Upload
trandieu
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
Disampaikan pada :
Workshop Efisiensi Energi di IKM
Jakarta, 27 Maret 2012
I. LATAR BELAKANG
1. Kondisi Industri
• Pembangunan sektor industri di Indonesia yang telah
berjalan sekitar 50 (lima puluh) tahun selain telah
memberi dampak positif bagi negara, juga memberikan
dampak negatif terhadap permasalahan lingkungan
terutama pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
limbah industri serta pemanfaatan sumber daya alam
yang tidak efisien.
• Dengan semakin terbatasnya sumber daya alam, krisis
energi dan menurunnya daya dukung lingkungan, maka
tuntutan untuk mengembangkan industri yang ramah
lingkungan atau yang dikenal dengan istilah industri hijau
(green industry) telah menjadi isu penting.
Public
Opinion
Investor/Bank/
Insurers
Green Consumer
PowerEmployees
Global Concensus
Government Regulation
2. Tuntutan Global
Komitmen Presiden pada G-20 Pittsburgh dan COP15
Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020
26%
15%Upaya sendiri
Upaya sendiridan Dukungan internasional
RAN-GRK/RAD-GRK
26%
41%
3. Komitmen Pemerintah Untuk Penurunan Emisi GRK
Total emisi GRK di Indonesia darisemua sektor posisi pada tahun 2000sebesar : 1,415,988 Gg CO2e
Kontribusi GRK terdiri dari:1. Kehutanan dan lahan gambut 58%2. Energy 24%3. Limbah 11%4. Industry 2%5. Pertanian 5%
Kontributor Emisi GRK SektorIndustri1. Semen2. Logam dan Baja3. Tekstil4. Pulp dan Kertas5. Petrokimia 6. Pupuk7. Glass dan Keramik 8. Makanan dan minuman
Peat land
Sumber : SECOND NATIONAL COMMUNICATION-SNC
Membangun Industri dengan Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Ekonomi
LingkunganSosial
Pembangunan industri yang mampu menyerap
tenaga kerja, menghasilkan barang yg diperlukan
masyarakat, menghasilkan devisa melalui
ekspor, menghemat devisa melalui pengurangan
produk impor
Pembangunan industri yang mampu menjaga
keseimbangan ekosistem, memelihara sumberdaya
yang berkelanjutan, menghindari eksploitasi
sumberdaya alam dan fungsi pelestarian lingkungan
Pembangunan industri yang dapat memberi
manfaat pada masyarakat, seperti
, peningkatan pendidikan, kesehatan
dan keamanan
Tujuan Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang(Perpres No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional)
4. Kebijakan Kementerian Perindustrian
II. INDUSTRI HIJAU
1. Definisi Industri Hijau
Industri Hijau adalah industri yang dalam proses
produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan industri dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat
bagi masyarakat.
(RUU Perindustrian)
SUPPORTING
•Standard •Lembaga Sertifikasi •Kerjasama • Pembiayaan • SistemInformasi•Insentif
•Pendidikan dan Pelatihan
•R & D • BantuanTeknis
2. Prinsip-Prinsip Penerapan Industri Hijau
Green Production (Preventive)
Gre
en I
nd
ust
ry
Supplier Energi
Bahan baku dan penolong
Teknologi/Mesin
Proses Produksi
Produk
Limbah/Emisi
Business as Usual
Produk Bekas &
Kemasannya
EcoFriendly
• Ramah Lingkungan
• Hemat/efisien & Efektif
• Renewable (jika tersedia)
• Penerapan Reduce & Reuse • Pendayagunaan SDM
berwawasan lingkungan• Penerapan SOP • Penerapan tataletak pabrik
yang efisien dan efektif• Modifikasi peralatan
• Eco-Product• Eco-Packaging• Rendah/ zero
emission• Diolah hingga
memenuhi BML• Non B3• Dapat
dimanfaatkan• Penerapan
Recycle, Recovery
EcoFriendly
Air
CurativeKemasan
3. Pencapaian Industri Hijau
Industri hijau dapat dicapai antara lain melalui:
1. Meningkatkan upaya-uapaya pengelolaaninternal/housekeeping;
2. Meningkatkan proses pengawasan;
3. Daur ulang bahan/material;
4. Modifikasi peralatan yang ada;
5. Teknologi bersih;
6. Perubahan bahan baku;
7. Modifikasi produk; dan
8. Pemanfaatan produk samping
4. Manfaat Penerapan Industri Hijau
• Meningkatkan profitabilitas (keuntungan) melalui peningkatan efisiensi sehingga dapat mengurangi biaya operasi, pengurangan biaya pengelolaan limbah dan tambahan pendapatan dari produk hasil samping
• Meningkatkan image perusahaan
• Meningkatkan kinerja perusahaan
• Mempermudah akses pendanaan
• Flexsibelitas dalam regulasi
• Terbukanya peluang pasar baru
• Menjaga kelestarian fungsi lingkungan
III. TANTANGAN & STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
Tantangan:
1. Dibutuhkan Penggantian/modifikasi mesin industri untuk
mengganti/modifikasi mesin dibutuhkan investasi, sementara
bunga komersial perbankkan nasional tinggi (14%) serta tidak
adanya industri permesinan nasional;
2. Dibutuhkan penghargaan bagi kalangan industri yang telahmewujudkan industri hijau, misal: pemberian kompensansidalam bentuk bantuan dana; bantuan teknis dll untukmeningkatkan upaya perbaikan;
3. Perlu dirumuskan pola insentif bagi industri yang telahmenerapkan industri hijau.
Strategi:
• Mengembangkan kerjasama internasional terkait perumusankebijakan dan pendanaan dalam pembangunan danpengembangan industri hijau;
• Memperkuat kapasitas institutional untuk mengembangkanindustri hijau;
• Membangun koordinasi antara pemerintah, masyarakat dansektor swasta;
• Mempromosikan/ mensosialisasikan kebijakan dan regulasiteknis yang berkaitan dengan industri hijau (meliputi bahanbaku, proses produksi, teknologi dan produk yang ramahlingkungan).
• Meningkatkan kemampuan SDM, transfer teknologi, danmemperkuat R&D
IV. UPAYA KEMENPERIN DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI HIJAU
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN:
1.Penggunaan mesin ramah lingkungan melalui program restrukturisasi permesinan untuk industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, dan gula: program ini memberikan dampak yang signifikan berupa penghematan penggunaan energi sampai 25%, peningkatan produktivitas sampai 17%, peningkatan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan efektivitas giling pada industri gula;
2.Penerapan produksi bersih dengan memberikan pelatihan kepada pelaku industri dan aparatur, menyusun pedoman teknis produksi bersih untuk beberapa komoditi industri dan bantuan teknis kepada beberapa industri;
3.Kebijakan teknis, yaitu perlindungan terhadap lapisan ozon melalui kontrol penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO ) secara bertahap.(Peraturan Menteri Perindustrian No. 33 Tahun 2007: larangan Memproduksi Bahan Perusak lapisan Ozon serta Memproduksi yang menggunakan BPO;
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN (lanjutan ……….)
4. Penyusunan Data Inventori Emisi CO2 equivalent di 700 perusahaan dari 8 sektor industri untuk penetapan baseline emisi GRK;
5. Penyusunan Grand Strategi Konservasi Energi;
6. Implementasi Konservasi energi pada 35 perusahaan industri baja dan 15 perusahaan industri pulp dan kertas;
7. Penyusunan Pedoman Teknis Penurunan Emisi GRK pada industri Semen;
8. Himbauan kepada sektor industri agar lebih memanfaatkan mekanisme pembangunan bersih (“clean development mechanism” atau CDM);
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN (lanjutan ……….)
9. Pemberian penghargaan industri hijau :
•Tahun 2010 kepada 9 perusahaan industri
•Tahun 2011 kepada 10 perusahaan industri
10. Program Re-use air limbah hasil pengolahan padaindustri Penyamakan Kulit di sentra industriMagetan
11. Program pengembangan biogas dari limbah industritahu.
1). Revisi UU tentang Perindustrian, salah satunya adalah mengatur tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan industri hijau
2). Penyusunan rencana induk pengembangan industri hijau
3). Penyusunan standar industri hijau
4). Penyusunan katalog bahan baku dan bahan penolong ramah lingkungan
UPAYA YANG SEDANG DILAKUKAN:
UPAYA YANG AKAN DILAKUKAN:
1) Penyusunan Kebijakan Insentif untuk industrihijau
2) Pengembangan R&D clean technology3) Bantuan teknis dan Pilot Project penerapan
produksi bersih pada industri4) Penyusunan Baseline industri hijau
(penggunaan energi, air, bahan baku danpenolong, teknologi & prosesproduksi, mesin, SDM dan eco-product)
5) Pembentukan Lembaga Sertifikasi IndustriHijau
V. PENUTUP
Pengembangan Industri Hijau membutuhkandukungan dari semua pihak,, yaitu pelakuindustri, pemerintah dan masyarakat.
TERIMA KASIH