Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEGIATAN PENYULUHAN AGAMA DALAM
MENANGGULANGI PERILAKU MENYIMPANG REMAJA
(Studi di Kantor Urusan Agama di Kecamatan Jagakarsa)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial ( S.sos )
Disusun Oleh :
Amala Firman Akhi
NIM: 1113052000057
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
iii
ABSTRAK
Amala Firman Akhi, NIM: 1113052000057, KEGIATAN PENYULUHAN AGAMA DALAM MENANGGULANGI PERILAKU MENYIMPANG REMAJA (Studi di Kantor Urusan Agama di Kecamatan Jagakarsa), di bawah bimbingan Drs. Azwar Chatib, M.Si.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan penyuluh agama sangat menunjang berkurangnya perilaku menyimpang remaja yang ada di kecamatan jagakarsa. Disamping itu adanya penyuluh agama bertujuan untuk mendidik, menunjukan, memberi jalan, atau menuntun remaja kearah tujuan yang bermanfaat bagi banyak orang. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, penyuluh agama menempuh cara-cara khusus yang dilaksanakan dalam meningkatkan akhlak remaja. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh penyuluh agama sangat menentukan tercapainya tujuan yang ingin diharapkan, sehingga penelitian kegiatan yang dilakukan penyuluh agama islam merupakan hal yang menarik dan dikaji lebih lanjut.
Penelitian ini bertujuan seperti apa kegiatan-kegiatan penyuluh agama dalam mengatasi perilaku menyimpang di kecamatan Jagakarsa baik yang bersifat preventif, kuratif dan development (pengembangan), faktor pendukung serta penghambat apa saja dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dan pedoman kitab apa yang dipakai penyuluh dalam mengatasi perilaku menyimpang remaja. Teori yang digunakan menggunakan teori penyuluhan menurut H.M.Arifin dalam bukunya “Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama’’.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun desain penelitiannya menggunakan jenis penelitian desain deskriptif yaitu metode yang yang bertujuan mendapat gambaran, lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti.
Berdasarkan hasil dari penelitian, menunjukan bahwa kegiatan-kegiatan penyuluh agama yang bersifat preventif adalah melaksanakan kegiatan penyuluhan agama, PHBI (perayaan hari besar islam), Bimbingan penyuluhan MT (majlis ta’lim) dan Pengajian Al Qur’an. Sedangkan kuratif adalah Kunjungan keluarga (Pendekatan personal), Kordinasi dengan tokoh agama, orang tua dan masyarakat untuk selalu mengawasi remaja agar selalu berbuat kebaikan, dan sifat pengembangan yang dilakukan adalah Rekreasi remaja dan Hadroh remaja.
Kata Kunci: Kegiatan-kegiatan dan sifat-sifat Penyuluh Agama
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT.,
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tanpa limpahan
karunia-Nya tidak mungkin penulis bisa menempuh pendidikan sampai
Strata Satu (S1). Shalawat serta dalam penulis curah limpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya, sahabatnya,
serta pengikut beliau sampai akhir zaman dan tak lupa kepada kita
selaku umatnya.
Dengan selesainya skripsi ini, merupakan suatu kebanggaan
yang tak terhingga bagi penulis meskipun dalam penyelesaiannya
mendapatkan rintangan, baik dari diri sendiri maupun dari luar, namun
berkat kasih sayang-Nya, rintangan tersebut dapat diatasi dengan
kesabaran. Dan juga tak lupa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik
moril atau materil yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya terkhusus kepada :
1. Suparto, M.Ed, Ph,D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Napsiyah S.Ag. BSW, MSW selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr.Sihabudin Noor, MA, Selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, serta Cecep Castrawijaya
selaku Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Ir. Noor Bekti, SE. M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam dan Artiarini Puspita Arwan M.Psi selaku
Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
v
3. Drs. Azwar Chatib, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
senantiasa meluangkan tenaga, waktu serta pikiran untuk
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam
penyusunan skripsi sehingga akhirnya dapat terselesaikannya
skripsi ini.
4. Dra. Hj. Mastanah, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik Kelas
B Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam angakatan 2013.
5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
khusunya Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang
membuat wawasan penulis terbuka lagi.
6. Kedua orang tuaku yang tercinta, Ayahanda Imam Romli dan
Ibunda Umi Chosiatun Munawaroh, Serta seluruh keluarga yang
tiada henti selalu memberikan motivasi serta doa dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya.
7. Para Penyuluh Agama Baik Honorer atau Fungsional di Kantor
KUA Jagakarsa, khususnya bapak A. Nasrullah dan bapak
Ahmadiyau Tajuddinisyuja’i S.Th.I, serta yang lainnya yang saya
tidak bisa sebutkan satu persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat
saya. Terima kasih telah memberikan izin melakukan penelitian
dan memberikan data-data yang terikat dengan penulisan skripsi
ini.
8. Sahabat-sahabat di sekolah baik sahabat SD, dan sahabat pesantren
saya yang selalu mengisi hari-hari penulis diantaranya bang Ali
Nurdin, Qoys Zulfaqor. Terima kasih telah memberikan motivasi,
semangat dan memberikan nasehat. dan teman-teman seperjuangan
vi
BPI angakatan 2013 yang tidak dapat disebutkan namanya satu-
persatu.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan
penelitian dan penulisan.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapatkan
balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun akan penulis nantikan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Ciputat, 13 Agustus 2019
Penulis,
Amala Firman Akhi
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................... i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................. 5
C. Batasan Masalah ................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................. 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................. 6
F. Sistematika Penulisan ............................................ 7
G. Metodologi Penelitian ........................................... 8
H. Pedoman Penulisan ................................................ 21
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kajian Pustaka ....................................................... 22
B. Landasan Teori ...................................................... 25
1. Penyuluh Agama ............................................ 25
2. Perilaku Menyimpang Remaja ....................... 36
C. Kerangka Berpikir ................................................. 42
viii
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR BELAKANG
PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya KUA Jagakarsa ....................... 46
B. Struktur Organisasi KUA Jagakarsa ...................... 47
C. Agama Kecamatan Jagakarsa ................................ 48
D. Motto KUA Jagakarsa ........................................... 48
E. Fungsi dan Tugas Lembaga ................................... 48
F. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Lembaga .......... 48
G. Program Penyuluh agama ...................................... 49
H. Kegiatan-kegiatan Penyuluh Agama ..................... 52
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Identifikasi Penyuluh Agama ................................ 57
B. Kegiatan Penyuluh Agama bersifat preventif,
kuratif dan develpment .......................................... 64
BAB V ANALISIS
A. Analisisa Kegiatan Penyuluh Agama Dalam
Menanggulangi Perilaku Menyimpang Remaja .... 79
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dari
Pelaksanaan Penyuluhan Agama Terhadap Perilaku
Menyimpang Remaja ............................................. 89
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................ 97
B. Implikasi .............................................................. 97
C. Saran … ................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 99
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kerangka Berfikir ................................................ 42
Tabel 3.2. Struktur Organisasi .............................................. 47
Tabel 3.3. Agama di Kecamatan Jagakarsa .......................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tugas penyuluh agama tidak hanya melaksanakan kegiatan
penyuluhan agama saja melainkan seluruh kegiatan penerangan
baik berupa keagamaan dan penerangan berbagai program
pembangunan. Penyuluh Agama berperan sebagai pembimbing
umat dengan rasa tanggung jawab, membawa masyarakat pada
kehidupan yang aman dan sejahtera. Penyuluh agama
meposisikan dirinya sebagai seorang yang berkewajiban
menyampaikan pesan-pesan ajaran agama dan membina
masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Al-
Qur‟an dan Sunnah Nabi. Penyuluh agama juga sebagai panutan,
tempat bertanya dan mengadu bagi masyarakatnya untuk
memecahkan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi
oleh umat islam.1
Melakukan Penyuluhan merupakan salah satu metode atau
pendekatan yang digunakan oleh para ahli kejiwaan dalam
membantu klien yang sedang menghadapi problem hidup
kejiwaan. Kata penyuluh disini mengandung arti “Penerangan”,
maksudnya penyuluh agama memiliki tugas dan kewajiban
menerangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan agama,
hukum halal haram, cara, syarat atau rukun dari suatu ritual
1 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan koseling dalam islam, op. Cit., h. 13
2
tertentu, seperti pernikahan, zakat, keluarga sakinah, kemasjidan
dan lain sebagainya. 2
Ruang lingkup pekerjaan penyuluh agama mencangkup
bidang yang cukup luas. Secara umum dikatakan bahwa penyuluh
agama “melaksanakan dan mengembangkan kegiatan penyuluhan
agama dan pembangunan melalui Bahasa agama‟‟. Dalam urusan
disebutkan bahwa penyuluh agama harus bekerja dalam batas-
batas wilayah kelompok sasarannya, melakukan pembinaan dan
mengembangkan kelompok binaan, serta memberikan konsultasi
bidang-bidang terkait dengan keagamaan. 3
Dari sudut pandang bimbingan penyuluhan islam bahwa
nilai ajaran islam harus terus berkembang dan menyebar luas di
setiap kota bahkan daerah-daerah, jangan sampai masyarakat
khususnya kalangan remaja terpengaruh dengan dunia barat yang
mampu merusak nilai moral dan akhkak mereka. Nilai-nilai
ajaran agama yang baik serta didukung dengan canggihnya
teknologi dapat menumbuhkan tindakan yang baik, baik dari segi
afektif, konatif dan psikomotorik. Maka bimbingan agama di
masyarakat islam sendiri harus terus tertancap dalam ruh
masyarakat di setiap individu kususnya di kalangan remaja, agar
terciptanya lingkungan yang bermoral.
2 Departemen Agama RI, Pedoman penyuluhan wakaf.
3 H. Bambang Prawono, Pedoman Penyuluhan Pembentukan Kelompok
Sasaran Penyuluhan Agama Islam 2002, (Jakarta : Departemen Agama RI , h.
1
3
Generasi muda (remaja) merupakan generasi penerus yang
akan melanjutlan perjuangan bangsa. Oleh karena itu, masa depan
dan maju mundurnya suatu bangsa tergantung dari remajanya.
Dengan kata lain apabila generasi mudanya baik, maka suatu
negara akan maju dan berkembang. Masa remaja adalah masa
peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, dimana dalam dunia
mereka sedang mengalami rasa ego yang amat tinggi yang amat
membutuhkan arahan dan bimbingan. Remaja yang memiliki rasa
ingin tahu tidak cukup hanya diberikan siraman rohani yang
isinya sejumlah dokterin agama yang harus diterima begitu saja,
melainkan doktrin-doktrin agama harus ditelaah lebih dalam
sehingga generasi muda benar-benar telah mengetahui bahwa
mereka harus memilih islam sebagai pedoman hidup.
Namun pada kenyataannya yang saya temui dilapangan
adalah remaja di Kelurahan Jagakarsa ini banyak remaja yang
masih berprilaku menyimpang. Perilaku menyimpang yang
dimaskud adalah mereka melakukan pelanggaran terhadap hukum
pidana yang dilakukan oleh seseorang yang belum mencapai usia
dewasa. Perilaku tersebut yakni para remaja banyak yang
berkumpul dengan tidak adanya tujuan (nongkrong bareng),
terjadi kekerasan yang menyebabkan kerugian orang banyak
seperti kekerasan fisik, lisan, dan sesksual. Oleh karena itu
mereka perlu diberikan kegiatan yang positif untuk mengisi masa
remaja dengan baik dengan adanya kegiatan penyuluhan agama
yang dilakukan oleh penyuluh agama guna mengurangi perilaku
tersebut.
4
Persoalan perilaku menyimpang dan kenakalan remaja
perlu dapat perhatian perlu di kaji dan diteliti karena menyangkut
kesejahteraan masyarakat, ketentraman dalam hidup sosial,
kenyamanan dalam lingkungan keluarga, keindahan kebudayaan
dan jika di kaji mampu memperbaiki peradaban suatu negara.
Karenanya, penting sekali upaya atau kegiatan dalam membina
akhlak remaja harus dilakukan seperti melakukan kajian masjid,
menyebarluaskan di kalangan remaja beberapa sarana untuk
mempeteguh moral dan mental agar dapat terhindar dari
dorongan nafsu ingin berbuat jahat, etika budi pekerti, melakukan
olahraga tiap minggunya, meningkatkan norma-norma sosial dan
sebagainya.
Apabila persoalan ini tidak di perhatikan maka generasi kita
bahkan negarapun akan mundur, terjadi persoalan dan
pertentangan dimana-mana, kejahatan merajalela, miras akan
tersebar di setiap daerah bahkan kampung, ketentraman akan
berkurang karena remaja semena-mena dan berbuat kejahatan di
sekitar masyarakat, pergaulan bebas merajalela, hukum islam
akan kendor atau tidak penting lagi karena kurangnya remaja
yang mengikuti kajian agama, bahkan negara bisa hancur akibat
ulah remaja.
Oleh karena itu, berdasarkan pemikiran dan pembahasan di
atas cukup menarik untuk menjadi penelitian yang mengenai
‘’Kegiatan Penyuluhan Agama Dalam Menanggulangi
Perilaku Menyimpang Remaja (Studi di Kantor Urusan
Agama Di Kecamatan Jagakarsa) ‘’.
5
B. Identifikasi Masalah
Melakukan bimbingan agama sangatlah baik agar terciptanya
moral dan akhlak yang menjadi suatu panutan yang baik untuk
masyarakat. maka berbicara kegiatan penyuluh agama
menyangkut banyak hal antara lain :
1. Kebijakan pemerintah dalam penyuluhan agama.
2. Sarana dan prasarana penyuluhan agama
3. Dana dan keuangan
4. Wilayah kerja penyuluh agama
5. Objek bimbingan dalam penyuluhan agama
6. Kualitas dan kuantitas
7. Kegiatan penyuluhan
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka batasan masalah
dalam penelitian ini “Kegiatan penyuluhan agama dalam
menggunakan metode preventif dalam menanggulangi perilaku
menyimpang pada remaja”.
D. Rumusan masalah
Dalam penelitian ini peneliti mengambil perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana kegiatan penyuluhan agama dalam
menanggulangi perilaku menyimpang pada remaja?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari
pelaksanaan penyuluhan agama terhadap perilaku
menyimpang remaja?
Beberapa istilah penting:
6
community reorganization, family reorganization,
adjustment emotional and mental disturbance, public
responsibility, (reorganisasi masyarakat, reorganisasi
keluarga, penyesuaian gangguan emosi dan mental, tanggung
jawab publik)
P.O.M.G (peraturan orang tua murid dan guru)
Statiscal, statistical adalah segala perilaku bertolak dari
suatu tindakan yang bukan rata-rata atau berperilaku yang
jarang dan tidak sering di lakukan.
Absolut, definisi perilaku penyimpangan ini berasal dari
kaum absolutis ini berangkat dari aturan-aturan sosial yang di
anggap sebagai sesuatu yang „‟mutlak‟‟.
Reaktif, Perilaku menyimpang menurut kaum reaktivis
bila berkenaan dengan reaksi masyarakat atau agen kontrol
sosial terhadap tindakan yang di lakukan seseorang.
Normative, Sudut pandang ini didasarkan atas asumsi,
bahwa penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari suatu
norma sosial.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan
masalah, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah :
a. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan agama
menanggulangi perilaku menyimpang pada remaja
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
dari pelaksanaan penyuluhan agama terhadap
kenakalan remaja
7
1. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
Memberikan gambaran pelaksanaan tentang
pentingnya Pendidikan orang tua, dan lingkungan dalam
mencegah terjadinya tindakan kriminal di masyarakat
b. Secara Praktis
Bagi pembimbing hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan kepada penyuluh agama di KUA
Jagakarsa dalam melakukan tindakan preventif dan
persuasive dalam meminimalis tindakan menyimpang
remaja. Bagi warga Jakarta Memberikan perubahan yang
baik dan membentuk karakteristik yang berguna bagi diri
sendiri dan orang lain.
F. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara
sistematis penelitiannya di bagi ke dalam tujuh bab, yang terdiri
dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Peneliti penguraikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN METODOLOGI
PENELITIAN
Peneliti akan dijelaskan tentang landasan teori, kajian
pustaka, dan kerangka berfikir.
8
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Peneliti menjelaskan gambaran tentang pendekatan
penelitian, jenis penelitian, subyek dan obyek
penelitian, tempat penelitian, waktu dan tempat
penelitian, Teknik pengumpulan data, dan Teknik
keabsahan data.
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bagian ini berisi tentang identifikasi penyuluh agama
dan kegiatan penyuluh agama bersifat preventif, kuratif
dan development.
BAB V : PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan
dalam penelitian.
BAB VI : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, implikasi dan saran
yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
G. Metodologi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari berbagai kasus yang sering terjadi di lingkungan,
remaja kerap kali sering melakukan ulah dan perilaku
menyimpang, mulai dari tawuran, narkoba, tindakan asusila,
nongkrong atau kumpul ramai-ramai tanpa ada tujuan yang jelas
dan sebagainya. Tugas penyuluh agama tidak hanya
melaksanakan kegiatan penyuluhan agama melainkan seluruh
kegiatan penerangan baik berupa bimbingan dan penerangan
tentang berbagai program pembangunan dan keagamaan.
9
Penyuluh agama islam menyediakan dirinya untuk turut
memikirkan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi
masyarakat, baik persoalan pribadi, keluarga maupun masyarakat
secara umum. posisi penyuluh agama disini yang sangat strategis
baik untuk menyampaikan misi keagamaan maupun misi sosial.
Maka penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang
terjadi di masyarakat khususnya bagaimana penyuluh agama bisa
mengurangi bahkan mengatasi perilaku menyimpang remaja
dengan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan positif yang sudah
terstruktur oleh para penyuluh agama di kecamatan jagakarsa.
Oleh karena itu peneliti bertujuan dalam penelitian ini
adalah agar mengetahui dan memahami tentang apa saja kegiatan
penyuluhan agama yang dilakukan penyuluh agama baik
fungsional maupun honorer serta keaktifan tokoh agama
Kelurahan Jagakarsa dalam menanggulangi perilaku menyimpang
dan mengetahui faktor penghambat dan pendukung dari kegiatan
terhadap kenakalan remaja.
2. Metode Penelitian
Penelitian akan menggunakan penelitian kualitatif menurut
Lodico, Spaulding, dan Voegtle (2006), penelitian kualitatif
adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti
sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke dalam seting
pendidikan. Peneliti kualitatif menggunakan metode penalaran
induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perpektif
yang akan dapat di ungkapkan.4.
4 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif „‟Analisis Data‟‟ ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2010), h. 2.
10
Dalam hal ini peneliti bisa langsung dalam melakukan
penelitian dan pendekatan kualitatif ini bersifat fleksibel, tidak
terlalu rinci, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-
perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,
menarik, dan unik di lapangan.
Adapun desain penelitian yang di gunakan adalah deskriptif
yaitu metode yang bertujuan membuat gambaran, lukisan secara
sistematis, factual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta
hubungan fenomena diteliti.5 Istilah deskriptif itu menyarankan
bahwa penelitian dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta
atau fenomena-fenomena yang secara empiris untuk memecahkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, Lembaga,
masyarakat, dan lain-lain).
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan
secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan obyek tertentu.
Penelitian deskriptif ditunjukan untuk memaparkan dan
menggambarkan dan memetakan fakta berdasarkan cara pandang
atau kerangka berfikir tertentu.( Sumant, 1995;78).6
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
Fenomenologi yang merupakan salah satu model penelitian
kualitatif yang di kembangkan oleh seorang ilmuan Eropa
5 Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian,( Jakarta :
Prestasi Pustakarya, 2006), h. 110. 6 H. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : CV Pustaka
Setia, 2011), h. 100.
11
bernama Edmund Hussed pada awal abad ke 20. Model ini
berkaitan dengan suatu fenomena. Pada awalnya, Husserl melihat
adanya titik temu antara ilmu filsafat dengan ilmu sosial terapan,
seperti psikologi, antropologi, dan sosiologi. Menurut Husserl,
dalam setiap hal, manusia memiliki pemahaman dan penghayatan
terhadap fenomena yang di laluinya dan pemahaman dan
penghayatannya tersebut sangat berpengaruh terhadap
perilakunya (Giorgi dalam Smith, 2003). Dalam mengembangkan
model fenomenologi, Husserl memulainya dengan suatu
pertanyaan,‟‟bagaimana suatu obyek dan suatu kejadian muncul
bersamaan dan mempengaruhi kesadaran manusia, dan apakah
suatu fenomena yang terjadi dapat dipisahkan dari kesadaran
manusia? Itulah pertanyaan pertaman yang menggelitik Husserl
untuk meneliti dan mengembangkan fenomenologi.
Fenomenologi melihat secara dekat interpretasi individual
tentang pengalaman-pengalamannya. Penelitian fenomenologis
berusaha memahami makna dari sebuah pengalaman dari
perspektif partisipan. Penelitian fenomenologis lebih
menfokuskan pada esensi dari pengalaman manusia dan lebih
bertumpu pada wawancara sebagai cara yang paling tidak bias
untuk memahami apa makna pengalaman bagi partisipan.7
Fenomenologi berusaha untuk mengungkapkan dan
mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya
yang khas dan unik yang dialami oleh individu hingga tataran
„‟keyakinan‟‟ individu yang bersangkutan. Dengan kata lain,
7 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data ( Jakarta : 2012
), h. 23.
12
penelitian fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara
psikologis dari suatu pengalaman individu terhadap suatu
fenomena melalui penelitian yang mendalam dalam konteks
kehidupan sehari-hari obyek yang diteliti, karena inti dari
fenomenologi adalah adanya keterkaitan antara subyek, lokasi,
fenomena yang dialami.8
Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian
fenomenologi karena peneliti dapat mendeskripsikan tentang
pengalaman penyuluh agama, mendeskripsikan fenomena yang
terjadi di lingkungan dan memahami kegiatan penyuluhan agama
yang dilakukan dengan rinci tentang subjek penelitian. Setelah
Mendeskripsikan pengalaman personal dengan fenomena yang
sedang dipelajari tersebut. Peneliti mulai dengan deskripsi utuh
tentang pengalamannya dengan fenomena tersebut lalu
mengembangkannya dan mengelompokannya menjadi unit
informasi yang lebih besar.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daerah Jakarta Selatan tepatnya
di Kecamatan Jagakarsa dan sekitarnya. Adapun alasan pemilihan
lokasi penelitian ini didasari oleh pertimbangan sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian tersebut cukup strategis, dan menurut
penyuluh Agama di Kecamatan Jagakarsa perilaku
menyimpang terjadi setiap harinya, hal itu juga di
benarkan oleh waga di Kecamatan jagakarsa dan tokoh
Agama di Kecamatan jagakarsa.
8 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk lingkungan
sosial ( Jagakarsa : Salemba Humanika 2012), h. 68.
13
2. Dan juga Karena banyaknya dampak negatif yang di
timbulkan karena ulah para remaja, mulai dari
perampokan, tindakan asusila, dan tawuran antar remaja.
Waktu penelitian mulai dari awal 5 Oktober 2017 sampai
dengan 1 Januari 2019. Dan adapun dana yang dikeluarkan untuk
melakukan penelitian ini belum di ketahui di karenakan
pemerintah belum memfokuskan anggaran dana dalam
mengerjakan program kerja ini.
5. Fokus Penelitian
Pada penelitian ini peneliti fokus di kegiatan penyuluhan
agama yang bersifat pencegahan (preventif), kuratif
(penyelesaian), dan development (pengembangan) dalam
menanggulangi perilaku menyimpang remaja di kecamatan
Jagakarsa kota Jakarta Selatan.
Dalam penelitian kualiatif, yang menjadi instrument atau
alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti
sebagai instrument juga harus „‟divalidasi‟‟ seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kulaitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
memmasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun
logistik.9
Menurut Sukmadinata, instrument penelitian menurutnya
adalah sebuah tes yang memiliki karakteristik mengukur
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D,
(Bandung : Alfabeta 2014), h. 224
14
informan dengan sejumlah pertanyaan dan pertanyaan dalam
penelitian, yang bisa dilakukan dengan membuat garis besar
tujuan penelitian dilakukan. (Sugiono 2009), instrument ialah alat
bantu yang dipergunakan oleh peneliti dalam mengukur
fenomena alam serta sosial yang sesuai dengan variable
penelitian. Adapun jenis instrumen penelitian yaitu : quesinoer,
wawancara, dokumentasi dan observasi.10
6. Teknik pengumpulan data
Adapun Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu observasi, wawancara telaah dokumen dan :
1. Observasi
Alasan peneliti melakukan pengumpulan data dengan
obsevasi Karena cara ini sesuai untuk mengkaji proses dan
perilaku menggunakan metode ini berarti menggunakan mata
dan telinga sebagai jendela untuk merekam data. Dilihat dari
sejauh mana keterlibatan peneliti/pengumpul data dalam
event yang di amati, observasi ini di bagi menjadi dua yaitu
observasi partisipan dan observasi nonpartisipan.
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan
observasi nonpartisipan, dalam pengamatan ini peneliti tidak
berada di dalam atau melakukan keterlibatan dalam kegiatan
yang di amati. Dengan kata lain, pengamatan berada di luar
kegiatan yang di amati. Sebagian menilai hal ini
menyebabkan ketidakalamiahan proses peristiwa atau
10
DosenSosiologi, 5 Instrument Penelitian; Pengertian, jenis dan
contoh, diakses dari http://dosensosiologi.com/5-instrumen-penelitian-
pengertian-jenis-dan-contoh-lengkap/ pada tanggal 27 april 2018.
15
perilaku orang-orang yang diamati. Mungkin, hanya sedikit
menekan dengan memperbanyak kehadiran, yang
meningkatkan keterbiasaan orang yang diamati terhadap
kehadiran pengamat.11
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tetentu,
dan dilakukan oleh dua pihak, yang melibatkan pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai
memberikan jawaban atas pertanyaan,12
wawancara juga
merupakan percakapan dengan maksud tertentu untuk
memperoleh data yang mencakup tujuan penelitian.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu antara
pewawancara (interviewer) dan terwawancara yang
memberikan jawaban (interview), yang dilakukan langsung
(bertatap wajah). 13
peneliti melakukan tanya jawab dengan
para penyuluh Agama baik fungsional dan honorer yang
terletak di kantor urusan Agama kecamatan Jagakarsa.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk
tertulis yang di buat oleh manusia (Esterberg 2002).
Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik
berbentuk catatan dalam kertas maupun elektronik. Dokumen
dapat berupa buku, artikel media masa, catatan harian,
11
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : CV
ANDI OFFSET, 2014),h.43. 12
Lexy.j.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2000), h. 135. 13
Lexy.j.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2000), cet: ke-23 h.186.
16
manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foro,
dan lain-lain.14
Teknik observasi di gabungkan dengan dokumentasi
akan lebih kredibel apabila di dukung dengan foto-foto dan
deskripsi peristiwa yang terjadi di lokasi. Penulis
menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data atau
dokumen yang menunjang terhadap penelitian.
Peneliti menggunakan berbagai cara yang di gunakan
untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau
menjaring data penelitian. Kita mengenal pengamatan dan
dokumen menggunakan alat bantu seperti alat tulis dan
kamera, dimana peneliti mengacu pada kemampuan untuk
menggali informasi yang terjadi dan daya ingat peneliti.15
Peneliti menggunakan beberapa dokumen dari KUA
Jagakrasa, supaya hasil wawancara dapat terekam dengan
baik dan menggambil foto saat kegiatab penyuluhan
berlangsung peneliti menggunakan handphone.
7. Teknik analisis data
Bogdan dan Bikler (2007) menyatakan bahwa analisis data
adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil
wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang
dikumpulkan dan memungkungkan menyajikan apa yang
ditemukan.
14
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif ‘’Dasar-Dasar’’, ( Jakarta : PT
INDEKS, 2012), h. 61. 15
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : CV
ANDI OFFSET, 2014),h.41.
17
Teknik pengumpulan data dan analisis data pada
prakteknya tidak secara mudah dipisahkan. Kedua kegiatan
tersebut berjalan serempak. Analisis data mencangkup kegiatan
data, mengorganisasikannya, mencari pola-pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan yang akan
dipaparkan kepada pembaca.16
Miles dan hubermen (1992) mengemukakan tiga tahapan
yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian
kualitatif yaitu : 17
a. Reduksi data (data reduction )
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum,
memilih hal pokok, memfokuskan pada hal penting, mencari
tema dan polanya. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada
jenis kegiatan-kegiatan yang dilakukan penyuluh Agama
dalam menanggulangi perilaku menyimpang remaja di
Kecamatan Jagakarsa. Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk
melakukan pengumpulan data bagi peneliti. Pada reduksi
data dilakukan ini mencangkup hasil wawancara, hasil
pengumpulan data dari dokumen yang berhubungan dengan
fokus penelitian.
b. Paparan data (data display)
Pemaparan data yaitu sebagai sekumpulan informasi
tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan
16
Imam gunawan, metodologi penelitian kualitatif teori dan praktik,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), cet ke-1,h.210. 17
Imam gunawan, metodologi penelitian kualitatif teori dan praktik,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), cet ke-1,h.211-212
18
kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Penyajian
kesimpulan data pengambilan tindakan. Penyajian data
digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasis
sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman
dan analisis sajian data. Penyajian data dalam penelitian ini
yakni berupa teks deskriptif, dokumentasi berupa foto-foto
dan tabel.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion
draeing/verifying)
Merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisis data. Kesimpulan
disajikan dalam bentuk deskriptif obyek penelitian dengan
berpedoman pada kajian penelitian. Dalam penarikan
kesimpulan ini dilakukan dengan cara mempelajari
berdasarkan data-data yang diperoleh dari temuan dan Analisa
penelitian yang kemudian dimasukan kedalam bentuk teori
yang digunakan.
Teknik pengumpulan data dan analisis data pada paktiknya
tidak secara mudah dipisahkan. Kedua kegiatan tersebut berjalan
serempak. Artinya, analisis data memang seharusnya dikerjakan
bersamaan dengan pengumpulan data, dan kemudian dilanjutkan
setelah pengumpulan data selesai dikerjakan. 18
Adapun yang peneliti lakukan pada analisis di Bab
selanjutnya adalah mengolah data baik yang berasal dari
pengamatan penyuluh agama, catatan lapangan, gambar atau foto,
18
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (
Jakarta : Bumi Aksara 2013), h. 210.
19
dan informasi dari dokumen, kemudian keseluruhannya di telan
dan di baca secara mendalam. Karena seluruh bagiannya
merupakan potensi yang sama kuatnya dalam menghasilkan
sesuatu hal yang dicari baik dari hal kecil pun dapat jadi gagasan
tertentu selanjutnya peneliti menganalisa dan mengorganisasikan
data, memilah-milah lalu dikelola menjadi satuan data yang
tersusun rapi.
8. Uji Validitas Data
Uji validitas bisa di lihat menggunakan teknik triangulasi
yakni, Triangulasi yang di pertegas oleh Raharjo (2010) bahwa
penelitian selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa
menggunakan pengamatan berperan serta, dokumentasi, arsip,
dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi, dan
gambar atau foto dan dengan menggunakan cara tersebut
tentunya akan menghasilkan bukti dan data yang berbeda. 19
Dalam hal ini penulis menggunakan sumber lain yaitu kepada
warga di sekitar Kecamatan Jagakarsa, penyuluh honorer, da‟I,
para warga di Jagakarsa. Lembaga-lembaga, para pengurus
masjid yang berperan dalam menanggulangi kenakalan remaja.
Teknis triangulasi lebih mengutamakan efektifitas proses
dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat
dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang
digunakan sudah berjalan dengan baik. Salah satu cara paling
penting dan mudah dalam uji keabshahan data hasil penelitian
dengan melakukan triangulasi, triangulasi peneliti, metode, teori,
19
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (
Jakarta : Bumi Aksara 2013), h. 219.
20
dan sumber data. Dalam melakukan penelitian, peneliti lebih
memfokuskan menggunakan triangulasi kejujuran peneliti dan
triangulasi sumber data.
a. Triangulasi kejujuran penelitian
Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subyektifitas,
dan kemampuan merekam data oleh peneliti dilapangan.
Perlu diketahui bahwa sebagai manusia peneliti sering kali
sadar atau tidak sadar melakukan tindakan yang merusak
kejujuran ketka pengumpulan data, melihat kemungkinan
ini maka perlu triangulasi terhadap peneliti yaitu dengan
meminta bantuan peneliti lain melakukan pengecegahan
langsung, wawancara ulang, serta merekam data
dilapangan.
b. Triangulasi sumber data
Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek kembali
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang
dilakukan dengan (paton, 1987): satu, membandingkan data
hasil pengamatan dengan hasil wawancara, dua,
membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan pribadi, tiga, membandingkan
apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, dan
membandingkan hasil wawancara dengan isi sesuatu
dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang
21
diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan terjadi
perbedaan (moelong, 2006 : 330, Bardiansyah, 2006:145)20
Sebagaimana data yang didapat dari hasil wawancara dan
observasi kepada penyuluh Agama di KUA yang bertepatan di
Kecamatan Jagakarsa bahwa program untuk menanggulangi
perilaku menyimpang belum di dukung sepenuhnya oleh
Pemerintah dan keterbatasan Dana yang di anggaran. Akan tetapi
penyuluh agama tetap bekerja sama dengan para ustad dan da‟I
setempat untuk meminimalis perilaku menyimpang remaja.
Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh masyarakat sekitar dan
juga penyuluh agama bahwa langkah yang harus dilakukan untuk
mengurangi perilaku menyimpang remaja yakni melakukan
proses sosialisasi dari rumah ke rumah, mengadakan seminar
kepemudaan, diskusi keagamaan, dan mengadakan kegiatan
positif lainnya.
H. Pedoman penulisan
Dalam penelitian ini peneliti berpedoman dan mengacu
kepada keputusan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
diterbitkan nomor 507 Tahun 2017 tentang buku pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi).
20
M Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif komunikasi, ekonomi,
kebijakan public, dan ilmu sosial lainnya, ( Jakarta : Kencana Prenada Media
Grup ), cet ke-5. H. 264-265
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti
menemukan beberapa skripsi yang berhubungan dengan anak
remaja, tetapi peneliti akan memaparkan dari sudut yang
berbeda yaitu :
1. Mira Humaira Azalia (109052000008) Peran Bimbingan
Rohani Islam Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang
Di Kalangan remaja Di Panti Sosial Marsudi njb Putra
Handayani Bambu Apus Jakarta Timur. (Program Studi
Bimbingan Dan Penyuluhan Islam 2014).
Keterangan : teori yang dipakai dalam skripsi tersebuat
adalah teori peran, yaitu peran meliputi norma-norma
yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
di masyarakat, peran adalah suatu konsep ikhwal apa
yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat
dan peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat.. Masalah
yang dibahas dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui
peran bimbingan rohani dalam mengatasi perilaku
menyimpang dikalangan remaja.
2. Nama : Firda Yunita (108052000013) Peran Organisasi
Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Dalam
Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja Di kampung
23
Jati Parung-Bogor.(skripsi). Program Studi Bimbingan
Dan Penyuluhan Islam 2013.
Keterangan : teori Skripsi tersebut membahas tentang
peran, peran adalah harapan-harapan lain pada umumnya
tentang perilaku yang pantas dan seyogyanya ditentukan
oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu. Peran
sangat menentukan kelompok sosial masyarakat yang
berkaitan agar menjalankan perannya yaitu menjalankan
hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya dalam
masyarakat. Masalah yang di bahas dalam skripsi ini
adalah pada peran pemuda pengajian miftahul Jannah
dalam menumbuhkn keagamaan remaja di kampung jati
padang. Perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian
ini berfokus pada kelompok remaja saja yang ada di
pengajian Miftahul Jannah dan membahas tentang
organisasi keagamaan saja.
3. Nama penulis : Muhammad Dhano Purwanto
(108052000017) judul: Peran Pembimbing Agama
Dalam Membina Akhlak Remaja Di Rumah Yatim
Arrohman Cilandak Jakarta Selatan. Bimbingan Dan
Penyuluhan Islam 2015, Keterangan : Skripsi ini
membahas tentang pembinaan akhlak remaja yang di
lakukan di rumah Yatim Arrohman yang bertujuan agar
mereka terbiasa untuk berbuat baik dalam kehidupan
sehari-hari. Teori yang dipakai dalam skripsi ini adalah
teori peran, peran adalah seperangkat harapan yang
diinginkan oleh individu yang menempati kedudukan
24
sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut dapat
dikatakan berhasil atau tidak tergantung dari hasil apa
yang dikeluarkan dan penilaian masyarakat sekitar.
Masalah yang di bahas dalam skripsi ini yaitu membahas
tentang akhlak remaja di rumah yatim arrohman,
bagamana membina akhlak remaja agar berjalan dengan
baik dan memuaskan.
4. Nama : Dede Rosyada
Judul :‟‟ Kebijakan Pengembangan Program Studi
Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Berbasis KKNI
Keterangan : SULUH Jurnal Bimbingan Dan Penyuluhan
Islam VOL, I. NO. I. Desember 2004
Dari ketika penelitian diatas, penulis menyatakan bahwa
hasil penelitian penulis sangat berbeda dengan penelitian
sebelumnya, yaitu :
a. Subyek penelitian ini adalah fokus meneliti tentang
jenis kegiatan penyuluhan Agama. Hal ini berbeda
dengan subyek penelitian yang dibahas tinjauan
pustaka di atas
b. Lokasi penelitian ini yaitu di jakarta Selatan yang
bertempatan di kecataman jagkarsa. Lokasi penelitian
berbeda dengan tinjauan pustaka diatas.
c. Masalah dalam penulisan skripsi ini membahas
tentang bagaimana cara atau kegiatan apa saja yang
dilakukan penyuluh dalam menanggulangi perilaku
25
menyimpang remaja. Hal ini berbeda dengan
penelitian yang di bahas di tinjauan pustaka.
B. Landasan Teori
1. Penyuluh Agama
Dalam kamus besar Bahasa Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, penyuluh berasal dari kata “suluh” yang
artinya barang yang dipakai untuk menerangi (biasa dibuat
dari daun kelapa yang kering atau damar) obor. Sedangkan
pengertian penyuluh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah pemberi penerangan; penunjuk jalan. 1 Secara
khusus penyuluh terkait dengan istilah bimbingan yaitu
bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) satu
istilah dari cabang disiplin ilmu psikologi. Arti penyuluhan
secara khusus ialah proses pemberian bantuan kepada
individua atau kelompok dengan menggukan metode
psikologi agar yang bersangkutan dapat keluar dari
masalahnya dengan kekuatan sendiri, baik bersifat
prefentif, kuratif, korektif maupun perkembangan.2
Istilah penyuluh agama disosialisasikan sejak tahun
1985 yaitu dengan adanya keputusan Mentri Agama nomor
791 tahun 1985 tentang honorarium bagi penyuluh agama.
Istilah penyuluh agama dipergunakan untuk mengganti
istilah Guru Agama Honorer (GAH) yang dipakai
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), ed. Ke-t3, h. 110. 2 Isep Zainal Arifin, Bimbingan dan Penyuluhan Islam Perkembangan
Dakwah Melalui PSikoterapi Islam, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), h. 50.
26
sebelumnya di lingkungan kedinasan Depertement Agama.
Definisi lain dari penyuluh merupakan bantuan yang
diberikan kepada orang lain dalam memecahkan problema-
problema kehidupan yang dihadapinya, sesuai dengan
ksituasi dan keadaan klien. Supaya ia memiliki pengertian
dan kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan
masalahnya, berdasarkan penentuan dirinya sendiri.3
Penyuluhan (counseling) dapat di bedakan dalam 2
aspek, yaitu aspek proses dan aspek bentuk khusus dari
pelayanan bimbingan ( W.S Wingkel S.J.M.Sc., tahun 1981
hlm 25). Aspek proses menitikberatkan pada perubahan-
perubahan yang dialami oleh anak selama hubungan
penyuluhan itu berlangsung. Berlangsungnya hubungan
penyuluhan untuk mencapai perubahan pada diri anak data
berlangsung dalam waktu dekat yang relative singkat
sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Sedangkan
aspek bentuk khusus jenis pelayanan dititikberatkan pada
pertemuan antara penyuluh dengan anak, disini bentuk
pelayanan bimbingan berupa wawancara penyuluhan
(counseling service).4
Penyuluh agama adalah suatu kegiatan bimbingan
atau penyuluh agama dan pembangunan melalui bahasa
agama untuk meningkatkan peran serta masyrakat dalam
3 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008),
h.10. 4 Umar- Sartono, Bimbingan Dan Penyuluhan, (Bandung : CV Pustaka
Setia 2001), h. 14.
27
pembangunan nasional. Selain memberikan penyuluhan,
penyuluh agama juga bertugas melayani konsultasi
keagamaan bagi masyarakat.5 Menurut Slameto (1989 : 89),
penyuluhan merupakan salah satu inti Teknik dari
bimbingan. Sering di katakan bahwa penyuluhan
merupakan inti atau jantung bimbingan. Penyuluhan
terutama digunakan untuk membantu mengatasi masalah-
masalah psikologis, sosial, spiritual, dan moral etis. 6
H.M.Arifin dalam bukunya “Pokok-pokok Pikiran Tentang
Bimbingan dan Penyuluhan Agama”. Menerangkan bahwa
Counseling adalah kata kerja dari to counsel yang memiliki
arti memberikan nasihat, atau memberikan anjuran pada
orang lain secara berhadapan langsung. 7
a. Materi-materi penyuluhan Agama islam
Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik
menyangkut ilmu atau teknologi. Materi yang baik
penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran
yang menarik karena dapat memperbaiki, dapat
meningkatkan pendapatan dan yang terpenting lagi dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran
penyuluhan. Menurut Mardikanto (1996) materi pada
5Mimbar Penyuluh, Tentang Penyuluh Agama. Diaskes dari:
http://www.mimbarpenyuluh.com/p/blog-page.html/ pada tanggal 5 Maret
2018 6 Umar- Sartono, Bimbingan Dan Penyuluhan. (Bandung : CV Pustaka
Setia 2001), h. 15. 7 H.M.Arifin, “Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Agama”,(Jakarta : PT. Bima Aksara, 1998), cet. Ke-5, h. 168.
28
dasarnya dibedakan kedalam (1) materi pokok, yaitu
materi yang benr-benar dibutuhkan dan harus diketahui
sasaran; (2) materi penting, yaitu materi berisi dasar
pemahaman tentang sesuatu yang berkaitan dengan
kebutuhan yang dirasakan sasaran; (3) materi penunjang,
yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan
sasaran, namun hanya untuk memperluas cakrawala
pengetahuan atau pemahaman tentang kebutuhan yang
dirasakan sasaran; (4) materi nubaddzir, yaitu materi yang
sebenarnya tidak perlu atau tidak ada kaitanya dengan
kebutuhan sasaran, tetapi kadang di bahas.8 Dan menurut
H.M Bambang (2003) didalam bukunya Materi
Bimbingan dan Penyuluh bagi Penyuluh materi yang
disampaikan penyuluh agama meliputi:
a) Akidah
Dari segi bahasa, kata akidah berarti ikatan atau
pengikat. Dalam arti teknis akidah ialah suatu yang
mengikat (mempertalikan) antara jiwa makhluk yang
diciptakan. Unsur utama dan paling fundamental dari
akidah islam ialah kepercayaan kepada keesaan Allah
yang mutlak atau disebut juga tauhid. Hal ini
diekspresikan dalam kalimat syahadat yang berbunyi Laa
ilaaha Illallah yang berarti tiada Tuhan selain Allah. Tiada
8 Sahrul Iman, Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Perilaku
Prososial Masyarakat organic (masyarakat perkotaan) Di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan 2018, (skripsi program studi Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta),h. 47
29
seorangpun dalam ala mini yang layak untuk disembah
manusia dan ditaati kecuali Allah Subhanahu Wataala.
Konsep ketuhanan dalam islam bukanlah hasil
dari‟‟pencarian manusia‟‟, tetapi justru datang dari „‟atas‟‟
diajarkan oleh Tuhan sendiri. Tauhid hanya satu dan tidak
berubah-ubah untuk seluruh manusia dai masa kemasa,
namun dalam kenyataannya sekarang tidak lagi
menunjukan kesamaannya seolah-olah agama samawi
atau agama semitik itu bukan berasal dari sumber esa.
Abdul A‟la Al maududi dalam bukunya Toward Under
standing Islam menyimpulkan ada Sembilan pengaruh
akidah dalam muslim yaitu :
1) Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit.
2) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan
tahu harga diri
3) Menumbuhkan sifat rendah hati dan khidmad
4) Membentuk manusia menjadi jujur dan adil
5) Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam
menghadapi persoalan dan situasi
6) Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran,
ketabahan, dan optimism
7) Menanamkan sifat kesatria dan semangat berani,
tidak gentar menghadapi resiko dan bahkan tifak
takut menghadapi kematian.
8) Menciptakan sikap damai dan ridha
30
9) Membentuk manusia menjadi patuhm taat dan
disiplin menjalankan peratutan illahi..9
b) Syariah
Pengertian Syariah dari segi bahasa, kata Syariah
berarti jalan. Dalam arti istilah ialah sistem norma
illahi atau peraturan yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama
manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya.
Syariah islam yang di bawa oleh Rasul terakhir
mempunyai keunikan tersendiri. Syariah ini bukan saja
menyeluruh atau komprenhensif tetapi juga universal,
sebab tidak aka nada Syariah yang akan datang untuk
menyempurnakannya.
Syariah islam tidak pernah memerintahkan kecuali
kepada hal-hal yang baik, dan tidak pernah melarang
kecuali terhadap hal-hal yang buruk dan merugikan,
tidak pernah menghalalkan kecuali yang baik dan tidak
pernah mengharamkan kecuali buruk dan merusak.
Syariah dan hubungannya dengan akidah dan
akhlak dibahas oleh Dr. Wahbah Zuhayly dalam
bukunya Al Fiqih Al islami Adillatuh, sebagaiana
berikut:‟‟pada dasarnya, pengaturan urusan kehidupan
dan hubungan sosial manusia tidak akan benar menurut
timbangan neraca keadilan Tuhan dan logika manusia,
apabila tidak disertai dengan akhidah yang benar,
9 H.M Bambang, Materi Bimbingan dan Penyuluh bagi Penyuluh
Agama Islam Terampil, (Jakarta :2003),h. 5
31
akhlak yang kukuh dan prinsip serta hukum-hukum
islam yang komperhensif yang dapat mengatur seorang
baik dalam keadaan tersembunyi maupun terang-
terangan, keluarga, masyarakat luas yang teratur
dibawah kekuasaan negara‟‟.
Ruang lingkup pembahasan Syariah dalam garis
besarnya adalah mencangkup ibadah dalam arti khas
yaitu Thaharah, shalat puasa, zakat, dan haji, dan
muamalah yang ditutunkan untuk menjadi aturan main
manusia dalam kehidupan sosial. Karakteristik
muamalah, pada aspek tertentu hanya dasar-dasarnya
saja yang diberikan, tetapi pada aspek lain ditetapkan
pengaturannya secara rinci dalam Al Qur‟an dan
sunnah.10
c) Akhlak
Dari segi bahasa, kata akhlak adalah bentuk jamak
dari kata khuluq yang berarti buatan dan sangkit
pautnya dengan kata Khaliq (pencipta) dan makhluk.
Khuluk mengandung rumusan pengertian yaitu sifat
yang senantiasa nampak pada tingkah laku dan telah
menjadi tabiat manusia. Filosof muslim Imam Al
Ghazali dalam Ihya‟ ulumuddin (juz III/52)
memberikan definisi tentang akhlak sebagai berikut:
„‟bawaan sifat jiwa yang mengendap didalamnya yang
mendorong atau melahirkan perbuatan-perbuatan tanpa
10
H.M Bambang, Materi Bimbingan dan Penyuluh bagi Penyuluh
Agama Islam Terampil, (Jakarta :2003),h. 26
32
disengaja, jika perbuatan-perbuatan yang lahir itu baik
maka orangnya dinamakan berakhlak mulia. Tetapi jika
perbuatan yang lahir itu buruk menurut pandangan
umum yang sehat maka orangnya dinamakan beakhlak
buruk.
Dalam islam, masalah akibat akhlak merupakan
hal yang sangat fundamental, bahkan Nabi Muhammad
sallallahu alaihi wasallama menyederhanakan seluruh
tugas risalahnya sebagai tugas penyempurna akhlak
manusia yakni untuk menanamkan dasar-dasar budi
pekerti dan perbuatan moralitas. Beberapa contoh
akhlakul karimah :
a) Berkhidmat kepada kedua ibu-bapak
b) Jujur
c) Menjauhi hasad atau dengki
d) Menepati janji
e) Sifat malu
f) Suka memaafkan
g) Menjauhi prasangka, gunjing, dan adudomba
h) Amar ma‟ruf nahi munkar
i) Menghormati tamu
j) Mengunjungi orang sakit
k) Menyebarkan salam
l) Berlaku adil dan berbuat ikhsan
b. Efektifitas penyuluhan
Di dalam membahas faktor pendukung efektifitas
penyuluhan maka akan dibahas banyak unsur-unsur yang
33
sangat berperanan dalam tercapainya efektifitas suatu
penyuluhan. Diantaranya faktor-faktor tersebut, tertarik
atau metode penyuluhan adalah salah satu faktor penting
dalam penyuluhan.
1. Metode penyuluhan
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1996) pilihan
seseorang agen penyuluhan terhadap satu metode atau
teknik sangat bergantung kepada tujuan yang ingin
dicapainya dan situasi kerjanya. Berdasarkan pendekatan
sasaran yang ingin dicapai penggolongan metode ada tiga:
a. Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan
sasarannya secara perorangan. Metode perorangan
menurut Kartasaputra (1994), sangat efektif
digunakan dalam penyuluhan karena sasarn dapat
langsung memecahkan masalahnya dengan
bimbingan khusus dari penyuluh. Menurut Van
Den Ban dan Hawkins (1996), metode pendekatan
perorangan pada hakikatnya adalah yang paling
efektif dan intensif dibanding metode lainnya.
b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh
berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara
kelompok, metode pendekatan kelompok atau
group approach manurut kartasaputra (1994)
cukup efektif, dikarenakan petani dan peternak
dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk
34
melalukan kegiatan yang lebih produktif atas dasar
kerjasama.
c. Metode berdasarkan pendekatan masasal
Metode meassal, metode ini dapat menjangkau
sasaran dengan jumlah yang cukup banyak,
dipandang dari segi penyampaian informasi
metode ini cukup baik, namun terbatas hanya
dapat menimbulkan kesadaran atau keingintahuan
semata. Termasuk dalam metode pendekatan
massal adalah rapat umum, siaran radio, kmpanye,
pemutaran film, penyebaran leaflet, folder, surat
kabar dan sebagainya.11
2. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang dimaksud disini adalah
alat bantu penyuluhan, yang dalam perannya berfungsi
sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan
antara penyuluh dengan sasaran sehingga pesan atau
informasi akan lebih jelas dan nyata. Menurut Mardikanto
(1993) media adalah alat atau benda yang dapat diamati,
didengar, diraba, atau diraskan oleh indra manusia yang
berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan uraian
yang disampaikan penyuluh guna membantu proses
belajar sasaran agar materi penyuluhan mudah diterima
11
Sahrul Iman, Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Perilaku
Prososial Masyarakat organic (masyarakat perkotaan) Di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan 2018, (skripsi program studi Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta),h. 45
35
dan dipahami. Media penyuluhan dapat dibagi menjadi
empat macam:
a. Benda seperti sampel, model, eksperimen.
b. Barang cetakan seperti panflet, leaflet, folder,
brosur.
c. Gambar yang diproyeksikan seperti poster,
flipboard, flannelgraph, tranfarency, sheet, slide,
movie, video, dan televisi.12
c. Sifat-sifat dalam melakukan Penyuluhan
Dalam melakukan pemberian penyuluhan pasti ada
proses penampakan hal-hal atau kesulitan yang di hadapi
penyuluh, dengan kata lain pemberian bantuan itu dapat
dilakukan sebelum ada kesulitan, maka dalam rentangan itu
dikenal dengan sifat-sifat bimbingan, yaitu pencegahan
(preventive), pengembangan (development), penyembuhan
(curative), dan pemeliharaan (treatmen) :
1. Pencegahan : yaitu pemberian bantuan terutama
kepada klien sebelum klien tersebut mengalami
persoalan serius. Seperti pencegahan pengaruh-
pengaruh apa yang mempengaruhi dia sehingga dia
melakukan hal buruk, melihat lingkungan dia dan
sebagainya.
12
Sahrul Iman, Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Perilaku
Prososial Masyarakat organic (masyarakat perkotaan) Di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan 2018, (skripsi program studi Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta),h. 46
36
2. Sifat pengembangan : usaha bantuan yang diberikan
kepada klien dengan mengiringi perkembangan
mentalnya; terutama untuk memantapkan jalan
berfikir dan tindakan klien sehingga klien dapat
berkembang secara optimal.
3. Sifat penyembuhan : yaitu usaha bantuan yang
diberikan kepada klien selama atau setelah murid
mengalami persoalan serius, dengan maksud utama
agar klien yang bersangkutan terbebas dari
kesulitannya itu.
4. Sifat pemeliharaan : usaha bantuan yang dimaksud
terutama untuk memupuk dan mempertahankan
kesehatan mental klien setelah mengalami proses
penyembuhan agar klien yang bersangkutan bertahan
kesembuhan dan tidak mengalami kesulitan serius
dan dilakukan setelah seseorang menjalani proses
penyembuhan.13
2. Perilaku menyimpang remaja
a. Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang itu adalah perilaku dari para
warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan
kebiasaan, taat aturan atau norma sosial yang berlaku.
Secara sederhana kita memang dapat mengatakan, bahwa
seseorang berperilaku menyimpang apabila menurut
anggapan sebagian besar masyarakat perilaku atau tindakan
13
H.M Umar & Sartono, Bimbingan dan Penyluhan, (Bandung: CV
Pustaka Setia 2001), h. 33
37
tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai-nilai,
atau norma sosial yang berlaku. Tindakan menyimpang
yang dilakukan orang-orang tidak selalu berupa tindakan
kejahatan besar, seperti merampok, korupsi, menganiyaya,
atau membunuh. Melainkan bisa pula Cuma berupa
tindakan pelanggaran kecil-kecilan, semacam berkelahi
dengan teman, suka meludah sembarangan tempat,
berpacaran hingga larut malam, makan dengan tangan kiri
dan sebagainya. 14
Batasan remaja menurut WHO Pada tahun 1974, WHO
memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat
konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga
kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi.
Maka, secara lengkap definisi tersebut tersembunyi sebagai
berikut. Remaja adalah bersembunyi sebagai berikut :
1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan
pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
3) Terjadi peralihan dan ketergantungan sosial
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative
lebih mandiri.
14
Narkowo dwi – Suyanto Bagong, SOSIOLOGI Teks Pengantar &
Terapan ( Jakarta : Kencana Media Group 2006), h. 98-99.
38
Selanjutnya, WHO menyatakan walaupun definisi
di atas terutama di dasarkan pada usia kesuburan wanita,
Batasan tersebut berlaku juga pada remaja pria. WHO
membagi kurun usia tersebut dalam 2 bagian, yaitu remaja
awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Dalam hal
ini, perserikatan bangsa-bangsa sendiri menetapkan usia 15-
24 tahun sebagai usia pemuda. Berkaitan dengan keputusan
ini, mereka menetapkan tahun 1995 sebagai tahun pemuda
internasional (Sanderowitz & Paxman 1985; Hanifah
2000).15
b. Empat Definisi Tentang Perilaku Menyimpang
Definisi tentang perilaku menyimpang yang di
kemukakan di sini adalah hasil rumusan para ahli yang
telah melakukan studinya di berbagai kelompok
masyarakat (Clinard & Meier, 1989 :4-7). Pertama, secara
statistical definisi adalah salah satu paling umum dalam
pembicaraan awam. Adapun yang di masksud dengan
penyimpangan secara statistical adalah segala perilaku
bertolak dari suatu tindakan yang bukan rata-rata atau
berperilaku yang jarang dan tidak sering di lakukan.
Kedua, secara absolut definisi perilaku
penyimpangan ini berasal dari kaum absolutis ini
berangkat dari aturan-aturan sosial yang di angga sebagai
sesuatu yang „‟mutlak‟‟ atau jelas dan nyata, sudah ada
sejak dulu, serta berlaku tanpa kecuali, untuk semua
15
Sarwono Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada 2007). h, 9.
39
warga msyarakat. Kelompok absolutis berasumsi bahwa,
aturan dasar dari suatu masyarakat adalah jelas dan
anggota-anggotanya harus menyetujui tentang apa yang di
sebut sebagai menyimpang dan bukan.
Ketiga, secara reaktif. Perilaku menyimpang menurut
kaum reaktivis bila berkenaan dengan reaksi masyarakat
atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang di
lakukan seseorang. Artinya, apabila ada reaksi dari
masyarakat atau agen kontrol sosial dan kemudian mereka
memberi cap atau tanda terhadap si pelaku maka perilaku
itu telah di beri cap menyimpang, demikian pula si pelaku
juga di katakana menyimpang.
Keempat, secara normative. Sudut pandang ini
didasarkan atas asumsi, bahwa penyimpangan adalah
suatu peanggaran sari suatu norma sosial. Norma dalam
hal ini adalah suatu standar tentang‟‟apa yang seharusnya
atau tidak seharusnya dipikirkan, dikatakan, atau
dilakukan oleh warga amsyarakat pada suatu keadaan
tertentu‟‟. Pelanggaran-pelanggaran terhadap norma,
sering kali diberi sangsi oleh penonton sosialnya.16
c. Perilaku Menyimpang Pada Remaja
Salah satu upaya untuk mendefinisikan
penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan anak
dilakukan oleh M. Gold dan J. Pertonio (Weiner, 1980,
hlm. 497) sebagai berikut :
16
Narkowo dwi – Suyanto Bagong, SOSIOLOGI Teks Pengantar &
Terapan ( Jakarta : Kencana Media Group 2006), h. 103-106.
40
„‟Kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang
yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan
yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika
perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia
bisa dikenai hukuman‟‟
Dalam definisi tersebut di atas bahwa yang
penting adalah unsur pelanggaran hukum dan kesengajaan
serta kesadaran anak itu sendiri tentang konsekuensi dari
pelanggaran itu. Oleh karena itu, merokok menurut
definisi tersebut bukanlah kenakalan selama tidak ada
undang-undang yang melarang anak di bawah umur untuk
merokok. Kalau definisi ini digunakan, maka yang
termasuk kenakalan remaja menjadi sangat terbatas.
Secara keseluruhan, semua tingkah laku yang
menyimpang dari ketentuan yang berlaku di masyarakat
(norma, agama, etika, peraturan sekolah dan keluarga)
dapat disebut sebagai perilaku menyimpang. Tetapi jika
penyimpangan itu terjadi terhadap norma hukum pidana
barulah disebut kenakalan.17
Kenakalan : kenakalan remaja sering disebut juga
dengan istilah juvenile delinquent. Dalam buku criminal
behavior juvenile delinquent didefinisikan kenakalan
adalah perilaku pelanggarran terhadap hukum pidana yang
dilakukan oleh seseorang yang belum mencapai usia
dewasa (bartol & bartol 2008:26), adapun Penyimpangan :
17
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja. (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada 2000), h. 197
41
pengertian penyimpangan (tingkah laku menyimpang)
dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-
norma yang ada di dalam masyarakat.18
Jadi dari paparan diatas tentang perilaku
menyimpang menurut peneliti adalah perilaku
menyimpang bukan berarti perilaku yang tidak sesuai
norma saja, namun bisa berarti seperti pergaualan yang
bebas, berkelahi dengan teman dan sebagainya. Sehingga
para remaja yang melakukan perilaku menyimpang
tersebut pun mendapatkan label atau julukan dari
masyarakat bahwa hal yang mereka lakukan itu adalah
perilaku menyimpang.
18
Amrizal siagian, pengantar studi kriminologi perkembangan
pemikiran dan teori kriminologi, 2013 (ciputat : Tangerang selatan ), h. 24-26
42
C. Kerangka Berfikir
Tabel 1
Kegiatan Penyuluhan Agama dalam mengatasi perilaku
menyimpang remaja.
Dari kerangka berfikir diatas dapat kita lihat bahwa fungsi
dari penyuluh agama dalam mengatasi perilaku menyimpang
remaja di kecamatan jagakarsa terdapat yang bersifat preventif,
kuratif, dan development (pengembangan). Upaya preventif yang
dilakukan penyuluh agama dalam mengatasi perilaku
Penyuluhan
Agama
Preventif
(pencegahan)
Development
(pengembangan)
Kuratif
(penyelesaian)
Penyuluhan agama
Perayaan hari
besar islam
(PHBI)
Penyuluhan di
Majlis Ta‟lim
Pengajian Al
Qur‟an
Kunjungan
keluarga
(Pendekatan
personal)
Kordinasi dengan
tokoh agama, guru
sekolah, orang tua
dan masyarakat
Rekreasi remaja
Hadroh remaja.
43
menyimpang remaja adalah PHBI (perayaan hari besar islam),
Bimbingan penyuluhan MT (majlis ta‟lim), dan Pengajian Al
Qur‟an.
Perayaan hari besar islam merupakan perayaan yang
sangat di tunggu-tunggu ummat islam di dunia dan di senangi
apabila hari besar islam itu tiba, seperti perayaan taun baru
hijriah, isra mi‟raj, idhul fitri dan sebagainya. Pearayaan hari
besar islam ini mengajak masyarakat baik remaja dan orang tua
untuk hadir memeriahkan hari besar islam karena di dalamnya di
isi dengan kajian keagamaan dan ceramah dari tokoh agama
untuk meningkatkan kualitas keimanan ummat muslim. Adapun
bimbingan majlis ta‟lim adalah anak remaja diajarkan di dalam
majlis‟majlis di kecamatan Jagakarsa berbagai ilmu agama islam
seperti berbakti kepada orang tua, tauhid, Syariah, dan berbagai
ilmu lainnya. Agar tumbuh di dalam jiwa mereka ketaqwaan
yaitu sikap sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi manusia.
Kemudian manusia berusaha berbuat hanya sesuatu yang di
RidhoiNya, dengan menjauhi atau menjaga diri sesuatu yang
tidak diridhoiNya. Taqwa inilah yang mendasari budi pekerti
luhur (akhlakul karimah).
Adapun pengajian Al Qur‟an adalah mengajarkan anak
remaja ilmu-ilmu tentang Al Qur‟an seperti ilmu tajwid, irama-
irama dan hafalan Al Qur‟an, disisi lain Al Qur‟an menekankan
bahwa setiap orang hendaknya melakukan perbuatan baik. Seperti
tidak masuk ke rumah orang tanpa izin, jika bertemu
mengucapkan salam, dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan
baik, tidak mengucilkan orang lain, tidak berprasangka buruk
44
tanpa alasan, mempunyai rasa tawadhu (rendah hati), saling
menghormati dan daling menghargai orang lain.
Kegiatan atau sifat-sifat yang dilakukan penyuluh agama
selanjutnya dalam mengatasi perilaku menyimpang adalah kuratif
(penyelesaian) adalah Kunjungan keluarga (Pendekatan
personal), dan Kordinasi dengan tokoh agama, orang tua dan
masyarakat dalam mengatasi perilaku menyimpang remaja. Yang
di maksud kunjungan keluarga adalah penyuluh agama
melakukan kunjungan dari rumah ke rumah yang di dalam
keluarga tersebut mengalami masalah baik sosial dan agama,
karena penyuluh agama di anjurkan bisa menyelesaikan berbagai
semua aspek masalah yang dialami masyarakat, dan apabila
terdapat masyarakat yang mengalami masalah ketika penyuluh
agama sedang melakukan penyuluhan, penyuluh bisa langusng
melakukan bimbingan agama perorangan di tempat tersebut agar
masalah yang di alami masyarakat dapat terselesaikan secara
cepat dan baik.
Adapun yang dimaksud kordinasi dengan lembaga sosial,
pemerintah, orang tua, masyarakat dan tokoh agama agar
penyuluhan yang di lakukan penyuluh agama kepada remaja
diterapkan di masyarakat, dan penyuluh agama tidak mungkin
bisa mengawasi anak-anak remaja secara maksimal, maka dari itu
dukungan sosial dari berbagai pihak sangat penting. Terutama
orang tua karena anak remaja banyak menghabiskan waktu
dirumah, dan dari sanalah akhlak remaja menjadi masa depan
yang baik.
45
Pengembangan atau (development) yang dimaksud
adakah bentuk usaha yang dilakukan penyuluh agama dalam
mengatasi perilaku menyimpang remaja adapun jenis
pengembangan yang dilakukan adalah Rekreasi remaja, Hadroh
remaja, dan Membentuk grup kesenian. Rekreasi ini bertujuan
untuk mengajak para remaja yang ada di wilayah tersebut pergi
ke suatu tempat, misalnya berpergian ke bogor dan dilokasi
tersebut dilakukan berbagai kegiatan islami seperti sholat dhuha,
sholat malam bersama, belajar keagamaan seperti ilmu hadits,
fiqh dan akhlak. Selanjutnya pelatihan hadroh adalah mengajak
dan mengajarkan remaja lebih menyukai alat musik islami seperti
sholawat Nabi karena ini mengingatkan remaja agar terus
bersholawat kepada Nabi Muhammad sallalahu alaihi wasallama.
46
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya KUA Jagakarsa
KUA Jagakarsa berdiri tahun 1993 di pimpin oleh H Aslih
Kurniawan, BA. Di kecataman Jagakarsa memiliki jumlah masjid
sekitar 198 mushola, dan 110 masjid. Dan Pada tahun 2018 di
pimpin oleh DRS. Didi Ruheadi, Ar. Hingga saat ini donasi dari
warga terus berdatangan guna membuat sebuah mushola yang
terletak di sebelah KUA, dan sudah terbangun mushola tepat
sebelah kantor KUA. Letak kantor ini berdekatan dengan kantor
Kelurahan. Kantor ini buka setiap harinya dari pukul 08.00 pagi
sampai 17.00 sore wib, untuk penyuluh agama berjumlah 6 orang
yang bertugas di setiap kelurahan Kecamatan Jagakars,.
Kecamatan jagakarsa meliputi 6 kelurahan yaitu :
1) Kelurahan Lenteng Agung
2) Kelurahan Jagakarsa
3) Kelurahan Ciganjur
4) Kelurahan Serengseng Sawah
5) Kelurahan Cipedak
6) Kelurahan Tanjung Barat.
Khusus daerah kecamatan Jagakarsa meliliki luas 2.502.607
km. dengan jumlah 55 RW, diikuti dengan jumlah 546 RT,
dengan jumlah penduduk 113.331 jiwa. Dan jumlah KK
mencapai 91.037 penduduk.
47
B. Struktur Organisasi KUA Jagakarsa
Struktur organisasi merupakan fungsi yang paling penting
untuk mencapai tujuan bersama. Dimana struktur ini adalah
mekanisme dalam suatu organisasi yang disusun atau dibangun
secara teratur. Berikut struktur organisasi KUA Jagakarsa:
Tabel 2
Struktur Organisasi
Penyuluh PNS Penyuluh Honorer
Ketua KUA Jagakarsa
Drs. H. Didi Ruhaedi, AR
Zulkifli Siregar, BA
Lenteng Agung
H. Suwita S.Ag
Ciganjur
A. Nasrullah
S.Ag.Jagakarsa
Ahmadiyau
Tajuddinisyuja’i
S.Th.I,
Serengseng sawah
sawah
Arini Nurhayati
S.Ag
Tanjung barat
2.Abdul Ghoni 7.Hj. Siti
Khodijah
6.Hj. Emmi
Erlina 1.Faturrahman
3.Rudi Sumanti 8.Ahmad
Hidayatullah
9.Hisyam Fahmi 4.Hj.
Mukminatun
5.Ustadzah
Muhana
10.Solihin
Sobroni
Drs. H. Marta
Kamaluddin jamal
Cipedak
48
C. Agama Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan
Dalam presentasi keagaman wilayah kecamatan Jagakarsa
memeluk agama sebagai berikut :
Tabel 3
Agama di Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatn
Agama Jumlah jiwa
Agama islam 301.625 jiwa 91%
Agama Kristen 13.918 jiwa 4%
Agama katolik 10.757 jiwa 3%
Agama hindu 1.480 jiwa 1%
Agama budha 1.982 jiwa 1%
Agama konghucu 0 jiwa 0%
D. Motto KUA Jagakarsa
Intergritas, kreatif, humanis, loyalitas, akuntabel, dan smile.
E. Fungsi Dan Tugas Lembaga
Melaksanakan sebagian tugas kantor kementrian agama
kota Jakarta Selatan di bidang urusan agama islam wilayah
Kecamatan Jagakarsa.
F. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Lembaga
Mewujudkan kualtitas pelayanan prima menuju masyarakat
Kecamatan Jagakarsa yang taat beragama, cerdas, mandiri, dan
sejahtera lahir batin:
1. Mewujudkan kualitas pelayanan prima di bidang nikah
rujuk
2. Mewujudkan kehidupan keluarga sakinah di wilayah
Kecamatan Jagakarsa
49
3. Mewujudkan kesadaran masyarakat muslim terhadap Zis
4. Mewujudkan kesadaran masyarakat muslim terhadap
pemberdayaan wakaf
5. Meningkatkan kualitas dan kondisi masjid yang kondusif
6. Meningkatkan kinerja kemitraan dengan lintas sectoral
yang harmonis.
7. Menigkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pangan halal dalam kehidupan.
8. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hisab rukyat
9. Meningkatkan pahaman masyarakat tentang prosedur
pelayaan haji dan manasiknya.
G. Program-program Penyuluh Agama
Berdasakan hasil observasi dan wawancara dengan
koordinator penyuluh Agama di KUA Jagakarsa, bahwasannya
terdapat program-program yang harus dilakukan bagi semua
penyuluh Agama, diantaranya :
1. Pelatihan Master of ceremony
2. Pelatihan sehari cara mengajar Al Qur’an (tahfidz)
Metode kuantum kauni
3. Pembinaan Qori dan Qoriah anak-anak
4. Bimbingam pelatihan sehari imam tarawih
5. Bimbingan rutin manasik Haji dan Umroh
6. Bimbingan rutin terejemah Al Qur’an dan kitab kuning
metode tamyiz
7. Bimbingan pelatihan sehari metode Al Barqi sistem 8 jam
8. Bimbingan dan pelatihan sehari pemulasaraan jenazah
9. Bimbingan penyuluhan (kultum) masjid dan mushola
50
10. Kajian tafsir
11. Pelatihan dan bimbingan faroid (mawaris)
12. Bimbingan dan pelatihan khotib pemula
13. Santunan anak-anak yatim/piatu dan dhuafa
14. Bimbingan dan penyuluhan MT dan Lembaga dakwah
15. Kegiatan pada hari-hari besar islam
16. Mudzakarah dakwah (studi banding)
Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa
program-program penyuluh Agama sangatlah menyeluruh
dalam menangani semua permasalahan yang terjadi di
masyarakat dan menyangkut semua aspek baik dari budaya,
sosial, dan keagamaan. Penyuluh Agama bukanlah seorang
yang hanya bekerja di dalam ruangan, akan tetapi harus
mampu membagi waktu dan tenaganya di masyarakat luas
ketika masyarakat membutuhkannya. Namun demikian
adapun kegiatan penyuluh Agama dalam melakukan
penanggulangan perilaku menyimpang remaja adalah
pengembangan dari para penyuluh Agama, dan hasil
konsultasi dengan coordinator penyuluh Agama, maka dari itu
tidak tercantum dalam program dan kegiatan penyuluh di atas,
akan tetapi terdapat point-point tertentu yang berhubungan
dalam menangani perilaku menyimpang remaja, diantaranya :
Pertama : terdapat di point ketiga yang membahas
Pelatihan Qori dan Qoriah anak-anak, jika dilihat point ini
hanya mengajarkan anak-anak saja, akan tetapi di dalam
pertemuan para penyuluh agama mereka di anjurkan untuk
mengatasi buta huruf Al qur’an baik anak-anak, remaja serta
51
dewasa. Dalam kegiatan ini salah satu penyuluh Agama yang
melakukan kegiatan tersebut, yaitu ust Hidayatullah selaku
penyuluh Agama honorer. Sejak tahun 2003 dia sudah
memulai kegiatan berbasis al Qur’an yang didalamnya
diajarkan ilmu tajiwid, tilawah dan sebagainya guna mengatasi
buta huruf Al Qur’an di kecamatan Jagakarsa.
Kedua : terdapat di point keenam yaitu Bimbingan rutin
terjemah Al Qur’an dan kitab kuning metode tamyiz,
bimbingan dan penyuluhan ini dilakukan oleh semua penyuluh
Agama yaitu mengajarkan bahasa arab serta terjemahannya
kepada masyarakat yang berada di majlis ta’lim di kecamatan
jagakarsa. Para penyuluh melakukan kegiatan ini bertujuan
agar masyarakat mampu memahami bahasa arab dengan baik
dan benar, materi yang diajarkan berupa ilmu nahwu dan
shorf. Sasaran para penyuluh dalam melakukan kegiatan ini
beragam, ada yang anak-anak, remaja, dan dewasa.
Ketiga : terdapat di point empat belas yaitu bimbingan
dan penyuluhan MT dan Lembaga dakwah dimana para
penyuluh Agama bekerja sama dengan majlis ta’lim dalam
menangani kasus perilaku menyimpang remaja, dalam point
ini para penyuluh Agama baik fungsional dan honorer ikut
membimbing para remaja di majlis ta’lim sekitar kecamatan
jagakarsa. Adapun materi yang di sampaikan adalah seputar
keagamaan, baik tauhid, akhlak, hadits dan sebagainya. Tidak
pula bantuan dari tokoh agama setempat, karena tanpa bantuan
mereka kegiatan ini tidak berjalan dengan baik. Anak remaja
52
perlu di awasi perlu di pantau agar pola perilaku mereka dapat
terkontrol dan jauh dari perbuatan menyimpang.
Keempat : terdapat di point lima belas yaitu kegiatan
pada hari besar islam, dalam kegiatan ini para remaja di beri
tugas sebagai panitia dalam pelaksanaan hari besar. Para
remaja mengorganisasikan sendiri,baik sebelum dan sesudah
acara kegiatan islam. Kegiatan besar islam ini diadakan setiap
tiga bulan sekali, dan di kecamatan jagakarsa terdapat kegiatan
rutin khusus remaja yang dinamalan majlis kampung. Majlis
kampung ini melibatkan belasan majlis yang berkumpul jadi
satu dari setiap majlis remaja. Adapun manfaat didadakannya
majlis kampung ini, anak remaja bisa menggunakan waktunya
dengan baik dan bermanfaat. Para tokoh agama selaku pengisi
materi pun dari kalangan ustadz tersohor sehingga anak remaja
lebih semangat dalam mengikuti kegiatan akbar ini.
Itulah beberapa pengembangan kegiatan yang
penyululuh Agama lakukan guna menanggulangi perilaku
menyimpang remaja di kecamatan Jagakarta Jakarta selatan.
H. Kegiatan-kegiatan Penyuluhan Agama
Penyuluh Agama Islam wajib dimiliki bagi seorang
kelompok sasaran atau kelompok binaan. Kaitannya adalah untuk
pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan berdasarkan keputusan
Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 54 tahun 1999 tentang
jabatan fungsional penyuluh Agama dan angka kreditnya.
Kelompok sasaran adalah kelompok yang didasarkan atas
wilayah dan jamaahnya yang sifatnya sementara. Sedangkan
53
kelompok binaan sifatnya lebih lama, penyulih Agama
melaksanakan kegiatanya sering kali dihadapkan kepada masalah
yaitu belum mempunyai kelompok binaan yang tetap. Sedangkan
kemampuan dan keterampilan untuk membentuk kelompok
sasaran atau binaan tetap relative kurang, adapun beberapa jenis-
jenis kegiatan penyuluhan sebagai berikut :
1. Adapun rinciaan kegiatan Penyuluh Agama terampil per
satuan hasil meliputi:
a. Penyuluh Agama pelaksana:
1) Menyusun rencana kerja oprasional
2) Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau
penyuluh dalam bentuk naskah
3) Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui
tatap muka kepada masyarakat pedesaan
4) Melakukan bimbingan atau penyuluhan melalui
pentas petunjukan sebagai pemain
5) Menyusun laporan mingguan pelaksana bimbingan
atau penyuluhan
6) Melakukan konsultasi secara perorangan
7) Melaksanakan konsultasi kelompok
8) Menyusun laporan hasil konsultasi
perorangan/kelompok.1
1 Euis Srimulyani, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penyuluh Agama 2012, ( Jakarta : Kementrian Agama RI ), h. 23.
54
b. Rincian kegiatan Penyuluh Agama Ahli per satuan
meliputi:
1) Mengolah data identifikasi potensi wilayah atau
kelompok sasaran
2) Menyusun rencana kerja oprasional
3) Menyusun konsep materi bimbingan atau
penyuluhan dalam bentuk naskah
4) Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau
penyuluhan sebagai penyaji
5) Merumuskan materi bimbingan atau penyuluhan
6) Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui
tatap muka kepada kelompok masyarakat perkotaan
7) Melaksanakan bimbingan penyuluhan melalui tatap
muka kepada kelompok binaan khusus
8) Menyusun instrument pemantauan hasil pelaksanaan
bimbingan atau penyuluhan
9) Mengumpulkan data pemantauan hasil pelaksanaaan
bimbingan penyuluhan
10) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan
bimbingan penyuluhan
11) Melaksanakan konsultasi secara perorangan
12) Melaksanakan konsultasi secara kelompok
13) Menyusun laporan hasil konsultasi secara
perorangan/kelompok
14) Menyusun konsep petunjuk pelaksanaan teknis
bimbingan penyuluhan
55
15) Mendiskusikan konsep petunjuk teknis bimbingan
sebagai penyaji
16) Merumuskan petunjuk teknis bimbingan
penyuluhan2
2) Evaluasi
Evaluasi program merupakan penilaian terhadap
program pengajian, termasuk didalamnya melakukan penilaian
terhaap kurikulum sarana dan prasarana pengajian, penilaian
kurikulum sebagai satu kesatuan dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian kurikulum yang bersangkutan dengan dasar fungsi
dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian dengan
tuntutan perkembangan yang terjadi di masyarakat. kegiatan
evaluasi ini merupakan dari upaya pencapaian tujuan
pendidikan atau pengajian. 3
Perlu diketahui bahwa kegiatan penyuluhan meliputi
hampir semua aspek-aspek baik secara sosial dan agama.
Dalam ayat-ayat Al Qur’an identik pada tugas penyuluhan,
ialah wujud kata dakwah yang memberikan makna
mengundang atau mengajak orang lain dalam pencapaian
kebahagiaan didunia dan akhirat. Jika dilihat kembali bahwa
kegiatan penyuluhan Agama di atas belum menyebutkan
tentang kegiatan dalam menanggulangi perilaku kenakalan
remaja secara detail dan spesifik, dan hanya membahas
2 Euis Srimulyani, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penyuluh Agama 2012, ( Jakarta : Kementrian Agama RI ), h. 27. 3 H. Bambang Prawono, Pedoman Penyuluhan Pembentukan Kelompok
Sasaran Penyuluhan Agama Islam 2002, (Jakarta : Departemen Agama RI h.
56.
56
tentang pengolahan data, laporan penyuluh, serta konsultasi
dan bimbingan kelompok. Adapun kelompok yang menjadi
sasaran tidak di bahas secara rinci. Maka dari itu adapun
kegiatan penyuluhan Agama yang bertujuan dalam menangani
kasus kenakalan remaja adalah hasil dari pengembangan dan
kreatifitas yang di lakukan penyuluh Agama baik honorer dan
Fungsional, dikarenakan maraknya kenakalan remaja di
masyarakat. Saran dari warga pula yang membuat penyuluh
Agama membuat kegiatan-kegiatan dalam menanggulangi
kenakalan remaja tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan
penyuluh Agama seperti mengadakan kegiatan pengajian
majlis ta’lim rutin setiap minggunya di enam kelurahan di
kecamatan jagakarsa, mengadakan tabligh Akbar remaja setiap
bulannya, melakukan studi keagamaan (rekreasi) yang
diadakan di luar daerah khusus untuk remaja, mengadakan
pelatihan Al Qur’an setiap minggunya, dan kegiatan positif
lainnya.
57
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Identifikasi Penyuluh Agama
Tugas penyuluh pokok penyuluh agama Islam
Fungsional adalah melakukan dan mengembangkan kegiatan
bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan
melalui bahasa agama. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
maka para penyuluh perlu memahami petunjuk teknis
pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh agama, adapun
tugas penyuluh honorer adalah melakukan bimbingan
keagamaan kepada msyarakat dan membantu program-
program yang di bentuk oleh penyuluh agama fungsional
agar setiap program dan kegiatan berjalan dengan baik.
Dalam melakukan penyuluhan di Kecamatan Jagakarsa
para penyuluh berusaha melakukan kegiatan-kegiatan terbaik
yang bisa dilakukan, guna membantu segala kebutuhan
masyarakat, baik untuk kalangan anak-anak, remaja dan
orang tua. Terdapat 6 penyuluh agama fungsional dan 3
penyuluh agama honorer (PAH) dalam menanggulangi
perilaku menyimpang remaja, di antaranya:
1. H. Suwita, S.Ag.M.Pd, (Penyuluh Agama Fungsional)
Bapak H. Suwita lahir di Subang tanggal 8 Agustus tahun
1965, alamat rumah di JL. Persahabatan kel. Cipedak kec.
Jagakarsa. S1 ditempuh di STAI THAWALIB Prodi KPI, S2
di Universitas UNINDRA Prodi bahasa Indonesia. Jabatan
sebelum PNS menjadi tenaga pendidikan Institute Agama
58
Islam Jamiat Kheir Tanah Abang, Kasi akademik, kepala
BAUAK, dan dekan fakultas Tarbiah. Pa H. Suwita
merupakan tokoh yang berperan aktif dalam melakukan
penyuluhan Agama khususnya pada anak remaja, metode
yang di pakai dalam menanggulangi perilaku menyimpang
adalah menyususun materi-materi, dan melakukan
bimbingan menggunakan psikologi agama. Menurutnya
masalah yang terjadi di masyarakat khususnya remaja yang
pertama masalah pemahaman agama, kedua psikologi
agama, materi yang disampaikan bapak suwita adalah berupa
materi yang kontektual dan tematis misalnya persoalan
LGBT, lalu hubungan di luar nikah, dalam agama
bagaimana, tetapi sifatnya membahayakan dalam remaja
seperti narkoba lalu penyuluhan mengenai HIV aids di
berikan kepada anak remaja. Lalu kitab yang dipakai sebagai
refrensi adalah tasawuf, fiqh, tafsir dan masalah hadits lainya
lalu bulighul maram, nasohiul ibad dan tafsir nya nuyassar
hadits al-Arbaiin.
2. Zulkifli Siregar, BA (Penyuluh Agama Fungsional)
Bapak Zulkifli menjadi penyuluh pertama kali di
daerah Mampang pada tahun 2000, selanjutnya tahun 2002-
2016 akhir pindah domisili di Kebayoran dan setelah itu di
pindah tugaskan sejak 2016 sampai sekarang di kecamatan
Jagakarsa, bapak Zulkifli merupakan penyuluh Agama yang
berperan aktif di masayarakat, metode yang di gunakan
dalam melakukan penyuluhan adalah metode tatap muka
langsung dengan khalayak perihal persoalan mereka, seperti
59
para penyuluh lainnya melakukan ceramah karena memang
ceramah juga metode yang efektif dalam melakukan
penyuluhan, media yang di gunakan dalam melakukan
penyuluhan baik di masyarakat maupun khusus para remaja
berupa media sosial karena sangatlah berpengaruh kepada
remaja, alat bantu seperti media elektronik, dan media tulisan
juga dipergunakan di dalam KUA maupun di luar KUA.
Selanjutnta materi yang disampaikan adalah materi tentang
kitab maulid, namun secara umum materi yang membahas
tentang fiqh , dan pelajaran akhlak.
3. Drs. H. Marta Kamaluddin jamal, (Penyuluh Agama
Fungsional)
Bapak H. Marta baru saja menjabat penyuluh agama di
kecamatan Jagakarsa sejak tahun 2016, sebelumnya bapak
Marta menjabat penyuluh agama di Pasar Minggu, sejak
tahun 1993 dia sudah menjadi penyuluh Agama Honorer
(PAH), dan diangkat menjadi penyuluh teladan pada tahun
2009, Pa. H. Martha merupakan penyuluh Agama yang
sudah melakukan penyuluhan ke berbagai tempat di daerah
Jakarta mencakup ke pulau-pulau salah satunya pulau seribu,
berbagai kasus juga dia selesaikan guna terciptanya akhlak
dan budaya yang baik di daerah Jagakarsa dan sekitarnya.
Metode atau cara yang adalah cara yang pertama yaitu
ceramah, lalu demontrasi, tanya jawab, dan simulasi. Adapun
media yang dipakai dalam melakukan penyuluhan misalnya
menggunakan papan tulis, infocus dan sebagainya. Materi
60
yang disampaikan adalah tergantung dari kebutuhan
masyarakat dan refrensi dari kementrian Agama, misalnya
tentang keluarga sakinah, iman dan taqwa, genesari yang
berkualitas dan maulid uswatun hasanah.
Selanjutnya pedoman kitab yang dipakai adalah al Qur’an
al-Hadits dan kitab tasawuf. karena menurutnya kitab
tasawuf juga penting kaena mencakup ubudiyah dan akhlak
mereka kepada sang pencipta. Oleh karena itu tasawuf itu
harus diajarkan kepada remaja guna berkurangnya kasus
penyimpangan di Jagakarsa.
4. Ahmadiyau Tajuddinisyuja’i S.Th.I, (Penyuluh Agama
Fungsional)
Bapak Ahmadiyau lahir pada tanggal 26 Juli 1978,
status saat ini sudah menikah, alamat rumah di Jl. Adbul
Wahab Sawangan Depok, pendidikan S1 ditempuh Di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lulus pada
tahun 2004, dan pada tahun 2016 bulan April hingga saat ini
menjadi penyuluh agama fungsionl di kecamatan Jagakarsa,
sasaran baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua.
Remaja juga menjadi sasaran dia dalam melakukan
penyuluhan, karena kenakalan remaja tidak ada habisnya di
daerah Jakarta. Materi yang disampaikan kepada khalayak
khususnya anak remaja adalah Materi pergaulan bebas
,narkoba yang biasanya anak remaja karena anak remaja
banyak mengkonsumsinya. Karena menurutnya narkoba
malah akan semakin bertambah dan bertambah, Adapun
61
peoman kitab yang di pakai adalah bulighul maram, nasohiul
ibad dan tafsir.
5. A. Nasrulloh, S.Ag (Penyuluh Agama Fungsional)
Bapak Nasrullah lahir di Jakarta 27 Mei 1971, status
saat ini sudah menikah, alamat rumah bertempatan di Jl.
Cemara Rawa kalong Depok, pendidikan S1 di IAIN
(Institute Agama Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta,
pengalaman kerja menjadi Guru sejak tahun 1995-2005 dan
menjadi penyuluh Agama Islam sejak 2005 sampai sekarang.
Pa Nasrullah termasuk penyuluh Agama yang sudah
mengatasi persoalan yang terjadi di sekitar tempat kecamatan
Jagakarsa, dalam melakukan penyuluhan anak remaja pun
menjadi sasaran dia dalam melakukan kegiatan penyuluhan
Agama. Adapun metode yang dipakai adalah metode
ceramah, tanya jawab, simulasi. Untuk media memakai
media sosia sebagai alat bantu untuk memudahkan saat
berkomunikasi dan pemberian info kepada remaja. Lalu
materi yang disampaikan adalah materi belajar agama seperti
fiqih yang bersifat kontemporer dan temantik. Pedoman kitab
yang dipakai adalah nasohiul ibad, fiqh dan Bulughul
Maram.
6. Arini Nurhayati,S.Ag (Penyuluh Agama Fungsional)
Bu Arini lahir di Yogya 30 Desember 1971, status
sudah menikah, alamat rumah Jl. H Usman Gandul Cinere,
pendidikan S1 ditempuh di IAIN Yogyakarta, adapun
pengalaman kerja menjadi guru TK swasta tahun 2002-
2005, penyuluh agama honorer 2002-2007, dan menjadi
62
penyuluh agama fungsional tahun 2008 samapai sekarang.
Bu Arini merupakan penyuluh Agama wanita di KUA
Jagakarsa, sebelumnya dia menjabat sebagai penyuluh
agama di daerah Solo, lalu di pindah tugaskan ke jakarta.
Namun demikian dia juga termasuk aktif dalam mengikuti
kajian keagamaan yang diadakan oleh ibu-ibu dan orang tua
di daerah jagakarsa. Adapun metode yang dipakai adalah
ceramah, tanya jawab, di tambah dengan lagu-lagu
selanjutnya diikuti dengan langsung praktek agar mudah di
hafal dan di amalakan oleh khalayak. Media yang di
gunakan adalah whiteboard, buku, dan spidol, terkadang
menggunakan proyektor juga. Materi yang disampaikan
adalah Al Qur’an , ayat pendek, dan surat pendek. Pedoman
yang dipakai adalah’Al Qur’an dan hadits.
7. Ust H. Ahmad Hidayatullah, S.HI (Penyuluh Agama
Honorer)
Bapak Hidayatullah merupakan penyuluh Agama
honorer di Kecamatan Jagakarsa sejak tahun 2016, memiliki
siswa-siswi di TPQ binaanya sampai 300 orang. Keaktifan
dia saat ini adalah mengadakan pengajian Al Qur’an untuk
anak-anak. Dia juga termasuk penyuluh Agama yang
berfokus dalam melakukan penaggulangan kenakalan remaja.
Adapun metode yang dipakai dalam mengatasi remaja adalah
dari kementrian Agama yang menugaskan beberapa
penyuluh kecamatan dan ada pilihan orientasi bimbingan
penyuluhan dan salah satunya melakukan Tahsin al Qur’an
buta huruf Al qur’an maka dia lebih mengembangkan
63
tilawatil Al Qur’an dan mengembangkan seni baca Al
qur’an. Untuk media yang di pakai adalah sound, mic,
terkadanag memberikan atau mendengarkan bacaan dari
kaset, youtube tapi tidak terlalu banyak dan bacaan bacaan
kepada mereka karna obyek tidak terlalu banyak. Lalu materi
yang diberikan materi Al qur’an surat-surat biasanya belajar
ada orientasi juga untuk mengajar dan dia juga mengajarkan
maqro yang di gunakan MTQ anak-anak itu juz 1-10 dan
remaja 1-20 juz.
8. Faturrahman S.Sos.I (Penyuluh Agama Honorer)
Bapak Fatur lahir di Jakarta 23 Oktober 1986, status
sudah menikah, alamat rumah Jl. Raya Srengseng Sawah
kec. Jagakarsa, riwayat pendidikan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, pengalaman kerja menjadi penyuluh agama honorer
di kecamatan Jagakarsa, kemampuan menyanyi, MC, dan
bersosialisasi. Aktifitas sehari-hari mengadakan kegiatan
keagamaan di kecamatan jagakarsa, adapun kegiatan lainnya
yaitu menjadi penghulu di KUA untuk membantu penyuluh
Agama di setiap kegiatan-kegiatan. Metode ysng dipakai
adalah tatap muka ada, berupa ceramah, himbauan media
sosial dari media tulisan. Akan tetapi lebih sering adalah
melakukan Lebih banyak Media yang dipakai adalah media
sosial atau elektronik, media tulisan juga dan bisanya juga
pakai proyektor dalam ceramah. Materi yang disampaikan
adalah kalau untuk remaja menyangkut acara itu
penyampaian tentang kitab maulid, secara umum materi yang
bersifat fiqh hal hal umum yang di masyarakat dimasukan.
64
Selanjutnya pedoman atau kitab yang dipakai adalah
bersumber dari informasi dari kementrian agama, jadi
infromasi dari kementrian.
9. Abdul Ghoni S.pd.I (Penyuluh Agama Honorer)
Bapak Abdul ghoni lahir pada tanggal 1 Januari 1972,
status menikah, alamat rumah jl. Sirsak kel. Ciganjur kec.
Jagakarsa, S1 di sekolah tinggi agama Islam Shalahuddin Al-
Ayubi (STAISA), pengalaman kerja thn 1997 di PT Cronus
Computer, tahun 2000-2007 di PT Mc Larens Indonesia,
tahun 2011 penyuluh agama Islam non. PNS di Kecamatan
Jagakarsa samapai sekarang. Pa Abdul aktif dalam
melakukan penyuluhan di Kecamatan Jagakarsa terutama di
Keluraha Ciganjur. Sejak tahun 2009 dia sudah membuat
kegiatan keagamaan atau kajian remaja di Kelurahannya,
majlis yang dibuatnya juga hasil kerjasama dengan tokoh
agama setempat dan masih berjalan hingga saat ini, setelah
itu dia membuat TPQ untuk anak-anak di masjid Al-afiyah
yang berdekatan dengan kediamannya. Adapun jadwal
pengajian saat itu diadakan malam jumat yang diadakan di
setiap rumah warga atau berkeliling di rumah-rumah.
B. Kegiatan Penyuluhan Agama Yang Bersifat Preventif,
Kuratif dan Development.
Berdasarkan identifikasi penyuluh agama bahwa tugas
penyuluh agama adalah membimbing, mengarahkan, yang
bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat untuk
menjadi lebih baik dan berakhlak mulia. Terdapat sifat-sifat
penyuluh agama dalam mengatasi persoalan di masyarakat,
65
yaitu preventif, kuratif dan development (pengembangan).
Berikut sifat dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan penyuluh
Agama di kecamatan Jagakarsa dalam menanggulangi
perilaku menyimpang remaja, yaitu:
1. Preventif
Upaya kegiatan penyuluh agama yang bersifat
preventif (pencegahan) sebelum terjadinya masalah
perilaku menyimpang remaja meliputi: Bimbingan
Penyuluhan Agama, Perayaan Hari Besar Islam (PHBI),
Penyuluhan di Majlis Ta’lim, dan Pengajian Al-Qur’an.
a) Bimbingan dan Penyuluhan agama
Penyuluhan agama yang selama ini adalah
tergolong orang luar (baik aparat pemerintah atau
aktivis), karena itu dalam menjalankan kegiatannya
seringkali tidak mengacu pada kepentingan
masyarakat penerima manfaatnya, melainkan lebih
mementingkan visi dan misi pemerintahannya.
Sasaran penyuluh agama islam adalah kelompok-
kelompok masyarakat islam yang terdiri dari berbagai
latar belakang sosial, budaya, pendidikan,dan ciri
pengembangan kontemporer yang ditemukan
didalamnya. Termasuk kelompok sasaran itu adalah
masyarakat yang belum menganut salah satu agama
yang belum diakui di Indonesia.1
1 Kementrian Agama RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fngsional Penyuluh Agama, (Kantor Kementrian Agama, BIdang Penerangan
Agama Islam, Zakat dan Wakaf. Tahun 2015), h. 19
66
Kegiatan bimbingan agama yang dilakukan
penyuluh agama untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja yang dilakukan bapak H.
Suwita, S.Ag.M.pd menggunakan pendekatan
psikologi agama karena menurutnya masalah yang
dihadapi remaja sangat banyak termasuk masalah
pemahaman agama dan psikologi agama kemudian
program program yang dipadukan dengan pelajaran
mereka seperti pelajaran umum dengan agama.
Teknik yang dilakukan bisa menggunakan ceramah
dan menggunakan buku pedoman agar lebih mudah
dalam melakukan bimbingan. Materi yang
disampaikan lebih memfokuskan ke akidah remaja,
akhlak dan fiqh. Materi yang dibawakan seperti
hubungan diluar nikah, bahayanya narkoba, dan
penyuluhan HIV aids,2
Selanjutnya kegiatan bimbingan agama yang
dilakukan oleh bapak Drs. H. Marta Kamaluddin
Jamal dalam menanggulagi perilaku menyimpang
remaja melakukan metode ceramah, demonstrasi
tanya jawab, simulasi dan berbagai macam cara
lainnya. Teknik yang digunakan sesuai dengan ajaran
Al Qur’an dan sunnah Nabi. Dalam melakukan
penyuluhan pedoman kitab juga diperlukan seperti
kitab tasawuff, Fathul ghorib, dan ihya ulumuddin.
2 Wawancara pribadi dengan H. Suwita selaku Penyuluh Agama
Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 9 september 2018 pukul 14.30 wib
67
Menurutnya hal yang terpenting menanamkan iman
dan taqwa, ilmu dan amal yaitu keterampilan, dengan
iman menjadi terarah dengan ilmu jadi mudah dengan
seni menjadi indah dengan wanita menjadi gairah,3
dan kegiatan bimbingan penyuluhan agama dalam
menanggulangi perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh bapak Faturrahman S.Sos.I melakukan tatap
muka, ceramah himbauan media sosial dan media
tulis. Media yang digunakan dalam bimbingan
penyuluhan adalah media elektronik, dan proyektor.
Materi yang disampaikan tidak lepas dari kitab
maulid, fiqih dan hal umum yang ada di masyarakat,
dalam melakukan bimbingan yang perlu diperhatikan
adalah akhlak remaja ketika dibimbing, karena
dengan akhlak yang baik ilmu yang disampaikan bisa
dikerjakan di kehidupan sehari.4
b) Perayaan Hari Besar Islam (PHBI)
Perayaan hari besar merupakan perayaan yang
baik untuk dilaksanakan bagi ummat Islam, perayaan
hari besar Islam bisa dilaksanakan di tempat yang luas
seperti lapangan, dan aula besar. Manfaat mengadakan
hari besar Islam menciptakan semangat ukhwah,
kedermawanan remaja mulai terpupuk. Pergaulan
3 Wawancara pribadi dengan H. Marta Kamaluddin Jamal selaku
Penyuluh Agama Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 9 september 2018
pukul 15.40 wib 4 Wawancara pribadi dengan Bapak Faturrahman selaku Penyuluh
Agama Honorer di Kecamatan Jagakarsa 21 september 2018 pukul 16.00 wib
68
yang kaku menjadi cair. Dalam penyelenggara
kegiatan seperti maulid Nabi, perayaan hari besar
Islam Maulid Nabi mengajarkan bagaimanakah untuk
meneladani Nabi Muhammad sallalahu alaihi
wasallama sebagai uswatun hasanah.
Perayaan hari besar Islam yang dilakukan
penyuluh agama untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja yang dilakukan bapak Faturrahman
menjadikan remaja karena dapat membentuk
kepribadian yang mandiri, keberadaan lingkungan
dalam organisasi yang dibentuk akan mampu
mempengaruhi perkembangan emosi seseorang, di
mana lingkungan yang baik akan mampu menciptakan
kondisi emosi yang baik pula. Dengan adanya aturan
yang baik, maka seseorang akan dapat bergaul dan
menghadapi orang-orang dengan tipikal yang berbeda-
beda, dan Dapat menumbuhkan disiplin, belajar untuk
bernegosiasi dengan baik, dan memiliki kemampuan
untuk merubah suatu hal menjadi lebih baik.5
Sarana dan prasarana yang di gunakan berupa
proyektor, mic, sound, dan panggung, waktu
terlaksanannya acara ini membutuhkan waktu lama,
karena mencangkup khalayak banyak, sehingga waktu
yang terpakai cukup lama. Dan menurut penyuluh
5 Wawancara pribadi dengan Bapak Faturrahman selaku Penyuluh
Agama Honorer di Kecamatan Jagakarsa 21 september 2018 pukul 16.00 wib
69
agama Honorer bapak Abdul Ghoni S.Pd.I6
mengadakan perayaan hari besar islam remaja efektif
dan harus dilakukan. Seperti halnya di kecamatan
Jagakarsa, setiap bulannya diadakan pengajian akbar
khusus remaja yang dinamakan majlis kampoeng,
dimajlis ini mengajarkan anak remaja berbagai macam
pelajaran seperti ilmu fiqh, akhlak dan tauhid yang bisa
mengarahkan remaja memiliki akhlakul karimah.
c) Penyuluhan Majlis Ta’lim
Kegiatan majlis ta’lim di Kecamatan Jagakarsa
mencangkup di 6 kelurahan, diantaranya : Kelurahan
Cipedak, Jagakarsa, Ciganjur, Serengseng Sawah,
Lenteng Agung dan Tanjung Barat. Jenis kegiatan
majlis ta’lim yang dilakukan oleh bapak H. Suwita
adalah bekerja sama dengan DKM dan majlis ta’lim
Masjid di setiap kelurahan dalam menanggulangi
kenakalan remaja, Karena Penyuluh Agama
berkewajiban membina delapan majlis ta’lim di
kecamatan jagakarsa setiap orangnya untuk laporan ke
kementrian Agama, lalu penyuluh Agama honorer tiga
majlis ta’lim, dan belum termasuk mereka membuat
binaan masing-masing dan itulah yang bisa membantu
mengurangi perilaku menyimpang remaja. Menurut
data yang tercatat di KUA terdapat 324 majlis ta’lim
yang didalamnya terdapat majlis ta’lim khusus remaja.
6 Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Ghoni selaku Penyuluh
Agama Honorer di Kecamatan Jagakarsa 29 september 2018 pukul 17.00 wib
70
Perilaku menyimpang tidak bisa semata-mata
dapat berkurang apabila hanya penyuluh Agama saja
yang melakukan. Maka perlu adanya dukungan sosial
dari belah pihak yang terkait. Adapun yang dimaksud
dengan melibatkan DKM masjid adalah membuat
pengajian khusus remaja di setiap kelurahan, membuat
majlis-majlis ta’lim remaja merutinkan kegiatan
tersebut, dan di setiap kelurahan berbeda-beda ada
yang mengadakan selama seminggu sekali bahkan
lebih, dan satu bulan sekali khusus remaja saja, dalam
kajian keagamaan remaja di dalamnya mengkaji
pelajaran islam seperti ilmu fiqh, hadits Nabi dan yang
berhubungan dengan akhlak tasawuf, dan metode
tamziy.7
d) Pengajian Al Qur’an.
Pengajian Al Qur’an Al Qur’an khusus remaja
mampu mengubah remaja menjadi lebih baik lagi,
karena dengan membaca Al Qur’an menjadikan
suasana sekitar menjadi lebih damai, khususnya ketika
anak remaja sedang bergaul, akhlak mereka menjadi
terarah dan mendapatkan pahala serta kebaikan dari
sang Pencipta, dan pengajian Al Qur’an menjadikan
remaja menjadi pribadi yang berkualitas, karena Al
Qur’an tidak hanya untuk dibaca saja, melainkan juga
untuk diamalkan dan diajarkan. Dan apabila anak
7 Wawancara pribadi dengan H. Suwita selaku Penyuluh Agama
Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 9 september 2018 pukul 14.30 wib
71
remaja mampu melakukannya, maka dia termasuk
kedalam manusia terbaik.
Pengajian Al Qur’an yang dilakukan untuk
menanggulangi perilaku menyimpang oleh bapak
Ahmad Hidayatullah, SHI, pengajian Al Qur’an
khusus remaja mampu menyembuhkan dari penyakit
hati, membaca Al Qur’an dengan hati yang ikhlas
dapat menghalau dan menyembuhkan panyakit hati
yang mencangkup iri, dengki, senang membicarakan
keburukan dan rasa dendam, karena mengamalkan apa
yang ada di Al Qur’an adalah kewajiban bagi semua
orang. karena bakat ust Hidayatullah adalah
menguasai jenis-jenis irama dalam bacaam Al Qur’an.
Pengajian Al Qur’an ini sudah berjalan dari tahun
2003 dan dilaksanakan di kediaman ust hidayatullah.
Sebelumnya Program ini program individu hanya
saja sebagai penyuluh agama dari kementrian
memiliki Program juga ada pemberantasan buta Al-
Qur’an dan saat ini dia sudah samapai ke tahap
pengembangan, karena kementrian menganjurkan
untuk para penyuluh agama membina dan mengajar
anak-anak untuk bisa baca Al-quran sampai bisa ke
tingkat nasional.
Kegiatan pengajian Al Qur’an ini juga di dukung
oleh Lembaga pengembangan tilawatil qur’an jadi
penanggulangan dalam menangani perilaku
menyimpang remaja agar bisa berjalan efektif,
72
adapaun visi kemetrian Agama juga mengarah untuk
membentuk masyarakat agamis karena itulah kegiatan
Al Qur’an ini bisa terus berjalan dengan baik. Hingga
saat ini dia sudah mengajak anak remaja untuk
mengikuti beberape jenis lomba seni baca qur’an
diantaranya diadakan di adakan di al azhar, lomba
binaan ala qur’an remaja, lomba MTQ sekecamatan
jagakarsa, adapun jumlah remaja yang telah di bina
sejak 2003 hingga saat ini mencapai 200 orang dan
yang sudah tingkat nasional ada 3 orang.8
2. Kuratif
Upaya kegiatan penyuluh agama yang bersifat
kuratif (penyelesaian) setelah terjadinya masalah perilaku
menyimpang remaja meliputi: Kunjungan Keluarga, dan
Kordinasi dengan tokoh Agama, orang tua dan
masyarakat.
a) Kunjungan Keluarga (home visit)
Kunjungan keluarga atau perorangan merupakan
salah satu kegiatan yang mampu mengurangi masalah
dan persoalan di masyarakat karena kunjungan
keluarga atau penyuluhan perorangan mampu
mengubah remaja secara perlahan, karena di dalam
melakukan komunikasi dua arah kepada anak remaja
dan langsung bertatap muka, sehingga anak remaja
akan langsung bercerita masalah yang dialami
8 Wawancara pribadi dengan Bapak Hidayatullah selaku Penyuluh
Agama Honorer di Kecamatan Jagakarsa 10 Oktober 2018 pukul 17.30 wib
73
sehingga penyuluh mampu membantu persoalan,
kunjungan keluarga atau penyuluhan perorangan
menanamkan kepada mereka pengetahuan tentang
ibadah lebih mudah yang bertujuan untuk membentuk
perilaku yang baik pada remaja, yang berlandaskan
aqidah Islam serta ketauhidan kepada sang Pencipta.
Mengajarkan mereka bergaul yang baik dengan teman
dan mempunyai akhlak yang baik.
Kegiatan kunjungan keluarga (perorangan) dalam
menanggulangi perilaku menyimpang remaja oleh
bapak H. Marta adalah melakukan guidance and
counseling yang mengarah khusus remaja, karena
mereka perlu di suluh dan di bimbing tentang ajaran-
ajaran keislaman di kediaman mereka secara
langsung, melakukan home fisit yang dimana para
penyuluh mendatangi rumah-rumah mereka untuk
melakukan mediasi dan penyuluhan agama islam
secara internal yang di dalamnya mengkaji tentang
ibadah seperti praktek sholat, adab yang baik kepada
orang tua dan ilmu-ilmu lainya.9
b) Kordinasi Dengan Orang Tua, Tokoh Agama dan
Masyarakat.
Melakukan koordinasi atau dukungan dari
masyarakat, orang tua, tokoh agama sangat membantu
9 Wawancara pribadi dengan H. Marta Kamaluddin Jamal selaku
Penyuluh Agama Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 9 september 2018
pukul 15.40 wib
74
mengurangi perilaku menyimpang remaja, kordinasi
dengan tokoh agama dan masyarakat dalam
menanggulangi perilaku penyimpang remaja
membangun sikap disiplin, hidup tertib dapat
membantu idividu untuk membantu kedisiplinan
dalam diri yang akan sangat berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan kordinasi dengan para orang tua, tokoh
agama, dan masyarakat oleh menurut Ahmadiyau
Tajuddinisyuja’i S.Th.I bahwa dengan adanya
kordinasi dengan tokoh agama dan masyarakat dalam
menanggulangi perilaku penyimpang remaja
menciptakan timbulnya semangat kerjasama,
dikarenakan mau tidak mau masyarakat di ajak untuk
ikut serta dalam setiap hal yang berkaitan dengan
persoalan di masyarakat dan berkaitan dengan orang
banyak, oleh karena itu tentu tidak bisa terselesaikan
hanya pada satu orang saja, tetapi dibutuhkan
kerjasama dari orang lain, dan menciptakan
keteraturan dalam hidup di masyarakat. Keteraturan
dalam hidup ini nantinya dapat membantu
menciptakan harmonisasi dalam hidup agar segala
sesuatu dapat berjalan dengan lancar.10
10
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmadiyau selaku Penyuluh
Agama Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 10 september 2018 pukul
13.30 wib
75
3. Development (Pengembangan)
Upaya kegiatan penyuluh agama yang bersifat
development (pengembangan) sebuah pengembangan
penyuluh agama yang dilakukan dalam menangani
masalah perilaku menyimpang remaja meliputi: Rekreasi
remaja, dan Hadroh remaja.
a) Rekreasi Remaja
Rekreasi perlu dilakukan untuk semua orang,
karena dengan rekreasi membangun relasi dengan
orang-orang baru, walaupun ada orang baru yang
belum dikenal, pada saat itu sedang ada interaksi
langsung yang melatih kemampuan remaja agar
muncul rasa sosial di jiwa mereka, rekreasi remaja
membuat remaja semakin erat hubunganya dengan
teman-teman, dengan rekreasi remaja meningkatkan
kualitas hubungan dengan teman dan sahabat dan
rekreasi remaja sekaligus membuat waktu yang
berkualitas, dibanding harus melakukan kegiatan
yang tidak jelas saat liburan, anak remaja lebih baik
rekreasi ke suatu tempat yang di sarankan oleh
penyuluh agama dan melakukan kegiatan positif
seperti kajian keagamaan, sholat malam bersama dan
mempelajari Al Qur’an.
Kegitan rekreasi dalam menanggulangi perilaku
menyimpang remaja menurut bapak A. Nasrullah
adalah salah satu sifat kuratif, mengadakan pengajian
remaja di luar daerah, tempat kegiatan ini di ciapea
76
Bogor, kegaiatan ini dilaksakan tiga bulan sekali, dan
mengajak anak remaja mulai dari kelurahan sampai
ke kecamatan Jagakarsa, disana anak remaja di bina
dan di suluh tentang materi keagamaan, seperti kajian
tauhid, kajian akhlak, dan sebagainya. Materi yang
disampaikan hampir sama seperti kajian di majlis
ta’lim lainnya, hanya yang membedakan adalah
lokasi dan tempat dalam melaksanakan kajian,
menurutnya ini menjadi efektif karena di sambung
dengan tababuur alam, tranportasi sebagai penunjang
adalah menggunakan mobil pribadi yang berjumlah
hampir tiga puluh sampai lma puluh remaja.
Adapun tujuan melakukan rekreasi untuk remaja
adalah bermanfaat kesehatan mental yang dapat
menyalurkan agresivitas, memberi kesempatan
berekspresi secara kreatif, serta dapat mengurangi
ketegangan yang timbul akibat kegiatan sehari-hari,
perbaikan status soial dimana Kegiatan rekreasi itu
dapat memberikan kesempatan untuk mengenal
teman-teman sebaya, meningkatkan keterampilan
sosial, dan memperoleh pemahaman sosial serta
evaluasi diri dimana Kegiatan rekreasi itu dapat
memberikan kesempatan untuk membandingkan
minat diantara teman sebaya dan memperoleh
kesempatan untuk membandingkan keterampilan
diantara teman sebaya.11
11
Wawancara pribadi dengan A. Nasrullah selaku Penyuluh Agama
Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 9 september 2018 pukul 13.30 wib
77
b) Hadroh Remaja
Hadoh remaja bertujuan untuk lebih mengingat
sang Pencipta dan lebih banyak bersholawat kepada
Nabi, karena seni hadroh mengajarkan remaja untuk
selalu menyebut asma Allah dan melafadzkanNya,
kegiatan hadroh bertujuan untuk selalu menyebut dan
mengagungkan nama-nama Allah dan Sholawat Nabi
yang bertujuan agar hati anak remaja slalu mengingat
Allah dan RasulNya dan menjadi media syiar melalui
syair, karena bermain hadroh sama halnya dengan
berdakwah melalui lirik sholawat dan lagu Islami.
Kegiatan hadroh remaja dalam menanggulangi
perilaku menyimpang menurut ibu Arini sangat
berpengaruh karena Karena hadroh merupakan
kegiatan yang identik dilakukan oleh remaja, semakin
banyak yang aktif semakin baik dan lingkungan
menjadi lebih maju dari sebelumnya. Khususnya dari
segi seni dan keagamaan karena Kesenian Hadrah
sangat jarang dilakukan oleh generasi muda akibat
pergeseran budaya, Padahal dari segi manfaat
kesenian hadrah lebih bermanfaat dan berpahala bagi
agama, karena apabila dikupas lebih dalam syair-syair
yang dilantunkan oleh kesenian hadrah ini berisikan
makna yang selalu menjunjung kebesaran Nabi
Muhammad SAW maupun keagungan Allah
subhanahu wata’ala. Selain itu, dalam kegiatan
hadrah juga senantiasa mengajarkan dan
78
menanamkan nilai-nilai kepada setiap anggotanya
dengan menggunakan metode yang berasaskan pada
ajaran agama Islam, yaitu agar memiliki sikap sabar,
selalu ingat (dzikir), dan bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta dianjurkan untuk selalu
melakukan amal kesalehan dengan prinsip
amarma’ruf nahi mungkar,dan secara tidak langsung
seni hadroh ini adalah cara berdakwah wali songo
yang di dalamnya mengajak kita untuk taat kepada
sang kholik. 12
12
Wawancara pribadi dengan Ibu Arini selaku Penyuluh Agama
Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 10 september 2018 pukul 14.00 wib
79
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Kegiatan Penyuluhan Agama Dalam
Menanggulangi Perilaku Menyimpang Remaja
Kegiatan Penyuluhan bertujuan dalam mencapai perubahan
perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang disiplin. Penyuluhan Agama berperan penting
karena saat ini terjadi perubahan gaya hidup di masyarakat,
penyuluh Agama adalah pembimbing yang memberikan
pencerahan keagamaan pada masyarakat. Tugas penyuluh agama
itu sendiri bukan sekedar melakukan pembinaan akhlak pada
masyarakat semata, tetapi juga melakukan penyuluhan
pembangunan yakni memberikan program pemerintah melalui
bahasa agama dalam upaya pemberdayaan kehidupan agar maju
dan mandiri, maka dari itu jika dilihat lebih dalam lagi tugas
penyuluh Agama sangat berat, tugas yang tidak di batasi oleh
ruang dan waktu. Tugas yang berat ini hendaklah penyuluh
Agama membekali diri dengan pengetahuan yang memadai serta
latar belakang penyuluh yang jelas agar mampu mengatasi
permasalahan di masyarakat.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti bahwasanya
penyuluh Agama baik fungsional dan honorer yang bertugas di
kecamatan jagakarsa melakukan kegiatan-kegiatan dalam
menanggulangi perilaku menyimpang remaja bersifat preventif,
kuratif dan development dan dalam hal lain penyuluh agama
menyelesaikan masalah-masalah seperti secara psikologis, sosial,
80
spiritual dan akhlak. Salah satu contohnya itu dalam
menanggulangi kenakalan pada remaja. Kegiatan penyuluhan
agama yang dilakukan oleh penyuluh agama bersifat kuratif
(penyelesaian) adalah melakukan bimbingan dan penyuluhan
agama perorangan di kecamatan Jagakarsa.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
penyuluh Agama Bapak Marta :
„‟ketika kita menyampaikan penyuluhan kepada masyarakat
kita melakukannya sesuai ajaran al Qur‟an dan dalam al
Qur‟an ada 8 cara. Kalo ketemu pejabat itu qaulan layyina
dengan lemah lebut, kalo kepada mahasisswa itu qaula
syadida tegas dan program, jika mereka orang tua maka
berkatalah qaulan kariima, kalo umum maka berkatalah
qaulan marufaa yang baik baik. Nabi Musa di sebut layyina.
Kalo firaun di bantah kamu di bunuh. Nah Qoulan baligha
itu masyarakat umum baligha kata berkesan makanya ada
intermezzo,. Kemudian 8 di bagi 3 biilhikamah walauizoh
wajadilhum hia ahsan. bilkimah orang awam banyak cerita,
hikmah itu anak sekolah, wajailhum itu orang pinter
dengan diskusi.‟‟1
Keberadaan penyuluh agama islam memiliki makna yang
penting dan strategis dalam mengkomunikasikan ajaran agama
dan program melalui bahasa agama kepada masyarakat.
Pengalaman-pengalaman penyuluh Agama juga perlu di
perhatikan, karena jika pengalaman di masyarakat sedikit, maka
1Wawancara pribadi dengan bapak Marta di KUA Jagakarsa pada
tanggal 11 januari 2019 pukul 10.00 wib.
81
perubahan dari segi moral dan akhlah yang di ciptakan penyuluh
Agama akan sedikit pula.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kecamatan
Jagakarsa bahwa kegiatan preventif yang dilakukan penyuluh
agama yaitu melakukan Penyuluhan agama, Perayaan hari besar
islam (PHBI), Penyuluhan di Majlis Ta‟lim dan Pengajian Al
Qur‟an. Selanjutnya bersifat Kuratif adalah kunjungan keluarga
(Pendekatan personal), kordinasi dengan tokoh agama, orang tua
dan masyarakat. dan kegiatan yang bersifat Development adalah
rekreasi remaja dan hadroh remaja.
Tujuan diberikannya kegiatan penyuluhan agama ini
mencakup ke semua aspek dan kesemua masyarakat umum baik
orang tua, remaja dan anak-anak. Khusus kepada remaja ini
dimaksudkan untuk membantu mereka supaya mereka memiliki
pegangan keagamaan dengan cara megikuti kegiatan penyuluhan
agama. Karena daripada mereka melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat dan dapat merugikan orang lain juga diri sendiri lebih
baik remaja ikut kegiatan yang dilakukan penyuluh agama. Oleh
karena itu kegiatan preventif yang dilakukan penyuluh agama
adalah bekerjasama dengan para tokoh agama dikecamatan
jagakarsa bahwasanya mereka juga berperan penting dalam
menanggulangi perilaku menyimpang remaja di kecamatan
Jagakarsa.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
penyuluh Agama Bapak Marta :
„‟jika diperhatikan secara mendalam dan di perhatikan lagi
sebetulnya penyimpangan remaja itu di dalam sehari-hari
82
penyuluh tidak bisa sendiri, kita perlu melakukan kerja sama
dengan mitra di majlis taklim. Ada bkmt, Pai , ada bina
amuallaf dan lainya ada juga forum majlis taklim Jakarta.
Memang walaupun tidak langsung tapi kita masukan dalam
kajian itu. Maka perlu ada sinergi dengan lembaga lain.
mungkin lebih strategi di bawah, saat ini yang belum
terbangun adalah sekolah, tapi kedepan kita ada program
ilmu belajar dengan paduan agama. Yaitu pendekatan
dakwah kepada anak sekolah.‟‟2
Oleh karena itu perlunya para penyuluh agama bekerjasama
dengan tokoh agama dan majlis ta‟lim untuk membantu
mengurangi beban penyuluh agama dalam melakukan
penyuluhan dan tokoh agama memiliki peranan penting dalam
hal-hal yang terjadi di masyarakat salah satunya perilaku
menyimpang remaja.
Terdapat sembilan Penyuluh agama, masing masing
memiliki program dan kegiatan yang berbeda-beda yakni bekerja
sama dengan DKM di setiap Masjid di setiap kelurahan dalam
menanggulangi kenakalan remaja, bekerjasama dengan Lembaga
sekolah, melakukan guidance and counseling yang mengarah
khusus remaja, membuat „‟grup work‟‟ atau Kelompok kerja
perkembangan ini adalah beberapa kegiatan berdasar pada
kegiatan individu didalam keluarga atau lingkungannya, lalu
melakukan kegiatan rekreasi Salah satu alat yang membantu
prevensi ialah digiatkan kegiatan rekreasi yang didalamnya
2 Wawancara pribadi dengan bapak Suwita di KUA Jagakarsa pada
tanggal 8 januari 2019 pukul 09.00 wib.
83
mengkaji keagamaan menggunakan metode ceramah, mengajak
anak-anak remaja mengikuti kegiatan positif salah satunya
hadroh, mengajak untuk gemar membaca Al Qur‟an memperlajari
cara membaca yang baik, kaidah-kaidah yang benar beserta ilmu
tajwid dan tafsirnya dan menjadikan remaja sebagai ujung
tombak dalam kepanitiaan di setiap acara keagamaan dan hari
besar islam atau tabligh akbar remaja seperti malam lailatul qorr,
lebaran haji, hari raya idul fitri, tahun baru islam, maulid nabi,
isra mi‟raj dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh agama
dan tokoh agama di kecamatan jagakarsa bahwa kegiatan seperti
kajian keagamaan yang bekerja sama dengan tokoh agama di
setiap majlis ta‟lim masuk kedalam sifat (preventif) dan (kuratif)
penyuluh agama, sedangkan kegiatan hadroh remaja, rekreasi
serta tadabur alam termasuk dalam kategori (development),
pengajian Al qur‟an, dan menjadikan anak remaja sebagai panitia
adalah kegiatan yang sudah berlangsung lama dilaksanakan
hingga saat ini. Bekerja sama dengan sekolah dalam mengatasi
perilaku menyimpang belum terealisasikan dan masih menjadi
program dikarenakan kurangnya tenaga dari penyuluh dan proses
izin yang terhambat mejadi faktor belum berjalanya kegiatan ini.
Membuat Lembaga atau grup work remaja juga belum terealisasi
dikarenakan kementrian belum memberikan membagun
Lembaga atau organisasi khusus dalam mengatasi perilaku
menyimpang remaja, tersendatnya anggaran dana guna mengatasi
kasus remaja juga menjadi faktor dan itulah menjadi faktor
penghambatnya Lembaga pelatihan remaja belum di adakan dan
84
Sedangkan guidance and counseling ini belum berjalan dengan
baik dikarenakan kurangnya personal dari penyuluh agama di
KUA jagakarsa sedangkan jumlah perilaku menyimpang terus
bertambah, dan terbatasnya waktu penyuluh agama dalam
mengerjakan kegiatan-kegiatan tersebut.
Maka dengan demikian berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang peneliti lakukan dari Sembilan penyuluh Agama
yang aktif di KUA Jagakarsa bahwa semua penyuluh Agama
aktif dan turun dalam menangani persoalan-persoalan di
masyarakat, akan tetapi hanya terdapat enam penyuluh Agama
yang dalam setiap kegiatanya khusus dalam menangani perilaku
menyimpang remaja, hal itu di karenakan mereka melihat
perilaku menyimpang sudah tersebar luas dan akhirnya mereka
membuat kegiatan-kegiatan keagamaan yang mampu mengurangi
perilaku menyimpang remaja.
Berkaitan dengan hal ini, kegiatan preventif yang dilakukan
guna menanggulangi perilaku menyimpang remaja disampaikan
dan di jelaskan oleh penyuluh Agama bapak Ahmadiyau
tajidunisyja‟i:
„‟ketika membahas perilaku menyimpang remaja kita
perlu melakukan kegiatan-kegiatan khusus yang fokus
dalam menanganinya, karena perilaku menyimpang sudah
marak di lingkungan Jakarta, dan perilaku menyimpang
tidak mudah dihilangkan begitu saja perlu juga adanya
dukungan dari masyarakat sekitar, perlu pengawasan juga
dari mereka juga. Maka, Bimbingan keagamaan,
pengajian remaja,, lalu pendekatan lalu program tamyiz
85
seperti latihan bahasa arab pelatihan gitu lah juga perlu di
rutinkan perlu dilaksanakan setiap sebulan bahkan setiap
minggu jika perlu.‟‟3
Dengan demikian kegiatan-kegiatan penyuluh agama dalam
menanggulangi perilaku menyimpang remaja harus bersifat
preventif, kuratif, dan development, agar perilaku menyimpang
remaja mampu berkurang di kecamatan Jagakarsa.
Oleh karena itu Bu Arini berpendapat bahwa salah satu
kegiatan yang bersifat development agar mampu mengundang
anak remaja dalam jumlah besar adalah kegiatan hadroh, disana
diajarkan mengenal risalah Nabi, mengajak remaja dzikir
bersama dan membangun jiwa sosial remaja menjadi lebih kuat.
Selanjutnya di lanjutkan yang berkaitan dengan hal ini
disampaikan dan di jelaskan oleh penyuluh Agama ibu Arini:
„‟jika melihat kembali ya menurut saya yang efektif
adalah, ya mengajak anak-anak remaja mengikuti kegiatan
positif seperti kegiatan hadroh dan sebagainya. Karena
disana diajarkan kebersamaan, di dalamnya dikaji
pelajaran islam, di dalamnya di ajarkan sikap sosial dan
membuat akhlak mereka menjadi baik‟‟4
Kegiatan tersebut efektif dikarenakan kegiatan itu
berlangsung cukup lama dan hingga saat ini. Khusus sebelum
mengadakan kajian keagamaan para remaja memainkah hadroh
3 Wawancara pribadi dengan bapak Ahmadiyau Tajuddinisyuja‟i di
KUA Jagakarsa pada tanggal 9 oktober 2018 pukul 13.50 wib. 4 Wawancara pribadi dengan bu Arini di KUA Jagakarsa pada tanggal 9
oktober 2018 pukul 13.50 wib.
86
sebagai pembukaan sebelum penyuluh agama dan ustadz
setempat melakukan pelajaran tentang akhlak, tauhid, tasawuf,
fiqh dan sebaginya. Adapun kelengkapan saat memainkan hadroh
berisi tentang sholawat Nabi, rotibul hadad, maulid diba, diaull
ami, maulid simtuddhuror, rotibul athos dan sebagainya. Sama
halnya dengan kegiatan hadroh kegiatan tabligh akbarpun
melibatkan para remajanya sebagai panitianya.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
Bapak Abdul Ghoni bahwa:
‟‟ kegiatan hadroh dan kegiatan besar berpengaruh juga
untuk menaggulangi kenakalan remaja, karena kan kita
memanggil guru-guru famornya dan tentunya mereka
memberikan nasehat untuk anak-anak kita. Dan tabhligh
akbar atau majlis kampoeng juga bisa dikatakan efektif,
karena mengajak remaja agar aktif di acara besar islam,
jadi akhlak mereka semakin baik lagi dan agar lebih
disiplin lagi di lingkungan5
Salah satu alat yang dapat membantu mengembangkan
kegiatan penyuluh agama dalam menanggulangi perilaku
menyimpang remaja ialah diadakan kegiatan di bidang-bidang
rekreasi tadabur alam, dan sekaligus diberikan penyuluhan
keagamaan yang materi di dalamnya berisi tentang akidah ahklah,
hadits Nabi, tasawuf, metode tamyiz dan sebagainya.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
penyuluh Agama bahwa:
5 Wawancara pribadi dengan Abdul Ghoni di Kecamatan Jagakarsa,
kamis8 april 2019 pukul 16.00 wib
87
„‟ dilihat dari pengalaman saya ya, biasanya kami
penyuluh agama melakukan beberapa kegiatan seperti
mengadakan pengajian, lalu membuat kegiatan positif,
membentuk grup seni khusus remaja, kegiatan tadabbur
alam, dan mengadakan ziarah kubur.6
Melihat teori Menurut Slameto (1989 : 89), penyuluhan
merupakan salah satu inti Teknik dari bimbingan. Sering di
katakan bahwa penyuluhan merupakan inti atau jantung
bimbingan. Penyuluhan terutama digunakan untuk membantu
mengatasi masalah-masalah psikologis, sosial, spiritual, dan
moral etis. Sedangkan H.M.Arifin dalam bukunya “Pokok-pokok
Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama”.
Menerangkan bahwa Counseling adalah kata kerja dari to counsel
yang memiliki arti memberikan nasihat, atau memberikan anjuran
pada orang lain secara berhadapan langsung.
Disamping itu menurut Ust Hidayatullah selaku Penyuluh
agama Honorer bahwasannya dalam menanggulangi perilaku
menyimpang remaja yang bersifat development adalah
pendekatan berbasis Al Quran yang diadakan khusus kalangan
remaja dalam mengatasi perilaku menyimpang remaja. Pengajian
Al qur‟an ini salah satunya melakukan tahsin al Qur‟an, buta
huruf Al Qur‟an dan tilawatil qur‟an. Kemudian media yang
digunakan seperti sound, mic, terkadang juga anak remaja
mengulangi bacaan yang diajarkan dari penyuluh Agama.
6 Wawancara pribadi dengan bapak Nasrullah Jagakarsa pada tanggal 9
september 2018 pukul 13.00 wib
88
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
penyuluh Agama bahwa:
‘‟dalam mengurangi perilaku menyimpang remaja itu
perlu mengadakan pengajian Al qur‟an khusus remaja,
karena kementrian Agama menugaskan beberapa
penyuluh di kecamatan ada sepuluh dan ada pilihan
orientasi bimbingan penyuluhan dan salah satunya
melakukan Tahsin Qur‟an buta huruf Al qur‟an saya tidak
jauh tapi saya ingin melakukan yang lebih dan lebih
mengembangkan tilawatil Al Qur‟an saya ingin
mengembangkan seni baca Al qur‟an dan seni baca,
orientasi itu seperti bidang ya, lalu keluarga berencana
dan mengajak untuk gemar membaca Al Qur‟an.‟‟7
Mengkaji Al Qur‟an ini sangatlah penting karena menurut
ust Hidayatullah Penyuluhan salah satunya penyuluhan bersifat
edukatif. Tugas itu membimbing dan penyuluhan dalam bahasa
agama. Fungsi pokok melakukan bimbingan di dalam,ini yang
dilakukan adalah tugas edukatif kepada masyarakat khususnya di
bidang Al qur‟an. Selanjutnya yang dilamnya membahas Program
pemberantasan buta al-qur‟an, karena kementrian sangat
menganujurkan anak-anak dan remaja untuk bisa baca al-qur‟an
dan mengembangkan kemampuan baca al-quran dengan baik
teramsuk ke visi kementian menjadi masyarakat yang agamis
Dari uraian di atas maka peneliti menemukan bahwa jenis
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan agar perilaku
7 Wawancara pribadi dengan ust hidayatullah di kelurahan lenteng
agung pada tanggal 7 oktober 2018 pukul 17.30 wib
89
menyimpang remaja data berkurang adalah kegiatan preventif
yaitu melakukan Bimbingan dan Penyuluhan agama, Perayaan
hari besar islam (PHBI), Penyuluhan di Majlis Ta‟lim dan
Pengajian Al Qur‟an. Selanjutnya bersifat Kuratif adalah
kunjungan keluarga (Pendekatan personal), kordinasi dengan
tokoh agama, orang tua dan masyarakat. dan kegiatan yang
bersifat Development adalah rekreasi remaja dan hadroh remaja.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Pelaksanaan
Penyuluhan Agama Terhadap Perilaku Menyimpang
Remaja
Penyuluh adalah orang yang memberikan suluh dan
penerangan kepada masyarakat. penyuluh agama islam dengan
beberapa kegiatan-kegiatan keislaman yang dilakukan di
masyarakat dan materi kajian-kajian islam di kecamatan
Jagakarsa akan berjalan baik jika mengikuti hal-hal yang ada
dalam pedoman yang bersumber pada kementrian Agama.
Menurut A. Nasrullah sebagai salah satu penyuluh agama
fungsional bahwasannya ada beberapa faktor pendukung dan
penghambat dalam menangani remaja yang berperilaku
menyimpang di kecamatan Jagakarsa. Menurutnya media yang
berkembang di zaman sekarang adalah hal yang menjadi faktor
pendukung serta penghambat dalam melakukan penyuluhan
kepada anak remaja.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
penyuluh Agama bahwa:
90
‘’faktor yang menjadi pendukung tentunya media ya,
karena media mudah diakses dan penyebaran infonya
cepat. Jadi apabila kita mengadakan pengajian atau
perkumpulan yang membahas tentang persoalan di
masyarakat khsusnya remaja cepat tersampaikan kepada
penyuluh lainnya. Laporan-laporan juga mudah diterima
dengan media. Seperti halnya remaja saat ini, Jadi anak
remaja itu mulai aksinya melalui media, saling memberi
tahu target yang akan jadi sasaran maka mereka mulai
aksinya. Seperti nungkrong bareng, pencopetan, tawuran
dan lain-lain itu semua berkat media yang mereka
rencanakan. Dari situlah kami sedikit kualahan dengan
adanya media saat ini.‟‟8
Dengan demikian perlu di lihat kembali bahwa salah satu
pendukung untuk mengurangi perilaku menyimpang remaja
adalah madia sosial, dari sana informasi dapat di sebar luaskan
sehngga penyuluh dan tokoh Agama dapat mengatasi segala
persoalan yang ada di jagakarsa.
Adapun Menurut penyuluh agama Honorer bapak
Faturrahman salah satu yang menjadi pendukung dalam
melakukan penyuluhan agama kepada remaja adalah dari jamaah
yang mengikuti kajian itu sendiri, jadi apabila jamaah ramai yang
datang di dalam kajian-kajian keislaman itu menjadikan penyuluh
senang dan ada nilai plus bagi para penyuluh Agama. Maka untuk
selanjutnya penyuluh paham apa yang dibutuhkan jamaah ketika
8 Wawancara pribadi dengan A. Nasrullah selaku Penyuluh Agama
Fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa 9 september 2018 pukul 14.00 wib
91
kajian berlangsung. Yang kedua media elektronik itu juga sebagai
faktor pendukung dan yang ketiga sarana di lapangan ketika
melakukan penyuluhan.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
penyuluh Agama bahwa:
„‟faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan Agama
yaitu dari para jamaahnya sendiri, jika mereka mengikuti
kajian secara terus menerus itu jadi nilai plus bagi kami.
Mereka semangat ikut agenda yang dilaksanakan
penyuluh para penyuluh juga semangat melaksanakan
kegiatan tersebut. Media massa yang ada pada saat ini pun
menjadi faktor pendukung seperti adanya proyektor, lalu
sound dan alat-alat bantu yang lainnya menjadi
pendukung suksesnya dalam setiap kegiatan penyuluhan,
brosur dan papan sebagai tempat informasi juga
pendukung agar masyarakat tau tentang info kajian
keislaman yang akan diadakan penyuluh. Selanjutnya
sarana yang ada di lapangan itu menunjang kesuksesan
dalam melakukan penyuluhan. Apabila sarana di lapangan
tidak mendukung maka khalayak yang datang akan cepat
bosan dalam mengikuti kegiatan tersebut.‟‟9
Dalam melakukan penyuluhan agama, sudah pasti
kegiatan tidak berjalan secara lancar pastinya akan ada kendala
atau faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan di
Kecamatan Jagakarsa. Sehingga mempengauhi keaktifan dan
9 Wawancara pribadi dengan Faturrahman selaku Penyuluh Agama
Honorer di KUA Kecamatan Jagakarsa, 27 September 2018 pukul 15.40 wib
92
semangat penyuluh Agama dalam melakukan bimbingan di
masyarakat. sebagaimana juga penyuluh berperan untuk
mengurangi perilaku menyimpang remaja di Kecamatan
Jagakarsa agar terciptanya lingkungan yang baik dan nyaman
terhindar dari perilaku anarkis para remaja, sehingga penyuluh
mengalami beberapa kendala sehingga menghambat kegiatan
bimbingan Agama.
Media sosial juga bisa menjadi faktor pendukung dan
penghambat dalam melakukan penyuluhan di kecamatan
jagakarsa. Para remaja sangat aktif di media sosial, berbagai info
mudah di dapat dari teman mereka sehingga ketika ada teman
sebaya yang mengajak ke perilaku menyimpang seperti
nonngkrong bareng di tempat sunyi para remaja langsung
berkumpul di tempat itu, dan pada akhirnya munculah perilaku
menyimpang yang dilakukan para remaja.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
bapak Nasrullah selaku penyuluh Agama fungsional bahwa:
„‟pendukung dan penghambat ketika penyuluhan
berlangsung mah banyak, media sosial lebih mudah
mereka lebih cepat dapat inormasi. Di samping itu juga
jadi factor penghambat karna saling kejar kejaran.
Masyarakat juga sebagai pendukukng otomatis itu juga,
penghambatnya ketika mereka aktif dimedia sosial,
menyebar ajakan nongkrong, tawuran dan lain-lain anak
remaja langsung mudah kumpul’’10
10
Wawancara pribadi dengan bapak nasrullah selaku Penyuluh Agama
fungsional di KUA Kecamatan Jagakarsa, 9 September 2018 pukul 14.40 wib
93
Dengan demikian bahwasanya media sosial bisa menjadi
pendukung dan penghambat dalam melakukan penyuluhan, maka
media sosial jangan sampai salah memepergunakannya. Itu bisa
jadi alat untuk menyebar fitnah dan keburukan atau malah akan
menjadi penyebar kebaikan.
Bapak Ahmadiyau selaku penyuluh Agama di kecamatan
jagakarsa menjelaskan bahwa pendanaan baik dari pemerintah
dan masyarakat yang kurang lancar menjadi penghambat dalam
melakukan penyuluhan. Biarpun tidak terlalu terlihat di
masyarakat namun materi juga menunjang suksesnya dalam
melakukan kegiatan keagamaan. Terbatasnya anggaran ketika
menyelenggarakan kegiatan pastinya sarana dan prasarana yang
ada di lapangan menjadi terbatas, dan itu berdapak kepada
keaktifan khalayak untuk mengikuti kajian keislaman.
Selanjutnya Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di
jelaskan oleh bapak ahmadiyau tajidunisyuja‟I bahwa:
„‟bicara soal kendala ada kaitanya dengan pemerintah dan
kementrian. Selama ini kita ketika ingin mengadakan
acara, penngajian rutin itu dari anggaraan pribadi, inilah
yang menajdi kedala. Anggaran tidak ada, dukungan buat
mengatasi perilaku menyimpang remaja juga tidak,
akhirnya kita kesulitan di situ. Tapi, Ya masayarakat juga
termasuk kendalanya tapi tidak semua dari mereka.
Kadang kadang mereka jadi pendukung kadang kadang
jadi penghambat.‟‟11
11
Wawancara pribadi dengan ahmadiyau tajidunisuja‟i penyuluh
agama fungsional Kelurahan Jagakarsa, 8 januari2019 pukul 10.00 wib
94
Menurut pandangan peneliti selama melakukan
pengamatan untuk kegiatan-kegiatan penyuluhan Agama
khususnya penyuluhan untuk remaja seperti pengajian al Qur‟an,
kajian keagamaan, rekreasi, hadroh dan sebagainya yang ada di
Kecamatan Jagakarsa tidak terlalu mengalami kendala. Dalam
menghadapi beberapa perihal yang dapat menghambat jalannya
kegiatan penyuluhan Agama di Kecamatan Jagakarsa terkait
dengan perwujudan ketentraman warga Jakarta Selatan
Khususnya Kecamatan Jagakarsa akibat perilaku menyimpang
remaja bapak Abdul Ghoni menjelaskan beberapa solusi yang
dapat dilakukan dalam menangani perilaku menyimpang remaja.
Berkaitan dengan hal ini disampaikan dan di jelaskan oleh
penyuluh Agama bahwa:
‟‟yang pertama. harus lebih banyak lagi majlis taklim
yang mengatur atau menampung para remaja, terus majlis
yang ada harus kompak jangan terpecah belah. Masalah
waktu diadakan pengajian harapan saya waktu stiap majis
jangan seminggu sekali kalau bisa 3-4 kali pertemuan
dalam seminggu dan semakin banyak pertemuan semakin
banyak pendekatan pada remaja agar di 6 kelurahan yang
ada di Kecamatan jagakarsa aktif semua. Banyak
pertemuan semakin baik kontrolnya.‟‟12
Dari penjelasan diatas, peneliti dapat melihat bahwa
kegiatan penyuluhan Agama yang ada di Kecamatan Jagakarsa
dalam menanggulangi perilaku menyimpang remaja mengalami
12
Wawancara pribadi dengan Abdul Ghoni di Kecamatan Jagakarsa,
kamis 8 april 2019 pukul 16.00 wib
95
hambatan dan persoalan, baik dari penyuluh Agama maupun
masyarakat, adapun yang perlu di perhatian dari kementrian
Agama adalah perlu dibentuk secara langsung sebuah program
atau kegiatan berikut dengan pedoman dalam menangani kasus
perilaku menyimpang remaja. Karena memang setiap kegiatan
penyuluh bersumber dari Kementrian. Kesadaran diri para remaja
dan dukungan sosial dari masyarakat juga menjadi tolak ukur
suksesnya kegiatan penyuluh Agama, maka Dukungan sosial
sangatlah diperlukan agar terciptanya lingkungan yang baik dan
teratur.
Selanjutnya media sosial perlu ada pengawasan baik dari
orang tua maupun masyarakat di kalangan remaja, karena itu bisa
jadi pendukung dan penghambat bagi penyuluhan dalam
melakukan kegiatan penyuluhan. Melihat dari ilmu pengetahuan,
keterampilan seperti budaya kerja, inisiatif dan kreatif para
penyuluh Agama masih berjalan baik begitu pula dengan akhlak,
ibadah anak remaja menjadi meningkat ketika sesudah diadakan
kegiatan-kegiatan keagamaan, jiwa sosial mereka mengalami
perubahan walaupun tidak meningkat secara derastis. selanjutnya
yang perlu di lakukan adalah pendanaan dalam setiap kegiatan-
kegiatan apabila ingin diadakannya kegiatan untuk remaja,
pendanaan ini melibatkan masyarakat dan bukan hanya
pendanaan dari pemerintah saja, ini juga menjadi faktor
terhambatkan dalam melakukan setiap kegiatan dalam menangani
kasus perilaku menyimpang remaja.
Dengan demikian bahwa faktor pendukung dan
penghambat kegiatan penyuluhan Agama terdapat di masyarakat,
96
dan media sosial. Apabila masyarakat aktif dan mengajak pada
remaja ikut dalam kegiatan keagamaan, salah satunya kegiatan
akabar remaja. Maka perilaku menyimpang dapat berkurang
selanjutnya anggaran pendanaan dari pemerintah dalam setiap
kegiatan juga menjadi lancar dan suskesnya setiap agenda yang
diadakan penyuluh Agama.
97
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Analisa penelitian yang telah
peneliti lakukan, maka dapat peneliti simpulkan tentang
kegiatan-kegiatan penyuluh agama lakukan terhadap
perilaku menyimpang remaja di kecamatan Jagakarsa kota
Jakarta selatan yaitu bersifat preventif, kuratif dan
development (pengembangan). Adapun kegiatan yang
bersifat preventif adalah melaksanakan kegiatan penyuluhan
agama, PHBI (perayaan hari besar islam), Bimbingan
penyuluhan MT (majlis ta’lim) dan Pengajian Al Qur’an.
Sedangkan kuratif adalah Kunjungan keluarga (Pendekatan
personal) dan berkordinasi dengan tokoh agama, orang tua dan
masyarakat untuk selalu mengawasi remaja agar selalu berbuat
kebaikan setelah dilakukannya penyuluhan agama, dan
development atau pengembangan yang dilakukan adalah
Rekreasi remaja dan Hadroh remaja.
B. Impliklasi
Berdasarkan kesimpulan di atas bahwasanya
kegiatan-kegiatan penyuluhan agama yang sudah
dilaksanakan dalam menanggulangi perilaku menyimpang
remaja mampu mengubah anak remaja menjadi lebih baik,
mereka mampu memanfaatkan waktu untuk hal positif,
biarpun belum secara keseluruhan dari mereka mengalami
perubahan. Adapun Perubahan dapat dilihat dari segi
98
akhlak, perilaku sosial, dan keaktifan anak remaja di suatu
acara keagamaan khususnya di acara besar islam, karena
salah satu target para penyuluh Agama adalah menanamkan
akhlak yang baik di kehidupan sehari-hari, baik akhlak
kepada orang lain dan orang tua, karena akhlak adalah kuci
keselamatan di mayarakat dan karena akhlak yang baik itu
menentramkan hati dan fisik.
C. Saran
Berdasarkan pengamatan pda penelitian yang telah
peneliti Analisa, maka terdapat beberapa satan :
1. Menyediakan sarana dan prasarana baik dari
kementrian Agama dan dari KUA jagakarsa dalam
rangka mengurangi perilaku menyimpang pada
remaja.
2. Perlu diperhatikannya dan meningkatkan pengawasan
dari orang tua dan masyarakat kepada anak remaja
sepulang sekolah, mengajak anak remaja untuk lebih
tekun lagi mengikuti kajian keagamaan dan kegiatan-
kegiatan lainnya, seperti hadroh, rekreasi remaja dan
hari besar islam.
3. Diharapkan kepada penyuluh Agama agar bisa lebih
memfokuskan perhatiannya kepada anak remaja,
memberikan apa yang di butuhkan remaja yang
mampu menunjang remaja untuk berkreasi dalam hal
positif di masyarakat
99
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal siagian, pengantar studi kriminologi perkembangan
pemikiran dan teori kriminologi, 2013. ciputat : Tangerang
selatan
DosenSosiologi, 5 Instrument Penelitian; Pengertian, jenis dan
contoh, diakses dari http://dosensosiologi.com/5-instrumen-
penelitian-pengertian-jenis-dan-contoh-lengkap/ pada
tanggal 27 april 2018.
Diakses melalui https://haedarsalim.com/2017/07/04/pencegahan-
kejahatan-crime-prevention/ Jakarta 5 Desember 2018,
21.45 Wib.
Diakses melalui digilib.unila.ac.id.pdf (Jakarta 10 desember
12:16 wib)
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prestasi
Pustakarya, 2006
Euis Srimulyani, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Penyuluh Agama 2012. Jakarta : Kementrian
Agama RI
H. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV
Pustaka Setia, 2011
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk
lingkungan sosial. Jagakarsa : Salemba Humanika 2012
H.M.Arifin, “Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Agam. Jakarta : PT. Bima Aksara, 1998
H.M Umar & Sartono, Bimbingan dan Penyluhan. Bandung: CV
Pustaka Setia 2001), h. 33staka Setia 2001
100
H. Bambang Prawono, Pedoman Penyuluhan Pembentukan
Kelompok Sasaran Penyuluhan Agama Islam 2002. Jakarta
: Departemen Agama RI
Umar- Sartono, Bimbingan Dan Penyuluhan. Bandung : CV
Pustaka Setia 2001
Mimbar Penyuluh, Tentang Penyuluh Agama. Diaskes dari:
http://www.mimbarpenyuluh.com/p/blog-page.html/ pada
tanggal 5 Maret 2018
Imam gunawan, metodologi penelitian kualitatif teori dan
praktik. Jakarta : PT Bumi Aksara
Isep Zainal Arifin, Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Perkembangan Dakwah Melalui PSikoterapi Islam. Jakarta
: Rajawali Press, 2009
Lexy.j.Moleong, Metode Penelitian Kualitati. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2000
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada
Media Grup 2008
Narkowo dwi – Suyanto Bagong, SOSIOLOGI Teks Pengantar
& Terapan. Jakarta : Kencana Media Group 2006
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, . Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan
R&D. Bandung : Alfabeta 2014
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta :
CV ANDI OFFSET, 2014
101
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif ‘’Dasar-Dasar. Jakarta :
PT INDEKS, 2012
Soedjono D, Konsepsi Kriminologi dalam usaha penanggulangan
kejahatan, 1970. bandung : Alumni Bandung
Sarwono Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja (Jakarta : PT Raj
Narkowo dwi
Suyanto Bagong, SOSIOLOGI Teks Pengantar & Terapan.
Jakarta : Kencana Media Group 2006
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada 2000
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama fungsional KUA di kecamatan
jagakarsa
Nama : H. Suwita, S.Ag.M.Pd
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban : ‘’saya tahun 2014 di Jakarta pusat, lalu pindah kesini bulan
november’’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban: ‘’memang banyak contohnya yang dilakukan, susunann
materinya. Melakukan bimbingan menggunakan psikologi agama.
Karna masalah yang di masyarakat banyak ya, 1 masalah pemahaman
agama, 2 psikologi agama ( agama nya, adabnya, psilakunya dan lain
sebagainya jadi tergantung masalahnya juga ), kemudian ada program
yang dipadukan dengan pelajaran mereka misal umum dengan agama.
Jadi sebelumnya kita padukan, misal konsultan dan studi banding. Jadi
metode tergantung kebutuhann. Jadi praktek jenazah kita padukan
dengan praktek itu’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’bisa dengan buku. Misal belajar tamyiz kita menggunakan
buku. Agar lebih mudah belajarnya. Kalo pelajaran laen bisa dengan
diktat dan lembaran dan makalah. Mungkin kitab nya lebih praktis gitu
ya kalau pake kitab kitabnya. Juga musah terkontrol kita. Ya sesuai
dengan yang di butuhkan, buku keluarga sakinah ada buat mereka,
langsung dari kemenag. Teknik nya kita beri berupa fisik gitu’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘‘banyak kita, laptop, infokus, papan tulis, lembaran, lalu
plesdis ya karna penyuluh harus serba bisa. Karna penyuluh bebbagai
lapisan masyuarakat bukan remaja aja’’
5. Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban :‘’ remaja itu ya kalo kita penyuluh ya agama kan, agama itu
macem-macem yang lbih fokus akkidah, fiqih ibadah, kembali lagi
kebutuhan mereka. Tapi kita berikan semua kepada mereka. Materi
yang kontektual dan tematis misal soal lgbt itu, misal hubungan di luar
nikah, dalam agama bagaimana, tapi sifatnya membahayakan dalam
remaja kaya narkoba kita kasih penyuluhan termasuk HIV aids kita
berikan juga kepada mereka, kalo ada anggaran kita lakukan kegiaatan
yang banyak dam pembinaan juga tapi ya itu anggarannya blm
maskismal. Karna itu foksi penyuluh itu banyak karna kan foksi
penyuluh pembiaaan dan pembangunan’’
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘Maksimal 2 Jam di luar dari perjalanan ya karna ada
laporanya, dalam SKO. 1kali pemberian kpd mreka 2 jam.’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’ tentative ya, ada yang agama, muallaf ada juga yang wakaf
masalah masjid juga ya insya Allah kita bantu semua’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban : ‘terhantung ada 1-2 ada yang kelompok. Klo konsul kelompok
misal masjid, mushola yang terkait wakaf, atau pengelolaaan mushola.
Banyak siaol itu. Tp kebanyakan musholah soal tanah wakaf nya minta
diuurus. Misal tanah yang punya sudah meninggal bahamana, konflik
juga banyak yang konsultasi’’
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban : ‘’tergantung kadang d KUA adang di luar juga, masjid dan
lain laian’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban : ‘’Ya tergantung masalahnya misal keluarga ya terkaiat
keluarga, remaja ya remaja, majlis ya majlis taklim. Kita sesuaikanlah
ya.’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’kita yang rutin ada kajian tiap bulan, ada tasawuf, ada fiqh
ada juga tafsir dan maslaah hadits. Hal yang sifatnya strategis,
misalnya tentang kebijakan peratuan yang terkait dengan masalah.
Kemudian kebijakan dan kasus terkini yang perlu kita bina, kembali lagi
misal LGBT, fatwa MUI itu bagian yang stategis. Supaya masyarakat
paham karna itu bagian dari kita. Lalu kalau kitab yang di pakai Ada
bulighul maram, nasohiul ibad dan tafsir nya nuyassar hadits nya
arbaiin’’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘’ sebetulnya penyimpangan remaja itu di dalam sehari hari
penyuluh tidak bisa sendiri, kita melakkan kejra sama dengan mitra di
majlis taklim. Ada bkmt, Pai , ada bina amuallaf dan lainya ada juga
forum majlis taklim Jakarta. Memang walaupun tidak langsung tapi kita
masukan dalam kajian itu. Maka perlu ada sinergi dengan lembaga lain.
mungkin lebih strategi di bawah, saat ini yang belm terbangun adalah
sekolah, tapi kedepan kita ada program ilmu belajar dengan paduan
agama. Yaitu pendekatan dakwah kepada anak sekolah.’’
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘‘ pendukung mungkin 1 sudah dunia IT banyak kebantu
masing penyuluh ada laptop ada infkus walaupun dari kemenag dan
terbatas, kemudian ada sebagain juga motor. Ya banyaklah pendukung
laen misal tempat menyuluh juga itu pendukung.’’
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’mungkin kita ya memang gak ada anggaran, ada program
yang temporer karna kita pengen perintah solat, kita harus
menghadirkan ahlinya dan kerjasama, ya misal bantuan masjid kan
dana mereka banyak. Kita sudah meminta cuma belum di respon. Ini
kan pengjambat internal penyuluh kan, dan keterbatasan buku untuk
masyarakat’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘’ya yang jelas kita scara khusus untuk remaja belum punya,
karna remaja itu ada lembaganya di Jakarta ada Namanya women
center jadi di Jakarta daerah sini ga ada, yang mungkin pengurus
remaja masjid itu bisa biarpun ada maksimal ya.’’
16. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘’ya harapan kami, mungkin kemenag kedepaan bisa mungkin
lebih memformalitaskan penyuluhh dan foksi penyuluh karna terlalu
luas, d biang ini HIV, remaja, zakat, haji dan berharap institsi
pendiikan ikut membantu kineja penyuluh.’’
.
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama fungsional KUA di kecamatan
jagakarsa
Nama: Drs. H. Marta Kamaluddin Jamal
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban : ‘’saya baru 3 tahun sebelumnya di pasar minggu tapi PAH,
honorer1993 di angkat 2009 penyuluh teladan 1996 penyuluh teladan
DKI ceramah di 5 wilayah sampe ke pulo panggang, pulau pari, sampe
batesan lampung. 5 walikota keliling sampe 5 departemen juga udah
nasional saya.’’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban: ‘’metode adalah cara 1. Cermah, demontrasi, tanya jwab,
simulasi macem-macem cara. Berbagai macam cara.’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’sesuai ajaran al qur’an dalam Alqur’an ada 8 cara. Kalo
ketemu pejabat itu qaulan layyina dengan lemah lebut, kalo kepada
mahasisswa itu qaula syadida tegas dan program, orang tua qaulan
kariima, kalo umum qaulan marufaa yang baik baik. Nabi Musa di sebut
layyina. Kalo firaun di bantah kamu di bunuh. Qulan baligha itu
masyarakat umum baligha kata berkesan makanya ada intermezzo,.
Kemudian 8 di bagi 3 biilhikamah walauizoh wajadilhum hia ahsan.
Hkimah orang awam banyak cerita, hikmah itu anak sekolah, wajailhum
itu orang pinter ddengan diskusi.’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘‘media itu dalam pengajian subuh, hutbah jumta,
penyuluhan pra nikah , pengajian ibu pkk.’’
5. Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban :‘’ tergantung kebutuhannya, keluarga sakinah, iman dan
taqwa, genesari yang berkualitas, maulid itu uswatun hasanah gitu.’’
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’1 jam ceramah itu cukup dengan tanya jwab 40 materi
sisanya tanya jawab.’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’ lah banyak gua mah, kira-kira 10 di bawah lah ya, skalian
konsul penyakit metode dziikir lah gw pake semua hijeb naser, hijeb
baher dan lainnya.’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban : ‘’ ada tapi ga terlalu banyak’'
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban : ‘’ya dimana aja di hotel ada juga, di kua, di rumah dimana2
udah saya lakukan penyuluhan itu.pejabat kadang ada yang manggil,
mentri juga manggil, lebih sering dirumah’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban : ‘’macem2 gmn mendidik anak yang baik, suami mata
keranjang gimana, selingkuh ni paling banyak saat ini’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘ al Qur’an al hadits dan kitab tasawuf, fathul ghoib, ihya
ulumuddin, alhikam, sirrur asror, kitab tasawuf itu.’’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ’’itu imtak, iman dan taqwa. 1 iman, ilmu dan amal yaitu
keterampilan, dengan iman jadi terarah dengan ilmu jadi mudah dengan
seni jadi indah dengan wanita jadi gairah, orang idal ada 3. 1 besik
need, 2 profesionalisme, 3 idealisme. Udah gitu doank.
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘‘1 harus dikasih wawssan itu kpeda studi bading survei.
Keimanan majlis dzikir, keterampilan banyak ke tempat terampil gitu.
Jadi ke tempat pembelajarannya , masing masing dan langusng
diajakrkan.
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’penghambat 1 ini adalah keinginan anak itu sendiri banyak
hedonism ngaji bawa bendera bukan bawa kitab. Ini kesulitan dan sulit
keasadaran mencari ilmu. Itu penghambat.2 hambatan adalah TV
banyak yg menghambat, 3 hiburan langsung jadi audiovisual vsual dan
itu mengganggu penyuluhan. Dan latar belakang itu pengaruh misal ga
pendidikan itu ngaruh orang awam maunya yang lucu gitu itu juga
penghambat’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ’’1 langsung pengajian di adakin, 2 bukam bimbingan
guidance and conseling kalo bimbingan banyak kalo penyuluh kan
khsuus, penyimpangan itu penyuluhan bukan bimbingan lagi. Terus
home fisit datengi ke rumah nya masing-masing ada pelatihannya juga
biar didik anaknya.’’
16. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘’harapan 1 melahirkan generasi yg hsoleh dan solehah, ilmu
luas akhalak mulia disiplin tigggi imannya tegus menjad orang yang
terbaik dikemudian hari,berguna bagi nusa dan bangsa, berbakti orang
tua dan semua atas izin Allah. Karna intinya iman, ilmu dan amal.’’
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama fungsional KUA di kecamatan
jagakarsa
Nama : Ahmadiyau Tajuddinisyuja’i S.Th.I
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban : ‘’Saya mulai menjadi penyuluh Agama Sejak 2016 bulan
April’’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban: ‘’Ceramah tanya jawab ga jauh dari itu game juga sesuai
materi.’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’Kadang ceramah privat, face to face. Program tamyiz kan
ada tuh. Daerah Cirebon nah pernah kita dulu di ajarin terus yang bisa
ngajarin gitu. Kaya privat.’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘‘Media yang di gunakan ya papan tulis, proyektor kadang
sound sistem.’’
5. Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban :‘’Materi paling pergaulan bebas ,narokoba. Kalo narkoba
malah bertambah sepengalaman saya. dari segi umum proyek duit
bahasanya. Yang dilihat di lingkungan sendiri sawangan depok sepeerti
itu. Tiap bulan bahkan banyak yang tertangkap. Minimal lima kali
penangkapan. Kejadian firal itu pergaulan pasti dari barang bawaan,
ya itu alkohol karna dia bertindak di luar kesadaran dia. Minuman
pasti’’
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘Maksimal 2 Jam di luar dari perjalanan ya karna ada
laporanya.’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’Tiap hari gak. 1-2 bulan sekali ada tiap hai ga mungkin.’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban : ‘’Paling banyak 2-3 orang. Paling banyak kelopok yg majlis
taklim itu.’’
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban : ‘’Di KUA kadang d majlis taklim nya kalo klompok.’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban : ‘’Ya masalah keluarga, berkenaan dengan wakaf juga tapi
mungkin yang sering keluarga ya.’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘Ada bulighul maram, nasohiul ibad dan tafsir juga ya.’’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘‘Pengawasan aja ya itu penting dari sekolah, rumah,
lingkungan, karna kan itu semua jadi pendukung kita. Pengawasan lah
yang terpenting.’’
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘‘Ya perihal tranportasi, refrensi kita sebelum menyuluh sama
seringnya kita diskusi sebelum terjun di lapangan.’’
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’bicara soal kendala ada kaitanya dengan pemerintah dan
kementrian. Selama ini kita ketika ingin mengadakan acara, penngajian
rutin itu dari anggaraan pribadi, inilah yang menajdi kedala. Anggaran
tidak ada, dukungan buat mengatasi perilaku menyimpang remaja juga
tidak, akhirnya kita kesulitan di situ. Tapi, Ya masayarakat juga
termasuk kendalanya tapi tidak semua dari mereka. Kadang kadang
mereka jadi pendukung kadang kadang jadi penghambat.’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘‘’ketika membahas perilaku menyimpang remaja kita perlu
malakukan kegiatan-kegiata khusus yang fokus dalam menanganinya,
karena perilaku menyimpang yang sering mereka kerjakan tidak mudah
dihilangkan begitu saja perlu juga adanya dukungan dari masyarakat
sekitar, perlu pengawasan juga dari mereka maka, Bimbingan
keagamaan, pengajian remaja,, lalu pendekatan lalu program tamyiz
seperti latihan bahasa arab pelatihan gitu lah juga perlu di rutinkan
perlu dilaksanakan setiap sebulan bahkan setiap minggu jika perlu.’’
16. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘Semoga jalan semua dan sukses apa yang di rencanakan oleh
semua penyuluh. Tahun ini juga lebih baik lagi ya intinya yang sudah
terkonsep berjalan semua di tahun ini.’’
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama fungsional KUA di kecamatan
jagakarsa
Nama : Zulkifli Siregar, BA
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban : ‘’di mampang satu tahun kemudian 2002-2016 akhir di
kebayoran, di jagakarsa sampai pensiun, jadi saya pindahan. Saya
kebetulan pns langsung tahun 1990-1996. Karena saat itu dia mencari
penerjemah secrara harfiyah karena saya bisa. Oleh karena itu saya
dipilih jadi penyuluh sampai tahun 2000, karana saat itu saya sedang
mengalami kasus LDII. ‘’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban: ‘’biasanya berupa tatap muka ada berupa ceramah.’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’tekniknya itu pertama hampir sama dengan ceramah.’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’media sosial atau elektronik, media tulisan juga’’
5. Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban :’’ kalau untuk remaja menyangkut acara itu penyampaian
tentang kitab maulid, secara umum materi yang bersifat fiqh , dan
pelajaran akhlak.’’
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’kalau untuk penyuluhan agama saya itu efektifnya saya 1
sampai 1 setengah jam.’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’kalau setiap hari tidak ada tapi ada saja yang konsul.’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban : ‘’paling banyak 2-3 orang.’’
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban : ‘’biasanya adain dirumah atau di kantor KUA dan di tempat
majlis.’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban :’’ biasanya masyarakat konsultasi masalah keluarga,
biasanya juga tentang dimasyarakat atau ibadah lainnya’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’penyuluhan itu kalau itu bersumber dari informasi dari
kementrian agama, jadi infromasi dari kementrian. ‘’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘’penyuluh harus hati-hati dalam melakukan penyuluhan, dan
harrus terorgansisir. Karena masyrarakat gampang menilai kita
apalagi kita tidak ada ilmu dalam menangani kasus apa saja di
lapangan. Dan saat ini kita harus mengembangkan bahasa arab karena
non muslim itu juga udah belajar bahasa arab, mereka perlahan mau
mengancurkan islam dari dalam.
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’menyangkut masalah jamaah itu sendiri, karna jamaah
menjadi faktor pendukung. Yang kedua sarana media Yng sudah
berkembang di masyarakat.’’
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’itu biasanya itu informasinya tidak lengkap dari kementrian,
jadi tidak falid yang sampai kepada kita. Maka kita agak kebingungan
dalam melakukan tindakan di lingkungan.’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘’Pedekatan persuasive, memberikan fasilitas kegiatan
bermanfaat, dan pengawasan lingkungan’’.
16. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘’untuk para penyuluh kuasai minimal satu ilmu misal ilmu
nahwu karena sangat berpengaruh dalam melakukan penyuluham,
bagaimana jika kita di tanya khalayak lalu kita tidak bisa menjawab,
karena nahwu masuk ke segala bidang ilmu, ke fiqh, Al Qur’an hadits
dan sebagainya. Lalu kuasai yang kedua ilmu ushul fiqh itu itu sangat
mempengaruhi ketika kita memahami AL Qur’an, tajwid masuk, dan
tafsir juga masuk.
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama fungsional KUA di kecamatan
jagakarsa
Nama : Arini Nurhayati, S.Ag.
1. Sejak kapan bapak/ibu mulai memberikan penyuluhan agama di
Kecamatan Jagakarsa?
Jawaban : ‘’kalau di Jagakarsa 2015 bulan agustus, kalau di jogya 2008
saya sudah mulai. Tapi pengangkatan gak langsung fungsional. Cpns
dulu baru didiklat baru diangkat SK penyuluh.’’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban:’’ ini biasanya ceramah tanya jawab, yang baru berjalan
tamyiz itu kolektif ya pakai lagu-lagu gitu jadi langsung praktek.’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’Teknik ya menyampaikan tanya jawab juga. Kalau Tpa ya
prifat gitu ya sampaikan bareng-bareng’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban :’’ whiteboard, buku, dan spidol. Kadang pakai proyektor
juga.’’
5. Materi apa saja yang bapak/ibu berikan kepada anak remaja?
Jawaban : ‘’ya itu Al Qur’an , ayat pendek, surat pendek.’’
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’ada aturanya itu satu setengah jam lah. Karna kan ada
aturannya ya maksimal 2 jam.’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’konsultasi ada si biasanya yang muallaf, terus ysrat-
syaranya apa, niat muallaf nya apa dan sebagainya gitu.’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban : ‘’kalau yang perorangan ya sedikit ya, yang kelompok yang
majlis taklim gitu, sesuai materinya.’’
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban : ‘’di KUA ya perorangan, kelompok di tempat majlis taklim
itu.’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban : ‘’kalau di jamaah majlis taklim sesuai materi yang
disampaikan, kalau di kantor kaya muallaf dan rumah tangga.’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’Al Qur’an dan hadits ya. ‘’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘’kenakalan remaja ya mungkin di kasih motivasi biar
mengikuti majlis taklim remaja, biar mengurangi kenakalan dan
pengaruh dari luar. Karna kalau udah terlanjur bahaya ya. Kalau di
sini nurul mustofa jadi ada semangat kumpul-kumpul gitu yang positif.’’
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’ya kayaknya masyarakay yang semangat sama banyak yang
hadir jadi kya di dukung banget.’’
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’tranportasi penghambat mas, di KUA ada pengajian, ya jadi
terhambat karna kendaraan. Maka dari itu mereka mengeluh dengan
kendaraan. Akhirnya kita yang turun di mayoritas mereka.’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘’ jika melihat kemballi ya menurut saya yang efektif adalaah,
ya mengajak anak-anak remaja mengikuti kegiatan positif seperti
kegiatan hadroh dan sebagainya. Karena disana diajarkan
kebersamaan, di dalamnya dikaji pelajaran islam, di dalamnya di
ajarkan sikap sosial dan membuat akhlak mereka menjadi baik’’
16. Apa harapan bapak/ibu untuk program dan kegiatan penyuluhan agama
ini?
Jawaban: ‘’tetep bisa berjalan sesuai harapan. Pemerintah lebih
mendukung karna belum ada dukungan hari pemerintah dari
KEMENAG kepada penyuluh. Jadi kita mandiri dari dulu, ada kegiatan
hari besar kita patungan, itu kan kekurangan. Ini khusus penyuluh
agama ya bukan yang lain ya penyuluh lain ya seperti itu. ‘’
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama fungsional KUA di kecamatan
jagakarsa
Nama : A. Nasrullah H. S.Ag.
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban :’’ sejak tahun 2016 ya saya mulai’’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban: ‘’ceramah, tanya jawab, simulasi.’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’ceramah dan billisan juga ya. Lalu power point ya’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’media sosial, bisa melalui yang paling sering infocus.’’
5. Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban : ‘’materi tetep belajar agama kaya fiqih yang bersifat
kontemporer dan temantik’’.
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’penyuluhan maksimal 1 jam setengah biasanya, tapi
seluruhh rangakaian tapi pemberian materi . efektif 45 menit lah gitu’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’setiap hari ga ada, tiap minggu ada , ada yang nanya
hukum, akidah ya hal2 lain.’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban :’’ bisa 3 orang biasanya.’’
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban :’’ di kantor, di rumah , di masjid atau di majlis taklimnya.
Paling sering di majlis taklimnya.’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban :’’ kalau masyarakat umum tentang hukum, baik fiqih, maupun
hukum yang sifatnya tasawuf. Yang sering keutuhan rumah tangga.’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’biasasanya nasohiul ibad, fiqh biasanya bulughul maram.’’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘’untuk kenakalan remaja itu fasilitas. Kenakalan remaja
terjadi karena mereka kurang penyaluran bakat, olahraga, kesenia, dan
sebagainya. Maka harusnya ada kesibukan, kalo enggak nongkrong
mereka gitu. Internet jua jadi penting ya.’’
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ’faktor yang menjadi pendukung tentunya media ya, karena
media mudah diakses dan penyebaran infonya cepat. Jadi apabila kita
mengadakan pengajian atau perkumpulan yang membahas tentang
persoalan di masyarakat khsusnya remaja cepat tersampaikan kepada
penyuluh lainnya. Laporan-laporan juga mudah diterima dengan media.
Seperti halnya remaja saat ini, Jadi anak remaja itu mulai aksinya
melalui media, saling memberi tahu target yang akan jadi sasaran maka
mereka mulai aksinya. Seperti nungkrong bareng, pencopetan, tawuran
dan lain-lain itu semua berkat media yang mereka rencanakan. Dari
situlah kami sedikit kualahan dengan adanya media saat ini..’’
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’media juga ya sama karna kejar kejaran antara yang
pendukung dan penghambat’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘’ biasanya kami melakukan beberapa kegiatan seperti 1
mengadakan pengajian, 2 membuat kegiatan positif, 3 membentuk grup
seni, 4 kegiatan tadabbur alam, dan mengadakan ziarah kubur.
16. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘’penyuluh terlalu luas cakupanya, jadi kalau bisa lebih focus
lebih kepada penyuluh, terhingga terarah. Semua bidang kan sekarang
jadi tanggungan penyuluh, jadi kita bingung, mau kemana duluan. Beda
dengan guru ya jadi cakupan disekolah’’
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama Hoorer KUA di kecamatan jagakarsa
Nama : UST H. Ahmad Hidayatullah, S.HI.
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban : ‘’sesuai dengan instruksi keputusan dari Kemenag sekitar
akhir tahun 2016, sekitr Desember akhir’’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban:’’ kementrian Agama menugaskan beberapa penyuluh se
kecamatan ada 10 dan ada pilihan orientasi bimbingan penyuluhan dan
salah satunya melakukan Tahsin l Qur’an buta huruf Al qur’an saya
tidak jauh tapi saya ingin melakukan yang lebih dan lebih
mengembangkan tilawatil Al Qur’an saya ingin mengembangkan seni
baca Al qur’an dan seni baca, orientasi itu seperti bidang ya, kaya da
keluarga berencana. Toleransi berencana, kurang lebih ada 8 bidang
ya gitu’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’seperi ceramah ini yang diluar Al Qur’an ya. Memberikan
khutbah dan memberikan bimbingan sesuai metode yang saya
sampaikan atau pengembangan potensi khususnya dalam bidang Al
qur’an . memang saya fokuskan di situ karna saya ada besik disitu dan
penyuluh ada kerjasama di bidang povinsi dan memberikan latihan dan
bimbingan.’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’sound , mic, kadang-kadang memberikan atau
mendengarkan bacaan dari kaset, youtube tapi gak banyak dan bacaan
bacaan kepada mereka karna obyek gak terlalu banyak dan klasikal ya
‘’
5. Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban : ‘’materi Al qur’an surat-surat biasanya belajar ada orientasi
juga ya buat mengajar dan saya juga mengajarkan maqro yang di
gunakan MTQ anak-anak itu juz 1-10 dan remaja 1-20 juz. Materi lagu
juga saya gunakan makhroj tajwidnya dengan kemampuan saya. materi
secara agama khutbah biasanya yang lah update saya bicarakan gempa
bumi, masalah yang lagi uopdate kalau kemenag tentang kerukunan
agama itu yang ditekenkan, rumah tangga juga ‘’
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’1 majlis taklim itu 1 kali tapi tidak sering karna saya sudah
off pada 2 minggu sekali dan ada yang 2 bulan sekali karna jauh. Tapi
kemenag menganjurkan sesuai domisili.’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’konsultasi keagamaan incidental ya ga tiap hari, tapi
bimbingan AL Qur’an ada tiap hari untuk lomba’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban : ‘’kalo bimbingan ada yang 1 majlis 66 orang kalo 1 tempat
20 an samapi 60 orang karna ada yang usia dewasa mereka malu dan
gak melanjutkan’’
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban :’’ya di majlis taklim ini di majlis taklum hidayatul Qur’an satu
lagi mushola al hidayah lembaga tahfidz Qur’an itu 2 minggu sekali
karena banyak gitu’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban : ‘’kalau masalah tilawah ya bacaan saya ajak berlatih
mengucapkan huruf jadi yang lebih baik, kalau di luar masalah yang
muallaf di kantor kalau disni diskusi ringan saja gitu ya masalah adzan
dan lain-lain’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban :’’ kalau Al Qur’an ya Al Qu’ran dan tajwid ya yang saya
berikan kalau bimbingan saya menggunakan kitab apa saja nashorutul
ibad, tasir dan fiqh yang saya pakai karna penerangan yaa butuh
penafsiran’’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘’disini anak-anak saya kembangkan tilawatil Qur’an karna
terbatas jadi gak banyak-banyak, saya ajak didik baca Al Qur’an jadi
mereka bisa menggunaakan seni baca insya Allah akan menambah
kekuatan iman mereka, dan bisa menjaga perilaku. Itu sebuah masukan
agar lebih baik mejalankan syarat agama’’
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban :’’dari isya seperti saya bilang faktor nya kekuatan hati mereka
mau belajr Al Qur’an kalau khutbah mereka antusias dengan apa yang
saya sampaikan kepada mereka, kalau tilawah itu dukungan pemerintah
ya, jadi mereka dukungan keuangan juga membantu’’
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’ terbentur masalah waktu jadi ga bisa hadir’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘’ mengadakan pengajian remaja, dan mengajak untuk
gemar membaca Al Qur’an.’’
16. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘’mudah-mudahan pemerintah dari DKI terutama
memberikam pemberian yang berlebih untuk tilawatlil Qur’an karna
kemenag susah memberikan bimbingan informasi tilawah juga di
dukung dan di data, untuk bangun rumah tilawah biar bisa jadi lebih
baik dan berusaha membina dalam segala perhatian mereka’’
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama Hoorer KUA di kecamatan jagakarsa
Nama Faturrahman S.Sos.I
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban : ‘’semenjak tahun 2010 tapi aktif nya saya di tahun 2013,
karna baru di daftarkan SK honorer’’
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban: ‘’biasanya berupa tatap muka ada berupa ceramah, himbauan
media sosial dari media tulisan. Lebih banyak tatap muka’’
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’tekniknya itu pertama hampir sama dengan ceramah Teknik
informasi media sosial. Broadcase dan tatap muka.’’
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’media sosial atau elektronik, media tulisan juga dan
bisanya juga pakai proyektor dalam ceramah ‘’
Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban :’’ kalau untuk remaja menyangkut acara itu penyampaian
tentang kitab maulid, secara umum materi yang bersifat fiqh hal hal
umum yang di masyarakat dimasukan’’
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’kalau untuk penyuluhan agama saya itu efektifnya saya 1
sampai 1 setengah jam. Itu di awali dengan pengajian tahlil, karna
kalau langsung biasanya materinya ga gampang masuk, terlalu fokus
juga ga efektif’’
6. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’kalau setiap hari biasanya ada tapi gak tiap hari karna kan
penyuluh lebih ke masyarakat, seminggu sekali ada, tapi gak tiap hari’’
7. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban : ‘’paling banyak 2-3 orang. Tiap hari mungkin gak ada ya’’
8. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban : ‘’biasanya adain dirumah atau di kantor KUA yang ke 3 di
majlis, jadi langsung tentang materi apa dan langsung di jawab’’
9. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban :’’ biasanya masyarakat konsultasi masalah keluarga,
biasanya juga tentang dimasyarakat atau ibadah lainnya. Kebanyakan
tapi rumah tangga, karna masyarakat itu identiknya memandang KUA
dengan pernikahan. Jadi penyuluh itu tugasnya nikahin gitu sudut
pandangnya masyarakat.’’
10. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’penyuluhan itu kalau itu bersumber dari informasi dari
kementrian agama, jadi infromasi dari kementrian. ‘’
11. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘’ditekankan untuk remaja adalah media sosial atau media
elektronik yang dampaknya negative ya, karna kan media mudah
mempengaruhi remaja. Media hiburan juga yang ketiga kalau saya itu
adab, jadi itu yang saya tekankan pada remaja, karna setinggi apapun
ilmu tanpa adab akan hiang ilmu kita. Tapi ada orang berilmu cerdas
berakhlak wah luar biasa’’
12. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’menyangkut masalah jamaah itu sendiri, karna jamaah
menjadi faktor pendukung. Yang kedua sarana media elektronik dan lain
lain. ketiga ya sarana itu.’’
13. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’itu biasanya itu informasinya tidak lengkap dari kementrian,
jadi tidak falid yang sampai kepada kita. Kedua ya masyarakat itu
sendiri, ketika kita sampaikan mereka tidak melakukan, terkadang apa
yang disampaikan mereka tidak melakukan jadi hambatan dimereka
sendiri’’
14. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘’ 1. Pedekatan persuasive, 2 memberikan fasilitas kegiatan
bermanfaat, dan pengawasan lingkungan’’
15. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘’kalau menyangkut penyuluhan yang pertama peran penyuluh
agama diperhatikan, karna penyuluh itu ujung tombak karna biar
bagaimanapun tugas kita 24 jam jika terjadi masalah kita yang merasa
gitu, beda dengan guru gitu. Yang kedua sarana diberikan sarana yang
memadai dalam proses itu sendiri. Karna memang keterbatasan sarana
dalam penyuluhan’’
( ………………………… )
Tanda tangan
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan penyuluh Agama Honorer KUA di kecamatan jagakarsa
Nama : Abdul Ghoni S.pd.I
1. Sejak kapan bapak mulai memberikan penyuluhan agama di Kecamatan
Jagakarsa?
Jawaban : saya mulai aktif di pengajajian tahun 2009 pada tahun itu
saya bka TPA dan pengajian remaja di tiap malam jum’at. Itu saya
mulai mengadakan pengajian keliling dari rumah ke rumah. Lalu tahun
2010 saya di angkat jadi PAH di KUA jagakarsa
2. Metode apa yang dipakai dalam melakukan bimbingan agama kepada
anak remaja?
Jawaban: saya sering mngkaji kitab akhlakul banin yaitu akhlak kepada
orang lain dan akhlak kepada orang tua. Di sana pakai ceramah, tanya
jawab dan shering.
3. Apa saja Teknik yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ya itu ceramah, tanya jawab, dan diskusi biar anak remaja
aktif.
4. Media apa yang digunakan dalam melakukan penyuluhan?
Jawaban : ‘’media sosial atau elektronik, media tulisan juga. Dan buku
kajian juga dipakai‘’
5. Materi apa saja yang bapak berikan kepada anak remaja?
Jawaban :’’ kalau untuk remaja menyangkut acara itu penyampaian
tentang kitab maulid, , kitsb akhlakul banin itu yang sering di pakai.’’
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’kalau untuk penyuluhan agama saya itu efektifnya saya 1
sampai 2 jam.’’
7. Adakah yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban: ‘’banyak, terkadangg remajanya dan orang tua.
Permasalahannya juga berbeda-beda.’’
8. Berapa orang yang melakukan konsultasi setiap harinya?
Jawaban :’’ mungkin ada 15 orang ya, setiap mengadakan pengajian.’’
9. Dimanakah lokasi untuk berkonsultasi?
Jawaban : ‘’biasanya adain dirumah atau di kantor KUA dan di tempat
majlis.’’
10. Perihal apa saja yang ditanyakan ketika masyarakat berkonsultasi?
Jawaban : ‘’ya macem-macem, dari permasalahan individu,
permasalahan keluarga dan lain-lain.’’
11. Pedoman atau kitab apa yang bapak pakai dalam melakukan penyuluhan
agama?
Jawaban : ‘’kitab akhlakul banin, maulid Nabi, dan kajian AL Qur’an.’’
12. Hal apa yang perlu dikembangkan untuk menanggulangi perilaku
menyimpang remaja?
Jawaban : ‘’pengajian remaja diperbanyak, pengajian remaja di
kembangkan agar jangan berhenti di tengah jalan.’’
13. Faktor pendukung dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’ya banyak, seperti orang tua, tokoh agama, ketua RW
setempat dan lain-lain.’’
14. Faktor penghambat dalam melakukan penyuluhan agama?
Jawaban : ‘’malas ya dari individunya sendiri, karna semua tergatung
individu, jika mereka semangat maka perubahan dari perilaku mereka
juga dapat terlihat.’’
15. Apa saja kegiatan kegiatan atau upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi perilaku menimpang yang bersifat preventif demi
mencegah kejahatan remaja?
Jawaban : ‘’di buatkan pengajian remaja, perbanyak mengkaji kajian
keislaman, gerakan penggalangan dana, membuat TPQ khusus remaja
dan anak-anak agar waktu mereka tidak terbuang sia-sia.’’
16. Apa harapan bapak untuk program dan kegiatan penyuluhan agama ini?
Jawaban: ‘’agar pengajian ini tetap istiqomah, agar pengajian ini
berjalan dengan baik tidak ada kendala, dan pengajian di kecamatan
jagakrsa bertambah banyak.’’
( ………………………… )
Tanda tangan
Catatan Lapangan
• Pada hari jumat, tanggal 13 oktober 2017 saya menyerahkan surat izin
penelitian di KUA Jagakarsa untuk melakukan penelitian skirpsi
saya, sebelum menuju ke kantor penyuluh, saya di arahkan ke
custumor service untuk meminta izin bertemu penyuluh Agama, lalu
saya di arahkan oleh dia menuju lantai dua. Kantor penyuluh Agama
yang terletak di lantai dua di sana terdapat dua kantor penyuluh. Satu
ruangan di khususkan untuk penanggung jawab penyuluh atau ketua
penyuluh Agama, dan sisi satunya untuk ruang diskusi dan
berkumpul penyuluh Agama. Para penyuluh agama yang saya temui
pertama kali mereka berdua adalah bapak ahmad dan bapak
nasrullah, tampak di dalam ruangan di dalam kantor terlihat rapi dan
bersih, terdapat dua meja dan empat kursi untuk memfalitisasi
masyarakat dan melayani masyarakat, akhirnya saya berbicara
tentang kedatangan saya, di awal saya langsung mengarah tentang
permasalahan remaja, apakah perilaku menyimpang terus terjadi di
kecamatan jagakarsa, dan pernyataan kedua penyuluh tersebut
mengatakan memang benar adanya. Setelah itu saya menunjukan
surat kepada mereka berdua, surat pun di teterima untuk di laporkan
ke atasan terlebih dulu untuk di proses.
• Pada hari minggu, tanggal 22 oktober 2017 saya kembali ke KUA
jakagarsa untuk mennayakan lebih lanjut tentang perilaku
menyimpang remaja. Ketika saya sampai di sana saya diskusi tentang
penempatan para penyuluh Agama melakukan penyuluhan, terdapat
enak kelurahan di kecamatan jagakarsa, yaitu kelurahan serengseng
sawah, lenteng agung, cipedak, jagakarsa, ciganjur dan tanjung barat.
Sebelumnya saya di tanya judul saya, di situ saya jelaskan maksud
dan fokus penelitian saya, setelah dia tau fokus penelitian saya,
Bapak Nasrullah bercerita tentang pengalamannya menangani
perilaku menyimpang remaja, bahwa dia pernah melakukan rekreasi
ke bogor, menurutnya efektif melakukan kegiatan tersebut. Di
samping itu kita belajar keagamaan di sisi lain kita mentadaburkan
alam di puncak bogor, dan arahan dia kalo tentang anak remaja yang
nakal ada penyuluh Agama yang sudah terjun di lapangan,
kemungkinan besar dia tau dan paham soal itu semua. Setelah itu
saya meminta nomor bapak yang tau akan soal kenalan remaja, dan
menghubunginya untuk bisa bertemu esok hari.
• Pada hari senin, tanggal 30 oktober 2017 saya pun kembali ke KUA
untuk bertemu dengan Bapak Ahmad yang di katakan bapak
Nasrullah tentang dia. Di dalam kantor saya diskusi sebentar tentang
pengalaman dia menjabat jadi penyuluh Agama. Salah satu faktor
mengapa mau jadi penyuluh karena ada saat itu dia memiliki ijazah
IAIN Jakarta dan belum dapat kerja, prinsip dia bagaimanapun
caranya bapak Ahmad harus bisa kerja dengan ijazah IAIN.
Kebetulah kakak dia adalah orang yang aktif di kementrian Agama,
bapak Ahmad mulailah meminta ifo seputar PNS penyuluh agama,
setelah lima kali dia mencoba akhirnya lolos menjadi penyuluh
Agama hingga saat ini. Selanjutnya membahas tentang kenakalan
remaja, ujarnya bahwa kenakalan remaja itu disebabkan karna
nongkring bareng-bareng, itulah awal mulanya ada kejadian yang
tidak diinginkan terjadi. Maka apabila masyarakat bisa mengatasi
mereka nongkrong bareng, itu bisa meminimalis kenakalan remaj,
karena dari kumpul bareng itu narokoba bisa di pergunakan secara
bebas, minuman keras bisa di konsumsi secara bebas juga. Setelah
membahas tentang remaja saya mencatat semua perkataanya, setelah
saya kira argument dan pernyataan dia cukup, selenjutnya saya
pahami terlebih dulu apa yang diucapkan bapak Ahmad, setelah itu
izin bertemu dia di lain hari.
• Pada hari jumat, tanggal 10 november 2017 saya kembali lagi ke KUA
perihal SK dari penyuluh Agama, sebagai bukti bahwa para penyuluh
itu benar-benar penyuluh Agama dan ada surat resmi dari kementrian
Agama. Setelah menunjukan SK dari penyuluh saya foto lalu saya
simpan sebagai bukti bahwasanya memang penyuluh Agama di KUA
jagkarsa benar di setujui sebagai penyuluh langsung dari kementian
Agama.
• Pada hari senin, tanggal 12 maret 2018 saya berdiskusi kembali dengan
penyuluh Agama tentang kitab-kitab yang dipakai, lalu sistem
organisasi penyuluh Agama. Penjelasan Penyuluh Agama bahwa
mereka datang puku 08.00 wib untuk rapat dan persiapan ke tempat
yang ingin di suluh, di kantor peyuluh Agama mengkaji, memahami
apa yang ingin di suluh di masyarakat. ketika sudah waktunya para
penyuluh menuju bersama-sama ke masyarakat. sasaranya pun
berbeda-beda ada yang dewasa maupun orang tua.
• Pada hari kamis, tanggal 15 september 2018 untuk pertama kalinya
saya di ajak mengikuti kegiatan akbar khusus remaja yang dinamakan
majlis kampung. Majlin kampung melibatkan 17 kecamatan, di sana
anak remaja berkumpul untuk di ajarkan keagamaan menggunakan
metode dakwah. Yang mengisi acra tersebut juga termasuk ustadz
tersohor di Jakarta selatan. Anak remaja datang dan berkumpul,
duduk beramai-ramai mendengarkan tokoh agama berceramah.
Lokasi diadakanya acara ini pindah dari satu tempat ke tempat lain,
guna semua cakupan se Jakarta selatan dapat siraman rohani dari
acara tabligh akbar tersebut. Tujuan diadakanya acara ini lebih
memfokuskan anak remaja untuk ikut dan meramaikan agar waktu
mereka terpakai dengan baik dan tidak sia-sia. Jika dilihat dari acara
itu hampir lebih dari seratus orang baik waga dan remaja ikut di
majlis kampung itu. Acara majlis kampung tersebut hampir sama
dengan kajian keagamaan yang diadakan oleh para tokoh agama,
yang memberdakan disini menjalin silaturahmi lebih kepada semua
majlis, jumlah jamaah nya umum tidak remaja saja dan di ajarkan
tentang ilmu keagamaan dari dasar sampai tingkat atas. Majlis
kampung ini akan terus berjalan guna menjalin silaturahmi yang baik
di kalangan majlis ta’lim se kecamatan jagakarsa.
Pada hari kamis, tanggal 20 september 2018 saya mengikuti kajian remaja
yang diadakan oleh toloh agama dan penyuluh Agama yang bertempatan di
kecamatan jagakarsa selama hampir satu bulan lebih. Di sana saya
mengikuti dari awal kegiatan sampai akhir acara. Adapun acara yang
dilaksanakan oleh tiap majlis adalah mereka memulainya dengan hadroh
yang berisikan maulid Nabi, maulid yang di bawakan oleh remaja
dimaksudkan untuk menginat Nabi Muhammad dan para sahabat-
sahabatnya. Maulid Nabi berjalan hampir satu jam, setelah itu mulailah
kajian rutin yang berisikan tentang ilmu akhlak, tauhid, hasits Nabi dan
sebagainya. Tempat melakukan kegiatan ini dilaksanakan di kediaman
tokoh Agama dan di masjid yang berguna mengajak semua masyakat untuk
ikut kajian keagamaan agar kehidupan mereka bisa lebih baik. Salah satu
tujuan diadakan majlis remaja agar para remaja bisa berubah dari segi
akhlaknya dari yang tidak baik menjadi baik, selanjutnya selalu
menghormati orang tua dan yang lebih tua di atas mereka. Karena akhlak
adalah kunci keselamatan seseorang di dalam hidupnya.
Pada hari sabtu, tanggal 29 oktober saya mulailah saya mewawancarai
penyuluh Agama di kecamatan Jagakarsa mulai dari ketua penyuluh dan ke
enam penyuluh Agama, penyuluh yang pertama ialah bapak Nasrullah.
Saya wawancara baak Nasrullah vertempat di KUA Jagakarsa pagi hari
bersamaan masuknya jadwal bekerja penyuluh Agama di kakantor KUA
jagakarsa, Berdasarkan hasil pertemuan di awal dia merupakan salah satu
penyuluh yang banyak menyuluh anak remaja. Anak remaja menurutnya
harus sering di suluh dan di perhatikan, anak remaja adalah masa-masa
mereka mencari jatidiri, kurangnya pengawasan dari masyarakat
menyebabkan mereka bertindak negative. Menurutnya anak remaja perlu
diperhatikan semua kegiatanya. Media sosial yang sudah menajdi
kebutuhan akan memudahkan mereka melakukan akti kejahatan, karena
salah satu penyebab terjadinya perilaku menyimpang adalah dari media
sosial.
( ………………………… )
Tanda tangan
Kegiatan tabligh akbar remaja (majlis kampoeng) di kecamatan
jagakarsa
kegiatan hadroh remaja di kecamatan Jagakarsa
foto bersama tokoh Agama di kecamatan Jagakarsa
Foto bersama penyuluh Agama di KUA jagakarsa