77
i KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR SEBAGAI PENDUGA KUALITAS PERAIRAN PADA SUNGAI MARON DAN SUNGAI SEMPUR, SELOLIMAN, TRAWAS, MOJOKERTO SKRIPSI HENDIKA YUDYANUGRAHA FERIANTO PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto Ferianto, Hendika Yudyanugraha

KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

i

KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR SEBAGAI PENDUGA

KUALITAS PERAIRAN PADA SUNGAI MARON DAN SUNGAI

SEMPUR, SELOLIMAN, TRAWAS, MOJOKERTO

SKRIPSI

HENDIKA YUDYANUGRAHA FERIANTO

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2012

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 2: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

ii

KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR SEBAGAI PENDUGA

KUALITAS PERAIRAN PADA SUNGAI MARON DAN SUNGAI

SEMPUR, SELOLIMAN, TRAWAS, MOJOKERTO

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sains Bidang Biologi

pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

Oleh:

HENDIKA YUDYANUGRAHA FERIANTO

NIM. 080810690

Tanggal lulus:

Disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Noer Moehammadi, M.Kes.

NIP.19510331 198503 1 001

Dr. Sucipto Hariyanto, DEA

NIP.19560902 198601 1 002

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 3: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

iii

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI

Judul : KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR SEBAGAI

PENDUGA KUALITAS PERAIRAN PADA SUNGAI

MARON DAN SUNGAI SEMPUR, SELOLIMAN,

TRAWAS, MOJOKERTO

Penyusun : Hendika Yudyanugraha Ferianto

NIM : 080810690

Pembimbing I : Drs. Noer Moehammadi, M.Kes.

Pembimbing II : Dr. Sucipto Hariyanto, DEA

Tanggal Ujian : 14 Agustus 2012

Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Noer Moehammadi, M.Kes.

NIP.19510331 198503 1 001

Dr. Sucipto Hariyanto, DEA

NIP.19560902 198601 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

Dr. Alfiah Hayati NIP. 19640418 198810 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 4: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

iii

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI

Judul : KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR SEBAGAI

PENDUGA KUALITAS PERAIRAN PADA SUNGAI

MARON DAN SUNGAI SEMPUR, SELOLIMAN,

TRAWAS, MOJOKERTO

Penyusun : Hendika Yudyanugraha Ferianto

NIM : 080810690

Pembimbing I : Drs. Noer Moehammadi, M.Kes.

Pembimbing II : Dr. Sucipto Hariyanto, DEA

Tanggal Ujian : 14 Agustus 2012

Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Noer Moehammadi, M.Kes.

NIP.19510331 198503 1 001

Dr. Sucipto Hariyanto, DEA

NIP.19560902 198601 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

Dr. Alfiah Hayati NIP. 19640418 198810 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 5: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah memberikan

karunia dan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul ”Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan

Pada Sungai Maron Dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto”.

Penulisan skripsi ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada

bidang studi Biologi. Semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini

dapat bermanfaat dan semoga dapat memberikan sedikit sumbangan ilmu

pengetahuan bagi pembaca.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna sehingga

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Walaupun demikian

semoga hal-hal yang tertuang dalam tulisan ini bermanfaat.

Surabaya, Agustus 2012

Hendika Yudyanugraha Ferianto

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 6: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Noer Moehammadi, M. Kes. selaku pembimbing dan

penguji I yang telah memberikan bantuan dan sarannya dalam

pelaksanaan dan penulisan skripsi;

2. Bapak Dr. Sucipto Hariyanto, DEA. selaku pembimbing II dan penguji

II yang telah memberikan bantuan dan sarannya dalam pelaksanaan

dan penulisan skripsi;

3. Bapak Drs. Trisnadi W.L.C.P., M.Si. selaku penguji III yang telah

memberikan saran dan kritikan kepada penulis;

4. Bapak Prof. Win Darmanto, M.Si., Ph.D selaku penguji IV yang telah

memberikan saran dan kritikan kepada penulis;

5. Bapak rektor Unair beserta seluruh jajaran pimpinan Universitas,

Bapak Dekan beserta seluruh jajaran pimpinan fakultas dan seluruh

dosen khususnya di Departemen Biologi FSAINTEK Unair yang telah

membimbing dan memberikan pembelajaran yang sangat berharga

kepada penulis;

6. Ibu dan Bapak tercinta, serta kakak yang saya sayangi dan saya

banggakan, serta keluarga besar saya yang telah memberikan do’a dan

bimbingan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik;

7. Mirfat Juni Susilo Wenti yang selalu memberikan dukungan, termasuk

meminjami laptop ketika laptop saya rusak waktu mengerjakan skripsi.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 7: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

vii

8. Rekan sampling (Firdaus) yang membantu dalam pengambilan sampel

serta memberikan saran-saran terhadap pengerjaan skripsi ini.

9. Teman-teman kelas lingkungan (Astra, Ichsan, Phontas, Firdaus,

Leonard, Hening, Imas, Nimas, Irene) yang selalu siap berbagi ilmu;

10. Teman-teman angkatan 2008 yang telah memberikan dukungannya;

11. Teman-teman kosan yang selama ini sudah mau menjadi teman

berbagi;

12. Karyawan Departemen Biologi: Mas Yanto, Mbak Ari, Mbak

Yatminah, Mas Eko, Pak Warni, Pak Sukadji, Mas Catur, Mas Djoko,

Pak Sunar yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam hal

kemudahan akses alat dan bahan penelitian;

13. Seluruh pihak yang turut membantu dan mendukung penulis selama

pembelajaran di kampus ini, yang tidak dapat penulis tuliskan satu per

satu.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 8: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

viii

Hendika Yudyanugraha Ferianto, 2012. Keanekaragaman Serangga Air

Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur,

Seloliman, Trawas, Mojokerto. Skripsi Ini di bawah Bimbingan Drs. Noer

Moehammadi, M. Kes dan Dr. Sucipto Hariyanto, DEA. Departemen Biologi,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga air

dan untuk mengetahui kategori kualitas perairan sungai Maron dan sungai

Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto. Penelitian dilakukan pada 6 stasiun

dengan 3 kali pengambilan pada setiap stasiun. Di setiap sungai masing-masing

diwakili 2 stasiun. Pengambilan sampel menggunakan kick net dengan plot

sepanjang 10 meter pada tiap stasiun. Sampel yang di dapat diawetkan dengan

larutan formalin, kemudian di sortir, dan di identifikasi. Dari 6 stasiun didapatkan

7 ordo yang terdiri atas 15 famili, dan 1 famili yang tidak teridentifikasi. Jumlah

total individu 1627. Dari penghitungan indeks keanekaragaman menunjukkan

kisaran sedang, karena berada pada interval 1-3. Kategori kualitas lingkungan

perairan di sungai Maron dan sungai Sempur berdasarkan indeks keanekaragaman

serangga air dan indeks biotik, diduga bahwa kondisinya tidak tercemar sampai

tercemar sedang.

Kata kunci : keanekaragaman, serangga air, indeks biotik, sungai Maron dan

sungai Sempur

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 9: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

ix

Hendika Yudyanugraha Ferianto, 2012. Aquatic Insect Diversity for

Estimator of Water Quality in Maron and Sempur Rivers, Seloliman,

Trawas, Mojokerto. This Thesis was Guidance by Drs. Noer Moehammadi,

M. Kes and Dr. Sucipto Hariyanto, DEA. Department of Biology, Faculty of

Science and Technology, University of Airlangga

ABSTRACT

This research aims to determine the diversity of aquatic insects and to determine

the categories of water quality in Sempur and Maron rivers, Seloliman, Trawas,

Mojokerto. The study was conducted at six stations with 3 times of sampling at

each station. Each of the two stations represent both of the river and after the two

rivers converge. Sampling was used a kick net with a 10-meter plot at each

station. The samples were preserved in formalin,and then sorted, and identified.

From 6 stations found 7 orders consisting of 15 families, and 1 family can’t

identified. Total of individuals is 1627. From calculating of diversity index

showed the range of diversity is moderate, because it is on interval 1-3.

Categories of aquatic environmental quality in Maron and Sempur rivers based

on diversity index of aquatic insects and biotic index, suggest that the condition is

not being polluted to moderate polluted.

Key words : diversity, aquatic insects, biotic index, Maron and Sempur rivers

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 10: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. iii

LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI........................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ vi

ABSTRAK........................................................................................................... viii

ABSTRACT.......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.............................................................................................. . xii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. ............. xiii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3. Asumsi Penelitian.......................................................................... . 4

1.4. Tujuan Penelitian............................................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian......................................................................... . 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Serangga Air................................................................................... 5

2.2. Beberapa Contoh Ordo Serangga Air............................................. 5

2.3. Keanekaragaman............................................................................ 7

2.4. Sungai............................................................................................. 9

2.5. Sungai Maron dan Sungai Sempur............................................... 12

2.6. Pencemaran Sungai dan Bio-indikatornya................................... 14

2.7. Indeks Biotik................................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 18

3.2. Bahan dan Alat............................................................................ 18

3.3. Cara Kerja.................................................................................... 18

3.3.1. Penentuan titik sampel........................................................ 18

3.3.2. Pengambilan sampel........................................................... 19

3.3.3. Penyortiran.......................................................................... 20

3.3.4. Identifikasi.......................................................................... 20

3.4. Pengukuran Faktor Fisik Kimia................................................... 21

3.4.1. Suhu air............................................................................... 21

3.4.2. Pengukuran pH....................................................................21

3.4.3. Pengukuran kecepatan arus................................................. 21

3.4.3. Pengukuran lebar dan kedalaman sungai........................... 22

3.5. Analisis Data................................................................................ 22

3.5.1. Penghitungan indeks keanekaragaman............................... 22

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 11: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

xi

3.5.2. Analisis kualitas air secara biologi..................................... 23

3.5.3. Penghitungan tingkat kesamaan kounitas antar stasiun...... 26

3.5.4. Penghitungan tingkat kesamaan habitat.............................. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keanekaragaman Serangga Air Pada Sungai Maron dan Sungai

Sempur .......................................................................................... 28

4.2. Indeks Biotik................................................................................ 32

4.3. Indeks Kesamaan Kounitas Antar Stasiun................................... 38

4.4. Faktor Fisik Kimia........................................................................40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 45

5.2. Saran............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 46

LAMPIRAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 12: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

3.1 Nilai skoring indeks biotik dengan metode

BMSP-ASPT………………………....................

24

3.2 Makroinvertebrata indikator untuk menilai

kualitas air……………………….........................

24

4.1 Daftar organisme yang ditemukan pada sungai

Maron dan Sempur………………………............

28

4.2 Hasil penghitungan indeks keanekaragaman

(indeks Shanon Wiener)..........………..................

31

4.3 Nilai skoring indeks biotik dengan metode

BMWP-ASPT………………………....................

33

4.4 Kelompok organisme untuk menilai kualitas

air……………………….......................................

34

4.5 Hasil penghitungan nilai indeks biotik BMWP-

ASPT …………................................................

34

4.6 Hasil penghitungan indeks kesamaan komunitas

serangga air antar stasiun pada sungai Maron dan

Sempur (indeks Sorensen)……………….............

38

4.7 Data faktor fisik kimia pada sungai Maron dan

Sempur ………………….....................................

41

4.8 Hasil penghitungan indeks kesamaan habitat

antar stasiun pada sungai Maron dan Sempur

(indeks Canberra)............................................

43

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 13: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul gambar Halaman

2.1 Lokasi sungai Maron dan sungai Sempur,

Seloliman, Trawas, Mojokerto.......................

13

3.1

Peta lokasi stasiun pengambilan sampel........

19

4.1 Dendogram pengelompokan kesamaan

komunitas serangga air antar stasiun pada

sungai maron dan sempur…………………..

39

4.2 Dendogram kesamaan habitat berdasarkan

faktor fisik kimia dari keseluruhan stasiun

pada sungai Maron dan Sempur…………….

44

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 14: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1. Ringkasan

2. Gambar alat dan bahan yang digunakan

3. Foto lokasi pengambilan sampel

4. Gambar contoh hewan seperti yang ditemukan pada sungai Maron

dan Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

5. Hasil penghitungan nilai indeks biotik BMWP-ASPT

6. Daftar organisme yang ditemukan pada tiap pengambilan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 15: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Serangga merupakan salah satu kelompok hewan yang mempunyai tingkat

keanekaragaman tinggi. Lebih dari 72% anggota kerajaan hewan termasuk dalam

kelompok serangga. Serangga dapat dijumpai di mana saja, darat, air, maupun

udara. Berdasarkan sumber makanannya serangga terdiri atas berbagai jenis, ada

yang hidupnya dengan memakan tumbuhan, menghisap sari-sari madu, memakan

kotoran hewan, bahkan ada yang menghisap darah manusia (Putra, 1994).

Dari sekitar 72% total kelompok serangga tersebut, kurang lebih 10%

menempati habitat perairan yang terbagi ke dalam 10 ordo yaitu Ephemeroptera,

Odonata, Plecoptera, Trichoptera, Coleoptera, Lepidoptera, Hemiptera, Diptera,

Megaloptera, dan Neuroptera. Mereka hidup sebagai herbivor, karnivor, dan

detretivor. Serangga akuatik dan komponen biota akuatik lainnya dapat digunakan

sebagai indikator untuk menilai tingkat cemaran (Sudaryanti, dkk., 2001).

Penelitian biota air dengan makroinvertebrata, misalnya larva insekta,

memiliki banyak manfaat, antara lain untuk mengetahui adanya perubahan

lingkungan akibat kegiatan manusia (antropogenik). Makroinvertebrata

merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan akuatik paling sempurna.

Hewan ini hidup di dalam sedimen atau substrat dasar sungai, dengan pola

migrasi terbatas dan cenderung menetap (Mahajoeno, dkk., 2001).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 16: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

2

Komunitas larva insekta yang masih dalam keadaan baik umumnya

terdapat di sungai-sungai kecil yang masih alami. Komunitas ini mempunyai

kekayaan dan keanekaragaman taksa yang tinggi. Pengukuran kekayaan taksa

dapat dilakukan dengan menghitung seluruh spesies yang ada (Gooderham, 1998

dalam Mahajoeno, dkk., 2001).

Baik buruknya kondisi perairan dipengaruhi oleh kegiatan di sekitarnya.

Seringkali kegiatan yang ada dapat menurunkan kualitas air yang pada akhirnya

akan mengganggu kehidupan biota air. Banyak cara yang digunakan untuk

memantau kualitas air, baik secara kimia, fisika, atau biologis (Wardhana, 1999).

Hasil pengukuran kualitas air secara kimia dan fisika bersifat terbatas dan

kurang memungkinkan untuk memantau seluruh perubahan variabel yang

berkaitan dengan kehidupan akuatik dan kondisi ekologi. Selain itu cara tersebut

memerlukan banyak bahan kimia dan peralatan serta tenaga yang sangat terlatih

sehingga penerapannya menjadi tidak praktis dan mahal, apalagi hasil yang

didapat sering berbeda jika metode yang digunakan juga berbeda (Wardhana,

1999).

Untuk mengatasi ketidakpraktisan pengukuran kualitas air secara kimia

dan fisika, dapat digunakan biota air sebagai penentu kualitas air. Cara biologis

penentuan kualitas air dalam bentuk indeks telah dikembangkan dan banyak

digunakan di berbagai negara maju. Selain praktis, penentuan kualitas air dengan

metode indeks biotik mudah dikerjakan dan tidak memerlukan tingkat

keterampilan yang tinggi (Wardhana, 1999).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 17: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

3

Sungai Maron dan sungai Sempur merupakan sungai yang terdapat di desa

Seloliman, kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto. Daerah aliran sungai ini

melewati area persawahan dan juga pemukiman. Sungai Sempur cenderung

digunakan untuk mengairi area persawahan yang berada di sekitarnya, sedangkan

untuk sungai Maron memiliki fungsi sebagai sumber tenaga bagi Pembangkit

Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Seloliman. Kedua sungai tersebut memiliki

sumber yang berbeda.

Adanya aktivitas langsung manusia di sungai Maron dan Sempur, serta

adanya buangaan limbah dari pemukiman dan area persawahan dapat

menyebabkan terganggunya keanekaragaman serangga air pada kedua sungai

tersebut. Selain itu limbah dari pemukiman dan area persawahan juga dapat

menyebabkan menurunnya kualitas perairan di sungai Maron dan Sempur.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keanekaragaman serangga air pada sungai Maron dan sungai

Sempur, desa Seloliman, kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto?

2. Bagaimana kategori kualitas lingkungan perairan sungai Maron dan sungai

Sempur, desa Seloliman, kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto

berdasarkan indeks keanekaragaman serangga air dan juga indeks biotik?

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 18: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

4

1.3. Asumsi Penelitian

Pada penelitian ini di asumsikan keadaan dari sungai Maron dan sungai

Sempur mendapat pengaruh dari aktivitas manusia secara langsung dan juga

pengaruh dari lingkungan sekitarnya.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui keanekaragaman serangga air pada sungai Maron dan sungai

Sempur, desa Seloliman, kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto.

2. Mengetahui kategori kualitas lingkungan perairan sungai Maron dan

sungai Sempur, desa Seloliman, kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto

berdasarkan indeks keanekaragaman serangga air dan juga indeks biotik.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai data tambahan mengenai

keanekaragaman serangga air dan untuk memberikan informasi mengenai tingkat

kualitas perairan pada sungai Maron dan Sempur di desa Seloliman, kecamatan

Trawas, kabupaten Mojokerto.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 19: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Serangga Air

Serangga air merupakan jenis serangga yang sebagian atau keseluruhan

fase hidupnya berada di dalam air. Biasanya habitat dari fase nimfanya berbeda

dengan fase imago, yaitu nimfanya biasanya hidup di air. Pada naiads terdapat alat

bernapas semacam insang dan habitatnya di air, sedangkan pada fase imago

habitatnya di darat atau udara dan alat pernapasannya menggunakan trakea

(Natawigena, 1989).

Beberapa ordo yang masuk ke dalam kelompok serangga air antara lain

Ephemeroptera, Odonata, Plecoptera, Trichoptera, Coleoptera, Lepidoptera,

Hemiptera, Diptera, Megaloptera, dan Neuroptera. Mereka hidup sebagai

herbivor, karnivor, dan detretivor. Serangga akuatik dan komponen biota akuatik

lainnya dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat cemaran

(Sudaryanti, dkk., 2001).

2.2. Beberapa Contoh Ordo Serangga Air

Coleoptera (water beetles) baik tahap larva maupun dewasa kebanyakan

bersifat akuatik dan hidup di bawah permukaan air. Pada tahap akhir larva, insekta

ini umumnya berpindah ke daratan membentuk pupa, lalu kembali lagi ke air

untuk berubah menjadi tahap dewasa penuh. Coleoptera akuatik memiliki

kebiasaan makan yang beragam, kebanyakan merupakan predator, baik larva

ataupun dewasa (Ward, 1992).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 20: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

6

Trichoptera (caddisflies) merupakan insekta holometabola dengan larva

dan pupa berada di air, sedangkan dewasa berada di darat (teresterial). Ditemukan

sangat beragam di habitat dingin yang mengalir. Trichoptera berarti “sayap

rambut”, yang disamakan dengan rambut seperti setae yang menutupi sayap pada

saat dewasa (Ward, 1992).

Lepidoptera akuatik merupakan insekta darat utama yang bersifat

fitofagus. Kebanyakan larva spesies ini memakan jaringan tumbuhan tingkat

tinggi, pemakan daun atau membuat lubang di dalam batang dan akar (Ward,

1992).

Ephemeroptera (mayflies) merupakan insekta hemimetabola, nimfa hidup

akuatik, sedangkan hewan dewasa hidup di kolam atau aliran air dan di udara.

Larva umumnya bersifat herbivora, memakan detritus atau alga. Beberapa spesies

bersifat “filter feeders” (kolektor) atau karnivora. Ordo ini sangat unik karena

memiliki dua tahap pembentukan sayap. Sayap awal muncul pada tahap sub

imago (tahap akhir larva) dan seringkali tanpa pematangan seksual (Ward, 1992).

Odonata (dragonflies) merupakan insekta hemimetabola. Larva hidup di

air dan perilakunya sangat berbeda dengan hewan dewasa. Bentuk dewasa terbang

dan terlihat jelas, seringkali dengan warna-warna terang, dan lebih aktif

dibandingkan kebanyakan insekta air yang hidup di darat (teresterial). Kondisi ini

sebenarnya dipengaruhi banyak hal diantaranya keadaan air, besar kecilnya arus

air dan faktor-faktor ekologi lain (Ward, 1992).

Plecoptera (stoneflies) merupakan insekta hemimetabola, larva hidup

akuatik dan hewan dewasa hidup di darat. Larva ordo ini dicirikan hidup pada air

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 21: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

7

dingin yang mengalir. Kebanyakan larvanya bersifat herbivora terutama memakan

detritus dari tanaman, beberapa kelompok ada yang bersifat karnivora, tetapi pada

tahap larva awal dari semua spesies pemakan detritus (Ward, 1992).

2.3. Keanekaragaman

Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah

variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis, dan ekosistem yang

yang di suatu lingkungan tertentu. Kenekaragaman hayati disebabkan oleh dua

faktor, yaitu faktor genetik (keturunan) dan faktor lingkungan. Keanekaragaman

hayati yang ada di bumi kita ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama,

sehingga melahirkan bermacam-macam makhluk hidup.Keanekaragaman hayati

dapat dikelompokkan atas keanekaraman tingkat gen, keanekaragaman tingkat

jenis, dan keanekaragaman tingkat ekosistem (Novitasari L., dkk., 2009).

A. Keanekaragaman Tingkat Gen

Gen adalah pembawa sifat makhluk hidup. Variasi genetif

merupakan komposisi genetif antara individu dengan jenis yang sama.

Keanekaragaman gen dalam satu jenis dapat memunculkan varietas.

Keanekaragaman genetif memungkinkan individu atau jenis makhluk

hidup yang beranekaragaman tersebet dapat beradaptasi terhadp kondisi

yang berbeda dan terhadap perubahan lingkungan (Novitasari L., dkk.,

2009).

B. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies)

Keanekaragaman jeins (spesies) adalah berbagai jenis hewan dan

tumbuhan yang ada dam mudah dikenali karena perbedaan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 22: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

8

penampakannya. Keanekaragaman jenis menunjukkan adanya jumlah dan

variasi jenis organisme yang ada. Keanekaragaman spesies mencakup

jenis-jenis hewan, tumbuhan, hewan, serta mikroorganisme yang ada di

suatu wilayah. Contoh : burung, kucing, sing, kuda, macan, bebek, anjing

dan sebagainya (Novitasari L., dkk., 2009).

C. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem mengambrakan jenis-jenis populasi

organisme yang ada dalam suatu wilayah tertentu. Interaksi antara

keanekaragaman hayati dengan lingkungannya (interaksi antara komponen

abiotik dan biotik) membentuk keanekaragaman ekosistem. Misalnya :

Pada ekosistem gurun dan danau, terdapat perbedaan komposisis jenis

populasi yang ada serta faktor lingkungan yang berbeda (Novitasari L.,

dkk., 2009).

Keanekaragama tingkat ekosistem dapat diukur dengan menggunakan

indeks keanekaragaman. Indeks keanekaragaman menggambarkan perbandingan

jumlah individu dalam suatu komunitas. Komunitas adalah kumpulan populasi

yang hidup pada suatu lingkungan tertentu atau habitat fisik tertentu yang saling

berinteraksi dan secara bersama membentuk tingkat trofik. Didalam komunitas,

jenis organisme yang dominan akan mengendalikan komunitas tersebut, sehingga

jika jenis organisme yang dominan tersebut hilang akan menimbulkan perubahan-

perubahan penting dalam komunitas, bukan hanya komunitas biotiknya akan

tetapi juga dalam lingkungan fisik. Komunitas di dalam lingkungan yang stabil

mempunyai nilai keanekaragaman yang tinggi daripada komunitas-komunitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 23: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

9

yang dipengaruhi oleh gangguan musiman atau periodik oleh manusia dan alam

(Odum, 1994). Indeks keanekaragaman yang digunakan untuk menghitung

keanekaragaman serangga air adalah indeks keanekaragaman Shannon-Winner

(Brower, et al., 1998).

2.4. Sungai

Sungai merupakan ekosistem akuatik yang mengalir dari dataran tinggi ke

dataran rendah. Walaupun sungai menempati daerah yang relatif kecil

dibandingkan dengan habitat laut dan daratan, namun mempunysai arti yang

sangat besar dalam kehidupan manusia (Odum, 1994).

Habitat air tawar berdasarkan gerakan aliran airnya dapat digolongkan

dalam habitat air mengalir atau disebut juga habitat lotik, misalnya sungai dan

habitat air tergenang atau disebut juga habitat lentik, misalnya danau, rawa, kolam

(Odum, 1994).

Habitat lotik ialah sistem saluran yang di bentuk alam untuk mengalirkan

air dan membawa hasil erosi dari tanah tinggi ke daerah lebih rendah. Antara

habitat lotik dan lentik tersebut mempunyai perbedaan yang jelas, yaitu pada

habitat lotik (1) arus adalah faktor pembatas dan faktor pengendali utama, (2)

tekanan oksigen lebih merata di habitat lotik, sedang stratifikasi panas dan

kimiawi terdapat pada habitat lentik, dan tidak ditemukan pada habitat lotik

(Odum, 1994).

Faktor lingkungan yang berpengaruh pada ekosistem sungai cukup

banyak, dan satu faktor tidak berdiri sendiri tetapi saling berkait satu sama lain,

faktor tersebut antara lain :

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 24: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

10

A. Temperatur

Temperatur atau suhu merupakan suatu faktor pembatas penting di

ekosistem perairan tawar kerena jasad-jasad akuatik sering kali kurang dapat

menoleransi perubahan-perubahan suhu (bersifat stenothermal). Akibat adanya

pencemaran panas yang ringanpun akan dapat berakibat luas. Juga perubahan-

perubahan suhu menghasilkan sirkulasi dan stratifikasi suhu yang khas yang

sangat berpengaruh terhdap kehidupan akuatik (Soegianto, 2010).

Pada habitat lotik (sungai), fenomena temperatur sangat berbeda jauh

dengan habitat lentik. Ciri utama keadaan temperatur pada habitat lotik (sungai)

ialah :

1. Pada kedalaman yang berbeda kecenderungan kondisi temperaturnya

seragam.

2. Kecenderungan untuk mengikuti temperatur udara. Kecenderungan ini

lebih menonjol pada sungai yang berukuran kecil.

3. Stratifikasi panas biasanya tidak ada (Welch, 1992).

B. Kandungan Oksigen Terlarut/Dissolved Oxygen (DO)

Sumber utama oksigen terlarut di perairan adalah (1) langsung dari

atmosfer dan (2) dari hasil fotosintesis tumbuhan. Penyerapan oksigen secara

langsung dari udara dapat melewati dua cara yaitu (1) difusi langsung permukaan

air dan (2) melalui berbagai bentuk agitasi air-udara, seperti gerakan gelombang

atau arus, air terjun dan gerakan memutar oleh air karena adanya penghalang

(Welch 1992).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 25: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

11

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas oksigen terlarut pada

sungai adalah karakter aliran sungai, temperatur, oksigen yang dilepas oleh

tumbuhan sebagai hasil fotosintesis, oksigen yang digunakan untuk respirasi dan

oksigen yang digunakan dalam proses dekomposisi materi organik (Welch 1992).

Berlawanan dengan lingkungan air di laut, kadar oksigen (O2) dan karbon

dioksida (CO2) sering merupakan faktor pembatas dalam lingkungan hidup

perairan tawar. Hal ini disebabkan karena lingkungan hidup perairan tawar

merupakan media yang mudah dan murah untuk sistem pembuangan limbah. Bila

terjadi penurunan kadar oksigen (oxygen sag) dalam perairan sebagai akibat

adanya pencemaran, maka pada zona (tempat) dekomposisi bahan organik

maksimum tidak ditemukan adanya ikan, yang dapat bertahan hidup adalah

organisme yang mampu mengambil oksigen dari udara seperti larva nyamuk

Culex atau larva Chironomous (Diptera) (Soegianto, 2010).

C. Derajat Keasaman (pH)

Kondisi pH meliputi (1) kuantitas atau total asam yang terdapat di

lingkungan, dan (2) intensitas atau konsentrasi ion hidrogen. Derajat keasaman

atau pH pada ekosistem lotik tidak berbeda jauh dengan ekosistem lentik, dalam

hal ini aruslah yang berperan dalam menjaga agar pH tetap seragam sepanjang

alirannya (Welch 1992).

Air yang masih segar dari pegunungan biasanya mempunyai pH yang

lebih tinggi. Makin lama pH air akan menurun menuju suasana asam. Hal ini

disababkan pertambahan bahan-bahan organik yang kemudian membebaskan

CO2. (Sastrawijaya, 2009).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 26: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

12

D. Arus

Arus merupakan faktor pembatas penting, karena berperan dalam

penyebaran gas-gas vital, garam-garam dan jasad-jasad hidup. Arus juga

mengakibatkan perbedaan antara perairan menggenang (lentik) dengan sungai

(lotik), dan menyebabkan perbedaan fisik-kimia serta biologis antara berbagai

bagian sungai (Soegianto, 2010). Lebar dan kedalaman sungai berpengaruh

terhadap karakteristik fisik (termasuk kecepatan arus), kimia dan biologi sungai.

Sungai yang dalam dan lebar memiliki kecepatan aliran yang lebih besar (Rahayu

et al., 2009).

2.5. Sungai Maron dan Sungai Sempur

Berdasarkan dari survei langsung dan informasi dari warga sekitar sungai

Maron dan sungai Sempur merupakan 2 sungai yang berada di desa Seloliman,

kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto. Sungai Maron merupakan sungai yang

cukup besar dengan arus yang deras. Memiliki lebar kurang lebih 3,5 m. Sungai

ini memiliki sumber yang berasal dari berbagai tempat, dan salah satu sumbernya

berjarak sekitar 1 Km dari PPLH Seloliman, namun sumber ini berukuran kecil.

Sungai ini mengalir terus sampai ke area persawahan. Sungai ini juga di pakai

untuk irigasi pada lahan pertanian yang berada di bawah sungai tersebut. Fungsi

penting dari sungai ini adalah sebagai sumber tenaga dari Pembangkit Listrik

Tenaga Mikrohidro (PLTM) Seloliman yang letaknya berada pada ujung sungai

tersebut.

Sungai Sempur merupakan sungai yang berada di kawasan PPLH

Seloliman. Sungai ini berukuran kecil dan arusnya tidak terlalu deras. Sungai ini

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 27: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

13

melewati PPLH Seloliman yang kemudian turun ke area persawahan, selanjutnya

aliran airnya menuju ke dusun Sempur. Setelah melewati dusun Sempur sungai ini

menuju ke area persawahan, namun semakin lama aliran sungai ini semakin kecil,

bahkan bisa dikatakan semakin menghilang. Hal ini karena sungai ini berfungsi

mengairi area persawahan yang dilewatinya, sehingga menyebabkan debit air

berkurang. Sungai ini alirannya seakan-akan menghilang di tengah area

persawahan, sebenarnya aliran airnya masih ada namun hanya tinggal aliran yang

kecil. Pada bagian hulu dari sungai ini menyatu dengan sungai Maron. Tempat

menyatunya berada di dekat PLTM Seloliman. Peta lokasi sungai Maron dan

sungai Sempur dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Lokasi sungai Maron dan sungai Sempur, Seloliman, Trawas,

Mojokerto (sumber : Google Maps, 2007 dengan modifikasi)

Sungai Sempur

Sungai Maron

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 28: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

14

2.6. Pencemaran Sungai dan Bio-Indikatornya

Pencemaran air menurut undang-undang lingkungan hidup adalah

masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen

lain ke dalam air sehingga mengakibatkan berubahnya tatanan air oleh kegiatan

manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan airnya kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai

dengan peruntukannya (Anonimus, 1988).

Pencemaran sungai dapat berasal dari (1) industri, terutama industri kimia

yang mengeluarkan limbah organik atau senyawa toksik bagi biota, (2) buangan

rumah tangga (domestic pollution) berupa sampah organik dan anorganik, (3)

erosi tanah di daerah pertanian dan pertambangan (Odum, 1994). Sumber

pencemaran tersebut dapat pula diklasifikasikan ke dalam (1) sumber tetap atau

berasal dari lokasi yang dapat diidentifikasi (point source), dan (2) sumber tidak

tetap (non point source) (Soegianto, 2010).

Kualitas kehidupan di dalam air sangat dipengaruhi oleh kualitas perairan

itu sendiri sebagai media hidup organisme air. Makin buruk kualitas perairan,

makin buruk pula kehidupan di dalam perairan tersebut. Ini berarti bahwa

komunitas organisme yang hidup di perairan jernih berbeda dengan yang hidup di

perairan tercemar. Berdasarkan pada kenyataan inilah kemudian dapat dilakukan

pendugaan tingkat pencemaran perairan melalui pendekatan biologis (Soegianto

2004).

Saat ini parameter pencemaran masih bertumpu pada parameter fisika-

kimia air, sedangkan penggunaan parameter biologi dalam penentuan kualitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 29: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

15

perairan belum banyak digunakan. Hal ini amat berbeda dengan apa yang telah

dilakukan di Eropa dan Amerika, yang telah memasukkan parameter biologi

sebagai standart penentuan kualitas air (Trihadiningrum 1995).

Penggunaan parameter biologi dalam pemantauan kualitas air, sebenarnya

lebih murah dibanding penggunaan parameter fisika dan kimia, tetapi sangat

representatif karena dapat mendeteksi perubahan ekologis terutama perubahan

kualitas air dan bermanfaat untuk kepentingan konservasi sumber daya hayati

(Widayani 2002 dalam Ningsih, 2004).

Jenis-jenis biota bentik yang sering digunakan untuk memantau perubahan

kualitas lingkungan perairan tawar antara lain adalah larva-larva dari

Ephemeroptera (lalat sehari), Plecoptera (lalat batu), Trichoptera (pita-pita),

Odonata (kini-kini), Hemiptera (kepik), Coleoptera (kumbang), dan Diptera (lalat

dan nyamuk). Larva tersebut hidup di lingkungan perairan dengan kisaran yang

luas dari tidak tercemar sampai tercemar berat (Wardhana, 2006).

Sebagai indikator cemaran organik kelompok avertebrata bentik, terutama

yang berukuran makroskopis juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan

dengan biota akuatik lainnya. Kelompok ini relatif hidup menetap dalam waktu

yang cukup lama pada berbagai kondisi perairan. Beberapa jenis diantaranya

dapat memberikan tanggapan terhadap perubahan kualitas air sehingga dapat

member petunjuk terjadinya pencemaran (Wardhana, 2006).

Keberadaan biota bentik tentunya sangat dipengaruhi oleh faktor perairan

terutama fisika, kimia, dan biologi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi

sebaran dan kepadatan. Waktu yang berkaitan dengan musim juga turut

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 30: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

16

berpengaruh terhadap keberadaan biota tersebut, hal ini terutama jika dikaitkan

dengan siklus hidupnya. Seluruh faktor-faktor tersebut di atas dapat menjadi

faktor pembatas dalam penggunaan biota avertebrata bentik sebagai bioindikator

(Wardhana, 2006).

2.7. Indeks Biotik

Pada dasarnya indeks biotik merupakan nilai dalam bentuk skoring yang

dibuat atas dasar tingkat toleransi organisme atau kelompok organisme terhadap

cemaran. Indeks tersebut juga memperhitungkan keragaman organisme dengan

mempertimbangkan kelompok-kelompok tertentu dalam kaitannya dengan tingkat

pencemaran (Trihadiningrum & Tjondronegoro, 1998 dalam Wardhana, 1999).

Nilai indeks dari suatu lokasi dapat diketahui dengan menghitung nilai skoring

dari semua kelompok hewan yang ada dalam sampel.

Seperti yang telah dikemukakan, indeks biotik telah dikembangkan di

negara maju terutama di Eropa (Atkin & Birch, 1991 dalam Wardhana, 1999).

Salah satu metoda adalah Biological Monitoring Working Party-Average Score

Per Taxon (BMWP-ASPT) yang dikembangkan di Inggris (Trihadiningrum &

Tjondronegoro, 1998 dalam Wardhana, 1999). Sistem tersebut mengelompokkan

atau membagi biota bentik menjadi 10 tingkatan berdasarkan kemampuannya

dalam merespon cemaran di habitatnya.

Di Indonesia pemakaian indeks biotik untuk menilai kualitas air masih

sangat terbatas. (Trihadiningrum & Tjondronegoro, 1998 dalam Wardhana, 1999)

telah berhasil menyusun klasifikasi makroinvertebrata berdasarkan beban

cemaran. Pengelompokkan biota didasarkan atas kelimpahan jenis tertinggi yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 31: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

17

dijumpai pada tingkat kualitas air tertentu. Atas dasar tersebut kualitas air sungai

dapat dibagi menjadi 6 kelas tingkat cemaran.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 32: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sungai Maron dan sungai Sempur yang berada

di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto sebagai tempat

pengambilan sampel dan Laboratorium Ekologi Departemen Biologi Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat sortasi, identifikasi,

dan analisis data. Sedangkan waktu penelitian ini adalah bulan Februari sampai

dengan Mei 2012.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, sampel serangga

air, larutan formalin 40 %. Sedangkan peralatan yang akan digunakan antara lain,

kick net, pinset, sikat gigi bekas, sprayer, cawan petri, nampan, kamera, lup, GPS,

termometer, pH meter, pelampung, stopwatch, meteran, kantong plastik, alat tulis.

Gambar bahan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 2.

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Penentuan titik sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada dua lokasi sungai, yaitu sungai

Maron dan sungai Sempur. Pada kedua lokasi sungai tersebut, masing-masing

terdapat 2 stasiun, dan 2 stasiun lagi berada pada aliran sungai setelah pertemuan

kedua sungai Maron dan Sempur. Lokasi stasiun pengambilan sampel dapat

dilihat pada gambar 3.1. Stasiun I dan II mewakili sungai Sempur, Stasiun III dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 33: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

19

IV mewakili sungai Maron, sedangkan stasiun V dan VI setelah sungai Maron dan

Sempur menyatu. Foto lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran 3.

Gambar 3.1 Peta lokasi stasiun pengambilan sampel. Keterangan : I = Stasiun I, II

= Stasiun II, III = Stasiun III, IV = Stasiun IV, V= Stasiun V, VI = Stasiun VI

(sumber : Google Maps, 2007 dengan modifikasi)

3.3.2. Pengambilan sampel

Sampel yang di ambil adalah semua jenis serangga air, mulai dari fase

larva, nimfa/naiads, sampai dengan fase imago yang berada pada substrat atau

dasar sungai. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali yang di ambil dari 6

stasiun. Pengambilan pada stasiun yang sama dilakukan pada hari yang berbeda.

Pada tiap stasiun digunakan plot sepanjang 10 meter, sedangkan lebar plot

menyesuaikan dengan lebar masing-masing sungai. Alat yang digunakan untuk

VI

V

IV

III I

II

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 34: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

20

menangkap serangga air yang berada pada substrat adalah kick net, sedangkan

yang menempel pada bebatuan alat yang digunakan adalah sikat gigi bekas dan

sprayer. Sampel yang diambil pada substrat di seluruh bagian sungai yang masuk

pada plot (pinggir dan tengah sungai). Semua sampel serangga air yang berada

dalam substrat dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi formalin 4%

untuk mengawetkan, dan setiap kantong di beri label yang bertuliskan nama

stasiun, dan tanggal pengambilan. Seluruh sampel tersebut kemudian di bawa ke

Laboratorium Ekologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga untuk

dilakukan penyortiran, identifikasi, dan analisis data.

3.3.3. Penyortiran

Sampel yang telah didapat kemudian di sortir. Hal ini bertujuan untuk

memisahkan antara makroinvertebrata dengan substrat atau sampah yang ikut

terambil ketika sampling. Setelah dipisahkan kemudian dilakukan pemilahan

antara sampel serangga air dengan makroinvertebrata lain. Setelah selesai

dilakukan pemilahan, sampel serangga air dimasukkan ke dalam botol, yang telah

diberi formalin 4% untuk selanjutnya siap di identifikasi. (Ningsih, 2004).

3.3.4. Identifikasi

Sampel di identifikasi dengan menggunakan buku petunjuk identifikasi,

selanjutnya sampel yang sejenis dimasukkan ke dalam satu wadah untuk

memudahkan penghitungan jumlahnya. Identifikasi dilakukan sampai tingkat

famili.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 35: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

21

Buku yang digunakan untuk identifikasi antara lain (Borror, et al., 1992),

(Department of Biological Sciences University of Alberta, Tanpa tahun),

(Subyanto, dkk, 1991).

3.4. Pengukuran Faktor Fisik Kimia

3.4.1. Suhu air

Suhu diukur menggunakan termometer air raksa. Cara pengukurannya

yaitu dengan mencelupkan termometer ke dalam air selama 1 menit. Dalam

pengukuran suhu dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali (Ningsih, 2004).

3.4.2. Pengukuran pH

Derajat keasaman atau pH diukur menggunakan kertas indikator pH.

Caranya dengan mencelupkan kertas ke dalam air selama 1 menit, lalu di

cocokkan dengan indikator pH. Pengukuran pH dilakukan pengulangan sebanyak

3 kali (Ningsih, 2004).

3.4.3. Pengukuran kecepatan arus

Kecepatan arus diukur menggunakan pelampung yang telah di kalibrasi

dengan memasukkann air dan substrat ke dalamnya. Pengukuran dilakukan

dengan menggunakan jalur sepanjang 10 meter. Pelampung dimasukkan ke air,

lalu dilihat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 10 meter menggunakan

stopwatch.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 36: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

22

3.4.4. Pengukuran lebar dan kedalaman sungai

Pengukuran lebar dan kedalaman sungai menggunakan meteran.

Pengukuran ini dilakukan pada titik awal pengambilan sampel sampai titik akhir

pengambilan sampel pada tiap stasiun.

3.5. Analisis Data

3.5.1. Penghitungan indeks keanekaragaman

Keanekaragaman serangga air dihitung dengan Indeks Keanekaragaman

Jenis dari Shannon Wiener (Brower, et al., 1998). Indeks ini digunakan untuk

menentukan berapa besar tingkat keanekaragaman serangga air pada sungai

Maron dan Sempur. Selanjutnya hasil dari penghitungan indeks ini dapat

digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama.

Keterangan : H = indeks keanekaragaman

ni = jumlah individu masing-masing spesies

N = jumlah total individu semua spesies

Bila Indeks Keanekaragaman lebih dari 3 berarti tingkat keanekaragaman

tinggi, jika antara 1-3 tingkat keanekaragamn sedang, dan apabila kurang dari 1

tingkat keanekaragaman rendah.

Nilai indeks yang di dapat dari hasil penghitungan juga dapat digunakan

untuk menentukan tingkat pencemaran menurut kriteria Lee, Wang, Kuo (1978) :

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 37: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

23

1. Tidak tercemar, apabila indeks keanekaragaman lebih besar dari 2

2. Tercemar ringan, apabila indeks keanekaragaman antara 1,6–2,0

3. Tercemar sedang, apabila indeks keanekaragaman antara 1,0–1,5

4. Tercemar berat, apabila indeks keanekaragaman lebih kecil dari 1,0

3.5.2. Analisis kualitas air secara biologi

Penentuan kualitas air dengan menggunakan indikator biologi mengacu

pada metode Biological Monitoring Working Party-Average Score Per Taxon

(BMWP-ASPT) (Armitage, et al., 1983 dalam Wardhana, 1999). Hasil dari

penghitungan indeks ini dapat digunakan untuk menduga kualitas air pada sungai

Maron dan Sempur. Baik buruknya kualitas air dapat dilihat dari besarnya variasi

keanekaragaman serangga air pada masing-masing sungai tersebut.

Serangga air yang telah di identifikasi di kelompokkan ke dalam ordo dan

di cocokkan dengan tabel skor BMWP-ASPT (Tabel 3.1). Selanjutnya dicocokkan

dengan tabel nilai skoring indeks biotik untuk menilai kualitas air menurut

(Trihadiningrum & Tjondronegoro, 1998 dalam Wardhana, 1999) (Tabel 3.2).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 38: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

24

Tabel 3.1. Nilai skoring indeks biotik dengan metode BMWP-ASPT

Kelompok Organisme Skor

Crustaceae (udang galah), Ephemeroptera (larva lalat sehari

penggali), Plecoptera (larva lalat batu) 10

Gastropoda (limpet air tawar), Odonata (kini-kini) 8

Trichoptera (larva pita-pita berumah), 7

Bivalvia (kijing), Crustaceae (udang air tawar);

Ephemeroptera (larva lalat sehari perenang), Odonata (larva

sibar-sibar)

6

Diptera (larva lalat hitam), Coleoptera (kalajengking air,

kumbang air), Trichoptera (larva pita-pita tak berumah),

Hemiptera (kepik perenang punggung, ulir-ulir,)

5

Platyhelminthes (cacing pipih), Arachnida (tugau air), 4

Hirudinea (lintah), Gastropoda (siput), Bivalvia (kerang),

Gamaridae (kutu babi air), Syrphidae (belatung ekor tikus) 3

Chironomidae (larva nyamuk) 2

Oligochaeta (cacing) 1

Sumber: Trihadiningrum & Tjondronegoro, 1998 dengan penyederhanan dalam

Wardhana 1999.

Tabel 3.2. Makroinvertebrata indikator untuk menilai kualitas air

Tingkat Cemaran Makrozoobentos Indikator

Tidak tercemar Trichoptera (Sericosmatidae, Lepidosmatidae,

Glossosomatidae); Planaria

Tercemar ringan

Plecoptera (Perlidae, Peleodidae); Ephemeroptera

(Leptophlebiidae, Pseudocloeon, Ecdyonuridae,

Caebidae);Trichoptera(Hydropschydae,Psychomyidae);

Odonanta (Gomphidae, Plarycnematidae, Agriidae,

Aeshnidae);Coleoptera (Elminthidae)

Tercemar sedang Mollusca (Pulmonata, Bivalvia); Crustacea

(Gammaridae); Odonanta (Libellulidae, Cordulidae)

Tercemar Hirudinea (Glossiphonidae, Hirudidae); Hemiptera

Tercemar agak berat Oligochaeta (ubificidae); Diptera (Chironomus

thummiplumosus); Syrphidae

Sangat tercemar

Tidak terdapat makrozoobentos. Besar kemungkinan

dijumpai lapisan bakteri yang sangat toleran terhadap

limbah organik (Sphaerotilus) di permukaan

Sumber: Trihadiningrum & Tjondronegoro, 1998 dengan penyederhanan dalam

Wardhana 1999.

Berdasarkan Tabel 3.1 nilai indeks biotik dapat diperoleh dengan cara

merata-ratakan seluruh jumlah nilai skoring dari masing-masing kelompok biota

yang diperoleh. Nilai indeks akan berkisar antara 0–10 dan sangat bervariasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 39: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

25

bergantung pada musim. Semakin tinggi nilai yang diperoleh akan semakin

rendah tingkat cemaran yang ada. Nilai indeks yang terdapat pada tabel tersebut

hanya dapat digunakan untuk perairan sungai dan tidak dapat dibandingkan

dengan tipe perairan lain. Namun demikian nilai tersebut dapat digunakan sebagai

pembanding antar berbagai lokasi dalam satu tipe perairan sungai. Menurut

Trihadiningrum (1995) nilai indeks biotik adalah :

1. 9-10 : tidak tercemar

2. 7-8 : tercemar ringan

3. 5-6 : tercemar sedang

4. 3-4 : tercemar berat

5. 0-2 : tercemar sangat berat

Berdasarkan tabel 3.2 dengan ketentuan kualitas air sungai adalah sebagai

berikut (Trihadiningrum & Tjondronegoro, 1998 dalam Wardhana 1999):

1. Air sungai akan tergolong tidak tercemar, jika dan hanya jika terdapat

Trichoptera (Sericosmatidae, Lepidosmatidae, Glossosomatidae) dan

Planaria, tanpa kehadiran jenis indikator yang terdapat pada kelas 2 - 6.

2. Air sungai tergolong agak tercemar, tercemar ringan, tercemar, tercemar

agak berat dan sangat tercemar, bila terdapat salah satu atau campuran

jenis makroinvertebrata indikator yang terdapat dalam kelompok kelas

masing-masing.

3. Apabila makroinvertebrata terdiri atas campuran antara indikator dari

kelas-kelas yang berlainan, maka berlaku ketentuan berikut:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 40: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

26

a. Air sungai dikategorikan sebagai agak tercemar apabila terdapat

campuran organisme indikator dari kelas 1 & 2, atau dari kelas 1, 2, & 3.

b. Air sungai dikategorikan tercemar ringan apabila terdapat campuran

organism indikator dari kelas 2 & 3, atau dari kelas 2, 3, & 4.

c. Air sungai dikategorikan sebagai tercemar apabila terdapat campuran

organism indikator dari kelas 3 & 4, atau dari kelas 3, 4, & 5.

d. Air sungai dikategorikan sebagai sangat tercemar apabila terdapat

campuran organisme indikator dari kelas 4 & 5.

3.5.3. Penghitungan tingkat kesamaan komunitas antar stasiun

Tingkat kesamaan komunitas antar stasiun di hitung dengan menggunakan

indeks kesamaan Sorensen (Brower, et al., 1998). Indeks ini digunakan untuk

mengetahui tingkat kesamaan spesies antar stasiun. Hasil penghitungan indeks ini

digunakan sebagai data tambahan.

Ss = 2𝐶

𝐴+𝐵 × 100 %

Keterangan : Ss = indeks kesamaan Sorensen

A = jumlah famili di stasiun A

B = jumlah famili di stasiun B

C = jumlah famili yang sama di stasiun A dan B

3.5.4. Penghitungan tingkat kesamaan habitat

Untuk nilai tingkat kesamaan habitat antar stasiun berdasarkan parameter

fisika-kimia, digunakan indeks Canberra (Brower., et al, 1998). Indeks ini

digunakan untuk mengetahui berapa besar tingkat kesamaan habitat antar stasiun

berdasarkan parameter fisik-kimia yang diukur pada setiap stasiun, yaitu suhu air,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 41: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

27

pH, kecepatan arus, kedalaman sungai, dan lebar sungai. Hasil dari penghitungan

indeks ini digunakan sebagai data tambahan.

Sc = x 100 %

Keterangan : Sc = indeks Canberra

Yi1 = parameter pada habitat 1

Yi2 = parameter pada habitat 2

n = banyaknya komponen parameter yang digunakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 42: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keanekaragaman Serangga Air Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur

Setelah dilakukan 3 kali pengambilan sampel pada 6 stasiun penelitian,

dilakukan penyortiran, dan identifikasi, didapatkan organisme pada masing-

masing stasiun. Daftar keseluruhan organisme yang ditemukan dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1. Daftar Organisme Yang Ditemukan Pada Sungai Maron dan Sempur

No

Kelompok Organisme Jumlah Individu Pada

Total Ordo Famili Sungai Sempur Sungai Maron

Sungai Maron dan

Sempur Setelah

Menyatu

Stasiun

I

Stasiun

II

Stasiun

III

Stasiun

IV

Stasiun

V

Stasiun

VI

1 Lepidoptera - 2 - - - - - 2

2 Ephemeroptera Heptageniidae 80 - 113 180 93 58 524

Leptophlebiidae 3 - - - - - 3

3 Coleoptera

Gyrinidae 3 - - - - - 3

Hydrophilidae 13 - 353 201 14 - 581

Dytiscidae - - - 3 2 - 5

Elmidae - - - 4 7 3 14

4 Plecoptera Perlidae 33 15 37 5 21 6 117

5 Trichoptera

Limnephilidae - 14 - - - - 14

Glossomatidae - 13 - - - - 13

Rhyacophilidae - - - 3 2 - 5

Hydropscychidae - - 228 29 7 15 279

6 Neuroptera Sisyridae - 1 - - - - 1

7 Odonata

Coenagrionidae - - 40 2 2 2 46

Lestidae - 18 - - - - 18

Gomphidae - - - - - 2 2

Total 134 61 771 427 148 86 1627

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 43: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

29

Dari tabel 4.1. sampel serangga air pada sungai Maron dan Sempur yang

berhasil diidentifikasi sebanyak 7 ordo yang terdiri atas 15 famili. Masing-masing

ordo tersebut yaitu, Ephemeroptera (2 famili), Coleoptera (4 famili), Plecoptera (1

famili), Trichoptera ( 4 famili), Neuroptera (1 famili), Odonata (3 famili). Ada 1

famili yang belum dapat teridentifikasi berasal dari ordo Lepidoptera. Gambar

contoh hewan seperti yang ditemukan pada sungai Maron dan Sempur, Seloliman,

Trawas, Mojokerto dapat dilihat pada lampiran 4.

Jumlah famili yang ditemukan pada masing-masing stasiun kecenderungan

tidak ada perbedaan yang berarti, dapat dilihat pada stasiun I famili yang

ditemukan sebanyak 6 famili, jumlah ini sama dengan yang ditemukan pada

stasiun VI. Pada stasiun IV dan V jumlah famili yang ditemukan sedikit lebih

banyak yaitu, 8 famili. Sedangkan pada stasiun II dan III famili yang ditemukan

lebih sedikit dibanding stasiun I dan VI yaitu 5 famili.

Dilihat dari jumlah total individu pada keseluruhan stasiun yang

didapatkan dari 3 kali pengambilan, maka famili yang memiliki jumlah terbanyak

adalah Hydrophilidae berjumlah 581 individu. Sedangkan yang memiliki jumlah

total individunya paling sedikit adalah famili Sisyridae) yaitu 1 individu. Apabila

dilihat jumlah total individu pada tiap stasiun, maka yang memiliki jumlah

terbanyak adalah stasiun III yaitu 771, dan yang memiliki jumlah paling sedikit

adalah stasiun II yaitu 61. Data jumlah individu seluruh stasiun yang ditemukan

pada tiap pengambilan dapat dilihat pada lampiran 6.

Dilihat dari tipe makannya famili yang ditemukan pada penelitian ini

memiliki berbagai macam tipe (berdasarkan Cummins, 1975) antara lain

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 44: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

30

karnivora (predator) yaitu famili Perlidae dan Gomphidae. Yang termasuk

kelompok Collector (filter feeder dan deposit feeder) pada substrat halus dan juga

penyaring makanan yang terlarut dalam air, yaitu famili Heptageniidae dan

Hydropscychidae. Kelompok filter feeder adalah collector yang mengambil

makanan dengan cara menyaring materi yang terlarut di dalam air. Kelompok

deposit feeder adalah collector yang mengambil makanan yang ada di permukaan

dasar perairan. Peranan Collectors akan bertambah penting dan akan mendominasi

seiring dengan bertambahnya lebar sungai (Soegianto, 2010). Kelompok

selanjutnya yaitu herbivora (Grazer), yaitu famili Elmidae, Glossomatidae.

Kelompok detritivor (Shredder), yaitu famili Limnephilidae. Famili yang

ditemukan pada penelitian ini merupakan kelompok serangga air yang biasanya

terdapat pada sungai-sungai kecil (Mahajoeno, 2001).

Dari keseluruhan jumlah individu yang ditemukan dapat dihitung indeks

keanekaragamannya dengan menggunakan indeks Shannon Wiener.

Penghitungan indeks keanekaragaman dilakukan pada masing-masing sungai

(antar 2 stasiun). Hasil penghitungan indeks Shannon Wiener dapat dilihat pada

tabel 4.2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 45: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

31

Tabel 4.2. Hasil Penghitungan Indeks Keanekaragaman (Indeks Shannon Wiener)

No Kelompok Organisme

Sungai Sempur Sungai Maron

Sungai Maron dan

Sempur Setelah

Menyatu Ordo Famili

1 Lepidoptera - 0,047 0 0

2 Ephemeroptera Heptageniidae 0,366 0,344 0,283

Leptophlebiidae 0,064 0 0

3 Coleoptera

Gyrinidae 0,064 0 0

Hydrophilidae 0,181 0,357 0,168

Dytiscidae 0 0,015 0,041

Elmidae 0 0,019 0,135

4 Plecoptera Perlidae 0,345 0,117 0,249

5 Trichoptera

Limnephilidae 0,189 0 0

Glossomatidae 0,181 0 0

Rhyacophilidae 0 0,015 0,041

Hydropscychidae 0 0,330 0,222

6 Neuroptera Sisyridae 0,027 0 0

7 Odonata

Coenagrionidae 0 0,117 0,070

Lestidae 0,219 0 0

Gomphidae 0 0 0,041

Total 1,683 1,315 1,249

Dari hasil penghitungan indeks keanekaragaman (tabel 4.2) menggunakan

indeks keanekaragaman Shannon Wiener menunjukkan bahwa tingkat

keanekaragaman yang terdapat pada sungai Maron, sungai Sempur, dan setelah

sungai Maron dan Sempur menyatu adalah 1,683 untuk sungai Sempur, 1,315

untuk sungai Maron, dan 1,249 setelah sungai Maron dan Sempur menyatu. Dari

hasil tersebut diketahui bahwa keanekaragaman pada sungai Sempur, sungai

Maron dan setelah sungai Maron dan Sempur menyatu termasuk dalam kategori

sedang karena berada pada kisaran 1-3. Dari hasil penghitungan tersebut dapat

diketahui pula bahwa tingkat pencemaran berdasarkan kriteria Lee, et al., (1978)

berada pada kondisi tercemar ringan sampai sedang, yaitu berkisar antara 1-2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 46: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

32

Tingkat keanekaragaman pada sungai Sempur lebih tinggi dibandingkan

sungai Maron dan setelah sungai Maron dan Sempur menyatu yaitu sebesar 1,683.

Hal ini dapat disebabkan pada sungai Sempur (stasiun I dan II) kecepatan arusnya

tidak deras (0,74 dan 0,58 m/s) jika dibandingkan dengan stasiun lainnya.

Kecepatan arus ini merupakan salah satu faktor pembatas dan berpengaruh dalam

penyebaran jasad hidup/organisme air. Sebagaimana menurut Soegianto, (2010)

bahwa arus merupakan faktor pembatas penting, karena berperan dalam

penyebaran gas-gas vital, garam-garam dan jasad-jasad hidup. Karena arusnya

lambat sehingga serangga air yang ada pada sungai ini tidak mengalami migrasi

dengan cepat. Berbeda dengan sungai Sempur, sungai Maron memiliki indeks

keanekaragaman yang lebih rendah, yaitu 1,315. Pada sungai Maron (stasiun III

dan IV) arusnya deras (1,16 dan 1,10 m/s). Hal inilah yang menyebabkan

serangga air yang ada pada sungai ini mengalami migrasi dengan cepat. Pada

stasiun V dan VI (setelah sungai Maron dan Sempur menyatu) indeks

keanekaragamannya paling rendah jika dibandingkan dengan sungai Sempur dan

Maron, yaitu 1,249. Nilai indeks keanekaragaman ini paling rendah dibandingkan

dengan nilai indeks keanekaragaman pada sungai Maron dan Sempur. Kecepatan

arusnya termasuk deras pada stasiun V dan VI yaitu sebesar 1,26 dan 0,96.

Kecepatan arus ini menyebabkan serangga air bermigrasi dengan cepat.

4.2. Indeks Biotik

Dari daftar famili yang di dapatkan, dapat dikelompokkan berdasarkan

nilai skoring dan juga kehadiran tiap famili sebagai kelompok indikator tingkat

pencemaran lingkungan perairan dengan menggunakan metode BMWP-ASPT.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 47: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

33

Dari keseluruhan famili yang ditemukan tidak semuanya dapat dijadikan

indikator, hanya famili Heptageniidae, famili Leptophlebiidae, famili Perlidae,

famili Gomphidae, famili Lestidae, famili Limnephilidae, famili Rhyacophilidae,

famili Dytiscidae, famili Gyrinidae, famili Hydrophilidae, dan famili

Hydropscychidae. Daftar pengelompokan berdasarkan nilai skoring dapat dilihat

pada Tabel 4.3, sedangkan pengelompokan organisme berdasarkan kehadirannya

sebagai indikator tingkat pencemaran perairan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.3. Nilai Skoring Indeks Biotik Dengan Metode BMWP-ASPT

No

Kelompok Organisme

Skor

Sungai Sempur Sungai Maron Sungai Maron dan Sempur

Setelah Menyatu

1

- Ephemeroptera

(Heptageniidae,

Leptophlebiidae)

- Plecoptera (Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera

(Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera (Perlidae)

10

2 - Odonata (Lestidae) - Odonata (Gomphidae) 8

3 - Trichoptera

(Limnephilidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae) 7

4

- Coleoptera (Gyrinidae,

Hydrophilidae) - Coleoptera

(Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae)

- Coleoptera (Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae) 5

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 48: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

34

Tabel 4.4. Kelompok Organisme Untuk Menilai Kualitas Air

Tingkat

Cemaran

Kelompok Organisme

Sungai Sempur Sungai Maron Sungai Maron dan Sempur

Setelah Menyatu

Tidak

Tercemar

- Ephemeroptera

(Heptageniidae,

Leptophlebiidae)

- Plecoptera (Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera

(Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera (Perlidae)

Tercemar

Ringan

- Odonata (Lestidae)

- Trichoptera

(Limnephilidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae)

- Odonata (Gomphidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae)

Tercemar

Sedang

- Coleoptera (Gyrinidae,

Hydrophilidae)

- Coleoptera

(Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae)

- Coleoptera (Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae)

Dari nilai skoring setiap famili yang ditemukan berdasarkan Tabel 4.3.

dapat dihitung nilai indeks biotiknya. Hasil penghitungan pada Tabel 4.5.

merupakan rata-rata dari 3 kali pengambilan pada masing-masing sungai. Hasil

penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 4.5. Hasil Penghitungan Nilai Indeks Biotik BMWP-ASPT

Pengambilan Sungai Sempur Sungai Maron Setelah Menyatu

Rata-rata 6,62 5,08 5,11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 49: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

35

Dari hasil pengelompokan organisme berdasarkan nilai skoring indeks

biotik (tabel 4.3), pengelompokan organisme untuk menilai kualitas air (tabel 4.4)

dan dari hasil rata-rata penghitungan nilai indeks biotik dari 3 kali pengambilan

(tabel 4.5) menunjukkan bahwa kondisi perairan pada sungai Maron, sungai

Sempur, dan setelah sungai Maron dan Sempur menyatu berada dalam kategori

tidak tercemar sampai tercemar sedang. Adanya organisme kelompok indikator

perairan tidak tercemar pada nilai skoring indeks biotik (tabel 4.3) dan pada

kelompok organisme untuk menilai kualitas air (tabel 4.4), hal ini sesuai dengan

ketentuan kualitas air sungai menurut Trihadiningrum & Tjondronegoro, (1998)

dalam Wardhana, (1999) yaitu : air sungai tergolong tercemar ringan, tercemar,

tercemar agak berat, dan sangat tercemar, bila terdapat salah satu atau campuran

jenis makroinvertebrata indikator yang terdapat dalam kelompok kelas masing-

masing. Oleh karena tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan kehadiran organisme

indikator tidak tercemar sampai tercemar sedang dan dari hasil penghitungan nilai

indeks biotik (tabel 4.5) menunjukkan kisaran 5-7, maka diduga kualitas perairan

pada sungai Maron dan sungai Sempur dalam kondisi tidak tercemar sampai

tercemar sedang. Selain itu menurut kriteria Lee, et al., (1978) berdasarkan indeks

keanekaragaman (tabel 4.2) kondisi perairan pada sungai Maron, sungai Sempur,

dan setelah suungai Maron dan Sempur menyatu adalah tercemar ringan sampai

sedang (antara 1-2).

Pada sungai Sempur penyebab adanya pencemaran dikarenakan sungai

Sempur melewati daerah PPLH Seloliman dan daerah pertanian. Adanya aktivitas

manusia di sungai pada daerah yang melewati PPLH Seloliman (contohnya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 50: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

36

outbond) dan juga limbah dari daerah pertanian (contohnya limbah pestisida dan

pupuk kimia) dapat menjadi sumber pencemaran pada sungai Sempur. Ini dapat

dilihat dari perbandingan organisme yang ditemukan antara stasiun I (sebelum

PPLH seloliman) dan stasiun II (setelah PPLH Seloliman dan berada pada daerah

pertanian) pada tabel 4.1. Pada stasiun I organisme indikator kuaalitas air tidak

tercemar (nilai skoring 10) ditemukan sebanyak 3 famili (Heptegeniidae,

Leptophlebiidae, dan Perlidae), meskipun pada stasiun I terdapat organisme

indikator tercemar sedang (nilai skoring 5), namun hanya 2 famili saja yang

ditemukan (Gyrinidae dan Hydrophilidae). Dengan adanya organisme indikator

kualitas air tidak tercemar yang dapat hidup pada stasiun I dan jumlahnya lebih

banyak daripada organisme indikator tercemar sedang, maka dapat diduga bahwa

stasiun I masih belum tercemar. Sedangkan pada stasiun II, ketiga famili tersebut

tidak ditemukan, yang ditemukan pada stasiun II adalah organisme indikator

kualitas air tercemar ringan (nilai skoring 7-8), yaitu Lestidae dan Limnephilidae.

Sehingga diduga pada sungai Sempur masuk dalam kategori tidak tercemar

sampai tercemar sedang.

Pada sungai Maron penyebab adanya pencemaran dikarenakan aktivitas

manusia, yaitu pencari pasir dan aktivitas memandikan hewan ternak.

Sebagaimana menurut Sutapa dan Purwati, (1991) bahwa Penggalian terhadap

batu dan pasir akan sangat merusak habitat Makroinvertebrata (Bentos) yang

hidup di dasar sungai. Selain itu daerah pertanian yang ada di sisi sebelah kanan

sungai (letaknya lebih tinggi daripada permukaan sungai) tersebut menyebabkan

adanya pencemaran. Dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.3, 4.4 bahwa organisme

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 51: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

37

indikator kualitas perairan tidak tercemar (nilai skoring 10) hanya ditemukan 2

famili (Heptageniidae dan Perlidae), sedangkan untuk organisme indikator

kualitas perairan tercemar ringan sampai sedang (nilai skoring 5-7) ditemukan

sebanyak 4 famili (Hydrophilidae, Dytiscidae, Hydropscychidae, dan

Rhyacophilidae). Ini menunjukkan bahwa dari pengambilan sampel pada sungai

Maron, organisme indikator kualitas perairan tercemar ringan sampai sedang lebih

banyak yang hidup dibandingkan dengan organisme indikator kualitas perairan

tidak tercemar. Namun karena organisme indikator kualitas perairan tidak

tercemar masih dapat hidup di sungai Maron, maka kualitas perairan pada sungai

tersebut diduga tidak tercemar sampai tercemar sedang.

Pada sungai Maron dan Sempur setelah menyatu, limbah buangan dari

pemukiman ataupun dari area pertanian, dan juga aktivitas manusia yang berasal

dari kedua sungai (sungai Maron dan Sempur) mengumpul di lokasi tersebut. Jika

dilihat pada tabel 4.1, 4.3, 4.4 bahwa organisme indikator kualitas perairan tidak

tercemar (nilai skoring 10) hanya ditemukan 2 famili (Heptageniidae dan

Perlidae), sedangkan untuk organisme indikator kualitas perairan tercemar ringan

sampai sedang (nilai skoring 5-8) ditemukan sebanyak 5 famili (Hydrophilidae,

Dytiscidae, Hydropscychidae, Rhyacophilidae, dan Gomphidae). Ini menunjukkan

bahwa dari pengambilan sampel pada sungai Maron dan Sempur setelah menyatu,

organisme indikator kualitas perairan tercemar ringan sampai sedang lebih banyak

yang hidup dibandingkan dengan organisme indikator kualitas perairan tidak

tercemar. Organisme indikator tidak tercemar masih dapat hidup pada sungai

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 52: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

38

Maron dan Sempur setelah menyatu ini. Sehingga kualitas perairannya diduga

dalam kondisi tidak tercemar sampai tercemar sedang.

4.3. Indeks Kesamaan Komunitas Antar Stasiun

Indeks kesamaan komunitas antar stasiun dihitung menggunakan indeks

kesamaan Sorensen. Penghitungan indeks kesamaan komunitas antar stasiun di

perlukan untuk mengelompokkan seluruh stasiun sebagai objek dalam penelitian

berdasarkan komunitas yang ditemukan di masing-masing stasiun penelitian

Prinsip dari indeks kesamaan Sorensen adalah membandingkan antara stasiun

berdasarkan kesamaan famili yang ditemukan antar stasiun dan jumlah famili

yang ditemukan pada tiap stasiun. Hasil penghitungan indeks kesamaan

komunitas antar stasiun dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil Penghitungan Indeks Kesamaan Komunitas Serangga Air Antar

Stasiun Pada Sungai Maron dan Sempur (Indeks Sorensen)

Stasiun I II III IV V VI

I

18,18 54,55 42,86 42,85 33,33

II

20,00 15,38 18,18 18,18

III

76,92 76,92 72,73

IV

100 71,43

V

71,43

VI

Dari tabel 4.6. selanjutnya dibuat dendogram menggunakan group average

clustering methode. Hal ini bertujuan untuk melihat kesamaan komunitas dari

keseluruhan stasiun. Gambar dendogram dapat dilihat pada gambar 4.1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 53: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

39

Gambar 4.1. Dendogram pengelompokan kesamaan komunitas serangga air antar

stasiun pada sungai maron dan sempur

Pada gambar dendogram diatas dapat dilihat bahwa pada stasiun IV dan V

memiliki tingkat kesamaan komunitas tertinggi (100 %). Ini karena pada stasiun

IV dan V famili yang ditemukan antara dua stasiun tersebut sama persis (dapat

dilihat pada tabel 4.1). Selanjutnya ada stasiun III yang tingkat kesamaan

komunitasnya menggabung dengan stasiun IV dan V sebesar 76,92 %. Kemudian

stasiun VI yang menggabung dengan stasiun III, IV, dan V, dengan nilai

kesamaan komunitasnya 71,86 %. Stasiun I juga menggabung dengan stasiun III,

IV, V, dan VI, dengan nilai kesamaan komunitas sebesar 43,40 %. Dan yang

terakhir stasiun II menggabung juga dengan stasiun I, III, IV, V, dan VI, dengan

nilai kesamaan komunitas sebesar 18 %. Dari gambar dendogram tersebut dapat

dilihat bahwa nilai kesamaan komunitas antara stasiun III, IV, V, dan VI lebih

dari 50 % (100 %, 76,92 %, 71,86 %), ini menunjukkan bahwa empat stasiun

76,92 %

71,86 %

.

.

.

.

.

100 %

18 %

43,40 %

I II IV V III VI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 54: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

40

tersebut dapat diasumsikan berada dalam satu komunitas. Sedangkan untuk

stasiun I dan stasiun II, meskipun dalam gambar kedua stasiun tersebut ikut

bergabung dengan stasiun III, IV, V, dan VI, namun kedua stasiun tersebut tidak

dapat diasumsikan berada dalam satu komunitas, karena nilai kesamaan

komunitasnya kurang dari 50 % (43,40% dan 18 %). Sebagaimana prinsip dari

indeks Sorensen adalah membandingkan antar stasiun berdasarkan kesamaan

famili yang ditemukan antar stasiun dan jumlah famili yang ditemukan pada tiap

stasiun, sehingga jika kita lihat kembali tabel 4.1 nampak bahwa pada stasiun I

dan II ada beberapa famili yang hanya ditemukan pada stasiun tersebut (stasiun I

ada 3 famili, stasiun II ada 4 famili). Hal inilah yang menyebabkan indeks

kesamaan komunitas pada kedua stasiun tersebut rendah (<50%).

4.4. Faktor Fisik Kimia

Faktor fisik kimia pada perairan sungai memegang peranan penting dalam

ekosistem sungai, sehingga melakukan pengamatan terhadap faktor fisik kimia

juga perlu dilakukan. Hal ini untuk mengetahui apakah faktor fisik kimia tersebut

memberikan pengaruh terhadap kehidupan organisme yang ada di sungai.

Sehingga didapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat keanekaragaman organisme yang berasal dari kondisi fisik kimia perairan

sungai. Data faktor fisik kimia dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 4.7.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 55: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

41

Tabel 4.7. Data Faktor Fisik Kimia Pada Sungai Maron dan Sempur

Stasiun

Tanggal

Pengambilan

Sampel

Koordinat

Parameter

Temperatur

Air (°C) pH

Arus

(m/s)

Kedalaman

(m)

Lebar

Sungai

(m)

I

25 Februari,

11 dan 23

Maret 2012

S 07 0

36' 31.5"

E 1120

35' 08.5" 22,83 7,00 0,74 0,09 1,75

II

29 Februari,

11 dan 23

Maret 2012

S 07 0

36' 22.7"

E 1120

34' 58.7" 23,33 7,00 0,58 0,09 1,00

III

25 Februari,

11 dan 23

Maret 2012

S 07 0

36' 33.4"

E 1120

35' 04.3" 24,33 7,00 1,16 0,30 3,90

IV 4, 18 dan 30

Maret 2012

S 07 0

36' 24.7"

E 1120

34' 53.9" 23,33 7,00 1,10 0,30 3,90

V

29 Februari,

18 dan 28

Maret 2012

S 07 0

36' 01.6"

E 1120

34' 52.1" 25,50 7,00 1,26 0,31 4,50

VI

29 Februari,

21 dan 28

Maret 2012

S 07 0

35' 57.2"

E 1120

35' 00.3" 24,00 7,00 0,96 0,22 1,65

Faktor fisik kimia yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu,

kecepatan arus, pH, kedalaman sungai, dan lebar sungai. Hasil pengukuran suhu

menunjukkan bahwa rata-rata suhu dari 3 kali pengambilan berkisar antara 22,83-

25,50 0C. Menurut Nybakken, (1992), temperatur merupakan faktor pembatas

bagi pertumbuhan hewan makrozoobentos. Batas toleransi hewan terhadap suhu

bergantung pada spesiesnya. Umumnya suhu diatas 30 0C dapat menekan

pertumbuhan populasi hewan makrozoobentos. Perbedaan suhu antar stasiun yang

tidak terlalu jauh dapat disebabkan oleh ketinggian tempat. Ketinggian tempat dari

keenam stasiun penelitian cenderung sama, sehingga perbedaan suhu tiap stasiun

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 56: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

42

tidak begitu jauh. Faktor arus juga dapat mempengaruhi suhu, karena airnya terus

mengalir sehingga perputaran air terus berlangsung, ini yang menyebabkan

suhunya tidak berbeda jauh.

Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa rata-rata pH dari 3 kali

pengambilan adalah 7. Ini berarti pH air masih dalam kondisi netral sehingga

cocok sebagai tempat hidup organisme. Derajat Keasaman (pH) sangat penting

mendukung kelangsungan hidup organisme akuatik karena pH dapat

mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam lingkungan perairan dan tersedianya

unsur hara serta toksisitas unsur renik (Yeanny, 2007). Menurut Sastrawijaya

(1991) kondisi perairan yang sangat asam atau basa akan membahayakan

kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terganggunya

metabolisme dan respirasi, dimana pH yang rendah menyebabkan mobilitas

kelangsungan hidup organisme perairan.

Hasil pengukuran kecepatan arus menunjukkan hasil yang bervariasi pada

tiap stasiun, yaitu berkisar antara 0,74-1,26 m/s. Pada sungai Sempur (stasiun I

dan II) kecepatan arusnya antara 0,58-0,74. Pada sungai Maron (stasiun III dan

IV) kecepatan arusnya antara 1,10-1,16. Setelah sungai Maron dan Sempur

menyatu (stasiun V dan VI) kecepatan arusnya antara 0,96-1,26. Kecepatan arus

ini memiliki peran penting dalam penyebaran gas-gas, garam-garam, dan jasad

hidup, sehingga kecepatan arus termasuk faktor pembatas pada lingkungan

perairan sungai. Menurut Rahayu, dkk., (2009), lebar dan kedalaman sungai

berpengaruh terhadap karakteristik fisik (termasuk kecepatan arus), kimia dan

biologi sungai.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 57: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

43

Data faktor fisik kimia tersebut dapat digunakan untuk menghitung indeks

kesamaan habitat. Pada penelitian ini indeks kesamaan habitat dihitung

menggunakan indeks Canberra. Prinsip dari indeks Canberra adalah

membandingkan antara stasiun berdasarkan penghitungan dan perbandingan

faktor fisik kimia yang diukur. Hasil penghitungan indeks Canberra dapat dilihat

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Penghitungan Indeks Kesamaan Habitat Antar Stasiun Pada

Sungai Maron dan Sempur (Indeks Canberra)

Stasiun I II III IV V VI

I

92,34 76,56 77,49 73,90 89,11

II

70,30 71,20 67,99 81,49

III

99,04 96,95 86,79

IV

59,98 87,74

V

84,03

VI

Dari tabel 4.8 kemudian dibuat dendogram menggunakan group average

clustering methode. Hal ini bertujuan untuk melihat kesamaan habitat berdasarkan

faktor fisik kimia dari keseluruhan stasiun. Gambar dendogram dapat dilihat pada

gambar 4.2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 58: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

44

Gambar 4.2. Dendogram kesamaan habitat berdasarkan faktor fisik kimia dari

keseluruhan stasiun pada sungai Maron dan Sempur

Pada gambar dendogram diatas dapat dilihat bahwa indeks kesamaan

habitat antara 6 stasiun penelitian lebih dari 50 %, nilai kesamaan habitat tertinggi

(99,04 %) terdapat pada stasiun III dan IV. Berdasarkan nilai kesamaan habitatnya

terbentuk dua kelompok, yaitu stasiun I, II dan stasiun III, IV, VI, V. Nilai

kesamaan habitat pada stasiun I, II sebesar 92,33 %. Pada stasiun III, IV, VI, V

nilai kesamaan habitatnya sebesar 80,32 %. Sedangkan nilai kesamaan habitat dari

seluruh stasiun sebesar 76,00 %, karena nilai kesamaan habitat lebih dari 50 %,

maka faktor fisik kimia yang diukur pada 6 stasiun tidak menunjukkan perbedaan

yang berarti.

.

.

.

.

.

92,33 % 99,04 %

87,26 % 80,32 %

76,00 %

I II III IV VI V

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 59: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di sungai Maron dan Sungai

Sempur, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Nilai indeks Keanekaragaman serangga air pada sungai Maron dan sungai

Sempur, yaitu 1,683 untuk sungai Sempur, 1,315 untuk sungai Maron, dan

1,249 setelah sungai Maron dan Sempur menyatu. Indeks keanekaragaman

termasuk dalam kategori sedang.

2. Kategori kualitas lingkungan perairan di sungai Maron dan sungai Sempur

berdasarkan indeks keanekaragaman serangga air dan indeks biotik,

diduga dalam kondisi tidak tercemar sampai tercemar sedang.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan pengambilan sampel pada musim kemarau agar

mendapatkan hasil yang lebih representatif.

2. Perlu dilakukan penilaian kualitas lingkungan perairan dengan

menggunakan metode indeks biotik yang lain agar mendapatkan

perbandingan hasil penilaian tingkat kualitas perairan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 60: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

46

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. Tanpa tahun. The Aquatic Invertebrates Of Alberta Textbook-2 :

‘Arthropoda’. Department of Biological Sciences University of Alberta.

Anonimus. Tanpa tahun. The Aquatic Invertebrates Of Alberta Textbook-2B :

‘Arthropoda’. Department of Biological Sciences University of Alberta.

Anonimus. 1988. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup Nomor : Kep-02/MenKLH/I/1988. Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

Aswari Pudji. 2001. Keragaman Serangga Air di Taman Nasional Gunung

Halimun. Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor. Berita

Biologi, 5(5).

Borror, Donald J., Triplehorn, Charles A., dan Norman F. Jhonson. 1992.

Pengenalan Pelajaran Serangga. UGM Press. Yogyakarta.

Brower, J. E., Jerrold, H. Z., Car I. N. V. E. 1998. Field and Laboratory

Methods for General Ecology. Fourth Edition. The MacGraw-Hill

companies, USA. New York.

Cummins, K.W. 1975. Macroinvertebrates. Hal. 170. In Whitton, B.A (Ed).

River Ecology. Blackwell Scientific Publication. Oxford

Google Maps. 2007. http://maps.google.com. Diakses pada tanggal 7 Desember

2011

Lee, C. D. Wang and C. L. Kuo. 1978. Benthic Macro Invertebrates and Fish

Biological Indicators of Water Quality with Reference to Community

Diversity Index. Asian Institute Tecnology. Bangkok.

Mahajoeno, E., Efendi, M., dan Ardiansyah. 2001. Keanekaragaman Larva

Insekta pada Sungai-sungai Kecil di Hutan Jobolarangan. Jurusan Biologi

FMIPA UNS. Surakarta. Biodiversitas, 2(2).

Natawigena, H. 1989. Entomologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas

Padjadjaran. Bandung.

Ningsih, P. A. 2004. Indeks Biotik BMWP-aspt Dan TBI Pada Mintakat Riparian

Sebagai Penduga Kualitas Perairan Anak Sungai Hulu Kali Janjing,

Mojokerto. Skripsi. FMIPA Unair, Surabaya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 61: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

47

Novitasari L., Reni D., Bachtiar. 2009. Makalah Biologi Keanekaragaman Hayati

dan Klasifikasi Makhluk Hidup. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia.

Jakarta

Odum, E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi, edisi ketiga. (terjemahan Tjahjono

Samingan). Gajah mada University Press. Yogyakarta.

Putra, Nugroho, S. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta.

Rahayu, S., R.H. Widodo, M. Van Nordwijk, I. Suryadi, B. Verbist. 2009.

Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. World Agroforestry Centre.

Bogor.

Sastrawijaya, A. T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sastrawijaya, A. T. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Soegianto, A. 2004. Metoda Pendugaan Pencemaran Dengan Indikator

Biologis. Airlangga University Press. Surabaya.

Soegianto, A. 2010. Ekologi Perairan Tawar. Airlangga University Press.

Surabaya.

Subyanto, Sulthoni, A., Sri Suharni S. 1991. Kunci Determinasi Serangga.

Kanisius. Yogyakarta.

Sudaryanti, S., Soehardjan, M., dan Wardojo, S. 2001. Status Pengetahuan

Tentang Potensi Serangga Akuatik dan Pengembangannya sebagai

Indikator Cemaran Air. Prosiding Simposium Keanekaragaman Hayati

artropoda pada Sistem Produksi Pertanian. PEI & Yayasan Kehati.

Sutapa, I., S. Unon Purwati. 1991. Menilai Kesehatan Sungai Berdasarkan

Indikator Biologis : Studi Kasus Sungai Babon. Jurnal Studi

Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan; Tahun I/1999, No. 3

Trihadiningrum, Y. 1995. Strategy Toward Water Quality Management Blawi

River System in East Java Indonesia. Thesis. Universiteit Antwerpen

UniversitaireInstelling Antwerpen department Biologie. Wilrijk.

Wardhana, W. 1999. Perubahan Lingkungan Perairan dan Pengaruhnya Terhadap

Biota Akuatik. Jurusan Biologi FMIPA UI. Jakarta.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 62: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

48

Wardhana, W. 2006. Metoda Prakiraan Dampak dan Pengelolaannya Pada

Komponen Biota Akuatik. Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan

Lingkungan. Universitas Indonesia. Jakarta .

Ward, J. V. 1992. Aquatic Insect Ecology, Biology and Habitat. New York:

John Wiley and Sons.

Welch, E.B. 1992. Ecological Effect of Wastewater. 2nd

edition. Cambridge

University Press. London.

Yeanny, Mayang, S. 2007. Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Muara Sungai

Belawan. Jurnal Biologi Sumatera. Departemen Biologi Fakultas MIPA

Universitas Sumatera Utara. Medan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 63: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Lampiran 1. Ringkasan

KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR SEBAGAI PENDUGA

KUALITAS PERAIRAN PADA SUNGAI MARON DAN SUNGAI

SEMPUR, SELOLIMAN, TRAWAS, MOJOKERTO

Hendika Yudyanugraha Ferianto, Noer Moehammadi, dan Sucipto Hariyanto

Program Studi S1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRACT

This research aims to determine the diversity of aquatic insects and to

determine the categories of water quality in Sempur and Maron rivers, Seloliman,

Trawas, Mojokerto. The study was conducted at six stations with 3 times of

sampling at each station. Each of the two stations represent both of the river and

after the two rivers converge. Sampling was used a kick net with a 10-meter plot

at each station. The samples were preserved in formalin,and then sorted, and

identified. From 6 stations found 7 orders consisting of 15 families, and a total of

individuals is 1627. From calculating of diversity index showed the range of

diversity is moderate, because it is on interval 1-3. Categories of aquatic

environmental quality in Maron and Sempur rivers based on diversity index of

aquatic insects and biotic index, suggest that the condition is not being polluted to

moderate polluted.

Key words : diversity, aquatic insects, biotic index, Maron and Sempur rivers

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 64: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Pendahuluan

Serangga merupakan salah satu kelompok hewan yang mempunyai tingkat

keanekaragaman tinggi. Lebih dari 72% anggota kerajaan hewan termasuk dalam

kelompok serangga. Dari sekitar 72% total kelompok serangga tersebut, kurang

lebih 10% menempati habitat perairan yang terbagi ke dalam 10 ordo yaitu

Ephemeroptera, Odonata, Plecoptera, Trichoptera, Coleoptera, Lepidoptera,

Hemiptera, Diptera, Megaloptera, dan Neuroptera. Mereka hidup sebagai

herbivor, karnivor, dan detretivor. Serangga akuatik dan komponen biota akuatik

lainnya dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat cemaran

(Sudaryanti, dkk, 2001).

Penelitian biota air dengan makroinvertebrata, misalnya larva insekta,

memiliki banyak manfaat, antara lain untuk mengetahui adanya perubahan

lingkungan akibat kegiatan manusia (antropogenik). Makroinvertebrata

merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan akuatik paling sempurna.

Hewan ini hidup di dalam sedimen atau substrat dasar sungai, dengan pola

migrasi terbatas dan cenderung menetap (Mahajoeno, dkk, 2001).

Baik buruknya kondisi perairan dipengaruhi oleh kegiatan di sekitarnya.

Seringkali kegiatan yang ada dapat menurunkan kualitas air yang pada akhirnya

akan mengganggu kehidupan biota air. Banyak cara yang digunakan untuk

memantau kualitas air, baik secara kimia, fisika, atau biologis (Wardhana, 1999).

Hasil pengukuran kualitas air secara kimia dan fisika bersifat terbatas dan

kurang memungkinkan untuk memantau seluruh perubahan variabel yang

berkaitan dengan kehidupan akuatik dan kondisi ekologi. Selain itu cara tersebut

memerlukan banyak bahan kimia dan peralatan serta tenaga yang sangat terlatih

sehingga penerapannya menjadi tidak praktis dan mahal, apalagi hasil yang

didapat sering berbeda jika metode yang digunakan juga berbeda (Wardhana,

1999).

Untuk mengatasi ketidak praktisan pengukuran kualitas air secara kimia

dan fisika, dapat digunakan biota air sebagai penentu kualitas air. Cara biologis

penentuan kualitas air dalam bentuk indeks telah dikembangkan dan banyak

digunakan di berbagai negara maju. Selain praktis, penentuan kualitas air dengan

metode indeks biotik mudah dikerjakan dan tidak memerlukan tingkat

keterampilan yang tinggi (Wardhana, 1999).

Sungai Maron dan sungai Sempur merupakan sungai yang terdapat di desa

Seloliman, kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto. Daerah aliran sungai ini

melewati area persawahan dan juga pemukiman. Sungai Sempur cenderung

digunakan untuk mengairi area persawahan yang berada di sekitarnya, sedangkan

untuk sungai Maron memiliki fungsi sebagai sumber tenaga bagi Pembangkit

Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Seloliman. Kedua sungai tersebut memiliki

sumber yang berbeda.

Adanya aktivitas langsung manusia di sungai Maron dan Sempur, serta

adanya buangaan limbah dari pemukiman dan area persawahan dapat

menyebabkan tergangunya keanekaragaman serangga air pada kedua sungai

tersebut. Selain itu limbah dari pemukiman dan area persawahan juga dapat

menyebabkan menurunnya kualitas perairan di sungai Maron dan Sempur.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 65: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga air di

sungai Maron dan Sempur, dan untuk mengetahui kategori kualitas perairan

sungai Maron dan sempur.

Metode Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali pada 6 stasiun berbeda.

Stasiun I dan II mewakili sungai Sempur, Stasiun III dan IV mewakili sungai

Maron, sedangkan stasiun V dan VI setelah sungai Maro dan Sempur menyatu.

Pengambilan sampel pada stasiun yang sama dilakukan pada hari yang berbeda.

Alat yang digunakan untuk menangkap serangga air yang berada pada substrat

adalah kick net, sedangkan yang menempel pada bebatuan alat yang digunakan

adalah sikat gigi bekas dan sprayer. Sampel yang diambil pada substrat di seluruh

bagian sungai yang masuk pada plot (pinggir dan tengah sungai). Semua sampel

serangga air yang berada dalam substrat dimasukkan ke dalam kantong plastik dan

diberi formalin 4% untuk mengawetkan, dan setiap kantong di beri label yang

bertuliskan nama stasiun, dan tanggal pengambilan. Kemudian semua sampel

tersebut di bawa ke Laboratorium Ekologi Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Airlangga untuk dilakukan penyortiran, identifikasi, dan analisis data.

Untuk mengetahui kualitas perairan sungai Maron dan sungai Sempur, digunakan

indeks biotik dengan metode BMWP-ASPT. Faktor fisik kimia yang diamati

antara lain suhu, kecepatan arus, pH, lebar dan kedalaman sungai.

Hasil dan Pembahasan

Dari 3 kali pengambilan sampel pada 6 stasiun penelitian, dilakukan

penyortiran, dan identifikasi, didapatkan berhasil diidentifikasi sebanyak 7 ordo

yang terdiri atas 15 famili. Masing-masing ordo tersebut yaitu, Ephemeroptera (2

famili), Coleoptera (4 famili), Plecoptera (1 famili), Trichoptera ( 4 famili),

Neuroptera (1 famili), Odonata (3 famili). Ada 1 famili yang belum dapat

teridentifikasi berasal dari ordo Lepidoptera. Dilihat dari jumlah total individu

pada keseluruhan stasiun yang didapatkan dari 3 kali pengambilan, maka famili

yang memiliki jumlah terbanyak adalah Hydrophilidae berjumlah 581 individu.

Sedangkan yang memiliki jumlah total individunya paling sedikit adalah famili

Sisyridae) yaitu 1 individu. Apabila dilihat jumlah total individu pada tiap stasiun,

maka yang memiliki jumlah terbanyak adalah stasiun III yaitu 771, dan yang

memiliki jumlah paling sedikit adalah stasiun II yaitu 61. Dilihat dari tipe

makannya famili yang ditemukan pada penelitian ini memiliki berbagai macam

tipe (berdasarkan Cummins, 1975) antara lain karnivora (predator) yaitu famili

Perlidae dan Gomphidae. Yang termasuk kelompok Collector (filter feeder dan

deposit feeder) pada substrat halus dan juga penyaring makanan yang terlarut

dalam air, yaitu famili Heptageniidae dan Hydropscychidae. Kelompok filter

feeder adalah collector yang mengambil makanan dengan cara menyaring materi

yang terlarut di dalam air. Kelompok deposit feeder adalah collector yang

mengambil makanan yang ada di permukaan dasar perairan. Peranan Collectors

akan bertambah penting dan akan mendominasi seiring dengan bertambahnya

lebar sungai (Soegianto, 2010). Kelompok selanjutnya yaitu herbivora (Grazer),

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 66: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

yaitu famili Elmidae, Glossomatidae. Kelompok detritivor (Shredder), yaitu

famili Limnephilidae. Famili yang ditemukan pada penelitian ini merupakan

kelompok serangga air yang biasanya terdapat pada sungai-sungai kecil

(Mahajoeno, 2001). Daftar Organisme Yang Ditemukan Pada Sungai Maron dan

Sempur dapat dilihat pad tabel 1.

Tabel 1. Daftar Organisme Yang Ditemukan Pada Sungai Maron dan Sempur

No

Kelompok Organisme Jumlah Individu Pada

Total Ordo Famili Sungai Sempur Sungai Maron

Sungai Maron dan

Sempur Setelah

Menyatu

Stasiun

I

Stasiun

II

Stasiun

III

Stasiun

IV

Stasiun

V

Stasiun

VI

1 Lepidoptera - 2 - - - - - 2

2 Ephemeroptera Heptageniidae 80 - 113 180 93 58 524

Leptophlebiidae 3 - - - - - 3

3 Coleoptera

Gyrinidae 3 - - - - - 3

Hydrophilidae 13 - 353 201 14 - 581

Dytiscidae - - - 3 2 - 5

Elmidae - - - 4 7 3 14

4 Plecoptera Perlidae 33 15 37 5 21 6 117

5 Trichoptera

Limnephilidae - 14 - - - - 14

Glossomatidae - 13 - - - - 13

Rhyacophilidae - - - 3 2 - 5

Hydropscychidae - - 228 29 7 15 279

6 Neuroptera Sisyridae - 1 - - - - 1

7 Odonata

Coenagrionidae - - 40 2 2 2 46

Lestidae - 18 - - - - 18

Gomphidae - - - - - 2 2

Total 134 61 771 427 148 86 1627

Dari keseluruhan jumlah individu yang ditemukan dapat dihitung indeks

keanekaragaman menggunakan indeks Shannon Wiener. Penghitungan indeks

keanekaragaman dilakukan pada masing-masing sungai (antar 2 stasiun). Hasil

penghitungan indeks Shannon Wiener dapat dilihat pada tabel 2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 67: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Tabel 2. Hasil Penghitungan Indeks Keanekaragaman (Indeks Shannon Wiener)

No Kelompok Organisme

Sungai Sempur Sungai Maron

Sungai Maron dan

Sempur Setelah

Menyatu Ordo Famili

1 Lepidoptera - 0,047 0 0

2 Ephemeroptera Heptageniidae 0,366 0,344 0,283

Leptophlebiidae 0,064 0 0

3 Coleoptera

Gyrinidae 0,064 0 0

Hydrophilidae 0,181 0,357 0,168

Dytiscidae 0 0,015 0,041

Elmidae 0 0,019 0,135

4 Plecoptera Perlidae 0,345 0,117 0,249

5 Trichoptera

Limnephilidae 0,189 0 0

Glossomatidae 0,181 0 0

Rhyacophilidae 0 0,015 0,041

Hydropscychidae 0 0,330 0,222

6 Neuroptera Sisyridae 0,027 0 0

7 Odonata

Coenagrionidae 0 0,117 0,070

Lestidae 0,219 0 0

Gomphidae 0 0 0,041

Total 1,683 1,315 1,249

Dari hasil penghitungan indeks keanekaragaman (tabel 2) menggunakan

indeks keanekaragaman Shannon Wiener menunjukkan bahwa tingkat

keanekaragaman yang terdapat pada sungai Maron, sungai Sempur, dan setelah

sungai Maron dan Sempur menyatu adalah 1,683 untuk sungai Sempur, 1,315

untuk sungai Maron, dan 1,249 setelah sungai Maron dan Sempur menyatu. Dari

hasil tersebut diketahui bahwa keanekaragaman pada sungai Sempur, sungai

Maron dan setelah sungai Maron dan Sempur menyatu termasuk dalam kategori

sedang karena berada pada kisaran 1-3. Dari hasil penghitungan tersebut dapat

diketahui pula bahwa tingkat pencemaran berdasarkan kriteria Lee, et al., (1978)

berada pada kondisi tercemar ringan sampai sedang, yaitu berkisar antara 1-2.

Tingkat keanekaragaman pada sungai Sempur lebih tinggi dibandingkan

sungai Maron dan setelah sungai Maron dan Sempur menyatu yaitu sebesar 1,683.

Hal ini dapat disebabkan pada sungai Sempur (stasiun I dan II) kecepatan arusnya

tidak deras (0,74 dan 0,58 m/s) jika dibandingkan dengan stasiun lainnya.

Kecepatan arus ini merupakan salah satu faktor pembatas dan berpengaruh dalam

penyebaran jasad hidup/organisme air. Sebagaimana menurut Soegianto, (2010)

bahwa arus merupakan faktor pembatas penting, karena berperan dalam

penyebaran gas-gas vital, garam-garam dan jasad-jasad hidup. Karena arusnya

lambat sehingga serangga air yang ada pada sungai ini tidak mengalami migrasi

dengan cepat. Berbeda dengan sungai Sempur, sungai Maron memiliki indeks

keanekaragaman yang lebih rendah, yaitu 1,315. Pada sungai Maron (stasiun III

dan IV) arusnya deras (1,16 dan 1,10 m/s). Hal inilah yang menyebabkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 68: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

serangga air yang ada pada sungai ini mengalami migrasi dengan cepat. Pada

stasiun V dan VI (setelah sungai Maron dan Sempur menyatu) indeks

keanekaragamannya paling rendah jika dibandingkan dengan sungai Sempur dan

Maron, yaitu 1,249. Nilai indeks keanekaragaman ini paling rendah dibandingkan

dengan nilai indeks keanekaragaman pada sungai Maron dan Sempur. Kecepatan

arusnya termasuk deras pada stasiun V dan VI yaitu sebesar 1,26 dan 0,96.

Kecepatan arus ini menyebabkan serangga air bermigrasi dengan cepat.

Dari daftar famili yang di dapatkan, dapat dikelompokkan berdasarkan

nilai skoring dan juga kehadiran tiap famili sebagai kelompok indikator tingkat

pencemaran lingkungan perairan dengan menggunakan metode BMWP-ASPT.

Dari keseluruhan famili yang ditemukan tidak semuanya dapat dijadikan

indikator, hanya famili Heptageniidae, famili Leptophlebiidae, famili Perlidae,

famili Gomphidae, famili Lestidae, famili Limnephilidae, famili Rhyacophilidae,

famili Dytiscidae, famili Gyrinidae, famili Hydrophilidae, dan famili

Hydropscychidae. Daftar pengelompokan berdasarkan nilai skoring dapat dilihat

pada Tabel 3, sedangkan pengelompokan organisme berdasarkan kehadirannya

sebagai indikator tingkat pencemaran perairan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Nilai Skoring Indeks Biotik Dengan Metode BMWP-ASPT

No

Kelompok Organisme

Skor

Sungai Sempur Sungai Maron Sungai Maron dan Sempur

Setelah Menyatu

1

- Ephemeroptera

(Heptageniidae,

Leptophlebiidae)

- Plecoptera (Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera

(Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera (Perlidae)

10

2 - Odonata (Lestidae) - Odonata (Gomphidae) 8

3 - Trichoptera

(Limnephilidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae) 7

4

- Coleoptera (Gyrinidae,

Hydrophilidae) - Coleoptera

(Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae)

- Coleoptera (Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae) 5

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 69: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Tabel 4. Kelompok Organisme Untuk Menilai Kualitas Air

Tingkat

Cemaran

Kelompok Organisme

Sungai Sempur Sungai Maron Sungai Maron dan Sempur

Setelah Menyatu

Tidak

Tercemar

- Ephemeroptera

(Heptageniidae,

Leptophlebiidae)

- Plecoptera (Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera

(Perlidae)

- Ephemeroptera

(Heptageniidae)

- Plecoptera (Perlidae)

Tercemar

Ringan

- Odonata (Lestidae)

- Trichoptera

(Limnephilidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae)

- Odonata (Gomphidae)

- Trichoptera

(Rhyacophilidae)

Tercemar

Sedang

- Coleoptera (Gyrinidae,

Hydrophilidae)

- Coleoptera

(Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae)

- Coleoptera (Dytiscidae,

Hydrophilidae)

- Trichoptera

(Hydropscychidae)

Dari nilai skoring setiap famili yang ditemukan berdasarkan Tabel 3. dapat

dihitung nilai indeks biotiknya. Hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Penghitungan Nilai Indeks Biotik BMWP-ASPT

Pengambilan Sungai Sempur Sungai Maron Setelah Menyatu

Rata-rata 6,62 5,08 5,11

Dari hasil pengelompokan organisme berdasarkan nilai skoring indeks

biotik (tabel 3), pengelompokan organisme untuk menilai kualitas air (tabel 4) dan

dari hasil rata-rata penghitungan nilai indeks biotik dari 3 kali pengambilan (tabel

5) menunjukkan bahwa kondisi perairan pada sungai Maron, sungai Sempur, dan

setelah sungai Maron dan Sempur menyatu berada dalam kategori tidak tercemar

sampai tercemar sedang. Adanya organisme kelompok indikator perairan tidak

tercemar pada nilai skoring indeks biotik (tabel 3) dan pada kelompok organisme

untuk menilai kualitas air (tabel 4), hal ini sesuai dengan ketentuan kualitas air

sungai menurut Trihadiningrum & Tjondronegoro, (1998) dalam Wardhana

(1999), yaitu : air sungai tergolong tercemar ringan, tercemar, tercemar agak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 70: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

berat, dan sangat tercemar, bila terdapat salah satu atau campuran jenis

makroinvertebrata indikator yang terdapat dalam kelompok kelas masing-masing.

Oleh karena tabel 3 dan tabel 4 menunjukkan kehadiran organisme indikator tidak

tercemar sampai tercemar sedang dan dari hasil penghitungan nilai indeks biotik

(tabel 5) menunjukkan kisaran 5-7, maka diduga kualitas perairan pada sungai

Maron dan sungai Sempur dalam kondisi tidak tercemar sampai tercemar sedang.

Selain itu menurut kriteria Lee, et al., (1978) berdasarkan indeks keanekaragaman

(tabel 2) kondisi perairan pada sungai Maron, sungai Sempur, dan setelah suungai

Maron dan Sempur menyatu adalah tercemar ringan sampai sedang (antara 1-2).

Kesimpulan dan Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di sungai Maron dan Sungai

Sempur, dapat ditarik kesimpulan bahwa Nilai indeks Keanekaragaman serangga

air pada sungai Maron dan sungai Sempur, yaitu 1,683 untuk sungai Sempur,

1,315 untuk sungai Maron, dan 1,249 setelah sungai Maron dan Sempur menyatu.

Indeks keanekaragaman termasuk dalam kategori sedang. Kategori kualitas

lingkungan perairan di sungai Maron dan sungai Sempur berdasarkan indeks

keanekaragaman serangga air dan indeks biotik, diduga dalam kondisi tidak

tercemar sampai tercemar sedang.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif perlu dilakukan

pengambilan sampel pada musim kemarau. Selain itu perlu dilakukan penilaian

kualitas lingkungan perairan dengan menggunakan metode indeks biotik yang lain

agar mendapatkan perbandingan hasil penilaian tingkat kualitas perairan.

Daftar Pustaka

Cummins, K.W. 1975. Macroinvertebrates. Hal. 170. In Whitton, B.A (Ed).

River Ecology. Blackwell Scientific Publication. Oxford

Lee, C. D. Wang and C. L. Kuo. 1978. Benthic Macro Invertebrates and Fish

Biological Indicators of Water Quality with Reference to Community

Diversity Index. Asian Institute Tecnology. Bangkok.

Mahajoeno, E., Efendi, M., dan Ardiansyah. 2001. Keanekaragaman Larva

Insekta pada Sungai-sungai Kecil di Hutan Jobolarangan. Jurusan Biologi

FMIPA UNS. Surakarta. Biodiversitas, 2(2).

Soegianto, A. 2010. Ekologi Perairan Tawar. Airlangga University Press.

Surabaya.

Sudaryanti, S., Soehardjan, M., dan Wardojo, S. 2001. Status Pengetahuan

Tentang Potensi Serangga Akuatik dan Pengembangannya sebagai

Indikator Cemaran Air. Prosiding Simposium Keanekaragaman Hayati

artropoda pada Sistem Produksi Pertanian. PEI & Yayasan Kehati.

Sutapa, I., S. Unon Purwati. 1991. Menilai Kesehatan Sungai Berdasarkan

Indikator Biologis : Studi Kasus Sungai Babon. Jurnal Studi

Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan; Tahun I/1999, No. 3

Wardhana, W. 1999. Perubahan Lingkungan Perairan dan Pengaruhnya Terhadap

Biota Akuatik. Jurusan Biologi FMIPA UI. Jakarta.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 71: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Lampiran 2. Gambar alat dan bahan yang digunakan

Formalin Pinset Sikat gigi

Sprayer Cawan petri Nampan

Kamera digital Kick net Kaca pembesar

GPS Termometer Indikator pH

Meteran Alat Tulis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 72: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Lampiran 3. Foto lokasi pengambilan sampel

Stasiun

Foto badan sungai Deskripsi lokasi

I

Sungai berukuran kecil,

memiliki lebar sungai sekitar

1,75 meter dengan kecepatan

arus 0,74 m/s. Sisi kiri dan

kanan sungai banyak

ditumbuhi tanaman. Naungan

pada bagian atas sungai

lumayan rindang, sehingga

kondisi udara di stasiun ini

lumayan sejuk ddan cahaya

matahari tidak langsung

mengenai permukaan air

sungai.

II

Sungai berukuran kecil,

memiliki lebar sungai sekitar

1 meter dengan kecepatan

arus 0,58 m/s. Sisi kiri dan

kanan sungai banyak

ditumbuhi tanaman. Tidak

terdapat naungan pada bagian

atas sungai, sehingga kondisi

udara di stasiun ini cukup

panas dan cahaya matahari

dapat langsung mengenai

permukaan air sungai. Pada

sisi kiri dan kanan sungai

terdapat sawah yang letaknya

lebih tinggi dari permukaan

air sungai.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 73: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

III

Sungai berukuran lebar,

memiliki lebar sungai sekitar

3,90 meter dengan kecepatan

arus 1,16 m/s. Sisi kanan

sungai banyak ditumbuhi

tanaman, sedangkan sisi kiri

berupa plengsengan. Terdapat

sedikit naungan pada bagian

atas sungai, sehingga kondisi

udara di stasiun ini cukup

panas dan cahaya matahari

dapat langsung mengenai

permukaan air sungai.

IV

Sungai berukuran lebar,

memiliki lebar sungai sekitar

3,90 meter dengan kecepatan

arus 1,10 m/s. Sisi kiri dan

kanan sungai banyak

ditumbuhi tanaman. Tidak

terdapat naungan pada bagian

atas sungai, sehingga kondisi

udara di stasiun ini cukup

panas dan cahaya matahari

dapat langsung mengenai

permukaan air sungai. Pada

sisi kiri sungai terdapat sawah

yang letaknya sama dengan

dari permukaan air sungai,

namun pada sebelah kiri

sungai terdapat parit kecil

yang berfungsi mengalirkan

air ke sawah.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 74: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

V

Stasiun ini berada setelah

PLTM Seloliman. Sungai

berukuran lebar, memiliki

lebar sungai sekitar 4,50

meter dengan kecepatan arus

1,26 m/s. Sisi kiri dan kanan

sungai banyak ditumbuhi

tanaman. Terdapat naungan

pada bagian atas sungai,

namun tidak terlalu rimbun

sehingga kondisi udara di

stasiun ini tidak terlalu panas

dan cahaya matahari tidak

langsung mengenai

permukaan air sungai. Pada

sisi kiri sungai terdapat sawah

yang letaknya lebih tinggi

daripada permukaan air

sungai, pada sebelah kanan

sungai terdapat sawah yang

letaknya hampir sama dengan

permukaan air sungai.

VI

Stasiun ini berada setelah

PLTM Seloliman. Sungai

berukuran kecil, memiliki

lebar sungai sekitar 1,65

meter dengan kecepatan arus

0,96 m/s. Sisi kanan sungai

banyak ditumbuhi tanaman,

sedangkan sisi kiri tiak begitu

banyak ditumbuhi tanaman.

Terdapat naungan pada

bagian atas sungai, namun

tidak terlalu rimbun sehingga

kondisi udara di stasiun ini

tidak terlalu panas dan cahaya

matahari tidak langsung

mengenai permukaan air

sungai. Pada sisi kiri sungai

terdapat sawah yang letaknya

lebih tinggi daripada

permukaan air sungai.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 75: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Lampiran 4. Gambar contoh hewan seperti yang ditemukan pada sungai Maron dan

Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Famili

Leptophlebiidaeidae Famili Gyrinidae Famili Dytiscidae

Famili Limnephilidae Famili Elmidae Famili Hydrophilidae

Famili Glossomatidae Famili Lestidae Famili Heptageniidae

Famili Rhyacophilidae Famili Perlidae Famili Hydropsychidae

Famili Sisyridae Famili Coenagrionidae Famili Gomphidae

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 76: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Lampiran 5. Hasil penghitungan nilai indeks biotik BMWP-ASPT

Data penghitungan indeks biotik BMWP-ASPT pada setiap pengambilan

Pengambilan Sungai Sempur Sungai Maron Setelah Menyatu

1 6,11 5,25 5,83

2 6,88 5 4,75

3 6,88 5 4,75

Rata-rata 6,62 5,08 5,11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha

Page 77: KEANEKARAGAM AN SERANGGA AIR SEBAGAI …repository.unair.ac.id/25677/1/FERIANTO.pdf · judul ´Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Per air an Pada Sungai Maron Dan

Lampiran 6. Daftar organisme yang ditemukan pada tiap pengambilan

Daftar Famili yang didapatkan dari 3 kali pengambilan pada keseluruhan stasiun

Kelompok Organisme Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV Stasiun V Stasiun VI

Total 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Ordo Lepidoptera 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - 2

Ordo Ephemeroptera

1. Famili Heptageniidae 24 26 30 - - - 39 40 34 10 86 84 26 27 40 1 19 38 524

2.Famili Leptophlebiidae 1 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - 3

Ordo Coleoptera

1.Famili Gyrinidae 1 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - 3

2.Famili Hydrophilidae 4 3 6 - - - 120 136 97 - 99 102 10 2 2 - - - 581

3.Famili Dytiscidae - - - - - - - - - 3 - - 2 - - - - - 5

4.Famili Elmidae - - - - - - - - - 2 1 1 3 2 2 3 - - 14

Ordo Plecoptera

1.Famili Perlidae 8 13 12 3 4 8 15 13 9 - 2 3 11 4 6 - 2 4 117

Ordo Trichoptera

1.Famili Limnephilidae - - - 3 5 6 - - - - - - - - - - - - 14

2.Famili Glossomatidae - - - 2 6 5 - - - - - - - - - - - - 13

3.Famili Rhyacophilidae - - - - - - - - - 3 - - - 1 1 - - - 5

4.Famili Hydropscychidae - - - - - - 87 76 65 - 10 19 7 - - 5 4 6 279

Ordo Neuroptera

1.Famili Sisyridae - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1

Ordo Odonata

1.Famili Coenagrionidae - - - - - - 11 19 10 - 1 1 - 1 1 - 1 1 46

2.Famili Lestidae - - - 4 5 9 - - - - - - - - - - - - 18

3.Famili Gomphidae - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

Total 41 46 53 14 22 31 273 286 218 19 201 213 60 39 55 10 29 53 1627

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Keanekaragaman Serangga Air Sebagai Penduga Kualitas Perairan Pada Sungai Maron dan Sungai Sempur, Seloliman, Trawas, Mojokerto

Ferianto, Hendika Yudyanugraha