43
KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM (Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana SosialDalam Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama Oleh: NADIA INTAN PERMATA SARI NPM : 1531040111 Jurusan Pemikiran Politik Islam FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H / 2020 M

KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM (Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi ...repository.radenintan.ac.id/10880/1/PERPUS PUSAT.pdf · 2020. 6. 26. · di makkah.2 Nabi Muhammad

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM

    (Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana SosialDalam Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama

    Oleh:

    NADIA INTAN PERMATA SARI

    NPM : 1531040111

    Jurusan Pemikiran Politik Islam

    FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

    1441 H / 2020 M

  • ii

    KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM

    (Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana SosialDalam Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama

    Oleh:

    NADIA INTAN PERMATA SARI

    NPM : 1531040111

    Jurusan Pemikiran Politik Islam

    Pembimbing I : Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc. M.Ag

    Pembimbing Ii : Dr. M.Sidi Ritaudin, M.Ag,

    FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

    1441 H / 2020 M

  • iii

    ABSTRAK

    KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM (ANALISIS

    PEMERINTAHAN ISLAM DI MASA NABI MUHAMMAD SAW)

    Oleh

    Nadia Intan Permata Sari

    Nabi Muhammad lahir pada tanggal 20 April 571 M. Nabi hijrah ke Madinah

    pada tahun 622 M, ada dua aktifitas yang dilakukan sesampainya di Madinah

    yaitu mendirikan Masjid Quba dan Kota Madinah. Tidak lama Nabi menetap di

    Madinah, atau menurut ahli sejarah belum cukup dua tahun dari kedatangan Nabi

    di Madinah beliau memaklumatkan suatu piagam yang mengatur kehidupan dan

    hubungan antara komunitas-komunitas yang merupakan komponen masyarakat

    majmuk di Madinah. Piagam itu dikenal sebagai “Piagam Madinah”. Piagam

    Madinah adalah undang-undang negara yang mengatur kehidupan bernegara dari

    seluruh komunitas majmuk di Madinah. Adapun rumusan masalah skripsi ini

    adalah, pertama Bagaimana Konsep Kekuasaan Secara Umum? Dan yang kedua

    Bagaimana Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan Menurut Piagam

    Madinah?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

    Jenis penelitian ini yaitu kepustakaan (library research), dan sifat penelitiannya

    yakni deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan

    sekunder dalam data primer penulis menggunakan buku-buku tentang piagam

    madinah dan yang behubungan dengan konsep kekuasaan. makna kekuasaan

    politik dalam semua sisinya tetap menjadi wacana aktual yang tak berkesudahan.

    Hal ini disebabkan, karena keberadaannya secara fungsional identik dengan

    keberadaan masyarakat itu sendiri. Selain itu, konsep kekuasaan politik belumlah

    sepenuhnya menjadi kesepakatan semua orang. Seluruh warga negara

    memperoleh hak perlindungan, baik perlindungan keamnan, jiwa, harta, maupun

    kehormatan. Istilah kekuasaan terbentuk dari kata kuasa dengan imbuhan awalan

    ke dan akhiran an. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kekuasaan diberi

    arti dengan kuasa (untuk mengurus, memerintah, dan sebagainya); kemampuan;

    kesanggupan; kekuatan. Kekuasaan selain merujuk kepada makna benda

    (kemampuan, kesanggupan, dan kekuatan), juga merujuk kepada makna sifat. Dan

    dapat pula bermakna benda, yakni orang yang di beri kewenangan. Kekuasaan

    dapat disimpulkan dalam tiga arti, yaitu kemampuan, kewenangan, dan pengaruh.

    Ketiga makna ini terlihat dalam defenisi kekuasaan yang diberikan para ilmuwan

    politik. Perlindungan ialah hak warga negara yang harus diberikan dan dimiliki.

    Negara wajib memberikan perlindungan bagi seluruh warganya baik orang

    muslim maupun non muslim.

  • iv

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Nadia Intan Permata Sari

    NPM : 1531040111

    Jurusan/Prodi : Pemikiran Politik Islam

    Fakultas : Ushuluddin

    Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kekuasaan Negara Perspektif

    Politik Islam(Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad Saw)”

    merupakan hasil karya sendiri,bukan duplikat ataupun mengambil karya orang

    lain kecuali pada bagian yang telah di rujuk dandisebut dalam Footnote atau daftar

    pustaka.

    Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

    apabila dilain waktu ada hal-hal yang tidak diinginkan saya bersedia untuk

    bertanggung jawab.

    Bandar Lampung,15 Januari 2020

    Yang membuat pernyataan,

    Nadia Intan Permata Sari

  • v

    MOTTO

    Artinya: Katakanlah: (Muhammad). "Wahai Tuhan yang mempunyai

    kekuasaan Engkau berikan kekuasaan

    kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari

    orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki

    dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala

    kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

    (QS. Ali Imran,26)

  • vi

    PERSEMBAHAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    1. Kepada kedua orang tua, Bapak Sahbuddin dan Ibu Rumyati yang telah

    merawat, membesarkan, membimbing serta mendidik sejak kecil hingga

    dewasa, dan tanpa doa serta perjuangan mereka penulis tidak akan menjadi

    sebesar dan setangguh sekarang.

    2. Adik tersayang Aditya Bagus Prapanca yang telah memberikan doa serta

    dorongan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

    3. Keluarga Besar datuk Sarbini dan Datuk Adam tercinta yang

    selalumemberikan dukungan dan selalu mendoakan dalam menggapai

    keberhasilan,dan mengharapkan sesuatu yang baik.

    4. Teruntuk Kurniawan Alet terimakasih atas ketersedian waktunya yang

    telah banyak memotivasi, mensuport, dan telah sabar menjadi tempat

    berkeluh kesah saat down karena skripsi, Terimakasih banyak.

    5. Almamater tercinta UIN Raden Intan lampung tempat menuntut ilmu

    pengetahuan serta pengalaman yang sangat berharga yang tidak bisa

    penulis lupakan.

  • vii

    RIWAYAT HIDUP

    Nama lengkap Nadia Intan Permata Sari, merupakan anak pertama dari 2

    saudara,dilahirkan di Tanggamus pada tanggal 12 Agustus 1998, Dari pasangan

    bapak Sahbuddin dan ibu Rumyati.

    Pendidikan formal penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Darul Ulum

    Sanggi, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Kemudian Melanjutkan Sekolah

    Dasar di SDN 1 Sanggi. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1

    Bandar Negeri Semuong lulus pada tahun 2012 dengan masa studi 3 Tahun.

    Penulis melanjutkan pendidikan SMKN Unggul dan Terpadu, Kecamatan Anak

    Tuha, Kabupaten Lampung Tengah. Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai

    Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung pada Fakultas Ushuluddin dan Study

    Agamaagama Jurusan Pemikiran Politik Islam. Demikian riwayat hidup penulis

    yang pernah penulis jalani selama menempuh pendidikan di perguruaan tinggi.

    Bandar Lampung, 15 Januari 2020

    Penulis,

    Nadia Intan Permata Sari

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirohmanirohim..

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah tercurahkan karunia nya bagi

    seluruh umat manusia di dunia, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan

    kepada Habibana waNabiana waMaulana Muhammad SAW, serta para

    sahabatnya, keluarganya dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

    Berkat rahmat, inayah, dan nikmat kemudahan yang Allah SWT berikan,

    penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini berupa skripsi, yaitu

    sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata satu dalam jurusam

    Pemikiran Politik Islam di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

    Dengan judul: “Kekuasaan Negara Perspektif Politik Islam (Analisis

    Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW)”.

    Penulis menyadari bahwa karya ini bukan hanya karya pribadi penulis,

    tetapi sebagain merupakan buah dari pemikiran dan pemberian ide dari orang-

    orang yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan semangat kepada

    penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan

    lancar. Untuk itu penulis ingin menyapaikanrasa terimakasih yang tidak terhingga

    kepada seluruh pihak yang banyak membantu, berjasa dalam penyelesaian skripsi

    ini, kepada yang terhormat:

  • ix

    1. Bapak Prof. H. Moh. Mukri, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri

    Raden Intan Lampung.

    2. Bapak Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

    studi Agama di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

    3. Ibu Dr. Tin Amalia Fitri, M.si selaku ketua jurusan Pemikiran Poltik Islam

    dan Ibu Eska Prawisudawati Ulpa, M.si selaku seketaris jurusan Pemikiran

    Politik Islam yang telah membantu dan mempermudah segala proses yang

    menyangkut.

    4. Bapak Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc. M.Ag serta Bapak Dr. M.Sidi

    Ritaudin, M.Ag, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah

    memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran serta

    ketelitiannya dalam penyusunan skripsi ini jurusan.

    5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Pemikiran Politik Islam serta seluruh pengajar di

    Fakultas Ushuluddin dan studi Agama yang telah mendidik dan memberikan

    ilmu pengetahuannya kepada penulis selama Tholabul Ilmi di Fakultas

    Ushuluddin dan Studi Agama.

    6. Kepala UPT perpustakaan UIN Raden Intan Lampung, Kepala Perpustakaan

    Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama serta Kepala Perpustakaan Daerah

    Provinsi lampung terimakasih atas diperkenankannya penulis meminjam

    literatur yang dibutuhkan.

    7. Karyawan dan Karyawati Fakultas Ushuluddin dan studi Agama UIN Raden

    Intan Lampung yang telah memberikan kelancaran penulis sehingga selesainya

    penulisan skripsi ini.

  • x

    8. Teruntuk Sahabat seperjuangan ku Ayu Meta Sari, Anita Agustina, Unila,

    Nopi Mini Sari, Yunie Risma Riyantie, Kitri Lestari, Veiga Meidian Pratiwi.

    serta sahabat ku sedari awal perkuliahan Ratu Suci Ramdayanah dan Rusli

    Kurniawan. Terimakasih atas canda dan tawa selama penulis duduk di bangku

    perkuliahan, serta saling memotivasi dan saling menyemangati satu sama lain.

    9. Teruntuk Sahabat ku sedari kecil Ade Lasari terimakasih atas canda dan

    tawanya selama ini. Serta sahabat ku Yunita Indriyani, terimakasih sudah

    menjadi sahabat terbaik ku.

    10. Teruntuk Adik-adik kosan Taufiqi Khoirunnisa, Ngalifatul Hikmah, Dwi

    Monica, dan Salbiah. Yang selalu membantu dan selalu mensuport.

    Terimakasih banyak.

    11. Teman-teman seperjuangan ku jurusan pemikiran politik islam angkatan 2015.

    Khususnya Kelas PPI B Terimakasih atas segala warna yang telah kalian

    berikan.

    Demikianlah kata pengantar yang dapat penulis utarakan, semoga skrispsi

    ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

    dapat menambah wawasan bagi yang membacanya. Amin Yarobbal Alamin.

    Bandar Lampung, 15 Januari 2020

    Penulis,

    Nadia Intan Permata Sari

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    ABSTRAK ...................................................................................................... ii

    SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v

    MOTTO .......................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

    RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Penegasan Judul ...................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul ............................................................................. 2 C. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 3 D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7 E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7 F. Metode Penelitian .................................................................................. 8

    BAB II KONSEPSI KEKUASAAN DAN POLITIK ISLAM

    A. Pengertian Kekuasaan ............................................................................. 11 B. Sumber-Sumber Kekuasaan ................................................................... 13 C. Bentuk-Bentuk Kekuasaan .................................................................... 17 D. Pengertia Politik Islam ............................................................................ 22 E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 25

  • xii

    BAB III RAGA POLITIK ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN ISLAM

    NABI MUHAMMAD SAW

    A. Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Timbulnya Piagam Madinah .................................................................................................. 27

    B. Terbentuknya Piagam Madinah Pada Masa Pemerintahan Islam Nabi Muhammad SAW .................................................................................. 32

    C. Prinsip Perlindungan menurut Piagam Madinah .................................... 50 D. Kekuasaan Politik Islam Pada Masa Pemerintahan Nabi

    Muhammad Saw ..................................................................................... 56

    BAB IV KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM

    (ANALISIS PEMERINTAHAN ISLAM DI MASA NABI MUHAMMAD

    SAW)

    A. Analisis Konsep Kekuasaan dalam Politik Islam ................................ 63 B. Analisis Prinsip perlindungan piagam madinah .................................. 69

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 73 B. Saran ..................................................................................................... 73

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. PenegasanaJudul

    Judulamerupakan halayang penting dariakarya ilmiah,akarena judulaakan

    memberikanagambaran tentangaisi skripsi. Adapunajudul karya ilmiahayang

    penulisabahas dalamaskripsi iniaadalah: “Kekuasaan Negara Perspektif

    Politik Islam (Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad

    SAW)”.

    “Kekuasaan” berasaladari kata “kuasa” yangaartinya, kemampuanaatau

    kesanggupanauntuk melakukan sesuatuadengan kekuatan,1 jabatanaatau

    kedudukan tertinggiadalam sebuah negara ataualembaga yang didudukiaoleh

    seorang kepalaanegara yang dipilih secara demokratisamaupun secara

    aklamasiaatau turunan.

    Nabi Muhammad dilahirkan dari kalangan yang mulia, ayahnya adalah

    keturunan dari bani Hashim, salah satu suku Quraysh yang paling terpandang

    di makkah.2 Nabi Muhammad dilahirkan pada hari ke 12 bulan rabiul awal

    tahun 570 M bertepatan dengan tahun Gajah. Nabi Muhammad adalah

    seorang pemimpin yang sangat berhasil dengan menerapkan demokrasi yang

    sesungguhnya. Kota Madinah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan para

    sahabatnya dengan dasar-dasar agama Islam yang kokoh. Di kota inilah

    1 Nurcholis Madjid, dalam munawir sadzali, islam dan tata negara. ( Jakarta: UI-Press,

    1990).h. 137 2 Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rosulullah suatu penafsiran ( Bandung : Mizan,

    1992).h.78.

  • 2

    kemudian Nabi Muhammad Saw membangun masyarakat islam yang adil,

    makmur dan sejahtera berdasarkan Al-Qura‟an.3

    Denganademikian yangadimaksud dariajudul skripsi iniayaitu Penulis

    membahas tentang bagaimana konsep kekuasaan secara umum dan penulis

    membahas mengenai politik islampemerintahan pada masa Nabi Muhammad

    Saw, yaitu tentang Piagam Madinah, namun penulis lebih memfokuskan

    mengenai diskripsi dasar negara prinsip Perlindungan menurut Piagam

    madinah.

    B. Alasan Memilih Judul

    1. Alasan Objektif Ilmiah

    a. Kekuasaan dalam politik islam diketahui bahwa pandanganaislam tidak

    hanyaasebatas kebijakan dalamainstitusi terkecil sekalipunaseperti

    rumah tangga.aPolitik atau biasa disebutasiyasah adalah caraauntuk

    mengatur urusanakehidupan bersama untukamencapai kesejahteraan

    dunia danaakhirat. Ia muncul dalamadunia publik maupunadomestik,

    kultural danastruktural, personal maupunkomunal. Meskiadalam

    perkembangannya,apolitik mempunyai penyempitanamakna menjadi

    istilah politikapraktis, politik struktural,aperebutan kekuasaanauntuk

    kepentingan diriaatau sebagian orang danabesifat sesaat, bukanauntuk

    kepentinganamasyarakat luas dan untukamasa depan yangapanjang.

    Kekuasaan yangasejalan dengan politik islamaialah kekuasaan yang

    sepertiadicontohkan RasulullahaSaw.

    3Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad ( Jakarta : Lentera Antar Nusa, 2010).h. 51.

  • 3

    b. Penulis ingin mengetahui konsep kekuasaan secara umum, dan

    mengetahui Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan Menurut

    Piagam Madinah

    2. Alasan Subjektif Ilmiah

    a. Fenomena ini menarikaperhatian saya untukadijadikanabahan

    penelitian,akarena belum adaayang mengangkatamasalah iniasehingga

    masih actualauntuk dibahas.

    b. Judul penulis angkat adaakaitannya denganakonsentrasiajurusan

    pemikiranapolitik islam, selainaitu penelitian iniadidukung dengan

    saranaadan prasanaaserta literaturayang memadaiasehingga

    memungkinkanapenelitian ini dapatadiselesaikan.

    C. Latar Belakang Masalah

    Di zaman modern sekarang bidang politik memang harus diterjuni secara

    profesional dan tidak seyogyanya dimasuki secara amatiral, perkembangan

    zaman telah menuntut spesialisasi dan pembagian tugas dalam kehidupan

    masyarakat modern politik .

    Di kalangan kaum muslimin, di butuhkan kader-kader politik yang

    tangguh beraqidah dan menguasai persoalan politik serta kaitannya dengan

    persoalan social,ekonomi,budaya,psikologi dan lain sebagainya. Kebanyakan

    perilaku politik belum bersedia menggunakan moralitas dan etika Qur‟an

    dengan konsekuen. Di samping itu situasi umum memang mencerminkan

    berlakunya low politis, sehingga lebih mudah berenang menurut arus dari

    pada melawan arus. Para politikus pemimpin lebih mementingkan kekuasaan

  • 4

    semata tidak untuk orang banyak mereka lebih mementingkan dirisendiri.

    Kekuasaan yang baik adalah kekuasaan pada pemerintahan Nabi Muhammad

    SAW.

    Nabi Muhammad lahir pada tanggal 20 April 571 M. dikota mekkah.

    Ayahnya bernama Abdullah putra Abdul Muthalib seorang kepala suku

    Quraisy yang besar pengaruhnya dikalangan orang-orang Arab. Ibunya adalah

    Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah, baik dari ayahmaupun ibunya

    keduannya berasal dari Silsilah Nabi Ibrahim dan Ismail.4

    Munculnya Nabi Muhammad Saw pada waktu itu, bangsa Arab sedang

    melewati suatu masa jahiliyah, semua kehidupan Arab terjerumus kedalam

    kenistaan, penyembahan berhala dan politeisme, dan pelanggaran sosial

    merupakan tatanan masyarakat pada waktu itu.5

    Nabi Muhammad Saw ketika mulai menyiarkan agama Islam yang beliau

    terima dari Allah Swt dimekkah, kota ini memiliki sistem kemasyarakatan

    dibawah pimpinan suku bangsa Quraisy, akhirnya kemudian Nabi bersama

    sahabatnya hijrah ke Madinah karena tidak betah terhadap kekejaman dan

    kebencian yang brutal dari orang Quraisy, kemudian Nabi menyalurkan

    perhatiannya untuk mencari tempat baru untuk kegiatan dakwahnya,6 di

    Mekkah Nabi telah memperoleh sekelompok pengikut yang sangat sedikit

    jumlahnya.7

    4 Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, diterjemahkan oleh Gufron A. Mashadi (Jakarta :

    Rajawali Press, 1996).h. 275. 5 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang,

    1998).h.18. 6 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press 1986).h. 92.

    7 Fazlur Rahman, islam (Bandung : Putaka, 1984).h.12

  • 5

    Dari kacamata sejarah dapat diketahui bahwa, Nabi hijrah ke Madinah

    pada tahun 622 M, ada dua aktifitas yang dilakukan sesampainya di Madinah

    yaitu mendirikan Masjid Quba dan Kota Madinah.8 Kota madinah atau

    dikenal juga Yatsrib, sebelum datangnya islam selalu diwarnai pertikaian dan

    permusuhan antar golongan dan suku, yaitu suku Aus dan Khazraj. Demikian

    juga pertikaian antara keduanya dengan suku-suku dari golongan yahudi.

    Pertikaian suku Aus dan Khazraj tersebut selalu menguntungkan pihak

    Yahudi. Wasfi menyebut peperangan antara suku Aus dan Khazraj tersebut

    dengan perang Samir. Yang paling dasyat adalah perang di hari Bu‟ats yang

    terjadi tahun 618 M. Pertikaian Aus dan Khazraj itu karena ulah yahudi yang

    senantiasa berusaha merobek-robek persatuan dua suku tersebut.9

    Dengan berakhirnya perang Bu‟ats, maka berakhir pula pertikaian antara

    suku Aus dan Khazraj. Hijrah Nabi Muhammad merupakan titik balik dari

    karir beliau terhadap kebangkitan dan kejayaan Islam. Nabi Muhammad

    mampu memberikan kehidupan yang lebih tentram, damai dan sejahtera

    dibawah naungan ajaran Islam yang mulia.10

    Tidak lama Nabi menetap di Madinah, atau menurut ahli sejarah belum

    cukup dua tahun dari kedatangan Nabi di Madinah beliau memaklumatkan

    suatu piagam yang mengatur kehidupan dan hubungan antara komunitas-

    komunitas yang merupakan komponen masyarakat majmuk di Madinah.

    8Muh. Tahir Azhary, Negara Hukum Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat Dari Segi

    Hukum Islam dan Implementasinya Pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini ( Cet. I;

    Jakarta:Bulan Bintang, 1992).h.25. 9Suyuti Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah, (Yogyakarta:

    Ombak, 20140. h. 40. 10

    Harun Nasution, Teologi Islam dan analisa Perbandingan. h.3.

  • 6

    Piagam itu dikenal sebagai “Piagam Madinah”. Piagam Madinah adalah

    undang-undang negara yang mengatur kehidupan bernegara dari seluruh

    komunitas majmuk di Madinah.11

    Ibnu Ishaq adalah perowi utama dari naskah piagam, beliau memberikan

    keterangan mengenai piagam madinah, bahwa:

    “Rasulullah telah menulis suatu “piagam” di antara orang-orang muhajirin

    dan Anshor yang memuat tentang perjanjian dengan kaum Yahudi,

    mengakui akan agama mereka dan harta benda mereka”.

    Menurut Watt, sebagaimana dikutip Ahmad (1973: 73) keterangan ibnu

    ishaq tersebut mengandung dua unsur peting, yaitu:

    1. Piagam yang tertulis itu adalah mengatur hubungan antara sesama kaum muslimin, antara orang-orang Muhajirin yang datang dari

    makkah danjuga orang-orang Anshor yang menjadi penduduk asli

    madinah.

    2. Piagam itu adalah perjanjian antara kaum muslim di satu pihak, dengan kaum Yahudi di pihak lainnya yang memuat pengakuan dan

    perlindungan terhadap agama mereka.

    Berdasarkan dua unsur penting tersebut Muhammad Cholid memberikan

    penilaian terhadap Piagam Madinah bahwa; “Sebagian dari kandungan itu

    ialah dasar-dasar negara islam yang didirikannya. Isinya yang paling tegas

    ialah bekerja untuk mengatur suatu umat yang membentuk suatu masyarakat

    dan menegaskan suatu pemerintahan”.

    Adapun isi dasar negara menurut piagam madinah adalah tentang prinsip

    persatuan umat, prinsip musyawarah, prinsip kebebasan beragama, prinsip

    persamaan, prinsip keadilan, prinsip perlindungan, prinsip perdamaian,

    11

    Ahmad Salabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1993).h.

    87.

  • 7

    prinsip solidaritas sosial, dan prinsip mamperlakukan hak dan kewajiban yang

    sama terhadap setiap pemeluk agama.

    Adapun penjelasan diatas, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis

    tentang kekuasaan negara perspektif islam dan dasar negara piagam madinah

    mengenai Prinsip Perlindungan, peneliti memberi judul skripsi ini dengan

    judul “Kekuasaan Negara Perspektif Politik Islam (Analisis Pemerintahan

    Islam Di Masa Nabi Muhammad Saw).12

    D. Rumusan Masalah

    a. Bagaimana Konsep Kekuasaan Secara Umum?

    b. Bagaimana Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan Menurut Piagam

    Madinah?

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Kita tahuabahwa setiapausaha yang kitaalakukan memilikiatujuan,

    samaahalnyaadenganakarya ilmiahaini memilikiatujuanayaitu:

    a. UntukaMengetahui Konsep Kekuasaan Secara Umum.

    b. Untuk Mengetahui Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan

    Menurut Piagam Madinah.

    2. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

    a. Manfaatateoritis

    12

    Ahmad, Zainal Abidin, Piagam Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973).

  • 8

    Secaraateoritis, hasil penelitianaini diharapkanadapatamenambahadan

    memperluasawawasan keilmuwan,akhususnya dalamabidangailmu

    politikaislam.

    b. Manfaat Praktis

    Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi bagi

    fakultas dan mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas ushuluddin

    jurusan pemikiran politik islam.

    F. MetodeaPenelitian

    1. Jenis danaSifat Penelitian

    a. JenisaPenelitian

    Dariapembahasannya jenisapenelitainayang digunakanaialah

    kepustakaana(Library Research), yaituamengumpulkan dataaatau

    karyaatulisailmiah yangabertujuanadenganaobjek penelitianaatau

    mengumpulkanadata yang bersifatakepustakaan atauatelaahayang

    dilaksanakanauntuk memecahkanamasalah tertentu.13

    b. SifataPenelitian

    Sifatapenelitian ini bersifatadeskriptifkualitatifayangabertujuanauntuk

    mengungkapkanaberbagai

    informasiakualitatifadenganapendeskripsian yangasangat teliti.14

    13

    Saifudin Amar, Metod Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001).h. 5. 14

    Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja

    Rosdakarya, 2007).h. 60-61.

  • 9

    2. SumberaData

    a. DataaPrimer

    DataaPrimeraadalahadata yangadiperoleh atau langsungadikumpulkan

    oleh penelitiadariasumberapertama.15

    Yangamenjadi dataaprimer

    dalamapenulisanainiaadalah dataayang diperolehalangsungadariabuku

    atau jurnal Piagam Madinah, buku-buku mengenai pemerintahan pada

    masa Nabi Muhammad atau buku sirah nabawiyah dan data-data

    berdasarkan karya-karya yang terkait dengan objek pembahasan.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang sudah jadi, atau dipublikasikan untuk

    umum oleh instansi atau lembaga yang mengumpulkan, menyajikan

    dan mengolah. Data sekunder juga disebut dengan data tersedia.16

    3. MetodeaPengumpulan Data

    Penelitianaini termasuk penelitianakepustakaan makaadari itu

    metode yangadigunakan ialahapengumpulan dataaliterature yaitu

    bahanapustaka yangakoheren dengan objek pembahasan yang

    dimaksud.17

    4. Pendekatan

    Dilihatasecara metodologisnya,apendekatan iniayaitu pendekatan

    sosioahistoris yaitu suatuapendekatan yangadigunakan untuk

    mengetahuialatar belakangasosio pemikiranapolitik atauapemerintahan

    15

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2008).h.137. 16

    Ibid. h. 40. 17

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka

    Cipta, 1990).h. 24.

  • 10

    dari seorangatokoh, yangapada dasarnya pemikiranaseorang tokoh

    itudatang dariahasil interaksiadengan lingkungannya.aPenelitian ini

    jugaamenggunakan pendekatanahermenneutik, yangakedepannya

    diharap bisaamemberikan maknaaatau penafsiran danainterpretasi

    terhadapafakta-fakta sosioahistoris yang berkaitanadengan peristiwa-

    peristiwaamasa lampau sesuaiadengan konteksnya.18

    5. AnalisisaData

    Analisisadata merupakan suatuaproses mnegurutkanadan

    mengorganisasikanadata kedalampola,akategori dan satuanauaraian

    dasar sehinggaadapat ditemukanatema dan dapat dirumuskanahipotesis

    kerjaasepertiyang disarankanaoleh data.

    Setelahamelakukan analisisadata maka penulisamanarik

    kesimpulanamenggunakan metodeadeduksi. Metode deduksiayaitu

    suatu metodeayang digunakanauntuk mengambilakesimpulan-

    kesimpulanadari suatu uaraian-uraianyangabersifat umumakepada

    uraianayang bersifatakhusus.19

    18

    Komaruddin Hidayat,Memahami Bahasa Agama: Suatu Kajian Hermaunentik,

    (Jakarta: Paramadian, 1996).h. 12-15. 19

    Anton Bakker Dan Achmad Charis Zubair,Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:

    Kanisius, 1990).h. 21.

  • 11

    BAB II

    KONSEPSIaKEKUASAAN DAN POLITIK ISLAM

    A. PengertianaKekuasaan

    Istilahakekuasaan terbentuk dariakata kuasa dengan imbuhanaawalan ke

    dan akhiranaan. Dalam KamusaBesar BahasaaIndonesia,akata kekuasaan

    diberiaartiaadengan kuasia(untukamengurus,amemerintah, danasebagainya);

    kemampuan;akesanggupan; kekuatan.20

    aSedang kata kuasaasendiri diberi

    arti :

    1. Kemampuanaatau kesanggupana(untuk berbuat sesuatu);akekuatan (selain

    badanaatau benda)

    2. Kewenanganaatas sesuatu atau untukamenentukan (memerintah,

    mewakili,amengurus, danasebagainya) sesuatu

    3. Orangayang diberi kewenanganauntuk mengurus (mewakiliadan

    sebagainya)

    4. Mampu,asanggup, kuat

    5. Pengaruha(gengsi, kesaktian danasebagainya) yang adaapada seseorang

    karenaajabatannya (martabatnya).21

    Pengertianaleksikal di atas menunjukkanabahwa kata kekuasaanaselain

    merujukakepada makna bendaa(kemampuan, kesanggupan,adan kekuatan),

    20

    W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

    1983).h.529. 21Ibid., h. 528.

  • 12

    jugaamerujuk kepadaamakna sifat. Dan dapatapula bermakna benda,ayakni

    orang yangadi beri kewenangan.aDari sini kemudian, tampakabahwa untuk

    kataabersangkutan perubahanamorfologis kurang membawaapengaruh

    semantik.aMeskipun begitu, dariaanalisis ini terlihat bahwaamakna yang

    mendasar dariakekuasaan dapat disimpulkanadalam tiga arti,ayaitu

    kemampuan,akewenangan, dan pengaruh.aKetiga makna ini terlihatadalam

    defenisi kekuasaanaang diberikan para ilmuwanapolitik.

    Robert A.aDahl mengemukakanabahwa istilah kekuasaanamencakup

    kategoriahubumgan kemanusiaan yangaluas, misalnya, hubungan yangaberisi

    pengaruh, otoritas,apersuasi, dorongan, kekerasan,atekanan, danakekuatan

    fisik.22

    Tetapiadalam karyanyaayang berjudul Modenr PoliticalaAnalisis, ia

    mengemukakanabahwa kekuasaan adalahaasejenis pengaruh yangadisertai

    doronganaberupa sanksi bagiayang melanggar.23

    Keduaakonsep pernyataan

    ini tidakakonsisten, sebab dalamapernyataan pertama konsepakekuasaan

    bersifat umumamencakup segala jenisahubungan yang disertaiapengaruh dan

    sanksi. Sifatainkonsistensi pendapataini tidak dipersoalkanakarena Dahl

    memangamengakui bahwa beberapaaistilah politics, termasuk

    “control”,”power”,”authority” dan “influence” mempunyaiaarti yang sukar

    dipahami dannkompleks. Hal itu menyebabkanaabanyak ilmuwan

    menggunakannyaatanpa memberi batasanahanya karena asumsi

    bahwaamakna yang dimaksudatelah dipahami pembacanya.aDahl sendiri

    22 Robert A. Dahl,”Power”dalam David L.Sills,op.cit.XII, h. 407. 23

    Ibid., h. 47.

  • 13

    menggunakanaistilah-istilah tersebut danasaling mempertukarkanatempatnya

    apabila hal ituamemungkinkan.24

    Pandanganayang serupa dikemukakanaHarold D. Lasswelladalam

    artikelnya “Psychologyaand Political Scienceain the U.S.A”.aDengan

    pendekatan psikologis,aia melihat kekuasaan sebagaiahubungan kemanusiaan

    yang diharapkanaterwujud, dan dalamakenyataannya, diberi sanksiaberupa

    hukuman yangakeras.25

    Membahasamasalah kekuasananampaknyaamerupakan suatuahalayang

    sangat pentingakarena hakekat dariapadaakepemimpinan adalahamasalah

    pengaruh danahakekat dari pengaruhaadalah kekuasaan, sepertiadikemukakan

    oleh JosephaReitzadan Linda N Jewell (1985),ayangamengatakan

    “influenceais the process byawhich managersaaffect otherabehavior”. “Power

    is theaabilityato exertainfluence”.

    Keberhasilanaseorang pemimpin banyakaditentukan oleh kemampuannya

    dalamamemahami situasi sertaaketrampilan dalam menentukanamacam

    kekuasaanayang tepat untuk meresponatuntutan situasi. Kekuasanaseperti

    dikemukan olehaGary A Yukl (1989) adalahapotensi agen untuk

    memengaruhiasikap dan perilaku orangalain (target person), sementaraaDavid

    dan Newstrooma(1989) membedakan kekuasaanadan kewenangan, kekuasaan

    adalah kemampuanauntuk memengaruhi orangalain sedangkan wewenang

    merupakan pendelegasianadari manajemen yang lebihatinggi

    .

    24

    Ibid. h. 25-26. 25

    Harold D. Lasswell,”Psycology and Political Science in the U.S.A”dalam UNESCO,

    Contemporary Political Science,(Liege: G. Thone, 1950), h. 534.

  • 14

    B. Sumber-SumberaKekuasaan

    Ada pun sumberakekuasaan itu sendiriaada 3 macam,yaitu:26

    1. Kekuasaanayang bersumber padaakedudukan

    a. Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959). Contohnya

    komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.

    Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959). Contoh :

    Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah

    buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi

    ganjaran kepada anggota atau bawahannya.

    b. Kendali atas hukum (French & Raven 1959). Kepemimpinan yang

    didasarkan pada rasa takut. Contohnya preman-preman yang

    memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko informal

    menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan

    kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior

    kelasnya yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya

    itu selalu dituruti.

    c. Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972). Siapa yang menguasai

    informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu

    jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan

    menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam

    agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.

    26

    Dikutip dari http;//Sumber Kekuasaan com., Artikel, 23 November 2010.

  • 15

    d. Kendali ekologik (lingkungan). Sumber kekuasaan ini dinamakan juga

    perekayasaan situasi . Meliputi :

    • Kendali atas penempatan jabatan. Seorang atasan atau manager

    mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan

    posisi anggotanya.

    • Kendali atas tata lingkungan. Kepala dinas tata kota berhak memberi

    izin bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya

    atas penataan lingkungan.

    Kekuasaan Berdasarkan Kedudukan memiliki pengaruh potensial

    yang berasal dari kewenangan yang sah karena kedudukannya dalam

    organisasi terdiri dari: Kewenangan Formal dan Kekuasaan Pribadi.

    Kewenangan Formal, yaitu kewenangan yang mengacu pada hak

    prerogatif, kewajiban dan tanggung jawab seseorang berkaitan dengan

    kedudukannya dalam organisasi atau sistem sosial.

    Kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, merupakan kontrol dan

    penguasaan terhadap sumber daya dan imbalan terkait dengan kedudukan

    formal. Makin tinggi posisi seseorang dalam hirarki organisasi, makin

    banyak kontrol yang dimiliki orang tersebut terhadap sumber daya yang

    terbatas. Kontrol terhadap hukuman merupakan kapasitas untuk mencegah

    seseorang memperoleh imbalan. Kontrol terhadap informasi menyangkut

    kontrol terhadapaakses terhadap informasiamenyangkut kontrolaterhadap

    akses terhadapainformasi penting maupunakontrol terhadapadistribusinya

  • 16

    kepada orangalain. Kontrol ekologisamenyangkut kontrolaterhadap

    lingkungan fisikaateknologi dan metodeapengorganisasian pekerjaan.

    2. Kekuasaanayang bersumber padaakepribadian

    Berasaladari sifat-sifatapribadi.

    a. Keahlianaatau keterampilana(French & Raven 1959).aContohnya

    pasien-pasienadi rumah sakit menganggapadokter sebagaiapemimpin

    karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan

    penyakitnya.

    b. Persahabatanaatau kesetiaan (French & Raven 1959). Sifatadapat

    bergaul, setiaakawan atau setia kepadaakelompok dapat merupakan

    sumber kekuasaanasehingga seseorang dianggapasebagai pemimpin.

    Contohnyaapemimpin yayasan pantiaasuhan dipilih karenaamemiliki

    sifat sepertiaIbu Theresa.

    c. Kharismaa(House,1977). Ciri kepribadianyang menyebabkan

    timbulnyaakewibawaan pribadi dariapemimpin juga merupakanasalah

    satu sumberakekuasaan dalam prosesakepemimpinan.

    Kekuasaanapribadi menjelaskan bahwaakelompok sumberakekuasaan

    berdasarkanakedudukan akan berlimpahapada orang-orang yangasecara

    hirarki mempunyaiakedudukan dalam organisasi.aPengaruh potensial yang

    melekatapada keunggulan individuaterdiri dari: Kekuasaanakeahlian

    (expert power),aKekuasaan kesetiaan (referent power),adan Kekuasaan

    karisma.

  • 17

    Kekuasaanakeahlian (expert power)amerupakan kekuasaanayang

    bersumber dariakeahlian dalam memecahkanamasalah tugas-tugas

    penting.aSemakin tergantung pihakalain terhadap keahlianaseseorang,

    semakin bertambahakekuasaan keahlian (expert power)aorang tersebut.27

    Kekuasaanakesetiaan (referene power)amerupakan potensiaseseorang

    yang menyebabkanaorang lain mengagumi danamemenuhi permintaan

    orangatersebut. Referente poweraterkait dengan keterampilanainteraksi

    antarapribadi, seperti pesona,akebijaksanaan, diplomasiadan

    empati.28

    Maksudadari kekuasaan kesetiaanaadalah sebuah potensiadimiliki

    oleh seseorangayang menjadikannya dikagumiasama orang lain,asehingga

    pengaruh darinyaaterhadap orang lainadengan bijaksana setiapaorang yang

    dipengaruhinyaaakan melaksanakanadengan sendirinya.

    Kekuasaanakarisma merupakan sifatabawaan dari seseorangayang

    mencakupapenampilan, karakter danakepribadian yangamampu

    memengaruhi orangalain untuk suatu tujuanatertentu.29

    3. Kekuasaanayang bersumber padaapolitik

    a. Kendaliaatas proses pembuatanakeputusan (Preffer & Salanick, 1974).

    Ketua menentukanaapakah suatu keputusanaakan dibuat dan

    dilaksanakanaatau tidak.

    b. Koalisia(stevenson, pearce & porter 1985).aDitentukan hakadan

    wewenangauntuk membuat kerjasamaadalam kelompok.

    27

    Ibid. 28

    Ibid. 29

    Ibid.

  • 18

    c. Partisipasia(Preffer, 1981). Pemimpin yangamengatur pastisipasiadari

    masing-masingaanggotanya.

    d. Institusionalisasi.aPemimpin agama menikahkanasuami istri. Notaris

    atau hakimamenetapkan berdirinyaasuatu perusahaan.

    C. Bentuk-BentukaKekuasaan

    Gagasanatradisional tentang kekuasaanadifokuskan pada individuadan

    pelaksanaanakekuasaannya. Kekuasaanaadalah sesuatu yangdipegang dan

    ditanganiamanusia, berdasarkanasumber-sumber kekuasaanatertentu. French

    dan Raven (1959)amenyatakan bahwa Aadapat memiliki kekuasaanaatas B

    berdasarkanapada lima jenis kekuasaan.aDasar-dasar kekuasaan

    iniadibedakan oleh arti tindakan Aaterhadap B dan hubunganayang mereka

    hasilkan.30

    1. Kekuasaanamemberi ganjarana(Reward Power) adalahakekuasaan untuk

    memberiakeuntungan positif atauapenghargaan kepada yangadipimpin.

    Tentu hal iniabisa terlaksana dalamakonteks bahwa sangapemimpin

    mempunyaiakemampuanadan sumberdaya untukamemberikan

    penghargaanakepada bawahan yangamengikuti arahan-arahannya.

    Penghargaanabisa berupa pemberianahak otonomi atas suatuawilayah

    yang berprestasi,apromosi jabatan, uang,apekerjaan yang

    lebihamenantang dsb. Contoh:aApabila seorang pegawaiadapat bekerja

    melebihi target,amaka karyawan tersebutaakan mendapat insentifaberupa

    uang.

    30

    Dikutip dari Tyas Virginita R., “Bentuk-Bentuk Kekuasaan”,Artikel, 28 Desember

    2009.

  • 19

    2. Kekuasaanayang memaksaa(Coercive Power) yakniakekuasaan yang

    didasari karenaakemampuan seorang pemimpinauntuk memberi hukuman

    dan melakukanapengendalian. Yang dipimpinajuga menyadari bahwa

    apabila dia tidakamematuhinya, akan ada efekanegative yang bisaatimbul.

    Pemimpinayang bijak adalah yangabisa menggunakan kekuasaanaini

    dalam konotasiapendidikan dan arahanayang positif kepada anakabuah.

    Bukan hanyaakarena rasa senang-tidak senang,aataupun faktor-faktor

    subjektifalainnya. Contoh: seorangapajurit datang terlambatasaat bekerja,

    maka komandannyaaakan memberiahukuman.

    3. Kekuasaanayang sah (Legitimate Power)ayakni kekuasaan yangadimiliki

    seorang pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi

    atau lembaga. Kekuasaan yang memberi otoritas atau wewenang

    (authority) kepada seorang pemimpin untuk memberi perintah, yang harus

    didengar dan dipatuhi oleh anak dan anak buahnya. Bisa berupa

    kekuasaan seorang jenderal terhadap para prajuritnya, seorang kepala

    sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya, ataupun seorang

    pemimpin perusahaan terhadap karyawannya. Contoh: seorang dosen

    akan mulai memberikan materi saat isi kelas diam dan tenang, apabila di

    dalam kelas masih gaduh maka dosen tidak mau mengajar.

    4. Kekuasaanareferen (Referent Power)aadalah kekuasaanayang timbul

    karena kharisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian

    yang menarik. Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah apabila

    saya mengagumi dan memuja anda, maka anda dapat berkuasa atas saya.

  • 20

    Contoh: dalam suatu partai politik, si B terpilih menjadi ketua partai

    tersebut karena ia dipandang sebagai pribadi yang baik, bersahaja dan

    mengayomi.

    5. Kekuasaanaahli (Expert Power)ayakni kekuasaan yangaberdasarkan

    karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu,

    sehingga menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa

    pemimpin mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran

    konseptualadan teknikal. Kekuasaanaini akan terus berjalanadalam

    kerangka sangapengikut memerlukanakepakarannya. Kekuasaan

    kepakaran bisaaterus eksis apabila ditunjangaoleh referent poweradan

    legitimate power.aContoh: seorang pasienapercaya pada hasiladiagnose

    dokter atas penyakitayang dideritanya,aseseorang percaya padaaseorang

    ilmuwan pada bidang,akarena ilmuwan tersebutatelah membuktikanahasil

    penelitianya.

    Sementaraaitu, French dan Ravena(Gary A Yukl, 1994)amengidentifikasi

    ada lima bentukakekuasaan yang dirasakanamungkin dimiliki olehaseorang

    pemimpin,ayaitu:

    1. Kekuasaanaganjaran merupakanasuatu kekuasan yangadidasarkan atas

    pemberianaharapan, pujian, penghargaanaatau pendapatan bagi

    terpenuhinyaapermintaan seseorangapemimpin terhadapabawahannya.

    2. Kekuasaanapaksaan yaitu suatu kekuasaanayang didasarkan atasarasa

    takut, seorang pengikut merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan

  • 21

    seorang pemimpin dapat menyebabkan dijatuhkannya sesuatu bentuk

    hukuman.

    3. Kekuasaanalegal yaitu suatu kekuasaanayang diperoleh secaraasah karena

    posisiaseseorang dalam kelompokaatau hirarhiakeorganisasian.

    4. Kekuasaanakeahlian yaitu kekuasasaanayang didasarkan atasaketrampilan

    khusus, keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana

    para pengikutnya menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian

    yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.

    5. Kekuasaanaacuan yaitu suatuakekuasaan yang didasarkanaatas daya tarik

    seseorang,aseorang pemimpin dikagumiaoleh para pengikutnyaakarena

    memiliki suatuaciri khas, bentuk kekuasaanaini secara

    populeradinamakan kharisma.aPemimpin yang memilikiadaya kharisma

    yang tinggiadapat meningkatkanasemangat dan menarikapengikutnya

    untuk melakukanasesuatu, pemimpin yang demikianatidak hanya diterima

    secara mutlakanamun diikutiasepenuhnya.

    Kelimaakekuasaan tersebutaoleh John M Ivancevuchadan Michhael T

    Matteson (1987)adibagi dalm dua katogeriautama yaitu organisasidan

    pribadi. Kekuasaanganjaran dan kekuasaan dan kekuasaanapaksaan

    terutama ditentukanaoleh organisasi,akedudukanadan kelompok-kelompok

    resmi. Kekuasaanalegitimasi seseorang dapatadiubah denganaperpindahan

    orang,apenataan kembali jobadiscription atau penguranganakekuasaan

    melalui restrukturisasiaorganisasi.

  • 22

    Sedangkanakekuasan keahlian danakekuasaan referensi sangatapribadi,

    kekuasan tersebutamerupakan hasil dariakeahlian individu.aKemampuan

    seseorangadalam mengakses sumber-sumber,ainformasi sertaadukungan

    merupakanasumber kekuasaan sepertiayang dikemukakan dariahasil

    penelitiannyaaRosabeth M Kanter (1979), iaamengemukakan

    keyakinannyaabahwa akar dariakekuasaan :

    a) Aksesaterhadap sumber-sumber,ainformasi dan dukungan

    b) Kemampuanauntuk dapat bekerjaasama dalam melakukanapekerjaan

    yangapenting kekuasaanaterjadi ketika seseorangatelah mempunyai

    saluran terhadap sumber-sumber keuangan, sumber-sumber manusia,

    teknologi, bahan-bahan, langganan dan sebagainya.

    6. Kekuasaanainformasi. Dalamaperkembangan berikutnyaaRaven

    bekerjasama denganaKruglanski menambahakekuasaan yangakeenam

    yaitu kekuasaanainformasi. Kekuasaanainformasi adalahkemampuan

    pemimpinauntukamemengaruhi perilakuabawahannya dengan

    menggunakan kelebihannyaamemiliki beberapa keteranganayang

    diperlukan.

    7. Kekuasaanahubungan. Pada tahuna1979 Hersey danaGoldsmith

    mengusulkanakekuasaan ke tujuh yaituakekuasaan hubunganaatau

    connection power.aKekuasaan hubungan adalahakemampuan pemimpin

    untukamemengaruhi perilakuabawahannya denganamenggunakanaadanya

    hubunganabaikadirinya dengan orang-orangatertentu yangadipandang

    penting danaberpengaruh baik diluaramaupun didalamaorganisasi.

  • 23

    D. Pengertian Politik Islam

    Politikaberasal dari kata politics (Inggris)ayang menunjukkanasifat pribadi

    atau perbuatan.aSecara leksikal, kataapolitisc berarti actingaor judging

    wisely, well judged, prudent.31

    Politikakemudian terserapake dalam bahasa

    Indonesiaadengan pengertian segalaaurusan dan tindakana(kebijakan, siasat,

    dan sebagainya)amengenai kebijakananegara atau terhadapanegara lain,

    kebijakan,acara bertindaka(dalam menghadapi atauamenangani suatu

    masalah).32

    Jadi, politik adalah cara dan upaya menangani masalah-masalah

    rakyat dengan seperangkat undang-undang untuk menjadi kemaslahatan dan

    mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan manusia.

    Istilah, politik pertama kali dikenal melalui buku Plato yang berjudul

    politea yang juga dikenal dengan Republik. Kemudian muncul karya

    Aristoteles yang berjudul politea.33

    Kedua karya ini dipandang sebagai

    pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian. Dari kedua karya

    inilah dapat diketahui bahwa politik merupakan istilah yang dipergunakan

    untuk konsep pengaturan masyarakat.

    Politik dalam bahasa Arab berarti siyasah (berasal dari kata سياسة يسوس ساس

    - - yang berarti mengatur, mengurus, dan memerintah. Siyasah juga berarti

    pemerintahan dan politik, atau menuntut kebijaksanaan34

    Menurut al-Maqrizi

    –sebagaimana dikutip Abdul Wahab Khallaf- arti kata siyasah adalah

    31

    A.S. Hornby A.P. Cowic (ed.), Oxford Advanced Leaner‟s Dictionary of Current

    English (London: Oxford University Press, 1974), h.645. 32

    W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

    1983), h. 763. 33

    Ibid,h.26. 34

    Louis Ma‟louf, al-Munjid fi al-Lugah wa al-A‟lam (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), h. 362.

  • 24

    mengatur.35

    Jadi siyasah menurut bahasa mengandung beberapa arti, yaitu

    mengatur, mengurus, memerintah, memimpin, membuat kebijaksanaan

    pemerintahan dan politik. Artinya, mengatur, mengurus, dan membuat

    kebijaksanaan atas sesuatu yang bersifat politis untuk mencapai suatu tujuan.

    Secara terminologis, siyasah dalam Lisan al-Arab berarti mengatur atau

    memimpin sesuatu dengan cara membawa kepada kemaslahatan.36

    Dalam al-

    Munjid, siyasah adalah membuat kemaslahatan manusia dengan membimbing

    merekaake jalan yangamenyelamatkan. Siyasah adalahailmu pemerintahan

    untukamengendalikan tugasadalam negeri dan luaranegeri, yaitu politik

    dalam dan luaranegeri serta kemasyarakatanayakni mengaturakehidupan

    umum atasadasar keadilan danaistiqamah.37

    Abdul WahabaKhallaf

    mendefinisikanasiyasah sebagaiaundang-undang yangadiletakkan untuk

    memelihara ketertibanadan kemaslahatan sertaamengatur keadaan.38

    Padaaprinsipnya, definisiayang dikemukakanamemiliki persamaan.

    Siyasah berkaitanadengan mengatur danamengurus manusia dalamahidup

    bermasyarakat danabernegara dengan membimbingamereka kepada

    kemaslahatan danamenjauhkannya dari kemudharatan.39

    Dariabeberapa definisi yangatelah dikemukakan, penulisamengambil

    makna politikadalam arti yang luas.aPolitik tidak hanyaasebatas kebijakan-

    kebijakanadalam urusan pemerintahanadalam dan luar negeri,atetapi

    35

    Wahab Khallaf, al-Siyasat al-Syar‟iyyah (al-Qahirah: Dar al-Anshar, 1977), h. 4. 36

    Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, Vol. VI (Beirut: Dar al-¢adr, 1386/1968), h. 108. 37

    Louis Ma‟louf, loc. cit. 38

    Abdul Wahab Khallaf, op. cit., h. 4-5. 39

    J. Suyuthi Pulungan, Fiqhi Siyasah: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, Ed.I (Cet. I;

    Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 24.

  • 25

    termasuk padaakebijakan-kebijakan dalamainstitusi terkecilasekalipun –

    seperti rumahatangga. Politik atauasiyasah adalah caraamengatur urusan

    kehidupan bersamaauntuk mencapai kesejahteraanadunia dan akhirat.aPolitik

    adalah ruangayang sangat luas,aseluas ruang kehidupan itu sendiri.aIa muncul

    dalam duniaadomestik maupun publik,akultural maupun struktural,apersonal

    dan komunal.aAkan tetapi, dalam perkembangannya,apolitik memiliki makna

    yang semakinasempit menjadi istilahapolitik praktis, politikastruktural,

    perebutanakekuasaan untuk kepentinganadiri atau sebagian orang danasesaat,

    bukanauntuk kepentinganamasyarakat luas danamasa depanayang masih

    panjang.

    Bertolakadari pengertianadi atas, politikamengandung duaamakna, yaitu

    politikadalam arti luas –sebagaimanaadikemukakan di atas-,adan politik

    dalamaarti sempit, yaituapolitik yang merupakanatanggung jawabapengaturan

    dan pemeliharaanaurusan umat danamasyarakat secara keseluruhan.aPolitik

    praktis yangasejalan dengan syariataIslam adalah politikayang tidak terlihat

    didalamnyaaperebutan kekuasaan,akekejaman, ketidakadilan,adan lain-lain,

    karenaaIslam meletakkanadasar pengaturan danapemeliharaan urusanaumat

    di atasalandasan hukum-hukumaAllah, bukan padaakediktatoran penguasa

    atau keinginanasekelompok orang. Penguasaahanyalah pelaksanaapolitik

    yang bersumberadari hukum-hukumaAllah swt., sedangkanamasyarakat

    berperan sebagaiapengawas dan pengoreksiakehidupan politik

    agarasenantiasa beradaadalam rel hukumasyara.

  • 26

    E. Tinjauan Pustaka

    Untuk menghindari pengulangan penelitian dengan membahas

    permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk buku ataupun

    dalam tulisan yang lain, maka penulis memaparkan karya ilmiah sebelumnya

    yang menjadi acuan penelitian ini diantaranya :

    1. Penelitian berkenaan dengan judul penulis yaitu telah dilaksanakan oleh

    Zuraidah Hafni dengan judul “piagam madinah persfektif kebudayaan”.

    Zuraidah Hafni meneliti tentang peran piagam madinah terhadap

    masyarakat madinah ditinjau dari perspektif kebudayaan. Keduanya

    memang membahas perihal tentang piagam madinah akan tetapi peneliti

    membahas tentang dasar negara yang ada di piagam madinah yaitu

    mengenai prinsip perlindungan.

    2. Penelitian berikutnya dilaksanakan oleh M. Basir Syam dengan judul

    “Kebijakan Dan Prinsip Kenegaraan Nabi Muhammad Saw Di Madinah”.

    M. Basir Syam meneliti tentang kebijakan dan prinsip kenegaraan nabi

    muhammad saw. M. Basir Syam lebih memfokuskan mengenai kebijakan

    pada masa pemerintahan Nabi Muhammad Saw. Sedangkan peneiliti

    fokuskan disini adalah kekuasaan secara umum dan mengenai dasar

    negara Piagam Madinah tentang prinsip Perlindungan.

    3. Penelitian berikutnya dilaksanakan oleh Latifah Awalin dengan judul

    “Dasar Negara Menurut Piagama Madinah”. Latifah meneliti tentang

    dasar negara meneurut Piagam Madinah. Keduanya sama sama meneliti

    tentang dasar negara Piagam Madinah yang membedakannya adalah

  • 27

    latifah meneliti dasar negara secara menyeluruh sedangkan peneliti lebih

    memfokuskan mengenai dasar negara piagam Madinah tentang prinsip

    perlindungan.

  • 76

    DAFTAR PUSTAKA

    Sumber Buku

    Ahmad, Zainal Abidin, Piagam Nabi Muhammad Saw Konstitusi Negara Tertulis

    Yang Pertama Di Dunia, Jakarta : Pustaka Al Kausar, 2014.

    Amar Saifudin, Metod Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001.

    Amirin Tatang A. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : C.V. Rajawali, 1986.

    Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktek, Jakarta:

    Rineka Cipta, 1990.

    Budiarjo Meriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT Gramedia Pustaka

    Utama, 2008.

    Elwa, Mohammed S, Sistem Politik Dalam Pemerintahan Islam, Surabaya : Pt

    Bina Ilmu, 1983.

    Fatmawati, Implementasi Hak Politik Perempuan Dalam Masyarakat Islam,

    Sulawesi Selatan : Disertasi, 2007.

    Glasse Cyril, Ensiklopedi Islam, Diterjemahkan Oleh Gufron A. Mashadi, Jakarta

    :Rajawali Press,1996.

    Haekal Husein, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta : Lentera Antarnusa, 2010.

    Hasan, Syaikh Abdul, as-Sirah An-Nabawiyyah, Jakarta : PT Gramedia, 2017.

    Hashem Fuad, Sirah Muhammad Rasulullah Suatu Penafsiran, Bandung : Mizan,

    1992.

    Madjid Nurcholis, Islam Dan Tata Negara, Jakarta : UI-Press, 1990.

    Ma‟louf Louis, al-Munjid f³ al-Lugah wa al-A‟l±m, Beirut: D±r al-Masyriq,

    1986.

    Maridjan Kacug , Sistem Politik Indonesia Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde

    Baru. Jakarta: Kencana, 2010.

    Muin Salim Abd, Konsep Kekuasaan Politik Dalam Al-Qur’an, Jakarta : Fakultas

    Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1989.

    Mu‟nis Husain, Sejarah Otentik Politik Nabi Muhammad Saw, Tangerang :

    Pustaka Iman, 1993.

  • 77

    Nanang Tahqiq, Politik Islam, Jakrta : Kencana, 2004.

    Nasution Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I Jakarta : 1986.

    Nasution Harun, Teologi Islam Dan Analisa Perbandingan.

    Poerwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,

    1983

    Rahman Fazlur, Islam, Diterjemahkan Oleh Amin Ahmad, Bandung : Pustaka,

    1984.

    Sitepu, P. Anthonius, “Study Ilmu Politik”, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif R&D, Bandung : Alfabeta, 2008.

    Sukardja, Ahmad, Piagam Madinah Dan Undang Undang Dasar NRI 1945,

    Jakarta Timur : Sinar Grafika, 2012.

    Sukmadinata Nan Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja

    Rosdakarya, 2007.

    Ulwan Abdullah Nashih, Sikap Islam Terhadap Non Muslim, Yogyakarta :

    Pustaka Al Kautsar, 1990.

    Sumber Jurnal

    Awali, Latifah. “Dasar Negara Piagam Madinah”. (Skripsi Program Sarjana Iain

    Sunan Ampel, Surabaya, 1995).

    Basir, M Syam. “Kebijakan dan Prinsip Kenegaraan Nabi Muhammad Saw di

    Madinah”. (Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik).

    Hamdani, Fitrah. “Piagam Madinah dan Demokrasi di Indonesia”. (Skripsi

    Program Sarjana Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2013).

    Ritaudin, M. Sidi. “Kekuasaan Negara Dan Kekuasaan Pemerintahan Menurut

    Pandangan Politik Ikhwanul Muslimin”, Jurnal Tapis, Vol 15, No 1, 2019.