85

KATA PENGANTARpai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU...Dr. Mujahid Damopolii, M.Pd, yang masingmasing adalah Wakil Rektor I, - II, dan III IAIN Sultan Amai Gorontalo

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih

yang tidak pilih kasih, dan lagi maha penyayang yang tidak memandang

sayang. Dengan mengucapkan rasa syukur “Alhamdulillahi rabbil Alamin”

berkat petunjuk dan pertolongan-Nya. Sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan Problem

Based Learning Untuk Meningkatkan hasil Belajar peserta didik Pada

Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Kelas X Madrasah Aliyah

Muhmmadiyah Kota Gorontalo”.

Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW. Semoga curahan rahmatnya sampai kepada keluarga, para

sahabat, hingga kepada kita umatnya akhir zaman. Semoga perjuangan beliau

menjadi inspirasi, khususnya bagi kalangan pelajar. Serta menjadi potret

dalam kehidupan bahwa dengan berdo’a dan berikhtiar maka segala sesuatu

yang di cita-citakan dapat terwujud terutama dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak

mengalami hambatan dan rintangan. Namun, berkat petunjuk Allah SWT

melalui pencerahan pemikiran, dan juga tekad, ketekunan penulis, serta

arahan dari dosen pembimbing sehingga penyusunan skripsi dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karenanya, tidak ada kata yang paling

indah diucapkan selain rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibundaku Arlin Gani , sesosok wanita yang punya

perhatian besar kepada anak-anaknya. yang telah melahirkan, membesarkan,

mendidikku, dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Dan Ayahku

Abdulrahman Yane , sesosok pria sejati pekerja keras tanpa mengenal siang,

malam, panas, bahkan hujan, itu semua dilakukan demi mencukupi kebutuhan

keluarga. Semoga tetesan keringat pengorbanan “Ayah dan Ibu” selama ini,

dapat terbalaskan oleh Toga kebahagiaan yang ku persembahkan saat untuk

menyandang gelar sarjana, dan Semoga Allah SWT membalasnya dengan

pahala yang berlimpah. Amiin…!!!

2. Bapak Dr. Lahaji, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Sultan Amai Gorontalo.

3. Bapak Dr. Sofyan Kau, M.Ag., Bapak Dr. Ahmad Faisal, M.Ag., dan Bapak

Dr. Mujahid Damopolii, M.Pd, yang masing-masing adalah Wakil Rektor I,

II, dan III IAIN Sultan Amai Gorontalo.

4. Bapak Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

5. Bapak Dr. Ibu Dr. Hj.Lamsike Pateda, S.Pd, M.Pd dan Bapak Dr. Arten

Mobongi, S.Ag., M.Pd, selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu

Tabiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

6. Bapak Dr. Razak H. Umar, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama

Islam

7. Bapak Dr. Burhanudin AK Mantau,S.Ag., M.Pd.I selaku pembimbing I dan

Bapak Dr. Damhuri M.Ag, selaku pembimbing II yang telah membimbing

dan memberikan arahan kepada penulis selama proses sampai terselesainya

penyusunan skripsi.

8. Kepada seluruh dosen,Staf Tata Usaha,Operator Civitas Akademika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang turut

membantu dalam berlangsungnya penyusunan proposal/skripsi, sehingga

tepat pada waktu yang ditentukan.

9. Tak lupa kepada Teman – teman Seperjuangan pada umumnya, dan teman –

teman PAI. D angkatan 2015 pada khususnya, yang telah mendukung baik

secara materi maupun nono material.

Semoga bantuna dari semua pihak dalam penyusunan skiripsi ini akan

beroleh balasan dari Allah SWT dan bernilai ibadah,. Karena hanya

Allahlah yang mampu membalas kebaikan semua pihak.

Gorontalo, Juli 2019

Penulis

Wirda Abdulrahman

Nim. 151012063

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ............................... 9 D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional ................................. 11 E. Telaah Pustaka ............................................................................ 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Model Problem Based Learning.................................................. 16 B. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik ................................. 28 C. Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Muhmmadiyah Kota Gorontalo. ....................................................... 31

1. Pengertian ............................................................................ 31 2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak .................................. 32 3. Ruang lingkup pelajaran Akidah Akhlak ............................. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian karakterisktik subjek Penelitian ..................... 36 B. Desain Penelitian ......................................................................... 36 C. Prosedur Penelitian...................................................................... 37 D. Tahapan Pelaksanaan Tindakan .................................................. 40 E. Tahapan Pemantauan dan Evaluasi ............................................. 45 F. Refleksi Analisis Data dan Refleksi ............................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................... 47 B. Deskripsi Tindakan Siklus I ....................................................... 49 C. Deskripsi Tindakan Siklus II ....................................................... 54 D. Pembahasan ................................................................................. 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 63 B. Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara

Pendidik dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan

pembelajaran yang ditetapkan. Seperti halnya dalam pembelajaran agama Islam

tentunya ada strategi yang menentukan sukses tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan tersebut. Beebagai pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

yang bersifat prosedural.

Strategi apapun yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran,

dituntut menguasai berbagai pendekatan strategi mengajar agar mengajar yang

disampaikan adalah dapat diterimah dan dicerna oleh siswa, salah salah satunya

mengunakan pendekatan pembelajaran kontekstual atau lebih dikenal dengan

Problem Based Learning (PBL). Terdapat lima strategi dalam pengunaan model

pembelajaran berbasis masalah, yaitu

a. Permasalahan sebagai kajian,

b. Permaslahan sebagai penjajahan pemahaman

c. Permasalahan sebagai contoh

d. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses dan

permasalahan sebagai stimulus aktifitas sebagai autentik.

Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan istilah yang telah

dikenal oleh masyarakat luas, terlebih didalam dunia pendidikan. Pembelajaran

merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam kehidupan sekolah. Kegiatan

pembelajaran melibatkan komponen guru, siswa, Metode , lingkungan, media,

sarana dan prasarana pembelajran yang sangat terkait antara satu dengan lainnya.

Pembelajaran merupakan pendidikan yang sangat dibutuhkan manusia

dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau dengan cara lain

yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan merupakan sesuatu yang

sangat urgen dalam kehidupan manusia. Dalam kenyataannya, pendidikan telah

mampu membawah manusia ke arah kehidupan yang lebih beradab. Pendidikan

telah ada seiring dengan lahirnya manusia, ketika manusia muncul di ranah itu pula

pendidikan muncul. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi

bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, pembangunan hanya dapat

dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan melalui pendidikan1.

Dalam dunia pendidikanlah yang membentuk akhlak atau memanusiakan

manusia, mengenal benda – benda yang disekitarnya dan yang belum diketahui

menjadi diketahui.

Menurut Mahmud Yunus: yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha

yang dengan disengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membentuk anak yang

bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga

secara perlahan bisa mengatarkan anak kepada tujuan dan cita – citanya yang paling

tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya

dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, Masyarakat, Bangsa, Negara, dan agamanya.

1Jamil Suprihatiningrum,. Si,Strategi pembelajaran Teori &Aplikasi, (Jogjakarta

Ar-Ruzz Media)h 73

Menurut Undang- uandang Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual, kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta kterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia,

baik menyangkut ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

bertitik akhir optimalisasi perkembangan jiwa manusia, baru dapat tercapai bila

mana berlangsung melalui proses kearah tujuan akhir tujuan perkembangan

kepribadian manusia. Sebagai bagian dari pembentukan kepribadian manusia. 2

Bahwasanya kepribadian kecerdasan akhlak mulia sudah diterapkan dalam

dunia pendidikan karna sebagai berpendidikan bisa membiasakan akhlak yang baik

terhadap sesame dan pengetahuan yang didapatkan di dunia pendidikan.

Oleh karena itu, persaingan antar lembaga penyelenggara pendidikan dan

pasar kerja akan semakin berat. Dalam mengantisifasi mengajar perubahan yang

begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, lembaga

pendidikan harus mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing

lulusan serta produk - produk akademik dan layanan lainnya, antara lain dicapai

melalui peningkatan mutu pendidikan terkait dengan perkembangan teknologi

informasi. 3

2Muzayyin Arifin, Filsafat pendidikan islam,( Jakarta: Bumi Aksara,2003),h.12.

3Rusdiana .Yeti Haryati,Pendidkan profesi keguruan (menjadi guru inspiratif inovatif) (Bandung :CV.Pustaka Setia, 2015).h. 13.

Dalam teknologi juga sudah memudahkan pendidik untuk memberi

pelajaran kepada peserta didik, dalam dunia internet yang bisa memudah siswa atau

guru untuk mencari bahan ajar atau pengetahuan yang sudah diketahui bersama.

Adapun dijelaskan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan

undang- undang dasar Negara republic Indonesia tahun 1945 berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa

kepada tuhan yanag maha Esa, berahlak mulia, sehat berilmu,cakap,kreatif,

mandiri,dan wajib warga Negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.

Inilah prinsip – prinsip umum layanan belajar yang menegaskan hak- hak

yang patut diterima peserta didik yang ditegaskan dalam suatu undang- undang.

Rantai layanan pendidikan dapat ditelusuri mulai dari departemen pendidikan

nasional ( depdiknas) beserta seluruh jajarannya yang memberikan layanan kepada

pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten /Kota berkaitan dengan teknis dan

kebijakan mengenai standar pendidikan, kuruikulum, pengawasan

penyelenggaraan pendidikan, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana,

mempunyai pendidikan dan anggaran yang digunakan untuk pendidikan.4

Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten / Kota mempertegas hak, kewajiban, dan kewenangan yang berkaitan

dengan penyelenggaraan pendidikan masing- masing melalui peraturan daerah (

4Syaiful sagala Supervisi Pembelajaran ( dalam Profesi Pendidikan) ( Alfabeta

Bandung, 2015) h.1.

perda) sesuai semangat UUSPN No. 14 tahun 2005 dan pp No. 19 tahun2005. perda

ini akan membim bing seluruh komponen terkait dalam penyelenggaraan

pendidikan. Untuk mewujudkan harapan ini sikap proaktif dari badab legislatif

pemerintah daerah, dan organisasi profesi pendidikan setempat adalah sangat

penting .5

Pemilihan penerapan pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu

penting yang harus di pahami oleh setiap guru, mengingat proses pembelajaran

merupakan proses komunikasi multiara antar siswa,guru dan lingkungan

belajar.Karena itu pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga akan

diperoleh dampak pembelajaran secara langsung (instructional effect) kearah

perubahan tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajar.

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh Pendidik selayaknya di dasari pada

berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi,dan lingkungan yang akan di

hadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran yang umumnya bertolak dari (a)

rumusan tujuan dan pembelajaran yang telah ditetapkan,(b) analisis Hamzah tentang

kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan (c) jenis materi

pembelajaran yang akan dikemunikasikan. Ketiga elemen yang di maksud,

selanjutnya di sesuaikan dengan media pembelajaran atau sember belajar yang dan

mungkin digunakan. 6

Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran ini.

5Ibid, h 5. 6B.Uno, Nurdin Muhammad. Belajar dengan pendekatan, (pai lkem).

Jakarta PT BumiAksara,2015) h. 4.

a. pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu

dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju

tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

b. Pembelajaran merupakan cara – cara yang dipilih untuk menyampaikan

materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.

c. Penerapan pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh guru

dan rangka membantu peserta didik memcapai tujuan pembelajaran

tertentu.

d. Bahwa penerapan pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis

tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Ia

menegaskan bahwa sebagai tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai

oleh peserta didik dalam kegiatan belajar harus dapat di praktikkan.

Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, materi telah disusun sedemikian

rupa dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk

menciptakan pengalaman belajar ysng baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas

kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Namun perluh di ingatkan

bahwa tidak satu pun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk sesuai untuk

semua situasi dan kondisi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang

dicapai sama. Artinya, dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam

memilih dan mengunakan strategi pembelajaran, yang disusun berdasarkan

karataterisktik peserta didik dan sesuai yang diharapkannya. 7

7Ibid, h. 6.

Problem based learning adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana

siswa dihadapkan pada suatu masalah. kemudian dengan melalui pemecahan

masalah siswa belajar terampil melalui penyelidikan dan berpikir sehingga dapat

memandirikan siswa dalam belajar terampil dan memecahkan masalah – masalah

dalam kehidupan sehari – hari.

Problem based learning sering disebut dengan pembelajaran berbasis

masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang

menghadapkan peserta didik pada suatu saat masalah pembelajaran. Peserta didik

pada suatu masalah yang memacunya untuk meneliti, menguraikan, dan mencari

penyelesaian. Pembelajaran berbasis masalah sangat berkaitan dengan realitas

kehidupan yang nyata peserta didik sehingga peserta didik belajar tidak hanya

wilayah pengetahuan, tetapi juga mengalami dan merasakan.Hal ini menyebabkan

pembelajaran berbasis masalah cenderung lebih dapat diterimah peserta didik

dibanding dengan penerapan pembelajaran yang lain.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajran yang menyajikan

masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.8

Konsep belajar mengajar yang aktif bukanlah tujuan dari kegiatan belajar

mengajar,tetapi mengunakan salah satu strategi yang digunakan mengoftimalkan

proses belajar mengajar Aktif dalam Penerapan ini adalah memosisikan Pendidik

sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang harus aktif.

8 Erwin Widiasworo,Strategi & Metode Mengajar Siswa diluar kelas( outdoor

Learning)Jl. Anggrek126 Sambilegi, Mguwoharjo2017)hl. 170- 171

Dalam proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interatif

antara peserta didik dan peserta didik, peserta didik dengan pendidik atau peserta

didik dengan sumber belajar lainnya.Dalam suasana pembelajaran yang aktif

tersebut, peserta didik tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan

masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan

berdiskusi sehingga beban belajar bagi meraka sama sekali tidak terjadi. Dengan

strategi pembelajaran yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang

segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan

hasil belajar mereka.

Mengingat setiap peserta didik dimiliki ahlak yang berbeda – beda, maka

dalam menanamkan sikap baik tersebut, tentunya membutuhkan waktu yang tidak

sama antara satu peserta dengan peserta didik lainnya. Ada yang memerlukan

waktu yang sebentar ada juga yang memerlukan waktu yang lebih lama, terlebih

lagi peseta didik yang memiliki perilaku kurang baik maupun kurang aktif.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang penerapan Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam berakhlak mulia terhadap guru , orang tua dan teman

sejawatnya. pembentukan ahlak peserta didik di Madhrasah Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo , apa hasil dari proses belajar mengajar dalam

pembentukan Ahlak mereka bagi peserta didik, apa saja factor pendukung dan

penghambat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu salah satunya di dalam

pembelajaran berlangsung ada Peserta didik yang pandang enteng terhadap guru ,

di saat pembelajaran dimulai mereka melakukan kegiatan lain yang bisa

menganggu pembalajaran berlangsung. Nah ketika mereka diberi tugas maka

kebanyakan Peserta didik mendapat nilai yang tidak memuaskan karena mereka

tidak memperhatikan di saat pemberian materi yang sedang berlangsung.

Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul

Penerapan “problem basen learning untuk meningkatkan hasil belajar

Peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak dikelas X madrasah

aliyah Muhammadiyah kota Gorontalo Gorontalo”

B. Rumusan masalah

Bertitik tolak belakang dari latar belakang di atas maka penulis dapat

merumuskan pokok masalah yakni : Apakah faktor pendukung penerapan problem

based learning dalam mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui hasil dari Problem based learning dalam

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembentukan ahlak

peserta didik itu sendiri di MA. Aliyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo.

2) Untuk mengetahui factor – factor apa saja yang mendukung dan

menghambat Problem Based Learning dalam proses belajar

mengajar dalam pembentukan ahlak peserta didik

2. Kegunaan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ke ilmuan para

akademisi pendidikan dan dapat dijadikan sebagai masukan para guru

untuk meningkatkan kreatifitas proses belajar mengajar dengan

mengunakan tema – tema yang menarik dan sesuai dalam proses belajar

mengajar untuk membina perserta didik menjadi penerus bangsa yang

berahlak mulia, berilmu dan kreatif.

b. Sebagai bahan pemikiran bagi sekolah untuk menerapkan problem

based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi guru yakni dapat membantu guru untuk menanamkan nilai – nilai

pendidikan yang berahlak mulia kepada peserta didik melalui

penerapam problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

d. Bagi peserta didik yakni diharapkan melalui penerapan problem based

learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat menjadikan

manusia yang terbiasa dengan perilaku – perilaku yang baik.

D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional

1. Pengetian Judul

“ Penerapan “ berasal dari kata dasar “terap” yang artinya berukir

kemudian mendapat imbuhan pe-an, sehingga kata tersebut menjadi

penerapan yang berarti proses, cara atau perbuatan menerapkan, atau

mengaktualisasikan.9 Sehingga kata tersebut menjadi penerapan yang

berarti proses, cara atau perbuatan menerapkan, atau mengaktualisasikan.10

2. Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah adalah merupakan pembelajaran

yang di dihadapkan kepada peserta didik di suatu masalah sebelum

memulai pembelajaran . Peserta didik dihadapkan pada suatu masalah nyata

yang memacunya untuk meneliti, menguraikan, dan mencari

penyelesaiannya.

3. Hasil belajar Peserta didik MA. Aliyah muhammadiyah adalah pola – pola

perbuatan nilai – nilai, pengertian – pengertian, sikap – sikap, apresiasi dan

ketrampilan. Setiap kegiatan belajar dan akhir dengan hasil belajar.11

Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah

direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan

kesulitan yang berarti.

Dutch dalam Amir Menyatakan bahwa dalam Problem Based Learning di

rancang masalah – masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang

penting, membuat siswa mahir memecahkan masalah, dan memilki strategi

belajar sendiri serta memilki kecakapan berpartisipasi dalam tim , proses belajar

mengajar yang dilakukan dengan mengunakan pendekatan yang sistematik untuk

9 Adapun imbuhan pe an berfungsi sebagai kata kerja menjadi kata benda seperti

kata kerja “main” 10Depatemen pendidikan dan kebudayaan,kamus besar bahasa Indonesia,Edisi II,

Cet.III’.( Jakarta: Balai Pustaka,2008),h.1044. 11 Horward kingsley & beyamin Bloom,

memecahkan masalah untuk menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam

karir dan kehidupan nyata12.

Memudahkan Peserta didiknya mudah menerima mata pelajaran yang telah

diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.13

Sehingga siswa bisa menerima pembelajarannya dengan yang baik dan jelas

agar supaya mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih baik

1. Pengertian Akidah ahlak

Tingkah laku dan perbuatan Akidah ahlak adalah menurut bahasa, kata

akidah berasal dari kata arab artinya adalah mengikat atau mengadakan

perjanjian.sedangkan akidah menurut istilah adalah urusan – urusan yang harus

dibenarkan oleh hati dan diterimah yang terasa puas serta terhujam kuat dalam

lubuk jiwa yang tidak dapat di goncangkan oleh badai subhat( keragu – raguan).

Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa Aqidah adalah sesuatu yang

mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram

kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan

keraguan. Sementara ahlak juga berasal dari bahasa arab yang artinya tingkah

laku, perangai tabiat, watak, moral atau atau budi pekerti. Dalam kamus besar

bahasa Indonesia, ahlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, kelakuan,

jadi,ahlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dengan

spotan diwujudkan dalam tingkah.14

12 http:www. Kajian teoritis problem based learning. ac .id / pdf,di akses pada tanggal

28 /12/ 2017. 13 Hamzah B.Uno,Model Pembelajaran ( menciptakan proses belajar mengajar yang

kreatif dan efektif), ( Jakarta : PT Bumi Aksara,2012), h. 85. 14 http: // aqidahakhlak4mts.wordp. Diakses pada tanggal. 29/12/2017.

2. Definisi Operasional

Berdasarkan pengertian beberapa istilah disebutkan diatas,maka dapatlah

dirumuskan definisikan operasional dari judul diatas adalah, sebuah penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui tentang penerapan salah satu cara yang tepat

yang cepat dalam menguasai materi Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah

Muhamdiyah Kota Gorontalo.

Fungsi pendidikan sebagai upaya yang dirancang dan dilaksanakan

secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai- nilai perilaku

manusia yang berwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan

perbuatan berdasarkan norma – norma dalam kehidupan sehari – hari ,proses

belajar mengajar dikaitkan dengan fenomena social yang di alami oleh pesrta

didik sehingga memberi pengalaman belajar yang bermakna dan berkesan. 15

E. Telaah Pustaka

Dalam penulisan skiripsi ini, sebelum penulisan menelaah beberapa hasil

bebrapa skiripsi yang berkaitan dengan apa yang dipaparkan oleh penulis nantinya

dalam skiripsi ini. Dari hasil skiripsi yang telah sebelumnya dapat meberikan

gambaran umum tentang sasaran yang akan disajikan dalam skiripsi ini, dengan

melihat posisi skiripsi yang telah ada dapat menghindari kesamaan dari skirpsi

yang secara tidak langsung berkaitan dengan pemabahasan skiripsi yang akan

disajikan nantinya, yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. Skiripsi yang ditulis oleh Wiranti Mamonto Jurusan Tarbiyah Program

studi pendidikan Agama islam sekolah tinggi IAIN Sultan Amai

15 Ibid, h. 112.

Gorontalo,2015 tentang Meningkatkan Kemampuan siswa pada materi

Sholat Jama’ah dan Qasar Melalui penerapan Model problem Based

Learning(PBL), Studi pada siswa kelas VII Smp Negeri 6 kota Mobagu).

Dalam skiripsi, tersebut menjelaskan tentang kebiasaan strategi Problem

Based Learning (PBL) Yang sangat berpengaruh tehadap kemampuan

siswa menerapkan atau mengerjakan sholat.

Perbedaan anatra skiripsi peneliti dengan skiripsi rujukan secara

tidak langsung berkaitan dengan judul skiripsi peneliti pembahasannya akan

ada sedikit berbeda yaitu dari hasil penelelitiannya dengan hasil

pembahasannya, akan ada yang sama tapi tidak semua nya sama, tetapi hasil

penelitiaanya sama hasil penelitian tindakan kelas.

2. Skiripsi ini ditulis oleh Nur Rohma Fatmawati, Jurusan tarbiyah studi

pendidikan agama islam perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah

sukarta, 2014 tentang Penerapan Problem Based Learning dalam

pendidikan agama islam kleas V sumayyah disekolah dasar islam

internasional AL- Abidin Sukarta.

Penelitian ini mendeskripsikan tentang uapaya dengan meningkatkan ke

mampuan siswa untuk menerimah masalah dari guru dari siswa itu sendiri agar

supaya siswa melatih dan menerima apa yang telah diajarkannya.Dan model

Problem based learning inilah yang bisa melatih siswa untuk bisa memecahkan

masalah itu sendiri dan bisa menegtahui hal – hal pemberitahuan pengetahuan

kepada peserta didik yang baik di tiruh oleh masayarakat nantinya.

Dan menjadi tauladan yang baik di tiruh oleh bagi peserta didik yang baru

mengenal dunia pendidikan.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Model Problem Based Learning

Model pembelajaran adalah yang berorientasi pada kerangka kerja

konstruktivisme. Dalam PBL, fokus pembelajaran ada masalah yang dipilih

sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep yang berhubungan dengan masalah

tetapi juga metode ilmiah memecahkan masalah. Oleh karena itu, siswa tidak saja

harus memahami konsep dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga

memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan

menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola

berpikir kritis.16

Peserta didik Memiliki keleluasaan untuk berpendapat tanpa terbebani oleh

tekanan, juga diliputi oleh suasana yang penuh dengan toleransi, dan guru berperan

dalam hal ini mendorong Peserta didik untuk bersikap kritis yakni dapat menilai

benar salahnya, tepat tidaknya, dan baik buruknya sesuatu.

Sedangkan menurut Prof. Howard Barrows dan keelson dalam bukunya

M.Taufik Amir,problem based learning ( PBL) adalah kurikulum dan proses

pembelajaran. Dalam kurikulumnya di rancang masalah – masalah yang menuntuk

Peserta didik mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam

memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki

kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran yang mengunakan

pendekatan yg sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan

yang nanti diperlukan dan karir dikehidpuan sehari – hari.17

16Siti Wahidah, Jurnal PPS Unimed,Vol.9 No. 2, (Medan:Unimed,2012), h. 173-

174. 17M. Taufik Amir, Inovasi melalui problema based learning ;Bagaimana

kijoxzpendidikan memberdayakan pembelajar Di Era pengetahuan, Edisi I,cet 2, (Jakarta :Kencana,2010),h.21.

Dan metode problem based learninglah yang mengupayakan hasil

pemikiran peserta didik untuk memecahkan masalah dalam ranah berakhlak mulia

dalam kehidupan sehari – hari.

Kemampaun siswa mengorganisasikan belajar turut mempengaruhi

aktifitas belajar. Kemampuan siswa menerima dan memprosesnya menjadi suatu

yang bermakna dapat menjadi sesuatu yang bermakna dapat dilakukan.Strategi

pembelajaran yang mengunakan lingkungan adalah adalah sala satu strategi yang

mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau

kitab yang merupakan pengangan guru. Konseptual iniberangkat dari belajar dari

konstektual dengan lebih mengedapankan bahwa hal yang perluh dipelajari terlebih

dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya.18

Dengan mengetahui yang ada disekitarnya, maka kelak Peserta didik

setelah selesai belajar, dia akan bermanfaatkan lingkungan ini sebagai sumber daya

yang akan dikelolanya sebagai sumber yang dapat memberikan nilai tambah

baginya. Sebagai contoh ketika mengenalkan alat trans portasi.

Pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang

diterapkan Pendidik dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah di

tetapkan. 19

Problem based learning ( PBL) memberikan penekanan pada kebutuhan –

kebutuhan Peserta didik untuk melakukan investigasi pada dunia nyata dan

18 Ibid. h. 22

membangun pengetahuan bermakna individual. Proses tersebut terdiri atas

collaboration and reflection.Pendapat ini menunjukkan bahwa interaksi dalam

proses pembelajaran dengan pendekatan problem based learning ( PBL)

menepatkan Peserta didik sebagai pusat pembelajaran.

Berorientasi pada kerangka kerja teoritik kontruktifisme.Dalam PBL fokus

pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga Peserta didik tidak saja

mempelajari konsep yang berhubungan dengan masalah. Berdasarkan beberapa

definisi diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa problem based learning

( PBL) adalah salah satu pembelajaran yang berpusat pada Peserta didik untuk

memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran melalui tahap – tahap ilmiah

sehingga Peserta didik dapat memepelajari pengetatahuan yang berhubungan

dengan masalah yang dihadapi.

Peserta didik aktif tak melulu diukur dari aktifitas fisik, tapi juga

melibatkan aktifitas mental yang sehat. Saat banyak ini guru banyak guru yang

cepat merasa puas saat menyaksikan para Peserta didik bekerja dengan bergerak,

apabila bangku diatur berkelompok dan para Peserta didik duduk berhadapan. 20

Dalam kelompoklah itulah mereka bisa berpikir sama sama dalam

memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

1. Menimbulkan minat memusatkan perhatian Peserta didik dengan

mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks.

20Rudi hartono,Ragam Model mengajar yang mudah diterima murid,( Jogjakarta,2013),

h.146- 147

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar Peserta didik dapat

memahami apa yang diharapkannya

3. Mengingat kembali konsep / prinsip atau informasi yang sebelumnya

telah dipelajari untuk dapat mempelajari materi baik dengan baik.

4. Menyampaikan materi pelajaran dengan mengunakan contoh, penakan

untuk menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting, baik secara

verbal atau secara nonverbal.

5. Memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan yang membimbing

proses atau berpikir peserta didik.

6. Memperoleh unjuk kerja peserta didik terhadap apa yang telah

dipelajari.

7. Memberikan umpan balik tentang kebenaran peaksanaan tugas.21

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi Peserta

didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin

8. Mengukur / mengevaluasi belajar hasil belajar melalui pemberian tes

atau melakukan suatu tes.

9. Memperkuat retensi dengan berkali – kali berlatih mengunakan rinsp yang

dpelajari dalam konteks yang berbeda, dan transpel belajar dengan

meningkatkan erbedaan antara situasi waktu belajar dan situasi transfer.22

Siswa mampu menguasai mempelajaran melalui evaluasi yang

dipelajari kontek yang berbeda dan meningkatkan hasil belajarnya

21 Ibid,h.209.

22 Trianto,Desain pengembangan pembelajaran aktif, ( Jakarta 2014), h. 208.

a. Rancanagan pembelajaran

Rancangan pembelajaran yang diterapakan dalam belajar mengajar pada

dasarnya terbagi empat komponen utama, yaitu: waktu, urutan kegiatan belajar

mengajar, metode, dan media / bahan.

1. Komponen utama pertama: Waktu

Komponen keempat dalam strategi belajar mengajar adalah waktu,

jumlah waktu dan menit yang dibutuhkan oleh pengajar untuk menyelesaikan setiap

langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk

mengajar, terbatas pada waktu untuk siswa adalah jumlah waktu yang digunakan

dalam pertemuan dengan pengajar ditambah dengan waktu yang digunakan untuk

melaksanakan tugas sehubungan dengan mata pelajaran diluar temuan denagn

pengajar.

Menghitung jumlah yang digunakan oleh pengajar penting artinya bagi

pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Ia harus dapat

membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan, penyajian, dan

penutup.Bagi setiap pengelola pendidikan, penghitungan jumlah waktu dapat

mengimbangkan antara bongkahan materi / dan bahan pengajaran dan waktu yang

akan digunakan , agar dapat mengatur jadwal waktu pertemuan dan menentukan

bobot dan jangka waktu program secara keseluruhan.

2. Komponen utama kedua: urutan kedua pembelajaran.

Terdiri atas komponen pendahuluan, / penyajian, dan penutup .Setiap

sub komponen ini terdiri atas beberapa langkah sebagaimana diuraikan pada tahap

pelaksaan pembelajaran di atas.Subkomponen dari masing – masing urutan

komponen kegiatan pembelajaran yang bersifat fleksibel pada setiap tema disajkan

dalam pembelajarannya.

a. Sub komponen dari komponen pendahuluan secara umum tergambar dalam

tiga langkah yakni : ( a ) Penjelasan singkat tentang isi pelajaran denagn

maksud Peserta didik mendapat Peserta didik dengan secara global tentang

isi pelajaran yang akan dipelajarinya, ( b ) Pelajaran relevansi isi pelajaran

baru denagn pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang telah dikuasainya

atau relevansinya dengan pengalaman dan pekerjaan anak sehari – hari

tentang tema yang disajikan , dan (c) penjelasan tentang tujuan

pembelajaran.

b. Sub komponen penyajian secara umum didalamnya terdiri tiga pengetian

pokok, yaitu: penyajian uraian, pemberian contoh, dan pemberian latihan.

Ketiga subkomponen ini, bentuk penyajiannya didasarkan pada tema dan

pengalaman sehari – hari Peserta didik.

Gambaran singkat dari subkomponen penyajian dapat dijelaskan sebagai

berikut: (a) Uraian yang dimaksud adalah penjelasan tentang materi pelajaran atau

prinsip, konsep, dan prosedur yang akan dipelajari Peserta didik ,( b ) contoh adalah

benda atau kegiatan yang terdapat dalam kehidupan Peserta didik ( bersifat positif

atau negatif) sebagai wujud dari materi materi yang sedang diuraikan (dalam bentuk

uraian lisan, tulisan, atau dalam bentuk media ), (c) (latihan adalah kegiatan peserta

didik dalam rangka menerapkan konsep,atau prosedur yang sedang dipelajarinya

membaca,menulis,dan berhitung) kedalam praktik yang relevan dengan pekerjaan

dan kehidupan anak – anak kelas awal disekolah dasar.

3. Komponen utama ketiga : Metode pembelajaran

Salah satu komponen utama pada strategi pembahajaran diluar urutan

kegiatan pembelajaran.Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam

menyajikan ( menguraikan, memberi contoh,dan memberi latihan ) isi pelajaran

kepada Peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang strategi

pembelajaran ,pengembang harus memilih metode yang sesuai untuk setiap tujuan

pembelajaran yang dicapai, karena tidak semua metode pembelajaran yang

digunakan dalam memcapai tujuan pembelajaran tertentu.Setiap tema disajikan

dalam pembelajaran antara lain: ceramah, demonstrasi, penampilan,latihan,

simulasi,bermain peran dan sebagainya .

4. Komponen utama keempat : Media / bahan pembelajaran

Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau

informasi dari pengirim kepada penerima pesan itu dapat terbentuk orang atau

lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat – alat elektronik, gambar,

buku benda nyata, dan sebagainya.Media yang digunakan dalam pembelajaran

dapat beraneka ragam.Pengembang pembelajaran dapat memilih salah satu atau

beberapa di antranya untuk digunakan dalam memyusun strategi pembelajarannya.

Dalam proses pemilihan media belajar mengajar, pengembang dapat

mengidentifikasi beberapa media pembelajaran, pengembang dapat

mengidentifikasi beberapa media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

mempertimbangkan biaya yang diperlukan dalam pengadaan media, kesesuaian

dengan metode pembelajaran, kesesuaian dengan karakter siswa, pertimbangkan

praktis,dan ketersedian media tersebut dipasaran.23

1. Langkah – langkah Problem Based Learning

Setiap pembelajaran, media dan metode dalam proses pembelajaran

memerlukan langkah – langkah ataupun tahap- tahap yang harus dilakukan untuk

mencapai apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran dan hasil pemeblajaran pada

siswa. Demikian pula dengan pembelajaran problem based learning atau

pe,belajaran yang berbasis masalah yang memeiliki tahap – tahap pelaksanaan

sebagai berikut: (1) Orientasi siswa kepada masalah,(2) mengorganisasikan siswa

untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun keleompok,(4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan (5) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.24

Disimpulkan bahwasanya Peserta didik benar – benar dan mampu

menguasai mata pelajaran tersebut dengan strategi guru atau penerapan yang akan

diterapkan di dalam kelas.

Beberapa hal yang penting yang harus mendapatkan perhatian adalah

1. Memperkirakan kesiapan Peserta didik , meliputi dasar pengetahuan,

kedewasaan berpikir, dan kekuatan motivasinya;

23 Ibid,h.215. 24 Richard I. Areands, Learning to teach. Sixth Edition, ( New York: Mcraw-

hill2004),

2. Mempersiapkan siswa dalam hal cara berpikir dan kemampuan dalam

berpikir dan kemampuan dalam rangka melakukan pekerjaan secara

kelompok, membaca, mengatur waktu dan mengali informasi;

3. Merencanakan proses dalam bentuk langka – langka dalam cycle problem

based learning ;

4. Menyediakan sumber bimbingan yang tepat, menjamin bahwa ada akhir

yang merupakan hasil akhir.25

Di antaranya perkembangan dan belajar terdapat hubungan sangat

erat,sehingga hampir semua proses perkembangan memerlukan belajar.Perubahan

dan kemampuan untuk berubah itu sendiri merupakan batasan dan makna yang

terkandung dalam belajar.

Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah,manusia dapat

berkembang lebih jauh daripada mahluk – mahluk lainnya, sehingga ia terbebas

dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan dimuka bumi.Boleh jadi,

karena kemampuan berkembang yang diberikan oleh Tuhan melalui belajar itupula

manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan

– keputusan penting untuk mejalankan fungsinya selaku( wakil allah dimuka

bumi).26

Keterampilan menrima dari pendidik kepeserta didik

1. Menagkap keseluruhan isi bab/ pokok bahasan

2. Menagkap ide – ide pokok

25 Rusman,Model – model pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru),(

PT RajaGrafindo persada, Jakarta,bandung 2012), h.241. 26 Muhibbin Syah, Telaah singkat perkembangan peserta didik, ( Bandung,2014), h.59.

3. Menagkap hal – hal yang menonjol

4. Menghubungkan yang telah diketahui

5. Mencari contoh

6. Menyusun pertanyaan dan jawabannya dalam bacaan

7. Ajukan pertanyaan dan jawaban yang dalam bacaan.

Belajar juga membutuhkan tersedianya fasilitas yang menandai, terutama

buku – buku dan alat bantu belajar .Para Peserta didik seharusnya memilki buku

utama / wajib yang digunakan di sekolah, dan sejumlah buku/literature serta

peralatan penunjang. Sekolah hendaknya menyediakan buku / wajib dan buku

penunjang yang dapat dipinjamkan terutama kepada Peserta didik.27

Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dn materi yang

akan diajarkan,juga dipengaruhi tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran

tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula,setiap model

pembelajaran selalu mempunyai tahap – tahap (sintaks) yang oleh siswa dengan

bimbingan guru. Antaranya yang satu dengan sintaks yang satu dengan sintaks yang

lain mempunyai perbedaan. Perbedaan – perbedaan inilah, terutama yang

langsungnya diantara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus

dipahami oleh guru penutup pembelajaran, agar model – model tersebut

dilaksanakan dengan berhasil. Oleh karena itu, perlu menguasai dan dapat

menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan

27 Nana Syaodih sukmadinata, Erliana syaodih.kurikulum & pembelajaran

kompotensi, (PT Rafika Aditama,bandung 2012), h. 199.

pembelajaran yang beraneka ragam lingkungan belajar yang menjadi ciri khas

disekolah. 28

Tahap – tahap proses belajar Peserta didik terdiri dalam tiga bagian yaitu

pemerolehan informasi, tahap trasformasi, dan tahap penilaian .

1. Tahap memperolehan informasi, pada tahap ini Peserta didik menerima

informasi melalui pengalaman belajar, entah itu dengan cara menyimak ,

membaca, ataupun memgamati suatu sumber belajar. Informasi itu berupa

konsep – konsep, contoh, perilaku, atau hal – hal yang berguna bagi siswa,

2. Tahap transformasi, pada tahap ini informasi diubah menjadi menjadi suatu

pemahaman atau pengertian baru. Transformasi informasi mungkin juga

berupa respons yang berupa perbaikan percakapan dan perubahan sikap.

3. Tahap penilaian, pada tahap ini siswa melakukan pemaknaan terhadap

informasi atau input – input belajar yang telah diperolehnya : bermakna

atau tidak bagi kehidupannya. Informasi yang berguna akan terus berpakai

dan terpatri didalam perilakunya . Sementara itu, informasi yang tidak

berguna perlahan – lahan akan memudar seiring dengan penambahan

informasi pada dirinya.

Yakni yang bahwa proses belajar itu berlangsung dalam tiga tahap yaitu:

Acquasistion, storage, dan retrival.

1. Acquasiston ( tahap perolehan informasi), pada tahap ini peserta didik

mulai menerima informasi sebagi stimulus dan memberikan respons

sehingga peserta didik ia memiliki pemahaman atau perilaku baru.

28 Trianto, Model pembelajaran terpadu ( PT Bumi Aksara,Jakarta 2010), h. 54.

Apabila pada tahap ini kesulitan siswa tidak membantu maka ia akan

mengalami kesulitan untuk mengahadap tahap selanjutnya.

2. Storage ( Penyimpanan informasi ), pemahaman dan perilaku baru yang

diterima oleh peserta didik secara serta merta akan disimpan dalam

memorinya, baik itu dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

3. Retrival ( mendapatkan kembali informasi ), apabila peserta didik

mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya.29

Oleh sebab itu peserta didik bisa menguasai materi yang telah diberikan

oleh guru terhadap peserta didik yang mereka ketahui disaat

pembelajaran diberikan.

2. Sistem Penilaian dalam Problem Based Learning

Penilaian hendakknya dilakukan dengan tetap memerhatikan tiga ranah,

yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan ( psikomotorik),

peneilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasa alat bantu pembalajaran,

dan pengujian. Sedangkan peneilaian terhadap sikap dititik beratkan pada penguasa

soft skill yaitu keaktifan dalam partisipasi dalam diskusi, kemampuanbekerja sama

dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.Bobot penilaian untuk ketiga aspek

tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan autbentic

assessment. Penilaian dapat dilakukan dengan fortolpolio yang merupakan

kumpulan yang sistematis pekerjaan – pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk

29 Kosasih,strategi belajar dan pembelajaran ( implementasi kurikulum 2013),

(Margahayu permai, Bandung 2014), h. 9-10.

melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian

tujuan pembelajaran penilaian dan pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi

dari (self assemenst) dan per – assessment.

a. Self assessment. Penilaian yang dilakukan ole pembelajar itu sendiri

terhadap usaha – usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada

tujuan yang ingin dicapai (standand) oleh pebelajar itu sendiri dalam

belajar.

b. Pree – assessment.( Penilaian dimana pebelajar berdiskusi untuk

memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas – tugas

yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dan kelompoknya. 30

B. Meningkatkan Hasil Belajar siswa

Hasil belajar peserta didik adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki

peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward kingsley

membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan,(b)

pengtahuan dan pengertian,(c) sikap dan cita –cita. Masing – masing jenis hasil

belajar dapat di isi dengan bahan yang telah ditetapkan dikurikulum.Hakikatnya

adalah proses interaksi terhadap semua situasi hasil belajar adalah suatu kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, kegiatan dapat berlangsung

dimana saja misalnya lingkungan keluarga, di sekolah dan dimasyarakat, baik

disadari maupun tidak disadari disengaja ataupun tidak,

30Erwin Widiasworo, Strategi & Metode Mengajar siswa diluar kelas(

outdoorlearning), secara aktif, kreatif, Ispiratif,& komunatif,( yogyakarta :Ar- Ruzz Media, 2017), h.180.

Hasil belajar yang dicapai peserta didik para peserta didik mengambarkan

hasil usaha yang dilakukan oleh guru dan memfasilitasidan menciptakan kondisi

kegiatan belajar mereka. Dengan kata lain, tujuan usaha itu diukur dengan hasil

belajar mereka.Oleh sebab itu, untuk mengetahui seberapa jauh tujuan itu tercapai,

ia perluh diketahui tipe hasil belajar yang akan dicapai menlalui kegiatan belajar.

Untuk memperbaiki kegagalan, dan untuk mendapatkan rasa aman.(1)

faktor eksternal atau yang datang dari luar diri peserta didik faktor – faktor

eksternal, atau yang datang dari luar diri peserta didik yang ikut mempengaruhi

peserta didik antara lain berasal dari orang tua ,sekolah, dan masyarakat (2) faktor

yang berasal dari orang tua terhadap anaknya dalam hal ini dapat dikaitkan suatu

teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis .

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan pancasila

lebih baik dibandingka dengan baik dibandingkan dngan tipe – tipe diatas karena

orang tua juga selalu meperhatikan anak selama belajar baik dan langsung maupun

tidak langsung dan memberikan arahan – arahan manakalah akan melakukan

tindakan yang kurang aktif dalam belajar.

hasil belajar Peserta didik dipengaruhi oleh 2 (2) faktor yaitu : faktor yang

datang dari diri peserta didik dan dari luar peserta didik atau lingkungan hasil

belajar seseorang bergantung apa yang telah diketahui pembelajar. Yakni konsep

– konsep, tujian, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan beban yang

dipelajarinya.31

Jadi hasil belajar peserta didik sangatlah ditentukan terutama pada

kemampuan yang dimilki peserta didik. Faktor kemampuan pelajar besar sekali

pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping kemampuan, faktor

lain yang juga mempunyai konstribusi terhadap hasil belajar seseorang ialah

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan,

faktor fisik dan faktor psikis.

Adanya pengaruh dari dalam diri pelajar merupakan hasil yang logis jika

dilihat bahwa perbuatan belajar ialah perbuatan tingkah laku individu yang

disadarinya. Jadi sejauh mana usaha pelajar untuk mengkondisikan dirinya bagai

perbuatan belajar sejauh itu pula hasil belajar akan dicapai.

Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh pelajar masih

dipengaruhi oleh faktor

C. Mata pelajaran Akidah Akhlak di MA Aliyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo

31 Wina Sanjana, perencanaan dan Desain sistem pembelajaran ( Jakarta :

kencana,2008).

1. Pengertian

Mata pelajaran Akidah Akhlak dalam kurikulum Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo adalah salah satu bagian mata pelajaran

pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan pesrta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang

kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan, bimbingan,

pengajaran, latihan, serta pengunaan pengalaman.

Kurikulum berbasis kompotensi Mata pelajaran Akidah Akhlak untuk

madrasah Aliyah. Aspirasi – aspirasi ini diuraikan sebagai standar kompotensi hasil

belajar yang transparan dan terbuka bagi peserta didik, guru dan orang tua sehingga

peserta didik dapat memahami secara jelas tentang hal – hal yang harus diketahui

dan dapat dilakukan oleh mereka.

Mata pelajaran akidah akhlak adalah mengandung arti pengajaran yang

membicarakan tentang keyakinan dari suatu kepercayaan dan nilai suatu perbuatan

baik atau buruj, yang dengannya diharapkan tumbuh suatu keyakinan yang tidak

dicampuri keragu – raguan serta perbuatannya dapat dikontrol oleh ajaran agama.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa mata pelajaran Akidah

akhlak dengan mata pelajaran lainnya merupakan satu kesatuan yang tak dapat

dipisahkan bahkan saling membantu dan menunjang, karena mata pelajaran lainnya

secara keseluruhan berfungsi menyempurnakan tujuan pendidikan. Namun bahwa

demikian bahwa tuntunan mata pelajaran Akida Akhlak agak berbeda dengan yang

lain, sebab materinya bukan saja untuk diketahui, dihayati, dan dilafalkan,

melainkan juga harus di amalkan oleh para siswa dalam kehidupan sehari – hari.

2. Tujuan Pengajaran Akidah Akhlak

Tujuan pengajaran akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Muhammadiyah

tertuang dalam kurikulum Madrasah Aliyah Muhammadiyah bidang studi

Akidah Akhlak yaitu

a. Peserta didik memilki pengetahuan, penghayatan dan keyakinan yang

benar terhadap hal – hal yang harus diimani sehingga keyakinan itu

tercermin dalam sikap tingkah lakunya sehari – hari agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT;

b. Peserta didik memilki pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang

kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak

yang buruk dalam hubungnannya dengan Allah,dengan dirinya

sendiri, dengan sesama manusia maupun dengan lingkungannya,

sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara32

Dalam Rumusan tujuan tersebut, ternyata tujuan pengajaran Aqidah

akhlak di Madrasah Aliyah Muhammadiyyah pada hakikatnyaadalah agar

mampu peserta didik menghayati nilai – nilai Aqidah Akhlak dan

diharapkan peserta didik dapat merealisasikannya dalam kehidupan

bermasyarakat dengan demikian maka jelaslah bahwa tujuan pendidikan

atau pengajaran Akidah Akhlak merupakan penjabaran tujuan pendidikan

islam.

3. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak

32 Asmara AS, Pengantar studi Akhlak,( Jakarta: persada, 2004) cet. Ke-2,h.22

Sasaran perbuatan manusia pada hakikatnya terbagi dua, yaitu sasaran

vertikel yang bersifat ilahiyah dan sasaran horizontal yang bersifat

sosiologis, dari dua sasaran tadi berkembanglah menjadi berbagai aspek

hubungan. Ada hubungan manusia melalui muamalah, ada hubungan

manusia dengan dirinya sendiri melalui penjagaan diri dan ada hubungan

manusia dengan binatang atau makhluk Allah lainnya melalui pelestarian.

Maka ruang lingkup pelajaran akidah Akhlak pun tidak terlepas dari

sasaran berikut.

Secara garis besar,mata pelajaran akidah Akhlak berisi materi pokok

sebagai berikut

1. Hubungan vertical antara manusia dengan khalidnya mencakup dari segi

akidah akhlak yang meliputi ke imanan kepada Allah

( sifat wajib), mustahil dan jaiz) ke imanan kepada kitab – kitabnya keimanan

rasul – rasulnya ( sifat – sifat dan mu’jizat )keimanan kepada hari akhir.

2. Hubungan horizontal antara manusia dengan manusia materi yang

dipelajari meliputi akhlak dalam penrgaulan hidup sesama manusia

kewajiban membiasakan berakhlak yang baikterhadap diri sendiri dan

orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk.

3. Hubungan manusia dengan lingkungannya, materi yang dipelajari meliputi

akhlak manusia terhadap lingkungannya, baik dalam lingkungan arti luas,

maupun makhluk hidup selain manusi, yaitu binatang dan

tumbuhan.Berikut ini akan diuraikan materi pokok atau ruang lingkup

pelajaran akidah akhlak satu persatu sebagai berikut:

a. Hubungan manusia dengan Allah

Dalam hubungan manusia dengan Allah merupakan materi pertama

yang harus ditanamkan terhadap siswa yang menjadi dasar akidah

islam, agar mereka yang meyakini keagungan dank e Esaan Allah

sebagai tuhan yang menciptakan alamini. Manifestasi rasa iman kepada

Allah SWT tercermin dalam bentuk kehidupan sehari hari.

b. Hubungan sesama manusia

Hubungan sesame manusia merupakan maeri pelajaran Akidah

Akhlak yang ditanamkan kepada siswa, yang merupakan kelangsungan

dan manisfestasi dari bentuk hubungannya dengan Allah, dengan

maksud agar mereka kelak mampu menjadi manusia yang taat kepada

Allah SWT.

Sebagai diketahui Islam adalah agama yang menuntut umatnya agar

mengerjakan amal saleh yang di ridhoi Allah, menuntuk kita supaya

mengarahkan tingkah laku, naluri, dan kehidupan ini sehingga dapat

mewujudkan perilaku dan akhlak yang baik. Agar perbuatan itu bisa

berujung keamal saleh, maka dibutuhkan latihan dan pengalaman.

Islam menegaskan bahwa ibadah hanya akan diterimah jika

dilaksanakan melalui ucapan dan perbuatan sebagai dicontohkan oleh

nabi Muhammad Saw, sebagaimana Allah berfirman ini:

ö @è % ! $ y J ¯ R Î ) O$ t R r & × Ž | ³ o 0 ö / ä 3è = ÷ WÏ i B # Ó y r q ã ƒ ¥ ’ n < Î )

! $ y J ¯ R r & ö Nä 3 ß g » s9 Î ) × m» s9 Î ) Ó ‰Ï n º u r ( ` y J sù t b %x . ( # q ã _ ö � t ƒ

u ä ! $ s) Ï 9 ¾Ï mÎ n / u ‘ ö @y J ÷ è u ‹ ù= sù

Wx u K t ã $ [ sÎ = » | ¹ Ÿwu r õ 8 Î Ž ô ³ ç „ Í o y Š $ t 7 Ï è Î / ÿ ¾Ï mÎ n / u ‘ # J ‰t n r &

Ç Ê Ê É È Terjemahnya:

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya .(QS.Al- Kahfi, 18 : 110). 33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian karakterisktik Subjek Penelitian

33 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (Solo: Abyan,

2014), h. 304.

1. Setting Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Madharasah Aliyah Muhammadiyah

Kota Gorontalo, Kelas X Pada Minggu Pertama 2018, diawali dengan Observasi

awal kemudian dilanjutkan tindakan kelas dalam tahapan siklus yang akan

dilaksanakan 2 siklus pada bulan juni 2019.

2. Karakeristik Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah peserta didik dikelas X Madharasah Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo yang berjumlah 19 orang yang terdiri 7 orang laki

– laki 12 orang perempuan peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda

dan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda pula.

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil proses

belajar mengajar Mata pelajaran Akidah ahlak kelas x Madharasah Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo Melalui pengunaan pengembangan Problem

Based Learning Peningkatan peserta didik bisa memecahkan suatu masalah dan

pembelajaran mengacu pada indicator pemebelajaran yang dicapai hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Akidah Ahlak, yang dikusai oleh peserta didik

serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran mata

pelajaran Akidah Ahlak dalam penilaian tindakan kelas itu, yang menjadi perhatian

khusus adalah

1. Kesiapan guru dalam proses belajar mengajar berupa silabus, RPP,dan

bahan ajar yang akan digunakan. Proses yang dapat dilihat pada

kemampuan guru dalam menyampaikan materi atau tujuan

pembelajaran manfaat mata pelajaran khususnya topik yang akan

disampaikan.

2. Kemampuan guru memilih sumber belajar yang akan digunakan proses

belajar mengajar.

3. Kemampuan memilih Metode dan muda yang digunakan dalam

pembelajaran

4. Kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan

apabila hasilnya didiskusikan

5. Observasi digunakan memperoleh data pengunaan – pengunaan model

pemebelajaran Problem Based Learning oleh guru dan disediakan oleh

peneliti yang diisi oleh guru mata pelajaran selaku obsever

C. Prosedur Penelitian

1. Tahapan Perencanaan

Tahapan Perencanaan penelitian Tindakan Kelas ditempuh melalui langkah

– langkah sebagai berikut.

a. Mengimplementasikan semua perangkat kegiatan proses belajar mengajar

yang sudah dibuat oleh guru ( peneliti )dalam setiap tatap muka dengan

peserta didik, dengan kegiatan (1) Mengidentifikasi Masalah; (2)

Menganalisis dan merumuskan masalah (3) Merancang Model

Pembelajaran Remedial, (4) Mendiskusikan penerapan pembelajaran

dengan guru pegamat atau guru mitra, (5) Menyiapkan ( Angkat, pedoman

observasi, tes akhir ),(6) Menyusun kelompok belajar peserta didik dan

merencanakan tugas kelompok

b. Peneliti Mengamati dan mendeskripsikan kembali yang diajarkan oleh guru

melalui kegiatan sebagai berikut.

4. Observasi

Mengadakan Observasi pencatatan selama pelaksnaan tindakan untuk

perencanaan selanjutnya hal – hal observasi adalah

a. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan

dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

Akidah Ahlak di kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo, melalui pengembangan Problem Based Learning

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pelaksanaan

pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran Akidah Ahlak, Madrasah aliyah Muhammadiyah Kota

Gorntalo, Melalui pengunaan Problem Based Learning.

Pemantauan secara seksama perlu dilakukan sebab dampak tindakan dan

kenyataannya selalu dimiliki keterbatasan atau kekurangan dan semua kekurangan

itu harus jelas untuk perencanaan tindakan berikutnya. 34

Oleh karena itu didalam perencanaan tindakan kelas yaitu memiliki nilai

atau rumus yang ditentukan didalam pembahasannya berikutnya.

Adapun kategori nilai:

a. Sangat baik : 90-100

34 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 84.

b. Baik : 75-89

c. Cukup : 60-74

d. Kurang : 40-59

e. Sangat kurang : 0- 3935

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik di lakukan beberapa tahap

yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi

Pada tahap ini, peneliti membuat soal tes formatif untuk siklus 1dan siklus

2. Soal tersebut dibagikan kepada peserta didik pada saat akhir kegiatan

belajar mengajar siklus 1 dan siklus 2 untuk dikerjakan pada lembar

jawaban yang telah disediakan

b. Sajian data

Hasil dari tes formatif yang dikerjakan peserta didik disajikan dalam bentuk

tabel.

c. Penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, data yang telah disajikan dalam bentuk tabel yaitu data

mengenai hasil belajar kemudian dibuat kesimpulan.36

Secara kualitatif untuk mengukur keberhasilan tindakan yang diberikan,

yaitu peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dibagi

dengan jumlah peserta didik kelas tersebut sehingga di peroleh nilai rata-rata. Nilai

rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

X = ∑x ∑ x = jumlah seluruh nilai peserta didik

35 Najamuddin Petta Solong, Penelitian Tindakan Kelas, (Gorontalo: Sultan Amai Press, 2013), h. 121.

36 Ibid, h. 180.

∑n ∑ N = jumlah peserta didik X = Nilai rata-rata

Nilai rata –rata = jumlah nilai seluruh peserta didik x 100 = Jumlah peserta didik37

D. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada penelitian tindakan ini mengunakan dua siklus (dua) yang masing –

masing siklus terdiri satu kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 4x 45 menit.

Hal ini dilakukan keterbatasan waktu dan penelitian menyesuaikan pembahasan

yang ada dikelas x masing – masing siklus dilaksnakan dan dilengkapi instrumen /

observasi, siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal, selanjtnya siklus

kedua didasarkan atas refleksi siklus pertama.

Pada tahap Pelaksanaan tindakan ini, rancangan pembelajaran yang telah

disusun kemudian dilaksanakan oleh peneliti. Adapun prosedur pelaksanaan

kegiatan dilakukan melalui dua siklus, yakni

1. Kegiatan siklus

a. Siklus I

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada siklus I

dilakukan dalam langkah – langkah sebagai berikut:

1) Membuka pertemuan pembelajaran dengan salam dan doa bersama

dipimpin oleh peserta didik yang diamanahkan sebagai ketua kelas dengan

khusyuk.

37 Ibid, h. 18-19.

2) Memulai pembelajaran dengan menanyakan kabar adik – adik.

3) Mempersiapkan diri dengan mengisi kehadiran dan memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran.

4) Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi

pelajaran.

5) Menyampaikan kompotensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.

6) Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mencermati,

menirukan dan menyebutkan materi pelajaran dengan benar.

7) Mempersiapkan Media / alat peraga / alat bantu bisa berupa tulisan

dipapan tulis, gambar, jika memungkinkan melalui tayangan slide(media

lcd projector)

2. Kegiatan Inti ( 45menit)

1. Mengamati

a. Peserta didik untuk mencermati gambar beserta perenungannya

yang ada pada kolom

b. Peserta didik mengamati penjelasan guru tentang penegrtian hakikat

Ahlak

c. Peserta didik mengamati pelafalan dalil – dalil tentang Akhlak

2. Menanya

a. Peserta didik melakukan Tanya jawab seputar Akhlak

b. Peserta didik menyimak tentang pelafalan dalil

3. Mengeksplorasi

a. Peserta didik menjelaskan pengertian Akhlak

b. Peserta didik menunjukkan dalil – dalil tentang Akhlak

4. Asosiasi

a. Peserta didik menjawab tentang pertanyaan pengertian Akhlak

b. Peserta didik dapat melafalkan dalil – dalil yang benar.

5. Komunikasi

a. Peserta didik menjelaskan pengertian Akhlak sesuai dengan gambar yang

diperlihatkan oleh guru

6. Kegiatan penutup

a. Salam dan Doa

3. Siklus II

A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1. Membuka pembelajaran dengan salam dan doa bersama sebelum

pemeblajaran akan dimulai

2. Memmulai pembelajaran dengan menyapa peserta didik dan

mengatur posisi tempat duduk biasa dilakukan oleh guru setiap

masuk kelas.

3. Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran

peserta didik dan memeriksa kerapihan pakaian dan menyesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran.

4. Mengajukan pertanyaan secara komunatif berkaitan dengan materi

pembelajaran.

5. Menyampaikan kompotensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.

6. Menyampaikan tahapan kegiatan mencermati, dengan menyebutkan

materipelajaran dengan benar

7. Mempersiapkan media / alat peraga atau lcd

B. Kegiatan Inti ( 45menit)

a. Mengamati

1) Membacakan teks tentang materi tentang Akhlak

b. Menanya

1) Peserta didik melakukan Tanya jawab seputar akhlak

2) Peserta didik menyimak tentang pelafan dalil – dalil

c. Mengeksplorasi

1) Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa pertanyaan mengenai

tentang Akhlak

2) Setiap kelompok mendapatkan 5 buah soal dan jawaban yang sudah

dikocok

3) Tiap kelompok memikirkan jawabn / soal kartu yang dipegang

4) Setiap kelompok mencari pasangan yang cocok dengan kartunya.

d. Asosiasi

1) Setiap peserta didik kelompok yang sudah mencocokkan kartunya

dengan temannya, jawaban diidentifikasi apakah sudah benar.

2) Membuat rumusan hasil identifikasi tentang Akhlak yang sesuai

dengan jawaban yang ada di kartu tersebut yang sudah di bagikan

kepada peserta didik.

e. Komunikasi

1) Menyampaikan hasil rumusan jawaban peerta didik sesuai dengan

kartu jawaban

2) Menanggapi hasil rumusan jawaban peserta didik sesuai dengan kartu

jawaban

3) Menanggapi hasil presentasi (Melengkapi, Mengkonfirmasi,

menyangga)

4) Membuat kesimpulan di bantu oleh guru.

C. Kegiatan penutup (10 Menit )

1) Peserta didik Melakukan perenungan tentang kegiatan pembelajaran

hari ini, dan menuliskan kembali apa yang sudah didapatkan dari

siklus pertama dan terakhir.

2) Salam dan doa Penutup.

E. Tahapan pemantauan dan Evaluasi

a. Observasi

Observasi adalah Teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan suatu

kegiatan ( tingkah laku)38Pada tahapan ini penulis dibantu oleh guru mitra atau

mengamati pelaksanaan tindakan dengan mengunakan lembaran observasi, yang

melengkapi kelengkapan perangkat pembelajaran, situasi proses belajar mengajar.

b. Evaluasi

Evaluasi pada tahapan ini adalah yang perlu dipersiapkan guru dalam proses

pembelajaran, dan kemampuan siswa berinteraksi pada guru saat berlangsung

kegiatan pembelajaran maupun selesai proses belajar mengajar.

F. Tahapan Analisi Data dan Refleksi

Pada Tahap ini lakukan analisis unutk mengetahui proses yang dicapai

dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sedangkan refleksi dilakukan untuk

mengukur dan membandingkan hasil yang dicapai setiap siklus target yang telah

ditetapkan.

Data yang dianalisis adalah data yang diperoleh tahapan pemantauan dan

evaluasi , data analisis secara kualitatif dan kuantitif. Analisis dsts dilakukan untuk

menguji hipotesis tindakan dilakukan disetiap akhir sebuah siklus proses analisis

data diikuti oleh refleksi pemebrian tindakan serta hasil dari pada tindakan, peneliti

mengikuti sertakan guru mitra pengamat kolaborator untuk mempertajam refleksi,

supaya dapat diambil langka tepat untuk tindakan siklus selanjutnya.

38Agus Suriamlharja,dkk,.petunjuk praktis Menulis,(Jakarta: Depdikpud,

1997),h.34.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo pada tanggal 25 juli 2018 dengan subjek penelitian sebanyak 19 orang

siswa kelas X yang terdiri dari 12 orang peserta didik perempuan dan 7 orang

peserta didik laki – laki yang berasal dari latar belakang yang berbeda – beda dan

mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda pula. Penepatan subjek peneliti ini

di karena hasil belajar siswa Aliyah Muhammadiyyah Kota Gorontalo pada mata

pelajaran Akidah Akhlak dengan Materi pokok “Akhlak “ sebelum dilakukan

tindakan kelas

Tabel I

Perolehan Data Pembelajaran Awal

No

Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Rata-Rata

KET

A B C 1 Agustiani Tangahu 60 60 65 62 2 Elvi 50 60 75 62 3 Fatma R Bano 60 58 60 59 4 Ferayanti padung 82 80 82 81 5 Alfian nur abdillah 60 58 60 59 6 Marsela Napu 50 50 60 53 7 Moh, Rifansa Adam 60 40 75 58 8 Moh, Safrizal bangkia 60 35 60 52 9 Puput hulopi 55 59 63 59 10 Rizal Usman 60 69 72 67 11 Nurmianti Thalib 50 63 75 62 12 Nur Nadia Amango 78 65 72 75 13 Safwan khairi 80 78 82 80 14 Siti Ranzalia 40 60 65 55 15 Tiara 60 59 61 60 16 Wilan Kadir 60 62 70 64 17 Wahyuni 78 88 82 82 18 Via mohamar olii 62 59 62 62 19 Injas 86 86 87 86 Jumlah 1191 1189 1328 1238 Rata-rata 6268 6257 6989 1238

Sumber data: Hasil Observasi Awal Siswa, 2018

Keterangan

a. Menjelaskan pengertian tentang Akhlak

b. Menjelaskan dampak positif tentang Akhlak peserta didik

c. Mencontohkan tentang Akhlak yang baik

Dari data tabel tersebut, diperoleh data bahwa 19 orang siswa kelas X

Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo 5 peserta didik yang tuntas dalam mata

pelajaran Akidah Akhlak pada materi “Akhlak”, Sedangkan masih terdapat 16

orang peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Dapat kita lihat dari

nilai – nilai rata – rata, hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal peserta

didik belum tuntas belajar karena Peserta didik hanya memperoleh 70 sedangkan

peserta didik memperoleh 70 sebesar peserta didik berjumlah 19 orang peserta

didik.

Permasalahan lain pada pembelajaran Akidah Akhlak di kelas X Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo selain perolehan nilai peserta didik yang

ditunjukkan dengan masih adanya peserta didik yang belum memenuhi batas

ketuntasan belajar melalui dengan keaktipan peserta didik. Pada waktu kegiatan

belajar mengajar keaktifan peserta didik dirasa masih kurang atau peserta didik

cenderung dan sedikit sekali yang aktif, dan kebanyakan dari mereka bermain

dalam kelas dan tidak memperhatikan guru disaat penyampaian materi ketika guru

memberi pertanyaan kepada peserta didik hanya 1dan 4 orang peserta didik yang

bisa menjawab.

Maka diperlukan suatu alternatif lain yaitu bagaimana cara

menyampaikannya suatua hari agar peserta didik merasa senang dan paham

terhadap materi Akidah Akhlak yang dipelajari serta peserta didik tidak merasa

bosan selama kegiatan belajar mengaja. Alternatif itu adalah dengan mengunakan

Mengembangkan Problem Based Learning Metode ini mudah ini mudah

diterapkan dan melibatkan aktifitas seluruh peserta didik untuk berfikir tanpa harus

ada perbedaan status, Mengandung unsur mainan. Agar supaya peserta didik dapat

belajar lebih rileks dismaping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama

keterlibatan mengajar.

Dengan demkian penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menigkatkan

hasil belajar peserta didik pada materi akhlak kepada diri sendiri melalui

mengembangkan problem Based Learning Di Aliyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo.

B. Deskripsi Tindakan Kelas Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 2018 selama pembelajaran ( 4x45

menit). Pada siklus I ini mengambil kompotensi dasar menjelaskan pengertian

Akhlak pada pertemuan pertama.

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun perencanaan penelitian pada siklus I ini berupa perencanaan

tindakan, observasi dan refleksi yang membentuk siklus kesiklus berikutnya sampai

tuntas sehingga dapat memperoleh data yang dapat disimpulkan sebagai

jawawaban dari pe rmasalahan penelitian, siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan pada setiap siklusnya dimulai dari tanggal 15, dan 25 November 2018.

Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa

tahapan yang harus dipersiapkan oleh peneliti di antaranya (1), Mempersiapkan

Rencana Pelaksanaan pembelajarannya ( RPP) Kurikulum 2013. (2)

Mempersiapkan materi tentang Ahlak (3) Merencanakan tempat duduk dan

mengembangkan Strategi Problem based Learning (4) Mempersiapkan kuis untuk

peserta didik. (5) Merencanakan permainan dengan mengunakan problem Based

Learning yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari misalnya kartu

yang berisi pertanyaan dan salah satu peserta didik dari jawabannya, (6)

mempersiapkan soal tes formatif. Tes formatif dilaksanakan pembelajaran yang

bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar Kelas X Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo tentang Akhlak mengembangkan Problem Based

Learning

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Tahapan pelaksanaan tindakan siklus I merupakan implementasi tindakan

dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam “ RPP”.

Secara teknis dalam pelaksanaan kegiatan pembelajran di kelas dengan ber

pedoman pada 2 kegiatan yang ada didalah atau alat tulis “ Rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru (peneliti) membuka

pembelajaran dengan memberi salam, dilanjutkan melalukan presentasi dan

menyampaikan tujuan, manfaat dan kegiatan belajar peserta didik. Peserta didik

dimintai mempersiapkan buku tulis, buku peserta didik mata pelajaran Akidah

Akhlak atau alat tulis.Guru (peneliti) menjelaskan secara singkat materi yang akan

dipelajari dengan kompotensi dasarnya Akhlak.

c. Hasil Tindakan

1. Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan atau Observasi dari teman sejawat dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM) 4x45 Menit dengan mengunakan metode problem

Based learning yang sudah direncanakan ( Istrumen terlapir) pada

pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Hasil Pengamatan kegiatan pembelajaran pada siklus I

NO ASPEK YANG DIAMATI KET YA TIDAK

Pra Pembelajaran 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran √ 2. Berdo’a saat memulai pembelajaran √ 3. Guru memperkenalkan nama √ 4. Memeriksa kesiapan peserta didik √ 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ 6. Menuliskan judul materi yang

akan dikembangkan dipapan tulis

7. Apersepsi/Mengingatkan peserta didik kembali pada pelajaran sebelumnya

8. . Motivasi √ Kegiatan inti pembelajaran √ 1. Guru meminta kepada peserta didik membuka

buku Akidah Akhlak (buku peserta didikKementerian Agama Tahun 2014)

2. Menjelaskan materi tentang pengertian Akhlak √ 3. Peserta didik mengamati gambar-gambar tersebut √ 4. Memberikan pertanyaan kepada peserta didik √ 5. Memberikan penjelasan atas jawaban peserta

didik √

Metode Pembelajaran

1. Membagikan kartu yang berisi pertanyaan kepada peserta didik serta kartu indeks jawaban pada peserta didik lainya

2. Memberikan penjelasan cara penggunaan kartu yang sudah dibagikan

3. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari pasangan sesuai dengan kartu yang dimilki

4. Memerintahkan kepada peserta didik membacakan isi materi yang berada dalam kartu

5. Memberikan klarifikasi terhadap materi dan jawaban yang diperoleh peserta didik dalam kartu

Penutup √ 1. Memberikan kesimpulan atas materi yang

diajarkan √

2. Memberikan tugas kepada peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan

3. Guru mengajak berdo’a dilanjutkan dengan salam

d. Analisis dan refleksi

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN SISWA

SIKLUS I

No

Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Rata-

Rata

KET

A B C

1 Agustiani Tangahu 75 80 80 78

2 Elvi 55 70 72 66

3 Fatma R. Bano 75 75 89 80

4 Fera yanti padung 83 80 89 84

5 Alfian nur 70 60 75 68

6 Marsela Napu 63 60 75 66

7 Moh, Firman potabuga 55 59 78 64

8 Moh, rifansa Adam 55 60 65 60

9 Moh, safrizal Bangkua 50 60 69 60

10 Puput Hulopi 55 75 79 70

11 Rizal Usman 75 60 80 72

12 Nurmianti Thalib 75 80 85 80

13 Nur Nadia 75 85 89 83

14 Safwan Khairi 59 60 75 65

15 Siti 70 60 75 68

16 Tiara 60 70 75 68

17 Via 75 75 60 78

18 Wilan Kadir 80 75 75 76

19 Wahyuni 80 70 70 73

Jumlah 1285 1314 1455 1359

Rata-rata 6763 6915 7657 7152

Berdasarkan tabel diatas adalah gambaran kegiatan pembelajaran peserta

didik mata pelajaran Akidah Akhlak peserta didik kelas x Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Kota Gorontalo yaitu dari 19 peserta didik orang jumlah peserta

didik kelas x terdapat hanya 12 orang nilainya tidak memenuhi standar dengan

nilai di bawah dari 75 karna nilai standar 75 jadi nilai nya bermasalah dalam bidang

kegiatan pembelajaran tersebut dalam memenuhi 3 aspek penilaian diatas yaitu:

memahami tentang akhlak yang baik terhadap guru atau kedua orang tua dan teman

sebayahnya, dan 7 orang dari 19 peserta didik nilainya menhampiri standar ke 75

nilai standar.

Dalam penelitian ini, hasil belajar peserta didik kelas x pada materi akhlak

perluh ditingkatkan melalui problem based leaning, agar peserta didik tersebut

mencapai ketuntasan terutama pada aspek penilaian terakhir yaitu mempraktekan

Akhlak yang terhadap sesama.

C. Deskripsi Tindakan siklus II

a. Tahapan perencanaan

Tahapan perencanaan penelitian tindakan kelas ini ditempuh dengan

mengimplementasikan temuan perangkat kegiatan proses pembelajaran yang sudah

dibuat guru ( peneliti) dalam setap tata muka dengan speserta didik dan kegiatan

sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi masalah (2) menganalisis dan merumuskan

masalah (3) Merancang pembelajaran dan menerapkan problem based learning (4)

mendiskusikan penerapan problem based learning dalam pemeblajaran dengan

guru pengamat atau guru mitra, (5) Menyiapkan instrument ( pedomen observasi,

tes akhir); (6) menyusun kelompok belajar peserta didik dan merencanakan tugas

kelompok (7) melakukan tindakan perbaikan dengan memaksimalkan waktu

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan problem based learning yaitu

peserta didik mengamati peragaan yang dilakukan oleh teman sekelompoknya dan

mengungkapkan pendapatnya.

b. Tahapan pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan pada siklus I guru menyajikan materi tentang pada

siklus I proses pembelajaran berlangsung selama dua kali pertemuan dalam

menyajikan materi, peneliti melakukan langkah – langkah pemeblajaran seperti

yang tertera dalam rencana pelaksanaan pemeblajaran (RPP). Kegiatan guru

selanjutnya selain menyajikan bahan ajar ialah melakukan pengamatan terhadap

kinerja peneliti dilakukan oleh guru pengamat.

Pelaksanaan proses kegiatan pemeblajaran siklus pada pertemuan

pertama, berdoa berikutnya guru dan dan peneliti yang berperan sebagai guru

mengecek , sudah siap guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik

yaitu memusat pada perhatian peserta didik di depannya agar supaya peserta didik

bisa menerima materi dengan baik.

Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan kegiatan penutup yaitu evaluasi

akhir dalam hal ini peserta didik diminta untuk menjawab tes berkaitan dengan

bahan ajar yang sudah diterapkan sebelumnya, setelah kegiatan tersebut selesai

guru memberi penguatan kepada peserta didik yang sudah mampu menerapkan

akhlak yang baik terhadap guru atau sesama .Guru melakukan Tanya jawab

terhadap peserta didik seputar pehaman peserta didik tentang materi yang dipelajari

setelah peserta didik selesai melakukan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada

peserta didik, guru membagikan kartu yang berisi pertanyaan kepada peserta didik

serta kartu indeks jawaban pada peserta didik lainnya, guru memberikan penjelasan

cara pengunaan kartu yang sudah dibagikan, guru memberikan tugas kepada

peserta didik untuk mencari pasangan sesuai kartu yang dimilki, memerintahkan

kepada peserta didik membacakan isi materi yang berada dalam kartu, memberikan

kalrifikasi terhadap materi dan jawaban yang diperoleh peserta didik dalam kartu,

memberikan kesimpulan atas materi yang diajarkannya, guru memberikan tugas

kepada peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan karena dibeberapa

peserta didik banyak mendapatkan nilai yang rendah terhadap materi yang telah

diberikan kepada oleh guru karena guru masih mengunakan metode ceramah

kepada peserta didik tersebut sehingga peserta didik banyak mendapatkan nilai

tidak baik dan selanjutnya siklus II.

c. Tahapan analisis dan refleksi

Tahapan analisis dan refleksi dilakukan setelah semua proses kegiatan

pembelajaran siklus I selesai dilaksanakan. Peneliti dan guru pengamat

mendiskusikan hasil pengamatan untuk menentukan tingkat hasil keberhasilan

penelitian dengan mengunakan parameter indicator keberhasilan yang tidak di

capai.

Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan untuk menentukan perlu tidaknya

penelitian dilanjutkan ketahapan berikutnya yaitu siklus II Adapun refleksi yang

dapat diperoleh pada siklus I adalah sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru

Kelemahan dari guru, kurang memahami potensi sebenarnya yang

dimilki oleh peserta didik, guru juga sering mengukur kemampuan peserta

didik dengan standar melebihi realitasnya. Untuk mengatasi hal ini, guru

harus memahami potensi sebenarnya yang dimilki oleh peserta didik

dengan cara seringnya guru mengadakan Tanya jawab yang terkait dengan

bahan ajar, selain itu hindari pertanyaan yang mengandung jawaban

serentak dari peserta didik, dari proses pembelajaran hal tersebut tidak baik

dikarenakan setiap peserta didik tidaklah sama dalam mencerna materi

yang disajikan, guru akan kesulitan untuk mengetahui peserta didik mana

yang benar – benar sudah menegrti dan mana peserta didik yang belum

mengerti, selajutnya pertanyaan jangan terlalu mudah sehingga banyak

peserta didik yang bisa menjawabnya, berikutnya guru jangan sekali – kali

mengarahkan pertanyaan hanya pada peserta didik tertentu saja tetapi untuk

seluruh peserta didik hal ini dilakukan agar setiap peserta didik merasa

sama atas perlakuannya gurunya diantara tidak ada yang merasa dianak

tirikan, intensitas guru dalam memberikan bimbingan secara kelompok

masih kurang memadai.

2. Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik

Pada kelas X Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo ada terdapat

19 orang peserta didik dan mempunyai tingkat keaktifan yang berbeda pula,

dalam mengikuti proses pembelajaran ada sebagian peserta didik (4-5) yang

kurang aunties mengikuti jalannya kegiatan pembelajarannya, para siswa

tersebut belum bisa menguraikan secara lisan tentang Akhlak, guru harus

sering mungkin melakukan Tanya jawab kepada peserta didik terkait

dengan kesulitan yang hadapinya.

3. Hasil belajar siklus I

Peningkatan hasil belajar peserta didik dalam memahami tentang

Akhlak dan mampu mempraktekkan yang ditunjukkan hasil memperolehan

nilai rata – rata kegiatan peserta didik yang dicapai pada siklus II Tersebut

jika dibandingkan dengan hasil nilai rata – rata yang dicapai peserta didik

kegiatan siklus I yang berada dalam kisaran nilai 12,38 dengan kategori

cukup baik mengalami peningkatan signifikan yaitu pada kisaran nilai 71,52

dengan kategori baik dalam memahami Akhlak yang baik terhadap guru dan

orang tua.

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN SISWA

SIKLUS II

No

Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Rata-

Rata

KET

A B C

1 Agustiani Tangahu 87 87 89 88

2 Elvi 87 87 90 80

3 Fatma R. Bano 85 85 89 86

4 Fera yanti padung 80 85 86 84

5 Alfian nur 86 86 90 87

6 Marsela Napu 85 87 89 87

7 Moh, Firman potabuga 85 86 92 88

8 Moh, rifansa Adam 80 80 86 82

9 Moh, safrizal Bangkua 86 86 86 86

10 Puput Hulopi 86 86 87 86

11 Rizal Usman 85 85 87 86

12 Nurmianti Thalib 86 86 88 86

13 Nur Nadia 87 87 92 88

14 Safwan Khairi 85 85 92 87

15 Siti 80 80 70 76

16 Tiara 70 78 80 76

17 Via 60 82 80 74

18 Wilan Kadir 80 80 90 83

19 Wahyuni 80 90 80 83

Jumlah 1560 1608 1551 1593

Rata-rata 8210 8463 8163 8384

Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan siklus II

Berdasarkan dasar pada tabel diatas,menunjukkan bahwa peserta didik

kelas sudah mampu menerima materi yang baik didalam kelas walaupan ada

beberapa peserta didik nilaimya tidak mencukupi disiklus pertama, siklus kedua

ini semuanya peserta didik memenuhi standar walaupun dikolom lainnya ada yang

tidak mencukupi standar, dengan siklus kedua ini peserta didik nilainya sudah

memuaskan oleh peneliti.

a. Hasil pengamatan kegiatan peserta didik siklus II

Pengamatan kegiatan peserta didik pada siklus II sama dengan tahapan

siklus I, yaitu yang dilakukan dengan hal yang sama dengan siklus II proses

pembelajarannya berlangsung hingga pembelajaran berakhir .Pengamat

mengamati dan mencatat kegiatan guru dalam hal ini, kolaborator untuk melihat

perkembangan dari setiap aspek yang diamati dengan lembar observasi yang

ada.

b. Hasil pengamatan guru

Setelah melakukan dari segi guru ternyata mengalami kemajuan, guru

ternyata mengalami kemajuan, guru sudah cukup memamhami potensi

sebenarnya memilki peserta didik identitas guru dalam memberikan

bimbingan secara kelompok maupun individu sudah baik, guru Nampak

sudah cukup sabar menyampaikan materi sehingga peserta didik yang lamban

dapat mengikuti dan meningkat motivasinya, guru tidak lagi mendominasi

kegiatan pembelajaran bahasa yang digunakan guru cukup komunikatif , guru

mulai menekankan pada pokok bahasa yang sulit di sesering dikaji dengan

cara membagi kelompok dalam penerapan problem based learning secara

garis besar guru sudah melakukan dan menerapkan problem based learning

dengan baik dan seimbang sehingga maksimal. Sedangkan berdasarkan

lembar observasi tentang terdapat 3 indikator yaitu nilai baik perhatian

peserta didik dan aktif dalam menerima materi yang telah diberikan oleh

guru.

D. Pembahasan

70

72

74

76

78

80

82

84

86

88

90

Wilian Kadir Via Fatna R. Rano Nur Nadia

Penlain siklus 1

penilaian siklus 2

Pembahasan tentang Ahklak di kelas x Aliyah Muhammadiyah Kota

Gorontalo. Untuk merupakan bagian dari penerapan Kurikulum 2013 yaitu dalam

penyampaian materi pelajaran dengan mengutamakan pencapaian nilai standar

peserta didik oleh masing – masing guru dan salah satu cara untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam mencapai prestasi yang diharapkan sesuai

kompotensi pada materi Akhlak maka guru telah berupaya mengembangkan

problem Based Learning.

Pembelajaran dengan metode ini Problem Based Learning merupakan

upaya dari guru membantu peserta didik mampu memecahkan masalah yang ada

dalam kelas maupun di sekolah itu tersebut dan bisa memecahkan masalah dalam

menerapkan akhlak yang baik kepada guru, orang tua dan teman teman sejawatnya.

Penguasa materi akhlak pemilihan pengetahuan, pemahaman dan penerapan

analisis materi pada mata pelajaran Akidah Akhlak yang telah dipelajari di

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo, dalam hal ini guru juga harus

menguasai materi yang akan diajarkan dapat dipahami di kuasai oleh peserta didik

secara maksimal, maka materi yang akan diajarkan dapat dipahami dan dikuasai

secara maksimal serta mampu memilih sekaligus mengunakan metode yang

relevan.

Dalam kegiatan pembelajaran dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran

Akidah Akhlak adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimananpeserta

didik yang terwujudkan dalam Akhlak terpuji, melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang

Aqidah dan Akhlak Islam, sehingga manusia muslim yang terus berkembang dan

meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta yang

berAkhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, serta untuk menyampaikan materi pertama yang harus diperhatikan,

sasaran utama yang hendak dicapai aspek yang menjadi penekanannya apakah

pengetahuan.

Pada siklus II guru melakukan refleksi berdasarkan kelemahan -

kelemahan yang terdapat pada siklus I. Refleksi tersebut bertujuan untuk

mebangkitkan motivasi siswa untuk bersemangat dalam belajar Akidah akhlak

mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak, menarik simpati peserta didik lebih

fokus dan lebih tertarik kepada materi yang disampaikan, tercipta suasana

pembelajaran yang bersifat serius dan santai, lebih mengaitkan materi akhlak

kepada kehidupan sehari – hari yang dialamai oleh peserta didik, menigkatkan

keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab

pertanyaan lebih memotivasi rasa ingin tahu tentang materi tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian dan pembahasan bahwa disimpulkan bahwa

penerapan problem based Learning dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik dan menyenangkan bagi peserta didik itu sendiri, dari

penilaian kegiatan siklus I belajar peserta didik dapat diketahui bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh 19 orang peserta didik

kelas X Aliyah Muhammadiyah dengan hasil cukup baik, hal ini dapat

dilihat dan hasil nilai rata – rata yang dicapainya berdasarkan aspek yang

dinilai yang berada dalam kisaran 71,52 dengan keberhasilan yang

ditetapkan yaitu berkisar pada 75 nilai yang ditentukan oleh standar belum

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga penelitian

ini perluh dilanjutkan kegiatan pembelajaran siklus II

Berdasarkan penilaian kegiatan belajar siklus II sudah terdapat 18

orang peserta didik yang memperoleh hasil belajar yang baik dalam

memahami akhlak yang baik terhadap guru, oaring tua dan sesama semntara

satu orang memperoleh hasil nilai yang cukup baik peningkatan hasil

belajar peserta didik tersebut pada kegiatan siklus II ini dapat dilihat nilai

rata- rata yang dicapai peserta didik berdasarkan indicator dinilai rata – rata

yang dicapai yang berada dalam kisaran 83,84 nilainya.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, kira perlu peneliti memberikan

sumbangan pemikiran – pemikiran yang membangun semua pihak terhadap

pelaksanaan penerapan problem based lesrning dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik Dalam mata pelajaran akidah akhlak di kelas X Aliyah

Muhammadiyah Kota gorontalo senagai berikut.

Kepada Kepala sekolah MA, Aliyah Muhammadiyyah perlu pemantauan

dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan sarana dan prasarana serta bimbinga

kepada guru agara supaya guru lebih semangat untuk meningkatkan motivasi

peserta didik dalam penerapan problem based learning.pada materi Akhlak.

1. Kepada kepala sekolah MA Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo perlu

adanya pemantauan dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan apresiasi

kepada pendidik yang kreatif

2. Kepada pendidik khususnya guru mata pelajaran Akidah Akhlak terus

berusaha kreatifitas mengelola pembelajarannya.

3. Kepada peserta didik, giat belajar dan ikuti partisipasinya aktif dalam

kegiatan proses pembelajaran dengan menerapkan problem based learning

dan meningkatkan kreatifitas peserta didik.

.

DAFTAR PUSTAKA

Supriatiningrum jamil, Strategi pembelajaran teori & Aplikasi. (Jogjakarta Ar –

Ruzz, 2010.

Sagala Syaiful, Supervisi Pembelajaran ( dalam Profesi Pendidikan), Alfabeta

Bandung, 2015.

B.Uno, Nurdin Muhammad. Belajar dengan pendekatan, (pai lkem). Jakarta PT

BumiAksara,2015.

Widiasworo Erwin,Strategi &Metode Mengajar siswa diluar kelas ( autboor

learning),Jl. Anggrek 126 Sambilegi,Mguwoharjo,2017.

http:www. Kajian teoritis problem based learning. ac .id / pdf,di akses pada tanggal

28 /12/ 2017.

Uno B. Hamsah, Model Pembelajaran ( menciptakan proses belajar mengajar yang

kreatif dan efektif), Jakarta : PT Bumi Aksara,2012.

http: // aqidahakhlak4mts.wordp. Diakses pada tanggal. 29/12/2017.

Wahidah Siti, Jurnal PPS Unimed,Vol.9 No. 2, Medan:Unimed,2012.

Amir M. Taufik, Inovasi melalui problema based learning ;Bagaimana pendidikan

memberdayakan pembelajar Di Era pengetahuan, Edisi I,cet 2, Jakarta

:Kencana,2010.

Hartono Rudi ,Ragam Model mengajar yang mudah diterima murid,

Jogjakarta,2013.

Trianto,Desain pengembangan pembelajaran aktif, Jakarta 2014.

Rusman,Model – model pembelajaran (mengembangkan profesionalisme

guru),(PT RajaGrafindo persada, Jakarta,bandung 2012.

Muhibbin Syah, Telaah singkat perkembangan peserta didik, Bandung,2014.

sukmadinata Syaodih Nana, Erliana syaodih.kurikulum & pembelajaran

kompotensi, PT Rafika Aditama,bandung 2012.

Trianto, Model pembelajaran terpadu, PT Bumi Aksara,Jakarta 2010.

Kosasih,strategi belajar dan pembelajaran ( implementasi kurikulum 2013),

Margahayu permai, Bandung 2014.

Ghani A Abd.Rahman, Metodologi penelitian Tindakan kelas Jakarta: PT

Granfindo persada, 2014.

Najamuddin Petta Solong, Penelitian Tindakan Kelas, (Gorontalo: Sultan Amai

Press, 2013).

Nana Sudjana, Penelitian hasil proses belajar mengajar,(Bandung: Remaja

Rosdakarya,2010)

Erliana sukmadinata Erliana Syaodih Nana. kurikulum & pembelajaran

kompotensi, (PT Rafika Aditama,bandung 2012).

Areands, I Richard, Learning to tech. Sixth Edition (New Yorkb: Mcraw hill 2004).

Suriamharji Agus, dkk, petunjuk praktis menulis, (Jakarta : Depdikpud, 1997)

Lampiran

KISI – KISI INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Variabel Penelitian

Indikator Deskriptor Karakteristik Penilaian

Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan Problem based learning

Iaharus membagi waktu untuk setiap langkah dalam setiap penyajian dan penutup,dan mengatur jadwal dan menentukan bobot dan jangka waktu secara keseluruhan.

Kualitasnya akhlaknya bisa ditingkatkan melalui metode perumpamaan – perumpamaan ini bisa diambil dari ayat ayat Allah SWT.

Terdapat dalam kehidupan siswa bersifat positif dan negatif sebagai wujud dari materi – materi yang sedang diuraikan dalam bentuk lisan tulisan atau dalam bentuk media.

Dalam kehidupan keluarga, anak sangat membutuhkan suri taulan khususnya dari kedua orang tuanya agar sejak kecil ia dasar tabiat perilaku islam dan berpijak pada landasannya yang luhur

Untuk merancang strategi pemeblajaran pengembang harus memilki

Usaha peningkatan akhlak bisa dilakukan dengan mempelajari perumpamaan

metodepembelajaran yang dicapai

didalam al qur an selanjutnya menjadikan perumpamaan itu sebagai sarana memdidik akhlak pribadi dan masyarakat.

Bahan pembeljaran Media alat yang digunakan menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim dan dari penerima pesan

Islam telah menjadikan pribadi rasul sebagai suri tauladan bagi seluruh pendidik dari kegenerasi kegenasi yang lain dalam slalu actual dalam kehidupan masyrakat.

Keterangan :

SB : Sangat baik

B : baik

C : cukup

K : kurang

Sk : sangat kurang

Lampiran

INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN

PEMBELAJAR

NO ASPEK YANG DI AMATI Kriteria Penilaian 1. Persiapan

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Alat pendukung yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

2. Pengamatan pada saat KBM a. Motivasi dalam Apersepsi b. Interaksi dengan peserta didik c. Relevansi materi dengan tujuan

pembelajaran d. Pengunaan media pembelajaran e. Respon peserta didik terhadap - Cara mengajar - Pendekatan yang dilakukan - Pola pembimbing - Memberi penguatan - Melakukan evaluasi

Keterangan:

SB : Sangat baik

B : baik

C : cukup

K : kurang

Sk : sangat kurang

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah

Mata Pelajaran :Akidah Akhlak

Kelas / Semester : X

Materi pokok : Akhlak

Alokasi Waktu : 2 Pertemuan( 4x45 Menit)

A. Kompotensi (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

K1 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,disiplin,tanggung jawab,

peduli ( gotong royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif

dan pro- aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, tehnologi seni budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

disekolah secara mandiri, dan mampu mengunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompotensi Dasar dan Indikator

NO. Kompotensi Dasar Indikator 1. 1.3 Menyakini syariat islam

tentang Akhlak

2. 2.3 Menunjukkan sikap adil dan tanggung jawab dalam penerapan materi Akhlak

3. 3.3 Memahami hukum islam tentang akhlak yang baik dan hikmahnya.

3.3.1.Menjelaskan tentang pengertian akhlak 3.3.2. Menjelaskan tentang akhlak yang baik

4. Menunjukkan contoh akhlak yang yang baik

4.3.1 Menyebutkan contoh akhlak yang baik

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pengertian dari guru peserta didik dapat menunjukkan

pengertian akhlak

2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menunjukkan perilaku

akhlak yang baik terhadap guru dan oaring tua

3. Melalui ceramah, peserta didik dapat menjelaskan bagaimana akhlak

yang baik

D. Materi Pokok Pembelajaran

1. Pengertian akhlak secara bahasa.

2. Hikmah dari Akhlak yang baik .

3. Istilah akhlak secara istilah

E. Metode Pembelajaran

Strategi : Pendekatan saintifik

Model : Kartu ( mencocokkan antara soal dan jawaban)

Metode : Problem Based Learning (PBL).

F. Media, Alat /bahan sumber pemebalajaran

Media : Papa tulis, spidol, slide pawer point dan vidio

Alat / Bahan : LKS

Sumber belajar : Internet, buku Akidah Akhlak pengangan guru, buku

siswa dan sumber lain mendukung

G. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama : Menjadi hamba Akhlak yang baik

Kegiatan pembelajaran Metode Alokasi waktu 1. Kegiatan Awal • Guru mengucapkan salam dan

meminta salah satu peserta didik memimpin doa.

• Guru memperkenalkan diri dilanjutkan dengan mengenal peserta didik melalui mengabsensi siswa.

• Guru mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik melalui senam otak

• Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompotensi yang dicapai.

• Guru menjelaskan langkah – langkah pembelajaran yanag akan dilaksanakan.

• Guru membentuk kelompok diskusi.

Demonstrasi

10 Menit

2. Kegiatan Inti Mengamati

Orientasi Peserta didik dalam memecahkan masalah

Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang akhlak yang baik

Problem Based Learning

60 Menit

Peserta didik mengamati gambar tentang akhlak yang baik terhadap sesama

Guru meminta peserta didik mengamati dan membaca buku

teks.

Menanya

Peserta didik memberikan memberikan tanggapan hasil penjelasan guru tentang pengertian akhlak

Peserta didik bertanya jawab tentang gambar yang belum di pahami terkait dengan Akhlak

Mengeksplorasi / mendalami / menalar Mengorganisasikan peserta didik

untuk belajar Guru membagi peserta didik

menjadi 6 kelompok dan diberikan sup pokok materi pada masing – masing kelompok untuk mendiskusikan bersama tim ahli.

Pendidik membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Masing – masing tim ahli berdiskusi tentang soal dan jawaban yang telah dibagikan untuk mecocokkan jawaban dan soal yang ada tersedia dikartu tesebut.

Masing tim ahli menggali pemahaman dari mater yang di berikan pada buku paket. Mengasosiasi / Menyimpulkan

Peserta didik melalui tim ahlinya

merumuskan dan menyimpulkan hasil diskusi dalam catatan atau kartu tersebut

Peserta didik dalam tim ahlinya menulis menulis cara berperilaku akhlak yang baik. Mengkomunikasikan

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Masing – masing tim ahli ke kelompok awal untuk memaparkan hasil diskusi kepada teman kelompoknya secara bergantian.

Peserta didik mencatat point – point penting dari presentasi masing – masing perwakilan tim ahli kepada anggotan dalam kelompok masing – masing.

Peserta didik berdiskusi terkait materi yang dipresentasikan oleh masing – masing dari tim ahlinya.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3. Kegiatan penutup

Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran.

Guru mengajak peserta didik menyimpulkam bersama materi pembelajaran.

Guru mengadakan tes baik tulis maupun lisan

Guru memberikan pesan – pesan moral terkait akhlak.

Guru memberikan tugas secara individu.

Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Guru mengajak mengucapkan istigfar 3x dan doa kafaratul majlis dilanjutkan dengan salam.

2. Pertemuan Kedua: contoh akhlak yang baik

Kegiatan Pembelajaran Metode Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam

dan meminta salah satu peserta didik memimpin doa.

Guru memperkenalkan diri dilanjutkan dengan mengenal peserta didik melalui mengabsensi siswa.

Guru mempersiapkan fisik dan psikis peserta didik melalui senam otak.

Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompotensi yang akan dicapai, malanjutkan dari materi pertemuan selanjutnya dari materi pertemuan selanjutnya.

Guru menjelaskan langkah – langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membentuk kelompok diskusi.

Demonstrasi 10 Menit

2. Kegiatan Inti Mengamati

• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang contoh perbuatan akhlak yang baik

• Peserta didik mengamatI tayangan slide tentang contoh akhlak yang baik

Menanya

• Peserta didik diminta

memberi tanggapan dari yang mereka amati.

• Peserta didik bertanya jawab tentang slide yang belum difahami terkait materi yang diberikan.

• Guru memberikan jawaban stimulasi Mengeksplorasi/Mendalami/ menalar

• Masing – masing kelompok yang dibagi pada pertemuan sebelumnya, berdiskusi tentang contoh akhlak yang baik

• Masing – masing kelompok menggali contoh akhlak yang baik

Mengasosiasi / Menyimpulkan • Peserta didik melalui

kelompoknya merumuskan contoh akhlak yang baik

Mengkomunikasikan • Masing – masing perwakilan

kelompok secara bergantian memaparkan contoh akhlak yang baik didepan kelas

• Guru mengapresiasi penampilan presentasi peserta didik dari perwakilan masing – masing kelompok.

• Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik.

3. Kegiatan Penutup • Guru mengadakan refleksi

hasil pembelajaran • Guru mengajak peserta didik

menyimpulkan bersama materi pembelajaran

• Guru mengadakan tes tulis maupun lisan

Demonstrasi

10 Menit

• Guru memberikan pesan – pesan moral terkait dengan contoh akhlak yang baik

• Guru memberikan tugas individu

• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

• Guru mengajak mengucapkan istigfar 3x dan doa kafaratul majlis dilanjutkan dengan salam.

Dokumentasi