26
Ditjen EBTKE @djebtke www.ebtke.esdm.go.id @djebtke Kebijakan dalam Implementasi Biofuel KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI Direktur Jenderal EBTKE Jakarta, 25 September 2018

Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

Ditjen EBTKE @djebtke www.ebtke.esdm.go.id @djebtke

Kebijakan dalam Implementasi Biofuel

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Direktur Jenderal EBTKE Jakarta, 25 September 2018

Page 2: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 2 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan

Meningkatkan nilai tambah ekonomi dengan mengembangkan Biofuel berbasis industri pada sumber daya lokal/domestik

Mengurangi Konsumsi Impor dan Bahan Bakar Fossil

Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Domestik Mendukung Ketahanan

Energi Nasional

Tujuan Program Mandatori Biofuel/Bahan Bakar Nabati

Page 3: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

3

Kebijakan dan Peraturan Terkait Bahan Bakar Nabati

• Dasar Hukum Pengembangan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel.

• Pentahapan Mandatori Bahan Bakar Nabati

• Kebijakan Insentif Pembiayaan Biodiesel Oleh BPDPKS

Page 4: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 4 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI

PERATURAN PEMERINTAH NO. 79/2014 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

Prioritas penyediaan dan pemanfaatan EBT salah satunya BBN

Target EBT pada tahun 2025 sebesar 23% dari total Bauran Energi Nasional

PERMEN ESDM NO. 12/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Permen ESDM Nomor 32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain

PERMEN ESDM NO. 41/2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Jenis Biodiesel dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

PERATURAN PRESIDEN NO. 66 / 2018

tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 61/2015 tentang Perhimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit

KEPUTUSAN MENTERI ESDM NOMOR 1936 K/10/MEM/20 tanggal 27 Agustus 2018 tentang Pengadaan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Untuk Pencampuran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Periode September - Desember 2018

KEPUTUSAN MENTERI ESDM NOMOR 1935 K/10/MEM/2018 tanggal 27 Agustus 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri ESDM Nomor 1803 K/10/MEM/2018 tentang Penetapan BU BBN Jenis Biodiesel dan Alokasi Besaran Volume untuk Pengadaan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Pada PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo TBK Periode Mei – Oktober 2018

Dasar Hukum Pengembangan Bahan Bakar Nabati

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL EBTKE NO. 100 K/10/DJE/2016

Tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBN Jenis Biodiesel

Page 5: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 5 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

BIODIESEL (Minimum) Sektor April 2015 Januari 2016 Januari 2020 Januari 2025

Usaha Mikro, Usaha Perikanan, Usaha Pertanian, Transportasi, dan Pelayanan Umum (PSO)

15% 20% 30% 30%

Transportasi Non PSO 15% 20% 30% 30% Industri dan Komersial 15% 20% 30% 30% Pembangkit Listrik 25% 30% 30% 30%

MINYAK NABATI MURNI (Minimum) Sektor April 2015 Januari 2016 Januari 2020 Januari 2025

Industri dan Transportasi (Low and Medium Speed Engine)

Industri 10% 20% 20% 20% Transportasi Laut 10% 20% 20% 20%

Transportasi Udara - 2% 3% 5% Pembangkit Listrik 15% 20% 20% 20%

BIOETANOL (Minimum) Sektor April 2015 Januari 2016 Januari 2020 Januari 2025

Usaha Mikro, Usaha Perikanan, Usaha Pertanian, Transportasi, dan Pelayanan Umum (PSO)

1% 2% 5% 20%

Transportasi Non PSO 2% 5% 10% 20% Industri dan Komersial 2% 5% 10% 20% Pembangkit Listrik - - - -

Pentahapan Mandatori Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015

Page 6: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 6 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

Kebijakan Hilir Kebijakan Hulu

Kementerian Keuangan

Permen Keuangan No. 113/2015 Organisasi & Tata Kerja BPDPKS

Permen Keuangan No. 133/2015 Tarif Layanan BLU BPDPKS

Permen Keuangan No. 136/2015 Penetapan Barang Ekspor & Tarif BK

Undang-Undang No. 39/2014 Perkebunan

Peraturan Pemerintah No. 24/2015 Penghimpunan Dana Perkebunan

Kementerian ESDM

Permen Perdagangan No. 54/2015 Verifikasi Kelapa Sawit, CPO dan Turunannya

Kementerian Perdagangan

Permen ESDM No. 41/2018 Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

KepDirjen EBTKE No. 100K/10/DJE/2016 Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBN Jenis Biodiesel

Permen ESDM No. 12/2015 Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain

Kepmen ESDM No. 1770/2018 Perubahan Kedua Atas Kepmen ESDM No. 6034/2016 tentang Harga Indeks Pasar BBN (Biofuel) Yang Dicampurkan Ke Dalam Bahan Bakar Minyak

Undang-Undang No. 30/2007 Energi

Peraturan Pemerintah No. 79/2014 Kebijakan Energi Nasional

Peraturan Presiden No. 66/2018 Perubahan Kedua Perpres No. 61/2015 Tentang Penghimpunan &

Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit

Kebijakan Insentif Biodiesel dalam kerangka Pembiayaan oleh BPDPKS

Page 7: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 7 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Pemberlakuan mandatori pemanfaatan BBN pada sektor transportasi, industri dan pembangkit listrik

Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain

Peraturan Menteri ESDM No. 20 Tahun 2014 tentang perubahan kedua Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 Mandatori diberlakukan kepada BUPIUN BBM dan Pengguna Langsung di sektor

transportasi (PSO dan Non PSO), industri, dan pembangkit listrik Target pemanfaatan Biodiesel pada tahun 2020 adalah B30 Uji B20 bersama stakeholder terkait

Implementasi B20

B2,5 – B7,5 B10 B15

Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008

B20

Peraturan Menteri ESDM No. 29/2015 Penyediaan Biodiesel dalam kerangka Pembiayaan Dana BPDPKS.

Peraturan Presiden No. 66/2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit

Peraturan Menteri ESDM tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Jenis Biodiesel dalam kerangka Pembiayaan Dana BPDPKS.

Perluasan Insentif Biodisel untuk Sektor Non-PSO

Periode Transisi dari subsidi APBN menjadi Insentif BPDPKS

Mandatori Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Biodiesel

Page 8: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 8 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 dan 2018

Pertamina melakukan pemasaran perdana produk BIOPREMIUM dengan Pencampuran 5% bioetanol pada SPBU di Malang, 13 Agustus 2006

Pencampuran Bioetanol pada produk BIOPREMIUM dan BIOPERTAMAX dihentikan pada Januari 2010; karena masalah harga indeks pasar bioetanol yang sudah tidak sesuai dengan keekonomian produsen/pemasok produk bioetanol

Pemasaran perdana produk BIOPERTAMAX pada 4 SPBU di Jakarta Bulan Desember 2006; Pemasaran di Surabaya, Malang dan Denpasar 13 November 2007 Produk BIOPERTAMAX adalah BBM Khusus (RON 92) yang mengandung 3.5% -5% bioEtanol

Pencampuran bioetanol oleh PT Pertamina pada produk Pertamax

Pencampuran perdana bioetanol 2% pada BBM Khusus (RON 92 dan RON 95) dilakukan oleh PT. Shell Indonesia pada bulan Februari 2015 namun terhenti pada Oktober 20015 karena masalah sarana dan prasarana (comingle tank)

Pencampuran bioetanol oleh PT. Pertamina Persero untuk Pertamax Racing

8

Mandatori Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Bioetanol

Pencampuran bioetanol oleh PT Pertamina pada produk Pertamax Racing

Belum ada pencampuran bioetanol karena kendala masalah harga

Page 9: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

9

Tujuan Pengaturan dan Kewajiban Pencampuran Biodiesel

• Garis Besar Perubahan Peraturan Menteri ESDM.

• Outline Peraturan Menteri ESDM No. 41/2018

• Tujuan Pengaturan dan Kewajiban Pencampuran Biodiesel

“Penggunaan Biodiesel B20 harus dipaksakan dan tidak ada tawar menawar lagi, karena menyangkut permasalahan besar dan penting, yaitu neraca perdagangan, kebutuhan, dan penghematan devisa

– Joko Widodo - (Risalah Rapat Terbatas tentang

percepatan pelaksanaan mandatori biodesel)

Page 10: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 10 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE Catatan: Perubahan/Revisi pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26/2016 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 48/2017 (khusus mekanisme pengadaan)

Matriks Garis Besar Perubahan Permen ESDM (1/2) No Pengaturan Semula (Permen ESDM No 26/2016) Menjadi (Permen ESDM No 41/2018)

1 Penetapan/ Pemilihan BU BBM

Proses dan penetapan oleh Dirjen EBTKE dengan koordinasi oleh Dirjen Migas dan BPH Migas dan Pemangku Kepentingan Terkait

Proses dan penetapan oleh Dirjen Migas dengan koordinasi Dirjen EBTKE, BPH Migas, dan Pemangku Kepentingan terkait.

Kriteria BU BBM: • PSO Berdasarkan SK Kepala BPH Migas • Non PSO Memiliki Kilang dan/atau mengajukan

rekomendasi impor Solar

2 Mekanisme Pengadaan

Penunjukan Langsung Evaluasi, penilaian dan rekomendasi melalui Tim Evaluasi Pengadaan BBN Jenis Biodiesel

PSO Penunjukan Langsung (proses seperti sebelumnya) Non PSO Penunjukan Langsung

3 Penentuan BU BBN

Ditetapkan oleh Menteri PSO dan Non PSO Ditetapkan oleh Menteri

4 Periode Pengadaan

6 Bulan PSO dan Non PSO 1 Tahun

5 Penetapan Harga Indeks Pasar (HIP)

PSO: • Penetapan HIP BBM jenis Minyak Solar jenis Bahan

Bakar Minyak Tertentu oleh Ditjen Migas tiap 3 bulan; • Penetapan HIP BBN jenis Biodiesel oleh Ditjen EBTKE

tiap bulan.

PSO & Non PSO: • Penetapan HIP BBM jenis Minyak Solar jenis Bahan Bakar

Minyak Tertentu setiap 3 bulan; • Penetapan HIP BBM jenis Minyak Solar jenis Bahan Bakar

Minyak Umum setiap bulan; • Penetapan HIP BBN jenis Biodiesel.

Page 11: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 11 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

No Pengaturan Semula (Permen ESDM No 26/2016) Menjadi (Permen ESDM No 41/2018)

6 Pengawasan Dilakukan oleh Dirjen EBTKE yang dibantu Tim Pengawas yang dibentuk oleh Menteri (terdiri dari Perwakilan DJEBTKE, DJ Migas, BPH Migas, Itjen KESDM, BPDPKS)

Dilakukan oleh Dirjen Migas yang dibantu Tim Pengawas yang dibentuk oleh Menteri (terdiri dari Perwakilan DJ Migas, DJEBTKE, BPH Migas, Itjen KESDM, BPDPKS)

7 Pemberian Sanksi

• Pertimbangan penilaian hasil pengawasan yang dilakukan oleh Dirjen EBTKE dengan pemberian sanksi oleh Dirjen Migas

• Hanya dikenakan kepada BU BBM

• Pertimbangan penilaian hasil pengawasan dan pemberian sanksi dilakukan oleh Dirjen Migas

• Dikenakan kepada BU BBM dan BU BBN

8 Verifikasi Dapat dibantu oleh Pihak Ketiga yang independen Dibantu oleh Pihak Ketiga yang independen (Surveyor) yang ditetapkan dan didanai oleh BPDPKS

9 Ketentuan Lain-Lain

Belum diatur Dalam hal terjadi Peningkatan konsumsi BBM jenis Solar, alokasi volume BBN Jenis Biodiesel yang telah ditetapkan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (6) dapat disesuaikan.

Catatan: Perubahan/Revisi pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26/2016 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 48/2017 (khusus mekanisme pengadaan)

Matriks Garis Besar Perubahan Permen ESDM (2/2)

Page 12: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 12 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

BAB I : KETENTUAN UMUM (12 definisi/terminologi)

BAB II : TUJUAN PENGATURAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BBN JENIS BIODIESEL

BAGIAN KESATU : Tujuan Pengaturan

BAGIAN KEDUA : Kewajiban Pencampuran BBN Jenis Biodiesel

BAB III : PENGADAAN BBN JENIS BIODIESEL

BAGIAN KESATU : Umum

BAGIAN KEDUA : Penetapan BU BBM

BAGIAN KETIGA : Penetapan BU BBN

BAGIAN KEEMPAT : Penetapan Alokasi BBN Jenis

Biodiesel

BAB IV : DANA PEMBIAYAAN BIODIESEL DAN KETENTUAN VERIFIKASI

BAB V : PELAPORAN DAN PENGAWASAN

BAB VI : SANKSI ADMINISTRATIF

BAB VII : KETENTUAN PERALIHAN

BAB VIII : KETENTUAN LAIN-LAIN

BAB IX : KETENTUAN PERALIHAN

Permen ESDM No 41/2018 dapat diakses di http://ebtke.esdm.go.id/

Outline Peraturan Menteri Esdm Nomor 41 Tahun 2018

Page 13: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 13 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM)

Jenis Solar (Pencampuran)

Pengadaan BBN Jenis Biodiesel

Harga Indeks Pasar (HIP) Solar

Pengawasan

Permen ESDM Nomor 41 tahun 2018 1. BU BBM yang memiliki Kilang 2. Importir Solar

1. Umum (Non PSO) 2. Tertentu (PSO)

Penunjukan Langsung Periode Pengadaan 1 Tahun

1. HIP Solar tertentu setiap 3 bulan 2. HIP Solar Umum setiap 1 Bulan

Leading oleh DJ Migas, dibantu tim pengawas: DJEBTKE, BPH Migas, Itjen KESDM, BPDPKS

Verifikasi

Sanksi DJ Migas BU BBM

BU BBN Kepada Oleh

Permen ESDM No. 41 tahun 2018

DJ Migas

Administrasi

Rp 6.000/liter

Pasal 3

Pasal 4

Pasal 4-11

Pasal 14

Pasal 16-17

Pasal 18-24

Pasal 12-15

Page 14: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

14

Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati

• Struktur Harga dan Insentif Biodiesel

• Implementasi B20 – Stabilisasi Harga CPO melalui Penerapan B20

Page 15: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 15 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE 15

Struktur Harga dan Insentif Biodiesel

FAME (B100) SOLAR (B0) B20 KEEKONOMIAN

B20

INSENTIF BIODIESEL DARI BPDP KS

HARGA KEEKONOMIAN:

B20

ALPHA

PAJAK2

RUPIAH/LITER

SOLAR BIODIESEL

Dalam hal HIP Biodiesel lebih tinggi dari HIP Solar, maka:

1. BU BBM membeli Biodiesel sebesar HIP Solar;

2. Selisih kurang antara HIP Biodiesel dengan HIP Solar akan dibayarkan oleh BPDPKS kepada BU BBN;

3. Dengan adanya insentif tersebut, maka Harga B20 menjadi sama dengan HIP Solar sehingga tidak memberikan pengaruh pada kenaikan harga eceran solar.

Contoh (Agustus 2018) HIP Biodiesel (exclude OA) = Rp 7.600 /Liter; Misal OA = Rp 200 HIP Biodiesel = Rp 7.800 /Liter HIP BBM Solar PSO = Rp 7.388,31 /Liter Dana Pembiayaan Biodiesel = (Rp 7.800 /Liter – Rp 7.388,31 /Liter) + PPN = Rp 411,69 /Liter + PPN

Dalam hal HIP Biodiesel lebih rendah dari HIP Solar, maka:

1. BU BBM membeli Biodiesel sebesar HIP Biodiesel.

Contoh (September 2018) HIP Biodiesel (exclude OA) = Rp 7.294 /Liter; Misal OA = Rp 25 HIP Biodiesel = Rp 7.319 /Liter HIP BBM Solar PSO = Rp 7.388,31 /Liter BU BBM tidak membayar sebesar HIP BBM tetapi membayar sebesar HIP Biodiesel = Rp 7.319 /Liter

7800 7388

9688

Contoh: Agustus 2018

Penetapan Harga Indeks Pasar Biodiesel oleh Menteri melalui Dirjen EBTKE ditetapkan setiap bulan dan berlaku untuk pengadaan Biodiesel untuk pencampuran dengan jenis BBM Umum dan pencampuran jenis BBM Tertentu -> Pasal 14 ayat (6) Permen ESDM Nomor 41 tahun 2018

Page 16: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 16 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

Implementasi B20 STABILISASI HARGA CPO MELALUI PENERAPAN B20

7,600

7,388

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

Jan-

13

Feb-

13

Mar

-13

Apr-

13

May

-13

Jun-

13

Jul-1

3 Au

g-13

Se

p-13

O

ct-1

3 N

ov-1

3 De

c-13

Ja

n-14

Fe

b-14

M

ar-1

4 Ap

r-14

M

ay-1

4 Ju

n-14

Ju

l-14

Aug-

14

Sep-

14

Oct

-14

Nov

-14

Dec-

14

Jan-

15

Feb-

15

Mar

-15

Apr-

15

May

-15

Jun-

15

Jul-1

5 Au

g-15

Se

p-15

O

ct-1

5 N

ov-1

5 De

c-15

* Ja

n-16

Fe

b-16

M

ar-1

6 Ap

r-16

M

ay-1

6 Ju

n-16

Ju

l-16

Aug-

16

Sep-

16

Oct

-16

Nov

-16

Dec-

16

Jan-

17

Feb-

17

Mar

-17

Apr-

17

May

-17

Jun-

17

Jul-1

7 Au

g-17

Se

p-17

O

ct-1

7 N

ov-1

7 De

c-17

Ja

n-18

Fe

b-18

M

ar-1

8 Ap

r-18

M

ay-1

8 Ju

n-18

Ju

l-18

Aug-

18

KPB CPO (Rp/liter) HIP Biodiesel (Rp/Liter) HIP Solar (Rp/Liter)

Implementasi B20 Starting Program

Page 17: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

17

Kajian Teknis Pemanfaatan B20

• Uji Implementasi B20 • Rail Test

• Penanganan dan Penyimpanan Biodiesel dan Campurannya

Page 18: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 18 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

Pengujian Mutu Bahan

Bakar

-BPPT -Lemigas

• Kajian Teknis Pemanfaatan BBN (B20) pada Kendaraan Bermotor dan Peralatan Berat

• Fasilitasi Tim Teknis Implementasi B20 Koordinator : DJ EBTKE

ITB/Lemigas/Gaikindo

Pengujian Sistim Bahan

Bakar

LEMIGAS ADARO

(Swadana)

Pengujian

storage stability dan material compatibility

HINABI/BPPT/ITB

Pengujian Kinerja Alat Berat dg B20

Obyek Uji : Kendaraan penumpang (MPV) dan alat

berat BPPT Gaikindo

Pengujian Kinerja Mesin Kendaraan dg

B20

Penyediaan Bahan Bakar

Pertamina dan Aprobi

Rekomendasi Teknis Penggunaan B20 untuk Kendaraan Bermotor dan Alat Berat

Mandatori BBN

Perkembangan Teknologi Mesin

Update Hasil Uji

Dukungan Teknis

Referensi Pengambilan

Kebijakan

PENGUJIAN PEMANFAATAN B20 PADA MESIN DIESEL

Page 19: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 19 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

40.000 km

100.000 km

ESDM Toyota

2

1

40%

40%

5%5% 10%

General/ City HighwayWaving Rough RoadDown/up Hill & Corner

Kondisi Jalan

Rute Pengujian

1. Sebelum implementasi B20 (tahun 2014 dan tahun

2015), ESDM (EBTKE, LEMIGAS), GAIKINDO, APROBI, BPPT, BPDS, PERTAMINA dan ITB, melakukan pengkajian kesiapan kendaraan diesel yang ada saat ini terhadap ketahanan motor diesel, hingga 40.000 km;

2. Peserta Uji : Toyota; Mitsubishi, Hino, Ford dan Chevrolet;

3. Toyota secara proaktif melanjutkan tes ketahanan kinerja mesin sampai jarak tempuh 100.000 km. [100.000 km ≈ 3 tahun masa garansi];

4. Telah dilakukan pengujian di laboratorium Denso, Jepang dengan hasil baik;

5. Telah dilakukan Sosialisasi dan Road Show B-20 rute Sumatera-Jawa-Bali pada tahun 2015-2016

6. Secara umum sampai 100.000 km, tidak ada masalah yang signifikan terjadi karena penggunaan bahan bakar B20;

7. JAMA sudah menyatakan memperbolehkan pencampuran biodiesel pada bahan bakar tidak melebihi 20% dengan persyaratan tertentu.

Uji Implementasi Mandatori Biodiesel 20% (B20)

Page 20: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 20 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

Rail Test

• Kualitas bahan bakar B0 dan B20 serta B100 memenuhi batasan spesifikasi yang berlaku.

• Mesin lokomotif uji yang menggunakan bahan bakar B0 dan B20 dapat mencapai daya maksimumnya

• Selisih konsumsi bahan bakar antara B0 dan B20 dalam rentang 1-3 %.

• Emisi gas buang CO pada lokomotif yang menggunakan B20 lebih rendah daripada yang menggunakan B0,

• Injektor masih berfungsi dengan baik.

• Filter dinyatakan tidak ada masalah karena sudah memenuhi umur teknis yang ditetapkan oleh OEM (setiap 3 bulan)

HASIL RAIL TEST SEMENTARA

• Beban kosong: 1200 ton • Pengisian/penambahan bahan

bakar sampai 3300 liter untuk CC 205, 2900 liter untuk CC 206

TARAHAN TIGA GAJAH TANJUNG ENIM

• Beban dengan muatan batubara : 4200 ton

• Pengisian/Penambahan bahan bakar sampai 3300 liter untuk CC 205, 2900 liter untuk CC 206

• Penggantian Masinis • Pengecekan Lokomotif

• Pengisian bahan bakar 100-300 liter untuk CC 205 (tambahan apabila diperlukan)

• Penggantian Masinis • Pengecekan Lokomotif

dan rangkaian

• Penggantian Masinis • Pengecekan Lokomotif

dan rangkaian

Keterangan: Siklus Berangkat

Siklus Kembali

UJI KUALITAS BAHAN BAKAR LOKOMOTIF UJI RAIL TEST

PIC : PPPTMGB - Lemigas

ENGINE MONITORING PENGGUNAAN B20 PADA LOKOMOTIF UJI RAIL TEST

PIC : BT2MP – BPPT

LINGKUP KEGIATAN RAIL TEST

B20 B0

GE CC206

EMD CC205

JALUR RAIL TEST B20

Lokomotif Uji

10 Februari – Agustus 2018 (6 bulan)

Jarak tempuh PP ± 800 km (waktu tempuh PP ± 2,2 hari) 1 bulan menempuh jarak ± 10.909 km 6 bulan menempuh jarak ± 65.454 km

Dipengaruhi Kondisi

perjalanan

PEMERIKSAAN MATERIAL DAN ANALISA KEGAGALAN INJEKTOR LOKOMOTIF UJI

PIC : ITB

KOORDINATOR

DITJEN EBTKE

Page 21: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 21 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

REGULASI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR

SK Dirjen Migas No. 28.K/10/DJM.T/2016 tentang Spesifikasi Minyak Solar 48

SK Dirjen EBTKE No 100 K/10/DJE/2016 ATAU SNI 7182:2015 tentang Spesifikasi Biodiesel

MINYAK SOLAR (B20)

BIODIESEL (B100)

Page 22: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 22 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BIODESEL DAN CAMPURANNYA

Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis dapat diakses di

http://ebtke.esdm.go.id/

Page 23: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

23

PEMBERIAN RELAKSASI

• Relaksasi Penggunaan HSD Murni (B0)

Page 24: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 24 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

RELAKSASI PENGGUNAAN HSD MURNI (B0)*

HIGHLAND FREEPORT

PLTGU dan MPP PT PLN (Persero)

ALUTSISTA TNI

*) Sesuai dengan arahan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada tanggal 24 Agustus 2018

Page 25: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 25 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

TERIMA KASIH KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Jakarta

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI Jl. Pegangsaan Timur No.1 Menteng, Jakarta

Page 26: Kebijakan dalam Implementasi Biofuel...Implementasi B20 B2,5 – B7,5 B10 B15 Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun

@djebtke 26 @djebtke www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE

Pemetaan Kebutuhan

Penetapan standar CPO untuk bahan bakar PLTD

Sosialisasi kepada industri

CPO

Kontrak untuk pasokan CPO

Penambahan oil heater, filter, fuel

storage tank cleaning system

Penambahan teknologi

pereduksi efek korosif CPO

Pengujian Training operator

Memetakan infrastruktur

pendukung yang tersedia

Koordinasi dengan pihak-pihak terkait

Pengadaan insfrastruktur

pendukung yang belum tersedia

PLTD yang berada di

daerah dengan potensi sawit

Bertahap seiring dengan

modifikasi pembangkit

Bahan Baku CPO Triwulan I Tahun ke-1

Modifikasi teknologi pembangkit Triwulan II Tahun ke-1

Penyiapan infrastruktur pendukung Tahap I

Triwulan II Tahun ke-1

Konversi PLTD HSD ke CPO Tahap I Akhir Tahun ke-1

Roadmap Konversi Bahan Bakar PLTD ke CPO

Memetakan infrastruktur

pendukung yang tersedia

Pengadaan infrastruktur yang

belum tersedia

PLTD yang jauh dari industri

sawit

Memiliki akses transportasi ke industri sawit

Paralel dengan modifikasi teknologi

pembangkit

Evaluasi pelaksanaan konversi tahap I

Triwulan I Tahun ke-2

Penyiapan infrastrktur dan armada transportasi CPO Tahap II

Triwulan II Tahun ke-2

Konversi PLTD HSD ke CPO Tahap II Akhir Tahun ke-2

Evaluasi kinerja pembangkit

Evaluasi pasokan CPO

Evaluasi biaya dan pengaruh

terhadap BPP