25
Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker Penulis Dr. Ni Ketut Putri Ariani, SpKJ PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/ RSUP SANGLAH DENPASAR 2017

Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker

Penulis

Dr. Ni Ketut Putri Ariani, SpKJ

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1

ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA/ RSUP SANGLAH DENPASAR

2017

Page 2: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya monograf

ini bisa diselesaikan yang berjudul “Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker”.

Penyusunan monograf ini adalah suatu upaya untuk memperluas dan memperdalam

ilmu pengetahuan di bidang psikiatri paliatif yang diharapkan dapat memberi

manfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tinjauan pustaka ini jauh dari sempurna

sehingga memerlukan bimbingan, kritik dan saran dari seluruh pembaca. Atas

masukannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,

Denpasar, November 2017

Penulis

Page 3: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4

2.1 Definisi .. ................................................................................................................... 4

2.2 Efek menguntungkan dari agama dan spiritual ......................................................... 5

2.3 Spiritual dan Agama ................................................................................................. 6

2.4 Efek Budaya pada spiritual seseorang ...................................................................... 7

2.5 Efek perjalanan pribadi tentang spiritual individu .................................................... 7

2.6 Memberikan perawatan spiritual ............................................................................. 10

2.7 Pembahasan............................................................................................................. 14

RINGKASAN ................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………..21

Page 4: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

iv

BAB I

PENDAHULUAN

Spiritualitas manusia adalah aspek penting dari keberadaan manusia dan

dapat membawa manusia untuk mengalami transendensi dan konsistensi dengan

keberadaan hal-hal yang lebih kuat dari dirinya, atau menemukan ikatan dengan

orang lain. Apapun caranya, spiritualitas mewujudkan keterhubungan vertikal

(dengan kekuatan yang lebih tinggi), dan horizontal (dengan manusia lain), di luar

“diri sendiri.” Pengalaman ini memberikan arahan dalam hidup dan makna untuk

kematian. Spiritualitas seseorang lebih tampak pada saat ia sedang membutuhkan

sesuatu dan saat krisis. Krisis ini dapat berupa penyakit, keluhan sakit, kehilangan,

dan kekurangan (Simha, 2013).

Sekarang ini, kanker dianggap sebagai salah satu masalah kesehatan yang

paling penting di seluruh dunia. Menurut perkiraan World Health Organization

pada tahun 2012, 14,1juta kasus kanker baru telah dilaporkan. Terdapat 1,7juta

kematian akibat kanker setiap tahun di Eropa, dan diperirakan bahwa prevalensi

kanker akan menjadi dua kali lipat hingga 2020. Diagnosis kanker dapat

menyebabkan munculnya perasaan takut, cemas, depresi, dan putus asa, dan dapat

menyebabkan keraguan dalam melakukan rencana-rencana masa depan. Kanker

dapat secara signifikan meningkatkan kebutuhan spiritual pasien. Karena harga diri

dan keyakinan spiritual terancam dan hubungan personal terganggu karena

Page 5: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

2

kurangnya kepercayaan diri, mekanisme yang sebelumnya adaptif menjadi tidak

cukup. Perawatan di rumah sakit dapat memicu perasaan kesepian dan pada

akhirnya krisis spiritual muncul pada mereka. Krisis ini dapat menyebabkan

ketidakseimbangan pada pikiran, tubuh, dan jiwa. Dalam menghadapi penyakit

kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling

penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung pada aspek

spiritual, dan penyesuaian spiritual adalah metode terkuat yang mereka gunakan

untuk menghadapi penyakitnya. Kecenderungan kearah agama, keyakinan, dan

sumber-sumber spiritual dapat digunakan sebagai pendekatan psikososial yang

adaptif pasca diagnosis (Simha,2013).

Menurut filosofi perawatan Florence Nightingale, spiritualitas merupakan

bagian tak terpisahkan dari manusia dan merupakan sumber terdalam dan terkuat

untuk penyembuhan. Karenanya, salah satu tanggung jawab perawat adalah untuk

memperhatikan dimensi spiritual dari perawatan dan memberikan suasana yang

menyembuhkan untuk pasien. Sebagai bagian dari suatu perawatan holistik,

penyedia layanan perlu memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mendeteksi

kebutuhan spiritual pasien dan memberikan perawatan yang tidak sekedar

memenuhi kebutuhan fisik; karena ketika menghadapi diagnosis, perubahan status

penyakit, atau masalah-masalah pada akhir kehidupan, pasien kanker dapat lebih

berisiko mengalami stres spiritual. Karenanya, perhatian terhadap kebutuhan

spiritual merupakan bagian yang diperlukan dari perawatan holistik dalam

keperawatan. Meskipun begitu, sebagian besar pasien tidak menerima perawatan

spiritual yang diperlukan oleh pelaku rawat, dan respons terhadap kebutuhan

Page 6: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

3

spiritual pasien kanker cenderung minimal atau terabaikan. Kegagalan untuk

memenuhi kebutuhan spiritual berhubungan dengan penurunan kualitas perawatan,

kepuasan pasien, dan kualitas hidup (Hatamipour, 2015).

Pemahaman perawat tentang kebutuhan spiritual pasien dapat

mempengaruhi hubungan dan perawatan spiritual dari pasien. Ketidakpastian dalam

memahami konsep spiritualitas dan tanggung jawab perawat yang ambigu untuk

memberikan perawatan spiritual dianggap sebagai suatu masalah etik. Mengingat

bahwa pengalaman pasien dan penyedia layanan dapat berperan penting dalam

menjelaskan perawatan spiritual dalam keperawatan, dan karena mengenali

kebutuhan spiritual dianggap sebagai suatu unsur penting dalam memberikan

perawatan yang berbudaya, penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih

baik tentang karakteristik kebutuhan spiritual. Dengan mempertimbangkan

religiusitas, dimensi agama dapat lebih penting dalam penilaian kesehatan spiritual,

yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Menurut kode etik di sebagian besar

universitas, perawat diharapkan memberikan perawatan berdasarkan kebutuhan

fisik, psikologis, sosial spiritual dan status pasien, dan berperan aktif dalam

memenuhi kebutuhan spiritual mereka. Meskipun ada kebutuhan untuk

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi, sejauh ini baru

ada sedikit studi untuk menjelaskan kebutuhan spiritual pasien kanker (Hatamipour,

2015) .

Page 7: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Akar kata dari “spirit” adalah nafas (Latin: spiritus) dan mudah untuk

membayangkan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan esensi kehidupan, ketika

kita meninggal, nafas meninggalkan kita (Ganeva,1998).

Tradisi filosofi/teologi barat

Di dunia barat, spirit merupakan komponen ketiga dari manusia selain

badan dan jiwa. Spirit atau nafas merupakan yang memberikan kehidupan kepada

badan. Jiwa atau pikiran (psyche), istilah tersebut diartikan sebagai bagian penting

yang tidak berwujud dari manusia, menyatu secara sementara dengan tubuh

manusia. Tradisi barat lebih mengutamakan jiwa daripada spirit.

Tradisi filosofi/teologi timur

Guru spiritual timur berbagi minat yang sama, meskipun penekanan mereka

pada kesadaran menyebabkan kecenderungan mereka untuk berbicara tentang

"diri", atman. Teks Weda awal menghubungkan antara atman dengan nafas

kehidupan (prana). Dalam Upanishad, atman menjadi kesadaran, esensi manusia

yang melampaui tubuh dan pengalaman. Buddhist "non-self" menyoroti antar

kesejahteraan semua kondisi kesadaran.

Page 8: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

5

Pemisahan spiritualitas dan kedokteran sekuler

Pemisahan spiritualitas dari praktek modern, kedokteran sekuler berawal

dari abad ke 18. Terdapat pencerahan tentang perdebatan mengenai asal

pengetahuan dan agama. Keberhasilan dan dominasi berikutnya metode ilmiah

telah meninggalkan sedikit tempat untuk jiwa (Ganeva, 1998).

Permusuhan Freud terhadap agama dan pengalaman mistik diambil sebagai

dukungan lebih lanjut untuk menolak bahasa jiwa sebagai ketinggalan zaman.

Namun, dalam penciptaan nama "psikoanalisis", Freud membuat referensi sadar

untuk mitoseros dan jiwa. Profesional kesehatan harus jelas tentang konsep yang

mereka gunakan dan definisi yang efektif diperlukan untuk konteks kontemporer

agar dapat memahami akar teologis-filosofis ide-ide tersebut.

2.2 Efek menguntungkan dari agama dan spiritualitas

Beberapa penelitian melaporkan adanya pengurangan angka kematian pada

orang yang beragama dan berspiritual. Salah satu penelitian di Amerika Serikat

yang menghadiri pelayanan agama mingguan didapatkan :

-53% lebih kecil kemungkinannya untuk mati dari penyakit koroner daripada yang

tidak

- 53% lebih kecil kemungkinannya untuk mati dari bunuh diri

-74% lebih kecil kemungkinannya untuk mati dari sirosis

Page 9: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

6

Komunitas agama nampaknya memberikan perlindungan dari efek isolasi

sosial. Agama memberikan dan menguatkan keluarga dan jaringan sosial,

memberikan rasa memiliki, dan kepercayaan diri dan menawarkan dukungan

spiritual dimasa sulit. Sebuah penelitian yang dilakukan Bernadi et al.

memperlihatkan bahwa doa Rosario dan yoga mantra memiliki efek pada ritme

autonomik kardiovaskuler. Pembacaan Rosario dan juga yoga mantra,

memperlambat respirasi sampai 6/menit dan ditingkatkannya variabilitas denyut

jantung dan meningkatnya sensitivitas barorefleks yang merupakan kekuatan dan

prediktor bebas dari prognosis yang buruk dari penyakit jantung. Spiritualitas

mampu membuat tenang, meningkatkan konsentrasi, dan menciptakan rasa

kesejahteraan dengan cara mengurangi adrenalin dan kadar kortisol serta

meningkatkan kadar endorphin (Edwards, 2010).

2.3 Spiritualitas dan agama

Dalam istilah kontemporer, spiritualitas semakin banyak digunakan

berlawanan dengan agama, biasanya dalam bentuk kelembagaan dan sering dengan

kesimpulan bahwa spiritual lebih otentik daripada yang religius.

Dua hal tersebut sangat erat terkait, tapi sementara itu adalah mungkin untuk

otentik spiritual tanpa agama, sulit untuk menjadi otentik agama tanpa spiritual.

Untuk alasan ini, agama dapat dilihat sebagai salah satu cara di mana orang

mengekspresikan spiritualitas mereka, tetapi itu tidak berarti satu-satunya cara

(Ross L, 2010).

Pendapat tentang perlunya membedakan spiritualitas dan religiusitas

didukung secara empiris oleh penelitian Woods dan Ironson (1999). Mereka

Page 10: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

7

menemukan perbedaan antara orang spiritual dan orang yang religius. Subyek yang

menyatakan dirinya sebagai seorang religius cenderung melihat sisi spiritualitasnya

yang berhubungan dengan institusi, tradisi, dan tindakan-tindakan. Sedangkan

subyek yang menyatakan diri mereka sebagai seorang spiritual memandang

spiritualitas mereka sebagai alat untuk menjadi saling berkaitan dengan makna

transenden. Spiritualitas kemudian digambarkan sebagai sebuah bentuk hubungan

manusia dengan dimensi yang lebih tinggi (The Higher Power) dan Tuhan di dalam

dirinya. Agama lebih merupakan sebuah sistem keyakinan dengan sekumpulan

dogma religius (Narayanasamy, 2007).

2.4 Efek budaya pada spiritualitas seseorang

Spiritualitas individu dibentuk oleh budaya di mana mereka tinggal. Oleh

karena itu,bahasa, makanan, pakaian, struktur sosial dan adat istiadat dibentuk oleh

keyakinan dan praktik keagamaan, seperti di Katolik Roma, Hindu, atau negara-

negara Muslim, spiritualitas akan diekspresikan melalui bentuk-bentuk budaya, dan

perawatan spiritual yang efektif akan bertujuan untuk mendukung ekspresi bentuk

dari budaya/agama tersebut.

Dalam budaya Barat yang sekuler, di mana keyakinan dan nilai-nilai yang

ditransmisikan dalam rumah dan / atau komunitas iman, spiritualitas menemukan

ekspresi dalam berbagai bentuk, belum tentu religius. Perawatan spiritual yang

efektif akan memahami bahwa kebutuhan rohani adalah hal yang sangat penting

dibandingkan dengan agama ( Narayanasamy, 2007).

Page 11: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

8

2.5 Efek perjalanan pribadi tentang spiritualitas individual

Spiritualitas juga dibentuk oleh perjalanan hidup individu, pengalaman

yang mereka miliki dan pertemuan mereka dengan orang lain. Young (2007) juga

menjelaskan bahwa proses penuaan adalah suatu langkah yang penting dalam

perjalanan spiritual dan pertumbuhan spiritual seseorang. Orang-orang yang

memiliki spiritualitas berjuang mentransendensikan beberapa perubahan dan

berusaha mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang hidup mereka dan

maknanya ( Puchalski, 2009).

Seseorang yang sedang dihadapkan dengan kematian sendiri memiliki

dampak spiritual yang mendalam, yang pada dasarnya dapat mengganggu

keyakinan dan nilai-nilai yang telah lama diyakini. Ini mungkin tidak dengan

sendirinya menjadi hal yang buruk dan pasien mungkin datang untuk menghargai

jenis kebebasan perspektif yang membawa perubahan. Namun penderitaan

seseorang juga dapat dipicu oleh evaluasi kembali keyakinan seseorang , hal

tersebut dapat menjengkelkan bagi pengasuh, profesional, dan keluarga, dan orang

yang mengalami keraguan, konflik, dan kebingungan yang terjadi dengan

disintegrasi keyakinan yang ada, mungkin perlu dukungan sensitif untuk

menemukan tempat reintegrasi.

Penyakit yang mengancam jiwa dapat membangunkan kembali

kepercayaan aktif pada mereka yang tidak memiliki hubungan afiliasi tertentu

dengan kelompok agama. Tetapi kebangkitan ini dapat mempertahankan atau

mengancam tergantung pada bagaimana individu memandang itu (puchalski,

2009).

Page 12: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

9

Penelitian tentang keyakinan dan kematian yang baik

Asumsi yang mendasari banyak literatur tentang spiritualitas, yaitu bahwa

penyakit terminal mengintensifkan pasien mencari makna, tidak memiliki

dukungan empiris. Namun, ada beberapa penelitian yang mendukung bukti anekdot

bahwa dalam penyakit terminal, yang penting adalah tidak begitu banyak pasien

percaya terhadap sesuatu, namun kekuatan keyakinan mereka yang paling penting.

McClain-Jacobson et al. menemukan bahwa keyakinan akan adanya

kehidupan setelah kematian dikaitkan dengan rendahnya tingkat putus asa pada

akhir kehidupan (keinginan untuk mati, keputusasaan, keinginan bunuh diri), tapi

tidak dikaitkan dengan tingkat depresi atau kecemasan, dan menyimpulkan bahwa

spiritualitas memiliki efek yang jauh lebih kuat pada fungsi psikologis daripada

keyakinan akhirat.

Smith et al. melihat hubungan lengkung yang signifikan antara sudut

pandang pasien tentang kematian dan ketakutan mereka yang sebenarnya tentang

kematian, menunjukkan bahwa keyakinan yang sebenarnya merupakan faktor

penentu yang kurang kritis tentang takut kematian namun yang menentukan adalah

kepastian dengan keyakinan yang ada.

Penelitian lain juga telah membuktikan bahwa penderita kanker serviks

yang memiliki tingkat spiritualitas rendah cenderung lebih depresif daripada

penderita kanker serviks dengan tingkat spiritualitas baik. Penelitian Hallstead dan

Hull terhadap 10 perempuan dengan non-Hodgkin’s lymphoma, kanker payudara

dan kanker ovarium memberikan gambaran bahwa penderita kanker dapat melawan

keadaan sakitnya dengan mencoba meningkatkan penerimaan dan keyakinan

Page 13: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

10

bahwa hidup dengan kanker adalah bagian hidup yang harus dijalaninya tetapi disisi

lain mereka merasakan hidupnya menjadi tidak pasti.

Sebaliknya Nagai-Jaconsen & Burkhart mengatakan bahwa pemenuhan

kebutuhan spiritual merupakan bentuk pelaksanaan pelayanan keperawatan bagi

penderita penyakit terminal. Penelitian lain yang mendukung tema penelitian ini

adalah hasil penelitian Narayanasamy mengungkapkan bahwa spiritual dapat

menjadi mekanisme koping dan faktor yang berkontribusi penting terhadap proses

pemulihan klien. Bussing, Fischer, Ostermann dan Matthiessen dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa pasien kanker yang memiliki sandaran sumber

religius yang kuat akan mengantarkan pasien tersebut pada prognosis yang lebih

baik dari yang diperkirakan. Penelitian yang dilakukan oleh Balboni,

Vanderwerker, Block, Paulk dan Lathan diketahui bahwa 96% dari orang dewasa

di Amerika Serikat yang mengalami kanker mengungkapkan kepercayaannya

terhadap Tuhan dan 70% diantaranya mengungkapkan bahwa agama adalah salah

satu yang paling dibutuhkan (Simha, 2013).

Temuan menunjukkan mayoritas tidak mencari kenyamanan atau konversi

agama sebagai respon terhadap tantangan penyakit terminal, bahkan ketika hal ini

dipandang sebagai sesuatu yang diinginkan. Peserta walaupun tidak aktif

terinspirasi untuk menjadi religius sebagai akibat dari penyakit mereka, mereka

mengadakan sejumlah perspektif spiritual.

2.6 Memberikan perawatan spiritual

Page 14: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

11

Sebelum memulai perawatan spiritual yang efektif , profesional harus

mengetahui dan memahami tingkat kesadaran pasien yang melibatkan pemeriksaan

keyakinan pribadi dan nilai-nilai, dikombinasikan dengan sikap positif terhadap

kesehatan rohani. Sebuah kesadaran tentang prasangka dan penyimpangan diri akan

memastikan bahwa klien ditangani secara sensitif, nilai-nilai dan kepercayaan tidak

dibebankan kepada orang lain, terutama tentang spiritual. Kesadaran diri membantu

mencegah pembentukan penilaian atau mencoba untuk mengubah keyakinan

sendiri atau budaya. Dalam sebuah makalah yang banyak dikutip tentang rasa sakit

rohani, Cicely Saunders menulis bahwa meskipun pekerjaan yang sangat membuat

tertekan, pasien sangat sakit dan mungkin tidak ada semangat untuk hidup , kita

harus tetap tekun dalam merawatnya. Dia akan menunjukkan bahwa perawatan

spiritual pada suatu waktu terkait secara eksplisit untuk apa yang kita katakan dan

mereka akan mengetahui bahwa kita peduli dengan mereka. Ini didasarkan tidak

hanya dalam apa yang dikatakan, melainkan dalam apa yang harus dilakukan.

Istilah ' paliatif ' mencakup beberapa hal yaitu apa yang dapat anda lakukan ketika

tidak ada yang lain bisa dilakukan.

Membaca Kitab Suci merupakan salah satu bagian dari intervensi spiritual

yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang kronis. Belajar

Alkitab dalam berbagai fasilitas perawatan sangat penting karena dapat

menyediakan interaksi dan pembelajaran lebih lanjut mengenai iman seseorang,

dapat menyediakan interaksi sosial dan dukungan, dan dapat mendatangkan

kenyamanan. Bacaan Kitab Suci dapat menjadi sebuah sumber kenyamanan dan

kekuatan untuk orang-orang percaya (Ross L, 2010).

Page 15: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

12

Perawatan rohani adalah relevan dalam semua aspek perawatan pasien dan

mungkin memberi dukungan yang baik selama pengobatan seperti radioterapi,

penyediaan makanan dan privasi serta kesempatan untuk berdoa atau tertawa dan

lain lain sesuai dengan keinginan pasien.

Kebutuhan spiritual akan ditangani dengan menawarkan perawatan praktis

dengan cara merespon pasien sebagai individu yang terpadu yang mengalami hidup

dan mati dalam setiap aspek keberadaan mereka.

Keterampilan komunikasi yang baik. Empati dan aktif mendengarkan, di

mana pasien diterima tanpa syarat. Mampu melepaskan diri dari keegoisan anda

sendiri dan berkonsentrasi pada kepercayaan anda (Ganeva, 1998).

Beberapa mikro dan makro skill/ teknik konseling yang harus dimiliki

konselor dalam melaksanakan kegiatan konseling kepada klien antara lain:

a. Sikap menerima tanpa syarat dengan penuh kasih dan penghargaan terhadap

klien, dalam setiap keluhan, cerita dan keadaan.

b. Bersikap lemah lembut, mendukung keadaan klien dan selalu dalam posisi

mengalah.

c. Bersikap rendah hati dan bersedia mendengarkan keluhan dengan memberi

perhatian yang lebih disaat konseling berlangsung.

d. Bersikap sabar dan tabah dalam membimbing keadaan klien, bersikap sebagai

orang tua dan dapat menjadi tranference yang baik dalam pemindahan konflik yang

dihadapinya.

e. Selalu tersenyum, bersahabat dan hangat mulai dari fase opening konseling

sampai fase closing.

Page 16: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

13

f. Bersikap rela/ tulus dalam membimbing dan memberikan konseling pada klien

dan siap setiap saat jika dibutuhkan sebagai support dalam situasi kritis.

g. Bersikap terbuka dalam hubungan terapeutik konseling yang dibangun.

h. Perhatian-perhatian dan mengemukakannya di setiap pertemuan konseling dalam

bentuk ucapan dukungan dan penghargaan di setiap keberhasilan atau perubahan

lebih baik yang terjadi.

Kemudian beberapa hal yang perlu dihindari oleh seorang konselor dalam

proses hubungan/ proses konseling adalah:

a. Menerima info sepihak

b. Kesimpulan tergesa-gesa

c. Terburu-buru

d. Campur tangan terlalu jauh

e. Tidak dapat menyimpan rahasia

f. Layanan tidak seimbang

g. Mudah menghakimi

h. Memaksa konseling

i. Meminta konseling melakukan banyak hal

j. Menangani seluruh masalah klien

Membantu pasien untuk berhadapan dengan masalah di masa lalunya, masalah di

masa sekarang, dan masalah yang akan dihadapi di masa depan.

Kemampuan untuk mendorong harapan dan memberikan strategi untuk

mendukung atau mengembalikan harapan dalam beberapa cara adalah yang paling

penting. Harapan merupakan perasaan optimis, hasrat dan keinginan. R De Palo

Page 17: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

14

menyatakan harapan adalah dasar dari aspek spiritual. Harapan yang rendah dan

keputusasaan berpotensi menyebabkan masalah spiritual.

2.7 Pembahasan

Satu kebutuhan manusia yang penting adalah kontak dengan orang lain.

Hubungan dianggap sebagai dimensi sosial dari kebutuhan spiritual, yang

diekspresikan dalam bentuk cinta, perasaan memiliki, dan kontak dengan orang

lain. Pada studi yang dilakukan Bussing dan Koenig, satu masalah yang dialami

oleh pasien kanker adalah komunikasi dengan keluarga dan teman (Simha,2013).

Pasien kanker menghabiskan sejumlah besar energi untuk berhadapan

dengan diagnosis, terapi, dan perasaan tidak stabil karena adanya kemungkinan

relaps, kematian, komplikasi, dan masalah-masalah finansial, dan sering mencapai

titik di mana mereka merasa bahwa mereka berada posisi yang tidak pasti dan

sangat putus asa. Kanker menyebabkan hilangnya harapan dan mimpi-mimpi dan

mempengaruhi tidak hanya tubuh tetapi juga jiwa dan menyebabkan munculnya

gangguan-gangguan seperti kesepian, depresi, dan kegagalan adaptasi. Anggota

keluarga memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan

memberikan harapan dan kedamaian untuk pasien dengan kanker. Anggota

keluarga cenderung mengkhawatirkan ketenangan pasien dan memberikan fasilitas

untuknya dan melaporkan adanya perubahan mendadak dalam bentuk apapun. Pada

studi ini, peserta menilai doa dari orang lain sebagai sesuatu yang sangat penting.

Pasien juga menginginkan doa dari orang lain untuk diri mereka dan menganggap

hasilnya positif. Pada studi ini, peserta berharap orang lain memperlakukannya

Page 18: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

15

secara normal dan tidak terus-menerus bicara tentang sakitnya. Berbagai studi telah

menunjukkan bahwa salah satu dimensi koping dengan penyakit adalah sikap orang

dan perasaan kasihan terhadap pasien, yang menyebabkan pasien malah jadi

menyembunyikan penyakitnya terhadap orang lain. Beberapa pasien tidak

menginginkan perhatian dan keramahan berlebihan dan mengharapkan perilaku

normal dari orang lain (Simha, 2013)

Pada suatu studi yang dilakukan oleh Rahnama et al., peserta menyebutkan

sudah adanya hubungan yang tepat dengan tim medis, termasuk perawat. Meskipun

tugas perawat adalah untuk memperlakukan pasien dengan hormat, karena studi ini

dilakukan di Iran dan india, latar belakang agama mereka mungkin membantu

perawat dalam memberikan pasien perawatan dengan penuh hormat. Studi-studi

telah menunjukkan bahwa di Iran dan india, perawat memiliki sikap spiritual

terhadap profesi mereka, percaya pada adanya imbalan spiritual untuk

pekerjaannya, dan karena sikap religiusnya, melakukan pekerjaannya untuk

membuat Tuhan senang.

Pasien cenderung punya keinginan untuk menghabiskan sebagian waktu

sendiri untuk berdoa pada Tuhan. Mereka percaya bahwa mereka bisa mendapatkan

kedamaian dengan cara ini. Selain itu, Galek et al. melaporkan adanya keperluan

untuk kedamaian sebagai salah satu kebutuhan emosional dari pasien-pasien

dengan kanker.Rahnama et al. percaya bahwa salah satu kebutuhan pasien adalah

untuk mendapatkan atmosfer yang dipenuhi sukacita dan kedamaian. Mereka

menyimpulkan bahwa pasien membutuhkan waktu untuk sendiri untuk

mengembangkan hubungan dengan Tuhan dan untuk berpikir tentang kepercayaan

Page 19: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

16

spiritual mereka. Grant et al. memeriksa pandangan perawat tentang spiritualitas

dan jenis dan waktu dari perlakuan spiritual di mana hampir semua perawat percaya

bahwa spiritualitas memberikan kedamaian dalam diri pasien.

Samson dan Zerter menangkap poin bahwa pada pasien kanker, kesiapan

untuk membantu orang lain meningkatkan makna dan harapan dalam kehidupan

mereka dan memberi harapan untuk orang lain, Pada studi yang dilakukan oleh

Stephenson et al. (2003) yang berjudul “The experience of spirituality in

hospitalized patients”, mereka menyimpulkan bahwa lebih dari 93% pasien dengan

kanker percaya bahwa spiritualitas membantu mereka menguatkan harapannya.

Peneliti menekankan pentingnya hubungan dengan Tuhan sebagai aspek

spiritualitas yang dapat memberikan harapan, optimisme, dan kekuatan dalam diri

untuk beradaptasi dengan stress ( Hatamipour, 2015).

Kesehatan spiritual akan memberikan hidup yang bertujuan dan penuh

makna. Kehidupan pasien-pasien ini akan berubah dari kehidupan material menjadi

kehidupan spiritual. Alasan hidup seseorang merupakan bagian dari tujuan

eksistensialnya yang didapat dari hidupnya, dan bagian ini sendiri menyusun

dimensi spiritual dalam hidup. Pada studi yang juga dilakukan oleh Rahnama,

peserta mengalami perubahan pada nilai-nilai dalam bentuk adanya lebih banyak

apresiasi untuk berkah yang diberikan oleh Tuhan, berkurangnya perhatian

terhadap urusan duniawi, dan meningkatnya perhatian terhadap dunia lain setelah

kematian, mendapatkan pandangan yang positif tentang hidup dan masa depan.

Pada studi yang dilakukan Samson dan Zerter, pengalaman pasien kanker juga

menunjukkan bahwa transformasinya mengarahkan pada perubahan-perubahan

Page 20: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

17

pada nilai-nilai dan prioritas dan mereka menemukan perspektif baru dalam hidup.

Semua perubahan ini mengarahkan individu ke posisi di mana hidupnya menjadi

bermakna dan berguna untuk orang lain. Pada studi ini, sejumlah pasien merasa

dapat menghadapi penyakitnya, menerimanya, dan puas dengan nasibnya karena

sebagian besar pasien kanker memiliki kepercayaan religius bahwa mereka

menjadi sakit karena kehendak Tuhan dan bahwa sakitnya adalah takdir yang telah

digariskan. Beberapa percaya bahwa penyakitnya adalah ujian dari Tuhan untuk

menguji keimanan mereka. Meskipun begitu, jika keterlibatan Tuhan dianggap

sebagai sesuatu yang negatif, misalnya, dianggap bahwa Tuhan memberikan

penyakit sebagai hukuman untuk dosa-dosa, pasien dapat mengalami stres yang

lebih tinggi. Taleghani et al. menemukan bahwa sebagian besar pasien yang mereka

kaji percaya bahwa penyakitnya merupakan ujian dari Tuhan, dan bahwa mereka

harus berupaya untuk melewati ujian ini, yang sejalan dengan hasil dari studi ini

(Hatamipour, 2015)

Kepercayaan pada Tuhan dan permohonan dukungan-Nya pada sebagian

besar pasien adalah lebih kuat dibanding sebelumnya. Rahnama et al. menyatakan

bahwa sumber daya spiritual dan religius dapat mengarahkan pada sensasi umum

berupa harapan dan optimism terhadap hidup. McClain et al. juga menyebutkan

bahwa kesejahteraan spiritual dapat mencegah kemunculan kekecewaan pada akhir

kehidupan pada pasien-pasien yang kematiannya sudah dekat. Rahnama et al.

menyimpulkan bahwa peserta memiliki sensasi adanya kekuatan, harapan,

kedamaian, dan kepercayaan diri melalui hubungan dengan Tuhan dan kepercayaan

keagamaan.

Page 21: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

18

Kebutuhan spiritual lain yang dibahas secara garis besar dalam tema

transendensi adalah hubungan dengan Tuhan. Peserta menyatakan bahwa sejak

awitan penyakit, hubungan mereka lebih dekat dengan Tuhan dan pemuka agama.

Agama memiliki peran yang kuat. Peneliti menekankan pentingnya hubungan

dengan Tuhan sebagai aspek spiritualitas yang dapat memberikan sejumlah

harapan, optimisme, dan kekuatan dalam diri untuk beradaptasi dengan stres. Pada

beberapa studi , berdoa, termasuk mengucapkan kalimat doa dan melakukan ritual

agama, menyusun kebutuhan dasar dari pasien-pasien dengan kanker. Spiritualitas

dengan ritual agama, misalnya sembahyang, berperan penting dalam membantu

menerima penyakit. Sembahyang berperan penting dalam menghadapi kanker dan

membantu pasien memperbaiki kesehatan spiritualnya ketika mereka sakit.

Pelaksanaan ritual agama oleh peserta adalah sangat kuat. Mereka meminta pemuka

agama untuk berdoa untuk kedamaian atau kesembuhan penyakit mereka. Karena

kondisi budaya di beberapa daerah cenderung religius, mereka cenderung lebih

bergantung pada agama untuk mengadapi situasi-situasi kritis. Meskipun begitu,

pada studi ini, beberapa pasien tidak datang ke tempat-tempat ibadah karena

perubahan fisiknya dan cara orang yang tidak biasa saat memandang mereka.

Peserta pada studi yang dilakukan oleh Taleghani et al. juga percaya bahwa

kesadaran orang lain tentang penyakit mereka adalah suatu masalah dan

mempengaruhi kesejahteraan mereka (Simha, 2013).

Studi ini menunjukkan bahwa pasien mencari bantuan dari spiritualitas

untuk menerima atau berhadapan dengan penyakitnya. Karena pemahaman

terhadap persepsi dan kebutuhan spiritual pasien dengan kanker oleh staf medis

Page 22: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

19

dapat memiliki nilai yang penting, temuan-temuan dari studi ini dapat membantuk

memprioritaskan perawatan pasien kanker dan cara perawatan dan interaksi dengan

mereka. Mengingat pentingnya pemahaman kebutuhan spiritual pasien oleh staf

medis, perlunya rencana yang sesuai untuk intervensi, dan jumlah pasien dengan

kanker yang semakin bertambah, hasil studi ini dapat berguna, terutama untuk

perawat, untuk dapat berkomunikasi secara sesuai dengan pasien. Selain itu, hasil

studi ini dapat digunakan oleh peneliti, manajer, dan perencana untuk memahami

kebutuhan pasien kanker dengan lebih baik dan melakukan perencanaan berbasis

bukti yang sesuai. Studi ini dapat direplikasi di lokasi lain dan pada kondisi budaya

yang berbeda. Sementara itu, studi ini juga dapat dilakukan dengan lebih banyak

pasien kanker dengan jenis kanker yang lebih banyak pula, berdasarkan jender,

usia, jenis kanker, tahapan kanker, dsb., dan kebutuhan spiritual menurut topik di

atas dapat diselidiki dan dilaporkan (Simha, 2013).

BAB III

RINGKASAN

Studi ini mengkonfirmasi bahwa terdapat fokus-fokus spiritual yang

dilaporkan oleh pasien yang menerima perawatan paliatif. Penjelasan kualitatif

memberikan ide yang baik tentang pengalaman ini dan bagaimana pasien

menghadapinya.

Page 23: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

20

Perlu dikembangkan suatu pengukuran atau metode untuk mengevaluasi

fokus spiritual secara sistematik dan merencanakan metode-metode konseling

untuk membantu pasien menghadapi masalah-masalah yang dimilikinya secara

efektif.

Observasi juga menyarankan bahwa model ala barat untuk spiritualitas

tampaknya tidak sepenuhnya berlaku pada latar India maupun Iran. Studi ini

mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan

perawatan paliatif di India dan Iran, karena tidak semua aspek model barat dapat

ditransfer. Observasi ini juga menunjukkan perlunya pelatihan yang cukup training

untuk perawatan spiritual pada latar perawatan paliatif (Simha, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Edwards A, Pang N, Shiu V, Chan C. The understanding of spirituality and the potential

role of spiritual care in end-of-life and palliative care: A meta-study of qualitative

research. Palliat Med. 2010;24:753–70. [PubMed]

Geneva: World Health Organisation; 1998. World Health Organisation. WHOQOL and

spirituality, religiousness and personal beliefs: Report on WHO consultation.

Page 24: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

21

Hatamipour K.,Rassouli M.,Yaghmale F. Spiritual Needs Of Cancer Patients : A

Qualitative Study. Indian J Paliative Care. 2015 ; 11: 5-12

Narayanasamy A. Palliative care and spirituality. Indian J Palliat Care. 2007;13:32–41.

Puchalski C, Ferrell B, Virani R, Otis-Green S, Baird P, Bull J, et al. Improving the quality

of spiritual care as a dimension of palliative care: The report of the Consensus

Conference. J Palliat Med. 2009;12:885–904. [PubMed]

Ross L. Why the increasing interest in spirituality within healthcare? In: McSherry W, Ross

L, editors. Spiritual assessment in healthcare practice. Cumbria: M and K

Publishing; 2010. p. 10.

Simha s.,Noble s.,chaturvedi S.K.,Spiritual Concerns In Hindu Cancer Patients

Undergoing Palliative Care : A Qualitative Study. Indian J Paliative Care. 2013;

14: 12-19.

Page 25: Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker...kritis, seperti kanker, pasien memunculkan kebutuhan yang khusus, yang paling penting adalah kebutuhan spiritual. Pasien-pasien ini bergantung

22