78
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SKRIPSI skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika oleh Chyntia Avianti 4101411197 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

  • Upload
    dokien

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS VII

SKRIPSI

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Chyntia Avianti

4101411197

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

i

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS VII

SKRIPSI

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Chyntia Avianti

4101411197

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

ii

Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

iii

Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

iv

MOTTO

Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan?

(QS. Ar-Rahman: 13)

Bersabar, Berusaha, dan Bersyukur

PERSEMBAHAN

1. Untuk Ayah, Kakak, dan Almarhum Ibu

yang selalu mendoakanku dan memberiku

semangat.

2. Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing yang

tidak pernah lelah membimbing dan

mengarahkan.

3. Untuk sahabat-sahabat yang selalu

mendukung.

4. Untuk teman-teman seperjuangan

khususnya Pendidikan Matematika

angkatan 2011.

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran CIRC dengan Strategi

MURDER Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII”.

Skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan karena bantuan dan bimbingan

dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E,M.Si,Akt., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Arief Agoestanto,M.Si., Ketua Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang serta

Dosen Wali yang telah memberikan arahan dan motivasi.

4. Drs. Supriyono, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Putriaji Hendikawati, S.Si, M.Pd, M.Sc., Dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini.

6. Muh. Fajar Safa’atullah, S.Si, M.Si, Dosen Penguji yang telah memberikan

arahan dan saran perbaikan.

7. Drs. Lilik Nurcholis,M.Si., Kepala SMP Negeri 2 Bawen yang telah

memberikan izin penelitian.

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

vi

8. Anjas Yanuar, S.Pd., Guru matematika yang telah membantu terlaksananya

penelitian ini.

9. Seluruh dosen Jurusan Matematika, atas ilmu yang telah diberikan selama

menempuh studi.

10. Bapak, Kakak dan Almarhum Ibu, atas doa dan dukungan yang diberikan

selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan, motivasi serta doa kepada penulis.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para

pembaca. Terima kasih.

Semarang, 9 Mei 2017

Penulis

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

vii

ABSTRAK Avianti, C. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran CIRC dengan Strategi MURDER Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII. Skripsi,

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Drs. Supriyono, M.Si., dan 2.

Putriaji Hendikawati, S.Si, M.Pd, M.Sc.

Kata kunci: Keefektifan, CIRC, MURDER, Kemampuan Berpikir Kreatif.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengerjakan soal geometri adalah model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Hal ini sesuai dengan

kelebihan model pembelajaran CIRC yaitu dapat meningkatkan hasil belajar

khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk uraian. Untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa diperlukan pendekatan yang

tepat. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah strategi MURDER. Masing-masing langkah dalam MURDER berperan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa, misal dengan kegiatan Understand dan Recall siswa akan terangsang untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu

permasalahan, sedangkan dengan kegiatan Digest dan Expand siswa akan

terangsang untuk membiasakan diri berpikir secara kreatif dalam menyelesaikan

suatu permasalahan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir

kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran model CIRC dengan strategi

MURDER mencapai ketuntasan klasikal, kemampuan berpikir kreatif siswa yang

menggunakan pembelajaran model CIRC dengan strategi MURDER mencapai

ketuntasan individual dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan

pembelajaran model CIRC dengan strategi MURDER lebih baik dari kemampuan

berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran yang biasa

diberikan dikelas.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2

Bawen tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah cluster random sampling. Data diperoleh dengan metode dokumentasi,

dan tes. Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif dianalisis dengan

menggunakan uji t, uji proporsi, dan uji kesamaan dua rata-rata,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan berpikir kreatif kelas

eksperimen mencapai ketuntasan klasikan, (2) kemampuan berpikir kreatif kelas

eksperimen mencapai ketuntasan individual, dan (3) rata-rata kemampuan berpikir

kreatif kelas eksperimen lebik baik dari kemampuan berpikir kreatif kelas control.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran CIRC dengan strategi MURDER efektif terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas VII.

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN ................................................................................................ ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

MOTTO .............................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

LAMPIRAN ........................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 10

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 11

1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................................. 11

1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................... 11

1.4.2.1. Bagi Siswa .............................................................. 11

1.4.2.2. Bagi Guru ................................................................ 12

1.4.2.3. Bagi Peneliti ............................................................ 12

1.4.2.4. Bagi Sekolah ........................................................... 13

1.4.2.5. Bagi Mahasiswa ...................................................... 13

1.5. Penegasan Istilah .......................................................................... 13

1.5.1. Keefektifan .......................................................................... 13

1.5.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (CIRC) ................... 14

1.5.3. Strategi Murder ................................................................... 16

1.5.4. Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................ 17

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

ix

1.5.5 Materi ................................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 20

2.1 Deskripsi Teoritik 20

2.1.1. Belajar Dan Teori Pembelajaran ....................................... 20

2.1.1.1. Teori Belajar Van Hiele ....................................... 24

1) Tahapan Pemahaman Geometri

Menurut Van Hiele .......................................... 25

2) Tahapan Pembelajaran Geometri

Menurut Van Hiele .......................................... 27

a) Tahap 1 Informasi

(Information) 27

b) Tahap 2 Orientasi Terarah/

Terpadu (Guided Orientation) ...................... 28

c) Tahap 3 Eksplisitasi (Eksplisitaion) .............. 28

d) Tahap 4 Orientasi Bebas

(Free Orientation) .......................................... 28

e) Tahap 5 Integrasi (Integration) ...................... 28

2.1.1.2. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky ................... 28

2.1.2. Pembelajaran Matematika 30

2.1.3. Pembelajaran Kooperatif 30

2.1.4. Model Pembelajaran Teori Kooperatif

Tipe CIRC 32

2.1.5. Strategi Murder 34

2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional .................................. 38

2.1.7. Kemampuan Berpikir Kreatif ........................................... 39

2.1.8. Tinjauan Materi Segiempat 41

2.1.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................... 49

2.2 Kerangka Berpikir .............................................. ............................ 51

2.3 Hipotesis Penelitian.............................................. ........................... 55

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 57

3.1 Subjek Penelitian 57

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

x

3.1.1 Populasi .................................................................................. 57

3.1.2 Sampel ..................................................................................... 57

3.2 Variabel Penelitian ........................................................................... 58

3.3 Prosedur Penelitian .......................................................................... 58

3.4 Desain Penelitian ............................................................................. 60

3.5 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 61

3.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 62

3.7 Perangkat Pembelajaran .................................................................. 64

3.8 Analisis Instrumen Tes ..................................................................... 64

3.8.1. Analisis Validitas ................................................................. 64

3.8.2. Analisis Reabilitas ................................................................ 66

3.8.3. Taraf Kesukaran ................................................................... 67

3.8.4. Daya Pembeda ...................................................................... 68

3.9. Teknik Analisis Data ....................................................................... 70

3.9.1 Analisis data Awal ................................................................. 70

3.9.1.1 Uji Normalitas ..................................................................... 70

3.9.1.2 Uji Homogenitas ................................................................. 71

3.9.1.3. Uji Kesamaan Rata-Rata .................................................... 72

3.9.2 Analisis Data Akhir ................................................................ 74

3.9.2.1 Uji Normalitas ..................................................................... 74

3.9.2.2 Uji Homogenitas ................................................................. 74

3.9.2.3 Uji Hipotesis ....................................................................... 75

1. Uji Hipotesis I (Uji Ketuntasan Klasikal) .............................. 75

2. Uji Hipotesis II (Uji Ketuntasan Individual) .......................... 76

3. Uji Hipotesis III (Uji Perbedaan Rata-Rata) ........................... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 80

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 80

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 80

4.1.2 Analisis Data Awal.................................................................. 81

4.1.2.1 Uji Normalitas ............................................................ 82

4.1.2.2 Uji Homogenitas ......................................................... 84

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

xi

4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata – Rata Sebelum Perlakuan .. 84

4.1.3 Analisis Data Akhir ................................................................. 85

4.1.3.1 Uji Normalitas ............................................................ 85

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Akhir Kemampuan Berfikir

Kreatif……………………………………………..... 87

4.1.3.3 Uji Hipotesis I ............................................................. 87

4.1.3.4 Uji Hipotesis II ........................................................... 89

4.1.3.5 Uji Hipotesis III .......................................................... 89

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 91

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 97

5.1 Simpulan ............................................................................................ 97

5.2 Saran .................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand,

Review)................................................................................................... 37

Tabel 3.1 True Experimental Design Tipe Posttest Only Control........................ 61

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Uji Coba............................................................... 66

Tabel 3.3 Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba……………………………....... 68

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda……………………………....... 69

Tabel 3.5 Daya Pembeda Soal Uji Coba……………………………………....... 69

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jajar genjang ABCD.......................................................................... 42

Gambar 2.2 Jajar genjang ABCD dengan sudut-sudut yang berhadapan

sama besar .......................................................................................... 42

Gambar 2.3 Jajar genjang ABCD dengan jumlah sudut yang berdekatan

adalah 180 ......................................................................................... 43

Gambar 2.4 Jajar genjang ABCD dengan diagonal membagi dua

Jajargenjang menjadi dua segitiga yang kongruen ............................. 43

Gambar 2.5 Jajar genjang ABCD dengan AB = a, BC = b dan t sebagai

tinggi ................................................................................................. 44

Gambar 2. 6 Jajar genjang ABCD......................................................................... 44

Gambar 2.7 Persegi panjang ABCD ..................................................................... 45

Gambar 2.8 Persegi panjang ABCD ..................................................................... 45

Gambar 2.9 Persegi panjang ABCD ..................................................................... 46

Gambar 2.10 Persegi panjang ABCD ................................................................... 46

Gambar 2.11 Persegi ABCD ................................................................................. 47

Gambar 2.12 Persegi ABCD ................................................................................. 48

Gambar 2.13 Paradigma Penelitian ....................................................................... 55

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian............................................................ 60

Gambar 4.1 Output SPSS Uji Normalitas kelas Eksperimen ................................ 82

Gambar 4.2 Output SPSS Uji Normalitas Kelas Kontrol ..................................... 83

Gambar 4.3 Output SPSS Uji Normalitas Data Akhir Kelas

Eksperimen ........................................................................................ 86

Gambar 4.4 Output SPSS Uji Normalitas Data Akhir Kelas

Eksperimen ........................................................................................ 87

Gambar 4.5 Output Excel t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances ......... 90

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen (VII D) ............................ 103

Lampiran 2 Daftar Kode Siswa Kelas Kontrol (VII C) ................................... 104

Lampiran 3 Daftar Kode Siswa Kelas Uji Coba (VII B) ................................. 105

Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ......... 106

Lampiran 5 Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 108

Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif............................................................................................ 110

Lampiran 7 Pedoman Penskoran Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif............................................................................................ 117

Lampiran 8 Analisis Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir Kreatif ................. 123

Lampiran 9 Perhitungan Hasil Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif ... 126

Lampiran 10 Data Awal Kelas Kontrol ........................................................... 135

Lampiran 11 Data Awal Kelas Eksperimen ..................................................... 136

Lampiran 12 Data Awal Kelas Uji Coba ......................................................... 137

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen ............................ 138

Lampiran 14 Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol................................... 139

Lampiran 15 Uji Normalitas Data Awal Kelas Uji Coba ................................ 140

Lampiran 16 Uji Homogenitas Data Awal ...................................................... 141

Lampiran 17 Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal .......................................... 142

Lampiran 18 Silabus ........................................................................................ 144

Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pertemuan I ................................................................................. 147

Lampiran 20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Pertemuan I ................................................................................. 154

Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pertemuan II ................................................................................ 158

Lampiran 22 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Pertemuan II ................................................................................ 165

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

xv

Lampiran 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pertemuan III .............................................................................. 169

Lampiran 24 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Pertemuan III .............................................................................. 176

Lampiran 25 LKS Jajar genjang ...................................................................... 180

Lampiran 26 LKS Persegi Panjang .................................................................. 188

Lampiran 27 LKS Persegi ................................................................................ 198

Lampiran 28 Soal Kuis Jajar genjang .............................................................. 206

Lampiran 29 Kunci Jawaban Kuis Jajar genjang ............................................. 207

Lampiran 30 Soal Kuis Persegi Panjang .......................................................... 208

Lampiran 31 Kunci Jawaban Kuis Persegi Panjang ........................................ 209

Lampiran 32 Soal Kuis Persegi ........................................................................ 210

Lampiran 33 Kunci Jawaban Kuis Persegi ...................................................... 211

Lampiran 34 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...................................... 213

Lampiran 35 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............. 215

Lampiran 36 Pedoman Penskoran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ..... 221

Lampiran 37 Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol .................... 225

Lampiran 38 Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen .............. 226

Lampiran 39 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen ........................... 227

Lampiran 40 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol .................................. 228

Lampiran 41 Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kreatif ................ 229

Lampiran 42 Uji Hipotesis 1 ............................................................................ 231

Lampiran 43 Uji Hipotesis 2 ............................................................................ 233

Lampiran 44 Uji Hipotesis 3 ............................................................................ 235

Lampiran 45 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 237

Lampiran 46 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ......................................... 239

Lampiran 47 Surat Izin Penelitian.................................................................... 240

Lampiran 48 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 241

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan juga menjadikan manusia menjadi

berkualitas dan berakhlak mulia. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 3, Undang–

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

Dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mengacu pada hal di atas, peranan pendidikan dalam kehidupan sehari-

hari sangat besar karena pendidikan seharusnya mampu mengembangkan potensi

seseorang sehingga dalam kehidupannya sehari–hari akan mampu menghadapi

dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan. Pendidikan akan berarti ketika

seseorang masuk dalam kegiatan kemasyarakatan dan dunia kerja.

Dalam proses pendidikan, salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah adalah Matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang

mempunyai peranan sangat penting. Siswa memerlukan Matematika untuk

membantu memenuhi kebutuhan praktis dalam memecahkan masalah kehidupan

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

2

sehari-hari. Misalnya untuk menghitung isi dan berat, untuk mengumpulkan,

mengolah, menyajikan, dan menafsirkan data dengan menggunakan kalkulator

atau komputer. Selain itu Matematika dapat membantu memahami bidang studi

lain seperti Fisika, Kimia, Arsitektur, Farmasi, Geografi, Ekonomi, dan

sebagainya. Dengan mempelajari Matematika seseorang dapat berfikir logis,

kritis, dan praktis serta bersikap positif dan kreatif. Pendidikan Matematika pada

jenjang Sekolah Menengah Pertama dimaksudkan agar pada akhir setiap tahap

pendidikan, siswa memiliki kemampuan tertentu bagi kehidupan selanjutnya.

Kemampuan yang didapatkan dalam mempelajari matematika diantaranya

kemampuan dalam berhitung, menganalisis masalah serta dapat lebih teliti ketika

mengerjakan sesuatu hal. Namun kurangnya minat dan motivasi siswa, serta

anggapan bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang sulit, kurang menarik

dan kurang menyenangkan secara langsung maupun tidak langsung akan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika pada setiap jenjang pendidikan.

Pengaruh yang akan muncul adalah menurunnya hasil belajar siswa di setiap

jenjang pendidikan.

Menurut Programme for International Student Assesment (PISA) (2015),

Indonesia menduduki peringkat ke-63 dari 70 negara terhadap hasil belajar

Matematika. Hasil peringkat ini masih tergolong rendah, namun apabila

dibandingkan dengan hasil belajar Matematika pada tahun 2012 dimana Indonesia

menempati peringkat ke-64 dari 65 negara, hasil perolehan pada tahun 2015

mengalami kenaikan. PISA merupakan sistem ujian yang diadakan oleh

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

3

mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia yang dilakukan

setiap tiga tahun. Siswa yang dapat mengikuti ujian ini dipilih secara acak dan

memiliki usia 15 tahun, untuk kemudian diuji dalam 3 kompetensi yaitu

membaca, matematika dan sains. Kompetensi matematika terjadi peningkatan dari

375 poin di tahun 2012 menjadi 386 poin di tahun 2015.

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003, mata pelajaran Matematika

diatur dalam Sistem Pendidikan Nasional yang menerangkan bahwa

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Hal tersebut sesuai Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan yang isinya menerangkan bahwa yang merupakan salah

satu standar kelulusan siswa dalam mata pelajaran Matematika SMP/MTs

adalah kemampuan berpikir kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu faktor untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Craft (2001) dengan berpikir

kreatif, dalam beraktifitas siswa akan lebih aktif, dinamis, dan akan mengarah

pada pencapaian kualitas hasil yang diharapkan. Dengan kemampuan berpikir

kreatif yang bersinambungan, hasil yang diharapkan akan terus mengalami

peningkatan. Namun dalam proses pembelajaran Matematika, hal ini masih

kurang diperhatikan. Sehingga siswa terlihat kurang tertarik dalam proses

pembelajaran dan melampiaskannya dengan membuat suasana gaduh di kelas.

Berbeda dengan di Inggris, kemampuan berpikir kreatif telah diakui sebagai fokus

yang dimasukkan ke dalam kurikulum khususnya di pendidikan dasar. Salah satu

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

4

faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif adalah model

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran dimaksudkan

sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut

strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

SMP Negeri 2 Bawen merupakan salah satu lembaga pendidikan negeri

yang mengajarkan Matematika, salah satu diantaranya adalah materi Geometri

yang dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam

menentukan berbagai pilihan di kehidupan sehari-hari. Belum tercapainya seluruh

tujuan dari mata pelajaran Matematika disebabkan karena proses pembelajaran

Matematika khususnya Geometri di SMP Negeri 2 Bawen selama ini masih

memiliki kekurangan. Pertama, pola pembelajaran yang diterapkan terpusat pada

guru (teacher oriented), sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk

mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan belum terlibat dalam proses

pembelajaran. Kedua, penerapan pembelajaran yang digunakan untuk mata

pelajaran Matematika khususnya materi Geometri belum secara menyeluruh

dalam mendorong siswa untuk lebih aktif dalam diskusi kelompok. Ini terlihat

dalam proses pembelajaran yang hanya di dominasi oleh beberapa siswa yang

sama, sementara siswa yang lain kurang berpartisipasi dalam diskusi kelas.

Kelemahan tersebut berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir kreatif dan

hasil belajar siswa.

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah akan menemui

banyak kesulitan dalam memecahkan masalah. Untuk itu pada jenjang pendidikan

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

5

Sekolah Menengah Pertama yang secara proporsional pembelajaran ranah

kognitifnya lebih besar, seharusnya pengembangan kemampuan berpikir kreatif

siswa lebih diperhatikan. Akan tetapi, kemampuan berpikir kreatif tiap-tiap

individu tentu memiliki perbedaan. Dimana untuk mencapai keberhasilan dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya tingkat Sekolah

Menengah Pertama sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik internal

maupun eksternal.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap seorang guru Matematika kelas

VII di SMP Negeri 2 Bawen, dapat disimpulkan bahwa guru Matematika kelas

VII di SMP Negeri 2 Bawen tersebut masih menggunakan pembelajaran

konvensional, siswa kurang aktif untuk melaksanakan pembelajaran secara

berkelompok atau melakukan pengamatan tentang materi yang akan dipelajari,

ketika siswa diberi kesempatan untuk bekerja kelompok, mereka cenderung tidak

fokus pada tugas yang diberikan dan menyebabkan suasana kelas yang tidak

kondusif.

Timbulnya permasalahan di atas diduga karena guru kurang mengarahkan

siswa untuk berpikir kreatif, hal itu terlihat dari indikator-indikator sebagai

berikut.

1. Guru kurang memotivasi dan memberi perhtian siswa hal itu dapat dilihat dari

banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menerima materi

pembelajaran, namun jarang ada guru yang mau menanyakan kesulitannya

sehingga guru tidak mengetahui kesulitan siswa tersebut.

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

6

2. Jenis tugas yang diberikan dalam pembelajaran kurang variatif hanya mengacu

pada buku paket sehingga terkesan umum dan biasa sehingga kurang menarik

bagi siswa.

3. Siswa dalam menyelesaikan permasalahan belum diarahkan untuk

menggunakan bahasa, cara atau idenya sendiri.

4. Siswa belum dibiasakan untuk menjawab secara lebih rinci.

Bila mengacu pada berbagai indikasi yang dijelaskan di atas, maka

diketahui bahwa dengan menerapkan model yang variatif dan kreatif, maka guru

akan dapat mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kondusif bagi siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dipergunakan adalah model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Hal di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slavin

sebagaimana dikutip oleh Suyitno (2005) yaitu

Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam menyelesaikan soal

yang berbentuk uraian merupakan salah satu kelebihan dari suatu model

pembelajaran kooperatif, yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Lebih lanjut, Huda (2011:126) menyatakan bahwa

Dalam CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok–kelompok kecil, baik

homogen maupun heterogen. Pertama–tama, mereka mengikuti

serangkaian instruksi guru tentang keterampilan membaca dan menulis,

kemudian praktik, lalu pra-penilaian, dan kuis. Setiap kelompok tidak bisa

mengikuti kuis hingga anggota–anggota didalamnya menyatakan bahwa

mereka benar–benar siap. Penghargaan (reward) diberikan kepada

kelompok yang anggota–anggotanya mampu menunjukkan perfoma yang

meningkat dalam aktivitas membaca dan menulis.

Munandar (2014: 59), mengemukakan bahwa kriteria penilaian kreatif

berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan,

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

7

orisinalitas, dan kerincian (elaborasi). Agar kemampuan berpikir kreatif siswa

semakin terasah dan terarah seorang guru harus dapat mengembangkan materi

pembelajaran dan mengembangkan soal-soal.

Mengacu pada uraian di atas, untuk menunjang model pembelajaran CIRC

diperlukan strategi MURDER untuk memperkuat kemampuan berpikir kreatif

siswa. Strategi MURDER merupakan strategi pembelajaran yang diadaptasi dari

buku karya John R. Hayes“The Complete Problem Solver” yang merupakan

gabungan dari beberapa kata yang meliputi Mood (Suasana Hati), Understand

(Pemahaman), Recall (Pengulangan), Digest (Penelahan), Elaborate

(Pengembangan) dan Review (Pelajari Kembali) (Hayes, John R., 1989).

Strategi MURDER juga dinilai memiliki peran dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa. Masing-masing langkah dalam strategi ini

berperan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, misal dengan

kegiatan Understand dan Recall siswa akan terangsang untuk berpikir kritis dalam

menghadapi suatu permasalahan, sedangkan dengan kegiatan Digest dan Expand

siswa akan terangsang untuk membiasakan diri berpikir secara kreatif dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

Digunakannya strategi MURDER diharapkan dapat menekankan siswa

bekerja sama membagikan informasi dalam pasangan agar dapat membantu siswa

lain yang kesulitan dalam memahami materi, menekankan kemampuan berpikir,

dan memproses informasi secara mendalam pada pembelajaran kooperatif

sehingga dapat dimengerti dan diingat dengan lebih baik. Di dalam proses

pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang sangat penting atau

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

8

vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar dan kegiatan

mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa.

Mengajar bagi seorang guru adalah usaha menciptakan suasana belajar

bagi siswa secara optimal. Sedang belajar merupakan suatu proses perubahan,

yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Mengingat begitu pentingnya proses belajar yang dialami siswa, maka

seorang guru harus kompeten akan lebih mampu untuk membelajarkan siswa

karena “mengetahui” tidak sepenting “memperoleh pengetahuan sendiri atau

learning to learn”. Peran guru dalam proses belajar mengajar bukan lagi

menyampaikan pengetahuan melainkan memupuk pengetahuan serta

membimbing siswa untuk belajar sendiri, karena keberhasilan siswa sebagian

besar bergantung pada kemampuannya untuk belajar secara mandiri dan

memonitor belajar mereka sendiri.

Kemampuan untuk menemukan sendiri dan belajar sendiri dianggap dapat

dipelajari yakni siswa harus belajar berbagai macam strategi yang ada dan

bagaimana menggunakan strategi yang benar. Oleh karena itu, adalah penting

sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa

agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang

tepat dan serasi bagi siswa.

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

9

Daryanto dan Rahardjo (2012: 212) mengatakan bahwa belajar dan

pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan

tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan

pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan.

Pembelajaran Matematika perlu diberikan pada seluruh siswa mulai dari

sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam

mengajarkan matematika pada siswa, guru seharusnya dapat memilih berbagai

variasi pendekatan, metode, strategi yang sesuai dengan situasi agar tujuan

pmbelajaran dapat dicapai (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 212).

Mengapa lebih cenderung pada materi segiempat karena materi ini juga

merupakan materi yang cukup abstrak dan sering muncul dalam soal ujian

nasional. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER

diharapkan dapat mengubah pemikiran siswa terhadap Matematika yang semula

menganggapnya sebagai mata pelajaran yang membosankan dan menakutkan

menjadi menyenangkan dan mengasyikkan. Dengan sikap yang seperti ini

diharapkan siswa dapat memahami konsep Matematika dan menyelesaikan

masalah-masalah yang berhubungan dengan soal bangun segiempat. Sehingga

menambah daya pikir kreatif melalui pemecahan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik dan merasa perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran CIRC

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

10

dengan Strategi MURDER Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kelas VII”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, peneliti memberikan rumusan

masalah yang dibahas pada penelitian ini. Rumusan-rumusan masalah tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa pada model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER mencapai ketuntasan klasikal

pada materi geometri kelas VII?

2. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa pada model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER mencapai ketuntasan

individual pada materi geometri kelas VII?

3. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER lebih baik dari

kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan model konvensional?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini secara umum

bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa pada model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER mencapai

ketuntasan klasikal pada materi geometri kelas VII.

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

11

2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa pada model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER mencapai

ketuntasan individual pada materi geometri kelas VII.

3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan

model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER lebih

baik dari kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan model

konvensional.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat

baik secara teoritis maupun secara praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembelajaran Matematika.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang ingin diperoleh yaitu :

1.4.2.1 Bagi Siswa

(1) Siswa dapat melaksanakan pembelajaran Matematika secara menarik.

(2) Tercapainya ketuntasan belajar siswa kelas VII.

(3) Dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif, keaktifan, dan hasil belajar

siswa

(4) Menumbuhkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif siswa melalui

pembelajaran model CIRC dengan strategi MURDER.

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

12

1.4.2.2 Bagi Guru

(1) Guru dapat memanfaatkan hasil dari penelitian ini berupa perangkat

pembelajaran.

(2) Sebagai masukan bagi guru SMP untuk menggunakan berbagai variasi model

pembelajaran untuk menumbuhkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif

siswa.

(3) Memberi alternatif pembelajaran yang variatif yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran Matematika di sekolah.

(4) Guru dapat memperbaiki kinerja guru dalam melaksanakan Proses Belajar

Mengajar (PBM).

1.4.2.3 Bagi Peneliti

(1) Menjadi pengalaman peneliti sehingga mengetahui keefektifan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa.

(2) Peneliti dapat menambah pengetahuan baru mengenai penyusunan karya tulis

ilmiah sehingga nantinya dapat dimanfaatkan untuk menyusun karya tulis

ilmiah lainnya.

(3) Memberikan informasi kepada peneliti sehingga apabila peneliti bekerja di

bidang pendidikan dan menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan

kemampuan berpikir kreatif siswa, maka dapat mengatasinya dengan tepat.

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

13

1.4.2.4 Bagi Sekolah

(1) Memberikan sumbangan positif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan

khususnya dalam mata pelajaran Matematika.

(2) Sebagai bahan penelitian lanjutan yang dapat memajukan sekolah.

1.4.2.5 Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber pengetahuan

bagi mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian di bidang pendidikan.

1.5 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari adanya penafsiran yang

berbeda, maka perlu adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan

istilah ini juga untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan

dalam penelitian ini. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah :

1.5.1 Keefektifan

Dalam penelitian ini, keefektifan pembelajaran Matematika yang dimaksud

adalah keberhasilan model pembelajaran yang diterapkan. Penggunaan model

CIRC dengan strategi MURDER akan berhasil dalam proses belajar mengajar

apabila:

(1) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran

CIRC dengan strategi MURDER mencapai ketuntasan klasikal. Ketuntasan

klasikal adalah presentase siswa yang mencapai ketuntasan individual

minimal sebesar 70%.

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

14

(2) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran

CIRC dengan strategi MURDER mencapai ketuntasan individual. Kriteria

ketuntasan Minimal (KKM) individual adalah sama dengan atau lebih dari

70.

(3) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model CIRC dengan

strategi MURDER lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif siswa

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

1.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC)

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran

yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa dimana para siswa

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama

lainnya dalam mempelajari suatu materi. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa

diharapkan dapat saling membantu, berdiskusi dan berpendapat untuk saling

mengasah pengetahuan yang dimilikinya.

Inti dari pembelajaran kooperatif menurut Daryanto dan Rahardjo ( 2012:

212) bahwa

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada

dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda

(tinggi, sedang, rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok

berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan

kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja

sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan

dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, semua

model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, tujuan dan

penghargaan.

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

15

Model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC termasuk salah satu model

pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran

kooperatif terpadu membaca dan menulis (Slavin, 2005: 16), yaitu sebuah

program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca,

menulis dan seni berbahasa pada kelas-kelas tinggi sekolah dasar. CIRC sebagai

suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara

menyeluruh kemudian memilah menjadi bagian-bagian penting.. Namun, kini

CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi

juga pelajaran eksak seperti pelajaran Matematika.

Steven dkk dalam Huda (2015: 222) menjelaskan bahwa sintak model

pembelajaran CIRC memiliki langkah-langkah sebagai berikut

1. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari

4 (empat) siswa.

2. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.

3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok

kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada

lembar kertas.

4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

5. Guru memberikan penguatan.

6. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan

Dari uraian di atas diketahui bahwa model pembelajaran CIRC memiliki

beberapa langkah yang dapat dipergunakan antara lain dengan membentuk

kelompok, memberikan wacana yang sesuai dengan topik pembelajaran dan pada

akhirnya guru dan siswa sama-sama membuat suatu kesimpulan.

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

16

1.5.3 Strategi MURDER

Pembelajaran kooperatif tipe MURDER didasarkan atas teori

perkembangan psikologi kognitif yang memiliki perspektif dominan dalam

pendidikan masa kini yang terfokus pada bagaimana manusia memperoleh,

menyimpan, dan memproses apa yang dipelajarinya, dan bagaimana proses

berpikir dan belajar itu terjadi (Santyasa, 2008: 8).

Pembelajaran kooperatif MURDER menekankan pentingnya kemampuan

berbahasa atau keterampilan verbal siswa dalam mengulang dan merekonstruksi

informasi dan ide suatu materi pembelajaran, untuk dipahami dan dijadikan

sebagai miliknya yang kemudian mampu kembali dikomunikasikan dengan baik

secara verbal.

Strategi MURDER memiliki enam langkah, yaitu

1. Mood (suasana hati)

Menciptakan suasana hati (mood) yang positif

2. Understand (pemahaman)

Memahami materi yang belum dimengerti dalam satu unit pembahasan

3. Recall (pengulangan)

Semua siswa mengulangi materi pada unit pembahasan dengan menggunakan

bahasa siswa sendiri

4. Digest (telaah)

Siswa kembali pada unit pembahasan yang belum dimengerti untuk dipelajari

kembali sesuai dengan materi yang ada secara diskusi kelompok

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

17

5. Expand (pengembangan)

Siswa membuat pengembangan aplikasi atau pengembangan soal dari materi

6. Review (pelajari kembali)

Siswa mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diajarkan serta

membuat catatan kecil

Langkah-langkah menelaah, mengembangkan dan mempelajari kembali dapat

berhasil dalam memperkuat proses pembelajaran karena pasangan dyad harus

secara lisan atau tertulis untuk mengemukakan, mencatat ide-ide, dan menjelaskan

suatu teks. .

1.5.4 Kemampuan Berpikir Kreatif

Untuk menguji kemampuan berpikir kreatif dapat menggunakan Tes

Torrance. Menurut Munandar (2014:65-66) Tes Torrance dimaksudkan untuk:

“Memicu ungkapan secara simultan dari beberapa operasi mental kreatif

yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian

(elaborasi). Tes Torrance tentang berpikir kreatif terdiri dari bentuk verbal

dan figural. Bentuk verbal terdiri dari tujuh sub-tes: mengajukan

pertanyaan, menerka sebab, menerka akibat, memperbaiki produk,

penggunaan tidak lazim, pertanyaan tidak lazim, dan aktivitas yang

diandaikan. Bentuk figural terdiri dari tiga sub-tes: tes bentuk, gambar

yang tidak lengkap, dan tes lingkaran. Tes verbal diskor untuk kelancaran,

kelenturan, dan orisinalitas, sementara tes figural ditambah dengan skor

untuk elaborasi. Tes Torrance juga diberi batas waktu atas dasar

pertimbangan bahwa sampai derajat tertentu harus ada press (pendorong,

tekanan) untuk memicu fungsi mental kreatif dengan tetap memberikan

dorongan untuk merangsang berpikir kreatif”.

Lebih lanjut Munandar (2009:59), mengemukakan bahwa:

“Kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif,

yaitu kelancaran, keluwesan, orisinalitas, dan kerincian (elaborasi). Dalam

penelitian ini, aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif yang diukur adalah

kelancaran, keluwesan, keaslian, dan kerincian”.

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

18

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan:

1. Kelancaran (fluency) adalah kemampuan menyelesaikan masalah Matematika

secara tepat dan arus pemikiran lancar. Menyelesaikan masalah Matematika

secara tepat yang dimaksud adalah jawaban yang diperoleh relevan dengan

masalah yang disajikan, sedangkan arus pemikiran lancar diharapkan agar

jawaban tidak bertele-tele sesuai yang diminta sehingga diperoleh efisiensi

waktu dalam menyelesaikan masalah.

2. Keluwesan (flexibility), beberapa ahli menerjemahkan flexibility sebagai

kelenturan. Flexibility adalah kemampuan menjawab masalah Matematika

melalui beragam strategi penyelesaian. Ragam strategi penyelesaian harus

tetap mendapatkan jawaban masalah yang sesuai. Jika cara yang digunakan

berbeda atau beragam akan tetapi tidak mengacu pada jawaban yang diminta,

maka tidak memenuhi kriteria keluwesan.

3. Keaslian (originality) adalah kemampuan menjawab masalah Matematika

dengan menggunakan bahasa, cara, atau idenya sendiri. Jawaban dari masalah

tidak tunggal melainkan terdapat variasi jawaban yang tepat. Tujuan utamanya

bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara

bagaimana sampai pada suatu jawaban.

4. Kerincian (elaboration) adalah kemampuan menjawab secara rinci atau secara

detail tehadap masalah yang diberikan. Kerincian jawaban runtut dan koheren,

misalnya dengan menggunakan konsep-konsep terkait.

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

19

1.5.5 Materi

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah materi segiempat kelas

VII semester genap tahun ajaran 2016/2017. Dalam materi segiempat, siswa akan

belajar tentang sifat-sifat, keliling dan luas dari persegi, persegi panjang dan jajar

genjang.

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritik

2.1.1 Belajar dan Teori Pembelajaran

Belajar merupakan salah satu perbuatan yang dilakukan manusia sejak

dini. Belajar dan pembelajaran adalah proses yang tidak dapat dipisahkan.

Menurut Sardiman (2014: 21) belajar adalah berubah. Belajar berarti usaha

merubah tingkah laku. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu

yang belajar. Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan menambah ilmu

pengetahuan, namun juga meliputi kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,

harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Jadi dapat dikatakan belajar

sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, untuk menuju ke perkembangan pribadi

manusia seutuhnya meliputi unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Belajar dapat dikatakan sudah terjadi apabila siswa telah mengalami

perubahan berupa:

1. Pengetahuan (Kognitif) : Apa yang saya tambahkan pada apa yang saya

ketahui.

2. Perasaan (Afektif) : Bagaimana perasaan saya tentang apa yang saya dengar

dan saya baca.

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

21

3. Perbuatan (Behavior) : Apa yang saya perbuat dengan apa yang saya dengar

dan saya baca.

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru,

dimana guru membantu siswa dalam memperoleh ilmu dan pengetahuan, serta

pembentukan sikap dan moral. Dalam pembelajaran diperlukan kegiatan

psikologis seperti mengabstraksikan dan mengaplikasikan merupakan kegiatan

memahami cara pengelompokkan objek atau situasi berdasarkan kesamaannya.

Daryanto dan Rahardjo ( 2012: 212) mengatakan bahwa belajar dan

pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan

tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan

pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Tingkah laku yang berubah

setelah proses pembelajaran mencakup pengetahuan, pemahaman dan sikap.

Perubahan tersebut secara sadar, bersinambungan, tidak bersifat sementara,

memiliki arah dan tujuan, serta bersifat aktif dan positif.

Menurut Slameto (2008: 2) belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil cpengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan

rangsangan. Rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, menurut Gagne dalam buku

Psikologi Pendidikan (2011: 84) belajar merupakan sebuah sistem yang

didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

22

menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1. Siswa, istilah siswa dapat diartikan sebagai siswa, warga belajar, dan peserta

pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Siswa memiliki organ

penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan otak yang

digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori

yang kompleks, dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan

kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. Dalam proses belajar,

rangsangan (stimulus) yang diterima oleh siswa diorganisir di dalam syaraf,

dan ada beberapa rangsangan yang disimpan didalam memori. Kemudian

memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti

gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus.

2. Rangsangan (stimulus), peristiwa yang merangsang penginderaan siswa

disebut stimulus. Banyak stimulus yang berada di lingkungannya. Suara, sinar,

warna, panas, dingin, tanaman, gedung dan orang adalah stimulan yang selalu

berada di lingkungan seseorang. Agar siswa mampu belajar optimal, ia harus

memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.

3. Memori, memori yang ada pada siswa berisi berbagai kemampuan yang

berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan

belajar sebelumnya.

4. Respon, tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon.

Siswa yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan

respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam siswa diamati pada akhir

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

23

proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja

(performance).

Menurut Sardiman (2014 : 24) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai

berikut.

1. Belajar hakikatnya menyangkut potensi manusiawi.

2. Belajar membutuhkan proses dan tahap-tahap serta kematangan diri siswa.

3. Belajar akan lebih efektif jika didorong dengan motivasi.

4. Belajar dapat dilakukan secara langsung, melalui pengenalan, penghayatan

dan pengalaman langsung.

5. Belajar melalui praktik secara langsung akan lebih efektif dalam membina

sikap, keterampilan, cara berpikir kritis bila dibandingkan dengan belajar

hafalan.

6. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemampuan

belajar yang bersangkutan.

7. Bahan pelajaran yang bermakna lebih mudah dan lebih menarik untuk

dipelajari.

8. Belajar dapat diubah dalam beraneka ragam bentuk tugas sehingga siswa

melakukan dialog dalam dirinya dan mengalaminya sendiri.

9. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan dan keberhasilan

siswa banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.

10. Dalam beberapa hal, belajar merupakan percobaan atau pembiasaan.

11. Kemampuan belajar siswa harus diperhitungkan dalam menentukan materi

pembelajaran.

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

24

Rachmawati dan Daryanto (2015: 39-40) menyatakan tujuan pembelajaran

adalah tercapainya proses perubahan perilaku atau kompetensi siswa setelah

mengikuti pembelajaran. Kawasan kognitif merupakan kawasan yang

berhubungan dengan aspek intelektual (berpikir nalar) seperti pengetahuan,

pengertian dan keterampilan berpikir. Menurut Ariasian, dkk (2015 : 43-35) enam

kategori pada proses kognitif adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan,

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Mengingat berisikan dua proses

kognitif yang lebih spesifik yaitu mengenali dan mengingat kembali. Memahami

berisikan tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, mencontohkan,

mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan

menjelaskan. Mengaplikasikan berisikan dua proses kognitif yang lebih spesifik

yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. Menganalisis berisikan tiga

proses kognitif yang lebih spesifik yaitu membedakan, mengorganisasi dan

mengatribusikan. Mengevaluasi berisikan dua proses kognitif yang lebih spesifik

yaitu memeriksa dan mengkritik. Mencipta berisikan tiga proses kognitif yang

lebih spesifik yaitu merumuskan, merencanakan dan memproduksi.

2.1.1.1 Teori Belajar Van Hiele

Van Hiele adalah seorang guru Matematika bangsa Belanda yang

mengadakan penelitian dalam pengajaran Geometri. Menurut Van Hiele (dalam

Suwangsih dan Tiurlina 2010: 91) ada tiga unsur utama dalam pengajaran

Geometri, yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang

diterapkan. Jika ketiga unsur ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan

kemampuan berpikir anak kepada tahapan berpikir yang lebih tinggi.

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

25

Berikut ini adalah rincian unsur utama pengajaran Geometri

1) Tahapan Pemahaman Geometri Menurut Van Hiele

Van Hiele (dalam Suwangsih dan Tiurlina 2010: 92) menyatakan bahwa

terdapat 5 tahap belajar anak dalam belajar Geometri, yaitu: tahap pengenalan,

tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi. Berikut adalah

penguraiannya:

a) Tahap Pengenalan (Visualisasi)

Pada tahap ini anak mulai belajar mengenal suatu bentuk Geometri secara

keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari

bentuk Geometri yang dilihatnya itu. Sebagai contoh, jika pada anak

diperlihatkan sebuah kubus, maka anak belum mengetahui sifat-sifat atau

keteraturan yang dimiliki oleh kubus tersebut. Anak belum tahu bahwa kubus

mempunyai sisi-sisi yang merupakan persegi, anak pun belum mengetahui

bahwa persegi keempat sisinya sama dan ke empat sudutnya siku-siku.

b) Tahap Analisis

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun

Geometri yang diamatinya. Misalnya pada saat mengamati persegi panjang,

anak telah mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan, dan

kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. tapi tahap ini anak belum mampu

mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan

benda Geometri lainnya. Misalnya anak belum mengetahui bahwa persegi

adalah persegi panjang atau, persegi itu adalah belah ketupat dan

sebagainya.

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

26

c) Tahap Pengurutan (Deduksi Informal)

Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan

kesimpulan yang kita kenal dengan sebutan berpikir deduktif. Namun

kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal yang perlu

diketahui adalah, anak pada tahap ini sudah mulai mampu mengurutkan.

Misalnya ia sudah mengenali bahwa persegi adalah jajaran genjang, bahwa

belah ketupat adalah layang-layang. Demikian pula dalam pengenalan

benda-benda ruang, anak-anak memahami bahwa kubus adalah balok juga,

dengan keistimewaannya yaitu bahwa semua sisinya berbentuk persegi.

Pola pikir anak pada tahap ini masih belum mampu menerangkan mengapa

diagonal suatu persegi panjang itu sama panjangnya. Anak mungkin belum

memahami bahwa belah ketupat dapat dibentuk dari dua segitiga yang

kongruen.

d) Tahap Deduksi

Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif,

yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-

hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah mengerti betapa

pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di samping

unsur-unsur yang didefinisikan. Misalnya anak sudah mulai memahami

dalil. Selain itu, pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengggunakan

aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian. Tetapi anak

belum mengerti mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil.

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

27

e) Tahap Akurasi

Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan

dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya, ia

mengetahui pentingnya aksioma-aksioma atau postulat-postulat dari

geometri Euclid. Tahap akurasi merupakan tahap berfikir yang tinggi,

rumit, dan kompleks. Oleh karena itu tidak mengherankan jika tidak

semua anak, meskipun sudah duduk di bangku sekolah lanjutan atas,

masih belum sampai pada tahap berpikir ini.

Mayberry (dalam Ruseffendi 1998: 164) mengatakan bahwa bila

pada salah satu tahap dari kelima tahap itu siswa tidak menguasai, maka

pada tahap yang lebih tinggi akan terjadi penghafalan.

2) Tahapan Pembelajaran Geometri Menurut Van Hiele

a) Tahap 1 Informasi (Information):

Melalui diskusi, guru mengidentifikasi apa yang sudah diketahui siswa

mengenai sebuah topik dan siswa menjadi berorientasi pada topik baru itu.

Guru dan siswa terlibat dalam percakapan dan aktifitas mengenai objek-

objek, pengamatan dilakukan, pertanyaan dimunculkan dan kosa kata

khusus diperkenalkan.

b) Tahap 2 Orientasi Terarah/Terpadu (Guided Orientation):

Siswa menjajaki objek-objek pengajaran dalam tugas-tugas yang

distrukturkan secara cermat seperti pelipatan, pengukuran, atau

pengkonstruksian. Guru memastikan bahwa siswa menjajaki konsep-

konsep spesifik.

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

28

c) Tahap 3 Eksplisitasi (Explicitation):

Siswa menggambarkan apa yang telah mereka pelajari mengenai topik

dengan kata-kata mereka sendiri, guru membantu siswa dalam

menggunakan kosa kata yang benar dan akurat, guru memperkenalkan

istilah-istilah Matematika yang relevan.

d) Tahap 4 Orientasi Bebas (Free Orientation):

Siswa menerapkan hubungan-hubungan yang sedang mereka pelajari

untuk memecahkan soal dan memeriksa tugas yang lebih terbuka (open-

ended).

e) Tahap 5 Integrasi (Integration):

Siswa meringkas/membuat ringkasan dan mengintegrasikan apa yang telah

dipelajari, dengan mengembangkan satu jaringan baru objek-objek dan

relasi-relasi.

2.1.1.2. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky

l. S. Vygotsky (1896-1934) adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia

yang mengenal tentang pentingnya pikiran anak. Teori Vygotsky mulai mendapat

perhatian yang lebih besar sejak memasuki akhir abad ke-20.

Teori Vygotsky berpendapat bahwa siswa membentuk pengetahuan dari

pikiran dan kegiatan melalui bahasa. Teori ini menekankan pada aspek sosial dari

pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika

anak bekerja atau menangani tugas-tugas masih berada dalam jangkauan mereka

disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat

perkembangan sedikit lebih tinggi dari daerah perkembangan seseorang saat ini.

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

29

Vygotsky meyakini bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul

dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang

lebih tinggi terserap ke dalam individu.

Vygotsky menyatakan bahwa anak dapat meniru tindakan melebihi

kapasitasnya namun masih dalam batas-batas tertentu. Saat melakukannya, anak

dapat meniru lebih baik daripada orang dewasa. (Rachmawati dan Daryanto,

2015: 74)

Nur dan Wikandari dalam Trianto (2011: 27) mengemukakan ide penting

lain dari Vygotsky adalah scaffolding, yaitu pemberian bantuan kepada anak

selama tahap-tahap awal perkembangan selanjutnya mengurangi bantuan tersebut

untuk memberikan kesempatan pada anak mengambil alih tanggung jawabnya

yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya. Penafsiran terhadap

ide-ide Vygotsky yaitu siswa seharusnya diberikan jenis tugas yang kompleks,

sulit, dan realistik kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan

tugas tersebut.

Teori Vygotsky adalah bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis

masalah melalui kelompok belajar kecil. Melalui kelompok ini siswa akan saling

berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar pendapat.

Kerja kelompok ini berperan untuk mengembangkan kemampuan aktual. Jika

dalam berdiskusi terjadi kesulitan dalam memecahkan masalah, maka guru akan

membantu. Siswa juga dibiasakan menggunakan kemampuan berpikir kreatif

dalam menarik sebuah kesimpulan dan kemampuan bekerja sama dalam

kelompok. (Trianto, 2011).

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

30

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) mengajak siswa untuk belajar dalam

kelompok–kelompok kecil. Di dalam kelompok, siswa akan berdiskusi

memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dengan bertukar pendapat.

Dengan demikian, siswa yang pandai akan membantu pasangan diskusinya yang

belum paham sehingga akan muncul motivasi untuk belajar. Hal ini sejalan

dengan teori Vygotsky dimana siswa berinteraksi dengan siswa lain melalui

kelompok- kelompok kecil.

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran Matematika perlu diberikan pada seluruh siswa mulai dari

sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam

mengajarkan matematika pada siswa, guru seharusnya dapat memilih berbagai

variasi pendekatan, metode, strategi yang sesuai dengan situasi agar tujuan

pmbelajaran dapat dicapai (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 212).

Pembelajaran Matematika menjadi sebuah tempat untuk memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari, mengenal pola hubungan serta mencari

pengalaman dalam mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu, Matematika

dipelajari di semua jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menurut Eggen dan Kauchak merupakan sebuah

kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi

untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2011: 42). Pembelajaran kooperatif

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

31

disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi

siswa dengan sikap kepemimpinan dalam membuat keputusan dalam kelompok

dan memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dengan siswa yang

berbeda latarbelakangnya.

Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri tertentu jika dibandingkan

dengan model lainnya. Arends dalam Trianto (2011: 47) menyatakan bahwa

pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai

berikut.

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah.

3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang beragam.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Langkah pembelajaran kooperatif (Ibrahim dalam Trianto, 2011: 48) adalah

sebagai berikut.

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

2) Menyajikan informasi

3) Mengoorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar

5) Evaluasi

6) Memberikan penghargaan

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

32

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compositon)

pertama kali dikembangkan oleh Stevens dkk. (1987). Model pembelajaran

Kooperatif tipe CIRC termasuk salah satu model pembelajaran cooperative

learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca

dan menulis (Slavin, 2005: 16), yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan

lengkap untuk pengajaran membaca, menulis dan seni berbahasa pada kelas-kelas

tinggi sekolah dasar. Dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran

kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian

memilah menjadi bagian-bagian penting.. Namun, kini CIRC telah berkembang

bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti

pelajaran Matematika.

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC juga dapat diterapkan

menggunakan beberapa fase (Slavin et al.,1989) dalam Huda (2015: 222) sebagai

berikut:

1. Orientasi.

Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang

materi yang akan diberikan.

2. Organisasi.

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan

keheterogenan akademik.

3. Pengenalan konsep.

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

33

Dengan cara mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada

hasil penemuan selama eksplorasi.

4. Publikasi.

Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya, membuktikan,

memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam kelompok maupun di

depan kelas.

5. Penguatan dan refleksi.

Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang

dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata

dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa pun diberi kesempatan untuk

merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.

Steven dkk dalam Huda (2015: 222) menjelaskan bahwa sintak model

pembelajaran CIRC memiliki langkah-langkah sebagai berikut

1. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4

(empat) siswa.

2. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.

3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok

kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada lembar

kertas.

4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

5. Guru memberikan penguatan.

6. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

34

Secara khusus Saifulloh dalam Huda (2015: 221) menyebutkan beberapa

kelebihan model pembelajaran CIRC antara lain:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat

perkembangan anak.

2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar

siswa akan dapat bertahan lebih lama.

4. Pembelajaran terpadu akan dapat menumbuhkembangkan ketrampilan

berpikir siswa.

5. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa.

6. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa ke arah

belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna.

7. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa,

seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang

lain.

8. Membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan dan aspirasi

guru dalam mengajar.

2.1.5 Strategi MURDER

Strategi pembelajaran merupakan suatu ilmu untuk mendukung proses

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan

efektif. Strategi pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest,

Expand, Review) merupakan pembelajaran psikologi kognitif yang menekankan

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

35

pada kemampuan siswa dalam mengkonstruksi ulang informasi dan ide yang

diterima, memahaminya serta dikomunikasikan secara lisan dan tulisan.

Pada langkah-langkah strategi pembelajaran MURDER, guru menyajikan

informasi dan fenomena yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dan

untuk merangsang rasa ingin tahu siswa. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

kemukakan oleh Jacobs GM. (1996) yaitu pemrosesan informasi menuntut

keterlibatan metakognisi berpikir dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran.

Selain mengembangkan keterampilan metakognisi siswa strategi ini juga

dinilai memiliki peran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Masing-masing langkah dalam model pembelajaran ini berperan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, misal dengan kegiatan

Understand dan Recall siswa akan terangsang untuk berpikir kritis dalam

menghadapi suatu permasalahan, sedangkan dengan kegiatan Digest dan Expand

siswa akan terangsang untuk membiasakan diri berpikir secara kreatif dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

Strategi MURDER yang beranggotakan 4 orang, memiliki enam

langkah yaitu

1. Mood (suasana hati)

Menciptakan suasana hati (mood) yang positif untuk belajar dengan cara

relaksasi, mengatur sikap belajar dan berfokus pada tugas belajar

2. Understand (pemahaman)

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

36

Memahami materi yang belum dimengerti dalam satu unit pembahasan tanpa

menghafalkan serta melakukan beberapa latihan pada bagian yang belum

dimengerti

3. Recall (pengulangan)

Semua siswa mengulangi materi pada unit pembahasan dengan menggunakan

bahasa siswa sendiri

4. Digest (telaah)

Siswa kembali pada unit pembahasan yang belum dimengerti untuk dipelajari

kembali sesuai dengan materi yang ada secara diskusi kelompok

5. Expand (pengembangan)

Siswa membuat saran pada materi tersebut dan membuat pengembangan

aplikasi atau pengembangan soal dari materi

6. Review (pelajari kembali)

Siswa mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diajarkan serta

membuat catatan kecil yang dapat membantu siswa memahami materi yang

telah diberikan

Inti dari strategi ini adalah menekankan siswa belajar membagikan

informasi yang di dapat dengan sepasang dyad dalam memahami materi. Dyad

adalah pertemuan antara dua orang yang berkomunikasi secara tertulis dan lisan.

Dyad dapat dilakukan dengan mudah, sederhana, tidak rumit, dan dapat dilakukan

oleh orang-orang yang belum saling mengenal. Langkah-langkah pendeteksian,

pengulangan, dan pengelaborasian dapat berhasi lmemperkuat pembelajaran

karena pasangan dyad harus secara verbal mengemukakan, menjelaskan,

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

37

memperluas, dan mencatat ide-ide utama dari teks. Tujuannya untuk menekankan

pentingnya kemampuan berfikir dan memproses informasi pada pembelajaran

kooperatif sehingga dapat dimengerti dengan baik.

Berikut ini adalah tabel sintaks MURDER aktivitas guru:

Tabel 2.1

Sintaks MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review)

Kegiatan/Aktivitas Guru

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menumbuhkan mood dengan

memotivasi siswa atau dengan cara relaksasi untuk menarik perhatian

siswa.

2) Guru menyajikan pelajaran.

3) Siswa diorganisasikan dalam kelompok yang terdiri dari 4 anggota, dibagi

menjadi dua pasangan dyad, yaitu dyad-1 dan dyad-2. Guru membagikan

lembar kegiatan siswa (LKS), kemudian siswa diminta untuk mengerjakan

secara mandiri sehingga muncul understand.

4) Salah satu anggota setiap pasangan dyad mengungkapkan pemahamannya

terhadap LKS kepada pasangannya sehingga muncul recall. Guru meminta

anggota yang lain mendengarkan sambil mendeteksi adanya kesalahan atau

kekurangan dalam penjelasan pasangannya sehingga muncul digest. Dyad-

1 dan dyad-2 saling memperlihatkan hasil pekerjaan, kemudian

membandingkan, menanggapi dan memberikan sanggahan sehingga

muncul expand. Guru meminta beberapa kelompok untuk

mempresentasikan hasil LKS serta menyimpulkan materi yang telah

dipelajari sehingga muncul review.

5) Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar

individu dan kelompok.

Sumber data : McCafferty, S.G. dkk. (2006)

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

38

2.1.6 Model Pembelajaran Konvensional

Menurut Djamarah (2014: 97), pembelajaran konvensional adalah

pembelajaran yang boleh dikatakan tradisional, karena sejak dulu metode ini telah

dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam

proses belajar mengajar. Pembelajaran ini dilakukan dengan guru menjelaskan

lisan secara langsung terhadap siswa.

Dalam proses pembelajaran, guru lebih berperan aktif dibanding siswanya.

Guru memberikan penjelasan di depan kelas dan mengadakan tanya jawab. Siswa

dijadikan sebagai objek belajar pasif dengan hanya menerima, mencatat dan

menghafal materi. Guru sebagai penentu jalannya sebuah pembelajaran. Sehingga

terkadang guru kurang memperhatikan kemampuan siswa yang berbeda-beda.

Dengan demikian, pembelajaran konvensional dinilai memiliki kelemahan

sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal.

Menurut Suharto dalam Setiyowati (2014) fase-fase dalam model

pembelajaran koncvensional sebagai berikut.

1. Menyampaikan tujuan

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada

proses pembelajaran.

2. Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi pada siswa secara bertahap.

3. Mengecek pemahaman dengan menggunakan umpan balik

Guru mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik.

4. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

39

Guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah.

2.1.7 Kemampuan Berpikir Kreatif

Menurut Munandar (2014: 65-66) Tes Torrance dimaksudkan untuk

memicu ungkapan secara simultan dari beberapa operasi mental kreatif yang

terutama mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian (elaborasi).

Tes Torrance tentang berpikir kreatif terdiri dari bentuk verbal dan figural. Bentuk

verbal terdiri dari tujuh sub-tes: mengajukan pertanyaan, menerka sebab, menerka

akibat, memperbaiki produk, penggunaan tidak lazim, pertanyaan tidak lazim, dan

aktivitas yang diandaikan. Bentuk figural terdiri dari tiga sub-tes: tes bentuk,

gambar yang tidak lengkap, dan tes lingkaran. Tes verbal diskor untuk kelancaran,

kelenturan, dan orisinalitas, sementara tes figural ditambah dengan skor untuk

elaborasi. Tes Torrance juga diberi batas waktu atas dasar pertimbangan bahwa

sampai derajat tertentu harus ada press (pendorong, tekanan) untuk memicu fungsi

mental kreatif dengan tetap memberikan dorongan untuk merangsang berpikir

kreatif.

Pehkonen dalam Putra (2012) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai

kombinasi antara berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi

tapi masih dalam kesadaran. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam

suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide

yang berguna dalam menyelesaikan masalah. Dalam berpikir kreatif dua bagian

otak akan sangat diperlukan. Keseimbangan antara logika dan kreativitas sangat

penting. Jika salah satu menempatkan deduksi logis terlalu banyak, maka

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

40

kreativitas akan terabaikan. Dengan demikian untuk memunculkan kreativitas

diperlukan kebebasan berpikir tidak dibawah kontrol dan tekanan.

Munandar (2014: 59), mengemukakan bahwa kriteria penilaian kreatif

berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan,

orisinalitas, dan kerincian (elaborasi). Kemampuan berpikir kreatif itu meliputi

kemampuan:

1. Memahami informasi masalah, yaitu menunjukan apa yang diketahui dan apa

yang ditanyakan

2. Menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam jawaban (kefasihan)

3. Menyelesaikan masalah dengan satu cara kemudian dengan cara lain dan

siswa memberika penjelasan tentang berbagai metode penyelesaian itu

(keluwesan)

4. Memeriksa jawaban dengan berbagai metode penyelesaian dan kemudian

membuat metode baru yang berbeda (kebaruan).

Dalam penelitian ini, aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif yang diukur

adalah kelancaran, keluwesan, keaslian, dan kerincian. Berikut ini adalah

rinciannya:

1. Kelancaran (fluency) adalah kemampuan menyelesaikan masalah Matematika

secara tepat dan arus pemikiran lancar. Menyelesaikan masalah Matematika

secara tepat yang dimaksud adalah jawaban yang diperoleh relevan dengan

masalah yang disajikan, sedangkan arus pemikiran lancar diharapkan agar

jawaban tidak bertele-tele sesuai yang diminta sehingga diperoleh efisiensi

waktu dalam menyelesaikan masalah.

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

41

2. Keluwesan (flexibility), beberapa ahli menerjemahkan flexibility sebagai

kelenturan. Flexibility adalah kemampuan menjawab masalah Matematika

melalui beragam strategi penyelesaian. Ragam strategi penyelesaian harus

tetap mendapatkan jawaban masalah yang sesuai. Jika cara yang digunakan

berbeda atau beragam akan tetapi tidak mengacu pada jawaban yang diminta,

maka tidak memenuhi kriteria keluwesan.

3. Keaslian (originality) adalah kemampuan menjawab masalah Matematika

dengan menggunakan bahasa, cara, atau idenya sendiri. Jawaban dari masalah

tidak tunggal melainkan terdapat variasi jawaban yang tepat. Tujuan utamanya

bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara

bagaimana sampai pada suatu jawaban.

4. Kerincian (elaboration) adalah kemampuan menjawab secara rinci atau

secara detail tehadap masalah yang diberikan. Kerincian jawaban runtut dan

koheren, misalnya dengan menggunakan konsep-konsep terkait.

2.1.8 Tinjauan Materi Segiempat

2.1.8.1 Jajargenjang

1. Pengertian Jajar genjang

Jajar genjang adalah segiempat yang sepasang-sepasang sisi

berhadapan sejajar. (Supriyono, 2016: 8)

2. Sifat-sifat jajar genjang

a. Sisi-sisi yang berhadapan adalah sejajar.

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

42

Pada gambar 2.1 menunjukkan jajar

genjang ABCD. Putar setengah

putaran (180 ) pada titik O, sehingga akan

dperoleh AB DC dan AD BC.

Akibatnya, AB = DC dan AD =BC

b. Pada setiap jajargenjang sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

Pada gambar 2.2 anggap = x,

= y, dan = z. Karena

kongruen dengan , maka = x,

= y dan = z. Sehingga

diperoleh

= = x,

= + = y + z, dan

= + = z + y

Dengan demikian, diperoleh bahwa = dan =

c. Jumlah pasangan sudut yang saling berdekatan pada setiap

jajargenjang adalah 180 .

Gambar 2.2 Jajar

genjang ABCD dengan

sudut yang berhadapan

sama besar; sumber:

Dris J., dan Tasari

(2011: 198)

Gambar 2. 2 Jajar

genjang ABCD;

sumber: Nuharini,

Dewi dan Wahyuni,

Tri (2008: 261)

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

43

Pada gambar 2.3 disamping, karena

kongruen dengan , maka

terdapat sudut-sudut bersesuaian yang

sama besar, yaitu

= = x

= = y

Karena ADB segitiga maka + + = 180

sehingga x + y + z = 180

= + = y + z dan

= + = z + y maka,

+ = x + y + z = 180

+ = x + y + z = 180

d. Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua

sama panjang.

Pada gambar 2.4 disamping, jika

segitiga ABD diputar 180 dengan

pusat O, maka hasilnya

AO berimpit dengan OC sehingga AO

= OC dan BO berimpit dengan OD

sehingga BO = OD.

Gambar 2.3 Jajar

genjang ABCD dengan

jumlah sudut yang

berdekatan adalah 180 ;

sumber: Dris J., dan

Tasari (2011: 198)

Gambar 2.4 Diagonal

jajargenjang ABCD

membagi dua jajargenjang

menjadi dua segitiga yang

kongruen; sumber: Dris J.,

dan Tasari (2011: 197)

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

44

3. Keliling dan Luas Jajargenjang

Keliling jajargenjang adalah jumlah seluruh sisi-sisinya. Sisi-sisi

jajargenjang yang sejajar adalah sama panjang.

Gambar 2.5 merupakan jajar genjang ABCD dengan sisi-sisi AB,

BC, CD dan DA. Keliling jajar genjang ABCD = AB + BC + CD + AD.

Oleh karena itu AB = DC dan AD = BC,

maka keliling jajargenjang = AB + DC + BC + AD

= AB + AB + BC + BC

= 2AB + 2BC

= 2 (AB + BC)

Sehingga dapat dituliskan

K = a + b + a +b = 2(a + b)

Perhatikan gambar 2.6 disamping. Gambar 2.6

merupakan jajar genjang ABCD. Untuk

menentukan luas jajar genjang, kita buat garis

pertolongan yakni garis BD, maka terbentuklah

dua segitiga yang kongruen, yakni

Gambar 2.5 Jajar genjang ABCD dengan AB = a, BC = b dan t sebagai timggi; sumber: Dris J., dan Tasari (2011:

208)

Gambar 2. 6 Jajar

genjang ABCD; sumber:

Supriyono (2016: 9)

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

45

∆ABD dan ∆CDB, sehingga

luas jajar genjang ABCD = 2 × Luas ∆ ABD

= 2 × AB.t

= AB. t

(ditulis alas × tinggi)

2.1.8.2 Persegi Panjang (Rectangle)

1. Pengertian persegi panjang

Persegi panjang adalah jajar genjang yang salah satu sudutnya siku-

siku. (Supriyono, 2016: 8)

2. Sifat-sifat persegi panjang

a. Sisi-sisi yang berhadapan dari suatu persegi panjang adalah sejajar dan

sama panjang

Perhatikan gambar 2.7 disamping, jika

persegi panjang ABCD dibalik menurut

garis k, persegi panjang itu akan

menempati bingkainya, sehingga titik A

akan menempati titik B dan titik B akan

menempati titik A, ditulis A B.

Demikian halnya diperoleh D C sehingga berarti AD =

BC.

Selanjutnya jika persegi panjang

ABCD dibalik menurut garis l, persegi

panjang itu akan menempati

Gambar 2.7 Persegi

panjang ABCD; sumber:

Nuharini, Dewi dan

Wahyuni, Tri (2008: 252)

Gambar 2.8 Persegi panjang

ABCD; sumber: Nuharini,

Dewi dan Wahyuni, Tri (2008:

252)

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

46

bingkainya sepeeti gambar 2.8. Berdasarkan gambar 2.8 diperoleh

bahwa A D, B C, dan . Ini berarti AB = DC. Jadi jarak

dan selalu tetap. Demikian halnya dengan jarak AB dan DC.

Jadi sejajar dan sejajar .

b. Keempat sudut persegi panjang adalah sama besar dan merupakan

sudut siku-siku (90 )

Pada gambar 2.9 disamping gambar persegi

panjang ABCD memiliki sudut yang sama besar

yaitu 90 . Sehingga berlaku = = =

= 90

c. Kedua diagonalnya sama panjang dan saling berpotongan menjadi dua

sama panjang.

Pada gambar 2.9 diagonal–diagonalnya sama panjang dan

berpotongan ditengah-tengah, yaitu AE = EC = BE = DE

3. Keliling dan Luas persegi panjang

Pada gambar 2.10, ABCD adalah persegi

panjang. Keliling persegi panjang tersebut

adalah AB + BC + CD + AD. Karena AB =

DC dan AD = BC, maka

Keliling persegi panjang ABCD = AB + DC + BC + AD

= 2AB + 2BC

Gambar 2.9 Persegi

panjang ABCD;

sumber: Dris J., dan

Tasari (2011: 199)

Gambar 2.10 Persegi

panjang ABCD; sumber:

Dris J., dan Tasari (2011:

207)

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

47

= 2 (AB + BC),

AB disebut panjang dan BC disebut lebar. Sehingga

Keliling persegi panjang = 2p + 2l = 2 (p + l)

Luas persegi panjang = AB x BC = p x l

2.1.8.3 Persegi (square)

1. Pengertian persegi

Persegi adalah persegi panjang yang sisi-sisinya sama panjang.

(Supriyono, 2016: 8)

2. Sifat-sifat persegi

a. Semua sisi persegi adalah sama panjang

Perhatikan gambar 2.11, keempat sisi

persegi ABCD panjangnya sama, yaitu AB

= BC = CD = DA

b. Diagonal-diagonalnya berpotongan di tengah-tengah dan saling

tegak lurus.

Berdasarkan gambar 2.11 didapat AE = CE

BE = DE

AC BD

Gambar 2.11 Persegi

ABCD; sumber: Dris

J., dan Tasari (2011:

202)

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

48

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

Berdasarkan gambar 2.11 maka

=

=

d. Diagonal-diagonalnya merupakan garis bagi.

= = =

= = =

Adapun sifat-sifat istimewa dari persegi adalah

a. Diagonal-diagonalnya sama oanjang yaitu AC = BD

b. Besar sudut-sudutnya adalah 90 , yaitu = = =

= 90

3. Keliling dan luas persegi

Gambar 2.12 menunjukkan sebuah persegi.

Pada gambar persegi disamping keempat

sisinya sama panjang, yaitu sisi AB = BC =

CD = DA.

Jadi keliling dan luas persegi dapat dituliskan sebagai berikut.

Keliling persegi = 4 x sisi = 4s

Luas persegi = sisi x sisi =

Gambar 2.12

Persegi ABCD;

sumber: Dris J., dan

Tasari (2011: 211)

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

49

2.1.9 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pada penelitian yang dilakukan oleh N. Wulandari dari Program Studi

Pendidikan Matemtika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang dengan judul “Keefektifan pembelajaran CIRC

dengan pendekatan open-ended terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas

VIII materi kubus-balok”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang

mengikuti pembelajaran model CIRC dengan pendekatan open-ended memiliki

persentase siswa yang berhasil mencapai KKM sebesar 93,75% dengan rata-rata

81,46. Sedangkan siswa yang mengikuti pembelajaran model direct instruction

memperoleh persentase sebesar 87,5 dengan rata-rata 81,46. Hal tersebut

menunjukkan bahwa persentase ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih besar

dari persentase ketuntasan kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan kemampuan

berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran model CIRC dengan

pendekatan open-ended lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif siswa

yang memperoleh pembelajaran dengan model direct insruction.

Penelitian juga dilakukan oleh Dakusta Puspitasari dengan judul

“Eksperimentasi Model pembelajaran kooperatif tipe MURDER berbasis mind

mapping terhadap prestasi dan kreativitas belajar pada materi bangun ruang

ditinjau dari kemampuan spasial”. Skripsi Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta tahun 2016. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan

MANOVA dan ANAVA diperoleh kesimpulan sebagai berikut. (1a) siswa yang

dikenai model pembelajaran MURDER berbasis mind mapping memiliki prestasi

yang sama baiknya dengan siswa diberikan model pembelajaran MURDER, (1b)

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

50

Siswa yang dikenai model pembelajaran MURDER berbasis mind mapping

memiliki prestasi kreativitas yang lebih baik daripada siswa diberikan model

pembelajaran MURDER, (2a) Siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi

memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki

kemampuan spasial sedang dan rendah, serta siswa yang memiliki kemampuan

spasial sedang memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa yang

memiliki kemmpuan spasial rendah, (2b) Siswa yang memiliki kemampuan

spasial tinggi memiliki kreativiitas yang lebih baik daripada siswa yang memiliki

kemampuan spasial sedang dan rendah, serta siswa yang memiliki kemampuan

spasial sedang memiliki kreativitas yang sama baiknya dengan siswa yang

memiliki kemampuan spasial rendah, (3a) Pada model pembeljaran kooperatif tipe

MURDER berbasis mind mapping, siswa dengan kemampuan spasial tinggi

mempunyai prestasi belajar dan kreativitas yang lebih baik daripada siswa yang

memiliki kemampuan spasial sedang dan rendah, serta siswa yang memiliki

kemampuan spasial sedang memiliki prestasi belajar dan kreativitas yang sama

dengan siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah, (3b) Pada model

pembelajaran kooperatif tipe MURDER, siswa dengan kemampuan spasial tinggi

mempunyai prestasi belajar dan kreativitas yang lebih baik daripada siswa yang

memiliki kemampuan spasial sedang dan rendah, serta siswa yang memiliki

kemampuan spasial sedang memiliki prestasi belajar dan kreativitas yang sama

dengan siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah, (4a) Siswa yang

memiliki kemampuan spasial tinggi, sedang dan rendah, siswa yang dikenai

model pembelajaran tipe MURDER berbasis mind mapping mempunyai prestasi

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

51

belajar yang sama dengan siswa yang dikenai pembelajaran MURDER, (4b)

Siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi, sedang dan rendah, siswa yang

dikenai model pembelajaran tipe MURDER berbasis mind mapping mempunyai

kreativitas yang sama dengan siswa yang dikenai pembelajaran MURDER.

2.2 Kerangka Berpikir

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya. Dalam kehidupan sehari–hari pendidikan

memiliki peranan yang sangat penting. Pendidikan seharusnya mampu

mengembangkan potensi seseorang sehingga dalam kehidupan sehari–hari

seseorang akan mampu menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam

permasalahan. Pendidikan akan mulai berarti ketika seseorang masuk dalam

kegiatan kemasyarakatan dan dunia kerja.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang telah menjadi subjek yang

sangat penting di berbagai segi kehidupan, hal ini terlihat dengan

diperkenalkannya pengetahuan dan konsep Matematika dari usia dini sampai

berkembang menjadi dewasa. Salah satu cabang Matematika yang penting adalah

Geometri.

Geometri merupakan bagian dari Matematika dan juga merupakan salah

satu mata pelajaran yang harus dipelajari siswa di sekolah. Geometri dianggap

penting untuk dipelajari oleh siswa, karena dalam Geometri dibahas objek-objek

yang berhubungan dengan bidang dan ruang. Namun, banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

52

Geometri. Hal ini disebabkan karena kelemahan siswa yang kurang menguasai

materi prasyarat dan juga tidak menguasai konsep Geometri dengan benar. Perlu

disadari bahwa kesulitan yang dialami oleh siswa ini dapat menyebabkan siswa

melakukan kesalahan dalam memecahkan soal. Oleh karena itu, guru sebagai

penyampai ilmu harus mengetahui letak kesalahan siswa agar dapat

mengidentifikasi kelemahan siswa dan membantu memperbaikinya.

Penelitian ini mengambil materi tentang segiempat di dalam Geometri

sebagai salah satu bagian dari Geometri. Berdasarkan informasi dari siswa,

banyak dari mereka yang mengalami kesulitan, sehingga dalam menyelesaikan

soal pun mereka masih banyak melakukan kesalahan.

Berdasarkan observasi awal dan wawancara terhadap guru bidang studi

Matematika khususnya Geometri di SMP Negeri 2 Bawen bahwa apabila siswa

diberikan soal yang terkait dengan kemampuan berpikir kreatif, masih terdapat

banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menjawab atau memberikan

pendapatnya terkait soal atau permasalahan tersebut. Siswa banyak yang masih

kesulitan mengerjakan soal yang berbentuk cerita. Siswa juga belum mampu

menguraikan atau memisahkan suatu hal ke dalam bagian-bagiannya dan mencari

keterkaitan antara bagian-bagian tersebut serta meramalkan atau menggambarkan

kesimpulan atau putusan. Berdasarkan hasil wawancara, data kemampuan berpikir

kreatif siswa SMP Negeri 2 Bawen di lapangan dapat disimpulkan bahwa

keterampilan memperinci masalah pada siswa masih kurang, keterampilan

mengidentifikasi masalah pada siswa juga masih kurang, demikian pula dengan

keterampilan menentukan hukum sebab akibat serta keterampilan mengilustrasi

Page 69: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

53

masalah, keterampilan membuat hipotesis, keterampilan menarik kesimpulan,

keterampilan mengevaluasi dan menilai masih kurang. Hal ini menyiratkan bahwa

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa

di SMP Negeri 2 Bawen belum optimal.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengerjakan soal geometri adalah model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Hal ini sesuai dengan

kelebihan model pembelajaran CIRC seperti yang diungkapkan oleh Slavin

sebagaimana dikutip oleh Suyitno (2005: 6), yang menyatakan bahwa model

pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar khususnya dalam

menyelesaikan soal yang berbentuk uraian.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa diperlukan juga

pendekatan yang tepat. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah

strategi MURDER. Masing-masing langkah dalam model pembelajaran ini

berperan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, misal dengan

kegiatan Understand dan Recall siswa akan terangsang untuk berpikir kritis dalam

menghadapi suatu permasalahan, sedangkan dengan kegiatan Digest dan Expand

siswa akan terangsang untuk membiasakan diri berpikir secara kreatif dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

Aktivitas siswa juga harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Sardiman (2014: 95-97), yang menyatakan bahwa di

dalam belajar harus ada aktivitas, sebab prinsip belajar adalah berbuat/ melakukan

kegiatan. Dalam model pembelajaran CIRC strategi MURDER siswa dituntut

Page 70: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

54

untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas sehingga aktivitas peserta didik

lebih menonjol, tercipta suasana yang nyaman dan senang untuk belajar. Hal

tersebut diharapkan mampu untuk membantu siswa dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif matematis mereka.

Penelitian ini mengambil dua kelas dengan siswa yang ada di dalamnya

sebagai sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelompok kontrol mendapatkan

pembelajaran konvensional, satu kelas sebagai kelompok eksperimen

mendapatkan pembelajaran model CIRC dengan strategi MURDER. Pada akhir

pembelajaran, masing-masing kelas dilakukan tes kemampuan berpikir kreatif

yang soalnya sudah diujicobakan ke kelas uji coba untuk dianalisis soal mana

yang akan digunakan dalam tes.

Peneliti menduga bahwa pembelajaran pada kelompok eksperimen

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan strategi

MURDER pada aspek berpikir kreatif siswa dapat mencapai ketuntasan belajar

klasikal dan individual. Serta kemampuan berpikir kreatif siswa dalam kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan paradigma penelitian

sebagai berikut

Page 71: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

55

Gambar 2.13 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER dapat mencapai ketuntasan

klasikal.

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dengan strategi MURDER dapat mencapai ketuntasan

individual.

Tujuan Pembelajaran

Kooperatif Tipe CIRC dengan

Strategi MURDER Konvensional

Tes Kemampuan Berpikir

kreatif

Mencapai Ketuntasan Klasikal dan Individual

Eksperimen Kontrol

Tes Kemampuan Berpikir

kreatif

Kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik

dari kelas kontrol

Page 72: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

56

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran

CIRC dengan strategi MURDER lebih baik dari pada kemampuan berpikir

kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Page 73: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

97

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 2 Bawen pada tanggal 13-23

Maret 2017, maka disimpulkan sebagai berikut.

(1) Kelas yang menggunakan pembelajaran model CIRC dengan strategi

MURDER mencapai ketuntasan klasikal.

(2) Kelas yang menggunakan pembelajaran model CIRC dengan strategi

MURDER mencapai ketuntasan individual.

(3) Kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran

model CIRC dengan strategi MURDER lebih baik dari kemampuan

berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran yang biasa

diberikan dikelas yaitu konvensional

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti akan memberikan saran sebagai

berikut.

(1) Guru matematika kelas VII di SMP Negeri 2 Bawen dalam menyampaikan

materi segiempat dapat menggunakan model pembelajaran CIRC dengan

strategi MURDER untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

(2) Guru matematika kelas VII di SMP Negeri 2 Bawen dapat menggunakan

model pembelajaran CIRC dengan strategi MURDER dalam materi

geometri yang sejenis dengan dibuat variasi yang lebih menarik.

Page 74: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

98

(3) Dalam pelaksanaan pembelajaran model CIRC dengan strategi MURDER,

guru SMP Negeri 2 Bawen dapat memanfaatkan waktu secara efisien

sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat maksimal.

Page 75: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

99

DAFTAR PUSTAKA

Airasian, P., W., et al. 2015. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Z., 2016. Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Craft, A. 2001. An Analysis of Research and Literature On Creativity in Education. London: Roudledge.

Daryanto dan Rahardjo M., 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Gava Media.

Dimyanti dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran,. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah S. B. dan Zain A., 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dris J., dan Tasari. 2011. Matematika Jilid 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.

Hashimoto, Y. 1997. An Example of Lesson Development. Shimada, S. dan Becker, J.P. (Ed). The Open Ended Approach. A New Proposal for Teaching Mathematics. Reston: VA NCTM.

Hayes, John R., 1989. The Complete Problem Solver, Lawrence Erlbaum

Publishers, Hillsdale.

Huda, M., 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, M., 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Jacobs GM. 1996. Learning Cooperative Learning: A Sourcebook of Lesson Plans for Teacher Education on Cooperative Learning. Singapore: SEAMEO

Regional Lenguage Center.

Laporan Hasil Ujian Nasional. 2014. Kementrian Pendidikkan dan Kebudayaan

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Penilaian Pendidikkan.

Page 76: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

100

Litbang. 2015. Peringkat dan Capaian PISA Indonesia. Tersedia di

https://www.kemdikbud.go.id/main/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-

indonesia-mengalami-peningkatan [diakses pada 10 Mei 2017].

Munandar, U., 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, U., 2014. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nuharini, D. dan Wahyuni, T., 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya.

Jakarta: CV. Usaha Makmur.

Nur’aeni, E. 2008. Teori Van hiele Dan Komunikasi Matematik (Apa, Mengapa Dan Bagaimana), hlm. 128-129 [ Online ] Tersedia di

http://eprints.uny.ac.id/6917/1/P-11%20Pendidikan%20%28Epon%20

Nuraeni%29.pdf [diakses 31 Juli 2016].

Puspitasari D., Budiyono, dan I. Slamet. 2016. Eksperimentasi Model pembelajaran kooperatif tipe MURDER berbasis mind mapping terhadap prestasi dan kreativitas belajar pada materi bangun ruang ditinjau dari kemampuan spasial. Tersedia di

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/55682/Eksperimentasi-model-

pembelajaran-kooperatif-tipe-murder-berbasis-mind-mapping-terhadap-

prestasi-dan-kreativitas-belajar-pada-materi-bangun-ruang-ditinjau-dari-

kemampuan-spasial-siswa-smp-negeri-di-Kabupaten-Magelang-tahun-

pelajaran-20152016 [diakses 28 Januari 2017].

Putra T. T., Irwan, dan Vionanda D., 2012. Meningkatkan kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3. Vol.1 No.1, 22-26.

Rachmawati, T. dan Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.

Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. 1998. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Santyasa, I W., 2008. Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. Universitas Pendidikan Ganesha. Nusa Penida.

Page 77: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

101

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Slameto. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Slavin, R. E. 2005. Cooperative learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Setiyowati E. A., dan Pramukantoro J. A., 2014. Model Pembelajaran Kooperatif MURDER untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Inti Teknik Elektronika di SMK Negeri 1 Nganjuk. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Vol.03 No.01, 155-162.

Sobel dan Maletsky. 2004. Mengajar Matematika. Jakarta:Erlangga.

Sudjana .2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito.

Surya, M., 1981. Pengantar Psikologi, Pengaruh Faktor Non Intelektual Terhadap Gejala Berprestasi Kurang (Studi Terhadap Siswa SPG) , IKIP

Bandung.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung Alfabetha.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukestiyarno. 2012. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Suryabrata S., 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali.

Suwangsih dan Tiurlina. 2010. Model Pembelajaran Matematika. Bandung:UPI

PRESS.

Suyitno, A., 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional

F.MIPA UNNES.

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik: Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Page 78: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN …lib.unnes.ac.id/32066/1/4101411197.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DENGAN STRATEGI MURDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

102

Wulandari, N & Mashuri. 2014. Keefektifan Pembelajaran CIRC dengan Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII materi Kubus dan Balok. Tersedia di

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme [diakses 28 Januari 2017].