Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KATA PENGANTAR
Instansi Pemerintah yang melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka mencapai
visi dan misi organisasi, sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya
melalui penyusunan Laporan Kinerja (LKj). Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah mengacu kepada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP
sebagai aparat pengawasan intern pemerintah mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. Di samping itu, menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP berperan melakukan pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan memfasilitasi
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam rangka meningkatkan
kapabilitasnya agar terwujud APIP yang efektif.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melaksanakan program dan kegiatan
yang diamanatkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2019. Secara umum, capaian kinerja
telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran kinerja tahun
2019 menunjukkan bahwa dari 8 (delapan) Sasaran Program dengan 22 (dua puluh dua)
Indikator Kinerja Program dan 9 (sembilan) Sasaran Kegiatan dengan 9 (sembilan)
Indikator Kinerja Kegiatan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, sebagian
besar telah mencapai target.
Dengan peran aktif dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, perkembangan
maturitas SPIP dan kapabilitas APIP pada tahun 2019 mengalami kemajuan yang cukup
signifikan. Dari 15 Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat,
11 (sebelas) pemerintah daerah telah berada di level 3 tingkat maturitas SPIP-nya.
Demikian juga dengan tingkat kapabilitas APIP, dari 6 (elemen) kapabilitas APIP,
sebanyak 8 (delapan) Inspektorat pemerintah daerah telah memenuhi 6 (enam) elemen
level 3 dan 7
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 10
A.TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ORGANISASI ....................................... 10
B.ASPEK STRATEGIS ORGANISASI .......................................................... 14
C.KEGIATAN DAN PRODUK ORGANISASI .................................................. 14
D.STRUKTUR ORGANISASI .................................................................. 16
E.SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................. 19
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................... 21
A.RENCANA STRATEGIS 2015-2019........................................................ 21
B.PERJANJIAN KINERJA 2019 .............................................................. 26
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................. 30
A.CAPAIAN KINERJA ORGANISASI.......................................................... 30
B.KINERJA LAINNYA ......................................................................... 92
C.AKUNTABILITAS KEUANGAN ........................................................... 101
BAB IV PENUTUP ............................................................................. 103
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ....... 17
Gambar 1.2 Infografis SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ............. 19
Gambar 3.1 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Tindak Lanjut ................... 36
Gambar 3.2 Assessment Penerapan GCG PTPN XIII ...................................... 38
Gambar 3.3 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMN/ Anak Perusahaan ...... 39
Gambar 3.4 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMN/ Anak Perusahaan ...... 40
Gambar 3.5 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal
Berpredikat Baik dari BUMD yang Dievaluasi ............................................. 43
Gambar 3.6 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BLUD yang Tata Kelolanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang Dievaluasi .......................................... 45
Gambar 3.7 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di Persidangan ..................................... 49
Gambar 3.8 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh APH ........................................... 50
Gambar 3.9 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh K/L/P/K ...................................... 52
Gambar 3.10 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Audit Penyesuaian Harga
yang Dimanfaatkan oleh K/L/P/K .......................................................... 53
Gambar 3.11 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Audit Klaim yang
Dimanfaatkan oleh K/L/P/K ................................................................ 55
Gambar 3.12 Realisasi Indikator Kinerja Persentase K/L/P/K yang
Mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) .............................................. 57
Gambar 3.13 MPAK pada Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat ..................... 58
Gambar 3.14 Realisasi Indikator Kinerja Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan
Masyarakat..................................................................................... 59
Gambar 3.15 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP level 3 ........................................................................ 63
Gambar 3.16 Workshop Penerapan SPIP pada Kabupaten Sambas .................... 66
v
Gambar 3.17 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 3 .............................................................. 66
Gambar 3.18 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2 ......................................... 68
Gambar 3.19 Penjaminan Kualitas atas Penilaian Mandiri Kapabilitas APIP
Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat .................................................... 70
Gambar 3.20 Realisasi Indikator Kinerja Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3.................................................................. 71
Gambar 3.21 Bimtek Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten Sekadau ...... 75
Gambar 3.22 Bimtek Kapabilitas APIP pada Inspektorat Daerah Kota Singkawang . 75
Gambar 3.23 Realisasi Indikator Kinerja Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3 ............................................. 76
Gambar 3.24 Realisasi Indikator Kinerja Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2 ............................................. 77
Gambar 3.25 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Persepsi Kepuasan Layanan
Perwakilan BPKP Kalimantan Barat Tahun 2019 ......................................... 78
Gambar 3.26 Reviu atas Tata Kelola PSN Pembangunan Kawasan Industri pada
Kabupaten Ketapang ......................................................................... 83
Gambar 3.27 Verifikasi atas Tagihan Tunggakan Sisa Pekerjaan Duplikasi Jembatan
Entikong ........................................................................................ 84
Gambar 3.28 Sosialisasi SIMDA Bersama DPRD pada Kabupaten Mempawah ........ 86
Gambar 3.29 Bimtek Siskeudes versi 2.0 pada Kabupaten Kayong Utara ............ 87
Gambar 3.30 Bimtek Maturitas SPIP pada Kabupaten Ketapang ...................... 89
Gambar 3.31 Bimtek Peningkatan Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten
Sambas ......................................................................................... 90
Gambar 3.32 Penyelenggaraan Diklat Audit Investigatif dengan Pola PNBP pada
Lingkungan Provinsi Kalimantan Barat .................................................... 93
Gambar 3.33 Workshop Peningkatan Kapabillitas APIP Bekerjasama dengan Pusat
Edukasi Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ............................. 94
Gambar 3. 34 Workshop Penyusunan Pedoman dan Pengelolaan Pengembangan
Kompetensi Auditor/P2UPD Bekerjasama dengan Inspektorat Provinsi .............. 95
Gambar 3.35 Diseminasi Interkoneksi Aplikasi SISKEUDES dengan OMSPAN ......... 96
vi
Gambar 3.36 Pelatihan Pengelola Keuangan Desa Berbasis Siskeudes Versi 2.0 bagi
Aparatur Pemerintah Desa pada Kabupaten Ketapang ................................. 97
Gambar 3.37 Sosialisasi Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi BUMDes ............... 98
Gambar 3. 38 Realisasi Keuangan Tahun 2019 .......................................... 102
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Komposisi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat................ 18
Tabel 2.1 Program dan Indikator Kinerja Program dalam Renstra ..................... 25
Tabel 2.2 Target Indikator Kinerja Sasaran/Program dan Kegiatan ................... 26
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Tahun 2019 .................... 31
Tabel 3.2 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja ................ 34
Tabel 3.3 Realisasi Kinerja Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi .................. 36
Tabel 3.4 Uraian Hasil Self Assessment Penerapan GCG ................................ 37
Tabel 3.5 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran
Program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda ................................ 60
Tabel 3.6 Subunsur SPIP yang Masih Memerlukan Perbaikan ........................... 60
Tabel 3.7 Tingkat Maturitas SPIP Pemda tahun 2015 s.d. 2019 ........................ 61
Tabel 3.8 Rincian Skor SPIP Pemkab Level 2 .............................................. 67
Tabel 3.9 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran
Program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah ......... 68
Tabel 3.10 Lima Pernyataan PK APIP yang perlu Perbaikan ............................ 69
Tabel 3.11 Tingkat Kapabilitas APIP Pemda tahun 2015 s.d. 2019 .................... 69
Tabel 3.12 Kegiatan QA Kapabilitas APIP di Provinsi Kalimantan Barat Level 3 ..... 73
Tabel 3.13 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2019 ............. 80
Tabel 3.14 PSN yang dilakukan Kegiatan Pengawasan ................................... 83
Tabel 3.15 Implementasi SIMDA pada Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan
Barat ............................................................................................. 86
Tabel 3.16 Implementasi Siskesudes di Provinsi Kalimantan Barat .................... 87
Tabel 3.17 Daftar Diklat Teknis Substantif Tahun 2019 ................................. 98
Tabel 3.18 Penghargaan yang Diterima Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
pada Tahun 2015-2019 ...................................................................... 100
Tabel 4. 1 Ringkasan Target, Realisasi, dan Capaian Indikator Kinerja ............. 103
RINGKASAN EKSEKUTIFTARGET DAN REALISASI OUTCOME SESUAI PERJANJIAN KINERJA
TAHUN 2019
Sasaran Program 1 : Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangannegara/korporasi
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Target
70 %
Realisasi
71,71 %Capaian
102,44%
PersentaseBUMN/anakperusahaan yang kinerjanya minimal berpredikat A (Baik)
Persentase BUMD yang kinerjanyaminimal berpredikatbaik dari BUMD yang dievaluasi
Persentase penyelesaianhambatan kelancaranpembangunan
Target
100 %
Realisasi
0 %
Capaian
0 %
Target53,85 %
Realisasi
38,46 %
Capaian
71,43 %
Target
80 %
Realisasi
100 %
Capaian
125 %
Sasaran Program 2 : Meningkatnya efektivitas hasilpengawasan keinvestigasian
Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
Target
60 %
Realisasi
60 %
Capaian
100%
Target
75 %
Realisasi
100 %
Capaian
133,33%
Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Persentase hasil audit Penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Target
70 %
Realisasi
0 %
Capaian
0 %
Target
0 %
Realisasi
100 %
Capaian
100 %
Sasaran Program 3 : Meningkatnya Penyelesaian HambatanPelaksanaan Pembangunan Nasional
Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) Target
55 %
Realisasi
100 %
Capaian
181,82 %
Sasaran Program 4 : Meningkatnya kualitas Tata KelolaPemerintah dan Koperasi dalam Pencegahan Korupsi
Persentase K/L/P/K anggotaKomunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistempengaduan masyarakat
Target
70 %
Realisasi
100 %
Capaian
142,86 %
Sasaran Program 5 : Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
Persentase BLUD yang kinerjanya minimal cukup baik dari BLUD yang dievaluasi
Target62 %
Realisasi
100%
Capaian
161,29 %
Sasaran Program 6 : Meningkatnya kualitaspenerapan SPIP Pemda
Persentase PemerintahProvinsi denganMaturitas SPIP level 3
Persentase PemerintahKab/Kota denganMaturitas SPIP level 3
Target
100 %
Realisasi
100 %
Capaian
100 %
Target
64,29 %
Realisasi
71,43 %
Capaian
111,11 %
Persentase PemerintahKab/Kota denganMaturitas SPIP level 2
Target
35,71 %
Realisasi
28,57 %
Capaian
119,99 %
Sasaran Program 7 : Meningkatnya Kapabilitas PengawasanIntern Pemda
Persentase APIP Pemerintah Provinsidengan KapabilitasLevel 3
Persentase APIP Pemerintah Kab/Kota dengan KapabilitasLevel 2
Target
100 %
Realisasi
100 %
Capaian
100 %
Target0 %
Realisasi
0 %
Capaian
100 %
Persentase APIP Pemerintah Kab/Kota dengan KapabilitasLevel 3
Target100 %
Realisasi
100 %
Capaian
100 %
Kepuasan PelayananKetatausahaan PerwakilanBPKP (Skala likert 1-10) Target
8
Realisasi
8,1
Capaian
101,25 %
Sasaran Program 8 : Tersedianya Dukungan teknis kepuasanatas pelayanan Perwakilan BPKP
*satuan skala
PersentaseBUMN/anakperusahaandengan skorGCG baik
Target
100 %
Realisasi
0 %
Capaian
0 %
Persentase PemerintahProvinsi denganMaturitas SPIP level 2
Target
0%
Realisasi
0 %
Capaian
100 %
Persentase APIP Pemerintah Kab/Kota dengan KapabilitasLevel 2
Target0 %
Realisasi
0 %
Capaian
100 %
Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan olehK/L/P/K
Target
80 %
Realisasi
100 %
Capaian
120 %
viii
TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA
KEGIATAN TAHUN 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi Capaian Kinerja
REALISASI KEUANGAN
TAHUN 2019Rp
01 Program Dukungan Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya BPKP
06 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas KeuanganNegara dan Pembangunan Nasional Serta Pembinaan
06.3701 PelaksanaanPengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional Serta PembinaanPenyelenggaraan SPIP
ANGGARANRp 19.204.218.000
REALISASIRp 19.151.658.259
ANGGARAN Rp 5.268.036.000REALISASI Rp 5.099.435.210
3701.021 LaporanHasil PengawasanDana Desa BPKP
ANGGARAN Rp 342.704.000
REALISASI Rp 342.704.000
ANGGARAN Rp 24.472.254.000 REALISASI Rp24.251.093.469Capaian
99,10 %
99,73 %96.80%
100 %
3701.031 HasilPengawasan atasPertanggungjawabanKeuangan Dana Pemilu 2019
ANGGARAN Rp 107.535.000
REALISASI Rp 107.535.000
100%
3701.011 HasilPenerapanPembinaan SIMDA Integrasi PerwakilanBPKP
ANGGARAN Rp 202.950.000
REALISASI Rp 202.934.700
99,99 %
3701.004 HasilPembinaanKapabilitas APIP K/L/P PerwakilanBPKP
ANGGARAN Rp 560.154.000
REALISASI Rp560.136.861
99,99 %
3701.003 HasilPembinaan SPI/SPIP K/L/P/K PerwakilanBPKP
ANGGARAN Rp 1.226.160.000
REALISASI Rp 1.225.704.442
99,35%
3701.002 HasilPengawasan PPN Perwakilan BPKP
ANGGARAN Rp2.521.782.000
REALISASI Rp 2.353.700.120
93,33 %
ix
Tersedianya informasi hasil pengawasanProyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil PengawasanPSN BPKP Perwakilan
23 41
Lap 120%
Tersedianya informasi hasil pengawasanpembangunan Prioritas NasionalPerwakilan BPKP
Jumlah LHP PengawasanPembangunan Prioritas NasionalPerwakilan BPKP 100 120
Lap 120%
Tersedianya informasi hasil pembinaanpenerapan SIMDA Integrasi
Jumlah laporan hasil pembinaanpenerapan SIMDA Integrasi
6 6
100%
Tersedianya informasi hasil pengawasandana desa
Jumlah LHP Dana Desa PerwakilanBPKP
16 16
Lap 100%
Tersedianya informasi hasil pengawasanatas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan danapemilu tahun 2019
Jumlah Laporan Hasil Pengawasanatas pengelolaan danpertanggungjawaban keuangandana pemilu tahun 2019 6 6
Lap 100%
Tersedianya informasi hasil pembinaanSPIP Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil PembinaanSPIP Perwakilan BPKP
42 50
Lap 119%
Tersedianya Informasi Hasil PembinaanKapabilitas APIP Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil PembinaanKapabilitas APIP PerwakilanBPKP 42 46
Lap 109%
Termanfaatkannya Aset secara optimal Tersedianya sarana prasaran BPKP
92 92
Unit 100%
Tersedianya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya dalammencapai kepuasan layanan
Jumlah layanan dukunganmanajemen Perwakilan BPKP
36 36
Lap 100%
Lap
3701.001 HasilPengawasan ProyekStrategis danPrioritas PresidenPerwakilan BPKP
ANGGARAN Rp 306.751.000
REALISASI Rp 306.720.087
99,99%
10
BAB I PENDAHULUAN
erwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan instansi vertikal BPKP
yang berada di daerah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP untuk
melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau
daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ORGANISASI
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP yang
menggantikan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 beserta perubahannya,
BPKP memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang
bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain
yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
P
11
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/kebijakan pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,
dan upaya pencegahan korupsi;
6. Pengkoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-
sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) lainnya;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja Pemerintah
Pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan badan- badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan
atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan
fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil
pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP; dan
12
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sebagai bagian integral dari BPKP
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Perwakilan BPKP memiliki tugas:
1. melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;
3. melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau
atas permintaan Kepala Daerah;
4. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya;
5. melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dan
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;
2. pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah,
BUMN/BUMD dan kinerja instansi pemerintah pusat/daerah/BUMN/BUMD;
3. pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang
didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah
atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan
kontrak kerja, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah
pusat, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
4. evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas kinerja
pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan
pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
13
5. pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain
yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/daerah;
6. pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
7. pemberian konsultansi terkait manajemen risiko, pengendalian intern, dan
tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/kebijakan pemerintah yang strategis;
8. pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah. Audit
perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,
dan upaya pencegahan korupsi;
9. pengkoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-
sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
10. pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultasi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-
badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan
lain dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah;
11. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah pusat
dan/atau pemerintah daerah sesuai peraturan perundang-undangan;
12. pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;
13. pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaran
akuntabilitas keuangan negara kementerian/lembaga dan pemerintah daerah
dan;
14
14. pelaksanaan dan pelayanan administrasi perwakilan BPKP.
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
Bertindak sebagai auditor internal Pemerintah Republik Indonesia, BPKP
memiliki mandat yang bersifat strategis sebagaimana tertuang dalam PP Nomor
60 Tahun 2008 tentang SPIP, yaitu melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara dan melakukan pembinaan atas penyelenggaraan
SPIP pada seluruh instansi pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan mandat
tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) 2015-2019 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis,
sasaran program, program dan kegiatan yang akan dilakukan selama tahun 2015-
2019 dengan target output dan outcome yang akan dicapai.
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015-2019 memuat
visi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat yang sejalan dengan visi BPKP
yaitu “Mewujudkan Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk
Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat.” Untuk mewujudkan visi
tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat mengambil peran penting
sebagai auditor internal pemerintah RI yang selalu hadir dalam membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya. Peran penting
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dilakukan melalui:
1. Fungsi pengawasan dalam pelaksanaan program lintas sektoral, dan program
yang termasuk ke dalam kategori current issue, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap pelaporan;
2. Memfasilitasi dan mendorong K/L/P/K di wilayah Provinsi Kalimantan Barat
dengan cara membangun SPIP serta mendorong peningkatan level maturitas
SPIP pada setiap K/L/P/K; dan
3. Mendorong dan memfasilitasi APIP di wilayah Provinsi Kalimantan Barat
untuk meningkatkan kapabilitas pengawasan intern masing-masing APIP.
C. KEGIATAN DAN PRODUK ORGANISASI
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melakukan kegiatan dan layanan
sebagai produk organisasi yang dikategorikan ke dalam empat fokus pengawasan
BPKP, yaitu:
15
1. Pengawalan pembangunan nasional
a. Audit/Evaluasi Kinerja Prioritas Pembangunan Nasional
b. Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Pembangunan Nasional
c. Evaluasi Penyerapan Anggaran Program Prioritas Pembangunan Nasional
d. Evaluasi Pengelolaan Dana Desa
2. Peningkatan kontribusi ruang fiskal
a. Optimalisasi Penerimaan Negara
b. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah
c. Audit/Evaluasi/Verifikasi terhadap Pengeluaran Negara/ Daerah
3. Pengamanan aset negara/daerah
a. Audit Investigatif
b. Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
c. Pemberian Keterangan Ahli
d. Audit Penyesuaian Harga/Klaim
e. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan
4. Peningkatan governance system
a. Sosialisasi/Bimbingan Teknis/Pendampingan Penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat
b. Sosialisasi/Bimbingan Teknis/Pendampingan Penyusunan dan Evaluasi
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah
c. Penilaian dan Sosialisasi/Bimbingan Teknis/Pendampingan Implementasi
Good Corporate Governance (GCG)
d. Kegiatan Pencegahan KKN melalui upaya preventif-edukatif
e. Sosialisasi/Bimbingan Teknis/Pendampingan Penerapan dan Evaluasi
Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
f. Bimbingan Teknis/Pendampingan Peningkatan Kapabilitas Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah
g. Bimbingan Teknis/Pendampingan Pengadaan Barang/Jasa, Pencatatan
dan Pengelolaan Aset Negara/Daerah
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat juga mendorong
stakeholders di wilayah Provinsi Kalimantan Barat untuk
mengimplementasikan produk-produk unggulan BPKP yang bermanfaat bagi
pembenahan manajemen pemerintahan, yaitu:
16
1. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA);
2. Sistem Keuangan Desa (Siskeudes);
3. Audit Kinerja, termasuk Penilaian atas Standar Pelayanan Minimal di
Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM;
5. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Badan Usaha Milik Desa (BumDes);
6. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
7. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD;
8. Program Pengembangan Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK);
9. Fraud Control Plan (FCP) dan Fraud Risk Assessment (FRA);
10. Pedoman Penilaian Maturitas SPIP; dan
11. Pedoman Pengembangan Kapabilitas APIP.
D. STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Kepala
Pewakilan, 1 (satu) Kepala Bagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dapat
digambarkan sebagai berikut:
17
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Tugas bagian Tata Usaha dan setiap Kelompok Jabatan Fungsional adalah
sebagai berikut:
a. Bagian Tata Usaha bertugas melaksanakan penyusunan rencana dan
program, urusan kepegawaian, keuangan persuratan, urusan dalam,
perlengkapan, pengelolaan perpustakaan, dan penyusunan laporan.
b. Kelompok JFA Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat bertugas
melaksanakan kegiatan pengawasan di bidang akuntabilitas
penyelenggaraan keuangan dan pembangunan pusat.
c. Kelompok JFA Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah bertugas
melaksanakan kegiatan pengawasan di bidang akuntabilitas
penyelenggaraan keuangan dan pembangunan daerah.
d. Kelompok JFA Bidang Pengawasan Akuntan Negara bertugas
melaksanakan kegiatan pengawasan di bidang keakuntannegaraan.
e. Kelompok JFA Bidang Pengawasan Investigasi bertugas melaksanakan
kegiatan keinvestigasian.
18
f. Kelompok JFA Bidang Program, Pelaporan, dan Pembinaan APIP
bertugas melaksanakan program dan pelaporan serta kegiatan
pembinaan APIP.
2. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat didukung dengan tenaga SDM sebanyak 97 orang dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Komposisi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
No Jenjang Jabatan Jumlah
1 Pejabat Struktural 5
2 Korwas 5
3 Jabatan Fungsional Auditor, terdiri dari 70
a. Auditor Madya 7
b. Auditor Muda 6
c. Auditor Pertama 33
d. Auditor Penyelia 3
e. Auditor Pelaksana Lanjutan 11
f. Auditor Pelaksana 10
4 Jabatan Fungsional Umum, terdiri dari: 17
a. Pengelola Teknologi Informasi 1
b. Arsiparis Pelaksana 1
c. Pengadministrasi Perjalanan Dinas 1
d. Pengadministrasi Umum 8
e. Pengelola BMN dan Barang Persediaan 1
f. Pengelola Keuangan 1
g. Verifikatur Keuangan 1
h. Bendahara Pengeluaran 1
i. Sekretaris Pimpinan 1
j. Pengganda 1
Jumlah 97
Berdasarkan jenjang pendidikan pegawai, SDM Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat dapat digambarkan sesuai tabel dan grafik berikut:
Jenjang Pendidikan Jumlah
S2 5
S1/DIV 55
DIII 23
SMA 13
SD 1
19
Struktur dan komposisi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1.2 Infografis SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019
menyajikan informasi terkait pencapaian kinerja selama tahun 2019. Capaian
kinerja 2019 diukur berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2019 dan revisinya
sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Berikut sistematika
penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2019.
20
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
B. Aspek Strategis Organisasi
C. Kegiatan dan Produk Organisasi
D. Struktur Organisasi
E. Sistematika Penyajian
BAB IV PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Rencana Strategis 2015-2019
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan dan Sasaran
4. Indikator Kinerja Utama
B. Perjanjian Kinerja 2019
BAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
1. Sasaran Program
2. Sasaran Kegiatan
B. Kinerja Lainnya
1. Kinerja Lain di Luar Perkin
2. Penghargaan
C. Akuntabilitas Keuangan
21
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional pasal 15 ayat (1) dan pasal 19 ayat (2), setiap
kementerian/lembaga wajib menyusun Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra–KL) untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan. Di samping itu, sesuai dengan Inpres Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Diktum Kedua,
setiap instansi pemerintah sampai tingkat Eselon II wajib menyusun Rencana
Strategis untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai
wujud pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan unit kerja eselon II BPKP
telah menyusun rencana strategis dengan mengacu kepada Rencana Strategis
BPKP 2015-2019. Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2015-2019 ditetapkan sesuai Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat Nomor: KEP-388/PW14/1/2015 tanggal 1 September 2015.
1. Pernyataan Visi
Penyusunan rencana strategis dilaksanakan secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala
yang ada atau yang mungkin timbul. Melalui proses dan tahapan yang
melibatkan pegawai hingga Kepala Perwakilan, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi yaitu:
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah
Provinsi Kalimantan Barat”
22
2. Misi
Dalam rangka mencapai visi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
menetapkan 3 (tiga) misi, yaitu:
Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP.
Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung
tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Pengawasan
Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini
akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas
penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan
perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra
kerja K/L/P melalui jasa assurance, jasa consultancy. Jasa assurance
mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan
tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy
berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan
kinerja K/L/P sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern
tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai
melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan
efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah dan sasaran pembangunan nasional.
Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan
Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Misi 1
23
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang
bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP
diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara
partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif.
Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk
meningkatkan maturitas SPIP seluruh tingkat tatanan pemerintahan bahkan
hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan
SPIP K/L/P memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab
masing-masing K/L/P, namun demikian, dengan peran BPKP sebagai pembina
penyelenggaraan SPIP, maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan
untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas
penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi
seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen
pemerintah. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan
pengendalian risiko oleh semua personel BPKP kepada stakeholders. Selain itu,
pengkomunikasian SPIP dan evaluasi reguler terhadap konsistensi pedoman
pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara
keseluruhan.
Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Misi 2
Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Misi 3
24
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, unsur
pertama SPIP yaitu Lingkungan Pengendalian. Hal ini mewajibkan setiap
pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif bagi penerapan
budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya
pengendalian ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran
APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk
menjalankan tugas dan fungsinya.
Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun
peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan
pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam
organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme
pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e)
kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan
kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi
APIP.
3. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat menetapkan tiga tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai dalam
periode 2015- 2019 yaitu:
1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif;
2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah; dan
3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten.
b. Sasaran
Terdapat 3 Sasaran yang dilaksanakan guna mendukung tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan yaitu :
1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional di Wilayah Kalimantan Barat.
25
2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Daerah, Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di
wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada
Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah di Wilayah Kalimantan
Barat.
4. Indikator Kinerja Utama
Terdapat 3 (tiga) program strategis dan 13 Indikator Kinerja Program yang
hendak dicapai dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
pada akhir Tahun 2019 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Program dan Indikator Kinerja Program dalam Renstra
No Uraian Program
Indikator Kinerja Program
Uraian Target 2019
1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi
Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
60%
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
100%
Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum
90%
2 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/ korporasi
Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3)
100%
Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)
35,71%
Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik
100%
Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)
60%
Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
60%
26
No Uraian Program Indikator Kinerja Program
Uraian Target 2019
Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
60%
3 Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
100%
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)
85%
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)
0%
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)
100%
B. PERJANJIAN KINERJA 2019
Perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisikan target kinerja yang harus
dicapai pada tahun bersangkutan dari pelaksanaan program/kegiatan sesuai
dengan sumber daya yang dimiliki instansi. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi
pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk
kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup
outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Sesuai dengan Perjanjian
Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019 dapat diuraikan
indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.2 Target Indikator Kinerja Sasaran/Program dan Kegiatan
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah
1.
Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 70,00
1.2 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik
% 100,00
1.3 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik)
% 100,00
1.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
% 56,00
27
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah
berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi
1.5 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal cukup baik dari BLUD yang dievaluasi
% 62,00
2.
Meningkatnya Efektivitas Hasil pengawasan Keinvestigasian
2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
% 60,00
2.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
% 75,00
2.3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 70,00
2.4 Persentase hasil audit Penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 0,00
2.5 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 80,00
3. Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional
3.1 Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan
% 80,00
4. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
% 55,00
5. Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat
% 70,00
6.
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 3
% 100,00
6.2 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 2
% 0,00
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 3
% 64,29
6.4 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 2
% 35,71
7.
Meningkatnya Kapabilitas
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00
28
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah
Pengawasan Intern Pemda
7.2 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 2
% 0,00
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2
% 0,00
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan
1. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
1.1 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
Laporan 23
2. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP
2.1 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP
Laporan 100
3. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA Integrasi
3.1 Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP
Laporan 6
4. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Dana Desa
4.1 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Dana Desa Perwakilan BPKP
Laporan 16
5. Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019
5.1 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019 Perwakilan BPKP
Laporan 6
6. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
6.1 Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan bpkp
Laporan 42
7. Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
7.1 Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
Laporan 42
B. Sasaran Program Indikator Kinerja Program
1. Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP
1.1 Kepuasan Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP
skala 8
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan
29
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
A. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah
1. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
1.1 Jumlah layanan dukungan manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 36
2. Termanfaatkannya Aset secara optimal
2.1 Tersedianya sarana prasarana BPKP
Unit 9
30
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan
bentuk akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang diamanahkan dalam melaksanakan
kegiatan dan menggunakan anggaran. Dalam melakukan Pengukuran kinerja,
dilakukan perbandingan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan
realisasinya. Jika ada selisih, selanjutnya dianalisis untuk dicari penyebab
ketidakberhasilan sebagai dasar masukan dalam penetapan strategi peningkatan
kinerja di masa datang.
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator
kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Jika realisasi semakin tinggi, capaian kinerjanya semakin baik, digunakan
rumus:
Capaian = Realisasi
x 100% Target
2. Jika realisasi semakin tinggi, capaian kinerjanya semakin buruk, digunakan
rumus:
Capaian = 2 x Target - Realisasi
x 100% Target
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap indikator
kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala
pencapaian kinerja.
31
Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan pembandingan
kinerja yang meliputi pembandingan antara realisasi
kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi kinerja
tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu dan
pembandingan lain yang diperlukan.
Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula
analisis efisiensi dengan cara membandingkan proporsi
capaian kinerja dengan proporsi penggunaan sumber
daya, baik dana maupun sumber daya manusia, yang
dalam hal ini direpresentasikan dengan Orang/Hari
(OH). Efisiensi sumber
daya terjadi manakala capaian kinerja output lebih
tinggi dari pada capaian penggunaan sumber daya,
baik dana maupun OH.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, secara
ringkas diikhtisarkan capaian kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019 dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Tahun 2019
No Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah
Target Realisasi Capaian
1 2 3 4 5 6
Sasaran program 1: Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan
keuangan negara/korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil
Pengawasan
% 70,00 71,71 102,44
1.2 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan
skor GCG baik
% 100,00 0,00 0,00
1.3 Persentase BUMN/anak perusahaan yang
kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)
% 100,00 0,00 0,00
1.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina
% 53,85 38,46 71,43
1.5 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal
cukup baik dari BLUD yang dibina
% 62,00 62,00 100,00
8 Sasaran Program
22 Indikator
Kinerja Sasaran
Program
Perkin 2019
18 dari 22 Indikator
mencapai 100% atau lebih
32
No Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah
Target Realisasi Capaian
1 2 3 4 5 6
Sasaran program 2: Meningkatnya Efektivitas Hasil pengawasan Keinvestigasian
2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan di persidangan
% 60,00 60,00 100,00
2.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan oleh APH
% 75,00 100,00 133,33
2.3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian
yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 70,00 0,00 0,00
2.4 Persentase hasil audit Penyesuaian harga yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 0,00 100,00 100,00
2.5 Persentase hasil audit klaim yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 80,00 100,00 125,00
Sasaran program 3: Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional
3.1 Persentase penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan
% 80,00 100,00 125,00
Sasaran program 4: Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam
Pencegahan Korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
% 55,00 100,00 181,82
Sasaran program 5: Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang
mengimplementasikan sistem pengaduan
masyarakat
% 70,00 100,00 142,86
Sasaran program 6: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP level 3
% 100,00 100,00 100,00
6.2 Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP level 2
% 0,00 0,00 100,00
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP level 3
% 64,29 71,43 111,11
6.4 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP level 2
% 35,71 28,57 119,99
Sasaran program 7: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan
Kapabilitas Level 3
% 100,00 100,00 100,00
33
No Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah
Target Realisasi Capaian
1 2 3 4 5 6
7.2 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan
Kapabilitas Level 2
% 0,00 0,00 100,00
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00 100,00 100,00
7.4 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Kapabilitas Level 2
% 0,00 0,00 100,00
Sasaran program 8: Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan Perwakilan BPKP
8.1 Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan
Perwakilan BPKP
skala 8 8,1 101,25
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran program berserta
realisasi anggarannya sebagaimana disajikan dalam Lampiran 1.
Adapun perbandingan indikator kinerja sasaran program tahun 2019 dengan tahun
2018 sebagaimana pada Lampiran 2.
1. Sasaran Program
Analisis terhadap 7 (tujuh) sasaran program dan masing-masing indikator
kinerja program yang disajikan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2019
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
Sasaran Program Pengawasan 1
“Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi”
Sasaran Program Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara/Korporasi diselenggarakan untuk mendukung tata kelola
pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan
intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif,
akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan
mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi
tujuan pemerintah dan pembangunan, termasuk korporasi.
34
Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran dan target
pemerintahan dan pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang
memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan dan
pembangunan tercapai.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019 BPKP Perwakilan Provinsi
Kalimantan Barat, Sasaran Program
Perbaikan Pengelolaan Program
Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara/Korporasi diukur
melalui 5 (lima) Indikator Kinerja
Sasaran Program yang terkait langsung
dengan kualitas akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan
pembangunan program prioritas nasional dengan ringkasan target, realisasi
dan capaian sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara/Korporasi
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1.1 Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 70,00 71,71 102,44
1.2 Persentase BUMN/anak
perusahaan dengan skor GCG
baik
% 100,00 0,00 0,00
1.3 Persentase BUMN/anak
perusahaan yang kinerjanya
berpredikat minimal A (Baik)
% 100,00 0,00 0,00
1.4 Persentase BUMD yang
kinerjanya minimal berpredikat
baik dari BUMD yang dievaluasi
% 53,85 38,46 71,43
1.5 Presentase BLUD yang
kinerjanya minimal cukup baik
dari BLUD yang dievaluasi
% 62,00 100,00 161,29
Terdapat 5
Indikator Kinerja
Sasaran Program
Pengawasan 1
35
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari 5 (lima) Indikator yang mendukung
capaian sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional
dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi”, sebanyak 2 (dua) indikator
telah melampui target yang ditetapkan dengan capaian kinerja lebih dari 100%
dan 3 (tiga) indikator realisasinya tidak mencapai target yang telah
ditetapkan.
Uraian masing-masing Indikator Kinerja sasaran program “Perbaikan
Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi” adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan menggambarkan
tingkat perbaikan atas pengelolaan program
prioritas nasional dan pengelolaan keuangan
negara/korporasi. Indikator ini ditargetkan
sebesar 70% artinya rekomendasi dalam laporan
hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat ditindaklanjuti oleh auditan minimal sebesar 70% dari total
seluruh rekomendasi selama tahun 2019.
Indikator ini dikontribusikan oleh Bidwas Intansi Pemerintah Pusat, Bidwas
Akuntabilitas Pemerintah Daerah, dan Bidwas Akuntan Negara dengan jumlah
kegiatan PP dalam PKPT sebanyak 97 Penugasan pengawasan (PP) dengan
rincian yaitu: 90 PP Bidang IPP, 3 PP Bidang APD, dan 4 PP Bidang AN.
Indikator ini diukur dengan rumus sebagai berikut:
Realisasi Indikator Kinerja
Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
=
Tindak Lanjut atas
Rekomendasi 2019
X 100% Rekomendasi 2019
Jumlah rekomendasi atas 97 penugasan tersebut sebanyak 152 rekomendasi
dan telah ditindaklanjuti sebanyak 109 rekomendasi sebagaimana tabel
berikut:
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Kegiatan Penugasan
Indikator ini sebanyak 97
Penugasan dengan
Rekomendasi yang terbit
sebanyak 152 kejadian dan
ditindaklanjuti sebanyak
109 Kejadian
36
Tabel 3.3 Realisasi Kinerja Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
Bidang
Jumlah Persentase
(%) Rekomendasi Tindak Lanjut
TPB
IPP 105 76 29 72,38
AN 10 7 3 70,00
APD 37 26 11 70,27
Jumlah 152 109 43 71,71
Dengan demikian, realisasi Indikator Kinerja “Persentase tindak lanjut
rekomendasi hasil pengawasan” sebesar 71,71% atau tercapai sebesar 102,44%
dari target sebesar 70,00%.
Faktor pendukung meningkatnya realisasi Indikator Kinerja “Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan” adalah sebagai berikut:
a. Koordinasi yang baik dengan seluruh stakeholders yang ada di wilayah
Provinsi Kalimantan Barat
b. Komitmen yang tinggi dari auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi
dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 0,72%
dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 70,99%. Namun demikian,
capaian Indikator Kinerja tahun 2019 menurun 15,88% dibandingkan dengan
capaian tahun 2018 sebesar 118,32%. Jika dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra pada Tahun 2019 sebesar 60,00%, maka realisasi Indikator
Kinerja tahun 2019 sudah melebihi target. Gambaran capaian kinerja secara
grafik sebagai berikut :
Gambar 3.1 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 45 55 60 70
Realisasi 0 44,12 60,47 70,99 71,71
0
4555
6070
0
44,12
60,47
70,99 71,71
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Target Realisasi
37
1.2 Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG baik
Indikator kinerja “Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik”
menunjukkan jumlah BUMN/anak perusahaan yang mempunyai skor GCG baik
di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja,
ditargetkan bahwa indikator “Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor
GCG baik” sebesar 100%. Indikator Kinerja tersebut mencerminkan nilai
kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMN/ anak perusahaan dengan skor GCG baik
=
BUMN/anak perusahaan skor GCG minimal baik 2019
X100% BUMN/ anak perusahaan yang dievaluasi 2019
Adapun BUMN yang ada di Kalimantan Barat sebanyak 1 (satu) BUMN, yaitu PT
Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII). Pada Tahun 2019, telah melakukan
Assessment penerapan GCG untuk tahun buku 2018 oleh Manajemen PTPN XIII
dengan skor 75,86 atau predikat “Cukup Baik”.
Rincian capaian hasil pelaksanaan Assessment GCG PT Perkebunan Nusantara
XIII tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Uraian Hasil Assessment Penerapan GCG pada PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII)
Tahun Buku 2018
ASPEK PENGUJIAN /
INDIKATOR/PARAMETER BOBOT
CAPAIAN TAHUN
2018 PENJELASAN
SKOR % CAPAIAN
I
Komitmen Terhadap Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang
Baik Secara Berkelanjutan
7,00 6,28 89,67 Sangat Baik
II Pemegang Saham dan
RUPS/Pemilik Modal 9,00 8,21 91,19 Sangat Baik
III Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas 35,00 27,95 79,86 Baik
IV Direksi 35,00 28,40 81,16 Baik
V Pengungkapan Informasi dan
Transparansi 9,00 5,02 55,81 Kurang Baik
VI Aspek Lainnya 5,00 - -
SKOR KESELURUHAN 100,00 75,86 75,86 Cukup Baik
38
Dengan mengacu pada hasil
assessment penerapan GCG
tersebut, realisasi Indikator
Kinerja “Persentase BUMN/ anak
perusahaan dengan skor GCG baik”
tahun 2019 adalah sebesar 0,00%
atau tidak mencapai target sebesar
100%.
Realisasi Indikator Kinerja tahun
2019 mengalami penurunan
sebesar 100% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 100%.
Demikian juga capaian Indikator Kinerja tahun 2019 yang menurun 100%
dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 100%. Jika dibandingkan
dengan target kinerja lima tahunan dalam Renstra yang berakhir pada tahun
2019 capaian kinerja tersebut tidak terpenuhi.
Penyebab indikator kinerja ini tidak tercapai adalah masih terdapat aspek
yang kurang memadai dalam penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara XIII,
yaitu aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi. Rencana untuk tindak
perbaikan kinerja selanjutnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
akan melakukan pendampingan pada PT Perkebunan Nusantara XIII agar dapat
mencapai peningkatan kinerja, dan mendorong PT Perkebunan Nusantara XIII
agar mengupayakan keikutsertaan perusahaan dalam ajang penghargaan yang
berhubungan dengan GCG, bidang publikasi dan keterbukaan informasi.
Perkembangan target, realisasi dan capaian kinerja untuk indikator
“Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Baik” dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2019 disajikan pada gambar 3.3 berikut:
Gambar 3.2 Assessment Penerapan GCG PTPN XIII
39
Gambar 3.3 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMN/ Anak Perusahaan
dengan Skor GCG baik
1.3 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat Minimal
A (Baik)
Indikator kinerja “Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya
berpredikat minimal A (Baik)” menunjukkan jumlah BUMN/anak perusahaan
yang mempunyai predikat baik dalam evaluasi kinerja yang dilakukan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Dalam dokumen Perjanjian
Kinerja, ditargetkan bahwa indikator “Persentase BUMN/anak perusahaan
yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)” sebesar 100%.
Indikator Kinerja tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan
rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMN/ anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)
=
BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat min A (Baik) 2019
X100% BUMN/ anak perusahaan yang dievaluasi 2019
Adapun BUMN yang ada di Kalimantan Barat sebanyak 1 (satu) BUMN, yaitu PT
Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII). Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat pada tahun 2019 tidak melakukan evaluasi kinerja pada PT Perkebunan
Nusantara XIII, tetapi melakukan assessment penerapan GCG dan evaluasi
kapabilitas Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada BUMN tersebut. Penilaian
kinerja dilakukan oleh Kementerian BUMN dengan realisasi tingkat kesehatan
tahun 2018 adalah Kurang Sehat “B” dengan skor 35,40. Dengan demikian
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 100 100 100 100
Realisasi 0 100 100 100 0
0
100 100 100 100
0
100 100 100
00
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
40
capaian target kinerja tahun 2019 untuk indikator ini tidak terpenuhi. Indikator
kinerja ini tidak tercapai disebabkan faktor-faktor berikut:
1. Adanya penurunan kinerja perusahaan yang nampak pada aspek produksi
2. Memburuknya indikator aspek keuangan perusahaan
Rencana tindak perbaikan kinerja tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat yaitu melakukan pendampingan restrukturisasi kepada PT
Perkebunan Nusantara XIII agar kinerja BUMN menjadi lebih baik dan predikat
kinerja PT Perkebunan Nusantara XIII minimal “Baik” dapat tercapai.
Realisasi dan capaian kinerja indikator tersebut mengalami penurunan sebesar
100% dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan
target kinerja lima tahunan dalam Renstra yang berakhir pada tahun 2019
capaian kinerja tersebut tidak terpenuhi. Perkembangan target dan realisasi
indikator kinerja ini disajikan pada Gambar 3.4 berikut.
Gambar 3.4 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMN/ Anak Perusahaan
yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik)
1.4 Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD
yang dievaluasi
Indikator Kinerja “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik
dari BUMD yang dievaluasi” menunjukkan indikator berapa jumlah BUMD di
wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang mempunyai predikat baik dalam
evaluasi kinerja yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 100 100 100 100
Realisasi 0 100 100 100 0
0
100 100 100 100
0
100 100 100
00
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
41
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja,
indikator kinerja ini ditargetkan sebesar
56,00%, artinya dari 14 BUMD yang dibina
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat, minimal sebanyak 8 BUMD
memperoleh predikat baik. Perhitungan
BUMD dalam dokumen Perjanjian Kinerja masih menyertakan BUMD non-
PDAM. Sesuai Petunjuk Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019, BUMD yang
diukur kinerjanya hanya BUMD PDAM. Oleh karena itu, target kinerja dalam
laporan kinerja tahun 2019 ini hanya mengukur kinerja BUMD PDAM, sehingga
target kinerja dikonversi menjadi 53,85%.
BUMD PDAM yang dibina oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
sebanyak 13 PDAM, sebagai berikut:
1. PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak
2. PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang
3. PDAM Tirta Galaherang Kabupaten Mempawah
4. PDAM Tirta Muare Ulakan Kabupaten Sambas
5. PDAM Kabupaten Landak
6. PDAM Kabupaten Bengkayang
7. PDAM Tirta Pancur Aji Sanggau
8. PDAM Sirin Meragun Kabupaten Sekadau
9. PDAM Kabupaten Melawi
10. PDAM Tirta Senentang Kabupaten Sintang
11. PDAM Kabupaten Kapuas Hulu
12. PDAM Kabupaten Ketapang
13. PDAM Tirta Raya Kabupaten Kubu Raya
Adapun BUMD yang ditargetkan memperoleh kinerja minimal baik sebanyak 7
(tujuh) BUMD yaitu:
1. PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak.
2. PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang.
3. PDAM Sirin Meragun Kabupaten Sekadau.
4. PDAM Kabupaten Melawi.
5. PDAM Kabupaten Bengkayang.
Dari 13 PDAM yang dievaluasi,
5 PDAM berpredikat Baik yaitu
PDAM Kab/Kota: Pontianak,
Singkawang, Sekadau, Melawi,
dan Bengkayang
42
6. PDAM Tirta Senentang Kabupaten Sintang.
7. PDAM Kabupaten Ketapang.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi
=
BUMD yg kinerjanya minimal baik/sehat 2019
X 100%
BUMD yang dievaluasi 2019
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi” tahun 2019 adalah sebesar 38,46%
atau tercapai 71,43% dari target sebesar 53,85% dengan perhitungan 5 (lima)
BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik/sehat tahun 2019 dari 13
BUMD yang dievaluasi tahun 2019. Adapun Skor dan Kriteria dari hasil evaluasi
kinerja PDAM yang minimal berpredikat baik/sehat adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 BUMD PDAM yang mempunyai kinerja “Baik”
No BUMD PDAM Skor Kriteria
1 PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak 3,88 68,18
Sehat Baik
2 PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang 2,83 58,76
Sehat Cukup Baik
3 PDAM Kabupaten Melawi 2,94 55,74
Sehat Cukup Baik
4 PDAM Kabupaten Bengkayang 2,83 53,11
Sehat Cukup Baik
5 PDAM Sirin Meragun Kabupaten Sekadau 3,49 52,26
Sehat Cukup Baik
Realisasi Indikator ini sampai dengan tahun 2019 sebesar 38,46% sama dengan
realisasi tahun 2018. Adapun capaian kinerja indikator ini sebesar 71,43%,
menurun 28,57% dibandingkan capaian tahun 2018 yaitu sebesar 100,00%.
Indikator “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari
BUMD yang dievaluasi” tidak dapat mencapai target disebabkan adanya
perubahan pedoman terkait pengukuran kinerja PDAM. Sesuai dengan pedoman
tahun sebelumnya, jumlah jiwa dalam rumah tangga dihitung berdasarkan
jumlah Kepala Keluarga (KK) dikali 6. Sementara itu, sesuai dengan pedoman
tahun 2019, cara perhitungan jumlah jiwa dalam rumah tangga diubah menjadi
jumlah Sambungan Rumah (SR) dikali rasio KK menurut data BPS (Kabupaten
dalam angka) dengan kondisi kecamatan-kecamatan di Provinsi Kalimantan
43
Barat memiliki rasio <6 (rata-rata 4). Akibat perubahan cara pengukuran
kinerja PDAM tersebut, terjadi penurunan skor untuk capaian kinerja PDAM se-
indonesia, yang juga telah terkonfirmasi pada kegiatan Sosialisasi Aplikasi
Siskinerja PDAM.
Hal tersebut juga berdampak pada penurunan capaian indikator kinerja ini.
Untuk perbaikan kinerja tahun selanjutnya, upaya yang akan dilakukan
Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat adalah:
1. Sosialisasi mengenai aturan yang terbaru pada PDAM Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Barat; dan
2. Melakukan pendampingan kepada PDAM agar kinerja BUMD meningkat.
Realisasi tahun 2019 sebesar 38,46% BUMD berkinerja baik, berkontribusi
sebesar 64,10% terhadap target akhir periode Renstra pada Tahun 2019 yang
ditetapkan sebesar 60,00%.
Perkembangan target, realisasi dan capaian kinerja sampai dengan tahun 2019
disajikan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.5 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal
Berpredikat Baik dari BUMD yang Dievaluasi
1.5 Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Cukup Baik dari BLUD yang
Dievaluasi
Indikator Kinerja “Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal cukup baik
dari BLUD yang dievaluasi” merupakan persentase jumlah BLUD di wilayah
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 26,67 31,25 38,46 53,85
Realisasi 0 20 31,25 38,46 38,46
0
26,6731,25
38,46
53,85
0
20
31,25
38,46 38,46
0
10
20
30
40
50
60
Target Realisasi
44
Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki tata kelola minimal baik saat
dievaluasi.
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang
Pengawasan Akuntan Negara (AN) dengan target kinerja
dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019 sebesar 62,00%.
Jumlah BLUD yang dibina sebanyak 3 (tiga) BLUD yaitu:
1. RSUD Sultan Syarif Alkadrie Pontianak
2. RSUD Kabupaten Landak
3. RSUD dr. Rubini Kabupaten Mempawah
Adapun BLUD yang ditargetkan memperoleh kinerja minimal cukup baik
sebanyak 2 BLUD, yaitu sebagai berikut:
1. RSUD Sultan Syarif Alkadrie Pontianak
2. RSUD Kabupaten Landak
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal cukup baik dari BLUD yang dievaluasi
=
BLUD yang tata kelolanya minimal cukup baik 2019
X 100%
BLUD yang dievaluasi 2019
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal
cukup baik dari BLUD yang dievaluasi” tahun 2019 adalah sebesar 100% atau
tercapai 161,29% dari target sebesar 62,00%, dengan perhitungan sebanyak 3
(tiga) BLUD yang tata kelolanya minimal cukup baik tahun 2019 dari 3 (tiga)
BLUD yang dievaluasi tahun 2019. Adapun 3 (tiga) BLUD yang kinerjanya cukup
baik adalah sebagai berikut:
1. RSUD Sultan Syarif Alkadrie Pontianak
2. RSUD Kabupaten Landak
3. RSUD dr. Rubini Kabupaten Mempawah
Realisasi indikator kinerja sampai dengan tahun 2019 sebesar 100,00%
meningkat 46,15% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 53,85%.
Selain itu, capaian indikator kinerja tahun 2019 meningkat 53,60%
dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 107,69%.
Faktor pendukung meningkatnya realisasi dan capaian indikator kinerja antara
lain:
Seluruh BLUD yang
dievaluasi
kinerjanya “Cukup
Baik”
45
1. Koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dan
BLUD yang dibina.
2. Adanya komitmen yang tinggi dari manajemen BLUD untuk meningkatkan
kinerjanya, terutama pada aspek pelayanan serta aspek mutu dan manfaat
kepada masyarakat.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019
sebesar 60,00%, maka realisasi indikator kinerja tahun 2019 mencapai 166,67%.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2019 tinggi. Perkembangan target,
realisasi dan capaian kinerja sampai dengan tahun 2019 dan target akhir
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019 disajikan pada
Gambar 7.
Gambar 3.6 Realisasi Indikator Kinerja Persentase BLUD yang Tata Kelolanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang Dievaluasi
Sasaran Program Pengawasan 2
“Meningkatnya Efektivitas Hasil pengawasan Keinvestigasian”
Sasaran Program “Meningkatnya Efektivitas Hasil pengawasan Keinvestigasian”
merupakan upaya yang dilakukan Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat dalam rangka pengawasan atas Pengelolaaan Keuangan
Negara dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) melalui
beberapa kegiatan yaitu audit investigatif, audit dalam rangka penghitungan
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 25 33,33 50 62
Realisasi 0 25 41,67 53,85 100
0
25
33,33
50
62
0
25
41,67
53,85
100
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
46
kerugian keuangan negara, dan pemberian
keterangan ahli. Sinergi dan koordinasi
dengan Aparat Penegak Hukum (APH)
diarahkan untuk menindaklanjuti hasil
pengawasan investigatif dan penyelesaian
kasus-kasus yang berindikasi tindak pidana
korupsi sesuai peran dan fungsi BPKP dalam
Peraturan Presiden Nomor 192 tahun 2014.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019, capaian sasaran program
diukur melalui 5 (lima) Indikator Kinerja dengan ringkasan target, realisasi dan
capaian sebagaimana disajikan pada Tabel 3.6 yaitu :
Tabel 3.6 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian
Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Efektivitas Hasil pengawasan Keinvestigasian
No. Indikator Kinerja Sasaran Program
Satuan Target Realisasi Capaian
2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
% 60,00 60,00 100,00
2.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
% 75,00 100,00 133,33
2.3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 70,00 0,00 0,00
2.4 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 0,00 100,00 100,00
2.5 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 80,00 100,00 125,00
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa 4 (empat) dari 5 (lima) indikator yang
mendukung capaian sasaran program “Meningkatnya Efektifitas Hasil
Pengawasan Keinvestigasian”, telah mencapai target dengan capaian 100% atau
lebih, sedangkan 1 (satu) dari 5 (lima) indikator tidak mencapai target yang
telah ditetapkan.
Uraian masing-masing Indikator Kinerja sasaran program “Meningkatnya
Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian” ini sebagai berikut:
Terdapat 5
Indikator Kinerja
Sasaran Program
Pengawasan 2
47
2.1 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di
Persidangan
Indikator Kinerja “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan di persidangan” merupakan persentase jumlah kegiatan
pengawasan Pemberian Keterangan Ahli (PKA) yang dilaksanakan oleh Bidang
Investigasi selama tahun 2019. Indikator ini ditargetkan sebesar 60% dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun
2019.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan di persidangan” tahun 2019 adalah sebesar 60% atau tercapai
100% dari target sebesar 60%. Realisasi tersebut diperoleh dari pelaksanaan 6
kali kegiatan Pemberian Keterangan Ahli (PKA) di sidang pengadilan pada tahun
2019 dibandingkan dengan 10 Laporan Hasil Pengawasan keinvestigasian dalam
tiga tahun terakhir (2017, 2018, 2019), yaitu laporan hasil Audit Dalam Rangka
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) sebanyak 10 laporan.
Pemberian Keterangan Ahli di sidang pengadilan pada tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
1. PKA pada sidang Tipikor di Pengadilan Negeri Pontianak atas perkara dugaan
TPK Pengelolaan Dana Kegiatan Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Sintang dalam rangka Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD serta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 a.n. terdakwa Sdr. Sutoyo
dkk.
2. PKA pada sidang Tipikor di Pengadilan Negeri Pontianak atas perkara dugaan
TPK pengelolaan dana Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM
Mandiri Pedesaan di Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau Tahun
2011-2013 dan pergulirannya s.d. 2013 a.n. terdakwa Melinda Patrisia, S.E.
3. PKA pada sidang Tipikor di Pengadilan Negeri Pontianak atas perkara dugaan
TPK dalam pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Sambas Tahun
Anggaran 2007-2009 dan 2011 dengan terdakwa atas nama Sdr. H. Abdul
Gafar, S.H.,M.H.
Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
=
PKA Tahun 2019
X100% LHAI+LHPKKN tiga tahun terakhir
48
4. PKA pada sidang Tipikor di Pengadilan Negeri Pontianak atas Perkara Dugaan
TPK dalam Pengadaan Peralatan Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Kubu Raya TA 2013 a.n. terdakwa Sdr. Kacung Trisnadi.
5. PKA pada sidang Tipikor di Pengadilan Negeri Pontianak atas perkara dugaan
TPK dalam pengadaan alat-alat laboratorium fisika/geodesi/geologi pada
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Singkawang TA
2013 an. Terdakwa Sdr. Minarno.
6. PKA pada sidang Tipikor di Pengadilan Negeri Pontianak atas perkara dugaan
TPK Pengadaan Meja dan Kursi Belajar Siswa SMKS-SMAS Tahun 2014 pada
Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya dengan terdakwa a.n. Drs.
Syafarudin S.
Faktor pendukung keberhasilan capaian 100% untuk indikator kinerja ini adalah
proses koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
dengan Aparat Penegak Hukum (APH) dan Pengadilan Negeri.
Realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 lebih rendah sebesar 2,50% dibandingkan
realisasi tahun 2018 sebesar 62,50%. Demikian pula capaian Indikator Kinerja
tahun 2019 lebih rendah 25,00% dibandingkan dengan capaian tahun 2018
sebesar 125,00%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada
Tahun 2019 sebesar 90%, maka realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 mencapai
66,67%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2019 cukup tinggi, namun
perlu untuk ditingkatkan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian
Indikator Kinerja tahun 2019 antara lain:
1. Meningkatkan kompetensi auditor bidang investigasi dengan diklat dan
program sertifikasi profesi antara lain diklat sertifikasi Certified Forensic
Auditor (CFrA) dan Certified Government Auditing Professional (CGAP);
dan
2. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan penyidik baik dari
kepolisian dan kejaksaan di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
Perkembangan target, realisasi dan capaian kinerja sampai dengan tahun 2019
disajikan pada Gambar 3.8.
49
Gambar 3.7 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di Persidangan
2.2 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh
APH
Indikator Kinerja “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh APH” merupakan persentase jumlah kegiatan Laporan Hasil
Audit Investigasi yang diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) selama
tahun 2019. Indikator ini ditargetkan sebesar 75,00% dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019.
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
=
LHAI yang ditindaklanjuti/dimanfaatkan APH 2019
X 100%
LHAI yang terbit 2019
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh APH” tahun 2018 adalah sebesar 100,00% atau tercapai
133,33% dari target sebesar 75,00%, dengan perhitungan sebanyak 3 (tiga)
Laporan Hasil Audit Investigatif (LHAI) yang diserahkan kepada oleh APH pada
tahun 2019 dibandingkan dengan 3 (tiga) LHAI yang diterbitkan pada tahun
2019.
Laporan audit investigatif yang terbit dan diserahkan kepada APH untuk
ditindaklanjuti yaitu:
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 40 50 60
Realisasi 0 0 50 62,5 60
0 0
40
50
60
0 0
50
62,5 60
0
10
20
30
40
50
60
70
Target Realisasi
50
1. Laporan Hasil Audit Investigatif atas Pembangunan Sumur Pantek dan
Perlengkapannya pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Ketapang TA 2015;
2. Laporan Hasil Audit Investigatif atas Program revitalisasi Pasar Tradisional
di dusun Dungkan Desa Darma Bhakti Kecamatan Teriak Kabupaten
Bengkayang Tahun 2013;
3. Laporan Hasil Audit Investigasi atas Pengelolaan Dana Desa dan Alokasi
Dana Desa pada Pemerintahan Desa Semuntik, Kecamatan Badau,
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2017.
Realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 sama dengan realisasi tahun 2018, yaitu
terealisasi sebesar 100,00%. Namun demikian capaian Indikator Kinerja tahun
2019 lebih rendah 5,56% dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar
138,89%. Hal tersebut disebabkan target indikator kinerja tahun 2019 lebih
tinggi daripada target indikator kinerja tahun 2018. Jika dibandingkan dengan
target akhir periode Renstra pada Tahun 2019 sebesar 90%, maka realisasi
Indikator Kinerja tahun 2019 telah tercapai 111,11%. Perkembangan target,
realisasi dan capaian kinerja sampai dengan tahun 2019 dan target akhir
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019 disajikan pada
Gambar 3.9.
Gambar 3.8 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian
yang Dimanfaatkan oleh APH
0
20
40
60
80
100
120
140
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 70 72 75
Realisasi 0 0 100 138,89 100
0 0
70 72 75
0 0
100
138,89
100
Target Realisasi
51
2.3 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang Dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Indikator Kinerja “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K” merupakan persentase jumlah kegiatan Laporan
Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang diserahkan kepada Kementerian,
Lembaga, Pemda, dan Korporasi selama tahun 2019. Indikator ini ditargetkan
sebesar 70% dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat tahun 2019. Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja
yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
=
LHP Keinvestigasian yang TL/dimanfaatkan oleh K/L/P/K tahun berjalan X 100%
LHP Keinvestigasian yang terbit pada tahun berjalan
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K” tahun 2019 adalah sebesar 0,00%, tidak mencapai
target yang telah ditetapkan. Hambatan dalam pencapaian kinerja untuk
Indikator Kinerja “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K” yaitu tidak terdapat target output atas penugasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K di tahun 2019. Rencana tindak
perbaikan kinerja tahun 2019 antara lain:
1. Penambahan jumlah auditor di bidang Investigasi;
2. Peningkatan kompetensi auditor di bidang Investigasi melalui diklat yang
relevan dengan pengawasan keinvestigasian; dan
3. Meningkatkan kerja sama dan komunikasi dengan APH atau K/L/P/K terkait
kelengkapan data atau bukti yang dibutuhkan untuk pengawasan
keinvestigasian.
Realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 sebesar 0,00% mengalami penurunan
sebagai 100,00% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 100,00%.
Adapun capaian Indikator Kinerja tahun 2019 lebih rendah 153,85%
dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 153,85%. Target ini tidak
ditetapkan dalam Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat. Perkembangan target, realisasi dan capaian kinerja sampai dengan
52
tahun 2019 dan target akhir Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
tahun 2019 disajikan pada Gambar 3.10.
Gambar 3.9 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian
yang Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
2.4 Persentase Hasil Audit Penyesuaian Harga yang Dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
Indikator Kinerja “Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K” merupakan persentase jumlah kegiatan Laporan Hasil Audit
Penyesuaian Harga yang diserahkan kepada Kementerian, Lembaga, Pemda,
dan Korporasi selama tahun 2019. Indikator ini ditargetkan sebesar 0,00% dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun
2019. Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
=
LHA Penyesuaian Harga yang ditindaklanjuti tahun 2019
X 100% LHA Penyesuaian Harga tahun 2019
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase hasil
audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K” tahun 2019 adalah sebesar
100,00% atau tercapai 100,00% dari target
sebesar 0,00%, dengan perhitungan 4 (empat) Laporan hasil audit penyesuaian
harga yang diserahkan kepada penanggung jawab kegiatan atau pengguna
barang/jasa pada tahun 2019 dibandingkan dengan 4 (empat) Laporan audit
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 60 65 70
Realisasi 0 0 100 100 0
0 0
6065
70
0 0
100 100
00
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
Nilai koreksi penyesuaian harga
mencapai Rp5.049.389.000,00
53
penyesuaian harga pada tahun 2019. Jumlah koreksi penyesuaian harga dari 4
(empat) laporan tersebut mencapai Rp5.049.389.000,00.
Realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 sama dengan realisasi tahun 2018 sebesar
100,00%. Adapun capaian Indikator Kinerja tahun 2019 mengalami penurunan
33,33% dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 133,33%. Target ini
tidak ditetapkan dalam Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat. Gambaran capaian target, realisasi dan capaian kinerja tahun 2019
disajikan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.10 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Audit Penyesuaian Harga yang
Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
2.5 Persentase Hasil Audit Klaim yang Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Indikator Kinerja “Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K” merupakan persentase jumlah
kegiatan Laporan Hasil Audit Klaim yang
diserahkan kepada Kementerian, Lembaga,
Pemda, dan Korporasi selama tahun 2019.
Indikator ini ditargetkan sebesar 80,00% dalam dokumen Perjanjian Kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019. Indikator tersebut
mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
=
LHA Klaim yang ditindaklanjuti tahun 2019
X 100%
LHA Klaim tahun 2019
0102030405060708090
100
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 0 75 0
Realisasi 0 0 0 100 100
0 0 0
75
00 0 0
100 100
Target Realisasi
Nilai koreksi klaim kepada
pihak ketiga mencapai
Rp185.461.939,77
54
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 125,00% dari
target sebesar 80,00%. Laporan hasil audit klaim yang diserahkan kepada
K/L/P/K pada tahun 2019 yaitu Laporan Hasil Audit Klaim atas Kerja Tambah
Pembuatan Warehouse, Peningkatan Jalan Umum, dan Biaya Operasi Unit 1
PLTU Ketapang (2x10 MW) atas Kontrak No 509.PJ/041/WKB/2011 tanggal 24
Juni 2011 antara PT PLN (Persero) dengan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Jumlah koreksi klaim dari pihak ketiga dalam laporan tersebut mencapai
Rp185.461.939,77.
Indikator kinerja ini baru ditetapkan pada tahun 2019, dan tidak ditetapkan
dalam Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sehingga
tidak dapat digambarkan perbandingan target, realisasi dan capaian kinerja
lima tahunan.
Sasaran Program Pengawasan 3
“Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional”
Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam merealisasikan program
pembangunan nasional terkadang menemui banyak kendala, antara lain dari
masyarakat, antar instansi pemerintah, BUMN/BUMD dan swasta. Permasalahan-
permasalahan tersebut harus dikelompokkan berdasarkan akar permasalahannya dan
dipetakan ke institusi yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Terkait dengan
hal tersebut Bidang Investigasi Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya
membantu menyelesaikan permasalahan hambatan pelaksanaan pembangunan dan
memberikan rekomendasi untuk perbaikan tata kelola instansi pemerintah/korporasi
dalam mencari solusi permasalahan yang menghambat kelancaran pelaksanaan
pembangunan dan efisiensi keuangan Negara/daerah. Dalam dokumen Perjanjian
Kinerja Tahun 2019, indikator ini ditargetkan sebesar 80,00%. Capaian sasaran
program ini diukur dalam 1 (satu) Indikator Kinerja yang diukur dengan rumus
sebagai berikut:
55
Realisasi Indikator Kinerja Persentase
penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan
=
LEHKP ditindaklanjuti
2019 X 100%
LEHKP 2019
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase penyelesaian hambatan kelancaran
pembangunan” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 125,00% dari target
sebesar 80,00%. Laporan evaluasi hambatan kelancaran pembangunan yang terbit
dan ditindaklanjuti yaitu Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan atas
kerja tambah pemasangan Coal Conveyor Line 3 dan 4, Floating Barge, dan Electrical
Inverter PLTU Sanggau (2x7 MW) atas Kontrak Nomor 0203.PJ/041/WKB/2011
tanggal 18 Maret 2011 antara PT PLN (Persero) UIP Kalimantan Bagian Barat dengan
PT. ZUG Industri Indonesia.
Realisasi Indikator Kinerja sampai dengan tahun 2019 sebesar 100% sama dengan
realisasi tahun sebelumnya. Namun demikian, capaian Indikator Kinerja tahun 2019
turun 8,33% dibandingkan capaian kinerja tahun sebelumnya.
Perkembangan target dan realisasi dan capaian kinerja sampai dengan tahun
disajikan pada Gambar 3.12.
Gambar 3.11 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hasil Audit Klaim yang
Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 70 75 80
Realisasi 0 0 100 100 100
0 0
7075
80
0 0
100 100 100
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
56
Sasaran Program Pengawasan 4
“Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam
Pencegahan Korupsi”
Sasaran program “Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam
pencegahan korupsi” merupakan upaya dalam rangka peningkatan tata kelola
pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi. Bidang Investigasi
melaksanakan penugasan Fraud Control Plan (FCP) sebagai suatu pengendalian yang
dirancang secara spesifik, teratur dan terukur oleh suatu organisasi, untuk
mencegah, menangkal dan memudahkan pendeteksian, jumlah serta frekuensi
kemungkinan terjadinya korupsi/kecurangan yang ditandai dengan eksistensi dan
implementasi beberapa atribut dalam kerangka upaya mencapai tujuan organisasi
secara keseluruhan. FCP dirancang bukan untuk menggantikan sistem pengendalian
atau tatakelola yang sudah ada, namun FCP memperkuat dan melengkapi sistem
pengendalian atau tata kelola tersebut. Sasaran program didukung oleh capaian satu
Indikator Kinerja yaitu “Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP
(termasuk FRA)”. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019, indikator ini
ditargetkan sebesar 55,00%. Capaian sasaran program ini diukur dalam 1 (satu)
Indikator Kinerja yang diukur dengan rumus sebagai berikut:
Realisasi Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
=
K/L/P/K yang implementasi FCP/FRA tahun berjalan
X 100% Penugasan yang telah dilakukan pada tahun berjalan
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP
(termasuk FRA)” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 181,82% dari
target sebesar 55,00% dengan perhitungan 7 (tujuh) K/L/P/K sudah dilaksanakan
kegiatan Diagnostic Assessment atas Fraud Control Plan/Fraud Risk Assessment
yaitu:
1. BKPSDM dan DPMPTSP Kota Pontianak;
2. BPKAD dan Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya;
3. Dinas PUPR dan Disdikpora Kabupaten Mempawah;
4. DPMPD Kabupaten Ketapang;
57
5. Badan Perencanaan Pemerintah Daerah dan Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kota Singkawang; dan
6. Kanwil ATR/BPN Provinsi Kalimantan Barat.
Realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 sama dengan realisasi tahun 2018 sebesar
100,00%. Faktor pendukung pencapaian Indikator Kinerja yaitu koordinasi yang
terjalin dengan baik antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dan
K/L/P/K.
Indikator ini tidak terdapat dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat. Perkembangan target, realisasi dan capaian kinerja sampai dengan tahun
2019 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat disajikan pada Gambar 3.13.
Gambar 3.12 Realisasi Indikator Kinerja Persentase K/L/P/K yang
Mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
Sasaran Program Pengawasan 5
“Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat Terhadap Korupsi”
Sasaran program “Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap
korupsi” merupakan upaya dari bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat dalam mempertajam strategi edukatif anti korupsi dengan
mengimplementasikan konsep masyarakat pembelajar (learning society) melalui
pengembangan Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK). Kegiatan ini berupa
pembentukan Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) sebagai wadah bagi proses
interaksi peserta belajar dengan BPKP dan sumber belajar dimana BPKP berperan
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 50 52 55
Realisasi 0 0 75 100 100
0 0
50 52 55
0 0
75
100 100
Target Realisasi
58
dalam membantu, mendorong dan memfasilitasi peserta belajar agar dapat
memperoleh pengetahuan dan menguasai ketrampilan/keahlian mengenai anti
korupsi serta merubah sikap peserta belajar menjadi peduli dengan anti korupsi.
Sasaran program ini didukung oleh capaian satu Indikator yaitu “Persentase K/L/P/K
Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan
sistem pengaduan masyarakat” dengan target di dokumen Perjanjian Kinerja sebesar
70,00%.
Uraian capaian Indikator Kinerja sasaran program “Meningkatnya kepedulian
K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi” diukur dengan rumus:
Realisasi Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat
=
K/L/P/K atau unit kerja yang memenuhi 3 unsur kriteria
X 100% K/L/P/K atau unit kerja yang telah menjadi anggota KPAK
Realisasi Indikator Kinerja
“Persentase K/L/P/K Anggota
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang mengimplementasikan
sistem pengaduan masyarakat”
tahun 2019 adalah sebesar 100,00%
atau tercapai 142,86% dari target
sebesar 70,00%, dengan perhitungan
unit kerja eselon II di lingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat yang telah memenuhi tiga
unsur kriteria yaitu Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat dengan sistem pengaduan
(whistleblowing system) yang sudah diterbitkan melalui Peraturan Gubernur Provinsi
Kalimantan Barat Nomor 37 Tahun 2013.
Faktor pendukung keberhasilan kinerja untuk indikator kinerja ini adalah komitmen
OPD yang tinggi dalam mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat pada
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK).
Realisasi Indikator Kinerja sampai dengan tahun 2019 sama seperti tahun
sebelumnya sebesar 100,00%, namun demikian capaian Indikator kinerja ini tahun
2018 menurun 10,99% dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 153,85%.
Gambar 3.13 MPAK pada Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat
59
Rencana tindak perbaikan kinerja tahun 2019 antara lain mendorong OPD atau
K/L/P/K untuk membentuk KPAK baru.
Perkembangan target, realisasi dan capaian kinerja sampai dengan tahun 2019
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat disajikan pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14 Realisasi Indikator Kinerja Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat
Sasaran Program Pengawasan 6
“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda”
Tingkat maturitas SPIP merupakan kerangka kerja yang menunjukkan
karakteristik dasar kematangan
penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan
berkelanjutan. Semakin tinggi level maturitas
penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda,
diharapkan akan semakin baik kualitas
pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi
pemerintahan.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat, Sasaran Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda
dikontribusikan oleh Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) yang
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 60 65 70
Realisasi 0 0 100 100 100
0 0
6065
70
0 0
100 100 100
Target Realisasi
Dari 15 Pemda, 9 Pemda sudah
mencapai SPIP Level 3 dan 6
Pemda mencapai SPIP Level 2
60
diwujudkan ke dalam 4 (empat) Indikator Kinerja Program sebagaimana Tabel
3.5.
Tabel 3.5 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda
No. Indikator Kinerja Sasaran Program
Satuan Target Realisasi Capaian
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 3
% 100,00 100,00 100,00
6.2 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 3
% 0,00 0,00 100,00
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 3
% 64,29 71,43 111,11
6.4 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 3
% 35,71 28,57 119,99
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh Indikator Kinerja yang
mengindikasikan sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP
Pemda”, telah mencapai capaian 100,00%. Dari 15 Pemerintah Daerah yang ada
di Provinsi Kalimantan Barat, 11 Pemda sudah memperoleh maturitas SPIP Level
3 dan 4 Pemda berada di level 2 maturitas SPIP-nya. Dari hasil penilaian tahun
2019, identifikasi subunsur yang masih memerlukan perbaikan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Subunsur SPIP yang Masih Memerlukan Perbaikan
No Subunsur Jumlah Pemda
Unsur Lingkungan Pengendalian
1.1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika 2
1.2 Komitmen terhadap Kompetensi 2
1.3 Kepemimpinan yang Kondusif 1
1.4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan -
1.5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat
1
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
1
1.7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif 3
1.8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
3
Unsur Penilaian Risiko
2.1 Identifikasi Risiko 4
61
No Subunsur Jumlah Pemda
2.2 Analisis Risiko 4
Unsur Kegiatan Pengendalian
3.1 Reviu Kinerja 1
3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 1
3.3 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3
3.4 Pengendalian Fisik atas Aset 2
3.5 Penetapan dan Reviu Indikator 1
3.6 Pemisahan Fungsi -
3.7 Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting -
3.8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu 1
3.9 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Catatan 1
3.10 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya -
3.11 Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) serta transaksi dan kejadian penting
2
Unsur Informasi dan Komunikasi
4.1 Informasi 1
4.2 Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif 2
Unsur Pemantauan
5.1 Pemantauan Berkelanjutan 3
5.2 Evaluasi Terpisah 2
Perkembangan tingkat maturitas SPIP sejak tahun 2015 sampai dengan tahun
2019 disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Tingkat Maturitas SPIP Pemda tahun 2015 s.d. 2019
No. Level Jumlah Pemda
2015 2016 2017 2018 2019
1. 1 Belum dinilai 9 - - -
2. 2 Belum dinilai 6 10 4 6
3. 3 Belum dinilai 0 5 11 9
Jumlah Pemda 15 15 15 15 15
62
Daftar nama pemda dengan skor dan level maturitas SPIPnya pada tahun 2019
selengkapnya disajikan pada lampiran 5. Uraian capaian Indikator Kinerja
Sasaran Program sebagai berikut:
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 3
Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level
3” merupakan persentase tingkatan capaian SPIP pada pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat tahun 2019. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat, target level maturitas SPIP Pemerintahan
Provinsi Level 3 adalah 100%, artinya tingkat maturitas SPIP Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat pada akhir Tahun 2019, minimal telah berada di level
3. Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja
Persentase Pemerintah Provinsi
dengan Maturitas SPIP level 3
=
Pemerintah provinsi Minimal
Level 3 SPIP X 100%
Pemerintah provinsi
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas
SPIP level 3” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 100,00% dari
target. Hal ini sesuai penugasan Penilaian atas Maturitas SPIP Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa skor
maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebesar 3,2409.
Selanjutnya dilakukan kegiatan Quality Assurance (QA) oleh Kedeputian PPKD
dan ditetapkan bahwa skor maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat sebesar 3,0375 sesuai Laporan Nomor LAP-170/D3.02/2/2018 tanggal 2
Oktober 2018 perihal Laporan Hasil Quality Assurance (QA) atas Penilaian
Maturitas Penyelenggaraan SPIP pada 5 Pemerintah Daerah di Lingkup Kerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.
Realisasi dan capaian Indikator Kinerja tahun 2019 sama dengan tahun
sebelumnya, sebesar 100,00%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode
Renstra pada Tahun 2019 sebesar 100,00%, maka target capaian kinerja di
tahun 2019 sudah tercapai pada tahun ini. Capaian kinerja disajikan secara
grafik sebagai berikut:
63
Gambar 3.15 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP level 3
6.2 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level 2
Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP level
2” merupakan persentase tingkatan capaian SPIP pada pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat tahun 2019. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat, target level maturitas SPIP Pemerintahan
Provinsi Level 2 adalah 0,00%. Hal ini disebabkan tingkat maturitas SPIP
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada akhir Tahun 2019 ditargetkan
minimal telah berada di level 3. Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja
yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja
Persentase Pemerintah Provinsi
dengan Maturitas SPIP level 3
=
Pemerintah provinsi Minimal
Level 2 SPIP X 100%
Pemerintah provinsi
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas
SPIP level 3” tahun 2019 adalah sebesar 00,00% atau tercapai 100,00% dari
target. Hal ini sesuai dengan uraian indikator kinerja sebelumnya, berdasarkan
Laporan Kedeputian PPKD Nomor LAP-170/D3.02/2/2018 yang menyatakan
bahwa skor maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebesar
3,0375.
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 3
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 2 3 3 3
Realisasi 0 2 3 3 3
0
2
3 3 3
0
2
3 3 3
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
LEV
EL
Target Realisasi
64
Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP level 3” menunjukkan jumlah persentase pemerintah kabupaten/kota
yang sudah menerapkan pengendalian internal terstandar sesuai pedoman SPIP
Level 3.
Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP level 3” ditargetkan sebesar 64,29%, artinya sebanyak 9 dari 14
Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat pada akhir
tahun 2019 diharapkan telah memiliki maturitas SPIP level 3. Pemerintah
Kabupaten/Kota yang ditargetkan mencapai maturitas SPIP Level 3 yaitu:
1. Pemerintah Kota Pontianak;
2. Pemerintah Kota Singkawang;
3. Pemerintah Kabupaten Landak;
4. Pemerintah Kabupaten Sintang;
5. Pemerintah Kabupaten Mempawah;
6. Pemerintah Kabupaten Sanggau;
7. Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu;
8. Pemerintah Kabupaten Sekadau; dan
9. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya
Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Maturitas SPIP Level 3
=
Pemkab/kota Min Level
3 SPIP X 100%
seluruh Pemkab/kota
Pada akhir Tahun 2019, kualitas penyelenggaraan SPIP level 3 pada Pemerintah
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat yang telah diajukan proses reviu
Rendal di Pusat sebanyak 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota dengan rincian 8
(delapan) Kabupaten/Kota sudah direviu oleh Kedeputian PPKD dan 2 (dua)
kabupaten masih proses reviu. Rincian skor SPIP untuk 8 (delapan)
Kabupaten/Kota yang sudah direviu oleh Kedeputian PPKD adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.10
Rincian Skor SPIP Pemkab/Pemkot Level 3
No. Kab/Kota Skor Level Status Nomor Laporan/BA
1. Pontianak 3,0375 3 Lulus QA LAP-170/D3.02/2/2018
65
No. Kab/Kota Skor Level Status Nomor Laporan/BA
tanggal 2 Oktober 2018
2. Landak 3,0375 3 Lulus QA LAP-170/D3.02/2/2018
tanggal 2 Oktober 2018
3. Sintang 3,0375 3 Lulus QA LAP-170/D3.02/2/2018
tanggal 2 Oktober 2018
4. Sanggau 3,0602 3 Lulus QA LAP-119/D3.04/1/2019
tanggal 2 Agustus 2019
5. Mempawah 3,0375 3 Lulus QA LAP-119/D3.04/1/2019
tanggal 2 Agustus 2019
6. Sekadau 3,0375 3 Lulus QA LAP-181/D3.04/1/2019
tanggal 4 Oktober 2019
7. Singkawang 3,0375 3 Lulus QA LAP-126/D3.04/1/2019
tanggal 8 Agustus 2019
8. Kubu Raya 3,0375 3 Lulus QA LAP-119/D3.04/1/2019
tanggal 2 Agustus 2019
Adapun 2 Kabupaten/Kota yang masih direviu oleh Kedeputian PPKD yaitu:
Kabupaten Kapuas Hulu, dan Kabupaten Ketapang.
Dengan demikian, realisasi kinerja tahun 2019 untuk indikator Persentase
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 3 mencapai 71,43%,
atau tercapai 111,11% dari target kinerja sebesar 64,29%.
Realisasi IKU sampai dengan tahun 2019 sebesar sama dengan realisasi tahun
2018 yaitu sebesar 71,43%. Adapun capaian IKU tahun 2019 menurun 13,90%
dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 125,01%.
Faktor pendukung keberhasilan pencapaian indikator kinerja “Persentase
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 3” antara lain adanya
kesadaran dan komitmen jajaran pimpinan Pemerintah Daerah di wilayah
Provinsi Kalimantan Barat untuk mencapai target SPIP sesuai RPJMN 2015-2019,
dan efektifnya bimbingan teknis strategi peningkatan maturitas SPIP menuju
level 3 oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.
66
Jika dibandingkan dengan target pada
renstra untuk tahun 2019, realisasi
kinerja tahun 2019 tergolong tinggi dan
sudah tercapai pada tahun ini karena
dalam dokumen Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan, target Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP
level 3 hanya sebesar 35,71%. Gambaran
target dan capaian kinerja Maturitas SPIP
level 3 Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.17 Realisasi Indikator Kinerja Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 3
6.4 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP Level 2” menunjukkan jumlah persentase pemerintah kabupaten/kota
yang berada di level 2 penerapan SPIP-nya. Indikator Kinerja “Persentase
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP level 2” ditargetkan
sebesar 35,71%, artinya sebanyak 5 dari 14 Pemerintah Kabupaten/Kota di
wilayah Provinsi Kalimantan Barat pada akhir tahun 2019 yang berada di level
2 maturitas SPIP-nya. Indikator kinerja sasaran program diukur dengan rumus:
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 14,29 28,57 57,14 64,29
Realisasi 0 0 28,57 71,43 71,43
0
14,2928,57
57,14
64,29
0 0
28,57
71,43 71,43
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Target Realisasi
Gambar 3.16 Workshop Penerapan SPIP pada Kabupaten Sambas
67
Realisasi Indikator Kinerja Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
=
Pemkab/kota Min Level 2 SPIP X 100%
seluruh Pemkab/kota
Dari 14 (empat belas) Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat,
10 (sepuluh) Kabupaten/Kota sudah berada di level 3 sedangkan 4 (empat)
Kabupaten/Kota masih berada di level 2 tingkat maturitas SPIP-nya. Dengan
demikian, realisasi Indikator Kinerja “Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 2” tahun 2019 adalah sebesar 28,57% atau
mencapai 119,99% dari target tahun 2019 sebesar 35,71% (menggunakan rumus
2). Sebanyak 4 (empat) Kabupaten/Kota yang tingkat maturitas SPIP-nya masih
berada di level 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Rincian Skor SPIP Pemkab Level 2
No Kabupaten /Kota
Skor Level Status Nomor Laporan
1. Sambas 2,1943 2 QA Perwakilan
LEV-66/PW14/3/2018 tanggal 5-4-2018
2. Bengkayang 2,0943 2 QA Perwakilan
LEV-66/PW14/3/2018 tanggal 5-4-2018
3. Kayong Utara
2,0364 2 QA Perwakilan
LHM-201/PW14.3/2017 tanggal 27-12-2017
4. Melawi 2,0250 2 QA Perwakilan
LHM-206/PW14.3/2017 tanggal 27-12-2017
Realisasi Indikator Kinerja sampai dengan tahun 2019 sama dengan realisasi
tahun 2018 sebesar 28,57%. Adapun capaian Indikator Kinerja tahun 2019
menurun 21,35% dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 133,34%.
Jika dibandingkan dengan target di Renstra pada akhir tahun 2019, indikator
ini sudah tercapai pada tahun ini, karena 6 Kabupaten/Kota sudah mencapai
level 2 dan 8 Kabupaten/Kota sudah mencapai level 3 sehingga seluruh
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat sudah mencapai tingkat
maturitas SPIP level 2 (100%). Gambaran target dan capaian kinerja Kapabilitas
Inspektorat Kabupaten/Kota Kalimantan Barat dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun adalah sebagai berikut:
68
Gambar 3.18 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
Sasaran Program Pengawasan 7
“Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah”
Kapabilitas APIP Pemerintah Daerah Level 3 mencerminkan kualitas kapabilitas
Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam menjalankan perannya
sebagai auditor intern di Pemerintah Daerah. Tingkat kapabilitas APIP disimpulkan
dari hasil penilaian mandiri kapabilitas yang dilaksanakan oleh APIP Pemda dengan
quality assurance dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan
menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat, Sasaran Program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah
Daerah” didukung 4 (empat) Indikator Kinerja Program sebagaimana Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Ringkasan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00 100,00 100,00
7.2 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 2
% 0,00 0,00 100,00
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00 100,00 100,00
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 0 71,43 100 35,71
Realisasi 0 0 71,43 100 28,57
0 0
71,43
100
35,71
0 0
71,43
100
28,57
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
69
7.4 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2
% 0,00 0,00 100,00
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari 4 (empat) Indikator Kinerja yang
mengindikasikan sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan
Intern Pemerintah Daerah”, seluruhnya mencapai capaian 100%. Dari 6 (enam)
elemen kapabilitas APIP, 8 (delapan) Pemda telah mencapai 6 (enam) elemen
yang level 3, dan 6 (enam) Pemda telah mencapai 4 (empat) elemen yang level
3 dan 2 (dua) elemen yang masih level 2. Dari hasil penilaian tahun 2019
diidentifikasi 5 (lima) pernyataan yang secara umum masih memerlukan
perbaikan sebagai berikut:
Tabel 3.10 Lima Pernyataan PK APIP yang perlu Perbaikan
No. Pernyataan KPA
1. Kami mempunyai rencana pelatihan dan pengembangan setiap pegawai yang berpedoman pada kerangka kompetensi.
Tersedianya staf APIP yang berkualifikasi profesional
2. Kami telah melakukan pemutakhiran data/informasi semua unit kerja yang dapat diawasi (audit universe).
Adanya perencanaan pengawasan berbasis risiko
3. Kami telah mengidentifikasi unit kerja auditi yang memiliki risiko tertinggi.
Adanya perencanaan pengawasan berbasis risiko
4. Kami telah menentukan probabilitas terjadinya risiko yang signifikan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan unit kerja auditi.
Adanya perencanaan pengawasan berbasis risiko
5. Kami telah mengidentifikasi alternatif penanganan risiko yang dilakukan oleh manajemen.
Adanya perencanaan pengawasan berbasis risiko
Perkembangan tingkat kapabilitas APIP sejak tahun 2015 sampai dengan tahun
2019 disajikan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Tingkat Kapabilitas APIP Pemda tahun 2015 s.d. 2019
No. Level Jumlah Pemda
2015 2016 2017 2018 2019
1. 1 15 10 - - -
2. 2 - 5 9 1 -
3. 3 - 0 6 14 15
Jumlah Pemda 15 15 15 15 15
70
Daftar nama pemda dan level kapabilitas APIP nya pada tahun 2019
selengkapnya disajikan pada lampiran 6.
Uraian capaian Indikator Kinerja sasaran program sebagai berikut:
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
Indikator Kinerja “Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas
Level 3” merupakan tingkat kapabilitas Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat
yang sudah mampu melaksanakan menjalankan perannya sebagai auditor
intern di Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sesuai kapabilitas APIP. Dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat,
Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3 ditargetkan
sebesar 100%, artinya Kapabilitas Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat pada
akhir tahun 2019 diharapkan telah mencapai level 3.
Indikator kinerja ini diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja
Persentase APIP Pemerintah
Provinsi dengan Kapabilitas
Level 3
=
Pemerintah provinsi
Minimal Level 3 APIP X 100%
Seluruh Pemerintah
provinsi
Inspektorat Provinsi Kalimantan
Barat telah melakukan penilaian
mandiri (self assessment) atas
Kapabilitas APIP level 3 dan telah
mengirimkan kepada Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat
sesuai Surat Inspektur Provinsi
Kalimantan Barat Nomor
700/2400/IP-S.2 tanggal 18
November 2019 hal Hasil Penilaian
Kapabilitas APIP Inspektorat
Provinsi Kalimantan Barat per
November 2019. Selanjutnya Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah
melaksanakan kegiatan Quality Assurance (QA) atas Penilaian mandiri
Kapabilitas APIP Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat. Hasil QA menunjukkan
Gambar 3.19 Penjaminan Kualitas atas Penilaian Mandiri Kapabilitas APIP Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat
71
bahwa tingkat kapabilitas APIP Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat telah
berada di Level 3. Hasil QA tersebut telah dikirimkan kepada Kedeputian PKD
untuk dilakukan reviu.
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan
Kapabilitas Level 3” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau 100,00% dari
target sebesar 100,00%. Realisasi indikator persentase APIP Pemerintah
Provinsi yang berada Level 3 tahun 2019 sama dengan tahun sebelumnya,
telah tercapai secara maksimal sebesar 100%. Jika dibandingkan target
kinerja lima tahunan yang berakhir pada tahun 2019 untuk indikator kinerja
Kapabilitas Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat pada Level 3, maka capaian
kinerja tersebut telah terpenuhi.
Gambaran target dan capaian kinerja Kapabilitas Inspektorat Provinsi
Kalimantan Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut.
Gambar 3.20 Realisasi Indikator Kinerja Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan
Kapabilitas Level 3
7.2 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 2
Indikator Kinerja “Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas
Level 2” merupakan tingkat kapabilitas Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat
yang sudah mampu menjamin proses tata kelola sesuai dengan peraturan dan
mampu mendeteksi terjadinya korupsi. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, Persentase APIP Pemerintah
Provinsi dengan Kapabilitas Level 3 ditargetkan sebesar 0,00%, karena
2015 2016 2017 2018 2019
Target 0 2 3 3 3
Realisasi 0 2 3 3 3
0
2
3 3 3
0
2
3 3 3
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Leve
l
Axis Title
Target Realisasi
72
Kapabilitas Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat pada akhir tahun 2019
diharapkan bukan hanya mencapai level 2, melainkan telah mencapai level 3.
Indikator kinerja ini diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja
Persentase APIP Pemerintah
Provinsi dengan Kapabilitas
Level 3
=
Pemerintah provinsi
Minimal Level 2 APIP X 100%
Seluruh Pemerintah
provinsi
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan
Kapabilitas Level 2” tahun 2019 adalah sebesar 0,00% atau 100,00% dari target
sebesar 0,00%. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan indikator kinerja
“Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3” bahwa
Kapabilitas Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat telah berada di Level 3
berdasarkan hasil QA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dan telah
dilakukan reviu oleh Kedeputian PKD atas hasil QA tersebut.
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
Indikator Kinerja “Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Kapabilitas Level 3” merupakan jumlah persentase Inspektorat
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang telah mampu
melakukan penilaian tentang efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan
terhadap suatu kegiatan, serta mampu memberikan konsultasi pada tata
kelola, manajemen risiko dan pengendalian internal di lingkungan Pemda.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja, Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3 ditargetkan sebesar 100,00%,
artinya sebanyak 14 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat
pada akhir tahun 2019 telah mencapai kapabilitas APIP Level 3.
Indikator kinerja sasaran program diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
=
Pemerintah kab/kota Minimal Level 3 APIP
X 100% Seluruh Pemkab/kota
73
Sebanyak 14 Inspektorat Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat telah
melaksanakan penilaian mandiri (self assessment) atas Kapabilitas APIP Level
3 dan dilanjutkan dengan proses penugasan Quality Assurance oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Hasil Quality Assurance terhadap kapabilitas
APIP 14 Inspektorat Kabupaten/Kota tersebut selanjutnya direviu oleh
Kedeputian PPKD.
Dari 14 Inspektorat Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat,
kondisi kapabilitas APIP setiap Inspektorat Kabupaten/Kota adalah sebagai
berikut:
1. sebanyak 4 (empat) Inspektorat Kabupaten/Kota telah selesai direviu oleh
Kedeputian PPKD dan ditetapkan bahwa Inspektorat Kabupaten/Kota
tersebut telah berada di Level 3 pada seluruh elemen.
2. Sebanyak 4 (empat) Inspektorat Kabupaten/Kota telah dilakukan Quality
Assurance (QA) atas Penilaian mandiri Kapabilitas APIP Inspektorat
Kabupaten/Kota oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan hasil QA, tingkat kapabilitas APIP 4 (empat) Inspektorat
Kabupaten/Kota tersebut telah berada di Level 3 dan telah diajukan
permohonan reviu Kedeputian PPKD.
3. Sebanyak 6 (enam) Inspektorat Kabupaten/Kota telah berada di level 3
pada 4 elemen dan level 2 pada 2 elemen (level 3 dengan catatan).
Adapun gambaran kegiatan QA Kapabilitas APIP di Provinsi Kalimantan Barat
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kegiatan QA Kapabilitas APIP di Provinsi Kalimantan Barat Level 3
No Inspektorat Kab/Kota
Self Assessment Hasil QA Perwakilan
BPKP
Hasil Reviu Kedeputian PPKD Nomor Tanggal
1. Sintang 700/489/ITKAB/2019
28/02/2019 Level 3 SP-2310/D3/04/2019 tanggal 25-11-2019
2. Pontianak 700/37/INS-SET/2019
20/03/2019 Level 3 SP Deputi PPKD Nomor SP-1079/D3/04/2019 tanggal 24 Juli 2019
3. Singkawang 700/094/Set-A 27/03/2019 Level 3 SP Deputi PPKD Nomor 744/D3/04/2019 tanggal 14 Mei 2019
74
No Inspektorat Kab/Kota
Self Assessment Hasil QA Perwakilan
BPKP
Hasil Reviu Kedeputian PPKD Nomor Tanggal
4. Mempawah 700/127/IRDA-A/2019
19/03/2019 Level 3 SP Deputi PPKD Nomor SP-1079/D3/04/2019 tanggal 24 Juli 2019
5. Kubu Raya 700/1441/Inspt 14/11/2019 Level 3 Surat Permintaan Reviu Nomor S-1943/PW14/6/2019 tanggal 11-12-2019
6. Landak 700/164/ITKAB/2019
11/06/2019 Level 3 Masih proses reviu
7. Ketapang 700/0306/ITKAB-S1
20/03/2019 Level 3 Surat Permintaah Reviu Nomor 940/PW14/6/2019 tanggal 28-05-2019
8. Kayong Utara
700/488/SET-IR.A/2019
01/10/2019 Level 3 Dengan Catatan
Surat Permintaan Reviu Nomor S-1976/PW14/6/2019 tanggal 9-12-2019
9. Bengkayang 700/399/ITKAB/2019
01/11/2019 Level 3
Dengan
Catatan
Surat Permintaan Reviu Nomor S-1942/PW14/6/2019 tanggal 9-12-2019
10. Sekadau 700/282/ITKAB/2019
08/07/2019 Level 3
Dengan
Catatan
Surat Permintaan Reviu Nomor S-2013/PW14/6/2019 tanggal 11-12-2019
11. Sambas 700/226/IK-2 30/09/2019 Level 3
Dengan
Catatan
Surat Permintaan Reviu S-1971/PW14/6/2019 tanggal 9-12-2019
12. Sanggau 700/413/ITKAB/2019
08/11/2019 Level 3
Dengan
Catatan
Surat Permintaan Reviu S-2023/PW14/6/2019 tanggal 11-12-2019
13. Kapuas Hulu 700/286/INKAB/SET
20/06/2019 Level 3
Dengan
Catatan
Surat Permintaan Reviu Nomor S-2012/PW14/6/2019 tanggal 11-12-2019
14. Melawi 700/165/IT-SET/2019
03/07/2019 Level 3
Dengan
Catatan
Surat Permintaan Reviu Nomor S-1970/PW14/6/2019 tanggal 9-12-2019
75
Dengan demikian, realisasi
kinerja tahun 2019 untuk
indikator Persentase APIP
Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Kapabilitas Level 3
sebesar 100%, telah mencapai
target kinerja yang telah
ditetapkan, dan capaian kinerja
program juga melebihi target,
yaitu mencapai 108,34%.
Faktor pendukung tercapainya target indikator kinerja “Persentase APIP
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3” adalah:
1. Komitmen APIP dan Pemda
Kabupaten/Kota di lingkungan
Provinsi Kalimantan Barat yang
tinggi untuk meningkatkan
kompetensi auditor agar
memenuhi kualifikasi SDM yang
profesional; dan
2. Komunikasi serta koordinasi yang
baik antara Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat dan
seluruh Inspektorat
Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Kalimantan Barat.
Realisasi kinerja indikator ini pada tahun 2019 sebesar 100,00%, naik 7,14%
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 92.86%. Namun demikian,
capaian kinerja indikator ini pada tahun 2019 sebesar 100% menurun 8,34%
dibandingkan capaian kinerja tahun 2018 sebesar 108,34%. Jika dibandingkan
dengan target kinerja lima tahunan yang berakhir pada tahun 2019, realisasi
kinerja tahun 2019 sebesar 100% sudah melebihi target Renstra karena di
dalam dokumen Renstra hanya ditargetkan sebanyak 12 APIP Kabupaten/Kota
(85%) yang mencapai kapabilitas level 3.
Gambar 3.21 Bimtek Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten Sekadau
Gambar 3.22 Bimtek Kapabilitas APIP pada Inspektorat Daerah Kota Singkawang
76
Gambaran target dan capaian kinerja Kapabilitas Inspektorat Kabupaten/Kota
Kalimantan Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:
Gambar 3.23 Realisasi Indikator Kinerja Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
7.4 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2
Indikator Kinerja “Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Kapabilitas Level 2” menunjukkan persentase jumlah APIP di Provinsi
Kalimantan Barat yang mampu menjamin proses tata kelola sesuai dengan
peraturan dan mampu mendeteksi terjadinya korupsi. Kapabilitas APIP
Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2 ditargetkan sebesar 0,00% pada dokumen
perjanjian kinerja tahun 2019. Indikator kinerja sasaran program diukur
dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase
APIP Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Kapabilitas Level 2
=
Pemerintah kab/kota
Minimal Level 2 APIP X 100%
Seluruh Pemerintah
kab/kota
Dari 14 APIP kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, 14 (empat
belas) sudah dilaksanakan kegiatan Quality Assurance oleh Perwakilan BPKP.
Hasil QA dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa
kapabilitas APIP untuk 14 Inspektorat Kabupaten/Kota sudah melampui level
2 dan berada di level 3.
2015 2016 2017 2018 2019
Target 13,33 28,57 21,43 85,71 100
Realisasi 6,67 28,57 35,71 92,86 100
13,33
28,57
21,…
85,71
100
6,67
28,5735,71
92,86100
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
77
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Kapabilitas Level 2” tahun 2019 adalah sebesar 0,00% sama dengan
target yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja tahun 2019, karena
seluruh APIP Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Kalimantan Barat telah
berada di level 3.
Realisasi kinerja indikator ini pada tahun 2019 tercapai 100% turun sebesar
50,03% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar 150,03% karena
target pada tahun 2019 meningkat dibandingkan target pada tahun 2018. Jika
dibandingkan dengan target lima tahunan di Renstra yang berakhir pada tahun
2019, indikator ini sudah tercapai pada tahun ini karena seluruh inspektorat
Kabupaten/Kota telah melampaui level 2 (100%).
Gambaran target dan capaian kinerja Kapabilitas Inspektorat Kabupaten/Kota
Kalimantan Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:
Gambar 3.24 Realisasi Indikator Kinerja Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2
Sasaran Program Dukungan Pengawasan
“Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan Perwakilan BPKP”
Berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang yang dimiliki, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat melaksanakan program dan kegiatan yang meliputi kegiatan yang
bersifat internal dan eksternal. Seluruh bidang layanan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dukungan teknis dalam pengawasan BPKP yang akan diukur
2015 2016 2017 2018 2019
Target 13,33 28,57 71,43 100 100
Realisasi 6,67 28,57 71,43 100 100
13,33
28,57
71,43
100 100
6,67
28,57
71,43
100 100
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
78
melalui persepsi kepuasan layanan. Dalam tahun 2019, Sasaran program
“Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Perwakilan BPKP” didukung
dengan satu Indikator Kinerja “Kepuasan atas Pelayanan Perwakilan BPKP” dengan
target 8 dari skala 1-10".
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan
ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.
Pernyataan puas atau tidak puas diperoleh melalui survei dengan menyebarkan
kuesioner kepada para penerima layanan, dalam hal ini stakeholders yang dilayani
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dan pegawai di Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat.
Realisasi Indikator Kinerja “Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan
BPKP” sebesar 8,1 skala atau mencapai 101,25% dari target tahun 2019 sebesar 8
skala. Capaian tersebut merupakan rata-rata capaian persepsi kepuasan pada 3
(tiga) layanan internal Perwakilan dan 1 (satu) layanan kepada stakeholders
eksternal.
Realisasi Indikator kinerja sampai dengan tahun 2019 sebesar 8,1 skala, menurun 0,1
skala dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 8,2 skala. Jika dibandingkan
dengan target akhir periode Renstra pada Tahun 2019 yaitu persepsi kepuasan
sebesar 8 skala, maka realisasi Indikator Kinerja tahun 2019 telah tercapai. Capaian
kinerja indikator tersebut disajikan pada Gambar 3.25.
Gambar 3.25 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Persepsi Kepuasan Layanan
Perwakilan BPKP Kalimantan Barat Tahun 2019
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Subbagian Umum
0 2 4 6 8 10
LAYANAN KEPADA …
LAYANAN BIDANG …
LAYANAN BIDANG KEUANGAN
LAYANAN BIDANG UMUM
8,61
7,10
8,22
7,64
Layanan KepadaStakeholders
Layanan BidangKepegawaian
Layanan BidangKeuangan
Layanan BidangUmum
Persepsi Kepuasan Layanan 8,61 7,10 8,22 7,64
Persepsi Kepuasan Layanan
79
Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan
pengelolaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan di lingkungan BPKP.
Indikator ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan
umum perkantoran yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab
atas pengelolaan sarpras.
Keberhasilan capaian Indikator Kinerja ditunjukkan dengan tingginya tingkat
kepuasan penerima layanan atas penyediaan sarana dan prasarana aparatur negara.
Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada pegawai Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat, kuisioner yang kembali sebanyak 75 kuisioner dengan tingkat
kepuasan atas layanan subbagian umum mencapai 7,64 skala.
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Layanan Subbagian Keuangan.
Subbagian Keuangan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan administrasi
keuangan, yaitu:
a) Pembayaran gaji sebanyak 14 kali pembayaran;
b) Tunjangan kinerja bulanan sebanyak 14 kali pembayaran;
c) Pembayaran uang makan sebanyak 12 kali; dan
d) Pembayaran honor pada pegawai honorer 13 kali.
Realisasi Indikator kepuasan atas layanan subbagian keuangan ini diukur melalui hasil
pengisian kuesioner oleh pegawai mengenai pelayanan Subbagian Keuangan.
Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada pegawai Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat, kuisioner yang kembali sebanyak 75 kuisioner dengan nilai yang
diperoleh oleh Subbagian Keuangan secara rata-rata adalah 8,22 skala likert.
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian
Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai persepsi kepuasan terhadap
pelayanan pengelola kepegawaian. Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan
pada Subbagian Kepegawaian, diukur dengan menyebarkan kuesioner kepada
pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.
Subbagian kepegawaian melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a) Penyusunan Laporan Triwulanan PKS
b) Penyusunan Laporan Semesteran Budaya Kerja
c) Penilaian Angka Kredit
d) SK Pengangkatan, Pemberhentian, Pembebasan dan Alih Jabatan PFA
e) Pemrosesan DP3
f) Pemrosesan Inpassing/Penyesuaian/KGB Gaji Pokok PNS
80
g) Pemrosesan Pengangkatan PNS
h) Pemrosesan Kenaikan Pangkat Terpadu
Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada pegawai Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat, kuisioner yang kembali sebanyak 75 kuisioner dengan tingkat
persepsi kepuasan pegawai atas layanan subbagian kepegawaian sebesar 7,10 skala.
Tingkat Kepuasan Stakeholders atas Pelayanan Perwakilan BPKP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat juga melakukan survey kepuasan atas
layanan Perwakilan kepada stakeholders eksternal. Indikator tersebut dimaksudkan
untuk menilai persepsi kepuasan terhadap pelayanan perwakilan BPKP terhadap
stakesholder. Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan BPKP, diukur dengan
menyebarkan kuesioner kepada stakesholder Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat, dengan indeks kepuasan sebagaimana skor berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada stakeholders Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat, kuisioner yang kembali sebanyak 40 kuisioner dengan
tingkat kepuasan terhadap layanan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
barat sebesar 8,61.
2. Sasaran Kegiatan
Dalam Dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat ditargetkan 9 (sembilan) sasaran kegiatan pengawasan dengan
7 (tujuh) indikator kinerja kegiatan (IKK) dan 2 sasaran kegiatan dukungan
pengawasan dengan 2 (dua) IKK. Capaian IKK tahun 2019 disajikan pada Tabel
3.13.
Tabel 3.13 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2019
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan Target Realisasi
Capaian Kinerja
(%) *
1 Tersedianya informasi hasil pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas
1.1 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan PSN BPKP Perwakilan
Lap
23 41 120,00
81
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan Target Realisasi
Capaian Kinerja
(%) *
Presiden Perwakilan BPKP
2 Tersedianya informasi hasil pengawasan pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP
2.1 Jumlah LHP Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP
Lap
100 120 120,00
3 Tersedianya informasi hasil pembinaan penerapan SIMDA Integrasi
3.1 Jumlah laporan hasil pembinaan penerapan SIMDA Integrasi
Lap
6 6 100,00
4 Tersedianya informasi hasil pengawasan dana desa
4.1 Jumlah LHP Dana Desa Perwakilan BPKP
Lap
16 16 100,00
5 Tersedianya informasi hasil pengawasan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dana pemilu tahun 2019
5.1 Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dana pemilu tahun 2019
Lap
6 6 100,00
6 Tersedianya informasi hasil pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
6.1 Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
Lap 42 50 119,05
7 Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
7.1 Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
Lap 42 44 104,76
Jumlah Output Pengawasan 235 283 100
82
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan Target Realisasi
Capaian Kinerja
(%) *
Sasaran Kegiatan Dukungan
1 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
1.1 Jumlah layanan dukungan manajemen Perwakilan BPKP
Lap
36 36 100,00
2 Termanfaatkannya Aset secara optimal
2.1 Tersedianya sarana prasarana BPKP
Unit 92 92 100,00
* Sesuai Surat Edaran Sekretaris Utama BPKP nomor S-2571/SU/01/2019
tanggal 18 November 2019 output rencana kerja dan RKA yang dilaporkan
dalam aplikasi Satker (SAS), Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Terpadu/PMK 249 (SMART), dan e-Monev PP 39/2006 harus sama yaitu
maksimal 120,00%.
Capaian kinerja masing-masing IKK di atas diuraikan sebagai berikut:
1.1 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Proyek Strategis dan Prioritas
Presiden di Perwakilan
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat, sasaran kegiatan ”Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Proyek
Strategis dan Prioritas Presiden di Perwakilan” didukung satu IKK yaitu
“Jumlah Laporan Hasil Pengawasan PSN BPKP Perwakilan” dengan target
output sebanyak 23 laporan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 41 laporan atau tercapai maksimal
120,00% dari target sebanyak 23 laporan. Realisasi output tahun 2019
sebanyak 41 laporan, lebih rendah sebanyak 43 laporan dibandingkan realisasi
output tahun 2018 sebanyak 84 laporan.
PSN yang dilakukan pengawasan (Monitoring, reviu, evaluasi, dan kegiatan
lainnya) oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019 sebanyak
26 (dua puluh enam) PSN dengan rincian sebagai berikut :
83
Tabel 3.14 PSN yang dilakukan Kegiatan Pengawasan
No. Jenis PSN Jumlah PSN
1 Proyek Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
4
2 Pembangunan Kawasan Industri Kabupaten Ketapang
4
3 Pembangunan Kawasan Industri Mandor Kabupaten Landak
4
4. Proyek Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) 8
5. Proyek Pembangunan Smelter Kabupaten Ketapang
4
6. Program Pemerataan Ekonomi Perhutanan Sosial pada Provinsi Kalimantan Barat
1
7. Program Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit 1
Jumlah 26
Realisasi indikator kinerja kegiatan
didukung dengan dana sebesar
Rp306.720.087,00 atau 99,99% dari
anggaran tahun 2019 sebesar
Rp306.751.000,00 dan dengan SDM
sebanyak 1005 OH atau 167,22%
dari rencana tahun 2019 sebanyak
601 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan
PSN BPKP Perwakilan” telah
tercapai secara efisien. Kondisi ini
terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 178,26% lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019 sebesar 99,99%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan PSN BPKP Perwakilan” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini
terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 11,04% lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 167,22%.
Gambar 3.26 Reviu atas Tata Kelola PSN Pembangunan Kawasan Industri pada Kabupaten Ketapang
84
1.2 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional
Perwakilan BPKP
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat, sasaran kegiatan “Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan
Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP” didukung satu IKK yaitu
“Jumlah LHP Pengawasan Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP”
dengan target output sebanyak 100 laporan.
Realisasi output tahun 2019
sebanyak 120 laporan atau
mencapai maksimal 120,00% dari
target sebanyak 100 laporan.
Realisasi output tahun 2019
sebanyak 120 laporan, lebih rendah
sebanyak 34 laporan dibandingkan
realisasi output tahun 2018
sebanyak 154 laporan.
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat terkait realisasi output
"Jumlah LHP Pengawasan
Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP" antara lain:
1. Audit atas Laporan Keuangan Improving Project IPDMIP Loan IFAD pada
Kementerian Pertanian dan Village Innovation Program (VIP);
2. Audit Kinerja atas Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD) pada bidang
Kesehatan, Pendidikan, Koperasi dan UMKM;
3. Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Program Generasi Sehat dan Cerdas,
Program PAMSIMAS III, dan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU);
4. Audit Tujuan Tertentu atas KDP Gedung Bengkel dan Infrastruktur Kawasan
Terpadu I pada Politeknik Negeri Sambas;
5. Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara
Dugaan Tindak Pidana Korupsi;
6. Audit Investigatif, dan Audit Penyesuaian Harga beberapa kasus di Pemda;
7. Kegiatan Pemberian Keterangan Ahli (PKA) atas dugaan Tindak Pidana
Korupsi;
8. Evaluasi Padat Karya Tunai di Desa (PKTD) pada beberapa Pemda;
Gambar 3.27 Verifikasi atas Tagihan Tunggakan Sisa Pekerjaan Duplikasi Jembatan Entikong
85
9. Evaluasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada beberapa Pemda;
10. Evaluasi Kinerja pada PDAM, BLUD, dan Perusahaan Daerah di Provinsi
Kalimantan Barat;
11. Evaluasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2019 pada Kabupaten Ketapang dan
Kabupaten Sintang;
12. Audit Klaim atas Kerja Tambah Pembuatan Warehouse Peningkatan Jalan
Umum, dan Klaim Biaya Operasi Unit 1 PLTU Ketapang;
13. Audit Tujuan Tertentu atas Aset Dana Jaminan Sosial Kesehatan tahun 2018
pada BPJS Kesehatan; dan
14. Monitoring dan Evaluasi Program Kegiatan Prioritas Nasional Capaian B06,
B09, dan B12 pada beberapa Dinas di Provinsi Kalimantan Barat.
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp2.306.932.924,00 atau 93,33% dari anggaran tahun 2019 sebesar Rp
2.353.700.120,00 dan dengan SDM sebanyak 5377 OH atau 105,65% dari rencana
tahun 2019 sebanyak 5649 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah LHP Pengawasan Pembangunan Prioritas
Nasional Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari
capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 120,00% lebih tinggi dibandingkan
dengan capaian dana tahun 2019 sebesar 93,33%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah LHP Pengawasan
Pembangunan Prioritas Nasional Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien.
Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 lebih tinggi sebesar
14,35% dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 105,65%.
1.3 Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA Terintegrasi
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat,
sasaran kegiatan” Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA
Terintegrasi” didukung satu IKK yaitu “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Penerapan
SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP” dengan target output sebanyak 6 laporan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 6 laporan atau mencapai 100,00% dari target
sebanyak 6 laporan.
Gambaran implementasi SIMDA di Provinsi Kalimantan Barat digambarkan dalam
tabel berikut:
86
Tabel 3.15 Implementasi SIMDA pada Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
No Kabupaten/Kota SIMDA
Keuangan SIMDA BMD
SIMDA Pendapatan
SIMDA Gaji
SIMDA Perencanaan
1. Kubu Raya V V - - -
2. Mempawah V V V V V
3. Landak V V - V V
4. Bengkayang V - V V -
5. Sanggau V - - - -
6. Kayong Utara V - - - -
Realisasi IKK didukung dengan dana sebesar
Rp202.934.700,00 atau 99,99% dari anggaran
tahun 2019 sebesar Rp202.950.000,00 dan
dengan SDM sebanyak 144 OH atau 88,89% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 162 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah
Laporan Hasil Pembinaan Penerapan SIMDA
Integrasi Perwakilan BPKP” telah tercapai
secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian
indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00%,
lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana
tahun 2019 sebesar 99,99%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Penerapan SIMDA Integrasi Perwakilan BPKP” telah tercapai secara
efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun 2019 lebih tinggi sebesar 11,11%
dibandingkan dengan capaian OH tahun 2018 sebesar 88,89%.
1.4 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan Dana Desa
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat,
sasaran kegiatan “Tersedianya Informasi Hasil Pengawsan Dana Desa” didukung
satu IKK yaitu “Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Dana Desa Perwakilan BPKP”
dengan target output sebanyak 16 laporan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 16 laporan atau mencapai 100,00% dari target
sebanyak 16 laporan. Realisasi output tahun 2019 sebanyak 16 laporan lebih rendah
sebanyak 10 laporan dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebanyak 26 laporan.
Dari 2.031 desa pada 12 kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, seluruh desa telah
melakukan implementasi Siskeudes secara penuh sebagaimana tabel berikut:
Gambar 3.28 Sosialisasi SIMDA Bersama DPRD pada Kabupaten Mempawah
87
Tabel 3.16 Implementasi Siskesudes di Provinsi Kalimantan Barat
No. Kabupaten Jumlah
Desa
Jumlah Desa yang
Mengimplementasikan Siskeudes
2015 2016 2017 2018 2019
1. Kubu Raya 117 0 0 117 117 117
2. Mempawah 60 0 0 60 60 60
3. Sambas 193 0 0 93 193 193
4. Landak 156 0 0 156 156 156
5. Bengkayang 122 0 0 122 122 122
6. Sanggau 163 0 0 163 163 163
7. Sekadau 87 0 0 87 87 87
8. Sintang 390 0 0 390 390 390
9. Melawi 169 0 0 169 169 169
10. Kapuas Hulu 278 0 0 278 278 278
11. Ketapang 253 0 0 253 253 253
12. Kayong Utara 43 0 0 43 43 43
Jumlah 2.031 0 0 2.031 2.031 2.031
Realisasi indikator kinerja kegiatan
didukung dengan dana sebesar
Rp342.704.000,00 atau 100,00% dari
anggaran tahun 2019 sebesar
Rp342.704.000,00 dan dengan SDM
sebanyak 530 OH atau 122,69% dari rencana
tahun 2019 sebanyak 432 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah
Laporan Hasil Pengawasan Dana Desa
Perwakilan BPKP” telah tercapai secara
efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian
indikator kinerja tahun 2019 sebesar
100,00%, sama dengan capaian dana tahun
2019 sebesar 100,00%.
Gambar 3.29 Bimtek Siskeudes versi 2.0 pada Kabupaten Kayong Utara
88
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan Dana Desa Perwakilan BPKP” belum tercapai secara efisien. Kondisi ini
terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019 lebih rendah sebesar 22,69%
dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 122,69%.
1.5 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat,
Sasaran kegiatan “Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019” didukung satu IKK “Jumlah
Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Dana Pemilu Tahun 2019 Perwakilan BPKP” dengan target sebanyak 6 laporan.
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan barat
terkait realisasi output "Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu Tahun 2019" adalah Reviu Akuntabilitas
Keuangan dan Kinerja Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 pada 6 (enam) instansi
diantaranya sebagai berikut:
1. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sanggau
2. KPU Provinsi Kalimantan Barat
3. KPU Kabupaten Sambas
4. Badan Pengawas Pemilu Provinsi Kalimantan Barat
5. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Melawi
6. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Sambas
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 6 laporan atau mencapai 100,00% dari target
sebanyak 6 laporan. Sasaran kegiatan ini hanya ditargetkan pada tahun 2019
sehingga tidak dapat dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Capaian IKK didukung dengan dana sebesar Rp107.535.000,00 atau 100,00% dari
anggaran tahun 2019 sebesar Rp107.535.000,00 dan dengan SDM sebanyak 261 OH
atau 48,33% dari rencana tahun 2018 sebanyak 540 OH.
Dari sisi penggunaan dana, indikator kinerja kegiatan “Sasaran kegiatan” telah
tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2019
dan capaian dana tahun 2019 sama-sama tercapai sebesar 100,00%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Pemilu
89
Tahun 2019 Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari
capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 100,00%, lebih tinggi 51,67%
dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 48,44%.
1.6 Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2019, sasaran kegiatan ” Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP” didukung satu IKK yaitu “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP” dengan target output sebanyak 42 laporan.
Realisasi output tahun
2019 sebanyak 50 laporan
atau tercapai 119,05% dari
target sebanyak 42
laporan. Realisasi output
sampai dengan tahun 2019
sebanyak 50 laporan lebih
tinggi sebanyak 10 laporan
dibandingkan dengan
realisasi tahun 2018
sebanyak 40 laporan.
Realisasi indikator kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar
Rp1.225.704.442,00 atau 99,96% dari anggaran tahun 2019 sebesar
Rp1.226.160.000,00 dan dengan SDM sebanyak 1.725 OH atau 121,39% dari rencana
tahun 2019 sebanyak 1.421 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP Perwakilan
BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator
kinerja tahun 2019 sebesar 119,05% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana
tahun 2019 sebesar 99,96%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP” belum tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat
dari capaian indikator kinerja tahun 2019 sebesar 119,05%, lebih rendah 2,34%
dibandingkan dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 121,39%.
Gambar 3.30 Bimtek Maturitas SPIP pada Kabupaten Ketapang
90
1.7 Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2019, sasaran kegiatan ”Tersedianya Informasi Hasil Pembinaan Kapabilitas
APIP Perwakilan BPKP” didukung satu IKK yaitu “Jumlah Laporan Hasil Pembinaan
Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP” dengan target output sebanyak 42 laporan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 46 laporan atau tercapai 109,52% dari target
sebanyak 42 laporan. Realisasi output sampai dengan tahun 2019 sebanyak 46
laporan lebih tinggi sebanyak 13 laporan dibandingkan dengan realisasi tahun 2018
sebanyak 33 laporan. Hal ini sesuai
persetujuan Rendal Kedeputian PPKD
dalam menetapkan PKPT terkait
pembinaan kapabilitas APIP.
Realisasi indikator kinerja kegiatan
didukung dengan dana sebesar
Rp560.136.861,00 atau 99,99% dari
anggaran tahun 2019 sebesar
Rp560.154.000,00 dan dengan SDM
sebanyak 948 OH atau 82,51% dari
rencana tahun 2019 sebanyak 1.149
OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “
Jumlah Laporan Hasil Pembinaan
Kapabilitas APIP Perwakilan BPKP”
telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun
2019 sebesar 109,52% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019
sebesar 99,99%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan SPIP Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat
dari capaian indikator kinerja tahun 2019 lebih tinggi sebesar 27,02% dibandingkan
dengan capaian OH tahun 2019 sebesar 82,51%.
Gambar 3.31 Bimtek Peningkatan Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten Sambas
91
1.8 Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
dalam Mencapai Kepuasan Layanan
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2019, Sasaran kegiatan ”Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan” didukung satu IKK yaitu “
Jumlah Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP” dengan target sebanyak 36
laporan.
Realisasi output tahun 2019 sebanyak 36 laporan atau mencapai 100,00% dari target
sebanyak 36 laporan. Rincian laporan dukungan manajemen sebanyak 81 laporan
disajikan pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2019 No Laporan Dukungan Manajemen Jumlah Output Laporan
1 Perjanjian Kinerja (Perkin) 1
2 Laporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan 4
3 Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM 1
4 Dokumen Pengangkatan, Jabatan, dan
Pemberhentian Pegawai
2
5 Laporan Program Pelatihan Mandiri/PPM 4
6 RKAKL/DIPA 2
7 Laporan Keuangan Bulanan, Semesteran,
dan Tahunan
14
8 Laporan Triwulanan Kehumasan 4
9 Laporan Triwulanan PPM Laporan Kearsipan,
Konservasi Energi, Laporan BMN/RKBMN
4
Jumlah 36
Realisasi output sampai dengan tahun 2019 sebanyak 36 laporan, lebih sedikit
sebanyak 11 (sebelas) laporan dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebanyak
77 laporan. Adapun untuk capaian output tahun 2019 dan tahun 2018 sama-sama
tercapai sebesar 100%.
92
Realisasi kinerja kegiatan didukung dengan dana sebesar Rp18.386.350.559,00 atau
99,70% dari anggaran tahun 2019 sebesar Rp18.441.249.000,00 dan dengan SDM
sebanyak 3.600 OH atau 100% dari rencana tahun 2019 sebanyak 3.600 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKK “Tersedianya Laporan Dukungan Manajemen
Perwakilan” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun
2019 sebesar 100,00% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana tahun 2019
sebesar 99,39%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKK “Jumlah Laporan Dukungan
Manajemen Perwakilan BPKP” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari
capaian IKK dan capaian OH yang sudah tercapai sebesar 100,00%.
1.9 Termanfaatkannya aset secara optimal
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2019, Sasaran kegiatan ”Termanfaatkannya aset secara optimal” didukung 1
(satu) IKK yaitu” Tersedianya sarana prasarana BPKP” dengan realisasi IKK tahun
2019 adalah sebanyak 92 unit atau 100% dari target sebesar 92 unit.
Realisasi output atas indikator ini sama dengan realisasi pada tahun sebelumnya,
yaitu tercapai secara maksimal sebesar 100,00%.
Realisasi IKK didukung dengan dana sebesar Rp 761.107.700,00 atau 99,76% dari
anggaran tahun 2019 sebesar Rp762.969.000,00 dan dengan SDM sebanyak 4.600 OH
atau 100,00% dari rencana tahun 2019 sebanyak 4.600 OH.
Dari sisi penggunaan dana dan SDM, IKK “Tersedianya sarana prasarana BPKP” telah
tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKK tahun 2019 dan tahun
sebelumnya yang sudah tercapai maksimal sebesar 100,00%.
B. KINERJA LAINNYA
1. Kinerja Lain di Luar Perkin
Selain kinerja pengawasan dan dukungan pengawasan yang diuraikan di atas,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat juga melaksanakan beberapa kegiatan
yang dilakukan dalam rangka penguatan kompetensi pengawasan di lingkungan
Provinsi Kalimantan Barat, diantaranya yaitu sebagai berikut:
93
a. Penyelenggaraan Diklat Audit Investigatif dengan Pola PNBP di Lingkungan
Inspektorat se-Kalimantan Barat
Diklat Audit Investigatif dengan pola PNBP di lingkungan Inspektorat se-Kalimantan
Barat pada tanggal 16 September 2019 sampai dengan 20 September 2019 di Hotel
Orchard Kota Pontianak. Kegiatan diklat ini terselenggara atas kerja sama
Pusdiklatwas BPKP dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Direktur
Investigasi IV Deputi Investigasi BPKP, Buntoro membuka secara resmi pelaksanaan
diklat audit investigatif tersebut. Jumlah peserta diklat audit investigasi berjumlah
39 orang dari 12 Inspektorat se-Kalimantan Barat dengan materi diklat diantaranya
berupa pengenalan fraud, pengantar ilmu hukum, perencanaan audit
investigatif serta studi kasus dengan total 50 jam pelatihan.
Gambar 3.32 Penyelenggaraan Diklat Audit Investigatif dengan Pola PNBP pada Lingkungan Provinsi Kalimantan Barat
b. Workshop Peningkatan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat bersama dengan Pusat Edukasi
Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakan Workshop
94
Peningkatan Kapabilitas APIP yang digelar di Ruang Aula Lantai 3 Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan APIP dari
seluruh Inspektorat wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Materi yang diberikan kepada
peserta workshop meliputi:
1) Hukum pidana, hukum acara tindak pidana dan tindak pidana korupsi dengan
narasumber dari Kejati Kalimantan Barat
2) Audit Investigatif dalam pengadaan barang dan jasa dengan narasumber dari
BPKP Perwakilan
3) Penanganan Pengaduan Masyarakat dengan narasumber dari
Korsupgah/Direktorat Dumas KPK
Gambar 3.33 Workshop Peningkatan Kapabillitas APIP Bekerjasama dengan Pusat Edukasi Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
c. Workshop Penyusunan Pedoman dan Pengelolaan Pengembangan Kompetensi
Auditor/P2UPD
Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat pada
tanggal 15 Oktober 2019 yang diikuti oleh Inspektorat Daerah se-Provinsi Kalimantan
Barat. Kegiatan ini dapat terselenggara atas kerjasama antara Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat dengan Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat. Dalam
Workshop ini, dibahas proses pengelolaan pengembangan kompetensi APIP dan hal-
95
hal terkait penyusunan pedoman yang digunakan sebagai acuan proses
pengembangan kompetensi APIP di lingkungan Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengelolaan pengembangan kompetensi
APIP di Provinsi Kalimantan Barat, sehingga kualitas pengawasan yang dilaksanakan
dapat lebih optimal.
Gambar 3. 34 Workshop Penyusunan Pedoman dan Pengelolaan Pengembangan Kompetensi Auditor/P2UPD Bekerjasama dengan Inspektorat Provinsi
Kalimantan Barat
d. Diseminasi Interkoneksi Aplikasi SISKEUDES dengan OMSPAN
Diseminasi Interkoneksi Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) versi 2.0 dengan
Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN)
diselenggarakan di Aula Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada 24 Oktober
2019. Diseminasi dihadiri oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan
Daerah dari 12 kabupaten, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, APIP Provinsi dan
Kabupaten serta 6 KPPN yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dengan
jumlah peserta yang hadir sebanyak 121 orang. Narasumber pada kegiatan tersebut
yaitu Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
96
Kalimantan Barat Bapak Edih Mulyadi, Direktur Pengawasan Akuntabilitas Keuangan
Pembangunan dan Tatakelola Desa BPKP Pusat Bapak Djoko Prihardono, serta
Auditor Madya pada Direktorat Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Pembangunan
dan Tatakelola Pemerintahan Desa Bapak Robertus Gatot Megantoro. Dalam
Diseminasi ini, para Narasumber menekankan bahwa alokasi dana desa yang terus
meningkat jumlahnya harus dikelola dengan baik, sehingga dapat benar-benar
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Gambar 3.35 Diseminasi Interkoneksi Aplikasi SISKEUDES dengan OMSPAN
e. Pelatihan Pengelola Keuangan Desa Berbasis Siskeudes Versi 2.0 bagi Aparatur
Pemerintah Desa
Kegiatan ini dilaksanakan di Ballroom Hotel Borneo Emerald pada tanggal 13 Maret
2019. Acara ini dihadiri oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kabupaten Ketapang, dan 253 desa yang diwakili oleh Kepala Urusan Keuangan Desa,
beberapa Kepala Desa dan Sekretaris Desa serta Petugas verifikasi di Kecamatan.
Pelatihan pengelola keuangan desa berbasis aplikasi Siskeudes Versi 2.0 bagi
Aparatur Pemerintah Desa Kabupaten Ketapang Tahun 2019 dilakukan dalam rangka
peningkatan kompetensi SDM Pemerintah Daerah dan Desa agar dapat tercipta tata
kelola keuangan desa yang tertib, efisien, efektif dan akuntabel.
97
Gambar 3.36 Pelatihan Pengelola Keuangan Desa Berbasis Siskeudes Versi 2.0 bagi Aparatur Pemerintah Desa pada Kabupaten Ketapang
f. Sosialisasi Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi BUMDes
Sosialisasi Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Kabupaten Kubu Raya dilaksanakan oleh PFA bidang Akuntan Negara Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat, pada acara Pelatihan Keterampilan Manajemen
Badan Usaha Milik Desa Kabupaten Kubu Raya di Gardenia Hotel pada tanggal 3 Mei
2019. Acara diikuti oleh 40 peserta yang merupakan perwakilan dari 20 Desa, terdiri
dari Manager dan Bendahara BUMDes di Desa masing-masing.
Penyelenggaraan Sosialisasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BUMDes ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada peserta dalam menyusun laporan keuangan
Bumdes yang handal, dan dapat memperkuat tata kelola keuangan BumDes.
98
Gambar 3.37 Sosialisasi Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi BUMDes pada Kabupaten Kubu Raya
g. Diklat Teknis Substantif Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2019
Untuk memperkuat kompetensi pengawasan dan kompetensi lainnya di lingkungan
internal BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat juga menugaskan
sejumlah pegawai untuk mengikuti diklat teknis substantif yang diselenggarakan
oleh Pusdiklatwas BPKP. Selain itu, agar dapat memberikan dampak yang lebih luas,
pengetahuan yang diperoleh selama diklat harus disampaikan oleh pegawai yang
mengikuti diklat kepada rekan pegawai lainnya dalam bentuk Program Pelatihan
Mandiri (PPM). Diklat teknis substantif yang diikuti oleh pegawai Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat selama tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.17 Daftar Diklat Teknis Substantif Tahun 2019
NO NAMA DIKLAT JUMLAH
PESERTA
1 Diklat Verifikasi Tunggak Bayar dan Reviu Pengadaan Tanah Proyek 1
2 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tematik PBJ 1
3 Assessment Good Corporate Governance (GCG) 1
4 Audit Investigasi 1
5 Pejabat Pembuat Komitmen 1
6 Penyusunan Standar Satuan Harga (SSH) dan Analisis Standar Belanja
(ASB)
1
7 Pengukuran Indeks AP3N 1
8 Pelatihan dan Sertifikasi Ahli Akuntansi Pemerintahan STAR Tahun
2019
1
99
NO NAMA DIKLAT JUMLAH
PESERTA
9 Peningkatan Kapabilitas APIP bagi Pegawai di. Ling BPKP Perwakilan 1
10 Reviu Tata kelola PSN 1
11 Networking dan Infrastruktur IT BPKP 1
12 Diklat dan Ujian Sertifikasi PBJ Dana STAR 1
13 Teknik Pengelolaan Arsip Dinamis 1
14 FCP dan Evaluasi HKP 1
15 Pengelolaan Keuangan BUM Desa dengan SIA BUMDes 1
16 Pengawasan Audit / Audit Pengelolaan desa dengan menggunakan
SISWAKEUDES
1
17 Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara, Audit Klaim, dan Audit
Penyesuaian Harga
1
18 Peningkatan Kapabilitas SPI Berbasis IACM 1
19 Sistem Informasi Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah (SIA BLUD) 1
20 TOT Pengawasan Intern Berbasis Risiko 1
21 Sertifikasi Ahli Akuntansi Pemerintahan (AAP) Batch II 1
22 Pengawasan Intern Berbasis Risiko Batch II 2
23 Penilaian Angka Kredit 1
24 Diklat Purna Bakti Kelas Auditor Non Auditor Madya 1
25 Diklat Purna Bakti Kelas Kelas Non Struktural dan Auditor 1
26 Pengembangan Kompetensi Manajerial 1
27 Diklat Penguatan Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik 1
Jumlah 28
2. Penghargaan
Penghargaan tingkat nasional yang diterima oleh perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2015 sampai dengan 2019 disajikan dalam tabel3.18.
100
Tabel 3.18 Penghargaan yang Diterima Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada Tahun 2015-2019
No Nama Penghargaan Instansi/Lembaga
Pemberi Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1 Peringkat II Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Tahun 2018 Kategori
Satuan Kerja dengan Pagu 10-25
Miliar
KPPN Pontianak 2019
2 Terbaik I Kuasa Pengguna Anggaran
Semester I Tahun Anggaran 2019
KPPN Pontianak 2019
3 Penghargaan Peringkat I Kategori
Lembaga Vertikal dalam
Pengimplementasian Undang-
Undang Keterbukaan Informasi
Publik tahun 2018
Komisi Informasi
Provinsi Kalimantan
Barat
2018
4 Penghargaan atas Capaian Kinerja
Terbaik ke-III untuk Peningkatan
Kapabilitas APIP Tahun 2018
Kedeputian PPKD
BPKP
2018
5 Penghargaan Perwakilan BPKP
Terbaik ke-II dalam Realisasi PKPT
pada Aplikasi SIMA Tahun 2018
Pusinfowas BPKP 2018
6 Penghargaan Perwakilan BPKP
terbaik ke-II atas Kesesuaian
Tanggal Input pada Aplikasi SIMA
Tahun 2018
Pusinfowas BPKP 2018
7 Penghargaan Kinerja Terbaik II
dalam Pembinaan Pengelolaan
Keuangan pada Pemerintah Desa
melalui Implementasi Siskeudes
Tahun 2018
Kedeputian PPKD
BPKP
2018
8 Peringkat I atas Penilaian Kinerja
Terbaik dengan Pagu 15 Miliar s.d.
Kementerian
Keuangan
2017
101
No Nama Penghargaan Instansi/Lembaga
Pemberi Penghargaan
Tahun
Penghargaan
50 Miliar Semester I Tahun Anggaran
2017
9 Unit Kerja Perwakilan BPKP Terbaik
III untuk Manajemen Data Kinerja
Tahun 2017
BPKP Pusat 2017
10 Unit Kerja Perwakilan BPKP Terbaik
III BPKP Performance Award 2017
kategori Optimalisasi Teknologi
Informasi dan Pelaporan Hasil
Pengawasan
Sekretaris Utama
BPKP
2017
11 Unit Kerja Perwakilan BPKP Terbaik
III BPKP Performance Award 2017
kategori Pengembangan Kompetensi
SDM
Sekretaris Utama
BPKP
2017
12 Peringkat sepuluh Penilaian Kinerja
Pengelolaan Anggaran Semester I
Tahun 2016
Kementerian
Keuangan
2016
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pada Tahun Anggaran 2019, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp24.472.254.000,00. Gambaran realisasi
keuangan per program dapat dilihat pada Gambar 3.38.
102
Gambar 3. 38 Realisasi Keuangan Tahun 2019
103
BAB IV
PENUTUP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menjalankan kegiatan sesuai
mandat yang diamanahkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Presiden
Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP, yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Sebagai
bentuk pertanggungjawaban kinerja, Laporan Kinerja ini disusun untuk mengukur
kinerja Perwakilan dalam mencapai sasaran program dan kegiatan sebagaimana yang
tertuang dalam Perjanjian Kinerja tahun 2019. Di samping itu, Laporan Kinerja juga
mencerminkan sejauh mana implementasi dari Sistem AKIP yang meliputi
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan
pencapaian sasaran organisasi.
Tabel 4. 1 Ringkasan Target, Realisasi, dan Capaian Indikator Kinerja
Sasaran Program Indikator Kinerja Program Capaian Indikator
Kinerja Program
Sasaran program 1:
Perbaikan pengelolaan
program prioritas
nasional dan
pengelolaan keuangan
negara/korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
102,44%
1.2 Persentase BUMN/anak perusahaan
dengan skor GCG baik
0,00%
1.3 Persentase BUMN/anak perusahaan
yang kinerjanya berpredikat
minimal A (Baik)
0,00%
1.4 Persentase BUMD yang kinerjanya
minimal berpredikat baik dari BUMD
yang dibina
71,42%
104
Sasaran Program Indikator Kinerja Program Capaian Indikator
Kinerja Program
1.5 Presentase BLUD yang kinerjanya
minimal cukup baik dari BLUD yang
dibina
100,00%
Sasaran program 2:
Meningkatnya
Efektivitas Hasil
pengawasan
Keinvestigasian
2.1 Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
di persidangan
100,00%
2.2 Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh APH
133,33%
2.3 Persentase hasil pengawasan
keinvestigasian yang dimanfaatkan
oleh K/L/P/K
0,00%
2.4 Persentase hasil audit Penyesuaian
harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
100,00%
2.5 Persentase hasil audit klaim yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K
125,00%
Sasaran program 3:
Meningkatnya
Penyelesaian
Hambatan Pelaksanaan
Pembangunan Nasional
3.1 Persentase penyelesaian hambatan
kelancaran pembangunan
125,00%
Sasaran program 4:
Meningkatnya Kualitas
Tata Kelola
Pemerintah dan
Korporasi dalam
Pencegahan Korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP
(termasuk FRA)
181,82%
Sasaran program 5:
Meningkatnya
Kepedulian K/L/P/K
dan masyarakat
terhadap korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K anggota
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) yang mengimplementasikan
sistem pengaduan masyarakat
142,86%
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi
dengan Maturitas SPIP level 3
100,00%
105
Sasaran Program Indikator Kinerja Program Capaian Indikator
Kinerja Program
Sasaran program 6:
Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda
6.2 Persentase Pemerintah Provinsi
dengan Maturitas SPIP level 2
100,00%
6.3 Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP level 3
111,11%
6.4 Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP level 2
119,99%
Sasaran program 7:
Meningkatnya
Kapabilitas
Pengawasan Intern
Pemda
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3
100,00%
7.2 Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 2
100,00%
7.3 Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 3
100,00%
7.4 Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 2
100,00%
Sasaran program 8:
Tersedianya dukungan
teknis kepuasan atas
pelayanan Perwakilan
BPKP
8.1 Kepuasan atas Pelayanan
Ketatausahaan Perwakilan BPKP
101,25%
Sasaran kinerja program-program tahun 2019 secara umum sebagian besar telah
tercapai, namun berbagai upaya harus terus dilaksanakan untuk peningkatan kinerja
tahun selanjutnya, diantaranya sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan pengawasan dengan pendekatan risiko,
terukur dan berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan dengan tujuan
organisasi.
2. Meningkatkan peran teknologi informasi dalam kegiatan perencanaan
pengawasan maupun metodologi pengawasan.
106
3. Peningkatan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
melalui PPM, workshop dan diklat.
4. Mendorong seluruh stakehoders di wilayah Provinsi Kalimantan Barat untuk
meningkatkan akuntabilitas dan penerapan manajemen risiko dengan
pengoptimalan penggunaaan teknologi informasi dalam mengelola keuangan
daerah yang diarahkan kepada kesesuaian penyelenggaraan risk management,
control, dan governance process.
5. Mewujudkan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan
kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Provinsi Kalimantan Barat,
dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pre-emptive dan Preventive pada implementasi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) serta sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan) di
semua SKPD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
b. Peningkatan komunikasi dengan instansi penegak hukum terkait dengan
permintaan audit investigasi maupun PKKN.
Lampiran I/1-3
Anggaran (Rp000) Realisasi (Rp000) % Rencana Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 70,00 71,71 102,44
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
Dengan Skor GCG Baik *)
% 100,00 0,00 0,00
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
yang Kinerjanya Berpredikat Minimal
A (baik)*)
% 100,00 0,00 100,00
Persentase BUMD yang Kinerjanya
Minimal Berpredikat Baik dari
BUMD yang Dievaluasi
% 53,85 38,46 71,42
Presentase BLUD yang Kinerjanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang
Dievaluasi
% 62,00 100,00 107,69
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di
Persidangan
% 60,00 60,00 100,00
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan
oleh APH
% 75,00 100,00 133,33
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan
oleh K/L/P/K
% 70,00 0,00 0,00
Persentase Hasil Audit Penyesuaian
Harga yang Dimanfaatkan oleh
K/L/P/K
% 0,00 100,00 100,00
Persentase Hasil Audit Klaim yang
Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 80,00 100,00 125,00
3 Meningkatnya
Penyelesaian Hambatan
Pelaksanaan Pembangunan
Nasional
Persentase Penyelesaian Hambatan
Kelancaran Pembangunan
% 80,00 100,00 125,00
1 Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional
dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi
2 Meningkatnya Efektifitas
Hasil Pengawasan
Keinvestigasian
KINERJA SASARAN PROGRAM DAN PENGGUNAAN DANA/SDM (OH) TAHUN 2019
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan Target Realisasi Capaian (%)
Keuangan (Rp000) SDM (OH)
Lampiran I/2-3
Anggaran (Rp000) Realisasi (Rp000) % Rencana Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 70,00 71,71 102,44
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
Dengan Skor GCG Baik *)
% 100,00 0,00 0,00
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
yang Kinerjanya Berpredikat Minimal
A (baik)*)
% 100,00 0,00 100,00
Persentase BUMD yang Kinerjanya
Minimal Berpredikat Baik dari
BUMD yang Dievaluasi
% 53,85 38,46 71,42
Presentase BLUD yang Kinerjanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang
Dievaluasi
% 62,00 100,00 107,69
1 Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional
dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan Target Realisasi Capaian (%)
Keuangan (Rp000) SDM (OH)
4 Meningkatnya Kualitas
Tatakelola Pemerintah dan
korporasi dalam
Pencegahan Korupsi
Persentase K/L/P/K Yang
Mengimplementasikan FCP (termasuk
FRA)
% 55,00 100,00 181,82
5 Meningkatnya Kepedulian
K/L/P/K dan Masyarakat
terhadap Korupsi
Persentase K/L/P/K Anggota
Komunitas Pembelajar Anti Korupsi
(KPAK) Yang Mengimplementasikan
Sistem Pengaduan Masyarakat
% 70,00 100,00 142,86
Persentase Pemerintah Provinsi
dengan Maturitas SPIP Level 3
% 100,00 100,00 100,00
Persentase Pemerintah Provinsi
dengan Maturitas SPIP Level 2
%
Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP Level 3
% 64,29 71,43 111,11
Persentase Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Maturitas
SPIP Level 2
% 35,71 28,57 119,99
6 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP Pemda
Lampiran I/3-3
Anggaran (Rp000) Realisasi (Rp000) % Rencana Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 70,00 71,71 102,44
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
Dengan Skor GCG Baik *)
% 100,00 0,00 0,00
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
yang Kinerjanya Berpredikat Minimal
A (baik)*)
% 100,00 0,00 100,00
Persentase BUMD yang Kinerjanya
Minimal Berpredikat Baik dari
BUMD yang Dievaluasi
% 53,85 38,46 71,42
Presentase BLUD yang Kinerjanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang
Dievaluasi
% 62,00 100,00 107,69
1 Perbaikan Pengelolaan
Program Prioritas Nasional
dan Pengelolaan Keuangan
Negara/Korporasi
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan Target Realisasi Capaian (%)
Keuangan (Rp000) SDM (OH)
Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3
% 100,00 100,00 100,00
Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 2
%
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 3
% 100,00 100,00 100,00
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 2
%
5.268.036.000 5.099.435.210 96,80 18.154 18.190 100,20
8 Tersedianya Dukungan
Teknis Kepuasan atas
Pelayanan Sekretariat
Utama
Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat
Utama (skala likert 1-10)skala 8 8,1 101,25
19.204.218.000 19.151.658.259 99,73 8.200 8.200 100,00
24.472.254.000 24.251.093.469 99,10 26.354 26.390 100,14JUMLAH
7 Meningkatnya Kapabilitas
Pengawasan Intern
Pemerintah Pemda
Sub Jumlah Pengawasan
Sub Jumlah Dukungan Teknis
Lampiran II/1-2
2018 2019 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9 10=9-8 11 12 13=11/12*100%
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan
%70,99 72,38 1,39 118,32 103,40 -14,92 72,38 60,00 120,63
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
Dengan Skor GCG Baik *)
%100,00 0,00 -100,00 100,00 0,00 -100,00 0,00 100,00 0,00
Persentase BUMN/Anak Perusahaan
yang Kinerjanya Berpredikat Minimal A
(baik)*)
%
100,00 0,00 -100,00 100,00 100,00 0,00 0,00 100,00 0,00
Persentase BUMD yang Kinerjanya
Minimal Berpredikat Baik dari BUMD
yang Dibina
%
38,46 38,46 0,00 100,00 71,42 -28,58 38,46 60,00 64,10
Presentase BLUD yang Kinerjanya
Minimal Cukup Baik dari BLUD yang
Dievaluasi
%
53,85 100,00 46,15 107,69 107,69 0,00 100,00 60,00 166,67
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan di
Persidangan
%
62,50 60,00 -2,50 125,00 100,00 -25,00 60,00 90,00 66,67
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan
oleh APH
%
100,00 100,00 0,00 138,89 133,33 -5,56 100,00 90,00 111,11
Persentase Hasil Pengawasan
Keinvestigasian yang Dimanfaatkan
oleh K/L/P/K
%
100,00 0,00 -100,00 153,85 0,00 -153,85 0,00 N/A N/A
Persentase Hasil Audit Penyesuaian
Harga yang Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
%
100,00 100,00 0,00 133,33 100,00 -33,33 100,00 N/A N/A
Persentase Hasil Audit Klaim yang
Dimanfaatkan oleh K/L/P/K
%N/A 100,00 N/A N/A 125,00 N/A 100,00 N/A N/A
3 Meningkatnya Penyelesaian Hambatan
Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Persentase Penyelesaian Hambatan
Kelancaran Pembangunan
%
100,00 100,00 0,00 133,33 125,00 -8,33 100,00 N/A N/A
4 Meningkatnya Kualitas Tatakelola
Pemerintah dan korporasi dalam
Pencegahan Korupsi
Persentase K/L/P/K Yang
Mengimplementasikan FCP (termasuk
FRA)
%
100,00 100,00 0,00 192,31 181,82 -10,49 100,00 N/A N/A
SatuanIndikator Kinerja ProgramSasaran ProgramNo.
1 Perbaikan Pengelolaan Program
Prioritas Nasional dan Pengelolaan
Keuangan Negara/Korporasi
2 Meningkatnya Efektifitas Hasil
Pengawasan Keinvestigasian
PERBANDINGAN REALISASI DAN CAPAIAN OUTCOME TAHUN 2019 DENGAN TAHUN 2018 DAN TARGET RENSTRA 2019PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Realisasi Capaian Realisasi
2019
Target
Renstra
2019
% realisasi 2019
dari target renstra
Naik /
(Turun)
Naik /
(Turun)
Lampiran II/2-2
2018 2019 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9 10=9-8 11 12 13=11/12*100%
SatuanIndikator Kinerja ProgramSasaran ProgramNo.Realisasi Capaian Realisasi
2019
Target
Renstra
2019
% realisasi 2019
dari target renstra
Naik /
(Turun)
Naik /
(Turun)
5 Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K
dan Masyarakat terhadap Korupsi
Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas
Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) Yang
Mengimplementasikan Sistem
Pengaduan Masyarakat
%
100,00 100,00 0,00 153,85 142,86 -10,99 100,00 N/A N/A
Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP Level 3
%100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00
Persentase Pemerintah Provinsi dengan
Maturitas SPIP Level 2
%
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 3
%
71,43 71,43 0,00 125,01 111,11 -13,90 71,43 35,71 200,03
Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Maturitas SPIP Level 2
%
28,57 28,57 0,00 133,34 119,99 -13,35 28,57 100,00 100,00
Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 3
%100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00
Persentase APIP Pemerintah Provinsi
dengan Kapabilitas Level 2
%
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 3
%
92,86 100,00 7,14 108,34 100,00 -8,34 100,00 85,00 117,65
Persentase APIP Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas
Level 2
%
7,14 0,00 7,14 150,03 100,00 -50,03 100,00 100,00 100,00
Tersedianya Dukungan Teknis
Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat
Utama
Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat
Utama
skala 8,2 8,1 -0,1 102,5 102,5 0 8,1 8 101,25
7 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan
Intern Pemerintah Pemda
6 Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP Pemda
Lampiran III/1-1
No. Nama PDAM SKOR TINGKAT KESEHATAN1 PDAM Tirta Khatulistiwa Kota
Pontianak
68,18 Sehat
2 PDAM Gunung Poteng Kota
Singkawang
58,76 Sehat
3 PDAM Tirta Galaherang Kabupaten
Mempawah
50,12 Sakit
4 PDAM Tirta Muare Ulakan Kabupaten
Sambas
54,65 Kurang Sehat
5 PDAM Kabupaten Landak 43,06 Sakit6 PDAM Kabupaten Bengkayang 53,11 Sehat7 PDAM Tirta Pancur Aji Sanggau 47,71 Kurang Sehat8 PDAM Sirin Meragun Kabupaten
Sekadau
52,26 Sehat
9 PDAM Kabupaten Melawi 55,74 Sehat10 PDAM Tirta Senentang Kabupaten
Sintang
53,94 Kurang Sehat
11 PDAM Kabupaten Kapuas Hulu 54,51 Kurang Sehat12 PDAM Kabupaten Ketapang 70,32 Kurang Sehat13 PDAM Tirta Raya Kabupaten Kubu
Raya
66,07 Kurang Sehat
TINGKAT KESEHATAN BUMD TAHUN 2019PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Lampiran IV/1-1
Self Assessment QA Perwakilan Reviu Rendal
1 2 3 5 6 7 81 Provinsi Kalimantan Barat 3,0375 3 v v2 Pontianak 3,0375 3 v v v3 Landak 3,0375 3 v v v4 Sintang 3,0375 3 v v v5 Sanggau 3,0375 3 v v v6 Mempawah 3,0375 3 v v v7 Sekadau 3,060 3 v v v8 Singkawang 3,038 3 v v v9 Kubu Raya 3,0375 3 v v v
10 Kapuas Hulu 2,90455 3 v v v11 Ketapang 2,93977 3 v v v12 Sambas 2,19432 2 v v13 Bengkayang 2,09432 2 v v14 Kayong Utara 2,025 2 v v15 Melawi 2,03636 2 v v
MATURITAS SPIP PEMDA TAHUN 2019PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
No. Nama Pemda Skor Level Status Terakhir *)
Lampiran V/1-1
Self AssessmentQA
Perwakilan
Reviu
Rendal1 2 3 4 5 6
1 Provinsi Kalimantan Barat6 Elemen Level
3 v v
2 Kabupaten Sintang6 Elemen Level
3 v v v
3 Kota Pontianak6 Elemen Level
3 v v v
4 Kota Singkawang6 Elemen Level
3 v v v
5 Kabupaten Ketapang6 Elemen Level
3 v v v
6 Kabupaten Mempawah6 Elemen Level
3 v v v
7 Kabupaten Sambas6 Elemen Level
3 v v v
8 Kabupaten Sanggau6 Elemen Level
3 v v v
9 Kabupaten Kapuas Hulu6 Elemen Level
3 v v v
10 Kabupaten Kubu Raya6 Elemen Level
3 v v v
11 Kabupaten Landak6 Elemen Level
3 v v v
12 Kabupaten Kayong Utara
4 Elemen Level
3,
2 Elemen Level
2 v v v
13 Kabupaten Bengkayang
4 Elemen Level
3,
2 Elemen Level
2 v v v
14 Kabupaten Sekadau
4 Elemen Level
3,
2 Elemen Level
2 v v v
15 Kabupaten Melawi
4 Elemen Level
3,
2 Elemen Level
2
v v v
KAPABILITAS APIP PEMDA TAHUN 2019PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
No. Nama Pemda Level Status Terakhir *)
Lampiran VI/1-2
Penggunaan
Dana
Penggunaan
SDM/OH
Target Realisasi % Target Realisasi %
Efisien/
Tidak
Efisien
Efisien/
Tidak Efisien
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 Tersedianya informasi
hasil pengawasan Proyek
Strategis dan Prioritas
Presiden Perwakilan
BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan PSN BPKP
Perwakilan
Laporan 23 41 178,26 306.751.000 306.720.087 99,99 601 1.005 167,22 Efisien Efisien
2 Tersedianya informasi
hasil pengawasan
pembangunan Prioritas
Nasional Perwakilan
BPKP
Jumlah LHP Pengawasan
Pembangunan Prioritas
Nasional Perwakilan BPKP
Laporan 100 120 120,00 2.521.782.000 2.353.700.120 93,33 5.649 5.377 95,18 Efisien Efisien
3 Tersedianya informasi
hasil pembinaan
penerapan SIMDA
Integrasi
Jumlah laporan hasil
pembinaan penerapan SIMDA
Integrasi
Laporan 6 6 100,00 202.950.000 202.934.700 99,99 162 144 88,89 Efisien Efisien
4 Tersedianya informasi
hasil pengawasan dana
desa
Jumlah LHP Dana Desa
Perwakilan BPKP
Laporan 16 16 100,00 342.704.000 342.704.000 100,00 432 530 122,69 Efisien Tidak Efisien
5 Tersedianya informasi
hasil pengawasan atas
pengelolaan dan
pertanggungjawaban
keuangan dana pemilu
tahun 2019
Jumlah Laporan Hasil
Pengawasan atas pengelolaan
dan pertanggungjawaban
keuangan dana pemilu tahun
2019
Laporan 6 6 100,00 107.535.000 107.535.000 100,00 540 261 48,33 Efisien Efisien
6 Tersedianya informasi
hasil pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan SPIP Perwakilan
BPKP
Laporan 42 50 119,05 1.226.160.000 1.225.704.442 99,96 1.421 1.725 121,39 Efisien Tidak Efisien
7 Tersedianya Informasi
Hasil Pembinaan
Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil
Pembinaan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
Laporan 42 46 109,52 560.154.000 560.136.861 100,00 1.149 948 82,51 Efisien Efisien
235 285 100,00 5.268.036.000 5.099.435.210 96,80 9.954 9.990 100,36Efisien Efisien
JUMLAH SASARAN KEGIATAN PENGAWASAN
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN DANA/OH (SDM)
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2019
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
Dana (Rp000) SDM (OH)
Lampiran VI/2-2
Penggunaan
Dana
Penggunaan
SDM/OH
Target Realisasi % Target Realisasi %
Efisien/
Tidak
Efisien
Efisien/
Tidak Efisien
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
Dana (Rp000) SDM (OH)
8 Tersedianya Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Dalam
Mencapai Kepuasan
Layanan
Jumlah Layanan Dukungan
Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 36 36 100,00 18.441.249.000 18.390.550.559 99,73 3.600 3.600 100,00 Efisien Efisien
9 Termanfaatkannya Aset
Secara Optimal
Tersedianya Sarana Prasarana
BPKP
Unit 92 92 100,00 762.969.000 761.107.700 99,76 4.600 4.600 100,00 Efisien Efisien
19.204.218.000 19.151.658.259 99,73 8.200 8.200 100,00
24.472.254.000 24.251.093.469 99,10 18.154 18.190 100,20
JUMLAH SASARAN KEGIATAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA
TOTAL
Lampiran VII/1-1
2018 2019 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9 10=9-8
1
Tersedianya informasi hasil
pengawasan Proyek Strategis dan
Prioritas Presiden Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan PSN BPKP
PerwakilanLaporan 84 41 -43 100,00 120,00 20,00
2
Tersedianya informasi hasil
pengawasan pembangunan Prioritas
Nasional Perwakilan BPKP
Jumlah LHP Pengawasan Pembangunan
Prioritas Nasional Perwakilan BPKPLaporan 154 120 -34 100,00 120,00 20,00
3Tersedianya informasi hasil
pembinaan penerapan SIMDA
Integrasi
Jumlah laporan hasil pembinaan penerapan
SIMDA Integrasi Laporan 4 6 2 100,00 100,00 0,00
4Tersedianya informasi hasil
pengawasan dana desa
Jumlah LHP Dana Desa Perwakilan BPKPLaporan 26 16 -10 100,00 100,00 0,00
5
Tersedianya informasi hasil
pengawasan atas pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan dana
pemilu tahun 2019
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan atas
pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan dana pemilu tahun 2019 Laporan N/A 6 N/A N/A 100,00 N/A
6Tersedianya informasi hasil
pembinaan SPIP Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil Pembinaan SPIP
Perwakilan BPKP Laporan 40 50 10 100,00 119,05 19,05
7Tersedianya Informasi Hasil
Pembinaan Kapabilitas APIP
Perwakilan BPKP
Jumlah Laporan Hasil Pembinaan Kapabilitas
APIP Perwakilan BPKP Laporan 33 46 13 100,00 109,52 9,52
8 Tersedianya Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Dalam Mencapai Kepuasan
Layanan
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP
Laporan
81 36 -45 100,00 100,00 -
9 TermanfaatkannyaAset Secara
Optimal
Tersedianya Sarana Prasarana BPKP Unit1 92 91 100,00 100,00 -
PERBANDINGAN REALISASI DAN CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2019 DENGAN TAHUN 2018
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Realisasi Naik /
(Turun)
Capaian Naik / (Turun)