Kelompok Sasaran .................................................. 54

6.2.2. Penelitian dan Perencanaan Partisipatoris................................... 55

6.2.3. Pendidikan dan Pelatihan Timbal Balik...................................... 56

6.2.4. Mobilisasi dan Pemberian Sumberdaya...................................... 57

6.2.5. Konsultasi Manajemen............................................................... 59

6.2.6. Pengembangan Gerakan dan Perluasan Proses ........................... 59

6.2.7. Pengembangan dengan Pihak Ketiga.......................................... 61

6.2.8. Pemantauan dan Evaluasi Terus Menerus .................................. 63

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN ........................................ 657.1. Manfaat Kegiatan Pembinaan dalam Peningkatan pengetahuan,

Keterampilan, dan Pendapatan.......................................................... 65

7.1.1. Hubungan Karakteristik Responden dengan TingkatPengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan. ............................ 66

7.2. Manfaat Kegiatan Pembinaan dalam Perluasan Pasar,Peningkatan Daya Kompetitif antar UMKM binaan, sertaKegiatan Pemberdayaan Lanjutan Bagi Masyarakat Sekitar.............. 79

7.2.1. Perluasan Pasar.......................................................................... 79

7.2.2. Peningkatan Daya Kompetitif antar UMKM binaan ................... 80

7.2.3. Kegiatan Pemberdayaan Lanjutan Bagi Masyarakat Sekitar ....... 81

Page 14: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

iii

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 828.1. Kesimpulan....................................................................................... 82

8.2. Saran................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 84LAMPIRAN ..................................................................................................... 86

Page 15: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Triple Bottom Lines dalam CSR......................................................... 7

Gambar 2. Kerangka Pemikiran………………………………………………… 23

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. XYZ………………………………………. 41

Page 16: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan

Besar (UMKM) tahun 2007-2008…………………………………… 3

Tabel 2. Karakteristik Tahap-tahap Kedermawanan Sosial Perusahaan……… 9

Tabel 3. Rincian Departemen dan Karyawan PT. XYZ……………………… 42

Tabel 4. Perbandingan Aspek Pemberdayaan dari Hasil Identifikasi

dengan Kriteria Ideal Pemberdayaan ………………………………. 52

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Tingkat Pengetahuan, Tingkat

Keterampilan, dan Tingkat Pendapatan Responden……………….... 67

Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Karakteristik Responden…………………………………………….. 68

Tabel 7. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Umur

dengan Pengetahuan, Keterampilan dan Pendapatan………………... 69

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur

dengan Pengetahuan…………………………………………………. 70

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur

dengan Keterampilan……………………………………………….... 70

Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur

dengan Pendapatan……………………………………………........... 71

Tabel 11. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Tingkat Pendidikan

dengan Pengetahuan, Keterampilan dan Pendapatan…………………72

Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat

Pendidikan dengan Pengetahuan……………………………………. 72

Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat

Pendidikan dengan Keterampilan……………………………………. 73

Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat

Pendidikan dengan Pendapatan……………………………………... 73

Tabel 15. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Lama Bekerja

dengan Pengetahuan, Keterampilan dan Pendapatan………………... 75

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja

dengan Pengetahuan…………………………………………………. 75

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja

dengan Keterampilan………………………………………………… 76

Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja

dengan Pendapatan…………………………………………………... 76

Tabel 19. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Tingkat

Pendidikan dengan Pengetahuan, Keterampilan

dan Pendapatan……………………………………………………… 78

Page 17: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

vi

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Keikutsertaan dalam Pelatihan dengan Pengetahuan………………... 78

Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Keikutsertaan dalam Pelatihan dengan Keterampilan……………….. 79

Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Keikutsertaan dalam Pelatihan dengan Pendapatan…………………. 79

Page 18: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang juga lazim

dikenal dengan tanggung jawab sosial perusahaan mulai bergema pada tahun

1950-an. Saat itu persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang

semula terabaikan mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan.

Konsep CSR ini semakin dikenal sejak awal 1970 dan terus berkembang hingga

saat ini. Definisi umum yang muncul saat ini mengemukakan bahwa CSR

merupakan kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan

stakeholders, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat,

lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi.

Keberagaman pendefinisian CSR masih ada karena CSR merupakan suatu

konsep yang berkembang dengan cepat. World Business Council for Sustainable

Development (WBCSD) menyatakan “…Corporate Social Responsibility is the

commitment of business to contribute to sustainable economic development,

working with employees, their families, the local community and society at large

to improve their quality of life”. Sementara itu, Vogel dalam Sukada et al. (2007)

mendefinisikan CSR sebagai “policies and program of private firms that go

beyond legal requirement as a response to public pressures and societal

expectation”. Namun, pada dasarnya CSR merupakan sebuah pendekatan yang

dilakukan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dalam interaksi dengan

berbagai stakeholders yang berdasarkan pada prinsip sukarela maupun kemitraan.

Telah banyak program CSR yang dilakukan oleh perusahan-perusahaan

dengan berbagai model yang dipraktikkan berdasarkan pemahaman yang mereka

miliki. Bentuk program yang sering menjadi pilihan dari perusahaan-perusahaan

itu antara lain program bantuan kesehatan, pendidikan, bantuan dana dan

pelatihan bagi usaha kecil, serta bantuan pembangunan sarana dan prasarana

masyarakat.

Program CSR yang diterapkan perusahaan hendaknya mengandung unsur

pengembangan masyarakat dengan menitikberatkan pada keberlanjutan.

Page 19: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2

Perusahaan-perusahaan memiliki beragam pemahaman mengenai usaha

pengembangan masyarakat yang berusaha diterapkan pada program CSR mereka.

Untuk mempermudah penilaian keberhasilan suatu program pengembangan

masyarakat dapat dilihat dari keberlanjutan penerapan program tersebut dan

pencapaian tujuan dari program sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan

masyarakat. Salah satu program pengembangan masyarakat yang diharapkan

dapat terus berlanjut dan membantu memandirikan masyarakat adalah program

pembinaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Salah satu unsur pokok yang turut andil dalam perkembangan

perekonomian Indonesia adalah UMKM. Peran UMKM di Indonesia menurut

Sulisto (2005)1 sangat besar dan telah terbukti menyelamatkan perekonomian

bangsa pada saat dilanda krisis ekonomi tahun 1997. Sebagian besar jumlah

penduduk Indonesia berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil

baik di sektor tradisional maupun modern. Pembinaan dan pengembangan

UMKM sekarang ini menjadi semakin mendesak dan sangat strategis untuk

mengangkat perekonomian rakyat. Pembinaan dan pengembangan tersebut sangat

penting untuk menciptakan kemandirian dari UMKM mengingat besarnya peran

UMKM bagi perekonomian nasional.

1Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP HIPPI).http://www.kapanlagi.com/h/0000061409.html. diakses tanggal 9 November 2009

Page 20: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

3

Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar(UMKM) tahun 2007-2008

No Indikator SatuanTahun

2007 2008

1

Unit Usaha:- Usaha Mikro- Usaha Kecil (UK)- Usaha Menengah(UM)- Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)- Usaha Besar (UB)

(Unit)(Unit)(Unit)(Unit)(Unit)

(Unit)

49.828.58649.287.276

498.56538.282

49.824.123

4.463

51.261.90950.697.659

520.22139.657

51.257.537

4.372

2

Tenaga Kerja:- Usaha Mikro- Usaha Kecil (UK)- Usaha Menengah(UM)- Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)- Usaha Besar (UB)

(Orang)(Orang)(Orang)(Orang)(Orang)

(Orang)

91.528.26281.732.430

3.864.9953 142.319

88.739.744

2 .788.518

93.672.48483.647.711

3.992.3713256.188

90.896.270

2 .776.214

Sumber : Kementriaan Koperasi, 2008

PT Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah perusahaan dengan

komitmen terhadap lingkungan yang sangat besar. Komitmen tersebut tercermin

disetiap aspek kegiatan perusahaan yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat

serta aspek lingkungan dimana kelestarian alam dan lingkungan menjadi

pertimbangan. Salah satu wujud komitmen dari PT Astra Internasional Tbk.

adalah dengan melakukan pembinaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

UMKM melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Program tersebut

merupakan salah satu program CSR dan juga merupakan perwujudan cita-cita

Astra, “Sejahtera Bersama Bangsa”.

YDBA merupakan sebuah yayasan pembinaan UMKM yang dalam kurun

waktu tiga puluh tahun telah membina kurang lebih 5300 UMKM yang berada

diseluruh Indonesia. Bentuk pembinaan yang dilakukan pun disesuaikan dengan

kondisi UMKM binaan. Pembentukan YDBA ini diharapkan dapat memandirikan

masyarakat Indonesia, khususnya UMKM.

Page 21: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

4

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.

Astra Internasional Tbk.?

2. Sejauh mana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Astra

Internasional Tbk. melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah

berbasiskan pemberdayaan masyarakat?

3. Bagaimana manfaat pelaksanaan program pembinaan UMKM yang dilakukan

oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra bagi UMKM binaannya?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.

Astra Internasional Tbk.

2. Menganalisis sejauh mana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

PT. Astra Internasional Tbk. melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)

telah berbasiskan pemberdayaan masyarakat.

3. Menganalisis manfaat pelaksanaan program pembinaan UMKM yang

dilakukan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra bagi UMKM binaannya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai program

Corporate Social Responsibility yang menerapkan prinsip-prinsip pengembangan

masyarakat. Penelitian ini juga berguna untuk memberikan gambaran penerapan

program pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang

dilakukan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dan manfaat pembinaan

yang diterima oleh UMKM. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi tambahan literatur penelitian mengenai analisis program pemberdayaan

bagi para akademisi dan peneliti. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

bahan evaluasi dan pertimbangan bagi YDBA dalam perencanaan dan

kemungkinan pengembangan program serupa.

Page 22: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Corporate Social Responsibility

2.1.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility

Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkembang saat ini

sangat beragam. Sukada et al. (2007) menyatakan bahwa CSR adalah segala

upaya manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan berdasarkan keseimbangan pilar ekonomi, sosial, dan

lingkungan dengan meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan

dampak positif disetiap pilar. The World Business Council for Sustainable

Development dalam Sukada et al. (2007) “Corporate social responsibility is the

commitment of business to contribute to sustainable economic development,

working with employees, their families, the local community and society at large

to improve their quality of life”. Berdasarkan pernyataan diatas, CSR tidak hanya

merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat atau lingkungan

sekitar tempat beroperasinya usaha mereka saja tetapi juga pada karyawan dan

keluarganya dalam mengembangkan kualitas kehidupan mereka. Pada intinya,

konsep Corporate Social Responsibility (CSR) meliputi strategi dan program

pengembangan masyarakat.

The Jakarta Consulting Group mengemukakan bahwa tanggung jawab

sosial mengarah pada dua sisi, yaitu kedalam (internal) dan keluar (eksternal)

perusahaan. Tanggung jawab sosial yang mengarah ke dalam mempunyai sasaran

pada pemegang saham dalam bentuk keuntungan dan pertumbuhan usaha, serta

karyawan dalam bentuk kompensasi yang adil serta memberikan peluang

pengembangan karir bagi karyawan oleh perusahaan tempat dia bekerja. Sasaran

ke luar dari tanggung jawab sosial mengarah pada pembayaran pajak dan

penyediaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi

masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi generasi mendatang.

Page 23: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

6

Pada dasarnya, CSR dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders

perusahaan dalam setiap kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan dan

meningkatkan kualitas kehidupan melalui kemitraan. Pengertian stakeholders

dalam Budimanta et al. (2008) mengacu pada individu atau kelompok yang dapat

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh aktivitas korporat yang memiliki atribut

kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan. Jadi dalam pelaksanaannya, CSR juga

wajib melibatkan stakeholders yang terkait seperti investor dan karyawan (dari

dalam) serta mitra kerja, pemerintah, dan komunitas (dari luar).

CSR juga merupakan sebuah upaya untuk menciptakan keberlangsungan

usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara mencetak

keuntungan, fungsi-fungsi sosial, dan memelihara lingkungan hidup (triple bottom

line) yang dikembangkan Achie B. Caroll dalam Hardinsyah (2008). Konsep

triple bottom line seperti pada Gambar 1 dipopulerkan oleh Elkington (1997)

dalam Hardinsyah (2008) yang juga dikenal dengan 3P, meliputi:

1) Profit

Perusahaan tetap harus berorientasi mencari keuntungan ekonomi yang

memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

2) People

Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia,

khususnya bagi warga sekitar perusahaan.

3) Planet

Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman

hayati.

Gambar 1. Triple Bottom Lines dalam CSR

Page 24: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

7

Beroperasinya perusahaan tidak akan lepas dari ketiga faktor tersebut yang

pada dasarnya juga berkaitan erat satu sama lain. Pendefinisian ketiganya

dilakukan secara keseluruhan. Perusahaan tidak hanya melihat dari aspek people

atau profit semata, namun juga aspek lainnya. Keberadaan CSR mengakibatkan

perusahaan tidak hanya mencari keuntungan saja tetapi bagaimana keberadaan

perusahaan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat

sekitar dan lingkungan. Peran perusahaan tersebut menjadi semakin terlihat

dengan perkembangan komitmen untuk mencapai tatanan kehidupan baru (good

governance). Prinsip good governance meliputi adanya akuntabilitas,

transparansi, dan partisipasi dalam pelaksanaan kinerja pemerintah, perusahaan

(dunia usaha) dan masyarakat (Ambadar, 2008).

Pelaksanaan program CSR dapat dilihat dari beberapa karakteristik tahap-

tahap kedermawanan sosial perusahaan. Tahap-tahap tersebut (Lihat Tabel 2)

adalah charity, philantrophy, dan corporate citizenship (Saidi et al. 2003):

1. Charity atau lazim disebut karitas merupakan kegiatan pemberian bantuan

yang bersifat menyelesaikan masalah sesaat.

2. Philantrophy atau yang lazim disebut filantropi merupakan kegiatan

pemberian sumbangan yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial yang

diarahkan pada penguatan kemandirian masyarakat seperti pendidikan dan

peningkatan peluang ekonomi atau peningkatan kesejahteraan yang pada

umumnya membutuhkan pengelolaan yang sistematis dan terencana.

3. Corporate citizenship merupakan pemberian bantuan yang dilakukan oleh

perusahaan dengan misi memberikan kontribusi pada masyarakat dengan

sistem pengelolaan yang terangkum dalam kebijakan perusahaan.

Page 25: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

8

Tabel 2. Karakteristik Tahap-tahap Kedermawanan Sosial Perusahaan

Tahapan Charity Philantropy CorporateCitizenship

Motivasi Agama, tradisi,adat

Norma etika danhukum universal:redistribusi kekayaan

Pencerahan diridan rekonsiliasidengan ketertibansosial

Misi Mengatasi masalahsesaat

Mencari dan mengatasiakar masalah

Memberikankontribusi kepadamasyarakat

Pengelolaan Jangka pendek,menyelesaikanmasalah sesaat

Terencana,terorganisir,terprogram

Terinternalisasidalam kebijakanperusahaan

Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/danaabadi:profesionalisasi

Keterlibatan baikdana maupunsumber daya lain

Penerima manfaat Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luasdan perusahaan

Kontribusi Hibah social Hibah pembangunan Hibah (sosialmaupunpembangunan) danketerlibatan sosial

Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama

Sumber: Saidi et al. (2003)

2.1.1.2 Implementasi Corporate Social Responsibility

Pelaksanaan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan dapat

digolongkan menjadi tiga aktivitas, yaitu 1) di tempat kerja, meliputi keselamatan

kerja, bantuan bagi karyawan yang terkena musibah, fasilitas kesehatan, dana

pensiun, pengembangan skill karyawan, dan kepemilikan saham, 2) Aktivitas

sosial yang meliputi pemberian beasiswa dan memberdayakan ekonomi secara

berkelanjutan, 3) Aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan. Perusahaan harus

ikut menjaga kelestarian lingkungan dan melakukan produksi yang ramah

lingkungan (Impresario, 2006 dalam Pangkaurian 2008). Hal ini sangat

berhubungan dengan penerapan konsep Tripple Bottom Line yang diharapkan

menjadi patokan pelaksanaan CSR yang berkelanjutan.

Page 26: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

9

Program Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan

mempunyai perbedaan baik dalam perumusannya sampai pada cara

pelaksanaannya. Pada umumnya, menurut Iqbal dan Sopyan (2009) implementasi

CSR di perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Komitmen pimpinan perusahaan

Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah-masalah sosial

dan lingkungan, kecil kemungkinan akan mempedulikan aktivitas sosial.

2. Ukuran dan kematangan perusahaan

Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberikan kontribusi

ketimbang perusahaan kecil dan belum mapan. Namun, bukan berarti

perusahaan menengah, kecil, dan belum mapan tersebut tidak dapat

menerapkan CSR.

3. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah

Semakin meluasnya regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil

ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial

kepada masyarakat.

Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh pada keputusan dan cara

pengimplementasIan program CSR sebagai wujud nyata kepedulian sosial

perusahaan. Hal ini juga akan berpengaruh pada keputusan penggunaan model

pelaksanaan program seperti yang dikategorikan oleh Saidi dan Abidin. Model

pelaksanaan program corporate social responsibility perusahaan dapat

dikategorikan menjadi empat model (Saidi dan Abidin, dalam Budimanta et al.

2008), yaitu:

1) Melalui Keterlibatan Langsung

Program CSR dilakukan langsung dengan menyelenggarakan sendiri berbagai

kegiatan sosial ataupun menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung kepada

masyarakat.

2) Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial

Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan sendiri

untuk mengelola berbagai kegiatan sosial dalam hal ini merupakan aplikasi

dari kegiatan CSR.

Page 27: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

10

3) Bermitra dengan Pihak lain

CSR dilakukan dengan membangun kerjasama dengan pihak lain baik itu

lembaga sosial/organisasi non-pemerintah, instansi pemerintah, instansi

pendidikan, dan lain-lain. Kerjasama ini dibangun dalam mengelola seluruh

kegiatan maupun dalam pengelolaan dana.

4) Bergabung dalam Konsorsium

Bergabung, menjadi anggota ataupun mendukung sebuah lembaga sosial yang

berbasis pada tujuan sosial.

Pelaksanaan CSR yang sistematis dan kompleks dimulai dengan melihat

dan menilai kebutuhan (needs assessment) masyarakat sekitar. Cara yang

ditempuh adalah dengan mengidentifikasi masalah atau prolem yang ada di

masyarakat atau lingkungan terlebih dahulu kemudian dicarikan solusi terbaik

menurut kebutuhan masyarakat. Tahapan berikutnya adalah dengan membuat

rencana aksi, lengkap dengan anggaran, jadwal waktu, indikator untuk

mengevaluasi dan sumber daya manusia yang ditunjuk untuk melakukannya.

Tahap terakhir adalah dengan monitoring yang dapat dilakukan melalui survey

maupun kunjungan langsung (Ambadar, 2008).

Sejalan dengan tahapan-tahapan yang diungkapkan diatas, Wibisono

(2007) juga mengemukakan bahwa terdapat empat tahapan yang harus dilakukan

oleh perusahaan dalam menerapkan program CSR, yaitu:

1) Tahap perencanaan

Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu Awareness Building, CSR

Assessement, dan CSR Manual Building. Awareness Building merupakan

langkah utama membangun kesadaran pentingnya CSR dan komitmen

manajeman. Bentuknya bisa berupa seminar, lokakarya, dan lain-lain. CSR

Assessement merupakan upaya mengetahui kondisi perusahaan dan

mengidentifikasikan aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian

serta langkah-langkah lanjutannya. Langkah selanjutnya membangun CSR

Manual Building, dapat melalui bencmarking, menggali dari referensi atau

meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.

Page 28: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

11

2) Tahap implementasi

Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang penting diperhatikan, yaitu

pengorganisasian (organizing) sumber daya, penyusunan (staffing),

pengarahan (direction), pengawasan atau koreksi (controlling), pelaksanaan

sesuai rencana, dan penilaian (evaluation) tingkat pencapaian tujuan. Tahap

implementasi terdiri dari tiga langkah utama, yaitu sosialisasi, pelaksanaan

dan internalisasi.

3) Tahap evaluasi

Tahap evaluasi perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk

mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR.

4) Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk

keperluan pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi

material dan relevan mengenai perusahaan.

2.1.1.3 Manfaat Implementasi CSR

Manfaat implementasi CSR dapat ditinjau dari sisi perusahaan dan

stakeholders. Manfaat CSR bagi perusahaan dikemukakan oleh Wibisono (2007)

adalah 1) mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra perusahaan, 2)

mendapatkan lisensi sosial dari masyarakat sekitar perusahaan untuk terus dapat

beroperasi, 3) mereduksi risiko bisnis perusahaan melalui adanya hubungan ynag

harmonis dengan para stakeholders perusahaan, 4) melebarkan akses terhadap

sumber daya, 5) membentangkan akses menuju market, 6) mereduksi biaya, misal

dengan upaya mengurangi limbah melalui daur ulang ke dalam siklus produksi, 7)

memperbaiki hubungan dengan stakeholders, 8) memperbaiki hubungan dengan

regulator, 9) meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan 10) peluang

mendapatkan penghargaan

Rogovsky (2000) seperti yang dikutip Wibisono (2007) menyusun konsep

tentang manfaat keterlibatan masyarakat dan perusahaan dalam implementasi

proram CSR. Manfaat bagi perusahaan: (1) Reputasi dan citra yang lebih baik, (2)

Lisensi untuk beroperasi secara sosial, (3) Bisa memanfaatkan pengetahuan dan

Page 29: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

12

tenaga kerja lokal, (4) Keamanan yang lebih besar, (5) Infrakstruktur dan

lingkungan sosial ekonomi yang lebih baik, (6) Menarik dan menjaga personal

yang kompeten untuk memiliki komitmen yang tinggi, (7) Menarik tenaga kerja,

pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu, dan (8)

Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi.

Manfaat implementasi CSR bagi masyarakat: (1) Peluang penciptaan

kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan pendanaan, (2) Pendanaan

investasi masyarakat, pengembangan infrastruktur, (3) Keahlian komersial, (4)

Kompetisi teknis dan personal individual pekerjaan yang terlibat, dan (5)

Representatif bisnis sebagai jurus promosi bagi prakarsa-prakarsa masyarakat.

2.1.2 Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

Menurut Suharto (2005) pengembangan masyarakat adalah satu model

pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup

masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta

menekankan pada prinsip partisipasi sosial. Sebagai sebuah metode pekerjaan

sosial, pengembangan masyarakat merujuk pada interaksi aktif antara pekerja

sosial dan masyarakat terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi suatu program pembangunan kesejahteraan sosial atau

usaha kesejahteraan sosial.

Payne dalam Ambadar (2008) menyatakan bahwa community development

sering diimplementasikan dalam bentuk 1) proyek-proyek pembangunan yang

memungkinkan masyarakat memperoleh dukungan dalam memenuhi

kebutuhannya, 2) kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-

kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Pengembangan masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat erat

kaitannya dengan pelaksanaan CSR. Terdapat tiga variabl bagi perusahaan dan

pemerintah dalam melakukan kegiatan pengembangan masyarakat, yaitu:

1) Sebagai ijin lokal dalam mengembangkan hubungan dengan komunitas lokal.

Dalam hal ini, perijinan lokal merupakan syarat mutlak yang perlu dilakukan

oleh perusahaan untuk melanggengkan kegiatannya di wilayah tertentu.

Page 30: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

13

2) Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program pengembangan

masyarakat. Hal ini terkait adanya adaptasi perusahaan dengan kehidupan

sosial budaya komunitas lokal yang nantinya perusahaan tersebut akan

memperoleh dan menciptakan strategi pengembangan usahanya dengan

kerjasama proaktif-kemitraan melalui program pengembangan masyarakat.

3) Program pengembangan masyarakat sebagai cara untuk memenuhi sarana

usaha. Sasaran usaha yang dimaksud meliputi kesehatan masyarakat,

membangun hubungan dengan pemerintah pusat dan daerah, pengetahuan

sosial budaya komunitas lokal dan membangun usaha yang bersifat dan

berdasar pada komunitas lokal.

Budimanta et al. (2008) mengungkapkan bahwa ruang lingkup

pengembangan masyarakat terbagi kedalam tiga golongan, yaitu 1) community

service, merupakan pelayanan dalam bentuk pemenuhan kepentingan umum

seperti membangun fasilitas umum, 2) community empowering, program yang

berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk

menunjang kemandiriannya, 3) community relation, kegiatan-kegiatan yang

menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi

kepada pihak terkait.

Salah satu bentuk pengembangan masyarakat adalah pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat (Shardlow, 1998 dalam Ambadar 2008)

intinya adalah bagaimana individu, kelompok, atau komunitas berusaha

mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa

depan sesuai dengan keinginan mereka. Pemberdayaan masyarakat juga menjadi

salah satu pendekatan yang harus menjadi prinsip-prinsip utama bagi seluruh

bagian pemerintahan maupun pihak korporasi dalam menjalankan tugas dan

fungsinya dalam memberikan pelayanan sosial.

Verhagen (1996) seperti yang dikutip As’ari (2009) merumuskan delapan

instrumen untuk menilai implementasi dari kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Instrumen tersebut dinilai dapat membantu di dalam menyusun suatu program

pemberdayaan masyarakat dan memberikan gambaran tentang proses

pemberdayaan masyarakat. Instrumen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 31: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

14

1) Identifikasi kelompok sasaran

Merupakan proses dimana masyarakat yang diberdayakan, sebagai kelompok

atau sebagai individu, diidentifikasi atau mengidentifikasi dirinya, sebagai

calon mitra pembangunan.

2) Penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris

Masyarakat (tidak terkecuali wanita) dilibatkan dalam identifikasi masalah

dan perencanaan kegiatan usaha. Hal ini dilakukan agar perencanaan yang

dilaksanakan dapat bermanfaat karena telah sesuai dengan kebutuhan,

kondisi, serta potensi yang dimiliki.

3) Pendidikan dan pelatihan timbal balik

Salah satu penyebab masyarakat tidak berdaya adalah kurangnya

pengetahuan serta keterampilan. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan dan

pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat

dengan memperhatikan potensi dan sumberdaya lokal.

4) Mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang

Pelayanan dan kemudahan akses terhadap sumberdaya diperlukan untuk

mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan. Masyarakat hendaknya

dibimbing untuk menghimpun modal atau sumberdaya secara mandiri.

5) Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan

Pembinaan dan pengarahan dalam mengelola kegiatan usaha perlu dilakukan

agar penerima dapat belajar bagaimana memanajemen usahanya.

6) Pengembangan gerakan dan perluasan proses

Kegiatan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menjangkau banyak

sasaran. Oleh sebab itu, dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak.

7) Pengembangan jaringan dengan pihak ketiga

Pembinaan hubungan kemitraan dengan pihak lain diperlukan agar usaha

kelompok sasaran dapat berkembang, misalnya lembaga keuangan, lembaga

pemasaran, pengusaha dan pihak lain.

8) Evaluasi terus-menerus sebagai upaya menciptakan mekanisme umpan balik.

Evaluasi dilakukan baik terhadap strategi, metode, dan kinerja sangat

diperlukan karena dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses perencanaa,

efek, dan dampak yang ditimbulkan.

Page 32: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

15

Dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat ialah sebagai proses yang

melibatkan masyarakat umum dalam pengambilan keputusan, perumusan,

pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, serta pembinaan masyarakat.

Cohen dan Uphoff (1977) dalam Nasdian (2006) membagi partisipasi ke

dalam beberapa tahapan, yaitu :

1) Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan

masyarakat dalam rapat-rapat.

2) Tahap pelaksanaan, yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan,

sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi

pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk

sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk keterlibatan

sebagai anggota proyek.

3) Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan

partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek.

Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan,

maka semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut

berhasil mengenai sasaran.

4) Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini

dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukkan demi

perbaikan pelakasanaan proyek selanjutnya.

2.1.3 Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

2.1.3.1 Definisi UMKM

Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak selalu

sama disetiap negara, tergantung konsep yang digunakan negara tersebut. Definisi

tersebut pada umumnya mencakup dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga

kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja

yang diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan tersebut (range of the member

employees) (Partomo dan Soedjono, 2004).

Page 33: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

16

Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menurut Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah adalah :

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang, perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah

atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur Undang-Undang ini.

Kriteria dari UMKM dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun

2008 adalah sebagai berikut :

1. Kriteria Usaha Mikro

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

2. Kriteria Usaha Kecil

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Page 34: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

17

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta

rupiah).

3. Kriteria Usaha Menengah

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah).

2.1.3.2 Pembinaan UMKM

Pembinaan UMKM adalah membina atau memperbaharui atau proses,

perbuatan, cara membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara

berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik bagi

UMKM. Berdasarkan kepada PROPENAS (Program Pembangunan Nasional)

2000-2004 ditetapkan program pokok pembinaan usaha kecil, menengah dan

koperasi sebagai berikut (APKASI, 2001)2:

1) Program penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif.

Program ini bertujuan untuk membukan kesempatan berusaha seluas-luasnya,

serta menjamin kepastian usahan dengan memperhatikan kaidah efisiensi

ekonomi sebagai prasyarat untuk berkembangnya PKMK. Sedangkan sasaran

yang akan dicapai adalah menurunnya biaya transaksi dan meningkatnya

skala usaha PKMK dalam kegiatan ekonomi.

2) Program Peningkatan Akses kepada Sumber Daya Produktif.

Tujuan program ini adalah meningkatkan kemampuan PKMK dalam

memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama

sumber daya lokal yang tersedia. Sedangkan sasarannya adalah tersedianya

2 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia

Page 35: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

18

lembaga pendukung untuk meningkatkan akses PKMK terhadap sumber daya

produktif, seperti SDM, modal, pasar, teknologi dan informasi.

3) Program Pengembangan Kewirausahaan dan PKMK Berkeunggulan

Kompetitif.

Tujuannya untuk mengembangkan perilaku kewirausahaan serta

meningkatkan daya saing UKMK. Sedangkan sasaran adalah meningkatnya

pengetahuan serta sikap wirausaha dan meningkatnya produktivitas PKMK.

Tujuan dari pembinaan UKM menurut Partomo dan Soedjono (2004)

adalah 1) meningkatkan akses pasar dan pembesar pangsa pasar, 2) meningkatkan

akses terhadap sumber-sumber modal dan memperkuat struktur modal, 3)

meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen, 4) meningkatkan akses dan

penguasaan teknologi. Ada dua aspek pembinaan UKM yang harus diperhatikan

(Hidayat dalam Partomo dan Soedjono, 2004) yaitu 1) sumber daya manusia

(SDM), apakah dapat meningkatkan kualitas SDM atas usaha sendiri atau dari

pihak luar, 2) pengelolaan dalam arti praktek bisnis yang terdiri atas beberapa hal

antara lain berencana, dilaksanakan, dan pengawasan.

Beberapa literatur telah mengungkapkan beberapa bentuk pembinaan

terhadap UMKM baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun perusahaan

sebagai penerapan CSR. Pemerintah Kabupaten Serang melalui Dinas

Perindagkop Kabupaten Serang memiliki program kontinyu dalam melakukan

pembinaan terhadap UKM. Bentuk pembinaan ini berupa pelatihan untuk

meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial serta menyediakan tempat

konsultasi bisnis untuk memudahkan masyarakat memperoleh informasi dan

pelayanan secara prima.

Pembinaan yang dilakukan oleh perusahaan swasta tidak jauh berbeda

dengan yang dilakukan oleh pemerintah. Bentuk pembinaannya adalah

memberikan bantuan dana (permodalan), pelatihan administrasi, dan pelatihan-

pelatihan lainnya yang disesuaikan dengan UKM binaan. Seringkali perusahaan

tersebut juga membantu UKM untuk memasarkan produk dengan

mengikutsertakan UKM binaan mereka dalam pameran-pameran seperti yang

dilakukan oleh PT. Antam Tbk.

Page 36: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

19

2.1.4 Evaluasi

Evaluasi program adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran

tentang keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana, sistematik dengan

arah dan tujuan yang jelas (Musa, 2005). Secara umum evaluasi dapat diartikan

sebagai upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun mengolah dan

menganalisa fakta, data dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai,

kegunaan, kinerja, dan lain-lain mengenai sesuatu yang kemudian dibuat

kesimpulan sebagai proses bagi pengambilan keputusan. Soekartawi (1999)

seperti yang dikutip Fauziah (2007) mengemukakan bahwa dalam menilai

keefektivan suatu program atau proyek maka harus melihat pencapaian hasil

kegiatan program yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Musa (2005) fungsi evaluasi program diantaranya adalah:

1) Memberikan data dan informasi tentang pelaksanaan suatu program

2) Menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan program

3) Melakukan pengendalian pelaksanaan program

4) Memberikan umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan program

Departemen pertanian (1990) dalam Fauziah (2007) mengemukakan jenis

evaluasi untuk mengevaluasi program, yaitu:

1. Evaluasi input

Evaluasi input adalah penilaian terhadap kesesuaian antara input-input

program dengan tujuan program. Input adalah semua jenis barang, jasa, dana,

tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya lainnya, yang perlu tersedia untuk

terlaksananya suatu kegiatan dalam rangka menghasilkan output dan tujuan

suatu proyek atau program.

2. Evaluasi output

Evaluasi output adalah penilaian terhadap output-output yang dihasilkan oleh

program. Output adalah produk atau jasa tertentu yang diharapkan dapat

dihasilkan oleh suatu kegiatan dari input yang tersedia untuk mencapai

proyek atau program. Contoh output adalah perubahan pengetahuan (aras

kognitif), perubahan sikap (aras afektif), kesediaan berperilaku (aras konatif),

dan perubahan perilaku (aras psikomotorik).

Page 37: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

20

Aras kognitif adalah tingkat pengetahuan seseorang. Aras afektif adalah

kecenderungan sikap seseorang yang dipengaruhi oleh perasaannya terhadap

suatu hal. Aras konatif adalah kesediaan orang berperilaku tertentu yang

dipengaruhi oleh sikapnya terhadap suatu hal. Aras tindakan adalah perilaku

seseorang yang secara nyata diwujudkan dalam perbuatannya sehari-hari

sehingga membentuk suatu pola.

3. Evaluasi Effect

Evaluasi efek adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari penggunaan

output-output program, sebagai contoh adalah efek yang dihasilkan dari

perubahan perilaku peserta suatu penyuluhan. Efek biasanya sudah mulai

muncul pada waktu pelaksanaan program namun efek penuh biasanya baru

tampak setelah program berakhir.

4. Evaluasi Impact (dampak)

Evaluasi impact adalah penilaian yang diperoleh dari efek proyek yang

merupakan kenyataan yang sesungguhnya yang dihasilkan oleh proyek pada

tingkat yang lebih luas dan mejadi tujuan jangka panjang. Evaluasi dampak

dapat dipertimbangkan dengan penggunaan penilaian yang kualitatif.

Page 38: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

21

2.2 Kerangka Pemikiran

Program pengembangan masyarakat menjadi salah satu bukti nyata

Coporate Social Responsibility (CSR). Tahapan penerapan program CSR tersebut

tidak lepas dari adanya beberapa faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari

dalam perusahaan dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut nantinya akan

berpengaruh pada kebijakan dalam penentuan serta penerapan program CSR

termasuk didalamnya usaha memasukkan prinsip-prinsip pengembangan

masyarakat.

Salah satu bentuk penerapan CSR yang dilakukan oleh PT. Astra

Internasional Tbk. adalah program pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Implementasi program

pembinaan UMKM yang diberikan oleh YDBA akan dievaluasi berdasarkan jenis

evaluasi Departemen Pertanian (1990) yaitu menganalisis aspek input, output,

efek, dan dampak. Keempat aspek tersebut menunjukkan alur proses. Namun

dalam analisis, aspek-aspek tersebut dianalisis secara parsial.

Aspek input dari program pembinaan UMKM akan dianalisis

menggunakan indikator pemberdayaan masyarakat Verhagen. Aspek ouput dan

efek yang terdiri dari pengetahuan dan keterampilan karyawan juga akan dilihat

hubungannya dengan karakteristik individu (umur, pendidikan, lama bekerja, dan

keikutsertaan dalam pelatihan). Aspek dampak dapat dilihat dari pendapatan

UMKM dan adanya pasar baru, daya kompetitif diantara UMKM binaan sejenis,

dan program pengembangan masyarakat sekitar sebagai bentuk lanjutan program

pembinaan dengan melakukan wawancara mendalam.

Page 39: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

22

1. Pendapatan2. Pasar Baru3. Daya Kompetitif

antar UMKMbinaan

4. Program PembinaanLanjutan bagimasyarakat

Input Output

Dampak

Efek

Karakteristik individu2. Umur3. Tingkat Pendidikan4. Lama bekerja5. Keikutsertaan dalam pelatihan

Karakteristik Program8 instrumen pemberdayaanVerhagen:2. Identifikasi kelompok

sasaran3. Penelitian dan perencanaan

partisipatoris4. Pendidikan dan pelatihan

timbal balik5. Mobilisasi dan pemberian

sumber daya secaraseimbang

6. Konsultasi manajemen danadministrasi atau pembukuan

7. Perluasan proses danpengembangan gerakan

8. Pengembangan jaringandengan pihak ketiga

9. Pemantauan dan evaluasiterus-menerus

ProgramPembinaan UMKM

Peserta Pelatihan1. Pengetahuan2. Keterampilan

Bukan Peserta Pelatihan1. Pengetahuan2. Keterampilan

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Keterangan:: mempengaruhi: mencakup

Page 40: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

23

2.3 Hipotesis Uji

1. Karakteristik Individu (umur, tingkat pendidikan, lama menjadi anggota

UMKM, dan keikutsertaan dalam pelatihan) berhubungan nyata dengan

peningkatan pengetahuan.

2. Karakteristik Individu (umur, tingkat pendidikan, lama menjadi anggota

UMKM, dan keikutsertaan dalam pelatihan) berhubungan nyata dengan

peningkatan keterampilan.

3. Karakteristik Individu (umur, tingkat pendidikan, lama menjadi anggota

UMKM, dan keikutsertaan dalam pelatihan) berhubungan nyata dengan

peningkatan pendapatan.

2.4 Definisi Konseptual

1. Program pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan

serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dari

para anggota UMKM binaan. Program pembinaan UMKM ini termasuk salah

satu bentuk program CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Bentuk pembinaan

yang dilakukan salah satunya adalah memberikan pelatihan.

2. Manfaat adalah hasil yang diharapkan dapat muncul dari penyelenggaraan

program pembinaan termasuk kegiatan pelatihan sebagai hasil dari pengolahan

input yang akan menghasilkan output,efek, dan dampak.

a. Ouput terdiri dari pengetahuan, dan keterampilan karyawan yang

mengikuti pelatihan.

b. Efek dapat dilihat dari pengetahuan dan keterampilan karyawan yang tidak

mengikuti pelatihan

c. Dampak dapat dilihat dari pendapatan, adanya pasar baru, daya kompetitif

diantara UMKM binaan sejenis serta memberikan inisiatif mengembangan

masyarakat sekitar sebagai bentuk lanjutan program pembinaan

sebelumnya.

Untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan dilakukan

dengan mengajukan beberapa pertanyaan dengan kuesioner. Sedangkan untuk

mengetahui adanya pasar baru, peningkatan daya kompetitif antar UMKM

Page 41: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

24

binaan dan adanya program pengembangan masyarakat lanjutan dilakukan

wawancara mendalam.

3. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden

mengenai bidang pekerjaannya.

4. Keterampilan adalah keahlian yang dimiliki responden dalam melakukan

pekerjaan sesuai dengan bidangnya.

5. Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh responden baik yang

berhubungan dengan pekerjaannya (upah) maupun dari tambahan lainnya.

6. Adanya pasar baru adalah penambahan pasar sebagai bagian dari kegiatan

pemasaran. Adanya pasar baru tersebut akibat dari kegiatan pembinaan.

Perubahan tersebut dilihat dengan melakukan wawancara mendalam.

7. Meningkatnya daya kompetitif antar UMKM binaan merupakan perbedaan

keinginan untuk berkompetisi yang terjadi antar UMKM binaan yang

disebabkan oleh adanya pembinaan. Perubahan tersebut diukur melakukan

wawancara mendalam.

8. Program pemberdayaan lanjutan bagi masyarakat sekitar merupakan program

yang direncanakan dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat sekitar

sebagai akibat dari adanya pembinaan. Perubahan tersebut diukur dengan

melakukan wawancara mendalam.

9. Instrumen pemberdayaan adalah komponen-komponen yang digunakan untuk

mengidentifikasi adanya proses pemberdayaan dalam suatu program. Untuk

mengetahui sejauh mana program pemberdayaan yang telah dilakukan

pengukuran dengan memberikan pernyataan-pernyataan terkait delapan

instrumen pemberdayaan Verhagen.

10. Identifikasi kelompok sasaran adalah mekanisme pemilihan sasaran dan lokasi

yang meliputi alasan, kriteria, dan prosesnya.

11. Penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris adalah mekanisme

identifikasi masalah serta pembuatan alternatif pemecahan masalah yang

dilakukan bersama-sama oleh UMKM binaan dan YDBA

12. Pendidikan dan pelatihan timbal balik adalah proses pertukaran pengetahuan

dan pengalaman antara UMKM binaan dan YDBA

Page 42: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

25

13. Mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang adalah proses

penggerakan UMKM binaan dengan memberikan dukungan berupa kegiatan

pendidikan dan pelatihan serta kemudahan akses terhadap sumberdaya yang

penting

14. Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan merupakan diskusi

dan pelatihan dalam hal teknis manajemen, administrasi termasuk di dalamnya

adalah proses pembukuan usaha.

15. Pengembangan gerakan dan perluasan proses adalah upaya mengembangkan

proses kegiatan dan perluasan sasaran.

16. Pengembangan jaringan dengan pihak ketiga di luar kelompok adalah proses

melibatkan pihak luar kelompok untuk mengembangkan program.

17. Pemantauan dan evaluasi terus menerus merupakan aktivitas pemantauan dan

evaluasi secara kontinu terhadap metode, materi, dan kinerja kelompok secara

partisipatoris.

2.5 Definisi Operasional

1. Umur merupakan lama waktu hidup responden sampai saat dilakukannya

penelitian.

Kategori Tingkat Usia (tahun)

Muda < 20

Dewasa 21 30

Tua > 30

2. Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal tertinggi yang

pernah ditempuh oleh responden pada saat pelatihan dilaksanakan. Tingkat

pendidikan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi.

Kategori Tingkat Pendidikan

Rendah Tidak sekolah tamat SMP

Sedang Tamat SMA dan atau yang sederajat tamat D1

Tinggi Tamat D3 ke atas

Page 43: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

26

3. Tingkat pendapatan merupakan jumlah uang yang diperoleh responden setiap

bulan melalui pekerjaan yang digeluti. Tingkat pendapatan dikategorikan

menjadi rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan UMR perusahaan

Kategori Tingkat Pendapatan (Rp)

Rendah 1.091.000-1.591.000

Sedang 1.591.001-2.091.000

Tinggi > 2.091.001

4. Lama bekerja merupakan ukuran waktu yang telah dihabiskan untuk bekerja

pada PT. XYZ.

Kategori Tingkat Lama Bekerja (tahun)

Baru 0 3

Sedang 4 7

Lama > 8

5. Keikutsertaan dalam pelatihan adalah keikutsertaan responden dalam

pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA tahun 2009.

6. Peningkatan pengetahuan diukur dengan memberikan 15 buah pertanyaan.

Setiap jawaban benar diberi nilai 2 dan jawaban salah diberi nilai 1. Perbedaan

dilihat dari rata-rata nilai responden yang mendapatkan pembinaan dan

responden yang tidak mendapatkan pembinaan.

Kategori Nilai

Rendah 15 22

Tinggi 23 30

7. Peningkatan keterampilan diukur dengan memberikan 5 buah pertanyaan

seputar keterampilan. Apabila jawaban sesuai maka diberi nilai 2 dan apabila

jawaban tidak sesuai diberi nilai 1.

Kategori Nilai

Rendah 5 7

Tinggi 8 10

Page 44: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh karyawan salah

satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan Yayasan Dharma

Bhakti Astra (YDBA) yaitu karyawan PT. XYZ yang mengikuti program

pembinaan (pelatihan). Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

manfaat dari program dan unsur pemberdayaan masyarakat dalam program

pembinaan dengan menggunakan instrumen pemberdayaan Verhagen. Data

kualitatif dalam pelatihan ini diperoleh melalui wawancara mendalam untuk

menunjang hasil pengisian kuesioner-kuesioner serta untuk mengetahui visi, misi,

dan pandangan YDBA terhadap pengembangan masyarakat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu Yayasan Dharma Bhakti

Astra (YDBA), yang terletak di Jalan Gaya Motor I No 10, Sunter, Jakarta Utara

dan PT. XYZ, yang terletak di Desa Dayeuh, Cileungsi, Bogor. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Desember 2009 – Maret 2010. Pemilihan lokasi

penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan:

1. YDBA merupakan sebuah yayasan yang fokus terhadap kegiatan pembinaan

UMKM.

2. PT. XYZ merupakan UMKM binaan YDBA yang telah menjadi subkontraktor

Grup Astra dan mendapatkan penghargaan Astra Green Company (AGC)

Award 2008 dari PT. Astra Internasional Tbk.

3. Tujuan penelitian ini dapat diamati pada kasus program pembinaan UMKM

yang dilakukan YDBA kepada PT. XYZ.

Page 45: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

28

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Subyek penelitian ini akan dibagi menjadi responden dan informan.

Responden merupakan karyawan PT. XYZ yang diminta untuk mengisi kuesioner

penelitian. Jumlah responden yang diambil adalah tiga puluh orang yang terdiri

dari:

1. sepuluh orang karyawan yang mengikuti pelatihan yang diadakan oleh YDBA

tahun 2009,

2. dua puluh orang karyawan yang tidak pernah mengikuti pelatihan dari YDBA.

Responden dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan untuk

mengetahui manfaat dari program pembinaan UMKM.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari pihak manajemen dari

perusahaan terkait khususnya yang mengetahui informasi mengenai YDBA dan

PT. XYZ. Informan dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan untuk

mengetahui informasi pelaksanaan program pembinaan UMKM yang dilakukan

oleh YDBA. Jumlah informan yang diambil tidak dibatasi untuk menambah

gambaran tentang YDBA dan PT. XYZ.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dan wawancara

mendalam terhadap responden dan informan . Wawancara mendalam merupakan

teknik pengumpulan data dengan melakukan percakapan dua arah. Data sekunder

merupakan data yang berasal dari dokumen-dokumen tertulis, baik berupa tulisan

ilmiah maupun dokumen laporan yang diterbitkan oleh pihak terkait.

3.5 Teknik Analisa Data

Data kualitatif yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan cara

mendeskripsikan dan menginterpretasikan fenomena yang ada di lapangan. Data

kualitatif tersebut mencakup implementasi program CSR PT. Astra Internasional

Tbk., dan program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA. Data

kualitatif lainnya adalah data mengenai manfaat yang diperoleh oleh UMKM

Page 46: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

29

penerima program binaan khususnya para karyawan yang mengikuti program

pelatihan. Analisis program pembinaan UMKM dilakukan dengan menggunakan

indikator pemberdayaan Verhagen. Data tersebut diperoleh dengan melakukan

wawancara mendalam yang kemudian hasil wawancara tersebut disajikan dalam

bentuk skoring.

Aspek input, output, efek, dan dampak menunjukkan alur proses. Namun

dalam analisis, keempat aspek tersebut dianalisis secara parsial. Analisis program

pembinaan dengan indikator pemberdayaan merupakan analisis input dan proses.

Output dan efek berupa pengetahuan dan keterampilan dilihat dari kegiatan

pelatihan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut akan dihubungkan dengan

karakteristik individu responden. Dampak dari program pembinaan yang meliputi

pendapatan, adanya pasar baru, daya kompetitif antar UMKM, dan adanya

program pemberdayaan lanjutan bagi masyarakat sekitar dianalisis dari hasil

wawancara mendalam.

Data kuantitatif yang berupa data primer terlebih dahulu diolah dan

ditabulasikan. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi

silang. Selanjutnya data kuantitatif yang telah ditampilkan dalam tabulasi silang

dilakukan pengujian dengan menggunakan Crosstabs-Chi Square kemudian

dianalisis. Pengolahan data masing-masing menggunakan software SPSS 15.0 for

windows.

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu analisis program

pembinaan UMKM dilakukan secara parsial. Artinya, input, output, efek, dan

dampak dianalisis terpisah. Input program pembinaan UMKM dianalisis dengan

indikator pemberdayaan masyarakat Verhagen. Selanjutnya, hasil analisis tersebut

tidak dihubungkan dengan output, efek, dan dampak. Namun, walaupun dianalisis

secara parsial, keempat aspek tersebut dapat menunjukkan alur proses pembinaan

UMKM dan dapat menjawab perumusan masalah penelitian.

Page 47: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)

4.1.1 Profil Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)

Pada Tanggal 2 Mei 1980 PT. Astra Nasional Tbk. mendirikan Yayasan

Dharma Bhakti Astra (YDBA) sesuai dengan permintaan dari Bapak William

Soeryadjaya, pendiri Astra. Astra sebagai aset nasional memiliki komitmen yang

tinggi untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Komitmen ini antara

lain diwujudkan dalam bentuk pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) yang dilaksanakan oleh YDBA dengan tujuan meningkatkan

keterampilan teknik, manajemen, memfasilitasi pemasaran dan pembiayaan, serta

teknologi informasi kepada UMKM dengan motto “berikan kail bukan ikan”.

Berdirinya YDBA sebagai institusi pembinaan dan pengembangan UMKM juga

merupakan wujud penerapan dari Catur Dharma Astra.

Catur Dharma Astra

1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara

2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

3. Menghargai individu dan membina kerjasama

4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik

Visi Yayasan Dharma Bhakti Astra

1. Menjadi institusi yang terbaik di bidang pembinaan dan pengembangan UKM

2. Berperan meningkatkan reputasi Grup Astra sebagai perusahaan yang

memiliki tanggung jawab sosial.

Misi Yayasan Dharma Bhakti Astra

1. Membina dan mengembangkan UKM-UKM (subkontraktor, vendor, dan

bengkel) untuk UKM yang terkait dengan bisnis-bisnis value chain Grup

Astra.

2. Membina UKM-UKM/ pemberdayaan usaha ekonomi setempat di sekitar

lokasi network Grup Astra.

Page 48: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

31

4.1.2 Program Pembinaan UMKM oleh YDBA

4.1.2.1 UMKM binaan YDBA

YDBA memandang UMKM sebagai sebuah unsur dalam perekonomian

yang cukup kuat karena masih tetap bertahan sampai saat ini ditengah goncangan

perekonomian yang pernah melanda Indonesia. Menurut keterangan Bapak M.

Kosasih, Senior Manager YDBA, Astra tidak akan tumbuh dengan baik tanpa

adanya UMKM

Pada tahun 2009, sekitar 5300 UMKM telah menjadi binaan dari YDBA

yang terdiri dari UMKM terkait dengan bisnis Astra (10 persen) dan UMKM yang

tidak terkait dengan bisnis Astra (90 persen). Untuk menjadi anggota binaan

YDBA, calon UMKM binaan bisa mengajukan surat permohonan yang ditujukan

kepada YDBA. Persyaratan untuk menjadi UMKM binaan YDBA antara lain

adalah sudah berbadan hukum (misalnya CV dan PT), usaha yang dijalankan

termasuk dalam kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UMKM,

merupakan komunitas yang potensial untuk dikembangkan baik yang terkait

bisnis Astra maupun tidak, memiliki produk yang diminati pasar, serta bersedia

untuk dibina oleh Astra.

Sebagai tindak lanjut dari permohonan calon UMKM binaan, pihak

YDBA akan melakukan kunjungan atau tinjauan langsung ke UMKM tersebut.

Kunjungan tersebut ditujukan untuk menilai layak atau tidaknya usaha tersebut.

YDBA akan menilai UMKM dari segi legalitas, kepemilikan atau pendiri, jumlah

dan kualifikasi karyawan, peralatan dan perlengkapan, serta omset perusahaan.

Pada saat kunjungan juga dilakukan diskusi-diskusi tentang permasalahan yang

ada pada UMKM calon binaan. Waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut

berbeda antara satu UMKM dengan UMKM lainnya, yaitu antara satu minggu

sampai satu bulan. YDBA menargetkan lamanya pembinaan yaitu sekitar tiga

tahun. Diharapkan dalam kurun waktu tersebut UMKM yang menjadi binaan

dapat mencapai tahap mandiri.

Page 49: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

32

4.1.2.2 Bentuk Pembinaan UMKM

Awalnya, program YDBA adalah bantuan modal kerja, mesin, dan

peralatan yang dibutuhkan oleh UMKM serta pembinaan kepada KUD nelayan,

petani, serta Koperasi Industri dan Kerajinan (KOPINKRA) di DKI Jakarta, Jawa

Barat, Jawa Timur, dan Lampung. Kini, dengan visi YDBA sebagai bagian dari

value chain otomotif, agribisnis dan pertambangan Grup Astra, YDBA berperan

aktif meningkatkan perekonomian nasional khususnya dalam penguatan dan

pembinaan UMKM, baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan bisnis

Grup Astra. Tujuan dari pembinaan yang dilakukan oleh YDBA adalah agar

UKM bisa menjadi yang mandiri, yaitu UMKM yang bukan hanya dalam hal

pemasaran dan sumberdaya manusianya saja yang baik, namun bisa menangani

kegiatan usahanya sendiri.

Secara umum, bentuk pembinaan yang dilakukan oleh YDBA adalah

memberikan pelatihan-pelatihan teknik, manajemen, fasilitasi pasar dan modal,

dan informasi pengembangan UMKM. YDBA tidak memberikan dana bantuan

modal, tetapi hanya memfasilitasi UMKM untuk bertemu dengan lembaga-

lembaga keuangan yang nantinya akan memberikan bantuan modal. Lembaga-

lembaga keuangan tersebut antara lain Bank Perkreditan dan PT. Astra Mitra

Ventura. Besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan UMKM. Fasilitasi

pasar yang dilakukan salah satunya adalah dengan mengikutsertakan UMKM

binaan pada beberapa pameran sehingga UMKM tersebut mempunyai kesempatan

memperluas wilayah pemasaran produk mereka.

Pelatihan yang diberikan kepada UMKM binaan dilakukan sendiri oleh

YDBA atau bekerjasama dengan mitra. Mitra pernah menjadi mitra YDBA dalam

kegiatan pembinaan antara lain BUMN, BUMS, Departemen atau Instansi

Pemerintah terkait. Dalam satu tahun, YDBA bisa mengadakan 40 70 pelatihan

baik yang dilaksanakan oleh YDBA sendiri, maupun bekerjasama dengan mitra

YDBA. Materi pelatihan yang diberikan untuk setiap UMKM binaan berbeda.

Perbedaan tersebut terkait dengan jenis usaha dan kebutuhan dari masing-masing

UMKM tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali pelatihan

juga berbeda, antara dua hari sampai dua minggu.

Page 50: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

33

Yayasan Dharma Bhakti Astra mendirikan Lembaga Pengembangan

Bisnis (LPB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk membantu

pengembangan UMKM yang berada di luar Jabodetabek. YDBA menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai komitmen yang sama dalam

pengembangan UKM dengan membentuk LPB tersebut. Fungsi LPB adalah

melaksanakan pembinaan di bidang Teknologi, Manajemen, Fasilitasi Pemasaran,

Fasilitasi Pembiayaan dan Teknologi Informasi serta menularkan Nilai dan

Budaya Kerja Astra.

Saat ini YDBA memiliki sembilan LPB, yaitu: LPB Warbis Rasuna

(Jakarta), LPB Tegal, LPB Bhakti Mandiri (Yogyakarta), LPB Waru-Sidoarjo

(Jawa Timur), LPB Gianyar (Bali), LPB PPKP Mataram (NTB), LPB Adaro

Pama (Balangan, Kalsel), LPB Wanita Mandiri (Lhokseumawe, Aceh Utara) dan

LPB Pama Mitra Daya (Kutai Barat, Kalimantan Timur). Jumlah UKM yang telah

dibina melalui LPB mencapai sampai dengan akhir 2008 sebanyak 1725 UMKM

dari beragam sektor bisnis seperti manufaktur, jasa bengkel, agribisnis, furnicraft,

garmen, perdagangan, jasa/servis, dan bidang lainnya seperti foto copy,

peternakan, dan rental komputer.

Sebagai usaha pengembangan program pembinaan, pihak YDBA juga

melakukan studi banding ke beberapa negara seperti Korea Selatan, Vietnam,

Thailand, dan Jepang. Kunjungan tersebut juga dimaksudkan untuk bertukar

pengalaman dengan lembaga terkait yang diharapkan dapat menciptakan alternatif

pembinaan bagi UMKM.

YDBA juga menyediakan Galeri UMKM yang berada di kantor YDBA.

Galeri tersebut berisi produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM binaan, baik

produk otomotif maupun produk lainnya. Galeri UMKM tersebut dibuat sebagai

ruang pamer dari produk-produk UMKM. Tidak menutup kemungkinan para

pengunjung Galeri UMKM tersebut tertarik dengan produk yang dipamerkan dan

membelinya.

Page 51: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

34

Kegiatan pembinaan UMKM dapat dilihat pada masing-masing

departemen yang ada di YDBA, yaitu:

1. Departemen Otomotif dan Alat Berat 3

Di bidang Otomotif dan Alat berat, YDBA memberikan pembinaan

kepada UMKM Subkon dan bengkel, baik bengkel kendaraan Roda-2 maupun

Roda-4. Pembinaan dilakukan bekerjasama dengan grup Otomotif dan Alat berat

Astra tujuan utamanya untuk meningkatkan Quality, Cost, Delivery & Innovation

(QCDI). Setelah diberikan pembinaan teknis dan manajemen serta memenuhi

QCDI, maka UMKM Subkon bisa mendapatkan order dari Divisi Otomotif dan

Alat Berat Grup Astra. Saat ini jumlah UMKM Subkon yang telah mendapatkan

pembinaan dan order dari Grup Astra sebanyak 432 perusahaan.

Target pembinaan YDBA adalah terwujudnya UMKM Subkon Mandiri.

Setelah mendapatkan pembinaan maksimal dua tahun subkon tersebut tidak lagi

memperoleh pembinaan secara intensif namun hanya sebatas konsultasi dan

pemberian informasi. Langkah ini dilakukan dengan maksud memberikan

kesempatan yang sama kepada subkon-subkon baru yang juga berpotensi untuk

menjadi binaan YDBA.

Di bidang jasa perbengkelan Roda-2 YDBA bekerjasama dengan PT ASKI

(Astra Komponen Indonesia) mengembangkan Bengkel Mitra Aspira. Untuk

membantu pemuda-pemudi putus sekolah, YDBA baik sendiri maupun

bekerjasama dengan BUMN dan swasta, memberikan pelatihan kepada mereka

untuk menjadi mekanik Roda-2 dan Roda-4 sehingga mereka siap bekerja atau

menjadi pengusaha kecil di bidang perbengkelan.

Di bidang jasa perbengkelan Roda-4, YDBA bekerjasama dengan TAM,

ADM, PM/IAMI memberikan pembinaan berupa pelatihan mekanik dan

manajemen bengkel kepada bengkel-bengkel umum UMKM di berbagai wilayah.

Bengkel yang memenuhi kualifikasi standar Astra berpeluang diangkat menjadi

bengkel binaan jaringan Grup Astra, seperti menjadi Bengkel Resmi Bengkel

Binaan Daihatsu dan rekanan PT Asuransi Astra Buana. Untuk mempererat

kerjasama antar sesama bengkel telah dibentuk Himpunan Bengkel Binaan YDBA

3 Disarikan dari website resmi YDBA (www.ydba.astra.co.id)

Page 52: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

35

(HBBA). Selain kepada UMKM Subkon dan bengkel, YDBA juga memberikan

pendampingan kewirausahaan kepada karyawan Grup Astra yang telah memasuki

Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan berminat untuk membuka usaha.

Dalam upaya meningkatkan QCDI UKM Subkon bidang alat berat, YDBA

bekerjasama dengan Politeknik Manufaktur (Polman) Astra dan UTPE

memberikan pelatihan dan pendampingan antara lain peningkatan kompetensi

bidang rekayasa industri, teknik pengelasan dan pembuatan hand tractor yang

telah menghasilkan satu unit Hand Tractor prototype R-2. Disamping itu untuk

memberikan kesadaran di bidang lingkungan dan K-3 kepada UMKM Subkon dan

bengkel diikutsertakan dalam Program SME Green Company dimana yang terbaik

akan dinominasikan untuk memperoleh Astra Green Company Award.

2. Departemen Agribisnis dan Pertambangan4

Sebagai bagian dari value chain Agribisnis Astra, YDBA mengembangkan

program Income Generating Activity (IGA) dengan memberdayakan petani sawit

dan UKM yang berada di sekitar perkebunan Astra. Pembinaan dilakukan

bekerjasama dengan divisi Community Development PT Astra Agro Lestari Tbk.

Bentuk pembinaannya berupa pelatihan teknik budidaya dan pasca panen tanaman

perkebunan, manajemen usahatani, mentalitas dasar, kewirausahaan, dan

pembukuan sederhana. Untuk membantu petani dan UMKM memperoleh modal

usaha, YDBA mendirikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di sekitar kebun

Astra, yaitu LKM Mitra Surya Sejahtera di Kabupaten Mamuju Utara dan LKM

Benteng Kayu Mangiwang di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. LKM ini juga

berfungsi menjadi tempat pembayaran hasil Tandan Buah Segar (TBS) dari

perusahaan kepada para petani sawit.

Program pembinaan masyarakat dan UMKM di daerah pertambangan

batubara dilakukan YDBA bekerjasama dengan PT Pamapersada Nusantara

(PAMA) dan PT Kalimantan Prima Persada (KPP). Seperti pada agribisnis, di

sektor pertambangan YDBA juga mengembangkan program IGA dengan tujuan

4 Ibid., halaman 36

Page 53: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

36

utama kemandirian UMKM. Lokasi pembinaan saat ini berada di Propinsi

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Sasaran pembinaannya adalah para petani karet, peternak ikan, bengkel

sepeda motor, bengkel mobil, bengkel dinamo, perdagangan, dan kerajinan.

Sedangkan bentuk pembinaannya berupa pelatihan budidaya dan pasca panen,

manajemen usahatani, manajemen perbengkelan, kewirausahaan, mentalitas dasar,

pembukuan sederhana dan mekanik sepeda motor. Selain pelatihan, bentuk

pembinaan lainnya adalah memfasilitasi akses pasar dan pembiayaan UMKM.

Kegiatan pembinaan petani dan UMKM di daerah pertambangan batubara

ini dilakukan melalui LPB Adaro-Pama yang telah didirikan di jobsite PT PAMA

di Balangan – Kalimantan Selatan serta LPB Pama Mitra Daya di Kutai Barat -

Kalimantan Timur. Sedangkan untuk fasilitasi pembiayaan telah didirikan LKM

Banua Bauntung di jobsite PT PAMA di Tabalong - Kalimantan Selatan dan

LKM Berkah Banua di jobsite PT KPP di Tapin – Kalimantan Selatan.

3. Departemen Fasilitasi Pembiayaan dan LPB5

Salah satu faktor yang menjadi kebutuhan UMKM dalam mengembangkan

usahanya adalah permodalan. Untuk turut membantu pemenuhan kebutuhan

UMKM, YDBA bekerjasama dengan berbagai institusi pembiayaan

mengembangkan beberapa skema kredit khusus antara lain :

1. Kredit jangka pendek berdasarkan Purchase Order/Invoice tanpa jaminan

aktiva tetap yang ditujukan khusus bagi UMKM terkait bisnis Astra.

2. Kredit investasi dengan pembiayaan 100% untuk moulding dan dies dengan

jaminan barang itu sendiri yang ditujukan khusus bagi UMKM terkait bisnis

Astra.

3. Kredit lunak bagi Usaha Kecil (UK) dengan omset maksimal Rp. 1 Miliar per

tahun dan aset maksimal Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan.

4. Kredit modal kerja dan investasi dari perusahaan modal ventura.

Untuk pembiayaan komersial, YDBA bekerjasama antara lain dengan

Bank Permata, Bank Niaga, Bank Mandiri, Bank Bumiputera, BCA, BNI Syariah,

5 Ibid., halaman 36

Page 54: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

37

PT Astra Mitra Ventura (AMV) dan perusahaan modal ventura daerah. YDBA

bekerjasama dengan Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) BUMN

antara lain dengan PT Surveyor Indonesia (Persero), PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk, PT Sucofindo (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT

Jasa Raharja (Persero), PT Bank Ekspor Indonesia (Persero), PT Petro Kimia

Gresik (Persero) dan Pertamina untuk pembiayaan kredit lunak.

Sejak tahun 2002 hingga akhir 2008, YDBA berhasil memfasilitasi

pembiayaan bagi UMKM dari perbankan dan PKBL BUMN sebesar Rp. 103,9

Miliar untuk 941 UMKM yang digunakan untuk menambah modal kerja seiring

dengan peningkatan penjualan dan investasi khususnya penambahan mesin,

peralatan serta perluasan tempat usaha. Hampir seluruh kredit yang diberikan

berstatus lancar dengan tingkat pengembalian mencapai 99%. Selanjutnya YDBA

bekerjasama dengan perbankan BUMN dan swasta memberikan sosialisasi dan

edukasi produk-produk perbankan kepada UMKM yang tersebar di berbagai

wilayah melalui program "Ayo ke Bank", serta memberikan kredit lunak tanpa

agunan.

4.2 PT. XYZ

4.2.1 Profil PT. XYZ

PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan manufaktur dengan skala usaha

menengah yang berdiri pada tahun 1980-an. Pada awal usaha, PT. XYZ

merupakan sebuah bengkel kecil yang membuat berbagai macam produk rumah

tangga, seperti lampu gantung, gantungan baju, kursi makan, dan lain-lain.

Bermula dari CV. HK, Bapak HS selaku pendiri sekaligus pemilik, mendapatkan

kepercayaan dari konsumen untuk membuat dies dan komponen press plate untuk

otomotif. Bapak HS membuat sebuah inovasi yaitu dengan menciptakan dies

progressive yang berguna untuk menyingkat proses pembuatan komponen

otomotif tersebut sehingga hanya bisa dihasilkan dengan menggunakan satu

proses saja.

Pada tahun 1996, CV. XYZ berubah menjadi PT. XYZ setelah

mendapatkan kepercayaan sebagai Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dari PT.

Page 55: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

38

Astra Mitra Ventura yang memberikan pinjaman modal kerjadan investasi.

Pinjaman modal tersebut digunakan PT. XYZ untuk memperluas usahanya

dengan membeli mesin-mesin yang dapat menunjang pembuatan dies6 dan

komponen press plate.

PT. XYZ mengikuti program “Small Medium Enterprise (SME) Green

Company” yang diadakan oleh kelompok perusahaan Astra sebagai upaya

peningkatan sistem manajemen mutu dan standar pengelolaan lingkungan,

kesehatan, dan keselamatan kerja (MLK3). Selain itu, untuk meningkatkan

wawasan dan keahlian karyawan dalam pembuatan dies dan komponen press

maupun manajemen, perusahaan selalu mengikut sertakan karyawannya dalam

program-program pelatihan yang diadakan oleh pemerintah dan Yayasan Dharma

Bhakti Astra. Pelatihan yang dilakukan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra juga

merupakan bentuk pembinaan bagi PT. XYZ yang juga merupakan UMKM

binaan dari Yayasan Dharma Bhakti Astra sejak tahun 1995.

Visi PT. XYZ:

Menjadikan PT. XYZ sebagai perusahaan pembuat metal part kendaraan bermotor

yang terkemuka dan terpercaya di Indonesia.

Misi PT. XYZ:

Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi di negara kita yang cukup

pesat, seiring tingkat persaingan usaha semakin kompetitif membuat PT. XYZ

harus mengacu pada misi yang harus dicapai oleh perusahaan di tahun-tahun

mendatang, yaitu:

1. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan pelanggan

2. Menjaga kualitas produk dengan selalu melaksanakan pedoman penjagaan

kualitas yang konsisten

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan

sehingga memenuhi standar minimum kompetensi yang dipersyaratkan

6 Dies merupakan alat cetakan untuk membuat produk yang prosesnya dicutting ataudipotong dengan bahan baku berupa metal part yang dimensinya ditentukan menurut kegunaannya.

Page 56: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

39

Kebijakan Mutu Perusahaan

PT. XYZ memiliki kebijakan mutu dalam pelaksanaan seluruh

kegiatannya, meliputi:

1. Menghasilkan produk yang berkualitas, dengan harga yang kompetitif.

2. Melakukan perbaikan terus menerus untuk memenuhi harapan dan kepuasan

pelanggan.

3. Penyerahan tepat waktu.

4. Mencegah terjadinya pencemaran, kecelakaan dan gangguan kesehatan semua

karyawan.

5. Memenuhi peraturan perundang-undangan lingkungan, keselamatan dan

kesehatan kerja serta ketentuan lain yang berlaku.

Selain berpedoman pada visi, misi serta kebijakan mutu perusahaan, seluruh

kegiatan PT. XYZ juga berlandaskan atas Kebijakan LK3, yaitu:

1. Mencegah terjadinya pencemaran, kecelakaan, dan gangguan kesehatan semua

karyawan

2. Melakukan perbaikan secara berkesinambungan

3. Mengembangkan kinerja lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja secara

terus-menerus

4. Memenuhi peraturan perundangan lingkungan, keselamatan, dan kesehatan

kerja secara ketentuan

Page 57: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

40

4.2.2 Struktur Organisasi PT. XYZ

PT. XYZ melakukan pengorganisasian kegiatannya dengan membuat

struktur organisasi yang meliputi seluruh departemen yang ada.

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. XYZ

PT. XYZ memiliki 14 departemen dengan total karyawan sebanyak 597

orang. Rincian jumlah karyawan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rincian Departemen dan Karyawan PT. XYZ

No Departemen Jumlah Karyawan (orang)

1 Produksi 419

2 Engineering 37

3 Ware House 21

4 Quality Control 24

5 Maintenance 26

6 PPIC 32

7 HRD & GA-LK3 12

8 Security 8

9 Finance & accounting 7

10 Purchasing 3

11 Sistem & Data 2

12 Marketing 2

13 IT 2

14 EIC 2

Total 597

Page 58: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

41

4.2.3 Produk dan Customers PT. XYZ

Produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ merupakan produk metal part

kendaraan bermotor yang sebagian produknya dipasarkan ke PT. Astra Honda

Motor. Produk-produk tersebut antara lain:

1. Cap Fuel Filler

2. Box Assy Battery

3. Nut Spring 4 mm

4. Nut Clip 5 mm

5. Clamper Breather Tube

6. Pipe Comp Air Feed

Sebagai produsen produk metal part kendaraan bermotor, pemasaran PT.

XYZ mencakup perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang otomotif pula.

Berikut ini merupakan customers dari produk yang dihasilkan PT. XYZ

1. PT. Astra Honda Motor I

2. PT. Astra Honda Motor II

3. PT. Astra Honda Motor III

4. PT. Cipta mandiri Wirasakti

5. PT. Astra Otopart

6. PT. Meiwa Indonesia

7. PT. Galih Sekar Sakti

8. PT. Moradon Berlian Sakti

9. PT. Mada Wikri Tunggal

10. PT. Yasunli Abadi Utama Plastik

11. PT. Guna Senaputra Sejahtera

12. PT. Chemco Harapan Nusantara

13. PT. Filtech Indonesia

14. PT. Mitsuba Indonesia Pipe Parts

15. PT. Takagi Sarimulti Utama

16. PT. Dynaplast

17. PT. Roda Prima Lancar

18. PT. Adhi Wijaya Citra

19. PT. Caturindo Agung Jaya Rubber

20. PT. Indonesia Stanley Electric

21. PT. Indomobil Suzuki Internasional

22. PT. Tri Saudara Sentosa Industry

23. PT. APM Armada Autoparts

24. PT. Indokarlo

25. PT. Super Sinar Abadi

26. PT. Cikarang Perkasa Manufacturing

27. PT. Pamindo Tiga T

28. PT. Kawasaki Motor Indonesia

29. PT. Tsuang Hine Industrial

30. PT. Naga Pacific

31. PT. Bumiputra Manufaktur Teknologi

32. PT. Hamatetsu Indonesia

33. PT. Korindo Heavy Industry

Page 59: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB V

IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

5.1 Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR

Tanggung jawab sosial bagi PT. Astra Internasional Tbk. merupakan

sebuah proses berkelanjutan dan bukan merupakan suatu tujuan sesaat. Kegiatan

CSR yang dilakukan senantiasa diselaraskan dengan nilai-nilai yang dianut oleh

Astra. Keselarasan tersebut dilakukan dengan mengembangkan program dan

kegiatan yang terukur terhadap target-target untuk meningkatkan manfaat bagi

pemangku kepentingan dan mengurangi dampak negatif aktivitas usaha Astra

secara sosial. Cakupan jenis dan aktivitas CSR yang dilakukan sejalan dengan

pertumbuhan dan perkembangan bisnis Astra.

Asal mula program CSR PT. Astra Internasional Tbk. adalah bagaimana

Astra dapat memberikan manfaat dan melakukan yang terbaik bagi masyarakat.

Hal ini juga sesuai dengan Catur Dharma Astra dan visi Astra yaitu menjadi

perusahaan yang memberikan manfaat pada masyarakat. Program tanggung jawab

sosial Astra awalnya dimulai dari prinsip berbuat baik yang selalu ditekankan oleh

para pendiri Astra. Selanjutnya berkembang menjadi program pengembangan

masyarakat, dan sampai saat ini dikenal dengan program CSR.

“…Astra sudah membuat program seperti ini dari dulu, sebelum adagembar-gembor tentang CSR. Om William itu orang baik, jadi dia jugaingin usahanya dilakukan dengan baik dan bisa memberikan yang terbaiktermasuk bagi masyarakat. Intinya adalah bagaimana bisa berbuat baik.Mulanya hanya ingin berbuat baik, terus berkembang jadipengembangan masyarakat sampai pada program CSR yang sekarang inimarak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan…”(Bapak A. KarimSuwandhono, Team Leader Divisi ESR PT. Astra Internasional).7

7 Divisi ESR merupakan kepanjangan dari Divisi Enviromental & Social Responsibility.

Page 60: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

43

Astra memiliki beberapa target operasional di bidang Security,

Environment, and Social Responsibility yang dapat dijadikan tolok ukur

keberhasilan upaya Grup Astra untuk dapat bertahan dan berkembang. Beberapa

target tersebut adalah:8

1. Bidang Security

a. Melaksanakan implementasi Astra Security Manajement System (ASMS) di

setiap instalasi Grup Astra sesuai President Letter Astra Internasional

2009.

b. Pengamanan perusahaan lebih ketat menjelang pemilu 2009.

c. Integrasi sistem pengamanan antara Security Guard dengan Security

Devices Modern sesuai tingkat ancamannya.

d. Peningkatan dan pengembangan Security Manajement mencakup aspek

fisik dan aspek non-fisik di seluruh fungsi organisasi.

2. Bidang Environment, Healthy, and Safety

a. Pencapaian peringkat “Green” Astra Green Company.

b. Pengurangan penggunaan Sumber Daya Alam dan Energi.

c. Melakukan penghitungan Gas Rumah kaca dan penggunaan Ozon

Depleting Substances.

d. Cleaner Production (6R) untuk mengelola limbah dan emisi.

e. Investigasi insiden di tempat kerja yang disertai dengan follow up yang

tepat, sehingga dapat terwujud suatu Zero incident workplace.

f. Sertifikasi sistem manajemen Lingkungan dan K3.

g. Implementasi sistem manajemen lingkungan dan LK3 di supplier.

3. Bidang Social Responsibility

a. Pencapaian peringkat “three star” Astra Friendly Company.

b. Memiliki program Income Generating Activities di sekitar perusahaan yang

dilaksanakan secara sinergi di lingkungan Grup Astra serta dirasakan

dampaknya oleh objek program.

8 Disarikan dari Laporan Berkelanjutan Astra 2008.

Page 61: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

44

Program CSR yang dilakukan oleh Astra tidak bertujuan untuk membentuk citra

positif, namun citra positif tersebut akan terbentuk dengan sendirinya. Sama

halnya dengan pembentukan citra, pihak Astra tidak pernah bertujuan mencari

keuntungan dari program CSR yang dilakukan karena pihak direksi telah

menanamkan prinsip-prinsip bahwa program ini ditujukan sebagai salah satu cara

bagi Astra untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat.

5.2 Implementasi Program CSR dan Pendanaan Kegiatan

Kegiatan-kegiatan CSR PT. Astra Internasional Tbk. dilakukan langsung

oleh Astra dan atau melalui pengelolaan beberapa yayasan. Salah satu kegiatan

CSR yang langsung dilakukan oleh Astra adalah program Sunter Nusa Dua. Astra

juga melakukan kegiatan CSR dengan membentuk beberapa yayasan seperti

Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Yayasan Toyota dan Astra (YTA),

Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI), dan Yayasan Amaliah Astra (YAA). Yayasan

tersebut bertanggung jawab melaksanakan kegiatan CSR dalam usaha

mengentaskan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dasar, peningkatan

kesehatan, konservasi dan pencegahan pencemaran lingkungan, serta

pengembangan kemitraan yang sejalan dengan Millenium development Goals

(MDG).9

1. Yayasan Toyota-Astra (YTA) didirikan pada tahun 1974 dan dikelola bersama

oleh Toyota-Astra Motor dan PT. Astra Internasionel Tbk. Fokus kegiatan

YTA adalah dibidang pendidikan, termasuk melalui pemberian beasiswa bagi

pelajar sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, sumbangan buku-buku

dan dukungan untuk program pendidikan teknik sampai tingkat S2.

2. Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI Program Bernas) merupakan yayasan yang

didirikan pada tahun 2005. Kegiatan Yayasan Astra Bina Pendidikan (YABP)

mempunyai fokus pada kegiatan pendidikan yaitu membantu SD, SMP, dan

SMK di daerah-daerah pra-sejahtera untuk meningkatkan mutu dari program

Pendidikan, membangun kualitas intelektual pelajar, kemampuan keterampilan

hidup, dan kekuatan moral dalam kualitas terbaik dan meningkatkan nilai multi

9 Ibid.,halaman 44.

Page 62: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

45

budaya di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pelajar yang

memiliki kepercayaan diri dan kepedulian, serta dapat mengembangkan daerah

mereka.

3. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) merupakan yayasan Astra yang

mempunyai fokus meningkatkan Quality, Cost, Delivery, and Innovation

(QCDI) bersama dengan Astra Mitra Ventura. YDBA merupakan yayasan

yang dibentuk Astra untuk membina UMKM. YDBA juga memiliki Lembaga

Pengembangan Bisnis (LPB) yang merupakan lembaga pengembangan usaha

di daerah dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

4. Yayasan Amaliah Astra (YAA) didirikan dengan fokus mendukung

pembangunan spiritual, kebijaksanaan emosional dan intelektual diantara

komunitas, sehingga orang-orang tersebut dapat menjalani hidup dengan

pandangan yang positif. Melalui berbagai program dan aktivitas, YAA

bertujuan secara aktif berpartisipasi pada ciptaan kedamaian dan pencerahan

diantara karyawan Astra dan komunitas sekitar.

Pada 2008, YAA terlibat dalam berbagai aktivitas kemasyarakatan pada

bidang pendidikan, aktivitas rohani dan kemanusiaan, dengan target komunitas

yang berada di sekitar pabrik Astra, terutama di daerah Tanjung Priok. YAA

juga memberikan sumbangan yang berasal dari para karyawan Astra melalui

ini Zakat Lembaga Amil, Infaq dan Shadaqah (LAZIS YAA). Hasil dari

sumbangan tersebut digunakan untuk memberikan beasiswa bagi pelajar yang

berasal dari keluarga ekonomi rendah.

Untuk memberikan arahan pada seluruh Grup Astra dalam penerapan

kebijakan di bidang LK3 dan Social Responsibility, Astra telah mengembangkan

dua kerangka kerja yang sistematis, yaitu Astra Friendly Company (AFC) dan

Astra Green Company (AGC). Astra juga memberikan panduan penerapan sistem

manajemen dan implementasi program dengan metode pengukurannya. Tujuan

akhir yang ingin dicapai adalah mewujudkan pertumbuhan bisnis yang

berkesinambungan untuk mencapai keberhasilan di bidang ekonomi, lingkungan,

dan sosial.

Page 63: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

46

Untuk melakukan program CSR, Astra khususnya Divisi Enviromental &

Social Responsibility (ESR) tidak mempunyai budget khusus. Besarnya anggaran

dana tergantung dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Secara umum, kegiatan

CSR yang dilakukan oleh Astra dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan rutin serta

kegiatan yang sifatnya insidental. Kegiatan rutin sudah memiliki alokasi dana

tersendiri, sedangkan alokasi dana untuk kegiatan yang sifatnya insidental tidak

memiliki patokan tertentu, disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan

serta kondisi dan situasi yang terjadi. Sebelum memberikan bantuan, Astra terlebih

dahulu melakukan survei untuk melihat kondisi dan memperkirakan bentuk

bantuan yang akan diberikan Astra.

“…Masalah besarnya dana sering sekali ditanyakan oleh berbagaipihak. Tapi sebenernya Astra nggak pernah punya budget khusus harussekian ratus juta atau sekian miliar. Besarnya dana disesuaikan denganbentuk kegiatan dan kondisi yang terjadi. Semuanya fleksibel. Misalnyabantuan bagi korban bencana alam. Kita tinggal survei dan buatproposal saja kepada direksi kemudian tinggal tunggu persetujuan saja.Semuanya tergantung kondisi dan kebutuhan masyarakat juga. Kalauprogram tetap pasti sudah ada anggarannya tapi besarnya dana, itumenyesuaikan…”(Bapak A. Karim Suwandhono, Team Leader DivisiESR PT. Astra Internasional).

5.3 PT. Astra Internasional Tbk. dalam Pengembangan MasyarakatSalah satu fokus CSR Astra adalah komitmen untuk mengembangkan

masyarakat. Partisipasi Astra dalam berbagai proses kegiatan pengembangan

masyarakat bermula dari kesadaran para pendiri beserta manajemen dan staff

bahwa membantu dan mendukung pengembangan masayarakat merupakan salah

satu tanggung jawab yang harus dijalankan.

Saat ini, komitmen pengembangan masyarakat mencakup lima bidang,

yaitu bantuan kemanusiaan, program kemitraan termasuk income generating

activities, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur. Keempat bidang

tersebut, kecuali bidang kemanusiaan bertujuan pemberdayaan masyarakat yaitu

membekali masyarakat dengan kemampuan untuk dapat secara terus menerus

mengambil manfaat, khususnya melalui kegiatan-kegiatan pengembangan program

bidang pendidikan dan income generating activities.

Page 64: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

47

Contoh program pengembangan masyarakat yang langsung dilakukan

Astra adalah pengembangan masyarakat di bidang pendidikan dan peningkatan

pendapatan masyarakat. Pengembangan masyarakat pada bidang pendidikan yang

telah dilakukan salah satunya adalah membangun sekolah di Aceh tahun 2004.

Sekolah tersebut dibangun bagi masyarakat di sekitar lokasi yang terkena bencana

Tsunami. Pembangunan infrastruktur sekolah tersebut dilakukan oleh masyarakat

sekitar. Astra tidak hanya membangun sekolah saja namun masih terus memantau

perkembangan pendidikan siswa-siswanya sampai tahun 2011 nanti. Astra juga

memperhatikan kualitas dan kompetensi para pengajar di sekolah tersebut.

Pada saat ini, Astra sedang membuat sekolah hijau di lingkungan sekitar.

Sekolah hijau merupakan sekolah yang memenuhi kriteria Adiwiyata dari Menteri

Lingkungan Hidup. Sekolah tersebut antara lain harus mempunyai kebijakan,

kurikulum yang mengarah pada lingkungan, mempunyai kegiatan ekstrakulikuler

yang berhubungan dengan lingkungan (misalnya berkebun, membuat kompos,

daur ulang dan lain-lain), infrastruktur yang dimiliki harus ramah lingkungan dan

lain-lain. Untuk melaksanakan program ini, Astra juga bekerja sama dengan

Universitas Negeri Jakarta dalam membuat kurikulum sekolah hijau tersebut.

Program peningkatan pendapatan atau Income Generating Activities (IGA)

merupakan salah satu cara Astra untuk berupaya menumbuhkan semangat

kewirausahaan, memberikan pelatihan, dan pendidikan yang dibutuhkan, serta

membangun jaringan yang dapat mendukung pertumbuhan usaha kecil. Prinsip

utamanya adalah bagaimana membuat kegiatan yang dapat mendatangkan

pendapatan bagi masyarakat. IGA merupakan bentuk pengembangan masyarakat

dengan maksud membangun kemandirian masyarakat melalui kegiatan

pemberdayaan masyarakat dan kemitraan. Contoh kegiatan IGA yang dilakukan

Astra adalah pembuatan kompos dan kain majun yang dilakukan oleh masyarakat

sekitar. Pupuk kompos dan kain majun yang dihasilkan juga dibeli oleh Astra.

Page 65: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

48

“…Masyarakat disekitar sini diajari membuat kompos dan membuatkain majun. Hasil yang mereka capai nantinya juga dibeli sama Astra.Misalnya kompos yang dibeli Astra digunakan untuk memenuhikebutuhan pupuk kompos bagi tanaman-tanaman yang ada di taman-taman milik Astra. Kain majun itu kain yang terbuat dari potongan-potongan kain kecil yang biasa dipakai di bengkel atau pabrik untuk lap.Kain-kain itu dibeli oleh Astra dalam bentuk kiloan…” (Bapak A. KarimSuwandhono, Team Leader Divisi ESR PT. Astra Internasional).

Untuk menciptakan keadilan bagi para pembuat kompos dan kain majun,

Astra tidak hanya membeli kompos dan kain majun pada seorang atau sebuah

UMKM saja, namun merata pada seluruh produsen. Besarnya pembelian kain

majun juga disesuaikan dengan kemampuan produsen dalam memproduksi kain

majun. Semakin banyak jumlah produksinya, maka semakin banyak pula kain

majun yang dibeli oleh Astra.

Page 66: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB VI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM

YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA (YDBA)

6.1 Cara Pandang YDBA terhadap Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pengembangan masyarakat menurut Astra mengacu pada falsafah

“Berikan kail bukan ikan”. Dengan falsafah ini diharapkan masyarakat yang dibina

oleh YDBA tidak terus menggantungkan diri pada bantuan atau hibah dari

perusahaan. Sepaham dengan falsafah tersebut, konsep pengembangan masyarakat

menurut YDBA adalah menciptakan masyarakat yang bebas dari budaya meminta-

minta karena “tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah”.

“…Kalau pengemis itu kan selalu tergantung, kalau butuh modal minta.Tapi pebisnis kalau butuh modal dia akan pinjam karena punya hargadiri, bukan cuma minta-minta…”(Bapak M. Iqbal, Senior ManagerYDBA).

Berdasarkan falsafah dan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat yang diyakini,

YDBA mengimplementasikannya dalam setiap program pembinaan yang

dilakukannya kepada sekitar 5300 UMKM binaannya. Kegiatan pembinaan ini

ditujukan untuk menjadikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan

YDBA mandiri, baik dalam produksi maupun dalam bidang pembiayaan.

6.2 Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Pembinaan UMKM

Kegiatan pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA dapat

diidentifikasi penerapan konsep pemberdayaan masyarakatnya dengan

menggunakan delapan instrumen pemberdayaan masyarakat Verhagen. Skor

faktual dihitung dari jumlah maksimum yang disesuaikan dengan skor jawaban

dari setiap pertanyaan di dalam kuesioner mengenai delapan instrumen

pemberdayaan Verhagen.Kedelapan instrumen tersebut adalah:

1. identifikasi kelompok sasaran

2. penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris

Page 67: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

50

3. pendidikan dan pelatihan timbal balik

4. mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang

5. konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan

6. pengembangan gerakan dan perluasan proses

7. pengembangan jaringan dengan pihak ketiga

8. evaluasi terus-menerus sebagai upaya menciptakan mekanisme umpan balik.

Tabel. 4 Perbandingan Aspek Pemberdayaan dari Hasil Identifikasi denganKriteria Ideal Pemberdayaan

No AspekPemberdayaan

Skor yang Diperoleh SesuaiKriteria yang Diamati

Skor MaksimumBerdasarkan Kriteria Ideal

1 Identifikasi kelompoksasaran

Kriteria calon mitra UMKMditetapkan oleh YDBA.

Skor: 20

Kriteria calon mitra UMKMditetapkan oleh YDBA danUMKM dengan melakukandiskusi sebelumnya.

Skor: 30

Keikutsertaan UMKM sebagaibinaan merupakan usaha dariUMKM yang bersangkutan,walaupun masih terdapatcampur tangan beberapa pihakcontohnya rekomendasi dariGrup Astra pada UMKM calonbinaan.

Skor: 25

Keikutsertaan UMKMsebagai binaan merupakanusaha dari UMKM yangbersangkutan

Skor: 30

Keikutsertaan anggota UMKMdalam pelatihan ditentukan olehUMKM yang bersangkutan.

Skor: 40

Keikutsertaan anggotaUMKM dalam pelatihanditentukan oleh UMKM yangbersangkutan.

Skor: 40

Jumlah Skor 85 100

2 Penelitian danperencanaan usahasecara partisipatoris

Identifikasi masalah UMKMdilakukan oleh UMKM denganadanya masukan dari YDBA.

Skor: 20

Identifikasi masalah UMKMdilakukan oleh UMKMdengan didampingi YDBA.

Skor: 25

Page 68: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

51

Penetapan masalah UMKMditentukan bersama denganYDBA pada awal keanggotaan.YDBA lebih dominan.

Skor: 20

Penetapan masalah UMKMditentukan bersama olehUMKM yang bersangkutandan YDBA pada awalkeanggotaan

Skor: 25

Diskusi mengenaipermasalahan dilakukan olehUMKM dan YDBA, namunsebelumnya UMKM telahmelakukan identifikasi masalah.Diskusi bersifat umum dandilakukan pada awalkeanggotaan.

Skor: 20

Diskusi mengenaipermasalahan dilakukan olehUMKM dan YDBA secaramendetail dan dapatdilakukan selama kegiatantersebut diperlukan.

Skor: 25

Alternatif pemecahan masalahdilakukan oleh UMKM danYDBA, tetapi YDBA lebihdominan

Skor: 20

Alternatif pemecahanmasalah dilakukan bersama-sama antara UMKM danYDBA.

Skor: 25

Jumlah Skor 80 100

3 Pendidikan danpelatihan timbal balik

Materi Pelatihan disediakanoleh YDBA dan UMKM dapatmerekomendasikan jenispelatihan tertentu namun padatahap pelaksanannya terdapatkuota peserta yang ditetapkanYDBA.

Skor: 20

Materi Pelatihan disediakanoleh YDBA dan UMKMdapat merekomendasikanjenis pelatihan tertentu sesuaidengan kebutuhannya.

Skor: 25

Adanya proses tanya jawabselama pelatihan.

Skor: 50

Adanya proses tanya jawabselama pelatihan

Skor: 50

Adanya transfer pengetahuandan keterampilan selamapelatihan, walaupun porsinyatidak seimbang antara pesertadengan pelatih.

Skor: 20

Adanya kegiatan transferpengetahuan danketerampilan yangdiusahakan seimbang selamapelatihan antara pelatihdengan peserta pelatihan

Skor: 25

Jumlah Skor 90 100

Page 69: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

52

4 Mobilisasi danpemberiansumberdaya secaraseimbang

Penilaian potensi UMKMdilakukan oleh UMKM danYDBA, YDBA dominan.Penilaian potensi ini dilakukanpada saat YDBA melaksanakankunjungan pada UMKM yangmengajukan surat atau proposalpembinaan.

Skor: 20

Penilaian potensi UMKMdilakukan bersama-sama olehUMKM dan YDBA.

Skor: 25

YDBA memberikankemudahan bagi UMKM untukmendapatkan sumberdaya

Skor: 30

YDBA memberikankemudahan bagi UMKMuntuk mendapatkansumberdaya

Skor: 30

UMKM dapat mencukupikebutuhan sumberdayanyasendiri walaupun kadang-kadang masih bergantung padaYDBA.

Skor: 35

UMKM dapat mencukupikebutuhan sumberdayanyasendiri.

Skor: 40

Jumlah Skor 85 100

5 Konsultasimanajemen danadministrasi ataupembukuan

YDBA dan UMKM melakukandiskusi tentang manajemen danpembukuan secara menyeluruhdan dilakukan pada awalkegiatan pembinaan.

Skor: 30

YDBA dan UMKMmelakukan diskusi tentangmanajemen dan pembukuansecara detail dan kontinu.

Skor: 50

YDBA memberikan pelatihandan keterampilan pembukuanpada awal kegiatan pembinaantanpa melakukanpendampingan danpengawasan.

Skor: 30

YDBA memberikan pelatihandan keterampilan pembukuanserta mengadakanpendampingan sertapengawasan.

Skor: 50

Jumlah Skor 60 100

Page 70: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

53

6 Pengembangangerakan dan perluasanproses

Informasi program pembinaanUMKM masih terbatas hanyapada website dan melaluirekomendasi Grup Astra.

Skor: 35

YDBA memberikaninformasi programpembinaan kepada UMKMmelalui berbagai pihak tanpamemerlemah keswadayaanUMKM.

Skor: 50

Pemberdayaan terhadapmasyarakat sekitar dan atauUMKM lainnya tidak bisaselalu dilakukan oleh UMKMkarena beberapa kendala.

Skor: 25

YDBA melatih danmeningkatkan kesadaranUMKM binaannya untukdapat melakukanpemberdayaan terhadapmasyarakat sekitar dan atauUMKM lainnya.

Skor: 50

Jumlah Skor 55 100

7 Pengembanganjaringan dengan pihakketiga

YDBA bekerjasama denganpihak ketiga dalam pembinaandan pelatihan, misalnya GrupAstra dan lembaga-lembagakeuangan.

Skor: 40

YDBA bekerjasama denganpihak ketiga dalampembinaan dan pelatihan.

Skor: 40

YDBA memberikanrekomendasi pihak ketiga olehuntuk memperluasan usahamisalnya adanya fasilitasipeminjaman modal kepadalembaga-lembaga keuangan.

Skor: 30

YDBA memberikanrekomendasi pihak ketigaoleh untuk memperluasanusaha tanpa memperlemahkeswadayaan UMKM.

Skor: 30

UMKM dapat merluasan usahamelalui kerjasama dengan pihakketiga terutama yangdirekomendasikan YDBA.

Skor: 20

UMKM dapat merluasanusaha melalui kerjasamadengan pihak ketiga baikyang direkomendasikanYDBA maupun hasil usahaUMKM sendiri.

Skor: 30

Jumlah Skor 90 100

Page 71: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

54

8 Evaluasi terus-menerus sebagaiupaya menciptakanmekanisme umpanbalik

YDBA melakukan pemantauandan pengawasan terhadapUMKM binaannya secaramenyeluruh.

Skor: 20

YDBA melakukanpemantauan dan pengawasanterhadap UMKM binaannyasecara mendetail.

Skor: 30

YDBA melakukan evaluasiterhadap UMKM binaannyasecara menyeluruh.

Skor: 20

YDBA melakukan evaluasiterhadap UMKM binaannyasecara mendetail.

Skor: 30

YDBA dan UMKMmendiskusikan hasilpemantauan dan hasil evaluasi,namun belum kontinu dansifatnya menyeluruh.

Skor: 30

YDBA dan UMKMmendiskusikan hasilpemantauan dan hasilevaluasi namun secarakontinu dan mendetail

Skor: 40

Jumlah Skor 70 100

Total Skor 615 800

6.2.1 Identifikasi Kelompok Sasaran

Identifikasi kelompok sasaran merupakan upaya untuk menemukan calon

sasaran program pembinaan yang sesuai. Identifikasi kelompok sasaran adalah

mekanisme pemilihan sasaran dan lokasi yang meliputi alasan, kriteria, dan proses

pemilihan sasaran. UMKM yang sekarang ini menjadi UMKM binaan YDBA

terlebih dahulu mengajukan surat atau proposal pembinaan. Informasi mengenai

program pembinaan tersebut diperoleh dari website YDBA, media massa, dan

Grup Astra. Selain sumber perolehan informasi pembinaan tersebut, peran aktif

dari UMKM calon binaan juga sangat diperlukan agar UMKM tersebut dapat

dibina oleh YDBA.

Kriteria dan persyaratan bagi UMKM sebelumnya telah ditentukan oleh

YDBA. Persyaratan untuk menjadi UMKM binaan YDBA antara lain adalah

sudah berbadan hukum (misalnya CV dan PT), usaha yang dijalankan termasuk

dalam kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UMKM, merupakan

komunitas yang potensial untuk dikembangkan baik yang terkait bisnis Astra

Page 72: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

55

maupun tidak, memiliki produk yang diminati pasar, serta bersedia untuk dibina

oleh Astra. Setelah UMKM tersebut dinilai dan dinyatakan memenuhi persyaratan,

YDBA akan mengundang UMKM untuk mengikuti pelatihan Basic Mentality

(Mentalitas Dasar) dengan tujuan menanamkan budaya kerja Astra kepada UMKM

binaan. UMKM tersebut juga dimasukkan ke dalam database YDBA. Seperti

halnya yang diungkapkan oleh informan berikut ini.

“…Sebenarnya tidak harus proposal, surat permohonan saja bisa ko.Nanti akan kami tinjau, benar atau tidak UMKM itu ada, sesuai tidakdengan persyaratan kita. Baru kalau sudah sesuai nanti kita undanguntuk pelatihan awal. Yang diundang pelatihan biasanya sudah otomatismenjadi anggota binaan YDBA…” (Bapak M. Iqbal, Senior ManagerYDBA).

Keikutsertaan anggota UMKM dalam pelatihan yang dilaksanakan YDBA

adalah kewenangan penuh dari UMKM binaan. Artinya, anggota UMKM binaan

yang akan mengikuti pelatihan dipilih oleh UMKM yang bersangkutan, YDBA

tidak menunjuk orangnya. Pemilihan peserta pelatihan harus mempertimbangkan

kesesuaian peserta dengan jenis pelatihannya.

6.2.2 Penelitian dan Perencanaan Partisipatoris

Penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris adalah mekanisme

identifikasi masalah serta pembuatan alternatif pemecahan masalah yang dilakukan

bersama-sama oleh UMKM dan YDBA. Identifikasi masalah yang ada pada

UMKM dilakukan secara bersama-sama antara UMKM dan YDBA. Namun pada

kenyataannya, UMKM terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan, setelah itu

baru UMKM dan YDBA mendiskusikan permasalahan tersebut. Sebagai tindak

lanjut, UMKM dan YDBA bersama-sama mencari solusi untuk memecahkan

masalah. Pada proses pemecahan masalah ini, YDBA mempunyai peran besar.

YDBA memberikan solusi-solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Diskusi permasalahan tersebut biasanya dilakukan pada saat YDBA melakukan

kunjungan. Umumnya, permasalahan yang dialami UMKM adalah permasalahan

modal dan keterampilan. Untuk permasalahan permodalan, biasanya YDBA

Page 73: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

56

memfasilitasi UMKM untuk mendapatkan pinjaman yang berasal dari Astra Mitra

Ventura maupun perbankan lainnya. Hal ini dinyatakan oleh informan dalam

pernyataan berikut:

“…YDBA tidak pernah memberikan modal, tapi kami hanyamemfasilitasi UMKM dengan lembaga yang bisa memberikan bantuanmodal. Entah itu Astra Mitra Ventura atau bank-bank lainnya. YDBAjuga bukan jaminan peminjaman…”(Bapak M. Kosasih, Senior ManagerYDBA).

Apabila permasalahan yang muncul adalah permasalahan teknis, YDBA akan

membantu dengan mengadakan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan

UMKM serta jenis usahanya.

6.2.3 Pendidikan dan Pelatihan Timbal Balik

Pendidikan dan pelatihan timbal balik adalah proses pertukaran

pengetahuan dan pengalaman antara UMKM binaan dan YDBA. Pelatihan

merupakan salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan YDBA. YDBA

mempunyai beberapa materi pelatihan yang nantinya akan diberikan kepada

UMKM binaannya. Materi tersebut adalah materi umum dan beberapa materi

khusus yang disesuaikan dengan jenis usaha masing-masing UMKM binaannya.

Materi umum meliputi materi manajemen dan pembukuan serta beberapa materi

lainnya yang dapat diterima oleh UMKM binaannya tanpa terkecuali. UMKM juga

mempunyai kebebasan untuk mengajukan pelatihan kepada YDBA, namun untuk

merealisasikannya YDBA perlu memperhatikan beberapa hal salah satunya adalah

kuota peserta pelatihan. Hal ini didukung oleh pernyataan dari beberapa informan

berikut ini:

“…Kita bisa minta YDBA memberikan pelatihan sesuai dengan yangkita butuhkan, tapi semuanya tergantung sama pihak YDBA. Pesertanyaada atau tidak. Biasanya kita bikin rencana pelatihan apa saja yangdibutuhkan untuk satu tahun. Kalau kebetulan YDBA mengadakan yakita ikut. Tapi kalau enggak ya kita cari pelatihan lain atau bisa jugabuat pelatihan sendiri untuk para karyawan disini. Tapi YDBA selalumemberi tahu pelatihan-pelatihan yang diadakan, terutama pelatihanyang cocok dengan jenis usaha kita…”(Ibu Sumarsih, Staff HRD PT.XYZ).

Page 74: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

57

“…Bisa juga UKM mengajukan usul pelatihan sesuai dengankebutuhan dan masalah yang mereka hadapi. Tapi kita jugamenyesuaikan dengan kuota peserta dan waktunya. Termasukmencocokkan pelatihan tersebut dengan para trainer. Biasanya setiappelatihan diikuti oleh 25 orang dan dilaksanakan selama dua harisampai dua minggu…”(Bapak M. Kosasih, Senior Manager YDBA).

Kriteria calon peserta pelatihan umumnya disesuaikan dengan jenis

pelatihan. Calon peserta pelatihan juga dipilih oleh masing-masing UMKM, sesuai

dengan jenis pelatihannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan UMKM mempunyai

kewenangan untuk menentukan anggotanya yang akan mengikuti pelatihan.

Pada saat pelatihan, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai materi pelatihan. Pertanyaan dapat juga berasal dari kondisi dan

permasalahan yang dialami langsung oleh peserta pelatihan pada saat bekerja.

Untuk pelatihan-pelatihan tertentu disertai pula dengan praktek.

“…Yang ngasih materi sih pasti ngasih kesempatan untuk tanya.Biasanya awal pelatihan ditanya dulu masalahnya apa aja. Pas ngasihmateri juga ada sesi tanya jawabnya…”(Bapak Spy, peserta PelatihanTeknologi Press Dies II).

Pada saat pelatihan tersebut, terdapat proses transfer pengetahuan antara pemberi

materi dan peserta walaupun belum seimbang. Hal ini disebabkan oleh lebih

banyaknya pengetahuan dan keterampilan yang berasal dari para pemberi materi

kepada peserta dibanding dari peserta ke pemberi materi.

6.2.4 Mobilisasi dan Pemberian Sumberdaya

Mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang adalah proses

penggerakan UMKM binaan dengan memberikan dukungan berupa kegiatan

pendidikan dan pelatihan serta kemudahan akses terhadap sumberdaya yang

penting. Mobilisasi dan pemberian sumberdaya dalam konteks pemberdayaan

mengarah pada keseimbangan antara keduanya, di mana pemberian sumberdaya

kepada UMKM tidak memperlemah swadaya dan kemandirian kelompok.

Page 75: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

58

Untuk mempermudah pemberian sumberdaya kepada UMKM binaan, perlu

adanya penilaian potensi UMKM. YBDA memberikan kewenangan kepada

UMKM binaannya untuk menilai potensi yang ada dan setelah itu

mendiskusikannya YDBA. Selanjutnya, YDBA akan menilai kembali potensi-

potensi UMKM tersebut. Proses penilaian ini dilakukan bersamaan dengan proses

identifikasi masalah dan penetapan masalah. Adanya penilaian potensi dan

identifikasi masalah tersebut akan mempermudah YDBA untuk memberikan

bantuan atau penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi UMKM.

Pada kasus PT. XYZ, YDBA memberikan kemudahan dalam penyediaan

sumberdaya pelatih pada pelatihan yang diselenggarakannya. Selama menjadi

binaan YDBA, PT. XYZ mendapatkan pelatihan-pelatihan dari tingkat operator

hingga pimpinan perusahaan, dari sisi manajerial hingga pelatihan teknik. PT.

XYZ juga mempunyai kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan

oleh pihak lain baik yang bekerjasama dengan YDBA atau pun tidak. Di lain

kesempatan, PT. XYZ juga pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di

luar negeri. Selain mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak lain, PT. XYZ

juga seringkali mengundang trainer dari luar untuk memberikan pelatihan bagi

karyawannya. Trainer pelatihan juga dapat berasal dari PT. XYZ jika pelatihan

tersebut diadakan sendiri oleh PT. XYZ. Keikutsertaan PT. XYZ dalam pelatihan-

pelatihan lain selain yang diselenggarakan YDBA adalah untuk menambah

pengetahuan dan keterampilan karyawan yang nantinya akan bermanfaat bagi

kemajuan usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“…PT. XYZ pernah mengikuti beberapa pelatihan. Ada yang dari YDBA,ada yang dari luar YDBA, dan kadang juga menyelenggarakan sendiripelatihan tersebut. Kalau pelatihan yang diadakan YDBA dan luarYDBA otomatis trainernya dari mereka, tapi untuk pelatihan yangdiadakan sendiri oleh PT. XYZ trainernya berasal dari luar dan daridalam perusahaan sendiri. Misalnya untuk motivasi, pengisinya ya darimanager atau pemilik PT. XYZ…”(Bapak Hry, General Manager PT.XYZ).

Dilain pihak, YDBA juga berperan sebagai fasilitator dalam penyediaan dana.

Peran YDBA adalah memperkenalkan UMKM dengan lembaga-lembaga keuangan.

Sebagai anggota binaan, UMKM yang merasa membutuhkan tambahan modal akan

Page 76: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

59

dikenalkan dengan lembaga-lembaga keuangan. Adanya bantuan tersebut diharapkan

dapat membantu UMKM untuk lebih berkembang dan maju.

6.2.5 Konsultasi Manajemen

Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan merupakan

diskusi dan pelatihan dalam hal teknis manajemen, administrasi termasuk di

dalamnya adalah proses pembukuan usaha. Hal ini sangat berguna bagi

kelangsungan usaha karena dapat membantu UMKM dalam menggunakan

sumberdaya secara efisien.

Konsultasi manajemen dan pembukuan hanya dilakukan pada awal

masuknya UMKM menjadi binaan YDBA. Selain konsultasi manajemen dan

administrasi, YDBA juga selalu memberikan pelatihan manajemen dan

administrasi kepada seluruh UMKM binaannya. Sebagai salah satu UMKM binaan

YDBA, PT. XYZ juga pernah melakukan konsultasi manajemen dan pembukuan.

YDBA juga pernah mengundang PT. XYZ untuk mengikuti pelatihan yang terkait

dengan manajemen dan administrasi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari

Bapak Hry yang mengatakan bahwa YDBA memberikan pelatihan manajemen dan

administrasi, keuangan bahkan perpajakan.

Adanya laporan administrasi dan manajemen yang baik diharapkan dapat

mempermudah proses pengawasan dan pengembangan usaha baik yang dilakukan

oleh YDBA ataupun yang dilakukan oleh UMKM itu sendiri. YDBA memang

selalu melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perkembangan kegiatan

UMKM tersebut secara rutin. Namun pemantauan dan pengawasan tersebut

bersifat menyeluruh pada kegiatan usaha.

6.2.6 Pengembangan Gerakan dan Perluasan Proses

Pengembangan gerakan dan perluasan proses adalah upaya

mengembangkan proses kegiatan dan perluasan sasaran. Hal ini juga dimaksudkan

untuk memperluas wilayah pembinaan. Informasi tentang kegiatan pembinaan

menjadi salah satu faktor yang dapat membantu proses pengembanngan gerakan

dan perluasan sasaran. Untuk memperluas sasaran pembinaan, YDBA

Page 77: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

60

menginformasikan program pembinaan melalui website dan rekomendasi yang

diberikan oleh Grup Astra. UMKM harus berperan aktif untuk memperoleh

informasi pembinaan yang dilakukan oleh YDBA.

Selain melakukan pembinaan UMKM, pada beberapa kasus, YDBA

mengadakan pelatihan yang khusus ditujukan bagi masyarakat, salah satunya

adalah pelatihan bagi pemuda-pemuda putus sekolah. Pelatihan tersebut

dimaksudkan untuk memberikan keterampilan kepada pemuda-pemuda agar dapat

mandiri dengan merintis usaha di bidang bengkel motor atau menjadi tenaga

mekanik.

Untuk memperluas jaringan pembinaan UMKM di daerah, YDBA

mendirikan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB). Lembaga ini juga bisa

dikatakan perpanjangan tangan YDBA di daerah. Sebagai tenaga pelaksana

(fasilitator) LPB, YDBA merekrut para pemuda putera-puteri daerah setempat,

misalnya para pemuda/pemudi Dayak untuk LPB di Kutai Barat, Kalimantan

Timur, begitu juga untuk daerah lainnya. Personil LPB tersebut sebelumnya diberi

pelatihan (TOT) oleh YDBA mengenai pembinaan UMKM. Sampai akhir tahun

2009 sudah didirikan sembilan LPB yang tersebar di Aceh Utara, Jakarta,

Sidoarjo, Tegal, Gianyar, Mataram, Balangan, Yogyakarta, dan Kutai Barat.

Selain LPB, YDBA juga memiliki Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

LKM ini dibentuk untuk membantu mengatasi masalah pembiayaan/ modal yang

seringkali dialami oleh UMKM. Sistem pinjaman tersebut dibagi menjadi dua

jenis, yaitu konvensional (sistem bunga) dan syariah (bagi hasil). Sampai dengan

2009 sudah tujuh LKM yang didirikan YDBA yaitu di Tabalong, Balangan, dan

Tapin (Kalsel), Barito Timur dan Barito Selatan (Kalteng), Mamuju Utara dan

Mamuju (Sulbar).

Proses pengembangan gerakan juga diharapkan dilakukan oleh UMKM

binaan YDBA. Namun, hal ini belum bisa dilakukan karena keterbatasan yang

dimiliki oleh UMKM binaan tersebut. Salah satu contoh adalah ketidaksesuaian

jenis usaha yang dijalankan oleh UMKM dengan masyarakat sekitar.

Page 78: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

61

6.2.7 Pengembangan dengan Pihak Ketiga

Upaya pengembangan jaringan dengan pihak ketiga dilakukan dalam

rangka memperluas lingkup pemberdayaan dengan melibatkan pihak-pihak yang

dapat mendukung upaya pemberdayaan tersebut. Program pembinaan yang

dilakukan oleh YDBA telah mengikutsertakan pihak ketiga di dalamnya. YDBA

melakukan kerjasama dengan beberapa pihak seperti Group Astra, perbankan,

BUMN, serta BUMS dalam kegiatan pembinaan.

Pada program pelatihan, YDBA melakukan kerjasama dengan Group Astra

terutama pelatihan bagi UMKM yang mempunyai usaha yang terkait dengan usaha

Astra. Contoh kerjasama yang telah dilakukan YDBA dalam pembinaan kepada

UMKM Subkon otomotif adalah kerjasama dengan PT Astra Honda Motor

(AHM), PT Toyota Astra Motor/PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia

(TAM/TMMIN), PT Astra Daihatsu Motor (ADM), PT Pantja Motor

(PM/sekarang PT Isuzu Astra Motor Indonesia/IAMI), dan PT Astra Nissan Diesel

Indonesia (ANDI) serta Grup Astra Otopart (AOP). Sedangkan kepada UKM

Subkon alat berat YDBA bekerjasama dengan United Tractors Pandu Engineering

(UTPE) dan Komatsu Indonesia (KI).

Di bidang jasa perbengkelan Roda-2 YDBA bekerjasama dengan PT ASKI

(Astra Komponen Indonesia) mengembangkan Bengkel Mitra Aspira. PT ASKI

memberikan bantuan interior, eksterior bengkel dan ketersediaan spare parts,

sedangkan YDBA memberikan pelatihan baik teknis maupun manajemen.

Bengkel-bengkel ini juga merupakan outlet suku cadang Aspira. Dalam rangka

memperkuat kerjasama sesama bengkel binaan, dibentuk Koperasi Bengkel Binaan

YDBA (KOBBA). Disamping itu YDBA juga bekerjasama dengan AHM

mengembangkan Bengkel Mitra Binaan.

YDBA bekerjasama dengan lembaga keuangan seperti Astra Mitra

Venturan dan beberapa bank untuk memberikan modal bagi UMKM. Untuk

mengembangkan program pembinaan, pihak YDBA melakukan kunjungan ke

beberapa negara seperti Korea Selatan, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Kunjungan

tersebut juga diikuti pula oleh beberapa perwakilan UMKM binaan. Tujuan dari

kunjungan tersebut adalah bertukar pengalaman dengan lembaga terkait dari

Page 79: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

62

masing-masing negara yang diharapkan dapat menciptakan alternatif kegiatan

pembinaan UMKM.

Sebagai bentuk perluasan pasar, YDBA juga mengikutsertakan UMKM

binaannya pada pameran-pameran termasuk pameran yang berskala internasional.

Contohnya adalah PT. XYZ yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti

Pameran Indonesian Motor Show yang dilaksanakan setiap tahun. Selama menjadi

UKM binaan YDBA, PT. XYZ pernah mengikuti beberapa pameran baik yang

diselenggarakan atas kerja sama YDBA dengan Kementrian Koperasi dan UMKM

maupun dengan pihak lain. YDBA juga berperan merekomendasikan PT. XYZ dan

UMKM binaan lainnya kepada calon customers. Hal ini diperkuat dengan

pernyataan seorang responden berikut.

“…YDBA sering mengajak PT. XYZ untuk ikut pameran-pameran.Keikutsertaan pada pameran-pameran tersebut juga bisa menjadi carauntuk mendapatkan pasar baru karena kita seringkali bertemu dengancalon customers. Tapi ya kita emang harus aktif juga mencari pembelibaru untuk memperluas pasar…”(Bapak Hry, General Manager PT.XYZ).

Selain itu, UMKM juga mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan

produknya sekaligus mencari peluang kerjasama bisnis di luar negeri saat

mengikuti kunjungan YDBA ke beberapa negara seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya.

YDBA juga mendirikan Galeri UMKM-YDBA untuk membantu

mempromosikan produk-produk UMKM serta sebagai media edukasi bagi

masyarakat luas. Galeri ini berada di kantor YDBA, Sunter, Jakarta Utara, berisi

produk-produk UMKM binaan terkait bisnis Astra seperti komponen otomotif

roda-2 dan roda-4, komponen alat berat, produk olahan kelapa sawit, dan

prototipe bengkel sepeda motor, serta tidak terkait seperti kerajinan, batik dan

furnitur. Galeri UMKM ini didirikan juga sebagai ruang pamer produk UMKM

binaan. Produk-produk yang dipamerkan merupakan produk yang telah memenuhi

standar Quality, Cost dan Delivery (QCD), artinya mempunyai kualitas yang baik

(Q), memiliki harga yang bersaing (C), serta pengirimannya tepat waktu termasuk

jangka waktu kerja yang sesuai dengan ketentuan (D).

Page 80: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

63

6.2.8 Pemantauan dan Evaluasi Terus Menerus

Pemantauan merupakan bagian dari pembinaan untuk menilai kesesuaian

rencana dan efisiensinya. YDBA melakukan evaluasi dan pemantauan secara

berkala pada UMKM binaannya. Kegiatan pemantauan tersebut meliputi

pemantauan perkembangan bisnis UMKM binaannya, termasuk kinerja.

Pemantauan tersebut juga bertujuan mengetahui kekuatan dan kelemahan dari

UMKM. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan UMKM sesegera

mungkin serta dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengembangkan

usaha. Monitoring dilakukan setiap enam bulan sekali dan hanya bersifat general

atau menyeluruh meliputi kinerja, sumberdaya manusia, produk, dan keuangan.

Hasil pemantauan tersebut dipertanggungjawabkan pada manajemen Astra dan

didiskusikan pula dengan UMKM binaan yang bersangkutan, walaupun tidak

secara detail.

YDBA juga melakukan evaluasi pada LPB-LPB yang telah dibentuk.

Setiap tahun YDBA melakukan Rapat Kerja (Raker) LPB sekaligus mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan selama satu tahun, rancangan kegiatan di tahun

mendatang, serta perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam proses

pengembangan.

“…Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh YDBA adalah keikutsertaanYDBA dalam proses evaluasi terhadap perkembangan PT. XYZ.Biasanya, audit regular dilakukan oleh pihak Astra Internasionalmaupun oleh masing-masing UKM yang kemudian dilaporkan kepadaYDBA…”(Bapak Hry, General Manager PT. XYZ).

Evaluasi juga dilaksanakan YDBA pada setiap kegiatan pelatihan. Bentuk

evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan lembar evaluasi berupa

pertanyaan-pertanyaan seputar pelatihan yang diberikan pada akhir pelatihan. Hasil

dari tes tersebut nantinya akan dibagikan kepada para peserta pelatihan beserta

sertifikat pelatihan. Selain evaluasi yang dilakukan oleh YDBA, PT. XYZ juga

melakukan evaluasi kepada karyawan yang mengikuti pelatihan. Evaluasi yang

dilakukan oleh PT. XYZ melalui Departemen HRD diberikan tiga bulan setelah

pelatihan berlangsung. Evaluasi tersebut dilakukan dengan memberikan form

Page 81: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

64

penilaian kepada atasan karyawan tersebut untuk menilai kerja mereka sebelum

dan sesudah mengikuti pelatihan. Hasil evaluasi tersebut akan diserahkan kembali

ke Departemen HRD.

Page 82: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB VII

MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN

Program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA merupakan salah

satu program unggulan PT. Astra Internasional Tbk. dalam mengembangkan

masyarakat. Program pembinaan UMKM ini tidak hanya ditujukan bagi UMKM

yang bergerak di bidang otomotif dan alat berat saja, tetapi juga diberikan kepada

UMKM dibidang lain seperti agribisnis dan pertambangan serta UMKM yang

bergerak di bidang kerajinan.

Manfaat yang diperoleh dari pembinaan tersebut dapat dilihat dari beberapa

aspek seperti peningkatan pengetahun, peningkatan keterampilan, dan peningkatan

pendapatan. Ketiga manfaat tersebut akan lebih mudah teridentifikasi jika dilihat

dari program pelatihan. Manfaat lainnya yang dapat dilihat dari adanya program

pembinaan tersebut adalah adanya pasar baru, peningkatan daya kompetitif antar

UKM binaan serta adanya program pemberdayaan lanjutan bagi masyarakat

sekitar.

7.1 Manfaat Kegiatan Pembinaan dalam Peningkatan pengetahuan,Keterampilan, dan Pendapatan

Pada penelitian ini, manfaat pelatihan sebagai bentuk pembinaan pada

UMKM diukur dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui aspek

pengetahuan, keterampilan, serta pendapatan. Pengetahuan dan keterampilan

tersebut merupakan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidang kerjanya.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan

jenis pelatihannya. Contoh jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh karyawan PT.

XYZ pada tahun 2009 sebanyak lima jenis. Maka, pertanyaan seputar pelatihan

tersebut juga terdiri dari lima jenis yang satu sama lain berbeda yang juga

disesuaikan dengan bidang kerjanya.

Page 83: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

66

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Tingkat Pengetahuan, TingkatKeterampilan, dan Tingkat Pendapatan Responden

Terdapat 86,7 persen dari 30 responden yang memiliki tingkat pengetahuan

tinggi, sedangkan 13,3 persen lainnya memiliki pengetahuan yang rendah. Sebesar

80 persen responden memiliki tingkat keterampilan tinggi dan sebesar 20 persen

lainnya memiliki keterampilan rendah. Selanjutnya, dari 30 orang responden 73,3

persen responden memiliki tingkat pendapatan rendah, 13,3 persen memiliki

tingkat pendapatan sedang, dan 13,3 persen memiliki pendapatan tinggi. Tingginya

tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh responden dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti adanya pelatihan serta adanya pertukaran pengetahuan

dan keterampilan antar karyawan. Tingkat pendapatan dipengaruhi oleh beberapa

hal diantaranya lama bekerja, penilaian terhadap kinerja karyawan, serta

pendidikan terakhir.

7.1.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan,Keterampilan, dan Pendapatan.Karakteristik responden merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan. Karakteristik responden

tersebut meliputi umur, tingkat pendidikan, lama menjadi karyawan, dan

keikutsertaan dalam pelatihan. Uji hubungan antara karakteristik dengan tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan

analisis Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan Approx. Sig.,

jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima dimana

Tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatanresponden

Jumlah dan persentase

Tingkat pengetahuan Rendah 4 (13,3)

Tinggi 26 (86,7)

Tingkat Keterampilan Rendah 6 ( 20)

Tinggi 24 (80)

Tingkat Pendapatan Rendah 22 (73,4)

Sedang 4 (13,3)

Tinggi 4 (13,3)

Page 84: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

67

Ho: Tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji.

H1: Terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji

Berikut ini merupakan penjabaran dari karakteristik individu responden.

Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan KarakteristikResponden

Karakteristik Responden Jumlah dan presentase

Umur Muda 2 (6,7)

Dewasa 20 (66,7)

Tua 8 (26,6)

Tingkat Pendidikan Rendah 4 (13,3)

Sedang 22 (73,4)

Tinggi 4 (13,3)

Lama Bekerja Baru 13 (43,3)

Sedang 11 (36,7)

Lama 6 (20)

Keikutsertaan dalampelatihan

Tidak Ikut 10 (33,3)

Ikut 20 (66,7)

Sesuai dengan Tabel 6, terdapat 6,7 persen responden termasuk dalam

kategori umur muda yaitu kurang dari dua puluh tahun, sebesar 66,7 persen

responden termasuk dalam kategori umur dewasa yaitu antara 21-30 tahun.

Sisanya, yaitu 26,6 persen termasuk dalam kategori umur tua. Sebesar 13,3 persen

responden merupakan responden dengan tingkat pendidikan tinggi, 73,4 persen

termasuk responden responden dengan tingkat pendidikan sedang serta 13,3 persen

responden termasuk responden dengan tingkat pendidikan tinggi.

Pada Tabel 6 juga dapat diketahui lama bekerja dari keseluruhan

responden. Sebesar 43,3 persen responden merupakan karyawan baru, 36,7 persen

responden tergolong mempunyai lama bekerja sedang serta 20 persen responden

termasuk karyawan lama. Responden tersebut juga dapat dibedakan menurut

keikutsertaan responden dalam pelatihan yang diselenggarakan YDBA tahun 2009.

Sebesar 33,3 persen responden merupakan responden yang mengikuti pelatihan

Page 85: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

68

yang diselenggarakan YDBA atau 100 persen dari total karyawan yang mengikuti

pelatihan yang dilaksanakan oleh YDBA. Sisanya, yaitu sebesar 66,7 persen

merupakan responden yang tidak mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh

YDBA tahun 2009.

7.1.1.1 Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan. Diduga terdapat hubungan antara

tingkat umur responden dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan

pendapatan (Ho). Uji hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan,

keterampilan, dan pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis

Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Approx. Sig., jika

Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak

terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji.

Tabel 7. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square antara Umur denganPengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 0,445 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Keterampilan 0, 517 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Pendapatan 0, 007 Ho. ditolak (ada hubungan)

Ket: Ho ditolak jika Approx. Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15 for

windows dengan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa umur

karyawan PT. XYZ tidak berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan

yang mereka miliki. Umur hanya mempunyai hubungan nyata dengan pendapatan.

Hubungan antara umur dengan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan

dijelaskan dalam tabel-tabel hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Page 86: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

69

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur denganPengetahuan

Umur Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Muda 0 (0) 2 (100) 2 (100)

Dewasa 4 (20) 16 (80) 20 (100)

Tua 0 (0) 8 (100) 8 (100)

Ket: Approx. Sig = 0,445

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebesar 100 persen responden yang termasuk

kelompok umur muda dan umur tua memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi,

walaupun jumlah responden dari kedua kelompok umur tersebut berbeda.

Sedangkan 20 persen responden dari kelompok umur dewasa memiliki tingkat

pengetahuan rendah dan 80 persen sisanya memiliki tingkat pengetahuan tinggi.

Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata

antara umur dengan tingkat pengetahuan. Berdasarkan tabulasi silang tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan umur muda, dewasa, dan

tua memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap pekerjaan mereka. Oleh

karena itu dapat disimpulkan semakin tua umur responden tidak berarti semakin

tinggi pengetahuannya dalam bekerja.

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur denganKeterampilan

Umur Keterampilan Total

Rendah Tinggi

Muda 0 (0) 2 (100) 2 (100)

Dewasa 4 (20) 16 (80) 20 (100)

Tua 2 (25) 6 (75) 8 (100)

Ket: Approx. Sig = 0, 517

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat keterampilan responden yang

termasuk dalam kelompok umur muda adalah 100 persen tinggi. Sedangkan pada

kelompok umur dewasa, 20 persen mempunyai keterampilan rendah dan 80 persen

memiliki keterampilan tinggi dalam bekerja. Pada kelompok umur tua, 25 persen

responden memiliki keterampilan rendah dan sisanya 75 persen memiliki

keterampilan tinggi dalam bekerja. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan

Page 87: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

70

bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara umur dengan tingkat keterampilan.

Sebanyak 25 responden (80 persen) dari 30 responden memiliki keterampilan yang

tinggi dalam bekerja. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin tua umur responden

tidak berarti semakin terampil dalam bekerja.

Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur denganPendapatan

Umur Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Muda 2 (100) 0 (0) 0 (0) 2 (100)

Dewasa 17 (85) 2 (10) 1 (5) 20 (100)

Tua 3 (37,5) 2 (25) 3 (37,5) 8 (100)

Ket: Approx. Sig = 0,007

Sebesar 100 persen responden dari kelompok umur muda memiliki

pendapatan rendah. Pada kelompok umur dewasa dan tua mempunyai pendapatan

yang beragam yaitu 85 persen responden kelompok umur dewasa mempunyai

pendapatan rendah, 10 persen berpendapatan sedang, dan sisanya yaitu 5 persen

mempunyai pendapatan tinggi. Sedangkan pada kelompok umur tua, 37,5 persen

responden mempunyai pendapatan rendah dan tinggi serta 25 persen responden

mempunyai pendapatan sedang. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan

bahwa terdapat hubungan nyata antara umur dengan tingkat pendapatan.

Pendapatan karyawan PT. XYZ mengalami kenaikan setiap tahunnya. Oleh karena

itu dapat diasumsikan bahwa responden atau karyawan yang sudah tua telah

mengalami peningkatan pendapatan lebih banyak dari pada karyawan yang masih

muda.

7.1.1.2 Tingkat Pendidikan

Pada penelitian ini tingkat pendidikan responden dikelompokkan menjadi

tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat pendidikan merupakan salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, keterampilan, dan

pendapatan. Diduga terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden

dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan (Ho). Uji hubungan

antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan

Page 88: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

71

pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis Crosstabs-Chi Square.

Pengambilan keputusan berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar

dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara

variabel-variabel yang diuji. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan

pengetahuan, keterampilan dan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Tingkat Pendidikandengan Pengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 1,000 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Keterampilan 1,000 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Pendapatan 0,049 Ho. ditolak (ada hubungan)

Ket: Ho ditolak jika Approx. Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan karyawan PT. XYZ tidak berhubungan dengan pengetahuan dan

keterampilan yang mereka miliki. Tingkat pendidikan hanya mempunyai

hubungan nyata dengan pendapatan. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan dijelaskan dalam tabel-tabel

hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikandengan Pengetahuan

Tingkat Pendidikan Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Rendah 1 (25) 3 (75) 4 (100)

Sedang 2 (9,1) 20 (90,9) 22 (100)

Tinggi 1 (25) 3 (75) 4 (100)

Ket:Approx. Sig = 1,000.

Secara keseluruhan, responden yaitu karyawan PT. XYZ mempunyai

tingkat pengetahuan tinggi walaupun mereka termasuk dalam kelompok tingkat

pendidikan yang berbeda. Pada kelompok tingkat pendidikan rendah dan tinggi, 25

persen responden pada masing-masing kelompok mempunyai tingkat pengetahuan

rendah dan sisanya 25 persen memiliki pengetahuan tinggi. Sedangkan pada

kelompok tingkat pendidikan rendah hanya 2 orang atau sebesar 9,1 persen

responden memiliki tingkat pengetahuan rendah. Sisanya yaitu 90,9 persen

Page 89: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

72

memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan tidak berarti

meningkatkan pengetahuan responden mengenai pekerjaannya.

Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikandengan Keterampilan

Tingkat Pendidikan Keterampilan Total

Rendah Tinggi

Rendah 0 (0) 4 (100) 4 (100)

Sedang 6 (27,27) 16 (72,73) 22 (100)

Tinggi 0 (0) 4 (100) 4 (100)

Ket:Approx. Sig = 1,000.

Tabel 13 menunjukkan bahwa 24 (80 %) orang dari 30 orang responden

memiliki keterampilan yang tinggi dalam bekerja. Secara detail dapat terlihat

bahwa seluruh responden dengan tingkat pendidikan rendah dan tinggi memiliki

tingkat keterampilan yang tinggi. Responden dengan tingkat pendidikan sedang

27,27 persennya memiliki tingkat keterampilan rendah dan 72,73 persen memiliki

tingkat keterampilan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat

keterampilan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan tidak berarti

meningkatkan keterampilan responden dalam bekerja.

Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikandengan Pendapatan

TingkatPendidikan

Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Rendah 3 (75) 1 (25) 0 (0) 4 (100)

Sedang 18 (81,82) 2 (9,09) 2 (9,09) 22 (100)

Tinggi 1 (25) 1 (25) 2 (50) 4 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,049.

Tabel 14 menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan rendah

memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, yaitu 75 persen memiliki pendapatan

rendah dan 1 persen memiliki pendapatan sedang. Pada responden dengan tingkat

pendidikan sedang, 81,82 persen responden memiliki tingkat pendapatan rendah

Page 90: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

73

dan masing-masing 9,09 persen responden memiliki tingkat pendapatan sedang

dan tinggi. Sementara itu, responden dengan tingkat pendidikan tinggi masing-

masing 25 persennya memiliki tingkat pendapatan rendah dan sedang. Sisanya

yaitu sebesar 50 persen memiliki tingkat pendapatan tinggi. Hasil uji Crosstabs-

Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan

dengan tingkat pendapatan. Pada awal masuk kerja, pendidikan terakhir menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya gaji awal. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, maka gaji yang akan didapatkannya akan semakin tinggi pula. Hal ini

didukung dari pernyataan salah satu informan.

“…Pasti, pendidikan terakhir berpengaruh sama pendapatan dia.Berhubungan sama gaji awalnya juga ” …”(Ibu Sumarsih, Staff HRDPT. XYZ).

7.1.1.3 Lama Bekerja

Lama bekerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada

pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan. Lama bekerja yaitu tahun yang sudah

dilewati oleh responden untuk bekerja pada PT. XYZ. Pada penelitian ini lama

bekerja dikelompokkan menjadi tiga, yaitu baru, sedang, dan lama. Diduga

terdapat hubungan antara lama bekerja responden dengan tingkat pengetahuan,

keterampilan, dan pendapatan (Ho). Uji hubungan antara lama bekerja dengan

tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan dilakukan dengan tabulasi

silang dan analisis Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan

Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang

berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji.

Hubungan antara lama bekerja dengan pengetahuan, keterampilan dan pendapatan

dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 91: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

74

Tabel 15. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Lama Bekerja denganPengetahuan, Keterampilan dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 0,155 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Keterampilan 0,354 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Pendapatan 0,002 Ho. ditolak (ada hubungan)

Ket: Ho ditolak jika Approx.Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15 for

windows dengan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa lama

bekerja karyawan PT. XYZ tidak berhubungan dengan pengetahuan dan

keterampilan yang mereka miliki. Lama bekerja hanya mempunyai hubungan

nyata dengan pendapatan. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan dijelaskan dalam tabel-tabel

hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja denganPengetahuan

Lama Bekerja Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Baru 3 (23,08) 10 (76,92) 13 (100)

Sedang 1 (9,1) 10 (90,9) 11 (100)

Lama 0 (0) 6 (100) 6 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,155.

Tabel 16 menyajikan jumlah dan presentase responden menurut lama

bekerja dengan pengetahuan. Sebanyak 23,08 persen responden yang termasuk

dalam kategori baru untuk aspek lama bekerja memiliki pengetahuan rendah dan

76,92 persen lainnya dalam kategori ini memiliki pengetahuan tinggi. Sebanyak

9,1 persen responden yang termasuk dalam kategori sedang untuk aspek lama

bekerja memiliki pengetahuan rendah dan 90,9 persen lainnya dalam kategori ini

memiliki pengetahuan tinggi. Sementara itu, sebanyak 100 persen responden yang

berasal dari kategori lama untuk aspek lama bekerja persen memiliki pengetahuan

tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

nyata antara lama bekerja dengan tingkat pengetahuan. Artinya, semakin lama

Page 92: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

75

responden bekerja (dalam satuan tahun) tidak berarti meningkatkan pengetahuan

responden mengenai pekerjaannya.

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja denganKeterampilan

Lama Bekerja Keterampilan Total

Rendah Tinggi

Baru 3 (23,08) 10 (76,92) 13 (100)

Sedang 3 (27,27) 8 (72,73) 11 (100)

Lama 0 (0) 6 (100) 6 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,354.

Tabel 17 menyajikan jumlah dan presentase responden menurut lama

bekerja dengan keterampilan. Sebanyak 23,08 persen responden yang termasuk

dalam kategori baru untuk aspek lama bekerja memiliki keterampilan rendah dan

76,92 persen lainnya dalam kategori ini memiliki keterampilan tinggi. Sebanyak

27,27 persen responden yang termasuk dalam kategori sedang untuk aspek lama

bekerja memiliki keterampilan rendah dan 72,73 persen lainnya dalam kategori ini

memiliki keterampilan tinggi. Sementara itu, sebanyak 100 persen responden yang

berasal dari kategori lama untuk aspek lama bekerja persen memiliki keterampilan

tinggi.

Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja denganPendapatan

Lama Bekerja Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Baru 12 (92,31) 1 (7,69) 0 (0) 13 (100)

Sedang 8 (72,73) 2 (18,18) 1 (9,09) 11 (100)

Lama 2 (33,33) 1 (16,67) 3 (50) 6 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,002.

Tabel 18 menyajikan jumlah dan presentase responden menurut lama

bekerja dengan pendapatan. Sebanyak 92,31 persen responden yang termasuk

dalam kategori baru untuk aspek lama bekerja memiliki pendapatan rendah dan

7,69 persen lainnya dalam kategori ini memiliki pendapatan tinggi. Sebanyak

72,73 persen responden yang termasuk dalam kategori sedang untuk aspek lama

bekerja memiliki pendapatan rendah, 18,18 persen responden memiliki pendapatan

Page 93: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

76

sedang dan 9,09 persen lainnya dalam kategori ini memiliki pendapatan tinggi.

Sebanyak 23,33 persen responden yang berasal dari kategori lama untuk aspek

lama bekerja memiliki pendapatan rendah, 16,67 persen memiliki pendapatan

sedang dan 50 persen memiliki pendapatan tinggi.

Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan

nyata antara lama bekerja dengan tingkat pendapatan. Setiap tahun, karyawan PT

XYZ akan mendapatkan kenaikan gaji dan diasumsikan bahwa karyawan yang

sudah lama bekerja telah mengalami beberapa kali kenaikan gaji. Pada departemen

tertentu, karyawan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan uang tambahan

yang diperoleh dari lembur.

“…Setiap tahun pasti ada kenaikan gaji. Besarnya berbeda-bedatergantung dari karyawan yang bersangkutan. Tergantung darikinerjanya juga sih…”(Ibu Sumarsih, Staff HRD PT. XYZ).

7.1.1.4 Keikutsertaan dalam Pelatihan

Pada penelitian ini, keikutsertaan dalam pelatihan didefinisikan sebagai

ikutsertanya responden dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA. Diduga

terdapat hubungan antara keikutsertaan responden dalam pelatihan dengan tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan (Ho). Uji hubungan antara

keikutsertaan dalam pelatihan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan

pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis Crosstabs-Chi Square.

Pengambilan keputusan berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar

dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara

variabel-variabel yang diuji. Hubungan antara keikutsertaan responden dalam

pelatihan dengan pengetahuan, keterampilan dan pendapatan dapat dilihat pada

Tabel 19.

Page 94: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

77

Tabel 19. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Tingkat Pendidikandengan Pengetahuan, Keterampilan dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 0, 138 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Keterampilan 1,000 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Pendapatan 0, 110 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Ket: Ho ditolak jika Approx.Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15 for

windows dengan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa

keikutsertaan karyawan PT. XYZ pada pelatihan yang diselenggarakan oleh

YDBA tidak berhubungan nyata dengan pengetahuan, keterampilan yang mereka

miliki, serta pendapatan. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan dijelaskan dalam tabel-tabel

hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keikutsertaan dalamPelatihan dengan Pengetahuan

Keikutsertaan dalamPelatihan

Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Ya 0 (0) 10 (100) 10 (100)

Tidak 4 (20) 16 (80) 20 (100)

Ket:Approx. Sig =.0, 138

Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa sebagian besar dari responden

memiliki pengetahuan tinggi, baik yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan

YDBA maupun yang tidak. Responden yang mengikuti pelatihan dari YDBA

seluruhnya memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Sementara itu, sebanyak 80

persen responden yang tidak mengikuti pelatihan tersebut memiliki pengetahuan

tinggi dan 20 persen lainnya memiliki pengetahuan rendah. Hasil uji Crosstabs-

Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara keikutsertaan

responden dalam pelatihan yang diselenggarakan YDBA dengan tingkat

pengetahuan. Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 20 menunjukkan bahwa

100 persen responden yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA

memiliki pengetahuan yang tinggi, sedangkan pada responden yang tidak

mengikuti pelatihan masih ada yang memiliki pengetahuan rendah.

Page 95: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

78

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden diketahui bahwa

pengetahuan tidak hanya didapatkan dari pelatihan yang diselenggarakan YDBA.

Tingginya tingkat pengetahuan responden juga dipengaruhi oleh adanya transfer

pengetahuan diantara karyawan. Diantara para karyawan terdapat difusi

pengetahuan. Namun pada dasarnya, adanya pelatihan sangat berpengaruh pada

peningkatan pengetahuan karena pelatihan merupakan salah satu sumber

pengetahuan.

Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keikutsertaan dalamPelatihan dengan Keterampilan

Keikutsertaan dalamPelatihan

Keterampilan Total

Rendah Tinggi

Ya 2 (20) 8 (80) 10 (100)

Tidak 4 (20) 16 (80) 20 (100)

Ket:Approx. Sig = 1,000

Terdapat 20 persen dari sepuluh responden yang mengikuti pelatihan

memiliki keterampilan rendah dan 80 persen memiliki keterampilan tinggi.

Sementara itu, 20 persen responden yang tidak mengikuti pelatihan juga memiliki

keterampilan yang rendah dalam bekerja dan 80 persen lainnya memiliki

keterampilan tinggi dalam bekerja. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara keikutsertaan responden dalam

pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA dengan tingkat keterampilan. Hal ini

dapat diasumsikan bahwa keterampilan didapatkan bukan hanya dari pelatihan saja

tetapi juga berasal dari sesama karyawan dan dari pengalaman selama bekerja.

Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keikutsertaan dalamPelatihan dengan Pendapatan

Keikutsertaandalam Pelatihan

Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Ya 5 (50) 3 (30) 2 (20) 10 (100)

Tidak 17 (85) 1 (5) 2 (10) 20 (100)

Ket:Approx. Sig = 0, 110.

Terdapat 50 persen dari sepuluh responden yang mengikuti pelatihan

memiliki pendapatan rendah, 30 persen memiliki pendapatan sedang, dan 20

persen memiliki pendapatan tinggi. Pendapatan responden yang tidak mengikuti

Page 96: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

79

pelatihan juga memiliki keragaman, yaitu sebanyak 85 persen responden memiliki

pendapatan rendah, 5 persen memiliki pendapatan sedang, dan 10 persen

responden memiliki pendapatan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara keikutsertaan responden

dalam pelatihan yang diselenggarakan YDBA dengan tingkat pendapatan. Hal ini

didukung secara kualitatif melalui pernyataan dari seorang informan berikut ini.

“…Pendapatan tiap karyawan memang tidak dipengaruhi langsung olehikut tidaknya dia dalam pelatihan apapun, tetapi dipengaruhi olehkinerjanya. Hubungan keduanya memang tidak nyata. Tapi padadasarnya adanya pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkanpengetahuan dan keterampilan karyawan dalam bekerja yang nantinyadapat meningkatkan kinerja dia sehingga dapat pula meningkatkanpersentase kenaikan gaji mereka…”(Bapak Hry, General Manager PT.XYZ).

7.2 Manfaat Kegiatan Pembinaan dalam Perluasan Pasar, Peningkatan DayaKompetitif antar UMKM binaan, serta Kegiatan PemberdayaanLanjutan Bagi Masyarakat Sekitar

7.2.1 Perluasan Pasar

Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan oleh YDBA adalah dalam hal

pemasaran. Bentuk kegiatan yang dilakukan juga beragam. Salah satunya adalah

dengan menjadi perantara antara konsumen dengan UMKM binaannya. Selain itu,

YDBA juga mengikutsertakan UMKM binaannya dalam beberapa pameran baik

yang berskala nasional maupun internasional.

Keikutsertaan UMKM binaan YDBA termasuk PT. XYZ dalam Pameran

Indonesian Motor Show yang diselenggarakan setiap tahun, dapat memberikan

kesempatan pada UMKM untuk mempromosikan produknya kepada para

pengunjung. Tidak menutup kemungkinan dengan keikutsertaan UMKM pada

pameran tersebut akan mempengaruhi peningkatan produksi dan perluasan pasar,

bahkan sampai pada pasar internasional. Perluasan pasar tersebut juga dapat

terwujud dengan mengikutsertakan UMKM binaan pada kegiatan studi banding ke

luar negeri. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh seorang

informan berikut ini.

Page 97: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

80

“…YDBA sering mengajak PT. XYZ untuk ikut pameran-pameran.Keikutsertaan pada pameran-pameran tersebut juga bisa menjadi carauntuk mendapatkan pasar baru karena kita seringkali bertemu dengancalon customers. Tapi ya kita emang harus aktif juga mencari pembelibaru untuk memperluas pasar…” (Bapak Hry, General Manager PT.XYZ).

7.2.2 Peningkatan Daya Kompetitif antar UMKM binaan

UMKM yang menjadi binaan dari YDBA terdiri dari beberapa jenis

dengan skala yang beragam. Bagi PT. XYZ, salah satu manfaat yang didapat dari

kegiatan pembinaan adalah mengetahui pangsa pasar dari produk yang dihasilkan

serta pesaing-pesaing dari usahanya. Selain itu melalui pelaksanaan kegiatan

pembinaan terutama pelatihan, PT. XYZ dapat mengetahui selera konsumen.

Adanya pengetahuan tersebut juga dapat digunakan untuk memprediksi posisi PT.

XYZ dalam pasar dan para pesaingnya serta strategi bisnis yang digunakan dalam

pemasaran produk, seperti halnya yang diungkapkan oleh seorang informan

berikut ini.

“…Dari pelatihan akhirnya kita juga tahu standar produk yangbagus,paling nggak sesuai sama standar Astra dan punya nilai jualtinggi juga…”(Bapak Spy, peserta Pelatihan Teknologi Press Dies II).

YDBA juga sering menyelenggarakan silaturahmi dan Seminar UMKM.

Acara ini dimanfaatkan oleh UMKM terkait untuk saling berdialog sambil

membahas perkembangan dan peluang bisnis serta update informasi mengenai

kondisi dan situasi bisnis saat ini. Hal ini didukung oleh pernyataan seorang

informan berikut.

“…Persaingan bisnis pasti ada, tapi ya tetap harus bersih. YDBA jugasering mempertemukan UKM binaannya dalam beberapa acara. Daripertemuan itu kita juga saling bertukar informasi antar UKMbinaan…”(Bapak Hry, General Manager PT. XYZ).

Page 98: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

81

7.2.3 Kegiatan Pemberdayaan Lanjutan Bagi Masyarakat Sekitar

YDBA mengkhususkan kegiatannya pada pembinaan UMKM, baik

UMKM yang terkait dengan bisnis Astra ataupun tidak. Manfaat pembinaan dalam

kegiatan pemberdayaan lanjutan bagi masyarakat sekitar khususnya PT. XYZ

tidak terlalu terlihat. Hal ini disebabkan usaha yang dilakukan oleh PT. XYZ

mengharuskan adanya keterampilan khusus karena PT. XYZ merupakan produsen

dies dan komponen kendaraan bermotor lainnya.

Bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT. XYZ bagi

masyarakat sekitar adalah dengan merekrut masyarakat sekitar untuk bekerja di

PT. XYZ. Namun, jumlahnya masih sedikit karena masyarakat tersebut seringkali

tidak memenuhi standar karyawan. Biasanya, PT. XYZ juga berkoordinasi dengan

Kepala Desa setempat. Hal ini didukung oleh pernyataan seorang informan

berikut.

“…Dari keseluruhan karyawan, cuma tiga puluh persen dari masyarakataja yang bisa jadi karyawan di sini. Kan kita juga punya standar calonkaryawan yang memang harus dipenuhi…”(Bapak Spy, pesertaPelatihan Teknologi Press Dies II).

Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar, PT. XYZ

memberikan bantuan dana kepada masyarakat sekitar untuk membangun jalan

serta masjid. Kegaitan tersebut dilakukan setiap tahun sebagai tindak lanjut dari

proposal yang masuk ke PT. XYZ

Page 99: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Penerapan CSR oleh PT. Astra Internasional Tbk. dilakukan secara

langsung dan tidak langsung. Kegiatan CSR yang langsung dilakukan oleh PT.

Astra Internasional Tbk. antara lain Program Sunter Nusa Dua dan bantuan bagi

korban bencana alam. Kegiatan CSR yang tidak langsung dilakukan antara lain

dilakukan melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). YDBA merupakan

sebuah yayasan yang didirikan PT. Astra Internasional Tbk. untuk melakukan

pembinaan kepada sejumlah UMKM yang ada di Indonesia.

Program pembinaan UMKM yang dilakukan YDBA telah berbasis

pemberdayaan masyarakat. Secara keseluruhan, jika diidentifikasi dengan

menggunakan delapan instrumen pemberdayaan Verhagen, masing-masing

instrumen menunjukkan bahwa program pembinaan UMKM yang dilakukan

memiliki tingkat pemberdayaan yang tinggi. Kekurangannya adalah pada

pengembangan gerakan dan perluasan proses. Pada proses ini peran UMKM juga

diperlukan. Namun, PT. XYZ yang merupakan salah satu UMKM binaan kurang

dapat menerapkan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk

lanjutan program pembinaan. Hal ini disebabkan ketidaksesuaian jenis usaha yang

dijalankan oleh PT. XYZ, yaitu membuat metal part kendaraan bermotor dengan

masyarakat sekitar. Jenis usaha ini memerlukan sumberdaya dan keterampilan

khusus yang tidak dimiliki oleh masyarakat.

Manfaat program pembinaan UMKM yang dilakukan YDBA pada PT.

XYZ meliputi peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan. Telah terjadi

proses penyebaran pengetahuan dan keterampilan dari karyawan yang mengikuti

pelatihan kepada karyawan lain yang tidak mengikuti pelatihan sehingga program

pembiaan bermanfaat juga bagi karyawan yang tidak mengikuti pelatihan.

Manfaat lain dari program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA

pada PT. XYZ adalah 1) karyawan PT. XYZ mengetahui standar mutu yang

Page 100: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

83

diharapkan oleh konsumen, 2) PT. XYZ mempunyai kesempatan memperluas

pasar dengan mengikuti beberapa pameran atas ajakan YDBA baik yang berskala

nasional maupun internasional, 3) PT. XYZ dapat meningkatkan omset penjualan

dan mengembangkan usaha.

8.2 Saran

Program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA sudah terarah

dan terorganisir, namun YDBA masih perlu memperbaiki dan meningkatkan

kinerja program terutama dengan menambah jumlah Lembaga Pengembangan

Bisnis (LPB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada di daerah. Hal ini

disebabkan masih banyak UMKM yang berada di daerah yang mengalami

permasalahan baik dalam pelaksanaan usaha maupun pendanaan dan memerlukan

kegiatan pembinaan.

Bila mengacu pada hasil analisis terhadap pemberdayaan masyarakat,

YDBA diharapkan dapat melakukan perbaikan pada beberapa hal. Misalnya, pada

identifikasi calon mitra UMKM. Kriteria dari calon UMKM sebaiknya ditetapkan

bersama dan didiskusikan dengan UMKM calon binaan. Selanjutnya, YDBA juga

perlu melakukan pendampingan secara intensif kepada UMKM binaannya dalam

pelaksanaan usaha secara keseluruhan, salah satunya adalah dengan melakukan

pendampingan dalam kegiatan administrasi atau pembukuan. YDBA juga perlu

melakukan diskusi-diskusi yang rutin dilaksanakan baik untuk membahas

permasalahan yang ada dalam kegitan usaha, memberikan masukan pemecahan

masalah, maupun hanya sekedar membicarakan kemajuan usaha dan bertukar

informasi. Selain itu, YDBA perlu memotivasi seluruh UMKM binaannya untuk

turut serta dalam usaha pemberdayaan masyarakat sekitar.

Pada aspek pelaksanaan pelatihan, YDBA diharapkan dapat meningkatkan

kuota peserta pelatihan. Peningkatan jumlah tersebut diharapkan akan menambah

pula jumlah anggota UMKM yang mendapatkan tambahan pengetahuan dan

keterampilan yang nantinya akan berguna bagi pengembangan usahanya

Page 101: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

84

DAFTAR PUSTAKA

Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT Alex MediaKomputindo.

As’ari, Avira Amelia. 2009. Evaluasi Program Gerakan Sanitasi Total Sa-Sukabumi (Gesit Sabumi) Dusun Ciseke, Kecamatan Cidahu, KabupatenSukabumi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). 2001. PolaPembinaan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi Dalam RangkaOtonomiDaerah.http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=109 diakses tanggal 28 Desember 2009 pukul 13.15

Budimanta, Arif et al. 2008. Corporate Sosial Responsibility Alternatif BagiPembangunan Indonesia. Jakarta: ICSD.

Fauziah, Nur Rahmah. 2007. Evaluasi Program Pendampingan Kelompok TaniOleh LSM Pada Usaha Tani Sayuran Organik. Skripsi. Institut PertanianBogor.

Hardinsyah. 2008.Pandangan Tentang Tanggung jawab Sosial Dan LingkunganDalam Pasal 74 Undang Undang Perseroan Terbatas 2007.http://hardinsyah.com/?p=15 diakses tanggal 27 Oktober 2009 pukul 10.15

Iqbal, Norpriandi M. dan Oop Sopyan. 2009. ”Corporate Social Responsibility”.http://operedzone.wordpress.com/2009/01/21/corporate-social-cesponsibility-csr/ diakses tanggal 9 November 2009 pukul 16.45

Musa, Safuri. 2005. Evalusi Program Pembelajaran dan PemberdayaanMasyarakat. Bandung: Y-Pin Indonesia.

Nasdian, Fredian Tonny. 2006. Pengembangan Masyarakat (CommunityDevelopment). Bogor: Bagian Sosiologi pedesaan dan PengembanganMasyarakat Departemen Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatInstitut Pertanian Bogor

Pangkaurian, Nurina. 2008. Evaluasi Tanggung Jawab Sosial PT JamsostekPersero (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed Oleh PTJamsostek Cabang Semarang, Jawa Tengah). Skripsi. Institut PertanianBogor.

Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soedjono. 2004. Ekonomi SkalaKecil/Menengah Dan Koperasi:Jakarta

Saidi, Zaim et al. 2003. Sumbangan Sosial Perusahaa: Profil dan PolaDistibusinya di Indonesia Survei 226 Perusahaan di 10 Kota. Jakarta:Piramedia.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:Refika Aditama.

Page 102: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

85

Sukada, Sonny et.al. 2007. CSR for Better Life Indonesian Content, MembumikanBisnis Berkelanjutan: Memahami Konsep dan Praktik Tanggung JawabSosial Perusahaan. Jakarta: Indonesian Business Link.

Sulisto, Suryo B. 2005. “Peran UKM Sangat Besar dalam SelamatkanPerekonomian Bangsa”. http://www.kapanlagi.com/h/0000061409.htmldiakses tanggal 9 November 2009 pukul 17.05

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate SocialResponsibility). Gresik: Fascho Publishing.

Page 103: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

86

LAMPIRAN

Page 104: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

87

Lampiran 1. Data Karakteristik Responden

Nores Nama Jenis_kelamin Umur(tahun)

Tingkat_pendidikan Lama bekerja(tahun)

Keikutsertaan_Pelatihan

1 Smrsh Perempuan 23 SMK 2.8 ya2 Ydr Laki-Laki 20 D3 0.4 ya3 Ekp Laki-Laki 25 SMK 6 ya4 Nwn Laki-Laki 31 SMA 4 ya5 Srn Laki-Laki 37 SMA 10 ya6 Spy Laki-Laki 29 SMK 4.5 ya7 Cyd Laki-Laki 24 SMK 5 ya8 Msl Laki-Laki 38 SMP 8 ya9 Ads Laki-Laki 29 STM 4 ya

10 Armn Laki-Laki 35 D3 9 ya11 Rndi Perempuan 21 SMA 2 Tidak12 Ysn Perempuan 32 SMEA 6 Tidak13 Adks Laki-Laki 23 SMA 2 Tidak14 Abdr Laki-Laki 27 SMK 2 Tidak15 Arfh Laki-Laki 29 STM 3.3 Tidak16 Nfrn Laki-Laki 23 SMK 3.6 Tidak17 Iskd Laki-Laki 30 D3 5 Tidak18 Amrh Laki-Laki 29 SMA 6.3 Tidak19 Jnm Laki-Laki 34 SMA 9 Tidak20 Why Laki-Laki 28 D3 3.8 Tidak21 Jka Laki-Laki 23 SMK 3.5 Tidak22 Hri Laki-Laki 23 SMK 2.5 Tidak23 Sdry Laki-Laki 20 SMK 1 Tidak24 Hdr Laki-Laki 27 SMK 5.5 Tidak25 Mrts Laki-Laki 30 SMP 2.4 Tidak26 Jnla Laki-Laki 23 SD 4.6 Tidak27 Nrhy Perempuan 28 SMP 10 Tidak28 Ynt Perempuan 22 SMA 2.7 Tidak29 Trm Laki-Laki 24 SMA 5 Tidak30 Ahms Laki-Laki 34 STM 8 Tidak

Page 105: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

88

Lampiran 2. Kriteria Aspek Pemberdayaan

No AspekPemberdayaan

Kriteria yang Diamati Skor

1 Identifikasi kelompoksasaran

Tidak ada kriteria bagi calon UMKM binaan Skor: 0Kriteria calon mitra UMKM ditetapkan oleh YDBA. Skor: 20Kriteria calon mitra UMKM ditetapkan oleh YDBAdan UMKM dengan melakukan diskusi sebelumnya

Skor: 30

Keikutsertaan UMKM sebagai binaan sepenuhnyaatas ajakan YDBA

Skor: 10

Keikutsertaan UMKM sebagai binaan sepenuhnyamerupakan saran dari Grup Astra

Skor: 20

Keikutsertaan UMKM sebagai binaan merupakanusaha dari UMKM yang bersangkutan, walaupunmasih terdapat campur tangan beberapa pihakcontohnya rekomendasi dari Grup Astra pada UMKMcalon binaan.

Skor: 25

Keikutsertaan UMKM sebagai binaan sepenuhnyamerupakan usaha dari UMKM yang bersangkutan

Skor: 30

Keikutsertaan anggota UMKM dalam pelatihanditentukan oleh YDBA

Skor: 20

Keikutsertaan anggota UMKM dalam pelatihanditentukan oleh UMKM yang bersangkutan.

Skor: 40

2 Penelitian danperencanaan usahasecara partisipatoris

Identifikasi masalah dilakukan oleh YDBA Skor: 10Identifikasi masalah dilakukan oleh UMKM Skor: 15Identifikasi masalah UMKM dilakukan oleh UMKMdengan adanya masukan dari YDBA.

Skor: 20

Identifikasi masalah UMKM dilakukan oleh UMKMdengan didampingi YDBA.

Skor: 25

Penetapan masalah dilakukan oleh YDBA Skor: 10Penetapan masalah dilakukan oleh UMKM tanpa adapendampingan

Skor: 15

Penetapan masalah UMKM ditentukan bersamadengan YDBA pada awal keanggotaan. YDBA lebihdominan.

Skor: 20

Penetapan masalah UMKM ditentukan bersama olehUMKM yang bersangkutan dan YDBA pada awalkeanggotaan

Skor: 25

Tidak ada diskusi terhadap permasalahan UMKM Skor: 10Diskusi mengenai permasalahan dilakukan olehUMKM dan YDBA, namun sebelumnya UMKM telahmelakukan identifikasi masalah. Diskusi bersifatumum dan dilakukan pada awal keanggotaan.

Skor: 20

Page 106: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

89

Diskusi mengenai permasalahan dilakukan olehUMKM dan YDBA secara mendetail dan dapatdilakukan selama kegiatan tersebut diperlukan

Skor: 25

Alternatif pemecahan masalah dilakukan sepenuhnyaoleh YDBA

Skor: 0

Alternatif pemecahan masalah dilakukan sepenuhnyaoleh UMKM tanpa adanya pendampingan

Skor: 15

Alternatif pemecahan masalah dilakukan oleh UMKMdan YDBA, tetapi YDBA lebih dominan

Skor: 20

Alternatif pemecahan masalah dilakukan bersama-sama antara UMKM dan YDBA.

Skor: 25

3 Pendidikan danpelatihan timbal balik

Materi dan jenis pelatihan ditentukan oleh YDBA,UMKM tidak boleh meminta pelatihan

Skor: 0

Materi Pelatihan disediakan oleh YDBA dan UMKMdapat merekomendasikan jenis pelatihan tertentunamun pada tahap pelaksanannya terdapat kuotapeserta yang ditetapkan YDBA.

Skor: 20

Materi Pelatihan disediakan oleh YDBA dan UMKMdapat merekomendasikan jenis pelatihan tertentusesuai dengan kebutuhannya.

Skor: 25

Tidak ada proses tanya jawab selama pelatihan Skor: 0Adanya proses tanya jawab selama pelatihan Skor: 50Tidak ada transfer pengetahuan dan keterampilan saatpelatihan

Skor: 0

Ada transfer pengetahuan dan keterampilan namunhanya dari pelatih kepada peserta

Skor: 10

Adanya transfer pengetahuan dan keterampilan selamapelatihan, walaupun porsinya tidak seimbang antarapeserta dengan pelatih.

Skor: 20

Adanya kegiatan transfer pengetahuan danketerampilan yang diusahakan seimbang selamapelatihan antara pelatih dengan peserta pelatihan

Skor: 25

4 Mobilisasi danpemberiansumberdaya secaraseimbang

Penilaian UMKM dilakukan sepenuhnya oleh YDBA Skor: 0

Penilaian UMKM dilakukan sepenuhnya oleh UMKMtanpa adanya pendampingan dari YDBA

Skor: 15

Penilaian potensi UMKM dilakukan oleh UMKM danYDBA, YDBA dominan. Penilaian potensi inidilakukan pada saat YDBA melaksanakan kunjunganpada UMKM yang mengajukan surat atau proposalpembinaan.

Skor: 20

Penilaian potensi UMKM dilakukan bersama-samaoleh UMKM dan YDBA.

Skor: 25

Page 107: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

90

YDBA tidak memberikan kemudahan sama sekalibagi UMKM untuk mendapatkan sumberdaya

Skor: 10

YDBA memberikan kemudahan bagi UMKM untukmendapatkan sumberdaya

Skor: 30

UMKM dapat mencukupi kebutuhan sumberdayanyanamun masih sepenuhnya bergantung dengan YDBA

Skor: 0

UMKM dapat mencukupi kebutuhan sumberdayanyasendiri walaupun kadang-kadang masih bergantungpada YDBA.

Skor: 35

UMKM dapat mencukupi kebutuhan sumberdayanyasendiri

Skor: 40

5 Konsultasimanajemen danadministrasi ataupembukuan

YDBA dan UMKM tidak pernah melakukan diskusitentang manajemen dan pembukuan

Skor: 10

YDBA dan UMKM melakukan diskusi tentangmanajemen dan pembukuan secara menyeluruh dandilakukan pada awal kegiatan pembinaan.

Skor: 30

YDBA dan UMKM melakukan diskusi tentangmanajemen dan pembukuan tetapi waktunya tidaktentu

Skor: 40

YDBA dan UMKM melakukan diskusi tentangmanajemen dan pembukuan secara detail dan kontinu.

Skor: 50

YDBA tidak memberikan pelatihan dan keterampilanpembukuan

Skor: 10

YDBA memberikan pelatihan dan keterampilanpembukuan pada awal kegiatan pembinaan tanpamelakukan pendampingan dan pengawasan.

Skor: 30

YDBA memberikan pelatihan dan keterampilanpembukuan di awal, namun kadang-kadangmelakukan pendampingan dan pengawasan.

Skor: 40

YDBA memberikan pelatihan dan keterampilanpembukuan serta mengadakan pendampingan sertapengawasan.

Skor: 50

6 Pengembangangerakan dan perluasanproses

YDBA tidak memberikan informasi programpembinaan sama sekali

Skor: 0

Informasi program pembinaan UMKM hanya ada diberikan kepada Grup Astra

Skor: 10

Informasi program pembinaan UMKM masih terbatashanya pada website dan melalui rekomendasi GrupAstra

Skor: 35

YDBA memberikan informasi program pembinaankepada UMKM melalui berbagai pihak tanpamemerlemah keswadayaan UMKM.

Skor: 50

Page 108: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

91

UMKM tidak melakukan pemberdayaan kepada pihaklain

Skor: 0

YDBA tidak pernah menyarankan UMKM untukmelakukan pemberdayaan lanjutan kepada pihak lain

Skor: 10

Pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar dan atauUMKM lainnya tidak bisa selalu dilakukan olehUMKM karena beberapa kendala.

Skor: 25

YDBA melatih dan meningkatkan kesadaran UMKMbinaannya untuk dapat melakukan pemberdayaanterhadap masyarakat sekitar dan atau UMKM lainnya.

Skor: 50

7 Pengembanganjaringan dengan pihakketiga

YDBA tidak bekerjasama dengan pihak ketiga dalampembinaan dan pelatihan

Skor: 0

YDBA hanya bekerjasama dengan Grup Astra dalampembinaan dan pelatihan.

Skor: 20

YDBA bekerjasama dengan pihak ketiga dalampembinaan dan pelatihan.

Skor: 40

YDBA tidak pernah memberikan rekomendasi pihakketiga oleh untuk memperluasan usaha misalnyaadanya fasilitasi peminjaman modal kepada lembaga-lembaga keuangan.

Skor: 10

YDBA memberikan rekomendasi pihak ketiga olehuntuk memperluasan usaha misalnya adanya fasilitasipeminjaman modal kepada lembaga-lembagakeuangan.

Skor: 30

UMKM tidak dapat memperluas usaha dengan pihakketiga

Skor: 10

UMKM dapat memperluas usaha melalui kerjasamadengan pihak ketiga terutama yang direkomendasikanYDBA.

Skor: 20

UMKM dapat memperluas usaha melalui kerjasamadengan pihak ketiga walaupun bukan atasdirekomendasikan YDBA

Skor: 25

UMKM dapat merluas usaha melalui kerjasamadengan pihak ketiga baik yang direkomendasikanYDBA maupun hasil usaha UMKM sendiri.

Skor: 30

8 Evaluasi terus-menerus sebagaiupaya menciptakanmekanisme umpanbalik

YDBA tidak pernah melakukan pemantauan danpengawasan terhadap UMKM binaannya

Skor: 10

YDBA melakukan pemantauan dan pengawasanterhadap UMKM binaannya secara menyeluruh.

Skor: 20

YDBA melakukan pemantauan dan pengawasanterhadap UMKM binaannya secara mendetail.

Skor: 30

YDBA tidak pernah melakukan evaluasi terhadapUMKM binaannya

Skor: 10

Page 109: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

92

YDBA melakukan evaluasi terhadap UMKMbinaannya secara menyeluruh.

Skor: 20

YDBA melakukan evaluasi terhadap UMKMbinaannya secara mendetail.

Skor: 30

YDBA dan UMKM tidak pernah mendiskusikan hasilpemantauan dan evaluasi

Skor: 10

YDBA dan UMKM mendiskusikan hasil pemantauandan hasil evaluasi, namun belum kontinu dan sifatnyamenyeluruh

Skor: 30

YDBA dan UMKM mendiskusikan hasil pemantauandan hasil evaluasi namun secara kontinu danmendetail

Skor: 40

Page 110: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

93

Lampiran 3. Hasil Wawancara

Hari/Tanggal : Kamis, 28 Januari 2010Narasumber : Bapak HryLokasi : PT. XYZWaktu ` : 10.00-12.30

Bapak Hry merupakan General Manager dari PT. XYZ. PT. XYZmerupakan perusahaan yang sangat memperhatikan kualitas dari produk yangmereka hasilkan. Setiap pagi mulai pukul 09.00-10.00 para karyawan melakukanmeeting Asakai yaitu rapat koordinasi antar departemen dengan agenda pelaporanpermasalahan dan target dalam produksi beserta solusinya.

PT. XYZmerupakan salah satu UKM binaan dari YDBA. Menurutketerangan beliau, peran Yayasan Dharma Bhakti astra cukup besar dalampengembangan usaha PT. XYZ. Salah satunya adalah dengan memberikanpelatihan-pelatihan yang ditujukan bagi para karyawan PT. XYZ. KeikutsertaanPT. XYZ dalam pelatihan-pelatihan tersebut nantinya diharapkan akanmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akan memperluas usaha.Selain mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra,PT. XYZ juga mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh pihak selain daripihak YDBA. PT. XYZ juga secara mandiri mengadakan pelatihan bagikaryawannya.

Adanya pelatihan-pelatihan tersebut secara langsung dapat meningkatkanpengetahuan dari para karyawan. Adanya pelatihan-pelatihan tersebut jugaberpengaruh pada peningkatan pendapatan walaupun tidak secara langsung.Peningkatan pendapatan dari PT. XYZ diperoleh dari adanya pertambahanpenjualan produk. Sedangkan peningkatan pendapatan dari karyawan memangrutin dan besar persentase kenaikan tersebut juga dipengaruhi oleh hasil kerja darimasing-masing karyawan. Adanya pelatihan mempunyai andil dalam kegiatankerja karyawan yang juga akan berpengaruh pada hasil kerja mereka.

Page 111: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

94

Hari/Tanggal : Senin, 1 Februari 2010 dan Kamis, 4 Februari 2010Narasumber : Ibu SmrshLokasi : PT. XYZWaktu : 13.00-15.00

Ibu Arsih merupakan salah satu karyawan Departemen HRD PT. XYZ.Beliau adalah lulusan SMK dan mulai bekerja di PT. XYZsejak April 2007. Tugasbeliau adalah menangani pelatihan-pelatihan yang akan diadakan oleh PT. XYZmaupun yang akan diikuti oleh PT. NKP.

PT. XYZ telah mengikuti beberapa pelatihan yang ditujukan bagikaryawannya baik yang diselenggarakan oleh YDBA maupun pihak lain. PT.XYZ juga pernah mengadakan pelatihan bagi para karyawan dengan narasumberyang berasal dari dalam (dari pihak PT. XYZ sendiri) maupun mengundangnarasumber dari luar.

Sebagai salah satu UKM binaan dari YDBA, PT. XYZ mendapatkankemudahan untuk mendapatkan akses informasi pelatihan yang diadakan olehYDBA. PT. XYZ juga meminta plan training kepada YDBA, namun lebih seringinformasi tentang pelatihan tersebut didapatkan langsung dari YDBA. Pada tahun2009 sendiri, PT. XYZ mengikuti 5 pelatihan yang diadakan oleh YDBA. Setiapjenis pelatihan PT. XYZ mengirimkan 2 orang karyawan yang dipilih oleh atasanmereka masing-masing. Jenis pelatihan yang diikuti tergantung dari kebutuhanPT. XYZ. Namun sejauh ini, PT. XYZ selalu mengikuti kegiatan pelatihan yangdiselenggarakan oleh YDBA. Beberapa pelatihan yang pernah diikuti oleh PT.XYZ adalah pelatihan mengenai HRD, pelatihan penyelesaian hubunganindustrial, dan beberapa pelatihan mengenai produksi lainnya.

Bentuk evaluasi dari pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh YDBAadalah dengan memberikan lembar evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan seputarpelatihan yang diberikan di akhir pelatihan. Hasil dari tes tersebut nantinya akandibagikan kepada para peserta pelatihan beserta sertifikat pelatihan. Sebagaitindak lanjut dari pelatihan, PT. XYZ juga melakukan evaluasi kepada parapeserta pelatihan, yaitu dengan memberikan lembar evaluasi yang diberikan tigabulan setelah pelatihan tersebut berlangsung.

Page 112: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

95

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Februari 2010Narasumber : Bapak HryLokasi : PT. XYZWaktu : 13.00-16.00

PT. XYZ mulai menjadi salah satu UKM binaan dari Yayasan DharmaBhakti Astra setelah menjadi subkon dari PT. Astra Honda Motor (1995) dimanapada saat itu sedang dilakukan proses lokalisasi part dari Jepang. Tujuan danmotivasi dari PT. XYZ saat bergabung menjadi UKM binaan dari YDBA yaituuntuk lebih menambah wawasan dan perbaikan dalam pengelolaan perusahaansehingga dapat bersaing di dunia usaha.

Selama menjadi binaan YDBA, PT. XYZ mendapatkan pelatihan-pelatihan dari tingkat operator hingga pimpinan perusahaan, dari sisi manajerialhingga pelatihan teknik. Selain itu YDBA memberikan pelatihan manajemen danadministrasi, keuangan bahkan perpajakan. PT. XYZ bahkan mendapatkankesempatan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh YDBA maupun yangdilakukan pihak lain yang bekerjasama dengan YDBA. Di lain kesempatan, PT.XYZ juga pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di luar negeri.

Peran YDBA dalam peningkatan pasar antara lain denganmengikutsertakan UKM binaannya dalam pameran-pameran termasuk pameranyang berskala internasional. PT. XYZ mendapatkan kesempatan untuk mengikutipameran Indonesian Motor Show yang dilaksanakan setiap tahun. Selain itu,pameran-pameran yang pernah diikuti oleh pihak PT. XYZ selama menjadi UKMbinaan YDBA adalah pameran-pameran yang diselenggarakan atas kerja samaYDBA dengan Kementrian Koperasi dan UKM. YDBA juga berperanmerekomendasikan PT. XYZ dan UKM-UKM binaan lainnya kepada caloncostumers selain UKM tersebut juga secara mandiri mencari costumers.

Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh YDBA adalah keikutsertaan YDBAdalam proses evaluasi terhadap perkembangan usaha para UKM binaannya. Auditregular dilakukan oleh pihak Astra Internasional maupun oleh masing-masingUKM yang kemudian dilaporkan kepada YDBA.

Manfaat yang diperoleh dengan menjadi UKM binaan dari YDBA adalahadanya kemajuan dalam beberapa hal, seperti bisa mendapatkan informasiperkembangan duania usaha saat ini sehingga PT. XYZ bisa mengantisipasiterhadap perkembangan dunia usaha saat ini. Keuntungan lainnya adalah adanyaagenda rutin bench marking setiap anggota UKM binaan sehingga diantara UKMbinaan dapat saling berbagi. Keuntungan lainnya adalah dengan adanya pelatihanyang diberikan oleh YDBA, PT. XYZ mengalami peningkatan omset, dimanadalam pelatihan-pelatihan tersebut diberikan bimbingan mengenai pengelolaanusaha, perencanaan produksi, penerapan 5 R, pengelolaan lingkungan kerja (LK3)dan lainnya. Selain itu, walaupun YDBA tidak memberikan bantuan modal,namun YDBA memfasilitasi para UKM binaannya termasuk PT. XYZ untukmendapatkan modal dari pihak perbankan atau pihak ventura lainnya jika UKMtersebut membutuhkan bantuan modal.

Sebagai bentuk penghargaan YDBA kepada UKM binaannya, YDBAkerap kali memberikan penghargaan kepada setiap UKM yang berhasil mengelola

Page 113: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

96

lingkungan kerja dengan merekomendasikan ke Kementrian Koperasi dan UKMmaupun kementrian Tenaga Kerja untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan lebihlanjut ataupun pelatihan yang dilakukan di luar negeri. Selain itu, penghargaankepada UKM binaan juga dilakukan oleh PT. Astra Internasional. PT. XYZmendapatkan penghargaan Astra Green Company Award 2008 dari PT. AstraInternasional.

Page 114: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

97

Hari/Tanggal : Selasa, 2 Februari 2010Narasumber : Bapak M. KosasihLokasi : Yayasan Dharma Bhakti AstraWaktu : 08.15-10.30

YDBA memandang UKM sebagai sebuah unsur perekonomian nasionalyang cukup kuat karena ditengah goncangan perekonomian uang melandaIndonesia, UMKM masih tetap bertahan sampai saat ini. Lebih lanjut Astra jugamenganggap bahwa tanpa adanya UKM, Astra tidak akan tumbuh dengan baik.

Awalnya, program YDBA adalah bantuan modal kerja, mesin, danperalatan yang dibutuhkan oleh UKM serta pembinaan kepada KUD nelayan,petani, serta Koperasi Industri dan Kerajinan (KOPINKRA) di DKI Jakarta, JawaBarat, Jawa Timur, dan Lampung. Kini, dengan visi YDBA sebagai bagian darivalue chain otomotif, agribisnis dan pertambangan Grup Astra, YDBA berperanaktif meningkatkan perekonomian nasional khususnya dalam penguatan danpembinaan UKM, baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan bisnis GrupAstra. Tujuan dari pembinaan yang dilakukan oleh YDBA adalah agar UKM bisamenjadi UKM yang tumbuh berkembang dan menjadi UKM yang mandiri, yaituUKM yang bukan hanya dalam hal pemasaran dan sumberdaya manusianya sajayang baik, namun bisa menangani kegiatan usahanya sendiri.

Pada tahun 2009, lebih dari lima ribu UKM telah menjadi binaan YDBAyang terdiri dari UKM yang terkait dengan bisnis Astra (10 persen) dan UKMyang tidak terkait dengan bisnis Astra (90 persen). Untuk menjadi anggota binaanYDBA, calon-calon UKM mengajukan proposal atau surat permohonan yangditujukan kepada YDBA. UKM tersebut juga harus memenuhi persyaratansebagai UKM potensial yang memiliki produk yang diminati pasar. Persyaratanlainnya adalah pemilik UKM calon binaan mempunyai keinginanmenumbuhkembangkan usahanya serta maju bersama Astra.

Sebagai tindak lanjut dari permohonan calon UKM binaan, pihak YDBAakan melakukan kunjungan atau tinjauan langsung ke UKM tersebut. Kunjungantersebut ditujukan untuk menilai layak atau tidaknya usaha tersebut. Pada saatkunjungan itu berlangsung juga dilakukan diskusi-diskusi tentang permasalahanyang dialami UKM calon binaan. Waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebutberbeda antara satu UKM dengan UKM lainnya, yaitu antara satu minggu sampaisatu bulan. YDBA menargetkan lamanya pembinaan yaitu sekitar tiga tahun.Diharapkan dalam kurun waktu tersebut UKM-UKM yang menjadi binaanmencapai tahap mandiri.

Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh YDBA adalah memberikanpelatihan teknik, manajemen, fasilitasi pasar/modal, dan informasi pengembanganUKM. Kegiatan pebinaan tersebut dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan padatiga departemen yang ada pada YDBA, yaitu Departemen Otomotif,Perbengkelan, dan Alat Berat; Departemen Agribisnis dan Pertambangan; sertaDepartemen Fasilitas Pembiayaan, LPB, dan Galeri. YDBA tidak memberikandana bantuan modal, tetapi hanya memfasilitasi UKM untuk bertemu denganlembaga-lembaga keuangan yang nantinya akan memberikan bantuan modal.Lembaga-lembaga keuangan tersebut antara lain bank dan PT. Astra MitraVentura. Besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan UKM. Fasilitasi pasar

Page 115: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

98

yang dilakukan salah satunya adalah dengan mengikutsertakan UKM binaan padabeberapa pameran sehingga UKM tersebut mempunyai kesempatan memperluaswilayah pasar produk mereka.

YDBA juga menyediakan Galeri UKM yang berada di kantor YDBA.Galeri tersebut berisi produk-produk yang dihasilkan oleh UKM binaan, baikproduk otomotif maupun produk lainnya. Galeri UKM tersebut dibuat sebagairuang pamer dari produk-produk UKM. Tidak menutup kemungkinan parapengunjung UKM tersebut tertarik dengan produk yang dipamerkan danmembelinya.

Pelatihan bagi UKM binaan juga merupakan bagian dari pembinaan yangdilakukan oleh YDBA. Materi pelatihan yang diberikan YDBA sesuai dengankebutuhan dan YDBA akan memberikan informasi mengenai pelaksanaanpelatihan kepada para UKM binaannya. Pada satu kali pelatihan, YDBAmembatasi anggota UKM atau perwakilan UKM yang akan mengikutinya yaitudua orang untuk masing-masing UKM. Hal ini bertujuan agar pelatihan tersebutdapat diikuti oleh banyak UKM. Dana yang digunakan untuk dalam pelatihansebagian besar berasal dari YDBA dan kontribusi UKM (10-20 persen).Waktuyang dibutuhkan untuk melakukan satu kali pelatihan juga berbeda-beda, antaradua hari sampai dua minggu. Jenis, bentuk, serta materi pelatihan yang diterimaoleh UKM-UKM binaan tersebut berbeda antara satu UKM dengan UKM lainnya.Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jenis usaha dan kebutuhan UKM. Fasilitasyang diberikan dalam pelatihan tersebut antara lain handout, wearpack(tergantung jenis pelatihan), instruktur, akomodasi, dan sertifikat. Instruktur atautrainer dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA berasal dariGrup Astra dan luar Grup Astra, sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

YDBA selalu melakukan monitoring dan evaluasi kepada UKMbinaaannya. Monitoring dilakukan setiap enam bulan sekali. Kegiatan monitoringtersebut menyeluruh meliputi kinerja, sumberdaya manusia, produk, dankeuangan. Hasil monitoring tersebut dipertanggungjawabkan pada manajemenAstra dan didiskusikan pula dengan UKM binaan yang bersangkutan. YDBAmendirikan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) dan Lembaga KeuanganMikro (LKM) untuk membantu pengembangan UKM yang berada di daerah.

Untuk mengembangkan program pembinaan, pihak YDBA jugamelakukan kunjungan ke beberapa negara seperti Korea Selatan, Vietnam,Thailand, dan Jepang. Kunjungan tersebut juga dimaksudkan untuk bertukarpengalaman dengan lembaga terkait yang diharapkan dapat menciptakan alternatifpembinaan bagi UKM.

Selama menjalankan program pembinaan, YDBA mendapatkan banyakmanfaat, walaupun bukan dalam bentuk materi. Para pengurus dan karyawanYDBA mendapatkan kepuasan karena mampu melaksanakan Catur Dharma Astrasebagai wujud kepedulian sosial perusahaan (Grup Astra). Kepuasan batin jugadirasakan saat UKM-UKM binaan mereka berhasil maju. Keuntungan lainnyayang didapat selama melakukan pembinaan adalah pencitraan positif darimasyarakat terhadap YDBA dan PT. Astra Internasional pada umumnya.Kerugian materi tidak pernah dialami oleh YDBA tetapi hanya rasa ketidakpuasanapabila ada UKM yang menjadi binaan tidak dapat tumbuh dan berkembang lebihbaik lagi.

Page 116: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

99

Hari/Tanggal : Jumat, 12 Februari 2010Narasumber : Bapak M. IqbalLokasi : Yayasan Dharma Bhakti AstraWaktu : 08.30-10.00

Konsep pengembangan masyarakat menurut Astra mengacu pada falsafah“Berikan kail bukan ikan”. Dengan falsafah ini diharapkan masyarakat yangdibina oleh YDBA tidak terus menggantungkan diri pada bantuan/hibah dariperusahaan. Sepaham dengan falsafah tersebut, konsep pengembangan masyarakatmenurut YDBA adalah menciptakan masyarakat yang bebas dari budayameminta-minta karena “tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah”.Persyaratan untuk menjadi UKM binaan YDBA antara lain 1) sudah berbadanhukum, misalnya CV atau PT, 2) masuk kriteria UMKM menurut KementerianKoperasi dan UKM, 3) merupakan jenis usaha yang potensial untukdikembangkan baik yang terkait bisnis maupun tidak bisnis Astra, dan 4) bersediauntuk dibina oleh YDBA.

Untuk menjadi anggota binaan YDBA, calon UMKM binaan bisamengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada YDBA. Sebagai tindaklanjut dari permohonan itu, YDBA akan melakukan kunjungan atau tinjauanlangsung ke UMKM tersebut. YDBA akan menilai UMKM dari segi legalitas,kepemilikan atau pendiri, jumlah dan kualifikasi karyawan, peralatan danperlengkapan, serta omset perusahaan. Setelah dinilai memenuhi persyaratanYDBA akan mengundang UMKM di atas untuk mengikuti pelatihan BasicMentality (Mentalitas Dasar) untuk menanamkan budaya kerja Astra kepadaUMKM binaan. UKM tersebut juga didata dan dimasukkan ke dalam databaseYDBA.

YDBA selalu memonitor perkembangan bisnis UMKM binaannya.Monitoring ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari UMKM.Melalui langkah ini YDBA bisa segera mengetahui dan mengatasi permasalahanUMKM sesegera mungkin.

Untuk membantu mempromosikan produk-produk UMKM serta sebagaimedia edukasi bagi masyarakat luas, YDBA mendirikan Galeri UMKM-YDBA.Galeri ini berada di kantor YDBA, Sunter, Jakarta Utara, berisi produk-produkUKM binaan terkait bisnis Astra seperti komponen otomotif roda-2 dan roda-4,komponen alat berat, produk olahan kelapa sawit, dan prototipe bengkel sepedamotor, serta tidak terkait seperti kerajinan, batik dan furnitur. Galeri UMKM inididirikan juga sebagai ruang pamer.

Pengunjung yang tertarik dengan produk yang dipamerkan di GaleriUMKM-YDBA bisa membeli langsung produk tersebut. Produk-produk yangdipamerkan merupakan produk yang telah memenuhi standar Quality, Cost danDelivery (QCD), artinya mempunyai kualitas yang baik (Q), memiliki harga yangbersaing (C), serta pengirimannya tepat waktu termasuk jangka waktu kerja yangsesuai dengan ketentuan (D).

Untuk memperluas jaringan pembinaan UMKM di daerah, YDBAmendirikan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB). Lembaga ini juga bisadikatakan perpanjangan tangan YDBA di daerah. Sebagai tenaga pelaksana

Page 117: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

100

(fasilitator) LPB, YDBA merekrut para pemuda putera-puteri daerah setempat,misalnya para pemuda/pemudi Dayak untuk LPB di Kutai Barat, KalimantanTimur, begitu juga untuk daerah lainnya. Personil LPB tersebut sebelumnya diberipelatihan (TOT) oleh YDBA mengenai pembinaan UMKM. Sampai akhir tahun2009 sudah didirikan 8 LPB yang tersebar di Aceh Utara, Jakarta, Sidoarjo, Tegal,Gianyar, Mataram, Balangan dan Kutai Barat.

Setiap tahun YDBA melakukan Raker LPB sekaligus mengevaluasikegiatan yang telah dilakukan selama satu tahun, rancangan kegiatan di tahunmendatang, serta perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam prosespengembangan. Selain LPB, YDBA juga memiliki Lembaga Keuangan Mikro(LKM). LKM ini dibentuk untuk membantu mengatasi masalah pembiayaan/modal yang seringkali dialami oleh UMKM. Sistem pinjaman tersebut dibagimenjadi dua jenis, yaitu konvensional (sistem bunga) dan syariah (bagi hasil).Sampai dengan 2009 sudah 7 LKM yang didirikan YDBA yaitu di Tabalong,Balangan dan Tapin (Kalsel), Barito Timur dan Barito Selatan (Kalteng), MamujuUtara dan Mamuju (Sulbar).

Page 118: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

101

Hari/Tanggal : Jumat, 12 Februari 2010Narasumber : Bapak A. Karim SuwandonoLokasi : PT. Astra Internasional Tbk.Waktu : 14.30-17.15

Asal mula program CSR PT. Astra Internasional Tbk. adalah bagaimanaAstra dapat memberikan manfaat dan melakukan yang terbaik bagi masyarakat.Hal ini juga sesuai dengan Catur Dharma Astra dan visi Astra yaitu menjadiperusahaan yang memberikan manfaat pada masyarakat.

Salah satu fokus CSR Astra adalah komitmen untuk mengembangkanmasyarakat. Partisipasi Astra dalam berbagai proses kegiatan pengembanganmasyarakat bermula dari kesadaran para pendiri beserta manajemen dan staffbahwa membantu dan mendukung pengembangan masayarakat merupakan salahsatu tanggung jawab yang harus dijalankan. Program tanggung jawab sosial Astraawalnya dimulai dari prinsip berbuat baik yang selalu ditekankan oleh parapendiri Astra. Selanjutnya berkembang menjadi program pengembanganmasyarakat, dan sampai saat ini dikenal dengan program CSR.

Untuk melakukan program CSR, Astra khususnya Divisi ESR tidakmempunyai budget khusus. Besarnya anggaran dana tergantung dari kegiatanyang akan dilaksanakan. Secara umum, kegiatan CSR yang dilakukan oleh Astradibagi menjadi dua, yaitu kegiatan rutin serta kegiatan yang sifatnya insidental.Kegiatan rutin sudah memiliki alokasi dana tersendiri, sedangkan alokasi danauntuk kegiatan yang sifatnya insidental tidak memiliki patokan tertentu,disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan serta kondisi dan situasiyang terjadi. Sebelum memberikan bantuan, Astra terlebih dahulu melakukansurvei untuk melihat kondisi dan memperkirakan bentuk bantuan yang akandiberikan Astra.

Program CSR yang dilakukan oleh Astra tidak bertujuan untukmembentuk citra positif, namun citra positif tersebut akan terbentuk dengansendirinya. Sama halnya dengan pembentukan citra, pihak Astra tidak pernahbertujuan untuk mencari keuntungan dari program CSR yang dilakukan karenapihak direksi telah menanamkan prinsip-prinsip bahwa program ini ditujukansebagai salah satu cara bagi Astra untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Untuk memberikan arahan pada seluruh Grup Astra dalam penerapankebijakan di bidang LK3 dan Social Responsibility, Astra telah mengembangkandua kerangka kerja yang sistematis, yaitu Astra Friendly Company (AFC) danAstra Green Company (AGC). Astra juga memberikan panduan penerapan sistemmanajemen dan implementasi program dengan metode pengukurannya. Tujuanakhir yang ingin dicapai adalah mewujudkan pertumbuhan bisnis yangberkesinambungan untuk mencapai keberhasilan di bidang ekonomi, lingkungan,dan sosial.

Konsep CSR yang dilakukan Astra bukan sekedar pengembanganmasyarakat saja, namun juga memperhatikan enam stakeholders yang terkaitdengan Astra. Keenam stakeholders tersebut adalah shareholder, kepedulianterhadap kesejahteraan karyawan, customers, supplier, lingkungan, sertamasyarakat. Contoh program pengembangan masyarakat yang dilakukan Astra

Page 119: (Kasus Program Pembinaan UMKM Yayasan Dharma Bhakti Astra) · EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

102

adalah pengembangan masyarakat di bidang pendidikan dan peningkatanpendapatan masyarakat. Pengembangan masyarakat pada bidang pendidikan yangtelah dilakukan salah satunya adalah membangun sekolah di Aceh tahun 2004.Sekolah tersebut dibangun bagi masyarakat di sekitar lokasi yang terkena bencanaTsunami. Pembangunan infrastruktur sekolah tersebut dilakukan oleh masyarakatsekitar. Astra tidak hanya membangun sekolah saja namun masih terus memantauperkembangan pendidikan siswa-siswanya sampai tahun 2011 nanti. Astra jugamemperhatikan kualitas dan kompetensi para pengajar di sekolah tersebut.

Pada saat ini, Astra sedang membuat sekolah hijau di lingkungan sekitar.Sekolah hijau merupakan sekolah yang memenuhi kriteria Adiwiyata dari MenteriLingkungan Hidup. Sekolah tersebut antara lain harus mempunyai kebijakan,kurikulum yang mengarah pada lingkungan, mempunyai kegiatan ekstrakulikuleryang berhubungan dengan lingkungan (misalnya berkebun, membuat kompos,daur ulang dan lain-lain), infrastruktur yang dimiliki harus ramah lingkungan danlain-lain. Untuk melaksanakan program ini, Astra juga bekerja sama denganUniversitas Negeri Jakarta dalam membuat kurikulum sekolah hijau tersebut.

Program peningkatan pendapatan atau Income Generating Activities (IGA)merupakan salah satu cara Astra untuk berupaya menumbuhkan semangatkewirausahaan, memberikan pelatihan, dan pendidikan yang dibutuhkan, sertamembnagun jaringan yang dapat mendukung pertumbuhan usaha kecil. Prinsiputamanya adalah bagaimana membuat kegiatan yang dapat mendatangkanpendapatan bagi masyarakat. IGA merupakan bentuk pengembangan masyarakatdengan maksud membangun kemandirian masyarakat melalui kegiatanpemberdayaan masyarakat dan kemitraan. Contoh kegiatan IGA yang dilakukanAstra adalah pembuatan kompos dan kain majun yang dilakukan oleh masyarakatsekitar. Pupuk kompos dan kain majun yang dihasilkan juga dibeli oleh Astra.