58
|Triwulan II 2008 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan II 2008 dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan baik intern Bank Indonesia maupun pihak ekstern (external stakeholders) akan informasi perkembangan ekonomi regional, maupun perkembangan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran serta isu-isu seputar pembangunan ekonomi regional. Bank Indonesia menilai bahwa perekonomian regional mempunyai posisi dan peran yang strategis dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya menstabilkan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta semakin meningkatnya proporsi inflasi regional dalam menyumbang inflasi nasional. Selain itu, dinamika ekonomi regional semakin meningkat sejak diterapkannya otonomi daerah pada tahun 2001. Oleh sebab itu, Bank Indonesia memiliki perhatian yang besar dalam rangka ikut mendorong pertumbuhan ekonomi regional karena berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi Regional masih jauh dari sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas analisis kajian. Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi Regional ini bermanfaat bagi para pembaca. Denpasar, Agustus 2008 BANK INDONESIA DENPASAR Viraguna Bagoes Oka Pemimpin 2

Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

  • Upload
    dangdan

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

■ Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan

karunia-Nya, maka Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan II 2008 dapat

diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan baik intern Bank

Indonesia maupun pihak ekstern (external stakeholders) akan informasi perkembangan

ekonomi regional, maupun perkembangan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran

serta isu-isu seputar pembangunan ekonomi regional.

Bank Indonesia menilai bahwa perekonomian regional mempunyai posisi dan peran

yang strategis dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya menstabilkan nilai

rupiah. Hal ini didasari oleh fakta semakin meningkatnya proporsi inflasi regional dalam

menyumbang inflasi nasional. Selain itu, dinamika ekonomi regional semakin meningkat sejak

diterapkannya otonomi daerah pada tahun 2001. Oleh sebab itu, Bank Indonesia memiliki

perhatian yang besar dalam rangka ikut mendorong pertumbuhan ekonomi regional karena

berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak

yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya

Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan

instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian

Ekonomi Regional masih jauh dari sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan

informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas analisis

kajian.

Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi Regional ini bermanfaat bagi para

pembaca. Denpasar, Agustus 2008

BANK INDONESIA DENPASAR

Viraguna Bagoes Oka Pemimpin

2

Page 2: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

■ Daftar Isi

RINGKASAN EKSEKUTIF ----- halaman 5

MAKRO EKONOMI REGIONAL ----- halaman 7

SISI PENAWARAN ----- halaman 7

SISI PERMINTAAN ----- halaman 16

BOKS A: ALIH FUNGSI LAHAN DI BALI YANG MENGANCAM SEKTOR

PERTANIAN ----- halaman 23

INFLASI REGIONAL ----- halaman 24

KONDISI UMUM ----- halaman 22

INFLASI BULANAN M-T-M ----- halaman 23

INFLASI TAHUNAN Y-O-Y ----- halaman 24

BOKS B: PERAN TIM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (TFPPED)

DALAM MENGGERAKKAN SEKTOR RIIL----- halaman 26

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ----- halaman 28

PERKEMBANGAN ASET BANK UMUM ----- halaman 28

PELAKSANAAN FUNGSI INTERMEDIASI ----- halaman 30

PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT----- halaman 35

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN----- halaman 36

BOKS C: PERKEMBANGAN KREDIT USAHA RAKYAT DI BALI----- halaman 39

KETENAGAKERJAAN ----- halaman 43

ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA, DAN ANGKA

PENGANGGURAN ----- halaman 43

LAPANGAN PEKERJAAN UATAMA ----- halaman 45

PENDUDUK YANG BEKERJA DAN PENGANGGURAN MENURUT WILAYAH

KOTA/DESA ----- halaman 47

KEUANGAN DAERAH ----- halaman 48

REALISASI PENDAPATAN----- halaman 48

REALISASI BELANJA ----- halaman 49

3

Page 3: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

REALISASI PEMBIAYAAN ----- halaman 49

OUTLOOK ----- halaman 56

PERTUMBUHAN EKONOMI ----- halaman 56

INFLASI REGIONAL ----- halaman 56

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ----- halaman 57

REKOMENDASI ----- halaman 58

4

Page 4: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar

Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar – Bali, 80234 Tel. (0361) 248982 – 88

Fax. (0361) 222988

5

Page 5: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

■ Ringkasan Eksekutif

MAKRO EKONOMI REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2008 menunjukkan trend pertumbuhan

positif, meskipun relatif cukup rendah, yaitu sebesar 2,5% (y-o-y). Namun demikian,

pertumbuhan tersebut lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,3%.

Dari sisi permintaan, faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan

investasi. Sementara itu, dari sisi penawaran, respon sektoral tercermin pada pertumbuhan di

beberapa sektor ekonomi Utama, yaitu sektor listrik, gas dan air, sektor perdagangan,

bangunan, dan sektor keuangan.

INFLASI REGIONAL Tingkat harga-harga di Kota Denpasar pada triwulan II-2008 berdasarkan Indeks Harga

Konsumen (IHK) menunjukkan kecenderungan peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Pada akhir triwulan II-2008 inflasi tahunan (y-o-y) kota Denpasar tercatat

sebesar 7,71% atau meningkat diatas inflasi pada triwulan I-2008 yang sebesar 7,12%. Laju

inflasi yang meningkat terutama terjadi pada kelompok bahan makanan karena adanya

peningkatan harga atau inflasi dari kelompok bahan makanan karena pengaruh cuaca dan

peningkatan harga pangan dunia. Selain itu kelompok transportasi juga mengalami inflasi

yang cukup besar akibat kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008.

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan di Bali sampai dengan paruh pertama tahun 2008, menununjukkan

adanya peningkatan baik dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya maupun

dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2007. Peningkatan kinerja tersebut tercermin dari

peningkatan beberapa indikator perbankan antara lain, pertumbuhan asset, DPK, dan

pertumbuhan kredit. Ekspansi kredit pada triwulan laporan juga diikuti dengan peningkatan

kualitas kredit sehingga rasio NPL dapat ditekan. Peningkatan kredit selama tahun 2008 juga

meningkatkan fungsi intermediasi perbankan, walaupun relatif kecil namun rasio penyaluran

kredit terhadap dana yang dihimpun (LDR) dapat meningkat pada kisaran angka 56,6%.

6

Page 6: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

OUTLOOK

Prospek pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2008 diperkirakan lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan II 2008. Pertumbuhan pada triwulan mendatang diperkirakan

berkisar antara 2,05% – 3,9% (y-o-y). Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi

diperkirakan akan didorong oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor

industri dan sektor jasa-jasa. Sementara itu, dari sisi permintaan konsumsi masih akan

menjadi faktor dominan pendorong pertumbuhan ekonomi. Penyelenggaraan PILKADA yang

persiapannya akan dimulai pada triwulan mendatang akan mendorong peningkatan pada

konsumsi terutama konsumsi non makanan

Prospek inflasi Denpasar pada triwulan III 2008 bergerak pada kisaran 9,2% (y-o-y),

karena adanya tekanan harga dari kebijakan pemerintah (administered price) dan volatile

food. Tekanan administered price khususnya datang dari kebijakan pemerintah yang akan

membatasi distribusi BBM jenis premium dan akan menggantinya dengan jenis pertamax.

Kebijakan ini dikhawatirkan akan membuat kelangkaan BBM jenis premium dan akan

meningkatkan harga khususnya pada pengecer non SPBU.

Perkembangan perbankan pada triwulan III 2008 diperkirakan masih cukup baik.

Fungsi intermediasi cukup terkendali yang ditandai dengan peningkatan kredit dan

peningkatan DPK yang berhasil dihimpun. Kualitas kredit yang ditunjukkan dengan rasio NPL

yang rendah masih akan terjadi. Namun demikian, rasio LDR diperkirakan tidak akan jauh

berbeda dan masih tetap akan berada di kisaran 50%-55%. Hal ini antara lain disebabkan

perbankan menghadapi persaingan yang ketat dari lembaga non bank seperti LPD (Lembaga

Perkreditan Desa), pegadaian, maupun koperasi.

7

Page 7: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Makro Ekonomi Regional Bab 1

Perekonomian Bali pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 2,5% (y-o-y),

lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,3%, namun melambat

jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh

tekanan cukup berat yang berasal dari faktor eksternal maupun internal.

Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh sektor perdagangan,

hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, dan sektor industri. Sementara itu, di sisi permintaan,

peran konsumsi dan investasi (penanaman modal tetap bruto/PMTB) menjadi penggerak

Utama. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada triwulan laporan masih

menunjukkan trend peningkatan yang diikuti dengan peningkatan pada tingkat penghunian

kamar atau occupancy rate.

A. SISI PENAWARAN

Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2008 diperkirakan sebesar 2,5%,

meningkat dibandingkan triwulan I-2008 yang tumbuh sebesar 0,3%. Namun angka

pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding triwulan yang sama pada tahun sebelumnya

yang mencapai 6,2%.

Tabel 1. Pertumbuhan PDRB dari sisi Penawaran, 2007-2008 (% y-o-y)

Sektor Q2-2007 Q3-2007** Q4-2007** Q1-2008** Q2-2008p

Pertanian 5,9 3,7 -5,2 -0,7 -2,8Pertambangan -2,1 -1,96 -16,8 -0,1 3,1Industri 5,7 -2,9 -3,2 -0,3 2,5Listrik, Gas & Air 4,5 5,4 15,9 0,2 6,6Bangunan 2,2 2,6 5,8 0,3 5,3Perdg, Hotel & Rest. 6,9 0,05 -0,01 0,4 5,1Pengangkutan & Kom. 12,1 0,3 2,9 0,1 1,5Keuangan & Persewaan 3,1 -7,7 -1,6 -0,2 5,0Jasa-Jasa 4,4 -1,1 -1,9 0,8 3,3PDRB 6,2 -0,1 -1,2 0,3 2,5

Sumber: BPS, diolah Keterangan: ** angka sangat sementara p proyeksi BI

8

Page 8: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Di sisi penawaran, pertumbuhan didorong oleh sektor-sektor utama seperti sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor pengangkutan dan sektor jasa-jasa. Sementara

itu, sektor pertanian yang mempunyai kontribusi dominan setelah sektor PHR pada triwulan

laporan mengalami kontraksi.

1. Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan II-2008 diperkirakan mengalami kontraksi

sebesar 2,8%, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Kontraksi tersebut

utamanya disebabkan karena rendahnya produksi sektor pertanian khususnya padi.

Grafik 1. Produksi Padi dan Kedelai

100000

200000

300000

400000

Jan-AprMei-AgtSep-DesJan-AprMei-AgtSep-Des

2007* 2008**

ton

0

2000

4000

6000

PadiKedelai - axis kanan

Grafik 2. Luas Panen Padi dan Kedelai

40000

45000

50000

Jan-Apr Mei-AgtSep-Des Jan-Apr Mei-AgtSep-Des

2007* 2008**

ha

0

2000

4000

PadiKedelai - axis kanan

Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

Produksi padi pada subround II tahun 2008 (Mei-Agustus) diperkirakan mencapai

266.858 ton, turun 3,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu,

luas panen tanaman padi pada subround II tahun 2008 diperkirakan hanya mencapai 45.687

hektar atau turun 7,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai luas

panen 49.161 hektar.

Berkurangnya luas panen padi antara lain disebabkan karena masih tingginya

alih fungsi lahan sawah untuk kepeluan lain di luar sektor pertanian seperti

permukiman, usaha jasa perdagangan dan pariwisata. Penyusutan luas sawah ini

membuat sistem irigasi subak, yang sudah berlangsung sejak abad ke-8, terancam

kelestariannya. Alih fungsi lahan ini terjadi sejak pertengahan tahun 1990-an. Di wilayah

Kuta, konversi lahan terbesar terjadi tahun 1999, yaitu pada saat dimulainya ekspansi industri

9

Page 9: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

jasa dan pariwisata. Saat itu, tercatat sebanyak 487 hektar sawah yang beralih fungsi menjadi

hotel, permukiman, usah pariwisata dan jalan raya. Menurunnya produksi pertanian tersebut

antara lain disebabkan oleh adanya serangan hama tikus di beberapa sentra tanaman padi

seperti yang terjadi di daerah Dukuh, Buahan, Kebontingguh Denbantas, Tabanan dan di

Kecamatan Marga.

2. Industri

Pada triwulan II-2008, sektor industri diperkirakan tumbuh sebesar 2,5%, lebih

tinggi dibanding triwulan I-2008 yang mengalami kontraksi 0,3%. Meskipun sektor

industri berada di bawah tekanan kenaikan harga BBM, namun pertumbuhannya pada

triwulan laporan masih positif. Pertumbuhan pada sektor industri dipengaruhi oleh kenaikan

permintaan luar negeri yang ditandai dengan kenaikan ekspor.

Pertumbuhan sektor industri tersebut dikonfirmasi dengan kecenderungan

meningkatnya pertumbuhan ekspor barang-barang manufaktur (seperti produk dari kayu,

tekstil dan produk tekstil, perabot rumah,benda-benda dari batu, dan produk keramik) pada

triwulan laporan. Selain itu, indikator lain yang menunjukkan perkembangan positif sektor

industri pada triwulan II-2008 adalah meningkatnya konsumsi listrik dan jumlah pelanggan

listrik untuk sektor industri.

Grafik 3. Konsumsi Listrik Industri dan Jumlah Pelanggan Industri

0

2000

4000

6000

8000

10000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

ribu KWH

604

608

612

616

620

624

628unit

Konsumsi Listrik Industri KWHJumlah Pelanggan Industri - axis kanan

Grafik 4. Perkembangan Volume Ekspor Manufaktur

-50

0

50

100

150

200

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agt

Sep

Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar

Apr

2008

% y-o-y

g Manufaktur

Sumber: PLN Distribusi Bali Sumber: Bank Indonesia

10

Page 10: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

3. Listrik, Gas, dan Air

Sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh

sebesar 6,6%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh

0,2%. Pertumbuhan sektor listrik ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah konsumsi listrik

di masyarakat dan meningkatnya jumlah pelanggan. Selain itu, peningkatan tersebut juga

disebabkan oleh selesainya pengerjaan pemeliharaan di sejumlah pembangkit listrik di Bali. Di

sisi pembiayaan, kredit sektor listrik mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya

maupun periode yang sama pada tahun sebelumnya, dimana pada triwulan ini

outstanding kreditnya mencapai sebesar Rp 16 miliar.

Sumber: PLN Distribusi Bali Sumber: PLN Distribusi Bali

Grafik 5. Konsumsi Listrik di Bali

0

50

100

150

200

250

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

juta KWH

-20

24

68

1012

14% y-o-y

Konsumsi Listrikg Konsumsi Listrik

Grafik 6. Jumlah Pelanggan Listrik

670

680

690

700

710

720

730

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

000 Unit

011

2233

44% y-o-y

Jumlah Pelanggan g Jumlah Pelanggan

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 7. Kredit Sektor Listrik, Gas, dan Air

0

4

8

12

16

20

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

miliar Rp

-100

0

100

200

300

400% y-o-y

Kredit Sektor Listrikg Kredit Sektor Listrik, Gas & Air

11

Page 11: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

4. Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 5,3%,

lebih tinggi dibanding triwulan I-2008 yang tumbuh 0,3%. Faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan di sektor bangunan antara lain adalah masih tingginya permintaan properti

residensial maupun komersial. Meskipun dibayangi oleh kenaikan harga material yang

merupakan dampak lanjutan (second round effect) dari kenaikan BBM, namun pembangunan

properti tampaknya masih tetap jalan seiring dengan dengan belum naiknya suku bunga

kredit perumahan di beberapa bank. Pertumbuhan sektor bangunan tersebut dikonfirmasi

dengan prompt indicators berupa pertumbuhan konsumsi semen di Bali dan peningkatan

pada kredit sektor bangunan. Kredit sektor bangunan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar

Rp 432 miliar, naik 57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Grafik 9. Kredit Sektor Bangunan

0

100

200

300

400

500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

miliar Rp

0

20

40

60

80

100% y-o-y

Kredit Sektor Bangunang Kredit Sektor Bangunan

Grafik 8. Konsumsi Semen

0

100000

200000

300000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

Ton

-20

-10

0

10

20

30

40%

Konsumsi Semeng (y-o-y) - axis kanan

5. Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan II-2008 diperkirakan

tumbuh sebesar 5,1%, lebih tinggi dibanding triwulan I-2008 yang tumbuh sebesar

1,2%. Pertumbuhan di sektor ini dipengaruhi oleh kinerja yang cukup baik di industri

pariwisata. Data prompt indicators yang mengindikasikan pertumbuhan tersebut adalah

peningkatan pada arus kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali. Peningkatan

arus kunjungan tersebut diikuti dengan peningkatan tingkat penghunian kamar/TPK

(occupancy rate) maupun perolehan Visa on Arrival (VoA). Data prompt indicators lain yang

mengindikasikan pertumbuhan di sektor ini adalah meningkatnya konsumsi listrik di sektor

bisnis seperti mal, pasar, took, dan pusat bisnis lainnya,

12

Page 12: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Jumlah wisman yang berkunjung ke Bali pada triwulan II-2008 diperkirakan

mencapai 465.641 orang, naik 16,7% dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya sebanyak 399.007 orang. Peningkatan kunjungan tersebut diikuti dengan

peningkatan TPK menjadi rata-rata 58,9% dari sebelumnya 43,5%. Sementara itu,

penerimaan VoA pada triwulan II-2008 diperkirakan mencapai 6,3 juta dolar AS, naik 16%

dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,4 juta dolar AS.

Pertumbuhan sektor perdagangan,hotel dan restoran pada triwulan II-2008 juga

dikonfirmasi dengan peningkatan kredit perbankan ke sektor tersebut. Outstanding kredit

sektor perdagangan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar Rp 5,7 triliun, naik 18,4%

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sumber: Dinas Pariwisata Daerah Bali Sumber: Dinas Pariwisata Daerah Bali

Grafik 11. Tingkat Penghunian Kamar

0

40

80

120

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

%

TPK

Grafik 10. Kunjungan Wisman

0

200000

400000

600000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

orang

-40

-20

0

20

40

60

80% y-o-y

Jumlah Wismang Jumlah Wisman

Sumber: PT Bank Negara Indonesia Kanwil 08 Sumber: PT PLN Distribusi Bali

Grafik 12. Penerimaan VoA

0

2000

4000

6000

8000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

ribu USD

0

20

40

60

80% y-o-y

Penerimaan VoAg Penerimaan Voa

Grafik 13. Konsumsi Listrik Bisnis dan Jumlah Pelanggan Bisnis

0

25000

50000

75000

100000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1Q2*

2005 2006 2007 2008

000 KWH

40000

47000

54000

61000

68000unit

Konsumsi Listrik Bisnis KWHJumlah Pelanggan Bisnis

13

Page 13: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Grafik 14. Kredit Sektor Perdagangan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

miliar Rp

0

5

10

15

20

25% y-o-y

Kredit Sektor Perdagangan

g Kredit Sektor Perdagangan

Sumber: Bank Indonesia

6. Pengangkutan dan Komunikasi

Pada triwulan II-2008 sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan

tumbuh sebesar 1,5%, lebih tinggi dibanding triwulan I-2008 yang tumbuh 0,1%.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor ini adalah adanya peningkatan aktivitas di

bandara Ngurah Rai berkaitan dengan jumlah penumpang pesawat, peningkatan jumlah

kargo, dan peningkatan pada jumlah pos melalui udara. Ketiga hal tersebut merupakan data

prompt indicators yang mengindikasikan pertumbuhan sektor pengangkutan pada triwulan

laporan.

Grafik 15. Jumlah Penumpang Pesawat

0

400

800

1200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

000 Orang

-40

-20

0

20

40

60% y-o-y

KedatanganKeberangkatang Kedatangang Keberangkatan

Grafik 16. Jumlah Kargo

0

2000

4000

6000

8000

10000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

000 Unit

-60

-40

-20

0

20

40

60

80% y-o-y

Masuk Keluarg Masukg Keluar

Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

14

Page 14: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Grafik 17. Jumlah Pos Melalui Udara

0

40000

80000

120000

160000

200000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

Unit

-100

0

100

200

300

400% y-o-y

MasukKeluarg Masukg Keluar

2006 2007 2008

Sumber: BPS, diolah

7. Keuangan dan Persewaan

Pada triwulan II-2008, sektor keuangan dan persewaan diperkirakan

mengalami pertumbuhan sebesar 5%, lebih tinggi dibanding triwulan I-2008 yang

mengalami kontraksi sebesar 0,2%. Pertumbuhan sektor keuangan dipengaruhi oleh

pertumbuhan di sub sektor lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank

(seperti Lembaga Perkreditan Rakyat/LPD dan pegadaian).

Grafik 18. Pembiayaan LPD

0

500

1000

1500

2000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

miliar Rp

0

5

10

15

20

25

30

35% y-o-y

Kredit g Kredit

Grafik 19. Omset dan Pelunasan Pegadaian

0

100000

200000

300000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

Rp Juta

0

10

20

30

40

50

60

70% y-o-yOmsetPelunasanPertumbuhan Omset (y-o-y) - axis kananPertumbuhan Pelunasan (y-o-y) - axis kanan

Sumber: PT BPD Bali Sumber: Perum Pegadaian Cab. Utama Denpasar

15

Page 15: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Grafik 20. Kredit Perbankan

0

5

10

15

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

triliun Rp

0

10

20

30% y-o-y

Kredit g Kredit

Sumber: Bank Indonesia 8. Jasa – Jasa

Pada triwulan II-2008, sektor jasa-jasa diperkirakan tumbuh sebesar 3,3%,

lebih tinggi dibanding triwulan I-2008 yang tumbuh sebesar 0,8%. Faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan di sektor ini diperkirakan adalah karena pertumbuhan sub

sektor jasa pemerintah dan sub sektor jasa swasta. Pertumbuhan sub sektor jasa swasta

disebabkan karena swasta sudah mulai melakukan optimalisasi terhadap kapasitas produksi yang

dimilikinya. Sementara itu, pertumbuhan sub sektor jasa pemerintah disebabkan karena

realisasi APBD.

Pertumbuhan di ini dikonfirmasi dengan pertumbuhan pada kredit perbankan untuk

sektor jasa-jasa. Outstanding kredit perbankan untuk sektor jasa pada triwulan II-2008

tercatat mencapai sebesar Rp 1,3 triliun, atau meningkat 23,5% dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 21. Kredit Sektor Jasa

0

500

1000

1500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

miliar Rp

-20

0

20

40

60

80

100% y-o-y

Kredit Sektor Jasag Kredit Jasa

16

Page 16: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

B. SISI PERMINTAAN

Di sisi permintaan, pertumbuhan Bali pada triwulan II-2008 yang diperkirakan

tumbuh sebesar 2,5% utamanya didorong oleh investasi, yang dalam konteks ini

adalah penanaman modal tetap bruto (PMTB). Sementara itu, konsumsi (baik rumah

tangga maupun pemerintah) pada triwulan II-2008 masih tumbuh meski relatif lebih rendah

dibanding investasi. Begitu pula dengan ekspor dan impor yang pertumbuhannya cukup

rendah.

Tabel 1. Pertumbuhan PDRB dari sisi Permintaan, 2007-2008 (% y-o-y) Komponen Q2-2007 Q3-2007** Q4-2007** Q1-2008** Q2-2008p

Konsumsi Rumah Tangga 19,3 5,9 -2,3 -3,6 1,7Konsumsi Pemerintah 3,9 3,1 7,2 20,9 3,5Investasi/PMTB 61,4 49,3 37,1 -8,5 5,5Ekspor 63,7 -21,9 -54,3 -29,6 1,5Impor 75,8 38,4 31,2 -32,8 0,6PDRB 6,2 -0,1 -1,2 0,3 2,5

Sumber: BPS, diolah Keterangan: **angka sangat sementara p proyeksi BI

1. Konsumsi

Konsumsi pada triwulan II-2008 masih menunjukkan pertumbuhan, meskipun

terjadi perlambatan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Konsumsi rumah

tangga tumbuh diperkirakan tumbuh 1,7%, lebih rendah dari triwulan II-2007, namun masih

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2008. Sementara itu, konsumsi pemerintah

diperkirakan tumbuh sebesar 3,5%. Rendahnya pertumbuhan konsumsi tersebut, khususnya

konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh faktor daya beli masyarakat yang rendah akibat

inflasi yang cenderung meningkat sejak awal tahun hingga memasuki triwulan II-2008. Faktor

penggerak konsumsi diperkirakan adalah konsumsi non makanan. Hal itu dikonfirmasi

dengan sejumah data prompt indicators yaitu penjualan mobil, konsumsi listrik dan jumlah

pelanggan listrik rumah tangga, penjualan motor, nilai tukar petani, serta konsumsi semen.

Penjualan mobil di Bali pada triwulan ini diperkirakan tumbuh 40% dibanding periode

yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa untuk kalangan masyarakat tertentu

masih memiliki daya beli yang kuat Namun demikian, untuk penjualan sepeda motor baru,

17

Page 17: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

diperkirakan mengalami penurunan dan kemungkinan masyarakat lebih memilih untuk

membeli sepeda motor bekas untuk memenuhi kebutuhan transportasinya.

Grafik 23. Konsumsi Listrik dan Jumlah Pelanggan Rumah Tangga

0

25000

50000

75000

100000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2005 2006 2007 2008

ribu KWH

550

600

650000 unit

Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Jumlah Pelanggan Rumah Tangga - axis kanan

Grafik 22. Penjualan Mobil

0

1000

2000

3000

4000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

Unit

-80

-40

0

40

80

120

160%

Unit

g (y-o-y) - axis kanan

Sumber: PT Toyota Astra Motor Sumber: PT PLN Distribusi Bali Sementara itu, konsumsi listrik dan jumlah pelanggan listrik golongan rumah

tangga menunjukkan trend meningkat. Begitu pula halnya dengan konsumsi semen

yang masih menunjukkan peningkatan. Namun demikian, walaupun masih terjadi

pertumbuhan positif, namun masyarakat masih menilai bahwa kondisi ekonomi saat ini relatif

sulit karena faktor eksternal berupa kenaikan harga BBM di pasar dunia, yang ditunjukkan

dengan angka Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berada di level 69,3 dan indeks beberapa

komponen IEK yang masih berada di bawah level 100.

Grafik 25. Komponen Indeks Kondisi

Ekonomi Saat Ini

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5

2006 2007 2008

Penghsln. Saat iniPembelian durable goodsSupply Lap. Kerja

Grafik 24. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

115.5

62.5 63.567.3

76.8 75.2

85.877.2

84.8 86.2 84.589.2

77.5 81.275.7 72.0 69.3

0

20

40

60

80

100

120

140

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agt

Sep

Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

2007 2008

Indeks Kondisi Saat Ini

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

18

Page 18: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Grafik 26. Kredit Konsumsi

0

2000

4000

6000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

miliar Rp

0

4

8

12

16

20

24

28%

Nominalg (y-o-y) - axis kanan

Grafik 27. Penjualan Motor

0

1000

2000

3000

4000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

Unit

-80

-40

0

40

80% y-o-yUnitg Penjualan Motor

Sumber: Bank Indonesia Sumber: PT Asaparis

Dari sisi pembiayaan, kredit konsumsi menunjukkan peningkatan. Outstanding

kredit konsumsi pada triwulan II-2008 tercatat mencapai sekitar Rp 6 triliun, naik

18% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Grafik 28. Nilai Tukar Petani

0

40

80

120

160

121234567891011121234567 891011121234567891011121234

2004 2005 2006 2007 2008

NTP

Grafik 29. Konsumsi Semen

0

100000

200000

300000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

Ton

-20

-10

0

10

20

30

40%

Konsumsi Semeng (y-o-y) - axis kanan

Sumber: BPS, diolah Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

2. Investasi

Investasi pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 5,5%, lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I-2008 yang mengalami kontraksi sebesar 8,5%.

Pertumbuhan kegiatan investasi ini tercermin dari perkembangan beberapa data prompt

indicators investasi dan pembiayaan yang meningkat. Beberapa data prompt indicators yang

mendukung adanya peningkatan investasi adalah peningkatan pada konsumsi semen dan

19

Page 19: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

peningkatan pada impor barang modal. Peningkatan konsumsi semen memberikan

gambaran bahwa investasi khususnya sektor bangunan masih tumbuh.

Sementara itu, kenaikan impor barang modal, terutama mesin dan peralatannya

memberikan gambaran bahwa investasi non bangunan, sebagai bagian dari respon sektoral

(khususnya sektor industri).

Grafik 30. Konsumsi Semen

0

Grafik 31. Impor Barang Modal

0

4000

8000

12000

16000

20000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1Q2*

2005 2006 2007 2008

ribu USD

000

000

000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

Ton

-20

-10

0

10

20

30

40%

300

200

100Konsumsi Semen g (y-o-y) - axis kanan

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi antara lain tercermin dari peningkatan

pada kredit investasi. Outstanding kredit investasi pada triwulan II-2008 tercatat

mencapai sebesar Rp 2,2 triliun, naik 24% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Grafik 32. Kredit Investasi

-50

475

1000

1525

2050

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

miliar Rp

-5

0

5

10

15

20

25%

Nominalg (y-o-y) - axis kanan

Sumber: Bank Indonesia

20

Page 20: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

3. Ekspor Impor

Nilai tambah ekspor dari Bali pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh

sebesar 1,5%, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar 29,6%. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor diperkirakan

karena permintaan dari luar negeri terhadap produk ekspor Bali masih cukup baik, terutama

untuk produk-produk manufaktur. Meskipun kondisi perekonomian global masih diliputi

ketidakseimbangan, namun masih terdapat peluang bagi produk-produk ekspor Bali. Namun

demikian, dengan adanya kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional yang

berimbas pada kenaikan harga BBM di dalam negeri membawa implikasi adanya kenaikan

harga produk-produk ekspor tersebut. Meskipun demikian, kondisi ini diperkirakan tidak serta

merta menyebabkan produk ekspor Bali menjadi tidak kompetitif di pasar internasional,

mengingat kenaikan harga tersebut juga dialami oleh negara-negara lain.

Dilihat dari komposisinya, ekspor Bali masih didominasi oleh ekspor produk

manufaktur (grafik 36). Nilai ekspor produk manufaktur Bali mencapai 81,2% dari total nilai

ekspor. Komoditi utama ekspor produk manufaktur adalah pakaian jadi, perabotan rumah,

dan produk dari kayu.

Grafik 33. Perkembangan Nilai Ekspor Bali

020406080

100120140160

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

juta USD

-5

0

5

10

15

20

25

30% y-o-y

Ekspor

gEkspor - axis kanan

Grafik 34. Perkembangan Volume Ekspor

-100

1020304050607080

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2007 2008

% y-o-y

g Pertanian

g Manufaktur

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

21

Page 21: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Grafik 35. Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditi Utama Bali

Grafik 36. Komposisi Ekspor Bali

Manufaktur 81.2%

Pertanian18.5%

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Sementara itu, kegiatan impor Bali pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh sebesar

0,6% dibandingkan triwulan I-2008 yang mengalami konstraksi sebesar 32,8%. Faktor

utama yang mempengaruhi pertumbuhan impor diperkirakan karena adanya permintaan

produk-produk ekspor yang memiliki bahan baku impor (dari luar Bali). Komposisi impor

menurut nilainya didominasi oleh impor produk pertanian (dalam arti luas antara lain, kayu,

bahan tekstil dan produk kertas), yang mencapai 58% dari total impor Bali.

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

-3-2

0000

10203040506070

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

% y-o-y03 - Ikan dan Udang44 - Kayu, Barang dari Kayu62 - Pakaian Jadi Bukan Rajutan71 - Perhiasan / Permata94 - Perabot, Penerangan Rumah

-1

2007 2008

Grafik 37. Perkembangan Nilai Impor Bali

0

20000

40000

60000

80000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*

2006 2007 2008

ribu USD

-100

-50

0

50

100

150

200% y-o-y

Total Impor Balig Impor Total Bali

Grafik 38. Komposisi Impor Bali

Pertanian 58.3%

Manufaktur 41.7%

22

Page 22: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

BOX

Alih Fungsi Lahan di Bali Mengancam Sektor Pertanian

Penyusutan lahan pertanian, terutama sawah terus berlangsung. Secara nasional ribuan

hektar sawah setiap tahun beralih fungsi untuk kepentingan lain di luar sektor pertanian. Hal ini

tidak hanya mengancam sistem pertanian, tetapi juga mengancam produksi pangan nasional,

terutama beras.

Hal tersebut juga terjadi di Bali. Alih fungsi lahan sawah untuk kepentingan lain di luar

sektor pertanian seperti permukiman, usaha jasa perdagangan dan pariwisata mencapai 700-1.000

hektar. Penyusutan lahan sawah ini membuat sistem irigasi subak, yang sudah berlangsung sejak

abad ke-8, terancam kelestariannya. Saat ini hanya ada 1.612 unit subak dengan areal sawah

82.095 hektar. Padahal pada tahun 1997 jumlah subak masih sekitar 3.000 unit dengan areal

sawah 87.850 hektar. Di wilayah Kuta, konversi lahan terbesar terjadi tahun 1999, yakni awal

dimulainya ekspansi industri jasa dan pariwisata. Saat itu, tercatat 487 hektar sawah yang beralih

fungsi menjadi hotel, permukiman, usaha pariwisata dan jalan raya.

Dampak dari beralihnya fungsi sawah untuk kepentingan lain terlihat dari hasil panen

pertanian yang terus turun. Tahun 1973 Bali menghasilkan 511.45 ton gabah kering giling (GKG),

tetapi 17 tahun kemudian produksi meningkat menjadi 853.643 ton GKG. Namun tahun 2000

produksi sawah di Bali turun dan hanya menghasilkan 826.838 ton GKG. Produksi terus menyusut,

bahkan di tahun 2005 produksi turun menjadi 786.961 ton GKG dan tahun 2006 sedikit

meningkat menjadi 840.891 ton GKG. Namun produksi kembali turun menjadi 839.775 ton GKG

pada tahun 2007.

Untuk tahun 2008 berdasarkan angka ramalan (ARAM I 2008) produksi kembali turun

2,08% dibanding tahun 2007 menjadi 822.308 ton GKG. Penurunan tersebut diperkirakan karena

berkurangnya luas panen pada dua periode panen masing-masing pada Mei-Agustus 2008 sebesar

3.474 hektar dan September-Desember 2008 sebesar 1.686 hektar. Luas panen pada periode

Januari-April 2008 sebaliknya mengalami peningkatan sebesar 1.721 hektar. Ini menunjukkan

bahwa alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan lain di luar pertanian benar-benar

mengancam keberlangsungan hidup sektor pertanian, di tengah gencarnya pemerintah pusat

mengumandangkan ketahananan pangan.

23

Page 23: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Alih fungsi lahan tersebut juga menyebabkan sawah-sawah di Bali yang masih bisa

bertahan kini banyak yang mengalami kekurangan air. Sehingga alih fungsi lahan tersebut

dikhawatirkan berdampak domino sehingga berpotensi menurunkan produktivitas lahan pertanian

yang ada di Bali. Alih fungsi lahan memang tidak bisa dihindari dan pasti terjadi. Tetapi

persoalannya saat ini, pemegang kebijakan masih lemah dalam membuat kebijakan maupun

pengawasan. Orientasi para pembuat dan pelaksana kebijakan masih jangka pendek, sebatas

peningkatan pembangunan ekonomi. Padahal di sisi lain, peningkatan pembangunan ekonomi

melalui pembangunan besar-besaran dan alih fungsi lahan membawa konsekuensi bagi kondisi

lingkungan.

Ke depan, pemegang otoritas perlu mengadopsi kearifan lokal di dalam menyusun Rencana

Umum Tata Ruang (RUTR) di tingkat provinsi maupun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di tingkat

kabupaten/kota. Hal yang terpenting adalah pengawasan yang tegas. Pengawasan agaknya

memang merupakan kunci utama bagi pencegahan alih fungsi lahan yang terlalu cepat.

24

Page 24: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Perkembangan Inflasi Bab 2

2.1. KONDISI UMUM

Tingkat harga-harga di Kota Denpasar pada triwulan II-2008 berdasarkan Indeks Harga

Konsumen (IHK) menunjukkan kecenderungan peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Pada akhir triwulan II-2008 inflasi tahunan (y-o-y) kota Denpasar tercatat

sebesar 7,71% atau meningkat diatas inflasi pada triwulan I-2008 yang sebesar 7,12%. Laju

inflasi yang meningkat terutama terjadi pada kelompok bahan makanan karena adanya

peningkatan harga atau inflasi dari kelompok bahan makanan karena pengaruh cuaca dan

peningkatan harga pangan dunia. Selain itu kelompok transportasi juga mengalami inflasi

yang cukup besar akibat kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Denpasar

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Agu

stSe

pO

ktN

op Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2006 2007 2008

m-t-my-o-y

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Dari grafik 2.1. terlihat bahwa pada triwulan II-2008 lanju inflasi bulanan (m-t-m)

tertinggi terjadi di bulan Juni, akibat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada

akhir bulan Mei dan baru berdampak pada bulan Juni. Selain mengakibatkan inflasi pada

kelompok transportasi, kenaikan tersebut juga menyebabkan kenaikan harga barang-barang

kebutuhan masyarakat bahkan sebelum diumumkannya kenaikan harga BBM.

25

Page 25: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Berdasarkan kelompok barang, selama triwulan I-2008 perkembangan harga pada

kelompok bahan makanan dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

mengalami kecenderungan peningkatan yang paling besar. Kondisi ini menjadikan dua

kelompok pengeluaran ini sebagai kelompok barang yang mengalami inflasi terbesar pada

tiriwulan II-2008, baik secara tahunan (y-o-y) maupun secara kumulatif (y-t-d).

2.2. INFLASI BULANAN M-T-M

Inflasi bulanan selama triwulan II-2008 mempunyai kecenderungan lebih tinggi di

banding dengan triwulan sebelumnya. Pada awal triwulan, yaitu bulan April 2008, harga

barang-barang masih normal dengan tingkat inflasi sebesar (0,12%) akibat kenaikan

beberapa komoditi di kelompok bahan makanan. Selanjutnya di bulan Mei 2008 inflasi

bulanan mulai meningkat seiring dengan kenaikan harga beberapa barang kebutuhan

masyarakat. Tercatat harga beberapa komoditi telah naik bahkan sebelum diumumkan secara

resmi kenaikan harga BBM, hal ini karena banyak pedagang telah menyesuaikan harga

terlebih dahulu untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM. Dampak kenaikan harga BBM

terhadap inflasi baru terasa cukup besar pada bulan Juni, dan tercatat pada bulan tersebut

inflasi kota Denpasar sebesar 1,78%. Hal ini karena kenaikan harga BBM terjadi pada tanggal

23 Mei 2008, sehingga pengaruh kenaikan pengeluaran bulanan masyarakat untuk bulan

Mei hanya dirasakan pada minggu keempat saja, sedangkan pada bulan Juni kenaikan

pengeluaran masyarakat telah dirasakan untuk satu bulan penuh.

Tabel 2.1

Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang I-2008 Kelompok Barang No.

Apr Mei Jun 1 Bahan Makanan 0,69 1,15 -0,09 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,48 0,35 0,02 3 Perumahan, Air, Lisrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,22 0,36 0,65 4 Sandang -0,04 -0,59 0,03 5 Kesehatan 0,22 0,73 0,05 6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,39 0,45 0,28 7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -1,21 3,93 7,71

Umum 0,12 1,15 1,78 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

26

Page 26: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Kenaikan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang

sangat tinggi tersebut tidak serta merta mendorong laju inflasi bulan Juni diatas 2%

sebagaimana terjadi pada tingkat nasional. Hal ini karena pada kelompok bahan makanan

justru terjadi deflasi (penurunan harga). Dari 11 sub kelompok pada kelompok bahan

makanan, 4 sub kelompok mengalami deflasi, dan 7 sub kelompok mengalami inflasi. Deflasi

terbesar terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan 7,85% seiring dengan adanya panen

pada komoditi cabe rawit di daerah sekitar Denpasar.

2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang

Sebagaimana terlihat di tabel 2.4, terdapat beberapa kelompok barang yang

mengalami deflasi di triwulan laporan. Kelompok sandang mengalami deflasi selama dua

bulan berturut-turut yaitu di bulan April sebesar -0,04% dan bulan Mei sebesar -0,59%. Hal

ini terjadi terutama pada komoditi kemeja pendek katun, rok luar model biasa, celana pendek

dan emas perhiasan. Untuk kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan terjadi deflasi

pada bulan April sebesar -1,21% akibat penurunan tarip pulsa ponsel. Sedangkan kelompok

bahan makanan deflasi terjadi pada bulan Juni sebesar -0,09% akibat penurunan harga

beberapa komoditi seperti cabe rawit, sawi hijau, daging ayam ras, bawang putih, nangka

muda, telur ayam ras, tongkol, cabe merah, telur asin, wortel, bawang merah, tomat buah,

ketimun, pepaya, gula merah dan rempela ati ayam.

2.3. INFLASI TAHUNAN Y-O-Y

Ditinjau secara tahunan (y-o-y) inflasi Kota Denpasar pada triwulan II-2008

menunjukkan kecenderungan meningkat dibanding triwulan sebelumnya, dimana inflasi pada

triwulan ini sebesar 7,71% (y-o-y) lebih tinggi dibanding inflasi triwulan I-2008 sebesar

7,12% (y-o-y) tetapi masih dibawah laju inflasi Nasional yang sebesar 11,03%. Dari grafik

terlihat bahwa inflasi tahunan kota Denpasar selalu lebih rendah dibanding inflasi Nasional

tetapi memiliki arah pergerakan yang sama.

27

Page 27: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Grafik 2.2. Inflasi Tahunan Denpasar dan Nasional

0

2

46

8

10

1214

16

18

Q1-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Q1-08

Q2-08

DenpasarNasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

2.3.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang

Pada triwulan laporan, secara tahunan seluruh kelompok barang mengalami inflasi

kecuali kelompok Kesehatan yang mengalami deflasi sebesar 0,82%. Tekanan inflasi paling

dominan masih berasal dari kelompok bahan makanan (inflasi 16,89% y-o-y) akibat

terganggunya produksi dan distribusi selama kondisi cuaca kurang baik yang terjadi beberapa

bulan terakhir. Selain itu tekanan inflasi juga berasal dari kelompok transportasi, komunikasi

dan jasa keuangan yang tercatat sebesar 8,08% y-o-y akibat kenaikan harga BBM bulan Mei

yang lalu. Kenaikan terutama terjadi pada komoditi bensin dan solar yang selanjutnya

berpengaruh pada kenaikan biaya pemeliharaan/servis, angkutan antar kota, angkutan dalam

kota dan harga sepeda motor.

Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang

I-2008 II-2008 No. Kelompok Barang

Inflasi Inflasi1 Bahan Makanan 14,47 16,892 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau 7,20 5,013 Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar 5,40 5,33

Sandang 4 5,53 4,035 Kesehatan 1,48 -0,826 Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga 4,83 5,577 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Keuangan 3,04 8,08

UMUM 7,12 7,71Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

28

Page 28: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

BOX

PERAN TIM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (TFPPED)

DALAM MENGGERAKKAN SEKTOR RIIL

Latar Belakang

Stabilitas makro ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ternyata belum diikuti

oleh perbaikan sektor riil. Kondisi ini ditandai dengan tingkat pengangguran yang relatif tetap,

sehingga diindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum dapat mengurangi

pengangguran.

Peran perbankan dalam intermediasi dirasakan masih kurang, meskipun dana yang

dihimpun telah tumbuh relatif besar, tetapi belum diikuti pertumbuhan penyaluran kredit yang

seimbang. Di awal 2008 LDR tercatat dikisaran 60%, artinya masih terdapat dana yang belum

dimanfaatkan dengan baik di sektor perbankaan.

Berdasarkan berbagai kajian, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh sektor riil

antara lain infrastruktur, ketersediaan energi, penegakan hukum dan pembiayaan. Oleh karena itu

diperlukan langkah koordinatif dan sinergis antara pemerintah dengan pihak perbankan agar

masalah yang dihadapi oleh sektor riil dapat diatasi secara komprehensif.

Bank Indonesia memandang perlu bahwa kebijakan moneter saja tidaklah cukup untuk

mencapai kestabilan nilai rupiah yang berkesinambungan. Diperlukan struktur ekonomi yang kuat

bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang didukung oleh koordinasi antar instansi

terkait baik di tingkat nasional maupun daerah. Langkah awal telah dilakukan dengan

pembentukan Tim Fasilitasi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (TFPPED) di 8 Kantor Bank

Indonesia (KBI) pada tahun 2007 dan diharapkan tahun 2008 telah terbentuk di semua KBI provinsi.

Sebagai tolok ukur keberhasilan TFPPED adalah terealisasinya pembiayaan kepada sektor

yang dipilih/diprogramkan.

Perkembangan TFPPED

Inisiatif pembentukan TFPPED oleh BI ternyata direspon dengan baik oleh pemerintah, Dirjen

Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri pada tanggal 27 Oktober 2007 telah

mengirimkan surat (No.500/1402/V/Bangda) kepada beberapa Gubernur Daerah untuk mendukung

dan mensinergikan program tersebut dengan instansi terkait di daerah.

Setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lain, oleh karena itu

fokus pengembangan sektor pilihan disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah. Untuk provinsi

Bali, sektor industri kerajinan kayu menjadi fokus pengembangan, khususnya di Kabupaten

Gianyar. Pemilihan sektor industri kerajinan kayu ini didasarkan kepada Baseline Economic Survey

(BLS) Bali 2006 dimana kerajinan kayu merupakan komoditas unggulan Kabupaten Gianyar.

29

Page 29: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Berdasarkan hasil survey tersebut dan kendala-kendala dilapangan seperti masih lemahnya

pengetahuan teknis produksi, pengadaan bahan baku, pemasaran, keuangan dan manajemen,

maka BI Denpasar bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali serta

instansi terkait membentuk Tim Fasilitasi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (TFPPED)

dengan menfokuskan pada Program Pengembangan Kerajinan kayu di Bali. Adapun tujuan TFPPED

adalah untuk meningkatkan kemampuan industri kerajinan kayu baik kuantitas, kualitas,

pembiayaan maupun penyerapan TK.

Program Kerja dan Kegiatan

Tim Fasilitasi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (TFPPED) merupakan kerjasama

lintas sektoral dan instansi yang ada di daerah. Dengan demikian diharapkan kegiatan yang

dilakukan TFPPED menjadi relatif lengkap dan komprehensif.

a. Pada tahap awal telah dilakukan kegiatan diskusi dan survei diagnosis kebutuhan-kebutuhan

Industri Kerajinan Kayu pada beberapa aspek yaitu SDM, Pemasaran, dan Pembiayaan.

b. Tahap kedua, sebagai tindak lanjut dari kegiatan diagnosis adalah memenuhi kebutuhan-

kebutuhan Industri Kerajinan Kayu antara lain :

- Kerjasama pelatihan teknis, keuangan dan kewirausahaan.

- Kerjasama dengan pihak eksportir dan asosiasi ekspor handycraft Indonesia.

- Pembentukan sarana promosi melalui warung sentra produksi.

- Pameran Nasional dan Internasional.

c. Tahap akhir, atau merupakan Output dari serangkaian kegiatan tersebut diatas adalah

terealisasinya pembiayaan kepada sektor Industri Kerajinan Kayu. Untuk mendukung hal

tersebut, maka kegiatan yang dilakukan adalah :

- Bazaar Intermediasi/temu bisnis antara pengusaha dan perbankan.

- Pendampingan KKMB.

Beberapa hal yang telah dilakukan BI Denpasar dalam rangka TFPPED antara lain :

- Melaksanakan pertemuan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pengembangan

kerajinan kayu di Kabupaten Gianyar.

- Memberikan bantuan teknis berupa Pelatihan kepada 30 Petugas BPR di Kabupaten Gianyar

dalam rangka mendukung pengembangan kerajinan kayu.

- Temu usaha dan kunjungan kerja antara BI, Perbankan, KKMB dan Dinas terkait ke sentra

produksi.

Dari beberapa rencana kegiatan tersebut diatas, diharapkan pada akhir tahun 2008 nanti akan

terjadi peningkatan pembiayaan/kredit oleh perbankan dan selanjutnya akan terjadi peningkatan

produksi dan ekspor kerajinan kayu.

30

Page 30: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Bab 3

Kinerja perbankan di Bali sampai dengan paruh pertama tahun 2008, menununjukkan

adanya peningkatan baik dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya maupun

dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2007. Peningkatan kinerja tersebut tercermin dari

peningkatan beberapa indikator perbankan antara lain, pertumbuhan asset, DPK, dan

pertumbuhan kredit. Ekspansi kredit pada triwulan laporan juga diikuti dengan peningkatan

kualitas kredit sehingga rasio NPL dapat ditekan. Peningkatan kredit selama tahun 2008 juga

meningkatkan fungsi intermediasi perbankan, walaupun relatif kecil namun rasio penyaluran

kredit terhadap dana yang dihimpun (LDR) dapat meningkat pada kisaran angka 56,6%.

3.1. Perkembangan Aset Bank Umum

Pada triwulan II tahun 2008 aset bank umum di Bali mengalami peningkatan yang

cukup signifikan dibandingkan akhir tahun 2007, sebesar Rp2.825 miliar dan tumbuh

sebesar 11% (y-t-d), dari Rp26.902 milyar pada Desember 2007 menjadi Rp29.727 milyar

pada triwulanII - 2007, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan selama lima tahun terakhir

sebesar 16,07% (y-o-y).

Pertumbuhan aset terutama didorong oleh pertumbuhan pada penghimpuanan dana

yang meningkat sebesar Rp.5.000 milyar atau 24,2% (y-o-y), sementara kredit selama satu

tahun meningkat sebesar 25,7% (y-o-y) atau sebesar Rp2.976 milyar. Secara nominal selisih

peningkatan dana terhadap peningkatan kredit adalah sebesar Rp2.024 milyar atau 60,0%

dari nominal pertumbuhan kredit, kondisi tersebut menunjukkan pertumbuhan dana yang

dihimpun cepat dibandingkan pertumbuhan kredit. Hal tersebut yang menyebabkan

pertumbuhan rasio kredit terhadap dana (LDR) tidak meningkat walaupun kredit meningkat

cukup besar. Selain itu, hal ini mengakibatkan bank mengalami over likuiditas, yang pada

gilirannya dana tersebut akan disalurkan di tempat lain atau ditempatkan pada bentuk lain

selain kredit.

Dari komposisinya, pertumbuhan aset yang tinggi tersebut terutama dipicu oleh

pertumbuhan aset bank swasta nasional yang mencapai 29,8% (y-o-y) atau sebesar Rp274

31

Page 31: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

milyar, walaupun secara nominal pertumbuhan aset bank pemerintah lebih tinggi sebesar

Rp3.148 milyar. Menurut kelompoknya, bank pemerintah, yang di dalamnya termasuk BPD

Bali, memiliki share terbesar dalam pembentukan aset perbankan di Bali yang mencapai

58,6%, diikuti dengan bank swasta nasional sebesar 37,4% dan bank asing/campuran

sebesar 4,0%. Besarnya share bank pemerintah di Bali, terutama di karenakan jumlah

jaringan kantor yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kolompok bank yang lain.

TABEL 1 Perkembangan Usaha Bank Umum Di Bali

(Rp milyar)

2005 2006 2007 2008 INDIKATOR Dec Des Jun Dec Mar Jun

Asset 20,329 21,971 24,075 26,902 27,754 29,727 Dana Pihak Ketiga 17,333 18,975 20,675 23,522 24,267 25,675

Deposito 6,348 7,234 7,434 7,589 7,723 7,975 Giro 3,89 4,146 4,942 5,331 5,794 6,011 Tabungan 7,096 7,595 8,299 10,602 10,75 11,688

Kredit Umum 9,498 10,567 11,537 12,592 12,891 14,537 Modal Kerja 3,944 4,585 4,995 5,619 5,657 6,282 Investasi 1,463 1,492 1,649 1,794 1,838 2,241 Konsumsi 4,091 4,49 4,893 5,179 5,397 6,013

Kredit UMKM 8,268 9,251 9,743 10,857 11,233 12,410 Pangsa kredit UMKM 87.05% 87.55% 84.45% 86.22% 87.14% 85.37%NPL (Gross)% 2.85% 4.26% 5.07% 3.02% 3.31% 2.40%LDR 54.80% 55.69% 55.80% 53.54% 53.12% 56.62%

Sumber : Bank Indonesia

GRAFIK 1. Pertumbuhan Tahunan Aset, Dana dan Kredit

GRAFIK 2. Komposisi Aset, DPK, Kredt

Menurut Kelompok Bank

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Milyar

32

Page 32: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

3.2. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi

Pelaksanaan fungsi intermediasi oleh perbankan, sebagai salah satu peran utama

perbankan, sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menyerap dana masyarakat

dan kemampuan bank dalam menyalurkannya dalam bentuk kredit. Kemampuan

menjalankan fungsi intermediasi dapat dilihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR). Dalam

beberapa tahun terakhir LDR perbankan di Bali cenderung meningkat walaupun terjadi

fluktuasi pada tahun 2007. Sampai posisi Juni 2008 LDR mencapai 56,62%. Namun demikian

LDR perbankan Bali masih lebih rendah dibanding LDR nasional yang berkisar 60%-70%.

Angka tersebut mengindikasikan bahwa dari sisi likuiditas perbankan masih memiliki peluang

untuk melakukan ekspansi kredit. Peningkatan LDR yang terjadi pada triwulan II-2008 lebih

disebabkan oleh tingginya ekspansi kredit pada triwulan laporan yang mencapai 25,7%.

Rendahnya LDR Bali dibanding LDR nasional yang mencapai kisaran 60% diperkirakan

karena beberapa hal, yaitu: (i) keterbatasan kewenangan memutus pemberian kredit yang

ada di kantor cabang (khususnya untuk bank umum yang berkantor pusat di luar Bali).

Sehingga untuk kredit yang nilainya cukup material kewenangan memutusnya ada di kantor

pusatnya; (ii) kebutuhan pembiayaan bagi perusahaan diperoleh dari bank atau lembaga

keuangan lainnya di luar Bali atau berasal dari holding company-nya; (iii) adanya alternatif

meminjam bagi masyarakat seperti di koperasi simpan pinjam, unit simpan pinjam, Lembaga

Perkreditan Desa (LPD), baitul mal wattanwil (BMT), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

atau dari sumber lainnya seperti pegadaian, relasi dan sebagainya yang mampu menyediakan

kebutuhan dan sesuai keinginan nasabah. Selain hal tersebut di atas, rendahnya LDR

perbankan diindikasikan karena

kurangnya kemauan perbankan

dalam mecari celah bisnis atau

usaha yang dapat diayai, hal ini

diperkirakan karena banyaknya

fasilitas untuk mengelola likuiditas

selain penyaluran kredit, seperti

pada pasar modal dan pasar uang.

GRAFIK 3. Loan-to-Deposit Ratio

Sumber : Bank Indonesia

33

Page 33: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

3.2.1 Penghimpunan Dana

Dilihat dari indikator penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terdapat kecenderungan

bahwa dana perbankan didominasi oleh dana-dana jangka pendek. Jumlah dana jangka

pendek tercatat sebesar 68,94% sedangkan DPK dalam jangka panjang sebesar 31,06%.

Dana jangka pendek, dalam bentuk tabungan dan giro pada bulan Juni 2008 sebesar

Rp17.699 miliar atau tumbuh sebesar 33,67% dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dana yang dihimpun perbankan masih

didominasi oleh dana-dana jangka pendek yang memiliki risiko likuiditas. Demikian halnya

dengan dana jangka panjang, deposito yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,

walaupun tidak sebesar pertumbuhan dana jangka pendek. Hal tersebut berpotensi

menciptakan maturity mismatch, karena kredit yang disalurkan perbankan jangka waktunya

relatif lebih panjang.

Penyerapan dana dari masyarakat dalam bentuk deposito cukup berfluktuatif,

dibandingkan dengan pertumbuhan dana dalam bentuk giro dan tabungan. Fluktuasi

penyerapan dana dalam bentuk deposito tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat suku

bunga perbankan dan tingkat pengembalian dari penempatan dana dalam bentuk surat

berharga. Walaupun secara nominal mengalami peningkatan namun pertumbuhan

tahunannya masih cukup rendah dan cenderung mengalami penurunan.

GRAFIK 4 GRAFIK 5 Perkembangan dana Deposito Pertumbuhan Tahunan Dana

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

34

Page 34: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Pangsa dana pihak kegita dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang

ralatif sama, share terbesar pada simpanan dalam bentuk tabungan, diikuti deposito dan giro,

pada Juni 2008 share masing-masing simpanan berturut-turut adalah 45,53%, 31,06%, dan

23,41%. Total share tabungan dan giro sebesar 68,94% membutuhkan pengelolaan

likuiditas yang cukup baik bagi kalangan perbankan, serta ketersediaan arus kas yang

memadai.

3.2.2 Penyaluran Kredit

Walau pertumbuhan LDR cukup lambat, penyaluran kredit dari tahun ke tahun tetap

mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan secara

berkesinambungan mampu melakukan ekspansi kredit sejalan dengan pertumbuhan dana

pihak ketiga juga tinggi. Secara rata-rata pertumbuhan kredit tahunan selama lima tahun

terakhir adalah sebesar 16,67%. Pertumbuhan kredit cenderung memiliki pola yang hampir

sama, pada triwulan I pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lainnya dan

puncak pertumbuhan kredit terjadi pada triwulan IV dengan jenis kredit jenis konsumsi yang

paling besar mengalami pertumbuhan. Hal tersebut sesuai dengan pola konsumsi musiman

yang cenderung meningkat pada triwulan IV.

Penyaluran kredit bank umum pada triwulan II tahun 2008 sebesar Rp14.537 miliar

meningkat sebesar 25,7% dibanding posisi yang sama tahun 2007. Jenis kredit yang menjadi

konsentrasi oleh perbankan saat ini adalah untuk jenis kredit yang potensial dengan risiko

kredit yang rendah, selain itu perbankan juga lebih cenderung memberikan kredit untuk

kredit jangka pendek. Segmen pasar yang menjadi primadona bagi kredit perbankan adalah

segmen pasar konsumer dan segmen untuk modal kerja usaha. Kredit modal kerja masih

mendominasi penyaluran kredit bank umum di Bali, pada Juni 2008 penyalurannya mencapai

43,22% atau sebesar Rp6.282 milyar, diikuti dengan kredit konsumsi sebesar 41,57% atau

sebesar Rp6.013 milyar, dan kredit investasi 15,22% atau sebesar Rp2.241. Pada triwulan

laporan kredit investasi tercatat memiliki pertumbuhan tahunan terbesar atau sebesar 35,9%

(y-o-y), diikuti dengan kredit modal kerja sebesar 25,8 (y-o-y), berbeda dengan triwulan-

triwulan sebelumnya dimana kredit modal kerja yang memliki pertumbuhan terbesar.

Penyaluran kredit di Bali cenderung di dominasi oleh kredit modal kerja dan konsumsi dengan

35

Page 35: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

total share kedua jenis kredit tersebut sebesar 84,6%. Kondisi ini dapat mengindikasikan

bahwa kredit di Bali umumnya memiliki jangka pendek dan menengah. Penyaluran kredit

berjangka pendek dan menengah ini disesuaikan dengan penyerapan dana yang umumnya

jangka pendek.

GRAFIK 6. Pertumbuhan Tahunan Kredit Menurut Jenisnya

GRAFIK 7. Komposisi Kredit Menurut Jenisnya

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Sementara itu, kredit secara sektoral masih didominasi oleh sektor lain-lain dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Pada posisi Juni 2008 kredit sektor lain-lain dan

sektor PHR masing-masing tercatat sebesar Rp 6.041 miliar atau 42% dari total kredit dan

Rp5.733 miliar atau 39% dari total kredit. Pola penyebaran kredit tersebut relatif tidak

berubah dibandingkan pada periode-periode sebelumnya, mengingat karakteristik

perekonomian Bali yang digerakkan oleh industri pariwisata. Namun demikian, walaupun

secara nominal kredit sektor PRH mengalami peningkatan tetapi pertumbuhan tahunannya

cenderung mengalami penurunan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa perbankan menilai

sektor PHR telah berada pada level optimum dalam skala ekonominya.

36

Page 36: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

GRAFIK 8. Kredit Sektor PRH dan Lain-lain

Sumber : Bank Indonesia

Besarnya kredit yang disalurkan pada sektor lain-lain disebabkan karena sektor ini

menampung seluruh kredit jenis konsumsi. Jika dilihat dari pertumbuhannya, kredit ke sektor

PRH tumbuh 15% (y-o-y) dan sektor lain-lain sebesar 16% dibanding tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit sampai dengan pada Juni 2008 yang mencapai 25,7% (y-o-y),

juga diikuti dengan meningkatnya kualitas kredit, nominal non performing loan (NPL) pada

Juni 2008 sebesar Rp 349 miliar lebih rendah dari NPL pada tahun 2007 yang sebesar Rp 380

miliar atau turun sebesar 3,02%. Rasio NPL tahun triwulan II 2008 sebesar 2,40%, secara

nominal, sektor ekonomi yang paling besar menyumbang NPL adalah kredit sektor PRH

sebesar Rp 199 milyar dengan atau 57% dari total NPL, rasio NPL sektor PRH sebesar 3,48.

Sementara share NPL kredit sektor lain-lain sebesar 26% dengan rasio NPL sebesar 21,51%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa penyaluran kredit sektor lain-lain relatif lebih aman

dibandingkan sektor lainnya terutama PRH. Hal tersebut dikarenakan kredit sektor lain-lain

sebagian besar adalah kredit jenis konsumsi yang sebagian besar krediturnya adalah pegawai

(baik negeri maupun swasta) sehingga tingkat kolektibilitas sangat baik karena pembayaran

atau pelunasan dilakukan dengan pemotongan gaji secara langsung. Sementara itu untuk

kredit sektor lainnya relatif lebih berisiko karena kerdit tersebut untuk membiayai sektor

produktif yang pengembalian atau pelunasannya sangat tergantung pada kemampuan usaha

dari kreditur.

37

Page 37: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

3.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pertumbuhan usaha BPR pada triwulan II tahun 2008 menunjukan peningkatan yang

cenderung tetap dari tahun ke tahun. Dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan aset

BPR tercatat sebesar 24,02% (y-o-y), sedangkan kredit tumbuh sebesar 23,97 % (y-o-y).

Kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat juga menunjukkan pertumbuhan yang

konstan, rata-rata pertumbuhan dalam lima tahun terakhir tercatat sebesar 22,17%,

sementara LDR berkisar pada 115%.

GRAFIK 9. Pertumbuhan Aset, Kredit & LDR

Sumber : Bank Indonesia

Fungsi intermediasi yang dilaksanakan oleh BPR sampai triwulan II 2008 masih berjalan

dengan cukup baik, terbukti dari peningkatan jumlah kredit yang disalurkan menjadi sebesar

Rp 1.567 miliar atau naik 30,45% dibanding triwulan II 2007. Penyaluran kredit tersebut

apabila dibandingkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga yang dilakukan oleh BPR

pada periode yang sama maka rasionya (LDR) adalah sebesar 118,3 %. Tingginya rasio LDR

BPR tersebut menunjukkan bahwa penyaluran kredit dilakukan tidak hanya dari

penghimpunan dana tetapi juga dari modal bank, kondisi tersebut akan meningkatkan risiko

likuiditas bagi bank. Peningkatan penyaluran kredit ini antara lain didorong oleh linkage

program antara bank umum dan BPR serta sudah beroperasinya Lembaga Dana Apex (LDA

Apex) yang berperan di dalam membantu BPR anggotanya yang mengalami liquidity

mismatch. Penyaluran kredit pada triwulan II dapat dikatakan sangat ekspansif karena selain

peningkatannya mencapai Rp366 miliar, LDR pada triwulan II tercatat sebagai LDR yang

tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini menunjukkan bahwa BPR masih dapat

38

Page 38: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

berperan dalam pembiayaan walaupun persaingan dalam pembiayaan mikro semakin ketat.

Sejalan dengan peningkatan kinerja pada asset, dana dan kredit, kualitas kredit juga

mengalami perbaikan dengan rasio NPL sebesar 5,20% lebih rendah dibandingkan dengan

tahun 2007 yang tercatat sebesar 5,82%.

TABEL 4.3

KINERJA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI BALI (miliar Rp)

2006 2007 2008 INDIKATOR DES JUN SEP DES MAR JUN

1. Total Aset 1.479 1.599 1.729 1.875 1.926 2.076 2. Dana Pihak Ketiga 949 1.032 1.107 1.179 1.241 1.324

a. Tabungan 320 345 396 426 454 491 b. Deposito 629 687 711 753 787 833

3. Kredit 1.091 1.201 1.270 1.348 1.427 1.567

4. LDR (%) 114,96 116,38 114,69 114,30 114,94 118,32

Sumber: Bank Indonesia Denpasar

5. NPLs gross (%) 7,19 7,51 6,88 5,82 6,17 5,20

3.4. Perkembangan Sistem Pembayaran

3.4.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

Perkembangan inflow atau aliran uang masuk ke kas Bank Indonesia yang berasal dari

setoran bank-bank umum pada triwulan II 2008 tercatat sebesar Rp 466 miliar atau turun 7%

dari triwulan II tahun 2007 yang mencapai Rp 501 miliar. Sementara itu, outflow atau aliran

uang keluar dari kas Bank Indonesia karena adanya penarikan oleh bank-bank umum,

tercatat sebesar Rp1.264 miliar atau meningkat 3% dibanding triwulan II-2007 yang tercatat

sebesar Rp 1.227 miliar, sehingga terjadi net outflow sebesar Rp789 miliar. Kondisi tingginya

nilai outflow yang dibarengi dengan rendahnya inflow pada triwulan laporan, berbeda

dengan kondisi pada triwulan I yang menunjukkan hal yang sebaliknya. Hal ini

mengindikasikan bahwa peredaran dana dimasyarakat cukup tinggi dan kebutuhan

masyarakat akan uang tunai sangat tinggi. Fenomena ini sejalan dengan peningkatan

pertumbuhan perekonomian di Bali pada triwulan II-2008.

39

Page 39: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

TABEL 4.4 PERKEMBANGAN UANG KARTAL DI BALI

(Juta Rp) 2006 2007 2008

INDIKATOR Tr. IV Tr. I Tr. II Tr. III Tr. IV Tr. I Tr. II

Inflow 1.624.302 760.297 500.713 547.121 638.284 958.706 465.938

Outflow 2.242.175 499.739 1.226.844 709.913 1.816.977 576.207 1.264.145

Kas Keliling 600 1.000 1.800 2.000 2.500 1.200 1.800

Penukaran 69.804 73.695 77.719 83.327 82.858 84.429 83.925

Uang Palsu (lembar) 902 927 611 623 966 853 539 Sumber: Bank Indonesia Denpasar

GRAFIK 10. PERKEMBANGAN UANG KARTAL DI BALI

Sumber: Bank Indonesia Denpasar

3.4.3 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai

Kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia pada pembayaran transaksi non tunai

diarahkan pada terciptanya sistem pembayaran yang efektif, efisien, aman, dan handal.

Tujuan tersebut dapat dicapai antara lain melalui kebijakan untuk mengurangi risiko

pembayaran dan peningkatan kualitas serta kapasitas pelayanan sistem pembayaran. Jumlah

lembar warkat kliring yang digunakan pada triwulan laporan tercatat sebanyak 255 ribu

lembar, turun 15% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dengan nilai transaksi

sebesar Rp 3.605 miliar atau turun 11%. Rata-rata perputaran kliring per hari tercatat

sebanyak 4.145 lembar dengan rata-rata nominal per hari sebesar Rp 57,22 miliar. Penolakan

cek/bilyet giro kosong tercatat sebanyak 1.540 lembar dengan nominal Rp 28 miliar. Jumlah

penolakan kliring tersebut tidak mencapai 1% dibandingakan dengan total kliring yang

dilakukan, jumlah lembar yang ditolak adalah sebesar 0,6% dengan nominal 0,8% dari

40

Page 40: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

jumlah kliring yang dilakukan. Rendahnya tingkat tolakan ini mengindikasikan bahwa sistem

pembayaran yang diselenggarakan selama ini dapat dikatakan handal.

TABEL 4.3.

PERKEMBANGAN PERPUTARAN KLIRING, CEK/BG KOSONG, DAN RTGS DI BALI

2006 2007 2008 KETERANGAN IV II III IV I II

PERPUTARAN KLIRING

255 - Lembar (Ribuan Lembar) 412 401 452 435 300

3.605 - Nominal (Miliar Rp) 4.839 4.772 5.712 5.621 4.049

4.045 - Rata-rata lembar per hari (Satuan) 6.545 6.679 7.283 7.238 5.002

57,22 - Rata-rata nominal per hari (Miliar Rp) 76,8 79,53 92,13 93,75 67,48

TOLAKAN CEK/BG KOSONG

- Lembar (Satuan) 1.927 1.623 1.850 2.562 1.806 1.540

- Nominal (Miliar Rp) 32 58 151 80 38 28

- Rata-rata lembar per hari (Satuan) 31 27 30 43 30 24,44

- Rata-rata nominal per hari (Miliar Rp) 0,51 0,97 2,43 0,85 0,63 0,44 Sumber: Bank Indonesia Denpasar

Grafik 10. Perkembangan Kliring

Sumber: Bank Indonesia Denpasar

41

Page 41: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

BOX

PERKEMBANGAN KREDIT USAHA RAKYAT DI BALI

Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono pada awal November 2007, ditujukan untuk mengembangkan UMKM dari sisi

pendanaan atau permodalan, pada akhirnya diharapkan kemiskinan dapat ditekan dan

angka pengangguran dapat dikurangi. KUR merupakan program kredit untuk sektor usaha

mikro kecil menengah dan koperasi yang diberikan dengan pola penjaminan pemerintah.

Selaku penjamin kredit adalah Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) dan Asuransi

Kredit Indonesia (Askrindo). Pada tahap awal terdapat 6 bank yang turut serta dalam

program ini yaitu PT. Bank Mandiri, PT. Bank BNI, PT. Bank BRI, PT. Bank Tabungan

Negara, PT. Bank Bukopin dan Bank Syariah Mandiri.

Konsep program kredit usaha rakyat tidak mewajibkan calon debitor melengkapi

persyaratan pinjaman dengan agunan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pelaku

UMKM untuk mengakses perbankan, oleh karenanya risiko kredit yang ditanggung oleh

bank penyalur dibagi dengan pemerintah dengan pola penjaminan oleh pemerintah

dengan porsi 70% penjaminan pemerintah dan 30% risiko bank. Pada awalnya pinjaman

program KUR disalurkan untuk sektor ekonomi produktif dengan bunga maksimum 16

persen dan jumlah kredit maksimum Rp 500 juta per debitur.

Dalam perkembangannya ketentuan program KUR tersebut mengalami revisi,

diantaranya memperlonggar batas maksimal bunga pinjaman kredit usaha rakyat dari 16%

menjadi hingga 24% untuk penyaluran melalui lembaga keuangan mikro dengan skema

linkage program. Pemerintah juga memperpanjang jangka waktu pinjaman KUR tidak lagi

dibatasi maksimal tiga tahun hal ini untuk membuka akses yang lebih besar terhadap

kredit ini. Di samping itu, dana penjaminan dari angka saat ini Rp1,4 triliun akan ditambah,

menyusul progresivitas serapan terhadap kredit usaha rakyat tersebut.

Secara nasional penyerapan KUR dapat dikatakan sangat besar, dalam 8 bulan sejak

pertama kali program ini diluncurkan penyalurannya telah mencapai Rp 6,1 triliun dengan

nasabah sebanyak 590 ribu kreditor di seluruh Indonesia (Republika : Rabu, 28 Mei 2008).

Jumlah ini hampir lima puluh persen rata-rata pertumbuhan kredit usaha kecil nasional

yang mencapai Rp12,8 triliun pertahun.

42

Page 42: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

KUR di Bali

Program KUR juga disalurkan di Provinsi Bali, efektifitas penyaluran KUR oleh ke

enam bank penyalur relatif bervariasi, beberapa bank telah memulai sejak akhir tahun

2007 sedangkan sebagian lainnya efektif mulai Februari 2008. Perbedaan waktu efektif

penyaluran KUR tersebut lebih dikarenakan status kantor bank penyalur yang merupakan

kantor cabang, sehingga masih menunggu petunjuk teknis pelaksanaan program KUR dari

kantor pusatnya.

Sampai dengan Juni 2008 KUR yang telah disalurkan oleh perbankan di Bali sebesar

Rp.167,5 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 21.875 debitur, atau dengan rata-rata

kredit perdebitur sebesar Rp7,6 juta. Dilihat dari perkembangannya selama tahun 2008,

secara nominal penyaluran KUR dapat dikatakan sangat tinggi dibandingkan dengan

penyaluran kredit UMKM selama tahun 2008. Pertumbuhan kredit UMKM yang disalurkan

oleh 40 bank selama tahun 2008 sebesar Rp1.553 miliar sedangkan KUR yang disalurkan

oleh 6 bank mencapai Rp167 miliar atau 11% dari pertumbuhan kredit UMKM.

Sumber : LBU dan Bank Peserta KUR

Dilihat lebih jauh, konsentrasi penyaluran KUR yang dilakukan oleh 6 bank dapat

diklasifikasikan sebagai berikut, Bank BTN dan Bank BRI terkonsentrasi pada kredit

kelompok kecil dan mikro, sedangkan untuk Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin, Bank

BNI dan Bank Mandiri lebih berkonsentrasi pada kredit kelompok menengah.

43

Page 43: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Dari sektor yang dibiayai, 80% dana KUR yang terserap dimasyarakat disalurkan pada

sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sementara sektor pertanian memperoleh

7% dan sektor jasa-jasa sebesar 6%. Demikian pula dilihat jumlah debitur yang memerima

fasilitas KUR sangat didominasi oleh debitur dari sektor PRH yang besarnya mencapai 77%.

Besarnya penyaluran kredit pada sektor PHR sesuai dengan karakteristik perekonomian Bali

yang sangat tergantung pada industri pariwisata, dalam hal ini paling dekat dengan sektor

PRH.

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, bank pelaksana

program KUR tidak diperbolehkan meminta jaminan tambahan dalam proses fasilitas KUR.

Namun demikian dalam prakteknya bank pelaksana masih mensyaratkan adanya jaminan

tambahan. Permintaan jaminan ini tersebut didasari oleh beberapa pertimbangan antara

lain:

a. bank pelaksana masih mengelola risiko kredit walaupun hanya 30%,

b. sebagai sarana edukasi dan motivasi bagi penerima fasilitas, sebab dengan

menghilangkan jaminan dikhawatirkan debitur menjadi kurang bertanggungjawab

terhadap fasilitas yang diterimanya.

Sesuai dengan ketentuan, debitur KUR adalah UMKM yang belum pernah menerima kredit

perbankan, maka pertumbuhan KUR yang relatif cepat ini tidak berpengaruh pada

pertumbuhan penyaluran UMKM. Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan ekspansi

kredit UMKM yang relatif tetap dan cenderung meningkat setelah program KUR

dilaksanakan. Dengan kata lain tidak terdapat peralihan debitur dari kredit UMKM menjadi

debitur KUR.

TANTANGAN KUR DI BALI

Walaupun pertumbuhan KUR di Bali sangat ekspansif, namun demikian masih

terdapat beberapa tantangan yang harus selalu diwaspadai. Pertumbuhan KUR yang

sangat cepat pada periode awal penluncurannya menyebabkan bank pelaksana sedikit

banyak kurang mengetahui debitu KUR tersebut, hal tersebut perlu dikawatirkan

mengingat KUR hanya mensyratkan jaminan yang relatif ringan dan bahkan tanpa

jaminan. Kemungkinan yang paling konservatif pada akhir tahun dapat terjadi peningkatan

non performing loan (NPL) yang dikarenakan rendahnya kualitas kredit skema KUR

dimaksud. Untuk itu perlu kerja keras dari bank pelaksana untuk memantau dan membina

debiturnya terlebih bagi bank yang berkonsentrasi pada kredit kelompok mikro dan kecil.

44

Page 44: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

KUR dengan persyarata yang relatif ringan dengan tingkat bunga yang relatif

rendah dikuatirkan berpotensi mendistorsi pasar kredit bagi bank pembangunan rakyat

(BPR) dan lembaga keuangan mikro lainnya seperti koperasi dan lebaga perkreditan desa

(LPD). Tingkat bunga pada kisaran 16% dianggap terlalu rendah bagi BPR dan lembaga

keuangan mikro, yang pada umumnya memberikan bunga kredit sekita 2% perbulan

secara flat atau kurang lebih 24% setahun. Dengan tingkat bunga tersebut BPR dan

lembaga keuangan mikro lain tidak dapat bersaing dengan KUR bank umum, sebab

keunikan dari BPR yaitu persyaratan kredit yang relatif lebih ringan dibandingkan dengan

persyaratan kredit bank umum pada umumnya telah disaingi oleh persyaratan KUR yang

juga sangat ringan.

45

Page 45: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Ketenagakerjaan Bab 4

Pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam satu tahun terakhir tampaknya mampu

menekan tingkat pengangguran yang ada meskipun belum secara maksimal menyerap

angkatan kerja yang ada. Hal itu ditunjukkan dengan trend yang menurun pada jumlah

pengangguran dalam tiga tahun dua tahun terakhir. Pada tahun 2008 jumlah angkatan kerja

yang mampu diserap ke dalam dunia kerja meningkat dibanding tahun lalu. Sehingga jumlah

pengangguran pun dapat ditekan.

Namun demikian, karakteristik tenaga kerja di Bali masih memiliki pola yang kurang

stabil, yang digambarkan dengan pekerja yang terkonsentrasi pada sektor-sektor yang mudah

beralih ke sektor lain, seperti pertanian dan perdagangan, serta masih banyaknya penduduk

yang bekerja di sektor informal dan pekerja yang berstatus pekerja tidak dibayar. Dengan

demikian, jika terjadi perubahan tenaga kerja pada sektor tertentu akan diikuti dengan

perubahan tenaga kerja di sektor lainnya sebagai dampak pergeseran tenaga kerja antar

sektor.

A. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran

Pada Februari 2008 penduduk yang masuk ke dalam kelompok usia kerja (15 tahun ke

atas) di Provinsi Bali mengalami kenaikan. Dibandingkan kondisi pada Februari 2007 terjadi

peningkatan sebanyak 70,8 ribu orang dari 2.633 ribu orang menjadi 2.703 ribu orang pada

Februari 2008.

Dari keseluruhan penduduk usia kerja, yang termasuk dalam angkatan kerja mencapai

2.094,7 ribu orang atau mencapai 77,5%. Namun dari seluruh penduduk yang merupakan

angkatan kerja tidak semuanya mampu terserap ke dalam sektor-sektor ekonomi yang ada di

Bali. Dari sekitar 2 juta angkatan kerja, yang mampu terserap ke dalam dunia kerja

mencapai 95,4% atau sebanyak 1.999,2 ribu orang dan sisanya sebanyak 95,5 ribu

orang tergolong ke dalam pengangguran terbuka.

Pada Februari 2008 tingkat pengangguran terbuka di Bali mencapai 4,6%. Jika

dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu, yaitu pada bulan Februari

46

Page 46: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

2007, tingkat pengangguran di Bali sedikit menurun dari sebesar 4,9%. Dilihat dari

jumlah pengangguran, selama periode ini jumlah pengangguran menurun sebanyak 2.793

orang. Namun jika dibandingkan dengan keadaan pengangguran pada bulan

sebelumnya (Agustus 2007), jumlah pengangguran di Bali mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Tingkat pengangguran meningkat dari 3,8% menjadi 4,6%. Hal ini

tidak terlepas dari kinerja beberapa sektor ekonomi utama Bali yang tidak lepas dari pola

musiman seperti sektor pertanian dan pariwisata.

Penurunan angka pengangguran dalam satu tahun terakhir, dari Februari 2007 sampai

Februari 2008 diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Dari Februari 2007 sampai Februari 2008, TPAK meningkat

dari sebesar 76,3% menjadi 77,5%. Kondisi ini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan

bulan Agustus 2007 dimana TPAK Bali sebesar 77,4%. Jika dilihat secara keseluruhan TPAK di

Bali tidak banyak mengalami perubahan, hanya berkisar antara 75% sampai 80%.

Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan, November 2005 – Februari 2008

(dalam ribuan)

Nov - Feb - Agt - Feb - Agt - Feb -Kegiatan Utama 2005 2006 2006 2007 2007 2008

1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke 2.569,4 2.581,7 2.607,8 2.633,0 2.661,9 2.703,8 Atas

2. Angkatan Kerja 2.002,2 1.950,6 1.990,5 2.010,0 2.059,7 2.094,7

A. Bekerja 1.895,7 1.846,8 1.870,3 1.911,7 1.982,1 1.999,2

B. Tidak Bekerja 106,4 103,8 120,2 98,3 77,6 95,5 (Pengangguran Terbuka)

3. Bukan Angkatan Kerja 567,3 631,1 617,3 623,0 602,2 609,1

4. Tingkat Partisipasi Angkatan 77,9 75,6 76,3 76,3 77,4 77,5 Kerja (TPAK %)

5. Tingkat Pengangguran Terbuka 5,3 5,3 6,0 4,9 3,8 4,6 (TPT %)

Sumber: BPS

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk usia kerja laki-laki dan

perempuan tidak jauh berbeda. Namun partisipasi angkatan kerja penduduk laki-laki

cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perempuan. TPAK penduduk

laki-laki mencapai 88,3% sedangkan penduduk perempuan hanya sebesar 66,6%. Jika

dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu. TPAK penduduk perempuan sedikit

47

Page 47: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

menurun. Hal ini tidak terlepas dari peran tradisional perempuan yang masih besar dalam

mengurus rumah tangga sehingga masih banyak yang tidak masuk ke dalam angkatan kerja.

Namun demikian jumlah pekerja perempuan meningkat dan pengangguran terbuka untuk

penduduk perempuan mengalami sedikit penurunan.

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan, Berdasarkan Jenis Kelamin, Februari 2007 dan Februari 2008

(dalam ribuan)

Feb – 2007 Feb – 2008 Kegiatan Utama

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas 1.325,9 1.307,1 1.359,7 1.344,0

2. Angkatan Kerja 1.124,1 885,9 1.199,9 894,8

a. Bekerja 1.070,5 841,2 1.148,5 850,6

b. Tidak Bekerja 53,7 44,6 51,4 44,1 (Pengangguran Terbuka)

3. Bukan Angkatan Kerja 201,8 421,2 159,8 449,3

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 84,8 67,78 88,3 66,6 (TPAK %) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT %) 4,8 5,0 4,3 4,9

Sumber: BPS

B. Lapangan Pekerjaan Utama

Tidak jauh berbeda dengan kondisi ketenagakerjaan pada tahun-tahun

sebelumnya pengangguran pada bulan Februari cenderung lebih rendah

dibandingkan dengan kondisi pada bulan-bulan Agustus. Hal ini tidak terlepas dari

karakteristik perekonomian Bali yang didominasi oleh sektor pertanian dan pariwisata yang

umumnya memiliki pola musiman di mana bulan Agustus merupakan puncak kunjungan

wisman, musim tanam dan panen komoditas pertanian. Hal ini menyebabkan pada bulan ini

tingkat pengangguran cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Agustus tahun

2007.

Meskipun secara umum penduduk yang bekerja bertambah, jumlah penduduk

yang menganggur juga bertambah. Hal ini menjadi indikasi bahwa sektor-sektor

yang ada belum mampu menyerap tenaga kerja atau terjadi kelebihan suplai tenaga

kerja dibandingkan dengan bulan Agustus 2007. Namun jika dibandingkan dengan

48

Page 48: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

bulan yang sama tahun sebelumnya kondisi ketenagakerjaan Bali bisa dikatakan cukup baik

yang ditandai dengan terjadinya penurunan tingkat pengangguran dari sebesar 4,9%

menjadi sebesar 4,6%. Hal ini juga ditandai dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja pada

semua sektor perekonomian. Bila dilihat dari struktur penduduk yang bekerja menurut

lapangan pekerjaan utamanya (Tabel 7), dibandingkan dengan bulan Februari 2007, jumlah

penduduk yang bekerja pada bulan Februari 2008 mengalami peningkatan hampir di semua

sektor. Secara keseluruhan, penyerapan tenaga kerja selama setahun terakhir mencapai 87,5

ribu orang.

Seperti halnya karakteristik tenaga kerja pada negara-negara berkembang,

karakteristik tenaga kerja di Bali bisa dikatakan masih memiliki pola yang kurang

stabil, yang digambarkan dengan pekerja yang terkonsentrasi pada sektor-sektor

yang mudah beralih ke sektor lain, seperti sektor pertanian, perdagangan, masih

banyaknya sektor informal dan pekerja yang berstatus pekerja tidak dibayar. Dengan pola

seperti ini, maka perubahan tenaga kerja pada sektor tertentu akan diikuti dengan perubahan

tenaga kerja di sektor lainnya sebagai akibat pergeseran tenaga kerja antar sektor.

Tabel 3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2006 – Februari 2008 (dalam ribuan)

Februari Agustus Februari Agustus Februari Kegiatan Utama 2006 2006 2007 2007 2008

Pertanian 620,1 663,0 682,9 714,1 691,4

Pertambangan 11,0 2,3 7,8 8,5 12,0

Industri 289,7 250,6 301,3 289,1 243,0

Listrik, Gas, dan Air 7,9 8,7 4,4 3,9 6,0

Konstruksi 121,8 127,6 118,5 128,7 105,6

Perdagangan, Restoran, & 435,7 403,6 448,3 462,5 444,0 Hotel Pengangkutan & 79,7 74,1 82,8 77,4 167,2 Telekomunikasi Keuangan & Jasa Perusahaan 50,3 69,4 45,9 52,9 49,7

Jasa-Jasa 230,7 271,0 219,8 245,0 280,3

Total 1.846,8 1.870,3 1.911,7 1.982,1 1.999,2 Sumber: BPS

49

Page 49: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

C. Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran menurut Wilayah Kota/Desa

Dilihat berdasarkan wilayah perkotaan dan pedesaan, wilayah perkotaan

memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan.

Tingkat pengangguran di daerah perkotaan di Bali mencapai 6,1%, lebih tinggi dari pada

tingkat pengangguran di pedesaan yang hanya mencapai 3%. Hal ini memperlihatkan

masih besarnya kontribusi sektor pertanian yang menjadi andalan wilayah pedesaan dalam

penyerapan tenaga kerja. TPAK di desa juga lebih tinggi dibandingkan wilayah perkotaan,

dimana TPAK di pedesaan mencapai 79,6% sedangkan di perkotaan sebesar 75,5%.

Dari sebanyak 1.330,6 ribu penduduk usia kerja di pedesaan sebanyak 1.058,7 ribu

tergolong dalam angkatan kerja. Dari angkatan kerja tersebut sebanyak 1.026,8 ribu orang

merupakan penduduk yang bekerja. Sedangkan untuk wilayah perkotaan, dengan jumlah

penduduk usia kerja yang mencapai 1.373,2 ribu orang, penduduk yang masuk dalam

angkatan kerja sebanyak 1.036,0 ribu orang lebih rendah dibandingkan di pedesaan. Begitu

pula tenaga kerja yang terserap di perkotaan hanya sebesar 972,44 ribu orang, lebih rendah

jika dibandingkan dengan di pedesaan.

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan, di Daerah Perkotaan dan Pedesaan, Februari 2008

(dalam ribuan)

Kegiatan Utama Pedesaan Perkotaan Desa + Kota

1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas 1.330,6 1.373,2 2.703,8

2. Angkatan Kerja 1.058,7 1.036,0 2.094,7

c. Bekerja 1.026,8 972,4 1.999,2

d. Tidak Bekerja 31,9 63,6 95,5 (Pengangguran Terbuka)

3. Bukan Angkatan Kerja 271,9 337,2 609,1

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 79,6 75,5 77,5 (TPAK %) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka 3,0 6,1 4,6 (TPT %)

Sumber: BPS

50

Page 50: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Keuangan Daerah Bab 5

Pada tahun anggaran 2008, Anggaran Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Bali

mencapai sebesar Rp 1,3 triliun, dan realisasi hingga triwulan II-2008 (posisi Mei) mencapai

Rp 600,9 miliar atau 46,6% dari yang dianggarkan.

Sementara itu, Anggaran Belanja Daerah pada tahun ini tercatat sebesar Rp 1,5 triliun

dengan realisasi mencapai Rp 365,1 miliar atau sebesar 24,3%. Lebih lanjut, untuk Anggaran

Pembiayaan Daerah mencapai sebesar Rp 213,3 miliar, dan realisasi sampai dengan triwulan

II-2008 tercatat Rp 271,9 miliar atau mencapai 127,5%.

A. REALISASI PENDAPATAN

Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali pada triwulan II-2008 mencapai

sebesar Rp 600,9 miliar, bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana

Perimbangan yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 64,2% dan 35,6%.

Pos yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PAD adalah pos pajak daerah yang

mencapai 93,3%. Sedangkan sumber penerimaan terbesar dari Dana Perimbangan adalah

pos Dana Alokasi Umum (DAU), yang mencapai 93,8%.

Realisasi penerimaan pajak daerah tercatat sebesar Rp 360 miliar atau mencapai

sebesar 56,6% dari yang dianggarkan sebesar Rp 635,8 miliar. Sedangkan realisasi

penerimaan dari retribusi adalah sebesar Rp5,7 miliar atau 37,6% dari yang dianggarkan

sebesar Rp 15 miliar.

Di sisi lain, realisasi pos Dana Perimbangan sampai dengan triwulan laporan telah

mencapai sebesar Rp 214,1 miliar atau 38,4% dari total rencana penerimaan tahun 2008

sebesar Rp 556,9 miliar. Pos tersebut memperoleh sumbangan terbesar yang bersumber dari

realisasi DAU yang mencapai Rp 200,9 miliar atau mencapai 44,8% dari yang direncanakan

pada tahun 2008.

51

Page 51: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

B. REALISASI BELANJA

Sementara itu, realisasi belanja daerah sampai dengan triwulan II-2008

tercatat mencapai sebesar Rp 365,1 miliar atau baru mencapai 24,3% dari yang

dianggarkan. Relatif rendahnya realisasi belanja daerah ini antara lain disebabkan karena

realisasi pada pos belanja bagi hasil kepada kab/kota/desa masih nihil, padahal dana yang

dianggarkan cukup besar yakni mencapai Rp 238,8 miliar.

Selain itu, realisasi pos belanja modal juga relatif masih rendah, yaitu baru

mencapai realisasi Rp 1,6 miliar atau baru mencapai 1,4% dari yang dianggarkan

sebesar Rp 117,1 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran investasi pemerintah

yang mampu menciptakan efek pengganda berupa perluasan lapangan kerja masih belum

dari optimal.

Realisasi belanja yang paling besar adalah realisasi pada pos belanja bantuan sosial

yang mencapai 85,45% atau mencapai sebesar Rp 124,6 miliar dari yang dianggarkan

sebesar Rp 145,8 miliar. Sedangkan, pos belanja yang paling besar dianggarkan adalah pos

pada belanja pegawai, yang mencapai Rp 377,3 miliar, namun realisasi sampai dengan Mei

2008 baru sebesar Rp 126,7 miliar atau baru mencapai 31,3%.

C. REALISASI PEMBIAYAAN

Untuk komponen pembiayaan yang meliputi penerimaan pembiayaan daerah dan

pengeluaran pembiayaan daerah, realisasi sampai dengan triwulan II-2008 masing-masing

sebesar Rp 273,9 miliar dan Rp 2 miliar. Realisasi penerimaan pembiayaan daerah

tersebut seluruhnya merupakan sisa perhitungan anggaran tahun sebelumnya.

Sedangkan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah seluruhnya merupakan

penyertaan modal Pemda.

Meskipun secara persentase realisasi pendapatan maupun belanja sampai dengan

triwulan II-2008 ini masih belum optimal, namun diperkirakan pada dua triwulan mendatang

realisasi akan lebih besar lagi, karena jika melihat data historis pada tahun-tahun sebelumnya

biasanya pencapaian realisasi di triwulan III dan triwulan IV akan jauh lebih besar dibanding

triwulan I dan triwulan II. Hal tersebut antara lain karena pada triwulan III dan triwulan IV

sebagian besar proyek-proyek pemerintah sudah berjalan yang ditunjukkan dengan

52

Page 52: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

53

meningkatnya realisasi pos belanja modal, yang pada tahun 2008 dianggarkan sebesar Rp

117,1 miliar.

Tabel 1. Laporan Realisasi APBD 2007 – 2008 (dalam ribu)

NO. URAIAN APBD TAHUN 2007

REALISASI 2007

APBD TAHUN 2008

REALISASI MEI-2008

%REALISASI THD APBD

2008 A PENDAPATAN DAERAH 1.282.579.145 1.368.004.403 1.288.985.862 600.902.375 46,62

1 PEND. ASLI DAERAH (PAD) 756.144.462 834.475.058 730.500.904 385.913.795 52,83 - Pajak Daerah 659.411.000 735.938.193 635.847.000 360.073.507 56,63 - Retribusi Daerah 13.508.022 15.321.961 15.051.947 5.661.420 37,61

- Hsl PMD dan Hsl Pengel. Kek. Daerah yg dipisahkan 46.442.423 46.934.734 48.886.903 4.661.877 9,54

- Lain-Lain PAD yg Sah 36.783.016 36.280.170 30.715.054 15.516.990 50,52 2 DANA PERIMBANGAN 505.074.000 525.304.234 556.948.660 214.140.641 38,45

- Bagi hasil pajak dan bukan pajak 68.541.000 88.771.234 87.127.240 13.261.376 15,22

- Dana Alokasi Umum (DAU) 436.533.000 436.533.000 448.187.420 200.879.266 44,82

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH 21.360.684 8.225.112 1.536.298 847.939 55,19

B BELANJA DAERAH 1.364.822.319 1.236.343.652 1.502.294.540 365.127.876 24,3

4 BELANJA TIDAK LANGSUNG 854.981.199 828.894.563 1.039.836.577 325.518.341 31,3

- Belanja Pegawai 331.203.891 317.882.474 377.263.115 126.710.911 33,59 - Belanja Subsidi 3.451.800 3.451.800 3.300.000 273.600 8,29 - Belanja Hibah 100.861.632 100.660.752 227.642.987 67.130.138 29,49 - Belanja Bantuan Sosial 15.574.642 15.101.002 145.850.348 124.629.707 85,45

- Belanja Bagi Hasil kpd Prov/Kab/Kota/Desa 271.477.153 266.865.089 238.841.500 - 0,00

- Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/Kab/Kota/Desa

126.284.540 124.250.190 40.938.617 6.773.985 16,55

- Belanja Tidak Terduga 6.127.541 683.255 6.000.000 - 0,00 5 BELANJA LANGSUNG 509.841.120 434.449.089 462.457.972 39.609.534 8,57 - Belanja Pegawai 48.270.850 44.006.787 53.704.357 7.692.865 14,32 - Belanja Barang & Jasa 282.095.244 246.162.310 291.614.390 30.277.915 10,38 - Belanja Modal 179.475.025 144.279.992 117.139.226 1.638.754 1,40

C PEMBIAYAAN DAERAH 150.005.123 169.235.549 213.308.678 271.897.678 127,47

6 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 178.437.033 178.282.654 223.308.678 273.897.678 122,65

- Sisa Perhit. Anggaran Tahun Sebelumnya 178.377.195 178.249.654 204.092.178 273.897.678 134,2

- Pencairan Dana Cadangan - - 19.216.500 - 0,00

- Penerimaan Piutang Daerah

59.837 33.000 - - -

2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 28.431.910 9.047.104 10.000.000 2.000.000 20,0

- Pembentukan Dana Cadangan 12.500.000 2.944 - - -

- Penyertaan Modal (Investasi) Pemda

15.931.910 9.044.160 10.000.000 2.000.000 20,0

SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) 67.761.950 273.896.301 - 507.672.177

Sumber: Pemda Provinsi Bali

Page 53: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Outlook Bab 6

A. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III-2008

Pada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan masih akan tumbuh.

Perekomian diperkirakan tumbuh pada kisaran 3,2% - 4,8% (y-o-y), meningkat dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya dan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga dibandingkan triwulan

sebelumnya disebabkan oleh relatif lebih tingginya kegiatan ekonomi pertengahan tahun

sebagai karakteristik dari perekonomian Bali yang berhubungan erat dengan musim ramai

(peak season) kunjungan wisatawan ke Bali.

Di sisi sektoral tercermin pada pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama, yang

merupakan respon dari pertumbuhan di sisi permintaan. Sektor-sektor yang tumbuh tinggi

antara lain sektor perdagangan hotel dan restoran, industri, dan jasa-jasa. Sementara itu,

sektor pertanian masih dibayangi oleh kontraksi pertumbuhan mengingat masih rendahnya

produktivitas dan belum adanya kebijakan pertanian yang terintegrasi dan bersifat holistik.

1. Sisi Penawaran

Respon di sisi sektoral terhadap peningkatan di sisi permintaan tercermin

pada pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. Sektor-sektor ekonomi yang

mempunyai kontribusi besar antara lain sektor perdagangan, hotel dan restoran

(PHR), sektor industri, dan sektor jasa-jasa. Sementara itu, sektor pertanian tumbuh

relatif terbatas bahkan dibayangi dengan kontraksi pertumbuhan akibat masih maraknya alih

fungsi lahan pertanian ke non pertanian.

54

Page 54: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektor Q3-2007** Q4-2007** Q1-2008** Q2-2008p Q3-2008p

Pertanian 3,7 -5,2 -0,7 -2,8 -0,4 – 0,7Pertambangan -1,96 -16,8 -0,1 3,1 0,7 – 1,8Industri -2,9 -3,2 -0,3 2,5 5,6 – 6,7Listrik, Gas & Air 5,4 15,9 0,2 6,6 3,9 – 5,0Bangunan 2,6 5,8 0,3 5,3 4,7 – 5,8Perdg, Hotel & Rest. 0,05 -0,01 0,4 5,1 5,1 – 6,3Pengangkutan & Kom. 0,3 2,9 0,1 1,5 4,9 – 6,0Keuangan & Persewaan -7,7 -1,6 -0,2 5,0 3,3 – 4,4Jasa-Jasa -1,1 -1,9 0,8 3,3 0,9 – 2,0PDRB -0,1 -1,2 0,3 2,5 3,2 – 4,8

Sumber: BPS, diolah; Keterangan: ** angka sangat sementara, p proyeksi BI

Sektor perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan tumbuh relatif konstan dengan

perkiraan laju pertumbuhan sebesar 5,1% - 6,3%. Pertumbuhan tersebut diperkirakan antara

lain masih berlangsungnya musim ramai kunjungan ke Bali (high season) terutama wisatawan

mancanegara (wisman). Faktor yang mendorong peningkatan jumlah kunjugan wisman

antara lain pembukaan rute penerbangan baru oleh beberapa maskapai penerbangan dan

promosi pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku pariwisata. Dalam jangka

pendek, promosi pariwisata akan diprioritaskan dilakukan di Batam guna menjaring wisman

yang ada di wilayah setempat maupun pasar wisman di Singapura. Dipilihnya Batam,

mengingat di wilayah tersebut banyak ekspatriat yang bekerja di berbagai perusahaan dan

industri setempat yang bisa ditawari berlibur ke Bali. Selain Batam, promosi akan diperluas ke

daerah-daerah lain yang banyak terdapat ekspatriat seperti Balikpapan dan Manado. Dengan

melakukan promosi yang luas diharapkan target kunjungan 1,9 juta wisman pada tahun

2008 dapat dicapai. Sampai dengan Juni 2008 secara kumulatif jumlah kunjungan wisman ke

Bali telah mencapai 911.507 orang naik 22,3% dibanding periode yang sama tahun lalu yang

hanya mencapai 745.541 orang.

Sektor industri diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,6% – 6,7%. Pertumbuhan sektor

tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan pada sub sektor makanan dan minuman,

subsektor tekstil dan produk tekstil (TPT), serta sub sektor kayu dan barang dari kayu. Hal ini

disebabkan karena meningkatnya permintaan terhadap produk-produk manufaktur sebagai

dampak dan meningkatnya jumlah kunjungan wisman pada triwulan III-2008.

Sementara itu, sektor jasa-jasa diperkirakan tumbuh pada sekitar 0,9% - 2%.

Pertumbuhan tersebut selain didukung oleh pertumbuhan pada sub sektor jasa swasta juga

55

Page 55: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

didukung oleh pertumbuhan pada sub sektor jasa pemerintah. Pertumbuhan sub sektor jasa

pemerintah tersebut didorong oleh meningkatnya realisasi belanja pemerintah daerah. Seperti

pada pola tahun-tahun sebelumnya bahwa pada triwulan III dan IV pos belanja pemerintah

daerah relatif lebih besar dibandingkan dengan triwulan I dan II.

2. Sisi Permintaan

Konsumsi, investasi dan ekspor diperkirakan masih tetap menjadi pendorong

utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 dari sisi permintaan.

Pertumbuhan konsumsi didukung oleh konsumsi non makanan, yang tercermin dari

meningkatnya konsumsi semen, penjualan mobil, dan penjualan sepeda motor. Selain itu,

konsumsi listrik baik untuk rumah tangga maupun industri diperkirakan juga akan tumbuh

positif, meskipun pemerintah menggalakkan program hemat listrik, mengingat jumlah

kunjungan wisman yang meningkat dan memasuki musim ramai, konsumsi listrik

diperkirakan akan meningkat.

Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Komponen Q3-2007** Q4-2007** Q1-2008** Q2-2008p Q3-2008p

Konsumsi Rumah Tangga 5,9 -2,3 -3,6 1,7 6,4 – 7,5Konsumsi Pemerintah 3,1 7,2 20,9 3,5 8,2 – 9,4Investasi/PMTB 49,3 37,1 -8,5 5,5 5,8 – 6,9Ekspor -21,9 -54,3 -29,6 1,5 43,2 – 44,7Impor 38,4 31,2 -32,8 0,6 5,3 – 6,4PDRB -0,1 -1,2 0,3 2,5 3,2 – 4,8

Sumber: BPS, diolah; Keterangan: ** angka sangat sementara, p proyeksi BI

Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sekitar 6,4% - 7,5%. Pertumbuhan

konsumsi tersebut utamanya dipengaruhi oleh pertumbuhan konsumsi non makanan seperti

semen, listrik, mobil, dan sepeda motor. Sedangkan, konsumsi pemerintah diperkirakan

tumbuh sebesar 8,2% - 9,4%. Pertumbuhan konsumsi pemerintah tersebut didukung oleh

meningkatnya realisasi belanja APBD pada triwulan III-2008. Hal itu disebabkan sebagian

besar proyek-proyek pemerintah telah dilaksanakan pada triwulan mendatang.

Sementara itu, investasi yang dalam hal ini merupakan penanaman modal tetap bruto

(PMTB) pada triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 5,8% - 6,9%. Pertumbuhan ini

56

Page 56: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

utamanya didukung oleh meningkatnya dana yang ditanamkan kembali oleh pengusaha

dalam rangka ekspansi usahanya. Ekspor diperkirakan tumbuh positif pada triwulan

mendatang yaitu sebesar 43,2% - 44,7%. Masih kompetitifnya produk-produk ekspor dari

Bali terutama produk TPT dan produk kayu mampu mendorong kinerja ekspor. Sebaliknya

impor diperkirakan juga masih tumbuh sekitar 5,3% - 6,4%, terutama untuk impor bahan

baku.

B. PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULAN III-2008

Prospek inflasi Denpasar pada triwulan III 2008 bergerak pada kisaran 9,2% (y-o-y),

tekanan harga pada triwulan III lebih didominasi oleh harga-harga kelompok volatile food

sehubungan dengan perayaan hari raya Galungan dan Idul Fitri yang akan jatuh di

penghujung triwulan III. Peningkatan harga pada kelompok volatile food juga diperkirakan

dipengaruhi oleh datangnya puncak kunjungan bagi wisatawan manca yang diperkirakan

terjadi dari bulan Agustus sampai dengan September.

Menurut kelompoknya, barang-barang yang diperkirakan akan mengalami inflasi

paling tinggi pada triwulan III adalah kelompok bahan makan, kelompok makanan jadi dan

kelompok transportasi, komunikai dan jasa keungan. Sementara tekanan administered price

yang datang dari kebijakan pemerintah dalam penetapan harga dan distribusi BBM dan gas,

diperkirakan masih akan berdampak pada inflasi tahunan walaupun secara bulanan inflasi ini

telah terakomodasi pada triwulan II.

C. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III-2008

Trend peningkatan kinerja perbankan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir

diperkirakan akan terus berlanjut pada triwulan III tahun 2008. Baik total aset, penyaluran

kredit dan pengerahan dana masyarakat diperkirakan akan terus mengalami peningkatan

sejalan dengan peningkatan kapasitas perekonomian pada triwulan III.

Kredit perbankan diperkirakan akan meningkat dengan laju pertumbuhan yang lebih

tinggi daripada pertumbuhan pada triwulan II, sejalan dengan meningkatnya realisasi

anggaran pemerihtah, kondisi ekonomi makro regional yang diperkirakan akan semakin

membaik. Secara umum, laju pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan mencapai

57

Page 57: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

14%-16%. Optimisme ini didorong oleh pertumbuhan kredit KUR yang sangat ekspansif

sampai dengan Juni 2008. Dari segi jenis kredit, kredit konsumsi diperkirakan masih tumbuh

pesat dan mendominasi pangsa kredit perbankan sejalan dengan datangnya hari raya

Galungan dan Idul fitri yang akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Begitu pula halnya

dengan kredit modal kerja diperkirakan juga akan tumbuh lebih baik di tahun 2008.

Sedangkan secara sektoral, penyaluran kredit masih akan didominasi oleh kredit sektor PHR

dan didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali pada triwulan III ini.

Dari sisi dana, penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan diperkirakan masih

akan tumbuh walaupun masih dibayangi oleh pertumbuhan yang rendah karena rendahnya

suku bunga simpanan dibandingkan tingkat pengembalian dari instrumen surat berharga.

Selain itu sebagian dana masyarakat juga diperkirakan akan terserap oleh lembaga keuangan

mikro non bank yang banyak terdapat di Bali seperti LPD dan Koperasi. Dengan tingginya

persaingan tersebut pengerahan dana diperkirakan akan tumbuh dibawah tingkat

pertumbuhan kredit atau sebesar 12%-14%.

D. REKOMENDASI

Mempertimbangkan perkembangan perekonomian di Provinsi Bali saat ini, maka

rekomendasi yang dapat disampaikan kepada pemerintah daerah khususnya untuk menekan

alih fungsi lahan pertanian perlu dilakukan beberapa hal oleh pemerintah, yaitu:

1. Membuat aturan yang pasti tentang keberpihakan pemerintah daerah misalnya

menyediakan sistem irigasi yang memadai, pemberian subsidi bibit dan pupuk, serta

memperkuat tersedianya sarana produksi pertanian (saprodi).

2. Menetapkan komoditas-komoditas unggulan sektor pertanian pada masing-masing daerah

tingkat II, guna pengembangan dan peningkatan hasil pertanian yang lebih terfokus dan

lebih efektif.

3. Menetapkan aturan yang tegas mengenai pembagian wilayah untuk jenis pertanian yang

dapat digabung dengan sektor lain yang mendukung.

4. Menetapkan peraturan yang menegaskan mengenai tata ruang.

5. Ketegasan di dalam memberikan sanksi bagi pelanggar.

58

Page 58: Kata Pengantar - bi.go.id fileyang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan,

|Triwulan II 2008

6. Meningkatkan kinerja industri pariwisata, sebagai industri utama di Bali, yang dinilai

kurang berkembang dan cenderung monoton, dengan menggali kreativitas dari pelaku

industri pariwisata khususnya di sektor pengrajin baik kerajinan seni maupun kerajinan

rumah tangga.

7. Perlu adanya kajian agar sektor PHR, sebagai penggerak utama perekonomian Bali, dapat

menciptakan kesempatan kerja yang lebih besar.

8. Meningkatkan promosi pariwisata Bali kepada wisatawan domestik yang potensial,

mengingat besarnya kontribusi wisatawan domestik terhadap pertumbuhan perekonomian

di Bali.

59