Upload
dwidian-khresna
View
36
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
katarak
Citation preview
KATARAK DAN GLAUKOMA
AQUEOUS HUMOR
FISIOLOGI AQUEOUS HUMOR Aqueous humor adalah cairan jernih yang dihasilkan
oleh korpus siliaris yang mengisi camera oculi posterio (COP) dan camera oculi anterior (COA).
Komposisinya serupa dengan plasma Aliran aqueous humor melibatkan :
• Anyaman trabekular• Kanalis schlemm• Saluran kolektor
ALIRAN AQUEOUS HUMORAqueous humor mengalir dari COP ke COA melalui pupil, keluar ke aliran sistemik melalui 2 rute berbeda :
Trabecular outflow
Uveoscleral outflow
DEFINISI DAN KLASIFIKASI KATARAK
DEFINISI KATARAK
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat
kedua-duanya.
• Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies,
Inggris Cataract, dan Latin Cataracta yang
berarti air terjun.
• Dalam bahasa indonesia disebut bular
penglihatan tertutup seperti air terjun akibat
lensa yang keruh.
KLASIFIKASI KATARAK BERDASARKAN USIA1. KATARAK KONGENITAL
2. KATARAK JUVENIL
3. KATARAK SENSIL
KATARAK KONGENITAL
Katarak kongenital ini sering ditemukan pada bayi
yang dilahirkan oleh ibu yang menderita penyakit
rubella, galaktosemia, diabetes, histoplasmosis,
dan penyakit lain yang menyertai katarak
kongenital (penyakit herediter).
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai
terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi
berusia kurang dari 1 tahun.
KATARAK JUVENIL
Katarak ini biasanya merupakan penyulit penyakit
sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya
seperti : katarak metabolik (katarak diabetik),
katarak trauma, katarak komplikata, dan otot
(distrofi miotonik , usia 20-30 tahun).
Katarak juvenil adalah katarak yang lembek dan
terdapat pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan
lebih dari 3 bulan.
KATARAK SENILIS
Secara klinis katarak senil dikenal dalam 4
stadium :
1. Katarak insipien
2. Katarak matur
3. Katarak matur
4. Katarak hipermatur
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang
terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50
tahun.
STADIUM KATARAK SENILIS
INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertamba
h
Nomal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata
Depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik
Mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow Test - + - Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma
KLASIFIKASI KATARAK BERDASARKAN PENYEBAB1. KATARAK DIABETIK
2. KATARAK KOMPLIKATA
3. KATARAK TRAUMATIK
4. KATARAK SEKUNDER2
3
• Katarak yang terjadi akibat
adanya penyakit diabetes
melitus.
• Pada keadaan hiperglikemia
terdapat penimbunan
sorbitol dan fruktosa di
dalam lensa.
• Katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi (ablasio retina, tumor intra okular, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata).
KATARAK DIABETIK KATARAK KOMPLIKATA
• Katarak yang terjadi akibat trauma benda
asing pada lensa atau trauma tumpul pada
bola mata.
KATARAK TRAUMATIK
• Katarak akibat terbentuknya jaringan
fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal.
• Paling cepat keadaan ini terlihat 2 hari
setelah ekstraksi katarak ekstra capsular
(EKEK).
KATARAK SEKUNDER
DEFINISI DAN KLASIFIKASIGLAUCOMA
Definisi Glaukoma•Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
•Glaukoma merupakan neuropati optik yang khas disertai terkait dengan penurunan lapang pandang akibat kerusakan papil nervus optikus.
Klasifikasi GlaukomaBerdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi:• Glaukoma primer sudut terbuka• Glaukoma primer sudut tertutup• Glaukoma Sekunder• Glaukoma Kongenital
Glaukoma primer sudut terbuka•Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
•Gambaran klinis dari glaukoma primer sudut terbuka, yaitu progresifitas gejalanya berjalan perlahan dan lambat sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya, serta gejalanya sama seperti: sakit kepala ringan tajam penglihatan tetap normal; hanya perasaan pedas atau kelilipan saja; TIO terus menerus meningkat hingga merusak saraf penglihatan.
Glaukoma primer sudut tertutup•Glaukoma primer sudut tetutup ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter.
•Gejala yang disarakan oleh pasien seperti:- Tajam penglihatan kurang (kabur mendadak)- Bilik mata depan dangkal dan pupil lebar dan tidak bereaksi terhadap sinar- Diskus optikus terlihat merah dan bengkak - TIO meningkat sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea- Melihat halo (pelangi di sekitar objek)- Nyeri hebat periorbita, pusing, bahkan mual muntah.
Glaukoma Sekunder• Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, kecelakaan atau trauma, serta pembuluh darah yang tidak normal (sering karena DM)
Glaukoma Kongenital•Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama dengan gejala klinis adanya mata berair berlebihan, peningkatan diameter kornea (buftalmos), kornea berawan karena edema epitel, terpisah atau robeknya membran descement, fotofobia, peningkatan TIO, peningkatan kedalaman kamera anterior, pencekungan diskus optikus.
KATARAK
• Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata.
• Etiologi masih belum diketahui
Faktor Resiko
Katarak
Faktor Intrinsik
Faktor Ekstrinsik
Faktor Risiko Katarak
• Usia• Kongenital• Riwayat Penyakit DM
• Faktor Pajanan Kronis• Trauma• Sinar Ultraviolet• Merokok
Intrinsik Ekstrinsik
GLAUKOMA
• Glaukoma dalah suatu kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra ocular (TIO), yang menimbulkan kerusakan saraf optikus, sehingga terjadi kelainan lapangan pandang
Faktor Risiko• Usia• Riwayat Keluarga• Kondisi Medis• Cedera Fisik• Penggunaan Kortikosteroid
PATOFISIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIS KATARAK
Anatomi Lensa• Lensa yang normal adalah
struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar• Lensa mengandung tiga
komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior
UsiaSeiring dengan pertambahan usia, lensa akan mengalami penuaan juga
Keistimewaan lensa adalah terus menerus tumbuh dan membentuk serat lensa dengan arah pertumbuhannya yang konsentris
Tidak ada sel yang mati ataupun terbuang karena lensa tertutupi oleh serat lensa. Akibatnya, serat lensa paling tua berada di pusat lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat di bawah kapsul lensa (korteks).
Dengan pertambahan usia, lensa pun bertambah berat, tebal, dan keras terutama bagian nukleus. Pengerasan nukleus lensa disebut dengan nuklear sklerosis
Usia
Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein lensa pun mengalami perubahan kimia
Fraksi protein lensa yang dahulunya larut air menjadi tidak larut air dan beragregasi membentuk protein dengan berat molekul yang besar
Hal ini menyebabkan transparansi lensa berkurang sehingga lensa tidak lagi meneruskan cahaya tetapi malah mengaburkan cahaya dan lensa menjadi tidak tembus cahaya.
Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan perubahan metabolisme lensa
Tingginya kadar gula darah menyebabkan tingginya kadar sorbitol lensa
Sorbitol ini menyebabkan peningkatan tekanan osmotik lensa sehingga lensa menjadi sangat terhidrasi dan timbul katarak
Stadium Katarak
Katarak Insipien
Katarak Intumese
n
Katarak Imatur
Katarak Matur
Katarak Hipermat
ur
Katarak Morgagni
Katarak InsipienKekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior
Katarak subkapsular posterior
Terbentuk celah antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif
Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia karena indeks refraksi lensa yang berubah
Katarak Intumesen
Lensa yang degeneratif menyerap air
Terjadi kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa
Iris terdorong sehingga bilik mata depan menjadi dangkal
TIO meningkat
Katarak Intumesen
Hidrasi korteks
Lensa mencembu
ng
Daya biar bertambah Miopisasi
Katarak Imatur
Sebagian lensa sudah keruh
Volume lensa bertambah karena tekanan osmotik jaringan degeneratif
Hambatan pada pupil
Glaukoma sekunder
Katarak Matur
Kekeruhan sudah
mengenai seluruh lensa
Katarak Hipermatur
Proses degenerasi lebih lanjut
Keras atau lembek dan mencair
Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa
Lensa mengecil
Lensa berwarna kuning dan kering
Katarak Hipermatur
Katarak Morgagni
Katarak terus berlanjut
Kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan
cair tidak dapat keluar
Korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu
Nukleus terbenam di dalam korteks
Katarak Morgagni
Silau
• Karena kekeruhan lensa sehingga cahaya yang dibiaskan mengalami perubahan indeks refraksi lensa
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
ti
TIO
TIO
Tekanan
pada saaf optik dan
retina
Kerusakan
saraf dan
retina
Apoptosis sel
ganglion
retina
Penipisan
serat dan
lapisan inti dalam retina
Akson pada optic disc
berkurang
Atrofi otot
Hilangnya
pandangan
perifer
Penglihatan berkur
ang
Indeks bias media refraksi berubah
Cahaya yg masuk dibiaskan secara dispersi
Penglihatan warna pelangi/ silau
TIO
Kompresi
struktur COA
Nyeri periobita
l
Implus lalu ditransmisik
an oleh saraf
simpatis kepusat muntah
Implus disalurkan ke saraf motorik
yaitu saraf kranial
V(Trigeminus)
RefluksMual
muntah
Gangguan aliran darah di konjungtiva/b.silierVasodila
tasi A.konjun
g anteior
dan A.siliar anteriorMat
a merah
PENATALAKSANAAN KATARAK
Medikamentosa
• Dilator pupil• Suplemen Vitamin• Pengantian Kacamata• Aldose Reductase Inhibitor
Pembedahan
• Indikasi di lakukan PembedahanIndikasi Sosial: Jika Pasien Mengeluh ganguan
pengelihatan Indikasi Medis:Bila ada komplikasi seperti glaucoma dan
uveitisIndikasi optik: jika didapati visus 3/60
1. Pengangkatan Lensa• Pembedahan Ekstra Kapsuler:
Pengangkatan lensa dengan meninggalkan kapsulnya
• Pembedahan Intra Kapsuler:
Pengangkatan lensa bersama kapsulnya
2. Fakofragmentasi dan Fakoemulsifikasi:• Teknik ekstrakapsukeler mengunkan getaran-getaran
ultrasonic untuk mengangkat lensa melalui irisan yang kecil.
3. Penggantian LensaLensa intraokuler dimasukan ke dalam kapsul lensa ke dalam mata
Terapi Pasca Tindakan Operatif
• Antibiotik• Steroid tetes mata 6 kali sehari selama 4 minggu
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
Komplikasi
GLAUKOMAKRONIS
• Penatalaksanaan yang tidak adekuat perjalanan progresif dari glaukoma yang lebih parah.
SINEKIAANTERIOR
• Terapi tertunda iris perifer melekat ke jalinan trabekular (sinekia anterior) menimbulkan sumbatan irreversibel sudut kamera anterior dan menghambat aliran aqueous humor keluar.
KATARAKGLAUKOMA
• Pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi akan terjadi gangguan permeabilitas kapsul lensa terjadi kekeruhan lensa.
KERUSAKANSARAF
OPTIKUS
• Peningkatan tekanan dalam bola mata. • Penderita glaukoma memiliki tekanan mata yang lebih dari normal, dapat mencapai 50 – 60 mmHg (akut).• Tekanan mata tinggi kerusakan saraf.
KEBUTAAN
• Kontrol tekanan intraokular yang jelek semakin rusaknya nervus optikus dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan.
Prognosis
Ad Vitam: Bonam
Ad Functionam: Dubia Ad Bonam
Ad Visam: Dubia ad Bonam
•Tanpa pengobatan kebutaan total.
•Apabila obat tetes anti glaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas prognosis akan baik.
•Apabila proses penyakit terdeteksi dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik.
•Pada glaukoma kongenital (kasus yang tidak diobati) kebutaan timbul dini.
Referensi• Ilyas,Sidarta. 2013. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia• http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-adibrofiud-6318-2-babii.pdf• http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24653/3/Chapter%20II.pdf