Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aik

Citation preview

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    1/11

    Pengertian Profesi

    Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan

    dari pelakunya. PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk

    menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi berasal dari

    bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bilaartinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan apa saja dan siapa saja

    untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam

    arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan

    sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

    Pengertian Profesi

    Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang

    dalam bahasa Yunani yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu

    tugas khusus secara tetap/permanen".Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang

    membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua

    karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam

    setiap profesi:

    a. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis

    Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki

    keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam profesi

    b. Asosiasi profesional

    Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan

    untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki

    persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.

    c. Pendidikan yang ekstensif

    Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang

    pendidikan tinggi.

    d. Ujian kompetensi

    Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu

    tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.

    e. Pelatihan institutional

    Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana

    calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh

    organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga

    dipersyaratkan.

    f. Lisensi

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    2/11

    Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang

    memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

    g. Otonomi kerja

    Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindaradanya intervensi dari luar.

    h. Kode etik

    Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur

    pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

    i. Status dan imbalan yang tinggi

    Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak

    bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yangmereka berikan bagi masyarakat.

    Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan

    dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang

    yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan

    kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang

    mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

    Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran,

    guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang

    seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan

    itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri,

    sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak

    orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi.

    Ciri-ciri profesi

    Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

    a. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat

    pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

    b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi

    mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

    c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan

    kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

    d. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan

    dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,

    keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus

    terlebih dahulu ada izin khusus.

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    3/11

    e. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

    Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum

    profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-

    rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu

    kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat.

    Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu estndar

    profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang

    semakin baik.

    3. Kriteria Pekerjaan Menjadi Sebuah Profesi

    Dalam rangka memahami lebih lanjut tentang profesi perlu diketahui adanya sepuluh

    macam kriteria yang diungkapkan oleh Horton Bakkington dan Robers Patterson dalam studitentang jabatan profesi mengungkap sepuluh kriteria:

    a. Profesi harus memenuhi kebutuhan masyarakat dan menggunakan prinsip keilmuan yang

    dapat diterima masyarakat.

    b. Profesi harus menuntut suatu latihan profesional yang memadai dan membudaya.

    c. Profesi menuntut suatu lembaga yang sistematis dan terspesialisasi.

    d. Profesi harus memberikan keterangan tentang ketrampilan yang dibutuhkan di mana

    masyarakat umum tidak memilikinya.

    e. Profesi harus sudah mengembangkan hasil dari pengalaman yang sudah teruji.

    f. Profesi harus merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat.

    g. Profesi harus sudah memerlukan pelatihan kebijaksanaan dan penampilan tugas.

    h. Profesi harus mempunyai kesadaran ikatan kelompok sebagai kekuatan yang mampu

    mendorong dan membina anggotanya.

    i. Profesi harus dijadikan batu loncatan mencari pekerjaan lain.

    j. Profesi harus mengakui kewajibannya dalam masyarakat dengan meminta anggotanya

    memenuhi kode etik yang diterima dan dibangunnya.

    Dari kriteria-kriteria yang ditetapkan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjan dapat

    dikatakan pekerjaan profesi apabila memenuhi ciri-ciri:

    a. Memenuhi spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas (pengetahuan dan keahlian).

    b. Merupakan karir yang dibina secara organisatoris (keterkaitan dalam organisasi profesi,

    memiliki kode etik dan pengabdian masyrakat).

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    4/11

    c. Diakui masyarakat sebagai suatu pekerjaan yang mempunyai status profesional (memperoleh

    dukungan masyarakat, perlindungan hukum dan mempunyai persyaratan kerja dan jaminan

    hidup yang layak).

    Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    Setiap anggota Muhammadiyah dalam memilih dan menjalani profesinya di bidang

    masing-masing hendaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kehalalan (halalan) dan

    kebaikan (thayyibah), amanah, kemanfaatan, dan kemaslahatan yang membawa pada

    keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Setiap anggota Muhammadiyah dalam menjalani

    profesi dan jabatan dalam profesinya hendaknya menjauhkan diri dari praktik-praktikkorupsi, kolusi, nepotisme, kebohongan, dan hal-hal yang batil lainnya yang menyebabkan

    kemudharatan dan hancumya nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan kebaikan umum. Setiap

    anggota Muhammadiyah di mana pun dan apapun profesinya hendaknya pandai bersyukur

    kepada Allah di kala menerima nikmat serta bershabar serta bertawakal kepada Allah

    manakala memperoleh musibah sehingga memperoleh pahala dan terhindar dari siksa.

    Menjalani profesi bagi setiap warga Muhammadiyah hendaknya dilakukan dengan sepenuh

    hati dan kejujuran sebagai wujud menunaikan ibadah dan kekhalifahan di muka bumi ini.

    Kriteria Pekerjaan Menjadi Sebuah Profesi

    Dalam rangka memahami lebih lanjut tentang profesi perlu diketahui adanya sepuluh

    macam kriteria yang diungkapkan oleh Horton Bakkingtondan Robers Pattersondalam

    studi tentang jabatan profesi mengungkap sepuluh kriteria:

    1. Profesi harus memenuhi kebutuhan masyarakat dan menggunakan prinsip keilmuan yang

    dapat diterima

    masyarakat.

    2. Profesi harus menuntut suatu latihan profesional yang memadai dan membudaya.

    3. Profesi menuntut suatu lembaga yang sistematis dan terspesialisasi.

    4. Profesi harus memberikan keterangan tentang ketrampilan yang dibutuhkan di mana

    masyarakat umum

    tidak memilikinya.

    5. Profesi harus sudah mengembangkan hasil dari pengalaman yang sudah teruji.

    6. Profesi harus merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat.

    7. Profesi harus sudah memerlukan pelatihan kebijaksanaan dan penampilan tugas.

    8. Profesi harus mempunyai kesadaran ikatan kelompok sebagai kekuatan yang mampu

    mendorong dan

    membina anggotanya.

    9. Profesi harus dijadikan batu loncatan mencari pekerjaan lain.

    10. Profesi harus mengakui kewajibannya dalam masyarakat dengan meminta anggotanya

    memenuhi kode

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    5/11

    etik yang diterima dan dibangunnya.

    Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    Setiap anggota Muhammadiyah dalam memilih dan menjalani profesinya di

    bidang masing-masing hendaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan,

    amanah dan sesuatu yang bermanfaat yang membawa pada keselamatan hidup di

    dunia dan akhirat.

    Setiap anggota Muhammadiyah dalam menjalani profesi dan jabatan dalam

    profesinya hendaknya menjauhkan diri dari praktik-praktik korupsi, kolusi,

    nepotisme, kebohongan, dan hal-hal yang batil lainnya.

    Setiap anggota Muhammadiyah apapun profesinya hendaknya pandai bersyukur

    kepada Allah, bertawakal kepada Allah ketika memperoleh musibah, dilakukan

    dengan sepenuh hati dan dilandasi dengankejujuran serta tanggungjawab.

    KEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN PROFESI1. Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dijalani setiap orang sesuai dengan

    keahliannya yang menuntut kesetiaan (komitmen), kecakapan (skill), dan tanggung jawab

    yang sepadan sehingga bukan semata-mata urusan mencari nafkah berupa materi

    belaka.2. Setiap anggota Muhammadiyah dalam memilih dan menjalani profesinya di bidang

    masing-masing hendaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kehalalan (halalan)

    dan kebaikan (thayyiban), amanah, kemanfaatan, dan kemaslahatan yang membawa

    pada keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

    3.Setiap anggota Muhammadiyah dalam menjalani profesi dan jabatan dalam profesinya

    hendaknya menjauihkan diri dari praktik-praktik korupsi, kolusi, nepotisme, kebohongan,

    dan lain-lain yang bathil lainnya yang menyebabkan kemudlaratan dan hancurnya nilai-

    nilai kejujuran, kebenaran, dan kebaikan umum.4. Setiap anggota Muhammadiyah di manapun dan apapun profesinya hendaknya pandai

    bersyukur kepada Allah di kala menerima nikmat dan bersabar dan bertawakal kepada

    Allah manakala memperoleh musibah sehingga memperoleh pahala dan terhindar dari

    siksa.5. Menjalani profesi bagi setiap warga Muhammadiyah hendaknya dilakukan dengan

    sepenuh hati dan kejujuran sebagai wujud menunaikan ibadah dan kekhalifahan di muka

    bumi ini.

    6. Dalam menjalani profesi hendaknya mengembangkan prinsipbekerja sama dalamkebaikan dan ketakwaan serta tidak bekerja sama dalam dosa dan permusuhan.

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    6/11

    7. Setiap anggota Muhammadiyah hendaknya menunaikan kewajiban zakat (termasuk zakatprofesi) maupun mengamalkan shadaqah, infaq, wakaf, dan amal jariyah lain dari

    penghasilan yang diperolehnya serta tidak melakukan helah (menghindarkan diri dari

    hukum) dalam menginfaqkan sebagian rizki yang diperolehnya itu.

    Kebebasan dalam Profesi

    Kebebasan dalam profesi menuntut agar para pelaku profesi memiliki dan diberi kebebasan

    dalam menjalankan profesinya. Namun kebebasan ini dibatasi oleh tanggungjawab dan

    komitmen professional atas kemajuan profesi tersebut serta kepentingan masyarakat. Otonomi

    hanya berlaku sejauh disertai oleh tangungjawab professional. Otonomi berlaku selama

    pelaksanaan profesi tersebut tidak merugikan kepentingan umum. Pelaku profesi bebas dan

    otonom dalam menjalankan profesinya asal tidak merugikan hak dan kepentingan yang lain.

    Sebaliknya, kalau hak dan kepentingan yang lain dilanggar, maka otonomi profesi tidak berlaku

    lagi, sehingga pihak lain, yaitu pemerntah harus ikut campur tangan dengan menindak pihak

    profesi yang merugikan pihak lain.

    Seringkali manusia membuat dikotomi atau pemisahan antara urusan kehidupan duniawi

    dan urusan kehidupan akhirat. Mereka memisahkan antara kesuksesan dalam pekerjaan,

    bisnis dengan kesuksesan kerohanian untuk urusan akhirat. Akibatnya terjadilah

    pemisahan kepentingan yang seringkali hanya menomorsatukan kesuksesan pekerjaan

    untuk keberhasilan dunia kemudian menomor duakan urusan kesuksesan ukhrawi atau

    akhirat.

    Hidup tidak bisa dipisahkan dari kehidupan gerak pekerjaan, bisnis dan urusan duniawi

    dengan kepentingan spiritualitas dan kerohanian. Bagaimana mungkin, karena hidup

    hanya melakukan pekerjaan dan bisnis hingga meriah kesuksesan dan prestasi duniawi,

    tanpa diimbangi kesuksesan spiritualitas adalah kehampaan. Demikian sebaliknya hidup

    dengan spiritualitas tinggi tanpa diimbangi dengan kesuksesan kerja atau bisnis adalah

    kehampaan. Keduanya haruslah berjalan seimbang dan bersinergi dalam mengisi setiap

    langkah kehidupan.

    Kita meyakini hidup tanpa bekerja, berkarya atau berbinis adalah hampa. Namun

    persoalannya kemudian adalah bagaimana agar pekerjaan itu memiliki nilai bermakna

    tinggi ?. Bagaimana persyaratannya agar pekerjaan kita memiliki nilai ibadah ?.

    Manusia adalah makhluk spiritual dan makhluk fisik di dunia ini. Sebagai makhluk fisik

    manusia tidak bisa lepas dari kehidupan sosial. Dengan demikian ibadah kepada Allah

    tidak dibatasi makna ibadah hanya ritual secara spiritual semata. Tapi lebih dari itu,

    semua pekerjaan keduniawian bisa memiliki arti ibadah. Artinya, dalam bekerja,

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    7/11

    berkarya, berbisnis bukan hanya materi yang bisa kita dapatkan, tetapi juga ridha dan

    pahala dari Allah SWT.

    Pegawai yang bekerja di kantor, pedagang yang berkerja di pasar, petani yang bekerja

    di tanah pertanian, pengusaha yang berbisnis, pejabat pemerintahan, nelayan, semua

    pekerjaan bisa bernilai ibadah. Apakah kita sebagai pegawai biasa, manager, direktur,

    pejabat tinggi atau bahkan hanya seorang pembantu, semua posisi pekerjaan itu bisa

    bernilai ibadah.

    Tentu saja ada syarat-syaratnya agar pekerjaan yang dilakukan dapat memberikan nilai

    sebagai bagian dari ibadah. Bagaimana syarat-syaratnya ?

    1. Tidak Melanggar Syariat Allah.Berusahalah memilih pekerjaan yang tidak

    melanggar aturan-aturan Allah. Dengarkan suara hati terdalam dalam memilih bidang

    pekerjaan, karena suara hati sesungguhnya percikan dari sifat-sifat mulia Allah.. Mereka

    yang memilih pekerjaan berdasarkan suara hatinya, tidak akan terjerumus dalam

    pekerjaan yang tidak halal dan diharamkan oleh agama.

    2. Dilandasi Niat Kebaikandan Keikhlasan.Berusahalah menjalankan pekerjaan

    hanya dilandasi oleh niat kebaikan dan keikhlasan hati. Pekerjaan yang dilandasi niat

    kebaikan dan keikhlasan hati, akan dapat mencegah seseorang melakukan hal-hal yang

    tidak sesuai dengan nilai spiritualitas kebenaran, seperti transaksi dengan cara-cara

    yang tidak dibenarkan, menipu, merugikan orang lain, menjual narkoba, dll.

    3. Menafkahi Keluarga.Bekerja dengan niat memenuhi kebutuhan pribadi dan

    keluarga. Bahkan bekerja juga untuk memakmurkan bumi sebagaimana yang

    diperintahkan Allah SWT. Dengan demikian, jangan berniat bekerja untuk menumpuk

    harta, riya,bermegah-megahan, atau sekedar ingin dihormati orang lain.

    4. Tidak melailaikan Ibadah Kepada Allah.Rutinitas dan kesibukan dalam pekerjaan

    atau bisnis, jangan sampai membuat kita lalai dan meninggalkan ibadah ritual kepada

    Allah. Artinya kita dapat menyeimbangkan antara kepentingan pekerjaan dengan

    kepentingan spiritualitas ibadah kepada Allah.

    5. Mengamalkan ilmu.Berusahalah bekerja untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki

    agar memberikan manfaat kepada banyak orang. Mengamalkan ilmu adalah

    melepaskanenergikebaikan kepada orang lain. Berusahalah membagikan ilmu yang kita

    miliki agar memberikan banyak manfaat bagi kehidupan dan alam semesta.

    6. Bekerja dengan profesional. Artinya melakukan pekerjaan yang dilandasi ilmu

    pengetahuan dan dilakukan dengan cara-cara yang cermat dan cerdas, yang dibenarkan

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    8/11

    sesuai nilai-nilai spiritualitas kebenaran. Kalau hal itu menuntut diri kita untuk

    mengembangkan diri dalam sikap dan perilaku, maka lakukanlah. Kalau diperlukan

    peningkatan ilmu dengan tambahan pendidikan atau kurus, jalankanlah.

    Beberapa hal diatas mungkin dapat menjadi bahan renungan mendalam bagi kita

    semua, agar senantiasa berusaha menjadikan setiap pekerjaan memiliki nilai ibadah,

    memberi keuntungan materi dunia, dan untuk kepentingan akhirat. Ukuran paling

    sederhana adalah kesucian niat dan keikhlasan melakukan pekerjaan, bertanggung

    jawab, senang berbagi kebaikan, menolong orang lain dan tidak bertentangan dengan

    nilai-nilai spiritualitas kebenaran yang abadi. Salam Motivasi Nurani Indonesia.

    Agar Kerja Bernilai Ibadah

    Manusia hidup butuh bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam bahkan

    mengajarkan umatnya untuk giat bekerja dan mencari rezeki. Rasulullah saw bersabda,

    Tiada seseorangpun makan makanan, yang lebih baik daripada dia makan dari (hasil)

    pekerjaan tangannya. Sesungguhnya Nabi Daud as, makan dari (hasil) pekerjaan

    tangannya. (HR Al-Bukhari)

    Suatu ketika Rasulullah saw berkata kepada para sahabatnya, Sesungguhnya diantara dosa-

    dosa, ada satu dosa yang tidak bisa dihapus oleh shalat, tidak pula oleh puasa, tidak pula

    oleh haji dan tidak pula oleh umrah. Para sahabat kemudian bertanya, Lantas apa yang

    bisa menghapusnya, Wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab,Keprihatinan dalam mencari

    rezeki.(HR Ath-Thabrani)

    Supaya bekerja bernilai sebagai ibadah, ada beberapa faktoryang harus dipenuhi, yaitu:

    1- Menghadirkan Niat Tatkala Bekerja

    Niat adalah ruh dan pondasi amal. Amal perbuatan seorang muslim tidak akan mendapatkan

    pahala, kecuali atas apa yang diniatinya. Rasulullah saw bersabda,Adapun amal tergantung

    dari niatnya, dan setiap manusia akan mendapatkan apa yang dia niati. (HR Al-Bukhari).

    Niat tidak hanya terbatas dalam ibadah saja, akan tetapi mencakup transaksi jual beli,

    bekerja, dan sebagainya. Dengan niat sesuatu yang mulanya adalah mubah bisa bernilai

    menjadi ibadah. Setiap muslim yang bekerja mengais rejeki di bidang pertanian, industri,

    perdagangan, dsb akan memperoleh pahala ibadah dan pekerjaannya itu termasukjihad fi

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    9/11

    sabilillah, manakala pekerjaan yang dia lakukan diniati supaya dirinya terjaga dari barang

    haram, tercukupi dengan barang halal dan terpenuhi kebutuhan keluarganya.

    Suatu ketika Nabi dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang ulet sekali dalam

    bekerja. Tiba-tiba ada salah seorang sahabat yang angkat bicara, Wahai Rasulullah, andai

    saja keuletannya dipergunakan di jalan Allah. Rasulullah menjawab,Apabila dia keluar

    mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar

    mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila

    dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di

    jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya dan kesombongan, maka dia di

    jalan setan. (Al-Mundziri,At-Targhb wa At-Tarhb)

    2

    Mengamban Tugas Untuk Memakmurkan Bumi

    Manusia adalah khalifah (wakil) Allah yang harus mengelola apa yang ada di muka bumi ini.

    Seorang muslim hendaknya menyadari bahwa dia mengemban tugas penting tersebut,

    sehingga harus bekerja secara optimal. Adapun hasilnya sepenuhnya dipasrahkan kepada

    Allah.

    Karena tugasnya sebagai khalifah Allah, seorang muslim harus menyadari bahwa harta yang

    didapatkan adalah titipan yang suatu hari harus dikembalikan dan dipertanggunjawabkan.

    Rasulullah saw bersabda, Telapak kakianak Adam senantiasa berada di sisi Tuhannya pada

    Hari Kiamat, hingga dia ditanya atas lima perkara: Tentang umurnya untuk apa dia habiskan;

    tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan; tentang hartanya darimana dia dapatkan

    dan ke mana dia belanjakan; dan tentang ilmunya apa saja yang telah dia amalkan . (HR

    Tirmidzi)

    3 Bersungguh-sungguh dalam Mencari Rezeki

    Segala sesuatu butuh kesungguhan agar mencapai hasil maksimal. Begitu pula dalam urusan

    bekerja. Seorang muslim harus memiliki kesungguhan dalam bekerja mencari rezeki,sedangkan hasil yang akan diperoleh sepenuhnya dipasrahkan kepada Allah. Karena hanya

    Allah yang mengatur seberapa besar rezeki seseorang.

    Orang yang bersungguh-sungguh dalam bekerja, juga akan mendapatkan sesuatu yang

    berharga berupa ampunan dari Allah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw

    bersabda, Barang siapa yang sore harinya disibukkan dengan pekerjaan tangannya, maka

    sore harinya diampunkan (dosanya).

    4 Ridha Atas Rejeki yang Diberikan Allah

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    10/11

    Salah satu rukun iman adalah ridha atas qadha qadaryang telah ditetapkan Allah, baik yang

    menyenangkan maupun yang terasa pahit. Seorang muslim hendaknya memiliki keyakinan

    bahwasanya apa yang diberikan oleh Allah adalah yang terbaik baginya. Apabila

    mendapatkan rezeki yang sedikit, hendaknya tetap bersabar, dan kesabarannya itu akan

    berbuah pahala di akhirat. Begitu pula ketika mendapatkan rezeki yang banyak, hendaknya

    bersyukur kepada Allah dan membelanjakan harta itu untuk berjuang di jalan Allah. Dengan

    demikian dia juga akan mendapatkan pahala yang besar kelak di Hari Kiamat.

    Rasululah saw bersabda,Sungguh mengagumkan perilaku orang mukmin. Seluruh

    perilakunya berupa kebaikan, dan hal itu hanya terjadi pada orang mukmin. Apabila dia

    mendapat kebahagiaan, dia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila dia

    ditimpa kesusahan, dia tetap bersabar, maka itu menjadi kebaikan baginya. (HR Muslim).

    5 Mengaitkan Aktivitas Sehari-Hari Dengan Zikir Ekonomi

    Dunia adalah tempat bercocok tanam yang hasilnya akan dipanen di akhirat kelak. Setiap

    manusia akan diminta pertanggungjawaban atas hartanya, darimana dia dapatkan dan ke

    mana dia belanjakan. Dari sini tampak betapa pentingnya menghubungkan perilaku sehari-

    hari dengan ibadah. Dalam hal ini, orang yang bekerja hendaklah melakukan zikir ekonomi

    dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, zikir ekonomi merupakan sarana yang sangat baik

    untuk mengingat Allah, melipatgandakan amal kebajikan, menghapus amal buruk,

    memberikan motivasi dalam bekerja, melapangkan rejeki dan mewujudkan keberkahan atas

    hasil usaha.

    Maksud dari zikir ekonomi adalah seorang yang bekerja, senantiasa berzikir dan berdoa

    dalam aktivitas kesehariannya. Dari mulai dia bangun pagi, kemudian berwudhu, shalat

    Subuh berjamaah, ketika hendak berangkat kerja, ketika berada di tempat kerja, dan setelah

    bekerja hingga menutup mata untuk tidur. Semua aktivitas itu harus diiringi dengan zikir dan

    doa. Dengan demikian, hari-harinya diisi dengan tetap mengingat Allah swt, sehingga apa

    yang dikerjakannya dan hasil yang didapatkannya mendapatkan ridha dari Allah swt.

    Salah satu bentuk zikir ekonomi adalah ketika seorang muslim mendapat harta lantaran

    seseorang, dia akan berucap kepada orang itu, Semoga Allah memberkati keluarga dan

    hartamu.(HR Al-Bukhari). Jika suatu ketika dirinya terlilit hutang dan ingin melunasinya,

    maka dia berdoa, Ya Allah, cukupilah aku dengan rejeki halal-Mu, jauh dari rejeki haram-Mu.

    Dan cukupkanlah diriku dengan anugerah-Mu, jauh dari selain diri-Mu. (HR At-Tirmidzi).

  • 5/21/2018 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi

    11/11

    Apabila musim paceklik menimpa, maka berdoalah, YaAllah turunkanlah kami hujan yang

    membantu, yang mengenakkan, yang menyuburkan, yang membawa manfaat, secepatnya

    dan tidak ditunda. (HR At-Tirmidzi).

    Ketika ditimpa musibah, hendaknya berdoa Ya Allah, tiada kemudahan kecuali sesuatu yang

    Engkau jadikan mudah. Dan Engkau menjadikan kesusahan, jika Engkau ingankan (maka

    menjadi) kemudahan.(HR Ibnu Hibban).