Upload
phamnhan
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
KATA PENGANTAR
Laporan bulanan ini merupakan bagian dari upaya pertanggungjawaban
Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup kepada publik, yang berisikan keseluruhan laporan hasil kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, baik kegiatan internal, kegiatan eksternal, maupun komunikasi publik sepanjang bulan Juli 2018. Laporan bulanan ini juga dibuat dalam rangka mewujudkan Akuntabilitas Kinerja yang baik pada Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Dengan tersusunnya laporan bulanan ini diharapkan akan semakin memberikan gambaran jelas dan terarah mengenai perkembangan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasi dan dukungan kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan Kedeputian serta dalam penyelesaian laporan ini.
Jakarta, Juli 2018 Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dr. Ir Oswar M. Mungkasa
ii Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF
Guna mendukung terlaksananya visi dan misi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov. DKI Jakarta, selama Bulan Juli 2018 Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup telah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya. Jumlah seluruh kegiatan Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selama bulan Juli 2018 sebanyak 55 Kegiatan, terdiri dari 20 Kegiatan Internal, 16 Kegiatan Eksternal, dan 19 Kegiatan Komunikasi Publik.
iii Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif .............................................................................................. ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup .............................................................................................................. 1
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi .......................................................................... 1
1.3 Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup .............. 1
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang ......................................................... 1
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup ............................................... 2
BAB II KINERJA
2.1 Bidang Tata Ruang ........................................................................................ 3
2.1.1 Pembahasan Draft Konsep Implementasi New Urban Agenda ............... 3
2.1.2 Kunjungan Kerja ke PD.PAL Jaya (Andrich System) .............................. 4
2.1.3 Interview dengan Price Water House Coopers (PWC)............................ 5
2.1.4 Rapat Pembahasan Amandemen Surat Pernyataan Kehendak antara
Pem. Prov. DKI Jakarta dengan Rockefeller Philanthrophy Advisory
100RC .................................................................................................... 6
2.1.5 Seminar Validasi Jakarta Smart Safe City .............................................. 7
2.1.6 Green Building Forum ............................................................................ 9
2.1.7 Acara Deklarasi ODF (Open Defecation Free) dan Pencanangan
PISANG SILINDER (Penanganan Limbah Septik Manusia dengan
Septik Tank Silinder) di Kelurahan Duri Utara ........................................ 10
2.1.8 Rapat Peninjauan dan Monitoring Progress Pembangunan LRT
di DKI Jakarta ......................................................................................... 11
2.2 Bidang Lingkungan Hidup............................................................................. 12
2.2.1 Rapat Tim Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Strategis
Daerah Provinsi DKI Jakarta .................................................................. 12
2.2.2 Rapat TL Penyusunan Desain Besan Permukiman Kumuh ................... 13
2.2.3 Rapat Koordinasi terkait Dana Hibah "Implementation of the
Grid-Connected Microgrid System" untuk Pulau Pramuka ..................... 14
2.2.4 Pertemuan dengan Human Citie’s Coalition (HCC) ................................ 15
2.2.5 Rapat koordinasi dan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan dalam
rangka monitoring perkembangan pembangunan MRT di Jakarta
tahap I (Stasiun Lebak Bulus, Senayan dan Underground
Hotel Indonesia) ..................................................................................... 15
iv Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2.2.6 Diskusi dengan US Embassy staf, perihal Program U.S.
Department of State Water Partnership.................................................. 16
2.3 Komunikasi Publik ........................................................................................ 18
2.3.1 Pertemuan dengan Tim PMI DKI Jakarta .............................................. 18
2.3.2 Narasumber dalam French Trade Commission Business France –
Session of “Jakarta’s Roadmap to Obtain The Sustainable
Development Goals in Water Sector” .................................................... 18
2.3.3 Pertemuan dengan US Embassy Team to share another
program called Water Expert Program .................................................. 19
2.3.4. Diskusi Terkait Green Building dan Energy Efisiensi dengan
perwakilan Kedubes Denmark .............................................................. 20
2.3.5 Mewakili Gubernur Menjadi Narasumber dalam RDP/RDPU Komite II
dalam rangka membahas Implementasi PerPres No. 35 Tahun 2018
tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah
menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan ............. 21
2.3.6 Focus Group Discussion (FGD) Pemulihan dan Peningkatan Fisik
Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB ..................................................... 22
2.3.7 Indikator dan Realisasi Kegiatan Jakarta Berketahanan ........................ 23
2.3.8 Audiensi dengan UNICEF dan Chief of WASH UNICEF Indonesia ....... 24
2.3.9 Diskusi Panel Acara Urbanscape International Conference 2018 .......... 25
2.3.10 Rapat dengan Staf NASA (Dr. Robert Field) terkait Proposal NASA
dengan DKI Jakarta............................................................................... 26
2.3.11 Geospasial Forum 2018 ........................................................................ 27
2.3.12 Rapat Tindak Lanjut Persiapan Media Gathering untuk Wacana Polusi
Udara DKI Jakarta ................................................................................. 27
2.3.13 Rapat Tindak Lanjut Pembahasan Lokasi Uji Coba Pertanian
Perkotaan .............................................................................................. 28
2.3.14 Media Gathering/Press Release Kondisi Polusi Udara DKI Jakarta ....... 29
2.3.15 Simposium "Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan dan Solusinya
untuk Menjamin Perlindungan Anak" ..................................................... 30
2.4 Kegiatan Internal ........................................................................................... 31
2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur ..................................................................... 31
2.4.2 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup (2 Juli 2018) ................................................................................ 31
2.4.3 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup (17 Juli 2018) .............................................................................. 32
2.4.4 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup (23 Juli 2018) .............................................................................. 33
2.4.5 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup (30 Juli 2018) .............................................................................. 34
v Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT ........................ 35
BAB IV KENDALA DAN SARAN .......................................................................... 37
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 38
1 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel,
efisien dan efektif serta untuk mengoptimalkan fungsi monitoring dan penilaian kinerja Kedeputian, diperlukan bahan laporan secara berkala setiap satu bulan sekali. Laporan bulanan ini merupakan gambaran capaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. 1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu kedeputian yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, Tanggung jawab, dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki tugas untuk membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki fungsi antara lain:
1. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
2. Pengoordinasian, pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
3. Pelaksanaan komunikasi publik sesuai bidang dan tugasnya. 4. Pelaksanaan komunikasi antarlembaga sesuai bidang tugasnya. 5. Pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur sesuai bidang tugasnya. 6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur. 7. Penyampaian laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi
Ruang lingkup tugas Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: 1. Tugas dan fungsi Deputi bukan merupakan lingkup tugas dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah/unit kerja perangkat daerah. 2. Deputi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan koordinasi dengan
Lembaga serta dapat melakukan konsultasi dengan pakar atau kelompok pakar/profesi yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
3. Dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi, Deputi berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah.
4. Fungsi pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan Deputi adalah dalam rangka memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusunan saran, pertimbangan, dan laporan Deputi kepada Gubernur.
1.3 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 Pasal 5, Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dibantu 2 (dua) orang Asisten Deputi sebagai berikut:
a. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang. b. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup.
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang Asisten Deputi Bidang Tata Ruang mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup tata ruang.
2 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup tata ruang.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup tata ruang.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup tata ruang.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup lingkungan hidup.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup lingkungan hidup.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
3 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
BAB II
KINERJA KERJA
2.1. Bidang Tata Ruang
2.1.1. Pembahasan Draft Konsep
Implementasi New Urban Agenda (3 Juli
2018)
Tujuan dari rapat Pembahasan ini
adalah untuk mereview draft kegiatan NUA
dan menyampaikan informasi progres
perkembangan kegiatan NUA kepada para
pemangku kepentingan di tingkat pemerintah
Pusat dan Daerah.
Hasil pertemuan
a. Capaian Pembangunan Kota
- Memperkuat kapasitas data dan statistik
di tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota untuk memantau secara
efektif kemajuan yang dicapai dalam
implementasi kebijakan dan strategi
pembangunan perkotaan berkelanjutan,
serta untuk menginformasikan
pengambilan keputusan dan kajian yang
sesuai.
- Target Capaian 100-0-100
i. Akses aman air minum dari 72,72%
ditahun 2017 menjadi 100% di tahun
2019
ii. Permukiman kumuh dari 7,63%
ditahun 2017 menjadi 0% di tahun
2019
iii. Akses sanitasi dari 72,87% ditahun
2017 menjadi 100% ditahun 2019
b. Pembelajaran Pembangunan Kota di
Indonesia
- Memperluas kesempatan kerjasama
regional dan internasional Utara-
Selatan, Selatan-selatan, dan Tiga-
pihak, serta kerjasama antar provinsi
dan antar kota/kabupaten dan
kerjasama yang terdesentralisasi,
untuk berkontribusi bagi pembangunan
perkotaan yang berkelanjutan,
meningkatkan kapasitas dan
mendorong pertukaran solusi
perkotaan dan pembelajaran bersama
disemua tingkatan oleh semua pihak
terkait.
- Mendorong proses tindak lanjut dan
peninjauan kembali Agenda Baru
Perkotaan secara sukarela, dipimpin
oleh Negara, terbuka, inklusif,
multilevel, partisipatif, dan transparan.
Proses ini harus memperhitungkan
kontribusi pemerintah nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota, dan
didukung kontribusi sistem PBB,
organisasi regional dan sub-regional,
kelompok utama dan pemangku
kepentingan terkait, dan harus menjadi
proses yang berkesinambungan yang
bertujuan untuk menciptakan dan
memperkuat kemitraan di antara
pemangku kepentingan yang relevan,
serta membina pertukaran solusi
perkotaan dan pembelajaran bersama.
- melalui Kegiatan Forum
Kabupaten/Kota yang sudah berhasil
melaksanakan tujuan/sasaran pada
SDG,misalnya kota yang sudah
mencapai pemenuhan layanan dasar
100%, kota bebas kumuh, kota
tangguh, kota cerdas, kota hijau, kota
pusaka, kota ramah anak, kota sehat
Kesimpulan
a. Untuk Pelaksanaan kegiatan NUA
diperlukan studi lanjutan untuk
melengkapi data dan pengkajian dari
berbagai aspek keilmuan, agar mendapat
4 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
masukan yang lebih beragam untuk
evaluasi kedepan.
b. Pembentukan Board melalui SK Menteri
PUPR yang terdiri dari :
i. Keanggotaan Board terdiri dari
organisasi Pemerintah dan Non-
Pemeintah
ii. Jangka Waktu penugasan Board dua
tahun
iii. Jangka waktu penugasan personil
anggota Board maksimal dua kali
penugasan sebagai anggota Board
iv. Board diketuai oleh dua orang Co-
Chairman, Co-Chairman dipilih oleh
anggota Board
v. Board bertugas memberikan
pengarahan kepada sekretariat
nasional habitat dan mengawasi
Sekretariat Nasional Habitat dalam
melaksanakan tugasnya.
vi. Anggota bersidang dua tahun sekali
c. Pembentukan Sekretariat Nasional Habitat
melalui SK Menteri PUPR
i. Keanggotaan Sekretariat Nasional
Habitat terdiri dari perwakilan K/L,
Pemda, NGO, Perguruan Tinggi,
Asosiasi Profesi, Media, Bisnis dan
Filantropi, dan Youth
ii. Masa kerja Sekretariat Nasional
Habitat 4 tahun
iii. Ketua Sekretariat Nasional Habitat
berasal dari unsur K/L
iv. Ketua Sekretariat Nasional Habitat
menjadi anggota Board
v. Sekretariat Nasional Habitat bertugas
memfasilitasi pelaksanaan kegiatan
habitat nasional dan mengirimkan
laporan hasil pelaksanaan kegiatan
secara reguler kepada Board
d. Rencana Penyelenggaraan Forum
i. Forum NGO, Media (Juli 2018)
dengan tema Air minum dan Sanitasi,
Perumahan & Permukiman Kumuh.
Pendanaan & CSR. Ruang Terbuka
Publik, Transportas Sumber Daya Air,
Kota Tangguh (Bencana & Perubahan
Iklim)
ii. Forum Gender (Agustus 2018)
dengan tema: Air minum dan Sanitasi,
Perumahan & Permukiman Kumuh,
Ruang Terbuka Publik, Transportasi,
Sumber Daya Air
iii. Forum Pemerintah Daerah
(September 2018) dengan tema: Air
minum dan Sanitasi, Perumahan &
Permukiman Kumuh, Pendanaan &
CSR, Ruang Terbuka Publik,
Transportasi, Sumber Daya Air, Kota
Tangguh (Bencana & Perubahan Iklim)
iv. Forum Youth (Oktober 2018) dengan
tema: Air minum dan Sanitasi,
Perumahan & Permukiman Kumuh.
Ruang Terbuka Publik, Transportasi,
Sumber Daya Air
v. Forum Bisnis, Filantropi dan Donor
(Oktober 2018) dengan tema air
minum dan Sanitasi, Perumahan dan
permukiman Kumuh, Ruang Terbuka
Publik, Transportasi, Sumber Daya Air
vi. Forum Perguruan Tinggi dan
Asosiasi Profesi (November 2018)
dengan tema : Air minum dan Sanitasi,
Perumahan dan Permukiman Kumuh,
Ruang Terbuka Publik, Transportasi,
Sumber Daya Air
2.1.2. KUNJUNGAN KE PD.PAL JAYA
(ANDRICH SYSTEM) (4 Juli 2018)
Teknologi Andrich mampu mengolah
air limbah hingga memenuhi baku mutu,
bahkan kualitas air hasil olahan akhir setara
dengan air bersih, yang dapat dimanfaatkan
sebagai air siram taman, flushing, atau
keperluan lainnya.
5 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
Hasil kunjungan
a) IPAL berbasis teknologi Andrich Sistem ini
mempunyai beberapa keunggulan antara
lain: kebutuhan listrik yang rendah,
kebutuhan lahan yang kecil dibanding
teknologi konvensional, dan hasil olahan
setara dengan air bersih.
b) PD PAL Jaya memiliki tiga bentuk
pengelolaan lumpur tinja yaitu mekanis,
konvensional dan Andrich. Namun, sistem
mekanis dan konvensional yang
diterapkan oleh PD PAL memakan waktu
pengolahan hingga 7 hari sebelum siap
dibuang ke lingkungan.
c) Teknologi Andrich yaitu mesin konversi
lumpur tinja menjadi air baku. Sistem
Andrich merupakan teknologi pengolah
black water pertama di Indonesia yang
menggunakan arus lemah yang
memisahkan limbah dan air bersih dalam
waktu 30 menit.
d) Dalam teknologi Andrich digunakan arus
lemah dengan bantuan getaran untuk
mendekomposisi polutan-polutan yang
ada dalam limbah, sehingga mudah
dipisahkan menjadi lumpur (sludge) yang
diambangkan dari air bersih
e) Kualitas air yang dihasilkan dalam
penggunaan teknologi Andrich ini jauh
lebih baik dari baku mutu yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No. 5 Tahun 2014 Tentang Baku
Mutu Air Limbah.
Saran dan tindak lanjut
a. Direktur Utama PD PAL Jaya
menyampaikan bahwa dari hasil tes
laboratorium sebanyak 3 kali, air tersebut
mengandung 3-5 bakteri E. Colli per
mililiter dari ambang batas yaitu 50-100
mililiter. Rendahnya bakteri kandungan E.
Colli dalam air olahan Sistem Andrich ini
rencananya dapat digunakan sebagai
pasokan air bersih yang dapat dipakai
untuk kegiatan sehari-hari dan menjawab
masalah kebutuhan air bersih DKI Jakarta
b. Teknologi Andrich merupakan teknologi
yang diterapkan pada Pengelolaan
Lumpur limbah di DKI Jakarta bagian
Barat yaitu IPLT Duri Kosambi.
Penggunaan teknologi Andrich untuk
pengolahan air limbah masih dalam tahap
pengembangan. Dalam penerapannya,
teknologi tersebut terbukti lebih efektif dan
efisien dibanding sistem konvensional dan
sistem mekanik. Namun, pemanfaatan air
yang dihasilkan terutama untuk konsumsi
masih perlu dikaji lagi dalam hal regulasi.
c. Keunggulan Pengolahan Limbah dengan
sistem Anrich adalah (i) tidak
membutuhkan lahan yang besar
selayakny pengolahan dengan metode
konvensional, (ii) Waktu yang lebih cepat
(30 menit), (iii) biaya operasional yang
lebih terjangkau
d. Diperlukan kajian lanjutan terkait
penggunaan teknologi Anrich
e. Tidak hanya untuk pengolahan lumpur
tinja, Sistem Andrich ini dapat digunakan
sebagai pengolah air sungai yang
tercemar serta air limbah rumah tangga
(grey water).
f. Perlu mengundang pengembang Anrich
sebagai narasumber dalam forum air yang
diinisiasi oleh Kedeputian Gubernur TRLH
untuk menjelaskan mengenai proses
pengolahan limbah menjadi air bersih
g. Mengadakan pertemuan antara Pemprov
dengan Pihak IPLT untuk membicarakan
lebih lanjut mengenai regulasi
penggunaan air olahan hasil Teknologi
Andrich
2.1.3 Interview dengan Price Water House
Coopers (PWC) (17Juli 2018)
6 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
Tujuan rapat tersebut membahas
informasi lanjutan dari pihak
PricewaterhouseCoopers (PwC) terkait
penyiapan Blue Print Master Plan Jakarta
Safe Smart City.
Hasil pertemuan
a. Berdasarkan Safe City Index 2017 yang
dirilis oleh The Economist, Jakarta
menempati peringkat 57 dari 60 kota
berdasarkan tingkat keamanannya.
b. Rendahnya tingkat keamanan di DKI
Jakarta menjadi isu penting yang perlu
ditangani. Salah satunya melalui konsep
Jakarta Safe Smart City yang
mengandalkan peranan teknologi dalam
meningkatkan keamanan dan pelayanan
publik secara maksimal.
c. Keamanan yang dimaksud meliputi
bencana alam (banjir, gempa bumi),
wabah penyakit, kerusuhan, serangan
virtual, dan sebagainya
d. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dalam proses penyusunan master plan
Jakarta Smart Safe City oleh
PricewaterhouseCoopers melalui :
i. Audiensi dengan Wakil Gubernur DKI
Jakarta (24 Mei 2018)
ii. Kick-off Workshop (31 Mei 2018)
iii. Wawancara (sedang berlangsung
dalam periode Juni-Juli 2018)
iv. Seminar Validasi (sudah
dilaksanakan pada 12 Juli 2018)
v. Seminar Akhir (10 Agustus 2018)
vi. Pengumuman Resmi (16 Agustus
2018)
e. Pihak PricewaterhouseCoopers telah
mengidentifikasi penggunaan teknologi
untuk meningkatkan keamanan kota
melalui identifikasi data dari berbagai
pihak yang kemudian akan diverifikasi
melalui lokakarya.
f. Dokumen cetak biru Jakarta Smart Safe
City akan menyesuaikan dengan
anggaran Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
Penyusunan master plan membutuhkan
pendekatan kolaboratif antara pemerintah
dan pihak konsultan untuk kesepakatan
bersama.
Saran dan tindak lanjut
a. Rendahnya tingkat keamanan di DKI
Jakarta perlu mendapat perhatian khusus.
Salah satunya adalah melalui
penyusunan master plan Jakarta Safe
Smart City. Master plan Jakarta Safe
Smart City dapat menjadi acuan dalam
mengimplementasikan program-program
tersebut melalui SKPD terkait.
b. Penyusunan master plan tersebut
memerlukan kerangka kerja (blue print)
sebagai landasan dan arahan kegiatan
penyusunan. Pihak Pemerintah
menyambut baik inisiasi dari
PricewaterhouseCoopers dalam
penyusunan cetak biru Master Plan
Jakarta Smart Safe City dan akan
membantu pengumpulan data-data
terkait.
c. Akan dilakukan pertemuan lanjutan
antara Deputi TRLH dengan pihak PwC
untuk membahas program yang telah
disusun mengenai keamanan dan
membahas penyusunan kerangka kerja
dari Master Plan Jakarta Safe Smart City
2.1.4 Rapat Pembahasan Amandemen
Surat Pernyataan Kehendak antara Pem.
Prov. DKI Jakarta dengan Rockefeller
Philanthrophy Advisory / 100RC (17Juli
2018)
Agenda pertemuan tersebut bertujuan
untuk membahas amandemen Surat
Pernyataan Kehendak (Letter of Intent) antara
Pemprov DKI Jakarta dengan Rockefeller
7 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
Philanthrophy Advisory/100RC sebagai tindak
lanjut dari hasil pertemuan Wakil Gubernur
dengan Presiden 100 RC di New York pada
akhir Juni 2018.
Hasil pertemuan
(i) Terkait Draft amandemen LoI, pihak
KDH/KLN menindaklanjuti hasil
pertemuan Wakil Gubernur dengan
Presinden 100RC, telah memasukan
klausul :
a. internalisasi (alignment) resilience
values menjadi salah satu komitmen
kota (Jakarta) sebagai klausul VI,
menggantikan klausul sebelumnya.
b. Pihak 100RC juga telah memasukan
durasi dukungan program pada
komitmen dukungan 100RC terhadap
kota (Jakarta), asalnya tidak
menuliskan jangka waktu, menjadi
mulai September 2017 sd September
2019.
c. Selain itu, 100RC menambahkan 2
(dua) klausul, yang intinya
menegaskan dukungan 100RC untuk
penguatan kapasitas Jakarta melalui
penyediaan akses pembelajaran dan
kolaborasi dengan sesama anggota
jejaring. Dukungan Penguatan
Kapasitas lainnya adalah dukungan
pada Tahap Pelaksanaan Strategi
sehingga Jakarta mampu mencapai
tujuan yang telah tercantum dalam
Strategi Ketahanan.
(ii) Dari Tim TGUPP, amandemen tersebut
belum cukup. Namun perlu ditambahkan
poin selanjutnya yang menyatakan kedua
belah pihak perlu merumuskan ruang
lingkup, fungsi dan peran masing masing
yang dituangkan dalam Memorandum of
Understanding secepatnya setelah
amandemen LoI ini ditandatangani oleh
kedua belah pihak.
Berdasarkan pengalaman KDH KLN
dalam mengurus MoU Kota Kembar yang
memakan waktu lebih dari setahun
mengingat kerjasama Pemda dengan
pihak asing diatur oleh Permendagri No 3
tahun 2008. Menurut TGUPP LoI
ditandantangani saja dan proses MOU
juga berjalan. Oleh karena itu, bunyi
klausul diubah menjadi proses MOU akan
diselesaikan sesuai dengan ketentuan di
kedua pihak. Dengan demikian,
penyelesaian strategi ketahanan kota
yang ditaregetkan pada bulan November
2018 akan tercapai. Biro Hukum juga
menegaskan yang penting adalah adanya
keterkaitan antara Surat Pernyataan
Kehendak dengan MoU
Saran dan tindak lanjut
i. Sekretariat akan meminta arahan CRO
terkait penambahan jumlah anggota
SC.;
ii. Sekretariat akan mempertimbangkan
rekomendasi TGUPP terkait dengan
pihak yang masuk ke SK Working Group
hanya SKPD saja sedangkan pihak non-
pemerintah menjadi
fasilitator/narasumber;
iii. Tim Jakarta Berketahanan akan
berkoordinasi lebih lanjut dengan Biro
KDH/KLN terkait dengan SK Gubernur
Penunjukkan CRO melalui nota dinas
untuk bahan pembuatan verbal oleh
BAPPEDA.
iv. KDH/KLN akan memproses
amandemen LoI setelah mendapatkan
draft final dari TGUPP
2.1.5 Seminar Validasi Jakarta Smart Safe
City (19 Juli 2018)
8 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
Tujuan lokakarya tersebut adalah
melakukan validasi data terkait penyusunan
Masterplan Jakarta Smart Safe City, yang
meliputi :
Mengonfirmasi situasi, masalah dan
inisiatif keamanan saat ini di DKI Jakarta
Mengonfirmasi usulan rekomendasi untuk
menciptakan kondisi yang mendukung
Jakarta Smart Safe City
Mendapatkan perspektif seluruh
pemangku kepentingan tentang peluang
untuk meningkatkan keamanan melalui
teknologi dengan pendekatan kolaboratif.
Hasil pertemuan
a. Sesi pertama: Pemaparan mengenai
situasi, isu dan inisiatif pada saat ini,
serta usulan visi dan rekomendasi, yang
dibawakan oleh Roman Nadielka selaku
Manajer Tim Penyusun PwC Indonesia.
Berikut poin-poin penting yang dipaparkan
:
Pengumpulan data berdasarkan kajian
literatur dengan publikasi yang
dikeluarkan oleh BPS, BNPB, BPBD
dan BAPPEDA serta wawancara
dengan 9 (sembilan) instansi terkait.
Kajian didasarkan pada telaahan
dokumen dan wawancara meliputi
tema kriminalitas, terorisme, konflik
sosial, kebakaran, banjir, lalu lintas,
epidemi penyakit serta makanan dan
gizi
Penyediaan keamanan dinilai
berdasar bentuk pelayanan publik
melalui 5 (lima) aspek yaitu lembaga,
masyarakat, pegawai pemerintah,
perangkat dan infrastruktur serta
pemantauan dan evaluasi
b. Sesi kedua : Pemaparan dari 3
Narasumber mengenai kondisi
kriminalitas, bencana serta Kesehatan
dan Lingkungan
Pemaparan pertama disampaikan oleh
A Josias Simon, Dosen Kriminologi
FISIP UI. Dalam pemaparan tersebut
dijelaskan bahwa angka kriminalitas
menurun 21% dari tahun 2016 hingga
tahun 2017. Namun secara kualitatif,
jenis kriminalitas justru semakin
memprihatinkan. Untuk itu, dibutuhkan
kebijakan pengamanan dengan
memperhatikan 3 (tiga) aspek yaitu
pengendalian akses, pengamanan dan
teritorial
Pemaparan kedua disampaikan oleh
Fatma Lestari selaku pakar
kebencanaan dari Universitas
Indonesia. Materi pemaparan
mencakup keamanan DKI Jakarta
dalam konteks kebencanaan.
Penanganan kebencanaan di DKI
Jakarta dapat dilakukan dengan 4
(empat) aksi prioritas yaitu
pemahaman mengenai kebencanaan,
memperkuat pengelolaan, investasi
dan pembangunan yang lebih baik
setelah terjadinya bencana. Selain itu,
diperlukan teknologi dalam
menghadapi bencana, salah satunya
dengan pemanfaatan Command
Center
Pemaparan ketiga disampaikan oleh
Iwan Ariawan dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Beliau menjelaskan bahwa sudah
terdapat teknologi digital yang
dimanfaatkan untuk membantu
program kesehatan masyarakat,
seperti M-Health, Real Time
Monitoring (RTM) dan Information
Dashboard.
Saran dan tindak lanjut
Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
Terdapat 9 (sembilan) teknologi yang
paling potensial dari hasil diskusi, yaitu :
a) Sektor Kriminalitas : (i) Sistem
Pengiriman Personil Berbasis
Komputer, (ii) Peta Cerdas, (iii)
Sistem Pengendalian Keramaian
b) Sektor Kebencanaan : (i) Inspeksi
Bangunan Berbasis Data, (ii) Sistem
9 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
Peringatan Dini Bencana, (iii)
Simulasi Evakuasi
c) Kesehatan dan Lingkungan : (i) Peta
Cerdas, (ii) Sistem Pengiriman
Personil Berbasis Komputer, (iii)
Intervensi Kesehatan Masyarakat
Berbasis Data
Tindak lanjut dari lokakarya tersebut
yakni:
Hasil lokakarya dijadikan pertimbangan
dalam penyusunan Master Plan Jakarta
Smart Safe City
2.1.6 Green Building Forum (24 Juli 2018)
Pertemuan berkala Forum Bangunan
Gedung Hijau (BGH)/Green Building
merupakan pertemuan yang diinisiasi oleh
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup dan rutin diselenggarakan
setiap bulannya. Forum ini merupakan wadah
koordinasi, diskusi dan pemecahan masalah
bagi beragam pemangku kepentingan yang
terkait dengan penerapan kebijakan bangunan
gedung hijau di Provinsi DKI Jakart.
Hasil pertemuan
A. Healthy Building beyond Green
Building
GBC Indonesia melalui Chairperson nya,
Ibu Naning memberikan
pemaparan/sharing knowledge
mengangkat tema “To Safe the People
and The Planet”. membawakan materi
mengenai pengaruh material serta
perancangan bangunan hijau terhadap
kesehatan penghuni dan juga efisiensi
penggunaan sumber daya alam,
khususnya energi dan air. Beberapa
point utama yang disampaikan yaitu:
i. berbagi mengenai bagaimana
pemilihan dan penempatan material
yang tepat dapat memberikan
dampak signifikan kepada kesehatan
penghuni bangunan.,
ii. keuntungan penghuni bangunan
hijau dibandingkan dengan bangunan
biasa,
iii. pengetahuan mengenai pentingnya
pemahaman konsep (tata guna
lahan, efisiensi energi, konservasi air,
kesehatan dan keselamatan kerja,
manajemen lingkungan
iv. korelasi antara bangunan gedung
hijau dengan peningkatan
kinerja,kebugaran, serta kesehatan.
Aspek-aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam Bangunan
Gedung Hijau yaitu udara, air,
makanan, pencahayaan, gerakan,
keseimbangan suhu, suara, material,
pikiran, komunitas, serta inovasi.,
dan
v. Study case terkait dengan penerapan
healthy building di luar negeri yaitu di
Cundall, London UK melalui
metode knowledge worker serta
fungsi Bangunan Gedung Hijau yang
membutuhkan perhatian terkait
dengan kebutuhan generasi milenial
sebagai kelompok usia yang
jumlahnya diprediksi akan meningkat
pada tahun 2020 sesuai dengan
aspek-aspek penting dari bangunan
gedung hijau
Saran dan tindak lanjut
1. emanfaatan Pembangkit Listrik Surya Atap
di DKI akan menjadi benchmark bagi
pemanfaatan di propinsi-propinsi
lainnya, dan ini akan menjadi potensi
yang sangat besar di masa mendatang.
Dengan Potensi pasar yang tinggi, maka
pengembangan industri surya atap di DKI
Jakarta akan menjadi sebuah keniscayaan
10 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2. DPMPTSP akan memformulasikan hasil
masukan, saran dan rekomendasi revisi
Pergub 38/2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau yang dilanjutkan
dengan proses legal writing untuk menjadi
Final Draft.
3. Terkait pelaksanaan proyek Rusunawa
Daan Mogot, Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman akan meninjau
ulang RAB proyek guna menyesuaikan
dengan kebutuhan pembiayan proyek
Rusunawa Daan Mogot sebagai Kawasan
Hijau.
4. Keberadaan Forum Bangunan berperan
serta dalam pelaksanaan perencanaan
dan pembangunan Kawasan Hijau
Rusunawa Daan Mogot melalui monitoring
dan pemberian saran agar tetap
memenuhi kriteria sebagai kawasan hijau.
Selain itu, keberadaan forum ini cukup
efektif dalam menjalin koordinasi,
kolaborasi dan saling berbagi
pengetahuan diantara pemangku
kepentingan
2.1.7 Acara Deklarasi ODF (Open
Defecation Free) dan Pencanangan
PISANG SILINDER (Penanganan Limbah
Septik Manusia dengan Septi Tank
Silinder) di Kelurahan Duri Utara (25 Juli
2018)
Hasil Kunjungan
i. Terwujudnya 5 pilar STBM secara
keseluruhan dan berkesinambungan
ii. Terwujudnya perilaku hidup sehat bagi
masyarakat sekitar
iii. Terwujudnya kualitas air yang baik
Kecamatan Tambora merupakan
wilayah dengan penduduk terpadat di
Asia Tenggara sehingga cenderung
memiliki sanitasi yang kurang baik
sehingga berakibat pada maraknya
BABS.
Terdapat enam kelurahan lainnya di
Jakarta Barat yang siap untuk
diverifikasi lima pilar STBM dan
deklarasi sebagai kelurahan ODF
Sebelum adanya ODF, sanitasi
lingkungan wilayah tersebut masih
rendah terutama mengenai limbah
tinja, masih banyak masyarakat yang
melakukan BABS. Maka untuk
menangani hal ini dilakukan :
a. Pembentukan Tim STBM untuk
melakukan inovasi dalam
meningkatkan kualitas
lingkungan wilayah tersebut dan
menghasillkan 2 (dua) solusi
yaitu dengan IPAL Komunal dan
Pisang Silinder.
b. Dibuatnya 5 (lima) pilar STBM
untuk membentuk perilaku hidup
sehat dan kepedulian akan
lingkungan sekitar.
Pisang Silinder merupakan penanganan
limbah manusia berbentuk septic tank silinder.
Pisang silinder dirancang untuk
menampungan limbah 1 (satu) rumah dengan
biaya total 4 (empat) juta rupiah, termasuk
biaya pemasangan
Saran dan tindak lanjut
1. Program ODF yang merupakan bentukan
dari pilar STBM memiliki manfaat yang
sangat baik bagi peningkatan taraf
kesehatan masyarakat kelurahan Duri
Utara, Tambora, Jakarta Barat sehingga
perlu digalakkan dan disosialisasikan.
11 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2. Program STBM ini dapat dikembangkan
pada kelurahan-kelurahan lain di
Kecamatan Tambora, Jakarta Barat
sehingga dapat meningkatkan sanitasi
dan kesehatan warga sekitar.
3. Perlunya sosialisasi dan internalisasi lebih
lanjut terkait program STBM kepada
warga sekitar
2.1.8 RAPAT Peninjauan dan Monitoring
progress Pembangunan LRT di DKI Jakarta
(UND DEPGUB INDUGTRANS) (31 Juli
2018)
Adapun kegiatan kunjungan lapangan
tersebut bertujuan untuk meninjau dan
mengevaluasi perkembangan pembangunan
Stasiun LRT Mall Kelapa Gading serta Stasiun
Depo LRT Kelapa Gading.
Hasil pertemuan
1. Kegiatan kunjungan lapangan dihadiri oleh
Deputi Gubernur Bidang Industri,
Perdagangan, dan Transportas beserta
timi; Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata
Ruang beserta tim; Kepala Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta; Kepala
Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta;
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang,
dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta,
Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo,
serta Mahasiswa Magang Kedeputian
TRLH.
2. Tujuan utama dibangunnya LRT Kelapa
Gading – Velodrome ini yaitu untuk
mendukung kelancaran transportasi pada
Asian Games XVIII 2018 yang diadakan di
Jakarta dan Palembang, untuk
menyediakan transportasi publik dalam
mengatasi kemacetan yang melanda DKI
Jakarta, serta untuk mengintegrasikan
dan mmenginterkoneksikan jaringan
transportasi public di DKI Jakarta.
3. Perkembangan pembangunan Stasiun
LRT Mal Kelapa Gading saat ini sudah
mencapai 80% yang dapat dilihat dari
pembangunan fisik jaringan dan rel kereta
ringan.
4. Panjang lintasan LRT Kelapa Gading –
Velodrome adalah 5,8 km dan melintasi
enam stasiun laying yaitu Stasiun Depo
Pegangsaan Dua, stasiun di depan Mal
Kelapa Gading, Stasiun Jl. Boulevard
Raya Kelapa Gading, Stasiun Jl. Kayu
Putih Raya (Pulomas), Stasiun Jl. Kayu
Putih Raya (Equestrian), dan stasiun di
depan Gelanggang Olahraga Velodrome
Rawamangun.
5. Stasiun Depo LRT mampu menyimpan
196 gerbong LRT. Stasiun ini juga terdiri
atas Gedung MCC/Management Control
Center yang terdiri atas 6 lantai yang
digunakan sebagai pusat kontrol
operasional kereta LRT Jakarta.
6. Stasiun Depo LRT dilengkapi dengan tiga
jalur parkir kereta serta tempat pencucian
kereta. Stasiun Depo nantinya juga akan
menjadi pemasok listrik untuk LRT
Jakarta.
7. Berikut adalah poin yang disampaikan
dalam pertemuan diatas:
Sebagai pelaksana tugas
pembangunan LRT Jakarta, PT.
Jakarta Propertindo memiliki
target pembangunan sarana,
prasarana, serta utilitas dari
stastiun LRT yaitu setidaknya
85% dalam rangka menyambut
Asian Games XVIII 2018.
Terkait mekanisme pembiayaan
dan mekanisme perjanjian
penyelengaraan, maka izin untuk
pembangunan LRT ini disusun
12 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
dalam bentuk BOT/Build,
Operate, and Transfer antara
pihak pemerintah serta swasta
selama 30 tahun.
PSO/Public Service Obligation
yang diberikan kepada PT.
Jakarta Propertindo diatur
berdasarkan Peraturan Presiden
Kesimpulan dan Tindak Lanjut:
1. Hasil dari kunjungan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
- Stasiun LRT/Light Rapid Transit
Koridor 1 Fase 1 (Kelapa Gading-
Velodrome) serta Stasiun Depo LRT
Kelapa Gading, Jakarta Utara sudah
hampir memasuki tahap akhir
pembangunan walaupun masih
banyak pengembangan yang
diperlukan khususnya pada Stasiun
Depo.
2. Tindak lanjut yang diperlukan dari
kunjungan tersebut yakni:
- PT. Jakarta Propertindo dapat
berkoordinasi lebih lanjut dengan
pihak pemerintah untuk mengecek
kembali target penyelesaian proyek
pembangunan LRT
Para pemangku kepentingan termasuk
Kedeputian Gubernur DKI terkait perlu
mengevaluasi proyek pembangunan LRT
berdasarkan fungsi dan kapasitasnya
agar target yang diharapkan dapat
tercapai
2.2. Bidang Lingkungan Hidup
2.2.1 Rapat Tim Koordinasi Percepatam
Pelaksanaan Pengadaan Strategis Daerah
Provinsi DKI Jakarta (5 Juli 2018)
Undangan yang tidak hadir adalah Asisten
Perekonomian dan Keuangan Sekda, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda), Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD), Badan Penghapusan Aset
Daerah (BPAD), Biro Administrasi Setda,
TGUPP DKI Jakarta
a. Pengadaan Alat-alat berat SDA beserta
kelengkapannya (nilai pagu 182 Miliar).
Terkait penyerapan anggaran, Kepala
Dinas SDA berkomitmen untuk
menaikkan penyerapan anggaran pada
Akhir Juli akan menyerap 20%,
Agustus 30%, September 40%, Oktober
50%, November 60% dari Total 4,8
Triliun.
Kepala Dinas Sumber Daya Air
menyampaikan :
Ada 4 (empat) kegiatan terkait Alat Berat
SDA beserta kelengkapannya:
a) Pengadaan Alat-Alat Berat Sumber
Daya Air Beserta Kelengkapannya
Rp. 182.006.402.950
b) Pemeliharaan Alat Alat Berat Sumber
Daya Air Beserta Kelengkapannya
Rp. 49.659.167.549
c) Pengadaan Barang Peralatan Kerja
Lapangan Dan Perkakas Kerja
Bengkel Unit Peralatan Dan
Perbekalan Sumber Daya Air Rp.
1.829.654.684
13 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
d) Peningkatan Pemanfaatan Alat-Alat
Berat Untuk Mendukung Peningkatan
Kapasitas Waduk/Kali/Saluran Rp.
46.892.535.768
Menurut Kepala Dinas Sumber Daya
Air Serapan Anggaran Unit Peralatan
Dan Perbekalan Dinas Sumber Daya
Air sebesar Rp. 121.822.708.742
(43.33%) Dari Total Rp. 280.387.760.95.
Pengadaan di Dinas SDA dilakukan
secara swadaya tidak lagi memakai
Pihak Ketiga. Perawatan, Operator
direkrut dari pasukan biru. Bahan bakar
solar maupun yang lainnya sudah
dilakukan secara swakelola dan swadaya.
b. Rehab Berat Gedung Sekolah (nilai
pagu 170,39 Miliar),
Rehab Berat Gedung Sekolah
dilaksanakan oleh masing-masing Suku
Dinas pada saat ini dilaporkan pada tahap
pemenang Perencanaan Konsultan.
Dokumen Perencanaan Belum Selesai
Karena Kontraknya Sampai 11 Juli. 2018.
c. Pembangunan/peningkatan Jembatan
di Provinsi DKI Jakarta (nilai pagu 45
Miliar).
Dinas Bina Marga menjelaskan
pembangunan/peningkatan Jembatan
pagu awal yang tersedia sebesar 80
Miliar. Anggaran yang digunakan sebesar
47,2 Miliar dengan rincian sudah
berkontrak sebesar 34 Miliar dan 13 Miliar
masih akan berlanjut kontrak. Sisanya
akan dialihkan tahun depan (sudah
dibahas dan disetujui di Bappeda)
d. Pelaksanaan Pembangunan RTH
Taman, RTH Makam, RTH Hutan (total
pagu 72,73 Miliar)
Kepala Dinas Kehutanan menjelaskan
bahwa kegiatan tertunda karena alasan
lahan dengan bukti kepemilikan yang
belum valid dari yang mengusulkan
Saran dan tindak lanjut
a. Pada rapat sebelumnya telah
memerintahkan Sekda agar Para Asisten
Sekda mengkoordinasikan OPD untuk
menginventarisasi Tanah dan memastikan
Target dan Sasaran Tercapai.
b. Untuk dapat meminimalisir terjadinya
keterlambatan pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang berdampak pada
rendahnya penyerapan anggaran pada
awal tahun. Memerintahkan Sekda agar
Para Asisten Sekda untuk
mengkoordinasikan Perencanaan
Pengadaan dengan memperhatikan
readiness criteria pada seluruh kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa Strategis
dibidangnya sejak Agustus 2018. Pada
rapat berikutnya untuk dilaporkan.
Readiness Criteria
a) Rincian kegiatan harus jelas,
b) Indikator kinerja harus jelas dan terukur,
c) mengalokasikan APBD sebagai dana
sharing kegiatan untuk program bersama,
d) Studi kelayakan (FS) Assesment
lingkungan dan sosial
e) Sudah ada DED (Detailed engineering
Design)
f) Kesiapan Lahan/lokasi
Kesiapan unit pelaksana/institusi
Pengelola Paska Konstruksi
2.2.2 Rapat TL Penyusunan Desain Besan
Permukiman Kumuh (10 Juli 2018)
14 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
Pertemuan dipimpin oleh Asisten
Deputi Bidang Lingkungan Hidup, dihadiri oleh
Mita Dwi Aprini (Kasattker PKPBM), Sri Probo
S (World Bank), Ariel (World Bank), Esther
(HCC), Rosly Syamsurizal (KMW DKI
Jakarta), Dede Rusdiana (KMW DKI Jakarta),
Sahar Mildino (DKI Jakarta).
Hasil pertemuan
1. Dalam proses penyusunan Grand Design,
kedeputian siap me-manage, namun tidak
ada pendanaan.
2. Penerapan konsep PPPP (people, public,
private, partnership), perlu diperjelas
sifatnya solicited atau non solicited.
Konsep PPPP (people, public,
private, partnership), dapat ditentukan
sesuai kebutuhan.
3. Penyusunan proposal Grand Design
harus mengacu pada RPJMD, dengan
menyesuaikan dengan Visi dan Misi
Gubernur.
4. Penyusunan Grand Design harus
berdasarkan riset bukan persepsi.
Saran dan tindak lanjut
1. Penyusunan Grand Design harus mulai
fokus pada pembahasan isu, harus jelas
uraian dari output yang ingin dicapai baik
sasaran maupun targetnya fokus dalam
pembahasan data, dari data yang ada
harus memunculkan isu-isu yang akan
dibahas. Dari isu-isu tersebut harus
diidentifikasi pihak-pihak terkait yang
dinilai dapat terlibat dan berkontribusi
dalam pembahasan isu. Pembahasan data
dapat dimulai dengan menyajikan data
yang ada (BPS dan KOTAKU). Dari data
tersebut, disandingkan variabel dan
parameter masing-masing data, cara
perhitungan dan pembobotannya.
2. Pembahasan isu dapat dilaksanakan
berkali-kali guna menghasilkan solusi jalan
keluar sebagai jawaban dari isu-isu
tersebut
3. Penyajian data diupayakan dalam bentuk
peta tematik dengan berisi lokasi dan
status kumuh dan dioverlay dengan peta
RDTR untuk mengetahui kesesuain lokasi-
lokasi kumuh dengan zonasi peruntukan
lahan
4. Dijadwalkan akan dilaksanakan pertemuan
berikutnya pada 17 Juli 2018.
5. Pertemuan berikutnya difokuskan untuk
membahas data, Penyajian data
diupayakan dalam bentuk peta tematik
dengan berisi lokasi dan status kumuh dan
dioverlay dengan peta RDTR
2.2.3 Rapat Koordinasi terkait Dana Hibah
"Implementation of the Grid-Connected
Microgrid System" untuk Pulau Pramuka
(16 Juli 2018)
Pertemuan dipimpin oleh Bupati
Wilayah Administrasi Kepulauan Seribu
didampingi oleh Sekretaris Kabupaten
Kepulauan Seribu (Eric Lumbun) dan dihadiri
oleh Tim KOIMA Korea (Mr. Choy), Tim BPPT
(Hamzah Hilal) dan Staf Deputi Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup.
Hasil pertemuan
1. Beberapa hal penting dalam pertemuan
tersebut adalah:
a. Bupati Kepulauan Seribu baru akan
membuat Surat Rekomendasi
terhadap Pembangunan Instalasi
Microgrid apabila sudah ada arahan
dari Gubernur DKI Jakarta terkait hal
tersebut.
b. Bupati Kepulauan Seribu masih
mempertanyakan kesesuaian alat
teknologi Microgrid terhadap kondisi
alam di daerah Kepulauan
15 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
c. Bupati Kepulauan Seribu meminta
komitmen dari Tim BPPT untuk tetap
melakukan pendampingan dan
monitoring apabila teknologi Microgrid
tetap dilaksanakan
d. Bupati Kepulauan Seribu meminta
komitmen Tim dari KOIMA dan BPPT
terkait perawatan alat teknologi
tersebut
2. Kesimpulan dan Tindaklanjut
a. Bupati Kepulauan Seribu belum bisa
membantu pelaksanaan dan
penerapan teknologi Microgrid bantuan
dari Tim KOIMA Korea dan Tim BPPT.
b. Keputusan terkait pelaksanaan dan
penerapan teknologi Microgrid bantuan
dari Tim KOIMA Korea dan Tim BPPT
merupakan kewenangan Gubernur DKI
Jakarta.
2.2.4 Pertemuan dengan Human Citie’s
Coalition (HCC) (18 Juli 2018)
Hasil pertemuan
a. Melanjutkan pembahasan terkait kawasan
kumuh
b. Dalam paparan agar dicantumkan
sumbernya
c. Tampilan data bisa dibuat dalam bentuk
diagram venn untuk melihat irisan-
irisannya
d. Slide awal paparan memuat out line
keseluruhan isi paparan
e. Paparan tentang metodologi dibuat dalam
bentuk bagan alir
f. Untuk data BPS perlu ditampilkan tabel
RW kumuhnya
g. Paparan data dibuat dalam bentuk peta
h. Peta titik lokasi kumuh dibuat beberapa
layer berisi informasi sesuai aspek
/kriteria/indikator kumuh yang dipakai
i. Overlay lokasi kumuh dengan RDTR
j. Jika ada lokasi kumuh yang tidak sesuai
dengan peruntukan berdasarkan RDTR
agar tidak menjadi prioritas, namun bisa
disurvei untuk dikoordinasikan dengan
Tata Ruang
k. Penyusunan Grand Design harus
memperhatikan dan selaras dengan
RPJMD
l. Untuk data KOTAKU agar dipersiapkan
dalam bentuk peta informatif dengan
layer-layer yang disesuaikan dengan
informasi kekumuhan sesuai aspek
/kriteria/indikator kumuh yang dipakai
m. Selain lokasi peta juga bisa
menggambarkan status kumuh dan aspek
kekumuhan apa yang dominan di lokasi
tersebut
n. Dijadwalkan akan dilaksanakan
pertemuan berikutnya pada Senin 23 Juli
2018.
o. Pertemuan berikutnya difokuskan untuk
membahas data, Penyajian data
diupayakan dalam bentuk peta tematik
dengan berisi lokasi dan status kumuh
dan dioverlay dengan peta RDTR
2.2.5 Rapat koordinasi dan dilanjutkan
dengan peninjauan lapangan dalam rangka
monitoring perkembangan pembangunan
MRT di Jakarta tahap I (Stasiun Lebak
Bulus, Senayan dan Underground Hotel
Indonesia) (24 Juli 2018)
Maksud dari kunjungan lapangan
tersebut bertujuan untuk memantau
16 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
perkembangan dan evaluasi pembangunan
proyek MRT Jakarta tahap I (pertama).
Hasil kunjungan
1. Adapun beberapa hal yang dibahas
dalam kegiatan kunjungan lapangan
tersebut diantaranya :
i. Pemprov DKI memiliki peran dalam
pemantauan terlaksananya program
MRT di Jakarta yang dilaksanakan
oleh PT. MRT Jakarta sebagi BUMD
yang bertanggung jawab.
ii. Kunjungan ini merupakan kali ke-2
(dua) Pemprov DKI dalam memantau
perkembangan MRT di Jakarta.
Dalam kunjungan kali ini, Pemprov
DKI Jakarta mengunjungi 3 (tiga)
lokasi, yakni Depo MRT Lebak Bulus,
stasiun Senayan dan stasiun
Bundaran HI.
iii. Pembangunan MRT Jakarta sudah
mencapai kesiapan 80%. Proyek ini
ditargetkan selesai pada bulan
Desember 2018 dan beroperasi pada
Maret 2019
iv. Pada saat ini, di Depo MRT Lebak
Bulus sudah terdapat 2 rangkaian
kereta yang masing-masing terdiri
dari 6 gerbong. Setiap gerbong
diestimasikan memiliki daya tampung
sebanyak 320 orang. Ditargetkan
pada akhir bulan November 2018
sudah tersedianya 16 rangkaian
kereta yang didatangkan ke Jakarta.
Rencananya 14 kereta nantinya akan
dioperasikan dan 2 rangkaian sebagai
cadangan.
v. Untuk menjaga keamanan kawasan,
PT MRT Jakarta bekerjasama dengan
Polri, yang membantu dalam
pemantauan dan pengawasan. Setiap
stasiun dilengkapi CCTV dan
terintegrasi di bagian control center.
Selain itu, PT MRT Jakarta
menyiapkan Staf Keamanan sendiri,
yang siap siaga setiap waktunya.
vi. Sampai saat ini, program Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) dari PT.
MRT Jakarta yang bekerja sama
dengan Jepang memiliki tingkat
kecelakaan kerja sebesar 0%.
2. Kesimpulan dari kunjungan lapangan
tersebut yakni:
- Kunjungan ini merupakan bentuk
tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta
dalam melaksanakan pemantauan
dan evaluasi berkala terhadap
program MRT Jakarta.
- Saat ini, proses pembangunan MRT
Jakarta telah mencapai 80%.
Pembangunan MRT Jakarta
ditargetkan akan selesai pada bulan
Desember 2018 dan mulai beroperasi
pada Maret 2019.
- Terkait keselamatan, PT. MRT
Jakarta telah menyiapkan SOP untuk
kondisi-konidisi yang tidak diinginkan
2.2.6 Diskusi dengan US Embassy staf,
perihal Program U.S. Department of State
Water Partnership (25 Juli 2018)
Tujuan pertemuan tersebut adalah
menyusun skenario untuk persiapan
kedatangan pakar Pengamanan Air, Tanah
dan Bangunan dari Amerika Serikat.
Kedatangan tersebut merupakan serangkaian
kerjasama antara pemprov DKI Jakarta
dengan Kedutaan Besar Amerika dan USAID
untuk mengatasi penurunan muka tanah di
DKI Jakarta.
Hasil pertemuan
1. Hasil dari pertemuan tersebut yaitu :
- Rencana penanganan penurunan
muka tanah di DKI Jakarta melalui
beberapa teknis dengan bantuan pakar
ahli.
17 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
- Pemprov DKI Jakarta melakukan
pembahasan persiapan kedatangan
pakar ahli dari Amerika Serikat bidang
keamanan air, tanah dan bangunan
untuk menangani permasalahan
penurunan muka tanah DKI Jakarta.
- Pembahasan koordinasi antar SKPD
terkait agar tidak terjadi tumpang tindih
pemahaman mengenai kondisi air
tanah dan penurunan muka tanah di
DKI Jakarta.
2. Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yaitu :
- Pihak USAID bersama Pemprov DKI
Jakarta akan menyusun agenda
kegiatan kedatangan pakar dari
Amerika Serikat.dan mengundang
beberapa pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan atau SKPD
yang akan diundang diminta untuk
menyusun pertanyaan yang akan
diajukan saat kegiatan kunjungan pakar
dari Amerika Serikat
Persiapan Kedatangan Pakar dari
Amerika Serikat
- Kedatangan Jeffrey Dublin yaitu pakar
keamanan air, tanah dan bangunan
dari Amerika Serikat direncanakan
pada tanggal 1 – 5 Oktober 2018.
Pakar tersebut akan berbagi
pengalaman tentang penanganan
penurunan tanah di beberapa kota
dunia.
- Pemprov DKI Jakarta melakukan
persiapan diantaranya:
a) Penyiapan data-data terkait
tingkat penurunan muka tanah
dan kondisi air tanah di DKI
Jakarta
b) Persiapan undangan untuk SKPD
dan pemangku kepentingan
terkait baik dari pihak internal
(Pemprov DKI Jakarta) dan
eksternal.
Rencana undangan untuk pihak internal :
- Bappeda
- Dinas Lingkungan Hidup
- Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Pertanahan
- Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral
- Dinas Sumber Daya Air
- Biro Penataan Kota dan Lingkungan
Hidup
- Biro Hukum
- Biro Perekonomian
Rencana undangan untuk pihak eksternal
- Badan geologi (Balai Konservasi Air
Tanah Kementerian ESDM)
- Ahli geologi Universitas Trisakti
- Ahli geologi Institut Teknologi Bandung
Penurunan muka air tanah di DKI
Jakarta
- Saat ini pengukuran penurunan muka
tanah tanah hanya mengandalkan titik
pantau pada lokasi- lokasi yang belum
didasarkan pada pertimbangan
scientific (kondisi geologi dan
cekungan air tanah).
- Berdasarkan salah satu penelitian,
ternyata air tanah bukan merupakan
penyumbang terbesar terhadap
penurunan muka tanah. Namun,
terdapat 2 (dua) penyebab lainnya
yaitu kondisi geologis tanah dan
beban bangunan.
- Sejak 2 (dua) tahun yang lalu,
Kedeputian Gubernur TRLH telah
menginisiasi penyusunan desain
besar pengelolaan air tanah DKI
Jakarta. Namun kemudian, upaya ini
diteruskan oleh Biro Perekonomian.
Saat ini kegiatan penyusunan terhenti.
Dalam proses penyusunan tersebut,
telah disepakati beberapa hal penting
yaitu (i) Pemetaan potensi air tanah
DKI Jakarta dan sekitarnya, (ii)
Pemetaan sumur produksi, (iii)
Melakukan review lokasi sumur
pantau yang terletak setidaknya di
4000 titik yang terdaftar
18 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2.3. Kegiatan Komunikasi Publik
2.3.1 Pertemuan dengan Tim PMI DKI
Jakarta (2 Juli 2018)
Pertemuan ini bertujuan untuk meminta
arahan dan petunjuk dari Deputi Gubernur
DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup terkait langkah-langkah
pelaksanaan lanjutan penyusunan Desain
Besar Penanggulangan Risiko Bencana
Berbasis Komunitas.
Hasil pertemuan
1. Draft 0 Desain Besar Penanggulangan
Risiko Bencana Berbasis Komunitas
masih memerlukan penyempurnaan
melalui FGD dengan mengundang SKPD
terkait dan para Stake Holder. FGD
tersebut dilakukan untuk pengisian
mekanisme kerja SKPD terkait dan para
Stake Holder dalam menghadapi
bencana.
2. Tim PMI sudah melakukan koordinasi
dengan Biro Kesejahteraan Sosial dan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Prov. DKI Jakarta dalam pengumpulan
data Indeks resiko bencana namun data
yang diperoleh masih belum memadai.
3. Sebelum pelaksanaan kegiatan FGD
perlu dilakukan rapat persiapan yang
bertujuan untuk simulasi dan sekenario
kegiatan tersebut.
Saran dan tindak lanjut
a. PMI akan mengundang SKPD Jangkar
dan LSM yang bergerak dalam bidang
penanggulangan bencana agar terbangun
kerjasama yang sinergis dalam
penyusunan Desain Besar
Penanggulangan Bencana.
b. Perlu dibentuk tim kecil dengan
melibatkan SKPD Jangkar yang diawali
pertemuan dengan waktu dan tempat
yang akan ditentukan oleh PMI.
c. Diharapkan peluncuran Desain Besar
Penanggulangan Bencana dapat
dilaksanakan pada bulan Oktober 2018
yang bertepatan dengan bulan Bakti PMI.
d. Diharapkan pertemuan berkala dalam
bentuk forum dapat dilakukan setiap bulan
dengan pembahasan kemajuan Desain
Besar Penanggulangan Bencana,
presentasi dan berbagi pengalaman
dalam bidang kebencanaan.
2.3.2 Narasumber dalam French Trade
Commission Business France - Session of
“Jakarta’s Roadmap to Obtain The
Sustainable Development Goals in Water
Sector” (3 Juli 2018).
Seminar tersebut diselenggarakan oleh
Trade Commission Business France yang
tergabung kedalam Kedutaan Perancis di
Indonesia, dalam rangka mempromosikan
produk dan layanan perusahaan Perancis
untuk pengembangan ekspor pasar.
Hasil pertemuan
1. Deputi Gubernur bidang TRLH
menyampaikan paparan tentang
“Jakarta’s Challenge and Solution to
Achieve Target 6 of SDG’s” pada salah
satu sesi panel diskusi tentang Jakarta’s
Roadmap to Obtain the SDG in Water
Sector. Poin-poin yang perlu mendapat
19 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
perhatian dari pemaparan tersebut antara
lain adalah:
Kondisi Jakarta Terkait Agenda
Global SDG’s
- Pada saat ini, agenda global dari
kota-kota di seluruh dunia
mengacu pada Sustainable
Development Goals (SDG), dimana
tema pada paparan Deputi
Gubernur kali ini mengacu pada
tujuan/capain ke-6 (enam) terkait
air bersih dan sanitasi dari SDG’s.
- Saat ini, Jakarta belum memiliki
roadmap terkait air bersih dan
sanitasi. Oleh karena itu, Deputi
Gubernur bidang TRLH
menjelaskan terkait tantangan dan
solusi dalam mencapai target ke-6
(enam) SDG’s.
Tantangan Jakarta Terkait Air Bersih
dan Sanitasi
- Saat ini, 45% penduduk DKI
Jakarta masih menggunakan air
yang berasal dari sumber yang
tercemar.
- Tingkat kebocoran air dan rata-rata
tingkat konsumsi air bersih per-hari
masih terbilang tinggi.
- Sumber air baku di DKI Jakarta
dinyatakan defisit hingga 2029.
- Akses air bersih di DKI Jakarta
hanya dapat diakses oleh 60%
penduduk Jakarta.
- Terdapat 14% penduduk DKI
Jakarta yang masih melakukan
Buang Air Besar Sembarangan
(BABS).
- Sebanyak 47% Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) di
DKI Jakarta belum memiliki sanitasi
yang layak
2. Dari hasil talkshow dapat disimpulkan
secara umum bahwa:
- Materi yang disampaikan Deputi
Gubernur bidang TRLH menekankan
bahwa Jakarta belum mempunyai
Roadmap, khususnya pada sektor air
minum dan sanitasi.
- Melihat kondisi Jakarta terkait air
minum dan sanitasi, perlu adanya
keseriusan dalam
pengimplementasian solusi dari
berbagai stakeholder untuk
mewujudkan akses 100% air bersih
dan sanitasi.
- Dalam mewujudkan tercapainya target
6 (enam) SDG’s di Jakarta, perlu
adanya pendekatan kolaboratif dan
komitmen bersama, dengan
melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.
- Pertemuan dari seluruh stakeholder
sangatlah diperlukan dan bermanfaat,
sehingga dapat menjadi wadah dalam
bertukar pikiran, gagasan dan inovasi.
- Adanya tindak lanjut berupa
kerjasama dari berbagai stakeholder
merupakan bentuk komitmen positif
dalam meningkatkan akses air minum
dan sanitasi di Jakarta.
2.3.3 Pertemuan dengan US Embassy
Team to share another program called
Water Expert Program (4 Juli 2018)
Pertemuan dipimpin oleh Deputi
Gubernur bidang Tataruang dan Lingkungan
Hidup dihadiri oleh Andrea Pavlick, Sri
Murniati (US Embassy) dan Trigeany
Linggoatmodjo dari USAID Water.
Hasil pertemuan
a. Kedutaan besar Amerika bersama USAID
Water akan mendatangkan an expert on
Groundwater Recharge to Secure
Municipal Water, pada 1-5 Oktober 2017.
Menawarkan DKI Jakarta untuk berbagi
20 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
pengalaman/masukan bagaimana solusi
terhadap resapan air tanah mengatasi
Land subsidence.
b. Menawarkan DKI untuk berbagi
pengalaman/masukan dan memberikan
pemahaman mengenai bagaimana
Groundwater Recharge dapat mengatasi
permasalahan land subsidence, banjir,
kekurangan air, dan saluran air hingga
merumuskan kebijakan dan perencanaan
c. Akan diadakan lokakarya tentang
Groundwater Recharge to Secure
Municipal Water
d. Akan diadakan rapat persiapan terkait
lokakarya
2.3.4. Diskusi Terkait Green Building dan Energy Efisiensi dengan perwakilan Kedubes Denmark (4 Juli 2018)
Tujuan rapat tersebut membahas terkait informasi lanjutan dari pihak Danish Energy Agency dan Kedutaan Besar Denmark terkait TOR kerjasama dalam Building Energy Code dalam rangka penerapan Green Building di DKI Jakarta. Hasil pertemuan Tindak Lanjut ToR (Term of Reference)
- Dalam rangka perwujudan komitmen 30:30 yang telah disepakati oleh pihak Pemprov DKI Jakarta dan berbagai stakeholder, Pemprov DKI berinisiasi untuk melakukan kerjasama dengan negara Denmark terkait green building.
- Kedubes Denmark sudah menyiapkan ToR kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta terkait green building.
- Belum adanya pertemuan antara Kedubes Denmark dengan dinas terkait dalam penindaklanjutannya.
Persiapan Workshop Green Building
Dalam proses persiapannya, Kedubes Denmark akan mendatangkan perwakilan Science Energy Agency untuk memberikan gambaran implementasi green building (termasuk building energy code) di Denmark.
Maka dari itu, Kedubes Denmark berinisiasi agar pertemuan tersebut dapat dikemas dalam bentuk half-day workshop yang kemudian dilanjutkan dengan forum/FGD.
Kedubes Denmark berencana mengundang pihak dari Kementerian PU, KLHK, dan konsultan lokal yang mengerti terkait kondisi green building Jakarta untuk berpartisipasi dalam workshop tersebut
Konsultan lokal diharapkan dapat mempresentasikan kemajuan DKI Jakarta hingga saat ini untuk menggambarkan kondisinya
Saran dan tindak lanjut 1. Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa: - Dalam mewujudkan komitmen 30:30,
Pemprov DKI Jakarta menyambut baik inisiasi kerjasama dengan Kedubes Denmark terkait green building.
- Dalam mensosialisasikan green building, Kedubes Denmark berinisiasi untuk mengadakan half-day workshop di Jakarta.
2. Tindak lanjut yang diperlukan dari audiensi tersebut yakni: - Deputi Gubernur bidang TRLH akan
memfasilitasi pertemuan antara Kedubes Denmark dengan seluruh stakeholder yang turut berpartisipasi dalam forum desain besar bangunan gedung hijau.
- ToR yang sudah disiapkan Kedubes Denmark akan dibahas dalam forum desain besar bangunan gedung hijau.
3. Untuk mendukung persiapan kegiatan workshop, akan diinisiasi pembentukan tim kecil pada agenda forum desain besar bangunan gedung hijau
21 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2.3.5 Mewakili Gubernur Menjadi
Narasumber dalam RDP/RDPU Komite II
dalam rangka membahas Implementasi
PerPres No. 35 Tahun 2018 tentang
Percepatan Pembangunan Instalasi
Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik
Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (4
Juli 2018)
Maksud dari RDP/RDPU yakni
menindaklanjuti Implementasi Perpres No.35
Tahun 2018 Tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah
Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan, dikarenakan program
strategis nasional perlu terimplementasikan
dalam jangka waktu 2 tahun agar dana yang
dialokasikan dapat terserap secara sempurna.
Hasil pertemuan
1. ITF Sunter tersebut memiliki lahan seluas
3 Ha, dengan status lahan milik Pemprov
DKI Jakarta. Direncanakan ITF tersebut
dapat menampung 2200 ton sampah/hari
dengan asumsi produksi listrik sebesar 35
Mw (Megawatt).
2. Berdasarkan hasil skema KPBU
(Kerjasama Pemerintah Badan Usaha),
PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) ditunjuk
sebagai BUMD yang bertanggung jawab
dalam pengimplementasian ITF Sunter
bersama dengan Fortum (perusahaan
FInlandia). Sedangkan 3 lokasi ITF Jakarta
lainnya masih dalam status pelelangan.
3. Progress ITF Sunter saat ini dalam tahap
studi kelayakan (FS) dan pembuatan DED
(Detailed Engineering Design). Adapun
kendala yang menjadi permasalahan yakni
besaran saham yang sebelumnya telah
disepakati bersama antara pihak Jakpro
dan Fortum.
4. Mayoritas kota-kota yang menjadi prioritas
pembangunan PLTSa saat ini masih
memasuki tahap pra-FS dan perhitungan
TPV (Total Present Value).
5. Adapun kendala yang dikhawatirkan oleh
masing-masing perwakilan kota, yakni
komitmen dari PLN dalam mendukung
pemenuhan kebutuhan listrik dan
ketersediaan lahan yang menjadi
tanggung jawab Kementerian ATR
6. Pengimplementasian PLTSa saat ini
diprioritaskan pada 12 kota yang ada
dalam Perpres No.35 Tahun 2018, akan
tetapi tetap adanya upaya
pengimplementasian PLTSa di kota-kota
lainnya sesuai dengan Permen ESDM No.
50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan
Sumber Energi Terbarukan untuk
Penyediaan Tenaga Listrik.
7. Dalam mengimplementasikan PLTSa
prioritas di 12 kota sesuai dalam Perpres
No. 35 Tahun 2018, perlu adanya
komitmen dan dukungan utama dari PT.
PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik,
serta ketersediaan lahan yang menjadi
wewenang Kementerian ATR.
8. Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang
dalam tahap pengimplementasian
Pembangkit listrik tenaga sampah/ITF di 4
(empat) lokasi. ITF Sunter di Jakarta
menjadi PLTSa yang sudah memiliki
progress diantara 3 (tiga) lokasi lainnya,
dengan PT. Jakpro sebagai BUMD yang
ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam
pengoperasiannya. 3 (tiga) lokasi lainnya
masih dalam tahap pelelangan.
9. Saat ini ITF Sunter sedang
menindaklanjuti Joint Venture
22 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
Company (JVC) antara PT. Jakpro dan
Fortum, pembahasan kajian kerjasama
dengan Pemprov DKI terkait
persetujuan waste suppy dan
besaran tipping fee, serta penyusunan
AMDAL
2.3.6 Focus Group Discussion Pemulihan
dan Peningkatan Fisik Rehabilitasi dan
Rekonstruksi BNPB (16 Juli 2018)
FGD tersebut diselenggarakan oleh
Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Fisik
Deputi bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana) dalam rangka menyelenggarakan
penanggulangan bencana yang terintegrasi
khususnya pada tahap pascabencana
sebagaimana amanat UU Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana dan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
Hasil pertemuan
1. Deputi Gubernur bidang TRLH
menyampaikan paparan tentang “Forum
Pemangku Kepentingan: Upaya
Meningkatkan Keberhasilan Program”.
Poin penting dari pemaparan tersebut adalah:
Syarat Keberhasilan Suatu Program
- Terdapat beberapa indikasi dalam
mencapai suatu keberhasilan
program, antara lain:
- Menjadi paradigma dalam suatu
proses pembangunan
- Menjadi kepentingan bersama bagi
seluruh pemangku kepentingan
- Terimplementasikan dalam program
pemerintah dan keseharian
masyarakat
- Terciptanya sinergitas diantara
pemangku kepentingan
Alasan Diperlukan Adanya Forum
- Dalam meningkatkan keberhasilan
dari suatu program, maka salah satu
upaya yang dapat dilakukan yakni
dengan menginisiasi adanya forum
- Forum merupakan upaya dalam
melibatkan seluruh pemangku
kepentingan, sehingga didalam
forum tidak hanya dibatasi
keterlibatan pemerintah saja.
- Dalam upaya meminimalisir beragam
berita/info yang tidak valid (hoax),
forum dapat menjadi bentuk
perwujudan satu pintu
komunikasi/informasi.
- Forum dapat membuka peluang
seluruh keterlibatan pemangku
kepentingan dalam proses
pembangunan
Syarat Utama Terjadinya Forum
- Forum harus bersifat
egaliter/sederajat, sehingga seluruh
peserta/audiens forum memiliki hak
yang sama dalam menyampaikan
pendapatnya.
- Forum harus bersifat terbuka,
sehingga siapapun yang ingin terlibat
dalam forum dapat berpartisipasi dan
diharapkan dapat saling bertukar
informasi/data.
- Terdapat champion/penggerak di
dalam forum, sehingga alur diskusi
dalam forum dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang disepakati
bersama.
Peran Pemangku Kepentingan
- Di dalam forum, perlu adanya
koordinasi antarpemangku
kepentingan.
- Membuka peluang
berjejaring/networking untuk berbagi
data dan informasi
23 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
- Mengadvokasikan isu-isu yang perlu
ditindak lanjuti Monitoring dan
evaluasi
2. Dari hasil FGD dapat disimpulkan secara
umum bahwa:
- Materi yang disampaikan Deputi
Gubernur bidang TRLH menekankan
bahwa dalam
menginisiasi/menciptakan forum
bukanlah perkara yang mudah.
Dibutuhkan waktu dan tahapan-
tahapan yang perlu dilalui untuk
menjadikan forum yang berhasil.
Jejaring AMPL merupakan sebuah
contoh keberhasilan dari suatu forum
yang berfokus pada isu yang spesifik
2.3.7 Indikator dan Realisasi Kegiatan
Jakarta Berketahanan (17 Juli 2018)
Acara Urbanscape and Greenery Expo
2018 ini diselenggarakan dengan tujuan
membuka kesempatan bagi para pemangku
kepentingan untuk berbagi pengetahuan
tentang tantangan dan peluang bagi kota
dalam menciptakan area hijau di perkotaan
untuk mewujudkan kota yang berketahanan.
Kegiatan ini sendiri turut mengadakan
pameran bagi berbagai proyek yang telah
berkontribusi pada pengembangan lansekap
perkotaan di seluruh dunia.
Hasil pertemuan
i. Program 100RC adalah program non-
komersial yang dipelopori oleh The
Rockefeller Foundation pada tahun 2013,
dibawah naungan Rockefeller
Philanthrophy Advisors (RPA). Program
ini didedikasikan untuk membantu kota
dunia dalam membangun ketahanan
terhadap tantangan dan permasalahan
sosial, ekonomi, dan fisik kota yang
semakin meningkat di abad ke-21,
diantaranya globalisasi, urbanisasi, dan
perubahan iklim. Adapun ketahanan kota
yang dimaksudkan meliputi kapasitas
individu, masyarakat, institusi, dunia
usaha, dan sistem kota untuk bertahan,
beradaptasi, dan tumbuh meskipun
mengalami tekanan/stresses (seperti
kemacetan, polusi udara, dan kurangnya
air bersih) dan guncangan/schocks
(seperti bencana alam, kebakaran,
serangan terorisme dan kerusuhan
sosial).
ii. Setelah sukses memilih 63 kota di tahun
2013 dan 2014, 100RC menerima 325
aplikasi dari 80 negara di 6 benua
termasuk Jakarta pada tahun 2016. Pada
bulan Mei 2016, Kota Jakarta terpilih
sebagai salah satu dari 37 kota dunia
untuk bergabung dalam jejaring
internasional 100RC
Saran dan tindak lanjut
i. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota
berketahanan, ada beberapa indikator
dan kualitas yang harus dipenuhi.
Indikator ini dihadirkan dalam bentuk
frameworks untuk mempermudah
pemahaman terkait kota berketahanan
yang terdiri dari 12 faktor penggerak
(drivers
ii. Optimalisasi RTH ini terkait dengan
beberapa Fokus Utama Jakarta
Berketahanan, yaitu: (i) Fokus Utama 3:
Meningkatkan kesejahteraan di Jakarta
melalui pengelolaan air dan limbah yang
lebih baik; dan (ii) Fokus Utama 5:
Meningkatkan kohesi sosial.
24 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2.3.8 Audiensi dengan UNICEF dan Chief of
WASH UNICEF Indonesia (19 Juli 2018)
UNICEF (United Nations Children’s
Fund) adalah organisasi dibawah naungan
PBB untuk memberikan bantuan kemanusiaan
jangka panjang kepada kesehatan ibu dan
anak. UNICEF mendukung bantuan teknis,
penguatan kapasitas, advokasi, formulasi
kebijakan dan promosi isu-isu anak di
Indonesia untuk membantu jutaan anak di
Indonesia.
Hasil pertemuan
i) Draft proposal desain besar polusi udara
UNICEF memaparkan outline proposal
Desain Besar Polusi Udara yang telah
disusun. Berikut beberapa poin penting
dalam pembahasan:
a. Pada Desain Besar Polusi Udara DKI
Jakarta harus memuat 2 (dua) hal
penting yaitu kondisi eksisting di DKI
Jakarta saat ini dan visi DKI Jakarta
untuk mewujudkan kualitas udara
yang lebih baik
b. Penyusunan Desain besar akan
ditekankan kepada pendekatan
kolaboratif dengan melibatkan semua
pemangku kepentingan.
c. Penyusunan desain besar harus
berdasarkan isu-isu mengenai polusi
udara di DKI Jakarta
ii) Seminar The Air We Breath: Air Pollution
on Children Health pada tanggal 31 Juli
2018
a. Deputi Gubernur bidang TRLH
diundang oleh Bappenas dan UNICEF
untuk menjadi salah satu narasumber
pada seminar tanggal 31 Juli 2018
dalam sesi acara talkshow tentang
kondisi polusi udara di DKI Jakarta.
b. Narasumber lainnya yang turut
berpartisipasi dalam sesi Talkshow ini
adalah: Dirjen Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan, Direktur Eksekutif Komite
Penghapusan Bensin Bertimbal dan
perwakilan dari Clean Air Asia.
c. Sebagai moderator acara adalah
Daniel Kass, MSPH, Senior Vice
President, Environmental Health for
Vital Strategies
d. Dalam sesi talkshow, Deputi
Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup diharapkan untuk
membahas tentang visi, misi, aksi
mitigasi, solusi, aksi nyata serta apa
yang telah dilakukan oleh
Pemprov.DKI Jakarta untuk
mengurangi polusi udara di DKI
Jakarta dalam lingkup program dan
kebijakan.
e. Pihak UNICEF mengusulkan untuk
bekerjasama dengan media untuk
mempublikasikan acara ini dan
melakukan diskusi informal pada
tanggal 30 Juli 2018.
Saran dan tindak lanjut
1. Deputi Gubernur bidang TRLH pada
dasarnya menyetujui draft outline Desain
Besar Polusi Udara yang telah disusun
UNICEF, draft tersebut akan dilaunching
pada kick off meeting untuk mencari
partner penyusunan Desain Besar Polusi
Udara. Agenda Kick off meeting
ditargetkan pada bulan Agustus 2018.
2. Deputi Gubernur bidang TRLH menyetujui
untuk menjadi narasumber pada sesi
talkshow dari seminar The Air We Breath:
Air Pollution on Children Health pada
tanggal 31 Juli 2018. DepGub TRLH
diharapkan dapat memberikan penjelasan
terhadap:
25 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
- Program inisiatif Pemprov.DKI Jakarta
dalam upayanya untuk mengurangi
polusi udara
- Kondisi eksisting dan rencana
kedepan dari Pemprov.DKI Jakarta
- Menyampaikan cerita sukses
Pemprov.DKI Jakarta dalam
penanganan Polusi Udara
3. Diusulkan untuk dilakukan press release
terkait kondisi polusi udara di DKI Jakarta
kepada media jurnalis pada tanggal 30
Juli 2018. Sebagai wujud penyebaran
informasi kepada publik akan kondisi
polusi udara dan pengaruhnya terhadap
kesehatan anak
4. Terkait rencana adanya press release di
tanggal 30 Juli 2018, Kedeputian TRLH
akan melaksanakan rapat persiapan
terlebih dahulu dengan mengundang
Dinas Lingkungan Hidup, Dinas
Kominfotik, UNICEF, ICLEI dan
Sekretariat JakBer. Rapat persiapan akan
dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2018
5. Pihak UNICEF akan mempersiapkan
materi draft Press Release untuk
didiskusikan pada rapat persiapan media
gathering, sekaligus untuk meminta
informasi tambahan kepada Dinas
Lingkungan Hidup
2.3.9 Diskusi Panel Acara Urbanscape
International Conference 2018 (19 Juli
2018)
Program 100RC adalah program non-
komersial yang dipelopori oleh The
Rockefeller Foundation pada tahun 2013,
dibawah naungan Rockefeller Philanthrophy
Advisors (RPA). Program ini didedikasikan
untuk membantu kota dunia dalam
membangun ketahanan terhadap tantangan
dan permasalahan sosial, ekonomi, dan fisik
kota yang semakin meningkat di abad ke-21,
diantaranya globalisasi, urbanisasi, dan
perubahan iklim. Adapun ketahanan kota yang
dimaksudkan meliputi kapasitas individu,
masyarakat, institusi, dunia usaha, dan sistem
kota untuk bertahan, beradaptasi, dan tumbuh
meskipun mengalami tekanan/stresses
(seperti kemacetan, polusi udara, dan
kurangnya air bersih) dan guncangan/schocks
(seperti bencana alam, kebakaran, serangan
terorisme dan kerusuhan sosial.
Hasil pertemuan
a. Paparan ini menjelaskan mengenai konsep
Transit Oriented Development (TOD) untuk
mewujudkan kota berketahanan.
b. Dalam paparan ini juga ditekankan bahwa
dalam membangun suatu sistem
perkotaan perlu untuk menyamakan visi
para pemangku kepentingan yang ada di
kota.
c. Paparan ini juga menyebutkan bahwa data
tahun 2007 menunjukkan bahwa masih
baru terdapat 2% ruang publik taman dan
6% ruang publik non-taman (salah satunya
berupa streetscape) yang terdapat di
Jakarta.
d. Terkait dengan hal tersebut, konsep TOD
dapat membantu mengoptimalkan
pengadaan RTH di kota dengan
mengintegrasikan seluruh sistem yang
bekerja di kota.
Perlu pula untuk mengurangi kondisi
tersebarnya kegiatan perkotaan (urban
sprawl) karena akan memperburuk kondisi
transportasi dan ekonomi bagi suatu kota.
Optimalisasi RTH ini terkait dengan
beberapa Fokus Utama Jakarta
Berketahanan, yaitu: (i) Fokus Utama 3:
Meningkatkan kesejahteraan di Jakarta
26 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
melalui pengelolaan air dan limbah yang
lebih baik; dan (ii) Fokus Utama 5:
Meningkatkan kohesi sosia.
2.3.10 Rapat dengan Staf NASA (Dr. Robert
Field) terkait Proposal NASA dengan DKI
Jakarta (20 Juli 2018)
Tujuan pertemuan tersebut adalah
membahas tindak lanjut kerjasama antara
pihak NASA dengan Pemprov DKI Jakarta
dalam pemantauan kualitas udara di DKI
Jakarta.
Hasil pertemuan
NASA menawarkan kerjasama dalam
pemantauan kualitas udara melalui Satelit
OMI (Ozone Monitoring Instrument) dan
TROPOMI (TROPOspheric Monitoring
Instrument).
Satelit OMI (Ozone Monitoring Instrument)
merupakan satelit yang diluncurkan NASA
sejak 1999 untuk memantau NO2
(Nitrogen Dioksida), Aerosol Optical Depth
(AOD: Pemantau Partikulat PM2.5),
Amonia (NH3), CO (Karbonmonoksida)
dan SO2 (Sulfur Dioksida).
Menurut sample data satelit OMI pada
rentang tahun 2004 – 2016, emisi di DKI
Jakarta menurun. NASA menawarkan
untuk membuat sebuah peta persebaran
konsentrasi polusi udara di DKI Jakarta
serta kecenderungannya.
Satelit TROPOMI (TROPOspheric
Monitoring Instrument) merupakan satelit
baru yang diluncurkan oleh European
Space Agency pada Oktober 2017 dan
dirilis resmi pada September 2018. Data
ini menunjukkan hasil dengan resolusi
yang lebih tinggi dibandingkan Satelit
OMI. Sehingga, NASA menawarkan untuk
mengeksplorasi hasil pemantauan satelit
ini di DKI Jakarta.
Selain itu, NASA menawarkan untuk
melakukan pengamatan mengenai
kecenderungan jarak pandang akibat
polusi udara menggunakan hasil dari
pengamatan kondisi aerosol di udara
1. Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa :
- DKI Jakarta memiliki 5 (lima) stasiun
pemantau kualitas udara yang
tersebar di seluruh bagian Jakarta.
Namun, data yang ada belum dapat
merepresentasikan keseluruhan
kondisi kualitas udara DKI Jakarta.
- NASA menawarkan kerjasama untuk
memantau kondisi kualitas udara DKI
Jakarta melalui satelit OMI dan
TROPOMI yang dapat digunakan
sebagai dasar data analisis
kecenderungan kualitas udara.
- Pihak Pemerintah menyambut baik
inisiasi kerjasama dari pihak NASA
untuk membantu memberikan data
yang akurat dengan pengamatan
menyeluruh terkait kualitas udara di
DKI Jakarta.
- Proposal yang disampaikan oleh NASA
dipandang sudah memadai
2. Tindak lanjut yang diperlukan dari
audiensi tersebut yakni:
- Penyempurnaan proposal kerjasama
penyediaan informasi kualitas udara
DKI Jakarta melalui satelit oleh NASA
- NASA akan menjadi salah satu
pemangku kepentingan dalam
penyusunan Desain Besar
Pengelolaan Kualitas Udara DKI
Jakarta
Dukungan dana penyediaan informasi
melalui satelit akan dipenuhi oleh
pihak NASA melalui kerjasama
dengan mitra mereka.
27 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2.3.11 Geospasial Forum 2018 (24 Juli 2018) Tujuan forum tersebut adalah untuk berdiskusi mengenai pengelolaan sumber daya informasi geospasial untuk meningkatkan daya saing nasional. Hasil pertemuan 1. Turut hadir President of KQ Geo
Technologies, Deputi bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) Badan Informasi Geospasial, Kepala Bidang Penataan Ruang, Dinas Tata Ruang Kota Bekasi, Manager of International Business Department, Regional Manager Malaysia, Chief Engineer of Survey and Mapping KQ Geo Technologies, Country Manager KQ Geo Technologies Indonesia, GM of Bisnis Indonesia Event Organizer, dan perwakilan dari lembaga/badan pemerintah dan badan usaha meliputi : Kementerian ATR/BPN, Kementerian PUPR, dan sebagainya), serta PT.Telkom.
2. KQ Geo Technologie adalah sebuah perusahan dari China yang bergerak dibidang pengembangan teknologi inti dan produk seperti penginderaan jauh, geo-informasi, navigasi satelit, platform GIS (Geographic Information System), dll.
3. Dari forum tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa: - Pemanfaatan teknologi sangat
membantu untuk menanggapi tantangan dan peluang terkait informasi geospasial di Indonesia
4. Saran terkait tantangan dan peluang penggunaan informasi geospasial adalah : - Perlu adanya kerjasama dan integrasi
dari berbagai pihak terkait pemanfaatan sumber daya informasi geospasial secara optimal
5. Pemanfaatan teknologi dianjurkan untuk mempercepat proses pengumpulan dan pengolahan data
2.3.12 Rapat Tindak Lanjut Persiapan
Media Gathering untuk Wacana Polusi
Udara DKI Jakarta (24 Juli 2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
persiapan pelaksanaan acara media gathering
dengan topik “The Air we Breath” yang
merupakan salah satu wacana yang akan
diangkat dalam acara symposium yang akan
diselenggarakan oleh UNICEF bekerjasama
dengan BAPPENAS pada tanggal 31 Juli
2018 dengan salah satu narasumbernya
adalah Deputi Gubernur bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup.
Hasil pertemuan
Persiapan Media Gathering
I) UNICEF melakukan persiapan
diantaranya:
a) UNICEF akan mempersiapkan draft
press release, agenda kegiatan dan
daftar jurnalis yang akan diundang
untuk hadir
b) UNICEF akan menyediakan makan
siang dalam bentuk lunch-box untuk
35 orang. Pemesanan akan dilakukan
oleh staf TRLH
c) UNICEF akan mendistribusikan
undangan kepada pihak luar, dan
Pemprov. DKI Jakarta akan
mendistribusikan undangan untuk
pihak dalam
28 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
II) Pemprov.DKI Jakarta melakukan
persiapan diantaranya:
a) Dinas Lingkungan Hidup akan
mempersiapkan data terkini terkait
kondisi kualitas udara di DKI Jakarta
untuk ditambahkan kedalam draft press
release yang telah disusun oleh pihak
UNICEF
b) Persiapan undangan untuk SKPD dan
pemangku kepentingan terkait baik dari
pihak internal (Pemprov.DKI Jakarta)
dan pihak Luar (Kementerian,
Akademisi, jurnalis dan NGO).
Saran dan tindak lanjut
1. Kedeputian TRLH akan mengirimkan draft
press release kepada Diskominfotik
bagian publikasi informasi yang sudah
ditambahkan dengan quote dari pihak
Pemprov.DKI Jakarta setelah mendapat
masukan dari Dinas Lingkungan hidup
2. Undangan untuk pihak internal akan
dikirimkan oleh TU Deputi Gubernur pada
hari Kamis tanggal 26 Juli 2018
3. Pihak UNICEF akan mereview draft press
release tersebut untuk difinalkan dan
untuk mendapat persetujuan Deputi
Gubernur bidang TRLH
2.3.13 Rapat Tindak Lanjut Pembahasan
Lokasi Uji Coba Pertanian Perkotaan (25
Juli 2018)
Adapun tujuan rapat koordinasi
tersebut yakni membahas perkembangan
persiapan uji coba pertanian perkotaan di
Grogol Selatan beserta pemaparan desain
tapak oleh pemenang sayembara
Urbanscape.
Kepemilikan dan rencana pengelolaan
lahan uji coba
o Terdapat tiga persil tanah yang
masing-masing dimiliki oleh Dinas
Kehutanan DKI Jakarta sejumlah 1
(satu) persil dan Badan Pengelola Aset
Daerah (BPAD) sejumlah 2 (dua)
persil.
o Dinas Kehutanan DKI Jakarta
mengonfirmasi kepemilikan lahan
masih atas nama Pemprov DKI
Jakarta dan sertifikasi lahan sedang
dalam proses di BPN Jakarta Selatan.
o Dinas Kehutanan DKI Jakarta
menyampaikan belum adanya rencana
pemanfaatan lahan diatas persil
tersebut sehingga mendukung
pembangunan lahan pertanian
perkotaan.
o BPAD DKI Jakarta belum dapat
mengonfirmasi terkait rencana
pengembangan lahan uji coba
tersebut.
o Terdapat lahan yang masih perlu
diklarifikasi status kepemilikannya
(sebelah Utara lokasi yang masuk ke
administrasi Jakarta Barat).
o Diperlukan pengecekan fungsi lokasi
uji coba terhadap RDTR dan peraturan
zonasi di DKI Jakarta
Hasil dari rapat tersebut dapat disimpulkan
secara umum bahwa:
Masih perlu diperjelas status kepemilikan
dan luasan lahan
Konsep rencana lokasi hasil sayembara
sudah cukup memadai untuk dijadikan
pertimbangan awal dalam menetapkan
pemanfaatan ruang. Beberapa hal yang
perlu ditambahkan yaitu: (i) proporsi
pemanfaatan ruang (RTH, kegiatan
produksi dan plaza) dan (ii) penetapan
jenis vegetasi yang berdampak pada iklim
mikro dan penyerapan air.
Tindak lanjut yang diperlukan dari
audiensi tersebut yakni:
29 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
- Deputi Gubernur TRLH melakukan
kunjungan kerja ke beberapa instansi
yaitu: (i) Dinas Cipta Karya, Tata
Ruang dan Pertanahan menyangkut
agenda klarifikasi zonasi, (ii) Dinas
SDA menyangkut agenda klarifikasi
pemanfaatan bantaran sungai, (iii)
Dinas Kehutanan menyangkut agenda
klarifikasi rencana pemanfaatan ruang
dan (iv) BPAD menyangkut agenda
klarifikasi status kepemilikan tanah
dan perkembangan proses sertifikasi.
Menginformasikan kepada Wakil
Gubernur DKI Jakarta terkait rencana
lokasi uji coba pertanian perkotaan di
Grogol Selatan dan hasil desain
sayembara melalui pertemuan.
2.3.14 Media Gathering/Press Release
Kondisi Polusi Udara DKI Jakarta (30 Juli
2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
persiapan pelaksanaan acara media gathering
dengan topik “The Air we Breath” yang
merupakan salah satu wacana yang akan
diangkat dalam acara symposium yang akan
diselenggarakan oleh UNICEF bekerjasama
dengan BAPPENAS pada tanggal 31 Juli
2018 dengan salah satu narasumbernya
adalah Deputi Gubernur bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup.
Hasil pertemuan
a. UNICEF akan mempersiapkan draft press
release, agenda kegiatan dan daftar
jurnalis yang akan diundang untuk hadir
b. UNICEF akan menyediakan makan siang
dalam bentuk lunch-box untuk 35 orang.
Pemesanan akan dilakukan oleh staf
TRLH
c. UNICEF akan mendistribusikan undangan
kepada pihak luar, dan Pemprov. DKI
Jakarta akan mendistribusikan undangan
untuk pihak dalam
III) Pemprov.DKI Jakarta melakukan
persiapan diantaranya:
a. Dinas Lingkungan Hidup akan
mempersiapkan data terkini terkait
kondisi kualitas udara di DKI Jakarta
untuk ditambahkan kedalam draft press
release yang telah disusun oleh pihak
UNICEF
b. Persiapan undangan untuk SKPD dan
pemangku kepentingan terkait baik dari
pihak internal (Pemprov.DKI Jakarta)
dan pihak Luar (Kementerian,
Akademisi, jurnalis dan NGO)
c. Kedeputian TRLH akan mengirimkan
draft press release kepada
Diskominfotik bagian publikasi
informasi yang sudah ditambahkan
dengan quote dari pihak Pemprov.DKI
Jakarta setelah mendapat masukan
dari Dinas Lingkungan hidup
d. Undangan untuk pihak internal akan
dikirimkan oleh TU Deputi Gubernur
pada hari Kamis tanggal 26 Juli 2018
e. Pihak UNICEF akan mereview draft
press release tersebut untuk difinalkan
dan untuk mendapat persetujuan
Deputi Gubernur bidang TRLH
30 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2.3.15 Simposium "Dampak Polusi Udara
terhadap Kesehatan dan Solusinya untuk
Menjamin Perlindungan Anak" (31 Juli
2018)
Simposum ini merupakan bagian dari
program kerjasama pemerintah RI-UNICEF
(Country Programme) untuk mendukung
upaya Pemerintah Indonesia dalam
pencegahan penyakit terhadap anak
disebabkan oleh polusi udara. UNICEF
Indonesia secara aktif terlibat dalam penelitian
untuk menghentikan kebakaran lahan gambut
dan hutan, mengurangi risiko paparan polusi
udara, dan mengatasi dampak
negatif/kerugian seumur hidup bagi anak-anak
yang terpapar polusi udara dalam hal
perkembangan fisik dan kognitif.
Hasil pertemuan
(Tema: Dampak pada Perkembangan Kognitif
dan Fisiologis Anak-anak)
1) Sumber polusi udara dikategorikan dalam
2 (dua) jenis: (i) polusi udara luar ruangan
seperti kebakaran hutan, asap kendaraan,
konstruksi, industri, sampah, dan
sebagainya. (ii) polusi udara dalam
ruangan seperti asap rokok, AC (air
conditioner).
2) Polusi udara dapat menimbulkan berbagai
efek terutama bagi manusia seperti
kematian dini, gangguan kesehatan,
penurunan performans, dan sebagainya.
3) Dari sisi kesehatan, dalam jangka pendek
polusi udara menyebabkan mata merah,
hidung berair, bersin, peningkatan ISPA
(infeksi saluran napas akut), dan
gangguan pernapasan ringan lainnya.
Sedangkan dalam jangka panjang,
meningkatkan risiko asma, kanker, PPOK
(penyakit paru obstruktif kronik), reaksi
alergi, dan penurunan fungsi paru.
4) Kelompok-kelompok rentan seperti anak-
anak memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi akibat paparan polusi udara.
5) Dampak polusi udara terhadap ibu hamil,
memiliki kemungkinan mengalami
hambatan pertumbuhan di dalam rahim
dan prematur.
6) Dampak pada perkembangan kognitif
berhubungan dengan kelainan-kelainan
perkembangan syaraf seperti autism, dan
dialaminya berbagai penyakit
neurodegeneratif seperti Alzeimer pada
usia dini.
Dampak-dampak pada kehidupan awal ini
akan meningkatkan kemungkinan
munculnya berbagai masalah kesehatan
disepanjang kehidupannya termasuk risiko
masalah pernafasan kronis dan penyakit
cardiovasculer.
8. Dari hasil simposium tersebut dapat
disimpulkan bahwa :
- Rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap dampak buruk polusi udara
pada kesehatan, terutama
pertumbuhan fisik dan perkembangan
kognitif anak.
- Isu polusi udara harus menjadi
prioritas dan perlu adanya peran dari
semua pihak melalui pendekatan
kolaboratif untuk mengurangi
tingginya polusi udara
- Upaya yang dilakukan dapat melalui
perumusan kebijakan, advokasi,
penelitian, peningkatan kesadaran
masyarakat, ataupun upaya teknis
baik dari skala nasional maupun
regional.
9. Tindak lanjut dari simposium tersebut
antara lain :
- Adanya inisiasi untuk diadakan
komitmen kolaborasi kerja bersama
antarpemerintah, swasta, dan
masyarakat untuk menemukan satu
31 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
titik temu rencana penanganan polusi
udara.
- Akan diadakan pertemuan berkala
setiap 6 (enam) bulan untuk
memantau kegiatan tindak lanjut yang
diusulkan oleh masing-masing
pemangku kepentingan
2.4 Kegiatan Internal
2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur
Kedeputian Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup menghadiri
Rapat Pimpinan Pemprov.DKI Jakarta rutin
yang diadakan setiap bulan. Rapat Pimpinan
dihadiri oleh jajaran Para Pejabat Eselon I dan
Pejabat Eselon II. Tujuan Rapat adalah
membahas isu-isu terkini di Jakarta yang
memerlukan penanganan segera. Agenda
Rapat Pimpinan yang dihadiri oleh Kedeputian
TRLH selama Bulan Juli adalah sebagai
berikut :
1. Rabu, 4 Juli 2018. Rapim BKPRD untuk
membahas perizinan di bidang penataan
ruang;
2. Senin, 9 Juli 2018. Rapat Paripurna DPRD
Provinsi DKI Jakarta;
3. Senin, 23 Juli 2018. Rapim BKPRD untuk
membahas perizinan di bidang penataan
ruang
4. Kamis, 26 Juli 2018. Rapim BKPRD untuk
membahas perizinan di bidang penataan
ruang
2.4.2 Rapat Staff Deputi Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup (2 Juli 2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI
Jakarta, memonitor perkembangan kemajuan
dari laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH dan kemajuan penyusunan
Nota Dinas KPI Kedeputian TRLH bulan Juli
2018 serta memberi arahan kepada para staf
TRLH.
Hasil Pertemuan
(i) Diskusi dengan International Finance
Cooperation (IFC)
- Pihak IFC meminta MOU dari
Pemprov.DKI Jakarta atas
kerjasama/dukungan yang diberikan
oleh IFC selama ini. Dikarenakan
proses MOU yang akan memakan
waktu lama, DepGub TRLH
menyarankan untuk dibuatkan
Acknowledgement Letter dengan di
tandatangani oleh DepGub TRLH
(ii) Pertemuan dengan Dr. Weber Chen,
Executive Director of Soil and
Groundwater Pollution Remediation
Funds, Environmental Protection
Administration
- Staf TRLH akan berkoordinasi
dengan KLN untuk menghubungi staf
TETO berdiskusi dengan DepGub
TRLH terkait tindak lanjut kerjasama
dengan Pemprov.DKI Jakarta
(iii) Follow Up Meeting with UNICEF dan
DLH terkait GD Polusi Udara
Dari hasil rapat dengan UNICEF dan
DLH, didapat hasil:
o UNICEF akan membantu
Kedeputian TRLH membuatkan
proposal desain besar polusi udara
o UNICEF akan inisiasi dengan
jaringan yang ada untuk membantu
Pemprov.DKI Jakarta dalam
pencarian partner utama dalam
penyusunan Desain Besar Polusi
Udara
o Tindak Lanjut: Menunggu kesiapan
materi berupa proposal dari UNICEF
untuk kemudian akan dilakukan kick
off meeting oleh Kedeputian TRLH
dengan mengundang seluruh
stakeholder dan potensi partner
(iv) Disposisi Gubernur DKI Jakarta atas
surat Sengketa Tanah Samsat Timur
kepada DepGub TRLH
- Asdep TR dengan didampingi oleh
Staff TRLH telah melakukan
koordinasi dengan Biru Umum dan
Biro Hukum
32 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
- Kedeputian TRLH akan
mempersiapkan Nota Dinas balasan
kepada Gubernur DKI Jakarta terkait
permasalahan tersebut.
- Nota Dinas akan disiapkan oleh
Asdep TR
(v) Pertemuan dengan ENGIE Expertise
- Tindak lanjut dari pertemuan
tersebut akan diadakan pertemuan
untuk membahas lebih detail
permasalahan DKI Jakarta terkait
mobilitas dan bencana untuk
memberikan pemahaman ke pihak
ENGIE serta agenda pertemuan
bulanan antara pihak DKI Jakarta,
Sekretariat Jakarta Berketahanan
dan ENGIE untuk mengerucutkan
dan mendetailkan program yang
akan diimplementasikan.
(vi) Rapat Tindak Lanjut Uji Coba Pertanian
Perkotaan di Grogol Selatan
- Kedeputian TRLH akan
mengadakan rapat lanjutan dengan
mengundang BPAD terkait
kejelasan tanah di Grogol Selatan
untuk ditekankan milik pemda DKI.
Dan mengundang Dinas Kehutanan,
untuk menyamakan
program/kegiatan dari Dinas
Kehutanan pada lokasi lahan di
Grogol Selatan
Tindak lanjut
i. Pelaksanaan FGD Desain Besar
Penanggulangan Bencana berbasis
komunitas
ii. Laporan Menghadiri Kegiatan 100
Resilient Cities (100RC) Asia Pacific
Implementation Training Workshop pada
tanggal 9-13 Juli 2018 di Singapura
iii. Diskusi Panel Acara URBANSCAPE
International Conference 2018, tanggal 19
Juli 2018
iv. Laporan Menjadi Narasumber pada Acara
Air Pollution and Childrend's Health -
Knowledge Exchange and Lecture Series,
tanggal 31 Juli 2018
2.4.3 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup (17 Juli 2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI
Jakarta, memonitor perkembangan kemajuan
dari laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH, menentukan rencana KPI
Kedeputian TRLH bulan Juli 2018 dan
memberi arahan kepada para staf TRLH.
Hasil pertemuan
(i) Pertemuan dengan US Embassy Team
terkait Water Expert Program 4 Juli
2018
Kedutaan besar Amerika bersama
USAID Water akan mendatangkan
expert on Groundwater Recharge to
Secure Municipal Water, pada tanggal
1-5 Oktober 2017.
Tindak Lanjut: Staf TRLH (SM) akan
mengkoordinasikan rapat lanjutan
dengan staf US Embassy terkait
persiapan kedatangan water expert
sekaligus membicarakan agenda
kegiatan
(ii) Pertemuan terkait Dana Hibah
"Implementation of the Grid-Connected
Microgrid System" untuk Pulau Pramuka
Perkembangan:
- Pihak BPPT telah bersurat kepada
Gubernur DKI Jakarta untuk
meminta persetujuan lokasi
penerapan microgrid system di
Pulau Pramuka (Surat no: B-
18TIEM/BPPT/SD/KS.00.00/06/201
8)
- Pihak DPE telah bersurat kepada
Bupati Kepulauan Seribu melalui
surat 1429/-1.823.352 perihal
Masukan dan Rencana
Pembangunan Smart Microgrid di
Pulau Pramuka. Tetapi belum ada
balasan/disposisi Bupati
- Pihak KOEMA menyampaikan
informasi bahwa, dibutuhkan segera
33 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
persetujuan dari Gubernur DKI
Jakarta
- Staf TRLH (UW) telah menghadap
Bupati Kepulauan Seribu bersama
dengan staf BPPT untuk
mengkoordinasikan rencana
penempatan alat hibah tersebut.
Saran yang diperoleh adalah agar
tetap menunggu arahan dan
disposisi dari Gubernur DKI Jakarta.
Tindak Lanjut:
- Kedeputian TRLH akan membuat
surat Acknewledgement Letter
kepada pihak KOEMA. Sembari
menunggu disposisi dari Gubernur
DKI Jakarta Turun.
BPPT akan meminta pihak KOEMA
untuk berkoordinasi dengan duta
besar Korea untuk Indonesia agar
dapat menghadap Gubernur DKI
Jakarta terkait hal alat hibah
tersebut
(iii) Rencana Audiensi dengan UNICEF (19
Juli 2018)
Agenda yang akan dibicarakan pada
diskusi ini adalah:
- Mendiskusikan List pertanyaan
untuk DepGub TRLH pada sesi
diskusi Panelis
- Memperkenalkan UNICEF WASH
Chief (Ann Thomas)
- Tindak lanjut terkait Desain Besar
Rencana KPI Kedeputian TRLH bulan Juli
2018
1. Narasumber Acara UNICEF dan
BAPPENAS terkait seminar polusi
udara
2. Asia Pacific Implementation Training
Workshop dari 100RC (Singapura)
3. Hasil Rapat GDGB tanggal 24 Juli 2018
(Kerjasama Kedubes Denmark)
Pelaporan Penghematan air pada
bangunan Gedung
2.4.4 Rapat Staff Deputi Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup (23 Juli
2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI
Jakarta, memonitor perkembangan kemajuan
dari laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH, menekankan kembali
rencana KPI Kedeputian TRLH bulan April
2018 dan memberi arahan kepada para staf
TRLH.
(i) Pertemuan terkait Dana Hibah
"Implementation of the Grid-Connected
Microgrid System" untuk Pulau Pramuka
Kedeputian TRLH telah mengeluarkan
surat pernyataan pengakuan bahwa
proses persetujuan penempatan alat
microgrid saat ini sedang dalam tahap
menunggu disposisi dari Gubernur DKI
Jakarta. Surat tersebut akan dibantu
pantau oleh staf TRLH (UW dan DW)
sesuai disposisi dari Deputi Gubernur
bidang TRLH
(ii) Kerjasama dengan PWC (Pricewater
Coopers)
DepGub bidang TRLH menyampaikan
bahwa Sekretariat Jakarta Berketahanan
akan bekerjasama dengan pihak PWC
dan melakukan pengawalan terkait
rencana PwC yang akan menyusun
masterplan safe city. Ditargetkan
masterplan tersebut selesai di akhir tahun
2018.
(iii) Amandemen Surat Pernyataan Kehendak
antara PemProv. DKI Jakarta dengan
Rockefeller Philanthrophy
Advisory/100RC
Perkembangan saat ini: (a) pihak KDH
KLN telah menyelesaikan draft
Amandemen LOI. Adapun poin yang
diasukan beberapa diantaranya adalah
penambahan akan dilaksanakannya MOU
antara pihak Pemprov.DKI Jakarta
dengan Rockefeller Philanthrophy
Advisory/100RC., (b) perbal telah di paraf
oleh DepGub TRLH., (c) menunggu
persetujuan dari Gubernur DKI Jakarta
34 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
2.4.5 Rapat Staff Deputi Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup (30 Juli
2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI
Jakarta, memonitor perkembangan kemajuan
dari laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH, menentukan rencana KPI
Kedeputian TRLH bulan April 2018 dan
memberi arahan kepada para staf TRLH.
Hasil pertemuan
i) Perkembangan terkait Dana Hibah
"Implementation of the Grid-Connected
Microgrid System"
- Gubernur DKI Jakarta sudah
menurunkan disposisi atas nota
dinas dari DPE terkait pengusulan
lokasi penempatan alat microgrid.
Disposisi akan di tindaklanjuti oleh:
DPE, Asisten Perekonomian dan
Keuangan dan Bupati Pulau Seribu
- DPE akan menindaklanjutinya
dengan mengadakan rapat
koordinasi pada tanggal 3 Agustus
2018. Undangan rapat sudah
diterima oleh Kedeputian TRLH
ii) Kerjasama dengan PWC (Pricewater
Coopers)
- DepGub bidang TRLH
menyampaikan bahwa Sekretariat
Jakarta Berketahanan akan
bekerjasama dengan pihak PWC
dan melakukan pengawalan terkait
rencana PwC yang akan menyusun
masterplan safe city. Ditargetkan
masterplan tersebut selesai di akhir
tahun 2018.
iii) Amandemen LOI dan SK Penunjukkan
CRO Jakarta Berketahanan
- Gubernur DKI Jakarta telah
memberikan disposisinya untuk di
Tindak Lanjuti terkait usulan
penetapan Deputi Gubernur bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
sebagai CRO hingga periode
September 2019
iv) Nodin Pengusulan Keanggotaan ICLEI
untuk DKI Jakarta
- Bagian Biro KDH-KLN telah
mengirimkan nota dinas kepada
Gubernur DKI Jakarta terkait
telaahan DKI Jakarta untuk turut
bergabung menjadi anggota ICLEI.
Hingga saat ini, Kedeputian TRLH
belum menerima tembusan terkait
disposisi/jawaban Gubernur DKI
Jakarta.
- Staf TRLH (DW) akan memantau
perkembangan nota dinas tersebut
v) Rencana pelaksanaan Forum Jakarta
Berketahanan
- Sekretariat JakBer akan
melaksanakan Forum Jakarta
Berketahanan yang pertama kali
dengan mengundang Prof. Jan
Sopaheluwakan sebagai
Narasumbernya.
- Acara akan dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 2 Agustus 2018 di
Ruang Seribu Wajah, Lantai 22
Gedung Blok G, Balaikota Jakarta.
- Undangan akan di susun oleh
SekJakBer (Yani)
- Akan dilakukan koordinasi dengan
Biro Umum terkait peminjaman
ruang
vi) Tindak Lanjut US Embassy staf. Hal:
program U.S. Department of State Water
partnership
- Akan dilakukan rapat koordinasi
selanjutnya setelah staf US.
Embassy (Ibu Murniati)
mengirimkan lists pertanyaan untuk
di distribusikan kepada SKPD terkait
- Akan mengundang (i) Ibu Sitti Safia dari Balai Konservasi Air Tanah, (ii) Pak Pulung Arya, Peneliti Muda dari Balai bangunan hidraulik dan Geotehnik keairan, (iii) Asep Mulyana, water specialist dari IUWASH-USAID Program.
47 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
BAB III
PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
3.1 Portal Tarulh
Portal tarulh.com merupakan situs yang dikelola oleh kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang dapat diakses oleh publik sebagai bentuk laporan dan tanggungjawab kepada masyarakat.Situs tersebut menampilkan seluruh kegiatan kedeputian mulai dari rapat, kunjungan Kerja serta undangan sebagai pemateri dari pihak luar.tarulh.com juga memuat kumpulan berita seputar tata ruang dan lingkungan hidup dari berbagai media yang masuk dalam “Kliping”. Dalam menu “Produk” akan ditemukan kumpulan peraturan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan Instruksi Gubernur.
16 35
48 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
3.2 Knowledge Management km.tarulh.com adalah situs yang dikelola oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang hanya dapat diakses oleh pihak tertentu. Situs tersebut merupakan media penyimpanan materi pengetahuan (Regulasi, Paparan, Makalah dan lain-lain). Hingga saat ini materi pengetahuan yang telah terkumpul adalah sebagai berikut : Regulasi sebanyak 38, Kebijakan sebanyak 2, Panduan sebanyak 22, Laporan sebanyak 21, Buku sebanyak 16, Majalah sebanyak 3, Makalah sebanyak 21, Paparan sebanyak 688, Bahan Publikasi sebanyak 7 dan Laporan Bulanan sebanyak 38.
17 36
49 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
BAB IV KENDALA DAN SARAN
4.1 Kendala
Dalam melaksanakan tugas-tugas, Kedeputian bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup masih dihadapi beberapa kendala:
1. Belum tersedianya desain besar dan peta jalan isu-isu strategis sebagai acuan
semua pihak dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta. Hal ini berdampak
pada masih belum optimalnya koordinasi antar SKPD untuk menindaklanjuti isu
strategis tersebut yang dapat berdampak pada ketidakefisienan dan
ketidakefektifan pelaksanaan pembangunan.
2. Masih minimnya data dan informasi terkait isu strategis yang berdampak
menyulitkan dalam upaya menyusun kebijakan pembangunan DKI Jakarta.
3. Kurang memadainya perangkat kerja Kedeputian bidang TRLH (laptop, printer dan LCD Projektor).
4.2 Saran
1. Meningkatkan sinergi pelaksanaan pembangunan melalui penyusunan Desain
Besar, Peta Jalan, dan Rencana Aksi untuk setiap isu strategis.
2. Meningkatkan kualitas sistem informasi internal Pemprov. DKI Jakarta.
18 37
50 Laporan Kegiatan Bulan Juli 2018
BAB V
PENUTUP
Target utama bulan Agustus 2018 untuk Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: (i) Penyelesaian Pedoman Penyelenggaraan Perbedaan dan Perubahan Pemanfaatan Ruang/Peruntukan Tanah yang masih dalam proses penyusunan Standard Operating Procedures (SOP) dan penyempurnaan Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub); (ii) terselenggaranya Lokakarya Penyusunan Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis Komunitas bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan American Red Cross; (iii) Penyampaian Laporan Replikasi Skema Penataan RTH di seluruh Kecamatan Provinsi DKI Jakarta pada Rapim BKPRD; (iv) terselenggaranya Lokakarya Pendahuluan Penyusunan Desain Besar Penanganan Kawasan Kumuh bermitra dengan Bank Dunia dan HCC; (v) terselenggaranya berbagai Pertemuan Forum yaitu Forum Air Minum dan Air Limbah Domestik DKI Jakarta, Forum Bangunan Gedung Hijau, Forum Pengelolaan Kualitas Udara, Forum Penanganan Kawasan Kumuh, Forum Pertanian Perkotaan, Forum Ketahanan Kota, Forum Kota Layak Anak; (vi) terselenggaranya kick off meeting penyusunan Desain Besar Polusi Udara bekerjasama dengan UNICEF. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyadari bahwa dalam pelaksanaan sejumlah kegiatan pada periode bulan Juli Tahun 2018 ini masih menemui beberapa kendala yang diharapkan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya dapat dilakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan, sehingga semua kegiatan di periode tahun 2018 ini dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan optimal.
38