Upload
rukmana-munfaati
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah kebijakan pemerintah mengenai balita
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai investasi
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen
utama selain pendidikan dan pendapatan (Elfindri,2011).
Keadaan kesehatan masyarakat Indonesia masih cukup
memprihatinkan. Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
peningkatan kesehatan masyarakat adalah perbaikan gizi pada bayi dan balita.
Kesehatan bayi dan balita merupakan ukuran penting kesehatan nasional
karena variabel itu berkaitan dengan berbagai faktor, antara lain kesehatan
bayi dan balita, kondisi sosial ekonomi, dan praktik kesehatan masyarakat.
Kesehatan bayi dan balita menjadi masalah di Indonesia diantaranya
kurang gizi yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian pada bayi dan
balita di negara berkembang. Prevalensi kurang gizi di Indonesia masih
sangat tinggi, yang bisa berdampak pada penurunan kualitas Sumber Daya
Manusia. Keadaan ini berkaitan erat dengan berbagai kondisi yang
melatarbelakanginya, seperti malnutrisi, kondisi lingkungan, kondisi sosial,
ekonomi, seperti kemiskinan dan sebagainya. Laporan Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization) yang menunjukkan kesehatan masyarakat
Indonesia terendah di Asia dan peringkat ke-142 dari 170 negara. Data WHO
menyebutkan angka kejadian 8 gizi buruk dan kurang gizi pada balita 2002
masing-masing meningkat menjadi 8,3 % dan 27,5 % ,serta pada 2005 naik
lagi menjadi masing-masing 8,8 % dan 28 %. ( www.eramuslim.com).
Menurut Sub Direktorat Gizi Makro Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Departemen Kesehatan, angka kejadian (prevalensi) gizi kurang yang terjadi
1
di 53 kabupaten/kota di Indonesia masih di atas 40 % dari populasi balita
( www.eramuslim.com).
Hasil penelitian “ Early Child Development “ di Pangalengan, Jawa
Barat menunjukkan bahwa kurang gizi erat hubungannya dengan kemunduran
kecerdasan anak, dan masalah kurang gizi yang ringan. Sekalipun demikian
sudah dapat menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Berdasarkan
hal tersebut, maka tujuan dari program perbaikan gizi bukan hanya untuk
menambah berat badan atau tinggi badan anak, melainkan juga untuk
meningkatkan perkembangan kognitif anak. Jadi, tumbuh dan kembang anak
harus mendapatkan perhatian serius, agar anak-anak lebih cerdas dan
berkualitas (Depkes RI, 2006).
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kurang gizi merupakan salah
satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu untuk segera dicarikan
strategi yang tepat untuk menanganinya. Penulis merasa tertarik untuk
menganalisis strategi penanggulangan masalah gizi balita melalui kebijakan
pemerintah di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa definisi kebijakan ?
1.1.2 Bagaimana isu kesehatan balita di Indonesia?
1.1.3 Apa program pemerintah mengenai masalah kesehatan balita di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan definisi kebijakan.
1.3.2 Menjelaskan isu kesehatan balita di Indonesia.
1.3.3 Menjelaskan program pemerintah mengenai masalah kesehatan balita di
Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan
cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan
kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan
dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku
(misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan),
kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin
memperoleh hasil yang diinginkan.
Pengertian kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar
kebijakan yang bersifat luas. Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan
kebijakan adalah usaha mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan
dalam urutan tertentu. Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai
pengertian baku yaitu suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh
pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan
umum.
2.2 Issu Kesehatan Balita di Indonesia
Sebesar 17% anak Indonesia mengalami kekurangan gizi (malnutrisi)
menurut Linda Gumelar pada tahun 2014 lalu. Ini berarti jika jumlah balita
sebanyak 32 juta jiwa di Indonesia, maka sebanyak 5,440,000 anak balita
Indonesia kekurangan gizi!
Tidak heran jika kita masih mendengar kenyataan mengenai 1.034 bayi
di Aceh meninggal dunia selama tahun 2013 akibat kekurangan gizi. Lebih 45
persen bayi di Aceh meninggal karena kekurangan gizi. Lalu di Provinsi
Banten sebanyak 7,213 balita mengalami gizi buruk dan 53,680 balita
kekurangan gizi. Padahal anggaran Pemprov Banten untuk penanggulangan
gizi buruk mencapai Rp 9,7 miliar di tahun 2012. Sementara itu di
3
Kalimantan Barat ditemukan 212 kasus gizi buruk dan 7 anak meninggal
dunia karenanya. Ironis, di sebuah negeri yang melimpah sumber kekayaan
alamnya ada anak manusia yang mati karena malnutrisi. Ibarat pepatah
mengatakan “tikus mati di lumbung padi.”
Bisa kita bayangkan sebanyak 5 juta lebih anak Indonesia yang
mengalami kekurangan gizi tersebut tumbuh berkembang dalam 15 tahun
mendatang saat mereka memasuki usia produktif. Bisa jadi hanya akan
menjadi beban negara jika sejak sekarang tidak ditanggulangi secara serius.
“Seribu hari pertama kehidupan adalah periode penting bagi
pertumbuhan anak-anak, karena dari periode ini terjadi pertumbuhan fisik dan
penambahan masa otak, serta pengembangan signifikan kemampuan kognitif,
tulang, imunitas, system pencernaan, dan organ-organ metabolisme. Kualitas
pertumbuhan yang dialami pada periode ini akan mempengaruhi kesehatan
mereka di masa depan,” lanjut Martine. Ternyata, sejak 1000 hari pertama
kehidupan, bayi harus mendapatkan gizi yang baik. Seribu hari pertama
kehidupan ini selama 270 hari dalam kandungan dan 730 hari selama pasca
kelahiran. Pentingnya memerhatikan gizi bayi pada masa ini karena pada
masa tersebut adalah masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ
dan sistem tubuh pada janin sangat cepat. Oleh karena itu, sejak ibu
mengandung hendaknya mengonsumsi gizi yang baik, sehingga bisa
menyehatkan ibu dan buah hati.
Prof. Hardinsyah menekankan untuk pemenuhan gizi seimbang
terutama bagi calon ibu hamil, ibu hamil, ibu menyusui dan Balita trus
diperlukan. Terutama pada zat gizi yang masih defisiensi, seperti protein,
asam lemak esensial, zat besi, kalsium, yodium, zink, vitamin A, vitamin D,
dan asam folat..
4
2.3 Program Pemerintah
2.3.1 Indonesia Sehat
Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa
depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-
2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2010)
Sebuah negara yang sehat dan kuat sehingga dapat melindungi dan
mensejahterakan seluruh penduduknya dalam pemenuhan hak-hak Sipol (sipil
dan politik) dan juga hak-hak Ekosob (ekonomi, sosial, dan budaya). Salah
satu program unggulan yang dicanangkan yaitu Perbaikan Gizi.
Tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) disebabkan ibu hamil menderita kurang energy protein akan
berpengaruh pada gangguan fisik, mental, dan kecerdasan anak. Dan yang
meningkatkan resiko tinggi yang dilahirkan kurang zat besi dapat berdampak
pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak yang kemudian hari dapat
mengurangi IQ anak, menciptakan generasi yang secara fisik dan mental
lemah, serta rentan penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh ( Syarief,
2004 ).
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti
kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan
kecerdasan. Akibat lainya adalah terjadinya penurunan produktifitas,
menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan
resiko kesakitan dan kematian (Soekirman, 2000).
a. Program Indonesia Sehat terdiri atas :
1) Paradigma Sehat;
2) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer
5
3) Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiganya akan dilakukan dengan menerapkan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko (health risk).
Kementerian Kesehatan akan melakukan penguatan pelayanan
kesehatan untuk tahun 2015-2019. Penguatan dilakukan meliputi:
1) Kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional;
2) Terbentuknya 14 RS Rujukan Nasional; serta Terbentuknya 184 RS
Rujukan regional.
Menkes menjelaskan, Kementerian Kesehatan telah melakukan
implementasi e-catalogue pada pengadaan obat dan alat kesehatan di lingkup
Satuan Kerja Pemerintah. Hal ini telah dimulai sejak tahun 2013 untuk obat,
dan awal tahun 2014 untuk alkes. Ini merupakan wujud nyata tindak lanjut
arahan Presiden RI agar pengadaan barang/jasa di lingkup Pemerintah
dilakukan secara elektronik.
2.3.2 Pemecahan masalah gizi buruk
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan titik pangkal bagi
terciptanya lingkungan sehat. Untuk mengatasi hal tersebut, keluarga
diharapkan mampu untuk membiasakan perilaku sehat, diantaranya
mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang, mengkonsumsi garam
yodium, memberikan ASI eksklusif, mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi.
a. Strategi Depkes
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi
kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Melihat krusialnya permasalahan di Indonesia untuk ditanggulangi,
Sarihusada meluncurkan sebuah program terkait perbaikan gizi bagi
penduduk Indonesia yaitu, Nutrisi untuk Bangsa. Sarihusada sebagai
perusahaan yang sudah berdiri sejak 60 tahun lebih dengan misi
memperbaiki gizi anak bangsa, berkomitmen mendukung upaya perbaikan
6
gizi yang dilakukan oleh pemerintah melalui peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya gizi bagi ibu dan anak. Demikian kata Arif
Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada.
Pada Hari Jum’at, 20 Maret 2015, Sarihusada mengadakan diskusi
dengan event Nutritalk yang mengambil tema, “Sinergi Pengetahuan Lokal
dan Keahlian Global bagi Perbaikan Gizi Anak Bangsa.” Hadir dua
narasumber ahli gizi pada acara tersebut, yaitu Dr. Martine Alies sebagai
Direktur Developmental Physiology & Nutrition Danone Nutricia Early Life
Nutrition, Belanda dan Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, Guru Besar Tetap Ilmu Gizi
Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor. Belanda telah
mendokumentasikan perubahan pertumbuhan generasi yang positif sejak
tahun 1858, yang dicerminkan dari peningkatan rata-rata tinggi badan, dari
anak-anak, remaja, dan dewasa. Hal yang terpenting dalam proses perbaikan
pertumbuhan generasi positif ini adalah kebersihan, keluarga berencana,
peningkattan gizi dan kesehatan anak. Demikian kata Dr. Martine Alies.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan
pemerintah menjalankan misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah
paradigma kesehatan dari kuratif dan rehabilitative bergeser menjadi
preventif dan edukatif dan paradigma kesehatan juga diubah dari sentralisasi
menjadi disentralisasi, sehingga tidak terpusat oleh pemerintah pusat tetapi
diserahkan kepada masing-masing daerah karena tiap-tiap daerah mempunyai
problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat,serta menurunkan angka kematian ibu dan anak yang biasanya
terjadi ketika ibu melahirkan, oleh karena itu pemerintah meluncurkan
program jampersal dan jamkesmas yang diharapkan dapat menurunkan angka
kematian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3.2 Saran
Sebaiknya para perawat juga harus mengerti tentang kebijakan pemerintah
tentang balita. Untuk menambah wawasan perawat dalam mempersiapkan
MDGs 2015 ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan di akses pada tanggal 10 Oktober 2015
http://maphiablack.blogspot.co.id/2010/10/masalah-gizi-pada-bayi-dan-balita.html
diakses pada tanggal 10 Oktober 2015
https://joshuaig.wordpress.com/2013/05/09/kebijakan-pemerintah/ di akses pada
tanggal 11 Oktober 2015
http://www.depkes.go.id/article/view/15020400002/program-indonesia-sehat-
untuk-atasi-masalah-kesehatan.html diakses pada tanggal 11 Oktober 2015
9