48
Case Report Session (CRS) Skizofrenia Paranoid DosenPembimbing : dr.Victor Eliezer, Sp.KJ Oleh : Anita Mubarokah, S.Ked (G1A108046) Mufti Muttaqin, S.Ked (G1A108056) Tri Narwati, S.Ked (G1A109095) KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA JAMBI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 1

kasus Skizofrenia.p

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus

Citation preview

Case Report Session (CRS)

Skizofrenia ParanoidDosenPembimbing : dr.Victor Eliezer, Sp.KJ

Oleh :Anita Mubarokah, S.Ked (G1A108046)Mufti Muttaqin, S.Ked (G1A108056)Tri Narwati, S.Ked (G1A109095)

KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA JAMBIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JAMBI2014

27

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Skizofrenia Paranoid sebagai kelengkapan persyaratan dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa di RSJ Provinsi Jambi.Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Victor Eliezer, Sp.KJ yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Bagian ilmu kesehatan jiwa di RS Jiwa Jambi.Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kesempurnaan laporan kasus ini, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Jambi, Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman judulLembar PengesahaniKata PengantariiDaftar IsiiiiBab I Pendahuluan 1Bab II Status Psikiatri3Bab III Tinjauan Pustaka...14Bab IV Analisis Kasus...26Daftar Pustaka 28

BAB IPENDAHULUAN

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau "deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan social budaya.Dalam kasus berat, pasien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kronisitas, tetapi sekali-kali bisa menimbulkan serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak.1Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropiate) atau tumpul (bluntted).Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Secara garis besar skizofrenia dapat digolongkan kepada beberapa tipe yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, depresi pasca skizofrenia, skizofrenia residual, dan skizofrenia simpleks.1----Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 %; konsisten dengan angka tersebut, penelitian Epidemological Catchment Area (ECA) yang disponsori oleh National Institue of Mental Helath (NIHM) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 1,3 %. Dengan hanya beberapa kemungkinan pengecualian, prevalensi di seluruh dunia skizofrenia sangat mirip diantara semua budaya. Skizofrenia paling sering dimulai pada masa remaja akhir atau dewasa awal dan jarang terjadi sebelum masa remaja atau setelah 40 tahun.2Skizofrenia adalah sama-sama prevalensinya antara laki-laki dan wanita.Tetapi, dua jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan dalam onset dan perjalanan penyakit.Laki-laki mempunyai onset lebih awal daripada wanita. Usia puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun untuk wanita usia puncak adalah 25 sampai 35 tahun. Onset skizofrenia sebelum usia 10 tahun atau sesudah 50 tahun adalah sangat jarang.2Gejala pada skizofrenia terdiri atas indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi, wajah dingin, wajah tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi : pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadangf menyimpang (tangensial) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi : penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku : menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.1,2Walaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia, penelitian telah menemukan bahwa intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis.Farmakologis digunakan untuk mengobati ketidakseimbangan kimia, sedangkan nonfarmakologis berkaitan dengan masalah nonbiologikal.Modalitas psikososial harus diintegrasikan secara cermat ke dalam regimen obat dan harus mendukung regimen tersebut. Sebagian besar pasien skizofrenia mendapatkan manfaat dari pemakaian kombinasi pengobatan antipsikotik dan psikososial.3

BAB IILAPORAN KASUS

I. RIWAYAT PSIKIATRIRiwayat psikiatri diperoleh dari Anamnesis dengan Tn. Hendri (pasien) dan alloanamnesis dengan Tn. Herman(Kakak ipar).A. Identitas PenderitaNama:Tn. HUmur:18 tahunJenis Kelamin:Laki-lakiAlamat :Desa sipin teluk duren Rt 07 Kec. kumpeh ulu Kab. Muaro JambiStatus Perkawinan:Belum menikahAgama:IslamPekerjaan:-Pendidikan Terakhir:SMPMRS: 22Juni2014 Pukul 10.30 WIBB. Identitas dari Alloanamnesis :Nama:Tn. HUmur:45 tahunAlamat :Desa sipin teluk duren Rt 07 Kec. kumpeh ulu Kab. Muaro JambiPekerjaan:PetaniPendidikan Terakhir:SDHubungan dengan pasien:Kakak iparKeakraban dengan pasien : Akrab dengan pasienKesan pemeriksa terhadap keterangan yang diberikan : Dapat dipercaya

C. Keluhan UtamaMengoceh sendiri dan mengamuk.D. Riwayat Penyakit SekarangMenurut keterangan dari keluarga (Kakak ipar os), sejak 1 bulan yang lalu, os suka mengoceh sendiri dan 4 hari yang lalu keluhan Os semakin parah. Selama 1 bulan yang lalu itu, os tampak berbicara sendiri atau mengoceh ngoceh terus dan isi ocehannya masalah pengajian seperti berceramah tentang sahabat- sahabat nabi tetapi yang diceritakan tidak sesuai dan os juga menganggap bahwa dirinya adalah seorang nabi serta menganggap bahwa umat sekarang sudah sesat. Os mengaku mendengar suara suara bisikan yang berkomentar tentang masalah masalah agama Os juga sering menangis sendiri, teriak-teriak sendiri, sering mengumandangkan azan dan mengajidi waktu yang tidak tepat, sering mengamuk-ngamuk di rumah tanpa sebab, dan suka keluyuran tanpa arah.Os saat datang penampilannya tidak rapi karena tidak memakai baju, gelisah, ingin membuka celana dan suka meludah. Dari keterangan keluarga perilaku os berubah, sebelum sakit os orangnya suka bergaul, pemalu, pembersih, suka membantu orang tua, rajin ke musholla dan sholat. Namun selama sakit perilaku tersebut berubah os lebih suka marahmarah dan sebelumnya tidak pernah merokok menjadi suka merokok.Sejak 4 hari yang lalu os susah tidur dan tidak nafsu makan. Menurut keterangan dari keluarga sebelum sakit os penah pergi ke luar kota dengan rombongan pengajian dan datang ke setiap rumah-rumah warga untuk mengajak sholat jamaah. Kemudian menurut keterangan dari kakak iparnya os menuntut ilmu tasauf dengan cara yang salah.Keluarga sudah pernah melakukan pengobatan ke orang pintar tetapi keluarga merasa keluahan dan perilaku os semakin hari semakin parah tidak ada perubahan. kemudian keluarga os memutuskan untuk membawa os ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Kota Jambi untuk menjalani pengobatan. Saat ini os berada di Ruang Gaduh Gelisah (Picu).

E. Riwayat Penyakit Terdahulu Gangguan mental emosional : Os pernah belum pernah berobat di RSJ baik rawat jalan ataupun rawat inap. Gangguan psikosomatik (-), gangguan kondisi fisik (-),penggunaan alkohol dan NAPZA (-) Gangguan neurologis : sakit kepala (-), trauma kepala (-), kehilangan kesadaran (-), gangguan penglihatan (-), gangguan pendengaran (-), kejang (-)

F. Riwayat Keluargaa. Budaya dan norma agama yang dianut : Melayu dan agama Islamb. Identitas Orang Tua IdentitasBapakIbu

NamaTn. Usman (Alm)Ny. Megawati

Umur58 tahun53 tahun

PendidikanSDSD

Pekerjaan-Petani

AlamatDesa sipin teluk duren Rt 07 Kec. Kumpeh Ulu Kab. Muaro JambiDesa sipin teluk duren Rt 07 Kec. Kumpeh Ulu Kab. Muaro Jambi

SukuMelayuMelayu

Hubungan keakraban dengan pasienAkrabAkrab

c. Os bersaudara 7 orang dan os anak ke-6GENOGRAM

Keterangan:Laki-laki Gangguan jiwaPerempuan Meninggal

Riwayat gangguan jiwa dikeluarga Os: tidak ada di keluarga Os yang mengalami gejala ataupun gangguan yang sama dengan yang dihadapi oleh osG. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatalIbu Os hamil cukup bulan dan persalinan dibantu oleh dukun, dan Ibu Os tidak ada masalah kesehatan fisik dan psikis ketika mengandung Os, Os lahir normal, tidak ada masalah tumbuh kembang Os, Os anak yang diinginkan oleh orang tuanya.2. Masa kanak-kanak awal (kelahiran sampai usia 3 tahun)a. Kebiasaan makan dan minum Os mendapat ASI sampai usia 2 tahun. b. Toilet trainingDiajarkan oleh ibu tanpa paksaan, pengendalian urinasi dan defekasi : sulit dinilaic. Gejala-gejala dari gangguan perilakumengisap jempol (-), membenturkan kepala (-), ketakutan (-), mengompol atau defekasi di tempat tidur (+), menggigiti kuku (-), masturbasi (-)d. Kepribadian dan temperamenpemalu (-), gelisah (+), aktif (+), menarik diri (-), rajin (-), senang bermain di luar (-)3. Masa kanak-kanak menengah ( usia 3 11 tahun )Pasien adalah anak yang pemalu, pendiam dan kurang bergaul dengan anak-anak sebayanya.Pasien mulai masukSD umur 6 tahun.Pergi ke sekolah sendiri, tidak ada tanda-tanda cemas perpisahan. Pasien merupakan anak yang penurut dan patuh kepada orangtua, lebih banyak bermain sendiri di rumah dibanding bermain diluar dengan teman-temannya.

4. Masa kanak-kanak akhir (pubertas hingga remaja) Hubungan dengan teman sebaya : Os orang yang sering di rumah dan menjaga adiknya, sehingga os sulit bergaul dan tidak memiliki banyak teman Riwayat Sekolah : SMP Perkembangan kognisi dan motorik : Os bisa membaca Masalah emosional atau fisik pada remaja : mimpi buruk (-), fobia (-), mengompol (-), melarikan diri (-), merokok (-), penggunaan obat terlarang dan alkohol (-), masalah berat badan (+) Riwayat psikoseksual : Os tidak tertarik dengan sesama jenis, Os tidak pernah pacaran saat masa remaja. Latar belakang agama :ada masalah dimana os menuntut ilmu tasauf tetapi caranya salah.

5. Masa dewasaa. Riwayat pekerjaanPasien tidak bekerja hanya membantu ibunya di kebun.b. Riwayat perkawinan dan relasiPasien belum menikah c. Aktivitas socialHubungan pasien dengan keluarga dan tetangga sekitar baik.d. Riwayat pendidikanPasien hanya tamat SMPe. Latar belakang agamaPasien taat beribadah.f. Situasi hidup sekarangPasien hanya tinggal dengan ibu adik perempuannya.g. Riwayat hukumPasien tidakpernah berurusan dengan polisi.h. Riwayat militerPasien tidak mempunyai pengalaman militer.6. Riwayat seksuala. Ketertarikan awal pada lawan tidak diketahui.b. Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan secara seksualc. Kegiatan seksual pranikah tidak diketahui.7. Fantasi dan mimpiTidak diketahui 8. Sistem nilai : os memandang bahwa umat manusia sudah banyak yang sesat.

II.PEMERIKSAAN STATUS MENTALPemeriksaan dilakukan pada tanggal 22 Juni 2014 Pukul 10.30WIB.A. Gambaran umum1.PenampilanPasien datang ke IGD diantar keluarganya dalam keadaangelisah, tidak memakai baju, tangan dan kaki di ikat. Pasien berpenampilan sesuai dengan usia, kondisi fisik terlihat kurang sehat, badan sangat kurus, kulit sawo matang, rambut panjang dan tidak terurus.2.Perilaku terhadap pemeriksaPasien tidak mau menjawab pertanyaan dari pemeriksa, kurang kooperatif saat wawancara, dan kontak mata dengan pemeriksa kurang adekuat,sesekali pasien menghindar, perhatiannya mudah teralih.3.Karakteristik bicaraPasien tidak mau bicara.4.Tingkah laku dan aktivitas psikomotorPasien gelisah, teriak-teriak dan bicara kacau.B. Mood dan Afek1. Mood(subyektif): labil2. Afek(obyektif): inappropriateC. PersepsiIlusi: tidak adaHalusinasi: halusinasi auditorik

Pikiran1. Bentuk pikiran: tidak dapat di nilai2. Jalan pikiran : tidak dapat dinilai3. Isi pikiran:Waham kebesaran (+) pasien merasasahabat nabi muhammad SAW.Sensori dan Kognisi1. Alertness:composmentis (+), somnolen (-), stupor (-), berkabut (-), delirium (-), koma (-)2. Orientasi: Waktu : tergangguTempat : terganggu Orang: terganggu3. Konsentrasi dan kalkulasi : terganggu4. Memori :gangguan memori jauh (+), gangguan memori agak lama (-), gangguan memori baru saja (-), gangguan memori segera (-)5. Pengetahuan umum :terganggu6. Pikiran abstrak: terganggu7. TilikanDerajat 1, yatu penyangkalan total atas penyakitnya.8. Pengendalian impuls : terganggu9. Daya nilaiPenilaian sosial : tergangguIII.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Pemeriksaan fisikKeadaan umum: gelisahKesadaran: kompos mentisGizi: kurangTekanan darah: 110/70 mmhgNadi: 74x/menitRespirasi: 20x/menitSuhu: afebrisB. Pemeriksaan psikologik: tidak dilakukanC. Pemeriksaan penunjang :tidak dilakukan

IV.RINGKASAN PENEMUANTn. Hendri (18 tahun) datang ke Rumah Sakit Jiwa diantar oleh keluarganya dengan keluhan pasien 1 bulansering mengoceh- ngoceh sendiri masalah pengajian seperti umat manusia sekarang sudah banyak yang sesat,os jugamengamuk dirumah, dan ingin keluyuran keluar rumah terus. Os terkdang juga sering menangis sendiri. Kalau keluar rumah os berceramah kepada tetangga nya menceritakan tentang sahabat-sahabat rasul tetapi isi yang di ceritakan salah. 4hari sakit nya semakin parah, os tidak makan dan tidak mau tidur. Sebelum sakit os pernah keluar kota pergi ke sarolangun ikut aliran pengajian dan os bersama rombongan masuk ke rumah warga mengajak warga untuk sholat berjamaah. Os sebelum sakit ini tidak pernah merokok tetapi selama sakit os terus merokok.Dari hasil observasi didapatkan kesadaran Os kompos mentis, Os datang dengan tidak memakai baju, gelisah , kedua tangannya diikat dengan tali, os juga sering meludah, dan sikap terhadap pemeriksa tidak koperatif. Os berbicara kacau dan berteriak-teriak. Afek Os inappropriate, mood labil. Terdapat gangguan umum proses pikir Os yaitu psikosis, gangguan spesifik bentuk pikiran yaitu inkoheren dan gangguan spesifik isi pikiran yaitu, waham kebesaran. Os mengalami gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Orientasi waktu, tempat dan orang terganggu, konsentrasi dan kalkulasi terganggu, memori jauh terganggu, pikiran abstrak terganggu dan Os menyangkal sepenuhnya bahwa ia sakit, pengendalian impuls terganggua dan daya nilai sosial Os terganggu.

V.DIANOSIS MULTIAKSIALAksis I : F20.0 Skizoprenia ParanoidAksis II: Tidak ada diagnosisAksis III: Sakit magh (+)Aksis IV: supportgroup (keluarga)Aksis V: GAF Scale 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat)VI.PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad fungsionam: dubia ad malam.

VIII.RENCANA TERAPI MENYELURUH Rawat inapIndikasi utama perawatan Os di rumah sakit adalah: Tujuan diagnostik Menstabilkan medikasi Keamanan pasien dan orang-orang disekitar pasien Perilaku yang kacau dan tidak sesuai Umum Perhatikan higiene pribadi Awasi kemungkinan adanya perilaku membahaya diri sendiri dan orang lain.

Farmakologi : Injeksi Govotil 1 ampul dan diphenhidramin 2 ampul Haloperidol : 5 mg3 x 1 Triheksilfenidil : 2mg3 x Chlorpromazine: 100mg 1 x 1

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 DefinisiSkizofrenia adalah gangguan yang paling lazim dan paling penting dalam kelompok gangguan F20. Gangguan skizotipal memiliki banyak ciri khas dari gangguan skizofrenik dan mungkin berkaitan secara genetik dengan skizofrenia; namun demikian, halusinasi, waham, dan gangguan perilaku yang besar dari skizofrenia sendiri tidak terdapat pada gangguan skizotipal dan karenanya gangguan ini tidak selalu menjadi perhatian medis.1,2,3Kebanyakan gangguan waham mungkin berkaitan dengan skizofrenia, walaupun keduanya mungkin sukar dibedakan secara klinis, terutama pada stadium awalnya.Keduanya merupakan suatu kumpulan gangguan yang heterogen dan sukar sekali dimengerti, yang untuk mudahnya saja dibagi berdasarkan lamanya perjalanan penyakit yang karakteristik menjadi sekelompok gangguan waham yang menetap, dan sekelompok lainnya yang lebih besar yaitu gangguan psikotik akut dan sementara (transient).Terutama kelompok yang terakhir, tampaknya lazim dijumpai di negara-negara berkembang.Subdivisi yang diberikan di sini harus dianggap sebagai bersifat sementara. Gangguan skizoafektif tetap dipertahankan dalam seksi ini walaupun ada sifat-sifatnya yang kontroversial.2,3,4Gangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar yang khas, dan oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, walaupun deficit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Gangguan ini melibatkan fungsi yang paling mendasar yang menberikan kepada orang normal suatu perasaan kepribadian (individuality), keunikan, dan pengarahan diri (self direction).1,2Pikiran, perasaan dan perbuatan yang paling intim atau mendalam sering terasa diketahui oleh atau terbagi rasa dengan orang lain, dan waham-waham dapat timbul, yang menjelaskan bahwa kekuatan alami dan supernatural sedang bekerja mempengaruhi pikiran dan perbuatan penderita dengan cara-cara yang sering tidak masuk akal atau bizarre. Individu mungkin menganggap dirinya sebagai pusat segala-galanya yang terjadi.Halusinasi, terutama auditorik, lazim dijumpai dan mungkin member komentar tentang perilaku dan pikiran individu itu. Persepsi sering terganggu secara lain: warna-warna atau suara-suara berubah menjadi amat intensif atay berubah dalam kualitasnya, dan gambaran yang tidak relevan mengenai benda atau hal yang biasa (sehari-hari) dapat tampak menjadi lebih penting daripada objek atau situasi keseluruhannya. Kebingungan (perplekxity) juga lazim dijumpai pada awal penyakit dan sering mengakibatkan keyakinan bahwa situasi sehari-hari itu benar memiliki suatu makna khusus, biasanya bernada seram atau mengancam, yang ditujukan secara khas pada individu tersebut.2,3,4Pada gangguan berfikir skizofrenik yang karakteristik, ciri-ciri yang hanya bersifat perifer dan tidak relevan dari suatu konsep berfikir yang menyeluruh, yang selalu dihambat dalam aktivitas mental yang normal ditampilkan ke muka dan menggantikan gambaran yang relevan dan sesuai untuk situasi yang nyata itu. Dengan demikian maka pikiran menjadi samar-samar, berbentuk bulat panjang dan lonjong (elliptical) dan samar-samar (obscure), dan ekspresinya dalam pembicaraan kadang-kadang tidak dapat dipahami. Sering arus pikiran menjadi terputus-putus (breaks) dan mengalami interpolasi (sisipan-sisipan), dan pikiran tersebut mungkin terasa tersedot atau tertarik oleh sesuatu dari luar. Suasana perasaan tampak dangkal, cepat berubah-ubah (capricious) atau tidak serasi (incongruous).Ambivalensi dan gangguan kemauan (volition) dapat tampak sebagai inersia, negativism, atau stupor.Mungkin terdapat katatonia.2,3,4Menurut DSM-IV, adapun klasifikasi untuk skizofenia ada 5 yakni subtipe paranoid, terdisorganisasi (hebefrenik), katatonik, tidak tergolongkan dan residual. Untuk istilah skizofrenia simpleks dalam DSM-IV adalah gangguan deterioratif sederhana.Sedangkan menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia yang ke-III skizofrenia dibagi ke dalam 6 subtipe yaitu katatonik, paranoid, hebefrenik, tak terinci (undifferentiated), simpleks, residual dan depresi pasca skizofrenia.2,33.2 EpidemiologiPrevalensinya antara laki-laki dan perempuan sama, namun menunjukkan perbedaan dalam onset dan perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset yang lebih awal daripada perempuan. Usia puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun, sedangkan perempuan 25 sampai 35 tahun. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa laki-laki adalah lebih mungkin daripada wanita untuk terganggu oleh gejala negatif dan wanita lebih mungkin memiliki fungsi sosial yang lebih baik daripada laki-laki.Pada umumnya, hasil akhir untuk pasien skizofrenik wanita adalah lebih baik daripada hasil akhir untuk pasien skizofrenia laki-laki.1,2Skizofrenia tidak terdistribusi rata secara geografis di seluruh dunia.Secara historis, prevalensi skizofrenia di Timur Laut dan Barat Amerika Serikat adalah lebih tinggi dari daerah lainnya.Penelitian insiden pada gangguan yang relatif jarang terjadi, seperti skizofrenia, sulit dilakukan. Survei telah dilakukan di berbagai negara, namun dan hampir semua hasil menunjukkan tingkat insiden per tahun skizofrenia pada orang dewasa dalam rentang yang sempit berkisar antara 0,1 dan 0,4 per 1000 penduduk. Ini merupakan temuan utama dari penelitian di 10 negara yang dilakukan oleh WHO. Untuk prevalensi atau insiden skizofrenia di Indonesia belum ditentukan sampai sekarang, begitu juga untuk tiap-tiap subtipe skizofrenia.

3.3 EtiologiPenyebab skizofrenia sampai sekarang belum diketahui secara pasti.Namun berbagai teori telah berkembang seperti model diastesis-stres dan hipotesis dopamin.Model diastesis stres merupakan satu model yang mengintegrasikan faktor biologis, psikososial dan lingkungan.Model ini mendalilkan bahwa seseorang yang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stres, memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia. Komponen lingkungan dapat biologis (seperti infeksi) atau psikologis (seperti situasi keluarga yang penuh ketegangan).2,3Hipotesis dopamin menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh terlalu banyaknya aktivitas dopaminergik.Teori tersebut muncul dari dua pengamatan.Pertama, kecuali untuk klozapin, khasiat dan potensi antipsikotik berhubungan dengan kemampuannya untuk bertindak sebagai antagonis reseptor dopaminergik tipe 2.Kedua, obat-obatan yang meningkatkan aktivitas dopaminergik (seperti amfetamin) merupakan salah satu psikotomimetik.Namun belum jelas apakah hiperaktivitas dopamin ini karena terlalu banyaknya pelepasan dopamin atau terlalu banyaknya reseptor dopamin atau kombinasi kedua mekanisme tersebut.Namun ada dua masalah mengenai hipotesa ini, dimana hiperaktivitas dopamin adalah tidak khas untuk skizofrenia karena antagonis dopamin efektif dalam mengobati hampir semua pasien psikotik dan pasien teragitasi berat.Kedua, beberapa data elektrofisiologis menyatakan bahwa neuron dopaminergik mungkin meningkatkan kecepatan pembakarannya sebagai respon dari pemaparan jangka panjang dengan obat antipsikotik.Data tersebut menyatakan bahwa abnormalitas awal pada pasien skizofrenia mungkin melibatkan keadaan hipodopaminergik.2Skizofrenia berdasarkan teori dopamin terdiri dari empat jalur dopamin yaitu:21. Mesolimbik dopamin pathways: merupakan hipotesis terjadinya gejala positif pada penderita skizofrenia. Mesolimbik dopamin pathways memproyeksikan badan sel dopaminergik ke bagian ventral tegmentum area (VTA) di batang otak kemudian ke nukleus akumbens di daerah limbik. Jalur ini berperan penting pada emosional, perilaku khususnya halusinasi pendengaran, waham dan gangguan pikiran. Antipsikotik bekerja melalui blokade reseptor dopamin ksususnya reseptor dopamin D2. Hipotesis hiperaktif mesolimbik dopamin pathways menyebabkan gejala positif meningkat.2. Mesokortikal dopamin pathways: jalur ini dimulai dari daerah VTA ke daerah serebral korteks khususnya korteks limbik. Peranan mesokortikal dopamin pathways adalah sebagai mediasi dari gejala negatif dan kognitif pada penderita skizofrenia. Gejala negatif dan kognitif disebabkan terjadinya penurunan dopamin di jalur mesokortikal terutama pada daerah dorsolateral prefrontal korteks. Penurunan dopamin di mesokortikal dopamin pathways dapat terjadi secara primer dan sekunder. Penurunan sekunder terjadi melalui inhibisi dopamin yang berlebihan pada jalur ini atau melalui blokade antipsikotik terhadap reseptor D2. Peningkatan dopamin pada mesokortikal dapat memperbaiki gejala negatif atau mungkin gejala kognitif. 23. Nigostriatal dopamin pathways: berjalan dari daerah substansia nigra pada batang otak ke daerah basal ganglia atau striatum. Jalur ini merupakan bagian dari sistem saraf ekstrapiramidal. Penurunan dopamin di nigostriatal dopamin pathways dapat menyebabkan gangguan pergerakan seperti yang ditemukan pada penyakit parkinson yaitu rigiditas, bradikinesia dan tremor. Namun hiperaktif atau peningkatan dopamin di jalur ini yang mendasari terjadinya gangguan pergerakan hiperkinetik seperti korea, diskinesia atau tik. 24. Tuberoinfundibular dopamin pathways: jalur ini dimulai dari daerah hipotalamus ke hipofisis anterior. Dalam keadaan normal tuberoinfundibular dopamin pathways mempengaruhi oleh inhibisi dan penglepasan aktif prolaktin, dimana dopamin berfungsi melepaskan inhibitor pelepasan prolaktin. Sehingga jika ada gangguan dari jalur ini akibat lesi atau penggunaan obat antipsikotik, maka akan terjadi peningkatan prolaktin yang dilepas sehingga menimbulkan galaktorea, amenorea atau disfungsi seksual.Selain dopamin, neurotransmiter lainnya juga tidak ketinggalan diteliti mengenai hubungannya dengan skizofrenia.Serotonin contohnya, karena obat antipsikotik atipikal mempunyai aktivitas dengan serotonin.Selain itu, beberapa peneliti melaporkan pemberian antipsikotik jangka panjang menurunkan aktivitas noradrenergik.

3.4 Gejala dan Diagnosis2Secara klasik skizofrenia paranoid ditandai terutama oleh adanya waham persekutorik (waham kejar) atau waham kebesaran.Pasien skizofrenia paranoid biasanya berumur lebih tua dari pada skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya.Kekuatan ego pasien paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenia paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya, respon emosionalnya, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik. Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tidak ramah.Mereka juga dapat bersikap bermusuhan atau agresif.Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka sendiri secara adekuat di dalam situasi social.Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.Waham yang kacau dan halusinasi yang menyolok adalah gejala psikotik yang karakteristik untuk skizofrenia.Terlebih dahulu akan dibahas mengenai penegakan diagnosa skizofrenia. Adapun menurut DSM-IV sebagai berikut:Tabel 2.3.Diagnosa skizofrenia.Adapun menurut DSM-IV.A. Gejala Karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil):1) Waham2) Halusinasi3) Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoherensi)4) Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas5) Gejala negatif yaitu pendataran afektif, alogia, atau tidak ada kemauan (avolition)Catatan: Hanya satu gejala kriteria A yang diperlukan jika waham adalah kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus-menerus mengomentari perilaku atau pikiran pasien atau dua lebih suara yang saling bercakap-cakap satu sama lainnya.B. Disfungsi sosial/pekerjaan: untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi utama seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau pekerjaan yang diharapkan).C. Durasi: tanda gangguan terus-menerus menetap selama sekurangnya 6 bulan. Pada 6 bulan tersebut, harus termasuk 1 bulan fase aktif (yang memperlihatkan gejala kriteria A) dan mungkin termasuk gejala prodormal atau residual.D. Penyingkiran gangguan skizoafektif atau gangguan mood: gangguan skizoafektif atau gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan karena: (1) tidak ada episode depresif berat, manik atau campuran yang telah terjadi bersama-sama gejala fase aktif atau (2) jika episode mood telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya relatif singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual.E. Penyingkiran zat/kondisi medis umumF. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif

Sedangkan menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia yang ke-III sebagai berikut:1 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas):a) thought eco = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama tapi kualitasnya berbeda.thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); danthought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; b) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau pikiran, tindakan atau penginderaan khusus); delusion perception = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;c) Halusinasi auditorik:Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilkau pasien, atauMendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara) atauJenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh pasiend) Waham-waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa

Skizofrenia Paranoid1,2,3Secara klasik skizofrenia paranoid ditandai terutama oleh adanya waham persekutorik (waham kejar) atau waham kebesaran.Pasien skizofrenia paranoid biasanya berumur lebih tua dari pada skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya.Kekuatan ego pasien paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenia paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya, respon emosionalnya, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik. Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tidak ramah.Mereka juga dapat bersikap bermusuhan atau agresif.Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka sendiri secara adekuat di dalam situasi social.Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.Waham yang kacau dan halusinasi yang menyolok adalah gejala psikotik yang karakteristik untuk skizofrenia.

Pedoman Diagnostik1Kriteria umum untuk diagnosis Skizofrenia (lihat pendahuluan untuk F20 diatas) harus dipenuhi. Sebagai tambahan terdapat :Halusinasi dan/atau waham harus menonjol Suara-suara halusinasi yan mengancam pasien atau memberi perintah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendenung (humming) atau bunyi tawa (laughing). Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delution of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relative tidak nyata/tidak menonjol.Sedangkan Kriteria diagnostik DSM-IV TR Skizofrenia tipe Paranoid adalah:2Tabel 2.4.Kriteria diagnostik DSM-IV TR Skizofrenia tipe Paranoid.Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut.A. Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau Halusinasi auditorik yang seringB. Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik, atau afek datar atau tidak sesuai

3.5 Terapi4,5,6Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk masing-masing subtipe skizofrenia. Pengobatan hanya dibedakan berdasarkan gejala apa yang menonjol pada pasien. Pada skizofrenia paranoid, gejala positif lebih menonjol, maka adapun pengobatan yang disarankan kepada pasien obat-obat antipsikotik golongan tipikal (CPZ, HLP).4,5,6Obat Risperidon adalah suatu obat antipsikotik dengan aktivitas antagonis yang bermakna pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan pada reseptor dopamin tipe 2 serta antihistamin (H1).Menurut data penelitian, obat ini efektif mengobati gejala positif maupun negatif.2 Risperidon senyawa antidopaminergik yang jauh lebih kuat, berbeda dengan klozapin, sehingga dapat menginduksi gejala ekstrapiramidal juga hiperprolaktinemia yang menonjol. Meskipun demikian, risperidon dianggap senyawa antipsikotik atipikal secara kuantitatif karena efek samping neurologis ekstrapiramidalnya kecil pada dosis harian yang rendah.4,5,6Klozapin termasuk obat antipsikotik atipikal yang juga mempunyai aktivitas antagonis yang bermakna pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan antagonis lemah pada reseptor dopamin tipe 2 juga bersifat antihistamin (H1). Efek samping berupa gejala ekstrapiramidal sangat minimal, namun mempunyai sifat antagonis -1 adrenergik yang bisa menimbulkan hipotensi ortostatik dan sedatif.6 Selain itu, dilaporkan terjadinya agranulositosis dengan insiden 1-2% ditambah harganya yang mahal. Klozapin adalah obat lini kedua yang jelas bagi pasien yang tidak berespon terhadap obat lain yang sekarang ini tersedia.4,5,6Selain terapi obat-obatan, juga bisa diterapkan terapi psikososial yang terdiri dari terapi perilaku, terapi berorientasi keluarga, terapi kelompok, psikoterapi individual.Terapi perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal.Perilaku adaptif didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan sehingga frekuensi maladaptif atau menyimpang dapat diturunkan.5,6Terapi berorientasi keluarga cukup berguna dalam pengobatan skizofrenia.Pusat dari terapi harus pada situasi segera dan harus termasuk mengidentifikasi dan menghindari situasi yang kemungkinan menimbulkan kesulitan. Setelah pemulangan, topik penting yang dibahas di dalam terapi keluarga adalah proses pemulihan khususnya lama dan kecepatannya. Selanjutnya diarahkan kepada berbagai macam penerapan strategi menurunkan stres dan mengatasi masalah dan pelibatan kembali pasien ke dalam aktivitas.4,5,6Terapi kelompok biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata.Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan dan meningkatkan tes realitas bagi pasien dengan skizofrenia.4,5,6Psikoterapi individual membantu menambah efek terapi farmakologis.Suatu konsep penting didalam psikoterapi adalah perkembangan hubungan terapeutik yang dialami psien adalah aman.Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.Ahli psikoterapi sering kali memberikan interpretasi yang terlalu cepat terhadap pasien skizofrenia.psikoterapi untuk seorang pasien skizofrenia harus dimengerti dalam hitungan dekade, bukannya sesi, bulanan, atau bahkan tahunan. Di dalam konteks hubungan profesional, fleksibilitas adalah penting dalam menegakkan hubungan kerja dengan pasien. Ahli terapi mungkin akan makan bersama, atau mengingat ulang tahun pasien. Tujuan utama adalah untuk menyampaikan gagasan bahwa ahli terapi dapat dipercaya, ingin memahami pasien dan akan coba melakukannya dan memiliki kepercayaan tentang kemampuan pasien sebagai manusia. Mandred Bleuler menyatakan bahwa sikap terapeutik terhadap pasien adalah dengan menerima mereka bukannya mengamati mereka sebagai orang yang tidak dapat dipahami dan berbeda dari ahli terapi.4,5,6

3.6 Prognosis2Prognosis tidak berhubungan dengan tipe apa yang dialami seseorang. Secara umum 25% individu sembuh sempurna, 40% mengalami kekambuhan dan 35% mengalami perburukan.Perbedaan prognosis paling baik dilakukan dengan melihat pada prediktor prognosis spesifik.Tabel 2.5. Prognosis SkizofreniaPrognosis baikPrognosis buruk

Onset lambatFaktor pencetus yang jelasOnset akutRiwayat sosial, seksual, pekerjaan pramorbid baikGejala gangguan moodMenikahRiwayat keluarga gangguan moodSistem pendukung yang baikGejala positif

Onset mudaTidak ada faktor pencetusOnset tidak jelasRiwayat sosial, seksual, pekerjaan pramorbid burukPerilaku menarik diri, autistikTidak menikah, bercerai, janda/dudaRiwayat keluarga skizofreniaSistem pendukung yang burukGejala negatifTanda dan gejala neurologisRiwayat trauma perinatalTidak ada remisi dalam tiga tahunBanyak relapsRiwayat penyerangan

Saat ini dengan pengobatan modern, ternyata bila penderita itu datang berobat dalam tahun pertama setelah serangan pertama, maka kira-kira sepertiga dari mereka akan sembuh sama sekali (full remission atau recovery), sepertiga yang lain dapat dikembalikan kemasyarakat walaupun masih didapati cacat sedikit dan mereka masih harus sering diperiksa dan diobati selanjutnya (social recovery). Yang sisanya biasanya memiliki prognosis yang jelek, mereka tidak dapat berfungsi dimasyarakat dan menuju kemunduran mental, sehingga mungkin menjadi penghuni tetap rumah sakit jiwa. BAB IVANALISIS KASUS

Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan Tn. Hendri (18 tahun) 1 bulansering mengoceh- ngoceh sendiri masalah pengajian seperti umat manusia sekarang sudah banyak yang sesat,os jugamengamuk dirumah, dan ingin keluyuran keluar rumah terus. Os terkdang juga sering menangis sendiri. Kalau keluar rumah os berceramah kepada tetangga nya menceritakan tentang sahabat-sahabat rasul tetapi isi yang di ceritakan salah. 4hari sakit nya semakin parah, os tidak makan dan tidak mau tidur. Sebelum sakit os pernah keluar kota pergi ke sarolangun ikut aliran pengajian dan os bersama rombongan masuk ke rumah warga mengajak warga untuk sholat berjamaah. Os sebelum sakit ini tidak pernah merokok tetapi selama sakit os terus merokok. Os juga mendengar suara yang berkomentar tentang agama dan mengaku sebagai sebagai sahabat rasul.Dari hasil observasi didapatkan kesadaran Os kompos mentis, Os datang dengan tidak memakai baju, gelisah , kedua tangannya diikat dengan tali, os juga sering meludah, dan sikap terhadap pemeriksa tidak koperatif. Os berbicara kacau dan berteriak-teriak. Afek Os inappropriate, mood labil. Terdapat gangguan umum proses pikir Os yaitu psikosis, gangguan spesifik bentuk pikiran yaitu inkoheren dan gangguan spesifik isi pikiran yaitu, waham kebesaran. Os mengalami gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Orientasi waktu, tempat dan orang terganggu, konsentrasi dan kalkulasi terganggu, memori jauh terganggu, pikiran abstrak terganggu dan Os menyangkal sepenuhnya bahwa ia sakit, pengendalian impuls terganggua dan daya nilai sosial Os tergangguAtas dasar gejala-gejala di atas, maka berdasarkan DSM-IV-TR dipertimbangkan diagnosis berupa Skizofrenia Paranoid.Pada penderita berdasarkan penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia edisi ke III 1993 (PPDGJ III), tanda da gejala yang dialami penderita dapat digolongkan dalam penggolongan gangguan skizofrenia paranoid ( F 20.0 ).Untuk terapi psikofarmaka os diberikan injeksi Govotil(haloperidol) dan Diazepam. Untuk oral os diberikan chlorpromazinedan trihexilfenidin. Chlorpromazine termasuk dalam obat antipsikosis tipikal, dimana mekanisme kerja dari obat ini adalah memblokade dopamine pada reseptor pascasinaps neuron diotak, khususnya disistem limbic dan system ekstrapiramidal, sehingga efektif untuk mengatasi gejala- gejala positif yang menonjol yaitu gangguan isi pikira (waham, gangguan persepsi (halusinasi).Selain itu juga perlu dilakukan psikoterapi suportif dengan cara ventilasi yaitu memberikan kesempatan pada pasien untuk menceritakan keluhan da nisi hati sehingga psien menjadi lega dengan konseling, memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan memahami kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta : PT.Nuh Raya; 2001. hal. 46 48 2. Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Grebb. Skizofrenia Dalam: synopsis psikiatri. Jilid satu. Jakarta: Binapura Aksara; 2010. hal. 474; 699 7433. Maramis, F willy. skizofrenia dalam catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi: II. Jakarta: Airlangga University press; 2009.hal. 259 2814. Kumala, Poppy dkk. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. EGC. Jakarta:1998. hal. 970. 5. Maslim, Rusdi. Penggunaan klinis obat psikotropik. Edisi 1999. Jakarta; 1999. hal 14-216. Amir N, dkk. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa / Psikiatri (PNPK Jiwa/Psikiatri). PP PDSKJI. 2012. hal 42 - 54