50
i KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP Skripsi Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika oleh Wahyu Budi Wicaksono 4101412037 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …lib.unnes.ac.id/32067/1/4101412037.pdfmatematika siswa kelas VIII SMP negeri 2 Pati belum optimal. Salah satu upaya untuk mengatasi

  • Upload
    vankiet

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE PAIR CHECKS TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP

Skripsi

Disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Wahyu Budi Wicaksono

4101412037

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

ii

iii

iv

MOTTO

“Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai” (Anies Baswedan)

“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Lessing)

PERSEMBAHAN

1. Untuk ayahku Sunar dan ibuku Sri

Harmiyati yang tak henti-hentinya berdoa

untuk kemudahan hidupku.

2. Untuk adikku Ari Setia Nugraha yang telah

mendoakanku.

3. Untuk Siska Nur Jayanti yang selalu

mendoakan dan memberi semangat.

4. Untuk sahabat-sahabat terbaikku.

5. Untuk teman-teman seperjuangan

mahasiswa pendidikan matematika 2012.

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan limpahan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks terhadap Motivasi dan Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas VIII SMP”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si,Akt, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si. Ketua Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Mohammad Asikin, M.Pd. Dosen Wali yang telah memberikan arahan

dan motivasi.

5. Drs Mashuri, M.Si. Dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Dra Rahayu Budhiati Veronica, M.Si. Dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini

7. Sutarso, S.Pd. M.Pd., selaku kepala SMP Negeri 2 Pati dan Sulismiyanto,

S.Pd. selaku guru matematika SMP Negeri 2 Pati yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini.

vi

8. Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pati yang telah bersedia menjadi subjek

penelitian.

9. Dr. Nuriana Rachmani D. N., S.Pd., M.Pd. Dosen penguji yang telah

memberikan arahan dan saran perbaikan skripsi ini.

10. Seluruh dosen Jurusan Matematika, atas ilmu yang telah diberikan selama

menempuh studi.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

mendoakan, memberi bantuan, serta motivasi kepada penulis.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para

pembaca. Terimakasih.

Semarang, 7 Juni 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Wicaksono, Wahyu B. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP. Skripsi, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs Mashuri, M.Si dan

Pembimbing Pendamping Dra Rahayu Budhiati Veronica, M.Si.

Kata Kuci: Pembelajaran kooperatif , Hasil belajar, Motivasi belajar, Pair Checks.

Hasil belajar dan motivasi belajar merupakan salah satu tujuan dari

pembelajaran matematika karena dapat dijadikan salah satu tolak ukur

keberhasilan pembelajaran. Namun, fakta di lapangan menunjukan hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP negeri 2 Pati belum optimal. Salah satu upaya

untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui

keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks terhadap hasil belajar

dan motivasi belajar siswa dengan indikator keefektifan (1) hasil belajar siswa

dengan pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dapat mencapai ketuntasan

klasikal; (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran

ekspositori; (3) rata-rata skor motivasi belajar siswa dengan pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks lebih tinggi dari rata-rata skor motivasi motivasi

siswa dengan pembelajaran ekspositori.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan posttest-only control design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pati

tahun pelajaran 2016/2017 dengan sampel dipilih dengan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, tes dan

skala. Data hasil penelitian diolah menggunakan uji proporsi dan uji- .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil belajar siswa dengan

pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks mencapai ketuntasan klasikal; (2) rata-

rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih

dari rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran ekspositori; (3) rata-rata

skor motivasi belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks

lebih dari rata-rata skor motivasi belajar siswa dengan pembelajaran ekspositori.

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks efektif terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

PERNYATAAN ........................................................................................................ ii

PENGESAHAN ....................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

PRAKATA ................................................................................................................ v

ABSTRAK .............................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

BAB

1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6

1.5 Penegasan Istilah ............................................................................................ 6

1.5.1 Keefektifan .......................................................................................... 6

1.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks ............................ 7

1.5.3 Hasil Belajar ........................................................................................ 8

1.5.4 Motivasi ............................................................................................... 8

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................................ 9

ix

2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 11

2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 11

2.1.1 Belajar ............................................................................................... 11

2.1.2 Teori-teori Belajar yang Mendukung ................................................ 12

2.1.2.1 Teori Belajar Piaget ............................................................... 12

2.1.2.2 Teori Belajar Vygotsky .......................................................... 13

2.1.3 Pembelajaran Matematika ................................................................. 14

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 16

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks .......................... 17

2.1.6 Model Pembelajaran Ekspositori ...................................................... 19

2.1.7 Motivasi ............................................................................................. 21

2.1.8 Hasil Belajar ...................................................................................... 22

2.1.9 KKM .................................................................................................. 23

2.1.10 Uraian Materi Lingkaran .................................................................. 24

2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................... 26

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 27

2.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 29

3. METODE PENELITIAN ................................................................................... 30

3.1 Objek Penelitian ........................................................................................... 30

3. 1.1 Populasi ............................................................................................... 30

3. 1.2 Sampel ................................................................................................. 30

3.2 Jenis dan Desain Penelitian .......................................................................... 31

3.2.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 31

3.2.2 Desain Penelitian ................................................................................. 31

3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 34

3.3.1 Variabel Bebas .................................................................................... 35

3.3.2 Variabel Terikat ................................................................................... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 35

3.4.1 Metode Domunentasi .......................................................................... 35

x

3.4.2 Metode Tes .......................................................................................... 35

3.4.3 Metode Skala ....................................................................................... 36

3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 36

3.5.1 Instrumen Tes ...................................................................................... 37

3.5.2 Instrumen Non Tes .............................................................................. 38

3.6 Analisis Data Uji Coba ................................................................................. 38

3.6.1 Tes Hasil Belajar .................................................................................. 38

3.6.1.1 Analisis Validitas Soal ............................................................ 38

3.6.1.2 Analisis Reliabilitas ................................................................. 40

3.6.1.3 Analisis Taraf Kesukaran ........................................................ 41

3.6.1.4 Analisis Daya Pembeda ........................................................... 42

3.6.1.5 Penentuan Soal Tes Hasil Belajar ........................................... 44

3.6.2 Skala Motivasi Belajar ........................................................................ 45

3.6.2.1 Analisis Validitas Item ............................................................ 45

3.6.2.2 Analisis Reliabilitas .................................................................. 46

3.6.2.3 Penentuan Item Skala Motivasi Belajar ................................... 47

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 48

3.7.1 Analisis Data Tahap Awal ................................................................... 48

3.7.1.1 Uji Normalitas ......................................................................... 48

3.7.1.2 Uji Homogenitas ...................................................................... 50

3.7.1.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata ................................................... 51

3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir .................................................................. 52

3.7.2.1 Uji Normalitas ......................................................................... 52

3.7.2.2 Uji Homogenitas ...................................................................... 53

3.7.2.3 Uji Hipotesis 1 ......................................................................... 55

3.7.2.4 Uji Hipotesis 2 ......................................................................... 56

3.7.2.5 Uji Hipotesis 3 ......................................................................... 57

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 59

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 59

4.1.1 Analisis Data Awal ............................................................................... 59

xi

4.1.1.1 Uji Normalitas Data Awal ....................................................... 60

4.1.1.2 Uji Homogenitas Data Awal ................................................... 61

4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Awal ................................. 62

4.1.2. Analisis Data Akhir ............................................................................ 63

4.1.2.1 Uji Normalitas Data Akhir Tes Hasil Belajar ......................... 64

4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Akhir Tes Hasil Belajar ...................... 65

4.1.2.3 Uji Normalitas Data Akhir Skala Motivasi Belajar ................. 66

4.1.2.4 Uji Homogenitas Data Akhir Skala Motivasi Belajar ............. 67

4.1.2.5 Uji Hipotesis 1 ......................................................................... 68

4.1.2.6 Uji Hipotesis 2 ......................................................................... 69

4.1.2.6 Uji Hipotesis 2 ......................................................................... 70

4.2 Pembahasan .................................................................................................. 71

4.2.1 Ketuntasan Belajar .............................................................................. 73

4.2.2 Hasil Belajar Siswa .............................................................................. 74

4.2.3 Hasil Pengukuran Motivasi Belajar Siswa .......................................... 76

5. PENUTUP .......................................................................................................... 78

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 78

5.2 Saran ............................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 80

LAMPIRAN ............................................................................................................ 83

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Ujian Akhir Semester Gasal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pati ....... 2

2.1 Sintak Model Pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks ............................... 18

2.2 Tahap Pembelajaran Ekpositori ...................................................................... 20

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 32

3.2 Aturan Penetapan Reliabilitas ......................................................................... 41

3.3 Kriteria Daya Pemebeda ................................................................................. 43

3.4 Hasil Analisis Uji Coba Soal........................................................................... 44

4.1 Analisis Deskriptif Hasil Perhitungan Statistik Data Awal ............................ 60

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ..................................................................... 61

4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Awal .................................................................. 61

4.4 Analisis Deskriptif Hasil Perhitunga Statistik Hasil Belajar .......................... 63

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Tes Hasil Belajar .................................................. 64

4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Tes Hasil Belajar............................................... 65

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Skala Motivasi Belajar ......................................... 66

4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Skala Motivasi Belajar ...................................... 67

4.9 Hasil Uji Proporsi ............................................................................................ 69

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Lingkaran Dan Juring ................................................................................. 26

3.1Langkah-langkah Penelitian ........................................................................ 34

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Siswa Kelas Uji Coba .................................................................. 84

2. Daftar Siswa Kelas Eksperimen ............................................................. 85

3. Daftar Siswa Kelas Kontrol .................................................................... 86

4. Data Nilai UAS ....................................................................................... 87

5. Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen ........................................ 88

6. Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol ............................................... 89

7. Uji Homogenitas Data Awal ................................................................... 90

8. Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal ........................................................ 91

9. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba .................................................................... 93

10. Kisi-kisi Skala Uji Coba Motivasi Belajar ............................................. 95

11. Soal Uji Coba .......................................................................................... 96

12. Skala Motivasi Belajar Uji Coba ............................................................ 100

13. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba ................. 104

14. Pedoman Penskoran Skala Motivasi Belajar Uji Coba........................... 108

15. Analisis Butir Soal Uji Coba .................................................................. 112

16. Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................................ 117

17. Perhitungan Reliabilitas Soal Tes ........................................................... 119

18. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal ................................................ 122

19. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal................................................... 124

20. Analisis Uji Coba Skala Motivasi .......................................................... 126

21. Penggalan Silabus ................................................................................... 129

xv

22. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan-1...................................................... 131

23. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan-2...................................................... 137

24. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan-3...................................................... 142

25. LKPD-1................................................................................................... 147

26. LKPD-2................................................................................................... 151

27. LKPD-3................................................................................................... 154

28. RPP Kelas Kontrol Pertemuan-1 ............................................................ 157

29. RPP Kelas Kontrol Pertemuan-2 ............................................................ 162

30. RPP Kelaa Kontrol Pertemuan-3 ............................................................ 166

31. Kuis 1 ...................................................................................................... 171

32. Kuis 2 ...................................................................................................... 173

33. Kuis 3 ...................................................................................................... 176

34. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar .............................................................. 180

35. Soal Tes Hasil Belajar ............................................................................ 182

36. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskora Soal Tes Hasil Belajar............. 185

37. Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar ............................................................. 189

38. Skala Motivasi Belajar ............................................................................ 190

39. Data Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen .......................... 194

40. Data Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ................................. 195

41. Data Skor Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ............................ 196

42. Data Skor Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol .................................. 197

43. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Ekperimen ......................................... 198

44. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol .............................................. 199

xvi

45. Uji Homogenitas Data Akhir .................................................................. 200

46. Uji Normalitas Data Akhir Skala Motivasi Kelas Eksperimen .............. 201

47. Uji Normalitas Data Akhir Skala Motivasi Kelas Kontrol ..................... 202

48. Uji Homogenitas Data Akhir Skala Motivasi ......................................... 203

49. Uji Ketuntasan Klasikal .......................................................................... 204

50. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar ............................................ 205

51. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Motivasi Belajar .............................. 207

52. Dokumentasi ........................................................................................... 209

53. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ..................................................... 210

54. Surat Ijin Penelitian ................................................................................ 211

55. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................. 212

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses belajar agar pesrta didik secar aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritiual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peran utama dalam

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan diberikan dengan

tujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada siswa. Salah satu cara untuk

mengembangkan potensi siswa yaitu melalui pembelajaran matematika.

Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peran penting

dalam kehidupan sehari-hari dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan dengan tujuan

siswa mampu menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, logis,

sistematis, dan kreatif. Akan tetapi, permasalahan yang dihadapi di Indonesia

selalu sama yaitu banyak siswa yang menganggap bahwa mata pelajaran

matematika adalah mata pelajaran yang sulit, menakutkan dan kurang berguna

bagi kehidupan sehari-hari (Asikin, 2001: 1). Hal ini berdampak pada kurangnya

motivasi siswa untuk mempelajari matematika dan berlatih soal-soal matematika.

2

Mengingat pentingnya peranan matematika tersebut, berbagai cara telah

dilakukan pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya

dalam pembelajaran matematika.Usaha tersebut di antaranya adalah perbaikan

kurikulum, melengkapi sarana dan prasarana, melakukan pelatihan dan seminar

bagi guru-guru. Usaha tersebut masih belum memperlihatkan hasil yang

memuaskan. Salah satu indikator dari dampak tersebut adalah rendahnya hasil

belajar matematika siswa, seperti yang terjadi pada sampel hasil Ujian Akhir

Semester siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pati sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1

di bawah ini.

Tabel 1.1 Hasil Ujian Akhir Semester Gasal Kelas VIII

SMP Negeri 2 Pati

Kelas Jumlah Siswa % Tuntas % Tidak Tuntas

VIII G 32 12,5% 87,5

VIII H 32 31,25 68,75

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di SMP

Negeri 2 Pati khususnya kelas VIII, penulis masih melihat guru masih

menggunakan model pembelajaran ekspositori. Pembelajaran masih terpusat pada

guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran menjadi sesuatu

yang membosankan bagi siswa, sehingga dapat menurunkan motivasi belajar

siswa. Proses pembelajaran diawali dengan penyampaian materi, dilanjutkan

dengan pemberian contoh soal dan selanjutnya siswa disuruh mengerjakan soal

latihan secara individu. Permasalahan lain yang terjadi adalah jika soal yang

diberikan oleh guru tidak mirip dengan contoh soal sebelumnya sehingga siswa

3

cenderung tidak bisa menyelesaikan soal tersebut secara mandiri, akhirnya yang

terjadi adalah guru dan siswa bersama-sama menjawab soal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika di SMP

Negeri 2 Pati diperoleh data bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan oleh SMP Negeri 2 Pati adalah 75, sementara ketuntasan klasikal yang

diharapkan adalah 75% dari siswa yang mencapai nilai KKM yaitu ≥75.

Berdasarkan data nilai UAS semester gasal siswa kelas VIII G dan VIII H pada

tahun ajaran 2016/2017 berturut-turut hanya 12,5% dan 31,25% siswa yang

mencapai KKM yakni ≥75. Dengan demikian ketuntasan klasikal belum tercapai.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih relatif rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

faktor dari dalam diri siswa maupun dari luar (Slameto, 2010). Menurut Sanjaya

(2006), kemampuan guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa menjadi

peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu dilakukan suatu usaha untuk membuat

suasana belajar lebih menarik dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang kurang bermakna berpengaruh pada rendahnya motivasi

belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa ini dapat mempengaruhi proses

belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang optimal. Menurut

Sardiman (2006: 75), hasil akan optimal kalau ada motivas yang tepat. Hal ini

perlu mendapat perhatian serius dari guru agar dapat menerapkan pembelajaran

yang lebih menarik dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam

suatu kegiatan pembelajaran harus mengikuti standar proses yang telah ditetapkan

4

yang mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Salah satu usaha

yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

kelompok yang dapat menjadikan siswa lebih aktif baik fisik maupun mental,

sebab dalam kelompok mereka dapat bekerja sama dan berdiskusi untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa yang pandai akan

membimbing temannya yang lemah, karena keberhasilan kelompok ditentukan

oleh keberhasilan masing-masing anggota kelompok dalam menyumbang nilai

untuk kelompok.

Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan aktivitas

siswa serta mengoptimalkan pembagian kerja dalam kelompoknya adalah

pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, karena dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks siswa tidak hanya bekerja dalam kelompok tetapi juga

saling berbagi tugas dan pengetahuan. Penelitian dari Irawati (2009) menunjukan

bahwa penerapan pembelajaran Pair Checks berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palupiyana (2014)

menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks

dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan pada siswa kelas X MA Negeri

malang 2.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti bermaksud mengadakan

penelitian yang berjudul “Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Pair

Checks terhadap motivasi dan hasil belajar matematika SMP kelas VIII”

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah utama dalam penelitian ini

adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks efektif terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa SMP kelas VIII”.

Rumusan masalah tersebut selanjutnya dijabarkan lagi sebagai berikut.

(1) Apakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada materi pokok

lingkaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dapat

mencapai ketuntasan klasikal?

(2) Apakah rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata hasil belajar siswa dengan

model pembelajaran ekspositori pada materi lingkaran?

(3) Apakah rata-rata skor motivasi siswa pada kelas dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata skor motivasi siswa pada kelas

dengan model pembelajaran ekspositori?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada

materi pokok lingkaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pair

Checks dapat mencapai ketuntasan klasikal.

(2) Untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata hasil

belajar siswa dengan model pembelajaran ekspositori pada materi lingkaran.

6

(3) Untuk mengetahui apakah apakah rata-rata skor motivasi siswa pada kelas

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata

skor motivasi siswa pada kelas dengan model pembelajaran ekspositori.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada guru,

siswa, dan sekolah, yaitu:

1.4.1 Bagi Guru

Bagi guru diharapkan dapat memberikan wacana untuk dapat

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam upaya meningkatkan

hasil belajar dan motivasi siswa dalam belajar matematika.

1.4.2 Bagi Siswa

Bagi siswa diharapkan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Pair Checks dapat menarik motivasi dalam belajar matematika sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4.3 Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan model

pembelajaaran kooperatif tipe Pair Checks yang kelak dapat diaplikasikan saat

terjun di lapangan. Serta memberi informasi bagi peneliti agar dapat

menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam mengajar.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Keefektifan

Sebagaimana dikutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 393),

keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

7

berhasil guna. Adapun yang dimaksud dengan keefektifan dalam penelitian ini

adalah keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks

terhadap hasil belajar matematika dan motivasi belajar siswa. Pembelajaran

dengan model kooperatif tipe Pair Checks dikatakan efektif jika:

1. Hasil belajar siswa yang memperoleh pemebelajaran matematika dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks mencapai ketuntasan

klasikal, yaitu sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut mencapai nilai ≥ 75.

2. Rata-rata hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran matematika

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih tinggi

dibanding dengan rata-rata hasil belajar siswa yang memeperoleh

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran ekspositori.

3. Rata-rata skor motivasi siswa pada kelas dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata skor motivasi siswa pada kelas

dengan model pembelajaran ekspositori.

1.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Pair Checks merupakan metode pembelajaran berkelompok antar dua

orang atau berpasangan yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan persoalan (Huda, 2013: 211). Dalam Pair Checks ada tiga fase

dalam proses pembelajaran. Pertama, fase Think di mana dalam proses

pembelajaran para siswa diminta untuk berfikir terlebih dahulu ketika guru

memunculkan sebuah masalah. Kedua, fase Pair di mana dalam proses

pembelajaran para siswa diminta untuk membentuk tim dan dalam satu tim terdiri

8

dari siswa yang berpasangan atau dengan teman sebangkunya. Dalam hal ini

setiap pasangan siswa akan dibebani tugas atau peran masing-masing sebagai

pelatih dan partner. Dan ketiga, fase Checks di mana dalam fase ini siswa yang

berperan sebagai pelatih diminta untuk mengecek jawaban dari siswa yang

berperan sebagai partner, setelah itu siswa kembali ke tim awal dan

menyimpulkan bersama-sama pembelajaran yang sudah dipelajari.

1.5.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil

belajar. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan

dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti

tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat

setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di

bidang lain (Dimyati, 2006: 4). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil

yang dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran matematika dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks. Hasil belajar ini

diukur dengan dengan tes hasil belajar yang hasilnya berupa skor dan diwujudkan

dalam angka-angka.

1.5.4 Motivasi

Menurut Slavin sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2012: 133)

motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu dan

memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus. Dimyati (2006: 80),

9

menyatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil indikator motivasi belajar yang

dikemukakan oleh Meece (2001: 72), yaitu sebagai berikut.

(1) Perceived / confidence (keyakinan)

(2) Attitudes toward school or class (sikap di sekolah atau di kelas)

(3) Cognitive engagemen / learning strategies (strategi belajar)

(4) Comfort in participating (kenyamanan dalam berpartisipasi)

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu

bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir yang masing-masing diuraikan sebagai

berikut.

1.6.1 Bagian Awal Skripsi

Terdiri dari Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Pernyataan, Motto dan

Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar,

dan Daftar Lampiran.

1.6.2 Bagian Isi

Merupakan bagian pokok skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu sebagai

berikut.

Bab 1 Pendahuluan

Menyajikan gagasan pokok yang terdiri atas: (1) Latar Belakang, (2)

Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Penegasan

Istilah, dan (6) Sistematika Penulisan.

10

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Berisi kajian teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang menjadi

kerangka pikir penjelasan masalah penelitian yang disajikan ke dalam beberapa

sub-bab. Untuk penelitian yang menggunakan hipotesis, bagian terakhir bab ini

dapat berupa sub-bab tentang hipotesis penelitian.

Bab 3 Metode Penelitian

Menyajikan gagasan pokok yang terdiri atas: objek (sampel dan populasi)

dan lokasi penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen

penelitian, dan analisis data.

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi hasil analisis data dan pembahasannya yang disajikan dalam

rangka menjawab permasalahan penelitian.

Bab 5 Penutup

Berisi simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian Akhir Skripsi

Merupakan bagian yang terdiri dari daftar pustaka yang digunakan

sebagai acuan, lampiran-lampiran yang melengkapi uraian pada bagian isi dan

tabel-tabel yang digunakan.

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar

Setiap orang, baik disadari ataupun tidak, selalu melaksanakan kegiatan

belajar. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang

dan belajar itu mencangkup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan

seseorang. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat taksiran tentang

belajar. Menurut Hamalik (2004: 27), belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan, bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu, yakni mengalami. Morgan menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau

pengalaman, sedangkan menurut Gage dan Barliner (dalam Anni, 2012: 66)

menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah

perilakunya karena hasil pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang dilakukan individu dalam proses menuju ke

perkembangan pribadi yang ditandai dengan perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman dan kebiasaan sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan

baru.

12

2.1.2 Teori-teori Belajar yang Mendukung

Berbagai teori tentang konsep belajar telah banyak dikembangkan oleh

banyak ahli. Teori-teori belajar yang mendukung dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

2.1.2.1 Teori Belajar Piaget

Piaget merupakan seorang tokoh pendidikan yang terkenal dengan teori

pembelajaran menurut aliran kognitif. Piaget dalam Rifa’i dan Anni (2012: 170)

mengemukakan tiga prinsip utama dalam pembelajaran, ketiga prinsip utama

tersebut adalah sebagai berikut.

2.1.2.1.1 Belajar aktif

Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan, terbentuk

dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak perlu

diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak dapat belajar sendiri

dan membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

2.1.2.1.2 Belajar lewat interaksi sosial

Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya

interaksi di antara subyek belajar. Tanpa interaksi sosial perkembanagn kognitif

anak akan tetap bersifat egosentris. Sebaliknya dengan interaksi sosial,

perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya

khasanah kognitif anak akan dipercaya dengan macam-macam sudut pandang dan

alternatif tindakan.

13

2.1.2.1.3 Belajar lewat pengalaman sendiri

Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada

pengalaman nyata. Pembelajaran hendaknya dimulai dengan memberikan

pengalaman-pengalaman nyata daripada dengan pemberitahuan-pemberitahuan

yang jawabannya harus persis dengan yang diinginkan oleh pendidik.

Teori belajar Piaget mendukung dalam penelitian ini karena dalam

memperoleh pengetahuan yang baru siswa ditegaskan dalam kerja kelompok

untuk mencari, menyelesaikan masalah, dan menyimpulkan hasil temuan mereka

bersama.

2.1.2.2 Teori Belajar Vygotsky

Vygotsky menyatakan bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi individu

dengan orang lain merupakan faktor yang terpenting yang dapat mendorong atau

memicu perkembangan kognitif seseorang. Sebagai contoh, seorang anak belajar

berbicara sebagai akibat dari interaksi anak itu dengan orang-orang di

sekelilingnya, terutama orang yang sudah lebih dewasa (yaitu orang-orang yang

lebih mahir berbicara daripada si anak). Vygotsky yakin bahwa fungsi mental

yang lebih tinggi umumnya muncul dalam kerjasama atarsiswa (Rifa’i dan Anni,

2012: 34).

Menurut Triyanto (2007: 27), Vygotsky menyatakan terdapat empat

prinsip kunci dari Vygotsky, yaitu (1) Penekanan pada hakikat dodiokultural dari

pembelajaran (the sociocultural nature of learning), (2) zona perkembangan

terdekat (zone of proximal development), (3) pemagangan kognitif (cognitive

apprenticenship), dan (4) perancah (scaffolding). Pada prinsip pertama, Vygotsky

14

menekankan pentingnnya interaksi sosial dengan orang lain dalam proses

pembelajaran. Prinsip kedua dari Vygotsky adalah ide bahwa siswa belajar pling

baik apabila berada dalam zona perkembangan terdekat mereka, yaitu tingkat

perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan anak saat ini. Prinsip ketiga

adalah menekankan pada kedua-duanya, hakikat sosial dan zona perkembangan.

Siswa dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan melalui bimbingan

teman sebaya atau pakar. Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep

scaffolding, yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap

awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut, selanjutnya

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang

semakin besar segera setelah siswa dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat

berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan ataupun yang lainnya.

Keterkaitan teori belajar Vygotsky dalam penelitian ini adalah interaksi

sosial dan hakikat sosial. Pengalaman belajar siswa dalam berkelompok akan

memudahkan siswa untuk menerima, mengolah dan mengaplikasikan informasi

yang dipelajarinya

2.1.3 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik agar

berlakunya proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan atau penguasaan kemahiran

atau pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa (Nawi, 2011: 4). Briggs

menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (event) yang

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan

(Anni, 2012: 157).

15

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.

Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk keehidupan sehari-hari

maupun dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

matematika perlu dibekalkan kepada setiap siswa sejak SD, bahkan sejak TK.

Sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang matematika. Banyak

definisi dari matematika yang dikemukakan oleh beberapa ahli, beberapa definisi

matematika tersebut adalah sebagai berikut.

1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan

terorganisir secara sistematik.

2. Matematika adalah bagian penegtahuan manusia tentang bilangan dan

kalkulasi.

3. Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat

berbagai ide dan kesimpulan.

4. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logis dan

masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan.

5. Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalah-

masalah tentang ruang dan bentuk.

6. Matematika adalah ilmu penegtahuan tentang kuantitas dan ruang.

(Sujono, 1988)

Pembelajaran matematika hendaknya memberikan kesempatan yang luas

kepada siswa untuk terlibat aktif sehingga konsep materi yang dipelajari benar-

benar tertanam dan mereka kuasai dengan baik (Tati dkk, 2009: 76).

16

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran

kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesama

untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai

mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. (wena, 2013: 189).

Sedangkan Nurhadi dan senduk dalam Wena (2013: 189) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan

interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru

dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mendorong

siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu tugas atau

menegrjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya sehingga siswa aktif

menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses. Siswa belajar

dalam kelompok-kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam hal

menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan

membantu dalam memahami materi (slavin, 2005: 73).

Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa sekaligus dapat meningkatkan

kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan

orang lain.

17

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks adalah model

pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan yang dipopulerkan

oleh Spencer Kagan. Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks ini

merupakan model pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan

kemampuan siswa dalam menyeleasaikan persoalan (Huda, 2013: 211). Menurut

Paul Eggen dan Don Kauchak (2012: 136) Pair Checks adalah sebuah strategi

kerja kelompok yang melibatkan siswa berpasangan di dalam kegiatan di balik

meja yang berfokus pada masalah-masalah dengan jawaban konvergen (seragam).

Menurut Spancer Kagan (1990: 14) mengemukakan pengertian model Pair

Checks sebagai berikut:

students work in pairs within groups of four. Within pairs students alternate, one solves a problem while the other coaches. after every two problems the pair checks to see if they have the same answer as the other pair

yang artinya adalah siswa bekerja berpasangan dalam kelompok yang

terdiri dari empat orang. Dalam berpasangan, satu siswa memecahkan masalah

sementara yang lain sebagai pelatih. Setelah setiap dua masalah pasangan

mengecek untuk melihat apakah mereka mereka memiliki jawaban yang sama

seperti pasangan lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, sintaks model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks menurut Suyatno (2009; 72) adalah siswa

berkelompok berpasangan sebangku salah seorang menyajikan persoalan dan

temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertuakar peran,

penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.

18

Dalam penelitian ini, peneliti menggunkan sintaks model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks yang dinyatakan Kagan dan Suyatno, yakni seperti

Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks

No Tahapan Petunjuk Instruksional

1 Mempersiapkan

siswa dan

menjelaskan

1. Mempersiapkan kondisi siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

memberikan apersepsi.

2. Guru menjelaskan konsep.

2 Membentuk

Kelompok kecil dan

membagi tugas

1. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap

tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu tim ada 2

pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim

dibebani masing-masing satu peran yang

berbeda pelatih dan partner.

2. Membagikan soal kepada partner dan pelatih.

3 Berpasangan dan

mengoreksi

1. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas

mengecek jawabannya.

2. Pemberian bantuan dan penguatan.

4 Bertukar peran 1. Pelatih dan partner saling bertukar peran.

Pelatih menjadi partner dan partner menjadi

pelatih.

2. Partner menjawab soal dan pelatih bertugas

mengecek jawabannya.

5 Evaluasi 1. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan

mencocokan jawaban satu sama lain.

2. Setiap tim mengecek jawabannya dan Guru

membimbing dengan memberikan arahan atas

jawaban dari berbagai soal.

3. Guru memberi koreksi dan penguatan

(reward) atas jawaban/pekerjaan siswa.

4. Memberi evaluasi.

6 Refleksi 1. Siswa melakukan refleksi dari hasil

pembelajaran dengan dibantu oleh guru.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks memiliki kelebihan-kelebihannya

tersendiri, antara lain: (1) meningkatkan kerjasama atar siswa; (2) peer toutoring;

(3) meningkatkan pemahaman atas konsep dan/atau proses pembelajaran; dan

19

(4) melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan teman sebangkunya.

Sementara itu, model ini juga memiliki kekurangan, utamanya karena model

tersebut membutuhkan (1) waktu yang benar-benar memadai dan (2)

membutuhkan kesiapan siswa untuk menjadi pelatih dan partner yang jujur dan

memahami soal dengan baik (Huda, 2013: 212-213)

2.1.6 Model Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori merupakan kegitan mengajar yang

terpusat pada guru. Guru memberi materi melalui ceramah, latihan soal, kemudian

pemberian tugas. Rusmono (2012: 66) menyebutkan bahwa pembelajaran

ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi

kepada guru, karena guru memegang peran yang sangat dominan. Dalam

pembelajaran ekspositori, guru cenderung memegang kendali proses pembelajaran

secara aktif, sementara siswa hanya menerima dan mengikuti apa yang disajikan

guru.

Killen sebagaimana dikutip oleh Sanjaya (2006: 177), menyebut

pembelajaran ekspositori sebagai pembelajaran langsung (direct instruction),

karena materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut

untuk menemukan materi. Pembelajaran ekspositori akan efektif jika lingkungan

tidak mendukung untuk menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa,

karena tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, atau seluruh siswa

memiliki tingkat kesulitan yang sama, sehingga guru perlu menjelaskan untuk

seluruh siswa (Sanjaya, 2006: 178). Dari beberapa pendapat tersebut dapat

20

disimpulkan bahwa dalam pembelajaran ekspositori guru memegang peranan

yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sintaks model pembelajaran

ekspositori yang dinyatakan Sanjaya (2006), yaitu dijelaskan pada Tabel 2.2

berikut.

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Ekspositori

No Tahapan Kegiatan Guru

1 Pendahuluan 1. Memberikan motivasi dan menarik

perhatian siswa

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

materi yang akan dipelajari

3. Memberikan apersepsi

2 Inti atau penyajian materi 1. Menjelaskan materi

2. Memberikan contoh-contoh yang

berhubungan dengan materi

3. Memberikan pertanyaan kepada siswa

4. Memberikan latihan soal kepada siswa

3 Penutup 1. Memberikan evaluasi

2. Memberikan Pekerjaan Rumah (PR)

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam

Sanjaya (2006: 188) dijelaskan bahwa metode ekspositori mempunyai kelebihan

dan kelemahan. Adapun kelebihan dalam metode ekspositori meliputi: (1) guru

dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran agar dapat mengetahui

sejauh mana siswa mampu menguasai materi yang diajarkan, (2) metode

ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pembelajaran cukup luas,

sementara waktu yang dimiliki dalam penyampaian materi yang terbatas, (3)

siswa mendengarkan penuturan (penjelasan) tentang materi pembelajaran,

sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan

21

demonstrasi), dan (4) metode ekspositori cocok digunakan untuk jumlah siswa

dan ukuran kelas yang besar.

Sanjaya (2006: 189), kelemahan model pembelajaran ekspositori

meliputi: (1) metode ekspositori hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang

memiliki kemampuan mendengar dan menyimak baik, (2) metode ekspositori

tidak dapat melayani perbedaan setiap siswa baik kemampuan, pengetahuan,

minat, bakat dan perbedaan gaya belajar, (3) metode ekspositori diberikan melalui

ceramah, maka sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuaan

sosialisasi, dan kemampuan berpikir kritis, (4) keberhasilan metode ekspositori

tergantung apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya

diri, semangat, antusiasme, motivasi, kemampuan berkomunikasi dan

kemampuan mengelola kelas, dan (5) gaya komunikasi terjadi satu arah,

mengontrol pemahaman siswa akan materi pelajaran akan sangat terbatas.

2.1.7 Motivasi

Motivasi adalah sebuah daya yang menggerakan, memelihara, dan

mengarahkan perilaku menuju satu tujuan (Eggen, 2012: 79). Dimyati (2006: 80),

menyatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Keadaan kejiwaan inilah yang menimbulkan adanya keinginan yang

mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku

individu belajar.

Menurut Martin dan Briggs (Wena, 2013: 32), motivasi adalah kondisi

internal dan eksternal yang mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap

22

berlangsungnya suatu kegiatan atau tingkah laku. Dalam hal ini secara lebih

spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang

menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan dalam

belajar. Disamping itu, motivasi belajar dapat dilihat dari indikator-indikator

seperti ketuntasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran,

keterlibatan dalam kegiatan belajar, selalu berusaha, dan aktif mengatasi

tantangan yang ada dalam pembelajaran (Wena, 2013: 33).

Dalam wena (2013, 34), Keller memandang motivasi belajar sebagai a

general trait dan a situation-spesific state. Sebagai suatu general trait motivasi

belajar diasumsikan sebagai suatu kecenderungan siswa yang relatif stabil dalam

kegiatan pembelajaran; sedangkan sebagai suatu situation-spesific state, motivasi

belajar diasumsikan sebagai suatu kecenderungan yang tidak stabil dalam

kegiatan pembelajaran, dalam arti motivasi belajar siswa bisa meningkat dan bisa

menurun.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil indikator motivasi belajar yang

dikemukakan oleh Meece (2001: 72), yaitu sebagai berikut.

(1) Perceived / confidence (keyakinan)

(2) Attitudes toward school or class (sikap di sekolah atau di kelas)

(3) Cognitive engagemen / learning strategies (strategi belajar)

(4) Comfort in participating (kenyamanan dalam berpartisipasi)

2.1.8 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan

pembelajaran dan menjadi indikator keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti

23

pembelajaran. Setelah proses belajar, siswa memperoleh pengetahuan yang dapat

mengubah tingkah laku mereka. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Rifa’i dan Anni, 2012).

Perubahan yang terjadi pada siswa dapat berupa pemahaman,

keterampilan, nilai dan sikap. Hasil belajar yang dicapai diharapkan mempunyai

efek yang bagus terhadap minat dan bakat siswa. Hasil belajar dapat diperoleh

dengan mengadakan evaluasi dan penilaian, di mana evaluasi merupakan proses

dari hasil belajar yaitu berupa tes.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil

belajar. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan

dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti

tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat

setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di

bidang lain (Dimyati, 2006 : 4).

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa setelah

melakukan proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks pada aspek pemahaman konsep,

pemecahan masalah, dan penalaran komunikasi. Hasil belajar ini diukur dengan

dengan tes hasil belajar yang hasilnya berupa nilai dan diwujudkan dalam angka-

angka.

24

2.1.9 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan kriteria paling rendah

untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan. KKM ditetapkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan

pendidikan/ beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir

sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi

pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan

persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka

maksimal 100 yang merupakan kriteria ketuntasan ideal.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah KKM yang ditentukan oleh sekolah tempat penelitian yaitu SMP

Negeri 2 Pati. Siswa SMP Negeri 2 Pati dikatakan tuntas dalam pelajaran

matematika apabila siswa tersebut memperoleh sekurang-kurangnya nilai 75.

Secara klasikal siswa SMP Negeri 2 Pati dikatakan tuntas dalam pelajaran

matematika apabila lebih dari atau sama dengan 75% dari siswa yang berada pada

kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75.

2.1.10 Uraian Materi Lingkaran

2.1.10.1 Pengertian Lingkaran

Lingkaran adalah Kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat

kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik yaitu titik pusat

lingkaran (Sukino, 2006).

25

2.1.10.2 Keliling Lingkaran

Keliling Lingkaran adalah panjang busur/ lengkung pembentuk

lingkaran. Keliling suatu lingkaran dapat diukur dengan memotong lingkaran di

suatu titik, kemudian meluruskan lengkung lingkaran itu lalu diukur panjang garis

titik, kemudian meluruskan lengkung lingkaran itu lalu diukur panjang garis

lingkaran dengan mistar (Sukino, 2006: 230).

Keliling suatu lingkaran kita simbolkan dengan K dan garis tengah

(diameter) dengan D, maka perbandingan K dengan D selalu tetap (sama) untuk

setiap lingkaran. Bilangan tetap tersebut disebut π (phi) , sehingga

atau atau , sebagaimana ditunjukkankan tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Percobaan Keliling Lingkaran

Lingkaran Diameter (D) Keliling (K)

1

2

3

4

Kegiatan tersebut akan menemukan nilai yang selalu mendekati 3,14.

Untuk selanjutnya, nilai disebut dengan . Dalam suatu hitungan pendekatan

untuk adalah 3,14 atau .

Dari uraian di atas diperoleh , sehingga . Diketahui bahwa

panjang diameter adalah 2 x jari-jari atau , jadi diperoleh rumus keliling

lingkaran dengan diameter (D) atau jari-jari (r) adalah atau .

26

2.1.10.3 Luas Lingkaran

Luas lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling

lingkaran. Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus umum luas

lingkaran, di mana rumus ini dapat ditemukan dengan pendekatan. Pendekatan ini

dilakukan dengan membagi lingkaran menjadi 16 buah juring yang kongruen.

Kemudian, salah satu juringnya dibagi dua lagi sama besar. Potong-potong juring

tersebut, susun sedemikian sehinggga membentuk persegipanjang, sebagaimana

pada Gambar 2.1 berikut ini

Dari gambar di atas dapat di hitung Luas persegi panjang= p x l, di mana

panjang bangun tersebut merupakan panjang setengah keliling lingkaran dan lebar

adalah jari-jari lingkaran, maka diperoleh x r. Jadi dapat disimpulkan

bahwa rumus luas lingkaran (L) dengan jari-jari (r) adalah .

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang

relevan dijadikan titik tolak penelitian ini dalam mencoba melakukan

pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dan

selaras dengan judul penelitian yang diambil adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Lingkaran dan juring

27

1. Kurniadi (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “KEEFEKTIFAN

MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK BERBANTUAN APLIKASI

PREZI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII” menyimpulkan bahwa

pembelajaran Pair Check efektif terhadap keterampilan pemecahan masalah

pada siswa kelas VII MTS Al-Irsyad Gajah Demak.

2. Irawati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “PENGARUH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PAIR CHECKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR

(Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta)” menyimpulkan

bahwa penerapan pembelajaran Pair Checks berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

Berdasarkan penelitian Kurniadi (2015) menunjukan bahwa model

pembelajaran Pair Checks mampu meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa, hasil penelitian Irawati (2009) menunjukan bahwa penerapan

pembelajaran Pair Checks berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Persamaan

penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah

penerapan model pembelajaran Pair Checks terhadap aspek-aspek kognitif siswa,

sedangkan perbedaannya terletak pada materi pelajaran dan adanya aspek tentang

motivasi belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Banyak siswa yang menganggap bahwa mata pelajaran matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit, menakutkan, dan

28

kurang berguna bagi kehidupan sehari-hari (Asikin, 2001: 1), hal ini bisa

berdampak pada motivasi siswa untuk belajar matematika menjadi kurang. Selain

itu siswa merasa cepat bosan dengan pembelajaran matematika yang monoton

dengan model pembelajaran ekspositori, sehingga siswa cenderung tidak

menyukai pelajaran matematika yang akibatnya berdampak pada hasil belajar para

siswa tersebut.

Agar hal tersebut tidak terus berulang maka para guru matematika selalu

mencoba dan terus berusaha mencari model pembelajaran yang tepat yang sesuai

dengan materi dalam matematika. Para guru juga selalu berusaha kreatif agar

pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenagkan sehingga dapat

menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar matematika.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, guru dapat memilih model

pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajarannya. Salah satu model

pembelajarannya adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam model

pembelajaran kooperatif mencakup kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja

sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu

tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama, sehingga siswa

lebih mudah menemukan dan memakai konsep-konsep yang sulit.

Pembelajaran koopertaif tipe Pair Checks merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan untuk pembentukan kelompok,

mendengar aktif, berpikir, saling berbagi dan berpartisipasi. Siswa bergantian

dalam berkontribusi dalam kelompoknya masing-masing, pembelajaran ini juga

merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik untuk mendapatkan

29

hasil belajar matematika yang lebih baik. Hal itu menunjukkan pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks merupakan langkah tepat untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa, dengan adanya pembelajaran yang meminta siswa

untuk mengerjakan soal sekaligus berganti sebagai pengoreksi pada tahap

berpasangan dan mengoreksi.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka model pembelajaran kooperatif

tipe Pair Checks diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa khususnya

pada pelajaran matematika. Dengan demikian dapat diduga pula bahwa hasil

belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks akan

mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar matematika

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan si

atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil belajar siswa kelas VIII pada materi pokok lingkaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks mencapai ketuntasan klasikal.

2. Rata-rata Hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran dengan

model kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata hasil belajar siswa

yang menggunakan pembelajaran ekspositori.

3. Rata-rata skor motivasi siswa pada kelas dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata skor motivasi siswa pada

kelas dengan model pembelajaran ekspositori.

78

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks efektif terhadap motivasi

belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pati, karena memenuhi

ketiga indikator efektif berikut.

1. Hasil belajar siswa kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

Pair Checks mencapai ketuntasan klasikal yaitu persentase hasil belajar

siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Pair

Checks yang mencapai KKM lebih dari atau sama dengan 75%.

2. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran dengan

model kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata hasil belajar siswa

yang menggunakan pembelajaran ekspositori.

3. Rata-rata skor motivasi siswa pada kelas dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks lebih dari rata-rata skor motivasi siswa pada

kelas dengan model pembelajaran ekspositori.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dikemukakan penulis adalah

sebagai berikut.

79

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dapat digunakan sebagai

model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

motivasi belajar siswa, khususnya pada materi lingkaran pada kelas VIII.

2. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, guru

perlu memperhatikan waktu pembelajaran agar pembelajaran berjalan

dengan maksimal.

80

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asikin, Mohammad. 2001. Daspros Pembelajaran Matematika 1. Semarang:

Jurusan Matematika FMIPA Unnes.

Azwar, Saifuddin. 2014. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Badan Standart Nasioanl Pendidikan. 2007. Permendiknas No 41 Tahun 2007

tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Tersedia di

http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20No

%2041%20Tahun%202007.pdf [diakses 2-3-2016]

Barczi, Krisztina. 2013. Applying cooperative techniques in teaching problem solving. CEPS Journal (3): 61-78. Tersedia di

http://www.pedocs.de/volltexte/2014/8501/pdf/cepsj_2013_4_Barczi_

Applying_cooperative_techniques.pdf [diakses 15-2-2016].

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta

Eggen, Paul dan Kauchak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran.

Jakarta: Indeks

Emilda. 2015. Teaching Mathematics Through Integrated Brain Gym in Pair Checks of Cooperative Learning. Jurnal of Humanities and Social

Science, vol 20(3): 27-31. Tersedia di http://s3.amazonaws.com/ppt-

download/e0201132731-151205104446-lva1-app6892.pdf?response-

contentdisposition=attachment&Signature=%2BHcPOcNFDObOdZR

0LsZjcafeRm8%3D&Expires=1455551254&AWSAccessKeyId=AKI

AJ6D6SEMXSASXHDAQ [diakses 15-2-2016]

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

81

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irawati. 2009. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Pair Checks Terhadap Prestasi Belajar. Skripsi. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kagan, Spencer. The Structural Approach to Cooperative Learning. Tersedia

di http://shahrak-

azmayesh.mytehran.ir/portals/0102/documents/the%20structural%20a

pproach%20to%20cooprative%20learning.pdf [diakses 2-2-2016]

Kurniadi, Destriawan. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Pair Checks Berbantuan Aplikasi Prezi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Segitiga Kelas VII. Skripsi. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Meece, Judith. 2001. Improving Student Motivation. Chapel Hill: Serve.

Tersedia di http://www.serve.org/FileLibraryDetails.aspx?id=75

[diakses pada 30-1-2016]

Muwafig, Fuad. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Pair Checks Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Pendidikan Matematika Ekuivalen, Vol 3(1): 87-92. Tersedia di

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/article/viewFile/2257

/2119 [diakses 30-1-2016]

Palupiyana, Defri M. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatif Tipe

Pair Checks Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X-7

MA Negeri Malang 2 Batu. Skripsi. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bansung: Alfabeta

Rifa’i, Achmad dan Annie, C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Universitas Negeri Semarang Press.

Ruseffendi. 1994. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan bidang non-eksakta lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembeljaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sardiman. 2006. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Gravindo Persada.

82

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Terjemahan. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suherman, Eman, et al. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA – Universitas Pendidikan Indonesia.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta:

Bumi Aksara

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukino. 2006. Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana

Pustaka.

Triyanto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka

Uno, Hamzah B dan Koni, Satria. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara

Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta:

Bumi Aksara