340
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PENARUKAN 01 DAN 02 KABUPATEN TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Arni Nur Alfiati 1401409034 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI PENARUKAN 01 DAN 02 KABUPATEN TEGAL

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Arni Nur Alfiati

1401409034

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

ii  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini

benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik

sebagian atau keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 10 Juli 2013

Ttd

Arni Nur Alfiati

Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

iii  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

Di : Tegal

Tanggal : 10 Juli 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Ttd Ttd

Dra. Noening Andrijati, M.Pd Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd

19680610 199303 2 002 19510412 198102 1 001

Mengetahui,

Koordinator PGSD UPP Tegal

Ttd

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd

19630923 198703 1 001

Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

iv  

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads Together

terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V Sekolah

Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal, oleh Arni Nur Alfiati

1401409034, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang pada tanggal 23 Juli 2013.

PANITIA UJIAN

Ketua, Sekretaris,

Ttd Ttd

Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.

19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001

Penguji Utama,

Ttd

Drs. Yuli Witanto, M.Pd.

196400717 198803 1 002

Penguji Anggota 1, Penguji Anggota 2,

Ttd Ttd

Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd Dra. Noening Andrijati, M.Pd.

19510412 198102 1 001 19680610 199303 2 002

Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

v  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Q.S. Ar-Rahman: 60)

Banyak yang merasa puas bermain dengan kue lumpur padahal seharusnya

mereka membuat kue malaikat. Banyak yang membangun gubuk padahal

seharusnya mereka membangun istana (Dr. M. E. Dodd)

Ketika kita terjatuh, lihatlah di sekeliling kita banyak dinding untuk

membantu kita berdiri. Tidak ada satupun jalan yang lurus untuk menuju satu

tempat tujuan. Ada belokan, tanjakan, bahkan turunan yang curam pun akan

kita lewati (Penulis)

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan

motivasi dan dukungan.

Kedua adikku (Ardi dan Arman) yang selalu

memberikan semangat.

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

vi  

PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads

Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal”.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan

skripsi ini, oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor UNNES, yang telah memberikan

kesempatan belajar kepada peneliti.

2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES, yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

3. Dra. Hartati, M.Pd, Ketua Jurusan PGSD FIP UNNES, yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd, Koordinator PGSD UPP Tegal FIP UNNES,

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

5. Dra. Noening Andrijati, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada peneliti, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi peneliti demi

terselesaikannya skripsi ini.

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

vii  

7. Para dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan UNNES yang telah banyak membekali peneliti dengan ilmu

pengetahuan.

8. Nur Laela, S.Pd, Kepala Sekolah Dasar Negeri Penarukan 02 Kabupaten

Tegal yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian.

9. Sutardi, S.Pd, Kepala Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 Kabupaten Tegal

yang telah mengijinkan peneliti melakukan uji coba instrumen.

10. Karyati, Guru Kelas VA SD Negeri Penarukan 02 Kabupaten Tegal yang

telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

11. Triyana, S.Pd.SD, Guru Kelas VB SD Negeri Penarukan 02 Kabupaten Tegal

yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

12. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES Angkatan 2009 yang saling memberikan semangat dan dukungan.

13. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.

Tegal, Juli 2013

Peneliti

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

viii  

ABSTRAK

Alfiati, Arni Nur. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I Dra. Noening Andrijati, M.Pd., II Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd.

Kata Kunci: Model Pembelajaran NHT, Hasil Belajar, Motivasi.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sukar dipelajari dan tidak menarik bagi siswa SD. Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi pelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif yang menyenangkan salah satunya yaitu tipe Numbered Heads Together (NHT). Tujuan penelitian ini yaitu menguji keefektifan model pembelajaran NHT terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas V materi sifat-sifat bangun datar antara yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran NHT dan yang dibelajarkan dengan menerapkan model konvensional.

Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan bentuk posttest-only control design. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal sejumlah 103 siswa. Sampel penelitian diambil dengan teknik simple random sampling. Sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing sebanyak 20 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi kuesioner, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, homogenitas, kesamaan rata-rata, dan analisis akhir. Analisis akhir (pengujian hipotesis) penelitian menggunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai motivasi belajar siswa yaitu 86,25 untuk kelompok eksperimen dan 82,35 untuk kelompok kontrol. Sementara rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 74,76 untuk kelompok eksperimen dan 66,43 untuk kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa dengan uji-t menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,635 dan ttabel sebesar 1,686 (thitung > ttabel), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,072 dan ttabel sebesar 1,686 (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional. Motivasi dan hasil belajar siswa dengan model NHT terbukti lebih baik daripada penerapan pembelajaran konvensional, sehingga guru perlu mempertimbangkan penerapan model NHT pada pelajaran matematika di SD.

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

ix  

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ................................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii

Pengesahan ......................................................................................................... iv

Motto dan Persembahan ..................................................................................... v

Prakata ................................................................................................................ vi

Abstrak ............................................................................................................... viii

Daftar Isi ............................................................................................................ ix

Daftar Tabel ....................................................................................................... xii

Daftar Bagan ...................................................................................................... xiv

Daftar Gambar .................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................................. xvi

Bab ...................................................................................................................... 1

1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 9

1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 10

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 11

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 12

1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 12

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 13

1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 13

1.6.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 13

2. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 15

2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 15

2.1.1 Belajar .................................................................................................... 15

2.1.2 Hakikat Pembelajaran ............................................................................ 19

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

x  

2.1.3 Motivasi Belajar Siswa ........................................................................... 20

2.1.4 Hasil Belajar Siswa ................................................................................ 26

2.1.5 Karakteristik Siswa SD .......................................................................... 29

2.1.6 Pembelajaran Matematika SD ................................................................ 31

2.1.7 Model Pembelajaran ............................................................................... 40

2.1.8 Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) ..................... 48

2.1.9 Materi Pembelajaran Matematika di SD ................................................ 51

2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

pada Materi Bangun Datar ..................................................................... 55

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 56

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 58

2.4 Hipotesis ................................................................................................. 60

2.4.1 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 60

2.4.2 Hipotesis Statistik ................................................................................... 60

3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 61

3.1 Populasi dan Sampel .............................................................................. 61

3.1.1 Populasi .................................................................................................. 61

3.1.2 Sampel .................................................................................................... 62

3.2 Desain Eksperimen ................................................................................. 63

3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 64

3.3.1 Variabel Bebas ....................................................................................... 64

3.3.2 Variabel Terikat ..................................................................................... 64

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 65

3.4.1 Kuesioner (Angket) ................................................................................ 65

3.4.2 Tes .......................................................................................................... 65

3.4.3 Dokumentasi ........................................................................................... 66

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 66

3.5.1 Lembar Kuesioner (Angket) ................................................................... 67

3.5.2 Soal Tes .................................................................................................. 71

3.6 Metode Analisis Data ............................................................................. 75

3.6.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 75

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

xi  

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 76

3.6.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ..................................................... 79

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 81

4.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 81

4.2 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen ......................................................... 83

4.2.1 Uji Validitas ........................................................................................... 83

4.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 88

4.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran .................................................................... 90

4.2.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal ................................................................ 92

4.3 Hasil Penelitian ...................................................................................... 94

4.3.1 Data Sebelum Penelitian ........................................................................ 94

4.3.2 Data Setelah Penelitian ........................................................................... 100

4.4 Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 107

4.4.1 Data Sebelum Penelitian ........................................................................ 107

4.4.2 Data Setelah Penelitian ........................................................................... 115

4.5 Analisis Akhir ........................................................................................ 118

4.5.1 Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Siswa ......................................... 119

4.5.2 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa ............................................... 121

4.6 Pembahasan ............................................................................................ 124

5. Penutup ................................................................................................... 134

5.1 Simpulan ................................................................................................. 134

5.2 Saran ....................................................................................................... 135

Lampiran-lampiran ............................................................................................. 137

Daftar Pustaka .................................................................................................... 320

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Interpretasi Skor Motivasi ........................................................... 68

3.2 Kriteria Interpretasi Nilai r ....................................................................... 70

4.1 Paparan Data Sebelum Penelitian ............................................................. 81

4.2 Paparan Data Setelah Penelitian ............................................................... 82

4.3 Paparan Data Nilai Uji Coba Angket Motivasi Belajar ............................ 85

4.4 Hasil Uji Validitas Empiris Angket Motivasi Belajar .............................. 86

4.5 Paparan Data Skor Uji Coba Instrumen Tes pada Kelas Uji Coba .......... 87

4.6 Hasil Uji Validitas Empiris Soal Tes ........................................................ 88

4.7 Hasil Output Reliabilitas Angket (25 Soal) ............................................... 89

4.8 Hasil Output Reliabilitas Angket (17 Soal Valid) .................................... 89

4.9 Analisis Tingkat Kesukaran ....................................................................... 91

4.10 Uji Daya Pembeda Butir Soal .................................................................... 92

4.11 Soal yang Digunakan pada Angket Motivasi dan Tes Hasil Belajar ........ 93

4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok

Eksperimen .............................................................................................. 95

4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok

Kontrol ...................................................................................................... 96

4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Eksperimen

................................................................................................................... 98

4.15 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Kontrol ... 99

4.16 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok

Eksperimen ............................................................................................... 101

4.17 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok

Kontrol ...................................................................................................... 102

4.18 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Eksperimen

Setelah Penelitian ..................................................................................... 104

4.19 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Kontrol

Setelah Penelitian ..................................................................................... 105

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

xiii  

4.20 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian .............. 108

4.21 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal ......................................... 109

4.22 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian ............ 110

4.23 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal ...................................... 111

4.24 Hasil Uji-t Motivasi Awal ......................................................................... 113

4.25 Hasil Uji-t Kemampuan Awal .................................................................. 114

4.26 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Akhir .............................................. 115

4.27 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar ................................................... 116

4.28 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Akhir ............................................ 117

4.29 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar ................................................ 118

4.30 Hasil Uji Hipotesis Data Motivasi Belajar ................................................ 120

4.31 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa .......................................... 123

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

xiv  

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Pola Kerangka Berpikir ............................................................................ 58

3.1 Paradigma Desain Penelitian .................................................................... 63

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

xv  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Trapesium Siku-siku ................................................................................. 52

2.2 Trapesium Sama Kaki .............................................................................. 52

2.3 Trapesium sembarang ............................................................................... 53

2.4 Jajar Genjang ............................................................................................ 53

2.5 Belah Ketupat ........................................................................................... 54

2.6 Layang-layang .......................................................................................... 54

4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada

Kelompok Eksperimen ............................................................................ 95

4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada

Kelompok Kontrol ..................................................................................... 96

4.3 Data Motivasi Belajar Awal Siswa Sebelum Penelitian ........................... 97

4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kemampuan Awal pada

Kelompok Eksperimen ............................................................................. 98

4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Uji Kemampuan Awal pada

Kelompok Kontrol .................................................................................... 99

4.6 Data Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penelitian ................................. 100

4.7 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada

Kelompok Eksperimen ............................................................................. 101

4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada

Kelompok Kontrol .................................................................................... 102

4.9 Data Motivasi Belajar Siswa Setelah Penelitian ....................................... 103

4.10 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Setelah Penelitian ..................................................................................... 105

4.11 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Setelah Penelitian ..................................................................................... 106

4.12 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Penelitian ............................................ 107

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

xvi  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Anggota Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Penarukan 01 .. 137

2. Daftar Nama Anggota Populasi Siswa Kelas V SD Negeri Penarukan 02 .. 138

3. Daftar Anggota Sampel ............................................................................... 139

4. Daftar Hadir Siswa Kelompok Eksperimen (VB)........................................ 140

5. Daftar Hadir Siswa Kelompok Kontrol (VA) ............................................. 141

6. Kisi-kisi Soal Tes Uji Kemampuan Awal pada Materi Bangun Datar ....... 142

7. Soal Tes Kemampuan Awal ........................................................................ 144

8. Silabus Pembelajaran .................................................................................. 148

9. Pengembangan Silabus Pembelajaran Matematika ..................................... 149

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen ........... 152

11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol ................. 182

12. Kisi-Kisi Angket Uji Coba .......................................................................... 212

13. Angket Uji Coba Tentang Motivasi Belajar ................................................ 213

14. Lembar Validasi Penilai Ahli ...................................................................... 217

15. Tabel Pembantu Analisis Angket Motivasi Belajar Matematika ................ 221

16. Hasil Output SPSS Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika .......... 223

17. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi ............................................... 229

18. Hasil Output SPSS Reliabilitas Angket Motivasi (25 Soal) ....................... 230

19. Hasil Output SPSS Reliabilitas Angket Motivasi (17 Soal Valid) ............. 231

20. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Angket .......................................... 232

21. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Materi Bangun Datar ..................................... 233

22. Soal Tes Uji Coba ....................................................................................... 236

23. Lembar Validasi oleh Penilai Ahli .............................................................. 244

24. Tabel Pembantu Hasil Uji Coba Soal Materi Bangun Datar ...................... 259

25. Hasil Uji Coba Angket dan Soal Tes .......................................................... 261

26. Hasil Output SPSS Validitas Soal Bangun Datar ....................................... 263

27. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ............................................. 273

28. Rekapitulasi Validitas Setiap Indikator Soal .............................................. 275

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

xvii  

29. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Bangun Datar (40 Soal) ..................... 276

30. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Bangun Datar (21 Soal Valid) ............ 277

31. Rekapitulasi Soal Tes Bangun Datar .......................................................... 278

32. Tabel Pembagian Kelompok Atas dan Bawah ............................................ 280

33. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ............................................................. 282

34. Angket Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika .................................... 283

35. Kisi-kisi Soal Postes Materi Bangun Datar ................................................. 286

36. Soal Postes Materi Bangun Datar ............................................................... 288

37. Daftar Nilai Motivasi Awal Kelompok Eksperimen ................................... 293

38. Daftar Nilai Motivasi Awal Kelompok Kontrol ......................................... 294

39. Daftar Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ............................ 295

40. Daftar Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ................................... 296

41. Daftar Nilai Motivasi Akhir Kelompok Eksperimen .................................. 297

42. Daftar Nilai Motivasi Akhir Kelompok Kontrol ......................................... 298

43. Daftar Nilai Postes Kelompok Eksperimen ................................................ 299

44. Daftar Nilai Postes Kelompok Kontrol ....................................................... 300

45. Hasil Output SPSS Normalitas Data Motivasi Awal .................................. 301

46. Hasil Output SPSS Normalitas Data Kemampuan Awal ............................ 304

47. Hasil Output SPSS Normalitas Data Motivasi Akhir ................................. 307

48. Hasil Output SPSS Normalitas Data Postes ................................................ 310

49. Perhitungan Manual dengan Rumus T-Test pada Pengujian Hipotesis

Motivasi Belajar Siswa ............................................................................... 313

50. Perhitungan Manual dengan Rumus T-Test pada Pengujian Hipotesis Hasil

Belajar Siswa ............................................................................................... 314

51. Dokumentasi Pada Kelompok Eksperimen ................................................. 315

52. Dokumentasi Pada Kelompok Kontrol ....................................................... 316

53. Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 317

54. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Instrumen ........................... 318

55. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................................... 319

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

1  

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, untuk menuju ke arah

perkembangan manusia yang optimal sesuai dengan potensi dan kemampuan yang

dimilikinya, manusia memerlukan pendidikan sebagai suatu proses dan usaha

sadar untuk lebih memanusiakan manusia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 (UUSPN 2009: 170)

menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,

memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat

mengembangkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya

sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Munib

dkk. (2007: 69) juga menjelaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan warga negara Indonesia baik secara pribadi maupun sebagai

anggota masyarakat, mengembangkan bangsa Indonesia, dan mengembangkan

kebudayaan nasional”.

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

2

  

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 4

menyebutkan bahwa “Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu

pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat”. Mutu pendidikan

nasional dipengaruhi oleh mutu pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran di

kelas. Mutu atau kualitas pembelajaran sangat bergantung pada perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Keberhasilan

pembelajaran di kelas dapat dipengaruhi pula oleh banyak faktor, antara lain guru,

siswa, kurikulum, lingkungan, dan sebagainya.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi mutu pendidikan nasional

adalah guru. Pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen Pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Tugas guru bukan semata-

mata mengajar, tetapi lebih kepada membelajarkan siswa. Guru merupakan ujung

tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru terlibat langsung

dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Seorang guru

harus mampu memberikan rangsangan belajar yang melibatkan aspek fisik,

mental, intelektual, dan emosional siswa secara maksimal dan optimal dalam

proses pembelajaran.

Selain guru, faktor lain yang mempengaruhi mutu pendidikan adalah

kurikulum. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

3

  

(UUSPN 2009: 172), “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu”. Sekolah perlu menyusun kurikulum yang tepat sehingga memungkinkan

para siswa melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Kurikulum ini

disusun berdasarkan sifat dan kegiatan belajar yang sejalan dengan tingkat

perkembangan dan pertumbuhan siswa sejak Taman Kanak-Kanak sampai

Perguruan Tinggi.

Pada jenjang pendidikan dasar khususnya Sekolah Dasar (SD), kurikulum

yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP

digunakan untuk mengatur proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran di

Sekolah Dasar. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat

beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa di tingkat Sekolah

Dasar. Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa SD antara lain mencakup

Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendidikan Agama, Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni

Budaya dan Keterampilan (SBK), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta

Muatan Lokal.

Matematika merupakan mata pelajaran bagi siswa SD dari kelas I sampai

dengan kelas VI. Matematika sebagai ilmu yang universal mempunyai peran

dalam memajukan daya pikir manusia dan mendasari perkembangan teknologi.

Ruseffendi (1991) dalam Heruman (2012: 1) menjelaskan bahwa “Matematika

adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

4

  

induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari

unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau

postulat, dan akhirnya ke dalil”. Mata pelajaran matematika perlu diberikan

kepada siswa mulai dari sekolah dasar. Hal ini dilakukan untuk membekali siswa

dengan kemampuan logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu dinamis dan kompetitif. Oleh karena itu,

pembelajaran matematika yang bermakna sangat diperlukan untuk penguasaan

matematika yang kuat.

Heruman (2012: 2) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran matematika,

diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian. Pembelajaran

yang beorientasi pada siswa harus menghafal atau mengingat fakta saja akan

membuat siswa mudah lupa terhadap materi pelajaran. Pitajeng (2006: 1)

menyatakan bahwa “belajar matematika akan efektif jika dilakukan dalam suasana

yang menyenangkan”. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan adanya situasi

dan kondisi, strategi belajar, maupun materi yang menyenangkan. Penggunaan

model pembelajaran yang bervariasi dapat membantu kemampuan berpikir siswa

dalam memahami materi pelajaran dan meningkatkan motivasi siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran matematika. Siswa akan tertarik untuk terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh

dapat lebih bermakna dan tahan lama. Hal ini juga dapat membantu mengubah

persepsi siswa mengenai matematika yang sukar menjadi menyenangkan.

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

5

  

Kegiatan pembelajaran harus didasari motivasi yang baik, termasuk pada

pembelajaran matematika. Asrori (2009: 183-4) menyatakan bahwa “motivasi

sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif.

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam

proses maupun pencapaian hasil. Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi,

pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output

pembelajaran”. Suciati (2007: 3.10) menyatakan bahwa “ada atau tidaknya

motivasi belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu

saja kedua kondisi yang berbeda ini akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda

pula”. Dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi tinggi diharapkan dapat

mendukung tercapainya proses pembelajaran matematika yang efektif dan mampu

memperoleh hasil belajar yang optimal.

Ruang lingkup materi pembelajaran matematika di SD mencakup aspek

bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Pembelajaran geometri

dalam matematika didukung dengan adanya teori belajar Van Hiele mengenai

perkembangan berpikir siswa dalam belajar geometri. Aisyah (2008: 4.4)

menjelaskan bahwa berdasarkan teori Van Hiele terdapat tiga unsur utama

pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun

yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya

kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang

sebelumnya. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, kegiatan belajar siswa

harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan taraf berpikirnya.

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

6

  

Salah satu materi pokok yang dibelajarkan dalam aspek geometri

matematika SD adalah Bangun Datar. Heruman (2012: 87) berpendapat bahwa

dalam pembelajaran Bangun Datar, terkadang guru langsung memberikan

informasi tentang suatu bentuk bangun datar. Hal tersebut sebenarnya kurang

efektif, karena seharusnya siswa mengalami langsung proses pengidentifikasian

berbagai bangun datar. Pengenalan bangun datar bagi siswa SD ditekankan pada

pengenalan bentuk bangun, serta analisis ciri bangun tersebut melalui

pengamatan.

Usaha untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan

tentang materi Bangun Datar dapat diwujudkan melalui pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan strategi, metode, model, maupun media pembelajaran yang

komunikatif dan interaktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Asmani (2010: 27)

yang menjelaskan bahwa “untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dibutuhkan

sebuah proses yang kreatif dalam pembelajaran, yakni upaya-upaya penting yang

dilakukan untuk mendayagunakan potensi kognitif dan afektif dari siswa secara

optimal, sehingga ide-ide baru dan cerdas lebih terakomodasi”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, proses pembelajaran

matematika yang berlangsung di kelas V SD Negeri Penarukan 02 masih

tergolong pembelajaran konvensional dimana aktivitas kelas cenderung teacher

centered atau berpusat pada guru. Pada saat proses pembelajaran, guru merupakan

satu-satunya sumber belajar, siswa pasif, tidak berani untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan tentang materi pelajaran, dan tidak berani untuk

mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran berlangsung. Pola interaksi dalam

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

7

  

proses pembelajaran cenderung masih satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Pola

interaksi ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan

pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Guru

juga belum pernah menerapkan model pembelajaran yang bervariasi bagi siswa.

Masih banyak dijumpai siswa yang merasa kesulitan dalam memahami materi

pelajaran dan menganggap pelajaran matematika sukar dan tidak menarik. Hal ini

menyebabkan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih tergolong

rendah.

Pembelajaran matematika yang hanya menggunakan model konvensional

berupa ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas dari guru saja dapat

menyebabkan motivasi belajar siswa rendah dan berdampak pada perolehan hasil

belajar siswa yang rendah pula. Berdasarkan pendapat Suciati (2007: 3.11),

motivasi siswa yang terlalu rendah juga akan membuat usaha siswa menjadi

minimal, bersikap apatis, tidak acuh, tidak bertanggung jawab, serta perhatian dan

konsentrasinya mudah terganggu oleh faktor dari luar. Sebaliknya, apabila siswa

merasa takut atau terpaksa dalam mengikuti pembelajaran, maka akan

menghasilkan hasil belajar yang semu, tidak otentik dan tidak tahan lama. Oleh

karena itu, diperlukan variasi model pembelajaran yang dapat melibatkan

partisipasi siswa secara aktif dan dapat memudahkan pemahaman siswa.

Pembelajaran yang menyenangkan untuk materi Bangun Datar dapat

diciptakan melalui adanya variasi model pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran yang dianggap menyenangkan dan efektif untuk diterapkan adalah

model pembelajaran kooperatif. Slavin (2005: 4) menjelaskan bahwa

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

8

  

“pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran

dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Belajar secara

kooperatif dapat melatih dan membiasakan siswa untuk saling berbagi (sharing)

pengetahuan, tugas, pengalaman, dan tanggung jawab.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menyenangkan adalah tipe

Numbered Heads Together (NHT). Trianto (2010: 86) menjelaskan bahwa

“Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi

pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional”.

Model pembelajaran NHT pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk

melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Melalui pembelajaran dengan menggunakan model ini, siswa akan mendapat

kesempatan belajar secara kelompok dan mengeluarkan pendapatnya.

Kenyataan ini didukung oleh adanya kesamaan latar belakang dan hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suparto (2011) dan Ningrum (2011).

Kedua peneliti tersebut menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dalam suatu materi pelajaran di sekolah dasar.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

9

  

Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) belum pernah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika di SD Negeri Penarukan 02.

Apabila model pembelajaran Numbered Heads Together diterapkan pada materi

Bangun Datar maka siswa dapat belajar secara kooperatif untuk mengenal dan

menganalisis sifat-sifat bangun datar. Penerapan model pembelajaran ini dapat

melatih tanggung jawab individu dalam kelompok dan membuat siswa tertarik

untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Semua siswa

dituntut untuk mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian karena siswa

harus selalu siap menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa

dapat melakukan diskusi kelompok dan terdorong untuk berani mengemukakan

pendapatnya. Dengan demikian, diharapkan motivasi siswa dalam pembelajaran

matematika akan meningkat sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang

optimal baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Berdasarkan latar belakang dan didukung data empiris pada penelitian

terdahulu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen dengan judul

“Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads Together terhadap Motivasi

dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri

Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, masih banyak permasalahan yang dijumpai

dalam proses pembelajaran matematika. Beberapa permasalahan yang dapat

diidentifikasi berdasarkan latar belakang yaitu:

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

10

  

(1) Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sukar dipelajari dan

tidak menarik bagi siswa SD.

(2) Masih banyak dijumpai siswa yang merasa kesulitan dalam memahami

materi pembelajaran matematika.

(3) Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

(4) Siswa pasif dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

matematika.

(5) Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dalam

pembelajaran matematika termasuk pada materi Bangun Datar.

(6) Rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran matematika dapat

mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah pula.

1.3 Pembatasan masalah

Masalah yang teridentifikasi terlalu luas sehingga perlu dibatasi untuk

memperoleh kajian yang mendalam tentang keefektifan penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together terhadap motivasi dan hasil belajar

matematika. Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu:

(1) Peneliti membatasi materi Bangun Datar pada materi pokok Sifat-Sifat

Bangun Datar, kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar,

di kelas V semester dua dengan alokasi waktu 8 JP (8x35 menit).

(2) Menguji keefektifan penerapan model pembelajaran Numbered Heads

Together dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V

pada pembelajaran matematika materi pokok Sifat-sifat Bangun Datar.

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

11

  

(3) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Penarukan

01 dan 02 Kabupaten Tegal.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

(1) Bagaimana motivasi siswa pada pembelajaran matematika materi Bangun

Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads

Together?

(2) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi

Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered

Heads Together?

(3) Bagaimana motivasi siswa pada pembelajaran matematika materi Bangun

Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional?

(4) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi

Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional?

(5) Apakah motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika materi

Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered

Heads Together lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional?

(6) Apakah hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi Bangun

Datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

12

  

Together lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tentang “Keefektifan Model Pembelajaran Numbered

Heads Together terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar pada Siswa

Kelas V Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal” ini sebagai

berikut:

1.5.1 Tujuan Umum

(1) Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SD Negeri Penarukan

01 dan 02 serta SD lain yang memiliki karakteristik sama dengan SD

eksperimen.

(2) Mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran Numbered Heads

Together dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika

terutama pada materi Bangun Datar di kelas V semester 2.

1.5.2 Tujuan Khusus

(1) Untuk memperoleh informasi tentang motivasi siswa pada pembelajaran

matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together.

(2) Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada

pembelajaran matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran Numbered Heads Together.

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

13

  

(3) Untuk memperoleh informasi tentang motivasi siswa pada pembelajaran

matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional.

(4) Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada

pembelajaran matematika materi Bangun Datar yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran konvensional.

(5) Untuk menguji keefektifan model pembelajaran Numbered Heads

Together terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika

materi Bangun Datar di kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02.

(6) Untuk menguji keefektifan model pembelajaran Numbered Heads

Together terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika

materi Bangun Datar di kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat baik manfaat

teoritis maupun praktis, diantaranya:

1.6.1 Manfaat Teoritis

(1) Menyediakan informasi mengenai model pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT).

(2) Menambah bahan kajian untuk penelitian pengembangan.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Siswa

(1) Meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

14

  

(2) Meningkatnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika

terutama materi pokok Sifat-Sifat Bangun Datar.

(3) Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi Bangun Datar, sehingga

dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

(4) Mengembangkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa

tertarik dalam proses pembelajaran matematika.

(5) Menumbuhkan kebiasaan bekerjasama dan berkomunikasi dengan teman

dan kelompoknya.

1.6.2.2 Bagi Guru

(1) Tersedianya alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran

matematika materi Bangun Datar.

(2) Meningkatnya keterampilan guru dalam membelajarkan materi Bangun

Datar menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

(3) Menambah wawasan dan pengalaman tentang model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT).

(4) Memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang bervariasi.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

Manfaat bagi SD Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal sebagai

subjek penelitian adalah hasil penelitian ini dapat dijadikan alat evaluasi dan

koreksi, terutama dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga

tercapai hasil belajar yang optimal dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

15  

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

Landasan teori yang digunakan untuk membantu peneliti menyusun

penelitian yaitu belajar, hakikat pembelajaran, motivasi belajar siswa, hasil belajar

siswa, karakteristik siswa SD, pembelajaran Matematika SD, model pembelajaran,

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), materi pembelajaran

Matematika di SD, dan penerapan model pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) pada materi Bangun Datar. Berikut ini akan dipaparkan

penjelasan mengenai landasan teori tersebut.

2.1.1 Belajar

Teori belajar yang akan dijabarkan dalam kajian pustaka ini meliputi

pengertian belajar, unsur-unsur belajar, prinsip belajar, dan tujuan belajar.

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Dalam proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan kegiatan pokok

yang harus dilakukan setiap siswa. Gagne (1977) dalam Rifa’i dan Anni (2009:

82) menyatakan bahwa ”belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan

manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku

itu tidak berasal dari proses pertumbuhan”. Morgan et. Al (1986) dalam Rifa’i dan

Anni (2009: 82) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan relatif

permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman”. Hamalik

(2008: 106) berpendapat bahwa “belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

16

  

yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian

pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki

sebelumnya”. Pendapat lain dari Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa “belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang belajar tersebut, dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang di dalamnya

terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan. Belajar ditunjukkan oleh adanya

perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman yang terjadi sebagai akibat dari

interaksi antara individu dengan lingkungannya dimana perubahan tersebut

berlangsung dalam waktu yang lama dan relatif permanen.

2.1.1.2 Unsur-unsur Belajar

Rifa’i dan Anni (2009: 84) menjelaskan beberapa unsur belajar, yaitu:

(1) Peserta didik (siswa)

Dalam proses belajar, rangsangan yang diterima siswa diorganisir di dalam

syaraf dan ada beberapa rangsangan yang disimpan di dalam memori.

Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat

diamati seperti gerakan syaraf atau otot yang merespon rangsangan.

(2) Rangsangan

Peristiwa yang merangsang penginderaan siswa disebut stimulus. Agar

siswa mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus yang

diminati.

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

17

  

(3) Memori

Memori pada diri siswa berisi berbagai kemampuan berupa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya.

(4) Respon

Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Siswa

yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan

respon terhadap stimulus tersebut. Respon siswa diamati pada akhir proses

belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja.

2.1.1.3 Prinsip Belajar

Beberapa prinsip belajar menurut Suprijono (2012: 4-5) yaitu:

(1) Belajar merupakan perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil

belajar memiliki ciri-ciri: (a) sebagai hasil tindakan rasional instrumental

yaitu perubahan yang disadari; (b) kontinu atau berkesinambungan dengan

perilaku lainnya; (c) fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup; (d)

positif atau berakumulasi; (e) aktif atau sebagai usaha yang direncanakan

dan dilakukan; (f) permanen atau tetap; (g) bertujuan dan terarah; (h)

mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

(2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan

tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis,

konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari

berbagai komponen belajar.

(3) Belajar merupakan bentuk pengalaman yang merupakan hasil dari

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

18

  

2.1.1.4 Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2011: 26-9) tujuan belajar ada tiga, yaitu:

(1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Ditandai dengan adanya kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berpikir merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

(2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu

keterampilan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani.

(3) Pembentukan sikap

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat,

didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswa sehingga diharapkan

terjadi proses internalisasi yang dapat menumbuhkan penghayatan pada

diri siswa untuk diamalkan.

Suprijono (2012: 5) juga menjelaskan bahwa tujuan belajar sebenarnya

sangat banyak dan bervariasi, mencakup:

(1) Instructional effects (tujuan instruksional), yaitu tujuan belajar yang

eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional. Tujuan

instruksional ini berbentuk pengetahuan dan keterampilan.

(2) Nurturant effects (tujuan pengiring), yaitu tujuan belajar sebagai hasil yang

menyertai tujuan belajar instruksional. Bentuknya berupa kemampuan

berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang

lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi yang diperoleh

siswa dalam suatu sistem lingkungan belajar tertentu.

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

19

  

Hardini dan Puspitasari (2012: 4) menjelaskan bahwa “proses belajar itu

terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri peserta didik”. Agar proses

belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum, maka guru

harus merencanakan dengan saksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar

yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa yang

diharapkan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Dengan demikian, belajar dapat

dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai dan

proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar yang dirancang dan

dipersiapkan oleh guru untuk para siswa.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20

(Sisdiknas 2009: 172), “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam proses

pendidikan di sekolah, tugas utama seorang guru yaitu mengajar sedangkan tugas

utama siswa yaitu belajar. Keterkaitan antara proses belajar dan mengajar inilah

yang disebut sebagai proses pembelajaran.

Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya tentang pembelajaran. Gagne

(1981) dalam Rifa’i dan Anni (2009: 192) menyatakan bahwa “pembelajaran

merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk

mendukung proses internal belajar”. Briggs (1992) dalam Rifa’i dan Anni (2009:

191) juga menjelaskan bahwa “pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

20

  

memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan”.

Pendapat lain dari Rifa’i dan Anni (2009: 193) yaitu:

Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan serangkaian proses penyampaian pengetahuan yang didalamnya

terdapat proses komunikasi dan interaksi baik secara verbal maupun nonverbal

yang memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dan menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk

ingatan jangka panjang. Dengan demikian, salah satu faktor keberhasilan dalam

proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran yang efektif agar siswa dapat mencapai penguasaan

tujuan pembelajaran.

2.1.3 Motivasi Belajar Siswa

Motivasi yang kuat dan terpelihara dalam diri siswa sangat diperlukan

dalam kegiatan belajar. Uno (2012: 9) merumuskan bahwa “motivasi merupakan

suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar

sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah

laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya”. Keller (1983) dalam

Wena (2010: 33) mendefinisikan “motivasi sebagai intensitas dan arah suatu

perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

21

  

atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang

dilakukannya”. Hamalik (2011: 158) juga merumuskan “motivasi adalah

perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

Dalam kaitannya dengan belajar, Suprijono (2012: 163) menjelaskan

bahwa:

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Dengan demikian dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan,

memelihara, dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki dapat tercapai.

Fungsi motivasi belajar menurut Suprijono (2012: 163) yaitu:

(1) Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong dari

setiap kegiatan belajar.

(2) Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar yang

hendak dicapai.

(3) Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan

apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran

dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi

pencapaian tujuan tersebut.

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

22

  

Menurut Sardiman (2011: 89), jenis motivasi terbagi menjadi dua, yaitu:

(1) Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan pembelajaran,

motivasi intrinsik ini dapat dilihat dari kegiatan siswa yang dengan tekun

mengerjakan tugas-tugas karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan

belajar yang diinginkan.

(2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Dalam kegiatan pembelajaran, misalnya

seorang siswa belajar ketika akan diadakan ulangan dengan harapan

mendapatkan nilai yang baik.

Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan dapat membangkitkan

motivasi belajar siswa. Guru perlu berusaha mencari strategi yang tepat untuk

membantu siswa belajar apapun kecenderungan jenis motivasi yang

mendorongnya belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali et all (2010) yang

menyatakan bahwa, “Motivation can come from various sources: Encouragement

to achieve the goals, allowing students to show their creative skills, providing

incentives and rewards to students for their achievements and also by

appreciating the success and achievements of students”. Dalam bahasa Indonesia

berarti motivasi dapat berasal dari berbagai sumber: dorongan untuk mencapai

tujuan, memungkinkan siswa untuk menunjukkan keterampilan kreatif mereka,

memberikan insentif dan penghargaan kepada siswa untuk prestasi mereka dan

juga dengan menghargai keberhasilan dan prestasi siswa.

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

23

  

Indikator motivasi belajar menurut Uno (2012: 23) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

(3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

(4) Adanya penghargaan dalam belajar.

(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

peserta didik dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan teori expectancy-value (Suciati, 2007: 3.17-19), Keller

mengidentifikasi 4 indikator pembelajaran yang berpengaruh terhadap motivasi

belajar, disingkat sebagai ARCS yang meliputi:

(1) Attention (perhatian)

Guru perlu berusaha menciptakan rasa ingin tahu dan perhatian siswa pada

awal pembelajaran dan memeliharanya sampai tujuan belajar tercapai.

Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan memancing rasa ingin

tahu, menggunakan metode dan media secara bervariasi.

(2) Relevance (relevansi, kesesuaian, kegunaan)

Berkenaan dengan aspek ini, guru dituntut untuk mengaitkan pembelajaran

dengan kebutuhan, minat, dan motif belajar siswa. Gagne dan Berliner

(1975) dalam Wena (2010: 39) mengungkapkan “jika dalam kegiatan

pembelajaran, isi pembelajaran dikaitkan dengan sesuatu yang telah

dikenal atau dipelajari sebelumnya, maka siswa akan lebih termotivasi

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

24

  

dengan belajarnya”. Dengan demikian, siswa juga merasakan relevansi

pembelajaran yang dihadapinya dengan pengalaman kehidupannya.

(3) Confidence (rasa percaya diri)

Berkenaan dengan aspek ini, guru dituntut membantu siswa

mengembangkan harapan keberhasilan dalam pembelajaran. Rasa percaya

diri siswa dapat tercermin dari tingkat keyakinan siswa terhadap

kemampuannya dalam mengerjakan tugas pembelajaran.

(4) Satisfaction (kepuasan)

Dalam hal ini, guru dituntut mengusahakan penguatan motivasi intrinsik

dan ekstrinsik pada siswa. Strategi yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kepuasan siswa diantaranya adalah menumbuhkan motivasi

intrinsik dan ekstrinsik siswa untuk belajar serta memberikan balikan

terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan kriteria yang telah

disepakati di kelas.

Menurut Suciati (2007: 3.24), “kondisi pembelajaran yang dinilai kondusif

dapat mempengaruhi sikap dan motivasi belajar”. Kondisi yang dinilai membantu

memotivasi siswa untuk belajar yaitu:

(1) Siswa mandiri untuk mengatur belajarnya

Guru dapat melibatkan siswa untuk ikut serta menentukan proses dan hasil

belajar, memberikan kepercayaan kepada siswa untuk memilih

pengetahuan yang dibutuhkan, memberikan fasilitas belajar yang

memadai, dan meminta siswa untuk mengevaluasi sendiri baik proses

maupun hasil yang dicapai.

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

25

  

(2) Kerjasama antarsiswa dalam proses pembelajaran

Selain menambah motivasi belajar siswa, pembelajaran kooperatif juga

dapat menumbuhkan kemampuan kognitif atau intelektual siswa, kepekaan

sosial, kemampuan berkomunikasi, dan memberikan kontribusi sosial.

(3) Keterlibatan orang tua dalam belajar

Motivasi anak untuk belajar tidak terlepas dari lingkungan keluarga.

Perhatian dan dukungan orang tua terhadap kemajuan belajar anak akan

meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Lingkungan keluarga yang

mendukung keinginan siswa untuk belajar tentang pengetahuan atau

keterampilan baru, akan mempermudah tugas guru dalam mengembangkan

motivasi siswa.

Tugas seorang guru tidak hanya meningkatkan motivasi siswa, tetapi yang

lebih penting adalah menemukan, memprakarsai, dan mendorong siswa untuk

belajar. Dalam hal ini, secara lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari

karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian,

konsentrasi, dan ketekunan dalam belajar. Suciati (2007: 3.11) menjelaskan

bahwa:

Intensitas motivasi yang terlalu rendah, memadai atau terlalu kuat akan mempengaruhi usaha siswa. Apabila terlalu rendah maka usaha menjadi minimal, siswa bersikap apatis, tidak acuh dan tidak bertanggung jawab. Perhatian dan konsentrasinya mudah terganggu oleh faktor dari luar. Pada tingkat yang memadai, perilaku siswa akan ditandai dengan arah kegiatan yang jelas dan fleksibilitas cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kondisi ini akan membantu belajar yang maksimal. Sedangkan motivasi yang terlalu kuat menghasilkan pula ketegangan (rangsangan, stres) dalam diri siswa yang tinggi terkadang justru menghambat usaha dalam belajar.

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

26

  

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

mempunyai peran yang penting dalam pembelajaran. Adanya motivasi belajar

dalam diri siswa dapat menentukan apakah siswa tersebut terlibat aktif dalam

proses pembelajaran. Kondisi ini dapat mengakibatkan hasil belajar yang dicapai

siswa akan berbeda.

Berdasarkan indikator motivasi dari Uno (2012: 23) dan Suciati (2007:

3.17-19), maka peneliti memadukan indikator yang dapat digunakan untuk

mengungkap motivasi belajar siswa antara lain:

(1) Adanya perhatian terhadap pembelajaran.

(2) Adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran.

(3) Adanya kepuasan setelah mengikuti pembelajaran.

(4) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

(5) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

(6) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

(7) Adanya penghargaan dalam belajar.

(8) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

2.1.4 Hasil Belajar Siswa

Rifa’i dan Anni (2009: 85) menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan

belajar”. Slameto (2003: 5) juga menjelaskan bahwa “hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan”. Pendapat lain dari Degeng (1989) dalam Wena (2010: 6)

menyatakan bahwa “hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

27

  

sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah

kondisi yang berbeda”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan perubahan yang bersifat relatif permanen berupa kemampuan

yang ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang berupa

perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Individu yang telah melakukan

kegiatan belajar akan memiliki kemampuan baru dalam memberikan reaksi

terhadap rangsangan yang diberikan dalam situasi tertentu.

Slameto (2003: 5) menjelaskan bahwa merujuk pemikiran Gagne, hasil

belajar berupa:

(1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

(2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang, terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-

sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri yang meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam

memecahkan masalah.

(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

(5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek.

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

28

  

Benyamin S. Bloom dalam Rifa’i dan Anni (2009: 86-9) menyampaikan

tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu:

(1) Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual.

(2) Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.

(3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif merupakan ranah yang paling

sering dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam

menguasai materi pelajaran. Begitu pula pada penelitian ini hasil belajar siswa

merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dari tes hasil

belajar.

Wena (2010: 6) menjelaskan bahwa variabel hasil pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

(1) Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan

terdapat empat indikator untuk mendeskripsikannya yaitu (a) kecermatan

penguasaan perilaku yang dipelajari, (b) kecepatan unjuk kerja, (c) tingkat

alih belajar, dan (d) tingkat retensi.

(2) Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan

dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan/atau jumlah biaya yang

digunakan dalam pembelajaran.

(3) Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa

untuk tetap/terus belajar.

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

29

  

2.1.5 Karakteristik Siswa SD

Guru perlu mengetahui sifat serta karakteristik anak usia SD agar dapat

memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan

potensi kecerdasan dan kemampuan siswa sesuai dengan kebutuhan dan harapan

orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Rifa’i dan Anni

(2009: 25) menjelaskan bahwa tahap perkembangan kognitif dalam teori Piaget

mencakup tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun), tahap pra-operasional (umur 2-7

tahun), tahap operasional konkret (umur 7-12 tahun), tahap operasional formal

(umur 12-18 tahun).

Siswa usia SD berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini,

siswa mampu berpikir secara operasional, mereka dapat menggunakan berbagai

simbol, melakukan berbagai bentuk operasional. Pada tahap ini, siswa mampu

mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret.

Sumantri dan Syaodih (2007: 6.3) mengemukakan ada empat karakteristik

anak SD, yaitu:

(1) Senang bermain

Karakteristik ini menuntut guru untuk merancang model pembelajaran

yang memungkinkan adanya unsur permainan. Guru hendaknya

mengembangkan model pembelajaran yang serius tapi santai.

(2) Senang bergerak

Guru hendaknya merancang pembelajaran yang memungkinkan anak

berpindah atau bergerak, karena anak SD dapat duduk dengan tenang

paling lama sekitar 30 menit.

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

30

  

(3) Senang bekerja dalam kelompok

Melalui bekerja kelompok, siswa akan belajar aspek-aspek penting dalam

proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan kelompok, bekerja

sama, bertanggung jawab, dan demokrasi. Implikasinya, guru harus

merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja atau belajar

kelompok untuk menyelesaikan tugas.

(4) Senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung

Anak SD berada pada tahap berpikir operasional konkret. Dari apa yang

dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru

dengan konsep-konsep lama sesuai pengalamannya.

Suyatno (2008) juga menjelaskan bahwa pembelajaran untuk siswa SD

mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

(1) Belajar melalui berbuat (learning by doing) yaitu siswa harus diberi

kesempatan untuk dapat mencoba hal-hal yang baru dan mengaktualisasi

dirinya secara aktif. Pada dasarnya, mereka akan lebih dapat menangkap

pelajaran jika mereka sendiri yang melakukan sehingga ingatannya akan

terbentuk dan tahan lama.

(2) Belajar melalui panca indera yaitu setiap anak termasuk siswa SD belajar

dengan melibatkan semua panca inderanya yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, perabaan, dan rasa.

(3) Belajar melalui bahasa yaitu siswa harus dilibatkan untuk dapat

menyatakan pendapatnya berdasarkan pikiran, perasaan, dan pengalaman

yang dimilikinya.

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

31

  

(4) Belajar dengan bergerak yaitu siswa harus aktif dalam pembelajaran, tidak

hanya duduk manis dan mendengarkan penjelasan guru saja. Siswa SD

juga mempunyai keterbatasan dalam berkonsentrasi. Bila mereka hanya

duduk dan diam saja, suasana yang tercipta di dalam kelas akan sangat

menjenuhkan bahkan justru dapat membuat mereka mengantuk.

Berdasarkan penjelasan mengenai karakteristik yang dimiliki oleh anak

usia SD, maka hendaknya guru menciptakan suasana pembelajaran matematika

yang bervariasi sehingga dapat mendukung terjadinya proses pembelajaran yang

efektif. Dengan demikian, diharapkan siswa mengikuti proses pembelajaran

matematika secara aktif sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih bermakna,

tahan lama, dan dapat mencapai tujuan yang ditentukan.

2.1.6 Pembelajaran Matematika SD

Penjelasan tentang pembelajaran matematika SD meliputi hakikat

pembelajaran matematika SD, tujuan pembelajaran matematika SD, ciri-ciri

pembelajaran matematika SD, dan teori belajar Van Hielle.

2.1.6.1 Hakikat Pembelajaran Matematika SD

Matematika sebagai ilmu yang universal mempunyai peran dalam

mengembangkan dan memajukan daya pikir manusia serta mendasari

perkembangan teknologi. Ruseffendi (1991) dalam Heruman (2012: 1)

menjelaskan bahwa “Matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur

yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Menurut Soedjaji

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

32

  

(2000) dalam Heruman (2012: 1), “hakikat matematika yaitu memiliki objek

tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif”.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari

sekolah dasar. Hal ini dilakukan untuk membekali siswa dengan kemampuan

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada

keadaan yang selalu dinamis dan kompetitif.

Hal ini sejalan dengan pendapat Muhsetyo (2008: 1.26) yang menjelaskan

bahwa “pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga

peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari”.

Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk

berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Hal ini diperkuat dengan

adanya pendapat dari Coesamin (2012: 9) bahwa “belajar matematika berarti

proses pemerolehan pengalaman bagi siswa melalui serangkaian kegiatan yang

telah direncanakan oleh pengajar sehingga siswa memperoleh kemampuan

(kompetensi) tentang materi matematika yang dipelajarinya”.

2.1.6.2 Tujuan Pembelajaran Matematika SD

Mata pelajaran matematika seringkali dianggap sebagai mata pelajaran

yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada mata pelajaran lainnya.

Namun demikian, matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Hardini dan Puspitasari (2012:

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

33

  

160-1) menjelaskan bahwa tujuan matematika sekolah, khususnya di Sekolah

Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) agar siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah.

(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Heruman (2012: 2) menjelaskan pula bahwa “tujuan akhir pembelajaran

matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai

konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari”. Dengan demikian, memahami

konsep matematika saja tidak cukup karena siswa akan memerlukan keterampilan

matematika dalam praktik kehidupan sehari-hari. Hasil pembelajaran matematika

akan tampak pada kemampuan berpikir yang matematis dalam diri siswa.

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

34

  

2.1.6.3 Ciri-ciri Pembelajaran Matematika SD

Widianto (2013) menjelaskan ciri-ciri pembelajaran matematika untuk

sekolah dasar (http://edofmath.blogspot.com) yaitu:

(1) Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan spiral

Dengan menggunakan pendekatan spiral, konsep atau topik matematika

selalu dikaitkan dengan topik sebelumnya. Topik sebelumnya menjadi

prasyarat untuk dapat memahami dan mempelajari suatu topik matematika.

Konsep diberikan mulai dengan benda konkret kemudian konsep itu

diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak dan

menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika.

(2) Pembelajaran matematika bertahap

Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari

konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Heruman

(2012: 2) menyatakan bahwa “proses pembelajaran pada fase konkret

dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya

abstrak”.

(3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap

perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD

digunakan pendekatan induktif.

(4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak

ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

35

  

lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada

pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya.

(5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi

pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam belajar

bermakna aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam

bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil

ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD,

kemudian dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya.

Heruman (2012: 2-3) menjelaskan bahwa pemaparan pembelajaran yang

ditekankan pada konsep-konsep matematika harus melalui langkah-langkah yang

benar sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa, yaitu:

(1) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru

matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.

Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus

dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan

konsep baru matematika yang abstrak.

(2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,

yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

(3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan

bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep

matematika.

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

36

  

Muhsetyo (2008: 1.26) menjelaskan pula bahwa:

Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.

Selain itu, Hardini dan Puspitasari (2012: 160) menjelaskan bahwa “dalam

setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan

pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem)”. Hal ini

sejalan dengan pendapat Heruman (2012: 2) bahwa:

Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.

Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan

kemampuan berpikir yang bersandar pada hakikat matematika. Hasil

pembelajaran matematika akan tampak pada kemampuan berpikir yang matematis

dalam diri siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika

sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi

dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang bermakna

sangat diperlukan untuk penguasaan matematika yang kuat.

2.1.6.4 Teori Belajar Van Hiele

Teori belajar matematika yang mendukung penelitian ini yaitu teori belajar

Van Hiele mengenai perkembangan berpikir siswa dalam belajar geometri. Aisyah

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

37

  

(2008: 4.4) menjelaskan bahwa “ tiga unsur utama pembelajaran geometri yaitu

waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara

terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada

tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya”. Karakteristik teori belajar

Van Hiele menurut Aisyah (2008: 4.8 – 9) sebagai berikut:

(1) Belajar adalah suatu proses yang diskontinu, yaitu ada loncatan-loncatan

dalam kurva belajar yang menyatakan adanya tingkat-tingkat pemikiran

yang diskrit dan berbeda secara kualitatif.

(2) Tingkat-tingkat pemikiran berurutan dan hierarki, artinya siswa harus

menguasai sebagian besar dari tingkat yang lebih rendah. Kenaikan dari

tingkat yang satu ke tingkat berikutnya lebih banyak tergantung dari

pembelajaran daripada umur atau kedewasaan biologis.

(3) Konsep yang secara implisit dipahami pada suatu tingkat menjadi

dipahami secara eksplisit pada tingkat berikutnya.

(4) Setiap tingkat mempunyai bahasanya sendiri, mempunyai simbol

linguistiknya sendiri dan sistem relasinya sendiri yang menghubungkan

simbol-simbol itu.

Aisyah (2008: 4.2 – 4) menjelaskan pula bahwa dalam teori belajar Van

Hiele terdapat 5 pemahaman geometri yaitu:

(1) Tahap Pengenalan

Pada tahap ini, siswa baru mengenal bangun-bangun geometri seperti bola,

kubus, segitiga, persegi, dan bangun-bangun geometri lainnya. Siswa

belum dapat menyebutkan sifat dari bangun geometri yang dikenalnya.

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

38

  

(2) Tahap Analisis

Pada tahap analisis, siswa sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun

geometri. Siswa belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara

suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya.

(3) Tahap Pengurutan

Pada tahap ini, siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait

antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya. Siswa

sudah mulai mampu untuk melakukan penarikan kesimpulan secara

deduktif tetapi masih pada tahap awal (belum berkembang baik).

(4) Tahap Deduksi

Siswa sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan

secara deduktif atau penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat

khusus.

(5) Tahap Keakuratan

Pada tahap keakuratan, siswa sudah memahami betapa pentingnya

ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.

Tahap keakuratan merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri

karena memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit.

Guru memegang peran penting dan istimewa untuk memperlancar

kemajuan siswa. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu siswa

memahami geometri dalam pengertian, kegiatan belajar siswa harus disesuaikan

dengan tingkat perkembangan atau taraf berpikirnya. Oleh karena itu, maka

ditetapkan fase-fase pembelajaran yang menunjukkan tujuan belajar siswa dan

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

39

  

peran guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan (Aisyah 2008: 4.9). Fase-

fase tersebut yaitu:

(1) Fase Informasi

Guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang objek-

objek yang dipelajari pada tahap berpikir siswa. Tujuan dari kegiatan ini

yaitu guru mempelajari pengalaman awal siswa dan mempelajari petunjuk

yang muncul untuk menentukan kegiatan pembelajaran selanjutnya.

(2) Fase Orientasi

Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang telah disiapkan

guru. Aktivitas ini berangsur-angsur menampakkan kepada siswa tentang

ciri-ciri, sifat, komponen dan hubungan antar komponen suatu bangun

segiempat.

(3) Fase Eksplisitasi

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang

muncul mengenai struktur yang diobservasi.

(4) Fase Orientasi Bebas

Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang

memerlukan banyak langkah, dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas

yang open-ended sehingga hubungan antar objek menjadi jelas.

(5) Fase Integrasi

Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Pada

akhir fase kelima ini, siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap

untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap sebelumnya.

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

40

  

2.1.7 Model Pembelajaran

Proses pembelajaran pada sebagian besar jenjang pendidikan, termasuk di

sekolah dasar, masih banyak didominasi oleh guru. Para guru lebih sering

mengajar dengan menggunakan ceramah dan mengharapkan siswa duduk tertib,

diam, mendengarkan, mencatat, dan hafal mengenai materi yang disampaikan. Hal

ini merupakan paradigma lama dalam proses pembelajaran dimana guru memberi

pengetahuan kepada siswa secara pasif.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan

mengikutsertakan siswa secara aktif dalam setiap proses pembelajaran. Apabila

siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran maka diharapkan hasil

pembelajaran yang diperoleh akan meningkat dan kegiatan pembelajaran dapat

menjadi lebih bermakna. Dalam hal ini, guru dapat menerapkan model

pembelajaran yang menyenangkan di kelas.

Menurut Trianto (2011: 52), “model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Suprijono (2012: 45) juga

mengemukakan bahwa “model pembelajaran merupakan landasan praktik

pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang

dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas”. Model pembelajaran dapat

diartikan pula sebagai pola yang digunakan oleh guru untuk penyusunan

kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk tentang bagaimana proses

pembelajaran di kelas.

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

41

  

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang

pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan

yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan siswa.

Model pembelajaran akan mengarahkan guru untuk merancang pembelajaran

yang membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

2.1.7.1 Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang

sering diterapkan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Pada umumnya model

pembelajaran ini lebih terpusat pada guru. Dalam model pembelajaran

konvensional, guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan kepada

para siswa tanpa memperhatikan prakonsepsi siswa atau gagasan-gagasan yang

telah ada dalam diri siswa sebelum mereka belajar secara formal di kelas.

Kegiatan mengajar dalam pembelajaran konvensional cenderung diarahkan

pada aliran informasi dari guru ke siswa, serta penggunaan metode ceramah

terlihat lebih dominan. Pada umumnya, guru lebih cenderung mengajar secara

klasikal menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi. Dalam hal ini aktivitas guru

lebih mendominasi kelas. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cenderung

pasif, misalnya dalam hal menyampaikan pendapat atau pertanyaan tentang materi

yang belum dipahami. Pembelajaran konvensional lebih cenderung pada pelajaran

bersifat hafalan, menekankan informasi konsep, latihan soal, serta penilaiannya

masih bersifat tradisional yang menuntut pada satu jawaban yang benar.

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

42

  

Menurut Hamdani (2011: 166), ciri-ciri model pembelajaran konvensional

yaitu: (1) memfokuskan pada prestasi individu; (2) penghargaan berupa prestasi

individu; (3) setiap siswa akan saling berkompetisi dan berprinsip, “jika aku tidak

sukses, aku akan kalah dan kehilangan”; (4) dalam proses belajar, hanya sedikit

terjadi proses diskusi antarsiswa, (5) tanggung jawab yang ada berupa tanggung

jawab individu; (6) kemampuan sosial diabaikan; (7) seorang siswa akan

mengomandani dirinya sendiri dalam menyelesaikan semua tugasnya; (8) tidak

ada proses tentang cara untuk meningkatkat kualitas kerja; (9) pembentukan

kelompok tidak diperhatikan dan cenderung berupa kelompok besar (kelas).

Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mempelajari berbagai

strategi, pendekatan, model, metode, dan media pembelajaran agar dapat

menciptakan variasi proses pembelajaran. Asmani (2010: 131) menjelaskan

bahwa “ seorang guru jangan sampai fanatik terhadap satu pendekatan, karena

siswa akan merasa bosan dan lelah. Mereka akan menganggap pembelajaran

berlangsung secara monoton, tidak menarik, dan selalu membebani pemikiran”.

Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga guru

perlu melaksanakan proses pembelajaran yang bervariasi agar dapat merangsang

semangat belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran yang berlangsung di SD Penarukan 02 menerapkan model

pembelajaran konvensional. Hal ini dapat ditunjukkan dari kegiatan pembelajaran

yang cenderung berpusat pada guru, guru merupakan satu-satunya sumber belajar,

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cenderung pasif, dan masih

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

43

  

menggunakan pola interaksi satu arah yaitu pemberian pengetahuan dari guru

kepada siswa.

2.1.7.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Perkembangan model pembelajaran terus mengalami kemajuan. Sejalan

dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran yang menekankan

bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya

sendiri, salah satu model pembelajaran yang banyak diterapkan oleh guru adalah

model cooperative learning.

Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal

dengan nama pembelajaran kooperatif. Johnson & Johnson (1994) dalam Isjoni

(2010: 17) menyatakan bahwa “cooperative learning adalah mengelompokkan

siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja

sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu

sama lain dalam kelompok tersebut”. Slavin (2005: 4) mengemukakan bahwa

“pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran

dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Isjoni (2010:

16) juga menjelaskan bahwa:

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

44

  

Berdasarkan beberapa definisi tentang model pembelajaran kooperatif,

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil

akan belajar dan bekerja sama untuk mempelajari materi pelajaran dan

menyelesaikan masalah demi mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran ini,

semua siswa dapat aktif belajar dan bekerja sama mempelajari sesuatu sehingga

menghasilkan pendapat yang sempurna.

Pembelajaran kooperatif ini sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk

sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan

tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Pembelajaran

kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar kelompok. Dalam pembelajaran

kooperatif, setiap anggota kelompok berinteraksi berdasarkan perannya sesuai

kemampuan masing-masing. Siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi

(sharing) pengetahuan, pengalaman, dan tanggung jawab dalam mempelajari atau

menyelasaikan suatu tugas dari guru.

Slavin (2005: 33) menyatakan bahwa “tujuan yang paling penting dari

pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan,

konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi

anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi”. Isjoni (2010: 21)

juga mengemukakan bahwa:

Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

45

  

Untuk meraih tujuan, anggota kelompok harus membantu teman satu

timnya untuk membuat kelompok mereka berhasil dan yang lebih penting adalah

mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal. Ketika

para siswa bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, mereka

mengekspresikan norma-norma yang baik dalam melakukan apa pun yang

diperlukan untuk keberhasilan kelompok.

Huda (2012: 10) menyatakan bahwa “hasilnya menunjukkan bahwa siswa-

siswa yang dikondisikan dalam kerja kooperatif berada di rangking teratas sebagai

kelompok yang memiliki rasa kebersamaan (sense of centredness) yang lebih kuat

dibandingkan dengan siswa-siswa lain yang dikondisikan dalam kerja kompetitif”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Bayraktar (2010) bahwa:

Reasons why the cooperative learning group was more successful than the control group could be that, the cooperative learning group students helped each other to learn better, motivated each other during action performances, and also worked as a group outside of the class meetings, in order to be able to better perform the actions.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah alasan mengapa kelompok pembelajaran

kooperatif lebih berhasil daripada kelompok kontrol yaitu pembelajaran

kooperatif dengan berkelompok membantu siswa satu sama lain untuk belajar

lebih baik, memotivasi satu sama lain selama melakukan penampilan, dan juga

bekerja sebagai sebuah kelompok di luar pertemuan kelas, agar dapat melakukan

penampilan yang lebih baik.

Isjoni (2010: 20) menjelaskan beberapa ciri dari cooperative learning

adalah: (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi langsung

di antara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

46

  

dan juga teman-teman sekelompoknya, (4) guru membantu mengembangkan

keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (5) guru hanya

berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Roger dan Johnson (1994) dalam Lie (2004: 31) mengatakan bahwa “tidak

semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning”. Untuk mencapai

hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan,

yaitu:

(1) Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan

suasana belajar yang mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan

untuk mencapai tujuan. Lie (2004: 32) menyatakan bahwa “untuk

menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka”.

(2) Tanggung jawab perseorangan

Lie (2004: 33) menjelaskan bahwa “pengajar yang efektif dalam model

cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian

rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan

tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa

dilaksanakan”. Setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap penguasaan

materi pembelajaran secara maksimal karena hasil belajar kelompok

didasari atas rata-rata nilai anggota kelompok. Dengan demikian

diharapkan mampu menumbuhkan tanggung jawab pada setiap individu.

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

47

  

(3) Tatap muka

Dalam hal ini, semua anggota kelompok berinteraksi untuk berdiskusi.

Para anggota kelompok saling menghargai perbedaan, memanfaatkan

kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing sehingga akan

memperkaya antar anggota kelompok.

(4) Komunikasi antar anggota

Dalam hal ini, keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan mengutarakan

pendapat mereka.

(5) Evaluasi proses kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Menurut Rusman (2011: 212 – 3), pada prinsipnya ada empat tahap

prosedur pembelajaran kooperatif, yaitu:

(1) Penjelasan materi, merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi

pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok dengan tujuan

memberikan pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.

(2) Belajar kelompok, merupakan tahapan setelah guru memberikan

penjelasan materi. Siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk

sebelumnya.

(3) Penilaian, dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau

kuis secara individu ataupun kelompok.

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

48

  

(4) Pengakuan tim, merupakan penetapan tim yang paling menonjol atau

berprestasi kemudian diberikan penghargaan atau hadiah sebagai motivasi.

2.1.8 Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk melibatkan lebih banyak

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Pietersz dan Saragih (2010:

433) mengemukakan bahwa “empat hal pokok yang terdapat pada pembelajaran

Numbered Heads together yaitu: 1) Penomoran (Numbering); 2) Pengajuan

pertanyaan (Questioning); 3) Berpikir bersama (Heads together); dan 4)

pemberian jawaban (Answering)”.

Pembelajaran dengan menggunakan model NHT diawali dengan

numbering (penomoran). Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil

dimana setiap siswa dalam setiap kelompok diberi nomor. Suprijono (2012: 92)

mengemukakan pendapatnya mengenai model pembelajaran NHT sebagai berikut:

Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan guru.

Langkah terakhir dari pembelajaran ini yaitu guru memanggil siswa yang

memiliki nomor sama dari tiap kelompok. Mereka mendapat kesempatan untuk

memberi jawaban. Berdasarkan jawaban tersebut, guru dapat mengembangkan

diskusi lebih mendalam sehingga siswa dapat menemukan jawaban pertanyaan itu

sebagai pengetahuan utuh.

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

49

  

Penerapan model pembelajaran ini dapat melatih tanggung jawab individu

dalam kegiatan kelompok dan membuat siswa tertarik untuk ikut terlibat secara

aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Semua siswa dituntut untuk mengikuti

pembelajaran dengan penuh perhatian karena siswa harus selalu siap menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa juga terdorong untuk berani

mengemukakan pendapatnya kepada orang lain.

Trianto (2010: 86 – 7) mengemukakan ada empat fase dalam pembelajaran

NHT, yaitu:

(1) Fase 1 : Penomoran

Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 3

sampai dengan 5 siswa. Setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1

sampai 5.

(2) Fase 2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada setiap kelompok. Pertanyaan dapat

bervariasi, spesifik, dan dalam bentuk kalimat tanya atau arahan.

(3) Fase 3 : Berpikir bersama

Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya terhadap

jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru dan meyakinkan tiap anggota

dalam timnya mengetahui jawaban itu.

(4) Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

50

  

Suyatno (2009: 53) juga menjabarkan langkah-langkah dalam

pembelajaran NHT sebagai berikut:

(1) Mengarahkan.

(2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu.

(3) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi

untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan

nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.

(4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama

sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.

(5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan siswa.

(6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.

Berpegang pada pendapat berbagai pihak, kelebihan dari model

pembelajaran NHT antara lain:

(1) Kelas menjadi benar-benar hidup dan dinamis.

(2) Setiap siswa menjadi siap semua.

(3) Munculnya jiwa kompetisi yang sehat.

(4) Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan

pendapatnya.

(5) Dapat melakukan diskusi kelompok dengan sungguh-sungguh.

(6) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

(7) Waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa lebih efektif dan efisien.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran NHT antara lain:

(1) Adanya alokasi waktu yang panjang

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

51

  

(2) Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dapat dipanggil lagi oleh guru.

(3) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together yang baik akan memberikan manfaat bagi proses pembelajaran. Suparto

(2012: 40) mengemukakan bahwa:

Manfaat pembelajaran kooperatif NHT antara lain membuat harga diri siswa lebih meningkat, konflik antar pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi serta hasil belajar lebih tinggi. Tujuan pembelajaran kooperatif model NHT adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik, siswa dapat menerima keragaman latar belakang temannya, dan siswa mempunyai keterampilan sosial yang mendukung proses-proses pembelajaran.

2.1.9 Materi Pembelajaran Matematika di SD

Ruang lingkup materi pembelajaran matematika di SD mencakup aspek

bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Salah satu materi

pokok yang dibelajarkan dalam aspek geometri matematika SD adalah Bangun

Datar. Bangun datar adalah bangun geometri yang seluruh bagiannya terletak pada

satu bidang. Heruman (2012: 87) menjelaskan bahwa “pada intinya, pengenalan

bangun datar bagi siswa Sekolah Dasar hanya ditekankan pada pengenalan bentuk

bangun, serta analisis ciri bangun tersebut melalui pengamatan”.

Materi pembelajaran dalam penelitian ini memfokuskan pada materi

pelajaran matematika kelas V semester 2, yaitu materi pokok sifat-sifat bangun

datar. Bangun datar yang dipelajari yaitu trapesium, jajar genjang, belah ketupat,

dan layang-layang. Berikut penjelasan lengkap mengenai materi bangun datar:

Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

Page 69: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

52

  

Indikator : 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar

genjang, belah ketupat, layang-layang.

6.1.2 Menggambar bangun datar dari sifat-sifat bangun

datar yang diberikan.

Alokasi waktu : 8 JP (8 x 35 menit)

Materi pembelajaran :

2.1.9.1 Trapesium

Trapesium termasuk jenis bangun datar segiempat dengan ciri utama

memiliki satu pasang sisi sejajar. Jenis trapesium ada 3 yaitu:

(1) Trapesium Siku-siku

Gambar 2.1 Trapesium siku-siku

Sifat trapesium siku-siku yaitu: (1) Memiliki dua sisi sejajar dan tidak

sama panjang, yaitu PQ//SR; (2) Memiliki 2 sudut siku-siku, yaitu sudut SPQ dan

sudut PSR.

(2) Trapesium Sama Kaki

Gambar 2.2 Trapesium Sama Kaki

Sifat trapesium sama kaki yaitu: (1) Memiliki dua sisi sejajar yang tidak

sama panjang, yaitu QR//PS; (2) Memiliki 2 sisi yang sama panjang, yaitu PQ =

R Q

P S

Page 70: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

R

d

s

b

2

b

s

y

s

J

RS; (3) Mem

dan sudut PQ

(3) Trap

Sifat

sama panjan

besar.

2.1.9.2 Jajar

Jajar

berhadapan

Sifat

sama panjan

yang berhad

sudut LMN;

Jumlah sudu

miliki 2 pasa

QR = sudut Q

esium Semb

G

trapesium

ng, yaitu AD

r genjang

genjang ad

sejajar dan s

-sifat jajar g

ng, yaitu KN

dapan sama

; (3) Kedua d

ut-sudut yang

ang sudut ya

QRS.

barang

Gambar 2.3

sembarang y

D//BC, AD

dalah bangu

sama panjan

Gambar

genjang yai

N//LM, KN =

besar, yaitu

diagonal ber

g berdekatan

 

ang sama be

Trapesium S

yaitu: (1) M

≠ BC; (2)

un datar seg

ng.

r 2.4 Jajar G

itu: (1) Sisi-

= LM dan KL

sudut KLM

rpotongan da

n 180°.

esar, yaitu su

Sembarang

Memiliki 2 s

Memiliki s

giempat den

enjang

-sisi yang b

L//NM, KL =

M = sudut KN

an membagi

udut QPS =

sisi sejajar t

sudut yang t

ngan sisi-sis

berhadapan s

= NM; (2) S

NM dan sud

dua sama p

53

sudut RSP

tetapi tidak

tidak sama

sinya yang

sejajar dan

Sudut-sudut

dut LKN =

anjang; (4)

Page 71: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

54

  

2.1.9.3 Belah Ketupat

Belah ketupat disebut juga jajar genjang yang memiliki sisi sama panjang.

Belah ketupat dibentuk dari dua buah segitiga sama kaki yang kongruen dan

alasnya berhimpitan.

Gambar 2.5 Belah Ketupat

Sifat-sifat belah ketupat yaitu: (1) Keempat sisinya sama panjang, yaitu

AB = BC = CD = AD; (2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar, yaitu sudut

BAD = sudut BCD dan sudut ABC = sudut ADC; (3) Kedua diagonal belah

ketupat merupakan sumbu simetri, yaitu diagonal AC dan BD; (4) Diagonal belah

ketupat saling berpotongan tegak lurus.

2.1.9.4 Layang-layang

Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama

panjang dan berhimpit.

Gambar 2.6 Layang-layang

Sifat-sifat layang-layang yaitu: (1) Memiliki 2 pasang sisi sama panjang,

yaitu AD = CD dan AB = CB; (2) Memiliki sepasang sudut berhadapan yang

C

A

B D

Page 72: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

55

  

sama besar, yaitu sudut DAB = sudut DCB; (3) Memiliki satu sumbu simetri,

yaitu BD; (4) Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

pada Materi Bangun Datar

Penerapan pembelajaran dengan model NHT pada penelitian ini

merupakan implementasi dari langkah pembelajaran NHT yang dikemukakan oleh

Trianto (2010). Langkah-langkah pembelajaran dengan model NHT yaitu:

(1) Tahap Persiapan

Pada tahap ini, guru terlebih dahulu menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi dan media pembelajaran. Guru juga membuat

dan menyiapkan soal evaluasi untuk siswa.

(2) Tahap Proses Pembelajaran

Pada tahap ini, guru mulai menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran.

Guru menerapkan model pembelajaran NHT pada saat elaborasi. Langkah-

langkah dari pembelajaran tersebut menurut Trianto (2010: 86 – 7) yaitu:

1) Fase 1 : Penomoran

Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 3-5 siswa. Jumlah siswa kelas VB di SD Negeri Penarukan 02

adalah 24 siswa, sehingga dapat dibagi menjadi 6 kelompok dan

masing-masing kelompok terdiri atas 4 siswa. Setiap anggota

kelompok diberi nomor 1 sampai 4.

2) Fase 2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan melalui lembar kegiatan siswa (LKS).

Page 73: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

56

  

3) Fase 3 : Berpikir bersama

Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya terhadap

jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru dan meyakinkan anggota

dalam timnya mengetahui jawaban itu.

4) Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya

sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan. Hal ini dilakukan terus hingga semua siswa

dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat

giliran memaparkan jawabannya. Dengan demikian, siswa harus

selalu siap mempersiapkan jawaban ketika guru menunjuk nomor

tertentu. Hal ini akan mengefektifkan proses pembelajaran, karena

setiap siswa harus memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru.

(3) Tahap Penutup

Pada tahap ini guru mengadakan evaluasi pembelajaran. Setelah selesai,

jawaban dari soal evaluasi dibahas bersama-sama. Guru memberikan

penguatan dan tindak lanjut atas hasil kerja siswa.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan mengkaji tentang penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) telah banyak dilakukan oleh

peneliti sebelumnya. Hasil penelitian yang relevan dan dapat mendukung

penelitian ini antara lain:

Page 74: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

57

  

(1) Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Ningrum (2011) berjudul

“Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Daur Air Pada siswa

Kelas V Di SD Negeri 03 Sungapan”. Setelah dilakukan pembelajaran dan

tes akhir, rata-rata nilai hasil belajar pada kelompok kontrol yaitu 59,06

sedangkan pada kelompok eksperimen 73,81. Hasil belajar dari kelompok

eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) ternyata mengalami peningkatan yang

signifikan sehingga dikatakan penelitian tersebut berhasil.

(2) Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Suparto (2011) berjudul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengelolaan Data

dengan Metode Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) dan

Pemberian Reinforcement Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kedungbanteng

4, Kec. Kedungbanteng, Kab. Tegal, Tahun Pelajaran 2010/1011”.

Penelitian tersebut dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

yang ditunjukkan melalui kenaikan nilai rata-rata siswa yaitu pada siklus I

yaitu 51,92 dan pada siklus II meningkat menjadi 69,42. Dengan demikian,

dari kedua peneliti terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 75: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

58

  

Keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT pada penelitian

terdahulu merupakan salah satu faktor pendukung bagi peneliti untuk melakukan

penelitian. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan penelitian terdahulu

memiliki kesamaan pada permasalahan latar belakang dan penerapan model

pembelajaran NHT. Perbedaannya, pada penelitian ini model tersebut diterapkan

pada pembelajaran matematika materi Bangun Datar. Peneliti ingin menguji

tingkat keefektifan model pembelajaran NHT terhadap motivasi dan hasil belajar

matematika materi Bangun Datar pada siswa kelas V SD Negeri Penarukan 02.

2.3 Kerangka Berpikir

Pola kerangka berpikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 2.1 Pola Kerangka Berpikir

Pembelajaran Matematika di SD

Materi Bangun Datar pada kelas V

Dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional

Siswa aktif, perhatian siswa lebih tinggi, belajar secara kooperatif dengan kelompok

Siswa pasif, perhatian siswa cenderung rendah , kegiatan berpusat pada guru.

Motivasi dan hasil belajar siswa

Motivasi dan hasil belajar siswa Dibandingkan

Page 76: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

59

  

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa salah satu cakupan materi

dalam pembelajaran matematika di SD yaitu materi Bangun Datar. Pada

pembelajaran Bangun Datar, umumnya guru masih mengajar menggunakan model

konvensional. Model pembelajaran ini cenderung membosankan, membuat siswa

pasif, kurang menarik sehingga perhatian siswa rendah, dan proses pembelajaran

masih berpusat pada guru. Hal ini akan berdampak pada motivasi belajar siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran. Intensitas motivasi belajar siswa selama

proses pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Pembelajaran matematika di SD hendaknya disesuaikan dengan

karakteristik dan perkembangan kognitif siswa sehingga memberi kemudahan

bagi siswa dalam belajar matematika. Pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik dan perkembangan kognitif siswa yaitu pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran inovatif agar pembelajaran lebih menarik dan

bermakna. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT).

Melalui model pembelajaran ini, siswa akan mempelajari materi Bangun

Datar secara aktif dan lebih bermakna. Penerapan model ini dapat menarik

perhatian siswa dan menuntut siswa berinteraksi dengan siswa lain sehingga siswa

dapat belajar secara aktif. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran diharapkan

dapat meningkat sehingga siswa dapat membentuk pengetahuan dan keterampilan

yang akan mengarah pada meningkatnya hasil belajar dan tercapainya tujuan

pembelajaran. Dengan demikian, diasumsikan pembelajaran matematika yang

dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran NHT lebih efektif daripada

Page 77: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

60

  

pembelajaran matematika yang dibelajarkan dengan menerapkan model

pembelajaran konvensional.

2.4 Hipotesis

Penelitian ini menguji hipotesis komparatif dua sampel dengan melakukan

pengujian pihak kanan. Hipotesis yang digunakan yaitu:

2.4.1 Hipotesis Penelitian

(1) Ho1 : Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada

motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional.

(2) Ha1 : Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi

belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

(3) Ho2 : Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada hasil

belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

(4) Ha2 : Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada hasil belajar

siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2.4.2 Hipotesis Statistik

Ho = 1 2

Ha = 1 2

Page 78: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

61  

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Pembahasan mengenai populasi dan sampel akan menjelaskan besar

populasi dan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini

merupakan penjelasan mengenai populasi dan sampel yang diambil oleh peneliti.

3.1.1 Populasi

Sugiyono (2011a: 61) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD

Negeri Penarukan 01 dan 02 Kabupaten Tegal. Karakteristik yang dimiliki oleh

populasi pada penelitiannya ini diantaranya yaitu: (1) Populasi berada pada ruang

lingkup wilayah yang sama karena area sekolah berada dalam satu komplek; (2)

Mata pelajaran matematika dibelajarkan pada kisaran jam pelajaran pertama

sampai ketiga (pagi hari); (3) Selisih jumlah siswa dalam kelas tidak terpaut jauh;

serta (4) Kurikulum yang digunakan sama yaitu KTSP.

Banyaknya siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 yaitu 54 siswa yang

terbagi menjadi 2 kelas dimana setiap kelas terdiri atas 27 siswa. Banyaknya siswa

kelas V SD Negeri Penarukan 02 yaitu 49 siswa yang terdiri atas 25 siswa kelas

VA dan 24 siswa kelas VB. Dengan demikian, jumlah populasi seluruhnya adalah

103 siswa. Daftar anggota populasi terdapat pada Lampiran 1 dan 2.

Page 79: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

62

  

3.1.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011a: 62), “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Apa yang dipelajari dari sampel,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus representatif (mewakili). Dalam penelitian ini, sampel

diambil menggunakan teknik simple random sampling, yaitu teknik penentuan

sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

dalam populasi sehingga setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk

dijadikan sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik ini menghasilkan:

(1) SD Negeri Penarukan 02 sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri

Penarukan 01 sebagai kelas uji coba instrumen.

(2) Pada SD Negeri Penarukan 02, kelas VB sebagai kelompok eksperimen

dan kelas VA sebagai kelompok kontrol.

Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 103 siswa, sampel yang diambil

menggunakan Tabel Krecjie dengan taraf kesalahan (α) 5%. Jumlah sampel setiap

kelas dihitung menggunakan rumus yang diadaptasi dari Sugiyono (2011b: 132)

sebagai berikut:

Si = x ΣS

Keterangan:

Si = sampel tiap kelas

N = jumlah siswa masing-masing kelas

P = jumlah populasi seluruhnya

ΣS = jumlah sampel yang diambil (sampel menurut tabel)

Page 80: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

63

  

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak

84 siswa. Sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing

sebanyak 20 siswa. Daftar anggota sampel dapat dibaca pada Lampiran 3 dan 4.

3.2 Desain Eksperimen

Penelitian ini menggunakan quasi experimental design yang diadopsi dari

true experimental design yang sulit dilaksanakan, dengan bentuk desain posttest-

only control design. Menurut Sugiyono (2011b: 116), dalam quasi experimental

design mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen. Paradigma bentuk desain ini menurut Sugiyono (2011b: 114) yaitu:

Bagan 3.1 Paradigma Desain Penelitian

Keterangan :

R = kelompok eksperimen dan kontrol yang dipilih secara random

O2 = kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan model pembelajaran NHT

O4 = kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional

X = perlakuan yang diberikan, yaitu model pembelajaran NHT

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random (R).

Kelas VB sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan X (pembelajaran

matematika dengan menerapkan model pembelajaran NHT) dan kelas VA sebagai

kelompok kontrol tidak diberi perlakuan X (pembelajaran matematika dengan

R X O2

R O4

Page 81: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

64

  

menerapkan model konvensional). Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah

(O2:O4). Sugiyono (2011b: 114) menjelaskan “apabila terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan

yang diberikan berpengaruh secara signifikan”.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011a: 3), “variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Penjelasannya sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Sugiyono (2011a: 4) menyatakan bahwa “variabel bebas (independen

variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas pada

penelitian ini adalah pembelajaran matematika materi Bangun Datar dengan

menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Sugiyono (2011a: 4) menjelaskan bahwa “variabel terikat (dependen

variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas”. Variabel terikat dari penelitian ini adalah motivasi belajar

(Y1) dan hasil belajar (Y2) siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 02

Kabupaten Tegal pada mata pelajaran Matematika materi Bangun Datar.

Page 82: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

65

  

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data meliputi kuesioner (angket), tes, dan dokumentasi untuk memperoleh data

yang mendukung penelitian. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai teknik

pengumpulan data yang digunakan.

3.4.1 Kuesioner (Angket)

Teknik angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

tentang hal-hal yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran matematika. Dalam menentukan indikator motivasi belajar siswa,

peneliti memadukan indikator motivasi belajar siswa berdasarkan teori motivasi

expectancy-value dari Keller dan indikator motivasi dari Uno.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup model

skala Likert. Sukardi (2008: 146) menjelaskan bahwa skala Likert menilai sikap

atau tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan atau pernyataan kepada responden. Kemudian responden diminta

memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah

disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

3.4.2 Tes

Sudjana (2009: 35) menyebutkan bahwa “tes pada umumnya digunakan

untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif

berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan

dan pengajaran”. Peneliti memperoleh data dengan menggunakan tes prestasi

belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

Page 83: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

66

  

mempelajari sesuatu. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Standar Kompetensi (SK)

memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, Kompetensi Dasar

(KD) mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan materi pokok sifat-sifat

bangun datar. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan jumlah

soal 40 butir yang memiliki empat alternatif jawaban.

3.4.3 Dokumentasi

Sugiyono (2011b: 326) menjelaskan bahwa “dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang”. Studi dokumen ini merupakan

pelengkap dalam pengumpulan data sehingga data yang diperoleh dalam

penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dokumentasi pada penelitian ini

meliputi: (1) Daftar nama siswa kelas V di SD Negeri Penarukan 01 dan 02; (2)

Daftar skor angket dan tes pada kelas uji coba; (3) Daftar nilai kemampuan awal

siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol; (4) Daftar nilai angket

motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian pada kelompok eksperimen

dan kontrol; (5) Daftar nilai postes siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol;

(6) Daftar hadir siswa selama penelitian pada kelompok eksperimen dan kontrol;

(7) Dokumentasi foto saat proses pembelajaran; serta data penelitian yang relevan.

3.5 Instrumen Penelitian

Riduwan (2011: 78) menjelaskan bahwa “instrumen penelitian digunakan

untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti”. Dalam penelitian ini, peneliti

Page 84: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

67

  

menggunakan beberapa instrumen meliputi lembar kuesioner (angket), soal tes,

kisi-kisi soal dan angket, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

kunci jawaban dan pedoman penilaian. Kisi-kisi soal dan angket, silabus, dan RPP

terdapat pada lampiran. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai instrumen

penelitian yang digunakan berupa lembar kuesioner (angket) dan soal tes.

3.5.1 Lembar Kuesioner (Angket)

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan

model skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh

responden. Pernyataan-pernyataan tersebut berisi tentang indikator motivasi

belajar siswa, yang meliputi: (1) adanya perhatian terhadap pembelajaran; (2)

adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran; (3) adanya kepuasan

setelah mengikuti pembelajaran; (4) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (5)

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (6) adanya harapan dan cita-cita

masa depan; (7) adanya penghargaan dalam belajar; (8) adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar. Jumlah butir angket motivasi belajar sebanyak 25 butir

pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pernyataan yang terdapat pada

butir item terdiri atas pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Cara penilaian terhadap angket dalam penelitian ini yaitu:

(1) Setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu:

1) Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

2) Selalu, sering, jarang, tidak pernah.

(2) Responden memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan cara

memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang dipilih.

Page 85: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

68

  

(3) Apabila pernyataan dibuat positif diberi skor sebagai berikut:

1) Jawaban sangat setuju dan selalu diberi skor 4

2) Jawaban setuju dan sering diberi skor 3

3) Jawaban tidak setuju dan jarang diberi skor 2

4) Jawaban sangat tidak setuju dan tidak pernah diberi skor 1

(4) Apabila pernyataan dibuat negatif diberi skor sebagai berikut:

1) Jawaban sangat setuju dan selalu diberi skor 1

2) Jawaban setuju dan sering diberi skor 2

3) Jawaban tidak setuju dan jarang diberi skor 3

4) Jawaban sangat tidak setuju dan tidak pernah diberi skor 4

(5) Persentase skor motivasi dihitung dengan rumus berdasarkan penjelasan

Riduwan (2011: 89), sebagai berikut:

Pm =

x 100%

Keterangan:

Pm = persentase motivasi

Sk = skor keseluruhan yang diperoleh

Σ Sm = jumlah skor maksimal

Kriteria interpretasi skor motivasi dari Yonny, dkk. (2010: 175 – 6) yaitu:

Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi Skor Motivasi

Persentase Kriteria 75% - 100%

50% - 74,99% 25% - 49,99% 0% - 24,99%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah

Page 86: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

69

  

(6) Mengadakan uji coba

Uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas angket tersebut. Penjelasannya sebagai berikut:

3.5.1.1 Validitas Butir Angket

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan

baik atau valid. Dalam pengertian lain, validitas merupakan tingkat kesahihan

instrumen untuk dijadikan alat ukur. Validitas yang diuji dalam angket berupa

validitas konstruk dan validitas empiris. Pengujian validitas konstruk dilakukan

untuk menilai kesesuaian antara butir angket dengan aspek-aspek dari teori

motivasi yang akan diukur. Validitas konstruk butir angket diuji berdasarkan

pendapat para ahli di bidangnya. Setelah disetujui oleh para ahli, kemudian

diujicobakan pada siswa yang bukan responden penelitian yang sebenarnya yaitu

siswa kelas V di SD Negeri Penarukan 01.

Setelah data diperoleh, dilakukan pengujian validitas butir soal (item)

angket. Menurut Priyatno (2010: 91), teknik pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Bivariate pearson untuk mengetahui koefisien korelasi item-

total sebagai berikut:

rix = Σ Σ Σx

Σ 2 Σ 2 Σ 2 Σ 2

Keterangan:

rix = koefisien korelasi item-total

i = skor item

x = skor total

Page 87: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

70

  

n = banyaknya subjek

Jika rhitung ≥ rtabel (uji dua sisi dengan signifikansi 5%) maka instrumen atau

item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

Jika rhitung < rtabel (uji dua sisi dengan signifikansi 5%) maka instrumen atau item-

item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak

valid). Pengujian validitas menggunakan Statistical Product and Service Solution

(SPSS) versi 17 untuk mempermudah perhitungan tanpa mempengaruhi hasil.

3.5.1.2 Reliabilitas Butir Angket

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Untuk

menguji reliabilitas angket yang digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha menurut Arikunto (2010a: 109) yaitu:

r11 = ) 1 Σσσ

}

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσ i = jumlah varians skor tiap-tiap item

σ t = varians total

Pengujian reliabilitas angket menggunakan bantuan program SPSS versi

17. Selanjutnya hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi nilai r

menurut Arikunto (2010b: 319) yaitu:

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Page 88: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

71

  

Antara 0,801 sampai dengan 1,00 Antara 0,601 sampai dengan 0,800 Antara 0,401 sampai dengan 0,600 Antara 0,201 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (Tak berkorelasi)

3.5.2 Soal Tes

Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa berupa lembar soal posttest

yang diujikan di akhir kegiatan pembelajaran. Bentuk instrumen ini berupa 40

soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pembuatan soal tes

didasarkan pada kompetensi dasar dan dijabarkan melalui kisi-kisi soal dengan

jumlah 15 butir indikator soal. Kisi-kisi dan soal tes uji coba dapat dibaca pada

Lampiran 21 dan 22.

Sebelum soal diujikan kepada siswa, soal ditelaah oleh penilai ahli untuk

diuji validitas kontennya dengan menggunakan lembar validasi oleh penilai ahli.

Melalui uji validitas konten ini, penilai ahli akan memberikan rekomendasi

tentang kelayakan soal dari segi isinya. Apabila ada kekurangan maka segera

dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan.

3.5.2.1 Uji Validitas Butir Soal

Menurut Sudjana (2009: 12), “validitas berkenaan dengan ketetapan alat

penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang

seharusnya dinilai”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

tinggi. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan validitas isi

(konten) dan validitas empiris.

Page 89: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

72

  

3.5.2.1.1 Validitas Isi (Konten)

Sugiyono (2011a: 353) menjelaskan bahwa “untuk instrumen yang

berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan”. Dalam hal ini alat ukur dikatakan valid apabila item sebagai alat ukur

telah mencerminkan konsep perilaku yang diukur dan memiliki tingkat kesesuaian

dengan konstruksi teoritiknya. Pengujian validitas konten dilakukan dengan

menilai kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi soal. Proses pengujian validitas

konten melibatkan penilai ahli dengan menggunakan lembar validasi penilai ahli.

3.5.2.1.2 Validitas Empirik

Menurut Arikunto (2010a: 66), “sebuah instrumen dapat dikatakan

memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman”. Untuk

mengetahui validitas empirisnya, peneliti menyebarkan instrumen tersebut kepada

responden yang bukan responden sesungguhnya, yaitu siswa kelas V di SD Negeri

Penarukan 01. Setelah instrumen diisi oleh responden dan terkumpul kembali,

peneliti menentukan validitasnya menggunakan rumus korelasi product moment

dari Karl Pearson (Arikunto, 2010a: 72) yaitu:

=

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel x dan y

= banyaknya siswa uji coba

ΣX = jumlah skor tiap butir soal

Page 90: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

73

  

ΣY = jumlah skor total

ΣXY = jumlah perkalian antara skor tiap butir soal dengan skor kuadrat

ΣX² = jumlah skor tiap butir soal kuadrat

ΣY² = jumlah skor total kuadrat

Setelah diperoleh nilai selanjutnya nilai dikonsultasikan dengan

nilai . Dengan taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%), soal dikatakan

valid jika dan soal tidak valid jika . Uji validitas butir soal

pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.

3.5.2.2 Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas merupakan kemantapan alat ukur sehingga alat ukur tersebut

dapat diandalkan atau memiliki keajegan hasil (Poerwanti, 2008: 4.38). Soal tes

dikatakan reliabel apabila soal tersebut dapat dipercaya dan konsisten (ajeg).

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen pada butir soal, peneliti menggunakan

rumus Kuder dan Richardson (KR-21) menurut Arikunto (2010a: 103) yaitu:

r11 = ) 1 M M

}

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya item soal

M = mean atau rerata skor soal

S2t = standar deviasi dari tes total

Besar r11 dikonsultasikan dengan harga kritik product moment dengan

menggunakan taraf signifikansi 5%. Jika r11 > rtabel, maka perangkat tes

Page 91: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

74

  

dinyatakan reliabel dan jika r11 < rtabel, maka perangkat tes dinyatakan tidak

reliabel. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS

versi 17.

3.5.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran

Menurut Sudjana (2009: 135), “persoalan yang penting dalam melakukan

analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang

yang termasuk mudah, sedang, dan sukar”. Arikunto (2010a: 208) menjelaskan

bahwa untuk menganalisis tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

P

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab benar

Js = Jumlah seluruh peserta tes

Tingkat kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan P 0,30 berarti sukar

Soal dengan 0,30 P 0,70 berarti sedang

Soal dengan P 0,70 berarti mudah

3.5.2.4 Analisis Daya Beda

Menurut Arikunto (2010a: 211), “daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Daya beda soal dihitung

menggunakan rumus daya beda soal menurut Arikunto (2010a: 213) yaitu:

Page 92: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

75

  

D = PA PB

Keterangan:

D = daya beda soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JA = banyaknya siswa pada kelompok atas

JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Untuk menafsirkan hasilnya, digunakan kriteria berikut:

D = 0,00 – 0,20 : soal jelek (poor)

D = 0,21 – 0,40 : soal cukup (satisfactory)

D = 0,41 – 0,70 : soal baik (good)

D = 0,71 – 1,00 : soal baik sekali (excellent)

D = negatif, semuanya tidak baik (sebaiknya soal yang mempunyai nilai D negatif

sebaiknya dibuang saja).

3.6 Metode Analisis Data

Proses analisis data yang diperoleh selama penelitian berlangsung

dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis data. Penjelasan

mengenai metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan

dipaparkan sebagai berikut:

Page 93: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

76

  

3.6.1 Deskripsi Data

Deskripsi data dari penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran

secara umum mengenai penyebaran data penelitian yang diperoleh sehingga lebih

mudah dipahami. Data yang diperoleh berupa nilai kemampuan awal, skor

motivasi belajar, dan hasil belajar siswa. Data hasil penelitian yang akan

dipaparkan meliputi nilai rata-rata, median, skor minimal, skor maksimal, rentang,

varians, dan standar deviasi data.

Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti menggunakan analisis data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka.

Sementara data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, kalimat, atau

gambar. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu nilai motivasi belajar

matematika dan hasil belajar materi Bangun Datar yang diperoleh siswa kelas VB

(kelompok eksperimen) dan siswa kelas VA (kelompok kontrol) di SD Negeri

Penarukan 02. Data kualitatifnya berupa deskripsi atau penjelasan rinci mengenai

data motivasi belajar matematika dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

Penarukan 02 pada saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

NHT pada materi Bangun Datar.

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis

Riduwan (2011: 119) menjelaskan bahwa apabila peneliti menggunakan

analisis parametrik maka harus dilakukan pengujian prasyarat analisis terhadap

asumsi-asumsinya seperti uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat

analisis penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan

rata-rata. Penjelasannya sebagai berikut:

Page 94: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

77

  

3.6.2.1 Uji Normalitas

Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel

yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Untuk itu, sebelum peneliti

menggunakan teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji

terlebih dahulu. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat

digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris.

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan melihat nilai pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan

keputusan dan penarikan simpulan diambil pada taraf signifikansi 5%. Apabila

nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan normal, namun apabila

nilainya di bawah 0,05 maka distribusi data dinyatakan tidak normal. Peneliti

melakukan uji normalitas ini dengan menggunakan bantuan program SPSS versi

17.

3.6.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki terpenuhi tidaknya sifat

homogen pada varians antar kelompok. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol) memiliki kemampuan yang setara setelah masing-masing kelompok

memperoleh perlakuan yang berbeda.

Priyatno (2010: 35) menjelaskan bahwa uji kesamaan varian

(homogenitas) dengan menggunakan F test (Levene’s Test). Uji ini dilakukan

dengan melihat perbedaan varians kelompoknya sebagai prasyarat dilakukannya

uji t-test (Independent Sample T Test). Pengambilan keputusan dalam uji

Page 95: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

78

  

homogenitas diambil dengan taraf signifikansi (α) 5%. Jika α > 0,05 maka

variannya sama (homogen), dan jika α < 0,05 maka variannya berbeda (tidak

homogen). Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 17.

3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa pada dua kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian. Apabila rata-rata

nilai kedua kelas tidak berbeda jauh, maka penelitian dapat dilakukan. Uji

kesamaan rata-rata dilakukan terhadap nilai motivasi belajar awal dan tes

kemampuan awal siswa kelas VA dan VB.

Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata yaitu

rumusan t-test menurut Sugiyono (2011b: 259):

1 12

1 1

Keterangan:

= rata-rata sampel 1 (kelompok eksperimen)

= rata-rata sampel 2 (kelompok kontrol)

= simpangan baku sampel 1 (kelompok eksperimen)

= simpangan baku sampel 2 (kelompok kontrol)

= varians sampel 1 (kelompok eksperimen)

= varians sampel 2 ( kelompok kontrol)

Page 96: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

79

  

Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan

Independent Samples T Test pada SPSS versi 17. Kriteria pengujian berdasarkan

uji dua pihak dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh. Jika > 0,05,

berarti kemampuan kedua kelompok sampel setara dan tidak ada perbedaan

kemampuan yang signifikan.

3.6.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)

Berdasarkan rumusan hipotesis di atas, disebutkan bahwa ada tidaknya

perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah

adanya perlakuan penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) pada materi Bangun Datar pada kelas eksperimen. Oleh sebab itu, analisis

untuk menguji hipotesis tersebut yaitu analisis komparatif. Rumusan t-test yang

digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel (Sugiyono 2011b: 259 ) yaitu:

1 12

1 1

Keterangan:

= rata-rata sampel 1 (kelompok eksperimen)

= rata-rata sampel 2 (kelompok kontrol)

= simpangan baku sampel 1 (kelompok eksperimen)

= simpangan baku sampel 2 (kelompok kontrol)

= varians sampel 1 (kelompok eksperimen)

= varians sampel 2 ( kelompok kontrol)

Page 97: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

80

  

Dalam uji pihak kanan berlaku ketentuan, bila harga thitung berada pada daerah

penerimaan Ho (thitung ≤ ttabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak (Sugiyono

2011a: 104).

Jika uji normalitas data menunjukkan data tersebut normal, maka analisis

diteruskan dengan uji homogenitas. Jika data yang diuji ternyata berdistribusi

tidak normal maka analisis akhir cukup menggunakan uji nonparametris yaitu

uji U Mann Whitney. Kedua rumus U Mann Whitney digunakan dalam

perhitungan karena diperlukan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil.

Harga U yang lebih kecil tersebut digunakan untuk pengujian dan dibandingkan

dengan U tabel. Kedua rumus tersebut menurut Sugiyono (2011a: 153) yaitu:

Rumus 1 : U1 = n1 n2 + ( )1

11

21 Rnn−

+

Rumus 2 : U2 = n1 n2 + ( )2

22

21

Rnn

−+

Keterangan :

n1 : jumlah sampel 1

n2 : jumlah sampel 2

U1 : jumlah peringkat 1

U2 : jumlah peringkat 2

R1 : jumlah rangking pada sampel n1

R1 : jumlah rangking pada sampel n2

Dalam pengujian satu pihak, berlaku ketentuan jika harga Uhitung lebih kecil dari

Utabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (Sugiyono 2011a: 156).

Page 98: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

81  

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Deskripsi data yang disajikan dari hasil penelitian ini memberikan

gambaran secara umum mengenai penyebaran data penelitian yang diperoleh

sehingga lebih mudah dipahami. Data yang diperoleh berupa hasil angket

motivasi belajar dan data hasil belajar (posttest) siswa sebagai berikut:

Tabel 4.1 Paparan Data Sebelum Penelitian

No Kriteria Data Motivasi Belajar Siswa Uji Kemampuan Awal Kelompok

EksperimenKelompok

Kontrol Kelompok

Eksperimen Kelompok

Kontrol 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Rata-rata Median Nilai terendah Nilai tertinggi Rentang Varians Standar deviasi

81,76 82,35 75,00 91,18 16,18 16,71 4,09

81,10 81,61 55,88 92,65 36,77 69,51 8,34

63,75 60,00 35,00 95,00 60,00 347,04 18,63

61,00 60,00 35,00 95,00 60,00 256,84 16,03

Berdasarkan paparan data pada Tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa nilai

rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen yaitu 81,76 dan nilai

rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol yaitu 81,10. Selisih rata-

rata nilai motivasi belajar pada kedua kelompok tersebut yaitu 0,66 sehingga

dapat dikatakan selisih nilai motivasi kedua kelompok tidak terpaut jauh.

Nilai rata-rata kemampuan awal pada kelompok eksperimen yaitu 63,75

dan nilai rata-rata kemampuan awal pada kelompok kontrol yaitu 61,00. Selisih

Page 99: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

82

  

nilai rata-rata kemampuan awal pada kedua kelompok tersebut yaitu 2,75

sehingga dapat dikatakan selisih nilai kemampuan awal tidak terpaut jauh.

Setelah dilakukan penelitian pada pembelajaran matematika materi

Bangun Datar dengan menerapkan model NHT pada kelompok eksperimen dan

menerapkan model konvensional pada kelompok kontrol, diperoleh data berikut:

Tabel 4.2 Paparan Data Setelah Penelitian

No Kriteria Data Motivasi Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Kelompok

EksperimenKelompok

Kontrol Kelompok

Eksperimen Kelompok

Kontrol 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Rata-rata Median Nilai terendah Nilai tertinggi Rentang Varians Standar deviasi

86,25 86,02 77,94 94,12 16,18 22,85 4,78

82,35 82,35 75,00 92,65 17,65 20,94 4,58

74,76 71,43 52,38 95,24 42,86 157,79 12,56

66,43 66,67 47,62 90,48 42,86 165,83 12,88

Berdasarkan paparan data pada Tabel 4.2, dapat dijelaskan bahwa nilai

rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen yaitu 86,25 dan nilai

rata-rata motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol yaitu 82,35. Nilai motivasi

tertinggi pada kelompok eksperimen yaitu 94,12 sedangkan pada kelompok

kontrol yaitu 92,65. Selisih rata-rata nilai motivasi belajar pada kedua kelompok

tersebut yaitu 3,9.

Nilai rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen yaitu 74,76 dan

nilai rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol yaitu 66,43. Nilai hasil belajar

tertinggi pada kelompok eksperimen yaitu 95,24 sedangkan pada kelompok

kontrol yaitu 90,48. Selisih nilai rata-rata hasil belajar pada kedua kelompok

tersebut yaitu 8,33.

Page 100: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

83

  

4.2 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan

instrumen yang baik dalam penelitian. Instrumen angket dan soal tes materi

Bangun Datar yang akan diujikan kepada siswa terlebih dahulu diuji validitas dan

reliabilitasnya. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di kelas VA dan

VB SD Negeri Penarukan 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, dengan

jumlah 46 siswa. Pemilihan kelas uji coba didasarkan pada syarat bahwa uji coba

instrumen dilakukan pada tingkat kelas yang sama dengan kelas penelitian dan di

luar kelas yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Instrumen yang

diujicobakan berupa soal berbentuk angket motivasi dengan jumlah 25 soal dan

memiliki 4 alternatif jawaban serta soal tes materi Bangun Datar dengan bentuk

pilihan ganda sejumlah 40 soal dan memiliki 4 alternatif jawaban. Berikut ini

merupakan beberapa uji prasyarat instrumen, antara lain:

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan

baik atau valid. Dalam pengertian lain, validitas merupakan tingkat kesahihan

instrumen untuk dijadikan alat ukur. Peneliti melakukan uji validitas data sebelum

dan sesudah uji coba soal, untuk menganalisis validitas internal (konstruk dan

konten) dan validitas eksternal (empiris) pada soal yang akan digunakan. Untuk

lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut.

4.2.1.1 Uji Validitas Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan

model skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh

Page 101: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

84

  

responden. Pernyataan tersebut mengacu pada indikator motivasi belajar siswa

yang dipadukan berdasarkan teori motivasi expectancy-value dari Keller (Suciati

2007: 3.17-19) dan indikator motivasi dari Uno (2012: 23).

4.2.1.1.1 Uji Validitas Konstruk dan Empiris Angket

Sebelum angket diujicobakan, perlu dilakukan pengujian validitas

konstruknya. Dalam uji validitas ini, instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek

yang akan diukur dengan berlandaskan teori motivasi. Pengujian validitas

konstruk ini dikonsultasikan dengan para penilai yang ahli di bidangnya melalui

lembar validasi (Lampiran 14). Peneliti menyusun angket yang berjumlah 25 soal

dan memiliki 4 alternatif jawaban.

Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli, instrumen angket dinyatakan

sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengambilan

data. Setelah dinilai validitas konstruknya, soal diujicobakan pada kelas VA dan

VB di SD Negeri Penarukan 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal pada

tanggal 26 April 2013 (Kelas VA) dan 27 April 2013 (Kelas VB).

4.2.1.1.2 Pengujian Validitas Instrumen Angket

Untuk mengetahui koefisien validitas angket, peneliti melakukan

pengujian validitas dengan menggunakan rumus Bivariate pearson (Korelasi

Pearson Product Moment) untuk mengetahui koefisien korelasi item-total.

Analisis ini dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan

skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan skor item. Item-item

pernyataan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item

tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengukur apa yang ingin diukur.

Page 102: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

85

  

Pengujian validitas ini dilakukan terhadap skor angket motivasi belajar

siswa setelah instrumen angket diujicobakan di kelas uji coba. Setelah dilakukan

uji coba angket, diperoleh data nilai angket motivasi belajar siswa pada kelas uji

coba sebagai berikut.

Tabel 4.3 Paparan Data Nilai Uji Coba Angket Motivasi Belajar

No Kriteria Data Kelas Uji Coba 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jumlah siswa Skor rata-rata Median Skor terendah Skor tertinggi Rentang Varians Standar deviasi

46 78,30 79,00 63,00 93,00 30,00 35,10 5,93

Berdasarkan nilai uji coba angket motivasi belajar siswa, maka dilakukan

perhitungan nilai uji validitas instrumen angket dengan menggunakan rumus

Bivariate pearson. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan

bantuan program SPSS versi 17.

Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi 0,05 dan uji dua

sisi. Untuk batasan rtabel dengan jumlah responden (n) = 46 didapat nilai rtabel

sebesar 0,291. Priyatno (2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥ rtabel maka

instrumen atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid) dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen atau item pernyataan

tidak berkorelasi signifikan (dinyatakan tidak valid). Jadi, soal dikatakan valid

jika rhitung ≥ 0,291. Hasil uji validitas menunjukkan ada 17 butir item angket yang

valid. Simpulan nomor butir soal yang valid dan tidak valid terdapat pada tabel

berikut ini:

Page 103: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

86

  

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Empiris Angket Motivasi Belajar

Butir Soal Valid Tidak Valid No 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14,

17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. 7, 10, 11, 13, 15, 16, 18, dan 25

Soal yang valid telah memenuhi seluruh indikator dari motivasi belajar

Matematika.

4.2.1.2 Uji Validitas Soal Tes

Dalam penelitian ini, variabel lain yang hendak diukur yaitu hasil belajar

siswa. Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti menggunakan soal tes pilihan

ganda sejumlah 40 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Pembuatan soal tes

didasarkan pada kompetensi dasar dan dijabarkan melalui kisi-kisi soal.

4.2.1.2.1 Uji Validitas Konten dan Empiris Instrumen Soal

Sebelum soal diujikan pada siswa, soal ditelaah terlebih dahulu oleh tim

ahli untuk diuji validitas kontennya. Hasil dari uji coba kemudian dilakukan

analisis, untuk kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini

alat ukur dikatakan valid apabila item sebagai alat ukur telah mencerminkan

konsep perilaku yang diukur dan memiliki tingkat kesesuaian dengan kisi-kisinya.

Untuk pengujian validitas konten dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-

butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengujian

validitas konten melibatkan penilai yang ahli di bidangnya. Pengujian validitas ini

dengan menggunakan lembar penilaian validitas yang terdapat pada Lampiran 23.

Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli, instrumen dinyatakan sudah

layak digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pengambilan data. Setelah

dinilai validitas konten dan empirisnya, soal diujicobakan pada kelas VA dan VB

Page 104: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

87

  

di SD Negeri Penarukan 01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal pada tanggal

26 April 2013 (Kelas VA) dan 27 April 2013 (Kelas VB).

4.2.1.2.2 Pengujian Validitas Instrumen Soal Tes

Untuk mengetahui nilai validitas dari instrumen soal tes, peneliti

menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Pengujian

validitas dengan rumus ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap item

dengan skor total. Setelah dilakukan uji coba soal, diperoleh data nilai hasil

belajar siswa pada kelas uji coba. Data nilai hasil belajar siswa di kelas uji coba

dapat dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Paparan Data Skor Uji Coba Instrumen Soal Tes pada Kelas Uji Coba

No Kriteria Data Kelas Uji Coba 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jumlah siswa Skor rata-rata Median Skor terendah Skor tertinggi Rentang Varians Standar deviasi

46 18,09 18,00 7,00 28,00 21,00 23,37 4,83

Berdasarkan nilai hasil belajar matematika siswa di kelas uji coba, maka

dilakukan uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product

moment. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS versi 17. Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi

0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan rtabel dengan jumlah responden (n) = 46

didapat nilai rtabel sebesar 0,291. Priyatno (2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥

rtabel maka instrumen atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor

total (dinyatakan valid) dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen atau item

Page 105: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

88

  

pernyataan tidak berkorelasi signifikan (dinyatakan tidak valid). Hasil output dan

rekap data validitas hasil belajar siswa menggunakan SPSS 17 dapat dibaca pada

Lampiran 26 dan 27.

Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 17, dari 40

soal uji coba diperoleh soal yang valid sebanyak 21 butir dan soal yang tidak valid

sebanyak 19 butir. Simpulan nomor butir soal yang valid dan tidak valid yaitu:

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Empiris Soal Tes

Butir Soal Valid Tidak Valid No 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22,

23, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.

2, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 28, 30, 32, 34, 38, dan 39.

Butir soal yang valid tersebut telah memenuhi seluruh indikator soal.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Setelah

dilakukan pengujian validitas, item soal yang valid dihitung reliabilitasnya.

Pengujian reliabilitas juga dilakukan pada seluruh soal sehingga dapat diketahui

perbedaan antara nilai r yang dimiliki seluruh soal dan nilai r yang dimiliki oleh

soal yang valid.

4.2.2.1 Uji Reliabilitas Instrumen Angket

Pengujian reliabilitas angket yang digunakan untuk mengumpulkan data

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Untuk mempermudah perhitungan tanpa

mempengaruhi hasil, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 17.

Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi.

Hasil output SPSS reliabilitas angket motivasi belajar siswa sebagai berikut:

Page 106: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

89

  

Tabel 4.7 Hasil Output Reliabilitas Angket (25 soal)

Reliability StatisticsCronbach's

Alpha N of Items .674 25

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dari 25 item angket, diperoleh nilai

cronbach’s alpha sebesar 0,674. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010: 98),

reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan

di atas 0,8 adalah baik. Apabila mengacu pada pendapat tersebut, nilai reliabilitas

0,674 masih belum dapat diterima sehingga setelah diuji validitasnya maka item-

item yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji

reliabilitas (Priyatno 2010: 98). Oleh karena itu, peneliti juga menghitung kembali

nilai reliabilitas dari 17 soal yang valid. Hasil uji reliabilitas dari 17 soal valid

dapat dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8 Hasil Output Reliabilitas Angket (17 soal valid)

Reliability StatisticsCronbach's

Alpha N of Items .791 17

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan

bantuan SPSS 17, diperoleh nilai r11 dari 17 item yang valid yaitu 0,791. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai reliabilitas 0,791 dapat diterima. Selanjutnya nilai r11

dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi nilai r menurut Arikunto (2010a: 319)

sebagai berikut: nilai r11 antara 0,801 – 1,00 maka reliabilitas tinggi; nilai r11

Page 107: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

90

  

antara 0,601 – 0,800 maka reliabilitas cukup; nilai r11 antara 0,401 – 0,600 maka

reliabilitas agak rendah; nilai r11 antara 0,201 – 0,400 maka reliabilitas rendah;

dan nilai r11 antara 0,000 – 0,200 maka reliabilitas sangat rendah (tidak

berkorelasi). Dengan demikian, nilai r11 = 0,791 menunjukkan bahwa item angket

memenuhi kriteria cukup reliabel.

4.2.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Soal tes

Pengujian reliabilitas instrumen soal tes menggunakan rumus Kuder dan

Richardson (KR-21). Pengujian reliabilitas dilakukan pada seluruh soal dan soal

yang valid. Nilai reliabilitas dikonsultasikan dengan harga kritik product moment

dengan taraf signifikansi 0,05. Jika r11 > rtabel, maka perangkat tes dikatakan

reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas terdapat pada Lampiran 29 dan 30.

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-

21) diperoleh data perbandingan rhitung sebesar 0,7455 lebih besar dari rtabel sebesar

0,433. Dengan demikian, dari hasil rhitung dibanding rtabel diperoleh rhitung > rtabel,

maka semua butir soal yang valid dinyatakan sudah reliabel.

4.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran

Pengujian tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tingkat

kesukaran instrumen soal tes. Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan

membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab benar pada setiap butir

soal dengan jumlah peserta tes.

Harga tingkat kesukaran yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan

ketentuan menurut Sudjana (2009: 137), yaitu: soal dengan P 0,30 berarti sukar;

soal dengan 0,30 P 0,70 berarti sedang; dan soal dengan P 0,70 berarti

Page 108: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

91

  

mudah. Berdasarkan hasil perhitungan manual dengan menggunakan Ms. Excel,

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.9 Analisis Tingkat Kesukaran

No Soal B Js P Kriteria No

Soal B Js P Kriteria

1 41 46 0,89 Mudah 21 45 46 0,98 Mudah 2 19 46 0,41 Sedang 22 20 46 0,43 Sedang 3 31 46 0,67 Sedang 23 15 46 0,33 Sedang 4 31 46 0,67 Sedang 24 20 46 0,43 Sedang 5 27 46 0,59 Sedang 25 25 46 0,54 Sedang 6 19 46 0,41 Sedang 26 22 46 0,48 Sedang 7 3 46 0,07 Sukar 27 22 46 0,48 Sedang 8 29 46 0,63 Sedang 28 34 46 0,74 Mudah 9 33 46 0,72 Mudah 29 23 46 0,50 Sedang 10 33 46 0,72 Mudah 30 28 46 0,61 Sedang 11 16 46 0,35 Sedang 31 17 46 0,37 Sedang 12 14 46 0,30 Sukar 32 10 46 0,22 Sukar 13 22 46 0,48 Sedang 33 28 46 0,61 Sedang 14 13 46 0,28 Sukar 34 16 46 0,35 Sedang 15 7 46 0,15 Sukar 35 22 46 0,48 Sedang 16 25 46 0,54 Sedang 36 25 46 0,54 Sedang 17 11 46 0,24 Sukar 37 15 46 0,33 Sedang 18 11 46 0,24 Sukar 38 16 46 0,35 Sedang 19 10 46 0,22 Sukar 39 11 46 0,24 Sukar 20 12 46 0,26 Sukar 40 11 46 0,24 Sukar

Keterangan:

P : Tingkat kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab benar

Js : Jumlah seluruh peserta tes

Warna baris biru menandakan soal sudah valid dan reliabel.

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal, dari 21 soal terdapat 3 butir

soal kategori mudah, 16 butir soal kategori sedang, dan 2 butir soal kategori sukar.

Page 109: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

92

  

4.2.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dangan siswa yang

berkemampuan rendah (Arikunto 2010a: 211). Karena jumlah siswa uji coba

kurang dari 100 siswa (kelompok kecil), maka kelompok siswa tersebut dibagi

menjadi 2 yaitu 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah sesuai dengan

jumlah skor soal atau jawaban benar yang diperoleh.

Berdasarkan hasil perhitungan manual menggunakan Ms. Excel, diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji Daya Pembeda Butir Soal

No Soal PA PB D Kriteria No

Soal PA PB D Kriteria

1 1,00 0,78 0,22 Cukup 21 1,00 0,96 0,04 Jelek 2 0,52 0,30 0,22 Cukup 22 0,65 0,22 0,43 Baik 3 0,83 0,52 0,30 Cukup 23 0,43 0,22 0,22 Cukup 4 0,78 0,57 0,22 Cukup 24 0,35 0,52 -0,17 Tidak baik5 0,83 0,35 0,48 Baik 25 0,70 0,39 0,30 Cukup 6 0,57 0,26 0,30 Cukup 26 0,61 0,35 0,26 Cukup 7 0,09 0,04 0,04 Jelek 27 0,65 0,30 0,35 Cukup 8 0,74 0,52 0,22 Cukup 28 0,74 0,74 0,00 Tidak baik 9 0,91 0,52 0,39 Cukup 29 0,61 0,39 0,22 Cukup 10 0,87 0,57 0,30 Cukup 30 0,65 0,57 0,09 Jelek 11 0,52 0,17 0,35 Cukup 31 0,57 0,17 0,39 Cukup 12 0,35 0,26 0,09 Jelek 32 0,17 0,26 -0,09 Tidak baik 13 0,65 0,30 0,35 Cukup 33 0,74 0,48 0,26 Cukup 14 0,43 0,13 0,30 Cukup 34 0,35 0,35 0,00 Tidak baik 15 0,13 0,17 -0,04 Tidak baik 35 0,61 0,35 0,26 Cukup 16 0,57 0,52 0,04 Jelek 36 0,70 0,39 0,30 Cukup 17 0,30 0,17 0,13 Jelek 37 0,43 0,22 0,22 Cukup 18 0,17 0,30 -0,13 Tidak baik 38 0,43 0,26 0,17 Jelek 19 0,17 0,26 -0,09 Tidak baik 39 0,30 0,17 0,13 Jelek 20 0,30 0,22 0,09 Jelek 40 0,39 0,09 0,30 Cukup

Page 110: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

93

  

Keterangan:

D : daya beda soal

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (diperoleh dari

banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

dibanding banyak peserta kelompok atas)

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (diperoleh dari

banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

dibanding banyak peserta kelompok bawah)

Warna baris biru menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.

Nilai daya pembeda yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan

ketentuan menurut Arikunto (2010a: 218) sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 soal

jelek (poor); D = 0,21 – 0,40 soal cukup (satisfactory); D = 0,41 – 0,70 soal baik

(good); D = 0,71 – 1,00 soal baik sekali (excellent); dan D = negatif, semuanya

tidak baik (soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja).

Berdasarkan Tabel 4.10, terdapat 7 butir soal kategori daya beda tidak

baik, 9 butir soal kategori daya beda jelek, 22 butir soal kategori daya beda cukup,

dan 2 butir soal kategori daya beda baik. Soal yang dapat digunakan sebagai

instrumen minimal harus memiliki daya beda cukup.

Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 4.11 Soal yang Digunakan pada Angket Motivasi dan Tes Hasil Belajar

No Jenis Instrumen Nomor butir soal yang digunakan Jumlah butir soal

1.

2.

Angket

Soal Tes

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.

17

21

Page 111: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

94

  

4.3 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Penarukan 02 Kecamatan

Adiwerna Kabupaten Tegal. Hasil penelitian merupakan rekap data dari motivasi

belajar dan hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung, yaitu pada hari

Senin, Rabu, dan Jumat tanggal 1, 3, 10, 13, 15, dan 17 Mei 2013. Pembelajaran

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 3 kali

pertemuan.

Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram distribusi

frekuensi. Dasar pengelompokan kelas interval pada tabel distribusi frekuensi

dihitung menggunakan rumus Sturges (Sugiyono 2011a: 34 – 5). Deskripsi data

hasil penelitian dipaparkan secara rinci sebagai berikut.

4.3.1 Data Sebelum Penelitian

Data sebelum penelitian berupa data motivasi belajar siswa dan nilai uji

kemampuan awal siswa. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analisis data

sebelum penelitian. Penjelasannya sebagai berikut:

4.3.1.1 Data Motivasi Belajar Siswa (Motivasi Awal)

Penilaian motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

menggunakan angket tertutup model skala Likert dengan berpedoman pada kisi-

kisi angket motivasi belajar yang dipadukan dari indikator teori motivasi. Hasil

penilaian dari nilai motivasi awal siswa diambil dari jumlah skor motivasi yang

diperoleh setiap siswa dibagi dengan jumlah skor maksimal.

Berdasarkan nilai angket motivasi sebelum perlakuan, diperoleh data

sebagai berikut:

Page 112: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

95

  

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Eksperimen

No Kelas Kelas Interval Frekuensi

1 2 3 4 5 6

75,00 – 77,70 77,71 – 80,41 80,42 – 83,12 83,13 – 85,83 85,84 – 88,54 88,55 – 91,25

3 4 7 4 1 1

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.12, dibuat diagram distribusi frekuensi berikut ini:

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Eksperimen

Berdasarkan Tabel 4.12 dan Gambar 4.1, dapat diketahui bahwa pada

kelompok eksperimen, yang mendapat nilai motivasi antara 75,00 sampai 77,70

sebanyak 3 siswa, nilai motivasi antara 77,71 sampai 80,41 sebanyak 4 siswa,

nilai motivasi antara 80,42 sampai 83,12 sebanyak 7 siswa, nilai motivasi antara

83,13 sampai 85,83 sebanyak 4 siswa, nilai motivasi antara 85,84 sampai 88,54

sebanyak 1 siswa, dan nilai motivasi antara 88,55 sampai 91,25 sebanyak 1 siswa.

012345678

74.995 77.705 80.415 83.125 85.835 88.545 91.255

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 113: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

96

  

Distribusi frekuensi data nilai angket motivasi awal pada kelompok

kontrol yaitu:

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Kontrol

No Kelas Kelas Interval Frekuensi

1 2 3 4 5 6

55,88 – 62,01 62,02 – 68,15 68,16 – 74,29 74,30 – 80,43 80,44 – 86,57 86,58 – 92,71

1 0 2 3 10 4

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.13, dibuat diagram distribusi frekuensi berikut ini:

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Awal Siswa pada Kelompok Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.13 dan Gambar 4.2, dapat diketahui bahwa pada

kelompok kontrol, yang mendapat nilai motivasi antara 55,88 sampai 62,01

sebanyak 1 siswa, nilai motivasi antara 68,16 sampai 74,29 sebanyak 2 siswa,

nilai motivasi antara 74,30 sampai 80,43 sebanyak 3 siswa, nilai motivasi antara

0

2

4

6

8

10

12

55.875 62.015 68.155 74.295 80.435 86.575 92.715

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 114: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

8

9

p

t

d

k

a

t

m

p

s

4

k

B

80,44 sampa

92,71 sebany

Berd

penelitian p

terendah 75,

dan nilai t

kelompok ek

angket moti

tersebut yai

memiliki ke

perbedaan y

sebelum pen

Gam

4.3.1.2 Data

Data

kemampuan

Bangun Dat

ai 86,57 seb

yak 4 siswa.

dasarkan dist

ada kelomp

,00, sedangk

terendah 55

ksperimen 8

ivasi belajar

itu 0,66. H

mampuan y

yang cukup

nelitian ditun

mbar 4.3 Data

a Kemampua

a awal yan

n awal siswa

tar. Nilai ke

banyak 10 s

.

tribusi freku

pok eksperim

kan pada kel

5,88. Semen

81,76 dan un

r awal sisw

Hal ini men

ang sama da

signifikan.

njukkan pada

a Motivasi B

an Awal

ng digunaka

a yang dipe

emampuan a

020406080

100

KeloKelo

 

siswa, dan n

ensi nilai an

men, diperol

lompok kon

ntara rata-ra

ntuk kelas ko

wa sebelum

nunjukkan b

ari segi moti

Diagram d

a Gambar 4.

Belajar Awal

an dalam

eroleh dari n

awal tersebu

81.76 81

mpok Ekspempok Kontr

nilai motivas

ngket motiva

leh nilai ter

ntrol diperole

ata nilai an

ontrol 81,10

penelitian p

bahwa kedu

ivasi belajar

data motiva

3 berikut ini

l Siswa Sebe

penelitian

nilai uji kem

ut dianalisis

1.10

erimenrol

si antara 86,

asi awal sisw

rtinggi 91,18

eh nilai terti

ngket motiv

0. Selisih rat

pada kedua

ua kelompo

r awal karen

asi belajar a

i:

elum Penelit

ini berupa

mampuan aw

s dengan tuj

97

,58 sampai

wa sebelum

8 dan nilai

inggi 92,65

vasi untuk

ta-rata nilai

kelompok

ok tersebut

a tidak ada

awal siswa

tian

hasil uji

wal materi

juan untuk

Page 115: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

98

  

mengetahui kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Data

nilai kemampuan awal siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Eksperimen

No Kelas Nilai Interval f (frekuensi)

1 2 3 4 5 6

35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 95

2 5 4 1 4 4

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.14, dapat dibuat diagram distribusi frekuensi nilai uji

kemampuan awal pada kelompok eksperimen sebelum penelitian sebagai berikut:

Gambar 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Eksperimen

Berdasarkan Tabel 4.14 dan Gambar 4.4, dapat diketahui bahwa pada

kelas eksperimen yang mendapatkan nilai kemampuan awal antara nilai 35 sampai

44 sebanyak 2 siswa, nilai 45 sampai 54 sebanyak 5 siswa, nilai 55 sampai 64

0

1

2

3

4

5

6

34.5 44.5 54.5 64.5 74.5 84.5 95.5

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 116: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

99

  

sebanyak 4 siswa, nilai 65 sampai 74 sebanyak 1 siswa, nilai 75 sampai 84

sebanyak 4 siswa, dan nilai 85 sampai 95 sebanyak 4 siswa.

Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal kelompok kontrol yaitu:

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Kontrol

No Kelas Nilai Interval f (frekuensi) 1 2 3 4 5 6

35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 95

3 4 4 5 2 2

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.15, dapat dibuat diagram distribusi frekuensi nilai uji

kemampuan awal pada kelompok kontrol sebelum penelitian sebagai berikut:

Gambar 4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal pada Kelompok Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.15 dan Gambar 4.5, pada kelas kontrol, yang

mendapatkan nilai kemampuan awal antara nilai 35 sampai 44 sebanyak 3 siswa,

nilai 45 sampai 54 sebanyak 4 siswa, nilai 55 sampai 64 sebanyak 4 siswa, nilai

0

1

2

3

4

5

6

34.5 44.5 54.5 64.5 74.5 84.5 95.5

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 117: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

6

s

p

t

a

r

k

t

a

s

4

h

k

b

65 sampai 7

sampai 95 se

Berd

penelitian, p

tertinggi 95

awal untuk

rata-rata nila

kelompok t

tersebut mem

ada perbeda

sebelum pen

Ga

4.3.2 Data

Data

hasil belaja

kelompok k

berikut ini.

4 sebanyak

ebanyak 2 si

dasarkan dis

pada kelom

,00 dan nila

kelompok e

ai angket m

ersebut yait

miliki kemam

aan yang cu

nelitian ditun

ambar 4.6 D

a Setelah Pe

a yang diper

ar siswa set

kontrol. Penj

5 siswa, nila

iswa.

tribusi freku

mpok eksper

ai terendah

eksperimen

otivasi belaj

tu 2,75. Ha

mpuan yang

ukup signifi

njukkan pada

ata Kemamp

enelitian

roleh setelah

telah diberi

elasan meng

020406080

100

KeloKelo

 

ai 75 sampai

uensi nilai

rimen dan k

35,00. Sem

63,75 dan u

jar awal sisw

al ini menu

g sama dari s

fikan. Diagra

a Gambar 4.

puan Awal S

h penelitian

perlakuan

genai data s

63.75 61

mpok Ekspempok Kontr

i 84 sebanya

kemampuan

kelompok k

mentara rata-

untuk kelas

wa sebelum

unjukkan ba

segi kemamp

am data ke

6 berikut ini

Siswa Sebelu

berupa data

pada kelom

setelah pene

1.00

erimenrol

ak 2 siswa, d

n awal sisw

kontrol dipe

-rata nilai k

kontrol 61,

penelitian p

ahwa kedua

puan awal ka

emampuan a

i:

um Penelitia

a motivasi b

mpok ekspe

litian akan d

100

dan nilai 85

wa sebelum

roleh nilai

kemampuan

00. Selisih

pada kedua

kelompok

arena tidak

awal siswa

n

belajar dan

erimen dan

dipaparkan

Page 118: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

101

  

4.3.2.1 Data Motivasi Belajar Siswa

Setelah perlakuan diberikan pada masing-masing kelas eksperimen dan

kelas kontrol, siswa mengisi angket motivasi belajar matematika seperti saat

sebelum perlakuan diberikan. Berdasarkan nilai angket motivasi setelah

perlakuan, diperoleh data motivasi belajar siswa dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen

No Kelas Kelas Interval Frekuensi

1 2 3 4 5 6

77,94 – 80,64 80,65 – 83,35 83,36 – 86,06 86,07 – 88,77 88,78 – 91,48 91,49 – 94,19

1 5 4 5 2 3

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.16 tersebut, selanjutnya dapat dibuat diagram

distribusi frekuensi sebagai berikut:

Gambar 4.7 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen

0

1

2

3

4

5

6

77.935 80.645 83.355 86.065 88.775 91.485 94.195

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 119: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

102

  

Berdasarkan Tabel 4.16 dan Gambar 4.7, dapat diketahui bahwa pada

kelompok eksperimen, yang mendapat nilai motivasi antara 77,94 sampai 81,13

sebanyak 1 siswa, nilai motivasi antara 81,14 sampai 84,33 sebanyak 5 siswa,

nilai motivasi antara 84,34 sampai 87,53 sebanyak 4 siswa, nilai motivasi antara

87,54 sampai 90,73 sebanyak 5 siswa, nilai motivasi antara 90,74 sampai 93,93

sebanyak 2 siswa, dan nilai motivasi antara 93,94 sampai 97,13 sebanyak 3 siswa.

Distribusi frekuensi data nilai angket motivasi kelompok kontrol yaitu:

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Kontrol

No Kelas Kelas Interval Frekuensi

1 2 3 4 5 6

75,00 – 77,94 77,95 – 80,89 80,90 – 83,84 83,85 – 86,79 86,80 – 89,74 89,75 – 92,69

4 5 5 4 1 1

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.17, dibuat diagram distribusi frekuensi berikut:

Gambar 4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Kontrol

0

1

2

3

4

5

6

74.995 77.945 80.895 83.845 86.795 89.745 92.695

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 120: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

k

s

n

8

s

p

t

d

k

a

y

s

b

Berd

kelompok k

sebanyak 4

nilai motiva

83,85 samp

sebanyak 1 s

Berd

penelitian p

terendah 77

dan nilai t

kelompok ek

angket moti

yaitu 3,90. H

segi motiva

belajar siswa

G

dasarkan Tab

kontrol, yan

siswa, nilai

asi antara 80

ai 86,79 se

siswa, dan n

dasarkan dist

ada kelomp

,94 sedangk

terendah 75

ksperimen 8

ivasi belajar

Hal ini menu

asi belajar s

a setelah pen

Gambar 4.9 D

bel 4.17 da

ng mendapa

i motivasi a

0,90 sampai

ebanyak 4 s

nilai motivasi

tribusi frekue

pok eksperim

kan pada kel

5,00. Semen

86,25 dan un

r siswa setel

unjukkan bah

etelah diber

nelitian ditun

Data Motiva

0

20

40

60

80

100

KeloKelo

 

an Gambar

at nilai mot

antara 77,95

83,84 seban

siswa, nilai

i antara 89,7

ensi nilai an

men, diperol

lompok kont

ntara rata-ra

ntuk kelas ko

lah penelitia

hwa kedua k

ri perlakuan

njukkan pad

asi Belajar S

86.25 82

mpok Ekspempok Kontr

4.8, dapat d

ivasi antara

sampai 80,

nyak 5 siswa

motivasi an

75 sampai 92

ngket motiva

leh nilai ter

trol diperole

ata nilai an

ontrol 82,35

an pada ked

kelompok m

n tertentu. D

a Gambar 4.

Siswa Setelah

2.35

erimenrol

diketahui ba

a 75,00 sam

,89 sebanya

a, nilai moti

ntara 86,80

2,69 sebanya

si belajar sis

rtinggi 94,12

eh nilai terti

ngket motiv

5. Selisih rat

dua kelompo

memiliki perb

Diagram dat

.9 berikut in

h Penelitian

103

ahwa pada

mpai 77,94

ak 5 siswa,

vasi antara

dan 89,74

ak 1 siswa.

swa setelah

2 dan nilai

nggi 92,65

vasi untuk

ta-rata nilai

ok tersebut

bedaan dari

ta motivasi

i:

Page 121: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

104

  

4.3.2.2 Data Hasil Belajar Siswa

Peneliti memperoleh data nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan

tes prestasi belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian

seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi atau tes formatif ini

digunakan untuk menilai hasil belajar matematika materi pokok Sifat-sifat Bangun

Datar terutama sub materi sifat-sifat trapesium, jajar genjang, layang-layang, dan

belah ketupat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal yang digunakan

untuk tes formatif ini merupakan soal yang sudah teruji validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya bedanya. Soal tes formatif terdiri atas 21 soal pilihan

ganda dengan 4 alternatif jawaban.

Pada kelas eksperimen, dari nilai hasil belajar diperoleh nilai rata-rata

kelas yaitu 74,76, standar deviasi 12,56, nilai tertinggi yaitu 95,24, dan nilai

terendah yaitu 52,38. Distribusi frekuensi data nilai hasil belajar pada kelas

ekperimen setelah penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Eksperimen Setelah Penelitian

No Kelas Interval Frekuensi 1. 2. 3. 4. 5. 6.

52,38 – 59,52 59,53 – 66,67 66,68 – 73,82 73,83 – 80,97 80,98 – 88,12 88,13 – 95,27

2 5 4 3 2 4

Jumlah 20

Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dibuat diagram distribusi frekuensi nilai

hasil belajar kelompok eksperimen setelah penelitian sebagai berikut:

Page 122: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

105

  

Gambar 4.10 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Setelah Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.18 dan Gambar 4.10, dapat diketahui bahwa pada

kelompok eksperimen, yang mendapat nilai hasil belajar antara 52,38 sampai

59,52 sebanyak 2 siswa, nilai antara 59,53 sampai 66,67 sebanyak 5 siswa, nilai

antara 66,68 sampai 73,82 sebanyak 4 siswa, nilai antara 73,83 sampai 80,97

sebanyak 3 siswa, nilai antara 80,98 dan 88,12 sebanyak 2 siswa, dan nilai antara

88,13 sampai 95,27 sebanyak 4 siswa.

Pada kelas kontrol, diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 66,43, standar

deviasi 12,88, nilai tertinggi yaitu 90,48, dan nilai terendah yaitu 47,62. Distribusi

frekuensi data nilai hasil belajar pada kelas kontrol setelah penelitian yaitu:

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar pada Kelompok Kontrol Setelah Penelitian

No Kelas Interval Frekuensi 1. 2. 3. 4. 5. 6.

47,62 – 54,76 54,77 – 61,91 61,92 – 69,06 69,07 – 76,21 76,22 – 83,36 83,37 – 90,51

4 5 4 3 2 2

Jumlah 20

0

1

2

3

4

5

6

52.375 59.525 66.675 73.825 80.975 88.125 95.275

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 123: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

106

  

Berdasarkan Tabel 4.19, selanjutnya dapat dibuat diagram distribusi

frekuensi nilai hasil belajar kelompok kontrol setelah penelitian sebagai berikut:

Gambar 4.11 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol Setelah Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.19 dan Gambar 4.11, dapat diketahui bahwa pada

kelompok kontrol, yang mendapat nilai hasil belajar antara 47,62 sampai 54,76

sebanyak 4 siswa, nilai antara 54,77 sampai 61,91 sebanyak 5 siswa, nilai antara

61,92 sampai 69,06 sebanyak 4 siswa, nilai antara 69,07 sampai 76,21 sebanyak 3

siswa, nilai antara 76,22 dan 83,36 sebanyak 2 siswa, dan nilai antara 83,37

sampai 90,51 sebanyak 2 siswa.

Berdasarkan distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa setelah penelitian

pada kelompok eksperimen, diperoleh nilai tertinggi yaitu 95,24, dan nilai

terendah yaitu 52,38, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi

yaitu 90,48, dan nilai terendah yaitu 47,62. Sementara rata-rata nilai hasil belajar

untuk kelompok eksperimen 74,76 dan untuk kelas kontrol 66,43. Selisih rata-rata

nilai hasil belajar siswa setelah penelitian pada kedua kelompok tersebut yaitu

8,33. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan

0

1

2

3

4

5

6

47.615 54.765 61.915 69.065 76.215 83.365 90.515

Frek

uens

i

Kelas Interval

Page 124: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

d

s

4

p

m

d

d

y

k

4

n

d

dari segi has

siswa setelah

4.4 Uji P

Sebe

prasyarat pa

menentukan

digunakan u

diperoleh se

yang diuji y

kelas VA da

4.4.1 Data

Uji p

normalitas, h

dipaparkan s

sil belajar se

h penelitian

Gambar 4.1

Prasyarat

elum melaku

ada data yan

n langkah ber

untuk meng

ebelum perla

yaitu data n

an VB SD N

a Sebelum P

prasyarat ya

homogenitas

sebagai berik

etelah diberi

ditunjukkan

12 Data Hasi

t Analisis

ukan penguji

ng telah dipe

rikutnya dal

guji hipotesi

akuan diberik

ilai angket

egeri Penaru

Penelitian

ang dilakuka

s, dan kesam

kut:

7

020

4060

80100

KeloKelo

 

perlakuan t

n pada Gamb

il Belajar Sis

ian akhir, m

eroleh. Uji p

am mengana

is. Uji pras

kan dan data

motivasi be

ukan 02 pada

an pada dat

maan rata-rat

74.7666

mpok Ekspempok Kontr

ertentu. Dia

bar 4.12 berik

swa Setelah

maka peneliti

prasyarat an

alisis data ha

syarat dilaku

a setelah per

elajar dan ni

a materi Ban

ta sebelum p

ta. Hasil ana

6,43

erimenrol

gram data h

kut ini:

Penelitian

i melakukan

nalisis dilaku

asil penelitia

kukan pada

rlakuan diber

ilai hasil be

ngun Datar.

penelitian m

alisis uji pras

107

asil belajar

n pengujian

ukan untuk

an sebelum

data yang

rikan. Data

lajar siswa

meliputi uji

syarat akan

Page 125: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

108

  

4.4.1.1 Uji Normalitas Data Awal

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Jika analisis menggunakan statistik parametris, maka

persyaratan normalitas harus terpenuhi. Jika data tidak berdistribusi normal, maka

analisis akhir menggunakan statistik nonparametris. Uji normalitas data

menggunakan Uji Lilliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov

dengan bantuan program SPSS versi 17.

4.4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Awal

Uji normalitas data motivasi awal digunakan untuk mengetahui data

motivasi belajar awal siswa berdistribusi normal atau tidak. Output hasil uji

normalitas data motivasi awal siswa sebelum penelitian yang dihitung dengan

menggunakan bantuan program SPSS versi 17 ditunjukkan pada Tabel 4.19

berikut:

Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

motivasi kelas eksperimen .143 20 .200* .967 20 .697

motivasi kelas kontrol .152 20 .200* .895 20 .033a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas yaitu data

berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05

(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa signifikansi data

motivasi awal kelas eksperimen sebesar 0,200 dan data kelas kontrol sebesar

Page 126: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

109

  

0,200. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data motivasi awal pada kedua kelas

tersebut berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05.

4.4.1.1.2 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal

Uji normalitas pada data kemampuan awal digunakan untuk mengetahui

data kemampuan awal siswa berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini output

hasil uji normalitas data kemampuan awal dengan bantuan SPSS versi 17:

Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kemampuan awal kelas

eksperimen

.131 20 .200* .937 20 .215

kemampuan awal kelas kontrol .104 20 .200* .972 20 .806a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas yaitu data

berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05

(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.21, dapat diketahui bahwa signifikansi data

kemampuan awal kelas eksperimen sebesar 0,200 dan data kelas kontrol sebesar

0,200. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal pada kedua kelas

tersebut berdistribusi normal karena signifikansinya lebih dari 0,05. Setelah

diketahui data berdistribusi normal, dilakukan pengujian homogenitas data.

4.4.1.2 Uji Homogenitas Data Awal

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian data sama atau tidak.

Uji homogenitas dilakukan apabila data berdistribusi normal, jika berdistribusi

Page 127: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

110

  

tidak normal maka tidak perlu menghitung homogenitas data. Pengujian

homogenitas data menggunakan Independent Samples Test dengan melihat nilai

signifikansi pada kolom lavene’s test. Kriteria pengujian dengan membandingkan

nilai signifikansi F yang terdapat pada kolom Levene's Test for Equality of

Variances dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi uji F > 0,05, maka

data dapat dinyatakan homogen, namun jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka

data tidak homogen (Priyatno 2010: 34). Uji homogenitas dilakukan dengan

bantuan program SPSS versi 17.

4.4.1.2.1 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Awal

Uji homogenitas data motivasi awal digunakan untuk mengetahui

kesamaan varian (homogenitas) data motivasi awal siswa. Setelah data dianalisis

dengan menggunakan program SPSS versi 17, diperoleh output data sebagai

berikut:

Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Awal Sebelum Penelitian

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Nilai Angket Motivasi Awal

Equal variances assumed 3.009 .091

Equal variances not assumed

Berdasarkan Tabel 4.22, diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom

Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,091. Karena nilai signifikansi

0,091 > 0,05, maka disimpulkan bahwa data motivasi awal siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebelum penelitian memiliki varian sama

(homogen).

Page 128: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

111

  

4.4.1.2.2 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal

Uji homogenitas data kemampuan awal digunakan untuk mengetahui

kesamaan varian (homogenitas) kemampuan awal siswa. Setelah data dianalisis

dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh output data sebagai berikut:

Tabel 4.23 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Nilai Kemampuan Awal Equal variances assumed 1.524 .225

Equal variances not assumed

Berdasarkan Tabel 4.23, diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom

Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,225. Karena nilai signifikansi

0,225 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian sama (homogen).

4.4.1.3 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal (Uji-t)

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui kesamaan kemampuan

awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian kesamaan rata-rata

menggunakan Independent Samples Test atau uji-t dengan bantuan program SPSS

versi 17. Data dinyatakan memiliki kesamaan rata-rata apabila nilai α > 0,05 pada

kolom t-test for Equality of Means. Berikut ini merupakan hasil analisis uji-t pada

data sebelum eksperimen:

4.4.1.3.1 Uji Kesamaan Rata-rata Data Motivasi Awal

Analisis uji-t untuk menguji kesamaan rata-rata data motivasi awal yaitu:

Page 129: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

112

  

(1) Hipotesis

Ho = tidak terdapat perbedaan hasil motivasi awal antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol ( 1 2).

Ha = terdapat perbedaan hasil motivasi awal antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol ( 1 2).

Keterangan:

1 = rata-rata nilai motivasi awal kelas eksperimen

2 = rata-rata nilai motivasi awal kelas kontrol

(2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.

(3) Uji Statistik

Uji statistik untuk menguji kesamaan nilai rata-rata motivasi awal

menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS versi 17.

(4) Kriteria Keputusan

Kriteria keputusan pada uji-t yaitu jika thitung ≤ ttabel atau nilai signifikansi >

0,05, maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel atau nilai signifikansi < 0,05,

maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 36). Untuk uji dua pihak dengan df

(derajat kebebasan) = n – 2 atau 40 – 2 = 38, harga ttabel = 2,024 (Priyatno

2010: 112).

(5) Hitungan

Hasil output SPSS 17 uji-t ditunjukkan pada kolom t test for equality of

means pada tabel dibawah ini pada kolom sig. (2 tailed).

Page 130: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

113

  

Tabel 4.24 Hasil Uji-t Motivasi Awal

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed)

Nilai Angket

Motivasi Awal

Equal variances assumed .318 38 .752

Equal variances not assumed .318 27.637 .753

(6) Kesimpulan dan Penafsiran

Berdasarkan output SPSS versi 17 pada Tabel 4.24, pada kolom t-test for

Equality of Means diketahui nilai signifikansi yang diperoleh sebesar

0,752 (lebih dari 0,05). Dilihat dari nilai thitung, diperoleh nilai thitung yaitu

0,318 < 2,024 atau thitung < ttabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ho tidak

ditolak atau Ha tidak diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan

hasil motivasi awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

4.4.1.3.2 Uji Kesamaan Rata-rata Data Kemampuan Awal

Berikut ini analisis uji-t untuk menguji kesamaan rata-rata pada data uji

kemampuan awal:

(1) Hipotesis

Ho = tidak terdapat perbedaan nilai kemampuan awal antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol ( 1 2).

Ha = terdapat perbedaan nilai kemampuan awal antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol ( 1 2).

Keterangan:

1 = rata-rata nilai kemampuan awal kelas eksperimen

2 = rata-rata nilai kemampuan awal kelas kontrol

Page 131: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

114

  

(2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.

(3) Uji Statistik

Uji statistik untuk menguji kesamaan rata-rata nilai kemampuan awal yaitu

menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS versi 17.

(4) Kriteria Keputusan

Kriteria keputusan pada uji-t ini yaitu jika thitung ≤ ttabel atau nilai

signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel atau nilai

signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 36). Untuk uji dua

pihak dengan df (derajat kebebasan) = n – 2 atau 40 – 2 = 38, diketahui

harga ttabel = 2,024 (Priyatno 2010: 112).

(5) Hitungan

Hasil output SPSS versi 17 uji-t ditunjukkan pada kolom t test for

equality of means pada kolom sig. (2 tailed).

Tabel 4.25 Hasil Uji-t Kemampuan Awal

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed)

Nilai Kemampuan

Awal

Equal variances assumed .500 38 .620

Equal variances not assumed .500 37.171 .620

(6) Kesimpulan dan Penafsiran

Berdasarkan output SPSS versi 17 pada Tabel 4.25, pada kolom t-test for

Equality of Means dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh

sebesar 0,620 (lebih dari 0,05). Dilihat dari nilai thitung, diperoleh nilai

Page 132: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

115

  

thitung yaitu 0,500 < 2,024. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ho tidak ditolak

dan Ha tidak diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan nilai

kemampuan awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

4.4.2 Data Setelah Penelitian

Analisis data setelah penelitian meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas terhadap data motivasi dan hasil belajar matematika siswa. Hasil

analisis data setelah penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.

4.4.2.1 Hasil Uji Normalitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa

Uji normalitas data setelah penelitian melalui langkah yang sama seperti

uji normalitas data sebelum penelitian, yaitu menggunakan bantuan program

SPSS versi 17 melalui uji Liliefors. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila

α > 0,05 pada kolom Kolmogorof-Smirnov. Berikut penjelasan selengkapnya

mengenai uji normalitas data setelah penelitian.

4.4.2.1.1 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Siswa

Output hasil uji normalitas data motivasi belajar siswa setelah penelitian

yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 17 ditunjukkan pada

Tabel 4.26 berikut:

Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Akhir

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

motivasi kelas eksperimen .144 20 .200* .942 20 .262

motivasi kelas kontrol .124 20 .200* .966 20 .661a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Page 133: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

116

  

Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas yaitu data

berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05

(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.26, dapat diketahui bahwa signifikansi data

motivasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 0,200.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa data motivasi akhir pada kedua kelas tersebut

berdistribusi normal.

4.4.2.1.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa

Uji normalitas pada data hasil belajar digunakan untuk mengetahui kondisi

data hasil belajar siswa berdistribusi normal atau tidak. Setelah data dianalisis

dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.27 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

nilai postes kelas eksperimen .155 20 .200* .957 20 .477

nilai postes kelas kontrol .143 20 .200* .952 20 .397a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji normalitas tersebut yaitu

data berdistribusi normal jika Significance Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05

(Priyatno 2010: 73). Pada Tabel 4.27, dapat diketahui bahwa signifikansi data

hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,200 dan data kelas kontrol sebesar 0,200.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar pada kedua kelas tersebut

berdistribusi normal. Setelah diketahui data berdistribusi normal, dilakukan

pengujian homogenitas data.

Page 134: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

117

  

4.4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa

Uji homogenitas data setelah penelitian dilakukan melalui langkah yang

sama seperti uji homogenitas data sebelum penelitian, yaitu menggunakan

bantuan program SPSS versi 17 melalui uji Independent Sampel T Test. Data

dinyatakan homogen atau memiliki varian yang sama apabila α > 0,05 pada

kolom Levene’s Test for Equality of Variances. Berikut penjelasan selengkapnya

mengenai uji homogenitas data setelah penelitian pada data motivasi dan hasil

belajar siswa.

4.4.2.2.1 Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Siswa

Uji homogenitas data motivasi akhir digunakan untuk mengetahui

kesamaan varian (homogenitas) motivasi belajar akhir siswa. Setelah data

dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh data homogenitas

sebagai berikut:

Tabel 4.28 Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Akhir

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Nilai angket

motivasi

Equal variances assumed .186 .668

Equal variances not assumed

Berdasarkan output hasil pengujian homogenitas pada Tabel 4.28,

diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom Levene's Test for Equality of

Variances yaitu 0,668. Karena nilai signifikansi 0,668 lebih besar dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa data nilai angket motivasi belajar siswa tersebut

memiliki varian sama (homogen).

Page 135: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

118

  

4.4.2.2.2 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Matematika Siswa

Uji homogenitas data hasil belajar digunakan untuk mengetahui kesamaan

varian (homogenitas) data hasil belajar matematika siswa. Setelah data dianalisis

dengan bantuan program SPSS versi 17, diperoleh data homogenitas berikut:

Tabel 4.29 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Nilai Postes Equal variances assumed .001 .975

Equal variances not assumed

Berdasarkan Tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi pada

kolom Levene's Test for Equality of Variances yaitu 0,975. Karena nilai

signifikansi 0,975 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil

belajar siswa memiliki varian sama (homogen).

4.5 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data yang diperoleh,

diketahui data berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji Independent Samples T Test. Pada uji homogenitas

dapat diketahui bahwa data homogen, sehingga hasil uji hipotesis pada output

hasil perhitungan SPSS dapat dilihat pada kolom Equal variances assumed. Jika

pada uji homogenitas diketahui data tidak homogen, maka hasil uji hipotesis dapat

dilihat pada kolom Equal variances not assumed. Jika thitung ttabel atau α < 0,05,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Namun, jika thitung ≤ ttabel atau α > 0,05, maka

Page 136: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

119

  

Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan df = n1 + n2 – 2 = 20 + 20 - 2 = 38 dan α =

5%, untuk uji dua pihak diketahui harga ttabel = 2,024 dan uji satu pihak diketahui

harga ttabel = 1,686 (Priyatno 2010: 112). Berikut penjelasan selengkapnya

mengenai uji hipotesis yang dilakukan pada data motivasi dan hasil belajar siswa.

4.5.1 Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Siswa

Setelah data motivasi belajar siswa dinyatakan berdistribusi normal dan

homogen, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis akhir. Pengujian hipotesis

dilakukan untuk mengetahui keputusan yang diperoleh terhadap jawaban

sementara (hipotesis). Hasil analisis uji-t data motivasi belajar siswa yaitu:

(1) Hipotesis

Ho = Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada

motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional ( 1 2).

Ha = Motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada

motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional ( 1 2).

Keterangan:

1 = rata-rata nilai motivasi akhir kelas eksperimen

2 = rata-rata nilai motivasi akhir kelas kontrol

(2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α= 0,05.

Page 137: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

120

  

(3) Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis motivasi belajar

siswa adalah menggunakan uji-t dengan program SPSS versi 17 (uji dua

pihak) dan perhitungan manual dengan rumus t-test (uji pihak kanan).

(4) Kriteria Keputusan

Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan

hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika thitung ≤ ttabel atau Ho

ditolak jika thitung > ttabel. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

(5) Hitungan

Pada perhitungan uji-t, peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk uji dua

pihak, dilanjutkan perhitungan manual menggunakan rumus t-test untuk

uji pihak kanan. Hasil output uji-t ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.30 Hasil Uji Hipotesis Data Motivasi Belajar

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

Nilai angket motivasi

Equal variances assumed 2.634 38 .012 3.89800 1.47973 .90245 6.89355

Equal variances not assumed 2.634 37.928 .012 3.89800 1.47973 .90226 6.89374

Berdasarkan Tabel 4.30, motivasi belajar matematika siswa tertera di

kolom t test for equality of means nilai thitung sebesar 2,634. Sementara itu

untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari nilai signifikansi di tabel t

Page 138: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

121

  

dicari pada α = 0,05. Karena akan uji dua pihak, maka 0,05:2 = 2,5% (uji

dua pihak) dengan derajat kebebasan (df) = 38. Dengan pengujian 2 pihak

(signifikansi 0,025) hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 2,024

(Priyatno 2010: 112). Dengan demikian, diperoleh thitung > ttabel.

Setelah pengujian dengan bantuan SPSS, dilakukan perhitungan manual

menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b: 259) seperti pada Lampiran

49. Berdasarkan perhitungan manual, diperoleh nilai thitung = 2,635. Pada

uji pihak kanan, diperoleh nilai ttabel yaitu 1,686 (Priyatno 2010: 112).

(6) Kesimpulan dan Penafsiran

Berdasarkan perhitungan SPSS (uji 2 pihak) tersebut diperoleh 2,634 >

2,024 (thitung > ttabel) dan signifikansi 0,012 < 0,05. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dan siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Selanjutnya dari uji pihak kanan dengan perhitungan manual diperoleh

nilai t = 2,635 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan uji pihak kanan, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

4.5.2 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa

Setelah data hasil belajar siswa dinyatakan berdistribusi normal dan

homogen, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis akhir data hasil belajar:

Page 139: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

122

  

(1) Hipotesis

Ho = Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together tidak lebih baik daripada

hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional ( 1 2).

Ha = Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada hasil

belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional ( 1 2).

Keterangan:

1 = rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen

2 = rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol

(2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α= 0,05.

(3) Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar siswa

adalah menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS versi 17 (uji dua

pihak) dan perhitungan manual dengan rumus t-test (uji pihak kanan).

(4) Kriteria Keputusan

Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan

hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika thitung ≤ ttabel atau Ho

ditolak jika thitung > ttabel. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 140: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

123

  

(5) Hitungan

Pada perhitungan uji-t, peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk uji dua

pihak, dilanjutkan perhitungan manual menggunakan rumus t-test untuk

uji pihak kanan. Hasil output uji-t data hasil belajar siswa ditunjukkan

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.30 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

Nilai postes

Equal variances assumed 2.072 38 .045 8.33400 4.02260 .19067 16.47733

Equal variances not assumed 2.072 37.977 .045 8.33400 4.02260 .19050 16.47750

Berdasarkan output SPSS versi 17 pada Tabel 4.30, hasil belajar

matematika siswa tertera di kolom t test for equality of means nilai thitung

sebesar 2,072. Sementara itu untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari

nilai signifikansi di tabel t dicari pada α = 0,05. Karena akan uji 2 pihak

maka 0,05 : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = 38.

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025) hasil yang diperoleh untuk

ttabel sebesar 2,024 (Priyatno 2010: 112). Dengan demikian diperoleh thitung

> ttabel.

Setelah pengujian dengan bantuan program SPSS versi 17, dilakukan

perhitungan manual dengan menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b:

259) untuk uji pihak kanan seperti pada Lampiran 50. Berdasarkan

Page 141: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

124

  

perhitungan manual menggunakan rumus t-test tersebut, diperoleh nilai

thitung = 2,072. Pada uji pihak kanan, nilai ttabel yaitu 1,686 (Priyatno 2010:

112).

(6) Kesimpulan dan Penafsiran

Dari perhitungan SPSS (uji 2 pihak) diperoleh 2,072 > 2,024 (thitung > ttabel)

dan signifikansi 0,045 < 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together dan siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran konvensional.

Kemudian dilakukan uji pihak kanan dengan perhitungan manual

menggunakan rumus t-test diperoleh 2,072 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji pihak kanan, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik

daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional.

4.6 Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk menguji keefektifan model

pembelajaran Numbered Heads Together terhadap motivasi dan hasil belajar

siswa pada pembelajaran matematika materi bangun datar dibandingkan dengan

model pembelajaran konvensional; (2) Untuk memperoleh informasi tentang

motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bangun

Page 142: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

125

  

datar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together

dan model pembelajaran konvensional; dan (3) Untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi bangun datar antara yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together dan model

pembelajaran konvensional.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01

dan 02 Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 103 siswa yang

terdiri dari 54 siswa kelas V SD Negeri Penarukan 01 dan 49 siswa kelas V SD

Negeri Penarukan 02. Sementara sampel penelitian diambil dengan teknik simple

random sampling yang menghasilkan SD Negeri 02 Penarukan sebagai SD

eksperimen dan SD Negeri Penarukan 01 sebagai SD uji coba instrumen. Pada SD

Negeri Penarukan 02, kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA

sebagai kelompok kontrol. Banyaknya sampel ditentukan menggunakan Tabel

Krecjie dengan taraf kesalahan (α) 5%. Berdasarkan jumlah siswa setiap kelas,

maka jumlah sampel sebanyak 84 siswa yang terdiri atas 44 siswa kelas uji coba

dan 20 siswa pada masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Desain yang digunakan pada penelitian ini yatu quasi experimental design

yang diadopsi dari true experimental design yang sulit dilaksanakan, dengan

bentuk posttest only control group design. Dalam desain ini terdapat dua

kelompok yang dipilih secara random. Kelompok eksperimen diberi perlakuan

melalui pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan atau

menerapkan pembelajaran matematika dengan model konvensional. Variabel yang

Page 143: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

126

  

diteliti yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together,

motivasi, dan hasil belajar siswa.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan motivasi dan hasil

belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah

mendapatkan perlakuan yang berbeda pada pembelajaran matematika materi

bangun datar. Perbedaan perlakuan yang diberikan terletak pada model

pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok

eksperimen menggunakan model pembelajaran NHT, sedangkan pada kelompok

kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional.

Pembelajaran matematika di SD Negeri Penarukan 02 Kecamatan

Adiwerna Kabupaten Tegal proses pembelajaran matematika yang berlangsung di

kelas V SD Negeri Penarukan 02 cenderung masih teacher centered atau berpusat

pada guru. Pada saat proses pembelajaran, guru merupakan satu-satunya sumber

belajar, siswa pasif, tidak berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan tentang

materi pelajaran, dan tidak berani untuk mengemukakan pendapatnya saat

pembelajaran berlangsung. Pola interaksi dalam proses pembelajaran cenderung

masih satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Guru juga belum pernah

menerapkan model pembelajaran yang bervariasi bagi siswa. Masih banyak

dijumpai siswa yang merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan

menganggap pelajaran matematika sukar dan tidak menarik. Hal ini menyebabkan

motivasi dan hasil belajar siswa yang kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan

variasi model pembelajaran yang dapat melibatkan partisipasi siswa secara aktif

dan memudahkan pemahaman siswa.

Page 144: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

127

  

Selama pembelajaran matematika dengan menggunakan model NHT, yang

perlu diperhatikan adalah pengondisian kelas. Kondisi pada kelompok eksperimen

ini tentunya akan lebih ramai karena siswa harus berdiskusi dengan teman

sekelompok yang sudah ditentukan guru secara heterogen. Antusiasme siswa

meningkat pada saat guru akan memanggil nomor siswa yang harus menjawab

pertanyaan. Ketika terjadi perbedaan pendapat antara satu kelompok dengan

kelompok lainnya, maka guru harus bertindak menjadi penengah. Setelah guru

dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran, siswa mengerjakan

soal evaluasi yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan

pendapat Isjoni (2010: 20) yang menjelaskan beberapa ciri dari cooperative

learning adalah: (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi

langsung di antara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas

belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (4) guru membantu

mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (5) guru

hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Kelebihan model pembelajaran NHT ini nampak pada proses pembelajaran

di kelas eksperimen. Siswa di kelas eksperimen yang diberi perlakuan penerapan

model pembelajaran NHT cenderung lebih aktif dibandingkan siswa di kelas

kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Selain itu,

antusiasme dan tingkat perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi

pelajaran juga lebih tinggi di kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan

dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa harus

selalu siap menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Page 145: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

128

  

Pada tahap awal penelitian, peneliti menyusun instrumen berupa angket

dan soal tes. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup

model skala Likert berisi 25 butir pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

Sementara untuk soal tes yang digunakan yaitu 40 butir soal pilihan ganda dengan

empat alternatif jawaban. Pembuatan soal tes berdasarkan pada kompetensi dasar

yang dijabarkan melalui kisi-kisi soal dengan jumlah 15 butir indikator soal.

Sebelum diujicobakan, instrumen angket dan soal tes diuji validitas dan

reliabilitasnya. Pengujian validitas angket berupa validitas konstruk dengan

lembar validasi penilai ahli dan validitas empiris setelah angket diujicobakan.

Berdasarkan nilai uji coba angket motivasi belajar siswa, maka dilakukan

perhitungan nilai uji validitas instrumen angket dengan menggunakan rumus

Bivariate pearson dengan taraf signifikansi 0,05 (uji dua sisi). Untuk batasan rtabel

dengan jumlah responden (n) = 46 didapat nilai rtabel sebesar 0,291. Priyatno

(2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥ rtabel maka instrumen atau item pernyataan

berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) dan apabila rhitung <

rtabel maka instrumen atau item pernyataan tidak berkorelasi signifikan (dinyatakan

tidak valid). Jadi, soal dikatakan valid jika rhitung ≥ 0,291. Hasil uji validitas

menunjukkan ada 17 butir angket yang valid.

Uji reliabilitas angket dilakukan perhitungan menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS 17. Nilai r11 dari 17 item yang valid

yaitu 0,791. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi nilai

r menurut Arikunto (2010: 319) dan nilai r11 = 0,791 menunjukkan bahwa item

angket memenuhi kriteria cukup reliabel.

Page 146: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

129

  

Pengujian validitas soal tes dengan menggunakan validitas isi (konten) dan

validitas empiris. Pengujian validitas konten menggunakan dengan lembar

validasi penilai ahli. Setelah soal tes diujicobakan, maka peneliti melakukan uji

validitas empiris dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

Pengambilan keputusan uji validitas dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi.

Untuk batasan rtabel dengan jumlah responden (n) = 46 didapat nilai rtabel sebesar

0,291. Priyatno (2010: 91) menjelaskan apabila rhitung ≥ rtabel maka instrumen atau

item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) dan

apabila rhitung < rtabel maka instrumen atau item pernyataan tidak berkorelasi

signifikan (dinyatakan tidak valid). Berdasarkan perhitungan data, dari 40 soal uji

coba diperoleh soal yang valid sebanyak 21 butir dan soal yang tidak valid

sebanyak 19 butir.

Uji reliabilitas soal tes menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-

21). Berdasarkan perhitungan manual, diperoleh data perbandingan rhitung sebesar

0,7455 dan rtabel sebesar 0,433. Dengan demikian diperoleh rhitung > rtabel, sehingga

disimpulkan semua butir soal yang valid dinyatakan sudah reliabel. Selain diuji

validitas dan reliabilitas, soal tes tersebut diuji pula tingkat kesukaran dan daya

bedanya. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen, maka soal yang digunakan

untuk postes sejumlah 21 soal.

Pada awal pertemuan, peneliti memberikan angket motivasi dan

mengadakan tes kemampuan awal untuk mengetahui kesamaan motivasi dan

kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Pembelajaran pada kelompok eksperimen dimulai dengan pemberian penjelasan

Page 147: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

130

  

tentang materi bangun datar dengan menggunakan media gambar bangun datar.

Pemberian penjelasan awal ini diharapkan mampu menggali pengetahuan siswa.

Pada kegiatan inti, dilakukan kegiatan diskusi kelompok kecil yang terdiri

dari 4 siswa dan masing-masing siswa harus memakai nomor kepala. Diskusi

kelompok ini mendukung siswa menjadi lebih aktif dan berusaha menjawab

pertanyaan yang diberikan guru. Tugas guru pada saat diskusi kelompok yaitu

memberikan bimbingan dan pengarahan apabila siswa mengalami kesulitan. Guru

juga memantau kelompok agar semua anggota dapat bekerja sama menyelesaikan

tugas dengan baik. Diskusi kelompok pada model pembelajaran NHT lebih

bermakna karena setelah diskusi kelompok selesai, guru memanggil siswa untuk

menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kepala yang dipanggil. Hal ini

membuat siswa menjadi lebih siap menjawab pertanyaan guru.

Pada akhir pertemuan, peneliti memberikan angket motivasi belajar dan

mengadakan tes hasil belajar atau tes formatif untuk memperoleh data nilai

motivasi dan hasil belajar siswa. Setelah diperoleh data motivasi dan hasil belajar

siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian dilakukan uji

hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS (uji 2 pihak) dan

perhitungan manual menggunakan rumus t-test (uji pihak kanan).

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan bantuan program SPSS versi

17, untuk data motivasi belajar siswa diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,634 > 2,024

(thitung > ttabel) dan signifikansi 0,012 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat

perbedaan motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together dan siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran konvensional. Selanjutnya dari uji pihak kanan dengan

Page 148: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

131

  

perhitungan manual menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b: 259) diperoleh

nilai t = 2,635 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat

disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik daripada motivasi

belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Sementara untuk data hasil belajar diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,072 >

2,024 dan signifikansi 0,045 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Numbered Heads Together dan siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional. Kemudian dilakukan uji pihak kanan dengan

perhitungan manual menggunakan rumus t-test diperoleh 2,072 > 1,686 (thitung >

ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada hasil

belajar siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran

konvensional. Hasil ini memperkuat hasil penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya oleh beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran NHT efektif terhadap materi tertentu pada mata pelajaran

matematika.

Peneliti memilih model pembelajaran NHT karena model pembelajaran

NHT memiliki beberapa kelebihan. Sesuai dengan pendapat Trianto (2010: 82)

bahwa melalui pembelajaran model NHT, siswa akan lebih banyak terlibat dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

Page 149: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

132

  

mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Penerapan model pembelajaran ini dapat

melatih tanggung jawab individu dalam kelompok dan membuat siswa tertarik

untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Semua siswa

dituntut untuk mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian karena siswa

harus selalu siap menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa

dapat melakukan diskusi kelompok dengan sungguh-sungguh dan terdorong untuk

berani mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan

pendapat Suparto (2012: 40) yang menyatakan bahwa “tujuan pembelajaran

kooperatif model NHT adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas

akademik, siswa dapat menerima keragaman latar belakang temannya, dan siswa

mempunyai keterampilan sosial yang mendukung proses-proses pembelajaran”.

Terlepas dari kelebihan dan hasil uji hipotesis yang memuaskan dari

penerapan model pembelajaran NHT pada pembelajaran matematika materi

bangun datar, peneliti juga menghadapi beberapa kendala dalam menerapkan

model pembelajaran NHT. Kendala-kendala tersebut antara lain:

(1) Penyesuaian model pembelajaran dengan kondisi kelas

Pembelajaran yang telah berlangsung di kelas eksperimen cenderung

menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini membuat peneliti

harus benar-benar menguasai model pembelajaran NHT dan mampu

memberikan pengarahan dengan jelas tentang apa saja yang akan

dilaksanakan pada saat pembelajaran kepada semua siswa. Peneliti juga

perlu memantau aktivitas siswa saat pelaksanaan diskusi kelompok

sehingga setiap anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan.

Page 150: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

133

  

(2) Membutuhkan alokasi waktu yang panjang

Pembelajaran dengan menerapkan model NHT membutuhkan waktu yang

cukup banyak untuk melaksanakan fase-fase NHT, yaitu mulai dari fase

penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab.

Terbatasnya waktu yang tersedia membuat fase menjawab kurang

maksimal karena hanya beberapa siswa saja yang ditunjuk untuk

menjawab pertanyaan guru.

(3) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Keterbatasan waktu pembelajaran membuat tidak semua anggota

kelompok dipanggil oleh guru untuk menjawab pertanyaan. Bahkan,

kemungkinan nomor yang sudah dipanggil dapat dipanggil lagi oleh guru.

Untuk menghindari kekurangan ini, guru harus mempersiapkan terlebih

dahulu nomor-nomor siswa yang akan dipanggil untuk menjawab

pertanyaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalisasi kemungkinan

dipanggilnya nomor siswa yang sama.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu

pula dengan model pembelajaran NHT. Adanya kelebihan dan kekurangan dalam

penelitian ini, mengharuskan guru lebih menguasai model pembelajaran NHT dan

melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan NHT dalam

pembelajaran. Dengan demikian, kendala dalam pelaksanaan di kelas dapat

diminimalisasi dan diharapkan penerapan model pembelajaran ini akan membantu

tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.

Page 151: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

134  

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Penarukan 02 Kabupaten

Tegal menunjukkan bahwa:

(1) Rata-rata nilai motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran

matematika materi bangun datar yaitu 86,25 untuk kelompok eksperimen

dan 82,35 untuk kelompok kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada materi bangun datar antara

yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) dan motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional.

(2) Rata-rata hasil belajar siswa pada materi bangun datar yaitu 74,76 untuk

kelompok eksperimen dan 66,43 untuk kelompok kontrol. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi

bangun datar antara yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) dan hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

(3) Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa menggunakan rumus

Independent Sample T Test melalui bantuan program SPSS versi 17

menunjukkan bahwa thitung = 2,634 dan signifikansi sebesar 0,012. Hal ini

Page 152: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

135

 

berarti thitung > ttabel, yaitu 2,634 > 2,024 dan signifikansi kurang dari 0,05,

yaitu 0,012 < 0,05. Selanjutnya dari uji pihak kanan dengan perhitungan

manual menggunakan rumus t-test (Sugiyono 2011b: 259) diperoleh nilai

thitung = 2,635 > 1,686 (thitung > ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika

siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads

Together lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran konvensional.

(4) Hasil uji hipotesis hasil belajar siswa menggunakan rumus Independent

Sample T Test melalui bantuan program SPSS versi 17 menunjukkan

bahwa thitung = 2,072 dan signifikansi sebesar 0,045. Hal ini berarti thitung >

ttabel, yaitu 2,072 > 2,024 dan signifikansi kurang dari 0,05, yaitu 0,045 <

0,05. Kemudian dilakukan uji pihak kanan dengan perhitungan manual

menggunakan rumus t-test diperoleh nilai thitung = 2,072 > 1,686 (thitung >

ttabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan

dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

menerapkan model pembelajaran konvensional.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

Page 153: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

136

 

(1) Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

perlu disosialisasikan dan dijadikan alternatif dalam pembelajaran

matematika di sekolah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa.

(2) Guru dapat memadukan model pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) dengan model pembelajaran lainnya, sehingga model pembelajaran

NHT dapat lebih menarik dan tetap disesuaikan dengan kondisi siswa

serta karakteristik mata pelajaran dan materi pelajaran.

(3) Guru perlu melakukan perencanaan yang matang sebelum menerapkan

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), sehingga dalam

pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Page 154: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

137

  

Lampiran 1

DAFTAR NAMA ANGGOTA POPULASI

SISWA KELAS V SD NEGERI PENARUKAN 01

No NIS Siswa Kelas VA NIS Siswa Kelas VB 1 3792 Adi Yuli Mulyadi 3756 Abdhul Lathif 2 3794 Ainun Tri Khasanah 3758 Agus Untung 3 3795 Ali Akbar Rafsan J. 3780 Rehan Setiawan 4 3796 Almas Nisrina Zaen 3782 Sella Sekarwati 5 3797 Anisa Laelia Putri 3825 Abdul Aday Roby 6 3799 Defi Apriliyani 3826 Abdul Aziz 7 3800 Dinda Putri Febriani 3828 Aris Feri Prasetyo 8 3801 Difara Berliana A. 3829 Devi Mulyanti 9 3802 Dwi Anisa Putri 3830 Djungrotun Nisyah 10 3803 Dwi Novia Wulandari 3831 Erika Dwi Mahmudah 11 3804 Dwi Suci Ramadhani 3833 Vinken Kandela 12 3805 Fadila Dwi Mulyani 3834 Ismi Maulia Safitri 13 3806 Fajar Aji Prasetyo 3836 Khaerul Anam 14 3809 Hendri Dwi Pratama 3837 Linda Astuti 15 3810 Hilda Aini Tsuroya 3838 Mochamad Muzaeni 16 3811 Intan Putri Anggini 3840 Nisa Febriyani 17 3812 Karisma Nur Pitaloka 3842 Noni Widiasari 18 3813 Magrisa Amelia N.K. 3843 Puput Sri Wulandari 19 3815 Muh. Nur Faizal 3844 Putri Nur Apriliani 20 3817 Muh. Rega Saputra 3845 Roasih 21 3818 Nafisah Fatimah A. 3846 Slamet Rianto 22 3819 Sela Novita 3847 Susi Indrisari 23 3820 Septi Sismorowati 3848 Tiara Nurul Lestari 24 3821 Shela Maharani 3849 Uneszah Nurul M. 25 3822 Silva Arizki 3850 Anisa Hartanti 26 3824 Titi Nur Azizah 3888 Alfin Septrian Felani 27 3965 Cherlyandra Nur A. 3938 Apriliani

Jumlah 27 27

Page 155: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

138

  

Lampiran 2

DAFTAR NAMA ANGGOTA POPULASI

SISWA KELAS V SD NEGERI PENARUKAN 02

No NIS Siswa Kelas VA NIS Siswa Kelas VB 1 2547 M. Fathi Al Fajri 2492 Ahmad Dulatif 2 2555 Reza Aditia 2545 Khoerun 3 2575 Rita Wulandari 2550 Moh. Abdul Saefulloh 4 2598 Aghnia Veila P. 2565 Bambang Mega Kusuma 5 2600 Akhmad Gufron 2572 Moh. Afif Maulana 6 2601 Akbar Saefulloh 2584 Tri Setya Wibowo 7 2602 Dewi Ayu Lestari 2586 Viki Adam 8 2603 Dimas Tsani Hab. 2599 Akmal Nur Maulana 9 2604 Desti Aulia M. 2607 Fais Akbar Ezzamam 10 2605 Dwiky Oktavian 2613 M. Furqon 11 2606 Dava Ihza Zarkars 2624 Tri Susandi 12 2608 Farel Zayyan A. W. 2627 Adi Saputro 13 2609 Ikhsan Arifda F. 2629 Anggun Citra Pesona 14 2610 Iven Garaldi 2631 Burhanudin 15 2611 Intan Putri R. 2635 Fifian Wulandari 16 2616 Nanda Tri W. 2637 Moh. Nuriman 17 2617 Nur Imam Santoso 2639 Nur Fauziah 18 2620 Rica Novita 2643 Tri Wulan Anggraeni 19 2621 Ridho Ikhsan M. 2644 Zharotul Fuadah 20 2622 Syahrul Romadhon 2697 Karina Nurul Fadillah 21 2623 Septiana Galuh 2649 Fita Afiatun 22 2625 Umi Kholilah 2489 Agil Pratama 23 2626 Widia Indah 2542 Iqsan Haqi Saputra 24 2775 Dwi Bagus Maulana 2612 Riko Faozi 25 2777 Moh. Rifki Septiadi

Jumlah 25 24

Tegal, 18 Mei 2013

Page 156: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

139

  

Lampiran 3

DAFTAR ANGGOTA SAMPEL

SISWA KELAS V SD NEGERI PENARUKAN 02

No NIS Kelompok Eksperimen (VB) L/P NIS Kelompok Kontrol

(VA) L/P

1 2545 Khoerun L 2547 M. Fathi Al Fajri L 2 2550 Moh. Abdul Saefulloh L 2598 Aghnia Veila P. P 3 2565 Bambang Mega Kusuma L 2600 Akhmad Gufron L 4 2572 Moh. Afif Maulana L 2601 Akbar Saefulloh L 5 2584 Tri Setya Wibowo L 2602 Dewi Ayu Lestari P 6 2586 Viki Adam L 2604 Desti Aulia M. P 7 2599 Akmal Nur Maulana L 2605 Dwiky Oktavian L 8 2607 Fais Akbar Ezzamam L 2606 Dava Ihza Zarkars L 9 2624 Tri Susandi L 2608 Farel Zayyan A. W. L

10 2627 Adi Saputro L 2609 Ikhsan Arifda F. L 11 2629 Anggun Citra Pesona P 2610 Iven Garaldi L 12 2631 Burhanudin L 2611 Intan Putri R. P 13 2635 Fifian Wulandari P 2617 Nur Imam Santoso L 14 2639 Nur Fauziah P 2620 Rica Novita P 15 2643 Tri Wulan Anggraeni P 2621 Ridho Ikhsan M. L 16 2644 Zharotul Fuadah P 2622 Syahrul Romadhon L 17 2697 Karina Nurul Fadillah P 2625 Umi Kholilah P 18 2649 Fita Afiatun P 2626 Widia Indah P 19 2489 Agil Pratama L 2775 Dwi Bagus Maulana L 20 2612 Riko Faozi L 2777 Moh. Rifki Septiadi L

Tegal, 18 Mei 2013

Page 157: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

L

N

Lampiran 4

DAF

No NIS

1 2492 2 2545 3 2550 4 2565 5 2572 6 2584 7 2586 8 2599 9 2607

10 2613 11 2624 12 2627 13 2629 14 2631 15 2635 16 2637 17 2639 18 2643 19 2644 20 2697 21 2649 22 2489 23 2542 24 2612

Jumlah

FTAR HAD

Nam

Ahmad DuKhoerun Moh. AbduBambang MMoh. Afif MTri Setya WViki AdamAkmal NurFais Akbar M. Furqon Tri SusandiAdi SaputroAnggun CitBurhanudinFifian WulaMoh. NurimNur FauziaTri Wulan AZharotul FuKarina NurFita AfiatunAgil PratamIqsan Haqi Riko Faozi

DIR SISWA

ma Siswa

latif

ul SaefullohMega KusumMaulana

Wibowo m r Maulana Ezzamam

i o tra Pesona n andari man ah Anggraeni uadah rul Fadillahn

ma Saputra

24

 

KELOMPO Tangga13/5

1 √ √ √

ma √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 24

OK EKSPE

al/Pertemuan15/5 17/5

2 3√ √√ √√ √√ √I √√ √√ √√ √√ √√ √I √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √22 24

Tegal, 1

ERIMEN (V

n Kete5 S - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0

18 Mei 2013

140

VB)

erangan

I A - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 0

3

Page 158: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

L

N

Lampiran 5

DA

No NIS

1 2547 2 2555 3 2575 4 2598 5 2600 6 2601 7 2602 8 2603 9 2604

10 2605 11 2606 12 2608 13 2609 14 2610 15 2611 16 2616 17 2617 18 2620 19 2621 20 2622 21 2623 22 2625 23 2626 24 2775 25 2777

Jumlah

AFTAR HA

Nama

M. Fathi AReza AditiaRita WulanAghnia VeiAkhmad GuAkbar SaefDewi Ayu LDimas TsanDesti AuliaDwiky OktDava Ihza ZFarel ZayyaIkhsan ArifIven GaraldIntan Putri Nanda Tri WNur Imam Rica NovitaRidho IkhsSyahrul RoSeptiana GUmi KholilWidia IndaDwi BagusMoh. Rifki

2

ADIR SISW

a Siswa

l Fajri a ndari ila P. ufron fulloh Lestari ni Hab. a M. tavian Zarkars an A. W. fda F. di R. W. Santoso a an M.

omadhon aluh lah

ah Maulana Septiadi 25

 

WA KELOM

Tanggal3/5 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25

MPOK KON

l/Pertemuan10/5 15/5

2 3 √ √ √ √ I I √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ I I √ √ √ √ √ √ √ √ I I √ √ √ √ √ √ √ √ 22 22

Tegal, 1

NTROL (VA

Keter

S I- -- -- 2- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- 2- -- -- -- -- 2- -- -- -- -0 6

18 Mei 2013

141

A)

rangan

I A - - - - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - 6 0

3

Page 159: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

142

  

Lampiran 6 KISI-KISI SOAL TES UJI KEMAMPUAN AWAL

PADA MATERI BANGUN DATAR

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/II

Materi Pokok : Bangun Datar

Jenis Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

No Kompetensi Dasar Indikator soal

Ranah Kognitif yang Diukur Nomor Butir Soal

C1 C2 C3 M Sd Sl M Sd Sl M Sd Sl

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6.1

Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, dan segitiga sembarang.

2

8 20

17

2. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar persegi panjang, persegi, segitiga sama sisi, dan belah ketupat berdasarkan identifikasi jumlah sisi, dan titik sudut benda atau gambar yang diamati.

1 4 10

5

3. Siswa dapat menentukan bagian sisi dan sudut dari bangun datar trapesium, jajar genjang, segitiga sama kaki, dan layang-layang yang diamati.

6 15 13 18

Page 160: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

143

  

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4. Siswa dapat menentukan sifat bangun datar segitiga

siku-siku, segitiga sembarang, persegi panjang, dan trapesium melalui benda atau gambar yang diamati.

3 14 12 16

5. Siswa dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan bangun datar persegi panjang, segitiga sama kaki, dan persegi.

7 11

9 19

Jumlah Butir Soal 5 10 5 Persantase Tingkat Kesukaran (Mudah, Sedang, dan Sulit) 25% mudah 50% sedang 25% sulit

Keterangan : C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan

M= mudah, Sd= sedang, Sl= Sulit

Page 161: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

144

  

Lampiran 7 SOAL TES KEMAMPUAN AWAL

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V/2

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar

bangun.

Kompetensi Dasar : 6.1. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

Alokasi Waktu : 35 menit

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !

1. Benda pada gambar di bawah ini berbentuk bangun ....

a. persegi

b. persegi panjang

c. trapesium

d. jajar genjang

2. Berikut ini yang merupakan salah satu sifat persegi yaitu ....

a. mempunyai tiga sisi yang sama panjang

b. mempunyai satu pasang sisi saling sejajar dan berhadapan

c. mempunyai empat sisi yang sama panjang

d. mempunyai satu sudut siku-siku

3. Sifat yang dimiliki oleh bangun datar di bawah ini yaitu ....

a. mempunyai satu sudut siku-siku

b. mempunyai satu sudut lancip

c. mempunyai satu sudut tumpul

d. mempunyai dua sudut siku-siku

4. Keempat pojoknya berbentuk siku-siku dan keempat sisinya sama panjang

adalah sifat bangun ....

a. persegi c. trapesium

b. persegi panjang d. jajar genjang

Page 162: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

145

  

5. Toni mempunyai mainan berbentuk segitiga. Ketiga sisi mainan sama

panjang. Ketiga sudutnya sama besar. Mainan Toni tersebut berbentuk ....

a. segitiga siku-siku c. segitiga sama kaki

b. segitiga sembarang d. segitiga sama sisi

6. Sisi yang sejajar pada bangun di samping yaitu ....

a. AB dan AD

b. AB dan CD

c. AD dan BC

d. BC dan CD

7. Sebuah persegi panjang mempunyai ukuran panjang 8 cm dan lebar 5 cm.

Luas persegi panjang tersebut yaitu ....

a. 40 cm2 c. 44 cm2

b. 42 cm2 d. 48 cm2

8. Sifat khusus yang dimiliki oleh segitiga sama kaki yaitu ....

a. ketiga sisinya tidak sama panjang

b. ketiga sisinya sama panjang

c. mempunyai dua sisi yang sama panjang

d. mempunyai satu sudut siku-siku

9. Perhatikan gambar di bawah ini.

A Bila besar sudut ABC adalah 650, maka besar sudut

BAC yaitu ....

a. 450 c. 550

b. 500 d. 600

10. Nama bangun datar di bawah ini yaitu ....

a. jajar genjang

b. trapesium

c. layang-layang

d. belah ketupat

A B

D C

B C

Page 163: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

11. Paman m

keliling

a. 104

b. 106

12. Sifat ya

13. Berdasa

14. Berikut

15. Pada ga

16. Bangun

D

B

A

memiliki seb

tanah terseb

4 m

6 m

ang dimiliki o

arkan gamba

ini merupak

ambar di baw

n pada gamba

C

C

A

bidang tanah

but yaitu ....

oleh bangun

a.

b.

c.

d.

ar di bawah i

a.

b.

c.

d.

kan sifat dari

a.

b.

c.

d.

wah ini, sisi y

a.

b.

c.

d.

ar di bawah

a.

b.

c.

d.

B

 

h berbentuk

c.

d.

n datar di baw

panjang sis

besar sudut

mempunya

panjang ket

ini, sudut yan

sudut ABC

sudut BCD

sudut DAB

sudut DAB

i bangun pad

mempunya

mempunya

keempat sis

sisi yang be

yang sama p

AB dan AC

AB dan BC

AC dan BC

AB, AC, da

ini mempun

sisi yang be

mempunya

keempat su

keempat sis

persegi den

108 m

110 m

wah ini yaitu

si AB = panj

t CAB = bes

ai satu sudut

tiga sisinya b

ng sama bes

C dan sudut B

D dan sudut A

B dan sudut B

B dan sudut A

da gambar di

ai empat buah

ai empat titik

sinya sama p

erhadapan sa

panjang yaitu

C

C

C

an BC

nyai sifat ....

erhadapan sa

ai satu pasang

udutnya mem

sinya sama p

ngan panjang

u ....

ang sisi BC

sar sudut AB

lancip

berbeda

sar yaitu ....

BCD

ADC

BCD

ABC

i bawah ini,

h sisi

k sudut yang

panjang

ama panjang

u ....

ama panjang

g sisi yang s

mbentuk sudu

panjang

146

g sisi 26 m.

BC

kecuali ....

siku-siku

g

g

sejajar

ut lancip

Page 164: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

147

  

17. Berikut ini yang merupakan sifat dari segitiga sama sisi yaitu ....

a. mempunyai dua buah sisi yang sama panjang

b. memiliki sebuah sudut siku-siku

c. panjang ketiga sisinya berbeda-beda

d. mempunyai tiga buah sudut yang sama besar

18. Perhatikan gambar di bawah ini. Sudut yang sama besar yaitu ....

a. sudut DAB dan sudut ABC

b. sudut ADC dan sudut ABC

c. sudut DAB dan sudut DCB

d. sudut ABC dan sudutDCB

19. Sebuah persegi panjang mempunyai ukuran panjang 15 cm dan luasnya 90

cm2. Ukuran lebar persegi panjang tersebut yaitu ....

a. 5 cm c. 7 cm

b. 6 cm d. 8 cm

20. Sifat dari segitiga sembarang yaitu ....

a. panjang ketiga sisinya berbeda

b. ketiga sisinya sama panjang

c. mempunyai dua sisi yang sama panjang

d. mempunyai satu sudut siku-siku

Kunci Jawaban Soal Tes Uji Kemampuan Awal

1. b 11. a

2. c 12. d

3. a 13. c

4. a 14. c

5. d 15. a

6. b 16. b

7. a 17. d

8. c 18. c

9. b 19. b

10. d 20. a

Page 165: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

148

  

Lampiran 8

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V (Lima)/2 (Dua)

Standar Kompetensi : 6. Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

1. Sifat-sifat bangun datar

1. Melakukan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, lingkaran, belah ketupat, layang-layang.

2. Latihan dengan fasilitas soal

1. Menyebutkan sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, lingkaran, belah ketupat, layang-layang.

2. Menggambar bangun datar dari sifat-sifat bangun datar yang diberikan.

Kinerja

15 jp x 35 menit

1. Buku pelajaran Matematika SD Kelas 5

2. Buku lain yang sesuai

Page 166: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

149

  

Lampiran 9

PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V (Lima)/2 (Dua)

Standar Kompetensi : 6. Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Media Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Sifat-sifat

bangun datar

(trapesium,

jajar genjang,

belah ketupat,

layang-

layang)

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Menyiapkan kondisi

siswa, kelas, dan media.

b. Memberikan apersepsi

berkaitan dengan materi.

2. Kegiatan inti

a. Menggali pengetahuan

siswa tentang bangun

1. Menyebutkan sifat-

sifat bangun datar

trapesium, jajar

genjang, belah

ketupat, layang-

layang.

2. Menggambar bangun

datar dari sifat-sifat

Gambar

rumah,

kawat yang

dibentuk

bangun

datar

persegi dan

persegi

1. Tes

Tertulis

(setiap

akhir

pembela-

jaran)

2. Tes

formatif

8 jp x 35 menit

(3xpertemuan)

1. Astuti, Lusia

Tri dan P.

Sunardi. 2009.

Matematika 5:

Untuk Sekolah

Dasar kelas V.

Jakarta: Pusat

Perbukuan,

Page 167: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

150

  

datar (trapesium, jajar

genjang, belah ketupat,

layang-layang) dengan

media kawat berbentuk

persegi dan persegi

panjang dan bangun datar

dari kertas manila.

b. Membagi siswa menjadi

5 kelompok dan setiap

anggota kelompok diberi

nomor.

c. Guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa

melalui LKS.

d. Siswa menyatukan

pendapatnya melalui

diskusi kelompok.

e. Guru memanggil salah

satu nomor untuk

bangun datar yang

diberikan.

panjang,

layang-

layang,

kertas

manila yang

dibentuk

bangun datar

trapesium,

jajar

genjang,

belah

ketupat,

layang-

layang.

Departemen

Pendidikan

Nasional.

2. Sumanto, Heni

Kusumawati,

dan Nur Aksin.

2008. Gemar

matematika 5:

Untuk Kelas V

SD/MI.

Jakarta: Pusat

Perbukuan,

Departemen

Pendidikan

Nasional.

Page 168: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

151

  

menjawab soal.

f. Menggambar bangun

datar sesuai dengan sifat-

sifat yang telah diketahui.

3. Kegiatan Penutup

a. Menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah

dipelajari bersama.

b. Melakukan evaluasi

pembelajaran dengan

mengerjakan Soal

Evaluasi (kuis).

c. Tes formatif pada

pertemuan terakhir materi

pokok bangun datar.

Page 169: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

152

  

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Model Pembelajaran Numbered Heads Together pada Kelas Eksperimen

Oleh:

Arni Nur Alfiati

NIM 1401409034

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIT PELAKSANA PROGRAM TEGAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 170: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

153

  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELOMPOK EKSPERIMEN

Sekolah : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Waktu : 3 x 35 menit (Pertemuan 1)

Pelaksanaan : Senin, 13 Mei 2013

A. STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

B. KOMPETENSI DASAR

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

C. INDIKATOR

6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang.

6.1.2 Menggambar bangun datar trapesium dan jajar genjang dari sifat-sifat

bangun datar yang diberikan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang bangun datar trapesium

dan jajar genjang, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sisi dan titik

sudut dari bangun datar trapesium dan jajar genjang.

2. Melalui diskusi kelompok dengan model pembelajaran NHT, siswa dapat

mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang

berdasarkan bentuk sisi dan sudutnya.

3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun

datar trapesium dan jajar genjang.

Karakter yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,

toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.

Page 171: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

EE. MATER

1. Tra

Tra

mem

a.

b.

c.

2. Jaja

Jaja

berh

RI PEMBE

Sifat-Sifat

apesium

apesium term

miliki satu p

Trapesium

Trapesium

Trapesium

ar genjang

ar genjang a

hadapan seja

ELAJARAN

Bangun Da

masuk jenis

pasang sisi se

siku-siku, s

sama kaki,

sembarang,

adalah bangu

ajar dan sam

 

N

atar Trapes

bangun da

ejajar. Jenis

ifat-sifat trap

1) mem

sama

2) mem

SPQ

sifat-sifat tra

1) mem

sama

2) mem

yaitu

3) mem

besar

sudut

sudut

sifat-sifat tr

1) mem

panja

2) mem

Sudu

un datar seg

ma panjang. S

a. sisi-s

panja

sisi K

sisi K

ium dan Ja

atar segiemp

trapesium ad

pesium siku

iliki dua s

a panjang, ya

iliki 2 sudut

dan sudut P

apesium sam

iliki dua si

a panjang, ya

iliki 2 sisi

PQ = RS

iliki 2 pasa

r, yaitu:

t QPS = sudu

t PQR = QR

rapesium sem

iliki 2 sisi se

ang, yaitu AD

iliki sudut y

ut BAD ≠ AB

giempat den

Sifat-sifat jaj

sisi yang berh

ang

KN // sisi LM

KL // sisi NM

ajar Genjan

pat dengan

da 3 yaitu:

-siku yaitu:

sisi sejajar

aitu sisi PQ /

t siku-siku, y

SR

ma kaki yaitu

isi sejajar y

aitu QR // PS

yang sama

ang sudut y

ut RSP

RS

mbarang yai

ejajar tetapi

D // BC, AD

ang tidak sa

BC ≠ BCD ≠

ngan sisi-sisi

jar genjang y

hadapan seja

M, KN = LM

M, KL = NM

154

g

ciri utama

dan tidak

// sisi SR

yaitu sudut

u:

yang tidak

S

a panjang,

yang sama

itu:

tidak sama

D ≠ BC

ama besar.

≠ CDA

inya yang

yaitu:

ajar sama

M

M

Page 172: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

155

  

b. sudut-sudut yang berhadapan sama besar

sudut KLM = sudut KNM

sudut LKN = sudut LMN

c. kedua diagonal berpotongan dan membagi dua sama panjang

d. jumlah sudut-sudut yang berdekatan 180°

F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode Pembelajaran:

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi kelompok

d. Demonstrasi

2. Model Pembelajaran: Numbered Heads Together

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 (3 x 35 menit)

1. Kegiatan Awal (± 5 menit)

a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.

c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman

kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)

d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima

pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar

tugas siswa.

e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan

bertanya kepada siswa, “Perhatikan gambar rumah berikut ini.

Berbentuk apakah bagian atap pada rumah tersebut?”.

f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.

(menghargai pendapat orang lain)

g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

Page 173: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

156

  

2. Kegiatan Inti (± 80 menit)

a. Eksplorasi (25 menit)

1) Guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan selembar

kertas yang berbentuk persegi panjang, lalu melipat salah satu

sisinya secara tidak sejajar dengan sisi lainnya kemudian

memotong lipatan tersebut seperti gambar berikut:

2) Guru menunjukkan kawat yang berbentuk persegi panjang kepada

siswa, kemudian mendorong salah satu sudut persegi panjang

tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun jajar genjang.

3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun

trapesium dan jajar genjang, dengan pertanyaan pengiring:

Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?

Bagaimana panjang masing-masing sisinya?

Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?

Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?

Catatlah ciri-ciri dari bangun trapesium dan jajar genjang

tersebut. (tekun, ketelitian)

4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar trapesium dan jajar

genjang.

b. Elaborasi (50 menit)

1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen dengan

masing-masing anggota kelompok 4 siswa. Setiap anggota

kelompok diberi nomor antara 1-4.

2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa melalui lembar

kegiatan siswa.

Page 174: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

157

  

3) Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya

terhadap jawaban atas lembar kerja yang diberikan guru dan

meyakinkan anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

(kerjasama, toleransi)

4) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan

mencoba menjawab pertanyaan. (percaya diri, tanggung jawab)

c. Konfirmasi (5 menit)

1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

diketahui oleh siswa.

2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi

yang dipelajari.

3) Guru memberikan penguatan pada siswa.

3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)

a. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduknya semula.

b. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.

c. Siswa mengerjakan soal evaluasi/kuis. (jujur)

d. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya kepada

siswa.

e. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran

a. Gambar rumah

b. Kawat berbentuk persegi panjang

c. Contoh bangun trapesium dan jajar genjang

2. Sumber Belajar

a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah

Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Page 175: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

I

b.

I. PENILA

1. Pros

a. T

b. T

2. Jeni

3. Ben

4. Instr

a. L

b. S

5. Kun

6. Skor

Skor

Sumanto,

Matem

Depart

AIAN PEM

sedur Penilai

Tes proses (

Tes akhir (ad

is Penilaian

ntuk Tes

rumen Penil

LKS (terlam

Soal Evalua

nci Jawaban

r Penilaian

r jawaban se

Heni Kus

matika 5: Un

temen Pendi

MBELAJAR

ian :

ada pada keg

da pada kegi

: Tes t

: Tes u

laian :

mpir)

si (terlampir

: Terla

:

esuai dengan

 

umawati, d

ntuk Kelas V

idikan Nasio

RAN

giatan inti)

iatan akhir)

tertulis

uraian

r)

ampir

n pedoman p

x 100

dan Nur A

V SD/MI. Jak

onal.

penskoran.

Aksin. 200

karta: Pusat P

Tegal, 10 M

158

8. Gemar

Perbukuan,

Mei 2013

Page 176: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

M

K

M

W

P

2

K

2

3

Mata Pelajar

Kelas/Semes

Materi Poko

Waktu

Petunjuk Pen

1. Tulis nam

2. Kerjakan

Kerjakan soa

1. Perhatik

2. Perhatik

3. Perhatik

E

H

ran :

ster :

ok :

:

ngisian:

ma kelompok

soal berikut

al-soal berik

kan trapesium

kan trapesium

kan bangun t

F

LEMBAR

Matematika

VB/II

Sifat-sifat B

20 menit

k dan nama a

t secara berk

kut ini denga

m PQRS di b

a. Si

b. Su

c. Tr

m EFGH di

a. sis

b. Sis

c. Su

d. Su

e. Tra

trapesium di

a. Si

b. Ga

G

 

KEGIATAN

a

Bangun Data

anggota pad

kelompok de

an teman sek

bawah ini. T

isi PQ sejaja

udut SPQ = s

rapesium PQ

bawah ini. T

i EF sejajar

si EH = sisi .

udut EFG sam

udut FGH sam

apesium EFG

i bawah ini.

isi AD sejaja

ambar disam

Nama Nama 1. 2. 3. 4.

N SISWA

ar Trapesium

a kolom yan

engan cermat

kelompokmu

Tentukan:

r dengan ....

sudut .... = ..

QRS merupak

Tentukan:

dengan ....

....

ma besar den

ma besar den

GH merupak

Tentukan:

ar dengan ....

mping merup

KelompokAnggota

m dan Jajar G

ng disediakan

t.

u.

.. 0

kan trapesiu

ngan sudut ..

ngan sudut .

kan trapesium

.

pakan trapesi

: :

159

Genjang

n.

um .... (skor: 20)

...

...

m .... (skor: 25)

ium .... (skor: 5)

Page 177: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

160

  

4. Perhatikan jajar genjang ABCD. Jika AB = 15 cm, BC = 10 cm, dan sudut

ADC = 800, tentukan:

a. Panjang AD = ... cm

b. Panjang DC = ... cm

c. Besar sudut ABC = sudut ... = ... 0

d. Besar sudut BCD = sudut ... = ... 0

(skor: 20)

5. Gambarlah sebuah jajar genjang KLMN dengan ketentuan panjang sisi-

sisinya 3 cm dan 5 cm serta sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut yaitu 300.

(skor: 30)

A B

C D

Page 178: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

161

  

KISI-KISI SOAL EVALUASI (KUIS)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Trapesium dan Jajar Genjang

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal

Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3

Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

1. Disajikan sebuah bangun trapesium. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun trapesium.

Uraian 1a √ 10

2. Siswa dapat menyebutkan dua sisi yang sama panjang dari bangun trapesium.

Uraian 1b √ 10

3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun trapesium.

Uraian 1c √ 10

4. Disajikan sebuah bangun jajar genjang. Siswa dapat menentukan berapa pasang sisi yang sejajar.

Uraian 2a √ 10

Page 179: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

162

  

5. Siswa dapat menentukan sisi yang sama panjang

Uraian 2b √ 10

6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.

Uraian 2c √ 10

7. Siswa dapat menggambar bangun trapesium siku-siku.

Uraian 3 √ 20

8. Siswa dapat mengambar bangun jajar genjang

Uraian 4 √ 20

JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit

Keterangan :

C1 : Kognitif 1 (Ingatan)

C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)

C3 : Kognitif 3 (Penerapan)

Md : Mudah

Sd : Sedang

Sk : Sukar

Page 180: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

163

  

LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Matematika

Waktu : 10 menit

Petunjuk Pengisian:

1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.

2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.

Jawablah soal berikut ini dengan cermat.

1. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?

b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi ... dan ...

c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!

(skor: 30)

2. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Ada berapa pasang sisi yang sejajar?

b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!

c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!

(skor: 30)

3. Buatlah sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang sisi-sisi

yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.

(skor: 20)

4. Buatlah jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm dan

panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut 700.

(skor: 20)

A B

C D

G H

I J

Nama : No. Absen : Kelas :

Page 181: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

164

  

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN

A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa

1. Pada trapesium PQRS:

a. Sisi PQ sejajar dengan sisi SR

b. Sudut SPQ = Sudut PSR = 900

c. Trapesium PQRS merupakan trapesium siku-siku

(skor: 20)

2. Pada trapesium EFGH:

a. sisi EF sejajar dengan sisi HG

b. Sisi EH = sisi FG

c. Sudut EFG sama besar dengan sudut FEH

d. Sudut FGH sama besar dengan sudut EHG

e. Trapesium EFGH merupakan trapesium sama kaki

(skor: 25)

3. a. Sisi AD sejajar dengan sisi BC

b. Trapesium ABCD merupakan trapesium sembarang (skor: 5)

4. Pada jajar genjang ABCD:

a. Panjang AD = 10 cm

b. Panjang DC = 15 cm

c. Besar sudut ABC = sudut ADC = 800

d. Besar sudut BCD = sudut DAB = 1000

(skor: 20)

5. Menggambar trapesium sembarang GHIJ.

(skor: 30)

Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100

Page 182: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

165

  

B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi (Kuis)

1. Pada trapesium ABCD:

a. Jumlah sisi = 4

b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi AD dan BC

c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:

Sudut DAB = sudut ABC

Sudut ADC = sudut BCD

(skor: 30)

2. Pada jajar genjang GHIJ:

a. Sisi yang sejajar ada 2 pasang

b. Dua pasang sisi yang sama panjang, yaitu:

Sisi GH = sisi IJ

Sisi GJ = sisi HI

c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:

Sudut GHI = sudut GJI

Sudut HGJ = sudut HIJ

(skor: 30)

3. Membuat sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang

sisi-sisi yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.

(skor: 20)

4. Membuat jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm

dan panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi

tersebut 700.

(skor: 20)

Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100

Page 183: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

166

  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELOMPOK EKSPERIMEN

Sekolah : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan 2)

Pelaksanaan : Rabu, 15 Mei 2013

A. STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

B. KOMPETENSI DASAR

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

C. INDIKATOR

6.1.3 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang.

6.1.4 Menggambar bangun datar belah ketupat dan layang-layang dari sifat-

sifat bangun datar yang diberikan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang bangun datar belah

ketupat dan layang-layang, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sisi

dan titik sudut dari bangun datar belah ketupat dan layang-layang.

2. Melalui diskusi kelompok dengan model pembelajaran NHT, siswa dapat

mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang

berdasarkan bentuk sisi dan sudutnya.

3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun

datar belah ketupat dan layang-layang.

Karakter yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,

toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.

Page 184: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

167

  

E. MATERI PEMBELAJARAN

Sifat-Sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang

3. Belah Ketupat

Belah ketupat disebut juga sebagai jajar genjang yang memiliki

semua sisi sama panjang. Belah ketupat juga dibentuk dari dua buah

segitiga sama kaki yang kongruen dan alasnya berhimpitan. Sifat-sifat

belah ketupat yaitu:

a. Semua sisinya sama panjang

AB = BC = CD = AD

b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

Sudut BAD = sudut BCD

Sudut ABC = sudut ADC

c. Kedua diagonal belah ketupat merupakan

sumbu simetri. Diagonalnya yaitu AC dan

BD.

d. Diagonal belah ketupat saling berpotongan

tegak lurus.

4. Layang-layang

Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang

alasnya sama panjang dan berhimpit . Sifat-sifat layang-layang yaitu:

a. memiliki 2 pasang sisi sama panjang.

sisi AD = sisi CD

sisi AB = sisi CB

b. Memiliki sepasang sudut berhadapan yang

sama besar.

sudut DAB = sudut DCB

c. Memiliki satu sumbu simetri, yaitu BD.

d. Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

C

A

B D

Page 185: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

168

  

F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode Pembelajaran:

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi kelompok

d. Demonstrasi

2. Model Pembelajaran: Numbered Heads Together

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 2 (2 x 35 menit)

1. Kegiatan Awal (± 5 menit)

a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.

c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman

kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)

d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima

pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar

tugas siswa.

e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah layang-

layang dan bertanya kepada siswa, “apakah kalian pernah bermain

layang-layang? Bagaimanakah bentuk layang-layang?

f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.

(menghargai pendapat orang lain)

g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti (± 50 menit)

a. Eksplorasi (15 menit)

1) Guru memancing pengetahuan siswa dengan menunjukkan kawat

yang berbentuk persegi, kemudian mendorong salah satu sudut

persegi tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun belah

ketupat.

Page 186: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

169

  

2) Guru menunjukkan bentuk layang-layang kepada siswa dan

meminta siswa mengamati bangun tersebut.

3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun belah

ketupat dan layang-layang, dengan pertanyaan pengiring:

Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?

Bagaimana panjang masing-masing sisinya?

Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?

Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?

Catatlah ciri-ciri dari bangun belah ketupat dan layang-layang

tersebut. (tekun, ketelitian)

4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar belah ketupat dan

layang-layang.

b. Elaborasi (30 menit)

1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen dengan

masing-masing anggota kelompok 4 siswa. Setiap anggota

kelompok diberi nomor antara 1-4.

2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa melalui lembar

kegiatan siswa.

3) Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya

terhadap jawaban atas lembar kerja yang diberikan guru dan

meyakinkan anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

(kerjasama, toleransi)

4) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan

mencoba menjawab pertanyaan. (percaya diri, tanggung jawab)

c. Konfirmasi (5 menit)

1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

diketahui oleh siswa.

Page 187: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

170

  

2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi

yang dipelajari.

3) Guru memberikan penguatan pada siswa.

3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

a. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduknya semula.

b. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.

c. Siswa mengerjakan soal evaluasi/kuis. (jujur)

d. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya kepada

siswa.

e. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran

a. Kertas manila yang dibentuk bangun belah ketupat dan layang-layang

b. Kawat berbentuk persegi

2. Sumber Belajar

a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah

Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional.

b. Sumanto, Heni Kusumawati, dan Nur Aksin. 2008. Gemar

matematika 5: Untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

I. PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Prosedur Penilaian :

a. Tes proses (ada pada kegiatan inti)

b. Tes akhir (ada pada kegiatan akhir)

2. Jenis Penilaian : Tes tertulis

3. Bentuk Tes : Tes uraian

4. Instrumen Penilaian :

a. LKS (terlampir)

Page 188: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

b. S

5. Kun

6. Skor

Skor

Soal Evalua

nci Jawaban

r Penilaian

r jawaban se

si (terlampir

: Terla

:

esuai dengan

 

r)

ampir

n pedoman p

x 100

penskoran.

Tegal, 13 M

171

Mei 2013

Page 189: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

172

  

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang

Waktu : 20 menit

Petunjuk Pengisian:

1. Tulis nama kelompok dan nama anggota pada kolom yang disediakan.

2. Kerjakan soal berikut secara berkelompok dengan cermat.

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan teman sekelompokmu.

1. Perhatikan belah ketupat ABCD di bawah ini. Jika sudut ABC = 1200, maka:

a. Sisi AB sejajar dengan sisi ....

b. Sisi AD sejajar dengan sisi ....

c. Besar sudut ADC = sudut .... = .... 0

d. Besar sudut BCD = sudut .... = .... 0

(skor: 30)

2. Perhatikan layang-layang ABCD di bawah ini. Jika sudut DAB = 1000 dan

sudut ADC = 1100, tentukan:

a. Sisi AD = sisi ....

b. Sisi AB = sisi ....

c. Besar sudut DCB = sudut .... = .... 0

d. Besar sudut ABC = ....

(skor: 20)

3. Gambarlah sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm. (skor 25)

4. Gambarlah sebuah layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm. (skor: 25)

C

A

B D

Nama Kelompok : Nama Anggota : 1. 2. 3. 4.

Page 190: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

173

  

KISI-KISI SOAL EVALUASI

Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal

Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3

Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

1. Disajikan sebuah bangun belah ketupat. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun belah ketupat.

Uraian 1a √ 10

2. Siswa dapat menyebutkan sisi yang sama panjang dari bangun belah ketupat.

Uraian 1b √ 10

3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun belah ketupat.

Uraian 1c √ 10

4. Disajikan sebuah bangun layang-layang. Siswa dapat menentukan jumlah sisi yang sama panjang.

Uraian 2a √ 10

Page 191: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

174

  

5. Siswa dapat menjelaskan sisi yang sama panjang

Uraian 2b √ 10

6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.

Uraian 2c √ 10

7. Siswa dapat menggambar bangun belah ketupat.

Uraian 3 √ 20

8. Siswa dapat mengambar bangun layang-layang.

Uraian 4 √ 20

JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit

Keterangan :

C1 : Kognitif 1 (Ingatan)

C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)

C3 : Kognitif 3 (Penerapan)

Md : Mudah

Sd : Sedang

Sk : Sukar

Page 192: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

175

  

LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Matematika

Waktu : 10 menit

Petunjuk Pengisian:

1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.

2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.

Jawablah soal berikut ini dengan cermat.

1. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?

b. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang!

c. Jelaskan sudut apa saja yang sama besar!

(skor: 30)

2. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Ada berapa pasang sisi yang sama panjang?

b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!

c. Ada berapa pasang sudut yang sama besar?

Jelaskan!

(skor: 30)

3. Gambarlah sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4 cm.

(skor: 20)

4. Gambarlah layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6 cm.

(skor: 20)

C

A

B D

Nama : No. Absen : Kelas :

Page 193: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

176

  

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN

A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa

1. Pada belah ketupat ABCD:

a. Sisi AB sejajar dengan sisi DC

b. Sisi AD sejajar dengan sisi BC

c. Besar sudut ADC = sudut ABC = 1200

d. Besar sudut BCD = sudut BAD = 600

(skor : 30)

2. Pada layang-layang ABCD:

a. Sisi AD = sisi CD

b. Sisi AB = sisi CB

c. Besar sudut DCB = sudut DAB = 1000

d. Besar sudut ABC = 500

(skor: 20)

3. Menggambar sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm.

(skor: 25)

4. Menggambar layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm.

(skor: 25)

Nilai jumlah perolehan skor

skor maksimal x 100

B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. Pada belah ketupat ABCD:

a. Jumlah sisi = 4

b. Sisi-sisi yang sama panjang, yaitu:

sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi AD

c. Sudut yang sama besar, yaitu:

Sudut ABC = sudut ADC

Sudut BCD = sudut BAD

(skor: 30)

Page 194: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

177

  

2. Pada layang-layang ABCD:

a. 2 pasang sisi yang sama panjang

b. Sisi yang sama panjang yaitu:

sisi AD = sisi DC

sisi AB = sisi BC

c. 1 pasang sudut yang sama besar, yaitu sudut DAB = sudut DCB

(skor: 30)

3. Menggambar sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4

cm.

(skor: 20)

4. Menggambar layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6

cm.

(skor: 20)

Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100

Page 195: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

178

  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VB/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Waktu : 3 x 35 menit (Pertemuan 3)

Pelaksanaan : Jumat, 17 Mei 2013

A. STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

B. KOMPETENSI DASAR

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

C. INDIKATOR

6.1.5 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah

ketupat, layang-layang.

6.1.6 Menggambar bangun datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat,

dan layang-layang dari sifat-sifat bangun datar yang diberikan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang bangun datar belah, siswa

dapat menyebutkan bagian-bagian sisi dan titik sudut dari bangun datar

trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang.

2. Melalui model pembelajaran NHT yang diterapkan guru, siswa dapat

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang trapesium, jajar genjang, belah

ketupat, dan layang-layang berdasarkan bentuk sisi dan sudut pada

bangun tersebut.

3. Melalui demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun datar

trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.

Page 196: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

179

  

Karakter yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,

toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Bangun Datar Trapesium, Jajar Genjang, Belah Ketupat, dan Layang-layang

(Pemantapan materi pertemuan 1 dan 2)

F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode Pembelajaran:

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi kelompok

d. Demonstrasi

2. Model Pembelajaran: Numbered Heads Together

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 3 (3 x 35 menit)

1. Kegiatan Awal (± 5 menit)

a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.

c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman

kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)

d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima

pembelajaran.

e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan

bertanya kepada siswa, “Masih ingatkah kalian tentang bangun

trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang? Bentuk

bangun datar apakah ini?”

f. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

Page 197: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

180

  

2. Kegiatan Inti (± 95 menit)

a. Eksplorasi (5 menit)

1) Guru menjelaskan sekilas tentang materi bangun datar trapesium,

jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang. (tekun)

2) Guru menunjukkan berbagai bentuk bangun datar seperti

trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.

3) Guru memberikan soal tes formatif kepada siswa.

b. Elaborasi (85 menit)

1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen dengan

masing-masing anggota kelompok 4 siswa. Setiap anggota

kelompok diberi nomor antara 1-4.

2) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.

3) Siswa diberi kesempatan untuk menyatukan pendapatnya atas

pertanyaan yang diberikan guru dan meyakinkan anggota dalam

timnya mengetahui jawaban itu. (kerjasama, toleransi)

4) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya sesuai yang dipanggil mengacungkan tangannya dan

mencoba menjawab pertanyaan. (percaya diri, tanggung jawab)

5) Siswa mengerjakan soal tes formatif sesuai dengan

kemampuannya sendiri. (jujur, ketelitian)

c. Konfirmasi (5 menit)

1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

diketahui oleh siswa.

2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi

yang dipelajari.

3) Guru memberikan penguatan kepada siswa. (menghargai

pendapat orang lain)

3. Kegiatan Akhir (± 5 menit)

a. Guru memberikan ulasan tentang beberapa soal formatif.

b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.

Page 198: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

H

I

H. MEDIA

1. Med

Con

laya

2. Sum

a. A

b. S

I. PENILA

1. Pros

2. Jeni

3. Ben

4. Instr

5. Kun

6. Skor

A DAN SUM

dia Pembela

ntoh bangun

ang.

mber Belaja

Astuti, Lusia

Dasar

Pendid

Sumanto, H

matem

Depart

AIAN PEM

sedur Penilai

is Penilaian

ntuk Tes

rumen Penil

nci Jawaban

r Penilaian

MBER BEL

ajaran

n trapesium,

ar

a Tri dan P.

kelas V.

dikan Nasion

Heni Kusu

matika 5: Un

temen Pendi

MBELAJAR

ian : Poste

: Tes t

: Tes p

laian : Soal

: Terla

:

 

LAJAR

jajar genja

Sunardi. 20

Jakarta:

nal.

umawati, d

ntuk Kelas V

idikan Nasio

RAN

es

tertulis

pilihan gand

Hasil Belaja

ampir

x 100

ang, belah k

009. Matema

Pusat Per

an Nur A

V SD/MI. Jak

onal.

da

ar (terlampir

0

ketupat, dan

atika 5: Unt

rbukuan, D

Aksin. 2008

karta: Pusat P

r)

Tegal, 15 M

181

n layang-

tuk Sekolah

Departemen

8. Gemar

Perbukuan,

Mei 2013

Page 199: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

182

  

Lampiran 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Model Pembelajaran Konvensional pada Kelas Kontrol

Oleh:

Arni Nur Alfiati

NIM 1401409034

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIT PELAKSANA PROGRAM TEGAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 200: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

183

  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Waktu : 3 x 35 menit (Pertemuan 1)

Pelaksanaan : Jumat, 3 Mei 2013

A. STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

B. KOMPETENSI DASAR

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

C. INDIKATOR

6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang.

6.1.2 Menggambar bangun datar trapesium dan jajar genjang dari sifat-sifat

bangun datar yang diberikan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi sifat

bangun datar trapesium dan jajar genjang.

2. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan

permasalahan yang berkaitan dengan bangun datar trapesium dan jajar

genjang.

3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun

datar trapesium dan jajar genjang.

Karakter yang diharapkan: Disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,

toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.

Page 201: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

EE. MATER

1. Trap

Tra

mem

a.

b.

c.

2. Jaja

Jaja

berh

RI PEMBE

Sifat-Sifat

pesium

apesium term

miliki satu p

Trapesium

Trapesium

Trapesium

ar genjang

ar genjang a

hadapan seja

ELAJARAN

Bangun Da

masuk jenis

pasang sisi se

siku-siku, s

sama kaki,

sembarang,

adalah bangu

ajar dan sam

 

N

atar Trapes

bangun da

ejajar. Jenis

ifat-sifat trap

1) mem

sama

2) mem

SPQ

sifat-sifat tra

1) mem

sama

2) mem

yaitu

3) mem

besar

sudut

sudut

sifat-sifat tr

1) mem

panja

2) mem

Sudu

un datar seg

ma panjang. S

ium dan Ja

atar segiemp

trapesium ad

pesium siku

iliki dua s

a panjang, ya

iliki 2 sudut

dan sudut P

apesium sam

iliki dua si

a panjang, ya

iliki 2 sisi

PQ = RS

iliki 2 pasa

r, yaitu:

t QPS = sudu

t PQR = QR

rapesium sem

iliki 2 sisi se

ang, yaitu AD

iliki sudut y

ut BAD ≠ AB

giempat den

Sifat-sifat jaj

ajar Genjan

pat dengan

da 3 yaitu:

-siku yaitu:

sisi sejajar

aitu sisi PQ /

t siku-siku, y

SR

ma kaki yaitu

isi sejajar y

aitu QR // PS

yang sama

ang sudut y

ut RSP

RS

mbarang yai

ejajar tetapi

D // BC, AD

ang tidak sa

BC ≠ BCD ≠

ngan sisi-sisi

jar genjang y

184

g

ciri utama

dan tidak

// sisi SR

yaitu sudut

u:

yang tidak

S

a panjang,

yang sama

itu:

tidak sama

D ≠ BC

ama besar.

≠ CDA

inya yang

yaitu:

Page 202: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

185

  

b. sisi-sisi yang berhadapan sejajar sama panjang

sisi KN // sisi LM, KN = LM

sisi KL // sisi NM, KL = NM

c. sudut-sudut yang berhadapan sama besar

sudut KLM = sudut KNM

sudut LKN = sudut LMN

d. kedua diagonal berpotongan dan membagi dua sama panjang

e. jumlah sudut-sudut yang berdekatan 180°

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Pemberian tugas

5. Demonstrasi

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 (3 x 35 menit)

1. Kegiatan Awal (± 5 menit)

a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.

c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman

kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)

d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima

pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar

tugas siswa.

e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan

bertanya kepada siswa, “Perhatikan gambar rumah berikut ini.

Berbentuk apakah bagian atas pada rumah tersebut?”

f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.

Page 203: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

186

  

g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti (± 80 menit)

a. Eksplorasi (25 menit)

1) Guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan selembar

kertas yang berbentuk persegi panjang, lalu melipat salah satu

sisinya secara tidak sejajar dengan sisi lainnya kemudian

memotong lipatan tersebut seperti gambar berikut:

2) Guru menunjukkan kawat yang berbentuk persegi panjang kepada

siswa, kemudian mendorong salah satu sudut persegi panjang

tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun jajar genjang.

3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun

trapesium dan jajar genjang, dengan pertanyaan pengiring:

Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?

Bagaimana panjang masing-masing sisinya?

Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?

Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?

Catatlah ciri-ciri dari bangun trapesium dan jajar genjang

tersebut. (tekun, ketelitian)

4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar trapesium dan jajar

genjang.

2. Elaborasi (50 menit)

1) Guru memberikan contoh soal mengenai materi sifat-sifat bangun

datar trapesium dan jajar genjang serta cara penyelesaiannya.

Page 204: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

187

  

2) Guru memberikan soal latihan mengenai materi sifat-sifat bangun

datar trapesium dan jajar genjang. (ketelitian)

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal dengan teman

sebangkunya. (kerjasama, toleransi)

4) Guru membuka diskusi kelas untuk membahas hasil pekerjaan

siswa. (menghargai pendapat orang lain)

3. Konfirmasi (5 menit)

1) Guru bersama siswa mencocokan jawaban soal latihan yang telah

dikerjakan.

2) Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan kelas dan

menuliskan hasil jawabannya. (percaya diri, tanggung jawab)

3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

diketahui oleh siswa.

4) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi

yang dipelajari.

5) Guru memberikan penguatan pada siswa.

3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)

a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. (jujur)

c. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya pada siswa.

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran

a. Gambar rumah

b. Kawat berbentuk persegi panjang

c. Contoh bangun trapesium dan jajar genjang

2. Sumber Belajar

a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah

Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Page 205: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

I

b. S

I. PENILA

1. Pros

a. T

b. T

2. Jeni

3. Ben

4. Instr

a. L

b. S

5. Kun

6. Skor

Skor

Sumanto, H

Matem

Depart

AIAN PEM

sedur Penilai

Tes proses (

Tes akhir (ad

is Penilaian

ntuk Tes

rumen Penil

LTS (terlam

Soal Evalua

nci Jawaban

r Penilaian

r jawaban se

Heni Kusu

matika 5: Un

temen Pendi

MBELAJAR

ian :

ada pada keg

da pada kegi

: Tes t

: Tes u

laian :

mpir)

si (terlampir

: Terla

:

esuai dengan

 

umawati, d

ntuk Kelas V

idikan Nasio

RAN

giatan inti)

iatan akhir)

tertulis

uraian

r)

ampir

n pedoman p

x 100

an Nur A

V SD/MI. Jak

onal.

penskoran.

Aksin. 2008

karta: Pusat P

Tegal, 1 Me

188

8. Gemar

Perbukuan,

ei 2013

Page 206: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

M

K

M

W

P

3

4

K

2

3

Mata Pelajar

Kelas/Semes

Materi Poko

Waktu

Petunjuk Pen

3. Tulis nam

4. Kerjakan

Kerjakan soa

1. Perhatik

2. Perhatik

3. Perhatik

E

H

ran :

ster :

ok :

:

ngisian:

ma kelompok

soal berikut

al-soal berik

kan trapesium

kan trapesium

kan bangun t

F

LEMBA

Matematika

VA/II

Sifat-sifat B

20 menit

k dan nama a

t secara berk

kut ini denga

m PQRS di b

a. Si

b. Su

c. Tr

m EFGH di

a. sis

b. Sis

c. Su

d. Su

e. Tra

trapesium di

a. Si

b. Ga

G

 

AR TUGAS

a

Bangun Data

anggota pad

kelompok de

an teman sek

bawah ini. T

isi PQ sejaja

udut SPQ = s

rapesium PQ

bawah ini. T

i EF sejajar

si EH = sisi .

udut EFG sam

udut FGH sam

apesium EFG

i bawah ini.

isi AD sejaja

ambar disam

Nama 1. 2. 3.

SISWA

ar Trapesium

a kolom yan

engan cermat

kelompokmu

Tentukan:

r dengan ....

sudut .... = ..

QRS merupak

Tentukan:

dengan ....

....

ma besar den

ma besar den

GH merupak

Tentukan:

ar dengan ....

mping merup

Anggota

m dan Jajar G

ng disediakan

t.

u.

.. 0

kan trapesiu

ngan sudut ..

ngan sudut .

kan trapesium

.

pakan trapesi

:

189

Genjang

n.

um ....

(skor: 20)

...

...

m ....

(skor: 25)

ium ....

(skor: 5)

Page 207: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

190

  

4. Perhatikan jajar genjang ABCD. Jika AB = 15 cm, BC = 10 cm, dan sudut

ADC = 800, tentukan:

a. Panjang AD = ... cm

b. Panjang DC = ... cm

c. Besar sudut ABC = sudut ... = ... 0

d. Besar sudut BCD = sudut ... = ... 0

(skor: 20)

5. Gambarlah sebuah jajar genjang KLMN dengan ketentuan panjang sisi-

sisinya 3 cm dan 5 cm serta sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut yaitu 300.

(skor: 30)

A B

C D

Page 208: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

191

  

KISI-KISI SOAL EVALUASI (KUIS)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Trapesium dan Jajar Genjang

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal

Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3

Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

1. Disajikan sebuah bangun trapesium. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun trapesium.

Uraian 1a √ 10

2. Siswa dapat menyebutkan dua sisi yang sama panjang dari bangun trapesium.

Uraian 1b √ 10

3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun trapesium.

Uraian 1c √ 10

4. Disajikan sebuah bangun jajar genjang. Siswa dapat menentukan berapa pasang sisi yang sejajar.

Uraian 2a √ 10

Page 209: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

192

  

5. Siswa dapat menentukan sisi yang sama panjang

Uraian 2b √ 10

6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.

Uraian 2c √ 10

7. Siswa dapat menggambar bangun trapesium siku-siku.

Uraian 3 √ 20

8. Siswa dapat mengambar bangun jajar genjang

Uraian 4 √ 20

JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit

Keterangan :

C1 : Kognitif 1 (Ingatan)

C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)

C3 : Kognitif 3 (Penerapan)

Md : Mudah

Sd : Sedang

Sk : Sukar

Page 210: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

193

  

LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Matematika

Waktu : 10 menit

Petunjuk Pengisian:

1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.

2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.

Jawablah soal berikut ini dengan cermat.

1. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?

b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi ... dan ...

c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!

(skor: 30)

2. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Ada berapa pasang sisi yang sejajar?

b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!

c. Jelaskan dua pasang sudut yang sama besar!

(skor: 30)

3. Buatlah sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang sisi-sisi

yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.

(skor: 20)

4. Buatlah jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm dan

panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi tersebut 700.

(skor: 20)

A B

C D

G H

I J

Nama : No. Absen : Kelas :

Page 211: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

194

  

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN

A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa

1. Pada trapesium PQRS:

a. Sisi PQ sejajar dengan sisi SR

b. Sudut SPQ = Sudut PSR = 900

c. Trapesium PQRS merupakan trapesium siku-siku

(skor: 20)

2. Pada trapesium EFGH:

a. sisi EF sejajar dengan sisi HG

b. Sisi EH = sisi FG

c. Sudut EFG sama besar dengan sudut FEH

d. Sudut FGH sama besar dengan sudut EHG

e. Trapesium EFGH merupakan trapesium sama kaki

(skor: 25)

3. a. Sisi AD sejajar dengan sisi BC

b. Trapesium ABCD merupakan trapesium sembarang (skor: 5)

4. Pada jajar genjang ABCD:

a. Panjang AD = 10 cm

b. Panjang DC = 15 cm

c. Besar sudut ABC = sudut ADC = 800

d. Besar sudut BCD = sudut DAB = 1000

(skor: 20)

5. Menggambar trapesium sembarang GHIJ.

(skor: 30)

Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100

Page 212: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

195

  

B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi (Kuis)

1. Pada trapesium ABCD:

a. Jumlah sisi = 4

b. Sisi yang sama panjang yaitu sisi AD dan BC

c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:

Sudut DAB = sudut ABC

Sudut ADC = sudut BCD

(skor: 30)

2. Pada jajar genjang GHIJ:

a. Sisi yang sejajar ada 2 pasang

b. Dua pasang sisi yang sama panjang, yaitu:

Sisi GH = sisi IJ

Sisi GJ = sisi HI

c. Dua pasang sudut yang sama besar, yaitu:

Sudut GHI = sudut GJI

Sudut HGJ = sudut HIJ

(skor: 30)

3. Membuat sebuah trapesium siku-siku PQRS dengan ketentuan panjang

sisi-sisi yang sejajar 5 cm dan 4 cm, serta jarak kedua sisi tersebut 3 cm.

(skor: 20)

4. Membuat jajar genjang KLMN dengan panjang sisi KL = MN = 4 cm

dan panjang sisi LM = KN = 3 cm. Sudut yang dibentuk kedua sisi

tersebut 700.

(skor: 20)

Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100

Page 213: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

196

  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan 2)

Pelaksanaan : Jumat, 10 Mei 2013

A. STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

B. KOMPETENSI DASAR

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

C. INDIKATOR

6.1.3 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang.

6.1.4 Menggambar bangun datar belah ketupat dan layang-layang dari sifat-

sifat bangun datar yang diberikan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi

sifat bangun datar belah ketupat dan layang-layang.

2. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan

permasalahan yang berkaitan dengan bangun datar belah ketupat dan

layang-layang.

3. Setelah mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun

datar belah ketupat dan layang-layang.

Karakter yang diharapkan: Disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun,

toleransi, ketelitian, jujur, percaya diri, menghargai pendapat orang lain.

Page 214: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

197

  

E. MATERI PEMBELAJARAN

Sifat-Sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang

3. Belah Ketupat

Belah ketupat disebut juga sebagai jajar genjang yang memiliki

sisi sama panjang. Belah ketupat juga dibentuk dari dua buah segitiga

sama kaki yang kongruen dan alasnya berhimpitan. Sifat-sifat belah

ketupat yaitu:

a. Semua sisinya sama panjang

AB = BC = CD = AD

b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

Sudut BAD = sudut BCD

Sudut ABC = sudut ADC

c. Kedua diagonal belah ketupat merupakan sumbu

simetri. Diagonalnya yaitu AC dan BD.

d. Diagonal belah ketupat berpotongan tegak lurus.

4. Layang-layang

Layang-layang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang

alasnya sama panjang dan berhimpit . Sifat-sifat layang-layang yaitu:

a. memiliki 2 pasang sisi sama panjang.

sisi AD = sisi CD

sisi AB = sisi CB

b. Memiliki sepasang sudut berhadapan yang sama

besar yaitu sudut DAB = sudut DCB

c. Memiliki satu sumbu simetri, yaitu BD.

d. Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Pemberian tugas

4. Diskusi

C

A

B D

Page 215: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

198

  

5. Demonstrasi

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 2 (2 x 35 menit)

1. Kegiatan Awal (± 5 menit)

a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.

c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman

kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)

d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima

pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar

tugas siswa.

e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah layang-

layang dan bertanya kepada siswa, “apakah kalian pernah bermain

layang-layang? Bagaimanakah bentuk layang-layang?

f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.

g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti (± 50 menit)

a. Eksplorasi (15 menit)

1) Guru memancing pengetahuan siswa dengan menunjukkan kawat

yang berbentuk persegi, kemudian mendorong salah satu sudut

persegi tersebut ke dalam, sehingga terbentuk bangun belah

ketupat.

2) Guru menunjukkan bentuk layang-layang kepada siswa dan

meminta siswa mengamati bangun tersebut.

3) Guru dan siswa bersama-sama menganalisis ciri-ciri bangun belah

ketupat dan layang-layang, dengan pertanyaan pengiring:

Page 216: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

199

  

Berapa jumlah sisi yang dimiliki bangun tersebut?

Bagaimana panjang masing-masing sisinya?

Bagaimana bentuk masing-masing sudutnya?

Apakah bentuknya sama dengan bangun persegi panjang?

Catatlah ciri-ciri dari bangun belah ketupat dan layang-layang

tersebut. (tekun, ketelitian)

4) Guru mendemonstrasikan cara menggambar belah ketupat dan

layang-layang.

b. Elaborasi (30 menit)

1) Guru memberikan contoh soal mengenai materi sifat-sifat bangun

datar belah ketupat dan layang-layang serta cara penyelesaiannya.

2) Guru memberikan soal latihan mengenai materi sifat-sifat bangun

datar belah ketupat dan layang-layang. (ketelitian)

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal dengan teman

sebangkunya. (kerjasama, toleransi)

4) Guru membuka diskusi kelas untuk membahas hasil pekerjaan

siswa. (menghargai pendapat orang lain)

c. Konfirmasi (5 menit)

1) Guru bersama siswa mencocokan jawaban soal latihan yang telah

dikerjakan.

2) Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan kelas dan

menuliskan hasil jawabannya. (percaya diri, tanggung jawab)

3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

diketahui oleh siswa.

4) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi

yang dipelajari.

5) Guru memberikan penguatan pada siswa.

4. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. (jujur)

Page 217: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

200

  

c. Guru menganalisis hasil evaluasi dan menyampaikannya kepada

siswa.

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran

a. Kertas manila yang dibentuk bangun datar belah ketupat dan layang-

layang

b. Kawat berbentuk persegi

2. Sumber Belajar

a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah

Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

b. Sumanto, Heni Kusumawati, dan Nur Aksin. 2008. Gemar

matematika 5: Untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

I. PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Prosedur Penilaian :

a. Tes proses (ada pada kegiatan inti)

b. Tes akhir (ada pada kegiatan akhir)

2. Jenis Penilaian : Tes tertulis

3. Bentuk Tes : Tes uraian

4. Instrumen Penilaian :

a. LTS (terlampir)

b. Soal Evaluasi (terlampir)

5. Kunci Jawaban : Terlampir

6. Skor Penilaian :

Skor jawaban sesuai dengan pedoman penskoran.

Page 218: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

 

x 100

Tegal, 8 Me

201

ei 2013

Page 219: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

202

  

LEMBAR TUGAS SISWA

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang

Waktu : 20 menit

Petunjuk Pengisian:

1. Tulis nama kelompok dan nama anggota pada kolom yang disediakan.

2. Kerjakan soal berikut secara berkelompok dengan cermat.

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan teman sekelompokmu.

1. Perhatikan belah ketupat ABCD di bawah ini. Jika sudut ABC = 1200, maka:

a. Sisi AB sejajar dengan sisi ....

b. Sisi AD sejajar dengan sisi ....

c. Besar sudut ADC = sudut .... = .... 0

d. Besar sudut BCD = sudut .... = .... 0

(skor: 30)

2. Perhatikan layang-layang ABCD di bawah ini. Jika sudut DAB = 1000 dan

sudut ADC = 1100, tentukan:

a. Sisi AD = sisi ....

b. Sisi AB = sisi ....

c. Besar sudut DCB = sudut .... = .... 0

d. Besar sudut ABC = ....

(skor: 20)

3. Gambarlah sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm. (skor 25)

4. Gambarlah sebuah layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm. (skor: 25)

C

A

B D

Nama Anggota : 1. 2. 3.

Page 220: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

203

  

KISI-KISI SOAL EVALUASI

Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat dan Layang-layang

B. STANDAR KOMPETENSI

Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis soal No. Soal

Ranah Kognitif Skor C1 C2 C3

Md Sd Sk Md Sd Sk Md Sd Sk Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

1. Disajikan sebuah bangun belah ketupat. Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi bangun belah ketupat.

Uraian 1a √ 10

2. Siswa dapat menyebutkan sisi yang sama panjang dari bangun belah ketupat.

Uraian 1b √ 10

3. Siswa dapat menjelaskan sudut yang sama besar pada bangun belah ketupat.

Uraian 1c √ 10

4. Disajikan sebuah bangun layang-layang. Siswa dapat menentukan jumlah sisi yang sama panjang.

Uraian 2a √ 10

Page 221: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

204

  

5. Siswa dapat menjelaskan sisi yang sama panjang

Uraian 2b √ 10

6. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.

Uraian 2c √ 10

7. Siswa dapat menggambar bangun belah ketupat.

Uraian 3 √ 20

8. Siswa dapat mengambar bangun layang-layang.

Uraian 4 √ 20

JUMLAH 8 2 4 2 100 Persentase tingkat kesukaran soal 25% mudah 50% sedang 25% sulit

Keterangan :

C1 : Kognitif 1 (Ingatan)

C2 : Kognitif 2 (Pemahaman)

C3 : Kognitif 3 (Penerapan)

Md : Mudah

Sd : Sedang

Sk : Sukar

Page 222: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

205

  

LEMBAR SOAL EVALUASI (KUIS)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Matematika

Waktu : 10 menit

Petunjuk Pengisian:

1. Tulis nama, no. absen, dan kelas pada kolom yang disediakan.

2. Kerjakan soal berikut secara individu dengan cermat.

Jawablah soal berikut ini dengan cermat.

1. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Berapakah jumlah sisi pada bangun tersebut?

b. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang!

c. Jelaskan sudut apa saja yang sama besar!

(skor: 30)

2. Perhatikan gambar berikut ini.

a. Ada berapa pasang sisi yang sama panjang?

b. Jelaskan sisi apa saja yang sama panjang!

c. Ada berapa pasang sudut yang sama besar?

Jelaskan!

(skor: 30)

3. Gambarlah sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4 cm.

(skor: 20)

4. Gambarlah layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6 cm.

(skor: 20)

C

A

B D

Nama : No. Absen : Kelas :

Page 223: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

206

  

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN

A. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa

1. Pada belah ketupat ABCD:

a. Sisi AB sejajar dengan sisi DC

b. Sisi AD sejajar dengan sisi BC

c. Besar sudut ADC = sudut ABC = 1200

d. Besar sudut BCD = sudut BAD = 600

(skor : 30)

2. Pada layang-layang ABCD:

a. Sisi AD = sisi CD

b. Sisi AB = sisi CB

c. Besar sudut DCB = sudut DAB = 1000

d. Besar sudut ABC = 500

(skor: 20)

3. Menggambar sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal 4 cm.

(skor: 25)

4. Menggambar layang-layang dengan panjang diagonal 3 cm dan 5 cm.

(skor: 25)

Nilai jumlah perolehan skor

skor maksimal x 100

B. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. Pada belah ketupat ABCD:

a. Jumlah sisi = 4

b. Sisi-sisi yang sama panjang, yaitu:

sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi AD

c. Sudut yang sama besar, yaitu:

Sudut ABC = sudut ADC

Sudut BCD = sudut BAD

(skor: 30)

Page 224: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

207

  

2. Pada layang-layang ABCD:

a. 2 pasang sisi yang sama panjang

b. Sisi yang sama panjang yaitu:

sisi AD = sisi DC

sisi AB = sisi BC

c. 1 pasang sudut yang sama besar, yaitu sudut DAB = sudut DCB

(skor: 30)

3. Menggambar sebuah belah ketupat PQRS dengan panjang diagonalnya 4

cm.

(skor: 20)

4. Menggambar layang-layang KLMN dengan panjang diagonal 4 cm dan 6

cm.

(skor: 20)

Nilai jumlah perolehan skor skor maksimal x 100

Page 225: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

208

  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SD Negeri Penarukan 02

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VA/II

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Pelaksanaan : Rabu, 15 Mei 2012

A. STANDAR KOMPETENSI

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.

B. KOMPETENSI DASAR

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

C. INDIKATOR

6.1.5 Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah

ketupat, layang-layang.

6.1.6 Menggambar bangun datar dari sifat-sifat bangun datar yang diberikan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan sifat-

sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-

layang.

2. Melalui demonstrasi guru, siswa dapat menggambar bangun datar

trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.

3. Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa pada

materi Bangun Datar.

Karakter yang diharapkan:

Disiplin, tanggung jawab, kerjasama, tekun, toleransi, ketelitian, jujur,

percaya diri, menghargai pendapat orang lain.

Page 226: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

209

  

E. MATERI PEMBELAJARAN

Bangun Datar Trapesium, Jajar Genjang, Belah Ketupat, dan Layang-layang

(Pemantapan materi pertemuan 1 dan 2)

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

4. Diskusi

5. Penugasan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 3 (3 x 35 menit)

1. Kegiatan Awal (± 5 menit)

a. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

b. Guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak?”.

c. Guru melakukan presensi dengan bertanya kepada siswa, “siapa teman

kalian yang tidak masuk hari ini?”. (disiplin)

d. Guru mengondisikan siswa secara fisik dan psikis untuk menerima

pembelajaran serta menyiapkan buku pelajaran, media, dan lembar

tugas siswa.

e. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan sebuah gambar dan

bertanya kepada siswa, “Masih ingatkah kalian tentang bangun

trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang?”

f. Guru memberi penguatan untuk jawaban siswa yang benar.

g. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti (± 95 menit)

a. Eksplorasi (5 menit)

1) Guru menjelaskan sekilas tentang materi bangun datar trapesium,

jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang. (tekun)

Page 227: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

210

  

2) Guru menunjukkan berbagai bentuk bangun datar trapesium, jajar

genjang, belah ketupat, dan layang-layang.

3) Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok siswa tentang

materi bangun datar sebagai pemantapan materi.

4) Guru membagikan lembar soal tes formatif kepada siswa.

b. Elaborasi (85 menit)

1) Siswa mengamati bangun datar yang ditunjukkan oleh guru.

2) Kelompok siswa menyebutkan sifat-sifat bangun datar. (percaya

diri)

3) Kelompok siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru

tentang materi bangun datar. (tanggung jawab, toleransi)

4) Siswa mengerjakan soal sesuai dengan kemampuannya sendiri.

(ketelitian, jujur)

c. Konfirmasi (5 menit)

1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

diketahui oleh siswa.

2) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman tentang materi

yang dipelajari. (kerjasama)

3) Guru memberikan penguatan kepada siswa. (menghargai

pendapat orang lain)

3. Kegiatan Akhir (± 5 menit)

a. Guru memberikan ulasan tentang beberapa soal formatif.

b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media Pembelajaran

Contoh trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang.

2. Sumber Belajar

a. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah

Dasar kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Page 228: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

I

b. S

I. PENILA

1. Pros

2. Jeni

3. Ben

4. Instr

5. Kun

6. Skor

Sumanto, H

matem

Depart

AIAN PEM

sedur Penilai

is Penilaian

ntuk Tes

rumen Penil

nci Jawaban

r Penilaian

Heni Kusu

matika 5: Un

temen Pendi

MBELAJAR

ian : Poste

: Tes t

: Tes p

laian : Soal

: Terla

:

 

umawati, d

ntuk Kelas V

idikan Nasio

RAN

es

tertulis

pilihan gand

Hasil Belaja

ampir

x 100

an Nur A

V SD/MI. Jak

onal.

da

ar (terlampir

0

Aksin. 2008

karta: Pusat P

r)

Tegal, 13 M

211

8. Gemar

Perbukuan,

Mei 2013

Page 229: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

212

  

Lampiran 12

KISI-KISI ANGKET UJI COBA

Dalam menyusun butir-butir pernyataan angket, peneliti mengembangkan

indikator dari teori motivasi. Uraian lebih lengkap terdapat pada tabel berikut ini:

Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar siswa

Variabel Indikator Motivasi Belajar No Butir

Pernyataan positif

Pernyataan negatif

Motivasi Adanya perhatian terhadap pembelajaran.

2, 24 20

Adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran.

5 10, 18

Adanya kepuasan setelah mengikuti pembelajaran.

3, 9 23

Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

6, 12 7

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

4, 8 16, 19

Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

11, 14, 17 -

Adanya penghargaan dalam belajar.

15, 22 13

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

1, 21, 25 -

Jumlah 17 8

Page 230: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

213

  

Lampiran 13

ANGKET UJI COBA TENTANG MOTIVASI BELAJAR

Petunjuk pengisian angket :

1. Tulislah nama dan nomor anda pada lembar jawaban.

2. Bacalah secara cermat pernyataan yang telah tersedia.

3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar di lembar

jawaban.

4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan pendapatmu tanpa pengaruh orang lain.

5. Jawaban angket ini tidak mempengaruhi nilai.

6. Periksa kembali sebelum angket diserahkan.

7. Rambu-rambu jawaban:

a. Alternatif jawaban terdiri dari :

1) Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

2) Selalu, sering, jarang, tidak pernah.

b. Keterangan:

1) Selalu : lebih dari 5 kali dalam sebulan

2) Sering : 3 sampai 5 kali dalam sebulan

3) Jarang : 1 sampai 2 kali dalam sebulan

4) Tidak pernah : 0 kali dalam sebulan

*) dalam sebulan, ada 8 kali pelajaran matematika

Tuliskan pendapatmu dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar jawaban.

1. Saya merasa tertarik dengan mata pelajaran matematika yang sedang

berlangsung di kelas.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

2. Saya memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran

matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 231: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

214

  

3. Matematika adalah pelajaran yang menyenangkan bagi saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

4. Hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran matematika bermanfaat bagi saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

5. Saya bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika di sekolah.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Saya merasa tertantang untuk berfikir ketika mendapat tugas matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Bila menjumpai soal matematika yang sulit, saya merasa malas mengerjakan.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Saya mencoba menyelesaikan soal matematika yang ada di buku walaupun

tidak diperintah oleh guru.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Saya merasa bangga apabila dapat menyelesaikan soal matematika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

10. Jika jawaban saya berbeda dengan jawaban teman dalam mengerjakan tugas

matematika, saya mengganti jawaban supaya sama dengan jawaban teman.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Saya berusaha meraih nilai yang lebih bagus dari temanku dalam ulangan

matematika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 232: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

215

  

12. Saya berusaha menjawab soal matematika dengan benar pada saat ulangan.

a. Selalu c. Jarang

b. pering d. Tidak pernah

13. Saya berbicara sendiri dengan teman sebangku apabila mengikuti pelajaran

matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Saya berkeinginan mendapatkan nilai 100 dalam ulangan matematika di

kelas.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

15. Saya merasa bangga jika saya mendapat prestasi bagus dalam pelajaran

matematika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

16. Saya belajar matematika jika orang tua mengingatkan untuk belajar.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Saya ingin menjadi siswa yang pintar dalam pelajaran matematika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

18. Saya lebih suka mencontoh pekerjaan rumah teman dari pada mengerjakan

sendiri di rumah.

a. Selalu c. Jaraang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Saya merasa bosan dengan pekerjaan rumah yang diberikan guru.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Saya tidak suka mendengarkan penjelasan guru tentang materi matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 233: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

216

  

21. Saya senang apabila guru meminta bekerja kelompok untuk menyelesaikan

tugas matematika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

22. Saya senang apabila guru memberikan pujian saat saya dan teman-teman

mengerjakan tugas matematika dengan baik.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Saya tidak suka mengikuti pelajaran matematika di sekolah.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

24. Saya siap menjawab apabila guru bertanya tentang materi pelajaran

matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

25. Saya penasaran apabila guru membawa benda-benda tertentu pada saat

pelajaran matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

Jujur dan Percaya Diri Sendiri

Page 234: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

217

  

Lampiran 14

LEMBAR VALIDASI PENILAI AHLI

Nama Penilai : Dra. Noening Andrijati, M.Pd.

Pekerjaan : Dosen Pembimbing I

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-

butir angket motivasi siswa dalam belajar matematika, berilah tanda cek (√) pada

kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka beri tanda

cek (√) pada kolom Ya. Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka

beri tanda cek (√) pada kolom Tidak.

Kriteria telaah:

A. Butir pernyataan sesuai dengan indikator.

B. Hanya ada satu jawaban yang paling tepat.

C. Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.

D. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

E. Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif.

F. Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat.

No Butir Soal

A B C D E F

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √

Page 235: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

218

  

No Butir Soal

A B C D E F Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

8 √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √ √ √ √ √ √

22 √ √ √ √ √ √

23 √ √ √ √ √ √

24 √ √ √ √ √ √

25 √ √ √ √ √ √

Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan

Tegal, 24 April 2013

Penilai

Dra. Noening Andrijati, M.Pd

NIP 19680610 199303 2 002

Page 236: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

219

  

LEMBAR VALIDASI PENILAI AHLI

Nama Penilai : Drs. HY. Poniyo, M.Pd.

Pekerjaan : Dosen Pembimbing II

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-

butir angket motivasi siswa dalam belajar matematika, berilah tanda cek (√) pada

kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka beri tanda

cek (√) pada kolom Ya. Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka

beri tanda cek (√) pada kolom Tidak.

Kriteria telaah:

A. Butir pernyataan sesuai dengan indikator.

B. Hanya ada satu jawaban yang paling tepat.

C. Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas.

D. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

E. Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif.

F. Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat.

No Butir Soal

A B C D E F

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √

3 √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √

6 √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √

Page 237: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

220

  

No Butir Soal

A B C D E F

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

9 √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √ √ √ √ √ √

22 √ √ √ √ √ √

23 √ √ √ √ √ √

24 √ √ √ √ √ √

25 √ √ √ √ √ √

Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan.

Tegal, 24 April 2013

Penilai

Drs. HY. Poniyo, M.Pd

NIP 19510412 198102 1 001

Page 238: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

221

  

Lampiran 15

TABEL PEMBANTU ANALISIS ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Kode Siswa

Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

siswa1 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 69 siswa2 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 2 80 siswa3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 1 77 siswa4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 1 4 4 3 2 2 78 siswa5 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 84 siswa6 3 4 2 3 2 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 79 siswa7 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 82 siswa8 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 1 3 4 1 3 4 2 4 4 4 4 4 3 84siswa9 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 88 siswa10 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 74 siswa11 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 85 siswa12 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 80 siswa13 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 73 siswa14 3 4 3 3 2 4 1 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 82 siswa15 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 3 4 1 4 3 2 4 2 2 2 70siswa16 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 1 2 4 4 3 2 3 72 siswa17 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 69 siswa18 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 siswa19 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 4 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 63 siswa20 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 1 4 4 1 4 3 3 4 3 3 4 4 4 84 siswa21 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 85 siswa22 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 93 siswa23 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 74

Page 239: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

222

  

Kode Siswa

Nomor Soal Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

siswa24 3 4 2 3 4 4 1 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 2 81siswa25 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 2 3 3 1 80 siswa26 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 76 siswa27 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 73 siswa28 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 2 3 3 4 3 2 80 siswa29 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 76 siswa30 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 92siswa31 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 1 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 73 siswa32 4 3 4 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 1 1 4 4 1 4 3 80 siswa33 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 3 2 3 3 2 2 3 74 siswa34 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 77 siswa35 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 4 3 1 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 75 siswa36 3 4 4 3 4 2 1 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 1 4 4 4 4 2 4 1 75 siswa37 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 1 81 siswa38 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 2 4 3 1 4 4 77 siswa39 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 79 siswa40 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 81 siswa41 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 69 siswa42 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 79 siswa43 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 1 4 1 4 2 4 3 3 82 siswa44 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 3 4 4 1 4 2 3 4 4 3 4 3 3 84 siswa45 3 4 2 4 2 2 3 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 80 siswa46 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 78 Skor 142 158 137 162 146 138 116 129 159 144 163 161 120 174 172 111 170 138 137 136 152 147 139 139 114 3604

Page 240: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

223

  

Lampiran 16

HASIL OUTPUT SPSS VALIDITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Correlations item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13item1 Pearson Correlation 1 .080 .533** .312* .244 .055 .163 .169 .461** .027 -.153 .133 .188

Sig. (2-tailed) .597 .000 .035 .102 .715 .280 .261 .001 .859 .311 .379 .212N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item2 Pearson Correlation .080 1 .149 .328* .526** .205 -.059 .221 .214 .058 -.045 .392** -.201Sig. (2-tailed) .597 .323 .026 .000 .172 .695 .140 .154 .703 .766 .007 .179N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item3 Pearson Correlation .533** .149 1 .355* .511** .038 .058 .241 .431** .005 -.166 .023 .058Sig. (2-tailed) .000 .323 .015 .000 .803 .701 .107 .003 .974 .271 .881 .703N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item4 Pearson Correlation .312* .328* .355* 1 .413** .103 .233 .378** .489** .045 .193 .370* .019Sig. (2-tailed) .035 .026 .015 .004 .496 .120 .010 .001 .764 .199 .011 .899N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item5 Pearson Correlation .244 .526** .511** .413** 1 .147 -.154 .425** .116 -.076 -.156 .263 -.170Sig. (2-tailed) .102 .000 .000 .004 .331 .306 .003 .443 .616 .302 .077 .260N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item6 Pearson Correlation .055 .205 .038 .103 .147 1 -.288 .157 .096 .036 .000 .214 .238Sig. (2-tailed) .715 .172 .803 .496 .331 .052 .298 .524 .811 1.000 .153 .112N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item7 Pearson Correlation .163 -.059 .058 .233 -.154 -.288 1 -.131 .148 .251 -.048 .000 .082Sig. (2-tailed) .280 .695 .701 .120 .306 .052 .386 .327 .092 .753 1.000 .588N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item8 Pearson Correlation .169 .221 .241 .378** .425** .157 -.131 1 .270 -.311* .094 .117 -.318*

Sig. (2-tailed) .261 .140 .107 .010 .003 .298 .386 .070 .035 .534 .437 .031N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item9 Pearson Correlation .461** .214 .431** .489** .116 .096 .148 .270 1 -.036 .158 .375* .056Sig. (2-tailed) .001 .154 .003 .001 .443 .524 .327 .070 .812 .295 .010 .713N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Page 241: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

224

  

item10 Pearson Correlation .027 .058 .005 .045 -.076 .036 .251 -.311* -.036 1 -.104 .087 -.229Sig. (2-tailed) .859 .703 .974 .764 .616 .811 .092 .035 .812 .492 .566 .126N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item11 Pearson Correlation -.153 -.045 -.166 .193 -.156 .000 -.048 .094 .158 -.104 1 .136 -.052Sig. (2-tailed) .311 .766 .271 .199 .302 1.000 .753 .534 .295 .492 .369 .729N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item12 Pearson Correlation .133 .392** .023 .370* .263 .214 .000 .117 .375* .087 .136 1 -.081Sig. (2-tailed) .379 .007 .881 .011 .077 .153 1.000 .437 .010 .566 .369 .591N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item13 Pearson Correlation .188 -.201 .058 .019 -.170 .238 .082 -.318* .056 -.229 -.052 -.081 1Sig. (2-tailed) .212 .179 .703 .899 .260 .112 .588 .031 .713 .126 .729 .591 N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item14 Pearson Correlation .091 -.051 -.016 .216 -.018 .203 -.053 .003 .234 .158 .294* .243 .006Sig. (2-tailed) .547 .739 .918 .150 .905 .177 .725 .983 .118 .295 .047 .104 .971N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item15 Pearson Correlation .004 .016 .117 .115 .136 .000 -.111 -.094 .041 .036 .203 .380** .018Sig. (2-tailed) .977 .917 .439 .445 .368 1.000 .461 .535 .787 .810 .176 .009 .904N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item16 Pearson Correlation -.155 -.270 -.303* -.213 -.244 -.113 -.149 -.177 -.187 -.400** .367* -.113 .302*

Sig. (2-tailed) .304 .069 .041 .156 .103 .454 .324 .239 .214 .006 .012 .455 .041N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item17 Pearson Correlation .190 .258 .041 .342* .194 .165 .017 .258 .401** -.178 .113 .330* .027Sig. (2-tailed) .207 .083 .789 .020 .196 .272 .911 .083 .006 .238 .457 .025 .857N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item18 Pearson Correlation -.151 -.074 -.172 .140 -.199 .194 .229 -.249 .087 .427** .288 .155 .092Sig. (2-tailed) .317 .624 .254 .353 .184 .195 .126 .095 .564 .003 .053 .303 .541N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item19 Pearson Correlation .059 .178 .259 .128 .042 .070 .196 -.008 .069 .147 .113 -.063 -.046Sig. (2-tailed) .696 .235 .082 .398 .780 .643 .192 .960 .649 .329 .454 .677 .759N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item20 Pearson Correlation .009 .176 -.102 .184 -.086 .221 .129 -.152 .081 .232 -.037 .076 -.023Sig. (2-tailed) .955 .242 .502 .221 .571 .140 .394 .313 .591 .120 .810 .618 .877N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Page 242: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

225

  

item21 Pearson Correlation .220 .229 -.038 .198 .239 .102 -.273 .209 .042 -.094 .090 .428** .023Sig. (2-tailed) .142 .126 .804 .187 .110 .500 .066 .163 .783 .532 .552 .003 .878N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item22 Pearson Correlation .074 .274 .008 .187 .259 .196 -.344* .248 .206 -.245 .204 .211 .019Sig. (2-tailed) .625 .066 .957 .214 .082 .192 .019 .097 .170 .100 .173 .158 .898N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item23 Pearson Correlation .164 .232 .193 .340* .180 .182 .238 .208 .321* .217 .159 .240 -.090Sig. (2-tailed) .275 .121 .198 .021 .231 .226 .111 .166 .030 .148 .290 .108 .551N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item24 Pearson Correlation .229 .241 .081 .244 .265 .265 -.096 .340* .130 .033 .070 .430** -.058Sig. (2-tailed) .125 .106 .593 .102 .075 .075 .525 .021 .391 .826 .645 .003 .703N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item25 Pearson Correlation .274 .017 -.019 .026 .006 .174 .018 .279 .045 -.101 -.086 .000 -.046Sig. (2-tailed) .065 .909 .899 .863 .967 .247 .904 .060 .767 .503 .568 1.000 .761N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Skortotal Pearson Correlation .454** .469** .364* .676** .425** .447** .152 .340* .562** .144 .273 .570** .110Sig. (2-tailed) .002 .001 .013 .000 .003 .002 .314 .021 .000 .339 .066 .000 .468N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 243: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

226

  

Correlations item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 skortotal item1 Pearson Correlation .091 .004 -.155 .190 -.151 .059 .009 .220 .074 .164 .229 .274 .454**

Sig. (2-tailed) .547 .977 .304 .207 .317 .696 .955 .142 .625 .275 .125 .065 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item2 Pearson Correlation -.051 .016 -.270 .258 -.074 .178 .176 .229 .274 .232 .241 .017 .469**

Sig. (2-tailed) .739 .917 .069 .083 .624 .235 .242 .126 .066 .121 .106 .909 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item3 Pearson Correlation -.016 .117 -.303* .041 -.172 .259 -.102 -.038 .008 .193 .081 -.019 .364*

Sig. (2-tailed) .918 .439 .041 .789 .254 .082 .502 .804 .957 .198 .593 .899 .013N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item4 Pearson Correlation .216 .115 -.213 .342* .140 .128 .184 .198 .187 .340* .244 .026 .676**

Sig. (2-tailed) .150 .445 .156 .020 .353 .398 .221 .187 .214 .021 .102 .863 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item5 Pearson Correlation -.018 .136 -.244 .194 -.199 .042 -.086 .239 .259 .180 .265 .006 .425**

Sig. (2-tailed) .905 .368 .103 .196 .184 .780 .571 .110 .082 .231 .075 .967 .003N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item6 Pearson Correlation .203 .000 -.113 .165 .194 .070 .221 .102 .196 .182 .265 .174 .447**

Sig. (2-tailed) .177 1.000 .454 .272 .195 .643 .140 .500 .192 .226 .075 .247 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item7 Pearson Correlation -.053 -.111 -.149 .017 .229 .196 .129 -.273 -.344* .238 -.096 .018 .152Sig. (2-tailed) .725 .461 .324 .911 .126 .192 .394 .066 .019 .111 .525 .904 .314N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item8 Pearson Correlation .003 -.094 -.177 .258 -.249 -.008 -.152 .209 .248 .208 .340* .279 .340*

Sig. (2-tailed) .983 .535 .239 .083 .095 .960 .313 .163 .097 .166 .021 .060 .021N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item9 Pearson Correlation .234 .041 -.187 .401** .087 .069 .081 .042 .206 .321* .130 .045 .562**

Sig. (2-tailed) .118 .787 .214 .006 .564 .649 .591 .783 .170 .030 .391 .767 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item10 Pearson Correlation .158 .036 -.400** -.178 .427** .147 .232 -.094 -.245 .217 .033 -.101 .144Sig. (2-tailed) .295 .810 .006 .238 .003 .329 .120 .532 .100 .148 .826 .503 .339N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item11 Pearson Correlation .294* .203 .367* .113 .288 .113 -.037 .090 .204 .159 .070 -.086 .273

Page 244: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

227

  

Sig. (2-tailed) .047 .176 .012 .457 .053 .454 .810 .552 .173 .290 .645 .568 .066N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item12 Pearson Correlation .243 .380** -.113 .330* .155 -.063 .076 .428** .211 .240 .430** .000 .570**

Sig. (2-tailed) .104 .009 .455 .025 .303 .677 .618 .003 .158 .108 .003 1.000 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item13 Pearson Correlation .006 .018 .302* .027 .092 -.046 -.023 .023 .019 -.090 -.058 -.046 .110Sig. (2-tailed) .971 .904 .041 .857 .541 .759 .877 .878 .898 .551 .703 .761 .468N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item14 Pearson Correlation 1 .287 .152 .517** .123 .251 -.026 .004 .219 .221 .016 -.146 .382**

Sig. (2-tailed) .053 .314 .000 .417 .092 .864 .978 .143 .139 .918 .333 .009N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item15 Pearson Correlation .287 1 .064 .132 .115 -.016 .083 .240 -.045 .146 .085 -.078 .272Sig. (2-tailed) .053 .672 .382 .446 .915 .584 .108 .764 .332 .576 .606 .068N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item16 Pearson Correlation .152 .064 1 -.071 -.103 -.022 -.172 -.096 .177 -.131 -.216 -.113 -.149Sig. (2-tailed) .314 .672 .640 .498 .886 .253 .526 .239 .385 .149 .453 .325N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item17 Pearson Correlation .517** .132 -.071 1 -.100 .200 .019 .178 .226 .073 .251 -.124 .440**

Sig. (2-tailed) .000 .382 .640 .508 .182 .900 .237 .130 .628 .092 .412 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item18 Pearson Correlation .123 .115 -.103 -.100 1 -.064 .315* .000 -.107 .165 .137 -.158 .280Sig. (2-tailed) .417 .446 .498 .508 .674 .033 1.000 .480 .273 .363 .295 .059N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item19 Pearson Correlation .251 -.016 -.022 .200 -.064 1 .371* -.035 .162 .323* .187 -.394** .375*

Sig. (2-tailed) .092 .915 .886 .182 .674 .011 .818 .283 .029 .214 .007 .010N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item20 Pearson Correlation -.026 .083 -.172 .019 .315* .371* 1 -.018 .083 .387** .202 -.278 .360*

Sig. (2-tailed) .864 .584 .253 .900 .033 .011 .907 .584 .008 .179 .061 .014N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item21 Pearson Correlation .004 .240 -.096 .178 .000 -.035 -.018 1 .238 .140 .415** .015 .354*

Sig. (2-tailed) .978 .108 .526 .237 1.000 .818 .907 .111 .353 .004 .921 .016N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item22 Pearson Correlation .219 -.045 .177 .226 -.107 .162 .083 .238 1 -.008 .241 .027 .385**

Page 245: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

228

  

Sig. (2-tailed) .143 .764 .239 .130 .480 .283 .584 .111 .959 .107 .861 .008N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item23 Pearson Correlation .221 .146 -.131 .073 .165 .323* .387** .140 -.008 1 .115 -.123 .575**

Sig. (2-tailed) .139 .332 .385 .628 .273 .029 .008 .353 .959 .448 .414 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item24 Pearson Correlation .016 .085 -.216 .251 .137 .187 .202 .415** .241 .115 1 .093 .542**

Sig. (2-tailed) .918 .576 .149 .092 .363 .214 .179 .004 .107 .448 .539 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

item25 Pearson Correlation -.146 -.078 -.113 -.124 -.158 -.394** -.278 .015 .027 -.123 .093 1 .039Sig. (2-tailed) .333 .606 .453 .412 .295 .007 .061 .921 .861 .414 .539 .799N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

skortotal Pearson Correlation .382** .272 -.149 .440** .280 .375* .360* .354* .385** .575** .542** .039 1Sig. (2-tailed) .009 .068 .325 .002 .059 .010 .014 .016 .008 .000 .000 .799 N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Soal yang valid berjumlah 17 butir, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24.

Page 246: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

229

  

Lampiran 17

REKAPITULASI UJI VALIDITAS ANGKET MOTIVASI rtabel = 0,291

taraf signifikansi 0,05 n= 46

Nomor Item Pearson Correlation (r11) Kriteria

1 0,454 Valid 2 0,469 Valid 3 0,364 Valid 4 0,676 Valid 5 0,425 Valid 6 0,447 Valid 7 0,152 Tidak valid 8 0,340 Valid 9 0,562 Valid 10 0,144 Tidak valid 11 0,273 Tidak valid 12 0,570 Valid 13 0,110 Tidak valid 14 0,382 Valid 15 0,272 Tidak valid 16 -0,149 Tidak valid 17 0,440 Valid 18 0,280 Tidak valid 19 0,375 Valid 20 0,360 Valid 21 0,354 Valid 22 0,385 Valid 23 0,575 Valid 24 0,542 Valid 25 0,039 Tidak valid

Berdasarkan hasil uji validitas angket motivasi belajar Matematika, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Dari 25 butir soal yang diujicobakan diperoleh:

a. 17 soal yang valid, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19,

20, 21, 22, 23, dan 24.

b. 8 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 7, 10, 11, 13, 15, 16, 18, dan 25.

2. 17 soal yang valid telah memenuhi seluruh indikator dari motivasi belajar.

Page 247: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

230

  

Lampiran 18

HASIL OUTPUT SPSS RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI (25 SOAL)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 46 100.0

Excludeda 0 .0

Total 46 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.674 25

Selanjutnya, hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi skor motivasi

belajar siswa berdasarkan Arikunto (2010: 319) sebagai berikut:

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,801 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,601 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,401 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,201 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi)

Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,674 menunjukkan bahwa soal yang valid

memenuhi kriteria cukup reliabel.

Page 248: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

231

  

Lampiran 19

HASIL OUTPUT SPSS RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI (17 SOAL VALID)

Reliability

Case Processing Summary N %

Cases Valid 46 100.0

Excludeda 0 .0

Total 46 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.791 17

Selanjutnya, hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi skor motivasi

belajar siswa berdasarkan Arikunto (2010: 319) sebagai berikut:

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,801 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,601 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,401 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,201 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi)

Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,791 menunjukkan bahwa soal yang valid

memenuhi kriteria cukup reliabel dan nilai r11 dari 17 soal yang valid lebih tinggi

daripada nilai r11 dari 25 soal yang diujicobakan.

Page 249: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

232

  

Lampiran 20

REKAPITULASI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET

Nomor Item Kriteria Validitas Kriteria Reliabilitas

1 Valid Reliabel 2 Valid Reliabel 3 Valid Reliabel 4 Valid Reliabel 5 Valid Reliabel 6 Valid Reliabel 7 Tidak valid Tidak reliabel 8 Valid Reliabel 9 Valid Reliabel 10 Tidak valid Tidak reliabel 11 Tidak valid Tidak reliabel 12 Valid Reliabel 13 Tidak valid Tidak reliabel 14 Valid Reliabel 15 Tidak valid Tidak reliabel 16 Tidak valid Tidak reliabel 17 Valid Reliabel 18 Tidak valid Tidak reliabel 19 Valid Reliabel 20 Valid Reliabel 21 Valid Reliabel 22 Valid Reliabel 23 Valid Reliabel 24 Valid Reliabel 25 Tidak valid Tidak reliabel

Berdasarkan hasil rekapitulasi, maka peneliti menggunakan 17 soal valid sebagai

postes untuk mengukur tingkat motivasi siswa dalam belajar Matematika yaitu

soal nomor nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24.

Page 250: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

233

  

Lampiran 21

KISI-KISI SOAL TES UJI COBA MATERI BANGUN DATAR

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/II

Materi Pokok : Bangun Datar

Jenis Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah kognitif yang di ukur

Nomor butir soal C1 C2 C3

M Sd Sl M Sd Sl M Sd Sl1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121. 6.1 Mengidentifikasi

sifat-sifat bangun datar.

1. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar berdasarkan gambar yang diamati.

1 21

2. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun datar jajar genjang.

2 22

3. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun datar layang-layang.

3 23

4. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar trapesium sembarang dan belah ketupat berdasarkan sifat sudutnya.

4 24

5. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar belah ketupat dan trapesium siku-siku berdasarkan sifat sisi dan sudutnya.

5 25

Page 251: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

234

  

3 4 5 6 7 8 9 10 11 126. Siswa dapat menjelaskan tentang sifat sisi atau sudut

bangun datar jajar genjang dan layang-layang. 6

267

27

7. Disajikan gambar bangun trapesium PQRS atau layang-layang ABCD. Siswa dapat menentukan sisi yang sama panjang atau sejajar dan sudut yang sama besar.

8 289

29

8. Disajikan gambar belah ketupat KLMN. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar dengan salah satu sudut yang disebutkan.

1030

9. Disajikan pernyataan mengenai sifat-sifat bangun datar trapesium sama kaki dan trapesium siku-siku, siswa dapat menentukan bangun datar yang dimaksud.

1131

10. Disajikan gambar atau pernyataan tentang bangun datar jajar genjang, trapesium, dan belah ketupat. siswa dapat menentukan mana yang termasuk sifat dan bukan sifat dari bangun tersebut.

1333

1232

11. Siswa dapat menjelaskan persamaan antara bangun datar trapesium dan jajar genjang serta bangun datar belah ketupat dan layang-layang.

1434

12. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara bangun datar trapesium dan jajar genjang serta bangun datar belah ketupat dan layang-layang.

1535

13. Disajikan sebuah gambar bangun trapesium sembarang ABCD dan trapesium siku-siku PQRS. Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.

1636

1 2

Page 252: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

235

  

3 4 5 6 7 8 9 10 11 1214. Disajikan sebuah gambar bangun jajar genjang ABCD.

Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.

17 37

15. Disajikan sebuah gambar belah ketupat ABCD, layang-layang ABCD, dan trapesium PQRS. Siswa dapat menghitung besar salah satu sudut pada bangun datar tersebut.

18 38 19 39

2040

Jumlah Butir Soal 10 20 10 Persentase Tingkat Kesukaran Soal (Mudah, Sedang, Sulit) 25% mudah 50% sedang 25% sulit

Keterangan :

C1 = Pengetahuan (ingatan)

C2 = Pemahaman

C3 = Penerapan

M = Mudah

Sd = Sedang

Sl = Sulit

1 2

Page 253: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

236

  

Lampiran 22

SOAL TES UJI COBA

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V/2

Materi Pokok : Bangun Datar

Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

Alokasi Waktu : 70 menit

PETUNJUK PENGISIAN:

1. Tulislah nama dan nomor absen pada lembar jawab yang disediakan.

2. Bacalah secara cermat setiap soal.

3. Jawablah soal secara individu.

4. Periksa kembali jawabanmu sebelum lembar jawab dikumpulkan.

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !

1. Gambar di bawah ini merupakan contoh bangun datar ....

a. trapesium

b. jajar genjang

c. layang-layang

d. belah ketupat

2. Berikut ini yang merupakan sifat jajar genjang yaitu ....

a. mempunyai satu pasang sisi saling sejajar dan berhadapan

b. mempunyai empat sisi yang sama panjang

c. mempunyai empat sudut yang sama besar

d. mempunyai satu sudut siku-siku

3. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....

a. keempat sisinya sama panjang

b. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang

c. panjang keempat sisinya berbeda-beda

d. sisi yang sejajar tidak sama panjang

Page 254: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

237

  

4. Bangun datar yang memiliki empat sudut yang besarnya berbeda-beda yaitu

....

a. belah ketupat c. trapesium sembarang

b. jajar genjang d. trapesium sama kaki

5. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang sama panjang dan sudut yang

berhadapan sama besar yaitu ....

a. jajar genjang c. trapesium

b. layang-layang d. belah ketupat

6. Sifat sudut yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....

a. mempunyai sudut siku-siku

b. semua sudutnya sama besar

c. sudut yang berhadapan sama besar

d. sudut yang bersebelahan sama besar

7. Layang-layang memiliki ... pasang sudut yang sama besar.

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

8. Perhatikan bangun trapesium di samping.

Sisi yang sejajar dengan sisi PQ yaitu sisi ....

a. QR c. PS

b. SR d. RQ

9. Perhatikan bangun di bawah ini.

Sudut yang sama besar dengan sudut DAB

yaitu sudut....

a. ABC c. ADC

b. DCB d. ABD

10. Perhatikan gambar belah ketupat KLMN berikut ini.

Sudut BCD sama besar dengan sudut ....

a. BAD c. ADC

b. ABC d. CDA

C

A

B D

Page 255: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

238

  

11. Fikri mempunyai sebuah mainan yang mempunyai empat sisi. Dua sisi

diantaranya sama panjang dan dua pasang sudutnya sama besar. Mainan Fikri

tersebut berbentuk ....

a. belah ketupat c. trapesium siku-siku

b. trapesium sembarang d. trapesium sama kaki

12. Sifat yang tidak dimiliki oleh bangun di bawah ini yaitu ....

a. memiliki dua garis diagonal

b. sudut yang berhadapan sama besar

c. sisi yang sejajar tidak sama panjang

d. sisi yang sejajar sama panjang

13. Perhatikan pernyataan berikut ini.

A. sisi yang berhadapan sama panjang

B. semua sisinya sama panjang

C. sudut yang berhadapan sama besar

D. jumlah sudut yang berdekatan 900

Yang merupakan sifat jajar genjang yaitu pernyataan ....

a. A dan B c. B dan C

b. A dan C d. B dan D

14. Berikut ini yang merupakan persamaan dari sifat bangun datar trapesium dan

jajar genjang yaitu ....

a. semua sudutnya sama besar

b. sudut yang berhadapan sama besar

c. memiliki sisi yang sejajar

d. semua sisinya sama panjang

15. Belah ketupat yaitu mempunyai sifat ... yang tidak dimiliki oleh layang-

layang.

a. memiliki sisi yang sama panjang

b. sudut yang berhadapan sama besar

c. memiliki sisi yang sejajar

d. kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus

Page 256: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

239

  

16. Perhatikan gambar bangun trapesium berikut ini.

Jika diketahui panjang sisi AD = 12 cm,

panjang AE = 1 cm, dan FD = 3 cm, maka

panjang sisi BC yaitu ....

a. 5 cm c. 7 cm

b. 6 cm d. 8 cm

17. Perhatikan bangun jajar genjang ABCD berikut ini.

Jika diketahui panjang AD = panjang EC = 7

cm, dan panjang DE = AD, maka panjang

AB yaitu ....

a. 9, 5 cm c. 11,5 cm

b. 10,5 cm d. 12,5 cm

18. Perhatikan bangun belah ketupat ABCD berikut ini.

Jika besar sudut BAD adalah 850, maka besar

sudut ABC yaitu ....

a. 750 c. 950

b. 850 d. 1050

19. Perhatikan bangun layang-layang ABCD berikut ini.

Jika besar sudut DAB = 1000 dan sudut ADC

= 1150, maka besar sudut ABC yaitu ....

a. 450 c. 550

b. 500 d. 600

20. Perhatikan gambar bangun trapesium PQRS berikut ini.

Jika diketahui besar sudut QRS = 500, maka

besar sudut PQR yaitu ....

a. 1000 c. 1200

b. 1100 d. 1300

F E

A B

C D E

C

A

B D

Page 257: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

240

  

21. Gambar di bawah ini merupakan contoh bangun datar ....

a. trapesium

b. jajar genjang

c. layang-layang

d. belah ketupat

22. Berikut ini yang merupakan sifat jajar genjang yaitu ....

a. mempunyai empat sudut yang sama besar

b. mempunyai empat sudut yang tidak sama besar

c. mempunyai dua buah sudut siku-siku

d. sudut yang berhadapan sama besar

23. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....

a. keempat sudutnya sama besar

b. sudut yang berhadapan sama besar

c. besar keempat sudutnya berbeda-beda

d. mempunyai sepasang sudut yang sama besar

24. Bangun datar yang mempunyai sifat sudut-sudut yang berhadapan sama besar

yaitu ....

a. belah ketupat c. trapesium

b. jajar genjang d. layang-layang

25. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang panjangnya berbeda-beda dan

memiliki dua sudut siku-siku yaitu ....

a. belah ketupat c. trapesium sembarang

b. layang-layang d. trapesium siku-siku

26. Sifat sisi yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....

a. keempat sisinya sama panjang

b. sisi yang berhadapan tidak sejajar

c. sisi yang sejajar panjangnya berbeda

d. sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang

27. Pada bangun jajar genjang terdapat ... pasang sudut yang sama besar.

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

Page 258: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

241

  

28. Perhatikan bangun trapesium di samping.

Sisi QR sama panjang dengan sisi ....

a. PS c. PQ

b. SR d. RQ

29. Perhatikan bangun di bawah ini.

Sudut DAC sama besar dengan sudut....

a. BAC c. BCA

b. BCA d. DCA

30. Perhatikan gambar belah ketupat KLMN berikut ini.

Sudut ABC sama besar dengn sudut ....

a. BAD c. ADC

b. ABC d. CDA

31. Sebuah kertas memiliki sepasang sisi yang sejajar dan dua sudutnya

membentuk sudut 900. Kertas tersebut berbentuk bangun ....

a. jajar genjang

b. trapesium sembarang

c. trapesium siku-siku

d. trapesium sama kaki

32. Sifat yang tidak dimiliki oleh bangun di bawah ini yaitu ....

a. mempunyai sepasang sisi sejajar

b. keempat sudutnya berjumlah 1800

c. sudut yang berhadapan tidak sama besar

d. mempunyai sudut siku-siku

33. Perhatikan pernyataan pada tabel berikut ini.

1 Keempat sisinya tidak sama panjang 2 Mempunyai sisi yang sama panjang 3 Keempat sudutnya tidak sama besar 4 Sudut yang berhadapan sama besar

C

A

B D

Q P

S R

Page 259: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

242

  

Pernyataan yang menunjukkan sifat belah ketupat yaitu ....

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 2 dan 4

34. Salah satu sifat bangun belah ketupat yaitu mempunyai sifat ... yang juga

dimiliki oleh layang-layang.

a. memiliki panjang sisi yang sama

b. sudut yang berhadapan sama besar

c. memiliki sisi yang sejajar

d. kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus

35. Jajar genjang memiliki sifat ... sama besar yang tidak dimiliki oleh trapesium.

a. semua sudutnya c. sudut yang berdekatan

b. sudut yang berhadapan d. semua sisinya

36. Perhatikan gambar bangun trapesium berikut ini.

Jika diketahui PQST adalah bangun persegi

dengan panjang sisi 5 cm dan panjang TR

adalah 3 cm, maka panjang sisi SR yaitu ....

a. 5 cm c. 7 cm

b. 6 cm d. 8 cm

37. Perhatikan bangun jajar genjang ABCD berikut ini.

Jika diketahui panjang AB = panjang CD = 8

cm, dan panjang AD = CD, maka panjang

sisi BC yaitu ....

a. 5 cm c. 7 cm

b. 6 cm d. 8 cm

38. Perhatikan bangun belah ketupat ABCD berikut ini.

Jika besar sudut ABC adalah 1000, maka besar

sudut BCD yaitu ....

a. 600 c. 800

b. 700 d. 900

C

A

B D

T

A B

C D

Page 260: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

243

  

39. Perhatikan bangun layang-layang ABCD berikut ini.

Jika besar sudut BAD = 950 dan besar sudut

ABC = 550, maka besar sudut ADC yaitu ....

a. 950 c. 1150

b. 1050 d. 1250

40. Perhatikan gambar bangun trapesium PQRS berikut ini.

Jika diketahui besar sudut PQR = 1300, maka

besar sudut QRS yaitu ....

a. 500 c. 700

b. 600 d. 800

KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA

1. a 11. d 21. c 31. c

2. a 12. c 22. d 32. b

3. b 13. b 23. d 33. d

4. c 14. c 24. a 34. d

5. d 15. c 25. d 35. b

6. c 16. d 26. d 36. d

7. a 17. b 27. b 37. b

8. b 18. c 28. a 38. c

9. b 19. a 29. d 39. c

10. a 20. d 30. c 40. a

Page 261: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

244

  

Lampiran 23

LEMBAR VALIDASI OLEH PENILAI AHLI

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Kelas/Semester : V/2

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal tes pembelajaran matematika,

berilah tanda cek (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria

telaah pada kolom yang tersedia.

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 262: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

245

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 263: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

246

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan

sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 264: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

247

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 265: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

248

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan

sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Catatan: Semua butir soal sudah layak diujicobakan.

Tegal, 24 April 2013

Penilai Ahli,

Dra. Noening Andrijati, M.Pd.

NIP 19680610 199303 2 002

Page 266: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

249

  

LEMBAR VALIDASI OLEH PENILAI AHLI

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Kelas/Semester : V/2

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal tes pembelajaran matematika,

berilah tanda cek (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria

telaah pada kolom yang tersedia.

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 267: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

250

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 268: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

251

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan

sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 269: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

252

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 270: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

253

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan

sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Catatan: Semua butir soal sudah layak diujicobakan.

Tegal, 24 April 2013

Penilai Ahli,

Page 271: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

254

  

LEMBAR VALIDASI OLEH PENILAI AHLI

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Sifat-sifat Bangun Datar

Kelas/Semester : V/2

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa kisi-kisi dan butir-butir soal tes pembelajaran matematika,

berilah tanda cek (√), jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x), jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria

telaah pada kolom yang tersedia.

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 272: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

255

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 273: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

256

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan

sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

A. Materi 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4. Hanya ada satu kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 274: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

257

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

√ - - - - - - √ √ √ - √ - - - √ √ √ √ √

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 275: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

258

  

No Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan

sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Catatan: Semua butir soal sudah layak diujicobakan.

Tegal, 24 April 2013

Penilai Ahli,

Triyana, S.Pd.SD

NIP 19651022 199403 1 005

Page 276: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

259

  

Lampiran 24

TABEL PEMBANTU ANALISIS UJI COBA SOAL PILIHAN GANDA MATERI BANGUN DATAR

Kode Siswa

Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

siswa1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 19 siswa2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 18 siswa3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 28 siswa4 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11 siswa5 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 23 siswa6 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 18siswa7 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 16siswa8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 18 siswa9 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 27 siswa10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 21 siswa11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 22 siswa12 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 22 siswa13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 19 siswa14 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 20 siswa15 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 19 siswa16 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 15 siswa17 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 14 siswa18 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 14 siswa19 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12siswa20 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 15 siswa21 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 22 siswa22 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 15 siswa23 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 siswa24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 18 siswa25 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14

Page 277: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

260

  

Kode Siswa

Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

siswa26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 21 siswa27 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 18 siswa28 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 15 siswa29 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 22 siswa30 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 19 siswa31 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 18 siswa32 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 15 siswa33 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17 siswa34 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 24 siswa35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10 siswa36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 siswa37 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 25 siswa38 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 15siswa39 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11siswa40 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 18 siswa41 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 24 siswa42 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 17 siswa43 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 11 siswa44 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 28 siswa45 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 23 siswa46 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 13

skor soal 41 19 31 31 27 19 3 29 33 33 16 14 22 13 7 25 11 11 10 12 45 20 15 20 25 22 22 34 23 28 17 10 28 16 22 25 15 16 11 11 832

Page 278: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

261

  

Lampiran 25

HASIL UJI COBA ANGKET DAN SOAL TES BANGUN DATAR

KELAS VA SD NEGERI PENARUKAN 01

No NIS Siswa Kelas VA Skor Motivasi Skor Tes 1 3792 Adi Yuli Mulyadi 69 18 2 3794 Ainun Tri Khasanah 80 18 3 3795 Ali Akbar Rafsan J. 77 28 4 3796 Almas Nisrina Zaen 78 12 5 3797 Anisa Laelia Putri 84 23 6 3799 Defi Apriliyani 79 18 7 3800 Dinda Putri Febriani - - 8 3801 Difara Berliana A. 82 17 9 3802 Dwi Anisa Putri 84 18 10 3803 Dwi Novia Wulandari 88 27 11 3804 Dwi Suci Ramadhani 74 21 12 3805 Fadila Dwi Mulyani 85 22 13 3806 Fajar Aji Prasetyo 80 22 14 3809 Hendri Dwi Pratama 73 19 15 3810 Hilda Aini Tsuroya 82 20 16 3811 Intan Putri Anggini 70 19 17 3812 Karisma Nur Pitaloka 72 15 18 3813 Magrisa Amelia N.K. 69 14 19 3815 Muh. Nur Faizal 77 14 20 3817 Muh. Rega Saputra 63 12 21 3818 Nafisah Fatimah A. 84 15 22 3819 Sela Novita 85 22 23 3820 Septi Sismorowati 93 15 24 3821 Shela Maharani 74 21 25 3822 Silva Arizki 81 18 26 3824 Titi Nur Azizah 80 12 27 3965 Cherlyandra Nur A. 76 21

Keterangan : Siswa kelas VA yang mengikuti tes uji coba sebanyak 26 siswa

Page 279: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

262

  

HASIL UJI COBA ANGKET DAN SOAL TES BANGUN DATAR

KELAS VB SD NEGERI PENARUKAN 01

No NIS Siswa Kelas VB Skor Motivasi Skor Tes 1 3756 Abdhul Lathif 73 18 2 3758 Agus Untung - - 3 3780 Rehan Setiawan 80 15 4 3782 Sella Sekarwati - - 5 3825 Abdul Aday Roby 76 21 6 3826 Abdul Aziz 92 19 7 3828 Aris Feri Prasetyo 73 18 8 3829 Devi Mulyanti 77 15 9 3830 Djungrotun Nisyah - - 10 3831 Erika Dwi Mahmudah 74 17 11 3833 Vinken Kandela 77 24 12 3834 Ismi Maulia Safitri 75 10 13 3836 Khaerul Anam 75 7 14 3837 Linda Astuti - - 15 3838 Mochamad Muzaeni 81 25 16 3840 Nisa Febriyani 77 15 17 3842 Noni Widiasari - - 18 3843 Puput Sri Wulandari 79 11 19 3844 Putri Nur Apriliani 81 18 20 3845 Roasih 69 24 21 3846 Slamet Rianto - - 22 3847 Susi Indrisari 79 17 23 3848 Tiara Nurul Lestari - - 24 3849 Uneszah Nurul M. 82 11 25 3850 Anisa Hartanti 84 28 26 3888 Alfin Septrian Felani 80 23 27 3938 Apriliani 78 13

Keterangan : Siswa kelas VB yang mengikuti tes uji coba sebanyak 20 siswa

Page 280: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

263

  

Lampiran 26 HASIL OUTPUT SPSS VALIDITAS SOAL UJI COBA MATERI BANGUN DATAR

Correlations soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10soal11 soal12 soal13 soal14 soal15 soal16 soal17 soal18 soal19 soal20

soal1 Pearson Correlation

1 -.133 .204 .502** .133 .293* -.191 .022 .091 .246 -.038 -.073 .334* .064 -.046 -.040 .032 -.132 .015 .048

Sig. (2-tailed) .380 .174 .000 .380 .048 .204 .885 .547 .099 .801 .632 .023 .672 .759 .794 .833 .383 .923 .749N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal2 Pearson Correlation

-.133 1 .113 .018 .255 .283 .315* .093 .232 -.062 -.056 -.075 .169 .356* -.232 .060 -.263 .047 -.121 .004

Sig. (2-tailed) .380 .456 .903 .087 .057 .033 .537 .120 .683 .710 .620 .261 .015 .120 .693 .077 .755 .423 .977N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal3 Pearson Correlation

.204 .113 1 .110 .264 -.170 .184 .236 .284 -.025 .119 .158 -.077 .025 -.222 .480** .173 -.154 .142 -.009

Sig. (2-tailed) .174 .456 .468 .076 .259 .222 .114 .055 .871 .433 .295 .612 .871 .139 .001 .252 .308 .347 .952N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal4 Pearson Correlation

.502** .018 .110 1 .076 .018 -.192 .140 .078 .078 -.076 .057 .202 .128 -.093 -.172 .173 -.154 .254 -.009

Sig. (2-tailed) .000 .903 .468 .617 .903 .201 .354 .605 .605 .615 .707 .179 .398 .540 .253 .252 .308 .088 .952N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal5 Pearson Correlation

.133 .255 .264 .076 1 -.014 .043 -.093 .258 .356* .242 -.021 .184 .134 .110 -.060 .056 -.047 -.200 .197

Sig. (2-tailed) .380 .087 .076 .617 .928 .778 .537 .084 .015 .105 .891 .220 .374 .469 .693 .710 .755 .182 .190N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal6 Pearson Correlation

.293* .283 -.170 .018 -.014 1 -.043 .002 .134 .036 -.056 .117 .523** .356* -.110 -.029 -.160 -.160 -.228 .105

Sig. (2-tailed) .048 .057 .259 .903 .928 .778 .990 .374 .811 .710 .439 .000 .015 .469 .849 .289 .289 .127 .488N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal7 Pearson Correlation

-.191 .315* .184 -.192 .043 -.043 1 .202 -.030 -.030 .177 .017 -.077 .225 -.112 .065 -.148 -.148 .074 -.157

Sig. (2-tailed) .204 .033 .222 .201 .778 .778 .178 .844 .844 .240 .913 .613 .132 .459 .666 .326 .326 .624 .298N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal8 Pearson Correlation

.022 .093 .236 .140 -.093 .002 .202 1 .020 -.080 .086 .017 .102 -.020 -.052 -.069 .007 .007 -.033 -.263

Page 281: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

264

  

Sig. (2-tailed) .885 .537 .114 .354 .537 .990 .178 .897 .595 .568 .911 .500 .897 .732 .650 .964 .964 .826 .077N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal9 Pearson Correlation

.091 .232 .284 .078 .258 .134 -.030 .020 1 .142 .053 -.005 .214 .179 -.137 .297* .012 .125 .097 -.067

Sig. (2-tailed) .547 .120 .055 .605 .084 .374 .844 .897 .346 .727 .976 .153 .233 .363 .045 .935 .406 .523 .659N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal10 Pearson Correlation

.246 -.062 -.025 .078 .356* .036 -.030 -.080 .142 1 .053 -.005 .214 .287 .131 -.091 .125 .012 -.020 -.067

Sig. (2-tailed) .099 .683 .871 .605 .015 .811 .844 .595 .346 .727 .976 .153 .053 .384 .549 .406 .935 .893 .659N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal11 Pearson Correlation

-.038 -.056 .119 -.076 .242 -.056 .177 .086 .053 .053 1 .013 .032 .048 .199 .028 .233 .126 -.164 .086

Sig. (2-tailed) .801 .710 .433 .615 .105 .710 .240 .568 .727 .727 .932 .834 .749 .185 .854 .120 .406 .277 .570N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal12 Pearson Correlation

-.073 -.075 .158 .057 -.021 .117 .017 .017 -.005 -.005 .013 1 -.255 .109 -.280 .322* .072 .072 .110 .037

Sig. (2-tailed) .632 .620 .295 .707 .891 .439 .913 .911 .976 .976 .932 .087 .469 .059 .029 .633 .633 .469 .805N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal13 Pearson Correlation

.334* .169 -.077 .202 .184 .523** -.077 .102 .214 .214 .032 -.255 1 .172 .321* -.171 .075 -.027 -.294* .125

Sig. (2-tailed) .023 .261 .612 .179 .220 .000 .613 .500 .153 .153 .834 .087 .252 .029 .256 .618 .861 .048 .408N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal14 Pearson Correlation

.064 .356* .025 .128 .134 .356* .225 -.020 .179 .287 .048 .109 .172 1 -.131 .091 -.012 -.012 .137 -.043

Sig. (2-tailed) .672 .015 .871 .398 .374 .015 .132 .897 .233 .053 .749 .469 .252 .384 .549 .935 .935 .362 .776N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal15 Pearson Correlation

-.046 -.232 -.222 -.093 .110 -.110 -.112 -.052 -.137 .131 .199 -.280 .321* -.131 1 -.219 .046 -.096 -.223 -.114

Sig. (2-tailed) .759 .120 .139 .540 .469 .469 .459 .732 .363 .384 .185 .059 .029 .384 .143 .760 .527 .136 .451N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal16 Pearson Correlation

-.040 .060 .480** -.172 -.060 -.029 .065 -.069 .297* -.091 .028 .322* -.171 .091 -.219 1 .309* -.100 .060 .048

Sig. (2-tailed) .794 .693 .001 .253 .693 .849 .666 .650 .045 .549 .854 .029 .256 .549 .143 .037 .508 .693 .754N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Page 282: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

265

  

soal17 Pearson Correlation

.032 -.263 .173 .173 .056 -.160 -.148 .007 .012 .125 .233 .072 .075 -.012 .046 .309* 1 .044 .075 .015

Sig. (2-tailed) .833 .077 .252 .252 .710 .289 .326 .964 .935 .406 .120 .633 .618 .935 .760 .037 .771 .619 .920N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal18 Pearson Correlation

-.132 .047 -.154 -.154 -.047 -.160 -.148 .007 .125 .012 .126 .072 -.027 -.012 -.096 -.100 .044 1 -.172 .015

Sig. (2-tailed) .383 .755 .308 .308 .755 .289 .326 .964 .406 .935 .406 .633 .861 .935 .527 .508 .771 .253 .920N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal19 Pearson Correlation

.015 -.121 .142 .254 -.200 -.228 .074 -.033 .097 -.020 -.164 .110 -.294* .137 -.223 .060 .075 -.172 1 -.313*

Sig. (2-tailed) .923 .423 .347 .088 .182 .127 .624 .826 .523 .893 .277 .469 .048 .362 .136 .693 .619 .253 .034N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal20 Pearson Correlation

.048 .004 -.009 -.009 .197 .105 -.157 -.263 -.067 -.067 .086 .037 .125 -.043 -.114 .048 .015 .015 -.313* 1

Sig. (2-tailed) .749 .977 .952 .952 .190 .488 .298 .077 .659 .659 .570 .805 .408 .776 .451 .754 .920 .920 .034N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal21 Pearson Correlation

.427** -.178 .214 .214 -.125 .125 .039 .195 -.094 -.094 .109 .099 .143 -.238 .063 .163 .084 .084 -.283 .089

Sig. (2-tailed) .003 .237 .153 .153 .408 .408 .795 .195 .536 .536 .471 .514 .344 .112 .677 .280 .581 .581 .057 .558N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal22 Pearson Correlation

.165 .066 -.045 -.045 .201 .422** .124 -.055 .161 .161 .188 .182 .126 .326* -.005 -.253 -.080 .022 .069 -.022

Sig. (2-tailed) .272 .664 .768 .768 .180 .003 .413 .715 .285 .285 .210 .225 .404 .027 .972 .090 .595 .883 .647 .886N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal23 Pearson Correlation

.243 -.018 .088 .286 .018 .358* .004 -.044 .231 .128 -.021 .044 .448** .078 .093 -.014 -.173 -.173 .083 .220

Sig. (2-tailed) .104 .903 .560 .054 .903 .014 .979 .772 .123 .398 .889 .772 .002 .605 .540 .926 .252 .252 .583 .141N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal24 Pearson Correlation

-.116 .244 -.045 .049 .023 -.023 -.054 -.146 .161 -.034 -.364* -.199 .038 -.161 -.005 -.077-.389** -.389** .069 .078

Sig. (2-tailed) .441 .102 .768 .747 .878 .878 .721 .332 .285 .823 .013 .185 .801 .285 .972 .613 .008 .008 .647 .606N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal25 Pearson Correlation

-.040 .237 -.079 .107 .206 .148 .065 .022 .394** .200 .028 -.058 .266 .091 -.098 -.051 -.100 .002 -.152 .147

Page 283: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

266

  

Sig. (2-tailed) .794 .113 .602 .478 .169 .325 .666 .887 .007 .182 .854 .703 .074 .549 .518 .734 .508 .988 .314 .330N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal26 Pearson Correlation

.195 -.008 .109 .109 .273 .081 .100 .192 .021 .118 .215 -.066 .129 .172 .079 -.346* -.129 .075 .023 -.073

Sig. (2-tailed) .195 .960 .471 .471 .067 .594 .510 .201 .890 .436 .152 .664 .394 .252 .602 .019 .394 .618 .880 .629N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal27 Pearson Correlation

.195 -.096 .109 .109 .273 .169 -.253 -.078 .118 .214 .032 .123 .303* -.021 .079 .004 .075 -.027 -.083 .125

Sig. (2-tailed) .195 .525 .471 .471 .067 .261 .090 .605 .436 .153 .834 .414 .041 .890 .602 .980 .618 .861 .585 .408N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal28 Pearson Correlation

.111 -.105 .009 -.096 .004 .297* -.044 .161 -.043 .177 -.086 .070 .073 .043 .114 -.048 -.131 -.247 .073 -.098

Sig. (2-tailed) .464 .488 .952 .524 .977 .045 .774 .287 .776 .240 .570 .643 .629 .776 .451 .754 .385 .098 .629 .517N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal29 Pearson Correlation

.210 .221 .139 -.046 .221 .044 -.088 -.225 .241 .241 .000 .000 -.087 .048 -.061 .393** .051 -.051 .000 .000

Sig. (2-tailed) .162 .140 .356 .760 .140 .771 .561 .132 .106 .106 1.000 1.000 .565 .750 .689 .007 .737 .737 1.000 1.000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal30 Pearson Correlation

.006 .039 -.083 .012 .051 -.051 -.149 -.060 .189 .189 -.256 -.147 -.035 -.090 -.156 .070 .136 -.177 -.009 .071

Sig. (2-tailed) .967 .795 .585 .935 .736 .736 .323 .691 .208 .208 .086 .329 .818 .551 .299 .644 .367 .239 .951 .641N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal31 Pearson Correlation

.123 .181 .244 -.044 .185 .181 .163 .120 .180 .180 .008 .277 -.012 .020 -.074 .069 .099 -.112 -.185 -.147

Sig. (2-tailed) .417 .229 .102 .772 .219 .229 .280 .428 .230 .230 .957 .063 .938 .897 .627 .650 .514 .457 .218 .329N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal32 Pearson Correlation

.015 .093 .142 .142 .121 -.121 .288 -.033 -.137 -.020 -.053 -.005 -.294* .020 -.223 -.152 -.172 .075 -.022 -.193

Sig. (2-tailed) .923 .538 .347 .347 .423 .423 .053 .826 .362 .893 .727 .974 .048 .893 .136 .314 .253 .619 .883 .199N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal33 Pearson Correlation

.292* -.142 .392** .012 .051 .130 .031 .217 .288 .090 -.163 .046 .233 .009 -.032 .338* .032-.386** -.009 -.031

Sig. (2-tailed) .049 .348 .007 .935 .736 .390 .836 .148 .052 .551 .280 .760 .120 .955 .831 .021 .834 .008 .951 .839N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Page 284: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

267

  

soal34 Pearson Correlation

.108 -.242 -.174 .119 -.036 .129 -.008 -.103 -.048 -.048 .042 .112 -.151 .048 -.182 -.247 -.088 .126 .168 -.018

Sig. (2-tailed) .473 .105 .249 .433 .811 .393 .958 .497 .749 .749 .783 .458 .317 .749 .225 .098 .559 .406 .263 .905N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal35 Pearson Correlation

.334* .169 .016 .109 .008 .434** .100 .192 .118 .214 .032 -.160 .129 .172 -.163 -.084 -.129 -.231 .023 -.073

Sig. (2-tailed) .023 .261 .915 .471 .960 .003 .510 .201 .436 .153 .834 .287 .394 .252 .278 .581 .394 .123 .880 .629N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal36 Pearson Correlation

.101 .060 .200 .200 .029 .326* .065 .022 .200 .200 -.064 .322* .004 .284 -.219 .124 .207 .002 .060 -.052

Sig. (2-tailed) .506 .693 .182 .182 .849 .027 .666 .887 .182 .182 .674 .029 .980 .055 .143 .412 .168 .988 .693 .732N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal37 Pearson Correlation

.094 .076 .088 -.011 .018 .264 .004 .148 .128 .025 -.021 .145 .077 .078 -.295* -.014 .045 -.064 .083 -.096

Sig. (2-tailed) .535 .617 .560 .943 .903 .076 .979 .325 .398 .871 .889 .338 .612 .605 .047 .926 .767 .674 .583 .524N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal38 Pearson Correlation

.108 .036 .119 .021 .149 -.056 -.008 -.103 -.048 .053 .042 .211 -.151 .150 -.182 .028 -.088 .233 .168 .086

Sig. (2-tailed) .473 .811 .433 .889 .323 .710 .958 .497 .749 .727 .783 .159 .317 .320 .225 .854 .559 .120 .263 .570N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal39 Pearson Correlation

.032 .047 -.262 -.045 .056 .151 .058 .112 -.101 -.101 .019 -.149 .075 -.012 -.096 -.100 -.075 .044 -.172 .015

Sig. (2-tailed) .833 .755 .078 .767 .710 .317 .700 .457 .505 .505 .902 .322 .618 .935 .527 .508 .619 .771 .253 .920N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal40 Pearson Correlation

.196 -.160 .173 .281 .160 -.056 .058 .112 .012 .012 .126 .183 -.027 -.012 -.096 .002 -.075 -.075 .199 .131

Sig. (2-tailed) .192 .289 .252 .058 .289 .710 .700 .457 .935 .935 .406 .223 .861 .935 .527 .988 .619 .619 .185 .385N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

skortotal Pearson Correlation

.459** .271 .391** .333* .477** .483** .124 .174 .506** .415** .168 .235 .392** .413** -.185 .154 .086 -.106 .035 .082

Sig. (2-tailed) .001 .069 .007 .024 .001 .001 .411 .247 .000 .004 .264 .116 .007 .004 .219 .308 .571 .483 .820 .586N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 285: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

268

  

Correlations soal21 soal22 soal23 soal24 soal25 soal26 soal27 soal28soal29 soal30 soal31 soal32 soal33 soal34 soal35 soal3

6 soal37 soal38 soal39 soal40 Skortotal

soal1 Pearson Correlation

.427** .165 .243 -.116 -.040 .195 .195 .111 .210 .006 .123 .015 .292* .108 .334* .101 .094 .108 .032 .196 .459**

Sig. (2-tailed) .003 .272 .104 .441 .794 .195 .195 .464 .162 .967 .417 .923 .049 .473 .023 .506 .535 .473 .833 .192 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal2 Pearson Correlation

-.178 .066 -.018 .244 .237 -.008 -.096 -.105 .221 .039 .181 .093 -.142 -.242 .169 .060 .076 .036 .047 -.160 .271

Sig. (2-tailed) .237 .664 .903 .102 .113 .960 .525 .488 .140 .795 .229 .538 .348 .105 .261 .693 .617 .811 .755 .289 .069N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal3 Pearson Correlation

.214 -.045 .088 -.045 -.079 .109 .109 .009 .139 -.083 .244 .142 .392** -.174 .016 .200 .088 .119 -.262 .173 .391**

Sig. (2-tailed) .153 .768 .560 .768 .602 .471 .471 .952 .356 .585 .102 .347 .007 .249 .915 .182 .560 .433 .078 .252 .007N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal4 Pearson Correlation

.214 -.045 .286 .049 .107 .109 .109 -.096 -.046 .012 -.044 .142 .012 .119 .109 .200 -.011 .021 -.045 .281 .333*

Sig. (2-tailed) .153 .768 .054 .747 .478 .471 .471 .524 .760 .935 .772 .347 .935 .433 .471 .182 .943 .889 .767 .058 .024N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal5 Pearson Correlation

-.125 .201 .018 .023 .206 .273 .273 .004 .221 .051 .185 .121 .051 -.036 .008 .029 .018 .149 .056 .160 .477**

Sig. (2-tailed) .408 .180 .903 .878 .169 .067 .067 .977 .140 .736 .219 .423 .736 .811 .960 .849 .903 .323 .710 .289 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal6 Pearson Correlation

.125 .422** .358* -.023 .148 .081 .169 .297* .044 -.051 .181 -.121 .130 .129 .434** .326* .264 -.056 .151 -.056 .483**

Sig. (2-tailed) .408 .003 .014 .878 .325 .594 .261 .045 .771 .736 .229 .423 .390 .393 .003 .027 .076 .710 .317 .710 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal7 Pearson Correlation

.039 .124 .004 -.054 .065 .100 -.253 -.044 -.088 -.149 .163 .288 .031 -.008 .100 .065 .004 -.008 .058 .058 .124

Sig. (2-tailed) .795 .413 .979 .721 .666 .510 .090 .774 .561 .323 .280 .053 .836 .958 .510 .666 .979 .958 .700 .700 .411N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal8 Pearson Correlation

.195 -.055 -.044 -.146 .022 .192 -.078 .161 -.225 -.060 .120 -.033 .217 -.103 .192 .022 .148 -.103 .112 .112 .174

Sig. (2-tailed) .195 .715 .772 .332 .887 .201 .605 .287 .132 .691 .428 .826 .148 .497 .201 .887 .325 .497 .457 .457 .247

Page 286: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

269

  

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46soal9 Pearson

Correlation -.094 .161 .231 .161 .394** .021 .118 -.043 .241 .189 .180 -.137 .288 -.048 .118 .200 .128 -.048 -.101 .012 .506**

Sig. (2-tailed) .536 .285 .123 .285 .007 .890 .436 .776 .106 .208 .230 .362 .052 .749 .436 .182 .398 .749 .505 .935 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal10 Pearson Correlation

-.094 .161 .128 -.034 .200 .118 .214 .177 .241 .189 .180 -.020 .090 -.048 .214 .200 .025 .053 -.101 .012 .415**

Sig. (2-tailed) .536 .285 .398 .823 .182 .436 .153 .240 .106 .208 .230 .893 .551 .749 .153 .182 .871 .727 .505 .935 .004N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal11 Pearson Correlation

.109 .188 -.021 -.364* .028 .215 .032 -.086 .000 -.256 .008 -.053 -.163 .042 .032 -.064 -.021 .042 .019 .126 .168

Sig. (2-tailed) .471 .210 .889 .013 .854 .152 .834 .570 1.000 .086 .957 .727 .280 .783 .834 .674 .889 .783 .902 .406 .264N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal12 Pearson Correlation

.099 .182 .044 -.199 -.058 -.066 .123 .070 .000 -.147 .277 -.005 .046 .112 -.160 .322* .145 .211 -.149 .183 .235

Sig. (2-tailed) .514 .225 .772 .185 .703 .664 .414 .643 1.000 .329 .063 .974 .760 .458 .287 .029 .338 .159 .322 .223 .116N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal13 Pearson Correlation

.143 .126 .448** .038 .266 .129 .303* .073 -.087 -.035 -.012 -.294* .233 -.151 .129 .004 .077 -.151 .075 -.027 .392**

Sig. (2-tailed) .344 .404 .002 .801 .074 .394 .041 .629 .565 .818 .938 .048 .120 .317 .394 .980 .612 .317 .618 .861 .007N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal14 Pearson Correlation

-.238 .326* .078 -.161 .091 .172 -.021 .043 .048 -.090 .020 .020 .009 .048 .172 .284 .078 .150 -.012 -.012 .413**

Sig. (2-tailed) .112 .027 .605 .285 .549 .252 .890 .776 .750 .551 .897 .893 .955 .749 .252 .055 .605 .320 .935 .935 .004N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal15 Pearson Correlation

.063 -.005 .093 -.005 -.098 .079 .079 .114 -.061 -.156 -.074 -.223 -.032 -.182 -.163 -.219 -.295* -.182 -.096 -.096 -.185

Sig. (2-tailed) .677 .972 .540 .972 .518 .602 .602 .451 .689 .299 .627 .136 .831 .225 .278 .143 .047 .225 .527 .527 .219N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal16 Pearson Correlation

.163 -.253 -.014 -.077 -.051 -.346* .004 -.048 .393** .070 .069 -.152 .338* -.247 -.084 .124 -.014 .028 -.100 .002 .154

Sig. (2-tailed) .280 .090 .926 .613 .734 .019 .980 .754 .007 .644 .650 .314 .021 .098 .581 .412 .926 .854 .508 .988 .308N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal17 Pearson .084 -.080 -.173 -.389** -.100 -.129 .075 -.131 .051 .136 .099 -.172 .032 -.088 -.129 .207 .045 -.088 -.075 -.075 .086

Page 287: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

270

  

Correlation Sig. (2-tailed) .581 .595 .252 .008 .508 .394 .618 .385 .737 .367 .514 .253 .834 .559 .394 .168 .767 .559 .619 .619 .571N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal18 Pearson Correlation

.084 .022 -.173 -.389** .002 .075 -.027 -.247 -.051 -.177 -.112 .075 -.386** .126 -.231 .002 -.064 .233 .044 -.075 -.106

Sig. (2-tailed) .581 .883 .252 .008 .988 .618 .861 .098 .737 .239 .457 .619 .008 .406 .123 .988 .674 .120 .771 .619 .483N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal19 Pearson Correlation

-.283 .069 .083 .069 -.152 .023 -.083 .073 .000 -.009 -.185 -.022 -.009 .168 .023 .060 .083 .168 -.172 .199 .035

Sig. (2-tailed) .057 .647 .583 .647 .314 .880 .585 .629 1.000 .951 .218 .883 .951 .263 .880 .693 .583 .263 .253 .185 .820N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal20 Pearson Correlation

.089 -.022 .220 .078 .147 -.073 .125 -.098 .000 .071 -.147 -.193 -.031 -.018 -.073 -.052 -.096 .086 .015 .131 .082

Sig. (2-tailed) .558 .886 .141 .606 .330 .629 .408 .517 1.000 .641 .329 .199 .839 .905 .629 .732 .524 .570 .920 .385 .586N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal21 Pearson Correlation

1 -.170 .104 -.170 -.137 .143 -.156 -.089 -.149 -.120 .114 .079 .186 .109 .143 .163 -.214 -.204 .084 .084 .096

Sig. (2-tailed) .259 .493 .259 .365 .344 .301 .558 .323 .429 .450 .604 .216 .471 .344 .280 .153 .174 .581 .581 .525N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal22 Pearson Correlation

-.170 1 -.049 -.062 .011 .477** .214 .122 .000 -.105 .328* -.037 .074 .372* .302* .276 .325* .096 .022 .022 .498**

Sig. (2-tailed) .259 .747 .685 .940 .001 .154 .421 1.000 .485 .026 .807 .624 .011 .042 .064 .027 .525 .883 .883 .000N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal23 Pearson Correlation

.104 -.049 1 .045 .172 -.109 .077 .202 .046 -.107 -.244 -.254 .083 -.021 -.016 .172 .011 -.021 -.064 .262 .298*

Sig. (2-tailed) .493 .747 .768 .253 .471 .612 .178 .760 .477 .102 .088 .585 .889 .915 .253 .943 .889 .674 .078 .044N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal24 Pearson Correlation

-.170 -.062 .045 1 .188 -.050 -.050 .022 -.088 .254 .055 -.037 .254 -.180 .302* -.165 -.049 -.272 -.183 -.080 -.025

Sig. (2-tailed) .259 .685 .768 .212 .743 .743 .886 .562 .089 .715 .807 .089 .231 .042 .274 .747 .067 .223 .595 .868N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal25 Pearson Correlation

-.137 .011 .172 .188 1 .004 .179 .052 .218 .070 .159 -.046 .070 -.339* .091 .036 -.107 -.064 -.100 .207 .318*

Sig. (2-tailed) .365 .940 .253 .212 .980 .235 .732 .145 .644 .291 .761 .644 .021 .547 .811 .478 .674 .508 .168 .031

Page 288: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

271

  

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46soal26 Pearson

Correlation .143 .477** -.109 -.050 .004 1 -.133 .073 -.087 -.302* .169 .128 .054 .215 .303* .179 .077 .032 .075 .075 .338*

Sig. (2-tailed) .344 .001 .471 .743 .980 .380 .629 .565 .041 .263 .395 .720 .152 .041 .235 .612 .834 .618 .618 .022N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal27 Pearson Correlation

-.156 .214 .077 -.050 .179 -.133 1 .073 .174 .054 .259 .023 .143 -.151 .042 -.084 .262 .397** -.027 .381** .419**

Sig. (2-tailed) .301 .154 .612 .743 .235 .380 .629 .247 .720 .083 .880 .342 .317 .783 .581 .078 .006 .861 .009 .004N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal28 Pearson Correlation

-.089 .122 .202 .022 .052 .073 .073 1 .396** .132 .045 -.167 .234 -.086 .271 -.048 .308* -.086 -.131 -.015 .259

Sig. (2-tailed) .558 .421 .178 .886 .732 .629 .629 .006 .381 .769 .267 .118 .570 .068 .754 .038 .570 .385 .920 .082N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal29 Pearson Correlation

-.149 .000 .046 -.088 .218 -.087 .174 .396** 1 .267 .135 -.211 .089 -.274 .087 -.044 .139 .274 .051 .153 .355*

Sig. (2-tailed) .323 1.000 .760 .562 .145 .565 .247 .006 .073 .371 .160 .556 .066 .565 .773 .356 .066 .737 .310 .016N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal30 Pearson Correlation

-.120 -.105 -.107 .254 .070 -.302* .054 .132 .267 1 .152 -.117 -.004 -.069 .233 -.109 -.107 -.069 -.073 .032 .080

Sig. (2-tailed) .429 .485 .477 .089 .644 .041 .720 .381 .073 .312 .437 .979 .648 .120 .471 .477 .648 .631 .834 .598N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal31 Pearson Correlation

.114 .328* -.244 .055 .159 .169 .259 .045 .135 .152 1 .252 .245 -.181 .259 .159 .332* .008 -.007 .099 .466**

Sig. (2-tailed) .450 .026 .102 .715 .291 .263 .083 .769 .371 .312 .092 .101 .229 .083 .291 .024 .957 .964 .514 .001N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal32 Pearson Correlation

.079 -.037 -.254 -.037 -.046 .128 .023 -.167 -.211 -.117 .252 1 -.225 .168 .128 .166 .083 .058 -.048 .075 .023

Sig. (2-tailed) .604 .807 .088 .807 .761 .395 .880 .267 .160 .437 .092 .132 .263 .395 .271 .583 .703 .750 .619 .877N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal33 Pearson Correlation

.186 .074 .083 .254 .070 .054 .143 .234 .089 -.004 .245 -.225 1 -.163 .054 -.109 .273 -.163 .032 .136 .350*

Sig. (2-tailed) .216 .624 .585 .089 .644 .720 .342 .118 .556 .979 .101 .132 .280 .720 .471 .067 .280 .834 .367 .017N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal34 Pearson .109 .372* -.021 -.180 -.339* .215 -.151 -.086 -.274 -.069 -.181 .168 -.163 1 -.060 .303* .174 -.054 .019 -.088 .006

Page 289: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

272

  

Correlation Sig. (2-tailed) .471 .011 .889 .231 .021 .152 .317 .570 .066 .648 .229 .263 .280 .694 .041 .249 .721 .902 .559 .969N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal35 Pearson Correlation

.143 .302* -.016 .302* .091 .303* .042 .271 .087 .233 .259 .128 .054 -.060 1 .266 .077 -.060 -.027 -.027 .447**

Sig. (2-tailed) .344 .042 .915 .042 .547 .041 .783 .068 .565 .120 .083 .395 .720 .694 .074 .612 .694 .861 .861 .002N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal36 Pearson Correlation

.163 .276 .172 -.165 .036 .179 -.084 -.048 -.044 -.109 .159 .166 -.109 .303* .266 1 .172 -.064 -.202 -.100 .391**

Sig. (2-tailed) .280 .064 .253 .274 .811 .235 .581 .754 .773 .471 .291 .271 .471 .041 .074 .253 .674 .177 .508 .007N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal37 Pearson Correlation

-.214 .325* .011 -.049 -.107 .077 .262 .308* .139 -.107 .332* .083 .273 .174 .077 .172 1 -.119 .154 .045 .375*

Sig. (2-tailed) .153 .027 .943 .747 .478 .612 .078 .038 .356 .477 .024 .583 .067 .249 .612 .253 .433 .308 .767 .010N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal38 Pearson Correlation

-.204 .096 -.021 -.272 -.064 .032 .397** -.086 .274 -.069 .008 .058 -.163 -.054 -.060 -.064 -.119 1 .233 .447** .216

Sig. (2-tailed) .174 .525 .889 .067 .674 .834 .006 .570 .066 .648 .957 .703 .280 .721 .694 .674 .433 .120 .002 .150N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal39 Pearson Correlation

.084 .022 -.064 -.183 -.100 .075 -.027 -.131 .051 -.073 -.007 -.048 .032 .019 -.027 -.202 .154 .233 1 .283 .043

Sig. (2-tailed) .581 .883 .674 .223 .508 .618 .861 .385 .737 .631 .964 .750 .834 .902 .861 .177 .308 .120 .057 .776N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

soal40 Pearson Correlation

.084 .022 .262 -.080 .207 .075 .381** -.015 .153 .032 .099 .075 .136 -.088 -.027 -.100 .045 .447** .283 1 .384**

Sig. (2-tailed) .581 .883 .078 .595 .168 .618 .009 .920 .310 .834 .514 .619 .367 .559 .861 .508 .767 .002 .057 .008N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

skortotal Pearson Correlation

.096 .498** .298* -.025 .318* .338* .419** .259 .355* .080 .466** .023 .350* .006 .447**.391** .375* .216 .043 .384** 1

Sig. (2-tailed) .525 .000 .044 .868 .031 .022 .004 .082 .016 .598 .001 .877 .017 .969 .002 .007 .010 .150 .776 .008N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Soal yang valid berjumlah 21 butir, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.

Page 290: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

273

  

Lampiran 27

REKAPITULASI UJI VALIDITAS SOAL TES UJI COBA rtabel = 0,291

taraf signifikansi 0,05 n= 46

Nomor Item

(1) Pearson Correlation (r11)

(2) Validitas

(3) 1 0,459 Valid 2 0,271 Tidak valid 3 0,391 Valid 4 0,333 Valid 5 0,477 Valid 6 0,483 Valid 7 0,124 Tidak valid 8 0,174 Tidak valid 9 0,506 Valid 10 0,415 Valid 11 0,168 Tidak valid 12 0,235 Tidak valid 13 0,392 Valid 14 0,413 Valid 15 -0,185 Tidak valid 16 0,154 Tidak valid 17 0,086 Tidak valid 18 -0,106 Tidak valid 19 0,035 Tidak valid 20 0,082 Tidak valid 21 0,096 Tidak valid 22 0,498 Valid 23 0,298 Valid 24 -0,025 Tidak valid 25 0,318 Valid 26 0,338 Valid 27 0,419 Valid 28 0,259 Tidak valid 29 0,355 Valid 30 0,080 Tidak valid 31 0,466 Valid 32 0,023 Tidak valid 33 0,350 Valid 34 0,006 Tidak valid 35 0,447 Valid

Page 291: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

274

  

(1) (2) (3) 36 0,391 Valid 37 0,375 Valid 38 0,216 Tidak valid 39 0,043 Tidak valid 40 0,384 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas soal tes hasil belajar materi Bangun Datar, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Dari 40 butir soal yang diujicobakan diperoleh:

a. 21 soal yang valid, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23,

25, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.

b. 19 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 2, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 24, 28, 30, 32, 34, 38, dan 39.

2. 21 soal yang valid telah memenuhi seluruh indikator soal.

Page 292: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

275

  

Lampiran 28

REKAPITULASI VALIDITAS SETIAP INDIKATOR SOAL

No Indikator Soal No Butir Soal Kriteria Keputusan

1 1 21

Valid Tidak valid

2 2 22

Tidak valid Valid

3 3 23

Valid Valid

4 4 24

Valid Tidak valid

5 5 25

Valid Valid

6

6 26 7 27

Valid Valid

Tidak valid Valid

7

8 28 9 29

Tidak valid Tidak valid

Valid Valid

8 10 30

Valid Tidak valid

9 11 31

Tidak valid Valid

10

12 32 13 33

Tidak valid Tidak valid

Valid Valid

11 14 34

Valid Tidak valid

12 15 35

Tidak valid Valid

13 16 36

Tidak valid Valid

14 17 37

Tidak valid Valid

15

18 38 19 39 20 40

Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid

Valid

Jumlah soal yang valid ada 21 soal dan telah memenuhi setiap indikator soal.

Page 293: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

276

  

Lampiran 29

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL BANGUN DATAR (40 SOAL)

Diketahui:

n = 40

M = 18,09

S2t = 23,37

Maka dapat dihitung reliabilitasnya yaitu:

1 1

40

40 1 118,09 40 18,09

40 23,37

4039 1

18,09 21,9140 23,37

1,03 1177,25934,80

1,03 1 0,19

1, 03 0,81

0,834

Page 294: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

277

  

Lampiran 30

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL BANGUN DATAR (21 SOAL VALID)

Diketahui:

n = 21

M = 10,76

S2t = 17,89

Maka dapat dihitung reliabilitasnya yaitu:

1 1

21

21 1 110,76 21 10,76

21 17,87

2120 1

10,76 10,2421 17,87

1,05 1110,18375,27

1,05 1 0,29

1, 05 0,71

0,7455

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-

21) diperoleh data perbandingan r hitung sebesar 0, 7455 lebih besar dari r tabel

sebesar 0,433. Dengan demikian, dari hasil r hitung dibanding r tabel diperoleh r hitung

> r tabel, maka semua butir soal yang valid dinyatakan sudah reliabel.

Page 295: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

278

  

Lampiran 31

REKAPITULASI SOAL BANGUN DATAR

No Soal Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Beda 1 Valid Reliabel mudah cukup 2 Tidak valid Tidak Reliabel sedang cukup 3 Valid Reliabel sedang cukup 4 Valid Reliabel sedang cukup 5 Valid Reliabel sedang baik 6 Valid Reliabel sedang cukup 7 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 8 Tidak valid Tidak Reliabel sedang cukup 9 Valid Reliabel mudah cukup 10 Valid Reliabel mudah cukup 11 Tidak valid Tidak Reliabel sedang cukup 12 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 13 Valid Reliabel sedang cukup 14 Valid Reliabel sukar cukup 15 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 16 Tidak valid Tidak Reliabel sedang jelek 17 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 18 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 19 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 20 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 21 Tidak valid Tidak Reliabel mudah jelek 22 Valid Reliabel sedang baik 23 Valid Reliabel sedang cukup 24 Tidak valid Tidak Reliabel sedang tidak baik 25 Valid Reliabel sedang cukup 26 Valid Reliabel sedang cukup 27 Valid Reliabel sedang cukup 28 Tidak valid Tidak Reliabel mudah tidak baik 29 Valid Reliabel sedang cukup 30 Tidak valid Tidak Reliabel sedang jelek 31 Valid Reliabel sedang cukup 32 Tidak valid Tidak Reliabel sukar tidak baik 33 Valid Reliabel sedang cukup 34 Tidak valid Tidak Reliabel sedang tidak baik 35 Valid Reliabel sedang cukup

Page 296: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

279

  

No Soal Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Beda 36 Valid Reliabel sedang cukup 37 Valid Reliabel sedang cukup 38 Tidak valid Tidak Reliabel sedang jelek 39 Tidak valid Tidak Reliabel sukar jelek 40 Valid Reliabel sukar cukup

Dari 40 butir soal yang diujicobakan, terdapat 21 soal yang dapat digunakan

sebagai instrumen postes, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 22, 23, 25,

26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 37, dan 40.

Page 297: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

280

  

Lampiran 32

PEMBAGIAN KELOMPOK ATAS DAN BAWAH Tabel Kelompok Atas

Kode Siswa

Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

siswa1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 19 siswa2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 18 siswa3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 28 siswa5 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 23 siswa6 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 18 siswa8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 18 siswa9 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 27 siswa10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 21 siswa11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 22 siswa12 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 22 siswa13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 19 siswa14 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 20 siswa15 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 19 siswa21 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 22 siswa23 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 siswa26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 21 siswa29 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 22 siswa30 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 19 siswa34 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 24 siswa37 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 25 siswa41 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 24 siswa44 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 28 siswa45 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 23 Jumlah 23 12 19 18 19 13 2 17 21 20 12 8 15 10 3 13 7 5 4 7 23 15 10 8 16 14 15 17 14 15 13 4 17 8 14 16 10 10 7 9 503

Page 298: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

281

  

Tabel Kelompok Bawah

Kode Siswa

Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

siswa4 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11 siswa7 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 16 siswa16 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 15 siswa17 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 14 siswa18 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 14 siswa19 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12 siswa20 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 15 siswa22 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 15 siswa24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 18 siswa25 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 siswa27 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 18 siswa28 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 15 siswa31 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 18 siswa32 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 15 siswa33 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17 siswa35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10 siswa36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 siswa38 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 15 siswa39 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11 siswa40 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 18 siswa42 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 17 siswa43 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 11 siswa46 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 13 jumlah 18 7 12 13 8 6 1 12 12 13 4 6 7 3 4 12 4 6 6 5 22 5 5 12 9 8 7 17 9 13 4 6 11 8 8 9 5 6 4 2 329

Page 299: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

282

  

Lampiran 33

KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Dalam menyusun butir-butir pernyataan angket, peneliti mengembangkan

indikator dari teori motivasi. Setelah diperoleh hasil uji coba instrumen angket,

maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat 17 soal yang akan diberikan kepada

siswa dalam kegiatan postest. Uraian lebih lengkap terdapat pada tabel berikut ini:

Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika

Variabel Indikator Motivasi Belajar No Butir

Pernyataan positif

Pernyataan negatif

Motivasi Adanya perhatian terhadap pembelajaran.

2, 17 13

Adanya rasa percaya diri untuk aktif dalam pembelajaran.

5 -

Adanya kepuasan setelah mengikuti pembelajaran.

3,8 16

Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

6, 9 -

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

4, 7 12

Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

10, 11 -

Adanya penghargaan dalam belajar.

15 -

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

1, 14 -

Jumlah 14 3

Page 300: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

283

  

Lampiran 34

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA

Petunjuk pengisian angket :

1. Tulislah nama dan nomor anda pada lembar jawaban.

2. Bacalah secara cermat pernyataan yang telah tersedia.

3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar di lembar

jawaban.

4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan pendapatmu tanpa pengaruh orang lain.

5. Jawaban angket ini tidak mempengaruhi nilai.

6. Periksa kembali sebelum angket diserahkan.

7. Rambu-rambu jawaban:

a. Alternatif jawaban terdiri dari :

1) Sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

2) Selalu, sering, jarang, tidak pernah.

b. Keterangan:

1) Selalu : lebih dari 5 kali dalam sebulan

2) Sering : 3 sampai 5 kali dalam sebulan

3) Jarang : 1 sampai 2 kali dalam sebulan

4) Tidak pernah : 0 kali dalam sebulan

*) dalam sebulan, ada 8 kali pelajaran matematika

Tuliskan pendapatmu dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar jawaban.

1. Saya merasa tertarik dengan mata pelajaran matematika yang sedang

berlangsung di kelas.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

2. Saya memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran

matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 301: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

284

  

3. Matematika adalah pelajaran yang menyenangkan bagi saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

4. Hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran matematika bermanfaat bagi saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

5. Saya bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika di sekolah.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Saya merasa tertantang untuk berfikir ketika mendapat tugas matematika.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Saya mencoba menyelesaikan soal matematika yang ada di buku walaupun

tidak diperintah oleh guru.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Saya merasa bangga apabila dapat menyelesaikan soal matematika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

9. Saya berusaha menjawab soal matematika dengan benar pada saat ulangan.

a. Selalu c. Jarang

b. pering d. Tidak pernah

10. Saya berkeinginan mendapatkan nilai 100 dalam ulangan matematika di

kelas.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

11. Saya ingin menjadi siswa yang pintar dalam pelajaran matematika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 302: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

285

  

12. Saya merasa bosan dengan pekerjaan rumah yang diberikan guru.

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

13. Saya tidak suka mendengarkan penjelasan guru tentang materi matematika.

c. Selalu c. Jarang

d. Sering d. Tidak pernah

14. Saya senang apabila guru meminta bekerja kelompok untuk menyelesaikan

tugas matematika.

c. Sangat setuju c. Tidak setuju

d. Setuju d. Sangat tidak setuju

15. Saya senang apabila guru memberikan pujian saat saya dan teman-teman

mengerjakan tugas matematika dengan baik.

c. Selalu c. Jarang

d. Sering d. Tidak pernah

16. Saya tidak suka mengikuti pelajaran matematika di sekolah.

c. Selalu c. Jarang

d. Sering d. Tidak pernah

17. Saya siap menjawab apabila guru bertanya tentang materi pelajaran

matematika.

c. Selalu c. Jarang

d. Sering d. Tidak pernah

Jujur dan Percaya Diri Sendiri

Page 303: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

286

  

Lampiran 35

KISI-KISI SOAL POSTEST MATERI BANGUN DATAR

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/II

Materi Pokok : Bangun Datar

Jenis Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah kognitif yang di ukur

Nomor butir soal C1 C2 C3

M Sd Sl M Sd Sl M Sd Sl 1. 6.1 Mengidentifikasi sifat-

sifat bangun datar.

1. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar berdasarkan gambar yang diamati.

1

2. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun jajar genjang. 10 3. Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat bangun layang-

layang. 2

11

4. Siswa dapat menyebutkan nama bangun datar trapesium sembarang berdasarkan sifat sudutnya.

3

5. Siswa dapat menyebutkan nama bangun belah ketupat dan trapesium siku-siku berdasarkan sifat sisi dan sudutnya.

4 12

6. Siswa dapat menjelaskan tentang sifat sisi atau sudut bangun datar jajar genjang.

5 1314

Page 304: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

287

  

7. Disajikan gambar bangun layang-layang ABCD. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar.

6 15

8. Disajikan gambar belah ketupat KLMN. Siswa dapat menentukan sudut yang sama besar dengan salah satu sudut yang disebutkan.

7

9. Disajikan pernyataan mengenai sifat-sifat bangun trapesium siku-siku, siswa dapat menentukan bangun datar yang dimaksud.

16

10. Disajikan gambar atau pernyataan tentang bangun jajar genjang dan belah ketupat. Siswa dapat menentukan mana yang termasuk sifat dari bangun tersebut.

8 17

11. Siswa dapat menjelaskan persamaan antara bangun datar trapesium dan jajar genjang.

9

12. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara bangun datar jajar genjang dan trapesium.

18

13. Disajikan sebuah gambar bangun trapesium siku-siku PQRS. Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.

19

14. Disajikan sebuah gambar bangun jajar genjang ABCD. Siswa dapat menghitung panjang salah satu sisi yang ditentukan.

20

15. Disajikan sebuah gambar trapesium PQRS. Siswa dapat menghitung besar salah satu sudut pada bangun tersebut.

21

Jumlah Butir Soal 7 11 3

Keterangan : C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan

M= mudah, Sd= sedang, Sl= Sulit

Page 305: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

288

  

Lampiran 36

SOAL POSTEST MATERI BANGUN DATAR

Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V/2 Materi Pokok : Bangun Datar Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Alokasi Waktu : 70 menit Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !

1. Gambar di bawah ini merupakan contoh bangun datar ....

a. trapesium

b. jajar genjang

c. layang-layang

d. belah ketupat

2. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....

a. keempat sisinya sama panjang

b. memiliki dua pasang sisi yang sama panjang

c. panjang keempat sisinya berbeda-beda

d. sisi yang sejajar tidak sama panjang

3. Bangun datar yang memiliki empat sudut yang besarnya berbeda yaitu ....

a. belah ketupat c. trapesium sembarang

b. jajar genjang d. trapesium sama kaki

4. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang sama panjang dan sudut yang

berhadapan sama besar yaitu ....

a. jajar genjang c. trapesium

b. layang-layang d. belah ketupat

5. Sifat sudut yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....

a. mempunyai sudut siku-siku

b. semua sudutnya sama besar

c. sudut yang berhadapan sama besar

d. sudut yang bersebelahan sama besar

Page 306: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

289

  

6. Perhatikan bangun di bawah ini.

Sudut yang sama besar dengan sudut DAB

yaitu sudut....

a. ABC c. ADC

b. DCB d. ABD

7. Perhatikan gambar belah ketupat KLMN berikut ini.

Sudut BCD sama besar dengan sudut ....

a. BAD c. ADC

b. ABC d. CDA

8. Perhatikan pernyataan berikut ini.

A. sisi yang berhadapan sama panjang

B. semua sisinya sama panjang

C. sudut yang berhadapan sama besar

D. jumlah sudut yang berdekatan 900

Yang merupakan sifat jajar genjang yaitu pernyataan ....

a. A dan B c. B dan C

b. A dan C d. B dan D

9. Berikut ini yang merupakan persamaan dari sifat bangun datar trapesium dan

jajar genjang yaitu ....

a. semua sudutnya sama besar

b. sudut yang berhadapan sama besar

c. memiliki sisi yang sejajar

d. semua sisinya sama panjang

10. Berikut ini yang merupakan sifat jajar genjang yaitu ....

a. mempunyai empat sudut yang sama besar

b. mempunyai empat sudut yang tidak sama besar

c. mempunyai dua buah sudut siku-siku

d. sudut yang berhadapan sama besar

C

A

B D

Page 307: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

290

  

11. Salah satu sifat yang dimiliki oleh bangun layang-layang yaitu ....

a. keempat sudutnya sama besar

b. sudut yang berhadapan sama besar

c. besar keempat sudutnya berbeda-beda

d. mempunyai sepasang sudut yang sama besar

12. Bangun datar yang memiliki empat sisi yang panjangnya berbeda-beda dan

memiliki dua sudut siku-siku yaitu ....

a. belah ketupat

b. layang-layang

c. trapesium sembarang

d. trapesium siku-siku

13. Sifat sisi yang dimiliki oleh jajar genjang yaitu ....

a. keempat sisinya sama panjang

b. sisi yang berhadapan tidak sejajar

c. sisi yang sejajar panjangnya berbeda

d. sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang

14. Pada bangun jajar genjang terdapat ... pasang sudut yang sama besar.

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

15. Perhatikan bangun di bawah ini.

Sudut DAC sama besar dengan sudut....

a. BAC c. BCA

b. BCA d. DCA

16. Sebuah kertas memiliki sepasang sisi yang sejajar dan dua sudutnya

membentuk sudut 900. Kertas tersebut berbentuk bangun ....

a. jajar genjang

b. trapesium sembarang

c. trapesium siku-siku

d. trapesium sama kaki

Page 308: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

291

  

17. Perhatikan pernyataan pada tabel berikut ini.

1 Keempat sisinya tidak sama panjang 2 Mempunyai sisi yang sama panjang 3 Keempat sudutnya tidak sama besar 4 Sudut yang berhadapan sama besar

Pernyataan yang menunjukkan sifat belah ketupat yaitu ....

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 2 dan 4

18. Jajar genjang memiliki sifat ... sama besar yang tidak dimiliki oleh trapesium.

a. semua sudutnya c. sudut yang berdekatan

b. sudut yang berhadapan d. semua sisinya

19. Perhatikan gambar bangun trapesium berikut ini.

Jika diketahui PQST adalah bangun persegi

dengan panjang sisi 5 cm dan panjang TR

adalah 3 cm, maka panjang sisi SR yaitu ....

a. 5 cm c. 7 cm

b. 6 cm d. 8 cm

20. Perhatikan bangun jajar genjang ABCD berikut ini.

Jika diketahui panjang AB = panjang CD = 8

cm, dan panjang AD = CD, maka panjang

sisi BC yaitu ....

a. 5 cm c. 7 cm

b. 6 cm d. 8 cm

21. Perhatikan gambar bangun trapesium PQRS berikut ini.

Jika diketahui besar sudut PQR = 1300, maka

besar sudut QRS yaitu ....

a. 500 c. 700

b. 600 d. 800

T

A B

C D

Page 309: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

292

  

Kunci Jawaban Soal Postest Materi Bangun Datar

1. a 11. d 21. a

2. b 12. d

3. c 13. d

4. d 14. b

5. c 15. d

6. b 16. c

7. a 17. d

8. b 18. b

9. c 19. d

10. d 20. b

Page 310: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

293

  

Lampiran 37

DAFTAR NILAI MOTIVASI AWAL KELOMPOK EKSPERIMEN

No Nama Siswa Skor Motivasi

Nilai Motivasi

Kriteria Motivasi

1 Khoerun 53 77,94 Sangat tinggi 2 Moh. Abdul Saefulloh 58 85,29 Sangat tinggi 3 Bambang Mega Kusuma 56 82,35 Sangat tinggi 4 Moh. Afif Maulana 53 77,94 Sangat tinggi 5 Tri Setya Wibowo 52 76,47 Sangat tinggi 6 Viki Adam 54 79,41 Sangat tinggi 7 Akmal Nur Maulana 55 80,88 Sangat tinggi 8 Fais Akbar Ezzamam 51 75,00 Sangat tinggi 9 Tri Susandi 52 76,47 Sangat tinggi 10 Adi Saputro 62 91,18 Sangat tinggi 11 Anggun Citra Pesona 60 88,24 Sangat tinggi 12 Burhanudin 56 82,35 Sangat tinggi 13 Fifian Wulandari 58 85,29 Sangat tinggi 14 Nur Fauziah 57 83,82 Sangat tinggi 15 Tri Wulan Anggraeni 55 80,88 Sangat tinggi 16 Zharotul Fuadah 56 82,35 Sangat tinggi 17 Karina Nurul Fadillah 56 82,35 Sangat tinggi 18 Fita Afiatun 56 82,35 Sangat tinggi 19 Agil Pratama 54 79,41 Sangat tinggi 20 Riko Faozi 58 85,29 Sangat tinggi

Jumlah dan Rata-rata 1112 81,76 Sangat tinggi

Page 311: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

294

  

Lampiran 38

DAFTAR NILAI MOTIVASI AWAL KELOMPOK KONTROL

No Nama Siswa Skor Motivasi

Nilai Motivasi

Kriteria Motivasi

1 M. Fathi Al Fajri 55 80,88 Sangat tinggi 2 Aghnia Veila P. 58 85,29 Sangat tinggi 3 Akhmad Gufron 38 55,88 Sangat tinggi 4 Akbar Saefulloh 62 91,18 Sangat tinggi 5 Dewi Ayu Lestari 57 83,82 Sangat tinggi 6 Desti Aulia M. 49 72,06 Tinggi 7 Dwiky Oktavian 57 83,82 Sangat tinggi 8 Dava Ihza Zarkars 56 82,35 Sangat tinggi 9 Farel Zayyan A. W. 55 80,88 Sangat tinggi 10 Ikhsan Arifda F. 61 89,71 Sangat tinggi 11 Iven Geraldi 50 73,53 Tinggi 12 Intan Putri R. 63 92,65 Sangat tinggi 13 Nur Imam Santoso 57 83,82 Sangat tinggi 14 Rica Novita 56 82,35 Sangat tinggi 15 Ridho Ikhsan M. 55 80,88 Sangat tinggi 16 Syahrul Romadhon 53 77,94 Sangat tinggi 17 Umi Kholilah 53 77,94 Sangat tinggi 18 Widia Indah 54 79,41 Sangat tinggi 19 Dwi Bagas Maulana 63 92,65 Sangat tinggi 20 Moh. Rifki Septiadi 51 75,00 Sangat tinggi

Jumlah dan Rata-rata 1103 81,10 Sangat tinggi

Page 312: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

295

  

Lampiran 39

DAFTAR NILAI KEMAMPUAN AWAL KELOMPOK EKSPERIMEN

NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2545 Khoerun 12 60,00 2 2550 Moh. Abdul Saefulloh 19 95,00 3 2565 Bambang Mega K 9 45,00 4 2572 Moh. Afif Maulana 13 65,00 5 2584 Tri Setya Wibowo 15 75,00 6 2586 Viki Adam 9 45,00 7 2599 Akmal Nur Maulana 8 40,00 8 2607 Fais Akbar Ezzamani 9 45,00 9 2624 Tri Susandi 10 50,00 10 2627 Adi Saputro 16 80,00 11 2629 Anggun Citra Pesona 18 90,00 12 2631 Burhanudin 18 90,00 13 2635 Fifian Wulandari 17 85,00 14 2639 Nur Fauziah 12 60,00 15 2643 Tri Wulan Anggraeni 15 75,00 16 2644 Zharotul Fuadah 16 80,00 17 2697 Karina Nurul Fadillah 7 35,00 18 2649 Fita Afiatun 11 55,00 19 2489 Agil Pratama 10 50,00 20 2612 Liko Faozi 11 55,00

JUMLAH 1275,00 RATA-RATA KELAS 63,75 NILAI TERTINGGI 95,00 NILAI TERENDAH 35,00

Page 313: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

296

  

Lampiran 40

DAFTAR NILAI KEMAMPUAN AWAL KELOMPOK KONTROL

NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2547 M. Fathi Al Fajri 8 40,00 2 2598 Aghnia Veila P. 12 60,00 3 2600 Akhmad Gufron 8 40,00 4 2601 Akbar Saefulloh 7 35,00 5 2602 Dewi Ayu Lestari 16 80,00 6 2604 Desti Aulia M. 13 65,00 7 2605 Dwiky Oktavian 14 70,00 8 2606 Dava Ihza Zarkars 17 85,00 9 2608 Farel Zayyan A. W. 16 80,00 10 2609 Ikhsan Arifda F. 10 50,00 11 2610 Iven Garaldi 13 65,00 12 2611 Intan Putri R. 19 95,00 13 2617 Nur Imam Santoso 13 65,00 14 2620 Rica Novita 14 70,00 15 2621 Ridho Ikhsan M. 12 60,00 16 2622 Syahrul Romadhon 11 55,00 17 2625 Umi Kholilah 10 50,00 18 2626 Widia Indah 9 45,00 19 2775 Dwi Bagas Maulana 10 50,00 20 2777 Moh. Rifki Septiadi 12 60,00

JUMLAH 1220,00 RATA-RATA KELAS 61,00 NILAI TERTINGGI 95,00 NILAI TERENDAH 35,00

Page 314: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

297

  

Lampiran 41

DAFTAR NILAI MOTIVASI AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN

No Nama Siswa Skor Motivasi

Nilai Motivasi

Kriteria Motivasi

1 Khoerun 59 86,76 Sangat tinggi 2 Moh. Abdul Saefulloh 62 91,18 Sangat tinggi 3 Bambang Mega Kusuma 55 80,88 Sangat tinggi 4 Moh. Afif Maulana 58 85,29 Sangat tinggi 5 Tri Setya Wibowo 56 82,35 Sangat tinggi 6 Viki Adam 59 86,76 Sangat tinggi 7 Akmal Nur Maulana 57 83,82 Sangat tinggi 8 Fais Akbar Ezzamam 53 77,94 Sangat tinggi 9 Tri Susandi 59 86,76 Sangat tinggi 10 Adi Saputro 64 94,12 Sangat tinggi 11 Anggun Citra Pesona 64 94,12 Sangat tinggi 12 Burhanudin 60 88,24 Sangat tinggi 13 Fifian Wulandari 62 91,18 Sangat tinggi 14 Nur Fauziah 60 88,24 Sangat tinggi 15 Tri Wulan Anggraeni 55 80,88 Sangat tinggi 16 Zharotul Fuadah 56 82,35 Sangat tinggi 17 Karina Nurul Fadillah 57 83,82 Sangat tinggi 18 Fita Afiatun 57 83,82 Sangat tinggi 19 Agil Pratama 56 82,35 Sangat tinggi 20 Riko Faozi 64 94,12 Sangat tinggi

Jumlah dan Rata-rata 1182 86,25 Sangat tinggi

Page 315: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

298

  

Lampiran 42

DAFTAR NILAI MOTIVASI AKHIR KELOMPOK KONTROL

No Nama Siswa Skor Motivasi

Nilai Motivasi

Kriteria Motivasi

1 M. Fathi Al Fajri 57 83,82 Sangat tinggi 2 Aghnia Veila P. 57 83,82 Sangat tinggi 3 Akhmad Gufron 56 82,35 Sangat tinggi 4 Akbar Saefulloh 55 80,88 Sangat tinggi 5 Dewi Ayu Lestari 58 85,29 Sangat tinggi 6 Desti Aulia M. 51 75,00 Sangat tinggi 7 Dwiky Oktavian 60 88,24 Sangat tinggi 8 Dava Ihza Zarkars 59 86,76 Sangat tinggi 9 Farel Zayyan A. W. 57 83,82 Sangat tinggi 10 Ikhsan Arifda F. 56 82,35 Sangat tinggi 11 Iven Geraldi 52 76,47 Sangat tinggi 12 Intan Putri R. 63 92,65 Sangat tinggi 13 Nur Imam Santoso 59 86,76 Sangat tinggi 14 Rica Novita 58 85,29 Sangat tinggi 15 Ridho Ikhsan M. 55 80,88 Sangat tinggi 16 Syahrul Romadhon 55 80,88 Sangat tinggi 17 Umi Kholilah 52 76,47 Sangat tinggi 18 Widia Indah 55 80,88 Sangat tinggi 19 Dwi Bagas Maulana 54 79,41 Sangat tinggi 20 Moh. Rifki Septiadi 51 75,00 Sangat tinggi

Jumlah dan Rata-rata 1120 82,35 Sangat tinggi

Page 316: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

299

  

Lampiran 43

DAFTAR NILAI POSTES KELOMPOK EKSPERIMEN

NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2545 Khoerun 14 66,67 2 2550 Moh. Abdul Saefulloh 19 90,48 3 2565 Bambang Mega K. 19 90,48 4 2572 Moh. Afif Maulana 12 57,14 5 2584 Tri Setya Wibowo 11 52,38 6 2586 Viki Adam 15 71,43 7 2599 Akmal Nur Maulana 15 71,43 8 2607 Fais Akbar Ezzamani 14 66,67 9 2624 Tri Susandi 17 80,95 10 2627 Adi Saputro 15 71,43 11 2629 Anggun Citra Pesona 20 95,24 12 2631 Burhanudin 18 85,71 13 2635 Fifian Wulandari 20 95,24 14 2639 Nur Fauziah 18 85,71 15 2643 Tri Wulan Anggraeni 13 61,90 16 2644 Zharotul Fuadah 16 76,19 17 2697 Karina Nurul Fadillah 13 61,90 18 2649 Fita Afiatun 15 71,43 19 2489 Agil Pratama 14 66,67 20 2612 Liko Faozi 16 76,19

JUMLAH 1495,24 RATA-RATA KELAS 74,76 NILAI TERTINGGI 95,24 NILAI TERENDAH 52,38

Page 317: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

300

  

Lampiran 44

DAFTAR NILAI POSTES KELOMPOK KONTROL

NO NIS NAMA SISWA SKOR TOTAL NILAI 1 2547 M. Fathi Al Fajri 14 66,67 2 2598 Aghnia Veila P. 11 52,38 3 2600 Akhmad Gufron 10 47,62 4 2601 Akbar Saefulloh 13 61,90 5 2602 Dewi Ayu Lestari 16 76,19 6 2604 Desti Aulia M. 14 66,67 7 2605 Dwiky Oktavian 13 61,90 8 2606 Dava Ihza Zarkars 19 90,48 9 2608 Farel Zayyan A. W. 17 80,95 10 2609 Ikhsan Arifda F. 18 85,71 11 2610 Iven Garaldi 16 76,19 12 2611 Intan Putri R. 17 80,95 13 2617 Nur Imam Santoso 10 47,62 14 2620 Rica Novita 13 61,90 15 2621 Ridho Ikhsan M. 16 76,19 16 2622 Syahrul Romadhon 10 47,62 17 2625 Umi Kholilah 14 66,67 18 2626 Widia Indah 12 57,14 19 2775 Dwi Bagas Maulana 14 66,67 20 2777 Moh. Rifki Septiadi 12 57,14

JUMLAH 1328,57 RATA-RATA KELAS 66,43 NILAI TERTINGGI 90,48 NILAI TERENDAH 47,62

Page 318: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

301

  

Lampiran 45

HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA MOTIVASI AWAL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

motivasi kelas eksperimen 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%motivasi kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

motivasi kelas eksperimen Mean 81.7630 .91413

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 79.8497

Upper Bound 83.6763

5% Trimmed Mean 81.6156

Median 82.3500

Variance 16.713

Std. Deviation 4.08809

Minimum 75.00

Maximum 91.18

Range 16.18

Interquartile Range 6.61

Skewness .431 .512

Kurtosis .149 .992

motivasi kelas kontrol Mean 81.1020 1.86426

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 77.2001

Upper Bound 85.0039

5% Trimmed Mean 81.8617

Median 81.6150

Variance 69.509

Std. Deviation 8.33723

Minimum 55.88

Maximum 92.65

Range 36.77

Interquartile Range 6.98

Skewness -1.275 .512

Kurtosis 3.460 .992

Page 319: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

302

  

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

motivasi kelas eksperimen .143 20 .200* .967 20 .697

motivasi kelas kontrol .152 20 .200* .895 20 .033a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. motivasi kelas eksperimen

Page 320: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

303

  

motivasi kelas kontrol

Page 321: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

304

  

Lampiran 46

HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA KEMAMPUAN AWAL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kemampuan awal kelas eksperimen

20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%

kemampuan awal kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

kemampuan awal kelas eksperimen

Mean 63.7500 4.16557

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 55.0314

Upper Bound 72.4686

5% Trimmed Mean 63.6111

Median 60.0000

Variance 347.039

Std. Deviation 18.62900

Minimum 35.00

Maximum 95.00

Range 60.00

Interquartile Range 33.75

Skewness .218 .512

Kurtosis -1.299 .992

kemampuan awal kelas kontrol Mean 61.0000 3.58359

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 53.4995

Upper Bound 68.5005

5% Trimmed Mean 60.5556

Median 60.0000

Variance 256.842

Std. Deviation 16.02629

Minimum 35.00

Maximum 95.00

Range 60.00

Interquartile Range 20.00

Skewness .342 .512

Kurtosis -.364 .992

Page 322: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

305

  

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kemampuan awal kelas eksperimen

.131 20 .200* .937 20 .215

kemampuan awal kelas kontrol .104 20 .200* .972 20 .806

a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

kemampuan awal kelas eksperimen

Page 323: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

306

  

kemampuan awal kelas kontrol

Page 324: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

307

  

Lampiran 47

HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA MOTIVASI AKHIR

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

motivasi kelas eksperimen 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%motivasi kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

motivasi kelas eksperimen Mean 86.2490 1.06884

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 84.0119

Upper Bound 88.4861

5% Trimmed Mean 86.2733

Median 86.0250

Variance 22.848

Std. Deviation 4.77999

Minimum 77.94

Maximum 94.12

Range 16.18

Interquartile Range 8.10

Skewness .329 .512

Kurtosis -.778 .992

motivasi kelas kontrol Mean 82.3510 1.02332

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 80.2092

Upper Bound 84.4928

5% Trimmed Mean 82.1872

Median 82.3500

Variance 20.944

Std. Deviation 4.57642

Minimum 75.00

Maximum 92.65

Range 17.65

Interquartile Range 5.51

Skewness .176 .512

Kurtosis .034 .992

Page 325: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

308

  

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

motivasi kelas eksperimen .144 20 .200* .942 20 .262

motivasi kelas kontrol .124 20 .200* .966 20 .661a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

motivasi kelas eksperimen

Page 326: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

309

  

motivasi kelas kontrol

Page 327: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

310

  

Lampiran 48

HASIL OUTPUT SPSS NORMALITAS DATA POSTES

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

nilai postes kelas eksperimen 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%nilai postes kelas kontrol 20 90.9% 2 9.1% 22 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

nilai postes kelas eksperimen Mean 74.7620 2.80887

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 68.8830

Upper Bound 80.6410

5% Trimmed Mean 74.8678

Median 71.4300

Variance 157.795

Std. Deviation 12.56163

Minimum 52.38

Maximum 95.24

Range 42.86

Interquartile Range 19.04

Skewness .151 .512

Kurtosis -.872 .992

nilai postes kelas kontrol Mean 66.4280 2.87951

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 60.4011

Upper Bound 72.4549

5% Trimmed Mean 66.1367

Median 66.6700

Variance 165.832

Std. Deviation 12.87757

Minimum 47.62

Maximum 90.48

Range 42.86

Interquartile Range 19.05

Skewness .147 .512

Kurtosis -.861 .992

Page 328: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

311

  

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

nilai postes kelas eksperimen .155 20 .200* .957 20 .477nilai postes kelas kontrol .143 20 .200* .952 20 .397

a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

nilai postes kelas eksperimen

Page 329: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

312

  

nilai postes kelas kontrol

Page 330: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

313

  

Lampiran 49

PERHITUNGAN MANUAL DENGAN RUMUS T-TEST PADA PENGUJIAN HIPOTESIS MOTIVASI BELAJAR SISWA

Perhitungan manual menggunakan rumus t-test pada pengujian motivasi

belajar siswa sebagai berikut:

Diketahui:

= 86,25

= 82,35

= 22,85

= 20,94

= 20

Maka:

1 12

1 1

86,25 82,35

20 1 22,85 20 1 20,9420 20 2

120

120

3,9434,15 397,86

382

20

3,9832,01

38 0,1

3,921,895 0,1

3,9√2,19

3,91,48

2,635 

Page 331: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

314

  

Lampiran 50

PERHITUNGAN MANUAL DENGAN RUMUS T-TEST PADA PENGUJIAN HIPOTESIS HASIL BELAJAR SISWA

Perhitungan manual menggunakan rumus t-test pada pengujian motivasi

belajar siswa sebagai berikut:

Diketahui:

= 74,76

= 66,43

= 157,79

= 165,83

= 20

Maka:

1 12

1 1

74,76 66,43

20 1 157,79 20 1 165,8320 20 2

120

120

8,33

2998,01 3150,7738

220

8,336148,78

382

20

8,33161,81 0,1

8,33√16,18

8,334,02

2,072 

Page 332: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

315

  

Lampiran 51

DOKUMENTASI PENELITIAN PADA KELOMPOK EKSPERIMEN

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL NHT

Gambar 6. Suasana postes

Gambar 5. Fase menjawab

pertanyaan

Gambar 4. Fase berpikir bersama

Gambar 3. Fase mengajukan

pertanyaan melalui LKS

Gambar 1. Penjelasan materi

Gambar 2. Fase penomoran

Page 333: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

316

  

Lampiran 52

DOKUMENTASI PENELITIAN PADA KELOMPOK KONTROL

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL KONVENSIONAL

Gambar 4. Suasana postes

Gambar 3. Membimbing kelompok kecil

Gambar 1. Penjelasan materi

Gambar 2. Menggambar bangun datar

Page 334: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

317

  

Lampiran 53 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Gedung Gd A2 Lt. , Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: 024-8508019

Laman: http;//fip.unnes.ac.id, surel: No. : 128/UN37.1.1.9/LK/2013 Lamp : ..................... Hal : Ijin Penelitian Kepada Yth. Kepala SD N Penarukan 01 dan 02 Di SD N Penarukan 01 dan 02 Dengan Hormat, Bersama ini, kami mohon ijin pelaksanaan penelitian untuk menyusun skripsi/tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut: Nama : ARNI NUR ALFIATI NIM :1401409034 Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Topik : KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED

HEADS TOGETHER TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PENARUKAN 01 DAN 02 KABUPATEN TEGAL

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Semarang, 25 April 2013 A.n. Dekan Koordinator PGSD Tegal,

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd NIP 19630923 198703 1 001

Page 335: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

L

YU NNTJFUJ

T BPDd

Lampiran 54

Yang bertanUPTD Dikp

Nama NIM Tempat, tangJurusan Fakultas UniversitasJudul Skrips

Tanggal uji

Bahwa namaPenarukan 0Demikian sudipergunaka

4

DINU

Alamat : Jl.

nda tangan dora Kecama

ggal lahir

si

coba instrum

a tersebut di01 untuk pemurat keterangan sebagaima

PEMERNAS PENDIDUPTD DIKP

SD NERaya Penaru

SURAT Nomor

di bawah iniatan Adiwern

: ARNI: 14014: Tegal,: Pendid: Ilmu P: Unive: Keefe

TogethBanguNegeri

men: 26 dan

i atas telah mmbuatan Skrigan ini sayaana mestinya

 

RINTAH KADIKAN PE

PORA KECEGERI PEukan Kec. Ad

KETERA

r : 800/ 024 /

i Kepala Sekna Kabupate

I NUR ALFI409034 , 29 Desembdikan Guru SPendidikan ersitas Negerektifan Modher terhadaun Datar padi Penarukan 27 April 20

melaksanakanipsi.

a buat dengaa.

ABUPATENEMUDA DACAMATAN ENARUKdiwerna Kab.

ANGAN / 2013

kolah Dasarn Tegal men

IATI

ber 1991 Sekolah Das

ri Semarang del Pembelajap Motivasida Siswa K01 dan 02 K13

n pendidikan

an sebenar –

N TEGAL AN OLAHRA

ADIWERNKAN 01

Tegal Telp (0

r Negeri Pennerangkan:

sar (PGSD)

(UNNES) aran Numbei dan Has

Kelas V SekoKabupaten T

n di kelas V

– benarnya u

318

AGA NA

0283)322001

narukan 01

ered Heads sil Belajar olah Dasar egal

SD Negeri

untuk dapat

Page 336: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

L

YNNJ MNNJFU TSt Dm

Lampiran 55

Yang bertanNama NIP Jabatan

MenerangkaNama NIM Jurusan Fakultas Universitas

Telah melakSekolah Dastanggal 29 A

Demikian smestinya.

5

DINU

SEKAlamat : J

nda tangan di

an bahwa :

ksanakan Pesar Negeri PApril 2013 sa

urat keteran

PEMERNAS PENDIDUPTD DIKP

KOLAH DAJl. Raya Pen

SURAT Nomo

i bawah ini :: Nurlae: 19630: Kepal

: ARNI: 14014: Pendid: Ilmu P: Unive

enelitian Ekenarukan 02ampai denga

ngan ini dib

 

RINTAH KADIKAN PE

PORA KECASAR NEarukan – Ad

KETERA

or : 800/ V / 2

: ela, S.Pd.

0311 198403a Sekolah

I NUR ALFI409034 dikan Guru SPendidikan ersitas Neger

ksperimen s2 Kecamatanan 25 Mei 20

buat untuk

ABUPATENEMUDA DACAMATAN EGERI PE

diwerna – Te

ANGAN 2013

3 2 004

IATI

Sekolah Das

ri Semarang

sebagai bahan Adiwerna K013.

dapat diper

N TEGAL AN OLAHRA

ADIWERNENARUKA

egal Telp (02

sar

(UNNES)

an skripsi dKabupaten T

rgunakan se

319

AGA NA AN 02 283) 446242

di kelas V Tegal mulai

ebagaimana

Page 337: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

320

  

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Ali, Zulfikar, Ijaz Ahmad Tatlah, and Muhammad Saeed. 2011. Motivation and

student’s behavior: A tertiary level study. Academic Journals. 3(2). 29-32. Online. Available online at http://www.academicjournals.org/ijpc/PDF/Pdf 2011/Feb/Ali%20et%20al.pdf [diakses 22/12/2012]

Arikunto, Suharsimi. 2010a. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. _____. 2010b. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.

Jogjakarta: Diva Press. Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5: Untuk Sekolah Dasar kelas

V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Bayraktar, Ghokhan. 2011. The effect of cooperative learning on students’

approach to general gymnastics course and academic achievements. Academic Journals. 6(1). 62-71 Online. Available online at http://www.academicjournals.org/err/PDF/Pdf% 202011/Jan/Bayraktar.pdf [accessed 22/12/2012]

Coesamin. 2012. Pendidikan Matematika SD 2. Lampung: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. _____. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hardini, Isriani, dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu

(Teori, Konsep dan Implementasi). Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media)

Page 338: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

321

  

Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan

Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas

Terbuka. Munib, Achmad. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Ningrum, Cipta Diana. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Daur Air Pada siswa Kelas V Di SD Negeri 03 Sungapan. Skripsi Universitas Negeri Semarang.

Pietersz, Ferry, dan Horasdia Saragih. 2010. Pengaruh Penggunaan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP Negeri 1 Cisarua. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. 432-438.

Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

Penerbit MediaKom. Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: CV Alfabeta. Rifa’i, Achmad, dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Unnes Press. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 339: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

322

  

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.

Diterjemahkan oleh Narulita Yusron. 2011. Bandung: Nusa Media Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011a. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _____. 2011b. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Universitas Terbuka. Suparto. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi

Pengelolaan Data dengan Metode Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) dan Pemberian Reinforcement Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kedungbanteng 4, Kec. Kedungbanteng, Kab. Tegal, Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Oktadika. No. 8. 39-44

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suyatno. 2008. Mengajar dengan Permainan. Online. Diunduh dari

http://garduguru.blogspot.com/2008/05/mengajar-dengan-permainan.html [diakses 6/2/2013].

_____. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana

Pustaka. Tim Penyusun. 2009. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri

Semarang 2009. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Page 340: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS …lib.unnes.ac.id/17502/1/1401409034.pdf · Penggunaan model pembelajaran yang kooperatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam

323

  

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

_____. 2011. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen. 2006. Semarang: Diperbanyak oleh CV Duta Nusindo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2009. Diperbanyak oleh CV Duta Novindo Pustaka Mandiri.

Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Widianto, Sih Mirmo. 2013. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di SD.

Diunduh dari http://edofmath.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-pembelajaran matematika-di.html [diakses 6/02/2013]

Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Familia.