16
KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI DUKUH PABELAN RT 01 RW 02 PABELAN KARTASURA SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Dwi Chandra Yevitasari J 410 090 055 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA …eprints.ums.ac.id/27294/11/12._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · digunakan oleh peneliti berupa paralon PVC dengan ukuran tinggi 100 cm,

  • Upload
    vocong

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER

TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI DUKUH

PABELAN RT 01 RW 02 PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

Dwi Chandra Yevitasari

J 410 090 055

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER

TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI DUKUH

PABELAN RT 01 RW 02 PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

Dwi Chandra Yevitasari J 410 090 055

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Berdasarkan survey awal pada air sumur di Dukuh Pabelan, diketahui kadar Fe sebesar

2,27 mg/l (diatas nilai ambang batas 0,3 mg/l). Kadar Fe yang melebihi standar baku

mutu ini dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui keefektifan ketebalan karbon aktif sebagai media filter

terhadap penurunan kadar Fe air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Desa Pabelan

Kartasura Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan

penelitian pretest-postest dengan kelompok kontrol. Ketebalan media yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu 60 cm, 70 cm dan 80 cm. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh sumur gali di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Desa Pabelan Kecamatan Kartasura

Sukoharjo. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Jumlah sampel

yang digunakan yaitu 84 liter, setiap perlakuan membutuhkan 7 liter dengan 3 kali

pengulangan. Hasil uji Kruskal-Willis menunjukkan ada perbedaan berbagai ketebalan

karbon aktif sebagai media filter terhadap penurunan kadar Fe air sumur. Dari hasil

pemeriksaan kadar Fe sebelum melewati proses filtrasi yaitu 2,15 mg/l, sedangkan

kadar Fe yang telah melewati proses filtrasi pada ketebalan 60 cm adalah 0,27 mg/l

dengan tingkat keefektifan 87,28%, ketebalan 70 cm adalah 0,22 mg/l tingkat

keefektifan 89,91% dan pada ketebalan 80 cm adalah 0,17 mg/l tingkat keefektifan

92,02%. Kadar Fe yang telah melewati proses filtrasi sudah berada dibawah baku mutu.

Ketebalan media karbon aktif sebagai media filter yang paling efektif terhadap

penurunan kadar Fe adalah pada ketebalan 80 cm yaitu sebesar 92,02%.

Kata Kunci : Air sumur, arang aktif, ketebalan media, kadar Fe

ABSTRACT

Based to the first survey to wells water in Pabelan, unknown the Fe degree is 2.27 mg/l

(higher than the standard point of 0.3 mg/l). The Fe degree which is higher than

standard point can create health and environmental problems. The purpose of this

research is to find out the effectiveness of active carbon thickness as filter media to the

decrease of Fe degree in wells water in Pabelan 01/02 Kartasura Sukoharjo. The

research belongs to experimental research applying pretest-posttest to the control

group as research design. The media thickness used in this research is 60 cms, 70 cms,

and 80 cms. The research population is all wells in Pabelan 01/02 Kartasura in

Sukoharjo regency. The sampling technique used in this research is purpossive

sampling. total sample taken is 84 liters with 7 liters and 3 repetitions for each

treatment. The Kruskal-Willis test result shows that there is difference of the effect from

different active carbon thickness as media filter to the decrease of Fe degree. The

result of the experiment shows that the Fe degree before filtration process is 2.15 mg/l.

After filtration process to the thickness of 60 cms is 0.27 mg/l with the effectiveness rate

of 87.28%. Using 70 cms of thickness, the Fe degree is 0.22 mg/l with 89.91% of

effectiveness rate. And the Fe degree is 0.17 mg/l and 92.02% of effectiveness rate to 80

cms in thickness. The Fe degree after filtration process is under quality standard. The

most effective active carbon thickness as a media filter to the decrease of Fe degree is

in the thickness of 80 cms which results 92.02%.

Keywords : wells water, active carbon, media thickness, Fe degree

PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting

bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan

umum sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air juga

merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup

manusia dan makhluk hidup lainnya. Itu bisa dilihat dari fakta bahwa 70 % permukaan

bumi tertutup air dan 2/3 tubuh manusia terdiri dari air (Asmadi, dkk, 2011).

Dilihat secara fisik keadaan air sumur yang digunakan masyarakat Pabelan

berwarna kuning, bau amis, dan meninggalkan bercak pada dinding, lantai dan bak

kamar mandi serta pakaian yang dicuci. Berdasarkan informasi dari ketua RT salah satu

sumur di RT 01 RW 02 milik Bapak Moezam mengalami kualitas air yang buruk yaitu

bau amis, berwarna kuning dan keruh, dilihat dari letak geografisnya rumah Bapak

Moezam ini berdekatan dengan sungai dan berada pada dataran rendah. Berdasarkan uji

pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia

Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk kadar Fe yang diperoleh yaitu 2,27 mg/l.

sedangkan berdasarkan standar dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Baku mutu

Fe yang diperbolehkan dalam air maksimal 0,3 mg/l, dapat disimpulkan bahwa di

Dukuh Pabelan kadar Fe sudah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.

Penelitian Hardini dan Karnaningroem (2005) filter yang berisi media karbon aktif

dengan ketebalan 25 cm pada konsentrasi 1 mg/l mampu menyisihkan kadar Fe hingga

50,24%, pada konsentrasi 3 mg/l dengan efisiensi penyisihan 54,41% sedangkan

ketebalan 40 cm pada konsentrasi 1 mg/l dengan efisiensi penyisihan 95,72% dan untuk

konsentrasi 3 mg/l 73,61%. Dalam penelitian Hardini dan Karnaningroem ini bahan

yang digunakan untuk tempat filter berupa kaca dengan ukuran 20cm x 16cm x 65cm,

ketinggian media 40 cm dengan volume media 8.043 cm. Sedangkan bak filter yang

digunakan oleh peneliti berupa paralon PVC dengan ukuran tinggi 100 cm, diameter 14

cm, ketinggian media 60 cm dengan volume media 9.240 cm. Selisih antara volume

media karbon aktif dengan ketebalan 40 cm dengan 60 cm yang tidak terpaut jauh ini

yang kemudian peneliti gunakan sebagai dasar pemilihan ketebalan karbon aktif 60 cm

dalam menurunkan kadar Fe. Penelitian Syaifudin dan Astuti (2005) ketebalan media 60

cm dapat menurunkan kadar Fe dalam air, karena semakin tebal media yang digunakan

semakin bagus hasil yang didapatkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur keefektifan ketebalan karbon

aktif 60 cm, 70 cm dan 80 cm sebagai media filter terhadap penurunan kadar Fe air

sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan Pretest Postest dengan

kelompok kontrol (pretest postest with control group). Dalam rancangan ini dilakukan

randomisasi, artinya pengelompokkan anggota-anggota kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan

pretest (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok

eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postest (02) pada kedua kelompok

tersebut (Notoadmojo, 2005).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua sumur yang berada di Dukuh Pabelan

RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo. Jumlah sumur di Dukuh Pabelan RT 01

RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo ada 41 buah. . Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan

sampel dengan pertimbangan tertentu dari peneliti. Sampel dalam penelitian ini diambil

dari 1 buah sumur yaitu air sumur dari rumah Bapak Moezam. Sampel yang diperlukan

sejumlah 84 liter, setiap perlakuan dibutuhkan 7 liter air dan dilakukan 3 kali

pengulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan

Kartasura Sukoharjo.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013. Dimulai dengan menyiapkan bak

filter, kemudian air sampel dari air sumur diambil dari kran dengan menggunakan

selang dan ditampung ke bak penampung yang kemudian dialirkan secara bersamaan

kedalam bak filter berjumlah 12 buah. Air sumur sebelum adanya perlakuan sebagai

data pre test kemudian dimasukkan dalam botol sempel 600 ml untuk dilakukan

pemeriksaan kadar Fe. Pada bak filter di isi dengan berbagai variasi ketebalan media

filter 60 cm, 70 cm dan 80 cm. Setelah air melewati proses penyaringan sesuai waktu

kontak yaitu 7 menit dengan pengulangan 3 kali, kemudian dilakukan pengambilan

sampel hasil pengolahan dengan menggunakan botol sempel berupa botol aqua

berukuran 600 ml yang langsung diperiksa kadar Fe dengan menggunakan alat

Spektrofotometer MultiDirect dan dihitung keefektifannya. Hasil penelitian yang

dilakukan di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo dianalisis

menggunakan uji statistik Kruskal-Willis dengan SPSS 21.

Rumus perhitungan keefektifan pengolahan Fe, sebagai berikut :

Keterangan :

∑ : Keefektifan pengolahan

a : Rata-rata kadar Fe sebelum perlakuan

b : Rata-rata kadar Fe sesudah perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum

Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 terdiri dari 70 Kepala Keluarga, Jarak

rumah satu dengan yang lainnya saling berdekatan karena Dukuh Pabelan sudah

padat akan penduduk. Rumah di RT 01 RW 02 berjumlah 59 rumah dan

mempunyai 41 buah sumur gali. Satu sumur gali digunakan untuk 2-3 rumah

yang jaraknya saling berdekatan. Seluruh warga di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02

menggunakan air sumur gali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bila dilihat

dari segi fisik air yang ada berbau amis, keruh, serta menimbulkan warna kuning

dan coklat pada dinding kamar mandi dan meninggalkan bekas karat pada saluran

air, sehingga dapat mengganggu estetika.

2. Hasil Pengukuran pH dan Suhu

Hasil pengukuran pH dan Suhu air sebelum dan sesudah dilakukan

perlakuan dengan 3 variasi ketebalan media filter yang berbeda dapat dilihat pada

Tabel 1 :

Tabel 1. Pengukuran pH dan Suhu Air

Ketebalan

Media

Filter

Replikasi Pengukuran

Permenkes No. 492/

Menkes/ Per/IV/

2010

Suhu pH Suhu pH

Sebelum 1 270C 7,0

Kontrol

1 270C 7,0

280C

Suhu

udara ±

3

6,5-8,5

2 270C 7,0

3 270C 7,0

60 cm

1 270C 7,0

2 270C 7,0

3 270C 7,0

70 cm

1 270C 7,0

2 270C 7,0

3 270C 7,0

80 cm

1 270C 7,0

2 270C 7,0

3 270C 7,0

Dari hasil pengukuran pH dan Suhu pada sampel sebelum dan sesudah

perlakuan terlihat bahwa masing-masing ketebalan media filter karbon aktif

dengan replikasi 3 kali didapat suhu rata-rata 270C dan rata-rata pH 7,0.

3. Hasil pemeriksaan kadar Fe

Hasil pengukuran kadar Fe sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan

dengan 3 variasi ketebalan media filter yang berbeda selama 7 menit dapat dilihat

pada Tabel 2 :

Tabel 2. Pengukuran Kadar Fe Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Replikasi

Kadar Fe (mg/l)

Sebelum

Sesudah Permenkes

No.

492/

Menkes/Per/I

V/2010

Kontrol

0 cm

60

cm

70

cm

80

cm

1 2,10 0,28 0,23 0,19

0,3 mg/l

2 2,15 2,12 0,27 0,20 0,17

3 2,09 0,27 0,22 0,15

Rata-rata 2,15 2,10 0,27 0,22 0,17

Tabel 2 dapat diketahui bahwa kadar Fe pada sampel air sumur sebelum

diberi perlakuan sebesar 2,15 mg/l, rata-rata kontrol sebesar 2,10 mg/l,

kemudian rata-rata penurunan pada ketebalan 60 cm 0,27 mg/l karbon aktif

dengan ketebalan 60 cm dapat menurunkan kadar Fe sebesar 1,88 mg/l,

penurunan pada ketebalan 70 cm adalah 0,22 mg/l karbon aktif dengan ketebalan

70 cm dapat menurunkan kadar Fe sebesar 1,93 mg/l, dan penurunan pada

ketebalan 80 cm sebesar 0,17 mg/l menurunkan kadar Fe sebesar 1,98 mg/l.

Perlakuan berbagai ketebalan media filter karbon aktif yang paling besar

menurunkan kadar Fe adalah pada ketebalan 80 cm rata-rata penurunan yaitu

sebesar 0,17 mg/l.

4. Hasil perhitungan keefektifan kadar Fe

Untuk mengetahui keefektifan masing-masing ketebalan media filter yang

digunakan dalam pengolahan air sumur ini dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3. Keefektifan Variasi Ketebalan Media Filter Karbon Aktif terhadap

Penurunan Kadar Fe Air Sumur

Replikasi

Sebelum

Kontrol

Keefektifan ketebalan media

filter (%)

(∑p= (a-b)/a x 100%)

0 cm 60 cm 70 cm 80 cm

1

2,15

2,32 86,97 89,30 91,16

2 1,39 87,44 90,69 92,09

3 2,79 87,44 89,76 93,02

Rata-rata (%) 2,16 87,28 89,91 92,09

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa ketebalan media filter karbon aktif

yang paling efektif menurunkan kadar Fe adalah ketebalan 80 cm dengan nilai

keefektifan sebesar 92,09%.

5. Hasil Analisis Kruskal-Willis

Hasil Analisis Kruskal-Willis dapat dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4. Hasil Analisa dengan Kruskal-Willis Kadar Fe

Kadar Fe

Chi-square 10.421

df 3

Asymp.Sig .015

Berdasarkan Tabel 4 nilai signifikansi (Sig.) 0,015 < 0,05 sehingga Ho

ditolak yang artinya penggunaan berbagai ketebalan media karbon aktif

sebagai media filter menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap

penurunan kadar Fe air sumur gali.

B. Pembahasan

1. Pemeriksaan pH dan Suhu

Pada penelitian ini pengukuran pH air dilakukan sebelum dan setelah

mendapatkan perlakuan dengan ketebalan media filter karbon aktif yang berbeda.

Menurut Kusnaedi (2010) pH air minum harus netral yaitu 7, apabila pH < 7

bersifat asam dan pH > 7 bersifat basa. Dari hasil pemeriksaan diperoleh pH

sebelum dan setelah perlakuan dengan 3 kali pengulangan dengan hasil berbeda

diperoleh rata-rata yaitu 7,0. Jika hasil pH yang diperoleh dibandingkan dengan

Permenkes No.492/ MENKES/ PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air

minum, pH yang diperbolehkan 6,5-8,5 maka pH 7,0 masih dalam standar yang

diperbolehkan. pH diindikasikan sebagai faktor pengganggu dalam penelitian ini,

namun setelah dilakukan pengukuran didapatkan pH basa. Sehingga pH dalam

penelitian ini dapat menyebabkan korosi pada pipa namun masih dalam standar

yang diperbolehkan.

Dari pemeriksaan suhu hasil yang diperoleh adalah 270C baik sebelum

perlakuan dan setelah perlakuan dengan pengulangan 3 kali tidak mengalami

perubahan. Berdasarkan Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

persyaratan kualitas air minum, air yang baik harus memiliki temperatur yang

sama dengan suhu udara yaitu ± 3, jika diketahui suhu udara sebesar 280C maka

rentang suhunya antara 25-310C. Sehingga hasil pengukuran suhu yang diperoleh

masih dalam standar yang diperbolehkan.

Suhu 270C ini masih bisa dikatakan normal sehingga tidak menjadi faktor

pengganggu dalam proses filtrasi. Suhu air yang terlalu tinggi akan menyebabkan

penurunan kadar O2 dalam air, meningkatnya suhu air juga akan menguraikan

derajat mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi atau meningkatnya derajat

korosif (Joko,2010).

2. Pemeriksaan kadar Fe

Berdasarkan data awal kadar Fe yang diperoleh yaitu 2,27 mg/l dimana

hasil tersebut sudah melebihi standar yaitu 0,3 mg/l berdasarkan Permenkes

No.492/MENKES/PER/IV/2010. Setelah dilaksanakan penelitian kadar Fe yang

diperoleh yaitu 2,15 mg/l. Kadar Fe yang melebihi standar dapat menimbulkan

berbagai masalah diantaranya dapat menimbulkan rasa pada minuman, warna

kuning pada pakaian, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi

dan kekeruhan, selain itu dapat merusak dinding usus (Slamet, 2011). Kadar Fe

air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo sudah

melebihi standar sehingga perlu dilakukan pengolahan sebelum digunakan.

Pengolahan ini merupakan upaya untuk mendapatkan air yang sehat sesuai

dengan standar. Salah satu alternatif pengolahan air yaitu dengan filtrasi. Filtrasi

merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan (Kusnaedi, 2010).

Proses filtrasi dalam penelitian ini menggunakan media filter karbon aktif

dengan berbagai ketebalan. Variasi ketebalan karbon aktif yang digunakan adalah

60 cm, 70 cm dan 80 cm. Setelah dilakukan perlakuan terjadi perbedaan kadar Fe

sebelum dan setelah melewati media filter karbon aktif. Rata-rata kadar Fe

setelah melewati media filter dengan ketebalan 60 cm sebesar 0,27 mg/l sudah

berada dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/

Per/2010 kadar Fe maksimal 0,3 mg/l namun penurunan ini masih mendekati

kadar Fe yang ditetapkan, tingkat keefektifannya 87,28%.

Untuk rata-rata kadar Fe ketebalan 70 cm sebesar 0,22 mg/l sudah berada

dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/Per/2010

kadar Fe maksimal 0,3 mg/l, dengan tingkat keefektifan 89,91%, dan rata-rata

kadar Fe ketebalan 80 cm sebesar 0,17 mg/l sudah berada dibawah baku mutu

yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/Per/2010 kadar Fe maksimal

0,3 mg/l, dengan tingkat keefektifan 92,09%.

Berdasarkan hasil uji Kruskal-Willis diperoleh nilai signifikan untuk

kadar Fe adalah 0,015 (< 0,05), sehingga Ho ditolak yang artinya ada perbedaan

keefektifan berbagai ketebalan media karbon aktif terhadap penurunan kadar Fe

air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo. Dari

variasi ketebalan karbon aktif 60 cm, 70 cm dan 80 cm yang digunakan sebagai

media filtrasi sudah dapat menurunkan kadar Fe air sumur yang sesuai dengan

baku mutu Permenkes No.492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang kualitas air

minum kadar Fe yang diperbolehkan yaitu maksimal 0,3 mg/l namun untuk

ketebalan 60 cm belum dapat menurunkan kadar Fe yang tinggi karena hasil yang

diperoleh sangat mendekati baku mutu.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Variasi ketebalan karbon aktif mempunyai keefektifan terhadap penurunan kadar

Fe air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo.

2. Kadar Fe sebelum dilakukan perlakuan yaitu 2,15 mg/l.

3. Kadar Fe setelah perlakuan dengan media filter karbon aktif untuk ketebalan 60

cm rata-rata kadar Fe 0,27 mg/l, ketebalan 70 cm rata-rata kadar Fe 0,22 mg/l

dan ketebalan 80 cm rata-rata kadar Fe 0,17 mg/l.

4. Ketebalan media filter karbon aktif yang mampu menurunkan hingga sesuai

dengan baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/ Per/ IV/

2010 yaitu ketebalan 70 cm dan 80 cm.

5. Keefektifan ketebalan media filter karbon aktif dengan ketebalan 60 cm sebesar

87,28%, 70 cm sebesar 89,91% dan ketebalan 80 cm sebesar 92,09%.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat yang menggunakan air sumur gali dengan kadar Fe

tinggi atau dilihat secara fisik air berwana kuning, keruh, bau amis dan

meninggalkan bercak kuning pada dinding, lantai kamar mandi serta pakaian

yang dicuci seharusnya melakukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu

alternatif pengolahannya yaitu dengan menggunakan ketebalan karbon aktif

sebagai media filter dengan ketebalan 70 cm.

2. Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai ketebalan karbon

aktif yang lebih kecil dari 60 cm, 70 cm, dan 80 cm, kapan media karbon aktif

perlu regenerasi, dan penerapan penggunaan ketebalan karbon aktif sebagai

media filter di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Khayan, Kasjono,HS. 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum. Yogyakarta:

Gosyen Publishing .

Hardini, I dan Karnaningroem, N. 2005. Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Menjadi

Air Bersih Menggunakan Filter Mangan Zeolit Dan Karbon Aktif: Studi Kasus

Air Sumur Gali Permukiman Desa Banjar Po Sidoarjo. [Skripsi]. Surabaya:

Jurusan Teknik Lingkungan ITS.

Joko T. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air minum. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta: Swadaya.

Notoatmodjo S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang peryaratan

kualitas air minum.

Slamet, JS. 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM.

Syaifudin, MR dan Astuti D. 2005. Kombinasi Media Filter Untuk Menurunkan Kadar

Besi (Fe). Penelitian sains & teknologi. Vol 6. No.1.2005:49-64.