18
KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI MUHAMMADIYAH PUCANGAN KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh : DIAN PRISCA APRIYANI A 510 150 038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

  • Upload
    others

  • View
    69

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI

MUHAMMADIYAH PUCANGAN KARTASURA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh :

DIAN PRISCA APRIYANI

A 510 150 038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi
Page 3: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi
Page 4: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi
Page 5: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

1

KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI

MUHAMMADIYAH PUCANGAN KARTASURA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) Pelaksanaan kegiatan hafalan Al-

Quran Juz 30 di MI Muhammadiyah Pucangan. 2) Faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

oleh MI Muhammadiyah Pucangan. 3) Solusi yang dilakukan oleh MI

Muhammadiyah Pucangan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan kegiatan

hafalan Al-Quran Juz 30. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan

desain fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara

dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Analisis data penelitian ini menggunakan model interaktif. Hasil

penelitian ini adalah : 1) Pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 setiap pagi

hari sebelum pembelajaran dimulai. 2) Faktor pendukung kegiatan ini adalah

prestasi, motivasi dan semangat dari siswa serta seluruh elemen sekolah dan orangtua

siswa yang sangat mendukung dengan adanya program ini. Faktor penghambat

kegiatan ini adalah keterbatasan waktu, masih ada siswa yang belum bisa membaca

dan kesulitan dalam menghafal, siswa yang sudah hafal namun terkadang lupa

dengan hafalan yang telah dihafalnya. 3) Solusi yang dilakukan adalah memberikan

jam tambahan, memberikan bimbingan dan pengarahan, sema’an membaca dan

hafalan dengan teman, bekerjasama dengan orangtua tetap memantau hafalan anak

ketika dirumah.

Kata Kunci: Hafalan, Al-Quran, Juz’amma

Abstract

This research aims to describe: 1) Activity implementation of Juz 30 Al Quran

memorization in MI Muhammadiyah Pucangan. 2) Supporting factors and inhibitor

factors within activity implementation of Juz 30 Al Quran which faced by MI

Muhammadiyah Pucangan. 3) Solution which done by MI Muhammdiyah Pucangan

to overcome the obstacles within implementation of Juz 30 Al Quran memorization

activity. This type of research is qualitative research with phenomenology design.

Technique of collecting data uses observation, interview and documentation.

Technique of data validity uses source and technique triangulation. Analyzing data in

this research uses interactive model. The result of this research is 1) Implementation

of Juz 30 Al Quran memorization activity every morning before the lesson begins. 2)

Supporting factor of this activity is achievement, motivation and enthusiasm from

student and all of school elements and students’ parents who are very supportive of

this program. Inhibitor factor of this activity is time limitation, there are some

students who cannot recite and difficult in memorizing, students who have

memorized however they sometimes forget the memorization that has been

memorized. 3) solution which done is giving extra time, giving guidance and

direction, scrutinizing the recitation, memorizing with friends and cooperating with

parents keep monitoring children’s memorization at home.

Keywords : memorization, Al-Quran, Juz’amma

Page 6: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

2

1. PENDAHULUAN

Di zaman yang telah modern pendidikan sangat penting dan dibutuhkan oleh semua

orang yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan serta potensi masing-

masing peserta didik. Pendidikan menjadi modal yang utama dan penting bagi

kehidupan manusia dimasa mendatang, pendidikan sendiri terdiri dari berbagai

macam. Mengajarkan sejak dini kepada anak untuk belajar membaca Al-Quran yang

mana Al-Quran adalah pedoman untuk seluruh umat Islam. Tidak hanya dibaca saja,

memahami serta menghafalkan Al-Quran sangat bagus untuk pendidikan anak. Al-

Quran merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai pedoman hidup bagi seluruh

umat Islam dimanapun berada di seluruh dunia untuk menjadikan hidup lebih tenang

dengan berpedoman Al-Quran, yang mana di dalamnya sudah dijelaskan tentang

kehidupan manusia. Hal ini selaras dengan pendapat Al Hafizah, (2004:2-3) Al-

Quran merupakan upaya untuk mengakrabkan orang beriman dengan kitab sucinya,

sehingga mereka tidak buta akan kitab suci yang selama ini ia percayai, terbukti

dengan masih jarangnya nilai-nilai Al-Quran yang berbudaya dan menyatu di dalam

kehidupan mereka. Untuk mereka harus belajar bahkan untuk menghafalkannya serta

meyakinkan bahwa itulah satu-satunya pedoman hidup yang terbaik untuk umat

Islam yang berada diseluruh dunia.

Belajar Al-Quran dapat dimulai dari yang termudah dahulu mulai dari

mendengarkan, melihat, membaca serta menulis dan yang lebih baik lagi dengan

menghafalnya. Untuk mewujudkan generasi muda yang Qurani tidaklah mudah,

banyak yang harus di ditingkatkan secara perlahan dan bertahap agar dapat

terwujudnya generasi muda yang pandai membaca Al-Quran, alangkah lebih baik

lagi jika setiap ilmu Al-Quran yang telah didapatkan diamalkan dan dihafalkan.

Generasi Qurani tidak lahir dengan sendirinya, melainkan dimulai dari pembiasaan

dan pendidikan dalam keluarga di mulai sejak dini dengan bantuan orangtua.

Menurut Kusmawati (2016:103), orang tua harus terus memberikan motivasi yang

kuat baik secara moral maupun spiritual untuk putranya yang memberikan perawatan

sesuai dengan situasi anak-anak dan memberikan peluang bagi anak hiperaktif untuk

mendapatkan pendidikan dan perawatan yang baik sehingga setiap anak dapat

bangun dan memiliki kesempatan untuk mencapai cita-cita. Banyak keutaman serta

Page 7: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

3

keuntungan menghafalkan ayat-ayat suci Al-Quran mulai sejak dini dimana

konsentrasi belajar anak masih terfokus serta daya ingat anak masih sangat kuat dan

bagus dapat dengan mudah untuk menghafalkannya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Al Hafiz, dkk (2016:84) menghafal Al-Quran telah memberikan dampak besar pada

mereka yang menghafal Al-Quran. Hasil dari ketekunan, tekad dan ketulusan siswa

dalam mendapatkan pengetahuan dan menghafal Al-Quran.

Pada dunia pendidikan, penanaman ilmu keagamaan harus ditanamkan sejak

masih kecil saat berada dikelas rendah. Untuk lebih meningkatkan ilmu keagamaan

yang terutama tentang belajar membaca Al-Quran serta hafalan Al-Quran Juz 30

pada siswa yang harus dimulai sejak masih kelas rendah dan ditingkatkan pada kelas

tinggi. Dimulai dari yang termudah agar tidak terbebani dan merasa kesulitan pada

siswa di saat harus menghafalkan banyak surat-suratan dalam Juz 30. Untuk generasi

muda yang lebih maju dalam meningkatkan pembelajaran hafalan Al-Quran harus

banyak berlatih serta belajar agar konsentrasi belajar tetap berfokus tidak hanya

sekedar belajar namun bisa memaknai arti yang terkandung di dalam Al-Quran Juz

30. Harapan guru dengan membaca ayat suci Al-Quran setiap hari akan dapat

mempermudah siswa untuk mengingat menghafalnya serta dapat mengerti arti dan

makna yang terkandung dalam setiap ayat yang telah dibacanya. Hal ini sejalan

dengan pendapat Mudjiman, dkk (2016:213) bahwa model menghafal sorongan bil

ghaib dapat membantu siswa untuk mempercepat hafalan mereka sehingga guru

dapat meningkatkan konsentrasi siswa untuk mempercepat hafalan dan dapat

disimpan dalam memori jangka panjang.

Pada saat berada di kelas rendah siswa diberikan hafalan Al-Quran Juz 30

dari surat yang terpendek atau termudah terlebih dahulu, untuk menjaga hafalannya

siswa diberikan kartu sampai mana hafalannya agar selalu mengingat setiap hari

sebelum dimulai pembelajaran selalu membaca Al-Quran terlebih dahulu. Setelah

naik ke kelas tinggi siswa menghafal Al-Quran Juz 30 pada tingkatan yang lebih

tinggi atau surat yang sudah mulai panjang untuk kelas tinggi juga di berikan kartu

hafalan, tidak lupa juga pada siswa kelas tinggi harus kembali hafalan Juz 30 dari

surat awal agar dapat di wisuda hafalan Al-Quran Juz 30. Seperti halnya pada kelas

tinggi juga harus menjaga hafalannya pada setiap pagi hari sebelum pembelajaran

Page 8: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

4

dimulai seluruh siswa membaca bersama Al-Quran yang sudah di tentukan pada

setiap harinya.

Dengan memberikan kartu hafalan kepada seluruh siswa, siswa dapat dengan

mudah mengingat apa yang akan dihafal dan yang telah di hafalnya. Kartu hafalan

yang dimiliki setiap siswa dapat di ketahui oleh orangtua yang berada dirumah,

dengan demikian orangtua dapat memantau sampai mana hafalan anak-anaknya serta

bisa memberikan bimbingan pada siswa saat berada dirumah. Dapat dilihat banyak

keuntungan menghafalkan ayat-ayat suci Al-Quran, dengan dimulai dari sejak dini

dimana konsentrasi belajar anak masih terfokus serta daya ingat anak masih sangat

kuat dan bagus dengan demikian dapat dengan mudah menghafalkan ayat-ayat suci

Al-Quran.

Pada kenyataanya di MIM Pucangan sudah menerapkan metode pada masing-

masing kelas setiap wali kelas mempunyai metode tersendiri agar siswanya dengan

mudah menghafalkan Al-Quran Juz 30. Salah satu metode umum yang digunakan

oleh guru di MIM Pucangan ialah metode sering mendengarkan Al-Quran melalui

kaset atau orang yang ahli dan fasih membaca Al-Quran, sering mendengarkan Al-

Quran melalui kaset, CD, atau mendengarkan guru atau senior yang fasih membaca

Al-Quran akan mempengaruhi dan membantu untuk mempercepat dalam

menghafalkan Al-Quran. Sebab apabila sering menggunakan metode diatas mampu

mempermudah dalam menghafal Al-Quran. Bukan hanya itu, metode ini juga dapat

membantu bagi seseorang yang sedang menjalani proses mengulang hafalan. Jika

terdapat ayat yang lupa, dengan mengikuti bacaan dan mendengarkan dari kaset,

maka seseorang akan ingat kembali dengan hafalan yang lupa (Wahid, 2015:102).

Salah satu metode ini yang digunakan di MIM Pucangan, metode ini dilaksanakan

setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai dengan setiap hari di dengarkannya ayat-

ayat suci Al-Quran siswa siswi akan dengan mudah untuk mengingatnya kembali.

Selaras dengan hal itu, Pasaribu, (2018: 184) mengatakan bahwa metode

menghafalkan Al-Qur’an yang dilakukan secara terus menerus dan diulang-ulang

dapat mempengaruhi menghafal siswa. Proses menghafal Al-Qur’an tersebut

digunakan untuk latihan siswa dalam berkonsentrasi.

Page 9: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

5

Dengan menggunakan metode yang tepat siswa akan merasa nyaman pada

saat melaksanakan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang telah dilaksanakan di

MIM Pucangan Kartasura ini,metode mendengarkan sangat cocok untuk anak-anak

pada saat proses menghafal khususnya surah-surah pendek, alangakah lebih baik

dimulai dari sekarang meskipun sang anak belum bisa membaca Al-Quran namun

sudah bisa mendengarkan. Kegiatannya bisa dilakukan langsung oleh orangtua, guru

ataupun orang yang diserahi amanat untuk mendidiknya dapat juga dibantu dengan

pemuataran kaset murattal secara berulang-ulang dan teratur. Makhyaruddin

(2016:52-52). Metode ini sangat cocok apabila diberikan pada kelas rendah yang

mana masih banyak siswa masih merasa kesulitan dalam membaca Al-Quran.

Upaya yang dapat dilakukan terhadap siswa agar tidak bermalas-malasan dan

bosan saat kegiatan hafalan ialah setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai siswa

membaca Al-Quran bersama, membaca bergilir secara acak atau keliling. Dengan di

acak atau keliling siswa tidak akan merasa bosan dan mampu menumbuhkan rasa

semangat untuk mendengarkan siapa yang akan bergiliran. Memberikan pengertian

kepada seluruh siswa bahwa dengan membaca serta menghafal Al-Quran akan

memberikan banyak keuntungan serta kenikmatan baik di dunia dan di akhirat kelak

serta siswa terbekali dengan ilmu yang mulia.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengambil judul “ Kegiatan

Hafalan Al-Quran Juz 30 Pada Siswa di MI Muhammadiyah Pucangan Kartasura “

pada MI Muhammadiyah Pucangan Kartasura penelitian diatas tersebut sebelumnya

belum pernah diteliti sama sekali oleh karena itu peneliti mengambil judul “Kegiatan

Hafalan Al-Quran Juz 30 Pada Siswa Di MI Muhammadiyah Pucangan Kartasura”

untuk melihat pelaksaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang ada di MI

Muhammadiyah Pucangan Kartasura.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Desain penelitian ini adalah

Fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan

siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian kualitatif triangulasi

Page 10: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

6

diartikan sebagai pengujian keabsahan data saat yang diperoleh melalui triangulasi

sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model interaktif

yaitu Data collection (pengumpulan data), Data reduction (reduksi data), Data

Display (penyajian data), dan Conclusion drawing/verification(penarikan kesimpulan

atau Verifikasi).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Hafalan Al-Quran Juz 30 pada Siswa di MIM

Pucangan

3.1.1 Perencanaan Kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30

Kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 di MIM Pucangan merupakan salah satu kegiatan

pendukung pembelajaran serta menjadi program unggulan di MIM Pucangan. Hal

yang melatarbelakangi kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yaitu untuk meningkatkan

mutu lulusan yang dapat dijadikan bekal oleh seluruh siswa setelah lulus sekolah.

Selain itu, hal ini menjadi pembuktian kepada masyarakat sehingga masyarakat luar

dapat mengetahui program unggulan yang ada di MIM Pucangan guna meningkatkan

pemahaman siswa terhadap ajaran agama dan kegiatan keagamaan siswa. Pihak

sekolah mengembangkan program tersebut bertujuan untuk membentuk karakter

siswa berkepribadian Islam yang tercermin dalam pola pikir dan perilaku dalam

kehidupan bermasyarakat sopan santun dan berkepribadian yang baik. Hal ini sejalan

dengan pendapat Prihatin, Rifai & Chotimah, (2018:41) bahwa menghafal dapat

menjadikan siswa percaya diri dan pada saat mereka keluar berada di masjid

mengetahui banyak hafalan Juz 30 dan tidak hanya surat-surat yang pendek saja.

Siswa terbekali dengan ilmu agama yang bagus dan memiliki tutur kata perilaku dan

sopan santun yang baik di lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat.

3.1.2 Pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 di MIM Pucangan.

Kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 di MIM Pucangan di wajibkan untuk seluruh

siswa kelas 1 sampai kelas 6 karena kegiatan hafalan Al-Quran ini juga sebagai salah

satu syarat kelulusan siswa. Adapun tempat pelaksanaannya di setiap kelas masing-

masing bersama wali kelas. Setelah di kelas 6 dan memasuki akhir semseter siswa

kelas 6 akan di uji oleh tim penguji seluruh hafalan diulang dari awal sampai akhir

Page 11: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

7

kemudian jika sudah di uji semua dan di nyatakan lulus siswa akan di adakan wisuda

kelulusan hafalan Al-Quran Juz 30.

Setiap wali kelas mempunyai metode sendiri untuk seluruh siswanya agar

dapat membaca dan menghafalkan Al-Quran Juz 30 secara baik dan benar agar dapat

naik kelas sesuai target. Adapun metode khusus yang diterapkan di MIM Pucangan

selain metode yang telah diberikan oleh wali kelas masing-masing yaitu metode pada

setiap pagi hari selalu mendengarkan musik melalui kaset CD yang setiap pagi hari

sebelum pembelajaran dimulai selalu diputarkan untuk seluruh siswa. Dengan setiap

hari di putarkan ayat-ayat suci Al-Quran melalui kaset lama kelamaan siswa akan

dapat menangkap melalu pendengarannya dan bisa lebih cepat dengan

menghafalnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Wahid (2015:102) bahwa

sering mendengarkan Al-Quran melalui kaset, CD, atau mendengarkan guru atau

senior seseorang yang fasih membaca Al-Quran akan mempengaruhi dan membantu

seseorang untuk mempercepat dalam menghafalkannya Al-Quran karena pikiran

seseorang akan familier dengan ayat-ayat Al-Quran.

3.1.3 Pengorganisasian kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 pada siswa di MIM

Pucangan

Pengorganisasian pada kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 ini sendiri dipimpin oleh

Kepala Sekolah MIM Pucangan untuk yang bertanggung jawab dengan kegiatan

hafalan ini ialah seluruh guru yang bertugas baik Kepala Sekolah, Guru Tahfidz, dan

Wali Kelas masing-masing. Mereka mempunyai peran yang penting di setiap

bagiannya. Untuk Kepala Sekolah yang selalu memantau jalannya kegiatan hafalan

serta selalu memberikan metode khusus kepada seluruh siswa setiap pagi sebelum

masuk kelas, untuk Guru Tahfidz sendiri memiliki tanggung jawab sampai akhir

kegiatan hafalan sampai selesai siswa lulus dan di wisuda Guru Tahfidz juga sebagai

tim penguji untuk siswa. Sedangkan untuk wali kelas sendiri sangat berperan penting

untuk seluruh siswa, karena setiap pagi hari selama 1 jam sebelum pembelajaran

dimulai seluruh siswa membaca dan mengaji bersama degan wali kelas masing-

masing kemudian siswa dapat menyetorkan hafalannya kepada wali kelas masing-

masing.

Page 12: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

8

3.1.4 Keuntungan dan manfaat dalam kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 pada siswa

di MIM Pucangan

Keuntungan dan manfaat sendiri dari kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 pada siswa di

MIM Pucangan ialah, menjadikan siswa dapat menghafal Al-Quran Juz 30 sebagai

bekal di masa yang akan mendatang keuntungannya sendiri untuk sekolah ialah

menjadi program unggulan di MIM Pucangan, dengan program ini dapat menarik

minat masyarakat untuk mempercayai MIM Pucangan mendidik putra putrinya di

sekolah. Adapun manfaat dari kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 ini sendiri ialah,

dapat memberikan rasa percaya diri yang lebih kepada siswa ketika berada di luar

sekolah, ketika siswa berada di masjid merea akan mempunyai rasa percaya diri yang

tinggi. Kemudian siswa akan mendapat pujian dan menjadi kebanggan orangtua dan

masyarakat, pada diri siswa juga mempunyai rasa kebanggaan sendiri. Hal ini sejalan

dengan pendapat Ansari, (2017:4) bahwa keutamaan atau keunggulan dari

menghafal Al-Qur’an, baik itu keutamaan di akhirat sebagaimana yang diterangkan

dari berbagai hadits nabi Muhammad saw., atau keutamaan di dunia sebagaimana

diutarakan oleh ahli pendidikan anak di Kalimantan Selatan, Karyono Ibnu Ahmad,

bahwa anak yang menghafal Al-Qur’an niscaya prestasinya akan meningkat.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari, Al Hafizah (2004:24-25) bahwa

kegiatan tersebut dapat meningkatnya kualitas ulama pada masa yang akan datang.

Kalau seorang anak sejak dini sudah menguasai Al-Quran dengan baik, tidak

mustahil di akan menjadi mussafir yang handal, karena perhatiannya ketika sudah

dewasa tidak lagi tercurah pada hal-hal yang terkait dengan teknis tilawah, namun

akan lebih banyak menggali kandungannya. Maka dari ini mendidik anak sejak dini

sangatah penting baik buat diri sendiri orangtua dan masyarakat. Sepertihalnya

pendapat tersebut, Wahid (2015:145-146) menyatakan para penghafal Al-Quran telah

dijanjikan derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. Pahalanya yang besar, serta

penghormatan di antara sesama manusia. Al-Quran menjadi hujjah atau pembela

bagi pembacanya serta sebagai pelindung dari siksaan api neraka. Kegiatan hafalan

Al-Quran Juz 30 yang mempunyai banyak keuntungan dan manfaat, selalu

memberikan motivasi kepada seluruh peserta didik agar tetap selalu bersemangat

dalam menghafal Al-Quran Juz 30.

Page 13: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

9

3.1.5 Evaluasi kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30

Pada MIM Pucangan sendiri melaksanakan evaluasi mengenai kegiatan hafalan Al-

Quran Juz 30 setiap hari ketika sedang istirahat pada saat seluruh guru berapa di

kantor. Biasanya seluruh guru akan mencurahkan keluh kesahnya ketika sedang

istirahat di kantor, guru akan berbincang-bincang mengenai kekurangan yang ada di

setiap masing-masing kelas yang mana tentunya ada saja peserta didik yang sulit di

kendalikan. Seluruh guru saling memberikan masukan untuk guru yang mempunyai

siswa yang bermasalah. Adapun tujuan dengan di adakannya evaluasi mengenai

kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 ialah agar dapat mengetahui sejauh mana

perkembangan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 serta sudah berjalan dengan baik

atau tidaknya adakah masalah yang tengah di hadapi oleh wali kelas masing-masing

saat sedang berjalannya kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 ketika di kelas. Tujuan

adanya kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 ialah salah satunya untuk memberikan

bekal kepada seluruh siswa ketika sudah lulus dari MIM Pucangan.

3.2 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Kegiatan

Hafalan Al-Quran Juz 30

3.2.1 Faktor Pendukung

a. Adanya dukungan dari semua pihak baik kepala sekolah, wali kelas dan orangtua

wali murid.

Pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 di MIM Pucanga sejauh ini masih

berjalan dengan lancar sampai saat ini karena mendapat dukungan dari berbagai

pihak orang tua wali murid dan masyarakat. Orangtua siswa sangat mendukung

dengan adanya kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 di MIM Pucangan terlihat jelas

dari antusias orangtua siswa terhadap kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 karena

banyak memberikan bekal untuk putra putrinya kelak setelah lulus dan

menjadikan kebanggan tersendiri untuk orangtua dan siswanya sendiri. Sejalan

dengan pendapat Muslimin, (2015:56) Tahfidz merupakan program unggulan,

maka sekolah serius memperhatikan beberapa faktor yang mampu mempengaruhi

keberhasilannya. Mulai faktor intern, psikologis dan ekstern. Salah satu faktor

Page 14: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

10

yang mempengaruhi adalah lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun

sekolah.

b. Memiliki penanggung jawab (wali kelas), Guru Tafidz dan Tim Penguji sebagai

pengurus kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 di MIM Pucangan.

Penanggung jawab (wali kelas), disini wali kelas mempunyai tanggung jawab

kepada seluruh siswa yang mana siswanya harus hafal sesuai target pada setiap

kelas masing-masing. Wali kelas mempunyai metode berbeda-beda dalam

menerapkan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 untuk dapat membantu dan

mempermudah dalam menghafal siswa serta seluruh siswa daapat mencapai

target sesuai waktu yang telah diberikan. Hal ini selaras dengan pendapat Anwar

& Hafiyana, (2018:185) bahwa metode tidak boleh diabaikan dalam proses

pelaksanaan menghafal al-Qur’an, karena metode akan ikut menentukan berhasil

atau tidaknya tujuan menghafal alQur’an. Semakin baik metode yang digunakan,

maka semakin efektif dan efisien dalam menggapai keberhasilan dan tujuan

mengahafal. Dalam menghafal al-Quran terdapat banyak metode yang dapat

digunakan, bahkan disetiap negara memiliki metode menghafal al-Quran masing-

masing. Guru Tafidz di sekolah tersebut, mempunyai tanggung jawab dalam

memantau hafalan seluruh siswa untuk kelas 6 ada jam tambahan sendiri bersama

Guru Tafidz dan akan di adakan pengulangan hafalan dari kelas 1 sampai kelas 6.

Ketika sudah hafal semua dan sampai dengan akhir semester siswa akan di uji

oleh guru atau Tim Penguji untuk kelayakan dimana siswa di tes bacaannya oleh

Tim Penguji yang berjumlah 3 orang. Ketika sudah di uji oleh Tim Penguji Guru

Tafidz tetap memantaunya dan memperhatikan apakah masih ada

kekuranggannya.

c. Siswa sangat aktif dan berantusias dalam mengikuti kegiatan hafalan Al-Quran

Juz 30 di MIM Pucangan.

Kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 di MIM Pucangan sudah berjalan dengan

lancar. Siswa yang sangat berantusias serta sangat aktif dalam kegiatan hafalan

Al-Quran 30 ini sendiri membuat kegiatan menjadi semakin lancar. Hal ini

sejalan dengan pendapat Utami & Maharani, (2018:188) yaitu berdasarkan

observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran kegiatan hafalan dengan

Page 15: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

11

menggunakan metode, dapat dilihat bahwa siswa terlihat sangat senang karena

ada guru tahfidz yang mengajar dalam menghafalkan Al-Qur’an dengan cara

yang mudah, sehingga siswa mudah mengerti dan memahami materi yang

diajarkan. Walaupun terkadang masih ada beberapa siswa yang membuat gaduh

di kelas namun wali kelas sudah bisa menanganinya dengan metode yang di

terapkan di kelas saat kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 berlangsung.

3.2.2 Faktor Penghambat

a. Peserta Didik yang belum begitu lancar dalam membaca dan menghafalkan Al-

Quran Juz 30

Membaca dan menghafalkan setiap ayat Al-Quran tidak semudah yang orang

fikirkan siswa masih ada yang memiliki kendala dalam menghafal. Banyak faktor

yang membuat menghambat hafalan, untuk kelas rendah terkadang masih suka

bermain, mengobrol sendiri dari situlah siswa kurang terfokuskan dalam hafalan

Al-Quran Juz 30. Untuk faktor penghambat di kelas tinggi terkadang apa yang

sudah di hafalnya menjadi lupa karena harus menghafal ayat baru yang lebih

panjang dan tidak sering mengulang hafalan yang telah di hafalnya. Terkadang

masih ada siswa yang belum begitu lancar dalam membaca Al-Quran jadi bisa

menghambat kelancaran siswa yang lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Arifin, (2015:96), Faktor penghambat dalam menghafal Al-Qur’an adalah

kemampuan siswa dalam membaca al-Qur'an masih minim, belum ada budaya

membaca al-Qur'an, siswa memiliki banyak kegiatan lain selain program

Tahfidzul Qur'an.

b. Kurangnya waktu untuk kegiatan membaca dan menghafalan Al-Quran Juz 30

Untuk berjalan lebih lancar kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 ini memerlukan

waktu yang lumayan panjang atau banyak dan di MIM Pucangan ini belum

mempunyai waktu khusus untuk kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 hanya waktu

di pagi hari 1 jam sebelum pembelajaran dimulai. Itupun masih banyak

kekurangan waktu dan wali kelas mempunyai caranya sendiri agar siswanya tetap

dapat menghafal Al-Quran Juz 30 dengan lancar dan mudah menggunakan

metodenya dari wali kelas masing-masing.

Page 16: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

12

3.3 Solusi yang dilakukan oleh MI Muhammadiyah Pucangan kartasura untuk

mengatasi kendala dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30

a. Meminta bantuan orangtua untuk tetap memantau hafalan putra putrinya ketika

dirumah dengan cara membaca atau mengecek kartu hafalan yang telah di

berikan oleh MIM Pucangan. Agar orangtua juga dapat mengetahui sejauh mana

kemampuan hafalan putra putrinya

b. Memberikan jam tambahan kepada peserta didik yang masih kurang dalam

hafalan Al-Quran Juz 30. Wali kelas mempunyai sendiri untuk memberikan jam

tambahan kepada peserta didik.

4. PENUTUP

Hasil penelitian ini adalah : 1) Pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 setiap

pagi hari sebelum pembelajaran dimulai. 2) Faktor pendukung kegiatan ini adalah

prestasi, motivasi dan semangat dari siswa serta seluruh elemen sekolah dan orangtua

siswa yang sangat mendukung dengan adanya program ini. Faktor penghambat

kegiatan ini adalah keterbatasan waktu, masih ada siswa yang belum bisa membaca

dan kesulitan dalam menghafal, siswa yang sudah hafal namun terkadang lupa

dengan hafalan yang telah dihafalnya. 3) Solusi yang dilakukan adalah memberikan

jam tambahan, memberikan bimbingan dan pengarahan, sema’an membaca dan

hafalan dengan teman, bekerjasama dengan orangtua tetap memantau hafalan anak

ketika dirumah.

DAFTAR PUSTAKA

Al Hafizah, A. A. A. R. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hfizh Qur’an Da’iyah. Bandung:

PT Syaamil Cipta Media.

Ansari, M. I. (2017). Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Quran 30 Hari untuk Siswa

Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Banjarmasin. Jurnal Madrasah

Ibtidaiyah, 18. Diakses pada 25 Maret 2019, dari http://ojs.uniska-

bjm.ac.id/index.php/muallimuna

Anwar, K., & Hafiyana, M. (2018). Implementasi Metode ODOA (One Day One

Ayat) Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghfala Al-Quran. Jurnal

Pendidikan Islam Indonesia, 18. Diakses pada 25 Maret 2019, dari

http://www.ojs.pps-ibrahimy.ac.id/index.php/jpii/article/view/71

Page 17: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

13

Arifin, Z. 2015. Tahfidzul Qur’an Program at SDIT Fajrul Islam Wiradesa

Pekalongan Centre Of Java Indonesia. Jurnal of Social Sciences and

Humanities, 6. Diakses pada 26 Maret 2019, dari

http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

Chotimah, C. Rifai, A., & R. Prihatin, T. (2018). The Management of the Tahfidz Al

Qur’an Education Program in Children Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Islamic

Boarding School Kudus. Jurnal Education Management, 7. Diakses pada 26

Maret 2019, dari http://journal.unnes.ac.id/siu/index.php/edumn

Al Hafiz, M. M. A., dkk. (2016). Descriptive Qualitative Teaching Method of

Memorization in the Institution of Tahfiz Al-Quran Wal Qiraat Pulai

Condong and the Students’ Level of Academic Excellence. Mediterranean

Journal of Social Sciences, 7. Diakses pada 26 Maret 2016, dari

http://10.5901/mjss.2016.v7n1s1p79

Kusmawati, A. (2016). Tahsin Method of Al-Quran and Parenting for Children

Hyperactive in Kingdergarten School Orange, Ciputat Timurr, Tangerang

Selatan, Indonesia. Advances in Social, Education and Humanities Research

(ASSEHR), 8. Diakses pada 29 Maret 2019, dari

http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4/4.0/

Makhyaruddin, D. M. 2016. Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Quran. Jakarta: PT

Mizan Publika.

Malikah, N. Mudjiman, H. Anitah, S., & Hidayatullah, F.m(2016). Bifilar

Cooperative Learning Model for Hadis Memorizing Skill in AlQuran–Hadis

in Madrasah Ibtidaiyah Ponorogo Recency, Indonesia. International Journal

of Education and Research, 10. Diakses pada 29 Maret 2019, dari

www.ijern.com

Muslimin, A. (2015). Implementasi Metode Halaqah dan Resitasi dalam Tahfidz Al-

Quran di SDIT El-Haq Banjarsari Buduran Sidoarjo. Jurnal Pendidikan

Islam, 8. Diakses pada 25 Maret 2019, dari

https://doi.org/10.21070/ja.v1i1.164

Pasaribu, R. (2018). Pengaruh Hafalan Al-Quran Terhadap Kedisiplinan Belajar dan

Prestasi Belajar pada Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta.

Jurnal Bimbingan dan Konseling, 15. Diakses pada 26 Maret 2019, dari

http://ojs.upy.ac.id/ojs/index.php/gjbk/article/view/1305

Utami, R. D., & Maharai, Y. (2018). Kelebihan dan Kekurangan Metode Talaqqi

dalam Program Tahfidz Al-Quran Juz 29 dan 30 Pada Siswa Kelas Atas

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, 8.

Diakses pada 25 Maret 2019, dari https://doi.org/10.23917/ppd.v1i2.7353

Page 18: KEGIATAN HAFALAN AL-QURAN JUZ 30 PADA SISWA DI MI ...eprints.ums.ac.id/77719/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · penghambat dalam pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Quran Juz 30 yang dihadapi

14

Wahid, W. A. 2015. Panduan Menghafal Al-Quran Super Kilat Step by Step dan

Berdasarkan Pengalaman. Yogyakarta: Diva Press (Anggota IKAPI).