Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM
(Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana SosialDalam Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh:
NADIA INTAN PERMATA SARI
NPM : 1531040111
Jurusan Pemikiran Politik Islam
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1441 H / 2020 M
ii
KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM
(Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana SosialDalam Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh:
NADIA INTAN PERMATA SARI
NPM : 1531040111
Jurusan Pemikiran Politik Islam
Pembimbing I : Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc. M.Ag
Pembimbing Ii : Dr. M.Sidi Ritaudin, M.Ag,
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1441 H / 2020 M
iii
ABSTRAK
KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM (ANALISIS
PEMERINTAHAN ISLAM DI MASA NABI MUHAMMAD SAW)
Oleh
Nadia Intan Permata Sari
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 20 April 571 M. Nabi hijrah ke Madinah
pada tahun 622 M, ada dua aktifitas yang dilakukan sesampainya di Madinah
yaitu mendirikan Masjid Quba dan Kota Madinah. Tidak lama Nabi menetap di
Madinah, atau menurut ahli sejarah belum cukup dua tahun dari kedatangan Nabi
di Madinah beliau memaklumatkan suatu piagam yang mengatur kehidupan dan
hubungan antara komunitas-komunitas yang merupakan komponen masyarakat
majmuk di Madinah. Piagam itu dikenal sebagai “Piagam Madinah”. Piagam
Madinah adalah undang-undang negara yang mengatur kehidupan bernegara dari
seluruh komunitas majmuk di Madinah. Adapun rumusan masalah skripsi ini
adalah, pertama Bagaimana Konsep Kekuasaan Secara Umum? Dan yang kedua
Bagaimana Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan Menurut Piagam
Madinah?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Jenis penelitian ini yaitu kepustakaan (library research), dan sifat penelitiannya
yakni deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan
sekunder dalam data primer penulis menggunakan buku-buku tentang piagam
madinah dan yang behubungan dengan konsep kekuasaan. makna kekuasaan
politik dalam semua sisinya tetap menjadi wacana aktual yang tak berkesudahan.
Hal ini disebabkan, karena keberadaannya secara fungsional identik dengan
keberadaan masyarakat itu sendiri. Selain itu, konsep kekuasaan politik belumlah
sepenuhnya menjadi kesepakatan semua orang. Seluruh warga negara
memperoleh hak perlindungan, baik perlindungan keamnan, jiwa, harta, maupun
kehormatan. Istilah kekuasaan terbentuk dari kata kuasa dengan imbuhan awalan
ke dan akhiran an. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kekuasaan diberi
arti dengan kuasa (untuk mengurus, memerintah, dan sebagainya); kemampuan;
kesanggupan; kekuatan. Kekuasaan selain merujuk kepada makna benda
(kemampuan, kesanggupan, dan kekuatan), juga merujuk kepada makna sifat. Dan
dapat pula bermakna benda, yakni orang yang di beri kewenangan. Kekuasaan
dapat disimpulkan dalam tiga arti, yaitu kemampuan, kewenangan, dan pengaruh.
Ketiga makna ini terlihat dalam defenisi kekuasaan yang diberikan para ilmuwan
politik. Perlindungan ialah hak warga negara yang harus diberikan dan dimiliki.
Negara wajib memberikan perlindungan bagi seluruh warganya baik orang
muslim maupun non muslim.
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nadia Intan Permata Sari
NPM : 1531040111
Jurusan/Prodi : Pemikiran Politik Islam
Fakultas : Ushuluddin
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kekuasaan Negara Perspektif
Politik Islam(Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad Saw)”
merupakan hasil karya sendiri,bukan duplikat ataupun mengambil karya orang
lain kecuali pada bagian yang telah di rujuk dandisebut dalam Footnote atau daftar
pustaka.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila dilain waktu ada hal-hal yang tidak diinginkan saya bersedia untuk
bertanggung jawab.
Bandar Lampung,15 Januari 2020
Yang membuat pernyataan,
Nadia Intan Permata Sari
v
MOTTO
Artinya: Katakanlah: (Muhammad). "Wahai Tuhan yang mempunyai
kekuasaan Engkau berikan kekuasaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari
orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS. Ali Imran,26)
vi
PERSEMBAHAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kepada kedua orang tua, Bapak Sahbuddin dan Ibu Rumyati yang telah
merawat, membesarkan, membimbing serta mendidik sejak kecil hingga
dewasa, dan tanpa doa serta perjuangan mereka penulis tidak akan menjadi
sebesar dan setangguh sekarang.
2. Adik tersayang Aditya Bagus Prapanca yang telah memberikan doa serta
dorongan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Keluarga Besar datuk Sarbini dan Datuk Adam tercinta yang
selalumemberikan dukungan dan selalu mendoakan dalam menggapai
keberhasilan,dan mengharapkan sesuatu yang baik.
4. Teruntuk Kurniawan Alet terimakasih atas ketersedian waktunya yang
telah banyak memotivasi, mensuport, dan telah sabar menjadi tempat
berkeluh kesah saat down karena skripsi, Terimakasih banyak.
5. Almamater tercinta UIN Raden Intan lampung tempat menuntut ilmu
pengetahuan serta pengalaman yang sangat berharga yang tidak bisa
penulis lupakan.
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap Nadia Intan Permata Sari, merupakan anak pertama dari 2
saudara,dilahirkan di Tanggamus pada tanggal 12 Agustus 1998, Dari pasangan
bapak Sahbuddin dan ibu Rumyati.
Pendidikan formal penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Darul Ulum
Sanggi, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Kemudian Melanjutkan Sekolah
Dasar di SDN 1 Sanggi. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1
Bandar Negeri Semuong lulus pada tahun 2012 dengan masa studi 3 Tahun.
Penulis melanjutkan pendidikan SMKN Unggul dan Terpadu, Kecamatan Anak
Tuha, Kabupaten Lampung Tengah. Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai
Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung pada Fakultas Ushuluddin dan Study
Agamaagama Jurusan Pemikiran Politik Islam. Demikian riwayat hidup penulis
yang pernah penulis jalani selama menempuh pendidikan di perguruaan tinggi.
Bandar Lampung, 15 Januari 2020
Penulis,
Nadia Intan Permata Sari
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim..
Segala puji bagi Allah SWT yang telah tercurahkan karunia nya bagi
seluruh umat manusia di dunia, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Habibana waNabiana waMaulana Muhammad SAW, serta para
sahabatnya, keluarganya dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Berkat rahmat, inayah, dan nikmat kemudahan yang Allah SWT berikan,
penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini berupa skripsi, yaitu
sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata satu dalam jurusam
Pemikiran Politik Islam di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Dengan judul: “Kekuasaan Negara Perspektif Politik Islam (Analisis
Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW)”.
Penulis menyadari bahwa karya ini bukan hanya karya pribadi penulis,
tetapi sebagain merupakan buah dari pemikiran dan pemberian ide dari orang-
orang yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan semangat kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan
lancar. Untuk itu penulis ingin menyapaikanrasa terimakasih yang tidak terhingga
kepada seluruh pihak yang banyak membantu, berjasa dalam penyelesaian skripsi
ini, kepada yang terhormat:
ix
1. Bapak Prof. H. Moh. Mukri, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
studi Agama di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
3. Ibu Dr. Tin Amalia Fitri, M.si selaku ketua jurusan Pemikiran Poltik Islam
dan Ibu Eska Prawisudawati Ulpa, M.si selaku seketaris jurusan Pemikiran
Politik Islam yang telah membantu dan mempermudah segala proses yang
menyangkut.
4. Bapak Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc. M.Ag serta Bapak Dr. M.Sidi
Ritaudin, M.Ag, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran serta
ketelitiannya dalam penyusunan skripsi ini jurusan.
5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Pemikiran Politik Islam serta seluruh pengajar di
Fakultas Ushuluddin dan studi Agama yang telah mendidik dan memberikan
ilmu pengetahuannya kepada penulis selama Tholabul Ilmi di Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama.
6. Kepala UPT perpustakaan UIN Raden Intan Lampung, Kepala Perpustakaan
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama serta Kepala Perpustakaan Daerah
Provinsi lampung terimakasih atas diperkenankannya penulis meminjam
literatur yang dibutuhkan.
7. Karyawan dan Karyawati Fakultas Ushuluddin dan studi Agama UIN Raden
Intan Lampung yang telah memberikan kelancaran penulis sehingga selesainya
penulisan skripsi ini.
x
8. Teruntuk Sahabat seperjuangan ku Ayu Meta Sari, Anita Agustina, Unila,
Nopi Mini Sari, Yunie Risma Riyantie, Kitri Lestari, Veiga Meidian Pratiwi.
serta sahabat ku sedari awal perkuliahan Ratu Suci Ramdayanah dan Rusli
Kurniawan. Terimakasih atas canda dan tawa selama penulis duduk di bangku
perkuliahan, serta saling memotivasi dan saling menyemangati satu sama lain.
9. Teruntuk Sahabat ku sedari kecil Ade Lasari terimakasih atas canda dan
tawanya selama ini. Serta sahabat ku Yunita Indriyani, terimakasih sudah
menjadi sahabat terbaik ku.
10. Teruntuk Adik-adik kosan Taufiqi Khoirunnisa, Ngalifatul Hikmah, Dwi
Monica, dan Salbiah. Yang selalu membantu dan selalu mensuport.
Terimakasih banyak.
11. Teman-teman seperjuangan ku jurusan pemikiran politik islam angkatan 2015.
Khususnya Kelas PPI B Terimakasih atas segala warna yang telah kalian
berikan.
Demikianlah kata pengantar yang dapat penulis utarakan, semoga skrispsi
ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
dapat menambah wawasan bagi yang membacanya. Amin Yarobbal Alamin.
Bandar Lampung, 15 Januari 2020
Penulis,
Nadia Intan Permata Sari
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ...................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul ............................................................................. 2 C. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 3 D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7 E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7 F. Metode Penelitian .................................................................................. 8
BAB II KONSEPSI KEKUASAAN DAN POLITIK ISLAM
A. Pengertian Kekuasaan ............................................................................. 11 B. Sumber-Sumber Kekuasaan ................................................................... 13 C. Bentuk-Bentuk Kekuasaan .................................................................... 17 D. Pengertia Politik Islam ............................................................................ 22 E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 25
xii
BAB III RAGA POLITIK ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN ISLAM
NABI MUHAMMAD SAW
A. Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Timbulnya Piagam Madinah .................................................................................................. 27
B. Terbentuknya Piagam Madinah Pada Masa Pemerintahan Islam Nabi Muhammad SAW .................................................................................. 32
C. Prinsip Perlindungan menurut Piagam Madinah .................................... 50 D. Kekuasaan Politik Islam Pada Masa Pemerintahan Nabi
Muhammad Saw ..................................................................................... 56
BAB IV KEKUASAAN NEGARA PERSPEKTIF POLITIK ISLAM
(ANALISIS PEMERINTAHAN ISLAM DI MASA NABI MUHAMMAD
SAW)
A. Analisis Konsep Kekuasaan dalam Politik Islam ................................ 63 B. Analisis Prinsip perlindungan piagam madinah .................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 73 B. Saran ..................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. PenegasanaJudul
Judulamerupakan halayang penting dariakarya ilmiah,akarena judulaakan
memberikanagambaran tentangaisi skripsi. Adapunajudul karya ilmiahayang
penulisabahas dalamaskripsi iniaadalah: “Kekuasaan Negara Perspektif
Politik Islam (Analisis Pemerintahan Islam Di Masa Nabi Muhammad
SAW)”.
“Kekuasaan” berasaladari kata “kuasa” yangaartinya, kemampuanaatau
kesanggupanauntuk melakukan sesuatuadengan kekuatan,1 jabatanaatau
kedudukan tertinggiadalam sebuah negara ataualembaga yang didudukiaoleh
seorang kepalaanegara yang dipilih secara demokratisamaupun secara
aklamasiaatau turunan.
Nabi Muhammad dilahirkan dari kalangan yang mulia, ayahnya adalah
keturunan dari bani Hashim, salah satu suku Quraysh yang paling terpandang
di makkah.2 Nabi Muhammad dilahirkan pada hari ke 12 bulan rabiul awal
tahun 570 M bertepatan dengan tahun Gajah. Nabi Muhammad adalah
seorang pemimpin yang sangat berhasil dengan menerapkan demokrasi yang
sesungguhnya. Kota Madinah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya dengan dasar-dasar agama Islam yang kokoh. Di kota inilah
1 Nurcholis Madjid, dalam munawir sadzali, islam dan tata negara. ( Jakarta: UI-Press,
1990).h. 137 2 Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rosulullah suatu penafsiran ( Bandung : Mizan,
1992).h.78.
2
kemudian Nabi Muhammad Saw membangun masyarakat islam yang adil,
makmur dan sejahtera berdasarkan Al-Qura‟an.3
Denganademikian yangadimaksud dariajudul skripsi iniayaitu Penulis
membahas tentang bagaimana konsep kekuasaan secara umum dan penulis
membahas mengenai politik islampemerintahan pada masa Nabi Muhammad
Saw, yaitu tentang Piagam Madinah, namun penulis lebih memfokuskan
mengenai diskripsi dasar negara prinsip Perlindungan menurut Piagam
madinah.
B. Alasan Memilih Judul
1. Alasan Objektif Ilmiah
a. Kekuasaan dalam politik islam diketahui bahwa pandanganaislam tidak
hanyaasebatas kebijakan dalamainstitusi terkecil sekalipunaseperti
rumah tangga.aPolitik atau biasa disebutasiyasah adalah caraauntuk
mengatur urusanakehidupan bersama untukamencapai kesejahteraan
dunia danaakhirat. Ia muncul dalamadunia publik maupunadomestik,
kultural danastruktural, personal maupunkomunal. Meskiadalam
perkembangannya,apolitik mempunyai penyempitanamakna menjadi
istilah politikapraktis, politik struktural,aperebutan kekuasaanauntuk
kepentingan diriaatau sebagian orang danabesifat sesaat, bukanauntuk
kepentinganamasyarakat luas dan untukamasa depan yangapanjang.
Kekuasaan yangasejalan dengan politik islamaialah kekuasaan yang
sepertiadicontohkan RasulullahaSaw.
3Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad ( Jakarta : Lentera Antar Nusa, 2010).h. 51.
3
b. Penulis ingin mengetahui konsep kekuasaan secara umum, dan
mengetahui Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan Menurut
Piagam Madinah
2. Alasan Subjektif Ilmiah
a. Fenomena ini menarikaperhatian saya untukadijadikanabahan
penelitian,akarena belum adaayang mengangkatamasalah iniasehingga
masih actualauntuk dibahas.
b. Judul penulis angkat adaakaitannya denganakonsentrasiajurusan
pemikiranapolitik islam, selainaitu penelitian iniadidukung dengan
saranaadan prasanaaserta literaturayang memadaiasehingga
memungkinkanapenelitian ini dapatadiselesaikan.
C. Latar Belakang Masalah
Di zaman modern sekarang bidang politik memang harus diterjuni secara
profesional dan tidak seyogyanya dimasuki secara amatiral, perkembangan
zaman telah menuntut spesialisasi dan pembagian tugas dalam kehidupan
masyarakat modern politik .
Di kalangan kaum muslimin, di butuhkan kader-kader politik yang
tangguh beraqidah dan menguasai persoalan politik serta kaitannya dengan
persoalan social,ekonomi,budaya,psikologi dan lain sebagainya. Kebanyakan
perilaku politik belum bersedia menggunakan moralitas dan etika Qur‟an
dengan konsekuen. Di samping itu situasi umum memang mencerminkan
berlakunya low politis, sehingga lebih mudah berenang menurut arus dari
pada melawan arus. Para politikus pemimpin lebih mementingkan kekuasaan
4
semata tidak untuk orang banyak mereka lebih mementingkan dirisendiri.
Kekuasaan yang baik adalah kekuasaan pada pemerintahan Nabi Muhammad
SAW.
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 20 April 571 M. dikota mekkah.
Ayahnya bernama Abdullah putra Abdul Muthalib seorang kepala suku
Quraisy yang besar pengaruhnya dikalangan orang-orang Arab. Ibunya adalah
Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah, baik dari ayahmaupun ibunya
keduannya berasal dari Silsilah Nabi Ibrahim dan Ismail.4
Munculnya Nabi Muhammad Saw pada waktu itu, bangsa Arab sedang
melewati suatu masa jahiliyah, semua kehidupan Arab terjerumus kedalam
kenistaan, penyembahan berhala dan politeisme, dan pelanggaran sosial
merupakan tatanan masyarakat pada waktu itu.5
Nabi Muhammad Saw ketika mulai menyiarkan agama Islam yang beliau
terima dari Allah Swt dimekkah, kota ini memiliki sistem kemasyarakatan
dibawah pimpinan suku bangsa Quraisy, akhirnya kemudian Nabi bersama
sahabatnya hijrah ke Madinah karena tidak betah terhadap kekejaman dan
kebencian yang brutal dari orang Quraisy, kemudian Nabi menyalurkan
perhatiannya untuk mencari tempat baru untuk kegiatan dakwahnya,6 di
Mekkah Nabi telah memperoleh sekelompok pengikut yang sangat sedikit
jumlahnya.7
4 Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, diterjemahkan oleh Gufron A. Mashadi (Jakarta :
Rajawali Press, 1996).h. 275. 5 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang,
1998).h.18. 6 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press 1986).h. 92.
7 Fazlur Rahman, islam (Bandung : Putaka, 1984).h.12
5
Dari kacamata sejarah dapat diketahui bahwa, Nabi hijrah ke Madinah
pada tahun 622 M, ada dua aktifitas yang dilakukan sesampainya di Madinah
yaitu mendirikan Masjid Quba dan Kota Madinah.8 Kota madinah atau
dikenal juga Yatsrib, sebelum datangnya islam selalu diwarnai pertikaian dan
permusuhan antar golongan dan suku, yaitu suku Aus dan Khazraj. Demikian
juga pertikaian antara keduanya dengan suku-suku dari golongan yahudi.
Pertikaian suku Aus dan Khazraj tersebut selalu menguntungkan pihak
Yahudi. Wasfi menyebut peperangan antara suku Aus dan Khazraj tersebut
dengan perang Samir. Yang paling dasyat adalah perang di hari Bu‟ats yang
terjadi tahun 618 M. Pertikaian Aus dan Khazraj itu karena ulah yahudi yang
senantiasa berusaha merobek-robek persatuan dua suku tersebut.9
Dengan berakhirnya perang Bu‟ats, maka berakhir pula pertikaian antara
suku Aus dan Khazraj. Hijrah Nabi Muhammad merupakan titik balik dari
karir beliau terhadap kebangkitan dan kejayaan Islam. Nabi Muhammad
mampu memberikan kehidupan yang lebih tentram, damai dan sejahtera
dibawah naungan ajaran Islam yang mulia.10
Tidak lama Nabi menetap di Madinah, atau menurut ahli sejarah belum
cukup dua tahun dari kedatangan Nabi di Madinah beliau memaklumatkan
suatu piagam yang mengatur kehidupan dan hubungan antara komunitas-
komunitas yang merupakan komponen masyarakat majmuk di Madinah.
8Muh. Tahir Azhary, Negara Hukum Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat Dari Segi
Hukum Islam dan Implementasinya Pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini ( Cet. I;
Jakarta:Bulan Bintang, 1992).h.25. 9Suyuti Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah, (Yogyakarta:
Ombak, 20140. h. 40. 10
Harun Nasution, Teologi Islam dan analisa Perbandingan. h.3.
6
Piagam itu dikenal sebagai “Piagam Madinah”. Piagam Madinah adalah
undang-undang negara yang mengatur kehidupan bernegara dari seluruh
komunitas majmuk di Madinah.11
Ibnu Ishaq adalah perowi utama dari naskah piagam, beliau memberikan
keterangan mengenai piagam madinah, bahwa:
“Rasulullah telah menulis suatu “piagam” di antara orang-orang muhajirin
dan Anshor yang memuat tentang perjanjian dengan kaum Yahudi,
mengakui akan agama mereka dan harta benda mereka”.
Menurut Watt, sebagaimana dikutip Ahmad (1973: 73) keterangan ibnu
ishaq tersebut mengandung dua unsur peting, yaitu:
1. Piagam yang tertulis itu adalah mengatur hubungan antara sesama kaum muslimin, antara orang-orang Muhajirin yang datang dari
makkah danjuga orang-orang Anshor yang menjadi penduduk asli
madinah.
2. Piagam itu adalah perjanjian antara kaum muslim di satu pihak, dengan kaum Yahudi di pihak lainnya yang memuat pengakuan dan
perlindungan terhadap agama mereka.
Berdasarkan dua unsur penting tersebut Muhammad Cholid memberikan
penilaian terhadap Piagam Madinah bahwa; “Sebagian dari kandungan itu
ialah dasar-dasar negara islam yang didirikannya. Isinya yang paling tegas
ialah bekerja untuk mengatur suatu umat yang membentuk suatu masyarakat
dan menegaskan suatu pemerintahan”.
Adapun isi dasar negara menurut piagam madinah adalah tentang prinsip
persatuan umat, prinsip musyawarah, prinsip kebebasan beragama, prinsip
persamaan, prinsip keadilan, prinsip perlindungan, prinsip perdamaian,
11
Ahmad Salabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1993).h.
87.
7
prinsip solidaritas sosial, dan prinsip mamperlakukan hak dan kewajiban yang
sama terhadap setiap pemeluk agama.
Adapun penjelasan diatas, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis
tentang kekuasaan negara perspektif islam dan dasar negara piagam madinah
mengenai Prinsip Perlindungan, peneliti memberi judul skripsi ini dengan
judul “Kekuasaan Negara Perspektif Politik Islam (Analisis Pemerintahan
Islam Di Masa Nabi Muhammad Saw).12
D. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep Kekuasaan Secara Umum?
b. Bagaimana Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan Menurut Piagam
Madinah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Kita tahuabahwa setiapausaha yang kitaalakukan memilikiatujuan,
samaahalnyaadenganakarya ilmiahaini memilikiatujuanayaitu:
a. UntukaMengetahui Konsep Kekuasaan Secara Umum.
b. Untuk Mengetahui Diskripsi Dasar Negara Prinsip Perlindungan
Menurut Piagam Madinah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
a. Manfaatateoritis
12
Ahmad, Zainal Abidin, Piagam Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973).
8
Secaraateoritis, hasil penelitianaini diharapkanadapatamenambahadan
memperluasawawasan keilmuwan,akhususnya dalamabidangailmu
politikaislam.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi bagi
fakultas dan mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas ushuluddin
jurusan pemikiran politik islam.
F. MetodeaPenelitian
1. Jenis danaSifat Penelitian
a. JenisaPenelitian
Dariapembahasannya jenisapenelitainayang digunakanaialah
kepustakaana(Library Research), yaituamengumpulkan dataaatau
karyaatulisailmiah yangabertujuanadenganaobjek penelitianaatau
mengumpulkanadata yang bersifatakepustakaan atauatelaahayang
dilaksanakanauntuk memecahkanamasalah tertentu.13
b. SifataPenelitian
Sifatapenelitian ini bersifatadeskriptifkualitatifayangabertujuanauntuk
mengungkapkanaberbagai
informasiakualitatifadenganapendeskripsian yangasangat teliti.14
13
Saifudin Amar, Metod Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001).h. 5. 14
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2007).h. 60-61.
9
2. SumberaData
a. DataaPrimer
DataaPrimeraadalahadata yangadiperoleh atau langsungadikumpulkan
oleh penelitiadariasumberapertama.15
Yangamenjadi dataaprimer
dalamapenulisanainiaadalah dataayang diperolehalangsungadariabuku
atau jurnal Piagam Madinah, buku-buku mengenai pemerintahan pada
masa Nabi Muhammad atau buku sirah nabawiyah dan data-data
berdasarkan karya-karya yang terkait dengan objek pembahasan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah jadi, atau dipublikasikan untuk
umum oleh instansi atau lembaga yang mengumpulkan, menyajikan
dan mengolah. Data sekunder juga disebut dengan data tersedia.16
3. MetodeaPengumpulan Data
Penelitianaini termasuk penelitianakepustakaan makaadari itu
metode yangadigunakan ialahapengumpulan dataaliterature yaitu
bahanapustaka yangakoheren dengan objek pembahasan yang
dimaksud.17
4. Pendekatan
Dilihatasecara metodologisnya,apendekatan iniayaitu pendekatan
sosioahistoris yaitu suatuapendekatan yangadigunakan untuk
mengetahuialatar belakangasosio pemikiranapolitik atauapemerintahan
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2008).h.137. 16
Ibid. h. 40. 17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1990).h. 24.
10
dari seorangatokoh, yangapada dasarnya pemikiranaseorang tokoh
itudatang dariahasil interaksiadengan lingkungannya.aPenelitian ini
jugaamenggunakan pendekatanahermenneutik, yangakedepannya
diharap bisaamemberikan maknaaatau penafsiran danainterpretasi
terhadapafakta-fakta sosioahistoris yang berkaitanadengan peristiwa-
peristiwaamasa lampau sesuaiadengan konteksnya.18
5. AnalisisaData
Analisisadata merupakan suatuaproses mnegurutkanadan
mengorganisasikanadata kedalampola,akategori dan satuanauaraian
dasar sehinggaadapat ditemukanatema dan dapat dirumuskanahipotesis
kerjaasepertiyang disarankanaoleh data.
Setelahamelakukan analisisadata maka penulisamanarik
kesimpulanamenggunakan metodeadeduksi. Metode deduksiayaitu
suatu metodeayang digunakanauntuk mengambilakesimpulan-
kesimpulanadari suatu uaraian-uraianyangabersifat umumakepada
uraianayang bersifatakhusus.19
18
Komaruddin Hidayat,Memahami Bahasa Agama: Suatu Kajian Hermaunentik,
(Jakarta: Paramadian, 1996).h. 12-15. 19
Anton Bakker Dan Achmad Charis Zubair,Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:
Kanisius, 1990).h. 21.
11
BAB II
KONSEPSIaKEKUASAAN DAN POLITIK ISLAM
A. PengertianaKekuasaan
Istilahakekuasaan terbentuk dariakata kuasa dengan imbuhanaawalan ke
dan akhiranaan. Dalam KamusaBesar BahasaaIndonesia,akata kekuasaan
diberiaartiaadengan kuasia(untukamengurus,amemerintah, danasebagainya);
kemampuan;akesanggupan; kekuatan.20
aSedang kata kuasaasendiri diberi
arti :
1. Kemampuanaatau kesanggupana(untuk berbuat sesuatu);akekuatan (selain
badanaatau benda)
2. Kewenanganaatas sesuatu atau untukamenentukan (memerintah,
mewakili,amengurus, danasebagainya) sesuatu
3. Orangayang diberi kewenanganauntuk mengurus (mewakiliadan
sebagainya)
4. Mampu,asanggup, kuat
5. Pengaruha(gengsi, kesaktian danasebagainya) yang adaapada seseorang
karenaajabatannya (martabatnya).21
Pengertianaleksikal di atas menunjukkanabahwa kata kekuasaanaselain
merujukakepada makna bendaa(kemampuan, kesanggupan,adan kekuatan),
20
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1983).h.529. 21Ibid., h. 528.
12
jugaamerujuk kepadaamakna sifat. Dan dapatapula bermakna benda,ayakni
orang yangadi beri kewenangan.aDari sini kemudian, tampakabahwa untuk
kataabersangkutan perubahanamorfologis kurang membawaapengaruh
semantik.aMeskipun begitu, dariaanalisis ini terlihat bahwaamakna yang
mendasar dariakekuasaan dapat disimpulkanadalam tiga arti,ayaitu
kemampuan,akewenangan, dan pengaruh.aKetiga makna ini terlihatadalam
defenisi kekuasaanaang diberikan para ilmuwanapolitik.
Robert A.aDahl mengemukakanabahwa istilah kekuasaanamencakup
kategoriahubumgan kemanusiaan yangaluas, misalnya, hubungan yangaberisi
pengaruh, otoritas,apersuasi, dorongan, kekerasan,atekanan, danakekuatan
fisik.22
Tetapiadalam karyanyaayang berjudul Modenr PoliticalaAnalisis, ia
mengemukakanabahwa kekuasaan adalahaasejenis pengaruh yangadisertai
doronganaberupa sanksi bagiayang melanggar.23
Keduaakonsep pernyataan
ini tidakakonsisten, sebab dalamapernyataan pertama konsepakekuasaan
bersifat umumamencakup segala jenisahubungan yang disertaiapengaruh dan
sanksi. Sifatainkonsistensi pendapataini tidak dipersoalkanakarena Dahl
memangamengakui bahwa beberapaaistilah politics, termasuk
“control”,”power”,”authority” dan “influence” mempunyaiaarti yang sukar
dipahami dannkompleks. Hal itu menyebabkanaabanyak ilmuwan
menggunakannyaatanpa memberi batasanahanya karena asumsi
bahwaamakna yang dimaksudatelah dipahami pembacanya.aDahl sendiri
22 Robert A. Dahl,”Power”dalam David L.Sills,op.cit.XII, h. 407. 23
Ibid., h. 47.
13
menggunakanaistilah-istilah tersebut danasaling mempertukarkanatempatnya
apabila hal ituamemungkinkan.24
Pandanganayang serupa dikemukakanaHarold D. Lasswelladalam
artikelnya “Psychologyaand Political Scienceain the U.S.A”.aDengan
pendekatan psikologis,aia melihat kekuasaan sebagaiahubungan kemanusiaan
yang diharapkanaterwujud, dan dalamakenyataannya, diberi sanksiaberupa
hukuman yangakeras.25
Membahasamasalah kekuasananampaknyaamerupakan suatuahalayang
sangat pentingakarena hakekat dariapadaakepemimpinan adalahamasalah
pengaruh danahakekat dari pengaruhaadalah kekuasaan, sepertiadikemukakan
oleh JosephaReitzadan Linda N Jewell (1985),ayangamengatakan
“influenceais the process byawhich managersaaffect otherabehavior”. “Power
is theaabilityato exertainfluence”.
Keberhasilanaseorang pemimpin banyakaditentukan oleh kemampuannya
dalamamemahami situasi sertaaketrampilan dalam menentukanamacam
kekuasaanayang tepat untuk meresponatuntutan situasi. Kekuasanaseperti
dikemukan olehaGary A Yukl (1989) adalahapotensi agen untuk
memengaruhiasikap dan perilaku orangalain (target person), sementaraaDavid
dan Newstrooma(1989) membedakan kekuasaanadan kewenangan, kekuasaan
adalah kemampuanauntuk memengaruhi orangalain sedangkan wewenang
merupakan pendelegasianadari manajemen yang lebihatinggi
.
24
Ibid. h. 25-26. 25
Harold D. Lasswell,”Psycology and Political Science in the U.S.A”dalam UNESCO,
Contemporary Political Science,(Liege: G. Thone, 1950), h. 534.
14
B. Sumber-SumberaKekuasaan
Ada pun sumberakekuasaan itu sendiriaada 3 macam,yaitu:26
1. Kekuasaanayang bersumber padaakedudukan
a. Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959). Contohnya
komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.
Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959). Contoh :
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah
buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi
ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
b. Kendali atas hukum (French & Raven 1959). Kepemimpinan yang
didasarkan pada rasa takut. Contohnya preman-preman yang
memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko informal
menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan
kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior
kelasnya yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya
itu selalu dituruti.
c. Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972). Siapa yang menguasai
informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu
jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan
menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam
agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
26
Dikutip dari http;//Sumber Kekuasaan com., Artikel, 23 November 2010.
15
d. Kendali ekologik (lingkungan). Sumber kekuasaan ini dinamakan juga
perekayasaan situasi . Meliputi :
• Kendali atas penempatan jabatan. Seorang atasan atau manager
mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan
posisi anggotanya.
• Kendali atas tata lingkungan. Kepala dinas tata kota berhak memberi
izin bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya
atas penataan lingkungan.
Kekuasaan Berdasarkan Kedudukan memiliki pengaruh potensial
yang berasal dari kewenangan yang sah karena kedudukannya dalam
organisasi terdiri dari: Kewenangan Formal dan Kekuasaan Pribadi.
Kewenangan Formal, yaitu kewenangan yang mengacu pada hak
prerogatif, kewajiban dan tanggung jawab seseorang berkaitan dengan
kedudukannya dalam organisasi atau sistem sosial.
Kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, merupakan kontrol dan
penguasaan terhadap sumber daya dan imbalan terkait dengan kedudukan
formal. Makin tinggi posisi seseorang dalam hirarki organisasi, makin
banyak kontrol yang dimiliki orang tersebut terhadap sumber daya yang
terbatas. Kontrol terhadap hukuman merupakan kapasitas untuk mencegah
seseorang memperoleh imbalan. Kontrol terhadap informasi menyangkut
kontrol terhadapaakses terhadap informasiamenyangkut kontrolaterhadap
akses terhadapainformasi penting maupunakontrol terhadapadistribusinya
16
kepada orangalain. Kontrol ekologisamenyangkut kontrolaterhadap
lingkungan fisikaateknologi dan metodeapengorganisasian pekerjaan.
2. Kekuasaanayang bersumber padaakepribadian
Berasaladari sifat-sifatapribadi.
a. Keahlianaatau keterampilana(French & Raven 1959).aContohnya
pasien-pasienadi rumah sakit menganggapadokter sebagaiapemimpin
karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan
penyakitnya.
b. Persahabatanaatau kesetiaan (French & Raven 1959). Sifatadapat
bergaul, setiaakawan atau setia kepadaakelompok dapat merupakan
sumber kekuasaanasehingga seseorang dianggapasebagai pemimpin.
Contohnyaapemimpin yayasan pantiaasuhan dipilih karenaamemiliki
sifat sepertiaIbu Theresa.
c. Kharismaa(House,1977). Ciri kepribadianyang menyebabkan
timbulnyaakewibawaan pribadi dariapemimpin juga merupakanasalah
satu sumberakekuasaan dalam prosesakepemimpinan.
Kekuasaanapribadi menjelaskan bahwaakelompok sumberakekuasaan
berdasarkanakedudukan akan berlimpahapada orang-orang yangasecara
hirarki mempunyaiakedudukan dalam organisasi.aPengaruh potensial yang
melekatapada keunggulan individuaterdiri dari: Kekuasaanakeahlian
(expert power),aKekuasaan kesetiaan (referent power),adan Kekuasaan
karisma.
17
Kekuasaanakeahlian (expert power)amerupakan kekuasaanayang
bersumber dariakeahlian dalam memecahkanamasalah tugas-tugas
penting.aSemakin tergantung pihakalain terhadap keahlianaseseorang,
semakin bertambahakekuasaan keahlian (expert power)aorang tersebut.27
Kekuasaanakesetiaan (referene power)amerupakan potensiaseseorang
yang menyebabkanaorang lain mengagumi danamemenuhi permintaan
orangatersebut. Referente poweraterkait dengan keterampilanainteraksi
antarapribadi, seperti pesona,akebijaksanaan, diplomasiadan
empati.28
Maksudadari kekuasaan kesetiaanaadalah sebuah potensiadimiliki
oleh seseorangayang menjadikannya dikagumiasama orang lain,asehingga
pengaruh darinyaaterhadap orang lainadengan bijaksana setiapaorang yang
dipengaruhinyaaakan melaksanakanadengan sendirinya.
Kekuasaanakarisma merupakan sifatabawaan dari seseorangayang
mencakupapenampilan, karakter danakepribadian yangamampu
memengaruhi orangalain untuk suatu tujuanatertentu.29
3. Kekuasaanayang bersumber padaapolitik
a. Kendaliaatas proses pembuatanakeputusan (Preffer & Salanick, 1974).
Ketua menentukanaapakah suatu keputusanaakan dibuat dan
dilaksanakanaatau tidak.
b. Koalisia(stevenson, pearce & porter 1985).aDitentukan hakadan
wewenangauntuk membuat kerjasamaadalam kelompok.
27
Ibid. 28
Ibid. 29
Ibid.
18
c. Partisipasia(Preffer, 1981). Pemimpin yangamengatur pastisipasiadari
masing-masingaanggotanya.
d. Institusionalisasi.aPemimpin agama menikahkanasuami istri. Notaris
atau hakimamenetapkan berdirinyaasuatu perusahaan.
C. Bentuk-BentukaKekuasaan
Gagasanatradisional tentang kekuasaanadifokuskan pada individuadan
pelaksanaanakekuasaannya. Kekuasaanaadalah sesuatu yangdipegang dan
ditanganiamanusia, berdasarkanasumber-sumber kekuasaanatertentu. French
dan Raven (1959)amenyatakan bahwa Aadapat memiliki kekuasaanaatas B
berdasarkanapada lima jenis kekuasaan.aDasar-dasar kekuasaan
iniadibedakan oleh arti tindakan Aaterhadap B dan hubunganayang mereka
hasilkan.30
1. Kekuasaanamemberi ganjarana(Reward Power) adalahakekuasaan untuk
memberiakeuntungan positif atauapenghargaan kepada yangadipimpin.
Tentu hal iniabisa terlaksana dalamakonteks bahwa sangapemimpin
mempunyaiakemampuanadan sumberdaya untukamemberikan
penghargaanakepada bawahan yangamengikuti arahan-arahannya.
Penghargaanabisa berupa pemberianahak otonomi atas suatuawilayah
yang berprestasi,apromosi jabatan, uang,apekerjaan yang
lebihamenantang dsb. Contoh:aApabila seorang pegawaiadapat bekerja
melebihi target,amaka karyawan tersebutaakan mendapat insentifaberupa
uang.
30
Dikutip dari Tyas Virginita R., “Bentuk-Bentuk Kekuasaan”,Artikel, 28 Desember
2009.
19
2. Kekuasaanayang memaksaa(Coercive Power) yakniakekuasaan yang
didasari karenaakemampuan seorang pemimpinauntuk memberi hukuman
dan melakukanapengendalian. Yang dipimpinajuga menyadari bahwa
apabila dia tidakamematuhinya, akan ada efekanegative yang bisaatimbul.
Pemimpinayang bijak adalah yangabisa menggunakan kekuasaanaini
dalam konotasiapendidikan dan arahanayang positif kepada anakabuah.
Bukan hanyaakarena rasa senang-tidak senang,aataupun faktor-faktor
subjektifalainnya. Contoh: seorangapajurit datang terlambatasaat bekerja,
maka komandannyaaakan memberiahukuman.
3. Kekuasaanayang sah (Legitimate Power)ayakni kekuasaan yangadimiliki
seorang pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi
atau lembaga. Kekuasaan yang memberi otoritas atau wewenang
(authority) kepada seorang pemimpin untuk memberi perintah, yang harus
didengar dan dipatuhi oleh anak dan anak buahnya. Bisa berupa
kekuasaan seorang jenderal terhadap para prajuritnya, seorang kepala
sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya, ataupun seorang
pemimpin perusahaan terhadap karyawannya. Contoh: seorang dosen
akan mulai memberikan materi saat isi kelas diam dan tenang, apabila di
dalam kelas masih gaduh maka dosen tidak mau mengajar.
4. Kekuasaanareferen (Referent Power)aadalah kekuasaanayang timbul
karena kharisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian
yang menarik. Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah apabila
saya mengagumi dan memuja anda, maka anda dapat berkuasa atas saya.
20
Contoh: dalam suatu partai politik, si B terpilih menjadi ketua partai
tersebut karena ia dipandang sebagai pribadi yang baik, bersahaja dan
mengayomi.
5. Kekuasaanaahli (Expert Power)ayakni kekuasaan yangaberdasarkan
karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu,
sehingga menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa
pemimpin mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran
konseptualadan teknikal. Kekuasaanaini akan terus berjalanadalam
kerangka sangapengikut memerlukanakepakarannya. Kekuasaan
kepakaran bisaaterus eksis apabila ditunjangaoleh referent poweradan
legitimate power.aContoh: seorang pasienapercaya pada hasiladiagnose
dokter atas penyakitayang dideritanya,aseseorang percaya padaaseorang
ilmuwan pada bidang,akarena ilmuwan tersebutatelah membuktikanahasil
penelitianya.
Sementaraaitu, French dan Ravena(Gary A Yukl, 1994)amengidentifikasi
ada lima bentukakekuasaan yang dirasakanamungkin dimiliki olehaseorang
pemimpin,ayaitu:
1. Kekuasaanaganjaran merupakanasuatu kekuasan yangadidasarkan atas
pemberianaharapan, pujian, penghargaanaatau pendapatan bagi
terpenuhinyaapermintaan seseorangapemimpin terhadapabawahannya.
2. Kekuasaanapaksaan yaitu suatu kekuasaanayang didasarkan atasarasa
takut, seorang pengikut merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan
21
seorang pemimpin dapat menyebabkan dijatuhkannya sesuatu bentuk
hukuman.
3. Kekuasaanalegal yaitu suatu kekuasaanayang diperoleh secaraasah karena
posisiaseseorang dalam kelompokaatau hirarhiakeorganisasian.
4. Kekuasaanakeahlian yaitu kekuasasaanayang didasarkan atasaketrampilan
khusus, keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana
para pengikutnya menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian
yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.
5. Kekuasaanaacuan yaitu suatuakekuasaan yang didasarkanaatas daya tarik
seseorang,aseorang pemimpin dikagumiaoleh para pengikutnyaakarena
memiliki suatuaciri khas, bentuk kekuasaanaini secara
populeradinamakan kharisma.aPemimpin yang memilikiadaya kharisma
yang tinggiadapat meningkatkanasemangat dan menarikapengikutnya
untuk melakukanasesuatu, pemimpin yang demikianatidak hanya diterima
secara mutlakanamun diikutiasepenuhnya.
Kelimaakekuasaan tersebutaoleh John M Ivancevuchadan Michhael T
Matteson (1987)adibagi dalm dua katogeriautama yaitu organisasidan
pribadi. Kekuasaanganjaran dan kekuasaan dan kekuasaanapaksaan
terutama ditentukanaoleh organisasi,akedudukanadan kelompok-kelompok
resmi. Kekuasaanalegitimasi seseorang dapatadiubah denganaperpindahan
orang,apenataan kembali jobadiscription atau penguranganakekuasaan
melalui restrukturisasiaorganisasi.
22
Sedangkanakekuasan keahlian danakekuasaan referensi sangatapribadi,
kekuasan tersebutamerupakan hasil dariakeahlian individu.aKemampuan
seseorangadalam mengakses sumber-sumber,ainformasi sertaadukungan
merupakanasumber kekuasaan sepertiayang dikemukakan dariahasil
penelitiannyaaRosabeth M Kanter (1979), iaamengemukakan
keyakinannyaabahwa akar dariakekuasaan :
a) Aksesaterhadap sumber-sumber,ainformasi dan dukungan
b) Kemampuanauntuk dapat bekerjaasama dalam melakukanapekerjaan
yangapenting kekuasaanaterjadi ketika seseorangatelah mempunyai
saluran terhadap sumber-sumber keuangan, sumber-sumber manusia,
teknologi, bahan-bahan, langganan dan sebagainya.
6. Kekuasaanainformasi. Dalamaperkembangan berikutnyaaRaven
bekerjasama denganaKruglanski menambahakekuasaan yangakeenam
yaitu kekuasaanainformasi. Kekuasaanainformasi adalahkemampuan
pemimpinauntukamemengaruhi perilakuabawahannya dengan
menggunakan kelebihannyaamemiliki beberapa keteranganayang
diperlukan.
7. Kekuasaanahubungan. Pada tahuna1979 Hersey danaGoldsmith
mengusulkanakekuasaan ke tujuh yaituakekuasaan hubunganaatau
connection power.aKekuasaan hubungan adalahakemampuan pemimpin
untukamemengaruhi perilakuabawahannya denganamenggunakanaadanya
hubunganabaikadirinya dengan orang-orangatertentu yangadipandang
penting danaberpengaruh baik diluaramaupun didalamaorganisasi.
23
D. Pengertian Politik Islam
Politikaberasal dari kata politics (Inggris)ayang menunjukkanasifat pribadi
atau perbuatan.aSecara leksikal, kataapolitisc berarti actingaor judging
wisely, well judged, prudent.31
Politikakemudian terserapake dalam bahasa
Indonesiaadengan pengertian segalaaurusan dan tindakana(kebijakan, siasat,
dan sebagainya)amengenai kebijakananegara atau terhadapanegara lain,
kebijakan,acara bertindaka(dalam menghadapi atauamenangani suatu
masalah).32
Jadi, politik adalah cara dan upaya menangani masalah-masalah
rakyat dengan seperangkat undang-undang untuk menjadi kemaslahatan dan
mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan manusia.
Istilah, politik pertama kali dikenal melalui buku Plato yang berjudul
politea yang juga dikenal dengan Republik. Kemudian muncul karya
Aristoteles yang berjudul politea.33
Kedua karya ini dipandang sebagai
pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian. Dari kedua karya
inilah dapat diketahui bahwa politik merupakan istilah yang dipergunakan
untuk konsep pengaturan masyarakat.
Politik dalam bahasa Arab berarti siyasah (berasal dari kata سياسة يسوس ساس
- - yang berarti mengatur, mengurus, dan memerintah. Siyasah juga berarti
pemerintahan dan politik, atau menuntut kebijaksanaan34
Menurut al-Maqrizi
–sebagaimana dikutip Abdul Wahab Khallaf- arti kata siyasah adalah
31
A.S. Hornby A.P. Cowic (ed.), Oxford Advanced Leaner‟s Dictionary of Current
English (London: Oxford University Press, 1974), h.645. 32
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1983), h. 763. 33
Ibid,h.26. 34
Louis Ma‟louf, al-Munjid fi al-Lugah wa al-A‟lam (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), h. 362.
24
mengatur.35
Jadi siyasah menurut bahasa mengandung beberapa arti, yaitu
mengatur, mengurus, memerintah, memimpin, membuat kebijaksanaan
pemerintahan dan politik. Artinya, mengatur, mengurus, dan membuat
kebijaksanaan atas sesuatu yang bersifat politis untuk mencapai suatu tujuan.
Secara terminologis, siyasah dalam Lisan al-Arab berarti mengatur atau
memimpin sesuatu dengan cara membawa kepada kemaslahatan.36
Dalam al-
Munjid, siyasah adalah membuat kemaslahatan manusia dengan membimbing
merekaake jalan yangamenyelamatkan. Siyasah adalahailmu pemerintahan
untukamengendalikan tugasadalam negeri dan luaranegeri, yaitu politik
dalam dan luaranegeri serta kemasyarakatanayakni mengaturakehidupan
umum atasadasar keadilan danaistiqamah.37
Abdul WahabaKhallaf
mendefinisikanasiyasah sebagaiaundang-undang yangadiletakkan untuk
memelihara ketertibanadan kemaslahatan sertaamengatur keadaan.38
Padaaprinsipnya, definisiayang dikemukakanamemiliki persamaan.
Siyasah berkaitanadengan mengatur danamengurus manusia dalamahidup
bermasyarakat danabernegara dengan membimbingamereka kepada
kemaslahatan danamenjauhkannya dari kemudharatan.39
Dariabeberapa definisi yangatelah dikemukakan, penulisamengambil
makna politikadalam arti yang luas.aPolitik tidak hanyaasebatas kebijakan-
kebijakanadalam urusan pemerintahanadalam dan luar negeri,atetapi
35
Wahab Khallaf, al-Siyasat al-Syar‟iyyah (al-Qahirah: Dar al-Anshar, 1977), h. 4. 36
Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, Vol. VI (Beirut: Dar al-¢adr, 1386/1968), h. 108. 37
Louis Ma‟louf, loc. cit. 38
Abdul Wahab Khallaf, op. cit., h. 4-5. 39
J. Suyuthi Pulungan, Fiqhi Siyasah: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, Ed.I (Cet. I;
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 24.
25
termasuk padaakebijakan-kebijakan dalamainstitusi terkecilasekalipun –
seperti rumahatangga. Politik atauasiyasah adalah caraamengatur urusan
kehidupan bersamaauntuk mencapai kesejahteraanadunia dan akhirat.aPolitik
adalah ruangayang sangat luas,aseluas ruang kehidupan itu sendiri.aIa muncul
dalam duniaadomestik maupun publik,akultural maupun struktural,apersonal
dan komunal.aAkan tetapi, dalam perkembangannya,apolitik memiliki makna
yang semakinasempit menjadi istilahapolitik praktis, politikastruktural,
perebutanakekuasaan untuk kepentinganadiri atau sebagian orang danasesaat,
bukanauntuk kepentinganamasyarakat luas danamasa depanayang masih
panjang.
Bertolakadari pengertianadi atas, politikamengandung duaamakna, yaitu
politikadalam arti luas –sebagaimanaadikemukakan di atas-,adan politik
dalamaarti sempit, yaituapolitik yang merupakanatanggung jawabapengaturan
dan pemeliharaanaurusan umat danamasyarakat secara keseluruhan.aPolitik
praktis yangasejalan dengan syariataIslam adalah politikayang tidak terlihat
didalamnyaaperebutan kekuasaan,akekejaman, ketidakadilan,adan lain-lain,
karenaaIslam meletakkanadasar pengaturan danapemeliharaan urusanaumat
di atasalandasan hukum-hukumaAllah, bukan padaakediktatoran penguasa
atau keinginanasekelompok orang. Penguasaahanyalah pelaksanaapolitik
yang bersumberadari hukum-hukumaAllah swt., sedangkanamasyarakat
berperan sebagaiapengawas dan pengoreksiakehidupan politik
agarasenantiasa beradaadalam rel hukumasyara.
26
E. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari pengulangan penelitian dengan membahas
permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk buku ataupun
dalam tulisan yang lain, maka penulis memaparkan karya ilmiah sebelumnya
yang menjadi acuan penelitian ini diantaranya :
1. Penelitian berkenaan dengan judul penulis yaitu telah dilaksanakan oleh
Zuraidah Hafni dengan judul “piagam madinah persfektif kebudayaan”.
Zuraidah Hafni meneliti tentang peran piagam madinah terhadap
masyarakat madinah ditinjau dari perspektif kebudayaan. Keduanya
memang membahas perihal tentang piagam madinah akan tetapi peneliti
membahas tentang dasar negara yang ada di piagam madinah yaitu
mengenai prinsip perlindungan.
2. Penelitian berikutnya dilaksanakan oleh M. Basir Syam dengan judul
“Kebijakan Dan Prinsip Kenegaraan Nabi Muhammad Saw Di Madinah”.
M. Basir Syam meneliti tentang kebijakan dan prinsip kenegaraan nabi
muhammad saw. M. Basir Syam lebih memfokuskan mengenai kebijakan
pada masa pemerintahan Nabi Muhammad Saw. Sedangkan peneiliti
fokuskan disini adalah kekuasaan secara umum dan mengenai dasar
negara Piagam Madinah tentang prinsip Perlindungan.
3. Penelitian berikutnya dilaksanakan oleh Latifah Awalin dengan judul
“Dasar Negara Menurut Piagama Madinah”. Latifah meneliti tentang
dasar negara meneurut Piagam Madinah. Keduanya sama sama meneliti
tentang dasar negara Piagam Madinah yang membedakannya adalah
27
latifah meneliti dasar negara secara menyeluruh sedangkan peneliti lebih
memfokuskan mengenai dasar negara piagam Madinah tentang prinsip
perlindungan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ahmad, Zainal Abidin, Piagam Nabi Muhammad Saw Konstitusi Negara Tertulis
Yang Pertama Di Dunia, Jakarta : Pustaka Al Kausar, 2014.
Amar Saifudin, Metod Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001.
Amirin Tatang A. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : C.V. Rajawali, 1986.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1990.
Budiarjo Meriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Elwa, Mohammed S, Sistem Politik Dalam Pemerintahan Islam, Surabaya : Pt
Bina Ilmu, 1983.
Fatmawati, Implementasi Hak Politik Perempuan Dalam Masyarakat Islam,
Sulawesi Selatan : Disertasi, 2007.
Glasse Cyril, Ensiklopedi Islam, Diterjemahkan Oleh Gufron A. Mashadi, Jakarta
:Rajawali Press,1996.
Haekal Husein, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta : Lentera Antarnusa, 2010.
Hasan, Syaikh Abdul, as-Sirah An-Nabawiyyah, Jakarta : PT Gramedia, 2017.
Hashem Fuad, Sirah Muhammad Rasulullah Suatu Penafsiran, Bandung : Mizan,
1992.
Madjid Nurcholis, Islam Dan Tata Negara, Jakarta : UI-Press, 1990.
Ma‟louf Louis, al-Munjid f³ al-Lugah wa al-A‟l±m, Beirut: D±r al-Masyriq,
1986.
Maridjan Kacug , Sistem Politik Indonesia Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde
Baru. Jakarta: Kencana, 2010.
Muin Salim Abd, Konsep Kekuasaan Politik Dalam Al-Qur’an, Jakarta : Fakultas
Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1989.
Mu‟nis Husain, Sejarah Otentik Politik Nabi Muhammad Saw, Tangerang :
Pustaka Iman, 1993.
77
Nanang Tahqiq, Politik Islam, Jakrta : Kencana, 2004.
Nasution Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I Jakarta : 1986.
Nasution Harun, Teologi Islam Dan Analisa Perbandingan.
Poerwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,
1983
Rahman Fazlur, Islam, Diterjemahkan Oleh Amin Ahmad, Bandung : Pustaka,
1984.
Sitepu, P. Anthonius, “Study Ilmu Politik”, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif R&D, Bandung : Alfabeta, 2008.
Sukardja, Ahmad, Piagam Madinah Dan Undang Undang Dasar NRI 1945,
Jakarta Timur : Sinar Grafika, 2012.
Sukmadinata Nan Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2007.
Ulwan Abdullah Nashih, Sikap Islam Terhadap Non Muslim, Yogyakarta :
Pustaka Al Kautsar, 1990.
Sumber Jurnal
Awali, Latifah. “Dasar Negara Piagam Madinah”. (Skripsi Program Sarjana Iain
Sunan Ampel, Surabaya, 1995).
Basir, M Syam. “Kebijakan dan Prinsip Kenegaraan Nabi Muhammad Saw di
Madinah”. (Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik).
Hamdani, Fitrah. “Piagam Madinah dan Demokrasi di Indonesia”. (Skripsi
Program Sarjana Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2013).
Ritaudin, M. Sidi. “Kekuasaan Negara Dan Kekuasaan Pemerintahan Menurut
Pandangan Politik Ikhwanul Muslimin”, Jurnal Tapis, Vol 15, No 1, 2019.