Upload
dinhhanh
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT PENDIDIKAN TINGGI
DAN
PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
4 OKTOBER 2017
KEBIJAKAN PENDIDIKAN TINGGI
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
TAHAPAN INOVASI: TRL DAN IRL
PERAN TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INOVASI
PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR
1
2
OUTLINE
3
5
4
KEBIJAKAN PENDIDIKAN TINGGI
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
TAHAPAN INOVASI: TRL DAN IRL
PERAN TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INOVASI
PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR
1
2
OUTLINE
3
5
4
- Jumlah PT Terlalu banyak Indonesia 4.529 vs. China 2.824 - Alokasi sumber daya reltif kecil
Sebagian besar Perguruan Tinggi kecil 70 % hanya punya 1 atau 2 prodi; 20 % secara finansial tidak sehat
Secara umum mutu tidak bagus Hanya 54 Terakreditasi A,
375 B, dan 791 Terakreditasi C
Jumlah PT vokasi terlalu sedikit Vokasi STEM 5,4 %
- Jumlah PT dikurangi melalui penutupan dan merger - Meningkatkan partisipasi masyarakat/industri
PT kecil diminta merger, PT tdk sehat diminta cari investor
Program Peningkatan Mutu *)
Jumlah Poltek ditambah, Revitalisasi Vokasi
Masalah Umum Perguruan Tinggi Indonesia dan Solusinya
2017-10-04 4
Prioritas Sasaran Strategis Dikti
2010-2014 2015-2019
AKSES
MUTU
RELEVANSI
DAYA SAING
TATA KELOLA
RELEVANSI
INOVASI
AKSES
DAYA SAING
TATA KELOLA
5
MUTU
Arah Kebijakan Pengembagan Pendidikan Tinggi 2015 - 2025
MISSION DIFFERENTIATION Jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak dan mempunyai karakteristik yang beda-beda. Untuk itu mereka harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik nya.
AFFIRMATION/CLOSING THE GAP Indonesia mempunyai sekitar 4300 perguruan tinggi negeri dan swasta. Perbedaan mutu antara perguruan tinggi terbaik dan terjelek sangat lebar. Perbedaan juga terjadi antar wilayak, antara perguruan tinggi di Jawa dan di luar Jawa. Harus ada kebijakan afirmasi untuk mengurangi perbedaan mutu antara perguruan tinggi di Jawa dan di luar jawa
INNOVATION Untuk dapat mencapai target-target tridharma pendidikan tinggi yang sangat menantang diperlukan inovasi/terobosan di semua aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
WORLD CLASS
Sampai tahun 2025 paling sedikit ada 7 perguruan tinggi Indonesia yang masuk 500 perguruan tinggi terbaik dunia.
DEREGULATION Untuk bisa melaksanakan inovasi, mengimplementasikan program-program untuk mencapai world class dan melaksankan
program afirmasi perlu dilakukan deregulasi terhadap aturan-aturan tergait pendidikan tinggi yang menjerat.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN TINGGI
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
TAHAPAN INOVASI: TRL DAN IRL
PERAN TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INOVASI
PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR
1
2
OUTLINE
3
5
4
AGENT OF EDUCATION
AGENT OF RESERACH
AGENT OF CULTURE, KNOWLEDGE, TECHNOLOGY TRANSFER
AGENT OF ECONOMIC DEVELOPMENT
PEOPLE EXPECTATION
MAIN PERFORM. INDICATOR
ULTIMATE CONTRIBUTION
EDUCATING PEOPLE
RESEARCHING BASIC AND APPLICATIVE PROBLEMS
TRANSFERING CULTURE, KNOWLEDGE, TECHNOLOGY TO SOCIETY AND INDUSTRY
INNOVATING TO DEVELOP LOCAL AND NATIONAL COMPETITIVENESS
# INNOVATION, # EMPLOYMENT # INDUSTRY # Rp GENERATED
# C,K,T TRANSFERED # INDUSTRY AND COMMUNITY
# PUBLICATION # PATENT # CITATION UNIVERSITY RANKING # GRADUATE EMPLOYABILITY WAITING TIME
“ ….university encompasses a ‘third-mission’ of economic development in addition to research and teaching.” Readings (1996)
PERLU REFORMASI PENDIDIKAN TINGGI (TERMASUK RESTRUKTURISASI DIKTI) SEHINGGA DISAMPING MENGHASILKAN LULUSAN, RISET, TRANSFER TEKNOLOGI KE MASYARAKAT, PERGURUAN TINGGI JUGA MENGHASILKAN INOVASI YANG BISA
MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN BANGSA
RENSTRA 2009-2014 RENSTRA 2015-2019
3.FULFILLING PEOPLE EXPECTATION (ROLE OF UNIVERSITY)
GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
5% - 6%
(middle income country)
Indonesia Economic Growth
Current Year 2014 > 9 %
(high income country)
Indonesia Economic Growth
Year 2020 Escaping from
middle income trap
Productivity improvement
ESCAPING FROM MIDDLE INCOME TRAP
No. 3, 4 Related to Higher Education
1. Improving infrastucture
2. Improving government
spending
3. Improving quality of
education and training
4. Boosting innovation
Kontribusi Utama Kemristekdikti yang Diharapkan Pemerintah
Ultimate Outcome: Nation Competitiveness
Output: Skilled Labors
Output: Innovation
Ultimate Impact: Economic Growth
Rational: • Negara dengan pendapatan tinggi
kebanyakan innovation driven economy • Untuk keluar dari middle income trap
perlu inovasi • Global Innovation Index Indonesia
masih rendah
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
Ultimate Outcome: Nation Competitiveness
Output: Skilled Labors
Output: Innovation
Ultimate Impact: Economic Growth
DIRJEN INOVASI MENGHASILKAN TRL 9
DIRJEN RISBANG MENGHASILKAN PENELITIAN
TRL 5 DAN 6 (PROTOTYPE)
DIRJEN KELEMBAGAAN PENGUATAN KELEMBAGAAN
PUI DAN STP
DIRJEN SDI PENGEMBANGAN SDM
PENELITI DAN INOVATOR
DIRJEN BELMAWA PENGEMBANGAN
KURIKULUM INOVASI
PROSES HILIRISASI MENGHASILKAN PPBT
(IRL 9)
No Indikator Program Target
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah Paten yang Terdaftar 1580 1735 1910 2100 2305
2 Jumlah Publikasi Internasional 5008 6229 7769 9689 12089
3 Jumlah Prototipe 530 632 783 930 1081
Program Penguatan Riset dan Pengembangan
No Indikator Program Target
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah Produk Inovasi 28 38 50 62 74
Program Penguatan Inovasi
TARGET PROGRAM KEMENRISTEKDIKTI
15
No Kegiatan Leading Sector Supporting
1 Penelitian dasar (akademik) Penguatan Risbang Penguatan Inovasi
2 Penelitian inovatif (mencapai TRL9) Penguatan Inovasi Penguatan Risbang
3 Pameran inovasi Penguatan Inovasi Penguatan Risbang
4 Mediasi Penguatan Inovasi Kelembagaan
5 Pelatihan pengelolaan STP Kelembagaan Penguatan Inovasi
6 Desiminasi teknologi Penguatan Inovasi Penguatan Risbang
7 Fasilitasi Kelembagaan Penguatan Inovasi
8 Bimbingan HKI Penguatan Risbang Kelembagaan
9 Pemagangan Kelembagaan Penguatan Inovasi
10 Inkubasi Kelembagaan Penguatan Inovasi
Perencanaan, Pembangunan, dan Pembinaan STP
1 Perencanaan pembangunan STP Kelembagaan
2 Pembangunan fisik STP Kelembagaan
3 Pengembangan SDM Sumberdaya Iptek
4 Pembinaan setelah operasi Kelembagaan
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
KEBIJAKAN PENDIDIKAN TINGGI
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
TAHAPAN INOVASI: TRL DAN IRL
PERAN TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INOVASI
PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR
1
2
OUTLINE
3
5
4
The Oslo Manual for measuring innovation defines four types of innovation: product innovation, process innovation, marketing innovation and organisational innovation. Product innovation: A good or service that is new or significantly improved. This includes significant improvements in technical specifications, components and materials, software in the product, user friendliness or other functional characteristics. Process innovation: A new or significantly improved production or delivery method. This includes significant changes in techniques, equipment and/or software. Marketing innovation: A new marketing method involving significant changes in product design or packaging, product placement, product promotion or pricing. Organisational innovation: A new organisational method in business practices, workplace organisation or external relations.
DEFINISI INOVASI
CREATING NEW CONCEPTS
DEVELOPING PRODUCTS
REDESIGNING THE PRODUCTION
PROCESSES
REDESIGNING THE MARKETING
PROCESSES
MANAGING KNOWLEDGE AND TECHNOLOGY
M A R K E T
M A R K E T
MANAGING THE INNOVATION PROCESS
(Source : CIDEM)
TECHNOLOGY READINESS LEVEL
Valley of Death of Innovation
INNOVATION READINESS LEVEL
[ TRL 9 ]
INNOVATION READINESS LEVEL
SUPERPOSISI TRL DAN IRL
IRL 1 IRL 2 IRL 3 IRL 4 IRL 5 IRL 6 IRL 7 IRL 8 IRL 9
TRL 1 TRL 2 TRL 3 TRL 4 TRL 5 TRL 6 TRL 7 TRL 8 TRL 9
System prototype demo in operational environment
A representative prototype is tested in a relevant environment. The business team is still incomplete and the venture not ready for commercialization. A full business plan including market, operational, technological, and financial aspect is available.
Basic principles are observed and reported
The intention to translate the application or technology transfer into a business venture
ACADEMIA COLLABORATION INDUSTRY
Garam Farmasi
GESITS
KEBIJAKAN PENDIDIKAN TINGGI
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
TAHAPAN INOVASI: TRL DAN IRL
PERAN TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INOVASI
PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR
1
2
OUTLINE
3
5
4
INTENSITAS PENGGUNAAN ILMU TEKNIK INDUSTRI DALAM PROSES INOVASI
IRL 1 IRL 2 IRL 3 IRL 4 IRL 5 IRL 6 IRL 7 IRL 8 IRL 9
TRL 1 TRL 2 TRL 3 TRL 4 TRL 5 TRL 6 TRL 7 TRL 8 TRL 9
ACADEMIA COLLABORATION INDUSTRY
TRL / IRL +
+
INTE
NSI
TAS
PEN
GG
UN
AA
N
ILM
U T
EKN
IK IN
DU
STR
I
• PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK • PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
• PERENCANAAN INDUSTRI I • PERENCANAAN INDUSTRI II • MANAJEMEN KEUANGAN
• SUPPLY CHAIN MANAGEMENT • EKONOMI INDUSTRI
• MANAJEMEN TEKNOLOGI • STRATEGI BISNIS
• MANAJEMEN RISIKO BISNIS • MANAJEMEN KEUANGAN
• PLANT LAYOUT • ANALISA KEPUTUSAN • KEWIRAUSAHAAN
• MANAJEMEN PEMASARAN • MANAJEMEN ORGANISASI DAN SUMBERDAYA
MANUSIA
MATAKULIAH DI TEKNIK INDUSTRI MENDUKUNG INOVASI
Peran Teknik Industri Dalam nnovasi
• Inovasi adalah faktor paling penting yang menentukan daya saing suatu negara atau perusahaan
• Kementerian Ristekdikti telah menetapkan Inovasi sebagai salah satu dari dua output penting Kemristekdikti untuk mendukung daya saing bangsa
• Untuk itu semua Dirjen di Kemristekdikti harus mendukung program inovasi
• Disiplin teknik industri mempunyai peran yang sangat penting dalam menghasilkan inovasi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya mata kuliah yang diajarkan di Teknik Industri yang mendukung inovasi.
• Program studi teknik Industri perlu lebih mengembangkan dan mengajarkan ilmu yang
spesifik terkait inovasi, misalnya adalah: manajemen inovasi, technology transfer and business incubation, science and technopark management, dll
• Dosen/peneliti di bidang Teknik Industri perlu duduk bersama untuk mengembangkan body of knowledge terkait manajemen inovasi, technology transfer and business incubation, Science and Technopark management yang sesuai dengan situasi Indonesia
KEBIJAKAN PENDIDIKAN TINGGI
KEBIJAKAN KEMRISTEKDIKTI TERKAIT INOVASI
TAHAPAN INOVASI: TRL DAN IRL
PERAN TEKNIK INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INOVASI
PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR
1
2
OUTLINE
3
5
4
S2
S1
S3
1
2
3
4
5
7
8
9
6
D I
D III
D II
S1 Terapan
S2 (Terapan)
S3 (Terapan)
9 tahun pendidikan dasar (6+3) Pendidikan anak usia dini(1-2)
SMK/MAK SMA
1) Academic 2) Vocational 3) Professional
Jenis Pendididkan Tinggi Indonesia
Spesialis
Pofesi
Sub-spesialis
Jenis Pendidikan Akademik, Vokasi, dan Profesi
Pasal 15 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pendidikan akademik merupakan Pendidikan Tinggi program sarjana dan/atau program pascasarjana yang
diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pasal 16 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan
Pasal 17 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam
pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Program Profesi Insinyur
Pasal 24 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(1) Program profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja.
(2) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.
(3) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyiapkan profesional.
(4) Program profesi wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik minimum lulusan program profesi dan/atau lulusan program magister atau yang sederajat dengan pengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Program Profesi Advokat
Pasal 24 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(1) Program profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja.
(2) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.
(3) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyiapkan profesional.
(4) Program profesi wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik minimum lulusan program profesi dan/atau lulusan program magister atau yang sederajat dengan pengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Program Profesi Advokat
Pasal 24 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(1) Program profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja.
(2) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.
(3) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyiapkan profesional.
(4) Program profesi wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik minimum lulusan program profesi dan/atau lulusan program magister atau yang sederajat dengan pengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI BELANDA
Hasil Yang Diharapkan
Para sarjana teknik yang telah mengikuti memiliki kemampuan level 7 KKNI:
(a) Kemampuan merencanakan dan mengelola sumberdaya keteknikan yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif dengan memanfaatkan IPTEK untuk menghasilkan langkah-langkah teknis untuk pengembangan strategis organisasi bidang kerjanya;
(b) Kemampuan memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menghasilkan nilai tambah dan manfaat untuk masyarakat, di dalam bidang keinsinyurannya melalui pendekatan monodisiplin dan multidisiplin; dan
(c) Kemampuan melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.
Sikap
Keterampilan
Keterampilan Khusus
Disusun oleh a. forum program studi sejenis atau nama lain yang
setara; atau b. pengelola program studi dalam hal tidak memiliki
forum program studi sejenis; untuk diusulkan kepada dan ditetapkan oleh Menteri
Ditetapkan dalam Lampiran Pemenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SN Dikti
Standar Kompetensi Lulusan (2) Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.
Standar Kompetensi
Lulusan
Capaian Pembelajaran
Lulusan Pengetahuan
Keterampilan Umum
Ditetapkan dalam Lampiran Pemenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SN Dikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sks, Proses dan Durasi Pembelajaran
Sistem Kredit Semester bermuatan 24 SKS yang terdiri dari:
• Lebih dari 70% di lapangan atau tempat kerja dengan pembimbing magang
• Maksimum 30% tatap muka di kelas dengan dosen pembimbing
Proses pembelajaran:
• Tugas mandiri berupa laporan studi kasus keinsinyuran
• Tugas kelompok (Project/Problem based learning, Collaborative Based Learning, dsb)
• Penulisan laporan proyek dan presentasi
• Proposal kegiatan keinsinyuran
• Menghadiri Seminar
Durasi: 1-2 semester
• Evaluasi dilakukan untuk memberikan nilai berupa:
• Kehadiran/presensi
• Ujian
• Tugas-tugas
• Dan bentuk penilaian yang lainnya
STAFF PENGAJAR
Staf Pengajar Program Profesi Insinyur adalah seseorang yang:
• Memiliki minimal sertifikat Insinyur Profesional Madya (IPM) yang masih berlaku (secara internal dianggap secara dengan ACPE), dan
• Mendapatkan surat penugasan dari lembaga terkait, yaitu PII, atau perguruan tinggi yang terkait, atau industri yang terkait.
PERSYARATAN PESERTA
Syarat Umum:
• sehat jasmani, rohani, bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif;
• mendaftar untuk mengikuti pendidikan profesi insinyur
• telah lulus pendidikan akademik sarjana bidang teknik; atau sarjana terapan bidang teknik;
• atau sarjana pendidikan bidang teknik; atau sarjana sains; • memenuhi semua persyaratan dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh perguruan tinggi
pelaksana Program profesi insinyur, antara lain: tata cara pendaftaran, dan tata cara seleksi.
Syarat Khusus untuk sarjana pendidikan bidang teknik; atau sarjana sains:
• yang telah melakukan program penyetaraan dengan sarjana bidang teknik atau sarjana terapan bidang teknik melalui pendidikan, pelatihan, dan berpengalaman kerja di bidang keinsinyuran;
• yang memiliki pengalaman kerja praktik keinsinyuran sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; dan
• yang memiliki pengalaman kerja di bidang teknik dibuktikan dengan surat pernyataan dari masing-masing institusi tempat yang bersangkutan bekerja;
URAIAN MATERI PPI
• Pengetahuan dasar
• Kompetensi dasar keprofesian (Etika profesi (kesehatan, keselamatan, lingkungan & kesejahteran)
• Kemampuan praktek & studi kasus
• Kecakapan perilaku (“softskills”, yang antara lain mencakup: komunikasi, kerjasama, kepemimpinan, dan manajemen).
MATERI PERKULIAHAN (MATA KULIAH)
• Kode etik dan etika profesi insinyur (2 sks)
• Profesionalisme (2 sks)
• Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja dan Lingkungan (2 sks)
• Praktek Keinsinyuran (12 SKS): • Filosofi Keinsinyuran di Industri • Arah perkembangan industri dan Status • Sistem Industri (Engineering) • Permasalahan Keinsinyuran • Tugas mengatasi Masalah • Penulisan laporan praktik keinsinyuran
• Studi Kasus (4 sks)
• Pemateri pada Seminar, Workshop, Diskusi (2 sks)
Terimakasih