14
KATA PENGANTAR Assalamuallaikum Wr. Wb. Pertama kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat mengerjakan sekaligus menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Menciptakan Masyarakat yang Berakhlak di Era Globalisasi”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah agama yang dibimbing oleh Bp. Abdul Chalim S. Ag. M. Pd. I. dan kami berharap makalah ini akan berguna bagi pembaca serta dapat memberikan saran yang membanguna untuk mengembangkan isi makalah ini. DAFTAR ISI Kata Pengantar................................................ ......................................................... ......... i Daftar Isi...................................................... ......................................................... ............ ii BAB I : Pendahuluan Latar Belakang................................................. .................................................... 1 Tujuan................................................... ......................................................... ...... 2 Manfaat.................................................. ......................................................... ..... 2 BAB II : Pembahasan

Kata Pengantar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kata pengantar

Citation preview

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

            Assalamuallaikum Wr. Wb. Pertama kami panjatkan puja dan puji syukur

kepada Allah SWT  atas rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat

mengerjakan sekaligus menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Menciptakan

Masyarakat yang Berakhlak di Era Globalisasi”. Tujuan pembuatan makalah ini

adalah untuk  menyelesaikan tugas mata kuliah agama yang dibimbing oleh Bp.

Abdul Chalim S. Ag. M. Pd. I. dan kami berharap makalah ini akan berguna bagi

pembaca serta dapat memberikan saran yang membanguna untuk mengembangkan isi

makalah ini.  

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................  iDaftar Isi........................................................................................................................... iiBAB I : Pendahuluan

         Latar Belakang.....................................................................................................  1         Tujuan..................................................................................................................  2         Manfaat................................................................................................................  2

BAB II : PembahasanA.    Pokok Masalah         Dekadensi Moral Masyarakat.................................................................  3         Hal-Hal yang Mempengaruhi Dekadensi Moral Masyarakat.................  6B.     Analisa Masalah         Mengenal Potensi Anak.........................................................................  7         Pendidikan Agama.................................................................................  7

BAB III : Kesimpulan dan Saran         Kesimpulan.........................................................................................................  9         Saran...................................................................................................................  9

Daftar Pustaka................................................................................................................ 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

       Fenomena pokok yang menjadi perhatian kehidupan dunia modern diantaranya

adalah Globalisasi budaya menyusul berbagai kemajuan yang telah dicapai disektor

teknologi informasi. Diperkirakan, dampak globalisasi suatu negara akan menjadi

topik menarik yang terus dikaji secara mendalam di era mendatang. Pada era

Page 2: Kata Pengantar

globalisasi ini, tak satu pun negara yang terbebaskan secara mutlak dari dampak

globalisasi dalam pergolakan internasional.

       Lahirnya fasilitas dan sarana informasi, perluasan ide post-modernisme, eskalasi

bahaya lingkungan hidup, dan menipisnya batasan sebuah negara, yang terakumulasi

dalam globalisasi, kini menjadi topik yang populer untuk dibahas. Kini berbagai

budaya dan pemikiran dengan mudah dan cepat tersebar di penjuru dunia, batasan

geografis seakan tidak berfungsi lagi sebagai tameng infiltrasi budaya asing.

        Poin menarik lainnya adalah budaya mana yang akan mendominasi

peradaban budaya umat manusia. Banyak yang berpendapat bahwa budaya Barat akan

mendominasi dunia, mengingat Barat mempunyai kekuatan ekonomi dan teknologi

yang kuat. Akan tetapi sejak jaman dahulu hingga saat ini tidak ada satu kebudayaan

pun yang dapat menghapus kebudayaan masyarakat lain. Keanekaragaman akan terus

ada selagi masih ada perbedaan ideologi, sejarah, lokasi, dan pengalaman setiap

individu.

        Menghadapi fenomena globalisasi, umat Islam lebih dituntut menjaga dua poin

yaitu, pengokohan identitas dan reaksi timbal balik dengan fenomena tersebut. Selain

itu, dunia islam juga harus menjaga persatuan dan kekompakan guna menjalin kerja

sama yang erat diberbagai bidang. Tahap pengokohan identitas tersebut bukan berarti

bahwa dunia islam harus menutup semua budaya asing yang masuk, namun harus

lebih kolektif. Untuk poin kedua yaitu reaksi timbal balik dunia islam terhadap

globalisasi. Pada hakikatnya globalisasi adalah sarana yang baik dalam

memperkenalkan budaya dan ajaran islam ke penjuru dunia.

1.2      Tujuan

1.      Untuk membentuk masyarakat yang berakhlak di era globalisasi melalui makalah ini.

2.      Untuk mengetahui fungsi akhlak bagi kehidupan dalam era globalisasi.

1.3      Manfaat

                    Memberikan wawasan pada pembaca mengenai manfaat dari menciptakan

suatu masyarakat yang berakhlak di era globalisasi ,agar orang muslim tidak

terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan tercela yang melanggar norma agama

terutama agama islam

Page 3: Kata Pengantar

BAB II

PEMBAHASAN

Akhlak berasal dari kata khuluq yang berarti “perangai atau tabiat, budi

pekerti”. Perumusan akhlak muncul sebagai media yang memungkinkan adanya

hubungan antara kholiq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk

lainnya. Hal ini dimungkinkan karena ketiganya mengandung unsur dan hubungan

yang saling berkaitan. Sedang ditinjau dari segi istilah, Ahmad Amin mengemukakan

bahwa akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan

apa yang seaharusnya dilakukan manusia kepada manusia lainnya, menyatakan tujuan

yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan

untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

POKOK MASALAH

A. Dekadensi Moral Masyarakat

Dalam kehidupan yang serba modern sekarang tentu banyak kepentingan yang

ada dalam anggota masyarakat. Menghadapi tantangan kehidupan yang kian

kompleks, dibutuhkan suatu piranti atau bingkai kehidupan yang dapat menjadi

pegangan normatif. Salah satu hal yang dapat menjadi bingkai normatif kehidupan

adalah pendidikan akhlak. Dalam konteks itulah, pendidikan akhlak dipandang perlu

dan memiliki kedudukan yang strategis kini hingga masa mendatang.

Mewujudkan masyarakat yang harmonis memerlukan aturan – aturan yang

bersifat universal yang dapat dipertanggung jawabkan secara illahi dan kemanusiaan.

Dengan kata lain, aturan tersebut haruslah sesuai dengan tuntutan zaman yang ada dan

sesuai kaidah agama islam. Disinilah letak urgensi pendidikan akhlak yaitu dalam

merumusakan pendidikan agar selalu pada jalur yang benar dan pada orientasi yang

baik, dan yang paling penting bagaimana mewujudkan masyarakat madani.

1.      Perkembangan Teknologi

Perkembangan tekhnologi dan ilmu pengetahuan adalah salah satu penyebab yang

membuat manusia menjadi semakin jauh dari nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang

berlaku di masyarakat. Fenomena ini dirasakan semakin nyata, mengingat sumber

teknologi dan iptek pada dasarnya berasal dari pola akal manusia dengan tidak

didasarkan pada normalitas. Di sini produk teknologi dipandang sebagai sebuah hal

Page 4: Kata Pengantar

yang diagungkan. Secara praksis produk-produk teknologi tadi telah dengan

sendirinya menjadi subyek dalam pola pembentukan kepribadian manusia.

2.      Perilaku Menyimpang

Menurut Bruce J. Cohen, perilaku menyimpang sebagai perilaku yang tidak

berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu

dalam masyarakat. Ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan baik atau

buruk, benar atau salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran

norma dan nilai sosial suatu masyarakat.

Sementara ada beberapa factor yang mendasari munculnya perilaku menyimpang

pada masyarakat, antara lain:

a. Sikap Mental yang tidak sehat

b. Dorongan kebutuhan ekonomi

c. Pelampiasan rasa kecewa

d. Pengaruh Lingkungan dan media massa

e. Keinginan dipuji atau gaya hidup tinggi

Dalam pembahasan mengenai teori perilaku menyimpang, maka yang perlu dicari

tahu adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan? Berikut beberapa teori

yang berkaitan dengan penyimpangan sosial:

a.      Teori Differential Association

Menurut pandangan teori ini penyimpangan sosial bersumber panda pergaulan

yang berbeda. Penyimpangan terjadi melaului proses alih budaya. Melalui proses ini

seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang seperti, perilaku homoseksual,

hubungan seks pra nikah dan penyalahgunaan narkoba.

b.      Teori Labeling :

Menurut Teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena prose labeling,

pemberian julukan, cap, etiket, dan merk yang diberikan oleh masyarakat kepada

seseorang. Awalnya seseorang melakukan penyimpangan primer, misalnya, mencuri,

menipu, dan melanggar susila. Si peyimpang tersebut oleh masyarakat dijuluki

pencuri, penipu dan pemerkosa. Akibat julukan tersebut, maka si penyimpang akan

terdorong melakukan peyimpangan skunder (tahap lanjut), sehingga mulai menganut

gaya hidup menyimpang.

Page 5: Kata Pengantar

c.        Teori Merton

Teori ini mendasarkan sumber penyimpangan dari struktur sosial. Menurut

Merton, struktur sosial tidak hanya menghasilkan perilaku konformis, tetapi

menghasilkan perilaku menyimpang, pelanggaran terhadap aturan sosial dan menekan

orang tertentu kearah perilaku konformis. Artinya, terjadi perilaku menyimpang itu

sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu.

d.      Teori Fungsi Durkheim

Dalam pandangan teori ini bahwa keseragaman dalam kesadaran moral semua

anggota masyarakat tidak mungkin terjadi. Itu disebabkan setiap individu berbeda

satu sama lainnya tergantung factor yang mempengaruhi, seperti factor keturunan,

lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dengan demikian kejahatan itu akan selalu

ada, karena orang yang berwatak itu selalu ada. Bahkan menhurut Durkheim kejahatn

itu perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang secara formal.

e.      Teori Konflik

Penganjur teori ini adalah Karl Mark, ia mengemukakan bahwa kejahatan erat

terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurut teori ini, apa yang meruapakan

perilaku meyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi

kepentingan mereka. Dengan demikian, peradilan pidanapun lebih memihak panda

kepentingan mereka. Oleh sebab itu, orang yang dianggap melakukan kejahatan dan

terkena hukuman pidana umumnya berada dari kalangan rakyat miskin.

B. Hal-hal yang Mempengaruhi Dekadensi Moral Masyarakat

Salah satu hal yang paling dijunjung dalam masyarakt adalah akhlak. Secara

kompleks akhlak senantiasa mengiringi setiap kepribadian manusia. Di mana lewat

akal budinya manusia dituntut untuk bertanggung jawab terhadap perilaku akhlak itu

sendiri. Namun dalam kenyatannya akhlak atau moral akhir-akhir ini cenderung lebih

mengalami dekadensi.

Akan tetapi ada beberapa hal yang menjadi sebab munculnya dekadensi moral

tersebut, di antaranya:

1. Rendahnya rasa ke-Imanan Seseorang.

Page 6: Kata Pengantar

Lemahnya iman merupakan pertanda dari kerendahan dan rusaknya moral, ini

disebabkan karena iman merupakan kekuatan (untuk membina akhlak) dalam

kehidupan seseorang.

2. Lingkungan

Lingkungan memberikan dampak yang sangat kuat selain orang tua dan

keluarga bagi perilaku seseorang,

3. Kondisi tak Terduga

Terkadang seseorang secara tak terduga mendapati kondisi yang menjadi

sebab bagi berubahnya perilaku dan kehidupannya. Yang tadinya baik tiba-tiba

berubah menjadi buruk, jahat, tak bermoral dan sebagainya. Di antara kondisi tak

terduga tesebut adalah: Terisolasi dari lingkungan, Kekayaan, dan lain-lain.

4. Tabi’at (Watak Asli)

Ada sebagian orang yang memang memiliki tabi’at/watak asli yang buruk,

rendah, suka iri dan dengki terhadap orang lain.

5. Rumah Tangga

Jika sebuah rumah tangga penghuninya membiasakan akhlak yang baik, maka

seorang anak akan ikut terbiasa juga dengan akhlak tersebut, begitu juga sebaliknya.

6. Kekerdilan Jiwa (Rendah Diri)

Ketika jiwa seseorang kerdil maka dia tidak mampu untuk memenuhi berbagai

macam hak dan kewajiban yang dibebankan kepadanya karena merasa berat dengan

itu semua

ANALISA MASALAH

A.    Mengenal Potensi Anak

Setiap anak yang lahir dapat dipastikan membawa potensi yang berbeda-beda.

Keberagaman potensi ini datang dan berkembang seiring dengan proses

perkembangan psykologi anak. Ia adalah konsep pasif dengan ruang yang siap untuk

diisi oleh berbagai system pembentukan kepribadian. Karena itu konsep pembentukan

kepribadian anak untuk senantiasa berakhlak dan berbudi pekerti mulia, adalah

tanggung jawab orang tua, masyarakat dan lingkungannya.

Pengenalan mengenai potensi anak sangatlah penting. Bakat yang terpendam

seringkali memberikan efek motorik pada anak. Dengan demikian anak akan

senantiasa fokus dalam proses pengembangan bakat dan potensi mereka. Guna

Page 7: Kata Pengantar

mendukung hal tersebut, maka faktor orang tua, keluarga dan lingkungan sangat

diperlukan.

Di sini sosialisasi dalam keluarga dapat berlangsung terus sampai anak

dewasa. Sosialialisasi orang tua terhadap anak tidak hanya terbatas pada pemenuhan

kebutuhan fisik semata, akan tetapi esensinya lebih dicenderungkan kepada kebutuhan

mentalnya, seperti kebutuhan kasih sayang, budi pekerti, sampai kepada kebutuhan

pengenalan potensi mereka.

B.    Pendidikan Agama

Salah satu media pembentuk karakter anak selain orang tua dan keluarga

adalah pendidikan formal, di mana lembaga ini mempunyai andil yang sangat besar

terhadap proses pembentukan karakter nilai. Namun dalam perkembangannya, konsep

ini cenderung mengeliminasi pertumbuhan budi pekerti dan akhlak anak. Kepribadian

seputar tata nilai justru bukanlah menjadi suatu hal yang diprioritaskan. Jika hal ini

dibiarkan berlarut, maka dalam proses perkembangannya anak akan menjadi pribadi

yang pintar secara akal dan cerdas secara logika tetapi tidak berbasic pada tata nilai

dan budi pekerti. Hal ini jelas tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

 Untuk itu, guna memberikan arah kepada rasionalitasnya, di sini pendidikan

agama sangat diperlukan. Dengan pendidikan agama, anak diharapkan mampu

mengembangkan

pola pikir dan kecerdasannya dengan tetap berpegang teguh pada sendi-sendi

normalitas serta budi pekerti yang luhur.

Sebetulnya negara akan kuat berdiri bukan karena teknologinya yang tinggi

atau pembangunan ekonominya yang kuat. Namun, sebuah negara akan berdiri jika

akhlak manusia – manusia di dalamnya mulia seperti akhlak islami.

Nabi Muahammad SAW, memperoleh pujian dari Allah karena ketinggian

akhlak islami yang dimilikinya. Beliau diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak

manusia. “Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak”

(H.R.Ahmad)

Seorang sahabat yang mulia, Anas bin Malik ra, mengatakan :

“Rasulullah shallahu ‘allaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi

pekertinya”  Hadis berikut juga menyatakan tentang akhlak islami Raslullah.

Page 8: Kata Pengantar

“Belum pernah saya menyentuh sutra yang tebal atau tipis lebih halus dari tangan

rasulullahu shalallahu ‘alaihi wasallam. Saya juga belum pernah mencium bau yang

lebih wangi dari bau rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam. Selama sepuluh tahun

saya melayani rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, belum pernah saya dibentak

atau ditegur perbuatan saya: mengapa engkau berbuat begini? Atau mengapa engkau

tidak mengerjakan itu?” (HR. Bukhari dan Muslim)

BAB III

A.  Kesimpulan

1.    Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa

yang harusnya dilakukan manusia kepada manusia lainnya, menyatakan tujuan yang

harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan meraka, dan menunjukan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat.

2.    Macam-macam akhlak ada 2 yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela

3.    Faktor-fator yang menyebabkan terjadinya dekadensi moral adalah : perkembangan

teknologi, pengaruh lingkungan, rendahnya keimanan, kejadian tak terduga, rumah

tangga, tabiat dll.

4.    Upaya meningkatkan akhlak remaja di era globalisasi dengan adanya sosialisasi dan

pendidikan agama sejak usia dini.

B.  Saran

Pihak-pihak terkait seperti Keluarga, Lingkungan, Guru Agama harus

memberikan pendidikan agama dan moral pada anak usia dini agar mereka dapat

terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti melakukan perbuatan tidak terpuji

dan melakukan hal-hal negative yang banyak berkembangan di masyarakat terutama

dalam era globalisasi ini yang tidak sesuai dengan norma-norma agama maupun

norma-norma sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Heschel, Abraham, God in Search of Man, New York, Harper Torchbooks, 1955.

http://www.rezaantonius.multiply.com/journal/item/76http://rezaantonius.multiply.com/journal/item/76

Page 9: Kata Pengantar

http://bataviase.co.id/node/23303Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Untuk SMP/MTs”, Swadaya Murni, Jakarta.